ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA...

88
ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA PERUSAHAAN X Oleh NENNY PEBRIANI H24061801 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

Transcript of ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA...

Page 1: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG

PADA PERUSAHAAN X

Oleh

NENNY PEBRIANI

H24061801

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 2: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

RINGKASAN

Nenny Pebriani. H24061801. Analisis Efektivitas Manajemen Piutang pada Perusahaan X. Di bawah bimbingan Abdul Kohar Irwanto.

Penjualan dan piutang usaha perusahaan terus meningkat dan mencapai puncaknya pada tahun 2008, akan tetapi pos laba operasi bersih yang semula mengalami peningkatan ternyata mengalami penurunan di tahun 2008. Mengingat sistem penjualan yang digunakan oleh perusahaan adalah sistem penjualan secara kredit, maka peningkatan volume penjualan akan berdampak langsung bagi peningkatan jumlah piutang. Apabila peningkatan jumlah piutang tidak diikuti dengan pengelolaan yang baik maka piutang yang diharapkan berakhir dengan penerimaan kas dikhawatirkan akan berubah menjadi piutang tak tertagih dan menyebabkan laba yang diterima menjadi berkurang. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengidentifikasi gambaran mengenai praktek manajemen piutang, (2) untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan tingkat efektivitas manajemen piutang dan (3) untuk mengidentifikasi kinerja dan mengetahui keefektifan pengelolaan manajemen piutang. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Maret hingga Juni 2010. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer (wawancara dengan pihak manajemen perusahaan) dan data sekunder (laporan keuangan perusahaan dari tahun 2007 hingga tahun 2009, skripsi, buku-buku dan artikel yang terkait dengan penelitian). Data tersebut kemudian di analisis dengan menggunakan beberapa metode, yaitu analisis 5C, analisi rasio keuangan, analisis investasi piutang, analisi horizontal, analisis vertical dan analisis umur piutang. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pengelolaan manajemen piutang pada Perusahaan X belum efektif. Angka rasio likuiditas yang terlalu tinggi menimbulkan kecurigaan bahwa perusahaan memiliki piutang yang telah lama terjadi dan sulit untuk di tagih. Rendahnya angka rasio perputaran piutang serta tingginya angka rasio penagihan rata-rata menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu melakukan penagihan piutang dengan baik. Dari analisis umur piutang pelanggan diketahui bahwa masalah yang sering terjadi adalah masalah keterlambatan pembayaran serta ketidaksesuaian jumlah piutang dengan jumlah yang terjadi.

Page 3: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG

PADA PERUSAHAAN X

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

NENNY PEBRIANI

H24061801

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 4: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

Judul Skripsi : Analisis Efektivitas Manajemen Piutang pada Perusahaan

X

Nama : Nenny Pebriani

Nim : H24061801

Menyetujui

Dosen Pembimbing,

( Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc)

NIP : 194912101978031002

Mengetahui :

Ketua Departemen,

( Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc)

NIP : 196101231986011002

Tanggal Lulus :

Page 5: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Nenny Pebriani dilahirkan di Bogor pada tanggal 01

Februari 1988. Penulis merupakan anak ke empat dari empat bersaudara dari

pasangan Sumarno dan Srimami.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di TK Al-Musyarofah pada tahun

1994, kemudian melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Kawung Luwuk 2 pada

tahun yang sama. Pada tahun 2000, penulis melanjutkan pendidikan menengah

pertama di SLTPN 8 Bogor kemudian melanjutkan pendidikan tingkat atas di

SMAN 3 Bogor. Pada tahun 2006, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor

melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Tingkat

Persiapan Bersama dan pada tahun 2007 penulis diterima di Departemen

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Page 6: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang dengan

rahmat dan ridho-Nya lah, sehingga skripsi yang berjudul “Analisis Efektivitas

Manajemen Piutang pada Perusahaan X” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Judul skripsi ini dipilih karena adanya ketertarikan penulis terhadap manajemen

piutang pada Perusahaan X. Disamping hal tersebut, skripsi ini disusun sebagai

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Tidak ada gading yang tak retak. Skripsi ini masih banyak kekurangannya.

Oleh karena itu, kritik dan saran konstruktif diperlukan untuk hal yang lebih baik.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemaslahatan

umat dan bernilai ibadah dalam pandangan ALLAH SWT. Amien.

Bogor, Agustus 2010

Penulis

Page 7: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian

skripsi ini baik secara moril maupun materiil. Ucapan terimakasih ini penulis

ucapkan kepada:

1. Bapak, Ibu, serta kakak-kakakku (Mbak Susi, Mbak Naniek dan Alm. Mas

Dian) yang dengan penuh kasih sayang, kesabaran dan pengorbanannya

selalu memberikan curahan kasih sayang, inspirasi hidup, motivasi dan do’a

yang tulus.

2. Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc sebagai dosen pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi

dan pengarahan kepada penulis.

3. Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, M.Ec dan Ir. Budi Purwanto, ME selaku dosen

penguji yang telah memberikan saran dan pengarahannya.

4. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen, FEM

IPB.

5. Direksi, staf dan karyawan di Perusahaan X Jakarta yang telah memberikan

informasi berharga sehingga penulis mendapatkan kesempatan untuk

melakukan penelitian dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6. Seluruf staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen, FEM

IPB.

7. Teman-teman satu tempat penelitian yaitu Yani dan Emil yang telah

membantu dan berjuang bersama penulis.

8. Teman-teman satu bimbingan yaitu Maulisa, Ega, Lintang, Yunita, Lisma,

Hari, Wiwid dan Rofiq yang telah bersama-sama berkonsultasi dan saling

memberikan semangat.

9. Sahabat-sahabat ku di Manajemen 43 Yani, Nurul, Heni, Irma, Iis, Alin, Santi,

Windry dan Irwan yang telah memberikan semangat dan dukungan pada

penulis.

10. Sahabat-sahabatku Nanda, Apri, Icha, Thea dan Nur yang telah memberikan

semangat dan dukungan pada penulis.

Page 8: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

11. Temanku Adit Ilkom 43 yang telah membantu penulis dalam pengembangan

aplikasi program Visual basic 2008.

12. Rekan-rekan di Departemen Manajemen Angkatan ’43 yang selalu bersama-

sama membuat kenangan indah selama kuliah.

13. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Allah SWT memberikan pahala atas

semua kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak kepada penulis.

Amien.

Bogor, Agustus 2010

Penulis

Page 9: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN*

RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... v

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi

UCAPAN TERIMAKASIH ............................................................................ vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xiii

I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 3

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 5

2.1 Piutang ................................................................................................... 5

2.2 Kebijakan Kredit dan Penagihan ........................................................... 7

2.3 Penilaian Resiko Kredit dan Penyaringan Para Pelanggan .................... 9

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Piutang ............................. 10

2.5 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 12

III.METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 14

3.1 Kerangka Penelitian ............................................................................... 14

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 17

3.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 17

3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................................. 17

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .................................................. 23

4.1 Sejarah Perusahaan ................................................................................ 23

4.2 Visi dan Misi .......................................................................................... 24

Page 10: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

x

4.3 Struktur Organisasi ................................................................................ 25

4.4 Sumber Daya Manusia ........................................................................... 27

4.5 Prosedur Kegiatan .................................................................................. 28

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................31

5.1 Pengelolaan Manajemen Piutang .......................................................... 31

5.2 Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Piutang ................................... 31

5.2.1 Kebijakan Pemberian Piutang ....................................................... 32

5.5.2 Kebijakan Penagihan Piutang ....................................................... 33

5.5.3 Pemantauan Posisi Piutang Perusahaan ........................................ 34

5.3 Analisis Kinerja Piutang ....................................................................... 34

5.3.1 Analisis Kinerja Kebijakan Pemberian Kredit ............................. 34

5.3.1.1 Analisis 5C ...................................................................... 34

5.3.1.2 Analisis Rasio Investasi Piutang ..................................... 36

5.3.1.3 Analisis Rasio Solvabilitas ............................................. 36

5.3.2 Analisis Kinerja Kebijakan Penagihan Piutang ........................... 37

5.3.2.1 Analisis Rasio Likuiditas ................................................. 37

5.3.2.2 Analisis Rasio Aktivitas ................................................... 39

5.3.3 Analisis Kinerja Pemantauan Posisi Piutang ............................... 41

5.3.3.1 Analisis Rasio Penagihan Rata-Rata ............................... 41

5.3.3.2 Analisis Horisontal ......................................................... 41

5.3.3.3 Analisis Vertikal ............................................................. 44

5.3.3.4 Analisis Umur Piutang .................................................... 46

5.4 Keefektifan Pengelolaan Manajemen Piutang ...................................... 50

5.5 Implikasi Manajerial .............................................................................. 52

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 54

1. Kesimpulan ............................................................................................ 54

2. Saran ....................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 56

LAMPIRAN ..................................................................................................... 57

Page 11: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Keadaan Penjualan, kas, piutang dan laba operasi Perusahaan X ............... 2

2. Analisis Investasi Piutang Tahun 2006-2008 ................................................ 36

3. Rasio Solvabilitas Tahun 2006-2008 ............................................................ 37

4. Rasio Likuiditas Tahun 2006-2008 .............................................................. 38

5. Rasio Perputaran Piutang Tahun 2006-2008 ................................................ 39

6. Rasio Penagihan Rata-rata tahun 2006-2008 ................................................ 40

7. Analisis Horisontal Laba Rugi Tahun 2006-2008 ........................................ 42

8. Analisis Horisontal Neraca Tahun 2006-2008 ............................................. 43

9. Analisis Vertikal Laba Rugi Tahun 2006-2008 ............................................ 44

10. Analisis Vertikal Neraca Tahun 2006-2008 ................................................. 46

Page 12: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Kerangka Penelitian ...................................................................................... 16

2. Denah kebun dan luas tiap blok .................................................................... 24

3. Struktur Organisasi Perusahaan X ................................................................ 27

4. Rasio Investasi Piutang Tahun 2007-2009 ................................................... 36

5. Rasio Solvabilitas Tahun 2007-2009 ............................................................ 37

6. Rasio Likuiditas Tahun 2007-2009 .............................................................. 38

7. Rasio Perputaran Piutang Tahun 2007-2009 ................................................ 39

8. Rasio Penagihan Rata-rata tahun 2007-2009 ................................................ 40

Page 13: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Alur Pikir ...................................................................................................... 57

2. Batasan Permasalahan .................................................................................. 58

3. Laporan Neraca Perusahaan X tahun 2006-2008 ......................................... 59

4. Laporan Laba Rugi Perusahaan X tahun 2006-2008 .................................... 60

5. Analisis Trend (Horisontal) Laporan Laba Rugi Perusahaan X ................... 61

6. Analisis Trend (Horisontal) Laporan Neraca Perusahaan X ........................ 62

7. Analisis Persentase Perkomponen (Vertikal) Laporan Laba Rugi

Perusahaan X ................................................................................................ 63

8. Analisis Persentase Perkomponen (Vertikal) Laporan Neraca

Perusahaan X ................................................................................................ 64

9. Analisis Umur Piutang Perusahaan A ........................................................... 65

10. Analisis Umur Piutang Hotel B .................................................................... 67

11. Analisis Umur Piutang Hotel C .................................................................... 69

12. Analisis Umur Piutang Hotel D .................................................................... 71

13. Analisis Umur Piutang Perusahaan E ........................................................... 73

Page 14: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat maka perusahaan harus

memiliki sebuah strategi yang tepat pula. Salah satu strategi yang digunakan

perusahaan untuk memperluas pasar dan meningkatkan volume penjualannya

adalah dengan memberikan fasilitas atau keringanan-keringanan tertentu kepada

pembeli. Suatu bentuk keringanan yang diberikan oleh penjual adalah penundaan

pembayaran. Walaupun pada dasarnya semua perusahaan dagang atau industri

menginginkan penjualan cash, tetapi karena adanya keterbatasan daya beli

masyarakat, atau alasan lainnya dilakukan penjualan secara kredit. Bagi pihak

pembeli transaksi tersebut menimbulkan utang sedangkan bagi penjual

menimbulkan piutang.

Piutang adalah tagihan kepada pihak lain di masa yang akan datang karena

terjadinya transaksi di masa lalu. Piutang juga dapat diartikan sebagai tagihan

kepada perorangan atau badan yang timbul dari penjualan barang atau jasa secara

kredit. Penjualan kedit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi

menimbulkan piutang langganan dan barulah kemudian pada hari jatuhnya terjadi

aliran kas masuk (cash inflows) yang berasal dari pengumpulan piutang itu.

Penjualan secara kredit akan dapat meningkatkan omset penjualan, akan

tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

investasi yang lebih besar. Selain itu dapat juga mengakibatkan kerugian karena

menunggak atau bahkan tidak tertagih. Semakin lama piutang tertunggak akan

semakin besar investasi yang dibutuhkan. Menurut metode cash conversion cycle,

piutang yang tidak diikuti dengan kegiatan penagihan yang baik akan

menghambat cash flow perusahaan untuk membeli persediaan dan

mempertahankan kegiatan operasional yang berakibat pada likuiditas. Jika

peningkatan piutang tidak diikuti dengan usaha penagihan maka akan

memperbesar jumlah piutang ragu-ragu pada perusahaan dan semakin besarnya

piutang ragu-ragu maka likuiditas yang dimiliki perusahaan cenderung kecil.

Page 15: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

2

Perusahaan X merupakan salah satu perusahaan yang melakukan

penjualan secara kredit pada seluruh pelanggannya sehingga pengelolaan

manajemen piutang merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perusahaan.

Tabel 1. Keadaan Penjualan, Kas, Piutang dan Laba Operasi Perusahaan(Dalam Rupiah).

KeteranganTahun

2006 2007 2008

Penjualan 3,586,067,859 3,799,142,588 4,465,267,873

Kas kantor Jakarta 3,341,461 3,723,110 34,476,292Kas kantor jakarta (Giro) 125,069,966 165,765,714 378,402,636Kas kantor jakarta (Deposito) 20,000,000 20,000,000 20,000,000

Piutang Usaha865,337,012 1,234,003,576 1,341,335,637

Laba Operasi Bersih 246,826,760 488,643,813 466,173,334

Sumber: Laporan keuangan perusahaan tahun (2006-2008)

Data tersebut menunjukkan bahwa penjualan dan piutang usaha

perusahaan terus meningkat dan mencapai puncaknya pada tahun 2008, akan

tetapi pos laba operasi bersih yang semula mengalami peningkatan ternyata

mengalami penurunan di tahun 2008. Mengingat sistem penjualan yang

digunakan oleh perusahaan adalah sistem penjualan secara kredit, maka

peningkatan volume penjualan akan berdampak langsung bagi peningkatan

jumlah piutang. Apabila peningkatan jumlah piutang tidak diikuti dengan

pengelolaan yang baik maka piutang yang diharapkan berakhir dengan

penerimaan kas dikhawatirkan akan berubah menjadi piutang tak tertagih dan

menyebabkan laba yang diterima menjadi berkurang.

Dengan memperhatikan bahwa sangat penting piutang bagi kelangsungan

hidup perusahaan maka penulis tertarik untuk membahas topik ini. Objek

penelitian ini adalah Perusahaan X yang merupakan perusahaan yang bergerak di

bidang pertanian.

Page 16: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

3

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka permasalahan penelitian

adalah:

1. Bagaimana gambaran mengenai praktek manajemen piutang pada

Perusahaan X ?

2. Faktor-faktor apa sajakah yang menentukan tingkat efektivitas dari

manajemen piutang pada Perusahaan X?

3. Bagaimana kinerja dan keefektifan pengelolaan piutang di Perusahaan X?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dilakukannya

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengidentifikasi gambaran mengenai praktek manajemen piutang.

2. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mentukan tingkat efektivitas

manajemen piutang.

3. Untuk mengidentifikasi kinerja dan mengetahui keefektifan pengelolaan

manajemen piutang.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan dan masukan dalam penetapan kebijakan dan strategi dalam

pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan manajemen atau

pengelolaan piutang.

2. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah

keilmuan dan referensi yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi

yang berkaitan dengan topik yang sama.

Page 17: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini diarahkan pada bagaimana perusahaan melakukan

pengelolaan piutang perusahaan yang dapat mempengaruhi keefektifan kinerja

perusahaan. Penelitian ini difokuskan pada praktek manajemen piutang

perusahaan, faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang Perusahaan X,

kinerja dan keefektifan manajemen piutang Perusahaan X.

Page 18: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Piutang

Banyak perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak

produk atau jasa. Piutang yang timbul dari penjualan semacam itu biasanya

diklasifikasikan sebagai piutang usaha atau wesel tagih. Menurut Warren (2006),

istilah piutang (receivable) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap

pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan, atau organisasi lainnya. Piutang

biasanya memiliki bagian signifikan dari total aktiva lancar perusahaan.

Secara umum piutang diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Piutang usaha

Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan

barang dagang atau jasa secara kredit. Piutang dicatat dengan mendebit akun

piutang usaha. Piutang usaha (account receivable) semacam ini normalnya

diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu yang relatif pendek, seperti 30

atau 60 hari.

b. Wesel tagih

Wesel tagih (notes receivable) adalah jumlah yang terutang bagi

pelanggan di saat perusahaan telah menerbitkan surat utang formal. Sepanjang

wesel tagih diperkirakan akan tertagih dalam setahun, maka diklasifikasikan

dalam neraca sebagai aktiva lancar. Wesel biasanya digunakan untuk periode

kredit lebih dari enam puluh hari.

c. Piutang lain-lain

Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika

piutang ini diharapkan akan tertagih dalam satu tahun, maka piutang tersebut

diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Jika penagihannya lebih dari satu tahun,

maka aktiva ini diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dan dilaporkan dengan

judul investasi. Piutang lain-lain meliputi piutang bunga, piutang pajak, dan

piutang dari pejabat atau karyawan perusahaan.

Menurut Kieso, et al (2002), Piutang adalah klaim uang, barang, atau jasa

kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya. Untuk tujuan pelaporan keuangan,

Page 19: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

6

piutang diklasifikasikan sebagai piutang lancar (jangka pendek) atau piutang tidak

lancar (jangka panjang). Piutang lancar (current receivables) diharapkan akan

tertagih dalam satu tahun atau selama satu siklus operasi berjalan. Semua piutang

lain diklasifikasikan sebagai piutang tidak lancar (non-current receivables).

Piutang selanjutnya diklasifikasikan dalam neraca baik sebagai piutang dagang

ataupun piutang nondagang.

Piutang dagang (trade receivables) adalah jumlah yang terhutang oleh

pelanggan untuk barang dan jasa yang telah diberikan sebagai bagian dari operasi

bisnis normal. Piutang dagang, biasanya yang paling signifikan yang dimiliki

perusahaan, bisa disubklasifikasikan menjadi piutang usaha dan wesel tagih.

Piutang usaha (accounts receivable) adalah janji lisan dari pembeli untuk

membayar barang atau jasa yang dijual. Piutang usaha biasanya dapat ditagih

dalam waktu 30 hari sampai 60 hari dan merupakan akun terbuka yang berasal

dari perluasan kredit jangka pendek. Wesel tagih (notes receivable) adalah janji

tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa

depan. Wesel tagih dapat berasal dari penjualan, pembiayaan, atau transaksi

lainnya. Wesel tagih dapat bersifat jangka pendek atau jangka panjang.

Piutang non-dagang (nontrade receivables) berasal dari berbagai transaksi

dan dapat berupa janji tertulis untuk membayar atau mengirimkan sesuatu.

Sejumlah contoh piutang nondagang adalah:

1. Uang muka kepada karyawan dan staff.

2. Uang muka kepada anak perusahaan.

3. Deposito untuk menutup kemungkinan kerugian dan kerusakan.

4. Deposito sebagai jaminan penyediaan jasa atau pembayaran.

5. Piutang dividen dan bunga.

6. Klaim terhadap:

a) Perusahaan asuransi untuk kerugian yang dipertanggungkan.

b) Terdakwa dalam suatu perkara hukum.

c) Badan-badan pemerintah untuk pengembalian pajak.

d) Perusahaan pengangkutan untuk barang yang dikembalikan, rusak atau

hilang.

e) Kreditor untuk barang yang dikembalikan, rusak, atau hilang.

Page 20: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

7

f) Pelanggan untuk barang-barang yang dapat dikembalikan (krat, kontainer,

dan sebagainya)

2.2 Kebijakan Kredit dan Penagihan

Horne dan Wachowicz (2005) menyatakan bahwa kondisi ekonomi,

penetapan harga produk, kualitas produk dan kebijakan kredit perusahaan adalah

berbagai pengaruh utama dalam tingkat piutang perusahaan. Semua pengaruh

tersebut, kecuali yang terakhir, umumnya di luar pengendalian manajer keuangan.

Akan tetapi, seperti juga dengan aktiva lancar lainnya, manajer tersebut dapat

mengubah tingkat piutang dalam menyeimbangkan keuntungan dan kerugian

antara profitabilitas dan risiko. Menurunkan standar kredit dapat menstimulasi

permintaan yang akhirnya akan mengarah pada penjualan dan laba yang lebih

tinggi. Akan tetapi, terdapat biaya untuk membuat piutang tambahan, seperti juga

risiko yang lebih besar untuk adanya kerugian akibat piutang tak tertagih.

Ada berbagai variabel kebijakan yang sangat menentukan periode rata-rata

penagihan dan proporsi penjualan kredit yang menjadi kerugian akibat piutang tak

tertagih. Berbagai variabel kebijakan tersebut diantaranya adalah:

1. Kualitas kredit yang diterima.

Kebijakan kredit dapat memiliki pengaruh yang signifikan atas penjualan.

Jika para pesaing dapat memperpanjang kredit secara bebas dan perusahaan

kita tidak, maka kebijakan kita mungkin akan memukul usaha pemasaran

perusahaan kita. Kredit adalah salah satu dari banyak faktor yang

mempengaruhi permintaan atas produk perusahaan. Akibatnya, tingkat kredit

yang dapat mendorong permintaan, bergantung pada berbagai faktor lainnya

yang diterapkan. Secara teoritis, perusahaan harus mengurangi standar

kualitasnya untuk berbagai kredit yang diterimanya selama profitabilitas

penjualan yang dihasilkan melebihi biaya tambahan piutang.

Agar dapat menilai profitabilitas pemberian kredit yang lebih liberal, harus

diketahui profitabilitas tambahan penjualan, permintaan tambahan atas produk

yang timbul dari standar kredit yang diperlunak, peningkatan lamanya periode

rata-rata penagihan, serta tingkat pengembalian yang diminta atas investasi

Page 21: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

8

2. Lamanya periode kredit.

Periode kredit adalah total lamanya waktu kredit diberikan ke seorang

pelanggan untuk membayar sebuah tagihan. Walaupun kebiasaan industri

sering kali menentukan syarat kredit yang seharusnya diberikan, periode kredit

adalah cara lain yang dapat memungkinkan perusahaan meningkatkan

permintaan atas produk. Seperti juga sebelumnya, keuntungan dan kerugian

adalah antara profitabilitas penjualan tambahan dan permintaan pengembalian

atas investasi tambahan dalam piutang.

3. Jumlah diskon tunai yang diberikan.

Periode diskon tunai merupakan periode berlakunya diskon tunai yang

dapat dimanfaatkan untuk pembayaran dini. Walaupun secara teknis kebijakan

kredit berbeda-beda, seperti juga untuk periode kredit, biasanya ada beberapa

standar waktu. Bagi banyak perusahaan, 10 hari adalah minimum hari yang

diperkirakan antara pengiriman faktur ke pelanggan dan saat pelanggan dapat

memasukkan cek ke surat tagihan tersebut.

Diskon tunai adalah persentase (%) pengurangan dari penjualan atau harga

penjualan yang diizinkan untuk pembayaran dini faktur. Merupakan insentif

bagi para pembeli kredit untuk membayar faktur secara tepat waktu.

Perbedaan diskon tunai melibatkan usaha untuk mempercepat pembayaran

piutang. Dalam kondisi ini harus ditentukan apakah mempercepat penagihan

akan lebih dari hanya sekedar mengimbangi biaya akibat kenaikan dalam

diskon. Jika memang demikian, kebijakan diskon saat ini harus diubah.

Sebaliknya, jika percepatan penagihan tidak menghasilkan penghematan

peluang yang cukup untuk melebihi biaya dari diskon tunai maka kebijakan

diskon tidak akan diubah.

4. Syarat khusus lainnya, seperti perjanjian secara musiman.

Selama periode penurunan penjualan, perusahaan kadang akan melakukan

penjualan ke para pelanggan tanpa mensyaratkan pembayaran hingga

beberapa waktu lamanya. Perjanjian secara musiman (seasonal dating) ini

dapat disesuaikan dengan arus kas para pelanggan, dan dapat menstimulasi

permintaan dari para pelanggan yang tidak dapat membayar hingga setelah

musim terkait. Perjanjian secara musiman juga dapat digunakan untuk

Page 22: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

9

menghindari biaya penggudangan persediaan. Jika penjualan bersifat musiman

dan produksi tetap sepanjang tahun, akan terjadi penumpukan persediaan

barang jadi selama beberapa waktu dalam setahun. Jika biaya gudang

ditambah pengembalian yang diminta atas investasi dalam persediaan,

melebihi pengembalian yang diminta atas tambahan piutang, maka perjanjian

tersebut layak dilaksanakan.

5. Tingkat Pengeluaran untuk penagihan

Perusahaan menentukan kebijakan penagihan keseluruhannya dengan

menggabungkan berbagai prosedur penagihan yang diterapkannya. Prosedur-

prosedur ini meliputi berbagai hal seperti surat, faks, panggilan telepon,

kunjungan pribadi dan tindakan hukum. Salah satu variabel kebijakan utama

adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk prosedur penagihan. Dengan kata

lain, semakin besar jumlah relatif yang dikeluarkan, semakin rendah proporsi

kerugian akibat piutang tak tertagih dan semakin pendek periode rata-rata

penagihan, jika semua hal lainnya tetap. Akan tetapi, hubungan-hubungan

tersebut tidaklah linear.

2.3 Penilaian Resiko Kredit dan Penyaringan Para Langganan

Riyanto (2001) menyatakan bahwa risiko kredit adalah risiko tidak

terbayarnya kredit yang telah diberikan kepada para pelanggan. Sebelum

perusahaan memutuskan untuk menyetujui permintaan atau penambahan kredit

oleh para pelanggan maka perusahaan perlu mengadakan evaluasi risiko kredit

dari para pelanggannya. Untuk menilai risiko kredit, credit manager harus

mempertimbangkan berbagai faktor yang menentukan besar kecilnya kredit

tersebut. Pada umumnya bank atau perusahaan dalam mengadakan penilaian

resiko kredit adalah dengan memperhatikan lima “C”. Lima “C” tersebut adalah

Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Conditions.

Character, menunjukkan kemungkinan atau probabilitas dari pelanggan

untuk secara jujur berusaha untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya. Faktor ini

adalah sangat penting, karena setiap transaksi kredit mengandung kesanggupan

untuk membayar. Capacity, ialah pendapat subjektif mengenai kemampuan dari

pelanggan. Ini diukur dengan record di waktu yang lalu, dilengkapi dengan

Page 23: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

10

observasi fisik pada pabrik atau toko dari pelanggan. Capital, diukur oleh posisi

financial perusahaan secara umum, dimana hal ini ditunjukkan oleh analisa rasio

finansial, yang khususnya ditekankan pada “tangible net worth” dari perusahaan.

Collateral, dicerminkan oleh aktiva dari langganan yang diikatkan, atau dijadikan

jaminan bagi keamanan kredit yang diberikan kepada langganan tersebut.

Conditions, menunjukkan impact (pengaruh langsung) dari trend ekonomi pada

umumnya terhadap perusahaan yang bersangkutan atau perkembangan khusus

dalam suatu bidang ekonomi tertentu yang mungkin mempunyai efek terhadap

kemampuan pelanggan untuk memenuhi kewajibannya.

Adapun langkah-langkah yang perlu untuk penyaringan para pelanggan

dalam rangka usaha preventif untuk memperkecil risiko tertunda atau tidak

terkumpulnya piutang yang tidak diharapkan adalah sebagai berikut:

1) Penentuan besarnya risiko yang akan ditanggung oleh perusahaan.

Pertama-tama dalam hubungan ini haruslah ditentukan lebih dahulu “batas

risiko” yang ditanggung perusahaan, yang akan disediakan sebagai

cadangan piutang.

2) Penyelidikan tentang kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajibannya.

3) Mengadakan klasifikasi dari para pelanggan berdasarkan risiko

pembayarannya.

4) Mengadakan seleksi dari para pelanggan.

Kredit hanya diberikan kepada pelanggan yang berada pada golongan

yang kurang dari batas risiko.

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Piutang

Menurut Riyanto (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya

investasi dalam piutang adalah:

1. Volume Penjualan Kredit

Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan

memperbesar jumlah investasi dalam piutang. Dengan makin besarnya

volume penjualan kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu

harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang. Makin

Page 24: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

11

besarnya jumlah piutang berarti makin besarnya resiko, tetapi bersamaan

dengan itu juga memperbesar “profitability”nya.

2. Syarat Pembayaran Penjualan Kredit

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak.

Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti

bahwa perusahaan lebih mengutamakan keselamatan kredit daripada

pertimbangan profitabilitas. Syarat yang ketat misalnya dalam bentuk

batas waktu pembayarannya yang pendek, pembebanan bunga yang berat

pada pembayaran piutang yang terlambat. Semakin panjang batas waktu

pembayarannya berarti makin besar jumlah investasinya dalam piutang.

3. Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit

Dalam penjualan kredit perusahaan dapat menetapkan batas maksimal atau

plafond bagi kredit yang diberikan kepada para pelanggannya. Semakin

tinggi plafond yang ditetapkan bagi masing-masing langganan maka

semakin besar pula dana yang diinvestasikan dalam piutang. Demikian

pula dengan ketentuan mengenai siapa yang dapat diberi kredit. Makin

selektif para pelanggan yang dapat diberi kredit akan memperkecil jumlah

investasi dalam piutang. Dengan demikian maka pembatasan kredit ini

bersifat kuantitatif maupun kualitatif.

4. Kebijakan dalam Mengumpulkan Piutang.

Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam mengumpulkan piutang

secara aktif maupun pasif. Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini

secara aktif mempunyai pengeluaran yang lebih besar untuk membiayai

kegiatan pengumpulan piutang tersebut dibandingkan perusahaan yang

menjalankan secara pasif. Perusahaan yang menjalankan pengumpulan

secara aktif kemungkinan akan memiliki investasi dalam piutang yang

lebih kecil daripada perusahaan yang menjalankan pengumpulan secara

pasif. Tetapi biasanya perusahaan hanya akan mengadakan usaha

tambahan dalam pengumpulan piutang apabila biaya tersebut tidak

melampaui besarnya tambahan revenue yang diperoleh karena adanya

usaha tersebut.

Page 25: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

12

5. Kebiasaan Membayar dari Para Pelanggan

Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar

dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount dan ada

sebagian pelanggan yang tidak menggunakan kesempatan ini. Perbedaan

cara pembayaran ini tergantung kepada cara penilaian mereka terhadap

mana yang lebih menguntungkan antara kedua alternative itu. Kebiasaan

para pelanggan untuk membayar dalam cash discount periode atau

sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi dalam

piutang. Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam waktu

selama discount period, maka dana yang tertanam dalam piutang akan

lebih cepat bebas, yang berarti semakin kecilnya investasi dalam piutang.

2.5 Penelitian Terdahulu

Maya (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Efektivitas Piutang dan

faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Piutang PT. Biro klasifikasi

Indonesia (persero)”, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran praktek

manajemen piutang pada PT. Biro Klasifikasi Indonesia, mengidentifikasi dan

menganalisis keefektifan manajemen piutang terhadap profitabilitas. Pengolahan

data yang dilakukan secara manual dan komputerisasi adalah analisis horizontal,

analisis vertical, analisis rasio dan analisis profitabilitas. Dari hasil penelitian

menyatakan pengelolaan piutang PT. Biro Klasifikasi Indonesia kurang baik, hasil

yang diperoleh dari setiap analisis yang ada hasilnya dibawah standar umum yang

ditetapkan dan adapun beberapa saran yaitu membentuk kelompok khusus dari

staf-staf untuk mengikuti pelatihan agar dapat memantau piutang dan melakukan

penagihan dan pemberian insentif karyawan yang berhasil menagih piutang.

Agustina (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Efektifitas

Manajemen Piutang (Studi Kasus PT.UNITEX Tbk, Bogor)”, penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai praktek manajemen piutang

khususnya pada PT. UNITEX, menganalisis kinerja manajemen piutang,

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang dan mengetahui

keefektifan pengelolaan manajemen piutang PT.UNITEX. Pengolahan data

penelitian ini bersumber dari laporan keuangan perusahaan yang kemudian

Page 26: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

13

digunakan untuk: (1) Analisis 5C, Analisis Rasio keuangan, Analisis Horizontal

dan Analisis Vertikal, Analisis Investasi Piutang yaitu untuk menganalisis kinerja

piutang PT. Unitex Tbk, Bogor, (2) Analisis Deskripsi Faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya piutang, (3) Analisis Umur Piutang. Dari hasil penelitian

menyatakan bahwa pengelolaan piutang pada PT. Unitex kurang baik, hasil ini

tergambarkan pada hasil analisis rasio keuangan, dimana rasio likuiditas yang

dihasilkan tidak likuid. Adapun saran yang diberikan peneliti adalah untuk

membentuk kelompok Khusus dari staf officer, sebaiknya perusahaan meminta

kepada pelanggan untuk segera mengirimkan surat klaim pada PT. Unitex dan

perusahaan sebaiknya menerapkan analisis 5C.

Page 27: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui perkembangan

pengelolaan piutang pada perusahaan X yaitu dengan menggunakan informasi

melalui data tertulis dari perusahaan berupa data laporan keuangan perusahaan

serta informasi lisan mengenai praktek manajemen piutang perusahaan. Kondisi

piutang perusahaan digunakan untuk menentukan atau menilai pengelolaan

piutang perusahaan. Untuk menganalisa pengelolaan piutang perusahaan maka

digunakan:

1. Analisis Standar Kredit

Standar Kredit merupakan kualitas minimum untuk menentukan apakah

pemohon kredit layak atau tidak oleh suatu perusahaan. Analisa ini meliputi:

Karakter (Character)

Kemampuan (Capacity)

Kapital (Capital)

Kolateral (Collateral)

Kondisi (Condition)

2. Analisis Investasi Piutang

Analisis yang digunakan untuk menganalisis apakah dengan memberikan

piutang dapat diperoleh manfaat yang lebih tinggi daripada biaya investasi

yang dikeluarkan perusahaan.

3. Analisis Rasio Keuangan

Analisa Rasio keuangan merupakan suatu metode analisa untuk mengetahui

hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara

individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Analisis rasio keuangan

ini terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas dan rasio solvabilitas.

4. Analisis Horizontal.

Analisis persentase yang membandingkan suatu pos dalam laporan keuangan

dengan pos yang sama dalam laporan keuangan sebelumnya.

Page 28: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

15

5. Analisis Vertikal

Analisis laporan keuangan yang membandingkan pos-pos yang terdapat dalam

laporan keuangan dengan pos yang dijadikan sebagai dasar dalam laporan

keuangan tersebut.

6. Analisis Umur Piutang

Analisis ini digunakan untuk mengetahui berapa lama sebuah piutang beredar.

Hasil dari keenam analisis tersebut menjadi indikator untuk mengetahui dan

menganalisis tingkat kinerja dan efektivitas dari faktor-faktor yang menentukan

efektivitas pengelolaan manajemen piutang pada Perusahaan X. Kerangka

penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 29: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

16

Gambar 1. Kerangka Penelitian

Page 30: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

17

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan X yang berlokasi di Jakarta

Pusat, Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan yaitu dari bulan

Maret sampai Juni 2010.

3.3 Jenis dan Sumber data

Metode yang digunakan dalam penelitian untuk menyusun karya akhir ini

adalah berasal penelitian lapangan (data primer) dan penelitian kepustakaan (data

sekunder).

1. Penelitian Lapangan ( Data Pimer)

Penelitian ini dilakukan pada kantor Perusahaan X, dengan tujuan

memperoleh gambaran mengenai kondisi perusahaan dan praktik

manajemen piutang perusahaan. Untuk itu dilakukan wawancara dengan

pihak perusahaan, yaitu suatu pengumpulan data yang dilakukan secara

langsung pada pihak yang terkait sesuai dengan topik yang dibahas.

2. Penelitian Kepustakaan (Data Sekunder)

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman yang memadai

mengenai konsep-konsep dan teori-teori yang berkaitan dengan

permasalahan dalam penelitian. Untuk tujuan tersebut diatas penulis

membaca dan mempelajari laporan keuangan perusahaan selama periode

2007-2009 serta beberapa literatur atau sumber-sumber bacaan yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti sebagai landasan teoritis untuk

penelitian yang diperoleh dari penelitian lapangan, sehingga dapat

menghasilkan kesimpulan dan saran-saran yang diperlukan untuk

memecahkan masalah yang ada.

3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

3.4.1 Analisis Penilaian Kinerja Piutang

A. Standar Kredit

Standar Kredit merupakan kualitas minimum untuk menentukan apakah

pemohon kredit layak atau tidak oleh suatu perusahaan. Penilaian kualitas

pemohon kredit dapat dilakukan dengan melakukan penilaian 5-K.

Page 31: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

18

1) Karakter

Meneliti dan memperhatikan sifat pribadi, cara hidup, status sosial

dan lain-lain. Hal ini penting karena berkaitan dengan kemauan

membayar.

2) Kemampuan

Meneliti kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya dalam

meraih penjualan ataupun pendapatan yang dapat diukur dari

penjualan yang dapat dicapai pada masa lalu dan juga keahlian

yang dimiliki dalam bidang usahanya.

3) Kapital

Mengukur posisi keuangan secara umum dengan memperhatikan

kapital/modal yang dimiliki perusahaan dan juga perbandingan

hutang dan kapital.

4) Kolateral

Mengukur besarnya aktiva yang akan diikatkan sebagai kolateral

atas kredit.

5) Kondisi

Memperhatikan kondisi perekonomian pada umumnya serta

kecenderungan (trend) perekonomian yang akan mempengaruhi

terhadap jalannya usaha perusahaan.

B. Analisis Kebijakan Investasi

Besarnya investasi pada piutang dagang dapat dihitung dengan

mencari biaya pengadaan piutang dari jumlah dana yang diinvestasikan

pada piutang dan menambahkannya dengan biaya dari penghematan atau

penambahan yang disebabkan karena adanya perbedaan antara biaya tanpa

adanya piutang dan biaya dengan adanya piutang. Rata-rata investasi pada

piutang dagang dapat dihitung sebagai berikut:

........(1)

......................................(2)

Page 32: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

19

C. Analisis Rasio

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh

tempo. Ada dua ukuran dasar yang akan digunakan dalam penelitian ini,

yaitu:

a) Rasio lancar, merupakan alat ukur likuiditas yang diperoleh

dengan membagi aktiva lancar dengan pasiva lancar.

.............................................(3)

b) Rasio cepat, adalah sama dengan rasio lancar kecuali tanpa

memperhitungkan persediaan yang dianggap sebagai aktiva

lancar yang kurang likuid.

........................(4)

Untuk kedua alat ukur likuiditas, rasio lancar dan rasio cepat

semakin tinggi nilainya maka likuiditas perusahaan semakin baik.

2. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas digunakan untuk mengetahui kecepatan berapa

perkiraan menjadi penjualan atau kas. Dengan melihat pada perkiraan

rasio lancar saja, pengukuran likuiditas pada umumnya tidak memadai.

Perbedaan komposisi dari aktiva lancar dan hutang lancar dapat

berpengaruh secara berarti pada likuiditas yang sebenarnya.

Rasio-rasio aktivitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

a) Rasio Perputaran Piutang

Rasio ini mengukur perbandingan penjualan perusahaan

dan besarnya piutang yang belum ditagih. Jika perusahaan

mempunyai kesulitan dalam penagihan, maka perusahaan

mempunyai saldo piutang yang besar dan rasionya rendah.

Sebaliknya jika perusahaan mempunyai kebijakan kredit dan

prosedur penagihan yang baik maka saldo piutang rendah sehingga

rasionya tinggi.

Page 33: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

20

........................................

(5)

b) Rata-rata Periode tagih.

Rata-rata periode tagih adalah jumlah rata-rata waktu yang

diperlukan untuk menagih piutang. Rasio tersebut bermanfaat

untuk mengevaluasi kebijakan pinjaman dan kebijakan penagihan.

......(6)

Atau

..................(7)

3. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas ini mengukur kemampuan perusahaan melunasi

seluruh kewajibannya. Analisis ini sering disebut juga analisis pengungkit

(Leverage analysis). Analisis solvabilitas mengukur perbandingan dana

yang disediakan pemilik dengan pembelanjaan dari kreditur. Analisis ini

mempunyai sejumlah implikasi. Pertama, makin besar dana yang

disediakan pemilik, makin besar batas pengaman bagi kreditur. Bila

pemilik hanya menyediakan sebagian kecil dari total pembiayaan, maka

resiko perusahaan sebagian besar akan ditanggung kreditur. Bagi

perusahaan, hal ini akan mempersulit pelunasan pinjaman, oleh karena

tidak seimbangnya beban bunga dengan laba yang diperoleh.

Kedua, dengan pinjaman, pemilik akan memperoleh manfaat.

Yaitu, dapat dipertahankannya kontrol terhadap perusahaan dengan

investasi yang tetap. Sementara itu, bila hasil yang diperoleh dari pinjaman

lebih besar daripada bunga yang harus dibayar, maka pengembalian

kepada pemilik akan berlipat. Rasio solvabilitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :

a) Rasio Kewajiban.

Rasio ini mengukur persentase dana yang disediakan kreditur.

Kewajiban meliputi kewajiban lancar dan semua utang jangka

panjang makin rendah rasio ini maka makin besar penyangga

kerugian yang mungkin timbul pada waktu likuidasi. Dengan

Page 34: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

21

demikian, kemampuan melunasi seluruh kewajibannya juga makin

besar.

............................................(8)

b) Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva

Rasio ini menunjukkan pentingnya dari sumber modal

pinjaman dan tingkat keamanan yang dimiliki kreditor. Semakin

tinggi rasio ini berarti semakin kecil jumlah modal yang digunakan

untuk membiayai aktiva perusahaan.

Rasio Modal dengan Aktiva ..................................(9)

C.Analisis Vertikal dan Horisontal.

Analisis Vertikal

Analisis Vertikal dapat menunjukkan proporsi suatu pos terhadap

angka dasar tertentu dalam laporan keuangan yang sama. Analisis vertikal

dapat memperlihatkan komposisi laporan keuangan yang dapat digunakan

untuk menilai efisiensi usaha perusahaan. Sebagai angka dasar dapat

digunakan total aktiva untuk pos-pos aktiva, total kewajiban dan modal

untuk pos-pos kewajiban dan modal serta total penjualan bersih untuk pos-

pos laporan laba rugi.

Rumus analisis Vertikal adalah:

.............................................................(10)

Ket : Ryi = nilai % pos yang dibandingkan

Pyi = pos x dalam laporan keuangan tahun ke-i

Pyo = pos dasar sebagai pembanding

Analisis Horisontal

Analisis Horisontal adalah analisis persentase yang membandingkan

suatu pos laporan keuangan dengan pos sama laporan keuangan

sebelumnya. Pada umumnya analisis horisontal menunjukkan arah

Page 35: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

22

perubahan (trend) dari suatu pos laporan keuangan. Rumus analisis

horisontal adalah:

..................................................................(11)

Ket : Rxt = nilai % untuk tahun ke-t

Pxt = pos x dalam laporan keuangan yang akan dianalisis

Pxo= pos x dalam laporan keuangan sebagai dasar

D. Analisis Umur Piutang.

Analisis umur piutang merupakan sebuah teknik pemantauan kredit

yang menggunakan jadwal yang menunjukkan persentase terhadap total

sisa accounts receivable yang masih belum dibayarkan untuk periode

waktu tertentu. Tujuan teknik ini adalah untuk dapat mengetahui masalah

penagihan secara tepat.

Page 36: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Perusahaan X merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang

pertanian khususnya sayuran segar. Selain menggunakan sistem pertanian secara

tradisional, perusahaan ini juga menggunakan sistem pertanian modern untuk

menghasilkan beberapa produk unggulannya yaitu dengan menggunakan teknik

hidroponik dan aeroponik.

4.1 Sejarah Perusahaan

Krisis ekonomi yang menimpa Indonesia pada tahun 1997 telah

berdampak pada hampir semua sektor bidang usaha termasuk bidang pertanian.

Namun sektor ini masih dinilai cukup memberikan harapan dikarenakan mampu

menyerap tenaga kerja yang besar. Seiring dengan meningkatnya kesadaran

masyarakat terhadap makanan sehat, maka peluang usaha sektor pertanian masih

terbuka lebar. Dengan kondisi yang demikian, maka pada tahun 1998 perusahaan

secara resmi didirikan dengan fokus usaha pada produksi sayuran segar dengan

komitmen yang tinggi pada kualitas produksi, pelayanan terbaik dan manajemen

yang profesional.

Perusahaan memiliki kantor pusat di Jakarta dan sebuah kebun produksi

seluas 12 Hektar yang terletak di daerah Cipanas Jawa Barat yang dikelola oleh

lebih dari 40 karyawan kebun. Dari lahan seluas 12 hektar tersebut, perusahaan

hanya memanfaatkan lahan seluas 7 hektar yang kemudian dibagi menjadi blok

outdoor dan blok indoor. Blok outdoor terdiri dari tiga blok dan tiap blok terdiri

dari beberapa patok yang jumlahnya berbeda tiap blok yaitu 45 patok untuk blok

A, 65 patok untuk blok B dan 35 patok untuk blok C. Tiap patok luasnya 400 M2.

Blok indoor atau yang disebut juga blok green house, memiliki luas areal sebesar

12.000 M2. Denah kebun perusahaan dapat dilihat pada gambar 2.

Page 37: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

24

Gambar 2. Denah kebun dan luas tiap blok

Saat ini perusahaan masih melayani pengguna akhir, yaitu beberapa hotel

berbintang, restoran dan cafe eksklusif di Jakarta serta jasa katering untuk

penerbangan domestik dan luar negeri. Untuk memenuhi permintaan pelanggan

maka perusahaan melakukan kerja sama dengan beberapa pemasok yang berasal

dari satu daerah maupun dari luar daerah seperti Bali, Bandung dan Lombok.

Perusahaan harus melakukan kerja sama dengan beberapa pemasok karena

sayuran yang ditanam di kebun produksi hanyalah jenis sayuran yang jumlah

permintaannya tinggi atau jenis sayuran yang sulit ditemukan di pasaran.

4.2 Visi dan Misi

Visi dan misi merupakan jiwa yang akan menggerakkan arah bisnis

perusahaan secara efektif sehingga perusahaan dapat meraih target secara lebih

cepat, terukur dan terarah. Dalam usahanya untuk mencapai target atau cita-cita

yang diinginkan, perusahaan memiliki visi dan misi sebagai berikut:

Visi : Menjadikan produk pertanian unggul di negeri sendiri dan bangga menjadi

petani.

Misi : Menciptakan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat Indonesia pada

bidang pertanian dengan menerapkan sistim pertanian modern.

Perusahaan X merupakan sebuah perusahaan yang bersifat unik,

meskipun perusahaan ini adalah perusahaan berbadan hukum, akan tetapi pemilik

Page 38: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

25

menjalankan perusahaan dengan cara yang kekeluargaan. Hal ini tercermin dari

tujuan awal pendirian perusahaan yaitu:

1. Menyatukan Keluarga.

2. Mencari Keuntungan.

3. Menyerap Tenaga Kerja yang masih ada hubungan kekerabatan.

4.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi perusahaan memiliki susunan sebagai berikut :

1. Komisaris

Komisaris bertugas mewakili pemilik dalam Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS) dan memberi persetujuan terhadap arah kebijakan jangka pendek

maupun jangka panjang. Untuk menjalankan tugas dan wewenangnya, komisaris

mengangkat seorang direktur.

2. Direktur

Direktur memiliki kewajiban untuk memimpin dan menjalankan

perusahaan, mengangkat dan memberhentikan karyawan, melakukan negosiasi

dengan institusi pembiayaan serta mewakili perusahaan secara hukum dalam tiap

kegiatan perusahaan. Dari struktur dapat diketahui bahwa direktur langsung

membawahi manajer dan kepala kebun.

3. Manajer Keuangan

Dalam struktur organisasi perusahaan kedudukan manajer adalah lebih

tinggi dibandingkan kepala kebun, namun manajer tidak memiliki wewenang

untuk memberikan instruksi kepada kepala kebun. Manajer bertugas untuk

mewakili direktur di kantor pusat yang berkedudukan di Jakarta. Staf administrasi

dan delivery merupakan karyawan yang berada di bawah pimpinan manajer

keuangan.

4. Kepala Kebun

Kepala kebun bertugas mewakili direktur di kebun produksi yang terletak

di Cipanas. Tugas kepala kebun adalah mengatur seluruh kegiatan yang

dilaksanakan di kebun, termasuk masalah keamanan kebun dan keserasian

karyawan.

Page 39: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

26

5. Supervisor

Secara umum tugas supervisor adalah memimpin area kebun masing-

masing, mengatur karyawan kebun, membuat perencanaan tanam dan produksi

serta bertanggung jawab dalam perawatan tanam. Untuk supervisor sarana dan

prasarana, tugasnya adalah bertanggung jawab terhadap perawatan seluruh green

house serta membuat jalur traktor, irigasi dan drainase sementara supervisor

panen bertanggung jawab atas kualitas dan kuantitas sayuran yang dipesan

pelanggan.

6. Staf Administrasi

Staf administrasi bertugas untuk melakukan pencatatan keuangan dan

administrasi.

7. Staf Delivery

Staf delivery bertugas untuk menyortir sayuran, mengirimkan produk ke

tangan pelanggan dan melakukan penagihan piutang.

Page 40: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

27

Gambar 3. Struktur Organisasi Perusahaan

4.4 Sumber Daya Manusia

Saat ini jumlah pegawai di perusahaan mencapai 93 orang, 24 orang

ditempatkan sebagai staff kantor sedangkan 69 lainnya sebagai staff lapangan.

Jumlah pegawai laki-laki di perusahaan lebih banyak dibandingkan pegawai

perempuan yaitu 64 orang pegawai laki-laki dan 29 orang pegawai perempuan.

Para pegawai memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, yaitu

mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Strata dua (S2). Para pegawai yang

memiliki tingkat pendidikan sekolah dasar biasanya ditempatkan sebagai pegawai

kebun sedangkan para pegawai yang bekerja sebagai staff administrasi

disyaratkan memiliki pendidikan minimal setingkat SMA. Untuk meningkatkan

kualitas sayuran yang diproduksi maka perusahaan sering mengirim kepala kebun

untuk mengikuti berbagai pelatihan. Setelah mengikuti berbagai pelatihan, kepala

kebun kemudian membagikan ilmu yang didapatnya kepada para supervisor dan

pegawai kebun.

Page 41: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

28

Perusahaan memiliki seragam berwarna hijau yang hanya khusus

dikenakan oleh para staf delivery, sementara pegawai lainnya bebas mengenakan

jenis pakaian apapun dengan syarat masih dalam batas kesopanan dan kerapihan.

Keputusan ini dibuat berdasarkan tuntutan dari pelanggan yang meminta

kerapihan dari petugas yang mengantarkan pesanan mereka. Hari kerja efektif

pegawai dimulai dari hari senin hingga hari sabtu, namun jika ada pemesanan

diluar hari kerja maka perusahaan akan tetap memenuhi pesanan pelanggan

dengan cara memberlakukan jam lembur bagi pegawainya. Perusahaan

menerapkan jam kerja yang berbeda-beda dalam kegiatannya. Jam kerja bagi staf

delivery dimulai dari pukul 06.00 -17.00 WIB, pada pukul 06.00 -13.00 WIB staf

delivery bertugas menyortir dan mengirimkan sayuran kemudian baru melakukan

penagihan piutang pada pukul 16.00 -17.00 WIB. Untuk staf administrasi/keuangan

jam kerja efektif dimulai pada pukul 09.00-17.00 WIB sedangkan pegawai kebun

jam kerja dimulai pada pukul 07.00-16.00 WIB.

Perusahaan sadar bahwa pegawai merupakan aset penting dalam

menjalankan kegiatan usahanya, sehingga perusahaan selalu berupaya untuk

meningkatkan kesejahteraan para pegawainya. Beberapa fasilitas yang disediakan

oleh perusahaan diantaranya adalah rumah tinggal bagi pegawai yang berasal dari

luar daerah, sebuah sekolah gratis dan jaminan kesehatan. Perusahaan bahkan

tidak segan-segan untuk memberikan pinjaman tanpa bunga kepada para pegawai

meskipun pembayarannya dilakukan dengan cara diangsur.

4.5 Prosedur Kegiatan

Kegiatan yang dilakukan di kantor pusat adalah sebagai berikut:

1. Penerimaan sayur

Para pegawai menerima barang atau sayuran yang datang dari Bandung

atau dari kebun dan pasar untuk kemudian ditimbang ulang, disesuaikan

dengan bon dan disesuaikan dengan angka dan timbangan.

2. Penyortiran

Setiap pekerja harus menyortir dulu sayuran yang akan dikemas ke dalam

plastik. Sayuran yang bagus di tempatkan terlebih dahulu ke dalam

keranjang dan sayuran yang rusak dikembalikan ke plastik asal. Sayuran

Page 42: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

29

tidak boleh langsung diisikan ke plastik berlabel ketika sedang menyortir,

sayuran baru dimasukkan ke dalam plastik yang sudah diberi label jika

telah disortir.

3. Penimbangan

Berikut adalah ketentuan ketika menimbang sayuran:

a. Jarum harus menunjukkan tepat menempel di garis nol. Posisi

kepala penimbang harus lurus dengan bulatan timbangan.

b. Menimbang harus dalam posisi duduk. Posisi kepala penimbang

sama tingginya dengan bulatan timbangan.

c. - Sayuran yang belum ditimbang, diletakkan di sebelah kiri

pekerja.

- Sayuran yang sudah ditimbang, plastik diikat dan diletakkan di

sebelah kanan pekerja.

- Siapkan satu keranjang kosong untuk meletakkan sayuran yang

lebih dari timbangan.

4. Memuat sayuran ke mobil.

Ketika memuat sayuran ke dalam mobil, petugas harus betul-betul yakin

bahwa sayuran yang tertera dalam invoice hotel betul-betul sudah dinaikkan

ke mobil dan tidak boleh ada sayur yang ketinggalan. Jika ada kemasan

sayuran yang tertinggal, maka petugas yang bersangkutan akan diberi sanksi.

Selain itu pengantar harus menyampaikan secepatnya jenis sayuran dan berat

kilogram yang tidak dikirim agar dapat dipenuhi pada hari yang sama.

5. Pengantaran sayuran

Petugas yang mengirimkan sayuran harus berpakaian rapi, bersepatu dan

memakai baju dinas perusahaan. Invoice yang sudah diterima harus kembali

pada hari yang sama. Invoice hanya boleh tertunda sampai hari terakhir

pengiriman, sabtu atau minggu dan terdapat sanksi bagi petugas yang tidak

mematuhi ketentuan ini. Petugas yang sayurannya tidak lengkap harus

disusulkan segera pada hari yang sama sebelum jam 16.00. Sayuran yang

dikembalikan dari pelanggan harus segera dilaporkan dan dimasukkan ke

ruang AC.

Page 43: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

30

Pada tahun 2006, perusahaan mendapatkan konsultasi manajemen dari

pemerintah Belanda melalui proyek PUM dengan mengirim seorang ahli senior

management yang bekerja selama dua minggu untuk memberikan konsultasi baik

di kebun maupun di bidang pemasaran dalam rangka peningkatan sumber daya

manusia dan mutu pelayanan kepada pelanggan. Pada tahun 2009, perusahaan

menerapkan SNI dalam memproduksi sayurannya, standar tersebut menerapkan

GAP (Good Agriculture Practice) yang terdiri dari tata ruang kebun, manajemen

usaha tani, dan standar produksi. Selain itu meskipun perusahaan tidak memiliki

sertifikasi sistem manajemen mutu sebagai tanda bahwa proses manajemen mutu

yang ada telah sesuai dengan standar mutu internasional, pada kenyataannya

semua produk yang dipasarkan oleh perusahaan memenuhi persyaratan ISO 9001

dan ISO 22000.

Partisipasi perusahaan terhadap masyarakat antara lain adalah memberikan

sumbangan air bersih untuk perumahan yang ada disekitar kebun produksi,

membangun mesjid untuk keperluan ibadah, memperbaiki infrastrukur berupa

pengaspalan jalan dengan jarak tempuh sekitar 4-5 km serta membangun sekolah

Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah yang penyelenggaraannya dilakukan secara

gratis tanpa memungut bayaran sedikitpun.

Page 44: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pengelolaan Manajemen Piutang

Pada Perusahaan X piutang muncul ketika perusahaan melakukan

penjualan secara kredit kepada pelanggan. Piutang dagang merupakan klaim dari

penjual kepada pembeli sebesar jumlah transaksi yang terjadi dimana piutang

tersebut baru diakui setelah invoice diterima dan disetujui oleh pelanggan.

Apabila terjadi kerusakan pada sayuran yang dikirim maka invoice akan

diperbaharui terlebih dahulu kemudian invoice baru ini akan dikirim kembali pada

pelanggan dan setelah itu piutang baru dapat diakui. Invoice diterbitkan setiap kali

melakukan transaksi, invoice tersebut kemudian dikumpulkan di akhir bulan.

Dalam satu kali transaksi dapat diterbitkan beberapa invoice.

Untuk melakukan penilaian terhadap piutangnya, perusahaan menerapkan

metode langsung yaitu perusahaan tidak melakukan estimasi atas jumlah piutang

yang diperkirakan tidak dapat tertagih. Piutang yang tak tertagih akan diakui

sebagai kerugian pada tahun dimana piutang pelanggan diputuskan sudah tidak

dapat ditagih.

5.2 Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Manajemen Piutang

Manajemen piutang merupakan suatu proses perencanaan,

pengorganisasian, dan pengendalian melalui klaim yg diharapkan akan

diselesaikan melalui penerimaan kas dalam upaya anggota organisasi dengan

menggunakan semua sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan yang

ditetapkan. Suatu pengelolaan manajemen piutang dapat dikatakan efektif jika

ketiga fungsi (perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian) dapat

dikoordinasikan dengan baik untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam

penelitian ini fungsi perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian untuk

manajemen piutang diwakili oleh penetapan kebijakan pemberian piutang,

kebijakan penagihan piutang dan pemantauan terhadap posisi piutang.

Page 45: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

32

5.2.1 Kebijakan Pemberian Piutang

Piutang dagang memiliki kontribusi terbesar bagi aktiva lancar.

Persentase piutang dagang terhadap aktiva lancar mencapai 85 persen pada

tahun 2006, 87 persen pada tahun 2007 dan 76 persen pada tahun 2008.

Hal ini menunjukkan bahwa piutang dagang merupakan sebuah pos

keuangan yang memerlukan perhatian penting dari perusahaan. Menurut

Sundjaja dan Barlian (2003), bagi perusahaan yang melakukan

kebijaksanaan penjualan secara kredit selalu terdapat resiko adanya

piutang tidak tertagih akibat pelanggan yang terlambat membayar atau pun

yang bangkrut. Dengan membiarkan uang perusahaan terikat pada piutang

dagang, perusahaan kehilangan nilai waktu dari uang (kerugian atas

bunga) dan mempunyai resiko tidak dibayar oleh pelanggan. Oleh karena

itu, pemberian kredit kepada pelanggan umumnya merupakan biaya dalam

menjalankan usaha. Pada umumnya, manajer keuangan langsung

mengawasi piutang dagang melalui keterlibatannya dalam pengelolaan

kebijakan kredit dan kebijakan penagihan.

Perusahaan tidak menetapkan batas kredit bagi pelanggannya

karena perusahaan menerima pesanan sesuai dengan permintaan dan

perjanjian yang ada. Untuk pelanggan baru, perusahaan memberikan

piutang yang lebih sedikit dibandingkan pelanggan lama dan apabila

pelanggan baru tersebut menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka dapat

bekerja sama dengan baik, maka perusahaan akan mempertimbangkan

untuk memberikan kuota barang yang lebih banyak. Seperti halnya batas

kredit, periode kredit untuk tiap pelanggan pun berbeda dan tergantung

pada masing-masing kontrak. Biasanya perusahaan menetapkan periode

kredit selama 30 hingga 90 hari.

Perusahaan tidak memberikan potongan khusus sebagai salah satu

cara agar pelanggan melakukan pembayaran tepat waktu. Namun dalam

usahanya untuk tetap menjaga hubungan baik dengan pelanggan,

perusahaan selalu menjalin sponsorship dengan pelanggan apabila

pelanggan melakukan social gathering untuk para karyawannya.

Page 46: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

33

5.2.2 Kebijakan Penagihan Piutang

Penagihan piutang merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh Staf

delivery yang juga bertugas untuk menyortir dan mengantar sayuran,

bagian keuangan hanya akan melakukan penagihan apabila staf delivery

tidak dapat menagih piutang dari debitur yang sulit untuk di tagih.

Perusahaan tidak terlalu khawatir akan terjadi kecurangan jika

menyerahkan tugas penagihan pada staf delivery karena pembayaran

piutang dilakukan dengan cara yang relative aman yaitu melalui pemindah

bukuan (transfer rekening antar bank) ke nomor rekening yang telah

ditunjuk. Selain itu keuntungan lain jika menggunakan giro adalah pada

saat pelanggan sulit untuk ditagih maka perusahaan dapat melaporkan giro

yang tidak terbayar pada Bank Indonesia, dengan adanya pelaporan giro

tersebut perusahaan berharap agar kesadaran pelanggan semakin

meningkat sehingga para pelanggan yang sulit ditagih akan membayar

tepat waktu di transaksi berikutnya.

Teknik serta usaha penagihan yang dilakukan oleh perusahaan

adalah melalui telepon, email dan penagihan dengan pendatangan

langsung ke perusahaan debitur. Perusahaan tidak menggunakan jasa debt

collector untuk mengumpulkan piutangnya yang sulit ditagih, satu-satunya

sanksi yang diberikan adalah peringatan berupa ancaman tidak akan

mengirimkan barang jika pelanggan tidak membayar piutangnya lebih dari

dua bulan secara berturut-turut. Perusahaan tidak akan berhenti melakukan

penagihan sampai pelanggan tersebut bersedia memenuhi kewajibannya

atau hingga ditemukan bukti bahwa pelanggan tersebut memang tidak

mampu membayar kewajibannya, misalnya pelanggan tersebut mengalami

pailit atau bangkrut.

Perusahaan yang menjalankan kebijakan pengumpulan secara pasif

mungkin memiliki biaya penagihan yang lebih sedikit dibandingkan

dengan perusahaan yang menjalankan kebijakan pengumpulan secara

aktif, akan tetapi jika perusahaan tidak melakukan tindakan yang lebih

tegas maka dikhawatirkan pelanggan akan menggunakan kesempatan ini

Page 47: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

34

untuk menunda pembayaran hutangnya sehingga piutang perusahaan akan

semakin menumpuk.

5.2.3 Pemantauan Posisi Piutang Perusahaan

Pemantauan terhadap piutang merupakan hal yang sangat penting

untuk menghindari atau paling tidak memperkecil resiko-resiko yang

mungkin terjadi seperti kemungkinan terjadinya keterlambatan dalam

penerimaan piutang, kemungkinan piutang tidak dapat dibayar sekaligus

ataupun kemungkinan piutang tidak dapat dibayar seluruhnya. Meskipun

pemantauan posisi piutang sangat penting untuk dilakukan, nyatanya

perusahaan tidak melakukan pemantauan khusus terhadap jumlah piutang

pelanggannya. Kegiatan pemantauan yang tidak memadai dikhawatirkan

akan membuat piutang perusahaan akan menumpuk dan berakibat pada

kerugian yang ditimbulkan akibat piutang yang tidak dapat tertagih.

5.3 Analisis Kinerja Piutang

Analisis kinerja piutang digunakan untuk mengetahui dan menilai tingkat

kinerja dari faktor-faktor yang menentukan tingkat efektivitas manajemen

piutang. Dari hasil analisa ini akan diperoleh informasi mengenai seberapa efektif

kondisi pengelolaan piutang dan bagaimana perkembangannya selama periode

analisa, yaitu tahun 2007-2009. Analisis kinerja piutang ini terdiri dari analisis

5C, analisis investasi piutang, analisis rasio keuangan, analisis vertikal

(struktural), analisis horisontal (perkembangan) dan analisis umur piutang.

5.3.1 Analisis Kinerja Kebijakan Pemberian Kredit.

Analisis yang digunakan untuk mengetahui kinerja dari kebijakan

pemberian kredit adalah:

5.3.1.1 Analisis 5C

Ada dua kriteria utama yang menjadi bahan pertimbangan oleh

perusahaan dalam memilih pelanggannya, yaitu lokasi dan citra yang

dimiliki oleh calon pelanggan. Lokasi merupakan faktor yang paling

penting dalam memilih pelanggan, jika lokasi calon pelanggan terletak di

jalur distribusi perusahaan maka selanjutnya akan dilakukan penilaian

Page 48: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

35

terhadap image atau citra yang dimiliki calon pelanggan. Untuk

mengetahui karakter calon pelanggan, perusahaan hanya melakukan

pengamatan langsung terhadap kebiasaan sehari-hari dari yang

bersangkutan melalui rekan bisnis yang dimiliki calon pelanggan.

Perusahaan tidak melakukan penelitian terhadap kondisi politik yang

memiliki pengaruh langsung terhadap kemampuan membayar dari calon

pelanggannya namun berdasarkan pengalaman perusahaan, kerusuhan dan

pemilu adalah dua kondisi yang menyebabkan penurunan penjualan sayur

dan peristiwa penurunan penjualan ini dapat dijadikan indikasi bahwa

kemampuan membayar dari pelanggan tengah menurun. Setelah

melakukan tahap penilaian seperti di atas barulah perusahaan memutuskan

apakah akan melakukan kerja sama atau tidak.

Dalam prakteknya perusahaan tidak melakukan analisis 5C secara

mendetail, hal ini disebabkan karena:

1. Perusahaan adalah perusahaan yang melakukan penjualan barang dan

bukanlah perusahaan pembiayaan yang melakukan kegiatan pembiayaan

dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal sehingga pada dasarnya

perjanjian dilakukan atas dasar kepercayaan. Bagi perusahaan, semakin

banyak pelanggan artinya semakin banyak pembelian yang akan terjadi

dan hal ini dapat berakibat pada peningkatan volume penjualan.

2. Perusahaan hanya memiliki jumlah karyawan kantor sebanyak 24 orang,

sehingga tidak ada tim khusus yang di bentuk oleh perusahaan untuk

melakukan analisis mendalam terhadap calon pelanggan.

Penilaian melalui analisis 5C dapat membantu perusahaan dalam

menyaring dan menyeleksi pelanggannya, akan tetapi karena perusahaan

tidak melakukan analisis ini secara mendetail maka dikhawatirkan bahwa

pelanggan yang ada adalah pelanggan yang berada di atas batas resiko

yang dapat diterima perusahaan.

Page 49: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

36

5.3.1.2 Analisis Investasi Piutang

Analisis investasi piutang digunakan untuk menunjukkan besarnya

dana yang tertanam dalam satu kali perputaran dan besar kecilnya

tergantung jumlah penjualan yang dilakukan dan lamanya periode kredit.

Semakin lama periode kredit berlangsung, semakin besar dana yang

tertanam dalam piutang untuk setiap kali perputaran. Tabel di bawah ini

menyajikan hasil perhitungan analisis investasi piutang sebagai berikut:

Tabel 2 . Analisis Investasi Piutang (Dalam Milyar Rupiah )

Analisis Investasi Piutang Tahun

2006 2007 2008

1. Rasio Investasi Piutang 0,86 1,23 1,34

0

0.5

1

1.5

Rupiah (dalam milyar)

2006 2007 2008

Tahun

Rasio Investasi Piutang

Rasio InvestasiPiutang

Gambar 4. Rasio Investasi Piutang Tahun 2006-2008.

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa biaya investasi piutang mencapai

angka milyaran rupiah, angka investasi ini terus meningkat tiap tahunnya

dan ini menandakan bahwa piutang baru dapat dikumpulkan dalam waktu

yang lama.

5.3.1.3 Analisis Rasio Solvabilitas

Analisis solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan untuk melunasi seluruh kewajibannya. Analisis ini disebut

juga analisis pengungkit, yang dapat mengukur kemampuan perusahaan

menggunakan utang untuk meningkatkan pengembalian kepada pemegang

saham. Tabel di bawah ini menyajikan hasil perhitungan analisis rasio

sebagai berikut:

Page 50: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

37

Tabel 3. Rasio Solvabilitas Tahun 2006-2008 (Dalam Persentase)

Rasio Solvabilitas Tahun

2006 2007 2008

1. Rasio Kewajiban 4,69 3.25 5.35

2. Rasio Modal Sendiri 95,31 96.75 94.65

020406080

100

Persentase

2006 2007 2008

Tahun

Rasio Solvabilitas

Rasio Kewajian

Rasio Modal Sendiri

Gambar 5. Rasio Solvabilitas Tahun 2006-2008.

Rasio kewajiban adalah rasio yang mengukur besarnya total aktiva

yang dibiayai oleh kreditur perusahaan. Dari standar maksimal sebesar 100

persen, perusahaan hanya memiliki nilai dengan kisaran tiga hingga enam

persen. Hal ini berarti aktiva perusahaan telah dibiayai sebesar tiga hingga

enam persen oleh hutang sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa

perusahaan memiliki kemampun yang besar untuk melunasi seluruh

kewajibannya. Angka rasio modal sendiri dari tahun 2006 hingga 2008

selalu berada diatas angka 90 persen artinya jumlah modal pinjaman yang

digunakan untuk membiayai aktiva hanya sedikit dan angka ini juga

mencerminkan margin of safety yang tinggi bagi perusahaan yaitu 9:1.

5.3.2 Analisis Kinerja Kebijakan Penagihan Piutang

Analisis yang digunakan untuk mengetahui kinerja dari kebijakan

penagihan piutang adalah:

5.3.2.1 Analisis Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh

tempo. Rasio likuiditas yang digunakan untuk mengukur kinerja

Page 51: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

38

perusahaan adalah rasio lancar dan rasio cepat. Tabel di bawah ini

menyajikan hasil perhitungan rasio likuiditas perusahaan sebagai berikut:

Tabel 4. Rasio Likuiditas Tahun 2006-2008 (Dalam persentase)

Rasio Likuiditas Tahun

2006 2007 2008

1. Rasio Lancar 695,37 1275,65 850,26

2. Rasio Cepat 695,37 1275,65 850,26

0200400600800

100012001400

persentase

2006 2007 2008

tahun

Rasio Likuiditas

Rasio Lancar

Rasio Cepat

Gambar 6. Rasio Likuiditas Tahun 2006-2008.

Hasil analisis likuiditas yang terdiri dari rasio lancar dan rasio

cepat menunjukkan bahwa perusahaan sangat likuid karena untuk tiap

tahunnya perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya

dengan aktiva yang dimiliki perusahaan. Angka rasio lancar perusahaan

untuk tiap tahunnya berada diatas 200 persen. Pada tahun 2007 angka rasio

lancar dan rasio cepat meningkat sebanyak 580,28 persen, hal ini

disebabkan karena total aktiva lancar mengalami peningkatan sebesar

40,42 persen sementara total kewajiban mengalami penurunan sebesar

23,46 persen. Pada tahun 2008 angka rasio lancar dan rasio cepat kembali

menurun sebesar 425,38 persen karena jumlah kewajiban di tahun 2008

meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan dengan jumlah kewajiban

pada tahun 2007.

Angka rasio cepat memiliki nilai yang sama dengan angka rasio

lancarnya, hal ini terjadi karena perusahaan tidak memiliki persediaan

bahan olahan. Semakin tinggi nilai rasio lancar dan rasio cepat maka

Page 52: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

39

likuiditas perusahaan semakin baik, akan tetapi perusahaan perlu

memperhatikan bahwa rasio lancar yang terlalu tinggi mungkin

menunjukkan kelebihan uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan

dengan yang dibutuhkan sekarang. Perusahaan harus mewaspadai

kemungkinan bahwa saldo piutang yang besar merupakan piutang yang

sudah lama terjadi dan sulit ditagih sehingga nilai realisasinya mungkin

lebih kecil dibandingkan dengan yang dilaporkan.

5.3.2.2 Analisis Rasio Aktivitas

Analisis aktivitas mengukur efisien tidaknya pengelolaan piutang

yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis ini menganggap perlunya suatu

keseimbangan yang tepat antara investasi dalam pos aktiva (piutang)

dengan hasil yang diperoleh dari investasi tersebut. Analisis aktivitas yang

digunakan adalah :

1. Analisis Perputaran Piutang

Analisis perputaran piutang menunjukkan berapa kali suatu

perusahaan menagih piutangnya dalam suatu periode. Angka ini

menunjukkan efisiensi perusahaan dalam mengelola piutangnya. Tabel di

bawah ini menyajikan hasil perhitungan analisis perputaran piutang

sebagai berikut:

Tabel 5. Rasio Perputaran Piutang Tahun 2006-2008 (Dalam Kali)

Rasio Aktivitas Tahun

2006 2007 2008

1. Rasio Perputaran Piutang 4,14 3.08 3.33

0

2

4

6

kali

2006 2007 2008

t ahun

Rasio Aktivitas

Rasio PerputaranPiutang

Gambar 7. Rasio Perputaran Piutang Tahun 2006-2008.

Page 53: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

40

Angka rasio perputaran tahun 2007 menurun sebesar 1,06 kali bila

dibandingkan tahun 2006, sedangkan dari tahun 2007 ke tahun 2008

perputaran piutang mengalami peningkatan sebesar 0,15 kali. Rasio yang

rendah dan saldo piutang yang besar menunjukkan bahwa perusahaan

memiliki kesulitan dalam penagihan. Putaran piutang tahun 2007

merupakan angka rasio terkecil jika dibandingkan dengan tahun-tahun

sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa efisiensi penagihan makin buruk

selama periode itu, karena makin lamanya penagihan dapat dilakukan.

2. Analisis Periode Penagihan Rata-Rata.

Angka yang dihasilkan dari analisis periode penagihan rata-rata

merupakan petunjuk lain untuk mengetahui efisiensi pengelolaan piutang.

Ia menunjukkan berapa lama, secara rata-rata, perusahaan memerlukan

waktu untuk menagih piutangnya. Tabel di bawah ini menyajikan hasil

perhitungan rasio penagihan rata-rata sebagai berikut:

Tabel 6. Rasio Penagihan Rata-Rata Tahun 2007-2009 (Dalam Hari)

Rasio Aktivitas Tahun

2006 2007 2008

1. Rasio Penagihan Rata-Rata 87 117 109

0

20

40

60

80

100

120

Hari

2006 2007 2008

Tahun

Rasio Penagihan Rata-Rata

Rasio Penagihanrata-rta

Gambar 8 . Rasio Penagihan Rata-Rata Tahun 2006-2008.

Angka rasio penagihan pada tahun 2006 menunjukkan bahwa

perusahaan memerlukan waktu selama 87 hari, kemudian pada tahun 2007

angka rasio ini meningkat sebanyak 20 hari dan artinya pada tahun 2007

perusahaan memerlukan waktu yang lebih lama dalam mengumpulkan

Page 54: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

41

piutangnya. Pada tahun 2008 angka rasio kembali menurun selama 6 hari.

Perusahaan menetapkan kredit dengan batas waktu 30 hingga 90 hari

setelah invoice diterima. Jika angka rasio penagihan rata-rata

dibandingkan dengan batas bawah yaitu 30 hari maka angka ini

membuktikan bahwa pembayaran piutang pelanggan pada perusahaan

sangat lambat. Jika angka rasio penagihan rata-rata dibandingkan dengan

batas atas yaitu 90 hari maka dari tiga tahun terbukti hanya tahun 2006

saja yang masih di bawah batas atas waktu kredit meskipun angka rasio

pada tahun tersebut hanya memiliki selisih selama 3 hari. Dengan keadaan

yang telah disebutkan di atas maka angka rasio dari tahun 2006 hingga

2008 menunjukkan pengelolaan kredit perusahaan yang buruk atau

penagihan yang kurang baik.

5.3.3 Analisis Kinerja Pemantauan Posisi Piutang

Analisis yang digunakan untuk mengetahui kinerja dari pemantauan posisi

piutang oleh perusahaan adalah:

5.3.3.1 Analisis Rasio Penagihan Rata-rata

Analisis yang sering digunakan untuk melakukan pemantauan

adalah analisis rasio penagihan rata-rata. Analisis penagihan rata-rata

memberikan informasi bahwa piutang perusahaan memerlukan berapa

secara rata-rata perusahaan membutuhkan waktu untuk menagih

piutangnya. Semakin lama waktu yang dibutuhkan agar suatu piutang

dapat tertagih maka semakin tinggi resiko kemungkinan piutang tersebut

berubah menjadi piutang tak tertagih.

5.3.3.2 Analisis Horisontal

Arah perubahan pos-pos dalam laba rugi disajikan dalam tabel

berikut :

Page 55: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

42

Tabel 7. Analisis Horisontal Laba Rugi Tahun 2006-2008 (Dalam

Persen)

Keterangan

Tahun

Rata-Rata2006 2007 2008

Penjualan 100 105.94 124.52 110.15

Harga Pokok Penjualan 100 97.26 118.89 105.38

Laba Usaha 100 126.12 137.59 121.24

Beban Penyusutan 100 107.68 128.99 112.22

Laba Setelah Penyusutan 100 140.03 144.08 128.04

Biaya Umum 100 101.15 114.03 105.06

Laba Operasi Bersih 100 197.97 188.87 162.28

Dari Tabel diketahui bahwa penjualan perusahaan mengalami

peningkatan jika dibandingkan dengan tahun dasar 2006. Penjualan

perusahaan meningkat dari tahun 2006 ke tahun 2007 sebesar 5,94 persen

dan begitu pula pada tahun 2008 yang mengalami peningkatan sebesar

24,52 persen dari tahun dasar. Laba operasi mencapai puncaknya pada

tahun 2007 dan menurun kembali sebesar 9.10 persen menjadi 188.87

persen, hal ini disebabkan karena harga pokok penjualan menurun sebesar

2.74 persen. Meskipun penjualan mencapai puncaknya pada tahun 2008

akan tetapi laba operasi justru menurun di tahun tersebut, hal ini

disebabkan karena semua pos beban sebagai pengurang laba juga ikut

meningkat di tahun 2008.

Untuk mengetahui arah perubahan pos-pos dalam neraca keuangan

maka digunakanlah analisis horisontal neraca yang disajikan pada tabel

berikut:

Page 56: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

43

Tabel 8.Analisis Horisontal Neraca Tahun 2006-2008 (Dalam Persen)

Keterangan

Tahun

Rata-Rata2006 2007 2008

Kas kantor Jakarta 100 111.42 1031.77 414.39

Kas kantor Jakarta (Giro) 100 132.54 302.55 178.36

Kas kantor Jakarta (Deposito) 100 100 100 100

Piutang Usaha 100 142.60 155.00 132.53

Aktiva Lancar 100 140.42 175.02 138.48

Aktiva Tetap 100 108.96 122.30 110.42

Akumulasi Penyusutan 100 119.53 139.18 119.57

Aktiva Tetap (Nilai Buku) 100 95.96 101.55 99.17

Aktiva Lain-lain 100 101.54 101.54 101.03

Total Aktiva 100 110.48 125.49 111.99

Kewajiban 100 76.54 143.13 106.56

Modal 100 112.15 124.63 112.26

Passiva 100 110.48 125.49 111.99

Hasil analisis horisontal pada tahun 2007 menunjukkan bahwa pos

piutang mengalami peningkatan yang paling signifikan diantara pos

lainnya. Pada tahun 2007 tampaknya penjualan yang dilakukan oleh

perusahaan mengakibatkan saldo pos piutang semakin besar. Hal ini

ditunjukkan pada hasil analisis horisontal laba rugi dan neraca, dimana

hasil analisis horisontal laba rugi menunjukkan bahwa peningkatan

penjualan pada tahun 2007 hanya sebesar 5 persen namun pada tahun yang

sama pos piutang menunjukkan peningkatan sebesar 42.60 persen di tahun

tersebut. Pada tahun 2007 pos kewajiban mengalami penurunan sebesar

23.46 persen, artinya pembiayaan yang menggunakan modal pinjaman pun

semakin kecil.

Hasil analisis horisontal pada tahun 2008 menunjukkan keadaan

yang meningkat untuk semua pos. Pos piutang pada tahun 2008

mengalami peningkatan menjadi 155 persen, akan tetapi pos yang

Page 57: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

44

mengalami peningkatan paling signifikan pada tahun tersebut adalah pos

kas kantor yang melunjak hingga 920.35 persen. Peningkatan pos kas

kantor Jakarta mungkin disebabkan karena pos kewajiban yang juga

mengalami peningkatan pada tahun tersebut. Pos kewajiban yang

meningkat mungkin menyebabkan perusahaan memutuskan untuk

menyimpan kas lebih banyak untuk mengantisipasi kewajiban jatuh

temponya yang lebih besar dibandingkan tahun lalu.

5.3.3.3 Analisis Vertikal

Untuk mengetahui kontribusi tiap pos terhadap pos dasar (pos

penjualan) maka digunakanlah analisis vertikal laba rugi yang ditampilkan

dalam tabel berikut:

Tabel 9. Analisis Vertikal Laba Rugi Tahun 2006-2008 (Dalam

Persen)

Keterangan

Tahun

Rata-Rata2006 2007 2008

Penjualan 100 100 100 100

Harga Pokok Penjualan 69.93 64.19 66.77 66.96

Laba Usaha 30.07 35.80 33.23 33.03

Beban Penyusutan 12.93 13.15 13.39 13.16

Laba Setelah Penyusutan 17.14 22.66 19.83 19.88

Biaya Umum 10.26 9.79 9.39 9.81

Laba Operasi Bersih 6.88 12.86 10.44 10.06

Dari Tabel 9 dapat diketahui bahwa selama tiga tahun berturut-

turut pos yang paling memiliki kontribusi terbesar terhadap penjualan

adalah harga pokok penjualan. Harga pokok sebesar 69.93 persen di tahun

2006 menyatakan bahwa sebesar 69.93 persen dari penjualan tahun 2006

akan terserap dalam harga pokok penjualan, hal yang sama berlaku untuk

tahun 2008 dan 2009. Dari laporan laba rugi diketahui bahwa perusahaan

pada tahun 2007 lebih banyak memproduksi sayuran dibandingkan

membeli dari pemasok dan hal ini menyebabkan kenaikan pada biaya

langsung dan tak langsung yang akhirnya ikut meningkatkan harga pokok

Page 58: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

45

produksi akan tetapi peningkatan ini menyebabkan tingkat pembelian

sayuran dari pemasok menjadi berkurang dan hasilnya harga pokok

penjualan pada tahun 2007 memiliki nilai yang terkecil bila dibandingkan

tahun 2006 dan 2008.

Pos beban penyusutan semakin meningkat tiap tahunnya hal ini

disebabkan karena perusahaan melakukan ekspansi atas aktiva tetapnya

sehingga akumulasi penyusutan untuk tiap tahunnya pun mengalami

peningkatan. Pos biaya umum mengalami penurunan tiap tahunnya, ini

artinya perusahaan mampu melakukan penghematan dalam membiayai

kegiatan administrasi di kantor pusat.

Untuk mengetahui kontribusi tiap pos dalam neraca terhadap pos

dasar (pos total aktiva, total kewajiban dan modal) maka digunakanlah

analisis vertikal neraca. Analisis vertikal neraca tahun 2006 hingga 2008

menunjukkan bahwa aktiva tetap memiliki kontribusi terbesar atas total

aktiva. Sementara itu aktiva lancar memiliki kontribusi kedua terbesar atas

total aktiva. Hal ini menunjukkan bahwa aktiva perusahaan banyak

diinvestasikan dalam bentuk expansi. Selain itu, komponen piutang usaha

memiliki kontribusi terbesar pada aktiva lancar pada tahun 2006 hingga

2008. Ini artinya perusahaan mengalokasikan dananya sebesar 27.82

persen untuk membiayai piutang di tahun 2006, 35.91 di tahun 2007

persen dan 34.37 persen di tahun 2008. Dari segi total kewajiban, pos yang

memiliki kontribusi terbesar pada tahun 2006 dan 2007 adalah pos hutang

mobil sementara untuk tahun 2009 adalah pos hutang pajak. Dari segi total

modal, pos modal saham disetor merupakan pos yang memiliki kontribusi

terbesar selama 3 tahun berturut-turut. Berikut ini adalah Tabel 10 yang

menyajikan perhitungan analisis vertikal Neraca.

Page 59: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

46

Tabel 10. Analisis Vertikal Neraca Tahun 2006-2008 (Dalam Persen)

Keterangan

Tahun

Rata-Rata2006 2007 2008

Kas kantor Jakarta 0.11 0.11 0.88 0.37

Kas kantor Jakarta (Giro) 4.02 4.82 9.69 6.18

Kas kantor Jakarta (Deposito) 0.64 0.58 0.51 0.58

Piutang Usaha 27.82 35.91 34.37 32.7

Aktiva Lancar 32.59 41.43 45.46 39.83

Aktiva Tetap149.13 147.06 145.32 147.17

Akumulasi Penyusutan82.24 88.98 91.21 87.48

Aktiva Tetap (Nilai Buku)66.89 58.09 54.12 59.7

Aktiva Lain-lain 0.52 0.48 0.422 0.47

Total Aktiva 100 100 100 100

Hutang Usaha8.20 3.39 27.64 13.08

Hutang Pajak45.05 62.81 10.41 39.42

Hutang Mobil46.74 26.55 60.98 44.76

Hutang Motor- 7.24 0.97 2.74

Jumlah Hutang100 100 100 100

Modal saham disetor 92.77 82.72 74.44 83.31

Laba/Rugi ditahan0.84 6.45 15.55 7.61

Laba/Rugi di tahun berjalan 6.39 10.83 10.02 9.08

Jumlah Modal100 100 100 100

5.3.3.4 Analisis Umur Piutang

Pemantauan terhadap piutang dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis umur piutang pelanggan. Skedul umur piutang

merupakan laporan yang menunjukkan berapa lama sebuah piutang usaha

beredar dan analisis ini digunakan untuk mengetahui jumlah piutang yang

akan jatuh tempo, sudah jatuh tempo dan yang sudah lewat jatuh tempo

serta harus segera dihapus.

Page 60: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

47

Untuk mengetahui kondisi piutang perusahaan maka akan

dianalisis beberapa pelanggan yang sering melakukan transaksi dengan

perusahaan. Pemilihan sampel ini berdasarkan beberapa pertimbangan

seperti seberapa sering pelanggan melakukan transaksi dengan perusahaan

dan juga berapa besarnya jumlah piutang yang terjadi. Dari pertimbangan

tersebut maka dipilihlah lima pelanggan yang selalu melakukan

pemesanan sayuran secara rutin dengan jumlah transaksi yang cukup

besar. Berikut adalah lima pelanggan yang akan dianalisis ketepatan dalam

melakukan pembayaran sesuai dengan jatuh tempo yang ditetapkan.

1) Perusahaan A

Perusahaan A merupakan salah satu pelanggan tetap yang tiap tahunnya

selalu melakukan transaksi rutin dengan perusahaan. Jangka waktu

pembayaran piutang yang ditetapkan berdasarkan perjanjian adalah selama

60 hari. Dari analisis umur piutang per tanggal 31 atau per akhir bulan

selama tiga tahun mulai dari 2006-2008, dapat diketahui bahwa

Perusahaan A selalu membayar hutangnya sebelum waktu jatuh tempo

kecuali pada bulan November 2007. Keterlambatan pembayaran ini terjadi

karena adanya keterlambatan pengiriman invoice kepada Perusahaan A

yang mengakibatkan pembayaran piutang tertunda hingga bulan

berikutnya. Menyadari bahwa Perusahaan A memiliki kesadaran

membayar yang baik, perusahaan pun berusaha agar invoice yang dikirim

sampai di tangan Perusahaan A dengan tepat waktu sehingga tidak ada lagi

penundaan pembayaran sehingga perusahaan dapat menerima kas lebih

cepat. Analisis daftar umur piutang dari Perusahaan A dapat dilihat pada

Lampiran 9.

2) Hotel B

Hotel B merupakan salah satu pelanggan tetap yang tiap tahunnya selalu

melakukan transaksi rutin dengan perusahaan. Dalam satu kali transaksi

terdapat beberapa invoice yang diterbitkan perusahaan sedangkan

pembayaran piutang yang ditetapkan berdasarkan perjanjian adalah selama

45 hari. Dari analisis umur piutang per tanggal 31 atau per akhir bulan

Page 61: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

48

selama tiga tahun mulai dari 2006-2008, diketahui bahwa pada tahun 2006

Hotel B selalu mengalami keterlambatan pembayaran. Masalah

keterlambatan pembayaran tampaknya telah berhasil diselesaikan oleh

perusahaan karena sejak bulan April tahun 2007 Hotel B mulai memiliki

ketepatan dalam membayar hutangnya. Sejak April 2007, Hotel B hanya

terlambat satu kali yaitu pada bulan Januari tahun 2008 dan keterlambatan

yang terjadi pun tidak melebihi 2 bulan sejak jatuh tempo, sehingga

perusahaan tidak melakukan penghentian pengiriman barang untuk

sementara. Meskipun Hotel B telah memiliki kesadaran membayar yang

cukup baik, dari hasil analisis diketahui bahwa Hotel B sering melakukan

pembayaran piutang dengan jumlah yang tidak sesuai dengan jumlah

piutang yang terjadi. Meskipun hingga akhir Desember tahun 2008

perusahaan tercatat telah menyimpan kelebihan pembayaran sebesar Rp

765.120, perusahaan harus memberikan perhatian lebih pada jumlah

pembayaran yang diberikan Hotel B sebelum masalah ketidaksesuaian ini

dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar. Analisis daftar umur

piutang dari Hotel B dapat dilihat pada Lampiran 10.

3) Hotel C

Hotel C merupakan salah satu pelanggan tetap yang tiap tahunnya selalu

melakukan transaksi rutin dengan perusahaan. Dalam 1 kali transaksi

terdapat beberapa invoice yang diterbitkan perusahaan sedangkan

pembayaran piutang yang ditetapkan berdasarkan perjanjian adalah selama

45 hari. Dari analisis umur piutang per tanggal 31 atau per akhir bulan

selama tiga tahun mulai dari 2006-2008, Hotel C mengalami penurunan

dalam hal ketepatan waktu pembayaran piutang. Pada tahun 2006 Hotel C

selalu membayar hutangnya sebelum jatuh tempo namun sejak November

2007 pembayaran piutang mulai melambat. Selain masalah keterlambatan,

perusahaan juga harus menaruh perhatian lebih pada jumlah pembayaran

yang diberikan oleh Hotel C. Hingga akhir Desember tahun 2008, tercatat

bahwa Hotel C masih memiliki kekurangan pembayaran sebesar Rp

2.008.180. Perusahaan harus segera melakukan penagihan secara rutin

kepada Hotel C agar kekurangan pembayaran tersebut segera dilunasi

Page 62: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

49

karena apabila perusahaan tidak secepatnya melakukan penagihan, selisih

pembayaran tersebut dikhawatirkan akan menjadi piutang yang tidak dapat

tertagih. Analisis daftar umur piutang dari Hotel C dapat dilihat pada

lampiran 11.

4) Hotel D

Hotel D merupakan salah satu pelanggan tetap yang tiap tahunnya selalu

melakukan transaksi rutin dengan perusahaan. Dalam 1 kali transaksi

terdapat beberapa invoice yang diterbitkan perusahaan sedangkan

pembayaran piutang yang ditetapkan berdasarkan perjanjian adalah selama

45 hari. Dari analisis umur piutang per tanggal 31 atau per akhir bulan

selama tiga tahun mulai dari 2006-2008, pembayaran piutang yang

dilakukan Hotel D dapat dinilai tepat waktu dengan waktu pembayaran

yang ditetapkan selama 45 hari. Meskipun demikian, pembayaran sempat

mengalami keterlambatan di tahun 2006 yaitu pada bulan Mei, Juni, Juli

dan Agustus kemudian pada tahun 2007 yaitu pada bulan April, Mei,

Agustus, November dan Desember. Keterlambatan yang terjadi tidak lebih

dari 2 bulan sehingga perusahaan tidak perlu menghentikan pengiriman

barang untuk sementara. Sejak bulan Januari tahun 2008 nampaknya

masalah keterlambatan pembayaran telah berhasil diatasi oleh perusahaan

karena sejak saat itu pembayaran piutang kembali tepat waktu. Akan tetapi

perusahaan harus segera mengatasi masalah ketidaksesuaian antara jumlah

yang dibayar dengan jumlah piutang yang ada agar tidak timbul kerugian

yang dapat mengurangi pendapatan perusahaan. Hingga akhir Desember

tahun 2008, perusahaan tercatat telah menyimpan kelebihan pembayaran

sebesar Rp. 1.936.800. Analisis daftar umur piutang dari Hotel D dapat

dilihat pada Lampiran 12.

5) Perusahaan E

Perusahaan E merupakan salah satu pelanggan tetap yang tiap tahunnya

selalu melakukan transaksi rutin dengan perusahaan. Dalam 1 kali

transaksi terdapat beberapa invoice yang diterbitkan perusahaan sedangkan

pembayaran piutang yang ditetapkan berdasarkan perjanjian adalah selama

Page 63: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

50

60 hari. Dari analisis umur piutang per tanggal 31 atau per akhir bulan

selama tiga tahun mulai dari 2006-2008, diketahui bahwa Perusahaan E

belum memiliki kesadaran membayar hutangnya dengan baik karena

pembayaran hutangnya selalu melebihi waktu jatuh temponya. Dari

analisis umur piutang diketahui bahwa Perusahaan E hanya membayar

tepat waktu sebanyak 3 kali yaitu di bulan Desember 2006, Januari 2007

dan April 2007. Meskipun keterlambatan yang terjadi tidak melebihi 2

bulan sejak jatuh tempo, perusahaan harus memberi perhatian yang lebih

pada Perusahaan E karena diantara keempat pelanggan lainya Perusahaan

E tercatat masih memiliki hutang sebesar Rp. 11.597.960 yang timbul

akibat ketidaksesuaian antara jumlah pembayaran dengan jumlah piutang

yang tercatat. Analisis daftar umur piutang dari Perusahaan E dapat dilihat

pada Lampiran 13.

Jika dilihat dari kondisi piutang kelima pelanggan perusahaan X, dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar pelanggan yang ada memiliki masalah

dalam pembayaran piutangnya. Masalah yang dimiliki dalam pembayaran

piutang adalah masalah keterlambatan pembayaran yang melebihi waktu jatuh

tempo dan ketidaksesuaian jumlah yang dibayar dengan jumlah piutang yang

ada. Keterlambatan piutang dapat terjadi karena perusahaan telat mengirimkan

invoice pada pelanggan dan juga karena masalah keuangan yang sedang

dihadapi oleh masing-masing pelanggan. Dengan adanya kedua masalah

tersebut maka cashflow perusahaan pun menjadi terganggu sehingga akan

berakibat pada kemampuan perusahaan dalam membayar para pemasok atau

suppliernya.

5.4 Keefektifan Pengelolaan Manajemen Piutang

Berikut adalah penilaian tingkat efektivitas dari kebijakan pemberian

kredit, kebijakan penagihan dan kegiatan pemantauan piutang berdasarkan

masing-masing indikatornya:

1. Kebijakan Pemerian Kredit

Perusahaan tidak menerapkan analisis 5C secara mendetail dan hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan kurang selektif dalam melakukan

Page 64: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

51

evaluasi kredit sebelum memutuskan untuk menyetujui permintaan atau

penambahan kredit oleh pelanggan. Penilaian yang kurang selektif

terhadap pelanggan dikhawatirkan membuat perusahaan tidak sadar bahwa

perusahaan telah menerima pelanggan yang memilki resiko tidak sanggup

bayar yang tinggi yang akhirnya dapat menimbulkan kesulitan ketika

terjadi proses penagihan piutang.

Analisis Solvabilitas menunjukkan bahwa perusahaan memiliki jumlah

modal yang tinggi sehingga perusahaan tidak memiliki ketergantungan

atas modal pinjaman dan hal ini dapat menyebabkan perusahaan

menetapkan syarat pembayaran piutang yang lunak. Syarat pembayaran

penjualan yang bersifat lunak menyebabkan jumlah piutang semakin

meningkat tiap tahunnya. Perusahaan memberikan batas waktu

pembayaran selama 30-90 hari kepada pelanggannya namun kenyataannya

piutang terkadang baru terkumpul setelah beberapa bulan dari batas waktu

yang ditetapkan sehingga batas waktu pembayaran pun menjadi semakin

panjang dan hal ini akan menyebabkan investasi dalam piutang menjadi

semakin besar. Dari indikator diatas maka dapat disimpulkan bahwa

kebijakan pemberian kredit perusahaan adalah kurang baik.

2. Kebijakan Penagihan

Analisis Likuiditas yang terlalu tinggi memberikan sinyal bahwa saldo

piutang harus mendapatkan perhatian dari perusahaan karena angka rasio

yang terlalu tinggi bisa saja muncul akibat adanya saldo piutang yang

sudah lama terjadi dan sulit untuk ditagih. Apabila saldo piutang yang

dilaporkan ternyata melebihi nilai realisasi yang sesungguhnya maka

perusahaan dapat melakukan kesalahan interpretasi akibat angka rasio

likuiditas yang semu.

Analisis rasio aktivitas menunjukkan bahwa penagihan merupakan

kegiatan yang sulit untuk dilakukan. Kesulitan dalam pengumpulan

piutang menyebabkan piutang menjadi semakin menumpuk dan berakibat

negatif pada laba perusahaan. Salah satu penyebab kesulitan penagihan

adalah kurang selektifnya perusahaan terhadap para pelanggannya dan

Page 65: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

52

juga syarat pembayaran yang terlalu lunak, misalnya perusahaan tidak

pernah memberikan sanksi berupa pembebanan bunga piutang bagi

pelanggan yang telat membayar lebih dari jatuh tempo yang telah

ditetapkan. Dari indikator diatas maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan

penagihan perusahaan adalah kurang baik.

3. Pemantauan Posisi Piutang

Permasalahan dalam penagihan piutang juga ditunjukkan oleh hasil

analisis kondisi piutang dari lima pelanggan perusahaan. Dari analisis

tersebut diketahui bahwa pelanggan perusahaan memiliki masalah dalam

membayar hutangnya. Waktu pembayaran yang melebihi ketentuan

menunjukkan bahwa syarat pembayaran piutang yang diterapkan

perusahaan terlalu lunak sehingga para pelanggan tersebut terkadang

sengaja menunda melakukan pembayaran. Dari analisis umur piutang juga

diketahui bahwa jumlah yang dibayar oleh pelanggan terkadang tidak

sesuai dengan jumlah piutang yang terjadi. Hal ini dapat menimbulkan

kerugian yang mungkin tidak disadari oleh perusahaan. Dari indikator

diatas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemantauan posisi piutang

perusahaan adalah kurang baik.

Dari hasil penilaian diatas maka dapat dismpulkan bahwa pengelolaan

piutang perusahaan belum efektif. Pengelolaan manajemen piutang yang belum

efektif dapat mempengaruhi cashflow dan profitabilitas perusahaan. Peningkatan

jumlah piutang yang tidak diikuti dengan penagihan yang baik akan

mengakibatkan perusahaan mengalami kesulitan dalam mengubah piutangnya

menjadi kas sehingga kegiatan operasional perusahaan dapat terganggu dan

terhambat. Apabila piutang terus mengalami penumpukan maka resiko yang harus

ditanggung perusahaan juga akan semakin besar.

5.5 Implikasi Manajerial

Dengan adanya penelitian ini maka perusahaan akan mendapatkan

informasi mengenai keefektifan pengelolaan piutangnya sehingga perusahaan

dapat mengetahui kelemahan-kelemahan kebijakan piutang yang saat ini tengah

diterapkan. Dengan demikian informasi yang diperoleh dari hasil penelitian akan

Page 66: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

53

membantu perusahaan dalam mengevaluasi kebijakan piutang sehingga

perusahaan dapat memformulasikan kebijakan piutang yang lebih baik. Salah satu

cara untuk memperbaiki kebijakan perusahaan adalah dengan cara

mengaplikasikan saran yang penulis usulkan.

Untuk mempermudah melakukan perhitungan, penulis telah mengembangkan

sebuah program aplikasi bernama Visual Basic 2008 yang memuat rumus-rumus

analisis laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian. Program visual basic

ini dapat digunakan untuk mengetahui nilai rasio untuk tahun-tahun berikutnya.

Page 67: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

a. Dalam pengelolaan Manajemen piutangnya perusahaan

menetapkan kebijakan pemberian kredit yang longgar dan

kebijakan penagihan yang pasif. Perusahaan juga memiliki

kegiatan pemantauan posisi piutang yang lemah.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas perusahaan

adalah kebijakan dalam pemberian piutang, kebijakan penagihan

dan kegiatan pemantaun terhadap posisi piutang.

c. Berdasarkan analisis yang digunakan, pengelolaan manajemen

piutang pada perusahaan adalah belum efektif. Hal ini disebabkan

karena terdapat beberapa rasio (rasio aktivitas ) yang berada di

bawah standar yang ditetapkan. Selain itu terdapat pula beberapa

rasio yang nilainya terlalu tinggi (rasio likuiditas) dan

menimbulkan interpretasi yang dapat menyesatkan perusahaan.

Dua masalah umum pada pembayaran piutang Perusahaan X

adalah masalah keterlambatan pembayaran yang melebihi batas

waktu jatuh tempo dan masalah ketidaksesuaian jumlah

pembayaran dengan jumlah piutang yang terjadi.

2. Saran

a. Perusahaan sebaiknya menambahkan satu lagi komponen penilaian

dalam analisis 5C, yaitu melakukan penilaian terhadap Capital

dengan cara menghitung rasio keuangan calon pelanggan yang

akan diajak kerja sama.

b. Perusahaan sebaiknya melakukan pemantauan terhadap jumlah

piutang masing-masing pelanggan. Pemantauan ini dapat dilakukan

dengan cara membuat daftar umur piutang agar perusahaan dapat

mengetahui pelanggan mana saja yang bermasalah dan

memerlukan perhatian ekstra dari perusahaan. Daftar umur piutang

ini juga bermanfaat untuk memantau kesesuaian jumlah yang

Page 68: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

55

dibayar dengan jumlah piutang yang terjadi sehingga perusahaan

dapat mengetahui secara pasti jumlah piutang yang belum terbayar.

c. Perusahaan sebaiknya menerapkan kebijakan penagihan yang lebih

ketat dibandingkan kebijakan penagihan yang ada saat ini,

misalnya dengan menetapkan bunga atau denda pada pelanggan

yang telat membayar.

Page 69: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

Daftar Pustaka

Agustina, Ria. 2009. Analisis Efektivitas Manajemen Piutang (Studi Kasus PT. Unitex Tbk Bogor). Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Brigham,Eugene F, Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi

Kedelapan. Erlangga. Jakarta.

Gill, James O. 2004. Dasar-dasar Analisis Keuangan. PPM.2004

Kieso,Donald E, Jerry J.Weygandt, Terry D warfield. 2002. Akuntansi Intermediete. Edisi kesepuluh. Erlangga. Jakarta.

Maya, Siska.2005. Efektivitas Piutang dan faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Piutang PT. Biro klasifikasi Indonesia (persero). Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Munawir,S. 2002. Analisa Laporan Keuangan. Edisi empat. Liberty. Yogyakarta.

Perusahaan X. 2007. Laporan Keuangan Perusahaan X, Jakarta.

. 2008. Laporan Keuangan Perusahaan X, Jakarta.

. 2009. Laporan Keuangan Perusahaan X, Jakarta.

R, Soediyono. 1991. Analisis Laporan Keuangan: Analisis Rasio. Edisi Pertama.

Liberty Yogyakarta. Yogyakarta

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi empat.BPFE –YOGYAKARTA, Yogyakarta.

S.R, Soemarso. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Lima. Salemba Empat. Jakarta.

Sundjaja, Ridwan S, Inge Barlian.2003. Manajemen Keuangan Satu. Edisi Lima.

Literata Lintas Media. Jakarta.

Susilo, D.2004. Kajian Piutang PT Sucofindo (Persero),Jakarta. Skripsi pada

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Van Horne, James C, John M. Wachowicz,JR.2005. Prinsip-prinsip Manajemen

Keuangan. Edisi Dua Belas. Salemba Empat. Jakarta.

Warren, Carl S, James M Reeves, Philip E. Fess.2006. Pengantar Akuntansi. Edisi

Dua Puluh Satu. Salemba Empat. Jakarta.

Page 70: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

1

Page 71: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

Lam

piran 1. Alur P

ikir

Peningkatan Piutang yang dibarengi dengan

penurunan laba Perusahaan

FAKTOR INTERNAL1.Kebijakan Kredt2.Kebijakan penagihan3. Pemantauan posisi piutang

INPUT

1. Neraca keuangan perusahaan selama 3 thn

2. Lap. laba rugi selama 3 thn3. Buku besar piutang

OUTPUTTingkat efektivitas piutang

perusahaan

OUTCOMEPerusahaan dapat mengetahui

keefektivan piutangnya sehingga mampu membuat kebijakan kredit

yang lebih baik yang dapat meningkatkan laba perusahaan.

PARAMETER KONTROL1. Rasio Lancar > 22. rasio cepat > 1,5

3. Rata-rata periode tagih < persyaratan kredit 4. rasio hutang <1

FAKTOR EKSTERNAL1. Kemampuan Membayar Pelanggan

PROSES

1. Analisis 5C2. Analisis Investasi Piutang3. Analisis Rasio Keuangan

4. Analisis Horisontal 5. Analisis Vertikal

6. Analisis Umur piutang

Wawancara

Literatur

Feedback

Page 72: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

Lam

piran 2. Batasan P

ermasalahan

Page 73: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

1

Lampiran 3. Laporan Neraca Perusahaan X Tahun 2006-2008 (Dalam Rupiah)

Keterangan Tahun2006 2007 2008

A. AKTIVA LANCARKas kantor Jakarta 3,341,461 3,723,110 34,476,292Kas kantor jakarta (Giro) 125,069,966 165,765,714 378,402,636Kas kantor jakarta (Deposito) 20,000,000 20,000,000 20,000,000Piutang Usaha 865,337,012 1,234,003,576 1,341,335,637Persediaan bahan olahan - - -JUMLAH AKTIVA LANCAR 1,013,748,439 1423492400 1,774,214,565B. AKTIVA TETAPRumah Kaca 2,296,598,466 2,540,364,666 2,639,016,966Pembibitan/ Nurserxy 9,144,023 9,144,023 9,144,023Bak Air / Bangunan Precut 541,209,324 693,643,324 731,377,824Sistem Irigasi Hydroponic 163,249,100 163,249,100 196,355,600Sistim Aeroponik 189,764,950 189,764,950 190,014,950Alat-alat 151,774,037 156,423,537 332,853,780Kantor dan Gudang 64,531,898 64,531,898 110,204,898Sarana dan Prasarana 467,085,720 467,085,720 545,812,044Alat Transport-Mobil 754,623,150 769,138,150 917,644,250Jumlah Aktiva Tetap 4,637,980,668 5,053,345,368 5,672,424,335

Akumulasi Penyusutan-

2,557,863,000-

3,057,357,000-

3,560,010,000Nilai Buku 2,080,117,668 1,995,988,368 2,112,414,335C. AKTIVA LAIN-LAINAktiva Tak Berwujud 16,231,200 16,481,200 16,481,200TOTAL AKTIVA 3,110,097,307 3,435,961,968 3,903,110,100PASSIVAA. HUTANGHutang Usaha 11,958,414 3,788,004 57,670,754Hutang Pajak 65,679,739 70,093,873 21,723,477Hutang Gaji - - -Hutang Mobil 68,147,000 29,628,000 127,252,444Hutang Motor - 8,080,000 2,020,000Jumlah Hutang 145,785,153 111,589,877 208,666,675B. MODALModal Saham disetor 2,750,000,000 2,750,000,000 2,750,000,000Laba/Rugi ditahan 24,809,110 214,312,154 574,372,091Laba/Rugi di tahun berjalan 189,503,044 360,059,937 370,071,334Jumlah Modal 2,964,312,154 3,324,372,091 3,694,443,425DevidenTOTAL PASSIVA 3,110,097,307 3,435,961,968 3,903,110,100

Page 74: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

2

Lampiran 4. Laporan Laba Rugi Perusahaan X Tahun 2007-2009 (Dalam Rupiah)

Keterangan Tahun2006 2007 2008

PENJUALAN 3,586,067,859 3,799,142,588 4,465,267,873

PERHITUNGAN HARGA POKOKA. Biaya Langsung1. Biaya Benih 88,315,042 119,342,916 55,623,8832. Biaya Pupuk/ Nutrisi 93,220,550 84,585,417 108,000,5003. Biaya Bahan Kimia 73,863,270 81,445,500 39,103,0004. Biaya Gaji/ Upah 354,990,000 360,222,667 392,867,6675. Biaya Media Tanam/Packing 11,053,500 22,026,866 15,919,428Jumlah Biaya Langsung 621,442,362 667,623,366 611,514,478B. Biaya Tidak Langsung1. Perawatan Asset/ Mobil 64,208,350 67,158,952 65,245,0002. Kantor dan Gudang 60,007,498 52,313,000 71,929,5483. Listrik Kebun 19,066,337 28,401,599 28,160,0884. Telepon Kebun 8,730,784 8,717,877 3,625,0275. Transportasi 121,632,049 110,992,400 224,693,786Jumlah Biaya Tidak Langsung 273,645,018 267,583,828 393,653,449Harga Pokok Produksi 895,087,380 935,207,194 1,005,167,927C. Pembelian

1.Pembelian Sayuran 1,612,477,890 1,503,745,500 1,976,168,200

Harga Pokok Penjualan-

2,507,565,270 2,438,952,694 2,981,336,127Laba Rugi Operasi 1,078,502,589 1,360,189,894 1,483,931,746Biaya Penyusutan -463,854,000 499,494,000 598,333,400Laba Rugi Setelah Penyusutan 614,648,589 860,695,894 885,598,346Biaya Umum ( Kantor Jakarta) -367,821,829 372,052,081 419,425,012Laba Operasi Bersih 246,826,760 488,643,813 466,173,334Penghasilan Luar Usaha 2,463,284 727,526 37,500,000Laba Rugi Sesudah Pajak 189,503,044 360,059,937 370,071,334

Page 75: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

3

Lampiran 5. Analisis Trend (Horisontal) Laporan Laba Rugi Perusahaan X (Dalam Persen)

Keterangan Tahun2006 2007 2008

PENJUALAN 100 105.94 124.52

PERHITUNGAN HARGA POKOKA. Biaya Langsung1. Biaya Benih 100 135.13 62.982. Biaya Pupuk/ Nutrisi 100 90.74 115.853. Biaya Bahan Kimia 100 110.27 52.944. Biaya Gaji/ Upah 100 101.47 110.675. Biaya Media Tanam/Packing 100 199.28 144.02Jumlah Biaya Langsung 100 107.43 98.40B. Biaya Tidak Langsung1. Perawatan Asset/ Mobil 100 104.59 101.612. Kantor dan Gudang 100 87.18 119.873. Listrik Kebun 100 148.96 147.694. Telepon Kebun 100 99.85 41.525. Transportasi 100 91.25 184.73Jumlah Biaya Tidak Langsung 100 97.78 143.86Harga Pokok Produksi 100 104.48 112.29

C. Pembelian1.Pembelian Sayuran 100 93.26 122.55

Harga Pokok Penjualan 100 97.26 118.89Laba Rugi Operasi 100 126.12 137.59Biaya Penyusutan 100 107.68 128.99Laba Rugi Setelah Penyusutan 100 140.03 144.08Biaya Umum ( Kantor Jakarta) 100 101.15 114.03Laba Operasi Bersih 100 197.97 188.87Penghasilan Luar Usaha 100 29.53 1522.36Laba Rugi Sesudah Pajak 100 190.00 195.28

Sumber: Laporan Keuangan Tahun 2007-2009 (Diolah)

Page 76: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

4

Lampiran 6. Analisis Trend (Horisontal) Laporan Neraca Perusahaan X (Dalam Persen)

Keterangan Tahun2006 2007 2008

A. AKTIVA LANCARKas kantor Jakarta 100 111.42 1031.77Kas kantor jakarta (Giro) 100 132.54 302.55Kas kantor jakarta (Deposito) 100 100 100

Piutang Usaha 100 142.60 155.00JUMLAH AKTIVA LANCAR 100 140.42 175.02B. AKTIVA TETAPRumah Kaca 100 110.61 114.91Pembibitan/ Nurserxy 100 100 100Bak Air / Bangunan Precut 100 128.17 135.14Sistem Irigasi Hydroponic 100 100 120.28Sistim Aeroponik 100 100 100.13Alat-alat 100 103.06 219.31Kantor dan Gudang 100 100 170.78Sarana dan Prasarana 100 100 116.85Alat Transport-Mobil 100 101.92 121.60Jumlah Aktiva Tetap 100 108.96 122.30Akumulasi Penyusutan 100 119.53 139.18Nilai Buku 100 95.96 101.55C. AKTIVA LAIN-LAINAktiva Tak Berwujud 100 101.54 101.54TOTAL AKTIVA 100 110.48 125.49PASSIVAA. HUTANGHutang Usaha 100 31.68 482.26Hutang Pajak 100 106.72 33.07Hutang Mobil 100 43.48 186.73Jumlah Hutang 100 76.54 143.13B. MODALModal Saham disetor 100 100 100Laba/Rugi ditahan 100 863.84 2315.17Laba/Rugi di tahun berjalan 100 190.00 195.29Jumlah Modal 100 112.15 124.63TOTAL PASSIVA 100 110.48 125.49

Sumber: Laporan Keuangan Tahun 2007-2009 ( Diolah)

Page 77: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

5

Lampiran 7. Analisis Persentase Perkomponen (Vertikal) Laporan Laba Rugi Perusahaan X (Dalam Persen)

Keterangan Tahun2006 2007 2008

PENJUALAN 100 100 100

PERHITUNGAN HARGA POKOKA. Biaya Langsung1. Biaya Benih 2.46 3.14 1.252. Biaya Pupuk/ Nutrisi 2.59 2.23 2.423. Biaya Bahan Kimia 2.06 2.14 0.884. Biaya Gaji/ Upah 9.89 9.48 8.795. Biaya Media Tanam/Packing 0.31 0.58 0.36Jumlah Biaya Langsung 17.33 17.57 13.69B. Biaya Tidak Langsung1. Perawatan Asset/ Mobil 1.79 1.77 1.462. Kantor dan Gudang 1.67 1.37 1.613. Listrik Kebun 0.53 0.75 0.634. Telepon Kebun 0.24 0.23 0.085. Transportasi 3.39 2.92 5.03Jumlah Biaya Tidak Langsung 7.63 7.04 8.82Harga Pokok Produksi 24.96 24.62 22.51

C. Pembelian

1.Pembelian Sayuran 44.97 39.58 44.26

Harga Pokok Penjualan 69.93 64.19 66.76Laba Rugi Operasi 30.07 35.80 33.23Biaya Penyusutan 12.93 13.15 13.39Laba Rugi Setelah Penyusutan 17.14 22.66 19.83Biaya Umum ( Kantor Jakarta) 10.26 9.79 9.39Laba Operasi Bersih 6.88 12.86 10.44Penghasilan Luar Usaha 0.07 0.02 0.84Laba Rugi Sesudah Pajak 5.28 9.48 8.29

Sumber: Laporan Keuangan Tahun 2007-2009 (Diolah)

Page 78: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

6

Lampiran 8. Analisis Persentase Perkomponen (Vertikal) Laporan Neraca

Perusahaan X (Dalam Persen)

Keterangan Tahun2006 2007 2008

A. AKTIVA LANCARKas kantor Jakarta 0.11 0.11 0.88Kas kantor jakarta (Giro) 4.02 4.82 9.69Kas kantor jakarta (Deposito) 0.64 0.58 0.51Piutang Usaha 27.82 35.91 34.37JUMLAH AKTIVA LANCAR 32.59 41.42 45.45B. AKTIVA TETAPRumah Kaca 73.84 73.93 67.61Pembibitan/ Nurserxy 0.29 0.27 0.23Bak Air / Bangunan Precut 17.40 20.19 18.74Sistem Irigasi Hydroponic 5.249 4.75 5.03Sistim Aeroponik 6.10 5.52 4.87Alat-alat 4.88 4.55 8.53Kantor dan Gudang 2.08 1.88 2.82Sarana dan Prasarana 15.02 13.59 13.98Alat Transport-Mobil 24.27 22.38 23.51Jumlah Aktiva Tetap 149.13 147.06 145.32Akumulasi Penyusutan 82.24 88.98 91.21Nilai Buku 66.89 58.09 54.12C. AKTIVA LAIN-LAINAktiva Tak Berwujud 0.52 0.48 0.42TOTAL AKTIVA 100 100 100PASSIVAA. HUTANGHutang Usaha 8.20 3.39 27.64Hutang Pajak 45.05 62.81 10.41Hutang Mobil 46.74 26.55 60.98Hutang Motor - 7.24 0.97Jumlah Hutang 100 100 100B. MODALModal Saham disetor 92.77 82.72 74.44Laba/Rugi ditahan 0.84 6.45 15.55Laba/Rugi di tahun berjalan 6.39 10.83 10.02Jumlah Modal 100 100 100

Sumber: Laporan Keuangan Tahun 2007-2009 (Diolah)

Page 79: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

Pelanggan A

Waktu Transaksi Saldo Belum Jatuh

tempo

Setelah jatuh tempo Kesesuaian Pembayaran

Tgl Bulan Thn 1-30

hari

31-60 hari 61-90

hari

Lebih (+)

Kurang (-)

Akumulasi

ketidaksesuaian

31 Januari 2007 41.911.100 41.911.100 0 0

28 Februari 2007 23.551.250 23.551.250 0 0

31 Maret 2007 22.910.250 22.910.250 0 0

30 April 2007 23.885.500 23.885.500 0 0

31 Mei 2007 27.268.500 27.268.500 0 0

30 Juni 2007 27.053.500 27.053.500 0 0

31 Juli 2007 28.945.500 28.945.500 0 0

31 Agustus 2007 30.038.000 30.038.000 0 0

30 September 2007 27.725.500 27.725.500 0 0

31 Oktober 2007 29.557.500 29.557.500 0 0

30 November 2007 33.905.600 33.905.600 0 0

31 Desember 2007 44.460.600 44.460.600 0 0

31 Januari 2008 34.987.600 34.987.600 0 0

28 Februari 2008 24.236.500 24.236.500 0 0

31 Maret 2008 33.875.950 33.875.950 0 0

30 April 2008 38.657.800 38.657.800 0 0

Lam

piran 9. Analisis U

mur P

iutang Perusahaan A

Page 80: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

31 Mei 2008 42.566.375 42.566.375 0 0

30 Juni 2008 37.627.500 37.627.500 0 0

31 Juli 2008 45.871.150 45.871.150 0 0

31 Agustus 2008 40.270.700 40.270.700 0 0

30 September 2008 42.251.764 42.251.764 0 0

31 Oktober 2008 25.858.000 25.858.000 0 0

30 November 2008 35.327.000 35.327.000 0 0

31 Desember 2008 36.375.100 36.375.100 0 0

Sumber: Buku Besar Piutang Perusahaan X (diolah).

Lanjutan L

ampiran 9.

Page 81: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

Pelanggan B

Waktu Transaksi Saldo Belum Jatuh

tempo

Setelah jatuh tempo Kesesuaian Pembayaran

Tgl Bulan Thn 1-30 hari 31-60 hari 61-90

hari

Lebih (+)

Kurang (-)

Akumulasi

ketidaksesuaian

31 Januari 2006 18.047.400 17.897.170 -150.230 -150.230

28 Februari 2006 14.129.000 14.099.000 -30.000 -180.230

31 Maret 2006 7.025.900 7.021.900 0 -180.230

30 April 2006 12.470.500 12.471.800 13.231.300 13.051.070

31 Mei 2006 16.254.590 16.264.140 9.550 13.060.620

30 Juni 2006 18.577.600 18.577.600 0 13.060.620

31 Juli 2006 14.802.700 14.803.700 1.000 13.061.620

31 Agustus 2006 12.727.710 12.725.110 -2.600 13.059.020

30 September 2006 16.032.350 16.032.300 -50 13.058.970

31 Oktober 2006 9.832.500 9.830.650 -1.850 13.057.120

30 November 2006 20.390.950 20.300.950 -90.000 12.967.120

31 Desember 2006 21.133.100 20.881.100 -231.900 12.735.220

31 Januari 2007 24.307.800 24.307.800 0 12.735.220

28 Februari 2007 18.827.200 18.747.000 -80.200 12.655.020

31 Maret 2007 26.380.600 26.380.600 0 12.655.020

30 April 2007 22.287.600 36.480.000 14.192.400 26.847.420

31 Mei 2007 24.483.200 24.091.950 -391.250 26.456.170

30 Juni 2007 23.597.000 8.655.800 -14.941.200 11.514.970

Lam

piran 10. Analisis U

mur P

iutang Hotel B

Page 82: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

31 Juli 2007 25.040.650 22.309.550 -2.731.100 8.783.870

31 Agustus 2007 21.424.600 22.675.550 1.250.950 10.034.820

30 September 2007 19.209.475 19.824.500 615.025 10.649.845

31 Oktober 2007 16.048.800 15.589.825 -458.975 10.190.870

30 November 2007 15.688.650 6.144.650 -9.544.000 646.870

31 Desember 2007 18.844.450 18.844.450 0 646.870

31 Januari 2008 30.436.050 13.667.350 15.231.950 -1.536.750 -889.880

28 Februari 2008 23.594.300 23.084.400 -509.900 -1.399.780

31 Maret 2008 27.655.000 30.277.450 2.622.450 1.222.670

30 April 2008 20.387.100 18.440.900 -1.946.200 -723.530

31 Mei 2008 25.329.350 23.239.850 -2.089.500 -2.813.030

30 Juni 2008 22.382.250 22.382.250 0 -2.813.030

31 Juli 2008 19.662.150 24.152.650 4.490.500 1.677.470

31 Agustus 2008 22.131.150 20.883.850 -1.247.300 430.170

30 September 2008 20.910.830 21.087.430 176.600 606.770

31 Oktober 2008 20.958.650 20.265.800 -692.850 -86.080

30 November 2008 22.472.750 22.472.750 0 -86.080

31 Desember 2008 16.875.200 17.726.400 851.200 765.120

Sumber: Buku Besar Piutang Perusahaan X (diolah).

Pelanggan C

Lanjutan L

ampiran 10.

Lam

piran 11. Analisis U

mur P

iutang Hotel C

Page 83: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

Waktu Transaksi Saldo Belum Jatuh

tempo

Setelah jatuh tempo Kesesuaian Pembayaran

Tgl Bulan Tahun 1-30 hari 31-60 hari 61-90 hari Lebih (+)

Kurang (-)

Akumulasi

ketidaksesuaian

31 Januari 2006 17.587.220 17.559.500 -27.720 -27.720

28 Februari 2006 12.417.525 12.417.525 0 -27.720

31 Maret 2006 10.164.050 10.153.950 10.100 -17.620

30 April 2006 11.262.770 11.289.870 27.100 9480

31 Mei 2006 10.409.100 10.351.100 -58.000 -48.520

30 Juni 2006 10.208.840 10.013.440 -195.400 -243920

31 Juli 2006 14.247.200 14.247.400 -200 -244.120

31 Agustus 2006 16.271.560 16.513.850 242.290 -1830

30 September 2006 17.187.670 17.187.670 0 -1830

31 Oktober 2006 10.833.570 10.833.570 0 -1830

30 November 2006 13.251.200 13.251.200 0 -1830

31 Desember 2006 22.219.100 22.218.600 -500 -2330

31 Januari 2007 15.978.450 15.978.450 0 -2330

28 Februari 2007 14.032.950 14.033.050 1000 -1330

31 Maret 2007 22.680.700 22.680.700 0 -1330

30 April 2007 27.388.200 27.388.200 0 -1330

31 Mei 2007 26.973.700 25.164.300 -

1.809.400

-1810730

30 Juni 2007 19.291.300 19.291.300 0 -1810730

Lanjutan L

ampiran 11

Page 84: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

31 Juli 2007 13.817.800 13.817.800 0 -1810730

31 Agustus 2007 13.138.950 13.138.950 0 -1810730

30 September 2007 8.004.200 8.003.200 -1000 -1.811.730

31 Oktober 2007 12.654.300 12.654.300 0 -1.811.730

30 November 2007 18.999.750 18.999.750 0 -1.811.730

31 Desember 2007 26.100.550 2.100.000 24.000.550 0 -1.811.730

31 Januari 2008 18.061.100 1.202.000 16.814.100 -45.000 -1.856.730

28 Februari 2008 18.778.800 18.769.850 -8.950 -1.865.680

31 Maret 2008 21.206.000 21.206.600 0 -1.865.680

30 April 2008 16.200.050 16.200.050 0 -1.865.680

31 Mei 2008 21.036.650 21.036.650 0 -1.865.680

30 Juni 2008 20.630.750 20.630.750 0 -1.865.680

31 Juli 2008 24.469.800 23.037.300 1.432500 0 -1.865.680

31 Agustus 2008 19.525.450 19.525.450 0 -1.865.680

30 September 2008 12.118.600 12.118.600 0 -1.865.680

31 Oktober 2008 13.711.850 13.711.850 0 -1.865.680

30 November 2008 23.488.700 23.488.700 0 -1.865.680

31 Desember 2008 28.686.100 28.543.600 -142.500 -2.008.180

Sumber: Buku Besar Piutang Perusahaan X (diolah).

Pelanggan D

Lam

piran 9. Analisis U

mur P

iutang Perusahaan A

Lam

piran 12. Analisis U

mur P

iutang Hotel D

Page 85: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

Waktu Transaksi Saldo Belum Jatuh

tempo

Setelah jatuh tempo Kesesuaian Pembayaran

Tanggal Bulan Tahun 1-30 hari 31-

60

hari

61-90 Hari Lebih (+)

Kurang (-)

Akumulasi

ketidaksesuaian

31 Januari 2006 25.575.425 25.939.850 364.425 364.425

28 Februari 2006 27.617.795 31.887.770 4.269.975 4.634.400

31 Maret 2006 30.242.225 33.068.100 2.825.875 7.460.275

30 April 2006 25.329.650 37.292.850 11.963.675 19.423.950

31 Mei 2006 26.329.175 15.659.375 10.622.250 -47.550 19.376.400

30 Juni 2006 27.625.900 30.736.275 3.110.375 22.486.775

31 Juli 2006 28.341.975 14.275.100 -14.066.875 8.419.900

31 Agustus 2006 32.662.200 14.288.450 16.306.750 -2.067.000 6.352.900

30 September 2006 35.140.270 36.099.170 958.900 7.311.800

31 Oktober 2006 23.357.485 23.133.285 -224.200 7.087.600

30 November 2006 38.559.225 38.453.625 105.600 7.193.200

31 Desember 2006 36.988.250 36.688.400 299850 7.493.050

31 Januari 2007 36.774.700 36.772.525 -2.175 7.490.875

28 Februari 2007 43.220.275 42.815.325 -404.950 7.085.925

31 Maret 2007 43.449.150 44.047.850 598.700 7.684.625

30 April 2007 32.855.975 14.585.325 16.269.850 -2.000.800 5.683.825

31 Mei 2007 42.374.475 39.003.500 -3.370.975 2.312.850

30 Juni 2007 28.864.625 31.502.725 2.638.100 4.950.950

Lanjutan L

ampiran 12

Page 86: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

31 Juli 2007 39.180.500 38.959.800 -220.700 4.730.250

31 Agustus 2007 36.489.375 17.105.150 16.870.825 -2.513.400 2.216.850

30 September 2007 53.385.650 27.863.175 28.013.975 2.491.500 4.708.350

31 Oktober 2007 46.201.175 46.201.175 0 4.708.350

30 November 2007 58.101.650 31.703.725 26.397.925 0 4.708.350

31 Desember 2007 72.787.800 28.854.600 43.933.200 0 4.708.350

31 Januari 2008 53.238.975 53.905.475 666.500 5.374.850

28 Februari 2008 46.351.450 46.551.350 199.900 5.574.750

31 Maret 2008 48.064.050 47.312.300 -751.750 4.823.000

30 April 2008 49.861.100 50.431.250 570.150 5.393.150

31 Mei 2008 53.957.300 51.321.800 -2.635.500 2.757.650

30 Juni 2008 51.000.825 53.530.575 2.529.750 5.287.400

31 Juli 2008 37.179.625 37.137.125 -42.500 5.244.900

31 Agustus 2008 40.441.850 38.170.600 -2.271.250 2.973.650

30 September 2008 48.785.100 48.770.700 -14.400 2.959.250

31 Oktober 2008 36.991.395 36.117.345 -874.050 2.085.200

30 November 2008 67.386.363 63.914.913 -3.471.450 -1.386.250

31 Desember 2008 43.482.250 46.805.300 3.323.050 1.936.800

Sumber: Buku Besar Piutang Perusahaan X (diolah).

Pelanggan E

Lam

piran 13. Analisis U

mur P

iutang Perusahaan E

Page 87: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

Waktu Transaksi Saldo Belum Jatuh

tempo

Setelah jatuh tempo Kesesuaian Pembayaran

Tgl Bulan Tahun 1-30 hari 31-60 hari 61-90hari Lebih (+)

Kurang (-)

Akumulasi

ketidaksesuaian

31 Januari 2006 20.497.200 10.088.500 -10.408.700 -10.408.700

28 Februari 2006 17.064.625 17.251.425 186.800 -10.221.900

31 Maret 2006 24.330.590 6.192.740 8.159.650 -9.978.200 -20.200.100

30 April 2006 28.405.700 38.292.000 9.886.300 -10.313.800

31 Mei 2006 31.542.325 15.136.850 16.405.475 0 -10.313.800

30 Juni 2006 31.802.550 31.802.550 0 -10.313.800

31 Juli 2006 26.870.850 26.701.850 -169.000 -10.482.800

31 Agustus 2006 23.376.450 22.841.450 -535.000 -11.017.800

30 September 2006 26.484.600 26.404.600 -80.000 -11.097.800

31 Oktober 2006 27.621.600 27.336.100 -285.500 -11.383.300

30 November 2006 19.801.300 19.646.360 -154.940 -11.538.240

31 Desember 2006 24.135.480 24.134.200 1.280 -11.536.960

31 Januari 2007 28.727.910 28.727.910 0 -11.536.960

28 Februari 2007 26.065.800 26.065.800 0 -11.536.960

31 Maret 2007 20.738.050 20.738.050 0 -11.536.960

30 April 2007 27.654.500 27.630.500 -24.000 -11.560.960

31 Mei 2007 25.534.650 25.497.650 -37.000 -11.597.960

30 Juni 2007 13.132.675 13.132.675 0 -11.597.960

31 Juli 2007 17.090.975 17.090.975 0 -11.597.960

Lanjutan L

ampiran 13

Page 88: ANALISIS EFEKTIVITAS MANAJEMEN PIUTANG PADA … · Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. KATA PENGANTAR ... tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan

31 Agustus 2007 22.801.850 22.801.850 0 -11.597.960

30 September 2007 19.236.250 19.236.250 0 -11.597.960

31 Oktober 2007 15.313.375 15.313.375 0 -11.597.960

30 November 2007 16.454.350 16.454.350 0 -11.597.960

31 Desember 2007 15.879.150 14.679.750 1.199.400 0 -11.597.960

31 Januari 2008 23.257.490 23.257.490 0 -11.597.960

28 Februari 2008 23.807.400 23.807.400 0 -11.597.960

31 Maret 2008 26.147.900 26.147.900 0 -11.597.960

30 April 2008 22.405.600 22.405.600 0 -11.597.960

31 Mei 2008 17.316.750 17.316.750 0 -11.597.960

30 Juni 2008 20.531.500 20.531.500 0 -11.597.960

31 Juli 2008 17.565.050 17.565.050 0 -11.597.960

31 Agustus 2008 21.168.800 21.168.800 0 -11.597.960

30 September 2008 24.586.900 24.586.900 0 -11.597.960

31 Oktober 2008 26.731.700 26.731.700 0 -11.597.960

30 November 2008 17.346.150 17.346.150 0 -11.597.960

31 Desember 2008 28.629.550 28.629.550 0 -11.597.960

Sumber: Buku Besar Piutang Perusahaan X (diolah).