ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA...

126
ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA RAWAT INAP DI RSU KARSA HUSADA KOTA BATU TAHUN 2017-2018 SKRIPSI Oleh : LATIFATUL KOLBIYAH NIM. 15670012 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2019

Transcript of ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA...

Page 1: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA

PASIEN PNEUMONIA RAWAT INAP DI RSU KARSA HUSADA

KOTA BATU TAHUN 2017-2018

SKRIPSI

Oleh :

LATIFATUL KOLBIYAH

NIM. 15670012

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2019

Page 2: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

ii

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA

PASIEN PNEUMONIA RAWAT INAP DI RSU KARSA HUSADA

KOTA BATU TAHUN 2017-2018

SKRIPSI

Oleh:

LATIFATUL KOLBIYAH

NIM. 15670012

Diajukan Kepada:

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2019

Page 3: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

iii

Page 4: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

iv

Page 5: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

v

Page 6: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

vi

MOTTO

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam

keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang

baik, dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih

baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (Q.S.An-Nahl : 97).

Keberhasilan bukanlah milik Orang Pintar. Namun keberhasilan itu adalah milik mereka

yang senantiasa Berusaha. (B.J. Habibie)

Page 7: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

vii

LEMBAR PERSEMBAHAN

Puji syukur selalu terucapkan dengan kerendahan dan kelulusan hati

kepada Allah SWT karena limpahan taufik, rahmah serta hidayah-

Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan tepat

waktu. Sholawat serta salam juga tercurakan kepada baginda Nabi

Muhammad SAW yang dinanti-nantikan syafaatnya dihari kiamat

nanti.

Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orangtua yang selalu

melatunkan doanya untukku baik siang maupun malam, yaitu

Ibu Hotibah dan Bapak Aliudin yang juga telah menanti-nantikan

anaknya menyelesaikan skripsi pada bangku perkuliahan. Tak lupa

terimakasih juga saya ucapkan kepada kakak saya dan sanak saudara

keluarga saya yang mendukung saya sepenuh hati untuk selalu

semangat dalam berjuang.

Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya juga haturkan kepada

para dosen dan karyawan jurusan farmasi UIN Malang terkhusus

kepada kedua pembimbing saya yang tidak pernah lelah dalam

menemani dan membimbing skripsi hingga selesai. Tak lupa pula

ucapan terimakasih kepada teman-teman Pharmajelly 2015, Big

Family (Kelas A), teman-teman sejawat dari nurul jadid dan keluarga

unicev malang, Alfan, Jelly, Ilona, Utina, Neng dii, Didi, Salma, Anis,

Difa,Risa, Riza, Nila, Farhana, Beta, Nonik, Ila, Ika, Madin, Laily dan

lainya yang telah menemani dan mengajarkan pengalaman yang

cukup baik. Semoga pertemanan dan persaudaraan ini bisa terus

terjalin hingga kapanpun dan semoga semuanya menjadi orang yang

sukses dunia akhirat.

Page 8: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul “ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN

ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA RAWAT INAP DI RSU

KARSA HUSADA KOTA BATU TAHUN 2017-2018” sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang farmasi di Fakultas

Kedoteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim

Malang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan,

masukan serta arahan dari berbagai pihak. Untuk itu ucapan terimakasih penulis

ucapkan sebesar-besarnya dengan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. H. Abdul Haris, M.Ag. selaku rektor Universitas Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang, yang telah banyak memeberikan

pengetahuan dan pengalaman yang berharga.

2. Prof. Dr. dr. Bambang Pardijianto, Sp.B.,Sp.BP-RE selaku dekan

Fakultas Kedoteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Negeri Maulana

Malik Ibrahim Malang.

3. Ibu Dr. Roihatul Muti’ah, M.Kes.,Apt. selaku Ketua Jurusan Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang.

Page 9: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

ix

4. Bapak Achmad Syahrir, M.Farm., Apt. selaku pembimbing utama

yang dengan sabar memberikan dedikasi berupa ilmu, pengarahan,

bimbingan, nasehat, waktu, tenaga, dan petunjuk selama penyusunan

skripsi.

5. Ibu Meilina Ratna Dianti, S.Kep., Ns., M.Kep. pembimbing kedua

yang dengan sabar memberikan dedikasi berupa ilmu, pengarahan,

bimbingan, nasehat, waktu, tenaga, dan petunjuk selama penyusunan

skripsi.

6. Bapak Hajar Sugihantoro, M.PH., Apt. selaku dosen penguji utama

yang telah banyak memberikan evaluasi dan saran dalam penyusunan

proposal skripsi ini.

7. Segenap civitas akademika Jurusan Farmasi Fakultas Kedoteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

8. Bapak Angga I.W.E., S.Farm., Apt. selaku pembimbing lapangan di

RSU Karsa Husada Kota Batu Malang yang telah banyak memberikan

bimbingan, nasehat, waktu, tenaga, dan petunjuk selama penyusunan

hasil pengolahan data skripsi.

9. Segenap civitas Rumah Sakit Umum Karsa Husada Kota Batu Malang

10. Ibu dan Bapak tercinta H. Aliudin dan Hj. Hotibah yang senantiasa

memberikan yang telah menjadi orang tua terhebat dan selalu

memberikan curahan kasih sayang, doa, nasehat, dukungan moral

maupun materil. Tidak ada apapun di dunia ini yang dapat membalas

semua kebaikan, cinta, dan kasih sayang yang telah kalian berikan

Page 10: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

x

kepada anakmu, semoga Allah SWT selalu memberikan perlindungan

dan cinta kasih kepada orang tua hamba.

11. Kakak tercinta Choirul Ludfi yang telah memberikan semangat dan

motivasi.

12. Seluruh teman-teman Farmasi 2015 “Pharmajelly” dan kerabat dekat

saya yang berjuang bersama untuk meraih cita-cita.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat

kekurangan dan penulis berharap penyusunan skripsi ini bisa memberikan manfaat

kepada para pembaca khususnya bagi penulis secara pribadi. Amin Ya Rabbal

Alamin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Malang, 20 November 2019

Penulis

Page 11: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... v

MOTTO ............................................................................................................... vi

LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................ vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xvi

ABSTRAK ........................................................................................................ xviii

ABSTRACK ....................................................................................................... xix

xx ................................................................................................................... الملخص

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 7

1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................................. 7

1.4.2 Manfaat Praktisi ............................................................................. 7

1.5 Batasan Masalah ..................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pneumonia............................................................................................... 9

2.1.1 Definisi ........................................................................................... 9

2.1.2 Etiologi ......................................................................................... 10

2.1.3 Epidemiologi ................................................................................ 11

2.1.4 Patofisiologi ................................................................................. 12

2.1.5 Gejala Klinis ................................................................................ 15

2.1.6 Penegakkan Diagnosis ................................................................. 16

2.1.7 Jenis Pneumonia........................................................................... 17

2.1.8 Penatalaksanaan Pneumonia ........................................................ 20

2.2 Antibiotik .............................................................................................. 22

2.2.1 Penisilin........................................................................................ 23

2.2.2 Sefalosporin ................................................................................. 24

2.2.3 Inhibitor β laktam ......................................................................... 25

2.2.4 Makrolida ..................................................................................... 25

2.2.5 Fluorokuinolon ............................................................................. 26

2.3 Farmakoekonomi .................................................................................. 27

2.3.1 Definisi ......................................................................................... 27

2.3.2 Hasil Pengobatan (outcome) ........................................................ 28

2.3.3 Biaya (cost) .................................................................................. 29

2.3.4 Prespektif Farmakoekonomi ........................................................ 31

Page 12: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

xii

2.4 Metode Analisis Farmakoekonomi ....................................................... 32

2.4.1 Analisis Minimalisasi Biaya ........................................................ 34

2.4.2 Analisis Efektivitas Biaya ............................................................ 35

2.4.3 Analisis Utilitas Biaya ................................................................. 39

2.4.4 Analisis Manfaat Biaya ................................................................ 40

2.5 Farmakoekonomi dengan Al-Qur’an .................................................... 40

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Bagan Kerangka Konseptual................................................................. 42

3.2 Uraian Kerangka Konseptual ................................................................ 43

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Rnacangan Penelitian ............................................................ 44

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 44

4.3 Populasi dan Sampel ............................................................................ 44

4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ....................................... 46

4.5 Alat dan Bahan Penelitian ..................................................................... 48

4.6 Prosedur Penelitian ............................................................................... 49

4.7 Analisis Data ......................................................................................... 50

BAB V HASIL DAN PEMBAHSAN

5.1 Hasil dan Pembahasan ........................................................................................... 52

5.1.1 Jenis Kelamin ...................................................................................... 53

5.1.2 Karakteristik Usia ............................................................................... 54

5.1.3 Status Pembayaran .............................................................................. 55

5.1.4 Terapi Antibiotik ................................................................................. 57

5.1.5 Lama Rawat Inap ................................................................................ 60

5.1.6 Perbandingan Efektivitas Pengunaan Terapi Antibiotik ..................... 63

5.1.7 Biaya Pengobatan Langsung .............................................................. 65

5.1.8 Analisis Efektivitas Biaya .................................................................. 68

5.1.9 Analisis ICER .................................................................................... 75

5.10 Integrasi Hasil Peneliti dengan Al-Qur’an .......................................... 77

5.11 Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 78

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan ................................................................................................... 79

6.2 Saran .............................................................................................................. 79

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................81

LAMPIRAN ......................................................................................................87

Page 13: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pilihan Rejimen Terapi Community Acquired Pneumonia .................... 21

Tabel 2.2 Metode Analisis dalam Kajian Farmakoekonomi .................................. 33

Tabel 2.3 Kelompok Alternatif bedasarkan Efektivitas Biaya............................... 36

Tabel 5.1 Jenis Kelamin Pasien ............................................................................. 53

Tabel 5.2 Karakterisitik Pasien Berdasarkan Usia ................................................. 54

Tabel 5.3 Status Pembayaran Pasien ...................................................................... 55

Tabel 5.4 Terapi Antibiotik yang Digunakan ........................................................ 57

Tabel 5.5 Lama Rawat Inap Pasien Pneumonia ..................................................... 61

Tabel 5.6 Perbandingan Efektivitas Terapi ............................................................ 64

Tabel 5.7 Data Biaya Pengobatan Langsung ......................................................... 66

Tabel 5.8 Hasil Perhitungan ACER ....................................................................... 69

Tabel 5.9 Perbandingan Hubungan Efektivitas Biaya antar-Terapi....................... 73

Tabel 5.10 Perhitungan ICER ................................................................................ 75

Page 14: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kuadran Efektivitas Biaya ................................................................. 38

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ........................................................................ 42

Gambar 4.1 Prosedur Penelitian ............................................................................ 47

Gambar 5.1 Kuadran Efektivitas Biaya ................................................................. 71

Page 15: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Pasien ......................................................................................... 88

Lampiran 2 Profil Terapi Antibiotik ...................................................................... 90

Lampiran 3 Harga Satuan Terapi Antibiotik .......................................................... 92

Lampiran 4 Perhitungan Rata-rata Lama Rawat Inap ............................................ 93

Lampiran 5 Perhitungan Efektivitas Terapi Antibiotik .......................................... 94

Lampiran 6 Biaya Medis Langsung ....................................................................... 95

Lampiran 7 Perhitungan ACER ............................................................................. 98

Lampiran 8 Perhitungan ICER ............................................................................. 100

Lampiran 9 Dokumentasi Penelitian .................................................................... 101

Lampiran 10 Surat Keterangan Persetujuan Studi Pendahuluan Penelitian ........ 102

Lampiran 11 Surat Keterangan Persetujuan Penelitian ........................................ 103

Lampiran 12 Surat Keterangan Kelaikan Etik ..................................................... 104

Page 16: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

xvi

DAFTAR SINGKATAN

ACER : Average Cost Effectiveness Ratio

ADME : Absorbsi Distribusi Metabolisme dan Eksresi

AEB : Analisis Efektivitas Biaya

AIDS : Acquired Immunedeficiency Syndrome

AMB : Analisis Manfaat Biaya

AMiB : Analisis Minimalisasi Biaya

Askes : Asuransi Kesehatan

AUB : Analisis Utilitas Biaya

Binfar : Bina Kefarmasian

CAP : Community Acquired Pneumonia

CFR : Crude Fatality Rate

Dinkes : Dinas Kesehatan

DNA : Deoxyribonucleic acid

Gr : Gram

HAP : Hospital Acquired Pneumonia

HIV : Human Immunodeficiency Syndrome

ICER : Incremental Cost Effectiveness Ratio

ICU : Intensive Care Unit

ICUR : Incremental Cost Utility Ratio

IDSA : Infection Diseases Society of America

Inj : Injection

Iv : Intra Vena

JKN : Jaminan Kesehatan Nasional

Kemenkes RI : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Page 17: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

xvii

LY : Life Years

Mg : Miligram

NICE : National Institute for Health and Care Excellence

PBPS : Penicillin-Binding Proteins

PCO2 : Parsial Karbondioksida

PDPI : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

QALY : Quality Adjusted Life Years

SWT : Subhanahu wa ta’ala

RI : Republik Indonesia

Rp : Rupiah (nilai mata uang)

RIEB : ICER

RSU : Rumah Sakit Umum

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

WHO : World Health Organization

Page 18: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

xviii

ABSTRAK

Kolbiyah, Latifatul. 2019. Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Antibiotik Pada

Pasien Pnemonia Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Karsa Husada Kota

Batu Tahun 2017-2018. Skripsi. Jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Malang. Pembimbing I: Ach. Syahrir, M.Farm.,Apt.; Pembimbing II:

Meilina Ratna Dianti, S.Kep.,Ns.,M.Kep.; Penguji Utama: Hajar

Sugihantoro, M.P.H., Apt.; Penguji Agama: Dr. Roihatul Muti’ah,

M.Kes.,Apt.

Pneumonia adalah infeksi bakteri Streptococus pneumonia pada jaringan

paru-paru bagian bawah yang mengenai parenkim paru. Pengobatan utama untuk

pneumonia adalah menggunakan terapi antibiotik. Penggunaan antibiotik yang

tidak tepat akan menimbulkan dampak buruk berupa munculnya resistensi bakteri

terhadap antibiotik sehingga mengakibatkan perawatan pasien menjadi lebih lama

dan biaya penggobatan menjadi mahal. Sehingga diperlukan pemilihan Analisis

Efektivitas Biaya pengobatan penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil penggunaan antibiotik

dan menganalisis efektivitas biaya terapi pasien pneumonia yang di rawat inap

antara beberapa penggunaan alternatif antibiotik secara farmakoekonomi dengan

pendekatan analisis efektivitas biaya. Penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif dengan metode pengambilan data secara retrospektif. Sampel pada

penelitian ini adalah data rekam medis pasien pneumonia yang sesuai dengan

kriteria inklusi dan eksklusi berjumlah 35 pasien. Hasil dari penelitian ini

meliputi profil penggunaan antibiotik adalah empat penggunaan antibiotik yaitu

injeksi ceftriaxone dengan 46%, injeksi levofloxacin dengan 40%, injeksi

cefotaxime dengan 8% dan injeksi ciprofloxacin dengan 6%. Hasil dari

perhitungan nilai ACER diantara beberapa penggunaan alternatif terapi antibiotik

secara farmakoekonomi dengan pendekatan analisis efektivitas biaya adalah terapi

antibiotik injeksi levofloxacin dengan nilai efektivitas sebesar 92,85%, jumlah

total biaya sebanyak Rp.2.585.225,- dan nilai ACER sebesar Rp.2.784.302,-.

Efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia adalah

penggunaan terapi antibiotik levofloxacin dengan efektivitas paling tinggi dan

biaya yang paling rendah.

Kata Kunci : Pneumonia, terapi antibiotik, analisis efektivitas biaya.

Page 19: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

xix

ABSTRACT

Kolbiyah, Latifatul. 2019. Analysis Of The Cost-Effectiveness Of Antibiotic Use

In Patients With Hospitalization In The Hospital Of Karsa Husada General

In Batu 2017-2018. Thesis. Department of Pharmacy Faculty of Medicine

and Health Sciences, Islamic State University of Maulana Malik Ibrahim

Malang. Supervisor I: Ach. Syahrir, M.Farm.,Apt.; Supervisor II: Meilina

Ratna Dianti, S.Kep.,Ns., M.Kep.; Main testers: Hajar Sugihantoro,

M.P.H.,Apt.; Religious testers: Dr. Roihatul Muti’ah, M.Kes.,Apt.

Pneumonia is a bacterial infection Streptococcus pneumonia in the lower

lung tissue concerning pulmonary parenchyma. The primary treatment for

pneumonia is using antibiotic therapy. Improper use of antibiotics will cause

adverse effects of bacterial resistance to antibiotics resulting in longer treatment of

the patient and the cost of suspension to be costly. So it is necessary to select the

cost-effectiveness analysis of antibiotic use in patients pneumonia. The purpose

of this research is to know the profile of the use of antibiotics and analyze the

cost-effectiveness of patients with pneumonia in the hospitalization of some

alternative uses of antibiotics pharmacoeconomics with an analysis approach

Cost-effectiveness. This research is a descriptive study with a retrospective

method of data retrieval. The samples in this study were the medical records of

pneumonia patients by the criteria of inclusion and exclusion amounting to 35

patients. The results of this research include the profile of the use of antibiotics is

four antibiotic use of ceftriaxone injection with 46%, injection levofloxacin with

40%, injection cefotaxime with 8% and ciprofloxacin injection with 6%. Results

of the calculation of ACER values among some of the alternative use of antibiotic

therapy in pharmacoeconomics with a cost-effectiveness analysis approach is

injection levofloxacin therapy with an effective value of 92,85%, the total amount

Cost as much as Rp.2.585.225,-and ACER value of Rp.2.784.302,-. The cost-

effectiveness of antibiotic use in patients with pneumonia is the therapeutic use of

levofloxacin with the highest effectiveness and the lowest cost.

Keywords: Pneumonia, antibiotic therapy, cost-effectiveness analysis

Page 20: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

xx

الملخص

. تحيو فعاىة اىتنيفة لاستخذا اىضادات اىحةة فة ى ة الاىتةا 9102قيب, ىطفة.

ئةة اىةةد د يةةا اىتتفةةفات فةة اىتتفةةف اىعاةةة مىسةة سةةذ ذةةة ةةات اىتةةة اىى

اىقاىة, تخصص ف اىصذىة مية مية اىطب اىعي اىصحة جاعة اىذىة . 9102-9102

.9102الإسلاة لاا اىل إ ىا اىج,

الاىتا اىىئ عذ نتىة ىينرات اىعقذة اىىئة ف أتجة اىىئة اىتةفي

اىتة تةة عى عية ةةة اىىئةة. اىعةةلا اىىئتة ىلاىتةةا اىىئة تةةتخذ اىعةلا اىضةةادات

اىحة. إ الاسةتخذا يةى اىاسةب ىيضةادات اىحةة سةب تتةبب فة ةعةار ةار فة

ة ىيضادات اىحة حث ن عةلا اىةىأ ألةه تنة شنو ظر قاة جىع

تنيفة اىعلا نيفة. ىدىل اك اجة لا تار تحيو فعاىة اىتنيفة ىيعلا اىضادات اىحةة

ف اىى اىد عةا ة الاىتةا اىىئة. مةا اىنةىذ ة ةد اىذراسةة ة تحذةذ

تحيةو اىفعاىةة ة ةث اىتنيفةة ىيعةلا ىى ة يف تعىف استخذا اىضادات اىحةة

الاىتا اىىئ اىد ت قي إى اىتتفف عةذ اسةتخذاات ذيةة ىيضةادات اىحةة

ج تحيو فعاىة اىتنيفة. دا اىبحث دراسةة فةفة ةر لىقةة اقتصاد اىذاء طىقة

اات اىتجو اىطب ىى الاىتا جر اىباات أعى رجع. اىعة ف د اىذراسة

ىأ. تائج ةد اىذراسةة تفةو 35اىىئ اىد لائ عاى الاشتاه الإقصاء ىـ

اىيف اىفخص لاستخذا اىضادات اىحةة ة أر عةة اسةتخذا اىضةادات اىحةة, ة

%, 2 اىتف ا متة %, ق40%, ق ىف في متا س 46 ق اىتبى في متا س

ة ة اىعذةذ ة ACER%. اىتةائج ة تةا ات اىقةة 6 ق سةبى فية متةا سة

الاستخذاات اىبذية ىيعلا اىضادات اىحة ف ج اقتصاد اىذاء ىتحيو فعاىة اىتنيفة

%, اىتنيفة الإجاىةة 92,85 ق ىف في متا س قة اىفعاىة اىعلا اىضادات اىحة

ر ة. فعاىةة تنيفةة اسةتخذا اىضةادات ACER 2.784.302ر ة اىقة 2.585.225

اىحةةةةة اىحةةةةة فةةةة ى ةةةة الاىتةةةةا اىىئةةةة ةةةة اسةةةةتخذا اىعةةةةلا اىضةةةةادات

اىيففيمتاس أعي فعاىة أقو تنيفة.

.الاىتا اىىئ, اىعلا اىضادات اىحة, تحيو فعاىة اىتنيفة الكلمات المفتاحية:

Page 21: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia dengan angka

kematian tinggi, baik di negara berkembang maupun di negara maju seperti

Amerika Serikat, Kanada dan negara-negara Eropa. Pneumonia adalah penyebab

infeksi paling banyak yang menyebabkan kematian di Amerika Serikat, dimana

terdapat 4 juta kasus yang telah terdiagnosis dan menghabiskan biaya lebih dari

23 milyar dolar (Glover dan Reed, 2005). Di Amerika, terdapat dua juta kasus

penyakit pneumonia pertahun dengan jumlah kematian rata-rata 45.000 orang

(Wilson, 2006).

Di Indonesia, prevalensi pneumonia terjadi peningkatan pada semua umur

dari 2,1% pada tahun 2007 menjadi 2,7% pada tahun 2013 (Riskesdas RI, 2013).

Pneumonia di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2007 sebesar 1.55% dan pada

tahun 2013 sebesar 1.80%, sehingga dapat diartikan bahwa terjadi kenaikan

kejadian pneumonia di Provinsi Jawa Timur (Kemenkes RI, 2013). Pada tahun

2016 berdasarkan data kesehatan Jawa Timur Kota Malang prevelensi pneumonia

pada balita dari 3.811 perkiraan penderita pneumonia terdapat 64,44% penderita

yang ditemukan dan ditangani atau berjumlah 2.456 penderita. Penemuan

penderita pneumonia ini meningkat proporsinya jika dibandingkan dengan tahun

2014 yang terdapat 55,98% penderita yang ditemukan dan ditangani, atau

berjumlah 1.357 penderita (Dinkes Kota Malang, 2017).

Page 22: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

2

Gejala pneumonia adalah demam, sesak nafas, nadi cepat, dahak berwarna

hijau atau seperti karet, serta gambar hasil rontgen memperlihatkan kepadatan

pada bagian paru. Kepadatan ini terjadi karena paru dipenuhi cairan yang

merupakan reaksi tubuh dalam upaya mematikan bakteri, akibatnya fungsi paru

akan terganggu, dan penderita mengalami kesulitan bernafas karena tidak tersisa

ruang untuk oksigen (Jeremy, 2007). Dampak dari pneumonia yang semakin

meningkat dapat mengakibatkan penurunan kualitas hidup pasien, peningkatan

lama perawatan pasien serta peningkatan biaya pengobatan. Untuk menghindari

dampak negatif pneumonia tersebut, dibutuhkan terapi antibiotik yang adekuat

dengan berfokus pada diagnosa yang tepat (Jukemura, 2007).

Menurut guideline pneumonia terbaru yaitu National Institute for Health

an Care Excellence (NICE) tahun 2014 dan Infectious Disease Society of America

(IDSA) tahun 2011, pilihan lini pertama terapi empiris pneumonia untuk pasien

pneumonia komuniti yang dirawat inap di rumah sakit adalah golongan

fluorokuinolon (seperti gaftifloksin, gemifloksasin, levofloksasin, dan

moksifloksasin) atau golongan sefalosporin generasi ke III (seperti seftriakson dan

sefotaksim) atau yang dikombinasi dengan golongan makrolida. Sedangkan

pilihan lini pertama terapi empiris pneumonia untuk pasien pneumonia

nosokomial yang dirawat inap di rumah sakit adalah golongan β-laktam (seperti

koamoksiklav, sefotaksim, seftarolin fosamil, seftriakson, sefuroksim dan

piperasilin dengan tazobactam) (NICE, 2014).

Page 23: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

3

Berdasarkan penelitian Amelia, 2018 antibiotik yang digunakan untuk

terapi pasien pneumonia rawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

yaitu antibiotik seftraikson dan sefotaksim sebanyak 40 pasien. Total biaya medik

langsung penggunaan antibiotik seftriakson pada pasien pneumonia yang dirawat

inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode januari-desember 2017,

total biaya terkecil yaitu Rp.2.894.108,- dan total biaya medik langsung terbesar

yaitu Rp.4.573.232,-. Total direct medical cost penggunaan antibiotik seftriakson

untuk ke 20 pasien yaitu sebesar Rp.75.727.000,- dengan direct medical cost per

pasien yaitu Rp.3.786.350,-. Total biaya medik langsung penggunaan antibiotik

sefotaksim pada pasien pneumonia dengan biaya terkecil yaitu Rp.2.901.202,- dan

total biaya medik langsung terbesar adalah Rp.4.199.285,-. Total direct medical

cost penggunaan antibiotik sefotaksim untuk ke 20 pasien yaitu sebesar

Rp.70.856.245,- dengan direct medical cost per pasien yaitu Rp.3.542.812,-. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pengobatan pneumonia menggunakan antibiotik

sefotaksim lebih cost-effective dengan nilai ACER sebesar Rp.35.428,- dan nilai

ICER sebesar Rp.16.235,-.

Penelitian yang lain juga mengatakan bahwa pneumonia termasuk 10

penyakit terbesar di instalasi rawat inap di RSUD Kabupaten Bombana dengan

pengobatan antibiotik cefotaxime dan gentamisin yang paling banyak digunnakan.

Jenis obat cefotaxime menghabiskan total biaya sebesar Rp.3.000.000,- sedangkan

obat gentamisin menghabiskan total biaya sebesar Rp.3.264.000,-. Nilai ACER

cefotaxime sebesar Rp.36.923,- dan gentamisin sebesar Rp.38.081,-.

Berdasarakan nilai ACER, biaya pengobatan yang cost-effective ialah cefotaxime

Page 24: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

4

(Musdalipah, 2018). Suatu obat dikatakan cost-effective apabila nilai ACER

(Average Cost Effectiveness Ratio) suatu obat dari kedua obat yang

dibandingkan adalah yang paling rendah dari obat yang dibandingkan (Shahnaz,

2018).

Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dengan indikasi penyakit pasien

akan menimbulkan dampak buruk berupa munculnya resistensi bakteri terhadap

antibiotik sehingga mengakibatkan perawatan pasien menjadi lebih lama dan

biaya penggobatan menjadi mahal (Okky, 2014). Beragamnya terapi antibiotik

pada pasien pneumonia, membuat pilihan terapi perlu disesuaikan tidak hanya

dari aspek biaya. Penanganan pada pasien pneumonia meliputi pengawasan durasi

penggunaan antibiotik yang berkaitan dengan meminimalisasi beban biaya obat

rumah sakit (Musdalipah, 2018). Analisis farmakoekonomi menggambarkan dan

menganalisa biaya obat untuk sistem perawatan kesehatan. Farmakoekonomi

bertujuan untuk memberikan pengobatan yang efektif dengan peningkatan

kualitas kesehatan (Shahnaz, 2018). Berdasarkan penelitian Febriyanti, 2017

menyatakan bahwa penggunaan obat pneumonia dengan biaya yang relatif mahal

belum menjamin efektivitas perawatan yang tepat.

Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat islam di dalam ayat al-qur’an

terdapat penjelasan bahwa Allah SWT tidak menyukai seseorang yang

menghambur-hamburkan (harta) secara boros atau berlebihan. Allah SWT

mengingatkan bahwa pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu

sangat ingkar kepada Tuhannya. Sebagaimana diterangkan dalam ayat berikut :

Page 25: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

5

Artinya : “ Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya,

kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu

menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros ” (QS. Al-Israa’ : 26)

Artinya : “ Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan

dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya ” (QS. Al-Israa’ : 27)

Berdasarkan ayat diatas menjelaskan bahwa Allah SWT tidak menyukai

seseorang yang berbuat keborosan atau berlebihan dalam suatu pengeluaran.

Kesimpulan dari penjelasan ayat tersebut yang telah dikaitkan dengan

permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah kita sebagai umat manusia

terutama dalam melakukan pengeluaran hendaklah tidak melakukannya secara

berlebihan, karena Allah SWT tidak menyukai hal tersebut. Analisis efektivitas

biaya pengobatan penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia berfungsi untuk

meminimalisir biaya pengeluaran pengobatan selama masa perawatan dengan

penggunaan obat yang lebih efektif dan harga yang lebih murah. Karena terapi

yang efektif bagi pasien dapat mengurangi pembiayaan selama pengobatan

berlangsung.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di RSU Karsa

Husada Kota Batu pada bulan November (2018) diperoleh data prevalensi pasien

Page 26: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

6

pneumonia balita hanya 18 pasien, pasien dewasa dan lansia terdapat 381 pasien

pneumonia pada tahun 2017 sampai 2018. Hal ini menunjukkan prevalensi pada

pasien pneumonia dewasa dan lansia lebih banyak dari pada prevalensi pada

pasien balita (RSU Karsa Husada, 2018).

Visi dan misi dari rumah sakit ini salah satunya mengobati dan

memfasilitasi masalah paru secara lengkap. Sehingga banyak kemungkinan

penduduk sekitar jika ingin berobat terkait masalah paru dapat menjadi rujukan

utama. Dalam penanganan pneumonia tunggal pada pasien dewasa dirumah sakit

ini digunakan beberapa pilihan antibiotik antara lain : ceftriaxone, levofloxacin,

cefotaxime, dan ciprofloxacin sehingga perlu dilakukan analisis farmakoekonomi

terakit efektivitas biaya pengobatan penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia

tunggal. Fungsi dari analisis efektivitas biaya pengobatan ini agar mengetahui

biaya terapi antibiotik yang memiliki biaya terapi yang paling efektif berdasarkan

hasil terapi paling efektif dan besaran biaya yang dikeluarkan untuk terapi.

Berdasarkan latar belakang diatas perlu dilakukan penelitian tentang

analisa efetivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat inap

di Rumah Sakit Umum Karsa Husada Kota Batu Periode Tahun 2017-2018.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana profil penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia yang di

rawat inap RSU Karsa Husada Kota Batu.

2. Bagaimana efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien

pneumonia yang di rawat inap RSU Karsa Husada Kota Batu.

Page 27: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

7

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui profil penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia yang

dirawat inap RSU Karsa Husada Kota Batu

2. Menganalisis efektivitas biaya terapi antibiotik pada pasien pneumonia

yang di rawat inap antara beberapa penggunaan alternatif antibiotik secara

farmakoekonomi dengan pendekatan analisis efektivitas biaya.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Menambah prinsip pemilihan antibiotik pada pasien pneumonia dewasa

berdasarkan pendekatan Analisis Efektivitas Biaya dilihat dari prespektif

penyedia pelayanan kesehatan.

2. Memberikan profil penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia dewasa

rawat inap di rumah sakit.

1.4.2 Manfaat Praktisi

1. Menambah wawasan terkait permasalahan farmakoekonomi dalam dunia

kesehatan dan dapat dijadikan salah satu rujukan sebagai pertimbangan

untuk membuat kebijakan terkait pemilihan antibiotik berdasarkan

Analisis Efektivitas Biaya penggunaan antibiotik pneumonia pada pasien

dewasa rawat inap di rumah sakit berdasarkan efektivitas hasil terapi dan

biaya yang dikeluarkan.

Page 28: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

8

2. Masukkan pertimbangan informasi untuk rumah sakit supaya lebih

memperhatikan farmakoekonomi dalam dunia kesehatan terkait biaya

pengobatan pasien.

1.5 Batasan Masalah

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada data rekam medis pasien pneumonia

di rawat inap RSU Karsa Husada Kota Batu periode Juni 2017 sampai Juni

2018 pada pasien dewasa dengan kriteria umur 22 tahun sampai 56 tahun.

2. Penelitian ini hanya menggunakan data rekam medis pasien pneumonia

dengan pengobatan pemberian antibiotik tunggal selama di rawat inap

RSU Karsa Husada Kota Batu.

3. Penelitian ini hanya menganalisa biaya pengobatan penggunaan antibiotik

tunggal pasien pneumonia dewasa dengan kriteria umur 22 tahun sampai

56 tahun selama di rawat inap RSU Karsa Husada Kota Batu periode Juni

2017 sampai Juni 2018.

4. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan

pengambilan sampel purposive sampling.

Page 29: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pneumonia

2.1.1 Definisi

Pneumonia adalah infeksi pada jaringan paru-paru bagian bawah yang

mengenai parenkim paru. Seseorang yang menderita pneumonia maka kantung

udara di paru-paru menjadi penuh dengan mikroorganisme, cairan, dan sel-sel

inflamasi dan paru-paru tidak mampu bekerja dengan baik (NICE, 2014). Secara

klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang disebabkan

oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit). Pneumonia yang disebabkan

oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk. Sedangkan peradangan paru

yang disebabkan oleh non mikroorganisme (bahan kimia, radiasi, aspirasi bahan

toksik, obat-obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis (PDPI, 2003).

Pneumonia dapat diklasifikasikan menurut agen penyebab ataupun area

paru yang terkena pneumonia. Berdasarkan agen penyebab, pneumonia dibagi

menjadi empat yaitu pneumonia tipikal (klasik) atau Community Acquired

Pneumonia (CAP), pneumonia atipikal (nosokomial) atau Hospital Acquired

Pneumoniam (HAP), pneumonia aspirasi, dan pneumonia immunocompromised.

Berdasarkan area paru yang terkena dibagi menjadi dua yaitu pneumonia lobaris

dan bronchopneumonia (Wahid, 2013).

Page 30: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

10

Penyakit ini menjadi penyebab kematian tertinggi pada balita dan bayi

serta menjadi penyebab penyakit umum terbanyak. Pneumonia dapat terjadi

sepanjang tahun dan dapat melanda semua usia. Manifestasi klinik menjadi sangat

berat pada pasien dengan usia sangat muda, manula serta pada pasien dengan

kondisi kritis (Binfar, 2005).

2.1.2 Etiologi

Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, yaitu

bakteri, virus, jamur dan parasit. Dari keputusan pneumonia komuniti yang

diderita oleh masyarakat luar negeri banyak disebabkan bakteri gram positif,

sedangkan pneumonia di rumah sakit banyak disebabkan oleh bekteri negatif

sendangkan pneumonia aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri anaerob. Akhir-

akhir ini laporan dan beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa yang

ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri

gram negatif (PDPI, 2003).

Bakteri penyebab pneumonia yaitu Streptococus pneumonia sebenarnya

merupakan flora normal pada kerongkongan manusia yang sehat. Namun ketika

daya tahan tubuh mengalami penurunan yang dapat disebabkan karena usia tua,

masalah gizi, maupun gangguan kesehatan, bakteri tersebut akan segera

memperbanyak diri setelah menginfeksi. Infeksi dapat dengan cepat menyebar ke

seluruh tubuh melalui aliran darah. Infeksi yang terjadi pada individu umumnya

menimbulkan gejala yaitu panas tinggi, napas terengah, berkeringat, dan denyut

jantung meningkat cepat. Akibatnya bibir dan kuku membiru karena tubuh

kekurangan asupan oksigen. Bahkan pada kasus yang parah, pasien akan

Page 31: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

11

menunjukkan gejala menggigil, mengeluarkan lendir hijau saat batuk, serta nyeri

dada (Misnadiarly, 2008).

2.1.3 Epidemiologi

Kejadian pneumonia di Inggris setiap tahunnya sekitar 0,1% hingga 1%

pada pasien dewasa. Diagnosa pneumonia pada pasien ini berdasarkan pasien

dewasa yang datang kepada dokter umum sekitar 5% - 12% dengan keluhan

adanya gangguan pada saluran pernafasan, sekitar 22% - 42% dirawat di rumah

sakit, dan prevalensi kematian akibat pneumonia yang dirawat di rumah sakit,

1,2% - 10% diantaranya dirawat di ICU dan berisiko mengalami kematian lebih

dari 30%. Lebih dari setengah kejadian kematian akibat pneumonia tersebut

dialami oleh pasien dengan usia lebih dari 84 tahun (NICE 2014).

Orang yang terkena pneumonia berat berisiko 20,74% mengalami

kematian. Selain itu pneumonia lebih banyak terjadi di negara berkembang (82%)

dibandingkan negara maju (0,05%) (Wulandari, 2014). Pneumonia masuk ke

dalam 10 besar penyakit untuk kasus penyakit rawat inap di rumah sakit di

Indonesia. Proporsi kasus pneumonia di Indonesia yaitu sebesar 53,95% pada

pasien laki-laki dan 46,05% pada pasien perempuan, dengan Crude Fatality Rate

(CFR) paling tinggi dibandingkan penyakit lainnya (PDPI, 2014). Berdasarkan

data hasil riset kesehatan dasar tahun 2013 terjadi peningkatan period prevalence

pneumonia semua umur dari 2,1% (2007) menjadi 2,7% (2013). Pada tahun 2016

berdasarkan data kesehatan jawa timur kota malang prevelensi pneumonia

terdapat 64,44% penderita yang ditemukan dan ditangani. Penemuan penderita

Page 32: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

12

pneumonia ini meningkat proporsinya jika dibandingkan dengan tahun 2015 yang

mencapai 63,80% (Dinkes Kota Malang, 2017).

2.1.4 Patofisiolgi

Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja, dari anak

sampai usia lanjut. Pecandu alkohol, pasien pasca operasi, orang-orang dengan

gangguan penyakit pernapasan, sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan

tubuhnya, adalah yang paling berisiko. Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan

hidup normal pada tenggorokan yang sehat. Pada saat pertahanan tubuh menurun,

misalnya karena penyakit, usia lanjut, dan malnutrisi, bakteri pneumonia akan

dengan cepat berkembang biak dan merusak organ paru-paru. Kerusakan jaringan

paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru banyak disebabkan oleh reaksi

imun dan peradangan yang dilakukan oleh bakteri tersebut. Selain itu, toksin-

toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis dapat secara

langsung merusak sel-sel sistem pernapasan bawah. Pneumonia bakterialis

menimbulkan respon imun dan peradangan yang paling mencolok. Jika terjadi

infeksi, sebagian jaringan dari lobus paru-paru, ataupun seluruh lobus, bahkan

sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru kanan, dan dua di

paru-paru kiri) menjadi terisi cairan. Dari jaringan paru-paru, infeksi dengan cepat

menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Bakteri pneumokokus adalah

kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia (Dahlan, 2006).

Page 33: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

13

Ada beberapa cara mikroorganisme mencapai permukaan : (PDPI, 2003)

1. Inokulasi langsung

2. Penyebaran melalui pembuluh darah

3. Inhalasi bahan aerosol

4. Kolonisasi dipermukaan mukosa

Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah cara kolonisasi.

Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus, mikroorganisme atipikal, mikrobakteria

atau jamur. Kebanyakan bakteri dengan ukuran 0,5 – 2,0 nm melalui udara dapat

mencapai bronkus terminal atau alveoli dan selanjutnya terjadi infeksi. Bila terjadi

kolonisasi pada saluran napas atas (hidung, orofaring) kemudian terjadi aspirasi

ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme, hal ini merupakan

permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru. Aspirasi dari sebagian kecil

secret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50%) juga pada keadaan

penurunan kesadaran, peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse) (PDPI,

2003).

Terdapat empat stadium anatomi dari pneumonia terbagi atas :

1. Stadium Kongesti (4-12 jam pertama)

Disebut hiperemia, mengacu pada respon peradangan permulaan yang

berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. Hal ini ditandai dengan

peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi.

Hiperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari

sel-sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan. Mediator-

mediator tersebut mencakup histmain dan prostaglandin. Degranulasi sel

Page 34: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

14

mast juga mengaktifkan jalur komplemen. Komplemen bekerja sama

dengan histamin dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler

paru dan peningkatan permeabilitas kapiler paru. Hal ini mengakibatkan

perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstitium sehingga terjadi

pembengkakan dan edema antar kapiler dan alveolus. Penimbunaan cairan

di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh

oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini dalah darah

paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen

hemoglobin (Price, 2005).

2. Stadium Hepatitasi Merah (48 jam selanjutnya)

Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin

yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi

peradangan. Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya

penumpukan leukosit, eritrosit, dan cairan, sehingga warna paru menjadi

merah dan dada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara alveoli

tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan brtambah sesak.

Stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selama 48 jam (Price, 2005).

3. Stadium Hepatisasi Kelabu (Konsolidasi)

Terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang

terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah

yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa sel. Pada stadium ini eritrosit

di alveoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan

Page 35: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

15

leukosit, warna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi

mengalami kongesti (Price, 2005).

4. Stadium Akhir (Resolusi)

Eksudat yang mengalami konolidasi di antara rongga alveoli dicerna

secara enzimatis yang diserap kembali atau dibersihkan dengan batuk.

Parenkim paru kembali penuh dengan cairan dan basah sampai pulih

mencapai keadaan normal (Price, 2005).

2.1.5 Gejala Klinis

Gejala dari pneumonia adalah demam, menggigil, berkeringat, batuk (baik

non produktif atau produktif atau menghasilkan sputum berlindir, purulen, atau

bercak darah), sakit dada karena pleuritis dan sesak. Gejala umum lainnya adalah

pasien lebih suka berbaring pada yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri

dada. Pemeriksaan fisik didapatkan retraksi atau penarikan dinding dada bagian

bawah saat bernafas, takipneu, kenaikan atau penurunan taktil fremitus, perkusi

redup sampai pekak menggambarkan konsolidasi atau terdapat cairan pleura,

ronki, sura pernafasan bronkial, pleural rub (Dahlan, 2006).

Secara umum menurut (PDPI, 2003) :

1. manifestasi non spesifik infeksi dan toksisitas berupa demam (39.5◦C)

sampai 40.5◦C), sakit kepala, iritabel, gelisah, malaise, nafsu makan

berkurang dan keluhan gastrointestinal.

2. Gejala umum saluran pernapasan waktu berupa batuk, ekspektorasi

sputum, nafas cuping hidung, sesak napas, air hinger, merintih, sianosis.

Page 36: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

16

Penderita yang lebih besar dengan pneumonia akan lebih suka berbaring

pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri dada.

3. Tanda pneumonia berupa retraksi (penarikan dinding dada bawah kedalam

saat bernapas Bersama dengan peningkatan frekuensi napas), perkusi

pekak, fremitus melemah, suara melemah, dan ronki.

2.1.6 Penegakkan Diagnosis

Gambaran laboratorium untuk penegakkan pneumonia dapat berupa :

1. Pemeriksaan Laboratorium

Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit,

biasanya lebih dari 10.000/mm3, kadang-kadang mencapai 30.000/mm

3,

dan pada hitung jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri, disertai

peningkatan laju endap darah (LED). Untuk menentukan diagnosis

etiologi diperlukan pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi. Kultur

darah positif pada 20% - 25% penderita yang tidak diobati. Analisa gas

darah menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia, pada stadium lanjut dapat

terjadi asidosis respiratorik (PDIP, 2003).

2. Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan menggunakan foto thoraks (PA/lateral) merupakan

pemeriksaan penunjang utama (gold standard) untuk menegakkan

diagnosis pneumonia. Gambaran radiologis dapat berupa infiltrate sampai

konsoludasi dengan air brochogram, penyebaran dan intertisial serta

gambar kavitas (Dahlan, 2006).

Page 37: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

17

3. Pemeriksaan Mikrobiologi

Pemeriksaan mikrobiologi diantaranya biakan sputum dan kultur darah

untuk mengetahui adanya S. pneumonia dengan pemeriksaan koagulasi

antigen polisakarida pneumokokus (Luttfiya, 2010).

4. Pemeriksaan Analisa Gas Darah

Ditemukan hipoksemia sedang atau berat. Pada beberapa kaus, tekanan

parsial korbondioksida (PCO2) menurun dan dada pada stadium lanjut

menunjukkan asidosis respiratorik (Luttfiya, 2010).

2.1.7 Jenis Pneumonia

Jenis pneumonia yang ditinjau dari asal patogen maka pneumonia dibagi

menjadi 4 macam antara lain :

1. Pneumonia Komuniti (Community Acquired Pneumonia)

Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di luar rumah sakit

atau didapat di masyarakat. Pneumonia komuniti ini merupakan masalah

kesehatan yang menyebabkan angka kematian tinggi di dunia (PDPI, 2003).

Gambaran klinis pneumonia dengan lobus pneumokokus ditandai dengan batuk.

Berawal dari batuk kering yang kemudian memproduksi purulent atau bercak

darah, sputum, disertai dyspnea, demam dan nyeri dada. Jumlah sel darah putih di

jaringan perifer biasanya meningkat. Uji x-ray pada dada menunjukkan

konsolidasi terbatas untuk satu atau lebih lobus (atau segemen lobus) dari paru-

paru. Uji ini jarang dilakukan karena terapi awal adalah modifikasi penggunaan

antibiotik berdasarkan riwayat penyakit (Walker dan Whittlesea, 2012).

Page 38: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

18

Bronkopneumonia menunjukkan gambaran klinis yang lebih non spesifik

dengan batuk produktif, sesak napas, dan konsolidasi merata di dada saat uji x-ray

biasanya dalam kedua basis paru-paru. Meski pneumonia relatif tanpa rasa sakit,

namun dapat menyebabkan kematian. Pneumonia atipikal ditandai secara klinis

oleh demam, gejala sistemik dan batuk kering. Radiologis pada konsolidasi

merata luas di kedua paru-paru dan biokimia pada kelainan enzim hati dan

mungkin bukti dari sekresi hormon antidiuretik, jelas menampakkan natrium

plasma yang rendah. Kultur sputum adalah andalan diagnosis untuk pneumonia

yang disebabkan oleh Pneumococcus dan H. influenzae (Walker dan Whittlesea,

2012).

2. Pneumonia Nosokomial (Hospital Acquired Pneumonia)

Pneumonia nosokomial pneumonia yang terjadi setelah 48 jam dirawat di

rumah sakit dan disingkirkan semua infeksi yang terjadi sebelum masuk rumah

sakit. Pneumonia nosokomial dalam persentase 10-15% dari semua kasusnya,

biasanya disertai dengan sepsis atau kegagalan pernafasan. Kasus yang diperoleh

pada unit perawatan intensif mencapai 50%. Diagnosa biasanya dilakukan dengan

pemeriksaan dahak meski terkadang tidak membantu karena mungkin

terkontaminasi oleh flora mulut. Jika pasien telah menerima antibiotik, flora mulut

yang normal sering diganti oleh organisme resisten seperti Staphylococcus atau

garam negatif bentuk basil. Hal ini akan mempersulit pencarian hasil interpretasi

kultur. Kultur pada darah mungkin menghasilkan nilai yang positif (Walker dan

Whittlesea, 2012).

Page 39: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

19

3. Pneumonia pada Immunocompromised Host

Pneumonia pada immunocompromised host terjadi pada pasien terinfeksi

HIV atau AIDS dan kanker. Pada pasien HIV bias terinfeksi pneumonia beberapa

kali selama hidupnya, terutama pada stadium tinggi, bakteri yang menginfeksi

biasanya lebih dari satu jenis. Patogen yang biasanya menyerang adalah

Pneumocystis carinii. Pada pasien kanker biasanya mengalami neutropenia yang

disebabkan oleh agen kemoterapi atau dari penyakit kanker itu sendiri. Faktor

resiko terserang pneumonia meningkat secara signifikan jika konsentrasi

neutrophil kurang dari 500 sel/mm3 dan terjadi selama lebih dari 7 hari. Pathogen

penyebab pneumonia pada pasien dengan neutropenia biasanya adalah bakteri

spektrum luas dan jamur, yang paling sering adalah gram positif Staphylococcus,

Streptococcus, Pseudomonas, dan Candida (Dipiro, 2011).

4. Pneumonia Aspirasi

Pneumonia aspirasi diprakarsai oleh inhalasi perut yang terkontaminasi

oleh bakteri dari mulut. Faktor resiko termasuk alkohol, obat hipnotik dan anestesi

umum, semua ini menjadi faktor yang dapat membuat pasien muntah dan tidak

sadar sementara. Asam lambung yang sangat meningkat dapat merusak jaringan

paru-paru dan menyebabkan nekrosis yang parah pada jaringan. Rusaknya

jaringan ini kemudian menyebabkan rentannya infeksi sekunder dan juga

pembentukan asbes. Bakteri anaerob sangat terlibat, tapi ini sering disertai dengan

organisme aerobic seperti Viridans streptococci. Pengobatan dengan metronidazol

ditambah amoksilin biasanya sudah memadai, tapi obat spektrum yang lebih luas

Page 40: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

20

dapat digunakan jika ada alasan untuk mencurigai keterlibatan gram negatif,

misalnya jika pasien telah dirawat di rumah sakit atau yang sebelumnya

mengkonsumsi antibiotik (Walker dan Whittlesea, 2012).

2.1.8 Penatalaksanaan Pneumonia

Prinsip terapi pneumonia sama dengan penatalaksanaan terapi infeksi yang

disebabkan bakteri. Awal terapi dimana mikroorganisme belum diketahui

dilakukan secara empiris dengan antibiotik spektrum luas hingga penyebab

diketahui. Bila hasil kultur kuman patogen telah dipastikan, secepat mungkin

terapi diganti dengan antibiotik yang lebih spesifik. Tujuan pengobatan

pneumonia adalah penyumbatan secara klinis, menurunkan morbiditas dengan

tetap waspada timbulnya toksisitas antara lain pada fungsi hati, jantung, ginjal dan

organ lainnya (Wells, 2006). Terapi empiris pada pneumonia dilakukan dengan

mempertimbangkan usia pasien, riwayat penyakit, penyakit penyerta, tempat

perawatan, tanda-tanda dan gejala klinik, dan status alergi pasien. Pilihan

antibiotik dapat dilihat pada (Tabel. 2.1)

Page 41: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

21

Tabel. 2.1 Pilihan Rejimen Terapi Community Acquired Pneumonia (CAP)

Pasien Rawat Jalan 1. Jika pasien sebelumnya sehat dan tidak

menerima terapi antibiotik selama 3

bulan terakhir, direkomendasikan

makrolida (rekomendasi kuat; level I

evidence) atau doksisilin (rekomendasi

lemah, level III evidence)

2. Jika ada penyakit komorbid; penyakit

kronis paru-paru, hati, jantung dan

ginjal; diabetes mellitus; alkoholisme,

kanker; asplenia, penyakit

immunosupresi; penggunaan obat

immunosuspresi; penggunaan antibiotik

selama 3 bulan terakhir;

direkomendasikan respiratory

fluoroquinolone (moksifloksasin,

gemifloksasin atau levofloksasin)

(rekomendasi kuat; level 1 evidence)

atau β-lactam atau dikombinasi dengan

makrolida (rekomendasi kuat; level 1

evidence)

3. Tinggi pasien berada di daerah

resistensi makrolida tinggi tanpa

penyakit komorbid direkomendasikan

pilihan terapi no.2 (rekomendasi lemah,

level III evidence)

Pasien rawat inap bukan di ICU Direkomendasikan respiratory

fluoroquinolone (moksifloksasin,

gemifloksasin atau levofloksasin)

(rekomendasi kuat; respiratory

fluoroquinolone) atau β-lactam atau

dikombinasi dengan makrolida

(rekomendasi kuat; level 1 evidence)

Pasien rawat inap di ICU β-lactam (sefotaksim, seftriakson) atau

ampisilin sulbaktam dikombinasi dengan

azitromisin (level II evidence), atau

respiratory fluoroquinolone (level 1

evidence), untuk pasien alergi penisilin

dikombinasi fluorokuinolon dan aztreonem

direkomendasikan.

Sumber : Koda-Kimble et al., (2008)

Page 42: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

22

Kebanyakan pasien pneumonia mengalami perbaikan kondisi klinik

(menurunnya temperatur dan racun sistemik) dalam 24 sampai 48 jam pertama

sesudah pemberian terapi antibiotik. Pasien dengan CAP perlu diterapi minimal 5

hari, harus bebas demam selama 48 sampai 72 jam, terapi yang lebih lama

diperlukan jika terapi awal mengalami kegagalan atau pasien mendapat infeksi

ekstrapulmoner seperti bakterimia (Koda-Kimble et al., 2008). Untuk pasien

masuk rumah sakit dengan pneumonia ringan sampai sedang dan tanpa

komplikasi direkomendasikan terapi antibiotik diberikan selama 7 hari, sedangkan

pada pneumonia berat memerlukan 7-10 hari terapi antibiotik dan dapat

diperpanjang 14-21 hari dengan pertimbangan klinis, seperti munculnya infeksi

Staphylococus aureus atau gram negatif enteric bacilli (Lim et al., 2009).

2.2 Antibiotik

Antibiotik yang akan digunakan untuk membasmi mikroba penyebab

infeksi pada manusia, harus memiliki sifat toksisitas selektif setinggi mungkin.

Artinya, antibiotik tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba, tetapi

relatif tidak toksik untuk manusia. Antibiotik hanya ampuh dan efektif membunuh

bakteri tetapi tidak dapat membunuh virus. Karena itu, penyakit yang dapat

diobati dengan antibiotik adalah penyakit-penyakit infeksi yang disebabkan oleh

bakteri. Penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia berbeda-beda baik pada

jenis antibiotiknya maupun lama penggunaannya (Katzung, 2012).

Antibiotik dapat diberikan secara tunggal maupun kombinasi. Antibiotik

tunggal adalah pemberian satu jenis antibiotik untuk mengatasi infeksi. Antibiotik

kombinasi adalah pemberian antibiotik lebih dari satu jenis untuk mengatasi

Page 43: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

23

infeksi. Tujuan pemberian antibiotik kombinasi adalah meningkatkan aktivitas

antibiotik pada infeksi spesifik (Kemenkes RI, 2011).

Pengobatan pneumonia terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif.

Pemberian antibiotik pada penderita pneumonia berdasarkan data mikroorganisme

dan hasil uji kepekaannya, akan tetapi karena beberapa alasan yaitu penyakit yang

berat dapat mengancam jiwa, bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu

sebagai penyebab pneumonia dan hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu.

Maka penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris (PDPI, 2003).

Terapi empiris adalah terapi menggunakan antibiotik pada kasus infeksi yang

belum diketahui jenis bakteri penyebabnya (Kemenkes RI RI, 2011). Namun,

ketika hasil kultur telah didapat maka dapat dilakukan penyesesuian pemberian

antibiotik. Pemberian antibiotik yang sesuai dengan bakteri penyebab inilah yang

menjadi prinsip utama dalam penatalaksanaan penyakit pneumonia (Dahlan,

2006).

2.2.1 Penisilin

Menurut Brunton (2008) penisilin dibagi menjadi 3 kelompok yaitu

penisilin, penisilin antistafilokokus dan penisilin berspektrum luas. Penisilin

memiliki aktivitas terbesar terhadap kuman-kuman gram positif, gram negatif

kokus (bulat), bakteri anaerob yang tidak memproduksi β laktam dan mempunyai

sedikit aktivitas terhadap gram negatif batang. Kelompok ini rentan terhadap

hidrolisis oleh β laktam. Contoh antibiotik dari kelompok ini adalah penisilin G.

Penisilin antistafilokokus resisten terhadap β laktam dari stafilokokus. Kelompok

ini aktif terhadap stafilokokus dan streptokokus, namun tidak terhadap

Page 44: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

24

enterokokus, bakteri anaerob dan gram negatif batang serta kokus. Antibiotik

golongan ini yang dapat digunakan dalam terapi CAP adalah amoksisilin dengan

dosis 1-1,75 g/hari dan lama pemberian selama 5-10 hari. Selain itu amoksisilin +

klavulanat juga dapat digunakan untuk terapi CAP dengan dosis 1,75- 4 g/hari

dengan lama pemberian 7-10 hari.

2.2.2 Sefalosporin

Sefalosporin digolongkan menjadi 4 generasi. Sefalosporin generasi

pertama mempunyai aktivitas yang baik terhadap bakteri gram positif dan

aktivitas yang baik terhadap mikroorganisme gram negatif. Contoh antibiotik

golongan ini adalah sefadroksil, sefazolin, sefaliksin, sefalotin, sefapirin dan

sefradin. Sefalosporin generasi kedua pada umumnya aktif terhadap berbagai

kuman yang juga peka terhadap obat-obat generasi pertama, namun golongan ini

memiliki daya paparan gram negatif yang lebih luas. Contoh antibiotik golongan

ini adalah sefaklor, sefamandol, sefinisid, sefuroksim dan sefamisin. Pada

golongan sefalosporin generasi ketiga umumnya kurang aktif daripada obat

generasi pertama dalam melawan bakteri gram positif, tetapi aktivitasnya terhadap

gram negatif meningkat dan lebih tahan terhadap enzim penisilinase dibandingkan

generasi sebelumnya. Antibiotik yang termasuk golongan ini adalah sefotaksim,

sefoperazon, seftazidim, seftriakson, sefiksim dan sefpodoksim. Generasi terakhir

dari golongan sefalosporin adalah generasi keempat. Aktivitas sefalosporin

generasi keempat ini lebih luas dibandingkan dengan generasi ketiga dan tahan

terhadap hidrolisis oleh β laktam. Obat generasi keempat ini sangat berguna untuk

pengobatan empiris infeksi serius pada pasien rawat inap jika mikroorganisme

Page 45: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

25

gram positif, Enterobacteriaceae dan Pseudomonas merupakan penyebab yang

potensial. Contoh antibiotik golongan ini adalah sefepim dan sefpirom (Brunton,

2008).

2.2.3 Inhibitor β laktam

Kelompok ini melindungi antibiotik β laktam dengan cara menginaktivasi

β laktamase. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah asam klavulanat,

sulbaktam dan tazobaktam. Asam klavulanat merupakan suicide inhibitor yang

mengikat β laktamase dari bakteri gram positif dan gram negatif secara

ireversibel. Obat ini dikombinasi dengan amoksisilin untuk pemberian oral dan

dengan tikarsin untuk pemberian parenteral. Sulbaktam dikombinasi dengan

ampisilin untuk penggunaan parenteral. Tazobaktam dikombinasi dengan

piperasilin untuk penggunaan parenteral (Kemenkes RI, 2011).

2.2.4 Makrolida

Makrolida aktif terhadap bakteri gram positif, tetapi juga dapat

menghambat beberapa Enterococcus dan kuman gram positif. Sebagian besar

gram negatif aerob resisten terhadap makrolida, namun azitromisin dapat

menghambat Salmonella. Azitromisin dan klaritromisin dapat menghambat H.

influenzae, tetapi azitromisin mempunyai aktivitas terbesar. Makrolida

mempengaruhi sintesis protein bakteri dengan cara berikatan dengan ribosom 50s

sehingga menghambat translokasi peptida (Kemenkes RI, 2011).

Page 46: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

26

2.2.5 Fluorokuinolon

Kelompok ini bekerja dengan menyekat sintesis DNA bakteri dengan

menghambat DNA gyrase. Adanya penghambatan DNA gyrase akan berpengaruh

kepada bakteri untuk transkipsi dan bereplikasi. Kelompok ini sangat aktif

terhadap berbagai bakteri gram positif dan gram negatif. Contoh dari kelompok

ini adalah siprofloksasin, ofloksasin, moksifloksasin, pefloksasin dan

levofloksasin (Brunton 2008). Dalam penatalaksanaan kasus CAP yang

disebabkan oleh bakteri, pasien akan diberikan antibiotik. Antibiotik yang

diberikan pada pasien CAP yang dirawat inap adalah antibiotik tunggal

fluorokuinolon (level I evidence) atau kombinasi antibiotik β laktam dengan

makrolida (level I evidence) (PDPI, 2014). Dalam penulisan panduan

penatalaksanaan pneumonia komunitas atau CAP, setiap bukti ilmiah yang

diperoleh dilakukan telaah kritis oleh pakar dalam bidang pulmonologi. Sebagai

peringkat bukti ilmiah dipakai level of evidence yaitu level I bukti ilmiah

berdasarkan meta analisis, uji klinis besar dengan randomisasi, level II bukti

ilmiah berdasarkan uji klinik lebih kecil tidak randomisasi, level III bukti ilmiah

berdasarkan penelitian retrospektif, observasional dan level IV berdasarkan serial

kasus, konsensus, pendapat ahli (PDPI, 2014).

Golongan fluorokuinolon memiliki aktivitas gram negatif yang bagus dan

aktivitas dari sedang hingga baik terhadap bakteri gram positif. Penggunaan

levoflokasasin atau golongan fluorokuinolon yang lain dapat dipilih sebagai

pengobatan empiris CAP karena daya spektrumnya yang luas. β laktam memiliki

aktivitas terhadap kuman gram negatif dan gram positif sedangkan makrolida

Page 47: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

27

memiliki aktivitas terhadap bakteri atipik. Penggunaan kombinasi β laktam

dengan makrolida kemungkinan memiliki keuntungan yaitu diantaranya peranan

patogen atipikal dalam etiologi CAP relatif belum diketahui, namun laporan

terbaru mendapatkan bahwa kasus CAP yang disebabkan karena patogen atipikal

adalah sebanyak 20%. Selain itu, makrolida juga memiliki efek antiinflamasi.

Makrolida dapat menurunkan produksi sitokin proinflamantori dan ekspresi

endotelin-1 sehingga menghambat produksi superoksid dan menurunkan

pneumococcus adherence ke endotel respiratorius. Masih terdapat perbedaan

pendapat mengenai efikasi penggunaan antibiotik pada penatalaksanaan CAP.

Penggunaan kombinasi β laktam dengan makrolida menghasilkan angka kematian

sebesar 2,76% sedangkan penggunaan tunggal golongan kuinolon menghasilkan

angka kematian sebesar 4,94%. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan

kombinasi β laktam dengan makrolida dapat menurunkan angka mortalitas kasus

CAP (Lawrence, 2002).

2.3 Farmakoekonomi

2.3.1 Definisi

Farmakoekonomi adalah ilmu yang mengukur biaya dan hasil yang

diperoleh dihubungkan dengan penggunaan obat dalam perawatan kesehatan

(Orion, 1997). Farmakoekonomi juga didefinisikan sebagai deskripsi dan analisis

dari biaya terapi dalam suatu system pelayanan kesehatan. Lebih spesifik lagi

sebuah penelitian tentang proses identifikasi, mengukur dan membandingkan

biaya, resiko dan keuntungan dari suatu program, pelayan dan terapi (Vogenbreg,

2001).

Page 48: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

28

Pemahaman tentang konsep farmakoekonomi sangat dibutuhkan oleh

banyak pihak pelayanan kesehatan khususnya para apoteker farmasi baik di dunia

industri maupun di dunia rumah sakit. Farmakoekonomi dapat membantu

apoteker membandingkan input (biaya untuk produk dan layanan farmasi) dan

output (hasil pengobatan). Analisis farmakoekonomi memungkinkan apoteker

untuk membuat keputusan penting tentang formularium, manajemen penyakit, dan

penilaian pengobatan (Shahnaz, 2018).

Perbandingan biaya dua alternatif tindakan kesehatan sangat penting.

Dalam keadaan ekonomi kurang menguntungkan, sangat wajar jika pasien atau

siapapun yang menanggung biayanya memilih yang termurah. Namun demikian,

harus pula dianalisis akibat dari tindakan yang diambil. Jika sekedar lebih murah

namun akibatnya tidak baik, maka boleh jadi kita mengambil pilihan kedua yang

biayanya sama tapi akibatnya akan lebih baik. Atau, bisa saja terdapat alternatif

ketiga, yakni tidak melakukan apapun, karena penyakitnya sudah tidak bisa

disembuhkan. Atas dasar ini, dalam setiap evaluasi ekonomi, termasuk evaluasi

farmakoekonomi, alternatif tindakan harus bersandar pada dua faktor : biaya dan

konsekuensinya. Untuk itu, tugas utama analisis farmakoekonomi adalah

mengidentifikasi, mengukur, menilai, dan membandingkan biaya dan konsekuensi

dari alternatif yang dipertimbangkan (Ahmad Fuad, 2017).

2.3.2 Hasil Pengobatan (outcome)

Kajian farmakoekonomi senantiasa mempetimbangkan dua sisi, yaitu

biaya (cost) dan hasil pengobatan (outcome). Kenyataannya, dalam kajian yang

mengupas sisi ekonomi dari suatu obat/pengobatan ini, faktor biaya (cost) selalu

Page 49: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

29

dikaitkan dengan efektivitas (effectiveness), utilitas (utility) atau manfaat (benefit)

dari pengobatan pelayanan yang diberikan. Efektivitas merujuk pada kemampuan

suatu obat dalam memberikan peningkatan kesehatan (outcomes) kepada pasien

dalam praktek klinik rutin (Binfar, 2013).

Aspek ekonomi mengkaitkan pada biaya kajian farmakoekonomi yang

dapat memberikan besaran efektivitas biaya (cost-effectiveness) yang

menunjukkan unit moneter (jumlah rupiah yang harus dibelanjakkan) untuk setiap

unit indikator kesehatan baik klinis maupun non klinis (misalnya, dalam mg/dL

penurunan kadar LDL dan/atau kolesterol total dalam darah) yang terjadi karena

penggunaan suatu obat. Semakin kecil unit moneter yang harus dibayar untuk

mendapatkan unit indikator kesehatan (klinis maupun non-klinis) yang

diinginkan, semakin tinggi nilai efektivitas biaya suatu obat (Binfar, 2013).

2.3.3 Biaya (cost)

Biaya selalu menjadi pertimbangan penting karena adanya keterbatasan

sumberdaya, terutama dana. Dalam kajian yang terkait dengan ilmu ekonomi,

biaya didefinisikan sebagai nilai dari peluang yang hilang sebagai akibat dari

penggunaan sumberdaya dalam sebuah kegiatan. Patut dicatat bahwa biaya tidak

selalu melibatkan pertukaran uang. Dalam pandangan para ahli farmakoekonomi,

biaya kesehatan melingkupi lebih dari sekedar biaya pelayanan kesehatan, tetapi

termasuk pula, misalnya biaya pelayanan lain dan biaya yang diperlukan oleh

pasien sendiri (Binfar, 2013).

Sasaran setiap evaluasi ekonomi adalah membuat perbandingan biaya

berbagai alternatif pengobatan. Pada umumnya, isu di sekitar perhitungan biaya

Page 50: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

30

bersifat spesifik dan kontekstual. Sementara pilihan analisis banyak yang dibatasi

oleh ketersediaan data (Ahmad Fuad, 2017).

Biaya pelayanan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori yaitu

:

1. Biaya langsung medis (direct medical cost)

Biaya langsung medis adalah biaya yang dikeluarkan oleh pasien terkait

jasa pelayanan medis, yang digunakan untuk mencegah atau mendeteksi

suatu penykait seperti kunjungan pasien, obat-obat yang diresepkan, dan

lama perawatan. Kategori biaya-biaya langsung medis antara lain yaitu,

pengobatan, pelayanan untuk mengobati efek samping, pelayanan

pecegahan dan penanganan (Vogenbreg, 2001).

2. Biaya langsung nonmedis (direct nomedical cost)

Biaya langsung nonmedis adalah biaya yang dikeluarkan pasien tidak

terkait langsung dengan pelayanan medis, seperti transportasi pasien ke

rumah sakit, jasa pelayanan lainnya yang diberikan pihak rumah sakit

(Vogenbreg, 2001).

3. Biaya tidak langsung (indirect cost)

Biaya tidak langsung adalah biaya yang dapat mengurangi produktivitas

pasien, atau biaya yang hilang waktu produktif yang hilang. Sebagai

contoh pasien kehilangan pendapatan karena sakit yang berkepanjangan

sehingga tidak dapat memberikan nafkah pada keluarganya, pendapatan

berkurang karena kematian yang cepat (Vogenbreg, 2001).

Page 51: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

31

4. Biaya tak terduga (intangible cost)

Biaya tak terduga merupakan biaya yang dikeluarkan bukan hasil tindakan

medis, tidak dapat diukur dalam mata uang. Biaya yang sulit diukur seperti

rasa nyeri/cacat, kehilangan kebebasan, efek samping. Sifatnya psikologis,

sukar dikonversikan dalam nilai mata uang (Vogenbreg, 2001).

2.3.4 Perspektif Farmakoekonomi

Salah satu hal yang vital dalam studi farmakoekonomi adalah perspektif

atau sudut pandang. Saat mempertimbangkan perspektif farmakoekonomi yang

harus digunakan, harus diingat siapa yang mengeluarkan biaya dan siapa yang

menerima manfaatnya (Arnold, 2010). Prespektif memegang peranan yang

penting karena berkaitan dengan jenis informasi dan data yang dibutuhkan dalam

melakukan studi atau evaluasi, terutama data biaya yang akan dicakup dalam studi

tersebut (Didik, 2017).

Prespektif farmakoekonomi dapat ditinjau dari 4 macam yaitu (Vogenbreg,

2001):

1. Prespektif pasien (konsumen) yaitu pasien mendapatkan pelayanan

kesehatan dengan biaya yang murah.

2. Prespektif penyedia pelayanan kesehatan yaitu menyediakan pelayanan

kesehatan yang diperlukan masyarakat. Sebagai contoh : rumah sakit

pemerintah, rumah sakit swasta, praktik dokter dan praktik bidan.

3. Prespektif pembayar (perusahan asuransi) yaitu membayarkan biaya

terkait dengan pelayanan kesehatan yang digunakan peserta asuransi

selama pelayanan kesehatan yang digunakan peserta termasuk dalam

Page 52: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

32

tanggungan perusahaan bersangkutan. Menyusun program pelayanan

kesehatan yang lebih efektif sehingga nantinya dapat memberikan

keuntungan bagi perusahaan.

4. Prespektif masyarakat yaitu masyrakat menggunakan pelayanan kesehatan

untuk mencegah terjangkitnya berbagai penyakit, seperti program

pencegahan penykait dengan imunisasi.

2.4 Metode Analisis Farmakoekonomi

Analisis farmakoekonomi digunakan untuk mengidentifiksi, menilai,

mengukur, dan membandingkan biaya dan konsekuensi dari alternatif yang

tersedia dapat dilihat pada tabel 2.2. Beberapa jenis metode analisis

farmakoekonomi yang dapat digunakan adalah evaluasi Analisis Minimalisasi

Biaya (AMiB), Analisis Efektivitas Biaya (AEB), Analisis Utilitas Biaya (AUB)

dan Analisis Manfaat Biaya (AMB). Empat metode analisis ini bukan hanya

mempertimbangkan efektivitas, keamanan, dan kualitas obat yang dibandingkan,

tetapi juga aspek ekonominya. Karena aspek ekonomi atau unit moneter menjadi

prinsip dasar kajian farmakoekonomi, hasil kajian yang dilakukan diharapkan

dapat memberikan masukan untuk menetapkan penggunaan yang paling efisien

dari sumber daya kesehatan yang terbatas jumlahnya (Binfar, 2013).

Page 53: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

33

Tabel 2.2 Metode Analisis dalam Kajian Farmakoekonomi

Metode Analisis Karakteristik Analisis

Analisis Minimalisasi Biaya (AMiB) Efek dua intervensi sama (atau setara),

valuasi atau biaya dalam rupiah

Analisis Efektivitas Biaya (AEB) Efek dari satu intervensi lebih tinggi,

hasil pengobatan diukur dalam unit

alamiah atau indikator kesehatan,

valuasi atau biaya dalam rupiah

Analisis Utilitas Biaya (AUB) Efek dari intervensi lebih tinggi, hasil

pengobatan dalam Quality Adjusted

Life Years (QALY), valuasi atau biaya

dalam rupiah

Analisis Manfaat Biaya (AMB) Efek dari satu intervensi lebih tinggi,

hasil pengobatan dinyatakan dalam

rupiah, valuasi atau biaya dalam

rupiah

Sumber : Newby and Hill, (2003).

Metode keempat tersebut, analisis minimalisasi biaya (AMiB) adalah yang

paling sederhana. AMiB digunakan untuk membandingkan dua intervensi

kesehatan yang telah dibuktikan memiliki efek yang sama, serupa, atau setara.

Jika dua terapi atau dua jenis merek obat setara secara klinis, yang perlu

dibandingkan hanya biaya untuk melakukan intervensi. Sesuai prinsip efisiensi

ekonomi, jenis atau merek obat yang menjanjikan nilai terbaik adalah yang

membutuhkan biaya paling kecil per periode terapi yang harus dikeluarkan untuk

mencapai efek yang diharapakan (Binfar, 2013).

Page 54: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

34

2.4.1 Analisis Minimalisasi Biaya

Analisis Minimalisasi Biaya merupakan analisis yang dilakukan dengan

membandingkan biaya yang dibutuhkan oleh dua atau lebih progam kesehatan

atau pengobatan yang bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi

pengobatan dengan biaya paling rendah dengan outcome yang sama (Hadning,

2015). AMiB juga dapat meningkatkan efisiensi, kendali mutu dan kendali biaya.

AMiB merupakan metode kajian farmakoekonomi yang paling sederhana

sehingga hal ini menjadi kelebihan tersendiri dari AMiB dengan kajian

farmakoekonomi lainnya. Namun AMiB sendiri tidak terlepas dari kekurangan,

dimana jika asumsi outcome yang ditetapkan tidak benar dapat menyebabkan hasil

analisis yang didapat menjadi tidak akurat dan tidak bernilai (Merliana, 2017).

AMiB berfokus pada penentuan pengobatan yang memiliki biaya perhari

yang paling rendah dengan outcome yang sama, serupa, dan setara. Perhitungan

AMiB dilakukan dengan menghitung rata-rata biaya total yang dibutuhkan oleh

setiap pengobatan lalu dibandingkan rata-rata biaya total pengobatan yang akan

dianalisis dengan AMiB. Pada AMiB pengobatan yang memiliki biaya paling

kecil dalam setiap periode pengobatan dengan memberikan efek yang diharapkan

maka dapat dinyatakan pengobatan tersebut sebagai pengobatan paling

meminimalisasi biaya (Merliana, 2017).

Page 55: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

35

2.4.2 Analisis Efektivitas Biaya

Analisis efektivitas biaya didefinisikan sebagai analisis untuk

mengidentifikasi, mengukur, dan membandingkan berbagai biaya signifikan serta

konsekuensinya atas berbagai intervensi alternatif. Makna intervensi dalam

pengobatan adalah membandingkan dua atau lebih obat yang berbeda atau dari

kelas yang berbeda. Sasarannya adalah membandingkan antara penyembuhan obat

dan tanpa obat untuk kondisi tertentu (Ahmad Fuad, 2017).

Analisis efektivitas biaya adalah salah satu cara untuk menilai dan

memilih program terbaik bila terdapat beberapa program berbeda dengan tujuan

yang sama untuk dipilih. Kriteria penilaian program mana yang akan dipilih

adalah berdasarakan total biaya dari masing-masing alternatif program sehingga

program yang mempunyai total biaya terendahlah yang akan dipilih oleh para

analis/pengambil keputusan (Tjiptoherijanto, 1994). Manfaat kesehatan dapat

didefinisikan dan diukur dalam satuan yang natural (contohnya penyakit sembuh)

dan biaya yang diukur dalam bentuk uang sehingga dapat membandingkan terapi

dengan hasil kualitatif yang mirip pada daerah terapi tertentu (Walley, 1995).

AEB digambarkan dalam perhitungan Average Cost-Effectivenes ratio

(ACER) dan Incremental Cost Effectiveness Ratio (ICER). Hasil dari AEB

digambarkan sebagai rasio, baik dengan ACER (Average Cost

Effectiveness Ratio) seperti rumus berikut ini :

Page 56: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

36

atau sebagai ICER (Incremental Cost Effectiveness Ratio) seperti rumus

berikut ini:

(Andayani, 2013).

ACER merupakan nilai yang menyatakan besaran biaya yang dibutuhkan

untuk setiap peningkatan outcome pengobatan. Pengobatan yang memiliki nilai

ACER yang terendah merupakan pengobatan yang paling efektif. ICER

merupakan nilai yang menunjukkan biaya tambahan yang dibutuhkan untuk

menghasilkan setiap perubahan satu unit outcome pengobatan (Musdalipah,

2018).

Alat bantu lain yang dapat digunakan dalam AEB adalah diagram

efektivitas biaya dapat dilihat pada tabel 2.3. Suatu alternatif intervensi kesehatan,

termasuk obat, harus dibandingkan dengan intervensi (obat) standar (Binfar,

2013).

Tabel. 2.3 Kelompok Alternatif bedasarkan Efektivitas Biaya

Efektivitas biaya Biaya lebih

rendah

Biaya sama Biaya lebih tinggi

Efektivitas lebih

rendah

A

(Perlu

perhitungan

ICER)

B C

(Didominasi)

Efektivitas sama D E F

Efektivitas lebih

tinggi

G

(Dominan)

H I

(Perlu perhitungan

Page 57: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

37

ICER)

Sumber : Binfar, 2013.

Dengan menggunakan tabel efektivitas biaya diatas, suatu intervensi

kesehatan secara relative terhadap intervensi kesehatan yang lain dapat

dikelompokkan ke dalam satu dari empat posisi, yaitu :

1. Posisi dominan (Kolom G juga Kolom D dan H)

Jika suatu intervensi kesehatan menawarkan efektivitas lebih tinggi

dengan biaya sama (kolom H) atau efektivitas yang sama dengan biaya

lebih rendah (kolom D), dan efektivitas lebih tinggi dengan biaya lebih

rendah (kolom G), pasti terpilih sehingga tak perlu dilakukan AEB.

2. Posisi didominasi (Kolom C juga Kolom B dan F)

Sebaliknya, jika sebuah intervensi kesehatan menawarkan efektivitas lebih

rendah dengan biaya sama (kolom B) atau efektivitas sama dengan biaya

lebih tinggi (kolom F), apalagi efektivitas lebih rendah dengan biaya lebih

tinggi (kolom C), tidak perlu dipertimbangkan sebagai alternatif, sehingga

tak perlu pula diikutsertakan dalam perhitungan AEB.

3. Posisi seimbang (kolom E)

Sebuah intervensi kesehatan yang menawarkan efektivitas dan biaya yang

sama (kolom E) masih mungkin untuk dipilih jika lebih mudah diperoleh

dan/ atau cara pemakaiannya lebih memungkinkan untuk ditaati oleh

pasien, misalnya tablet lepas lambat yang hanya perlu diminum 1x sehari

versus tablet yang harus diminum 3x sehari. Sehingga dalam kategori ini,

Page 58: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

38

ada faktor lain yang perlu dipertimbangkan di samping biaya dan hasil

pengobatan, misalnya kebijakan, ketersediaan, aksesibilitas, dan lain-lain.

4. Posisi yang memerlukan pertimbangan efektivitas biaya (kolom A dan I)

Jika suatu intervensi kesehatan yang menawarkan efektivitas yang lebih

rendah dengan biaya yang lebih rendah pula (kolom A) atau, sebaliknya,

menawarkan efektivitas yang lebih tinggi dengan biaya yang lebih tinggi,

untuk melakukan pemilihan perlu perhitungan RIEB.

Gambar 2.1 Kuadran Efektivitas Biaya

Kuadran IV : Dominan

(Lebih besar biayanya,

kurang efektif)

Kuadran I : Tukaran

(Lebih besar biayanya,

lebih efektif)

Kuadran III : Tukaran

(Lebih kecil biayanya,

kurang efektif)

Kuadran II : Dominan

(Lebih kecil biayanya,

lebih efektif)

Nilai rata-rata

Perbedaan Biaya (Y)

Perbedaan Dampak (X)

Page 59: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

39

Menurut gambar 2.1 jika suatu intervensi kesehatan memiliki efektivitas

lebih tinggi tetapi juga membutuhkan biaya lebih tinggi dibandingkan intervensi

standar, intervensi alternatif ini masuk ke kuadran I (Tukaran, Trade-off).

Pemilihan intervensi kuadran I memerlukan pertimbangan sumberdaya (terutama

dana) yang dimiliki, dan semestinya dipilih jika sumberdaya yang tersedia

mencukupi. Suatu intervensi kesehatan yang menjanjikan efektivitas lebih rendah

dengan biaya yang lebih rendah dibanding intervensi standar juga masuk kategori

Tukaran, tetapi di kuadran III. Pemilihan intervensi alternatif yang berada di

kuadaran III memerlukan pertimbangan sumberdaya pula yaitu, jika dana yang

tersedia lebih terbatas. Jika suatu intervensi kesehatan memiliki efektivitas lebih

tinggi dengan biaya yang lebih rendah dibanding intervensi standar, intervensi

alternatif ini masuk ke kuadaran II (Dominan) dan menjadi pilihan utama.

Sebaliknya, suatu intervensi kesehatan yang menawarkan efektivitas lebih rendah

dengan biaya lebih tinggi dibanding intervensi standar, dengan sendirinya tak

layak untuk dipilih (Binfar, 2013).

2.4.3 Analisis Utilitas Biaya

Analisis Utilitas Biaya merupakan suatu metode analisis dalam

farmakoekonomi yang membandingkan biaya pengobatan dengan kualitas hidup

yang didapat dari pengobatan yang diberikan. AUB merupakan metode lanjutan

dari AEB. AUB adalah satu-satunya metode analisis dalam farmakoekonomi

yang menggunakan kualitas hidup dalam perhitungannya yang menjadikan

keunggulan metode ini. Namun perlu digaris bawahi bahwa tidak adanya

Page 60: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

40

standarisasi dalam metode ini dapat menyebabkan inkosistensi dalam penyajian

data (Ahmad Fuad, 2017).

Outcome pengobatan pada AUB dinayatakan dalam Life Years (LY) dan

Quality Adjusted Life Years (QALY) yang didapat dari perkalian LY dengan nilai

utilitas. Nilai utilitas dapat diperoleh dari Pubmed and Cochrame database. Nilai

utilitas merupakan presentasi preferensi yang dinyatakan untuk suatu kondisi

kesehatan tertentu. Nilai utilitas berkisar pada angka 0-1 dimana nilai 0

menyatakan kematian sedangkan nilai 1 menyatakan sehat sempurna. Hasil utama

dari AUB adalah biaya per QALY atau Incremental Cost Utility Ratio (ICUR)

yang didapat dengan membandingkan perbedaan biaya dengan pengobatan QALY

dari pengobatan yang dibandingkan (Tjandrawinata, 2016).

2.4.4 Analisis Manfaat Biaya

Analisis manfaat biaya merupakan analisis farmakoekonomi yang

membandingkan manfaat yang diberikan dari suatu pengobatan dengan biaya

yang harus dikeluarkan dalam pemberian pengobatan. AMB dapat digunakan

untuk efisiensi penggunaan sumber daya (Nuryadi, 2014). AMB dapat dilakukan

dengan membandingkan dua atau lebih suatu produk farmasi atau jasa farmasi

yang tidak saling berhubungan dan memiliki outcome berbeda yang menjadi

kelebihan tersendiri dari AMB dibandingkan dengan kajian farmakoekonomi

lainnya.

Untuk melakukan AMB perlu adanya data manfaat dan biaya dari

pengobatan yang diberikan yang keduanya dinyatakan dalam nilai moneter. Nilai

manfaat yang diberikan dapat berupa pendapatan yang didapat oleh pemberi

Page 61: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

41

pelayanan kesehatan dari suatu intervensi. Hasil perhitungan AMB disajikan

dalam Cost Benefit Ratio, dimana Cost Benefit Ratio didapat dengan membagi

biaya dengan nilai manfaat dalam nilai moneter (Tjandrawinata, 2016).

2.5 Integrasi Peneliti dengan Al-Qur’an

Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat islam di dalam ayat al-qur’an

terdapat penjelasan bahwa Allah SWT tidak menyukai seseorang yang

menghambur-hamburkan (harta) secara boros atau berlebihan. Allah SWT

mengingatkan bahwa pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu

sangat ingkar kepada Tuhannya. Sebagaimana diterangkan dalam ayat berikut :

Artinya : “ Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya,

kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu

menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros ” (QS. Al-Israa’ : 26)

Berdasarkan ayat diatas menjelaskan bahwa Allah SWT menyuruh

seorang hambanya agar tidak menghamburkan harta secara boros atau berlebih

dalam suatu pengeluaran. Kesimpulan dari penjelasan ayat tersebut yang telah

dikaitkan dengan permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah kita sebagai

umat manusia terutama dalam melakukan pengeluaran hendaklah tidak

melakukannya secara berlebihan, karena Allah SWT tidak menyukai hal tersebut.

Analisis efektivitas biaya pengobatan penggunaan antibiotik pada pasien

pneumonia berfungsi untuk meminimalisir biaya pengeluaran pengobatan selama

masa perawatan dengan penggunaan obat yang lebih efektif dan harga yang lebih

Page 62: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

42

murah. Karena terapi yang efektif bagi pasien dapat mengurangi pembiayaan

selama pengobatan berlangsung.

Page 63: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

43

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

Keterangan :

: Tidak diteliti

: Diteliti

Pneumonia Manajemen

Terapi

Obat Antibiotik

Efektivitas Biaya

Biaya

Pengobatan

Lama Terapi

Perawatan

Obat Non

Antibiotik

ACER ICER

Efektivitas

Teraspi

Page 64: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

44

3.2 Uraian Kerangka Konseptual

Pneumonia merupakan masalah global terkait kesehatan yang terus

meningkat angka kejadian setiap tahunnya di Indonesia. Pneumonia adalah infeksi

di ujung bronkhiol dan alveoli yang dapat disebabkan oleh berbagai patogen

seperti bakteri, jamur, virus dan parasit. Dampak dari pneumonia ini

mengakibatkan kualitas hidup pasien menurun, biaya pengobatan mahal dan lama

perawatan. Pengobatan pada pasien pneumonia dapat dilakukan dengan

menejemen terapi penggunaan obat non antibiotik dan obat antibiotik. Peneliti

hanya akan meneliti terkaiat penggunaan obat antibiotik pada pasien pneumonia.

Dari penggunaan antibiotik tersebut akan dilihat efektivitas biaya pengobatannya.

Efektivitas biaya pengobatan akan memberikan hasil pengobatan dengan

menggunakan rumus ACER dan ICER. ACER merupakan nilai yang menyatakan

besaran biaya yang dibutuhkan pasien untuk setiap peningkatan outcome

pengobatan. Pengobatan yang memiliki nilai ACER yang terendah merupakan

pengobatan yang paling efektivitas dalam pengobatannya. ICER merupakan nilai

yang menunjukkan biaya tambahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan setiap

perubahan satu unit outcome pengobatan. Sehingga akan dihasilkan efektivitas

terapi dari penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia.

Page 65: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

45

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode pengambilan

data secara retrospektif. Studi deskriptif merupakan pemaparan suatu peristiwa

dilakukan sistematik fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara

tepat. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif menggunakan data sekunder

(Sugiyono, 2014). Retrospektif dilakukan berdasarkan data yang sudah lalu,

dengan merujuk pada data sekunder atau data telah ada berupa rekam medis

pasien dan rincian biaya pengobatan pasien selama dirawat di RSU Karsa Husada

Kota Batu.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian kali ini dilaksanakan di RSU Karsa Husada Kota Batu. Waktu

penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus 2019.

4.3 Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah data rekam medis pasien pneumonia

rawat inap RSU Karsa Husada Kota Batu Malang periode Juni 2017 sampai Juni

2018. Sampel yang diambil pada penelitian kali ini adalah data rekam medis

pasien pneumonia rawat inap dewasa dan diberikan terapi antibiotik yang

memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Teknik sampling yang digunakan adalah

teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 35 data rekam medis pasien

rawat inap pneumonia periode Juni 2017 sampai Juni 2018.

Page 66: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

46

Kriteria inklusi sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Rekam medis pasien pneumonia rawat inap RSU Karsa Husada Kota Batu

periode Juni 2017 sampai Juni 2018.

b. Rekam medis pasien pneumonia dewasa umur 22-56 tahun rawat inap

yang diberikan terapi antibiotik tunggal.

c. Rekam medis pasien pneumonia rawat inap dengan penyakit pneumonia

tunggal.

d. Pasien pneumonia rawat inap dengan rekam medis yang lengkap dan jelas

berupa data diri pasien, durasi perawatan di rawat inap, terapi penggunaan

antibiotik yang didapatkan, hasil data laboratorium selama perawatan, dan

biaya atau harga obat antibiotik selama perawatan (dengan cara dihitung

manual oleh peneliti).

Adapun kriteria eksklusi sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

:

a. Rekam medis pasien pneumonia rawat inap dengan penyakit penyerta

lainnya.

b. Rekam medis pasien pneumonia rawat inap dengan penyakit komplikasi

ketika masa rawat inap.

c. Rekam medis pasien pneumonia dewasa rawat inap yang keluar rumah

sakit pulang paksa atau belum direkomendasikan oleh dokter

d. Rekam medis pasien pneumonia yang meninggal pada saat perawatan.

Page 67: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

47

4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Pneumonia adalah infeksi pada jaringan paru-paru bagian bawah yang

mengenai parenkim paru. Seseorang yang menderita pneumonia maka

kantung udara di paru-paru menjadi penuh dengan mikroorganisme,

cairan, dan sel-sel inflamasi dan paru-paru tidak mampu bekerja dengan

baik.

2. Antibiotik adalah terapi penggunaan obat untuk pencegahan penyakit

infeksi dalam masalah kesehatan. Intensitas penggunaan antibiotik yang

relatif tinggi menimbulkan berbagai permasalahan dan merupakan

ancaman global bagi kesehatan terutama resistensi bakteri terhadap

antibiotik. Resistensi antibiotik juga memberi dampak negatif terhadap

biaya pengobatan.

3. Lama terapi adalah waktu dari pertama pasien masuk rumah sakit hingga

pasien dinyatakan sembuh dan direkomendasikan untuk pulang oleh

dokter yang menangani di RSU Karsa Husada Kota Batu.

4. Biaya medis langsung yang dibayarkan oleh pasien atau pihak yang

bertanggung jawab seperti asuransi dan penyelenggaraan jaminan oleh

pemerintah yang meliputi biaya pengobatan, biaya perawatan, dan biaya

tes laboratorium di RSU Karsa Husada Kota Batu yang akan dihitung

manual oleh peneliti.

5. Efektivitas terapi adalah parameter hasil terapi antibiotik yang dijalani

pasien pneumonia. Suatu antibiotik dikatakan efektif bila pasien yang

menggunakannya menjalani rawat inap kurang dari sama dengan 5 hari.

Page 68: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

48

6. Persentase efektivitas adalah persentase jumlah pasien dengan terapi

antibiotik yang efektif dari seluruh jumlah pasien yang menerima terapi

antibiotik tersebut. Persentase efektivitas dijadikan sebagai acuan

outcome klinis yang digunakan untuk perhitungan ACER di RSU Karsa

Husada Kota Batu.

7. Analisis Efektivitas Biaya adalah metode analisis farmakoekonomi yang

digunakan untuk membandingkan efektivitas terapi dan efisiensi biaya

pengobatan pasien pneumonia menggunakan antibiotik. Cara pengukuran

analisis ini dengan mengukur biaya yang dikeluarkan dengan hasil terapi

yang didapatkan yang dihitung berdasarkan rumus ACER dan ICER.

8. Average Cost-Effectiveness Ratio (ACER) adalah rasio rata-rata efisiensi

biaya per-outcome klinis. Nilai ACER diperoleh dengan perhitungan

sebagai berikut :

Hasil perhitungan ACER menunjukkan hasil efektif bila

menunjukkan biaya (biaya medis langsung per hari) paling rendah per

outcome yang didapat. Suatu terapi bisa dikatakan cost-effective bila

memiliki biaya yang sama namun dengan efektivitas lebih tinggi atau

efektivitas yang setara namun dengan biaya lebih rendah. Sehingga biaya

paling rendah namun efektivitasnya tinggi yang akan menjadi rekomendasi

pengobatan.

Page 69: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

49

9. Incremental Cost-Effectiveness Ratio (ICER) adalah selisih biaya yang

harus ditambah untuk memperoleh terapi yang lebih cost-effective. Nilai

ICER diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut :

10. Pasien rawat inap pneumonia dewasa adalah seorang yang positif telah

didiagnosis pneumonia dan menjalani rawat inap di RSU Karsa Husada

Batu Malang.

4.5 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengumpulan data

yang digunakan untuk mencatat data yang diperoleh dari bagian rekam medis,

bagian administrasi keuangan dan sebuah personal komputer yang digunakan

untuk mengolah data yang diperoleh.

Page 70: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

50

4.6 Prosedur Penelitian

Gambar 4.1 Prosedur Penelitian

Penelitian diawali dengan merancang proposal penelitian, lalu diajukan

permohonan penelitian ke RSU Karsa Husada Batu Malang. Setelah disetujui,

dilakukan studi pendahuluan penelitian dengan mengelolah data rekam medis

terkait jumlah pasien pneumonia periode Juni 2017 sampai Juni 2018. Kemudian

melakukan analisa data yang sudah didapatkan secara deskriptif. Setelah naskah

proposal skripsi selesai, peneliti akan melakukan ujian proposal skripsi. Pihak

rumah sakit akan memberikan data yang diminta peneliti ketika peneliti selesai

melakukan seminar proposal di rumah sakit. Pengambilan data dilakukan

Pengajuan ijin penelitian dari pihak jurusan

farmasi Universitas Islam Negeri Maulana

Malik Ibrahim Malang

Pengajuan ijin penelitian dari peneliti kepada

Direktur Rumah Sakit Umum Karsa Husada

Batu

Pengumpulan serta pengelompokkan data

catatan rekam medik dan catatan pembayaran

selama perawatan berlangsung pada pasien

pneumonia di RSU Karsa Husada Batu tahun

2017 sampai 2018

Pengolahan Analisis Data

Interpretasi Hasil Penelitian

Page 71: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

51

berdasarkan lembar pengumpulan data yang sudah dibuat peneliti. Hasil analisis

data, disajikan secara deskriptif efektivitas hasil pengobatan dan biaya yang

diterapkan pada pasien pneumonia dewasa periode Juni 2017 sampai Juni 2018 di

RSU Karsa Husada Kota Batu.

4.7 Analisis Data

Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan program pengolah

angka Microsoft Excel. Setelah data yang dibutuhkan sudah terhimpun,

selanjutnya data tersebut diinput ke software tersebut untuk selanjutnya diolah

sesuai rumus ACER dan ICER. Hasil akhirnya diketahui nilai ACER dan ICER

sebagai dasar penilaian efektivitas biaya terapi dari pengguaan terapi antibiotik

pasien pneumonia yang dirawat inap di RSU Karsa Husada Kota Batu. Nilai

ACER diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut :

Hasil perhitungan ACER menunjukkan hasil efektif bila menunjukkan

biaya (biaya medis langsung per hari) paling rendah per outcome yang didapat.

Suatu terapi bisa dikatakan cost-effective bila memiliki biaya yang sama namun

dengan efektivitas lebih tinggi atau efektivitas yang setara namun dengan biaya

lebih rendah. Dan yang paling utama adalah dengan biaya paling rendah namun

efektivitasnya tinggi. Nilai ICER diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut :

Page 72: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

52

Jika perhitungan ICER menunjukkan hasil negatif atau semakin kecil, maka suatu

alternatif obat tersebut lebih efektif dan lebih murah, sehingga pilihan terapi

tersebut merupakan pilihan yang terbaik.

Page 73: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

53

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil dan Pembahasan

Pengambilan data pada penelitian ini telah dilakukan di Rumah Sakit

Umum Karsa Husada Kota Batu. Pengambilan data sampel dilakukan

menggunakan teknik purposive sampling. Sampel pada penelitian ini adalah data

rekam medis pasien pneumonia dewasa dengan rentang usia 22-56 tahun yang

dirawat inap kelas 1, 2, dan 3 di RSU Karsa Husada Kota Batu periode Juni 2017

sampai Juni 2018 yang diberikan terapi antibiotik tunggal. Jumlah sampel yang

memenuhi kriteria inklusi sebanyak 35 pasien. Sampel yang telah didapat

kemudian digolongkan berdasarkan terapi antibiotik yang telah digunakan yaitu,

antibiotik Levofloxacin, Ceftriaxone, Cefotaxime dan Ciprofloxcacin.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui data demografi pasien dan

data analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia. Data

demografi pasien berupa : karakteristik pasien seperti jenis kelamin, usia, dan

status pembayaran. Data analisis efektivitas biaya berupa : terapi antibiotik, lama

rawat inap, biaya medis langsung yang terdiri dari biaya antibiotik, biaya

laboratorium, biaya tenaga medis, dan biaya rawat inap. Data tersebut digunakan

untuk menentukan terapi antibiotik yang paling baik dengan analisisi

farmakoekonomi secara Analisis Efektivitas Biaya (AEB).

Page 74: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

54

5.1.1 Jenis Kelamin

Berdasarkan data pasien pneumonia dewasa yang dirawat inap di RSU

Karsa Husada Kota Batu diketahui adanya perbedaan jumlah pasien pneumonia

dewasa berdasarkan jenis kelaminnya. Perbedaan jumlah antara pasien laki-laki

dengan perempuan tercantum dalam tabel berikut :

Tabel 5.1 Jenis Kelamin Pasien

Jenis Kelamin Jumlah Pasien Persentase %

Laki-laki 25 71

Perempuan 10 29

Jumlah Total 35 100

Pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa jumlah pasien pneumonia dewasa

yang di rawat inap kelas 1, 2, dan 3 di RSU Karsa Husada Kota Batu periode Juni

2017 sampai Juni 2018 secara jenis kelamin. Pasien dengan jenis kelamin laki-laki

berjumlah lebih banyak daripada pasien perempuan. Selama periode tersebut

diketahui jumlah pasien laki-laki adalah 25 pasien sebesar 71%, sedangkan pasien

perempuan berjumlah 10 pasien sebesar 29%. Hasil ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Yudha (2013) menyebutkan bahwa angka kejadian penyakit

pneumonia di RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada tahun 2013 diketahui pasien

laki-laki sebanyak 56,86% dan pada pasien perempuan sebanyak 43,14%.

Penelitian yang dilakukan oleh Alin (2016) di RS Universitas Airlangga

menunjukkan bahwa jumlah pasien laki-laki lebih tinggi dari pada pasien

perempuan. Dimana peresentase pasien laki-laki sebanyak 53% dan pasien

perempuan sebanyak 47%. Lebih dari 50% pasien yang menderita pneumonia

Page 75: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

55

merepukan pasien dengan jenis kelamin laki-laki. Hal ini dikarenakan laki-laki

lebih sering beraktivitas di luar rumah sehingga mudah terpapar polusi udara dan

lebih cenderung menggunakan rokok, karena polusi udara dan asap rokok

mempunyai zat kimia yang dapat memicu terjadinya infeksi saluran pernafasan

(Gondodiputro, 2007).

5.1.2 Karakteristik Usia

Karakteristik pasien pneumonia berdasarkan usia di instalasi rawat inap

RSU Karsa Husada Kota Batu Malang periode Juni 2017 sampai Juni 2018 dapat

dilihat pada tabel 5.2 dengan penggolongan usia berdasarkan Kemenkes RI

(2009).

Tabel 5.2 Karakteristik Pasien Berdasarkan Usia

No. Rentang Usia (tahun) Jumlah Pasien Persentase (%)

1. Remaja Akhir (22-25) 2 6

2. Dewasa Awal (26-35) 4 11

3. Dewasa Akhir (36-45) 6 17

4. Lansia Awal (46-56) 23 66

Jumlah Total 35 100

Berdasarkan data tabel 5.2 diketahui bahwa terdapat empat macam kriteria

rentang usia pasien pneumonia yang dirawat inap di RSU Karsa Husada Kota

Batu Malang periode Juni 2017 sampai Juni 2018 yaitu, remaja akhir usia 22-25

tahun dengan jumlah 2 pasien sebesar 6%, dewasa awal usia 26-35 tahun dengan

jumlah 4 pasien sebesar 11%, dewasa akhir usia 36-45 tahun dengan jumlah 6

pasien sebesar 17% dan lansia awal usia 46-56 tahun dengan jumlah 23 tahun

sebesar 66%. Dari data tesebut, menunjukkan bahwa semakin tua usia pasien,

Page 76: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

56

semakin meningkat jumlah mordibitas penyakit pneumonia. Menurut data

Riskesdas (2013) menyatakan bahwa prevalensi pneumonia meningkat pada umur

45-54 tahun yaitu sebesar 5,4% dan terus meningkat sampai umur >64 tahun

sebesar 15,5%.

Teori Price (2005) imunitas tubuh akan menurun seiring dengan

pertambahan umur seseorang. Penuruan sistem imunitas tubuh dimulai ketika

seorang berumur 50 tahun. Sehingga tubuh akan rentang untuk terpapar penyakit

ataupun infeksi dari sekitar lingkungan. Oleh sebab itu pasien dengan rentang usia

lansia awal (46-56 tahun) memiliki persentase yang lebih tinggi yaitu 67%.

5.1.3 Status Pembayaran Pasien

Berdasarkan hasil pengamatan penelitian yang telah dilakukan pada pasien

pneumonia dewasa yang diperoleh dari RSU Karsa Husada Kota Batu, terdapat 2

macam status pembayaran dapat dilihat pada tabel 5.3 sebagai berikut :

Tabel 5.3 Status Pembayaran Pasien

No. Status Pembayaran Jumlah Persentase (%)

1. Umum 20 57

2. Asuransi Kesehatan 15 43

Jumlah Total 35 100

Berdasarkan tabel 5.3 status pembayaran yang paling banyak digunakan

adalah status pembayaran umum yang berjumlah 20 pasien. Pasien pengguna

status pembayaran umum adalah pasien yang membayar tanggungan biaya

pengobatannya dengan biaya pribadi. Selanjutnya adalah status pembayaran

asuransi kesehatan yang berjumlah 15 pasien. Pasien pengguna status pembayaran

Page 77: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

57

asuransi kesehatan adalah pasien mendapatakan pelayanan yang dibutuhkannya

tanpa harus mempertimbangkan keadaan ekonominya. Hasil dari kedua jenis

pembayaran tidak terlalu signifikan dikarenakan peneliti tidak memfokuskan pada

pasien asuransi kesehatan. Disini peneliti melihat pada biaya pengobatan pasien

pneumonia dewasa yang menggunakan terapi antibiotik.

Status pembayaran yang digunakan sebagai sarana fasilitas kesehatan di

RSU Karsa Husada Kota Batu yaitu Asuransi Kesehatan (Askes) dan Umum.

Dalam konteks asuransi kesehatan, pengertian asuransi adalah memastikan

seseorang yang menderita sakit akan mendapatakan pelayanan yang

dibutuhkannya tanpa harus mempertimbangkan keadaan ekonominya. Untuk

memastikan bahwa kebutuhan pelayanan kesehatan dapat dibiayai secara

memadai, maka seorang atau kelompok kecil orang melakukan transfer risiko

kepada pihak yang disebut badan penyelenggara jaminan (Thabrany, 2001).

Berdasarkan data dari profil kesehatan Indonesia tahun 2017-2018

diketahui bahwa penduduk Indonesia terutama di daerah Jawa Timur yang telah

menggunakan asuransi kesehatan sebanyak 24.593.121 dari 39.293.000

(Kemenkes RI, 2019). Jumlah pengguna asuransi kesehatan masih sedikit dari

pada jumlah banyaknya penduduk yang ada di Jawa Timur. Hal ini dikarenakan

oang Indonesia belum terbiasa dengan yang namanya asuransi. Padahal jika

dilihat dengan perspektif yang lebih luas, asuransi merupakan suatu kebutuhan.

Manusia tidak bias memastikan kalau tubuh ini akan selalu sehat dan siap

digunakan untuk melakukan berbagai aktivitas. Itulah yang membuat asuransi

merupakan suatu keharusan untuk menjamin biaya pengobatan saat sakit.

Page 78: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

58

5.1.4 Terapi Antibiotik yang Digunakan

Data hasil penelitian yang diperoleh dari RSU Karsa Husada Kota Batu,

jenis terapi antibiotik yang digunakan untuk terapi rawat inap pasien pneumonia

dewasa beserta jumlah pasien yang menggunakan terapi antibiotik tersebut adalah

sebagai berikut :

Tabel 5.4 Jumlah Pasien Berdasarkan Terapi Antibiotik

No. Penggunaan

Obat

Dosis Antibiotik Jumlah

Pasien

Persentase

(%)

1. Inj. Ceftriaxone 2x1gr 16 46

2. Inj. Levofloxacin 1x500mg 14 40

3. Inj. Cefotaxime 2x1gr 3 8

4. Inj. Ciprofloxacin 2x200mg 2 6

Jumlah Total 35 100

Berdasarkan data tabel 5.4 diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat empat

macam terapi antibiotik yang digunakan untuk pasien pneumonia dewasa yang di

rawat di ruang rawat inap kelas 1, 2 dan 3 yaitu antibiotik jenis Ceftriaxone,

Levofloxacin, Cefotaxime dan Ciprofloxacin. Antibiotik yang digunakan sebagai

terapi pneumonia di RSU Karsa Husada Kota Batu merupakan antibiotik jenis

generik. Penggunaan jenis antibiotik berdasarkan status pembayaran tidak

dibedakan, semua pasien sama mendapatkan antibiotik jenis generik dengan dosis

penggunaan yang sama dan harga yang sama.

Antibiotik yang paling banyak digunakan pada pasien pneumonia di RSU

Karsa Husada Kota Batu adalah ceftriaxone (golongan sefalosporin generasi ke 3)

Page 79: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

59

dengan jumlah pasien sebanyak 16 (46%) dan levofloxacin (golongan

fluorokuinolon) dengan jumlah pasien sebanyak 14 (40%). Sedangankan

penggunan antibiotik Cefotaxime dan Ciprofloxcacin hanya mencapai persentase

yang ≤ 10% dengan jumlah pasien yang ≤ 5. Perbedaan penggunaan antibiotik ini

dikarenakan setiap bakteri memiliki mekanisme yang berbeda dalam

menimbulkan resistensi terhadap antibiotik. Semua antibiotik yang digunakan

adalah jalur pemberian intravena atau sediaan injeksi. Hal ini dikarenakan jalur

pemberian intravena lebih cepat memberikan efek indikasi didalam tubuh

dibandingkan pemberian peroral (Medical Mini Notes, 2017).

Berdasarkan parameter farmakokinetika, antibiotik dibagi menjadi dua

kelompok. Kelompok yang pertama adalah time dependent bactericidal action.

Antibiotik yang termasuk kelompok ini adalah β-laktam (penisilin, sefalosporin,

karbapenem, dan monobaktam), linkosamid, makrolid, oksazolidinon, vankomisin

dan tigesiklin. Peningkatan konsentrasi antibiotik tidak akan meningkatkan efek

bakterisidal. Namun, untuk menghambat pertumbuhan bakteri konsentrasi

antibiotik harus tetap berada diatas MIC dan durasi paparan antbiotik harus

maksimal. Kelompok kedua adalah concentration dependent bacterial action.

Antibitoika yang termasuk kelompok ini adalah aminoglikosida dan

fluorokuinolon. Efek bakterisidal pada kelompok ini bergantung pada konsentrasi.

Konsentrasi puncak dalam serum (Cmax) akan menimbulkan efek bakterisidal

yang maksimum. Apabila konsentrasi menurun, maka aktivitas bakterisidal akan

menurun (Kemenkes RI, 2011).

Page 80: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

60

Ceftriaxone menjadi antibiotik terbanyak yang digunakan baik pada

pneumonia komunitas dan pneumonia nosokomial. Mekanisme kerja ceftriaxone

adalah menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat satu atau lebih

penicillin-binding proteins (PBPs) yang menghambat langkah langkah akhir

transpeptidase dari sintesis peptidoglikan pada dinding sel bakteri, kemudian

menghambat dinding sel bakteri (Rang, 2012). Ceftriaxone merupakan antibiotik

berspektrum luas yang efektif terhadap sebagian besar bakteri aerob, baik gram

positif atau gram negatif, dan memiliki aktivitas terhadap sebagian bakteri

anaerob gram negative, lebih efektif terhadap enterobacteriaceae, termasuk strain

yang memproduksi β-laktam (Kemenkes RI, 2011).

Selain itu, levofloxacin juga menjadi antibiotik terbanyak yang digunakan

baik pada pneumonia komunitas dan pneumonia nosokomial. Mekanisme kerja

levofloxacin adalah menghambat DNA-girase pada organisme yang rentan

sehingga menghambat relaksasi DNA superkoil dan meningkatkan kerusakan

rantai DNA (Rang, 2012). Levofloxacin lebih poten secara farmakodinamik

dibandingkan dengan ciprofloxcacin (Lister, 1999). Levofloxacin juga

mempunyai penetrasi yang baik ke dalam jaringan paru. Kadar levofloxacin di

dalam jaringan paru pada umumnya 2 sampai 5 kali lebih tinngi dibandingkan

dengan kadar dalam plasma. Levofloxacin dimetabolisme dalam jumlah kecil dan

sebagian besar diekskresi melalui urin dalam bentuk utuh dan sisanya melalui

feses. Rata-rata waktu paruh eliminasi plasma setelah pemberian levofloxacin

adalah 6-8 jam (Fish, 2005).

Page 81: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

61

Cefotaxime merupakan antibiotik sefalosporin golongan ke 3 yang

memiliki afinitas baik terhadap bakteri gram positif dan memiliki cakupan gram

negatif yang lebih luas serta aktif melawan Streptococus pneumonia. Obat ini

digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi berat yang disebabkan oleh

organisme yang resisten terhadap kebanyakan antibiotik. Menurut penelitian yang

dilakukan oleh Baharirana pada RSUD Buleleng tahun (2013), Cefotaxime

merupakan antibiotik pilihan utama untuk pasien pneumonia CAP anak.

Ciprofloxacin merupakan golongan kuinolon yang aktif terhadap bakteri

gram positif dan gram negatif. Ciprofloxcacin hanya memiliki aktivitas yang

sedang terhadap bakteri gram positif seperti Streptococcus pneumonia dan

Enterococus faecalis karena itu tidak boleh digunakan untuk pneumonia akibat

pneumococcus.ciprfloxacin aktif terhadap chlamydia dan beberapa mikrobakteria.

Sebagain besar kuman anaerob tidak sensitif terhadap ciprofloxacin (Medical

Mini Notes, 2017).

5.1.5 Lama Rawat Inap

Data pasien pneumonia dewasa dengan rentang usia 22-56 tahun yang

dirawat inap kelas 1, 2, dan 3 di RSU Karsa Husada Kota Batu periode Juni 2017

sampai Juni 2018. Berdasarkan data lama rawat inap yang dirawat menggunakan

Ceftriaxone, Levofloxacin, Cefotaxime dan Ciprofloxacin sebagai berikut :

Page 82: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

62

Tabel 5.5 Lama Rawat Inap Pasien Pneumonia

Terapi Antibiotik Lama Rawat

Inap (hari)

Jumlah

Pasien

Persentase

(%)

Total rata-

rata lama

rawat inap

(hari)

Inj Ceftriaxone 8 2 12 4,81

7 1 6

6 1 6

5 3 19

4 6 38

3 3 19

Jumlah Total 16 100

Inj Levofloxacin 6 1 7 4,21

5 3 22

4 8 57

3 2 14

Jumlah Total 14 100

Inj Cefotaxime 6 1 34 5

5 1 33

4 1 33

Jumlah Total 3 100

Inj Ciprofloxacin 6 1 50 5

4 1 50

Jumlah Total 2 100

Data tabel 5.5 diatas secara keseluruhan pada penggunaan antibiotik

menunjukkan waktu lama rawat inap yang paling rendah adalah 3 hari yaitu

pasien yang menggunakan Inj.Levofloxacin dan Inj.Ceftriaxone. Waktu lama

rawat inap yang paling tingggi adalah 8 hari, yaitu pasien dengan terapi

Inj.Ceftriaxone. Rata-rata lama rawat inap berdasarkan masing-masing

penggunaan antibiotik yaitu Inj.Ceftriaxone sebanyak 16 pasien rata-rata rawat

inap adalah 4,81 hari, Inj. Levofloxacin sebanyak 14 pasien rata-rata rawat inap

adalah 4,21 hari, Inj.Cefotaxime sebanyak 2 pasien rata-rata rawat inap adalah 5

Page 83: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

63

hari, dan Inj. Ciprofloxacin sebanyak 2 pasien rata-rata rawat inap adalah adalah 5

hari. Berdasarkan pedoman tata laksana Infection Diseases Society of America

(IDSA) pada pasien rawat inap non-ICU pengobatan antibiotik pasien pneumonia

komuniti ialah lini pertama terapi antibiotik tunggal fluorokuinolon dan terapi

kombinasi β-laktam (cefotaxime, ceftriaxone, dan ampisillin) dan makrolida

(Lionel, 2007).

Pasien pneumonia yang menggunakan terapi antibiotik levofloxacin

injeksi memiliki rerata lama rawat inap yang paling sedikit yaitu selama 4 hari.

Hal ini berkaitan dengan kemampuan mekanisme kerja levofloxacin dalam

mengatasi mikroorganisme penyebab pneumonia. Levofloxacin aktif terhadap

organisme gram positif dan gram negatf. Memiliki aktivitas yang lebih besar

terhadap pneumococcus dibandingkan ciprofloxacin. Levofloxcacin diindikasikan

untuk comunty acquired pneumonia tetapi sebagai terapi lini kedua (Medical Mini

Notes, 2017).

Efektivitas sediaan injeksi dengan penggunaan intravena lebih baik

daripada sediaan penggunaan peroral dikarenakan mekanisme kerjanya, obat

dengan jalur penggunaan intravena tidak mengalami proses ADME (adsorbsi,

distribusi, metabolisme, dan ekskresi) melainkan langsung memasuki system

peredaran darah sehingga obat lebih cepat sampai ke reseptor dan jumlah obat

yang bisa diantarkan oleh darah menuju reseptor juga menjadi lebih banyak

sehingga obat cepat dan efektif dalam menjalankan mekanisme aksinya (Nastity,

2009). Faktor lain efektivitas kerja dari antibiotik yang digunakan adalah derajat

Page 84: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

64

penyakit dan kemampuan melawan penyakit dari masing-masing pasien yang

berbeda (Musnelina, 2004).

5.1.6 Perbandingan Efektivitas Pengunaan Terapi Antibiotik

Data lama rawat inap yang diperoleh dari pasien pneumonia dewasa yang

dirawat inap di RSU Karsa Husada Kota Batu Malang menunjukkan adanya

perbedaan efektivitas hasil terapi antibiotik. Perbedaan efektivitas hasil terapi

antibiotik dengan parameter lama rawat inap antara ceftriaxone, levofloxcacin,

cefotaxime, dan ciprofloxacin dilihat dari lama hari rawat inap, dimana hasil

terapi antibiotik dikatakan efektif apabila pasien yang menggunakan terapi

tersebut tidak rawat inap lebih dari sama dengan lima hari. Dalam menganalisis

lama pemberian antibiotik ini berpedoman pada Pedoman Pelayanan Kefarmasian

Untuk Terapi Antibiotik. Lama pemberian antibiotik harus menjamin semua

organisme telah mati dan menghindarkan kambuhnya penyakit. Menurut Binfar

(2011) lama pemberian minimal antibiotik adalah dalam jangka waktu 48-72 jam.

Nilai Efektivitas terapi diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut :

Efektivitas =

100%

Dari perhitungan efektivitas tersebut, hasilnya akan menunjukkan efektivitas

terapi antibiotik yang memiliki efektivitas paling tinggi. Berikiut hasil

perbandingan efektivitas terapi antibiotik tercantum pada tabel berikut :

Page 85: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

65

Tabel 5.6 Perbandingan Efektivitas Terapi

Terapi Antibiotik Jumlah Pasien Jumlah Efektif Jumlah Tidak

Efektif

Inj Ceftriaxone 16 12 4

Persentase 75% 25%

Inj Levofloxacin 14 13 1

Persentase 92,85% 7%

Inj Cefotaxime 3 2 1

Persentase 66,67% 33%

Inj Ciprofloxacin 2 1 1

Persentase 50% 50%

Dari data tabel 5.6 diatas, diketahui bahwa terdapat perbedaan persentase

efektivitas hasil terapi. Persentase efektivitas diperoleh dari jumlah pasien

pneumonia rawat inap kurang dari sama dengan 5 hari dibagi jumlah total pasien

pneumonia dan dikalikan 100%. Persentase efektivitas paling tinggi adalah pasien

pneumonia dengan penggunaan terapi antibiotik levofloxacin iv yaitu 92,85% (13

pasien dari total 14 pasien), selanjutnya pasien pneumonia dengan penggunaan

terapi antibiotik ceftriaxone iv mempunyai efektivitas sebesar 75% (12 pasien

dari total 16 pasien), kemudian pasien pneumonia dengan penggunaan terapi

cefotaxime iv mempunyai efektivitas 66,67% (2 pasien dari total 3 pasien) dan

efektivitas terendah adalah efektivitas hasil terapi antibiotik ciprofloxacin iv

mempunyai efektivitas sebesar 50% (1 pasien dari total 2 pasien). Data efektivitas

terapi antibiotik ini selanjutnya akan digunakan untuk menghitung nilai ACER

dari masing-masing antibiotik tersebut.

Page 86: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

66

Hasil penelitian ini tidak sama dengan penelitian yang telah dilakukan oleh

Musdalipah (2018) di RSUD Kabupaten Bombana Periode Januari sampai

Desember 2016 menunjukkan hasil pada obat cefotaxime menunjukkan efektivitas

paling kecil sebesar 81,25%, sedangkan gentamisin menunjukkan efektivitas

sebesar 85,71%. Jenis obat cefotaxime menunjukkan efektivitas paling kecil 85%

dibandingkan dengan gentamisin. Penelitian yang dilakukan Amelia (2018) di

RSUP Prof. Dr. R. Kandou Manado periode Januari sampai Desember 2017 untuk

terapi antibiotik ceftriaxone menunjukkan efektivitas sebesar 85% dan cefotaxime

menunjukkan efektivitas 100%. Dari hasil penelitian diatas terdapat perbedaan hal

ini dikarenakan tiap peneliti memiliki sampel dan jenis waktu yang berbeda.

5.1.7 Biaya Pengobatan Langsung

Komponen biaya yang dianalisis untuk AEB adalah biaya medis langsung.

Biaya medis langsung tersebut terdiri dari biaya antibiotik, biaya laboratorium,

biaya tenaga medis dan biaya perawatan. Hal ini sesuai dengan sesuai dengan

pedoman penerapan kajian farmakoekonomi oleh Kemenkes RI (2013) yang

menyebutkan bahwa dalam prospektif pelayanan kesehatan maka biaya medis

langsung adalah biaya yang berkaitan langsung dengan biaya perawatan pasien.

Jumlah dari biaya pengobatan langsung dari pasien pneumonia yang mendapat

terapi antibiotik ceftriaxone iv, levofloxacin iv, cefotaxime iv, dan ciprofloxacin

iv tercantum dalam tabel berikut :

Page 87: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

67

Tabel 5.7 Data Biaya Pengobatan Langsung

Terapi

Antibiotik

Biaya

Antibiotik

(Rp)

Biaya

Laboratorium

(Rp)

Biaya

Tenaga

Medis (Rp)

Biaya

Perawatan

(Rp)

Total Biaya

(Rp)

Inj.

Ceftriaxone

103.266 394.970 1.248.062 1.011.594 2.757.891

Inj.

Levofloxacin

96.800 421.107 1.088.357 981.532 2.585.225

.Inj.

Cefotaxime

61.863 256.167 1.115.000 914.833 2.347.828

Inj.

Ciprofloxacin

141.428 250.000 1.025.000 1.130.000 2.546.428

Berdasarkan data tabel 5.7 diatas, biaya pengobatan langsung pada pasien

pneumonia yang paling tinggi adalah biaya pengobatan untuk pasien pengguna

antibiotik ceftriaxone iv sebesar Rp.2.757.891,-. Total biaya pengobatan langsung

pada pasien pneumonia yang paling rendah menggunakan terapi antibiotik

cefotaxime iv sebesar Rp.2.546.428,-. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh Amelia (2018) di RSUP Prof. Dr. R. Kandou Manado periode

Januari sampai Desember 2017 yaitu total biaya medik langsung penggunaan

antibiotik ceftriaxone dengan biaya terkecil yaitu Rp.2.894.108,- dan biaya total

medik langsung terbesar yaitu Rp.4.573.232,-. Total biaya medik langsung

pengguna cefotaxime pada pasien pneumonia yang dirawat inap di RSUP Prof.

Dr. R. Kandou Manado periode Januari sampai Desember 2017 dengan biaya

terkecil yaitu Rp. 2.901.202,- dan total biaya medik langsung terbesar yaitu

Rp.4.199.285,. Perbedaan biaya medik langsung dari masing-masing pasien

Page 88: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

68

dikarenakan lamanya pasien dirawat di rumah sakit, karena semakin lama pasien

dirawat di rumah sakit maka semakin besar biaya yang harus dikeluarkan pasien.

Biaya antibiotik adalah biaya yang dibayarakan pasien untuk biaya terapi

antibiotik selama pasien dalam proses penyembuhan atau kondisi pasien membaik

(Didik, 2014). Besarnya biaya ini dipengaruhi oleh kondisi pasien yang terus

membaik atau sebaliknya. Biaya penggunaan antibiotik tertinggi adalah biaya

yang dibayarkan oleh pasien pengguna antibiotik ceftriaxone iv dengan nominal

Rp.103.266,-. Pengguna antibiotik terendah adalah pasien yang menggunakan

antibiotik cefotaxime iv dengan nominal Rp.61.863,-.

Biaya laboratorium adalah biaya yang dibayarkan untuk pemeriksaan

laboratorium (Didik, 2014). Pemeriksaan laboratorium bertujuan untuk penegakan

diagnosis dan pemantauan kondisi paparan mikroorganisme penginfeksi yang

memicu terjadinya pneumonia. Biaya ini tidak terpengaruh oleh status

pembayaran, melainkan hanya dipengaruhi oleh frekuensi pemeriksaan yang

dilakukan oleh pasien. Biaya pemeriksaan terendah adalah biaya pemeriksaan

yang dilakukan oleh pasien pengguna antibiotik ciprofloxacin dan yang tertinggi

adalah biaya pemeriksaan laboratorium pasien pengguna antibiotik levofloxacin.

Biaya tenaga medis adalah biaya yang dibayarkan oleh setiap pasien

selama perawatan untuk jasa penganan medis yang dilakukan oleh dokter,

apoteker, dan perawat (Didik, 2014). Besarnya biaya ini dipengaruhi oleh jumlah

hari rawat inap, frekuensi penanganan yang dilakukan oleh tenaga medis dan

status pembayaran pasien. Status pembayaran dari masing-masing pasien

berpengaruh pada besarnya tanggungan yang harus dibayar karena pada setiap

Page 89: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

69

stastus pembayaran memiliki standar pelayanan yang berbeda seperti asuransi

kesehatan yang hanya bisa mnggunakan fasilitas pelayanan kelas 3. Status

pembayaran umum bisa menggunakan fasilitas pelayanan kelas 1, 2, dan 3. Biaya

tindakan medis tertinggi adalah biaya tindakan medis yang dibayarkan oleh pasien

pneumonia pengguna antibiotik ceftriaxone, sedangkan yang paling rendah adalah

biaya tindakan medis yang harus dibayar oleh pasien pengguna antibiotik

ciprofloxacin.

Biaya perawatan adalah biaya yang dibayarkan oleh setiap pasien selama

perawatan untuk ruang perawatan, alat kesehatan dan obat penunjang lain selama

dirawat (Didik, 2014). Besarnya biaya ini dipengaruhi oleh jumlah hari rawat inap

pasien. Status pembayaran dari masing-masing pasien berpengaruh pada besarnya

tanggungan yang harus dibayar karena pada setiap stastus pembayaran memiliki

standar pelayanan yang berbeda seperti asuransi kesehatan yang hanya bisa

menggunakan fasilitas pelayanan kelas 3. Status pembayaran umum bisa

menggunakan fasilitas pelayanan kelas 1, 2, dan 3. Biaya perawatan tertinggi

adalah biaya perawatan yang dibayarkan oleh pasien pneumonia pengguna

antibiotik ciprofloxacin, sedangkan yang paling rendah adalah biaya perawatan

yang harus dibayar oleh pasien pengguna antibiotik cefotaxime.

5.1.8 Analisis Efektivitas Biaya

Analisis Efektivitas Biaya (AEB) merupakan suatu metode farkoekonomi

untuk memilih dan menilai program atau obat yang terbaik pada beberapa pilihan

terpai dengan tujuan yang sama, sehingga diperlukan perhitungan ACER dan

ICER. Cara tersebut dilakukan untuk mengetahui pengobatan mana yang lebih

Page 90: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

70

cost-effective dari kesdua alternate pengobatan yang dipilih (Ruru, 2018). ACER

(Average cost effectiveness ratio) menggambarkan total biaya alternative program

atau terapi dibagi outcome klinis (efektivitas) untuk memberi gambaran rasio

biaya dalam unit mata uang per outcome klinis spesifik yang didapatkan. Data

biaya pengobatan langsung yang diperoleh dari pasien pneumonia dewasa di RSU

Karsa Husada Batu selanjutnya digunakan untuk menghitung rasio efektivitas

biaya yang dinyatakan dengan ACER. Nilai ACER diperoleh dengan perhitungan

sebagai berikut :

Dari perhitungan rasio tersebut, hasilnya akan menunjukkan alternatif terapi

antibiotik yang memiliki biaya medis langsung palinng rendah per-outcome yang

didapat (biaya medis langsung/hari). Berikut hasil perhitungan nilai ACER untuk

masing-masing alternatif terapi :

Tabel 5.8 Hasil Perhitungan ACER

Terapi

Antibiotik

Total Biaya

Medis Langsung

(Rp)

Efektivitas (%) Nilai ACER

(Rp)

Inj. Levofloxacin 2.585.225 92,85 2.784.302

Inj. Ceftriaxone 2.757.891 75 3.677.188

Inj. Cefotaxime 2.347.828 66,67 3.521.565

Inj. Ciprofloxacin 2.546.428 50 5.092.856

Jumlah Total 10.237.372 284,52 15.075.911

Nilai Rata-rata 2.55 .343 71,13 3.768.977

Page 91: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

71

Suatu obat dikatakan cost-effective apabila nilai ACER suatu obat dari

kedua obat yang dibandingkan ialah yang paling rendah dari obat yang

dibandingkan (Venturini, 2002). Berdasarkan tabel 5.8 diketahui bahwa terapi

antibiotik levofloxacin memiliki biaya sebesar Rp.2.784.302,- dengan efektivitas

persentase 92,85%, antibiotik ceftriaxone memiliki biaya sebesar Rp.3.677.188,-

dengan efektivitas persentase 75%, antibiotik cefotaxime memiliki biaya sebesar

Rp.3.521.565,- dengan efektivitas persentase 66,67% dan antibiotik ciprofloxacin

memiliki biaya sebesar Rp.5.092.856,- dengan efektivitas persentase 50%. Bahwa

penggunaan terapi antibiotik yang paling efektiv dengan biaya terendah dan

efektivitas yang tinggi adalah terapi antibiotik levofloxacin dengan nilai ACER

yang paling rendah Rp.2.784.302,-. Pilihan alternatif terapi yang lebih cost-

effective adalah alternatif terapi dengan nilai ACER yang lebih rendah daripada

yang lain (Kemenkes RI, 2013). Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan

antibiotik levofloxacin iv merupakan pilihan terapi antibiotik yang lebih cost-

effective dibandingkan pilihan antibiotik lain yang digunakan untuk terapi pasien

pneumonia dewasa dengan rentang usia 22-56 tahun di ruang rawat inap kelas 1,

2, dan 3 RSU Karsa Husada Kota Batu Malang.

Untuk memperkuat hasil perhitungan nilai ACER yang telah diperoleh,

selanjutnya perbandingan efektivitas biaya antar-terapi antibiotik ditetapkan

dalam gambar 5.1 kuadran efektivitas biaya antar terapi antibiotik. Hasil ini dapat

dilihat pada gambar 5.1 yang di tunjukkan dalam tabel berikut ini :

Page 92: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

72

Gambar 5.1 Kuadran Efektivitas Biaya

Keterangan Gambar :

Kuadran I : Memiliki efektivitas yang tinggi dengan biaya yang

tinggi.

Kuadran II : Memiliki efektivitas lebih tinggi dengan biaya yang

paling rendah.

Kuadran III : Memiliki efektivitas yang rendah dengan biaya yang

rendah.

Kuadran IV : Memiliki efektivitas lebih rendah dengan biaya yang

paling tinggi.

Berdasarakan gambar 5.2 diketahui bahwa pada kolom kuadran I tidak

terdapat penempatan terapi antibiotik yang digunakan pada pasien pneumonia.

Kolom kuadaran II ditempati oleh terapi antibiotik levofloxacin dan ceftriaxone.

Penggunaan terapi antibiotik pada kuadran II memiliki perbedaan terkait biaya

dan efektivitasnya. Antibiotik levofloxacin lebih dikatakan lebih efektivitas

I

II III

IV

Page 93: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

73

dikarenakan memiliki efektivitas yang tinggi dengan persentase 92,85% dan biaya

pengobatan Rp.2.784.302,- yang lebih murah dibandingkan dengan penggunaan

antibiotik ceftriaxone yaitu dengan biaya sebesar Rp.3.677.188,- dan efektivitas

persentase 75%. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada kolom kuadran II dengan

penggunaan terapi antibiotik levofloxacin menjadi pilihan utama. Menurut teori

(Binfar, 2013) kuadran II menjadi pilihan utama karena memiliki efektivitas lebih

tinggi dengan biaya yang paling rendah. Kolom kuadran III ditempati terapi

antibiotik cefotaxime dengan biaya sebesar Rp.3.521.565,- dan efektivitas

persentase 66,67%. Kolom kuadran IV ditempati terapi antibiotik ciprofloxacin

dengan biaya sebesar Rp.5.092.856,- dan efektivitas persentase 50%. Jika suatu

intervensi kesehatan menawarkan efektivitas lebih rendah dengan biaya lebih

tinggi, dengan sendirinya tak layak untuk dipilih sebagai alternatif terapi (Binfar,

2013).

Perbandingan antibiotik berdasarkan efektivitas biaya yang sesuai dengan

tabel 2.3 dimana dalam pemetaan tersebut akan diketahui antibiotik yang menjadi

pilihan utama berdasarkan tinggi rendahnya efektivitas biaya yang diperoleh

dibandingkan dengan antibiotik lainnya. Perbandingan hasil efektivitas biaya

antar-terapi antibiotik dikelompokkan sesuai tabel 2.3 yang di tunjukkan dalam

tabel berikut ini (Kemenkes RI, 2013) :

Page 94: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

74

Tabel 5.9 Perbandingan Hubungan Efektivitas Biaya antar-Terapi

Efektivitas biaya Biaya lebih rendah Biaya sama Biaya lebih tinggi

Efektivitas lebih

rendah

A

(Perlu perhitungan

ICER)

Inj.Cefotaxime

B C

(Didominasi)

Inj.Ciprofloxacin

Efektivitas sama D E F

Efektivitas lebih

tinggi

G

(Dominan)

Inj.Levofloxacin

H I

(Perlu perhitungan

ICER)

Inj.Ceftriaxone

Berdasarkan tabel 5.9 perbandingan hubungan efektivitas biaya antar-

terapi antibiotik pada pasien pneumonia dewasa dengan rentang usia 22-56 tahun

di raung rawat inap kelas 1, 2, dan 3 RSU Karsa Husada Kota Batu Malang

periode Juni 2017-Juni 2018 dapat diketahui bahwa terapi antibiotik cefotaxime

berada dalam posisi kolom A (perlu perhitungan ICER), ciprofloxacin berada

dalam posisi kolom C (didominasi), levofloxacin berada dalam posisi kolom G

(dominan), dan ceftriaxone berada dalam posisi I (perlu perhitungan ICER). Pada

kolom B, D, E, F dan H tidak terdapat pertimbangan terapi antibiotik sebab ke

empat penggunaan antibiotik tersebut tidak ada yang memiliki efektivitas yang

sama dan juga biaya yang sama. Posisi dalam kolom A merupakan posisi yang

memerlukan pertimbangan efektivitas biaya karena terapi penggunaan antibiotik

tersebut memiliki efektivitas rendah dengan biaya yang rendah oleh sebab itu

Page 95: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

75

perlu untuk dipertimbangkan dengan cara menggunakan perhitungan nilai ICER.

Posisi dalam kolom C merupakan posisi didominasi yang tidak perlu

dipertimbangkan sebagai alternatif karena pada penggunaan antibiotik tersebut

memiliki efektivitas lebih rendah dan biaya lebih tinggi. Posisi dalam kolom G

merupakan posisi dominan yang merupakan posisi terpilih sebagai alternatif sebab

penggunaan antibiotik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi dan biaya lebih

rendah. Posisi dalam kolom I merupakan posisi yang memerlukan pertimbangan

efektivitas biaya karena terapi penggunaan terapi antibiotik tersebut memiliki

efetivitas lebih tinggi dengan biaya lebih tinggi oleh sebab itu perlu untuk

dipertimbangkan dengan cara menggunakan perhitungan nilai ICER.

Kolom didominasi adalah lawan dari kolom dominan yang berarti ketika

ada suatu perbandingan terapi terletak di kolom dominasi sedangkan di kolom

dominan juga terdapat perbadningan terapi, maka otomatis yang digunakan adalah

perbandingan yang berada di kolom dominan. Maka pilihan terapi alternatif dari

penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia dewasa adalah terapi antibiotik

inj.levofloxacin. Hasil ini sesuai dengan jumlah pasien pneumonia dewasa yang

dirawat inap di kelas 1, 2, dan 3 RSU Karsa Husada Batu menggunakan terapi

inj.levofloxacin lebih banyak dari pada antibiotik inj.ceftriaxone, inj.cefotaxime

dan inj.ciprofloxacin. Selain jumlah pasien, alasan lain yang mendukung yaitu

terkait efektivitas yang didapat lebih tinggi yaitu persentase 92.85% dan biaya

yang dikeluarkan lebih rendah. Berdasarkan penilitian (Hadning, 2015)

pengobatan yang berada didaerah dominan pasti terpilih dan tidak diperlukan

perhitungan CEA. Sebaliknya dengan daerah dominan, pengobatan pada daerah

Page 96: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

76

didominasi tidak perlu disajikan pertimbangan pengobatan alternatif dan

pengobatan dengan biaya yang paling rendah dengan outcome yang sama.

5.1.9 Analisis ICER

Analisis ICER dilakukan ketika terdapat pengelompokkan pada kolom A

dan I yang terdapat pada tabel 5.9 diatas. Penggunaan antibiotik inj.cefotaxime

dan inj.ceftriaxone terletak pada kolom A dan I, sehingga diperlukan perhitungan

ICER. ICER merupakan suatu ukuran biaya tambahan untuk setiap perubahan satu

unit efektivitas biaya. Nilai ICER diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut :

Dari perhitungan rasio tersebut, hasilnya akan menunjukkan alternatif terapi

antibiotik yang memiliki biaya tambahan untuk memperoleh efektivitas terapi

yang membaik. Berikut hasil perhitungan nilai ICER tercantum dalam tabel

berikut :

Tabel 5.10. Perhitungan ICER

Terapi

Antibiotik

Total

Biaya

(Rp)

Efektivitas

(%)

Δ Biaya Δ

Efektivitas

ICER (Rp)

Ceftriaxone 2.757.891 75

410.063

8,33%

4.922.725 Cefotaxime 2.347.828 66,67

Berdasarkan tabel 5.10. menunjukkan nilai perbandingan terapi antibiotik

Inj.Ceftriaxone dengan Inj.Cefotaxime. Dari nilai ICER tersebut dapat diketahui

ketika terapi antibiotik cefotaxime menginginkan untuk mendapatkan peningkatan

efektivitas yang setara seperti ceftriaxone, maka perlu penambahan biaya sebesar

Page 97: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

77

Rp.4.922.725,- untuk steiap perubahan satu unit efektivitas biaya. Perhitungan

ICER dilakukan untuk memberikan beberapa pilihan alternatif yang dapat

diterapkan. Pemilihan alternatif jenis perawatan dapat disesuaikan dengan

pertimbangan dana atau tersedia tidaknya jenis alternatif tersebut. Nilai ICER

yang dihasilkan dari perbandingan ini sesuia dengan rumus perhitungan ICER

dalam (Kemenkes RI, 2013) mengenai pedoman farmokoekonomi.

Berdasarkan besaran nilai ICER yang dihasilkan, penambahan biaya yang

harus dikeluarkan pengguna cefotaxime agar mendapatkan efektivitas yang setara

dengan ceftriaxone sangatlah besar sehingga akan menambah beban biaya bagi

pasien maupun penyelenggara asuransi kesehatan. Oleh karena itu, secara

perbandingan biaya efektivitas, maka lebih disarankan menggunakan terapi

antibiotik yang memiliki biaya yang lebih tinggi (selisih Rp.410.063,-) namun

memiliki efektivitas yang lebih tinggi yaitu penggunaan terapi antibiotik

inj.ceftriaxone.

Hasil penelitian Amelia (2018) di RSUP Prof. Dr. R. Kandou Manado

periode Januari sampai Desember 2017 yaitu diperoleh nilai ICER terkecil pada

antibiotik ceftotaxime sebesar Rp-16.235,-. Nilai ICER yang diperoleh merupakan

besarnya biaya tambahan yang diperlukan untuk memperoleh perubahan satu unit

efektivitas pada pasien pneumonia. Jika perhitungan ICER menunjukkan hasil

negatif atau semakin kecil, maka suatu alternatif obat tersebut lebih efektif dan

lebih murah sehingga pilihan terapi tersebut merupakan pilihan terbaik.

Pengobatan pneumonia menggunakan antibiotik cefotaxime menunjukkan hasil

negatif sehingga dapat disimpulkan bahwa cefotaxime adalah obat yang paling

Page 98: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

78

cost-effective untuk terapi pengobatan pasien pneumonia rawat inap di RSUP

Prof. Dr. R. D. Kandou.

5.10 Integrasi Hasil Peneliti dengan Al-Qur’an

Artinya : “ Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan

dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya ” (QS. Al-Israa’ : 27)

Hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad ibn Hanbal dalam kitabnya Musnad.

Artinya : “ Bahz menceritakan kepada kami. Hamman menceritakan kepada kami,

dari Qatadah, dari Amru bin Syu’aib, dari bapaknya, dari kakeknya, bahwasanya

Rasulullah SAW bersabda, “makanlah, minumlah, bersedekahlah, dan pakailah

pakaian, dengan tidak sombong dan boros. Sesungguhnya Allah SWT menyukai

diperlihatkan nikmat-Nya pada hambanya” (HR. Ahmad ibn Hanbal)

Berdasarkan ayat diatas menjelaskan bahwa Allah SWT tidak menyukai

seseorang yang berbuat keborosan atau berlebihan dalam suatu pengeluaran.

Hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad ibn Hanbal dalam kitabnya Musnad juga

menjelaskan terkait larangan berbuat boros. Kesimpulan dari penjelasan ayat

tersebut yang telah dikaitkan dengan permasalahan yang ada dalam penelitian ini

adalah kita sebagai umat manusia terutama dalam melakukan pengeluaran

Page 99: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

79

hendaklah tidak melakukannya secara berlebihan, karena Allah SWT tidak

menyukai hal tersebut.

Analisis efektivitas biaya pengobatan penggunaan antibiotik pada pasien

pneumonia berfungsi untuk meminimalisir biaya pengeluaran pengobatan selama

masa perawatan dengan penggunaan obat yang lebih efektif dan harga yang lebih

murah. Karena terapi yang efektif bagi pasien dapat mengurangi pembiayaan

selama pengobatan berlangsung. Hasil dari studi penelitian menunjukkan bahwa

penggunaan antibiotik levofloxacin memliliki efektivitas yang tinggi dengan biaya

pengobatan yang paling rendah. Maka penggunaan antibiotik levofloxacin dapat

meminimalisir biaya pengeluaran pengobatan si pasien. Hal ini sesuai dengan

anjuran ayat diatas untuk tidak berbuat keborosan dalam suatu pengeluruan.

5.11 Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang dialami oleh

penulis selama proses pengambilan data. Keterbatasan yang pertama yaitu dalam

proses pencarian data rekam medis pasien yang sesuai dengan kriteria inklusi

terutama dalam hal diagnosis pasien pneumonia tunggal. Keterbatasan kedua yaitu

sebagian data pasien rekam medis kurang lengkap terkait biaya pengobatan pasien

selama dirawat inap sehingga data yang dihasilkan hanya berjumlah 36 pasien.

Keterbatasan yang terakhir adalah pada data rekam medis pasien pneumonia tidak

semua dilakukan kultur bakteri sehingga kemungkinan antibiotik yang diberikan

untuk pasien pneumonia kurang tepat.

Page 100: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

80

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah :

1. Profil penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia dewasa dengan rentang usia

22-56 tahun yang dirawat inap di RSU Karsa Husada Kota Batu Malang periode

Juni 2017 – Juni 2018 adalah sebanyak 35 pasien dengan penggunaan antibiotik

inj.ceftriaxone sebanyak 16 pasien persentase 46%, inj.levofloxacin sebanyak 14

pasien persentase 40%, inj.cefotaxime sebanyak 3 pasien persentase 8% dan

inj.ciprofloxacin sebanyak 2 pasien persentase 6%.

2. Analisis Efektivitas Biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia antara

beberapa penggunaan alternatif terapi antibiotik secara farmakoekonomi dengan

pendekatan analisis efektivitas biaya adalah terapi antibiotik inj.levofloxacin

dengan nilai efektivitas sebesar 92,85%, jumlah total biaya sebanyak

Rp.2.585.225,- dan nilai ACER sebesar Rp.2.784.302,-.

6.2 Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian yang serupa dengan lokasi yang berbeda agar

diketahui perbandingan biaya efektivitas terapi antibiotik di daerah lain, sehingga

menambah refrensi dalam pemilihan antibiotik yang efektif dari segi biaya dan

efektivitas terapi.

Page 101: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

81

2. Bagi RSU Karsa Kota Batu Malang

Hasil penelitian ini bisa dijadikan salah satu pertimbangan dalam memilih

terapi antibiotik untuk pasien dewasa rawat inap pneumonia dilihat dari segi

efektivitas terapi dan biaya yang digunakan. Penggunaan terapi antibiotik

levofloxacin lebih cost effectiveness penggunaannya diantara antibiotik yang

lain.

Page 102: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

82

DAFTAR PUSTAKA

Alin, A. 2016. Studi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Pneumonia Di Ruang Rawat

Inap Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya Tahun 2016. Skripsi,

Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya.

Ahmad Fuad A. 2017. Farmakoekonomi. Penerbit : Anak Negeri. Jakarta.

Andayani, T.M. 2013. Farmakoekonomi Prinsip dan Metodologi. Penerbit : Bursa

Ilmu. Yogyakarta.

Anwar, A., Dharmayanti, I. 2014. Pneumonia Pada Anak Balita di Indonesia. Jurnal

Kesehatan Masyarakat Nasional, Vol. 8., No. 8.

Amelia, N., Gayatri, C., Widya A. 2018. Analisis Efektivitas Biaya (Cost

Effectiveness Analysis) Pengobatan Pneumonia Menggunakan Antibiotik

Seftriakson dan Sefotaksim Di RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU

MANADO. Jurnal Ilmiah Farmasi, Vol. 7., No. 3.

Arnold, R.J.G., 2010. Pharmacoeconomics: from Theory to Practice.USA: Tailor and

Francis Group.

Baharirama, M. dan Ayu, A. 2013. Pola Pemberian Antibiotik Untuk Pasien

Community Acquired Pneumonia Anak di Instalasi Rawat Inap RSUD

Buleleng Tahun 2013. Jurnal Kedokteran, Vol. 1., No. 2.

Binfar. 2013. Pedoman Penerapan Kajian Farmakoekonomi. Penerbit : Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Binfar. 2011. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Terapi Antibiotik. Penerbit :

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Binfar. 2005. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan.

Penerbit : Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Jakarta.

Page 103: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

83

Brunton L, et al. 2008. Goodman & Gilman : Manual Farmakologi dan Terapi.

Terjemahan : Sukanda YE, dkk. Penerbit : Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Dahlan, Z. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Keempat Jilid II. Penerbit :

UI-Press. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 2406/MENKES/PER/XII/2011 tentang Pedoman Umum Penggunaan

Antibiotik. Penerbit : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Didik, S., Dwi, E., Auliya, S. 2017. Farmakoekonomi Modeling. Penerbit : UM

Purwokerto-Press. Purwokerto.

Dipiro, J.T., Wells, B.G., Schwinghammer, T.L., Dipiro, C.V. 2011.

Pharmacotherapy Handbook. 8th Edition. New York: The McGraw-Hill

Companies.

Dinas Kesehatan RI. 2015. Profil Kesehatan Kota Malang Tahun 2015. Penerbit :

Pemerintah Kota Malang Dinas Kesehatan. Malang-Jawa Timur.

Dinas Kesahatan RI. 2012. Profil Kesehatan Kota Batu Tahun 2012. Pnenerbit :

Dinas Kesehatan Kota Batu. Batu-Jawa Timur.

Febriyanti, L., Gayatri, C., Adithya, Y. 2017. Analisis Efektivitas Biaya (Cost

Effectivenes Analysis) Pada Pasien Pneumonia Rawat Inap Di RSU Pancaran

Kasih Ghim Manado. Jurnal Ilmiah Pharmacon, Vol. 6., No.3.

Fish, D. N., and Chow, A. 2005. The Clinical Pharmacokinetics of Levofloxacin.

Penerbit : Adis International Limited. American.

Gandodiputro, S. 2007. Bahaya Tembakau dan Bentuk-Bentuk Sediaan Tembakau.

Penerbit : Unpad-Press. Bandung.

Page 104: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

84

Hadning I, Ikawati Z, Andayani TM. 2015. Stroke Treatment Cost Analysis for

Consideration on Health Cost Determination Using INA- CBGs. Int J Public

Health Sci, Vol. 4, No. 4.

IDSA. 2011. Consensus Guidelines On The Management of Community Acquired

Pneumonia In Adults. Penerbit : CID. US.

Jeremy, P.T. 2007. At Glance Sistem Repisratory Edisi II. Penerbit. Medical Series.

Jakarta.

Jukemura, E.M., Burattini, M. N., Pereira, C. A. 2007. Control of Multi Resistant

Bacteria and Ventilator Associated Pneumonia : Is It Possible With Changes

In Antibiotic?. Brazilian Journal Of Infectious Disease, Vol. 11., No. 4.

Lawrence, et., al. 2002. Current Medical Diagnosis & Treatment. Penerbit :

University Of California. San Fransisco.

Lim et al., 2009. Drug Information Handbook. Penerbit : Lexicomp. Ohio.

Luttfiya, MN., Henley E. 2010. Diagnosis and Treatment of Community Acquired

Pneumonia. Penerbit : American Family Physician. American.

Kado-Kimble. 2008. Applied Therapeutics : The Clinical Use of Drugs. Penerbit :

Hil Medical. USA.

Katzung, B.G. 2012. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 6. Penerbit : EGC. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2009. Profil Kesehatan Indonesia. Penerbit : Departemen

Republik Indonesia Indonesia. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Terapi

Antibiotik. Penerbit : Kementrian Republik Indonesia. Jakarta.

Page 105: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

85

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Penerbit : Badan

Penelitian Dan Pengembangan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Penerbit :

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Linonel, A. M., Richard, G., Wunderink. 2007. Infectious Diseases Society of

American Thoraric Society Consensus Guidelines on the Management of

Community-Acquired Pneumonia inAdults. IDSA/ATS Guidelines for CAP in

Adults. Clinical Infectious Diseases 2007:44 (suupl 2).

Medical Mini Notes. 2017. Basic Pharmacology and Drug Notes. Penerbit : MMN

Publishing. Makasar.

Merliana, H dan Sjaaf, AC. 2017. Analisis Minimisasi Biaya Amlodipin Generik dan

Bermerk pada Pengobatan Hipertensi di RS X Pekanbaru Tahun 2015. Jurnal

Ekonnomi Kesehatatan Indonesia, Vol. 1, No. 3.

Misnadiarly, 2008. Penyakit I nfeksi Saluran Napas Pneumonia Pada Anak, Orang

Dewasa, Usia Lanjut, Pneumonia Atipik, & Pneuomonia Atypik

Mycobacterium 1st Edition. Penerbit : Pustaka Obat Populer. Jakarta.

Musdalipah, 2018. Analisis Efektivitas Biaya Antibiotik Sefotaxime dan Gentamisin

Penderita Pneumonia Pada Balita Di RSUD Kabupaten Bombana Provinsi

Sulawesi Tenggara. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, Vol. 3,. No. 1.

Nasity, G. 2009. Farmakologi. Penerbit : Cakrawala Publishing. Yogyakarta.

NICE. 2014. Pneumonia : Diagnosis and Management Of Community and Hospital

Acquired Pneumonia in Adults. Penerbit : Guedlines Community. UK.

Nuryadi, Herawati YT, Triswardani R. 2014. Cost Benefit Analysis antara Pembelian

Alat CT-Scan dengan Alat Laser Diado Photocoagulator di RSUD Balung

Jember. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Vol. 10, No. 1.

Page 106: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

86

Okky, SP., Risky, A., Ivan, SP., Cherry, R. 2014. Analisis Minimalisasi Biaya

Penggunaan Antibiotik Empirik Pasien Sepsis Sumber Infeksi Pernapasan.

Jurnal Farmasi Kesehatan Indonesi, Vol., 3, No., 1.

Orion. 1997. Pharmacoeconomics Primer and Guide Introduction to Economic

Evalution. Penerbit : Hoesch Mario Rousell Incorporation. Virginia.

PDPI. 2003. Pedoman Diagnosa dan Penatalaksanaan Pneumonia Komunitas di

Indonesia. Penerbit : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Jakarta.

PDPI. 2014. Pneuomonia Komuniti : Pedomana Diagnosis dan Penatalaksanaan di

Indonesia. Penerbit : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Jakarta.

Price, SA., Wilson, LM,. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,

Edisi 6, Volume 2. Penerbit : EGC. Jakarta.

Rang, H. P., Dale, M. & Ritter, J. 2012. Rang & Dale’s Pharmacology 7th

. Penerbit :

Elsivier Inc. London.

Shahnaz dan Keri. 2018. Review Artikel : Kajian Farmakoekonomi Yang Mendasari

Pemilihan Pengobatan Di Indonesia. Jurnal Farmaka, Vol. 16, No. 3.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Penerbit :

Alfabeta. Bandung.

Thabrany, H. 2001. Asuransi Kesehatan Di Indonesia. Penerbit : Pusat Kajian

Ekonomi Kesehatan. Depok-Indonesia.

Tjandrawinata RR. 2016. Peran Farmakoekonomi dalam Penentuan Kebijakan yang

Berkaitan dengan Obat-Obatan. Jurnal Medicinus, Vol. 29, No. 1.

Tjay dan Rahardja. 2007. Obat-Obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek

Sampingnya : Edisi ke 6. Penerbit : PT Elex Media Komputindo Grmedia.

Jakarta.

Page 107: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

87

Tjiptoherijanto, P., Soesetyo, B. 1994. Ekonomi Kesehatan. Penerbit : Rineka Cipta.

Jakarta.

Venturini, F., Jahnson, K. 2002. Introduction to Pharmocoeconomic Principles and

Application in Pharmacy Practice. Journal of Health-System Pharmacy.

Vogenberg, F.R. 2001. Introduction to Applied Pharmacoeconomics. Penerbit :

McGraw-Hill Companies. USA.

Wahid, A. dan Imam, S. 2013. Keperawatan Medikal Bedah Asuhan Keperawatan

Pada Gangguan Sistem Respirasi. Penerbit : Trans Info Media. Jakarta Timur.

Walley, T., Davey, P. 1995. Pharmacoeconomics: a Challage for Clinical

Pharmacologists. Br J Clin. Pharmacol., Vol.40.

Walker, R. dan Whittlesea, C. 2012. Clinical Pharmacy and Therapeutics 5th

Edition.

Penerbit : Churchill Livingstone Elsevier. London.

Wells, B. 2006. Pharmacotheraphy Handbook, 6th

Edition. Penerbit : Lange Medical

Book. New York.

Wilson, L.M. 2006. Penyakit Pernapasan Restriktif. In: Price, S.A. dan Wilson, L.M.

Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Penerbit : EGC. Jakarta.

Wulandari D.A, Sudarwati S,. 2014. Kematian Akibat Pneumonia Berat Pada Anak

Balita. Jurnal Fakultas Kesehatan, Vol. 45, No. 1.

Yudha, 2013. Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Pneumonia Dengan

Metode Gyssens Di Intalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dokter

Moewardi Surakarta Tahun 2013. Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas

Muhammdiyah Surakarta.

Page 108: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

LAMPIRAN

Page 109: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

89

LAMPIRAN

Lembar Pengumpul Data

No No. MR Nama L/P Umur Pekerjaan Antibiotik Lama

Rawat

Inap

Status

Pembayaran

Biaya

Antibiotik

Total Biaya

Nama Obat Sediaan

Page 110: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

90

Lampiran 1. Data Pasien

No. No. Rekam

Medis

Nama

Pasien

Umur

Pasien

Jenis

Kelamin

Status

Pembayaran

1. 339xx A1

25 tahun L Umum

2. 133xx A2

22 tahun L Umum

3. 116xx A3

55 tahun L Umum

4. 128xx A4

49 tahun L Umum

5. 141xx A5

44 tahun L Umum

6. 107xx A6

50 tahun L Umum

7. 846xx A7

46 tahun L Umum

8. 113xx AA1 56 tahun L

Asuransi

9. 161xx AA2

55 tahun L Asuransi

10. 101xx AA3

39 tahun L Asuransi

11. 438xx AA4

56 tahun L Asuransi

12. 151xx AA5

44 tahun L Asuransi

13. 149xx AA6

40 tahun L Asuransi

14. 469xx AA7

51 tahun P Asuransi

15. 111xx AA8

56 tahun L Asuransi

16. 185xx AA9

32 tahun P Asuransi

17. 114xx B1 48 tahun P

Umum

18. 123xx B2

36 tahun L Umum

19. 188xx B3

56 tahun L Umum

20. 193xx B4

53 tahun L Umum

Page 111: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

91

21. 131xx B5

35 tahun L Umum

22. 171xx B6

52 tahun P Umum

23. 112xx B7

43 tahun L Umum

24. 135xx B8

48 tahun L Umum

25. 128xx B9

55 tahun L

Umum

26. 106xx B10

52 tahun P Umum

27. 156xx B11

53 tahun P Umum

28. 125xx BB1

50 tahun L Asuransi

29. 148xx BB3 51 tahun L

Asuransi

30. 677xx

BB4 51 tahun P Asuransi

31. 167xx C2 51 tahun

L Umum

32. 115xx C1

31 tahun P Umum

33. 789xx

CC1 54 tahun P Asuransi

34. 192xx DD1

51 tahun P Asuransi

35. 911xx DD2

30 tahun L Asuransi

Page 112: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

92

Lampiran 2. Profil Terapi Antibiotik dan Lama Rawat Inap Pasien

No. No. Rekam

Medis

Terapi

Antibiotik

Dosis Terapi Lama

Rawat Inap

1. 339xx Inj ceftriaxone

2x1gr 8 hari

2. 133xx Inj.Ceftriaxone

2x1gr 4 hari

3. 116xx Inj ceftriaxone

2x1gr 8 hari

4. 128xx Inj.Ceftriaxone

2x1gr 3 hari

5. 141xx Inj ceftriaxone

2x1gr 6 hari

6. 107xx Inj ceftriaxone

2x1gr 4 hari

7. 846xx Inj ceftriaxone

2x1gr 3 hari

8. 113xx Inj ceftriaxone 2x1gr 3 hari

9. 161xx Inj ceftriaxone 2x1gr 5 hari

10. 101xx Inj ceftriaxone 2x1gr 4 hari

11. 438xx Inj ceftriaxone 2x1gr 5 hari

12. 151xx Inj ceftriaxone 2x1gr 7 hari

13. 149xx Inj ceftriaxone 2x1gr 4 hari

14. 469xx Inj ceftriaxone 2x1gr 5 hari

15. 111xx Inj ceftriaxone 2x1gr 4 hari

16. 185xx Inj ceftriaxone 2x1gr 4 hari

17. 114xx Inj Levofloxacin 1x500mg 4 hari

18. 123xx Inj Levofloxacin 1x500mg 6 hari

19. 188xx Inj Levofloxacin 1x500mg 4 hari

20. 193xx Inj Levofloxacin 1x500mg 4 hari

21. 131xx Inj Levofloxacin 1x500mg 5 hari

Page 113: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

93

22. 171xx Inj Levofloxacin 1x500mg 4 hari

23. 112xx Inj Levofloxacin 1x500mg 3 hari

24. 135xx Inj Levofloxacin 1x500mg 3 hari

25. 128xx Inj Levofloxacin 1x500mg 5 hari

26. 106xx Inj Levofloxacin 1x500mg 4 hari

27. 156xx Inj Levofloxacin 1x500mg 4 hari

28. 125xx Inj Levofloxacin 1x500mg 4 hari

29. 148xx Inj Levofloxacin 1x500mg 4 hari

30. 677xx

Inj Levofloxacin 1x500mg 5 hari

31. 167xx Inj.cefotaxime

2x1gr 4 hari

32. 115xx Inj.cefotaxime

2x1gr 5 hari

33. 789xx

Inj.cefotaxime

2x1gr 6 hari

34. 192xx inj.ciprofloxacin 2x200mg 6 hari

35. 911xx inj.ciprofloxacin 2x200mg 4 hari

Page 114: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

94

Tabel 3. Daftar Harga Satuan Terapi Antibiotik

No. Nama Antibiotik Harga

1. Inj. Ceftriaxone Rp. 10.802

2. Inj. Levofloxacin Rp. 28.800

3. Inj. Ciprofloxacin Rp. 18.024

4. Inj. Cefotaxime Rp. 5.138

Page 115: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

95

Lampiran 4. Perhitungan Rata-rata Lama Rawat Inap Pasien

1. Antibiotik Inj.Ceftriaxone

2. Antibiotik Inj.Levofloxacin

3. Antibiotik Inj.Cefotaxime

4. Antibiotik Inj.Ciprofloxacin

Jadi : Lama perawatan rawat inap pasien pneumonia dewasa yaitu ≤ 5 hari yang

terhitung dalam efektivitas terapi pengobatan

Page 116: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

96

Lampiran 5. Perhitungan Efektivitas Terapi Antibiotik (%)

Efektivitas =

100%

1. Efektivitas Ceftriaxone i.v

Efektivitas =

= 75%

2. Efektivitas Levofloxacin i.v

Efektivitas =

= 92,85%

3. Efektivitas Cefotaxime i.v

Efektivitas =

= 66,67%

4. Efektivitas Ciprofloxacin i.v

Efektivitas =

= 50%

Page 117: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

97

Lampiran 6. Biaya Medis Langsung

Ceftriaxone i.v

No. No.RM Nama

Px.

Biaya

Antibiotik

Biaya

Laboratoriu

m

Biaya Tenaga

Medis

Biaya

Perawatan

Total Biaya

1. 339xx A1

Rp. 204.832 Rp. 380.500 Rp. 1.645.000 Rp. 478.500 Rp. 2.708.832

2. 133xx A2

Rp. 141.624 Rp. 345.000 Rp. 905.000 Rp. 867.000 Rp. 2.258.624

3. 116xx A3

Rp. 179.228 Rp. 768.000 Rp. 2.330.000 Rp. 2.158.000 Rp. 5.435.228

4. 128xx A4

Rp. 25.604 Rp. 450.000 Rp. 725.000 Rp. 720.000 Rp. 1.920.604

5. 141xx A5

Rp. 102.416 Rp. 227.000 Rp. 1.205.000 Rp. 1.152.000 Rp. 2.686.416

6. 107xx A6

Rp. 76.812 Rp. 518.000 Rp. 1.125.000 Rp. 976.000 Rp. 2.695.812

7. 846xx A7

Rp. 76.812 Rp. 140.500 Rp. 1.302.000 Rp. 809.500 Rp. 2.328.812

8. 113xx AA1 Rp. 76.812 Rp. 250.000

Rp. 725.000 Rp. 678.000 Rp. 1.729.812

9. 161xx AA2

Rp. 76.812 Rp. 250.000 Rp. 1.025.000 Rp. 816.000 Rp. 2.167.812

10. 101xx AA3

Rp. 102.416 Rp. 533.000 Rp. 1.045.000 Rp. 966.500 Rp. 2.646.916

11. 438xx AA4

Rp. 102.416 Rp. 250.500 Rp. 1.085.000 Rp. 1.195.000 Rp. 2.632.916

12. 151xx AA5

Rp. 153.624 Rp. 447.000 Rp. 2.157.000 Rp. 816.500 Rp. 3.574.124

13. 149xx AA6

Rp. 76.812 Rp. 157.000 Rp. 1.325.000 Rp. 1.150.000 Rp. 2.708.812

14. 469xx AA7

Rp. 76.812 Rp. 807.000 Rp. 1.560.000 Rp. 1.380.500 Rp. 3.824.312

15. 111xx AA8

Rp. 102.416 Rp. 599.000 Rp. 905.000 Rp. 1.066.000 Rp. 2.672.416

16. 185xx AA9

Rp. 76.812 Rp. 197.000 Rp. 905.000 Rp. 956.000 Rp. 2.134.812

Total

Rp. 1.652.260 Rp. 6.319.500 Rp 19.969.000 Rp 16.185.500 Rp 44.126.260

Rata-rata

103266.25 394968.75 1248062.5 1011593.75 2757891.25

Page 118: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

98

Levofloxacin i.v

No. No.RM Nam

a Px.

Biaya

Antibiotik

Biaya

Laboratoriu

m

Biaya Tenaga

Medis

Biaya

Perawatan

Total Biaya

1. 114xx B1 Rp. 92.400 Rp. 328.000 Rp. 2.200.000 Rp. 911.000

Rp. 3.531.400

2. 123xx B2

Rp. 92.400 Rp. 500.000 Rp. 1.205.000 Rp. 1.978.450 Rp. 3.775.850

3. 188xx B3

Rp. 92.400 Rp. 388.000 Rp. 845.000 Rp. 976.000 Rp. 2.301.400

4. 193xx B4

Rp. 61.600 Rp. 638.000 Rp. 1.392.000 Rp. 976.000 Rp. 3.067.600

5. 131xx B5

Rp. 154.000 Rp. 430.000 Rp. 1.075.000 Rp. 1.020.500 Rp. 2.679.500

6. 171xx B6

Rp. 123.200 Rp. 460.500

Rp. 905.000 Rp. 903.000 Rp. 2.391.700

7. 112xx B7

Rp. 61.600 Rp. 360.000 Rp. 790.000 Rp. 677.500 Rp. 1.889.100

8. 135xx B8

Rp. 61.600 Rp. 360.000 Rp. 1.025.000 Rp. 677.500 Rp. 2.124.100

9. 128xx B9

Rp. 123.200 Rp. 370.500 Rp. 1.025.000 Rp. 903.000 Rp. 2.421.700

10. 106xx B10

Rp. 123.200 Rp. 322.000 Rp. 985.000 Rp. 860.500 Rp. 2.290.700

11. 156xx B11

Rp. 92.400 Rp. 638.000 Rp. 845.000 Rp. 976.000 Rp. 2.551.400

12. 125xx BB1

Rp. 92.400 Rp. 467.000 Rp. 1.015.000 Rp. 1.301.000 Rp. 2.875.400

13. 148xx BB3 Rp. 92.400 Rp. 370.500 Rp. 845.000 Rp. 903.000

Rp. 2.210.900

14. 677xx

BB4 Rp. 92.400 Rp. 227.000 Rp. 1.085.000 Rp. 678.000 Rp. 2.082.400

Total

Rp 1.355.200 Rp 5.895.500 Rp 15.237.000 Rp 13.741.450 Rp 36.193.150

Rata-rata

96.800 421.107 1.088.357 981.532 2.585.225

Page 119: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

99

Cefotaxime i.v

No. No.RM Nam

a Px.

Biaya

Antibiotik

Biaya

Laboratoriu

m

Biaya Tenaga

Medis

Biaya

Perawatan

Total Biaya

1. 167xx C2 Rp. 57.104 Rp. 350.000 Rp. 1.025.000 Rp. 1.129.000 Rp. 2.561.000

2. 115xx C1

Rp. 42.828 Rp. 108.000 Rp. 1.085.000 Rp. 707.500 Rp. 1.943.328

3. 789xx

CC1 Rp. 85.656 Rp. 310.500 Rp. 1.235.000 Rp. 908.000 Rp. 2.539.156

Total

Rp 185.588 Rp 768.500 Rp 3.345.000 Rp 2.744.500 Rp 7.043.484

Rata-rata 61.863

256.167 1.115.000 914.833 2.347.828

Ciprofloxacin i.v

No. No.RM Nama

Px.

Biaya

Antibiotik

Biaya

Laboratorium

Biaya Tenaga

Medis

Biaya

Perawatan

Total Biaya

1. 192xx DD1

Rp. 202.040 Rp. 250.000 Rp. 1.205.000 Rp. 1.356.000 Rp. 3.013.040

2. 911xx DD2

Rp. 80.816 Rp. 250.000 Rp. 845.000 Rp. 904.000 Rp. 2.079.816

Total

Rp 282.856 Rp 500.000 Rp 2.050.000 Rp 2.260.000 Rp 5.092.856

Rata-rata

141.428 250.000 1.025.000 1.130.000 2.546.428

Page 120: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

100

Lampiran 7. Perhitungan ACER

1. Inj.Ceftriaxone

Biaya Medis Langsung = Rp. 2.757.891

% Efektivitas = 75%

= 3.677.188

2. Inj.Levofloxacin

Biaya Medis Langsung = Rp. 2.585.225

% Efektivitas = 92,85%

= 2.784.302

Page 121: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

101

3. Inj.Cefotaxime

Biaya Medis Langsung = Rp. 2.347.828

% Efektivitas = 66,67%

= 3.521.565

4. Inj.Cefotaxime

Biaya Medis Langsung = Rp. 2.546.428

% Efektivitas = 50%

= 5.092.856

Page 122: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

102

Lampiran 8. Perhitungan ICER antibiotik Cefotaxime dan Ceftriaxone

Biaya medis langsung inj.ceftriaxone = Rp. 2.757.891

Biaya medis langsung inj.cefotaxime = Rp. 2.347.828

% Efektivitas inj.ceftriaxone = 75%

% Efektivitas inj.cefotaxime = 66,67%

= 4.922.725

Page 123: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

103

Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian

Halaman Depan RSU Karsa Husada Kota Batu

Depo Farmasi Rawat Inap

Pengambilan Data Rekam Medis

Page 124: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

104

Lampiran 10. Surat Keterangan Persetujuan Studi Pendahuluan Penelitian

Page 125: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

105

Lampiran 11. Surat Keterangan Persetujuan Penelitian

Page 126: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ...etheses.uin-malang.ac.id/16670/1/15670012.pdf · analisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia rawat

106

Lampiran 12. Surat Keterangan Kelaikan Etik