Analisis dan Perancangan e-Marketing Museum Bank Mandiri

27
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa dekade belakangan ini internet menjadi topik yang panas dalam dunia bisnis, internet dan kelebihannya menjadi kunci dalam pemasaran global saat ini (Nezamabad, 2011). Saat ini internet adalah sebagai sumber pencarian informasi yang utama pada masyarakat. Karena pencarian di internet dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Perusahaan profit maupun perusahaan non-profit saat ini memanfaatkan internet sebagai media promosi atau lebih dikenal sebagai e-marketing (Nezamabad, 2011). E-marketing sudah menjadi “teman” juga untuk organisasi nirlaba karena memiliki internet antara lain : meningkatkan kepuasan antara perusahaan dengan pelanggannya (Teo, 2005). Di negara-negara lain penerapan e-marketing sudah diimplementasikan pada museumnya. Di Malaysia, Kedah State Museum sedang mengembangkan virtual museum (ViMuseum). Virtual Museum adalah museum virtual yang di bangun 1

description

Chapter 1 is the introduction part of my bachelor thesis (skripsi)

Transcript of Analisis dan Perancangan e-Marketing Museum Bank Mandiri

18

17

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangBeberapa dekade belakangan ini internet menjadi topik yang panas dalam dunia bisnis, internet dan kelebihannya menjadi kunci dalam pemasaran global saat ini (Nezamabad, 2011). Saat ini internet adalah sebagai sumber pencarian informasi yang utama pada masyarakat. Karena pencarian di internet dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Perusahaan profit maupun perusahaan non-profit saat ini memanfaatkan internet sebagai media promosi atau lebih dikenal sebagai e-marketing (Nezamabad, 2011). E-marketing sudah menjadi teman juga untuk organisasi nirlaba karena memiliki internet antara lain : meningkatkan kepuasan antara perusahaan dengan pelanggannya (Teo, 2005).Di negara-negara lain penerapan e-marketing sudah diimplementasikan pada museumnya. Di Malaysia, Kedah State Museum sedang mengembangkan virtual museum (ViMuseum). Virtual Museum adalah museum virtual yang di bangun dengan teknologi paling canggih saat ini dalam upaya merekonstruksi masa lalu, menyebarkan ide-ide baru dengan pengamat akan merasa bahwa benar-benar mengambil bagian dalam hal yang nyata atau mendorong pengunjung lebih dekat dengan pengalaman aktual (Norazimah Awang, 2009). National Museum of Korea memiliki ViMuseum dalam websitenya http://www.museum.go.kr/ dimana setiap pengunjung website dapat masuk ke ruang-ruang dalam museum dan dapat melihat koleksi-koleksi. Selain itu Museum of Korea memiliki aplikasi mobile yang dapat di install melalui Play Store pada Smartphone berbasis Android, dimana pada aplikasi NMK (National Museum of Korea). Pada launch untuk pertama kalinya aplikasi tersebut memiliki fitur pilihan bahasa, lalu setelah masuk ke dalam kita dapat melihat informasi tentang NMK, Gallery, dan barang-barang koleksinya, juga ada referensi men-download aplikasi untuk museum lain di Korea Brooklyn Museum dalam websitenya memiliki blog untuk para pengunjungnya, letak kemenarikannya dengan adanya blog ini adalah, para visitor secara aktif dapat me-review apa yang didapat di Brooklyn Museum dengan masing-masing penyampaian yang berbeda. Dengan adanya blog ini pengunjung diajak aktif, dan tanggapannya sangat baik, bisa dikunjungi dengan URL : http://www.brooklynmuseum.org/community/blogosphere.Seiring perkembangan teknologi, internet-pun terus berkembang dari berbasis desktop website, mobile site, sampai sekarang ada tren baru mobile application pada berbagai platform sistem operasi. Akibat perkembangan teknologi tersebut, bterjadilah pula perubahan behavior dari para penggunanya.

Gambar 1.1 Persentase Subscriber via smartphoneSumber : www.marketingcharts.comDari gambar 1.1, terlihat bahwa peningkatan persentase mobile subscriber selalu meningkat. Ini lah yang mendorong para perusahaan mengembangkan mobile e-marketing.

Gambar 1.2. Adopsi Mobile E-marketingSumber : (IBM Corporation, 2012)

Sebagian besar marketer pada tahun 2012 sedang melakukan perencanaan atau perancangan mobile e-marketing maka pada tahun 2013 ini akan menjadi perang mobile e-marketing, jadilah mobile atau tertinggal (Meher, 2013). Meskipun trend teknologi yang canggih dan internet- internet yang memukau sangat minim sekali penggunaannya dalam proses operasional museum di Indonesia, khususnya Museum Bank Mandiri. Penggunaan komputer hanya untuk kegiatan editing dalam desain grafis, multimedia audio visual sebatas speaker dan projector / LCD untuk memutar video dan kebutuhan acara yang diadakan komunitas, dalam pencatatannya pun masih menggunakan Microsoft Excel. Pada saat ini, ujung tombak strategi Museum Bank Mandiri dalam meningkatkan jumlah pengunjung adalah kerja sama dengan komunitas-komunitas. Contohnya banyak acara acara menarik menghadirkan rekreasi dan edukasi yang melibatkan komunitas guna menarik pengunjung (Ambrose, Tim, Paine, & Crispin, 2006), seperti : Rijsttafel, amazing race, marching band, kota tua tour guiding. Walau kegiatan-kegiatan tidak dilakukan dengan waktu yang ditetapkan secara pasti, acara tersebut rutin di adakan setiap bulannya. Pemeran-pameran didalam museum digelar, tampilan dalam tata pamer museum tidak canggih atau mewah,tapi informasi singkat yang disampai nya berkesan pada para pengunjung (Sulistyowati, 2011).Selain promosi yang dilakukan dalam museum, ada juga pun promosi yang dilakukan di luar museum (Sulistyowati, 2011), adalah dengan bekerja sama dengan tujuh museum lain di nusantara antara lain : Musem gajah (Museum Nasional), Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah), House of Sampoerna (Museum rokok di Surabaya), Museum Perjuangan Sepuluh November (di Surabaya), Museum Danar Hadi (Museum Batik Solo), dan Museum Geologi (Bandung). Program Museum Masuk Sekolah dan Museum Keliling adalah contoh program edukasi yang dilakukan di luar museum. Untuk menjalankan program ini, museum dapat menjalin kerja sama dengan pihak sekolah yang bersangkutan atau dengan instansi pemerintah (Sulistyowati, 2011). Pameran pameran pun diluar gedung Museum Bank Mandiri rajin digelar dengan bekerja sama dengan pemerintah daerah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Kunjungan ke sekolah-sekolah yang di lakukan oleh Museum Bank Mandiri di namakan Museum Goes to School. Kunjungan sekolah ke museum atau museum ke sekolah hendaknya bukan menjadi suatu akhir dari proses belajar siswa, tetapi menjadi bagian dari serangkaian kegiatan belajar mereka (Sulistyowati, 2011).

Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Museum Bank Mandiri 2005-2013Jumlah PengunjungTotal RealisasiTargetRealisasi / Target (%)Hari Kerja (HK)Rata2 / BulanRata2 / HK

200511,34910,000113%30294638

200645,54720,000228%2993,796152

200753,39325,000214%2904,449184

200877,60435,000222%2996,467260

2009178,573100,000179%22514,881794

2010202,711200,000101%26916,893754

2011266,403215,000124%29422,200906

2012295,088217,000135.99%30236,886977

201359,709300,00019.90%247,4642488

Sumber : Dokumen Statistik Museum Bank Mandiri per-April 2013

Tabel 1.1 menunjukan bahwa kuantitas pengunjung Museum Bank mandiri dari tahun ketahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Jumlah realisasinyapun melebihi.dari target yang di tetapkan. Pada April 2013 jumlah pengunjung Museum Bank Mandiri tercatat sudah 59.709 pengunjung atau sebanyak 19,9% dari target yang dicanangkan sebanyak 300.000 untuk tahun 2013, ini adalah peningkatan target terbanyak dari tahun ke tahun lainnya. Pengunjung yang saat ini datang ke Museum Bank Mandiri sebagian besar adalah pengunjung domestik, sebagian besar adalah dari word of mouth dalam komunitas, acara-acara dan eksibisi-eksibisi tidak tersampaikan secara cepat, dan belum adanya portal informasi yang jelas secara massive bagi calon pengunjung. Belajar dari negara negara lain yang sudah menerapkan e-marketing pada museumnya, mereka sadar akan implementasi teknologi baru guna mencapai tujuan strategis museum (Hamma, 2005). Dimana penerapan sumber daya digital museum sangat penting implementasinya saat era informasi saat ini (Marty, 2008). Karena dengan pemberian informasi yang jelas dan menarik akan menarik calon pengunjung untuk datang (Marty P. F., 2004). Ditambah lagi dengan karakteristik e-marketing seperti : keefektifan biaya, cakupan global yang luas, manajemen yang mudah, ketersediaan layanan 24 jam, (Quote Bean, 2012) dapat juga untuk menarik bukan hanya pengunjung domestik tapi juga mancanegara. Website difungsikan juga sebagai portal untuk interaksi pihak Museum Bank Mandiri ke pengunjungnya dan juga antar pengunjung. Dengan tujuan peningkatan jumlah pengunjung, Museum Bank Mandiri harus mampu mengikuti trend trend yang ada pada era informasi ini. Maka peneliti mengambil topic e-marketing sebagai solusi untuk menjawab permasalahan yang ada dengan judul Analisis dan Perancangan E-Marketing Museum Bank Mandiri.1.2 Ruang LingkupAgar lebih fokus, maka peneliti membatasi skripsi ini pada hal-hal berikut : 1. Analisis proses marketing Museum Bank Mandiri yang sedang berjalan,2. Kerangka perumusan strategi Museum Bank Mandiri menggunakan :a. Tahap input : Matriks IFE, EFE, dan CPMb. Tahap pencocokan : Matriks SWOT, IE, dan Matriks Strategi Besarc. Tahap pengambilan keputusan : Matriks QSPM.d. Tahap analisis internet marketing menggunakan : 3 stage awal dari seven stages of internet marketing3. Perancangan e-marketing Museum Bank Mandiri.a. Perancangan e-marketing Museum Bank Mandiri menggunakan langkah keempat sampai ketujuh dari seven stages internet marketing dengan pemanfaatan internet dari socialmedia dan blogb. Perancangan pemasaran pada internet, tidak merubah proses kegiatan pemasaran secara offline.i. Booking untuk event termasuk dalam perancangan.ii. Walau perancangan meliputi sisi pemesanan tiket untuk event pada website, penelitian ini tidak tidak membahas segi e-commerce dan web security.c. User yang dimaksud adalah pengguna internet yang berkunjung ke website Museum Bank Mandiri, bukan pengunjung secara fisik.

1.3 Tujuan dan ManfaatTujuan :1. Membuat website e-marketing yang dapat menjadi sumber informasi bagi pengunjung maupun calon pengunjung,2. Membuat portal sharing dan berinteraksi bagi user khususnya komunitas- komunitas yang sudah terbentuk,3. Menggapai pangsa pasar yang sebelumnya belum tersentuh.Manfaat : Bagi Pengunjung :1. Mendapatkan informasi yang ter-update dan terpercaya tentang Museum Bank Mandiri2. Sebagai sarana sharing antar komunitas, pengunjung dan calon pengunjung3. Memperoleh gambaran sebelum mengunjungi Museum Bank Mandiri secara fisik Bagi Museum Bank Mandiri :1. Dapat memberikan informasi terpercaya yang lebih menarik dengan text, audio maupun video serta dilakukan secara real time.2. Pihak museum dapat lebih dekat dengan pengunjung3. Berkesempatan memperluas jangkauan promosi hingga mancanegara

1.4 Metodologi1.4.1 Metode Pengumpulan Data1. Wawancaraa. Pihak Museum Bank Mandiri dengan Pak Kartum Setiawan selaku supervisor pendidikan dan penelitian.i. Gambaran Umum Museum bank Mandiri Latar belakang pendirian Museum Bank Mandiri, Tujuan, visi, dan Misi Museum Bank Mandiri, Sejarah bangunan Museum Bank Mandiri, Sejarah singkat Museum Bank Mandiri,ii. Koleksi Museum Bank Mandiri,iii. Manajemen dan Struktur Organisasi Museum Bank Mandiri,iv. Proses marketing dan komunikasi Museum Bank Mandiri saat ini,v. SWOT dari Museum Bank Mandiri (karena dokumen yang diberikan adalah tahun 2011, peneliti mendiskusikan kembali revisi SWOT),vi. Mendiskusikan keunggulan kompetitif Museum Bank Mandiri dan dibandingkan dengan Museum yang berdekatan. Musum Bank Indonesia Museum Sejarah Jakarta Museum Wayangvii. Mendiskusikan Matriks SWOT dan strategi alternatif yang paling mungkin diambil oleh Museum Bank Mandiri.viii. Segmentasi, target, dan posisi Museum Bank Mandiri.ix. Mendiskusikan kebutuhan audience yang sekarang ini belum terpenuhi karena belum adanya e-marketingx. Mendiskusikan fitur dan menu yang dibutuhkan untuk website Museum Bank Mandiri.b. Pengunjung Museum Bank Mandirii. Kebutuhan yang belum terpenuhi saat belum pengimplementasian e-marketing.ii. Informasi dan fitur yang dibutuhkan pada website Museum Bank Mandiri.iii. Wawancara dengan Mariam Borges warna negara Venezuela seputar kebutuhan informasi untuk yang dibutuhkan foreigner dalam website Museum Bank Mandiri.

2. Observasi dengan mengikuti kegiatan acara yang diadakan di Museum Bank Mandiria. Kegiatan sekolah darurat yang diberikan oleh Komunitas Sahabat Anak kepada anak jalanan di daerah kota tua yang disebut anak mandiri (http://www.sahabatanak.org/).b. Kegiatan sosial Komunitas Reptil Jakarta kepada anak yang kurang mampu.c. Kegiatan buka bersama yang diadakan komunitas Nebengers (https://twitter.com/nebengers)3. Questionairea. Pihak Museum Bank Mandiri dengan Pak Kartum Setiawani. Pembobotan Faktor Internal dan Eksternalii. Pembobotan Keunggulan Kompetitifiii. Pembobotan Alternatif Strategi (QSPM)b. Pengunjung Museum Bank Mandirii. Evaluasi website Museum Bank Mandiri

4. Studi kepustakaan Museum Bank Mandiria. Analisis SWOT dari slide presentasi Museum Bank Mandiri 2011b. Tingkat pendidikan pengurus Museum Bank Mandiri dari laporan umum Museum Bank Mandiri tahun 2012 & direvisi

1.4.2 Metode AnalisisDasar teori dari metode analisis yang digunakan adalah buku karangan Fred R. David berjudul Strategic Management edisi ke 13 tahun 2011. Tahapan analisis antara lain :i. Analisis tahap masukan : Evaluasi Faktor InternalMatriks IFE digunakan untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal dari Museum Bank Mandiri Evaluasi Faktor EksternalMatris EFE digunakan untuk mengevaluasi kesiapan Museum Bank Mandiri dalam menghadapi tantangan dan peluang eksternal. Profil KompetitifMatriks CPM digunakan untuk mengidentifikasi faktor faktor kompetitif Museum Bank Mandiri dibandingkan dengan kompetitornya. Kompetitor yang dimaksud adalah Museum Bank Indonesia, Museum Sejarah Jakarta, dan Museum Wayang yang merupakan Museum paling dekat dengan lokasi Museum Bank Mandiri.ii. Analisis Tahap Pencocokan Matriks IEMatriks IE merupakan gabungan dari matriks IFE dan matriks EFE yang dicocokan untuk memperoleh alternatif strategi yang masuk mungkin. Matriks SWOTMatriks SWOT digunakan untuk mengidentifikasi alternatif strategi yang masuk akal dengan mencocokkan: Kekuatan dengan peluang Keklemahan dengan peluang Kekuatan dengan ancaman Kelemahan dengan ancaman Matriks Strategi BesarMatriks strategi besar digunakan untuk memperoleh alternatif strategi melalui perbandingan kompetitif Museum Bank Mandiri dengan para kompetitor yanga ada.iii. Tahap Pengambilan Keputusan Analisis Matriks-MatriksDigunakan untuk memperoleh strategi yang paling sering muncul dari hasil analisis tahap pencocokan untuk mempermudah pemberian prioritas pada strategi alternatif yang akan dijalankan. QSPMPenentuan final prioritas strategi yang akan dijalankan secara objektif dengan mengalikan bobot dengan daya tarik strategi, skor total daya tarik yang paling tinggilah yang merupakan strategi prioritas Museum Bank Mandiri.Setelah strategi prioritas didapat, selanjutnya perancangan internet marketing berdasarkan teori seven stages of internet marketing dari buku Internet Marketing: Building Advantage in a Networked Economy oleh Mohammed Rafi, Robert J.Fisher, Bernard J. Jaworski, dan Gordon Paddison. Stage pertama sampai ketiga digunakan untuk analisis perancangan internet marketing.i. Framing the Market Opportunity Investigation opportunity in an existing or new value systemMenjabarkan peluang-peluang baru yang dapat tercipta jika perusahaan menerapkan e-marketing. Identify unmet or understand needsMengidentifikasi kebutuhan dari pengunjung Museum Bank Mandiri yang tidak bisa dilakukan dengan tradisional namun dapat dipenuhi dengan penerapan e-marketing. Determine Target Customer SegmentMenentukan segmentasi untuk e-marketing yang mungkin berbeda dengan proses pemasaran tradisional. Segmentasi meliputi: GeografisSegmentasi berdasarkan lokasi geografis dari pengunjung Museum Bank Mandiri DemographicSegmentasi demografis pengunjung Museum Bank Mandiri dikelompokkan berdasarkan usia 30 = dewasa (biasanya berkunjung dengan keluarganya) Assess resource requirements to deliver the offeringMenilai peluang dari sumber daya Museum Bank Mandiri yang meliputi : Customer Facing Internal Upstream Conduct go or not go assesmentPengambilan keputusan oleh Museum Bank Mandiri untuk melanjutkan menerapkan e-marketing berdasarkan faktor-faktor : Competitive Vurnelability Technical Vurnelability Magnitute of Unmeet Needs Interaction Between Segments Likely Rate to Growth Technology Vulnerability Market Size Level of Profibilityii. Formulating the Marketing StrategyMerumuskan strategi marketing brick and mortar Museum Bank Mandiri Segmenting Targeting Positioningiii. Designing the Customer ExperiencePendisainan penyampaian website Museum Bank Mandiri yang sesuai dengan kebutuhan dari audience.1.4.3 Metode Perancangan e-marketingDalam perancangan e-marketing Museum Bank Mandiri menggunakan keempat sampai ketujuh dari seven stages of internet marketing dipadukan dengan pemanfaatan socialmedia dan blog dari buku Principles of Internet Marketing oleh Jason I. Miletsky.i. Crafting the Customer InterfaceCustomer Interface dari Museum Bank Mandiri dirancang dengan 7Cs Framework: Context Fungsional Estetika Content Offering Mix Appeal Mix Multimedia Mix Content Type Community Customization Communication Connection Commerceii. Designing the Marketing ProgramMenjelaskan bagaimana fitur-fitur dalam website mendukung kegiatan marketing Musuem Bank mandiri, e-marketing yang dirancang bukan untuk menggantikan kegiatan offline. Customer Relationship Awareness Expolarition / Expansion Commitment Dissolution Internet Marketing Mix Product Pricing Communication Community Distributon

iii. Leveraging the Customer Information Through Technology Fitur dari website Museum Bank MandiriMenjabarkan fitur-fitur dari website Museum Bank Mandiri yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi dari pelanggan serta dengan dukungan dari socialmedia dan blog Kebutuhan ImplementasiMenjabarkan kebutuhan dari segi perangkat keras, perangkat lunak, domain dan hosting untuk berjalannya proses e-marketing Museum Bank Mandiriiv. Evaluating the Marketing ProgramEvaluasi dari website Museum Bank Mandiri kepada user yang pernah mengunjungi Museum Bank Mandiri.

1.5 Sistematika PenulisanBAB 1. PENDAHULUANBab ini berisikan latar belakang pemilihan topic e-marketing, ruang lingkup dari penelitian, tujuan dan manfaat yang diperoleh, metodologi yang digunakan dan sistematika penulisan.

BAB 2. LANDASAN TEORIBab ini menjelaskan teori-teori yang mendukung penulisan skripsi ini untuk menjadi dasar analisis permasalahan yang ada serta menjadi pedoman solusi dari masalah. Teori yang ada berhubungan dengan museum, manajemen strategis, internet, dan e-marketingBAB 3. ANALISIS SISTEM YANG BERJALANMenguraikan analisis sistem yang sedang berjalan secara tradisional di Museum Bank Mandiri. Menggunakan metodologi pengumpulan data wawancara, observasi, kuesioner, dan studi kepustakaan.Perumusan strategi tahap masukan menggunakan matriks IFE, EFE, dan CPM. Pada tahap pencocokan menggunakan matriks SWOT, IE, dan Matriks Strategi Besar. Pengambilan keputusan dengan cara filterisasi strategi-strategi yang paling sering muncul pada tahap pencocokan, dan prioritas strategi yang akan dijalankan menggunakan Matriks QSPM.Analisis untuk perancangan e-marketing menggunakan tiga stage awal dari Seven Stages of Internet Marketing yaitu : Framming the market opportunity, formulating the marketing strategy dan designing the customer experience.

BAB 4. PERANCANGAN E-MARKETINGBab ini menguraikan perancangan e-marketing museum Bank Mandiri dengan berpedoman pada langkah keempat sampai ketujuh dari Seven Stages of Internet Marketing yaitu Crafting Customer Interface, Designing the Marketing Program, Leveraging Customer Information Throung Technology. Serta didukung dengan pemanfaatan socialmedia dan blog

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARANBab ini berisikan kesimpulan dari hasil rancangan website Museum Bank Mandiri, saran-saran dalam pengimplementasian sistem yang sudah dirancang. Juga usulan untuk pengembangan kedepannya.1