ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini...

29
34 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif 4.1.1 Deskripsi Tingkat Pengembalian Kuesioner Responden dalam penelitian ini adalah pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Salatiga. Pegawai yang bekerja di KPP Pratama Salatiga berjumlah 75 orang yang terbagi dalam beberapa seksi meliputi sub bagian umum, seksi pengolahan data dan informasi, seksi pelayanan, seksi penagihan, seksi ekstensifikasi, seksi pemeriksaan dan kepatuhan internal, seksi pengawas dan konsultasi, dan fungsional pemeriksa. Seluruh pegawai KPP Pratama Salatiga menggunakan teknologi informasi sesuai dengan bidang pekerjaan masing-masing. Setiap pegawai memiliki login dan password yang hanya dapat digunakan untuk membuka bagian pekerjaan mereka, seperti pegawai bagian pelayanan hanya dapat membuka menu pelayanan. Kuesioner dalam penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh dalam penggunaan teknologi informasi terhadap pegawai. Pengumpulan data dalam penelitian ini dimulai dengan menyerahkan surat izin penelitian dari PPs MM UKSW pada tanggal 28 April 2015 kepada kepala kantor

Transcript of ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini...

Page 1: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12826/4/T2_912013035_BAB IV.pdf · bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang

34

BAB IVANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Deskriptif

4.1.1 Deskripsi Tingkat Pengembalian Kuesioner

Responden dalam penelitian ini adalah pegawai

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Salatiga. Pegawai

yang bekerja di KPP Pratama Salatiga berjumlah 75 orang

yang terbagi dalam beberapa seksi meliputi sub bagian

umum, seksi pengolahan data dan informasi, seksi

pelayanan, seksi penagihan, seksi ekstensifikasi, seksi

pemeriksaan dan kepatuhan internal, seksi pengawas dan

konsultasi, dan fungsional pemeriksa. Seluruh pegawai

KPP Pratama Salatiga menggunakan teknologi informasi

sesuai dengan bidang pekerjaan masing-masing. Setiap

pegawai memiliki login dan password yang hanya dapat

digunakan untuk membuka bagian pekerjaan mereka,

seperti pegawai bagian pelayanan hanya dapat membuka

menu pelayanan.

Kuesioner dalam penelitian ini menjelaskan tentang

pengaruh dalam penggunaan teknologi informasi terhadap

pegawai. Pengumpulan data dalam penelitian ini dimulai

dengan menyerahkan surat izin penelitian dari PPs MM

UKSW pada tanggal 28 April 2015 kepada kepala kantor

Page 2: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12826/4/T2_912013035_BAB IV.pdf · bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang

35

KPP Pratama Salatiga. Setelah mendapat persetujuan

kemudian mengirimkan berkas yang berisi surat izin

penelitian dari PPs MM UKSW tertanggal 6 Mei 2015,

surat pernyataan, proposal tesis, dan kuesioner kepada

Direktur P2 Humas Kantor Pusat DJP yang berlokasi di

Jakarta. Pada tanggal 22 Mei 2015 setelah mendapat

surat keputusan dari Direktorat Penyuluhan, Pelayanan

dan Hubungan Masyarakat Kantor Pusat DJP yang

berupa izin untuk melakukan penelitian di KPP Pratama

Salatiga maka pada tanggal 29 Mei 2015 kuesioner

dititipkan kepada kepala subbag umum sebanyak 75

kuesioner dan diambil kembali pada tanggal 5 Juni 2015

pada subbag umum dengan jumlah kuesioner yang

kembali sebanyak 63 kuesioner.

4.1.2 Deskripsi Responden

Berdasarkan data kuesioner yang telah

dikumpulkan maka dapat dilihat profil responden pegawai

KPP Pratama Salatiga berdasarkan jenis kelamin, usia,

tingkat pendidikan, dan lama bekerja seperti pada tabel

4.1 berikut.

Page 3: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12826/4/T2_912013035_BAB IV.pdf · bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang

36

Tabel 4.1Deskripsi Responden

Keterangan Jumlah PersentaseJenis KelaminPriaWanita

Usia20-29 tahun30-39 tahun40-49 tahun> 50 tahun

Tingkat PendidikanSMADiplomaS1S2S3

Lama Bekerja1-5 tahun> 5 tahun

3330

1822176

6202980

1350

52,447,6

28,634,927,09,5

9,531,746,112,7

0

20,679,4

Sumber: Data primer diolah, 2015

Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui

bahwa KPP Pratama Salatiga memiliki proporsi pegawai

pria dan wanita yang hampir sama. Sedangkan jika dilihat

dari segi usia hanya terdapat enam responden (9,5%) yang

berusia lebih dari 50 tahun, hal ini menunjukkan bahwa

mayoritas pegawai pajak masih dalam kategori usia

produktif. Pada tingkat pendidikan, proporsi terbesar

yaitu pegawai dengan tingkat pendidikan S1 sebesar 46%

dan hanya enam pegawai (9,5%) dengan tingkat

Page 4: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12826/4/T2_912013035_BAB IV.pdf · bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang

37

pendidikan SMA, sehingga dapat diartikan bahwa para

pegawai pajak memiliki pendidikan yang baik karena DJP

ingin terus meningkatkan kualitas SDM sehingga banyak

disediakan fasilitas bagi para pegawai yang ingin

melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.

Selanjutnya, mayoritas dari responden memiliki masa

kerja lebih dari lima tahun, hal ini mengindikasikan

bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang

cukup dibidangnya.

4.1.3 Deskripsi Jawaban RespondenAnalisis ini dilakukan untuk mendapatkan

gambaran atau deskripsi dari data yang dikumpulkan

dalam penelitian ini. Jenis statistik deskriptif yang

digunakan yaitu distribusi frekuensi untuk menentukan

nilai rata-rata dari setiap variabel dengan perhitungan:

Nilai terbesar – Nilai terkecilRange =

Jumlah kelas

5 – 1=

5

= 0,80

Page 5: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12826/4/T2_912013035_BAB IV.pdf · bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang

38

Penilaian diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 4.2Penilaian Analisis Deskriptif

Rata-rata Kategori

1,00 – 1,79

1,80 – 2,59

2,60 – 3,39

3,40 – 4,19

4,20 – 5,00

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat tinggi

Pengukuran variabel penelitian ini menggunakan

statistik deskriptif dengan jumlah responden 63 dimana

masing-masing variabel tersebut adalah techno-overload,

techno-invasion, techno-complexity, techno-insecurity,

techno-uncertainty, dukungan organisasi, dan kinerja.

Berikut statistik deskriptif dari variabel-variabel yang

telah diuji.

Tabel 4.3Deskripsi Variabel Techno-overload

PernyataanSS(5)

S(4)

N(3)

TS(2)

STS(1)

Rata-rata

1. Hadirnya sistemkomputerisasimeningkatkan bebanpekerjaan saya

3 10 6 29 15 2,32

2. Memasukkan data kedalam sistem komputerlebih banyak menyitawaktu.

0 10 6 37 10 2,25

3. Hadirnya sistemkomputerisasi membuat 4 20 14 20 5 2,97

Page 6: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12826/4/T2_912013035_BAB IV.pdf · bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang

39

saya harus bekerja lebihcepat dalam waktu yangterbatas.

Rata-rata variabel 2,51

Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa deskriptif

variable techno-overload memiliki rata-rata variabel 2,51

sehingga dikategorikan rendah. Rata-rata tertinggi

terdapat pada pernyataan ketiga dengan nilai rata-rata

sebesar 2,97 yang menunjukkan bahwa responden

menilai indikator ketiga menjadi faktor utama penyebab

terjadinya techo-overload.

Tabel 4.4Deskripsi Variabel Techno-invasion

Pernyataan SS(5)

S(4)

N(3)

TS(2)

STS(1)

Rata-Rata

1. Saya merasa terhubungdengan pekerjaan meskipunberada di luar jam kantor.

0 6 17 32 8 2,33

2. Saya merasa terhubungdengan pekerjaan meskipunpada hari libur.

0 3 22 32 6 2,35

3. Saya merasa terhubungdengan pekerjaan sehinggamengganggu waktu pribadisaya.

1 6 15 35 6 2,38

Rata-rata variabel 2,35

Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa deskriptif

variable techno-invasion memiliki rata-rata variabel 2,35

sehingga dikategorikan rendah. Rata-rata tertinggi

terdapat pada pernyataan ketiga dengan nilai rata-rata

Page 7: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12826/4/T2_912013035_BAB IV.pdf · bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang

40

sebesar 2,38 yang berarti responden menilai bahwa

indikator tersebut menjadi faktor utama penyebab

terjadinya techo-invasion.

Tabel 4.5Deskripsi Variabel Techno-complexity

Pernyataan SS(5)

S(4)

N(3)

TS(2)

STS(1)

Rata-Rata

1. Sistem elektronik/teknologi komputerisasiyang harus digunakan sulitdan rumit sehingga seringmembingungkan.

1 9 12 33 8 2,40

2. Banyak istilah yang sayatidak mengerti dalampenggunaan sistemelektronik/ aplikasipekerjaan.

2 4 16 33 8 2,35

3. Saya membutuhkan waktulama untuk mempelajariteknologi/ sistem baru.

3 4 13 37 6 2,38

Rata-rata variabel 2,37

Pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa deskriptif

variable techno-complexity memiliki rata-rata variabel 2,37

sehingga dikategorikan rendah. Rata-rata tertinggi

terdapat pada pernyataan pertama dengan nilai rata-rata

sebesar 2,40 yang berarti responden menilai bahwa

indikator tersebut menjadi faktor utama penyebab

terjadinya techo-complexity.

Page 8: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12826/4/T2_912013035_BAB IV.pdf · bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang

41

Tabel 4.6Deskripsi Variabel Techno-insecurity

Pernyataan SS(5)

S(4)

N(3)

TS(2)

STS(1)

Rata-Rata

1. Saya harus terus meng-update kemampuanteknologi saya karena takutjika digantikan oleh rekankerja yang lain.

5 10 16 29 3 2,76

2. Saya merasa kurangnyaberbagi pengetahuan antarrekan kerja karena takut jikarekan lain lebih menguasaiteknologi baru.

1 2 10 44 6 2,17

3. Saya merasa cemas denganhadirnya pegawai baru yanglebih menguasai teknologi.

2 2 2 46 11 2,02

Rata-rata variabel 2,32

Pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa deskriptif

variable techno-insecurity memiliki rata-rata variabel 2,32

sehingga dikategorikan rendah. Rata-rata tertinggi

terdapat pada pernyataan pertama dengan nilai rata-rata

sebesar 2,76 yang berarti responden menilai bahwa

indikator tersebut menjadi faktor utama penyebab

terjadinya techo-insecurity.

Page 9: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12826/4/T2_912013035_BAB IV.pdf · bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang

42

Tabel 4.7Deskripsi Variabel Techno-uncertainty

Pernyataan SS(5)

S(4)

N(3)

TS(2)

STS(1)

Rata-Rata

1. Sering adanyaperkembangan baru dalamsistem/aplikasi yang harussaya gunakan di kantorsehingga membingungkan.

1 13 16 29 4 2,65

2. Sering adanya upgradedalam jaringan komputersehingga menghambatpekerjaan saya.

1 10 10 35 7 2,41

3. Seringnya pergantianaplikasi tanpa adanyapelatihan membuat sayamerasa kesulitan.

5 16 13 27 2 2,92

4. Adanya penggantianhardware seperti perangkatkomputer baru tanpa adanyapelatihan membuat sayamerasa kesulitan.

2 8 16 31 6 2,51

Rata-rata variabel 2,62

Pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa deskriptif

variable techno-uncertainty memiliki rata-rata variabel

2,62 sehingga dikategorikan sedang. Rata-rata tertinggi

terdapat pada pernyataan ketiga dengan nilai rata-rata

sebesar 2,92 yang berarti responden menilai bahwa

indikator tersebut menjadi faktor utama penyebab

terjadinya techo-uncertainty.

Page 10: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12826/4/T2_912013035_BAB IV.pdf · bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang

43

Tabel 4.8Deskripsi Variabel Dukungan Organisasi

Pernyataan SS(5)

S(4)

N(3)

TS(2)

STS(1)

Rata-Rata

1. Instansi tempat sayabekerja memberikanpelatihan sebelummenerapkan sistem/aplikasi baru.

7 35 15 5 1 3,67

2. Pelatihan memudahkansaya mempelajarisistem/ aplikasi baru.

14 44 5 0 0 4,14

3. Instansi tempat sayabekerja menyediakanperalatan sepertiperangkat komputer danfasilitas lain yangmemadai dan mudahdigunakan (user friendly)

13 39 10 1 0 4,02

4. Fasilitas yang memadaimembuat saya lebihnyaman bekerja.

17 41 5 0 0 4,19

5. Instansi tempat sayabekerja menyediakantim khusus IT (OperatorConsule) yang akan siapmembantu jika terjadimasalah.

18 39 5 2 0 4,17

6. Kehadiran tim khususIT (Operator Consule)membantu saya dalammenyelesaikan masalahdan meringankan bebanpekerjaan.

21 36 4 2 0 4,21

Rata-rata variabel 4,07

Pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa deskriptif

variable dukungan organisasi memiliki rata-rata variabel

4,07 sehingga dikategorikan tinggi. Rata-rata tertinggi

Page 11: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12826/4/T2_912013035_BAB IV.pdf · bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang

44

terdapat pada pernyataan keenam dengan nilai rata-rata

sebesar 4,21 yang berarti responden menilai bahwa

indikator tersebut menjadi faktor utama variabel

dukungan organisasi.

Tabel 4.9Deskripsi Variabel Kinerja

Pernyataan SS(5)

S(4)

N(3)

TS(2)

STS(1)

Rata-Rata

1. Penggunaan teknologikomputerisasi akanmenambah fleksibilitasdalam pelaksanaantugas.

18 38 4 3 0 4,13

2. Saya dapat mengetahuidengan mudah datayang dibutuhkan daridata base yangtersedia.

19 40 2 2 0 4,21

3. Hadirnya sistemkomputerisasi akanmenambah jenispekerjaan yang dapatsaya lakukan.

12 45 3 1 2 4,02

4. Hadirnya sistemkomputerisasimembantu sayamencapai hasil yangdiharapkan.

13 42 6 2 0 4,05

Rata-rata variabel 4,10

Pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa deskriptif

variable kinerja memiliki rata-rata variabel 4,10 sehingga

dikategorikan tinggi. Rata-rata tertinggi terdapat pada

pernyataan kedua dengan nilai rata-rata sebesar 4,21

Page 12: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12826/4/T2_912013035_BAB IV.pdf · bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang

45

yang berarti responden menilai bahwa indikator tersebut

menjadi faktor utama variabel kinerja.

4.2 Uji Kualitas Data4.2.1 Uji Validitas

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan

Product Momen Pearson Correlation. Berdasarkan uji

validitas yang telah dilakukan dari kedelapan variabel

menunjukkan pearson correlation di atas 0,30 sehingga

seluruh variabel dinyatakan valid.

Tabel 4.10Ringkasan Hasil Uji Validitas Instrumen

Variabel ItemPearson

CorrelationHasil Uji

Techno-overloadP1P2P3

0,7830,7640,733

ValidValidValid

Techno-invasionP4P5P6

0,8470,8400,770

ValidValidValid

Techno-complexity

P7P8P9

0,9020,8790,805

ValidValidValid

Techno-insecurity

P10P11P12

0,8450,8070,785

ValidValidValid

Techno-uncertainty

P13P14P15

0,7610,7780,877

ValidValidValid

Page 13: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12826/4/T2_912013035_BAB IV.pdf · bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang

46

P16 0,875 Valid

DukunganOrganisasi

P17P18P19P20P21P22

0,7270,7040,7640,7530,7580,762

ValidValidValidValidValidValid

Kinerja

P23P24P25P26

0,8210,8120,7830,878

ValidValidValidValid

Sumber: Data primer diolah, 2015

4.2.2 Uji ReliabilitasTabel 4.11

Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Variabel JumlahItem Alpha Hasil Uji

Techno-overloadTechno-invasionTechno-complexityTechno-insecurityTechno-uncertaintyDukungan OrganisasiKinerja

3333464

0,6260,7480,8280,7270,8420,8310,837

ReliableReliableReliableReliableReliableReliableReliabel

Sumber: Data primer diolah, 2015

Perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan teknik analisis

Cronbach’s Alpha. Berdasarkan perhitungan diperoleh

seluruh hasil reliabilitas item diatas 0,60 sehingga

instrument penelitian ini dapat dikatakan reliable.

Page 14: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12826/4/T2_912013035_BAB IV.pdf · bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang

47

4.3 Uji Asumsi Klasik4.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah

nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak.

Dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirov.

Tabel 4.12Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh data residual

memiliki nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,121 dengan

tingkat signifikansi 0,162. Dikarenakan tingkat

signifikansi > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data

residual terdistribusi secara normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 63

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation 2.10283971

Most Extreme Differences

Absolute .141

Positive .123

Negative -.141

Kolmogorov-Smirnov Z 1.121

Asymp. Sig. (2-tailed) .162

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 15: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12826/4/T2_912013035_BAB IV.pdf · bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang

48

4.3.2 Uji Multikolinearitas

Tabel 4.13Ringkasan Hasil Uji MultikolinearitasVariabel Tolerance VIF

Techno-overload

Techno-invasion

Techno-complexity

Techno-insecurity

Techno-uncertainty

Dukungan Organisasi

0,731

0,258

0,201

0,919

0,532

0,724

1,367

3,880

4,973

1,088

1,881

1,381

Sumber: Data primer diolah, 2015

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua nilai

tolerance untuk masing-masing variabel bebas > 0,10

yang artinya tidak terjadi multikolinearitas terhadap data

yang diuji. Selain itu, dari hasil pengujian dapat dilihat

bahwa nilai VIF untuk setiap variabel bebas < 10. Maka

dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yang digunakan

dalam model regresi penelitian ini bebas dari

multikolinearitas yang berarti dapat dipercaya dan

objektif.

4.3.3 Uji HeterokedastisitasPengujian heterokedastisitas dilakukan untuk

menunjukkan bahwa varians variabel tidak sama untuk

setiap pengamatan. Penelitian ini menggunakan cara

korelasi Glejser dengan hasil pengujian yang

Page 16: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12826/4/T2_912013035_BAB IV.pdf · bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang

49

menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari setiap variabel

bebas > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model

regresi dalam penelitian ini tidak terjadi

heterokedastisitas.

Tabel 4.14Ringkasan Hasil Uji Heterokedastisitas

Variabel Sig.Techno-overload

Techno-invasion

Techno-complexity

Techno-insecurity

Techno-uncertainty

Dukungan Organisasi

0,968

0,601

0,888

0,068

0,464

0,286

Sumber: Data primer diolah, 2015

4.4 Pengujian HipotesisPengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui

signifikan atau tidaknya pengaruh antara variabel

independen terhadap variabel dependen sesuai dengan

yang telah dihipotesiskan. Pengambilan keputusan dalam

penelitian ini akan menggunakan taraf signifikansi 10%

yang berarti bahwa tingkat kepercayaan atau resiko

kesalahan dalam penelitian ini sebesar 90% (Azwar,

2005). Berdasarkan hasil pengujian diperoleh hasil

sebagai berikut:

Page 17: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12826/4/T2_912013035_BAB IV.pdf · bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang

50

Tabel 4.15Hasil Uji Regresi Berganda

Uji Hipotesis 1Pengujian hipotesis pertama (H1) dilakukan untuk

mengetahui pengaruh faktor techno-overload terhadap

kinerja. Dari hasil pengujian diperoleh hasil thitung -2,709

dan nilai signifikansi 0,009 < 0,10 yang berarti hipotesis

pertama (H1) diterima. Pada hipotesis ini nilai koefisien

bertanda negatif yang mengindikasikan bahwa semakin

tinggi faktor techno-overload maka kinerja pegawai akan

semakin menurun.

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1

(Constant) 31.365 1.829 17.144 .000

techno-

overload-.298 .110 -.346 -2.709 .009

techno-

invasion.144 .319 .097 .451 .654

techno-

complexity-.178 .297 -.145 -.600 .551

techno-

insecurity-.037 .159 -.026 -.233 .816

techno-

uncertainty-.237 .137 -.260 -1.734 .088

a. Dependent Variable: kinerja

Page 18: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12826/4/T2_912013035_BAB IV.pdf · bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang

51

Uji Hipotesis 2Pengujian hipotesis kedua (H2) dilakukan untuk

mengetahui pengaruh faktor techno-invasion terhadap

technostress. Dari hasil pengujian diperoleh hasil thitung

0,451 dan nilai signifikansi 0,654 > 0,10 yang berarti

hipotesis kedua (H2) ditolak. Pada hipotesis ini nilai

koefisien bertanda positif yang mengindikasikan bahwa

semakin tinggi faktor techno-invasion maka kinerja

pegawai akan semakin meningkat.

Uji Hipotesis 3Pengujian hipotesis ketiga (H3) dilakukan untuk

mengetahui pengaruh faktor techno-complexity terhadap

technostress. Dari hasil pengujian diperoleh hasil thitung -

0,600 dan nilai signifikansi 0,551 > 0,10 yang berarti

hipotesis ketiga (H3) ditolak. Pada hipotesis ini nilai

koefisien bertanda negatif yang mengindikasikan bahwa

semakin tinggi faktor techno-complexity maka kinerja

pegawai akan semakin menurun.

Uji Hipotesis 4Pengujian hipotesis keempat (H4) dilakukan untuk

mengetahui pengaruh faktor techno-insecurity terhadap

technostress. Dari hasil pengujian diperoleh hasil thitung -

0,233 dan nilai signifikansi 0,816 > 0,10 yang berarti

Page 19: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12826/4/T2_912013035_BAB IV.pdf · bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang

52

hipotesis keempat (H4) ditolak. Pada hipotesis ini nilai

koefisien bertanda negatif yang mengindikasikan bahwa

semakin tinggi faktor techno-insecurity maka kinerja

pegawai akan semakin menurun.

Uji Hipotesis 5Pengujian hipotesis kelima (H5) dilakukan untuk

mengetahui pengaruh faktor techno-uncertainty terhadap

technostress. Dari hasil pengujian diperoleh hasil thitung -

1,734 dan nilai signifikansi 0,088 < 0,10 yang berarti

hipotesis kelima (H5) diterima. Pada hipotesis ini nilai

koefisien bertanda negatif yang mengindikasikan bahwa

semakin tinggi faktor techno-uncertainty maka kinerja

pegawai akan semakin menurun.

Uji Hipotesis 6Pengujian hipotesis keenam dilakukan untuk

mengetahui apakah faktor dukungan organisasi

berpengaruh untuk meminimalisir dampak faktor

penyebab technostress terhadap kinerja pegawai. Hasil

pengujian variabel moderasi dengan menggunakan

pengujian Moderated Regression Analysis (MRA)

ditunjukkan dalam tabel 4.16.

Page 20: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12826/4/T2_912013035_BAB IV.pdf · bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang

53

Tabel 4.16Ringkasan Hasil Uji Variabel Moderasi

Variabel t Sig.Moderat1

Moderat2

Moderat3

Moderat4

Moderat5

0,508

3,516

2,260

-0,078

1,322

0,614

0,001

0,028

0,938

0,191

Sumber: Data primer diolah, 2015

Uji Hipotesis 6.1Dari hasil perhitungan regresi diperoleh bahwa nilai

thitung pada variabel moderasi antara techno-overload

dengan dukungan organisasi (moderat) sebesar 0,614

dengan nilai signifikansi 0,614. Dikarenakan nilai Sig.

0,614 > 0,10 maka dapat dikatakan bahwa hipotesis

enam (H6.1) ditolak. Pada hipotesis ini nilai koefisien

bertanda positif yang mengindikasikan bahwa semakin

tinggi dukungan organisasi maka techno-overload akan

semakin menurun.

Uji Hipotesis 6.2Dari hasil perhitungan regresi diperoleh bahwa nilai

thitung pada variabel moderasi antara techno-invasion

dengan dukungan organisasi (moderat) sebesar 3,516

Page 21: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12826/4/T2_912013035_BAB IV.pdf · bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang

54

dengan nilai signifikansi 0,001. Dikarenakan nilai Sig.

0,001 < 0,10 maka dapat dikatakan bahwa hipotesis

enam (H6.2) diterima. Pada hipotesis ini nilai koefisien

bertanda positif yang mengindikasikan bahwa semakin

tinggi dukungan organisasi maka techno-invasion akan

semakin menurun.

Uji Hipotesis 6.3Dari hasil perhitungan regresi diperoleh bahwa nilai

thitung pada variabel moderasi antara techno-complexity

dengan dukungan organisasi (moderat) sebesar 2,260

dengan nilai signifikansi 0,028. Dikarenakan nilai Sig.

0,028 < 0,10 maka dapat dikatakan bahwa hipotesis

enam (H6.3) diterima. Pada hipotesis ini nilai koefisien

bertanda positif yang mengindikasikan bahwa semakin

tinggi dukungan organisasi maka techno-complexity akan

semakin menurun.

Uji Hipotesis 6.4Dari hasil perhitungan regresi diperoleh bahwa nilai

thitung pada variabel moderasi antara techno-insecurity

dengan dukungan organisasi (moderat) sebesar -0,078

dengan nilai signifikansi 0,938. Dikarenakan nilai Sig.

0,938 > 0,10 maka dapat dikatakan bahwa hipotesis

enam (H6.4) ditolak. Pada hipotesis ini nilai koefisien

bertanda negatif yang mengindikasikan bahwa semakin

Page 22: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12826/4/T2_912013035_BAB IV.pdf · bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang

55

tinggi dukungan organisasi maka techno-complexity akan

semakin menurun.

Uji Hipotesis 6.5Dari hasil perhitungan regresi diperoleh bahwa nilai

thitung pada variabel moderasi antara techno-uncertainty

dengan dukungan organisasi (moderat) sebesar 1,322

dengan nilai signifikansi 0,191. Dikarenakan nilai Sig.

0,191 > 0,10 maka dapat dikatakan bahwa hipotesis

enam (H6.5) ditolak. Pada hipotesis ini nilai koefisien

bertanda positif yang mengindikasikan bahwa semakin

tinggi dukungan organisasi maka techno-complexity akan

semakin menurun.

4.5 PembahasanPada hipotesis pertama yang menyatakan bahwa

faktor techno-overload berpengaruh secara signifikan

terhadap kinerja, berdasarkan hasil pengujian hipotesis

ini diterima dengan nilai signifikansi sebesar 0,009 (p <

0,10). Hal ini menunjukkan bahwa faktor techno-overload

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai,

sehingga semakin tinggi tingkat techno-overload maka

kinerja pegawai akan semakin menurun. Hasil penelitian

ini sejalan dengan penelitian Suharti dan Susanto (2014);

Okebaram dan Moses (2013) dan Ayyagari (2012) yang

Page 23: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12826/4/T2_912013035_BAB IV.pdf · bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang

56

menyebutkan bahwa terjadinya overload pekerjaan

sebagai akibat penggunaan sistem informasi dan teknologi

komputerisasi meningkatkan beban kerja pegawai

sehingga menurunkan kinerja.

Overload pekerjaan juga terjadi pada pegawai pajak

khususnya pada waktu-waktu tertentu seperti pada masa

pelaporan SPT tahunan. Hal ini ditunjukkan dengan

cukup tingginya jawab responden yang menyetujui

indikator pernyataan ketiga bahwa hadirnya sistem

komputerisasi membuat para pegawai harus bekerja lebih

cepat dalam waktu yang terbatas. Oleh sebab itu pada

masa SPT tahunan para pegawai harus bekerja lembur

yang berarti bahwa para pegawai harus semakin lama

menggunakan perangkat komputer. Ketika para pegawai

harus menggunakan peralatan komputer dalam waktu

lama dampak fisik yang sering dirasa para pegawai

sebagaimana hasil penelitian Dyer dan Moris (1990);

Harper (2000) bahwa dampak fisik dari technostress yaitu

terjadinya berbagai gangguan kesehatan seperti mata

kemerahan, pandangan kabur, mudah merasa lelah dan

ngantuk, terasa sakit dibeberapa bagian tubuh seperti

leher, bahu, pinggang dan pergelangan tangan.

Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa faktor

techno-invasion berpengaruh secara signifikan terhadap

kinerja, berdasarkan hasil pengujian hipotesis ini ditolak.

dengan nilai signifikansi sebesar 0,654 (p > 0,10) yang

Page 24: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12826/4/T2_912013035_BAB IV.pdf · bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang

57

berarti bahwa faktor techno-invasion tidak berpengaruh

terhadap kinerja pegawai. Selain nilai signifikansi, nilai

rata-rata dari ketiga indikator pada variabel techno-

invasion juga berada pada kategori rendah dengan

komposisi jawaban responden terbanyak yaitu jawaban

tidak setuju sehingga dapat dikatakan bahwa techno-

invasion tidak terjadi pada pegawai KPP Pratama Salatiga.

Berdasarkan penuturan dari responden, techno-

invasion tidak terjadi pada pegawai pajak dikarenakan

para pegawai memiliki jam kerja yang pasti sehingga

pekerjaan kantor hanya diselesaikan pada jam kerja.

Namun, memang ada beberapa seksi yang harus selalu

terkoneksi dengan media komunikasi karena pada bagian

tersebut para pegawai harus selalu siap untuk menjawab

pertanyaan maupun menanggapi keluhan dari para wajib

pajak baik melalui email, sms, telepon bahkan melalui

jejaring sosial. Akan tetapi “teror” teknologi tersebut

hanya dialami pada waktu tertentu sehingga hal tersebut

tidak sampai mengganggu waktu pribadi para pegawai.

Sehingga hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian

Ayyagari (2011) yang menyatakan bahwa kemajuan

teknologi memaksa para pegawai untuk selalu terhubung

dengan organisasi dimana mereka harus selalu megikuti

perkembangan organisasi dan pekerjaan kapanpun dan

dimanapun melalui media komunikasi yang mereka

miliki.

Page 25: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12826/4/T2_912013035_BAB IV.pdf · bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang

58

Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa faktor

techno-complexity berpengaruh secara signifikan terhadap

kinerja, berdasarkan hasil pengujian hipotesis ini ditolak.

Hasil pengujian menunjukkan nilai signifikansi sebesar

0,551 (p > 0,10). Hal ini menunjukkan bahwa tidak

terjadinya kompleksitas teknologi yang dialami oleh

pegawai pajak sehingga tidak berpengaruh terhadap

kinerja pegawai. Variabel techno-complexity juga memiliki

nilai rata-rata variabel yang rendah karena berdasarkan

hasil analisa statistik deskriptif dapat dilihat mayoritas

pegawai menjawab tidak setuju pada ketiga indikator.

Hal ini terjadi karena menurut pemaparan beberapa

pegawai, dalam mengerjakan pekerjaan ada banyak

aplikasi yang harus digunakan, namun aplikasi-aplikasi

tersebut disajikan dalam bahasa dan langkah-langkah

yang cukup mudah dipahami. Jika terjadi kesulitan

karena adanya aplikasi yang belum dipahami para

pegawai biasanya saling bertanya terhadap rekan dalam

satu bagian atau bisa meminta bagian khusus IT. Namun,

hal ini juga menimbulkan masalah bagi beberapa pihak

yang merasa terganggu dengan keluhan, pertanyaan atau

permintaan bantuan rekan lain terlebih jika load

pekerjaan sedang tinggi.

Hipotesis keempat yang menyatakan bahwa faktor

techno-insecurity berpengaruh secara signifikan terhadap

kinerja, berdasarkan hasil pengujian hipotesis ini ditolak.

Page 26: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12826/4/T2_912013035_BAB IV.pdf · bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang

59

Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi sebesar

0,816 (p > 0,10) sehingga dapat dikatakan bahwa faktor

techno-insecurity tidak berpengaruh terhadap kinerja

pegawai. Dari ketiga indikator variabel techno-insecurity

mayoritas responden menjawab tidak setuju yang

mengindikasikan bahwa hadirnya teknologi tidak

memberikan dampak negatif terhadap pekerjaan dan karir

mereka pada masa mendatang. Namun, indikator pertama

memiliki rata-rata tertinggi dimana indikator ini

menunjukkan bahwa para pegawai harus terus

meningkatkan kemampuan teknologi mereka karena

takut jika digantikan oleh rekan kerja lain yang lebih

menguasasi teknologi sehingga pegawai harus terus meng

upgrade pengetahuan mereka tentang teknologi atau

aplikasi baru.

Berasarkan pemaparan bagian kepegawaian,

hadirnya TIK justru memberikan kemudahan bagi

pegawai untuk mengerjakan pekerjaanya karena para

pegawai dapat mengakses data yang dibutuhkan

kapanpun dan dimanapun. Hadirnya TIK juga tidak

membuat risau para pegawai jika suatu saat pekerjaan

mereka tergantikan oleh teknologi yang semakin canggih

karena sebagian besar pegawai pajak merupakan PNS

sehingga karir mereka akan tetap terjamin sampai masa

purna tugas. Hal lain juga ditunjukkan oleh DJP yang

sampai saat ini masih mengalami kekurangan pegawai

Page 27: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12826/4/T2_912013035_BAB IV.pdf · bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang

60

sehingga hadirnya teknologi bukan menjadi suatu

ancaman bagi para pegawai.

Hipotesis kelima yaitu faktor techno-uncertainty

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai,

dan berdasarkan hasil pengujian hipotesis ini diterima

dengan nilai signifikansi sebesar 0,088 (p < 0,10). Jika

dilihat dari jawaban responden, indikator ke tiga memiliki

nilai rata-rata tertinggi yang mengindikasi bahwa

pelatihan diperlukan sebelum organisasi menerapkan

aplikasi baru. Berdasarkan kondisi dilapangan, banyak

pegawai yang mengeluhkan terlalu banyaknya aplikasi

yang harus digunakan dan juga terlalu seringnya update

software sehingga seringkali menggangu pekerjaan.

Kurangnya pembekalan atau pemberian pelatihan

terhadap pegawai sebelum mengimplementasikan

teknologi baru juga sering kali menimbulkan masalah

karena menyebabkan terlalu seringnya update patch.

Selain itu seringnya mutasi internal atau rolling

antar seksi yang menyebabkan pegawai harus cepat

beradaptasi dan mempelajari aplikasi baru dimana setiap

bagian memiliki SOP yang berbeda sehingga tingkat

serbuan teknologi yang dirasakan pegawai pada setiap

bagian juga tidak sama. Terdapat seksi yang

berhubungan erat dengan teknologi dimana perubahan

teknologi sangat dinamis, misalnya Seksi Pelayanan,

Page 28: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12826/4/T2_912013035_BAB IV.pdf · bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang

61

namun juga terdapat Seksi yang perubahan teknologinya

statis, misalnya Seksi Pemeriksaan.

Hipotesis yang terakhir yaitu dukungan organisasi

sebagai variabel moderasi antara faktor penyebab

technostress dan kinerja pegawai. Berdasarkan data

jawaban responden variabel dukungan organisasi

memiliki nilai rata-rata tinggi yang berarti bahwa

dukungan organisasi diperlukan untuk membantu

pegawai dalam mengatasi masalah teknis yang

berhubungan dengan teknologi. Pada H6.1, H6.4, dan

H6.5 berdasarkan hasil pengujian hipotesis tersebut

ditolak. Hal ini terjadi karena faktor techno-overload lebih

disebabkan karena terjadinya peningkatan beban kerja

sehingga pegawai harus dapat bekerja lebih cepat,

sedangkan dalam hal ini pihak organisasi telah berupaya

menyediakan fasilitas teknologi yang baik dan menunjang

pekerjaan.

Pada faktor techno-insecurity dukungan organisasi

tidak signifikan karena pegawai pajak tidak mengalami

terjadinya techno-insecurity. Lain halnya dengan faktor -

techno-uncertainty, variabel ini secara signifikan

berpengaruh negatif terhadap kinerja pegawai. Namun,

dukungan organisasi menjadi tidak signifikan untuk

meminimalisir dampak techno-uncertainty terhadap

kinerja pegawai karena berdasarkan statistik deskriptif

pada indikator kedua dan ketiga mayoritas responden

Page 29: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12826/4/T2_912013035_BAB IV.pdf · bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang

62

menyatakan tidak setuju dengan seringnya upgrade

software dan hardware menjadi suatu kendala dalam

mengerjakan pekerjaan. Pada H6.2 dan H6.3 dukungan

organisasi mampu meminimalisir dampak techno-invasion

dan techno-complexity terhadap kinerja pegawai sehingga

pemberian pelatihan, penyediaan fasilitas yang memadai

dan mudah digunakan, menyediakan tim khusus IT

sangat dibutuhkan pegawai untuk memaksimalkan

kinerja