ANALISA TERHADAP MINAT MAHASISWA DALAM...
Transcript of ANALISA TERHADAP MINAT MAHASISWA DALAM...
ANALISA TERHADAP MINAT MAHASISWA DALAM
BERINVESTASI STUDI KASUS : PADA MAHASISWA
STRATA -1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
Tesis
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Master Ekonomi
(M.E) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi
Magister Perbankan Syariah
MAGISTER PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA
2020
i
Lembar Persetujuan Tesis
ANALISA TERHADAP MINAT MAHASISWA DALAM BERINVESTASI
STUDI KASUS : PADA MAHASISWA STRATA -1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
(UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
Diajukanoleh:
IVAN YUKI BAYU GAUTAMA
NIM: 21170850000022
Menyetujui Pembimbing
Dr. Herni Ali HT. SE., M.M
NIDN. 0422125902
Mengetahui
Ketua Program Studi
Dr. Herni Ali HT. SE., M.M
NIDN. 0422125902
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Tesis yang berjudul: “Analisa Terhadap Minat Mahasiswa Dalam
Berinvestasi (Studi Kasus : Pada Mahasiswa Strata -1 Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta)” telah
diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 28 Juli 2020. Tesis
ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Ekonomi
(M.E.) Program Perbankan Syariah.
Jakarta, 28 Juli 2020
Mengetahui,
Pembimbing,
Dr.
Herni Ali HT. SE., M.M.
NIDN. 0422125902
Penguji Ahli,
Dr. Suhendra, M.M.
NIP. 19711206 200312 1 001
Ketua Sidang,
Dr. Asyari Hasan, SHI, M.Ag.CM
NIP. 19800819 200604 1 002
Sekretaris,
Dr. Sofyan Rizal, M.Si.
NIP. 19760430 201101 1 002
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Ivan Yuki Bayu Gautama
Nim : 21170850000022
Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Magister Manajemen
Judul Tesis : ANALISA TERHADAP MINAT
MAHASISWA DALAM BERINVESTASI
STUDI KASUS : PADA MAHASISWA
STRATA -1 FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
(UIN) SYARIEF HIDAYATULLAH
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Tesis saya sebagaimana yang berjudul diatas, benar-benar hasil karya
sendiri.
2. Tesis saya bukan hasil menyalin dari tesis orang lain.
3. Apabila dikemudian hari ternyata tesis saya ini terbukti menyalin dari
tesis orang lain, saya bersedia dituntut dimuka pengadilan dan bersedia
dicabut atas segala hak dan wewenang yang ada hubungannya dengan
ijazah dan bersedia melepaskan gelar kesarjanaan (M.E.) sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan rasa
tanggung jawab untuk dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan.
Tangerang Selatan, 28 Juli 2020
Hormat Saya,
Ivan Yuki Bayu Gautama
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ivan Yuki Bayu Gautama
Tempat/tgl lahir : Bandung, 28 Agustus 1973
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Komp. Bintaro Village no. BV6, Jl. Merpati ll Ciputat
Tangeran Selatan
Pendidikan Formal :
1. SDYKPPK Lulus Tahun 1985
2. SMP Negeri 2 Bandung Lulus Tahun 1988
3. SMA Negeri 14 Bandung Lulus Tahun 1991
4. STIE YPKP Lulus Tahun 1998
5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017 s/d sekarang
Pekerjaan :
Wiraswasta
Demikian Daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Tangerang Selatan, 28Juli 2020
Hormat Saya,
Ivan Yuki Bayu Gautama
v
ABSTRACT
Nama : Ivan Yuki Bayu Gautama
NIM : 21170850000022
Judul : Analisa Terhadap Minat Mahasiswa Dalam Berinvestasi Studi Kasus :
Pada Mahasiswa Strata -1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
This research was conducted to analyze the influence of factors influencing
students' interest in investing in the Faculty of Economics and Business UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. The sampling technique used was purposive
sampling where the researcher took a number of respondents with specific
objectives in the study. Data collection techniques using questionnaires and
interviews. The research model uses quantitative descriptive data analysis
techniques using structural equation modeling (SEM) analysis. Data processing
using IBM SPSS software version 20 and IBM AMOS. The results obtained that the
expectation and performance variables significantly influence the variable
interest of FEB UIN Jakarta students as potential investors with probability
values smaller than 0.05 and CR 2.534 greater than t tables (1.97). The
disposition and trading behavior variable does not significantly influence the
variable of interest of FEB UIN Jakarta students as potential investors with
probability values greater than 0.05 and CR 1.142 smaller than t table (1.97).
Financial literacy variable significantly influences the interest variable of FEB
UIN Jakarta students as potential investors with a probability value of less than
0.05 and CR 2.335 greater than t table (1.97). The influence between expectation
and performance variables, disposition and trading behavior, and financial
literacy on the variable interest of FEB UIN Jakarta students as potential
investors by 73%.
Keywords: Expectation and performance, disposition and trading behavior,
financial literacy, investment interest, structural equation modeling
vi
ABSTRAK
Nama : Ivan Yuki Bayu Gautama
NIM : 21170850000022
Judul : Analisa Terhadap Minat Mahasiswa Dalam Berinvestasi Studi Kasus :
Pada Mahasiswa Strata -1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh faktor–faktor yang
mempengaruhi minat mahasiswa melakukan investasi pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Teknik sampling yang digunakan adalah
purposive sampling dimana peneliti mengambil sejumlah responden dengan
tujuan tertentu dalam penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan
kuesioner dan wawancara. Model penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif
dengan teknik analisa data menggunakan analisis structural equation modeling
(SEM). Pengolahan data menggunakan software IBM SPSS versi 20 serta IBM
AMOS. Diperoleh hasil bahwa variabel expectation and performanceberpengaruh
signifikan terhadap variabel minat mahasiswa FEB UIN Jakarta sebagai calon
investor dengan nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 dan CR 2,534 lebih besar
dari t tabel (1,97). Variabel disposition and trading behaviourtidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel minat mahasiswa FEB UIN Jakarta sebagai calon
investor dengan nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 dan CR 1,142 lebih kecil
dari t tabel (1,97). Variabel financial literacyberpengaruh signifikan terhadap
variabel minat mahasiswa FEB UIN Jakarta sebagai calon investor dengan nilai
probabilitas lebih kecil dari 0,05 dan CR 2,335 lebih besar dari t tabel (1,97).
Pengaruh antara variabel expectation and performance, disposition and trading
behaviour, serta financial literacy terhadap variabel minat mahasiswa FEB UIN
Jakarta sebagai calon investor sebesar 73%.
Kata kunci : expectation and performance, disposition and trading behaviour,
financial literacy, minat investasi, structural equation modeling
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini yang
berjudul: Analisa Terhadap Minat Mahasiswa Dalam Berinvestasi Studi
Kasus : Pada Mahasiswa Strata -1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.
Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan kelulusan
dan untuk menempuh ujian kelulusan Magister Ekonomi (M.E.) pada Program
Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Ucapan terima kasih teristimewa dan rasa hormat yang mendalam penulis
sampaikan kepada Ibunda Hj. Tien Nurhayatie, Ibunda mertua Hj. Hafniwati,
beserta Anita Setyorini selaku Istri beserta kedua anak saya Akhdan Naryama
Gautama dan Rayya Arundati Gautama yang telah mendampingi serta mendukung
semua yang berhubungan dengan perkuliahan dengan sangat sabar sehingga saya
dapat menyelesaikan Thesis ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rektor Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ketua Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Magister Perbankan Syariah, Penasehat
Akademik, beserta Civitas Akademik Fakultas FEB UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada para Dosen yang telah
mendidik penulis dalam menimba ilmu pengetahuan.
Akhirnya penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis mohon saran-saran dan perbaikan dari semua pihak, sehingga
proposal ini dapat diteruskan menjadi tesis. Amin ya rabbal ‘alamin.
Tangerang Selatan, 28 Juli 2020
Hormat Saya
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Perilaku ........................................................................... 9
1. Pengertian Perilaku ............................................................ 9
2. Klasifikasi Perilaku ........................................................... 10
3. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku ............................... 12
4. Model Perilaku .................................................................. 14
5. Jenis Perilaku ..................................................................... 15
6. Perilaku Stratejik ............................................................... 15
7. Perilaku Konsumen ........................................................... 16
B. Teori Kebutuhan....................................................................... 19
C. Minat ........................................................................................ 19
1. Pengertian Minat ................................................................ 19
ix
2. Faktor dalam minat ............................................................ 21
3. Fase Pengembangan Minat ............................................... 22
4. Model Minat ...................................................................... 23
5. Fungsi Minat ..................................................................... 23
D. Investasi .................................................................................... 23
1. Pengertian Investasi ........................................................... 23
2. Tujuan Investasi ................................................................. 25
3. Jenis Investasi .................................................................... 26
4. Jenis Aset Dalam Investasi ................................................ 27
5. Asas Investasi ..................................................................... 28
6. Prinsip Investasi ................................................................. 30
7. Produk Investasi ................................................................. 34
8. Obyek Investasi .................................................................. 35
9. Iklim Investasi .................................................................... 36
10. Kinerja Investasi................................................................. 37
E. Resiko ...................................................................................... 39
1. Pengertian Resiko............................................................... 39
2. Jenis Resiko ........................................................................ 39
F. Return ...................................................................................... 42
1. Pengertian Return ............................................................... 42
2. Jenis Return ........................................................................ 43
G. Investor .................................................................................... 44
1. Pengertian Investor............................................................. 44
2. Jenis Investor ...................................................................... 45
3. Jenis Modal Investor .......................................................... 47
4. Segmentasi Investor ........................................................... 48
H. Manajemen Investasi ................................................................ 49
I. Teknologi Informasi dalam Investasi ....................................... 50
J. Indikator Penelitian ................................................................. 51
K. Penelitian Terdahulu ................................................................. 53
L. Kerangka Penelitian ................................................................. 55
x
M. Hipotesis .................................................................................. 57
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 58
B. Metode Penentuan Sampel ...................................................... 59
C. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 60
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................. 61
E. Metode Analisis Data ............................................................... 63
1. Skala Likert ...................................................................... 63
2. Pengembangan Model Struktural ..................................... 64
3. Analisa Deskriptif ............................................................. 66
4. Analisa Statistik Kuantitatif ............................................. 66
5. Analisis Faktor Konfirmasi (Confirmation Factor
Analysis/CFA) ................................................................... 69
6. Analisa Jalur ..................................................................... 74
7. Analisa Regresi ................................................................. 75
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Obyek Penelitian ..................................................................... 78
1. Gambaran Umum Obyek Penelitian .................................. 78
2. Visi dan Misi ..................................................................... 83
B. Karakteristik Responden ......................................................... 84
C. Analisis dan Pembahasan ......................................................... 85
1. Analisis deskriptif (Nilai rata-rata dan persentase Jawaban
Responden) ......................................................................... 85
2. Analisis deskriptif (Hasil Uji Frekuensi Jawaban Responden)
.......... ................................................................................. .93
3. Confirmation Factor Analysis/CFA .................................. 124
4. Absolute Fit Measure ........................................................ 134
5. Uji Hipotesis Penelitian ..................................................... 139
xi
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 142
B. Saran ........................................................................................ 142
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 143
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 150
xii
DAFTAR GAMBAR
2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku .............................................. 14
2.2 Proses keputusan dalam perilaku konsumen ............................................. 18
2.3 Refleksi perilaku konsumen menurut strategi marketing ......................... 19
2.4 Prinsip-prinsip investasi ............................................................................ 31
2.5 Value at risk dari kemungkinan distribusi keuntungan dan kerugian ....... 40
2.6 Piramida resiko investasi .......................................................................... 42
2.7 Hubungan risk and return .......................................................................... 43
2.8 Kerangka Penelitian .................................................................................. 55
3.1 Model SEM penelitian .............................................................................. 63
3.2 Tahapan dalam SEM ................................................................................. 66
3.3 Diagram Jalur ............................................................................................ 71
4.1 Diagram jalur beserta nilai loading factor/coefficient path pemodelan pertama
……………………………………………………………….. 123
4.2 Diagram jalur beserta nilai loading factor/coefficient path pemodelan kedua
sesudah penghapusan item nomor 4 ........................................................ 124
4.3 Nilai chi squre dan probabilitas pemodelan tahap kedua .......................... 126
xiii
DAFTAR TABEL
3.1 Perkiraan Waktu Penelitian ....................................................................... 58
3.2 Operasional Variabel Penelitian ................................................................ 61
4.1 Jenis kelamin responden ........................................................................... 81
4.2 Latar belakang pendidikan ........................................................................ 81
4.3 Jawaban Kuesioner Variabel Expectation and performance .................... 82
4.4 Jawaban Kuesioner Variabel Disposition and trading behavior .............. 84
4.5 Jawaban Kuesioner Variabel Financial literacy ....................................... 86
4.6 Jawaban Kuesioner Variabel Minat .......................................................... 88
4.7 Dana yang kembali sesuai harapan investor (EP1) ................................... 90
4.8 Dana yang kembali sesuai tenggat waktu yang dijanjikan (EP2) ............. 92
4.9 Iklim investasi kondusif sesuai harapan (EP3) ......................................... 93
4.10 Kinerja investasi sesuai target (EP5) ....................................................... 95
4.11 Investasi lebih baik dari menabung (EP6) .............................................. 96
4.12 Motivasi tinggi dalam berinvestasi (DT1) .............................................. 98
4.13 Dengan berinvestasi, berarti gaya hidup lebih meningkat (DT2) ........... 99
4.14 Sanggup mengambil resiko investasi (DT3) ........................................... 100
4.15 Pembagian hasil sesuai dengan jenis investasi yang diambil (DT4) ....... 102
4.16 Investor menerima hasil netto dari investasi (DT5) ................................ 103
4.17 Dana untuk investasi sesuai dengan anggaran yang dimiliki (DT6) ....... 105
4.18 Memiliki pemahaman tentang investasi (FL1) ....................................... 106
4.19 Memiliki pengetahuan tentang produk investasi (FL2) .......................... 107
4.20 Memiliki pengetahuan tentang perusahaan penyelenggara investasi (FL3)
……………………………………………………………… . 109
4.21 Memiliki pemahaman tentang pengelolaan keuangan (FL4) .................. 110
4.22 Mempelajari pengalaman investasi yang sudah berjalan (FL5) .............. 112
4.23 Mendapatkan saran tentang investasi yang akan diambil (FL6) ............. 113
4.24 Adanya pemusatan perhatian terhadap produk investasi (M1) ............... 115
4.25 Investasi dapat meningkatkan level sosial (M2) ..................................... 116
4.26 Adanya kebutuhan untuk berinvestasi (M3) ........................................... 117
xiv
4.27 Rasa ingin melebihi orang lain dalam hal investasi (M4) ....................... 118
4.28 Mengerti akan kegunaan produk investasi (M5) ..................................... 119
4.29 Memahami keuntungan yang akan didapat dari investasi (M6) ............. 120
4.30 Hasil uji validitas tahap kedua ................................................................ 125
4.31 Nilai perhitungan reliabilitas ................................................................... 128
4.32 Normalitas data penelitian ....................................................................... 129
4.33 Pengujian Goodness Of Fit Indices (GOF) ............................................. 131
4.34 Regression weight hasil perhitungan ....................................................... 136
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia menempati urutan keempat sebagai negara dengan populasi
penduduk terbanyak di dunia dengan jumlah 260 juta jiwa lebih. Tentunya dengan
jumlah sebanyak itu, banyak permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia.
Serupa dengan negara-negara berpenduduk besar, sosial ekonomi merupakan
permasalahan utama yang dihadapi.1 Sulitnya lapangan pekerjaan, rendahnya
pendapatan, kepadatan pemukiman, meningkatnya kejahatan merupakan contoh
permasalahan yang dihadapi. Pun tidak dipungkiri bahwa dengan adanya jumlah
penduduk yang besar dengan tingkat pendapatan rendah dapat pula menjadi suatu
kelebihan tersendiri untuk suatu negara. Perusahaan-perusahaan kapitalis akan
memanfaatkan situasi ini dalam menjalankan roda bisnisnya. Populasi penduduk
yang banyak berarti ketersediaan pekerja juga banyak.2 Populasi penduduk yang
banyak juga berarti bahwa tingkat konsumsi juga tinggi.3 Mereka akan berlomba
untuk memanfaatkan ketersediaan jumlah pekerja yang banyak dengan upah
minimum4 serta tingkat konsumsi yang tinggi bagi produk mereka di negara
tersebut.
Investasi pun dilakukan perusahaan kapitalis dalam memanfaatkan kondisi
tersebut demi meraih keuntungan besar. Dana besar digelontorkan dalam investasi
produksi dan distribusi. Menurut James C. Van Horn, investasi memiliki
pengertian sebagai sebuah kegiatan yang dilakukan dengan memanfaatkan
kekayaan yang ada pada masa sekarang. Hal tersebut ditujukan agar bisa memiliki
1 https://www.unfpa.org/press/demographics-and-socio-economic-development diakses pada 20
Mei2020 2 https://ilostat.ilo.org/topics/population-and-labour-force/ diakses pada 20 Mei2020 3 Elias ganivet. https://link.springer.com/article/10.1007/s10668-019-00446-w, 2019, diakses pada
20 Mei2020 4 https://economy.okezone.com/read/2013/11/05/320/892093/mengapa-buruh-di-indonesia-
dibayar-murah diakses pada 20 mei 2020
2
dan memperoleh pendapatan yang lebih besar di masa depan.5 Kegiatan
penanaman modal bukanlah hal yang baru dalam peradaban manusia, karena
sudah sejak zaman dahulu masyarakat sudah melakukan berbagai bentuk
investasi. Hanya saja pada zaman dahulu masyarakat melakukan investasi dalam
bentuk investasi yang dilakukan secara langsung seperti: investasi dalam
pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau investasi dalam pembuatan
perkebunan dan lain sebagainya.
Adanya investasi akan menimbulkan geliat perekonomian ditempat tersebut.
Perputaran dana dalam ekonomi akan menimbulkan dampak dan hubungan positif
terhadap pendapatan nasional serta sosial ekonomi masyarakat pun akan ikut
terangkat.
Dalam Islam, investasi merupakan kegiatan muamalah yang sangat
dianjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi produktif dan
juga mendatangkan manfaat bagi orang lain. Investasi yang berarti menunda
pemanfaatan harta yang kita miliki pada saat ini, atau berarti menyimpan,
mengelola dan mengembangkannya.
Badan koordinasi penanaman modal (BKPM) mempublikasikan realisasi
investasi triwulan I (periode Januari-Maret) tahun 2019 dengan total Rp. 195,1
triliun dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 87,2 triliun
dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 107,9 triliun dengan serapan
tenaga kerja sebanyak 235 401 orang. Capaian tersebut baru 24,6% dari target
investasi dengan nilai Rp 792 triliun.6 Sektor usaha transportasi, gudang,
telekomunikasi, listrik, gas dan air menyumbang 19%, sedangkan 8,2% dari
sektor konstruksi. Sektor perumahan, industri dan perkantoran menyumbang 16%.
Sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan menyumbang 15%. Dari
angka tersebut, Indonesia masih memiliki peluang dalam mengembangkan
investasi dan menjadi pasar potensial bagi para investor.
5 James Van Horne dan Jhon Wachowicz, Fundamentals of Financial Management, Pearson
Education, New Jersey, 2009, hal 148 6 https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/18391/investasi-triwulan-i-tahun-2019-naik-53-
mencapai-rp-1951-triliun/0/artikel_gpr diakses pada 20 Mei2020
3
Berdasarkan undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman
Modal, penanam modal dapat berasal dari luar negeri (asing) atau dari dalam
negeri. Penanam modal dari dalam negeri dapat berupa perseorangan WNI,
maupun badan usaha dalam negeri. Penanaman modal terbuka pada semua bidang
kecuali bidang yang tertutup. Berdasarkan penjelasan undang-undang tersebut,
investasi tidak hanya bagi perusahaan atau badan usaha, masyarakat dalam bentuk
perseorangan dapat berpartisipasi melakukan investasi. Keikutsertaan masyarakat
dalam melakukan investasi dapat dikatakan bahwa masyarakat tersebut ikut ambil
bagian untuk mengembangkan perekonomian Indonesia.7 Hal tersebut
dikarenakan investasi mempunyai peran penting dalam pembangunan ekonomi
suatu negara.
Pemerintah Indonesia menyadari bahwa dengan adanya 183 juta penduduk
pada usia produktif, serta frekuensi perdagangan saham tertinggi di asia tenggara,
Indonesia menjadi pasar potensial bagi masyarakatnya untuk berpartisipasi dalam
investasi perorangan. Indonesia baru mencatat satu juta investor saham
perorangan, angka ini masih dikatakan sangat rendah jika dilihat dari jumlah
penduduk usia produktif tersebut.8 Dibandingkan dengan negara lain, maka animo
masyarakat terbilang masih cukup rendah yaitu berjumlah 0,15% penduduk
Indonesia dibanding dengan Malaysia yang sudah 12,8% serta Singapura 30%
dari jumlah penduduknya.9 Menurut Lily Widjaja, Executive Director Asosiasi
Perusahaan Efek Indonesia (APEI), saat ini tingkat pengetahuan dan partisipasi
masyarakat Indonesia di pasar modal masih rendah.10 Memang, aktivitas investasi
merupakan hal yang relatif baru bagi masyarakat Indonesia.
Pemerintah melakukan berbagai upaya dalam mendorong partisipasi
masyarakat dalam melakukan investasi perorangan. Penerbitan instrumen ritel
savings bond ritel (SBR) seri SBR006 dengan masa tenor tiga tahun memberikan
7 https://www.setneg.go.id/baca/index/investasi_dan_indonesia_maju diakses pada 20 Mei2020 8 https://www.jitunews.com/read/113532/strategi-dorong-masyarakat-berinvestasi-saham-di-
pasar-modal diakses pada 20 Mei2020 9 https://www.cnbcindonesia.com/investment/20190328161300-23-63495/kurangnya-minat-mikro-
investasi-di-indonesia diakses pada 20 Mei2020 10 https://pontianak.tribunnews.com/2017/02/19/masih-banyak-masyarakat-tidak-mengerti-pasar-
modal diakses pada 20 Mei2020
4
peluang bagi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam investasi serta
mendukung perekonomian negara.11 Program edukasi investasi untuk masyarakat
khususnya untuk generasi muda juga marak dan giat dilakukan. Pengembangan
investasi berbasis syariah untuk umat Islam, pengembangan teknologi informasi
juga dikembangkan dan terus dilakukan. Penggunaan teknologi informasi dalam
bidang investasi terus dilakukan. Saat ini kita mengenal financial technology.
Perusahaan fintech membuka peluang masyarakat sebagai investor/funder dengan
imbalan hasil sekitar 14-20%. Industri fintech baru mampu mencatat transaksi
sebesar Rp 33 triliun.
Hal tersebut dilakukan agar masyarakat tidak lagi menganggap investasi
sebagai keinginan, namun lebih sebagai sebuah kebutuhan.12 Kelebihan investasi
yang mampu mengembalikan nilai pokok ditambah dengan manfaat ekonomi,
sosial, dan manfaat lainnya dalam jangka waktu tertentu, menjadi daya tarik
tersendiri yang dapat menjadikan investasi menjadi suatu kebutuhan.
Dijadikannya investasi sebagai suatu kebutuhan tidak serta merta
menjadikan investasi sebagai pilihan yang akan dimanfaatkan oleh semua orang.
Dikarenakan sifat investasi yang dapat digunakan pada masa mendatang, orang
akan memikirkan pemenuhan kebutuhan yang menjadi prioritas mereka terlebih
dahulu pada masa sekarang/saat ini. Memang, investasi biasanya dilakukan oleh
orang-orang dengan kebutuhan utama yang telah terpenuhi dan memiliki
kelebihan dana untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Adanya edukasi dan
sosisalisasi tentang investasi dapat menambah literasi dan wawasan bagi
masyarakat terkait investasi sebagai sebuah kebutuhan. Sama halnya dengan
kegiatan menabung, masyarakat dapat memaksakan untuk menyisihkan uangnya
dan digunakan untuk berinvestasi.
Penjelasan di atas merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
masyarakat dalam berinvestasi. Masih banyak faktor lainnya yang dapat
mempengaruhi masyarakat dalam melakukan investasi, diantaranya adalah faktor
11 https://bisnis.tempo.co/read/1191990/investasi-sbr006-kemenkeu-bentuk-partisipasi-dalam-
pembangunan/full&view=ok diakses pada 20 Mei2020 12 https://www.modalrakyat.id/blog/investasi-adalah-kebutuhan-ini-hal-yang-bisa-diraih-dengan-
investasi diakses pada 20 Mei2020
5
pendidikan. Menurut Miftakhul, tingkat pendidikan mempengaruhi masyarakat
dalam menabung di Bank syariah.13 Menurut Purnawanto, dua faktor yang
menentukan terbentuknya perilaku adalah faktor internal dan eksternal. Faktor
internal berkaitan dengan proses yang terjadi dalam sistem psikologis dan biologis
manusia. Faktor eksternal merupakan pengaruh dari lingkungan, sosial, budaya,
dan orang lain.14 Dalam berinvestasi, masyarakat juga dipengaruhi faktor internal
dan faktor eksternal. Menurut Antonietta Bonello (2019),15 faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan dalam investasi disesuaikan dengan kondisi yang ada.
Ia menyebutkan beberapa indikator yang mempengaruhi keputusan berinvestasi,
yaitu expectation and performance yang berisi financial return, expected
situation, dan investment performance. Disposition and trading behaviour yang
berisi overconfidence bias, investor type, dan funding resource. Serta financial
literacy yang berisi investment literacy, investment knowledge, companies
information, financial management, experience dan financial advice.
Dari faktor-faktor tersebut selanjutnya akan mendorong minat masyarakat
untuk melakukan investasi. Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi
yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk
memperoleh obyek khusus, aktivitas, pemahaman dan keterampilan untuk tujuan
perhatian atau pencapaian.16 Fakta dilapangan memperlihatkan bahwa minimnya
edukasi, dan penipuan investasi bodong mengurangi minat masyarakat untuk
berinvestasi.17 Untuk indikator yang mengukur minat individu digunakan
berdasarkan Lucas dan Brithh (2003) yang terdiri dari:18 Ketertarikan,
menunjukkan adanya pemusatan perhatian dan perasaan senang. Keinginan,
13 Muchamad Miftakhul. Pengaruh Pendidikan, Pekerjaan dan Pendapatan Terhadap Minat
Masyarakat Menabung di Bank Syariah (Studi Kasus Masyarakat Desa Kupen), Skripsi, Prodi
Perbankan Syariah, FEBI, IAIN Salatiga, 2017 14 Budi purnawanto. Manajemen SDM Berbasis Proses, Grasindo, Jakarta, 2015, hal 91 15 Antonietta Bonello, Understanding the Investor: A Maltese Study of Risk and Behavior in
Financial Investment Decision. Emerald, 2019 16 Thomas Tan, Teaching is an art: Maximize Your Teaching. Dee publisher. Yogyakarta. 2017,
hal 56 17 https://wartakota.tribunnews.com/2018/04/17/tingkat-dan-minat-investasi-indonesia-
memrihatinkan-karena-sangat-rendah diakses pada 20 Mei2020 18 Kristiurman Mendrofa, Pengaruh harga, citra merek dan Kualitas Produk terhadap Minat Beli
Domain.id. Universitas Mercu Buana, Jakarta, 2016, hal 3
6
adanya dorongan untuk memiliki. Serta Keyakinan, adanya rasa percaya diri
terhadap kualitas, daya guna dan keuntungan.
Pada penelitian ini, akan dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi minat
partisipasi masyarakat khususnya mahasiswa dalam investasi. Mahasiswa
ekonomi sebagai bagian dari masyarakat yang sedang menimba ilmu pendidikan
tinggi diharapkan menjadi contoh bagi masyarakat lainnya dalam berinvestasi.
Potensi dalam ilmu, pengetahuan serta literasi yang dimiliki, menjadi kelebihan
mahasiswa ikut andil dalam memulai investasi.19 Menurut Widjaja, mahasiswa
dapat menjadi potensi besar sebagai investor pasar modal baru. Semakin
banyaknya Universitas yang telah bergabung dalam membentuk galeri investasi,
dengan demikian banyak investor muda baru dari kalangan mahasiswa juga
semakin meningkat, salah satu contohnya telah dibukanya dan bekerja sama
dengan Bursa Efek Indonesia dengan 268 galeri investasi (GI).20 Baru sekitar 149
ribu mahasiswa indonesia,21 sekitar 9 ribu mahasiswa yang melakukan investasi di
kota Solo, sedangkan sedangkan di kota Manado baru sekitar 7 ribu mahasiswa, di
kota Semarang sebanyak 1500 orang, di kota Denpasar 2396 orang.
Melihat dari beberapa hal yang memperlambat jumlah investor saat ini,
keadaan ini erat hubungannya dengan perilaku manusia dengan objek yang
diarahkannya, karena untuk memahami investor (mahasiswa) dan bagaimana
mengembangkan strategi penambahan jumlah investor kedepannya kita harus
memahami apa yang mereka butuhkan (pribadi) faktor pribadi atau individu. Apa
yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa (sosial), dan apa yang mereka
rasakan (psikologis).
Penjelasan di atas menjadi inspirasi dalam penelitian ini untuk mengungkap
faktor yang mempengaruhi minat individu (investor mahasiswa) untuk
berinvestasi yang dirangkum dalam penelitian yang berjudul “Analisa Terhadap
Minat Mahasiswa Dalam Berinvestasi Studi Kasus : Pada Mahasiswa
19 https://republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/18/12/03/pj5cu1383-bei-ajak-mahasiswa-jadi-
investor-pasar-modal diakses pada 20 Mei2020 20 https://economy.okezone.com/read/2017/02/20/278/1623234/mahasiswa-jadi-calon-potensial-
investor-pasar-modal diakses pada 20 Mei2020 21 https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-4476445/milenial-minati-investasi-saham-
jumlahnya-capai-149000-orang diakses pada 20 Mei2020
7
Strata -1 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah”.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan penelitian yang akan dijawab adalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh antara variabel expectation and performance
terhadap variabel minat mahasiswa FEB UIN Jakarta sebagai calon
investor?
2. Apakah terdapat pengaruh antara variabel disposition and trading
behaviour terhadap variabel minat mahasiswa FEB UIN Jakarta sebagai
calon investor?
3. Apakah terdapat pengaruh antara variabel financial literacy terhadap
variabel minat mahasiswa FEB UIN Jakarta sebagai calon investor?
4. Bagaimana pengaruh antara variabel expectation and performance,
disposition and trading behaviour, serta financial literacy terhadap
variabel minat mahasiswa FEB UIN Jakarta sebagai calon investor?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisa faktor expectation and performance dalam minat
mahasiswa FEB UIN Jakarta sebagai calon investor
2. Untuk menganalisa faktor disposition and trading behaviour dalam minat
mahasiswa FEB UIN Jakarta sebagai calon investor
3. Untuk menganalisa faktor financial literacy dalam minat mahasiswa FEB
UIN Jakarta sebagai calon investor
D. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai implikasi ilmu pengetahuan
dalam bidang ekonomi dari perihal minat mahasiswa sebagai calon investor.
1. Manfaat akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi literasi, informasi dan referensi
bagi penelitian selanjutnya dalam bidang investasi khususnya dalam hal
minat mahasiswa FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam
8
berinvestasi serta faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam melakukan
investasi
2. Manfaat bagi peneliti
Penelitian ini merupakan sarana bagi peneliti dalam mengaplikasikan
ilmu manajemen dan ekonomi selama proses pembelajaran di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta khususnya dalam hal ketertarikan mahasiswa FEB
dalam melakukan investasi
3. Manfaat bagi mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi literasi, informasi dan referensi
bagi mahasiswa yang tertarik pada bidang investasi
.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
E. Teori Perilaku
1. Pengertian Perilaku
Perilaku manusia merupakan subyek yang mengagumkan untuk dipelajari
karena banyaknya ragam, kompleksitas yang tidak dapat dibayangkan serta
tanggung jawab yang besar dalam perubahan lingkungan. Untuk memahami
perilaku manusia, alangkah baiknya untuk dapat diketahui terlebih dahulu istilah
dari perilaku. Perilaku (behavior) dapat didefinisikan sebagai suatu respon atau
tindakan yang diamati secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan
perilaku secara langsung dilakukan dengan mempelajari tindakan seseorang pada
lingkungannya, sedangkan pengamatan perilaku secara tidak langsung dengan
mempelajarinya dalam proses pengambilan keputusan dan sikap dalam lingkup
bagaimana mereka menggambarkan diri mereka secara personal.
Definisi/arti kata 'perilaku' dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah n tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.22
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang mempunyai
bentangan yang sangat luas, mencakup : berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian
dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal activity) seperti berfikir,
persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Perilaku merupakan faktor
terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu,
kelompok, atau masyarakat.23
Menurut Mishra, istilah perilaku mengacu pada aktivitas/kegiatan individu-
baik kegiatan eksternal (terbuka) maupun kegiatan internal (tersembunyi).
Perilaku terbuka (overt behavior) merupakan aktivitas secara jasmaniah yang
secara subyek dapat diamati langsung menggunakan indera, seperti tertawa,
22 https://kbbi.web.id/perilaku. Diakses pada 20 Mei 2020 23 Hana Utami, Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia, Nuha Medika,
Yogyakarta, 2010, hal 53
10
berbicara dan berjalan. Perilaku tersembunyi (covert behavior) merupakan
aktivitas organ dalam yang diamati menggunakan instrumen pengukuran yang
sulit atau canggih.24 Kedua perilaku tersebut diawali oleh berbagai macam jenis
kekuatan stimulasi (energi fisik) yang digerakkan melalui organ tubuh. Sedangkan
hasil dari aktivitas tubuh tersebut disebut respon. Oleh karenanya, dalam
menjelaskan fenomena perilaku, umumnya akan dibahas keseluruhan dari
kegiatan stimulus-respon (S-R) secara asosiasi dan koneksi. Mempelajari perilaku
tidak hanya mempelajari aktivitas tubuh saja, melainkan juga mempelajari
aktivitas mental seseorang.
Menurut Leech, perilaku merupakan konsep yang kompleks dan dapat
diartikan berbeda-beda bagi setiap orang bergantung pada persepsi dan sudut
pandang. Perilaku merupakan segala sesuatu yang kita ucapkan atau lakukan yang
dapat mempengaruhi atau mempunyai dampak bagi orang lain. Meskipun individu
dapat berubah pandangan secara cepat, serta memiliki tujuan hidup yang berubah-
ubah, perilaku jangka panjang yang dipelajari akan sulit dirubah.25
Dapat disimpulkan bahwa perilaku merupakan suatu aktivitas fisik maupun
mental yang digerakkan oleh energi akibat dari stimulus yang diterima seseorang
yang dapat berdampak bagi diri sendiri maupun orang lain.
2. Klasifikasi Perilaku
Perilaku seseorang dapat diklasifikasikan secara umum menjadi dua kategori,
yakni kualitatif dan kuantitatif.26
a) Klasifikasi kualitatif. Pada klasifikasi ini, seseorang dipisahkan kemudian
diklasifikasikan ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kategori
tertentu. Misalnya, berdasarkan jenis kelamin, usia dan pendidikan
b) Klasifiaksi kuantitatif. Pada klasifikasi ini, perilaku diklasifikasikan
berdasarkan perbedaan sifat atau karakteristik yang terukur. Misalnya,
intelegensi, motivasi dan kepribadian
Asumsi perilaku manusia menurut James B. Weitzul27 :
24 Braj Kumar Mishra, Psychology:The Study of Human Behaviour, New Delhi, 2016, hal 73 25 Shella Riddal-Leech, Managing Children’s Behaviour, UK, Heinemann, 2003, hal 14 26 Ibid, Braj Kumar Mishra, hal 84 27 CT Tyagi dan Arun Kumar, Consumer Behaviour, Atlantic Publisher, New Delhi, 2010, hal 2
11
a) Behavior is neither good nor bad. Beberapa jenis perilaku dapat bersifat
tepat atau bahkan maladaptive tergantung dari sudut pandang maupun
penilaian moral
b) Behavior does not change much. Sikap dan pembelajaran yang dibentuk
dalam kehidupan seseorang akan menjadi perilaku jangka panjang orang
tersebut
c) Behavior can be categorized. seseorang dapat dikategorikan berdasarkan
perilaku yang ditunjukkannnya
Theodore Levitt menggolongkan perilaku sebagai berikut :28
a) Caused behavior. Merupakan perilaku yang disebabkan oleh kausalitas
atau sebab akibat dari suatu tindakan yang diterima oleh seseorang
b) Motivated behavior. Merupakan perilaku yang dilakukan seseorang akibat
adanya keinginan pribadi
c) Goal oriented behavior. Merupakan perilaku yang dilakukan seseorang
dalam mencapai tujuan tertentu yang hendak dicapai
Raymond Bergner menjelaskan bahwa perilaku merupakan usaha dari bagian-
bagian individu yang menyatakan suatu kejadian.29
Behavior B = I, W, K, K-H, P, A, PC, S
I = identity. Identitas seseorang yang memiliki perilaku tersebut
W = want. Keadaan tentang suatu peristiwa yang ditampilkan seseorang.
Termasuk dalam parameter motivasi
K = know. Perilaku merupakan yang dengan jelas dilakukan seseorang. Termasuk
dalam parameter kognitif
K-H = know-how. Perilaku memerlukan penggunaan secara luas kompetensi
umum pada saat sekarang dan disini. Termasuk dalam parameter
keterampilan/kompetensi
P = performance. Proses atau prosedur yang dilakukan dalam berperilaku
28 Sonia kaul shali. Understanding Human Behaviour and Creating Positive Environment.
Imperial Journal Of Interdisciplinary Research. Corpus id:148961932. 2017 29 Raymond M. Begner, “What is behavior? And so what?”, New Ideas in Psychology, 28, 1-9,
2010
12
A = achievement. Perilaku menghasilkan suatu outcome. Termasuk dalam
parameter outcome
PC = personal characteristic. Perilaku merupakan perwujudan dari karakteristik
pribadi yang diekspresikan. Termasuk dalam parameter perbedaan
individual
S = significance. Perilaku merupakan apa yang dilakukan secara konkrit
Terdapat dua dasar asumsi dalam menjelaskan perilaku manusia, yakni semua
perilaku berasal dari suatu sebab; serta terdapat banyak sebab dibalik perilaku
manusia.30 Persamaan kausal dari hubungan situasi dengan individu dalam
menjelaskan perilaku manusia tersebut dapat dijelaskan sebagai
Terdapat situasi-situasi tertentu dimana beberapa orang termotivasi untuk
berperilaku secara khusus dari orang lain. Hal tersebut merupakan proses internal
yang menyediakan energi untuk berperilaku dan mengarahkannya pada suatu
tujuan tertentu. Motivasi dan emosi secara psikologis dapat menjelaskan perilaku
manusia.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Dikarenakan perilaku dapat timbul dari adanya stimulus yang dirasakan
seseorang, maka perilaku tersebut dapat timbul dari dalam individu maupun
adanya dorongan dari luar individu tersebut. Dr. Robert Sapolsky menjelaskan
beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang.31
a) Situation (situasi). Situasi dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Situasi
normal atau situasi krisis akan menunjukkan perilaku yang berbeda
b) Environment (lingkungan). Lingkungan dengan situasi tertentu akan
mengubah perilaku
30 James Vadackumchery, John Kattakayam, Human Behaviour and Law Enforcement, New Delhi
Ashish publishing, 2010, hal13 31 Robert Sapolsky, https://zeitgeist-info.com/article/2011/01/factors-affecting-behaviour/ diakses
pada 20 Mei 2020
13
c) Habits (kebiasaan). Apa yang dilakukan berulang-ulang dapat menjadi
perilaku
d) History (riwayat). Keadaan yang pernah dialami atau tindakan yang
pernah dilakukan seseorang kemudian terulang kembali akan
menimbulkan perilaku yang sama
e) Perspective (pandangan). Sudut pandang seseorang terhadap dirinya akan
menimbulkan perilaku tertentu
f) Culture (budaya). Perilaku akan muncul dari ekspektasi secara umum
terhadap situasi dan lingkungan tertentu
g) Emotions (emosi). Perilaku seseorang dipengaruhi oleh emosi yang sedang
dirasakannya
h) Hormones (hormon). Hormonal yang berlebih pada saat tertentu dapat
menyebabkan seseorang berperilaku lain
i) Pre-natal (dalam kandungan). Perilaku manusia dapat pula dipengaruhi
dari perilaku ibu nya pada saat mengandung
j) Genetics (genetik). Gen menyebabkan perilaku khusus dari manusia
Gambar 2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
Sumber : Shella Riddal-Leech. Managing Children’s Behaviour. Hal.5
14
4. Model Perilaku
Banyak pola perilaku yang ditunjukkan manusia dalam beraktivitas sehari-
hari. Hal tersebut menjadi dasar bagi para pemikir dalam menganalisa model-
model perilaku manusia. Model perilaku manusia antara lain:32
a) Psychoanalytic Model. Merupakan pendekatan yang dilakukan oleh Freud
yang bergantung pada model konflik pada manusia. Menggunakan teknik
klinis dari asosiasi bebas dan psikoterapi, Freud menjelaskan bahwa
perilaku tidak selalu dapat dijelaskan secara sadar. Freud menjelaskan
bahwa perilaku individu bergantung pada faktor identitas, ego dan super
ego.33
b) Cognitive model. Model kognitif dapat memprediksi bagaimana multi
aspek atau variabel berinteraksi dan menghasilkan perilaku yang diamati
dalam tataran studi empiris. Dalam situasi nyata, pengaruh multi efek
menghasilkan perilaku. Model kognitif sangat membantu dalam
memahami hubungan anatar bagian proses kognitif yang mempengaruhi
perilaku yang diamati.
c) Humanistic model. Perspektif humanistik menekankan bahwa perilaku
ditekankan pada kualitas individu yang dihasilkan dari kesejahteraan dan
potensi kreativitas yang menguntungkan orang lain. Teori humanistik
menjelaskan perilaku didasarkan pada konsep diri (self-concept). Teori
humanistik berpendapat bahwa perilaku merupakan proses berjalan yang
dimotivasi oleh kebutuhan integrasi, diarahkan dengan sengaja, memilih,
berdasarkan urutan nilai-nilai serta berdasarkan kesadaran tinggi.34
d) Behaviouristic model.35 Teori behavioristik memandang perilaku dapat
secara objektif diobservasi dan digambarkan. Pengamatan ini dilakukan
dalam istilah stimulus dan respon (S-R). Pandangan perilaku dalam
32 William G Kennedy. Modeling Human Behavior In Agent-Based Models, Springer, New York,
2011, hal 168 33 Elizabeth Auchincloss. The Psychoanalytic Model Of The Mind, American Psychiatric
Publishing, Arlington, 2015, hal 6 34 Andrew Bland dan Eugene M Derobertis, Humanistic Perspective-Encyclopedia of Personality
and Individual Differences, New York, Springer, 2019, hal 25 35 Braj Kumar Mishra, Psychology:The Study of Human Behaviour, New Delhi, 2016, hal 33
15
behavioristik dikarakterisasi menjadi tiga dasar: pertama, behavioristik
menekankan pada kondisi yang merefleksikan dasar-dasar perilaku dan
pengkondisian merupakan metode dalam menganalisis perilaku. Kedua,
behavioristik menekankan bahwa perilaku itu dihasilkan dari dipelajari.
Ketiga, behavioristik memandang perilaku manusia tidak berbeda dengan
hewan.
5. Jenis Perilaku
Allport (1951) mengidentifikasi enam jenis nilai-nilai perilaku.36 a)
Theoretical (nilai teoritis)- menempatkan pentingnya menemukan kebenaran
melalui pendekatan kritis dan rasional. b) Economic (nilai ekonomis) –
menekankan pada nilai-nilai praktis dan kegunaan. c) Aesthetic (nilai estetika) –
pandangan perilaku sebagai suatu bentuk tertentu dan harmoni. d) Social (nilai
sosial) – perilaku akan bernilai apabila memberikan kasih sayang dan menghargai
kepada orang lain. e) Political (nilai politik) – nilai perilaku didasarkan atas
perolehan pengaruh dan kekuasaan. f) Religious (nilai religi) – perilaku dilakukan
berdasar kesatuan pemahaman dan pengalaman akan suatu kepercayaan.
6. Perilaku Stratejik
Perilaku strategis merupakan psikologi kognitif dan sosial yang digabungkan
dengan tataran praktis teori manajemen strategis. Enam karakteristik strategic
behaviour (perilaku strategis) :37
a) Strategic behaviour is reflective. Perilaku strategis merupakan suatu
tindakan refleksi dari apa yang diterima oleh seseorang, disebut juga oleh
Giddens (1984) sebagai rationalization of action/rasionalisasi aksi. Dalam
ekonomi, apabila penawaran harga dapat diterima, maka akan
direfleksikan dengan melakukan pembayaran.
b) Strategic behaviour is relational and take shape in interactions. Perilaku
strategis merupakan suatu bentuk hubungan/relasi dalam bentuk interaksi
tertentu. Jual beli merupakan bentuk hubungan antara pedagang dan
pembeli dengan interaksi tawar menawar dan transaksi.
36 E. F. ten Heuvelhof, Ernst Ten Heuvelhof, Strategic Behaviour in Network Industries: A
Multidisciplinary Approach, UK, 2009, hal10 37 Ibid, E. F. ten Heuvelhof, Ernst Ten Heuvelhof, hal 12
16
c) Strategic behaviour has a time dimension. Perilaku strategis memiliki
dimensi waktu. Dimensi waktu pada saat pembeli mendatangi pedagang,
kemudian dimensi waktu saat pembeli melakukan penawaran, kemudian
dimensi waktu saat pembeli melakukan pembayaran, serta dimensi waktu
saat pembeli pergi membawa barang.
d) Strategic behaviour is aimed at narrow self-interest. Perilaku strategis
merupakan gambaran dari keinginan pribadi. Pembeli mendatangi
pedagang dikarenakan adanya keinginan pribadi untuk membeli.
e) Strategic behaviour is ambiguous. Perilaku strategis dapat bersifat samar-
samar, apakah tindakan dilakukan untuk kepentingan pribadi atau umum.
Pembeli yang mendatangi pedagang belum tentu membeli dagangan, bisa
saja hanya melihat-lihat dahulu.
f) Strategic behaviour is intentional. Perilaku strategis merupakan suatu
bentuk tindakan yang disengaja. Pembeli sengaja mendatangi pedagang
apabila ada barang yang hendak dibelinya.
7. Perilaku Konsumen
Siapapun kita, darimanapun kita, kita semua adalah konsumen. Tujuan-tujuan
dalam pemenuhan kebutuhan dasar, dalam menjaga kesehatan, kenyamanan,
mendapatkan pendidikan yang lebih baik, semuanya memerlukan barang dan jasa
yang harus dikonsumsi. Perilaku konsumsi tidak dapat dipisahkan dan sudah
terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari, baik kita memiliki banyak uang ataupun
sedikit untuk dibelanjakan.
Perilaku konsumen menurut Louden dan Bitta (1993) merupakan proses
keputusan dan aktivitas fisik dari individu pada saat mengevaluasi, memperoleh,
menggunakan atau membuang barang dan jasa.38
Perilaku konsumen tidak hanya membicarakan tentang proses seseorang
membeli suatu barang. Perilaku konsumen melibatkan barang, jasa, aktivitas,
pengalaman, orang-orang serta ide-ide. Menurut Hoyer, dkk., perilaku konsumen
merefleksikan totalitas keputusan konsumen dengan mengacu kepada perolehan,
38 CT Tyagi dan Arun Kumar, Consumer Behaviour, New Delhi, Atlantic Publisher, 2010, hal 3
17
konsumsi, dan disposisi barang, jasa, aktivitas, pengalaman, orang-orang, serta
ide-ide oleh manusia melalui pengambilan keputusan pada suatu waktu.39
Shimp dan Andrews menjelaskan bahwa perilaku konsumen mempelajari
individu, kelompok serta organisasi dalam hal proses memilih, menjaga,
menggunakan dan disposisi dari produk, servis, pengalaman, kepuasan serta
dampaknya bagi mereka.40
Aktivitas mental, emosional, dan fisik yang digunakan manusia pada waktu
memilih, membeli, menggunakan dan mendisposisikan barang dan jasa dalam
rangka memenuhi keinginan dan kepuasan merupakan perilaku dari konsumen.41
Perilaku konsumen merupakan perilaku dinamis yang dilakukan oleh seorang
atau masyarakat dalam tindakan langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi
dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului
dan menyusuli tindakan ini.42
Perilaku konsumen yang dilakukan terdiri dari tiga bagian besar, yakni
pengambilan keputusan (consumer decision making), determinasi individu
(individual determinants) serta lingkungan eksternal (external environmental
variables).43
Sebagai konsumen, pembelian produk atau jasa yang akan digunakan akan
melalui suatu pertimbangan pengambilan keputusan. Decision process dari
konsumen diawali dari pengenalan kebutuhan (problem recognition), yakni sejauh
mana produk atau jasa diperlukan dalam memenuhi kebutuhan konsumen.
Berikutnya adalah pencarian informasi dari produk atau jasa yang dibutuhkan,
membandingkan semua aspeknya serta mengevaluasi produk atau jasa yang mana
dan darimana yang akan digunakan konsumen (information search and
evaluation). Setelah menetapkan mengevaluasi produk atau jasa yang mana dan
39 Wayne Hoyer, Deborah Macinnis, Rik Pieters, Consumer Behavior, New Jersey, Cengage
Learning, 2016, hal 5 40 Shimp, Terence dan J. Craig, Andrews, Advertising, Promotion, and Other Aspects of Integrated
Marketing Communications. New Jersey, Cengage Learning, 2013, hal 74 41 Jane Priest, Stephen Carter, David Statt, Consumer Behaviour, Edinburgh business school,
2013, hal 15 42 Nugroho Setiadi, Perilaku Konsumen, Kencana Prenada Media, Jakarta, 2015, hal 2 43 Ujang sumarwan. Model Keputusan Konsumen, Modul 1, Universitas Terbuka, Jakarta, 2014
hal 1.4
18
darimana yang akan digunakan, konsumen akan melakukan proses pembelian
(buying/purchasing decission). Terakhir dari perilaku konsumen adalah perilaku
pasca pembelian (postpurchasing behavior), yaitu perilaku yang ditampilkan
konsumen setelah membeli dan memanfaatkan suatu produk atau jasa.
Gambar 2.2. Proses keputusan dalam perilaku konsumen
Sumber: Tyagi dan Kumar. Consumer Behaviour. Hal.3
Determinasi individu dalam perilaku konsumen merupakan pertimbangan dari
diri pribadi konsumen. Pola konsumtif seseorang akan ditentukan dari usia,
pekerjaan, penghasilan, gaya hidup, personalitas, motivasi, kepercayaan dan
sikap. Sedangkan variabel lingkungan eksternal merupakan pertimbangan dari
luar pribadi konsumen dalam berperilaku. Hal tersebut ditentukan oleh budaya
yang ada, letak geografis, demografis, kelas sosial, kelompok referensi, keluarga,
serta peran individu dalam kelompok.
19
Gambar 2.3. Refleksi perilaku konsumen menurut strategi marketing
Sumber : Hoyer, dkk., Consumer behavior. 2016, hal.5
F. Teori Kebutuhan
Manusia dalam kehidupannya memerlukan suatu kebutuhan yang harus
dipenuhinya. Apabila kebutuhan dasar/pokok sudah terpenuhi, kebutuhan lain
pasti akan mengikuti.
Teori Piramida kebutuhan menurut Abraham H. Maslow (1943). 44Menurut
Maslow, pada setiap diri manusia memiliki lima kebutuhan yaitu: kebutuhan
secara fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan akan
penghargaan, serta kebutuhan akan aktualisasi diri. Piramida kebutuhan Maslow
menjelaskan urutan dan rangkaian kebutuhan dari seseorang. Berdasarkan
piramida, semakin ke atas, seseorang memiliki kriteria kebutuhan yang semakin
sedikit jumlah atau kuantitasnya.
Teori kebutuhan David McClelland (1961). David McClelland menyebutkan
terdapat tiga kebutuhan manusia. McClelland theory of needs memfokuskan
kepada tiga hal, yaitu: Kebutuhan untuk sukses (need for achievement/nAch);
kemampuan dalam pencapaian kinerja investasi yang baik sesuai tujuan finansial
yang hendak dicapai. Kebutuhan akan kekuasaan/otoritas (need for power/nPow);
kebutuhan investor dalam menjalankan investasi secara penuh tanpa campur
tangan pihak lain. Kebutuhan untuk berafiliasi (need for affiliation/nAff);
keinginan untuk berafiliasi dengan investasi advisor dan perusahaan investasi.45
G. Minat
1. Pengertian Minat
Minat merupakan salah satu sifat yang dimiliki oleh setiap manusia.
Kehidupan manusia yang dipenuhi oleh kebutuhan-kebutuhan setiap harinya
menimbulkan keinginan tertentu dalam diri tiap-tiap orang.
44 Abraham Maslow. A theory of Human Needs, General Press, New Delhi, 2019, hal 13 45 Roya karami dan maimunah ismail. Achievement Motivation in the leadership role of extension
agents, Cambridge Scholar Publishing, Newcastle, 2012, hal 32
20
Definisi/arti kata 'minat' di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah n
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan.
RJ Stiggins (1997), minat merupakan aspek afektif dalam diri seseorang yang
dapat dididentifikasi dari kesadaran emosi, disposisi dan kehendak yang
mempengaruhi dan tindakan seseorang.46 Menurut Lilawati, minat merupakan
suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang
terhadap suatu kegiatan sehingga mengarahkannya dengan kemauan sendiri
ditandai dengan kesenangan, dan kesadaran.47
Menurut Djaali (2008), minat adalah rasa lebih suka dan tertarik pada suatu
hal atau aktivitas dengan rasa sadar yang muncul dari dalam diri. Menurut
Ahmadi (2009), minat adalah sikap jiwa seseorang dalam ketiga fungsi jiwa
(kognisi, konasi dan emosi) yang tertuju pada suatu hal dengan melibatkan
perasaan yang kuat.48
Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui
pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh obyek khusus,
aktivitas, pemahaman dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian.49
Menurut Elizabeth Hurlock, minat merupakan sumber motivasi seseorang
yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu yang mereka inginkan yang
ditandai dengan derajat kepuasan. Derajat kepuasan yang tinggi maka minat pun
bertambah dan akan melakukannya kembali.50
Menurut Jean-Ovide Decroly, minat merupakan pernyataan suatu kebetulan
yang tidak terpenuhi. Kebutuhan tersebut timbul dari dorongan hendak memberi
46 Elizabeth Hammerman, Formative Assessment Strategies for Enhanced Learning in Science K-
8. Corwin press, California, 2009, hal 59 47 Herlinyanto. Membaca Pemahaman dengan Strategi KWL Pemahaman dan Minat Baca. Dee
publisher, Yogyakarta, 2019, hal 23 48 Aji Darusman, Pengaruh Media Online Terhadap Minat Belajar Siswa, Literatus Vol.1 No. 1
2019, Jakarta, Unindra 49 Thomas Tan, Teaching is an art: Maximize Your Teaching. Dee publisher. Yogyakarta. 2017,
hal 56 50 Elizabeth B Hurlock, Developmental Psychology: A Life-span Approach, McGraw Hill, New
York, 2004, hal 114
21
kepuasan kepada suatu insting. Minat itu tidak hanya berasal dari satu sumber
saja, melainkan anak-anak dapat mendapatkan minat dari sumber lainnya.51
2. Faktor Dalam Minat
Berdasarkan Suzane Hidi and Ana Renninger (2006), terdapat tiga faktor
yang berkontribusi terhadap pengembangan minat (interest), yakni knowledge
(pengetahuan), positive emotion (emosi positif), dan personal value (nilai-nilai
pribadi). Pada saat seseorang belajar tentang topik yang lebih banyak, mereka
akan lebih banyak memiliki keterampilan dan pengetahuan. Adanya peningkatan
dalam pengetahuan dapat memberikan efek positif karena individu merasakan
lebih terampil dan kompeten dalam melaksanakan tugasnya. Lebih lanjut, semakin
individu meluangkan waktunya dengan aktivitas yang diminatinya, mereka akan
lebih menemukan pemahaman secara personal dan relevan. Tujuan individual
juga dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan minat dengan cara
menuntun mereka lebih berusaha dalam mempelajari, membangun kompetensi
dan mengeksplor permasalahan lebih mendalam.52
Crow dan Crow (1993) menyatakan bahwa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi minat terdiri dari internal factors (faktor internal) dan external
factors (faktor eksternal). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi emosional,
persepsi, kognisi, motivasi, bakat, dan membangun pengetahuan dalam
menimbulkan minat menjadi faktor internal. Faktor kognisi berasal dari
pengetahuan dan informasi mengenai sesuatu yang menjadi minat, sedangkan
faktor emosional muncul dari adanya partisipasi atau pengalaman seseorang
terhadap suatu minat yang menggunakan pertimbangan emosional. Faktor luar
berasal dari pengaruh-pengaruh lingkungan sosial. Ketiga elemen tersebut akan
tercantum dalam bentuk kemampuan (ability) dan keinginan (desire) dalam
menjalankan aktivitas yang menjadi minat.53
51 Ralf Koerrenz, Annika Blichmann, Sebastian Engelmann. Alternative Schooling and New
Education: European Concepts and Theories. MacMilan, Switzerland, 2018, hal 54 52 Judith M. Harackiewicz, dan Chris S. Hulleman, The Importance of Interest: The Role of
Achievement Goals and Task Values in Promoting the Development of Interest. Social and
Personality Psychology Compass 4/1 (2010): 42–52 53 Sukendar, Bambang Endroyo, Sudarman. Interest Students to be Productive Teachers Reviewed
from Learning Achievement of Building Practices, Learning Achievement of Learning Practices
22
3. Fase Pengembangan Minat
Empat fase dari pengembangan minat (The Four Phases of Interest
Development) yaitu : 1) triggered situational interest (minat yang muncul dari
situasi); 2) maintained situational interest (minat yang muncul dari situasi yang
sudah ada); 3) emerging individual interest (minat yang timbul secara individu);
serta 4) well-developed individual interest (minat pribadi yang dibangun dengan
baik). Fase pertama adalah minat yang muncul dari situasi (triggered situational
interest). Individu pada fase ini menjadi tertarik pada suatu bahasan dan
meluangkan perhatian pada bahasan tersebut walaupun hanya dalam waktu
singkat. Minat ini dapat menimbulkan perasaan positif maupun negatif seseorang
dalam keadaan sadar atau tidak yang nantinya akan mempengaruhi tingkatan dari
minat awal yang dirasakannya. Fase kedua adalah minat yang muncul dari situasi
yang sudah ada (maintained situational interest). Pada fase ini, seseorang
menggunakan ulang konten yang sudah menjadi perhatian sebelumnya. Adanya
dukungan dari orang lain, minat dikembangkan melalui penemuan sendiri dengan
menghubungkannya menggunakannya dengan keterampilan pribadi, pengetahuan,
dan pengalaman. Fase ini berkaitan dengan perasaaan positif, membangun
pengetahuan, dan memunculkan pengahargaan terhadap nilai-nilai dari suatu topik
atau tugas. Fase ketiga adalah minat yang timbul secara individu (emerging
personal interest), dimana individu mulai merasakan perasaan memiliki secara
personal. Individu menjadi penasaran terhadap suatu subyek, menanyakan
pertanyaan-pertanyaan, mencari jawaban dalam rangka pemenuhan keingintahuan
secara pribadi terkait minat yang muncul. Fase keempat adalah minat pribadi
yang dibangun dengan baik (well-developed individual interest). Pada fase ini,
seseorang memikirkan kembali konten yang menjadi minatnya dengan bebas dan
mempertimbangkannya dalam jangka waktu yang cukup lama. Seseorang
mungkin akan mengalami tantangan dan frustasi dalam mempertimbangkan minat
and Learning Motivation. Journal of Vocational Career Education. JVCE 3 (1) (2018) : 10 – 16.
P11
23
tersebut. Pengetahuan, pengalaman serta umpan balik akan banyak digali dalam
menentukan keputusan terhadap minat tersebut.54
4. Model Minat
Model-model minat yang diungkapkan oleh Krapp, Hidi dan Renninger
(1992) terdiri dari: minat pribadi (individual interest), yakni kecenderungan
pembagian minat pada beberapa domain. Konsep ini merepresentasikan perbedaan
individu dalam hal menemukan minat. Kedua, aktualisasi minat (actualized
interest), yakni melakukan tindakan terhadap minat yang telah ditemukan. Ketiga
adalah minat situasi (situational interest), yang menyatakan timbulnya minat yang
disebabkan oleh aspek eksternal dari kegiatan dan obyek. Minat situasi
disebabkan adanya kompleksitas, hal baru, ketidakpastian dan konflik yang
melekat pada emosi pribadi.55
5. Fungsi Minat
Dua fungsi dari minat, yakni minat sebagai sumber motivasi dan minat
sebagai fasilitator beragam pengalaman. Minat sebagai sumber motivasi karena
dengan adanya minat dapat berfungsi sebagai pendukung motivasi dalam
menyelesaikan pekerjaan yang membosankan. Dengan mengerjakan tugas lain
yang diminati, seseorang dapat kembali lagi mengerjakan tugas yang belum
terselesaikan. Minat sebagai fasilitator beragam pengalaman karena dengan
adanya minat yang timbul dapat memotivasi orang-orang dalam mengembangkan
pengalaman dari kejadian/peristiwa yang dihadapinya.
H. Investasi
1. Pengertian investasi
Investasi merupakan komitmen yang terjadi antara uang atau sumber daya
lain dengan harapan mencapai keuntungan di masa datang (future benefits).56
54 Steve Black, Enhance Your Reference Skills by Knowing the Four Phases of Interest
Development. The Proceedings of the ACRL 2017 Conference, March 22–25, 2017, Baltimore,
Maryland, 2017, hal 201 55 Paul J Silvia, Exploring The Psychology of Interest, Oxford University Press, 2006, hal 184 56 Zvi Bodie, Alex Kane, Alan Marcus, Essentials of Investment, McGraw Hill, New York, 2013,
hal 6
24
Pengertian investasi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah
penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan
memperoleh keuntungan.
Investasi didefinisikan sebagai komitmen dari sumber-sumber finansial yang
ada dalam rangka mendapatkan penerimaan yang lebih tinggi pada masa
mendatang. Waktu dan masa depan menjadi dua elemen penting dalam
investasi.57
Menurut James C. Van Horn, investasi memiliki pengertian sebagai sebuah
kegiatan yang dilakukan dengan memanfaatkan kekayaan yang ada pada masa
sekarang. Hal tersebut ditujukan agar bisa memiliki dan memperoleh pendapatan
yang lebih besar di masa depan.58
Berdasarkan pengertian Gitman, Smart dan Joehnk, investasi
adalah sebuah sarana atau alat untuk menempatkan sejumlah dana
dengan tujuan dana tersebut akan menghasilkan suatu pendapatan
yang positif.59
Menurut Eduardus Tandelilin, investasi adalah sebuah komitmen dari
sejumlah uang atau dana atau yang berasal dari sumber daya yang lainnya yang
sedang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk mendapat dan memperoleh
keuntungan di masa yang akan datang.60
Menurut Henry Simamora, Investasi adalah aktiva yang digunakan pada
sebuah perusahaan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan kekayaan lewat
distribusi hasil investasi. Contohnya royalti, bunga, deviden, pendapatan sewa dan
berbagai hal lainnya.61
Dalam Standar Akuntansi Keuangan per 1 Oktober 2004 pengertian investasi
menurut PSAK adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk
pertumbuhan kekayaan (acceration of wealth) melalui distribusi hasil investasi
57 Cma.org.sa/en/Awareness/Publications/booklets/Booklet_1.pdf 58 James Van Horne dan Jhon Wachowicz, Fundamentals of financial Management, Pearson
Education, New Jersey, 2009, hal 148 59 Lawrence Gitman, Scott Smart dan Michael Joehnk, Fundamentals of Investing. Arizona State
University, Pearson Education, New Jersey, 2017, hal 73 60 Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi, Kanisius, Yogyakarta, 2010,
hal 5 61 Siti Munawaroh dan Sugiono, Hukum Investasi, Jakad Publishing, Surabaya, 2019, hal 40
25
(seperti bunga, royalti, dividen dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi,
atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang
diperoleh melalui hubungan perdagangan.62
Dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan penggunaan sesuatu yang
mempunyai nilai tertentu dengan tujuan untuk memperoleh pertambahan nilai
positif dikemudian hari yang dapat menambah manfaat bagi penggunanya.
2. ........................................................................................................................... T
ujuan investasi
Setelah anda melakukan investasi, anda harus menetapkan tujuan finansial
(financial goal) yang hendak dicapai. Anda harus mempertimbangkan penawaran
yang diberikan oleh investasi anda. Hal pertama adalah growth (pertumbuhan),
yakni peningkatan nilai investasi (disebut juga capital appreciation). Kapital
merupakan banyaknya uang yang anda investasikan pada awal mulanya. Kedua
adalah income (pendapatan), yakni jumlah deviden atau bunga yang dibayarkan
kepada investor. Pembayaran tersebut menggambarkan jumlah pendapatan dari
investasi yang anda lakukan. Terakhir adalah stability (stabilitas), disebut juga
capital preservation atau protection principal. Investasi yang mengacu pada
stabilitas akan mempertahankan dan fokus pada penigkatan atau setidaknya tidak
kehilangan nilai investasi.63
Menurut Fahmi dan Hadi (2009:6) tujuan dilakukannya investasi adalah:64
a) ............................................................................................................................ T
erciptanya keberlanjutan dalam investasi
b) ............................................................................................................................ M
endapatkan profit maksimal
c) ............................................................................................................................ M
enciptakan kesejahteraan bagi investor
62 Akhmad Riduwan, Penerapan PSAK No 15 Untuk Investasi Pada Perusahaan Asosiasi. STIESIA
Surabaya, 2016, hal 165 63 Robert Bruce Associates, Northampon, Guide to Setting Investment Goals.
www.robertbrucefp.com diakses pada 20 Mei 2020 64 Ajeng Gama Rosyida. Perbandingan Tingkat Pengembalian (Return), Risiko Dan Koefisien
Variasi Pada Saham Syariah Dan Saham Non Syariah Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode
2011-2013. JESTT Vol.2 No.4 April 2015
26
d) ............................................................................................................................ T
urut andil dalam pembangunan bangsa
Tujuan penyelenggaraan penanaman modal berdasarkan Undang-undang
Nomor 25 Tahun 2007 Tentang penanaman modal antara lain:65
a) ............................................................................................................................ M
eningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional
b) ............................................................................................................................ M
enciptakan lapangan kerja
c) ............................................................................................................................ M
eningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan
d) ............................................................................................................................ M
eningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional
e) ............................................................................................................................ M
eningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional
f) ............................................................................................................................ M
endorong pengembangan ekonomi kerakyatan
g) ............................................................................................................................ M
engolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan
menggunakan dana dari dalam maupun luar negeri
h) ............................................................................................................................ M
eningkatkan kesejahteraan masyarakat
Tujuan investasi menurut Joko Salim yang pertama adalah untuk berjaga-jaga
terhadap ketidakpastian resiko terutama dalam hal keuangan dalam kehidupan
sehari-hari. Tujuan kedua adalah untuk mendapatkan keuntungan, baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Tujuan ketiga adalah untuk mengalahkan inflasi
dikarenakan nilai barang akan semakin naik sedangkan nilai nominal uang tetap.
Tujuan keempat adalah untuk memiliki kehidupan yang lebih layak untuk
mewujudkan kemajuan dalam hidupnya. Tujuan kelima adalah untuk
65 Undang-undang No 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
27
mempersiapkan hari tua ketika sudah tidak dapat lagi mengharapkan
penghasilan.66
3. Jenis investasi
Jenis-jenis investasi menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009) dibedakan
menjadi:67
a) ............................................................................................................................ I
nvestasi lancar adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan untuk
dimiliki selama setahun atau kurang
b) ............................................................................................................................ I
nvestasi jangka panjang adalah investasi selain investasi lancar
c) ............................................................................................................................ I
nvestasi properti adalah investasi pada tanah atau bangunan yang tidak
digunakan oleh perusahaan yang berinvestasi
d) ............................................................................................................................ I
nvestasi dagang adalah investasi yang ditunjuk untuk mempermudah atau
mempertahankan bisnis
Diadaptasi dari KERN (1974), investasi dapat dibagi berdasar perbedaan
investasi secara fisik:68
a) Foundational investment
b) Current investment
i. Replacement investment
ii. Major repair or general overhaul investment
c) Supplementary investment
i. Expansion investment
ii. Change investment
iii. Certainty investment
66 Joko Salim. 10 Investasi Paling Gampang Dan Paling Aman, Visi Media, Jakarta, 2010, hal 6 67 Mudjiyono, Investasi dalam saham dan obligasi dan meminimalisasi risiko sekuritas pada pasar
modal Indonesia. Jurnal STIE Semarang Vol.4 No.2 edisi Juni 2012 ISSN: 2552-7826 68 Uwe Gotze, Deryl Northcott, Peter Schuster. Investment Appraisal: Methods And Models,
Springer, Berlin, 2016, hal 4
28
Foundational investment merupakan investasi yang terhubung dengan start-
up atau pada perusahaan baru atau cabang baru perusahaan. Current investment
merupakan investasi yang diperoleh dari adanya pergantian peralatan dengan
karakter yang berbeda. Supplementary investment mengacu pada peningkatan
kapasitas potensial perusahaan, modifikasi, serta diversifikasi.
4. Jenis Aset Dalam Investasi
Dalam investasi, akan melibatkan aset yang digunakan. Aset merupakan
sesuatu yang dapat diinvestasikan secara obyektif untuk memperoleh selisih
finansial (financial gain). Jenis aset yang digunakan dalam investasi yakni:69
a) Growth assets, merupakan aset yang digunakan untuk mencari aset
kembali (return-seeking assets) yang bertujuan untuk pertumbuhan modal.
Tipe aset ini merupakan aset potensial dalam return investasi yang tinggi
dalam jangka waktu, tetapi juga memiliki resiko yang tinggi pula. Jenis ini
terdiri dari ekuitas (disebut juga shares/saham). Perusahaan yang ingin
menambah keuangan dalam pengembangan bisnis dapat mengeluarkan
saham perusahaan yang diperdagangakan pada bursa efek. Properti,
properti dapat menjadi invetasi langsung maupun tidak langsung. Properti
menjadi investasi yang mengalami pertumbuhan investasi yang pasti tapi
dapat mengalami penurunan karena situasi dan kondisi. Berikutnya adalah
aset alternatif yang terdiri dari komoditas (comodities), ekuitas swasta
(private equity) serta dana terbatas (hedge funds).
b) Defensive assets. Aset yang dibeli dengan tujuan menghasilkan
pendapatan dan atau peningkatan nilai dari waktu ke waktu. Kemungkinan
bahwa investasi Anda mungkin jatuh nilainya atau menghasilkan kurang
dari yang diharapkan. dan kurang stabil dibandingkan investasi
pertumbuhan. Yang pertama adalah cash (uang tunai), Uang tunai dapat
berupa uang yang disimpan di bank dan juga surat berharga pasar uang
lainnya, yang menghasilkan bunga lembur. Sementara pengembalian uang
biasanya sangat stabil, pengembalian jangka panjang hanya sedikit lebih
69 https://www.oldmutual.co.za/docs/default-source/corporate/communications/omc-sf-choice-
investment-guide.pdf diakses pada 20 Mei 2020
29
tinggi dari inflasi setelah biaya. Kedua adalah obligasi, Obligasi adalah
pinjaman yang diambil oleh perusahaan atau pemerintah dalam jumlah
waktu tertentu sebagai imbalan untuk suatu obligasi tingkat bunga serta
pengembalian modal asli. Pembeli obligasi adalah organisasi peminjaman
uang. Berbagai jenis obligasi memiliki tingkat risiko yang berbeda.
Umumnya mereka dianggap berisiko lebih rendah dari saham atau properti
dengan pengembalian yang diharapkan lebih rendah terkait jika dimiliki
sampai jatuh tempo.
Baker dan Chinloy70 membagi jenis aset yang dapat dimanfaatkan
dalam investasi. Pertama adalah economic infrastructure assets, yaitu aset
investasi dengan rasio tinggi dan berskala besar yang dipengaruhi oleh
variabel harga. Umumnya bergerak pada bidang transportasi, utilitas dan
komunikasi seperti jalan tol, bandara, jaringan komunikasi. Kedua adalah
social infrastructure assets, yaitu aset investasi berupa suatu fasilitas
seperti rumah sakit, asuransi, koperasi.
5. Asas Investasi
Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 Pasal 3 ayat (1), asas-
asas investasi diselenggarakan berdasar:71
a) ............................................................................................................................ A
sas kepastian hukum. Adalah asas dalam negara hukum yang meletakkan
hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar dalam
setiap kebijakan dan tindakan dalam kegiatan penanaman modal
b) ............................................................................................................................ A
sas keterbukaan. Adalah asas yang terbuka atas hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang
kegiatan penanaman modal
c) ............................................................................................................................ A
sas akuntabilitas. Adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan
hasil akhir penyelenggaraan penanaman modal harus di
70 Kent Baker dan Peter Chinloy. Private Real Estate Markets And Investment, Oxford University
Press, Oxford, 2014, hal 12 71 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman modal
30
pertanggungjawabkan kepada masyarakat sebagai pemegang kedaulatan
tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
d) ............................................................................................................................ A
sas perlakuan yang sama. Adalah asas perlakuan pelayanan non
diskriminasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, baik
antara penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing
e) ............................................................................................................................ A
sas kebersamaan. Adalah asas yang mendorong peran seluruh penanam
modal secara bersama-sama dalam kegiatan usahanya untuk mewujudkan
kesejahteraan rakyat
f) ............................................................................................................................ A
sas efisiensi berkeadilan. Adalah asas yang mendasari pelaksanaan
penanaman modal dengan mengedepankan efisiensi berkeadilan dalam
usaha mewujudkan iklim usaha yang adil, kondusif dan berdaya saing
g) ............................................................................................................................ A
sas berkelanjutan. Adalah asas yang secara terencana mengupayakan
berjalannya proses pembangunan melalui penanaman modal untuk
menjamin kesejahteraan dan kemajuan dalam segala aspek kehidupan,
baik untuk masa kini maupun masa mendatang
h) ............................................................................................................................ A
sas berwawasan lingkungan. Adalah asas penanaman modal yang
dilakukan dengan tetap memperhatikan dan mengutamakan perlindungan
dan pemeliharaan lingkungan hidup
i) ............................................................................................................................ A
sas kemandirian. Adalah asas penanaman modal yang dilakukan dengan
tetap mengedapankan potensi bangsa dan negara dengan tidak menutup
diri pada masuknya modal asing demi terwujudnya pertumbuhan ekonomi
j) ............................................................................................................................ A
sas keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Adalah asas
yang berupaya menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi wilayah dalam
kesatuan ekonomi nasional
31
6. Prinsip Investasi
Prinsip-prinsip dalam investasi :72
a) Succesful wealth creators know the difference between saver and investor.
Dalam mencapai kesejahteraan, anda memerlukan lebih dari sekedar
penabung yang baik. Dengan investasi, anda dituntut lebih dapat
melakukan kontrol keuangan daripada anda menabung. Dalam investasi,
anda akan mendapatkan return, apabila pengembalian ini anda invetasikan
kembali, anda akan mendapatkan pengembalian lagi, begitu seterusnya.
Prinsip ini dikenal dengan sebutan compound interest.
b) Risk and return, you can’t have one without the other. Resiko merupakan
peluang anda kehilangan uang secara permanen dan tidak mencapai tujuan
finansial yang diharapkan. Return dari investasi pun bukan tanpa adanya
resiko yang harus ditanggung. Return investasi yang rendah dari apa yang
diharapkan juga merupakan resiko yang harus dapat diambil investor.
c) Trying to avoid risk may be the riskiest strategy of all. Resiko dan return
dari trading dengan cara menghindari resiko dapat mengakibatkan
kekayaan anda tidak akan berkembang.
d) Growth assets generally provide a higher return over defensive assets, but
you must expect higher volatility as well. Anda harus mempertimbangkan
jenis aset yang dapat memberikan return yang tinggi, contohnya adalah
growth asset.
e) The right asset allocation usually depends on whats required to achieve
your objectives, and how comfortable you are with the volatility that
comes with it. Kondisi yang anda alami sekarang akan menentukan tujuan
apa yang harus anda capai serta kenyamanan apa yang anda inginkan.
f) Investment returns go through a cycle but its very difficult to pick the cycle
consistently, its best not to chase short term performance. Dalam
berinvestasi, anda harus mempertimbangkan pencapaian karena investasi
bergerak berputar.
72 https://aspirationswealth.com.au/wp-content/uploads/2017/08/Principles-of-Investment1.pdf
diakses pada 20 Mei 2020
32
Gambar 2.4. Prinsip-prinsip investasi
g) Volatility will always exist but it can be managed. Fluktuasi investasi akan
terus terjadi, anda harus dapat mengelolanya dengan baik.
h) Don’t let your emotions drive your investment decisions. Pengetahuan dan
pengalaman dapat membantu anda, tetapi waspadalah terhadap aspek
emosi pada saat berinvestasi.
i) Selecting the right invetment starts with a thorough research process.
Teliti dan amati agar dapat mendapatkan produk investasi yang tepat.
Pada investasi internasional, McLachlan tidak setuju dengan desain preseden
otoritatif International Investment Law (IIL). Dia berpendapat bahwa integrasi
sistematis 'Prinsip umum hukum internasional' dengan hukum kebiasaan
internasional melalui proses penafsiran perjanjian yang terstruktur menentukan
penerapan hukum internasional untuk arbitrase investor-ke-negara. Ia berpendapat
bahwa hubungan antara ketentuan perjanjian dan hukum internasional adalah
simbiosis di mana antarmuka yang beragam dari ketentuan perjanjian yang
menegaskan kembali perlindungan hukum internasional kebiasaan investasi asing
menghasilkan perkembangan yang progresif dari hukum investasi internasional.
Dia mendukung pembentukan segitiga IIL (hukum internasional, hukum domestik
negara tuan rumah dan ketentuan perjanjian substantif). Penekanannya adalah
33
pada 'proses terstruktur dari interpretasi perjanjian' yang menentukan kapan dan
bagaimana acuan pada hukum internasional umum akan dibuat.73
Enam prinsip utama investasi :74
a) Mengevaluasi profil resiko. Melakukan investasi biasanya diiringi dengan
resiko yang harus anda tanggung. Pikirkan terlebih dahulu tingkat resiko
dari jenis investasi yang anda ambil. Tingkat resiko tidak secara otomatis
berpengaruh pada tingkat return investasi. Pertimbangkan kenyamanan
serta toleransi tingkat resiko dari investasi yang akan anda ambil
b) Diversifikasi investasi. Diversifikasi investasi tidak hanya pada beberapa
jenis investasi yang kita ambil tetapi juga pertimbangan pada tingkat
resiko yang berbeda. Keragaman investasi yang kita ambil diharapkan
memberikan keuntungan berlipat, tetapi juga dapat menutupi kekurangan
dari investasi lain yang kita ambil
c) Jangka waktu investasi. Pemilihan jangka waktu disesuaikan dengan arah
investasi yang ingin kita capai. Fluktuasi serta ketidakpastian merupakan
pertimbangan berikutnya dalam melakukan investasi
d) Investasi berkala. Apabila anda sudah menikmati berinvestasi, lakukan
secara berkala dan teratur untuk mengurangi resiko yang tidak
menguntungkan
e) Waktu memulai investasi. Mulailah berinvestasi semenjak anda telah
memiliki kelebihan dana. Setelah anda memperoleh keuntungan,
investasikan kembali keuntungan tersebut agar keuntungan berikutnya
berlipat ganda
f) Evaluasi investasi. Dalam berinvestasi, berikan penilaian terhadap
keuangan anda, seberapa jauh investasi berjalan dengan baik
Sumber daya yang perlu diperhatikan dalam melakukan investasi antara lain:75
73 Ahmad Ali Ghouri, Investment Treaty Arbitration and The Development of International
Investment Law as ‘Collective Value System’: A Synopsis of a New Synthesis, Journal of World
Investment and Trade, Vol. 10 No. 6 pp.921-935, December 2009, hal 928 74 Enam prinsip investasi. https://www.portalreksadana.com/node/613. diakses pada 20 mei 2020 75 Stephen Slade. Goal-based Decision Making: An Interpersonal Model. Psychology press, New
York, 2009, hal 84
34
a) Time (waktu). Ketersediaan waktu yang akan digunakan dalam
berinvetasi, mulai dari waktu untuk merencanakan investasi,
melaksanakan investasi sampai tahapan sinkronisasi kegiatan invetasi
b) Money (uang/dana). Nilai materiil uang yang dapat digunakan dalam
berinvestasi serta berapa banyak uang yang nantinya dapat diperoleh
c) Senses and physical abilities (rasa dan kemampuan fisik). Pemanfaatan
panca indera serta kemampuan fisik dalam menjalankan kegiatan investasi
d) Skills (keterampilan). Perencanaan sampai pelaksanaan investasi
memerlukan keterampilan yang sesuai agar sesuai tujuan
e) Credentials and consent (surat kepercayaan dan persetujuan). Perusahaan
atau agen investasi tentunya membutuhkan lisensi dari pihak-pihak terkait
dalam melaksanakan usahanya dimana lisensi ini juga dapat menambah
kepercayaan dari investor
f) Place and proximity (tempat dan jarak). Tempat yang jelas dari perusahaan
atau agen investasi serta jarak yang terjangkau menjadi pertimbangan bagi
calon investor
g) Space and volume (ruang dan volume). Dalam berinvestasi, ruang dan
volume apa yang diinvetasikan menentukan jumlah yang akan
diinvestasikan investor
h) Relationship (hubungan). Jalinan hubungan yang terbina antara agen dan
investor menjadi sumber daya penting dari suksesnya investasi
i) Health (kesehatan). Kesehatan merupakan sumber daya yang utama dari
agen maupun investor. Tanpa kesehatan, akan sulit terjadinya investasi
j) Functional objects (fungsi obyek). Tidak berfungsinya obyek yang
digunakan untuk melakukan investasi dapat menghambat berjalannya
investasi
k) Knowledge and facts (pengetahuan dan fakta). Pengetahuan yang dimiliki
investor serta fakta-fakta yang diketahuinya, serta pengetahuan dan fakta
yang dimiliki agen dapat membantu terlaksananya investasi
l) Power (kekuasaan/kekuatan). Posisi/ranking dari perusahaan investasi
serta kekuasaan investor merupakan daya tarik
35
7. Produk investasi
Menurut Senduk (2004), produk-produk investasi yang tersedia di pasaran
antara lain:76
a) Tabungan bank. Menyimpan uang dalam bentuk tabungan dengan
rekening di bank akan memperoleh suku bunga yang sudah ditentukan
besarnya. Kita bebas menabung dan mengambil dana kapanpun
b) Deposito. Selain tabungan, bank juga menyediakan deposito untuk
penyimpanan uang yang biasanya memiliki suku bunga lebih tinggi tetapi
juga memiliki jangka waktu tertentu dalam pengambilannya
c) Saham. Saham merupakan kepemilikan sebagian dari suatu perusahaan.
Apabila perusahaan mengalami keuntungan, maka kita akan mendapatkan
sebagian keuntungan tersebut. Saham dapat diperjualbelikan kepada orang
lainnya
d) Properti. Investasi dalam bentuk jual beli atau sewa tanah atau bangunan
e) Barang koleksi. Investasi dalam bentuk penjualan barang-barang tertentu
kepada orang lain
f) Emas. Investasi dalam bentuk jual beli logam mulia emas
g) Mata uang asing. Investasi yang berasal dari naik turunnya nilai tukar uang
asing dengan lokal
h) Obligasi. Merupakan investasi surat hutang yang diterbitkan perusahaan
atau pemerintah dengan tingkat suku bunga tertentu
Menurut Manurung dan Rizky,77 produk-produk investasi yang dapat
dipertimbangkan:
a) Pasar uang. Investasi pasar uang adalah investasi pada pergerakan nilai
tukar mata uang, berdurasi jangka pendek
b) Sertifikat Bank Indonesia. SBI adalah surat berharga atas unjuk rupiah
yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai instrumen kebijakan
moneter untuk menjaga stabilitas nilai rupiah
76 Melida Frensiska, Pengembalian Investasi Pada PT Paula Jaya Samarinda, Fakultas Ekonomi,
Universitas 17 Agustus 1945, Samarinda, 2015, hal 2 77 Adler Manurung dan Lutfi Rizky. Successful Financial Planner, Grasindo, Jakarta, 2009, hal
122
36
c) Comercial papers dan promissory notes. Merupakan surat utang
berjangka waktu 270 hari dimana dana harus dibayarkan pada saat
jatuh tempo
d) Repurchase agreements/REPOs. Merupakan perjanjian jual beli
instrumen investasi antara dua pihak
e) Obilgasi. Adalah surat utang yang dikeluarkan sebuah badan hukum
f) Obligasi konversi. Obligasi dengan tingkat pengembalian lebih tinggi
g) Reksa dana. Adalah kumpulan dana dari masyarakat yang
diinvestasikan ke dalam produk investasi oleh pengelola investasi
h) Real estate investment trust/REITs. Adalah sebuah perusahaan atau
bisnis kepercayaan yang tujuan utamanya untuk memiliki atau
membiayai real estate
i) Discretionary fund. Bentuk dana yang dikelola oleh manajer secara
bebas sesuai perjanjian
j) Saham bursa. Merupakan perdagangan saham pada bursa efek
k) Rights. Penawaran saham kepada publik yang ditujukan kepada
pemegang saham dengan preemptive rights
l) Waran. Salah satu instrumen investasi pada bursa dengan hak beli pada
harga dan waktu tertentu dengan harga di bawah pasar
m) Transaksi berjangka. Transaksi pada bursa dengan tenggat waktu
n) Margin trading. Produk investasi yang dapat dibeli investor yang
nilainya beberapa kali lebih besar dari dana yang disetor
o) Efek beragun aset. Investasi yang diperdagangkan berupa aset yang
kemudian aset tersebut dijaminkan
8. Obyek Investasi
Investasi dapat berjalan apabila terdapat dimensi obyek, tempat, pelaku, dan
waktu. Dalam melakukan investasi, obyek investasi ditentukan dari bentuk
lembaga penyelenggara investasi. Bentuk perusahaan investasi:78
78 Frank Fabozzi, Institusional Investment Management: Equity And Bond Portfolio Strategies And
Applications, Jhon Wiley & Sons, New York, 2009, hal 725
37
a) Open-end mutual funds; adalah portofolio beragam dari uang investor
yang dikumpulkan yang dapat mengeluarkan jumlah saham yang tidak
terbatas. Sponsor dana menjual saham secara langsung kepada investor
dan menebusnya juga. Saham-saham ini diberi harga setiap hari,
berdasarkan nilai aset bersih saat ini (nett asset value/NAV). Beberapa
reksa dana, dana lindung nilai, dan dana yang diperdagangkan di bursa
(exchange-traded funds/ETF) adalah jenis dana terbuka.
b) Closed-end funds; adalah portofolio aset yang dikumpulkan yang
meningkatkan jumlah modal tetap melalui penawaran umum perdana
(initial public offering/IPO) dan kemudian mendaftar saham untuk
diperdagangkan di bursa saham. Seperti halnya reksadana, dana tertutup
memiliki manajer profesional yang mengawasi portofolio dan secara aktif
membeli dan menjual aset yang dimiliki. Mirip dengan dana yang
diperdagangkan di bursa, ia diperdagangkan seperti ekuitas, karena
harganya berfluktuasi sepanjang hari perdagangan.
c) Unit trusts. Unit trust hampir mirip dengan closed-end funds dalam hal
sertifikat yang di dagangkan. Unit trust biasanya memperdagangkan
bonds. Perbedaannya dengan open-end mutual funds dan closed-end funds
adalah pada saham khusus yang didagangkan. Pertama, tidak ada
perdagangan aktif dalam portofolio dan hanya pada saat tertentu investor
(trustee) dapat menjual sahamnya. Kedua, unit trust memiliki jangka
waktu penghilangan (termination date). Ketiga, investor unit trust
mengetahui bahwa mereka memiliki saham dengan ikatan khusus dan
tidak perlu khawatir untuk merubahnya. Unit trust biasanya digunakan di
eropa.
9. Iklim investasi
Investasi yang kita lakukan tentunya akan berjalan dengan dipengaruhi oleh
situasi dan kondisi lingkungan yang sedang terjadi. World Bank (2005)
mendefinisikan iklim investasi sebagai faktor yang mendorong perusahaan untuk
berinvestasi secara produktif, menciptakan lapangan kerja dan perkembangan
usaha. INDEF (2006) menjelaskan bahwa iklim investasi adalah kebijakan,
38
kelembagaan dan lingkungan yang sedang berlangsung maupun yang akan terjadi
yang dapat mempengaruhi risk dan return dari investasi.79 Sejumlah faktor yang
dapat meningkatkan iklim investasi adalah peningkatan transparansi kebijakan
agar regulasi dipahami investor dengan mudah, memangkas birokrasi perizinan
pada semua tingkat, serta menjaga insentif investasi.
Investasi yang akan dilakukan investor dapat menjadi suatu proses yang
kompleks dan memerlukan waktu. Berbagai pertimbangan dan pemikiran akan
dikeluarkan oleh seorang investor. Sebelum investor memutuskan untuk
berinvestasi, terdapat beberapa proses keputusan untuk berinvestasi.80
a) Penentuan tujuan investasi. Investor memiliki tujuan sesuai karakter dan
kebutuhan masing-masing
b) Penentuan kebijakan investasi. Jenis investasi apa yang akan diambil oleh
investor
c) Pemilihan strategi portofolio. Jenis portofolio apa yang akan diambil oleh
investor
d) Pemilihan aset. Sumber daya apa yang akan digunakan untuk berinvestasi
dan aset apa yang akan diperoleh dari investasi
e) Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio. Sejauhmana investasi yang
dilakukan efektif menghasilkan hasil yang diharapkan
10. Kinerja investasi
Dalam melakukan investasi, kita harus dengan jelas mengevaluasi kinerja
(performance) investasi yang sedang dijalankan. Perjanjian investasi
seharusnya berisi tentang penjelasan kebijakan investasi dalam hal standar
evaluasi kinerja. Menurut Haight, dkk.,81 terdapat beberapa alat dalam
pengukuran investment performance. Penggunaan indeks sebagai alat evaluasi
investasi didasarkan pada fakta bahwa kebanyakan indeks dibangun
menggunakan metode price-weighted atau value-weighted. Price-weighted
79 Parjiono, dkk., Kebijakan Multilateral Dan Pembangunan Ekonomi Indonesia, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2018, hal 126 80 Muniya Alteza. Diktat manajemen Investasi, Jurusan Manajemen, Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ekonomi UNY, Yogyakarta, 2010 hal 5 81 Timothy Haight, Stephen Morel dan glenn Ross. How To Select Investment Managers And
Evaluate Performance, Jhon Wiley & Sons, New York, 2007, hal 41
39
index didasarkan pada indeks harga saham yang berlaku sedangkan value-
weighted index didasarkan pada pengaruh relatif pada setiap sekuritas dalam
indeks yang berkembang di pasar. Indeks yang biasa digunakan dalam acuan
penilaian adalah equity index, fixed income index, quantity relative index dan
customer price index. Alat berikutnya adalah universes as tools, yaitu penilaian
secara menyeluruh atau secara bersama-sama. Penilaian investasi diusahakan
atas penilaian dari beberapa praktisi dan profesional. Penilaian investasi juga
didasarkan pada keadaan perubahan indeks yang terjadi di beberapa pasar.
Penilaian kinerja investasi dapat dilakukan melalui perspektif investor dan
pengelola investasi.82 Bagi investor, pertimbangan program investasi belum
lengkap tanpa adanya penilaian umum dari kinerja investasi yang relatif
berkaitan dengan tujuan investasi. Dalam persepektif investor, penilaian kinerja
investasi memberikan masukan penting serta kontrol dalam hal permasalahan
manajemen investasi. Dari penilaian yang dilakukan, investor dapat
merumuskan strategi efektif dan lebih fokus pada investasinya. Dari perspektif
pengelola investasi, penilaian kinerja dilakukan dalam rangka tercapainya
kepuasan terhadap investor mereka. Penilaian kinerja investasi membantu
pengelola mencapai tujuan dengan kontrol dan analisis yang efektif.
Lawton dan Jankowski menjelaskan tiga komponen evaluasi penilaian:
a) Performance measurement. Pengukuran kinerja merupakan prosedur
relatif dari perhitungan investasi. Kinerja diukur melalui perhitungan
returns yang didapatkan dari investasi
b) Benchmarks. Merupakan standar atau referensi dalam mengukur atau
menilai kinerja investasi. Kriteria standar penilaian kinerja investasi:
unambiguous (identitas dan jumlah standar penilaian harus jelas),
investable (dilaksanakan oleh manajemen aktif), measurable (standar
return dapat dihitung berdasar basis frekuensi rasional), appropriate
(konsisten dengan gaya manajer investasi), reflective of current investment
opinion (manajer memiliki pengetahuan investasi disesuaikan dengan
82 Philip Lawton dan Todd Jankowski. Investment Performance Measurement: Evaluating And
Presenting Results, Jhon Wiley & Sons, New Jersey, 2009, hal 12
40
standar yang digunakan), specified in advance (membuat standar spesifik),
dan owned (memiliki informasi akuntabilitas dari proses dan prosedur
investasi).
c) Performance attribution. Atribut kinerja dalam perbandingannya
mengidentifikasi dan menjumlah return investasi.
I. Resiko
1. Pengertian Resiko
Tanpa dipengaruhi langsung oleh situasi dan kondisi lingkungan yang sedang
terjadi, investasi yang kita lakukan sudah mengandung resiko dan konsekuensi di
dalamnya. Resiko dapat diartikan sebagai situasi yang melibatkan paparan
terhadap suatu bahaya. Resiko melibatkan ketidakpastian terhadap pengaruh atau
implikasi dari kegiatan mengacu pada nilai-nilai manusia. Menurut Lasher (2017)
: “risk for an investor is the chance (probability) that the return on an investment
will turn out to be less than he or she expected when the investment was made”.83
Moose84 merangkumkan pengertian tentang istilah resiko yang biasanya
digunakan, yaitu i) kesempatan akan kerugian (chance of loss), ii) kemungkinan
akan kerugian (possibility of loss), iii) dispersi dari hasil aktual terhadap hasil
yang diharapkan, iv) kemungkinan akan hasil yang berbeda dari yang diharapkan.
Menurut Tandelilin, resiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya
perbedaan antara return aktual dengan return harapan.85 Dalam bahasan finansial,
resiko diartikan sebagai keadaan jumlah pendapatan (return) investasi berbeda
dari jumlah yang diharapkan.
2. Jenis resiko
Jenis-jenis resiko yang dapat timbul dari investasi:86
a) Liquidity risk. Resiko dalam bentuk penundaan dari menerima pendapatan
invetasi pada saat anda membutuhkannya. Resiko ini dapat muncul pada
83 William R Lasher, Practical Financial Management, Cengage Learning, Boston, 2017, hal 396 84 Imad Moosa. Operational Risk Management, Palgrave Macmilan, Hampshire, 2007, hal 10 85 Eduardus Tandelilin. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi, Kanisius, Yogyakarta, 2010,
h 101 86 https://aspirationswealth.com.au/wp-content/uploads/2017/08/Principles-of-Investment1.pdf
diakses pada 20 Mei 2020
41
jenis investasi dengan investor yang sedikit, dapat pula muncul pada
investasi dengan jenis aset yang susah diubah ke dalam bentuk uang tunai.
b) Legislative risk. Resiko investasi yang muncul akibat adanya perubahan
hukum yang berlaku.
c) Longevity risk. Resiko dari adanya kurangnya akumulasi dalam
pengambilan pendapatan dan anda menyimpannya lebih lama.
d) Inflation risk. Resiko investasi yang diakibatkan oleh laju inflasi.
e) Interest rate risk. Resiko investasi dari pergerakan suku bunga.
Sumber: Moose, Operational Risk Management, hal 10
Gambar 2.5. Value at risk dari kemungkinan distribusi keuntungan dan
kerugian
Menurut penjelasan Steve Allen,87 resiko yang biasanya terjadi dalam bidang
finansial berasal dari operasional yang dilakukan manajemen:
a) Operation risks merupakan resiko yang terjadi akibat defisiensi sistem
informasi atau kontrol internal seperti kecurangan, data yang tidak benar
moral personil dan bencana alam
b) Legal risk merupakan resiko akibat dari syarat dan ketentuan kontrak
melawan atau menyalahi aturan hukum, baik dalam dokumentasi maupun
prosedur.
87 Steve Allen, Financial Risk Management: A Practioners Guide To Managing Market And Credit
Risk, Jhon Wiley & Sons, New Jersey, 2013, hal 30
42
c) Reputational risk adalah resiko dari pelaksanaan ketentuan kontrak terlalu
mahal dalam arti membahayakan reputasi firma sebagai firma yang
dinginkan konsumen
d) Funding liquidity risk adalah resiko dalam hal firma harus membayar lebih
tinggi dari pasaran
e) Enterprise risk merupakan resiko dari kerugian akibat iklim bisnis seperti
keinginan konsumen, aksi kompetitor serta inovasi teknologi
Berdasarkan hasil penelitian dari 70 bankir di seluruh dunia, mereka membagi
resiko berdasar tingkat keseriusan dan pentingnya bagi perbankan.88 a) Market
risks. Resiko yang muncul akibat dari adanya perubahan dalam harga pasar. b)
Interest rate risk. Resiko pasar yang timbul akibat perubahan suku bunga. c)
Foreign exchange risk. Resiko pasar yang timbul akibat perubahan laju
pertukaran. d) Transaction risk. Jenis resiko foreign exchange berdasar nilai mata
uang atau putaran uang kontraktual. e) Translation risk. Jenis resiko foreign
exchange berdasar nilai mata uang mengacu pada consiladeted financial
statement. f) Commodity price risk. Resiko yang muncul akibat perubahan harga
komoditas. g) Asset-liability management risk. Jenis resiko pasar akibat
perubahan harga aset dan liabilitas. h) Operational risk. Resiko dari kehilangan
akibat gagalnya proses, manusia, sistem atau aktivitas luar. i) Settlement risk.
Resiko operasional yang muncul akibat gagalnya rekanan melakukan transaksi
yang telah disetujui. j) Herstatt risk. Resiko akibat rekanan bangkrut. k)
Behavioral compliance risk. Resiko komplain akibat gagalnya pengelolaan
internal. l) Human resources risk. Resiko operasional diakibatkan dari gagalnya
personil kunci atau moral staf. m) Information technology risk. Resiko operasional
akibat dari kegagalan sistem IT. n) Fiduciary risk. Resiko operasional akibat
perbedaan implementasi produk dari yang dipresentasikan kepada nasabah. o)
Reputational risk. Resiko dari adanya penurunan reputasi firma atau individunya.
p) Purchasing power risk. Resiko yang timbul dari pengaruh inflasi terhadap nilai
asli rate of return.
88 Ibid. Moosa, hal 13
43
Gambar 2.6. Piramida resiko investasi
Dasar piramida: Fondasi piramida mewakili bagian terkuat, yang mendukung
semua yang ada di atasnya. Area ini harus terdiri dari investasi yang berisiko
rendah dan memiliki pengembalian yang dapat diperkirakan. Ini adalah area
terbesar dan terdiri dari sebagian besar aset Anda. Bagian Tengah: Area ini harus
terdiri dari investasi berisiko menengah yang menawarkan pengembalian yang
stabil sambil tetap memungkinkan apresiasi modal. Meskipun lebih berisiko
daripada aset yang menciptakan basis, investasi ini harus tetap relatif aman.
Bagian atas: Dicadangkan khusus untuk investasi berisiko tinggi, ini adalah area
terkecil dari piramida (portofolio) dan harus terdiri dari uang yang dapat Anda
hilangkan tanpa dampak serius. Selain itu, uang di puncak harus cukup sekali
pakai sehingga Anda tidak harus menjual sebelum waktunya dalam kasus di mana
ada kerugian modal.89
J. Return
1. Pengertian Return
Dalam investasi, selain adanya resiko yang harus ditanggung investor,
terdapat apa yang disebut dengan istilah return, yakni imbalan keuntungan yang
diperoleh investor.
89 https://www.investopedia.com/articles/basics/03/050203.asp diakses pada 20 Mei 2020
44
Menurut Tandelilin,90 return merupakan imbalan atas keberanian investor
menanggung resiko atas berinvestasi yang dilakukannya yang terdiri dari yield
(aliran kas secara periodik) dan capital gain (keuntungan/kerugian bagi investor).
Moeljadi mendefinisikan return adalah keuntungan yang diperoleh oleh
perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukan.
Menurut RJ Shook, return merupakan laba investasi baik melalui bunga ataupun
dividen.91
Gambar 2.7. Hubungan risk and return
2. Jenis Return
Menurut Hartono, terdapat dua jenis return, yakni realized return dan
expected return. Realized return merupakan imbalan yang telah terjadi sesuai
dengan perhitungan pengelola terhadap besar imbalan yang dapat diterima
investor. Expected return merupakan imbalan yang diharapkan oleh investor.92
Barnes dan Biktimirov, mengklasifikasikan jenis return menjadi:93
a) Nominal return. Merupakan jenis return dimana aliran dana yang diterima
berupa uang tunai
b) Internal rate of return. Merupakan rata-rata return dengan present value
dari aliran dana investasi sebanding dengan biaya yang dikeluarkan
90 Eduardus Tandelilin. Portofolio dan investasi: Teori dan Aplikasi, Kanisius, Yogyakarta, 2010,
hal 105 91 Moeljadi. Great cash management great profit, PT elex media komputindo, Jakarta, 2015, hal
97 92 Jogiyanto Hartono. Teori Portofolio Dan Analisis Investasi. BPFE, Yogyakarta, 2014 hal 195 93 Thomas Barnes dan Ernest Biktimirov. Definition of Return, Journal Of Accounting And
Finance Research 11 (4), fall 2003, 24-37
45
c) Market model. Return saham ditentukan hanya oleh level pasar portofolio
serta faktor acak (khas bagi tiap perusahaan)
d) Value relative. Merepresentasikan akumulasi kekayaan dalam satu periode
untuk setiap uang yang diinvestasikan
e) Excess return. Kompensasi yang diharapkan investor dalam investasi yang
berisiko
f) Real return. Menunjukkan peningkatan bersih setelah adanya penyesuaian
nominal return yang dipengaruhi inflasi
K. Investor
1. Pengertian Investor
Investor/in·ves·tor/ /invéstor/ n penanam uang atau modal; orang yang
menanamkan uangnya dalam usaha dengan tujuan mendapatkan keuntungan.
Investor adalah orang perorangan atau lembaga baik domestik atau non
domestik yang melakukan suatu investasi (bentuk penanaman modal sesuai
dengan jenis investasi yang dipilihnya) baik dalam jangka pendek atau jangka
panjang. Terkadang istilah investor ini juga digunakan untuk menyebutkan
seseorang yang melakukan pembelian properti, mata uang, komoditi, derivatif,
saham perusahaan, ataupun aset lainnya dengan suatu tujuan untuk memperoleh
keuntungan dan bukan merupakan profesinya serta hanya untuk jangka pendek
saja.94
Investor adalah dana yang diinvestasikan dalam instrumen investasi jangka
panjang dan sebagai industri besar dan kecil, properti (real estate) atau investasi
bursa efek dan dimiliki untuk jangka waktu pendek atau panjang. Investee adalah
orang atau perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan yang telah diberi
uang oleh investor untuk membuat keuntungan.95 Menurut Jhon Burr Williams
94 https://id.wikipedia.org/wiki/Investor diakses pada 20 Mei 2020 95 http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-investor-dan-investee/ diakses pada 20 Mei
2020
46
(1938) :96 “…we shall define an investor as abuyer interested in dividends, or
coupon and principal, and a speculator as a buyer interested in the resale price.”
2. Jenis Investor
Jenis-jenis Investor97
a) Investor Aktif
Investor aktif merupakan seseorang yang terus memantau kinerja investasi
mereka dalam kegiatan investasi yang dilakukan. Meskipun ia seorang
investor aktif, dalam pengawasannya seringkali membutuhkan bantuan
seorang ahli yang bertindak sebagai manajer portofolio investasinya.
Contohnya adalah investor harus selalu mengawasi pergerakan saham
setiap saat dan dengan cermat membaca data dan situasi pada saat
membeli, melepaskan atau mempertahankan.
b) Investor Pasif
Investor pasif tidak terlibat secara langsung dan tidak membutuhkan usaha
besar dalam menjalankan investasi mereka. Secara umum, instrumen yang
dipilih adalah instrumen jangka panjang yang dapat menghasilkan
keuntungan lebih tinggi dengan meminimalkan biaya pembelian dan
penjualan. Investor pasif tidak memiliki target return dalam waktu dekat
dan berisiko.
c) Investor Strategis
Investor strategis merupakan perusahaan besar yang ingin berinvestasi
karena mereka melihat teknologi startup sejalan dengan arah jangka
panjang perusahaan. Misalnya, bank yang menganalisis cakrawala untuk
perusahaan teknologi tinggi dianggap sebagai investor strategis karena
bersedia mendukung perusahaan-perusahaan ini untuk nilai strategis yang
mungkin mereka tawarkan suatu hari nanti.
96 Pascal Costantini. Cash return on capital invested: ten years of investment analysis with the
CROCI economic profit model, Elsevier, Oxford, 2011, hal 10 97 https://financialmentor.com/investment-advice/investment-strategy-alternative/types-of-
investors/18150 diakses pada 20 Mei 2020
47
d) Investor Keuangan
Selain itu, investor keuangan merupakan investor paling umum dalam
ekosistem startup dan teknologi. Berinvestasi dalam startup dapat
menghasilkan pertumbuhan tinggi yang berpotensi menghasilkan
pengembalian sepuluh kali lebih tinggi bahkan 100 kali. Biasanya melalui
akuisisi dan dalam kasus yang jarang terjadi melalui IPO. Pengusaha yang
juga ingin bekerja secara eksternal harus bekerja dengan investor
keuangan yang dapat membantu Anda mempercepat aktivitas likuiditas.
Jenis investor berdasarkan preferensinya terhadap resiko terbagi menjadi
tiga jenis, yaitu:98
a) Risk averse. Investor jenis ini pada umumnya memilih jenis investasi yang
mempunyai resiko yang rendah walaupun tingkat keuntungan yang
didapatkan juga relatif kecil
b) Risk medium. Investor tipe ini cenderung melihat resiko investasi secara
proporsional. Mereka akan memilih jenis investasi yang memiliki tingkat
resiko yang sedang dan berharap mendapatkan keuntungan yang tidak
terlalu tinggi atau pun tidak terlalu rendah
c) Risk taker. Ini adalah jenis investor yang berani mengambil resiko.
Investor jenis ini sama sekali tidak takut kehilangan seluruh uangnya.
Mereka akan mengambil investasi yang mempunyai keuntungan cukup
tinggi tanpa mempedulikan resiko yang melekat pada instrumen investasi
tersebut.
McLachlan & Gardner (2004) menyimpulkan bahwa investor yang memiliki
tanggung jawab sosial (socially responsible) memiliki peran penting dalam hal
return finansial dari investasi sama seperti investor konvensional.99 Thomas
Bailard, David Biehl dan Ronald Kaiser (BB&K), menjelaskan “The Five-Way
Model”, yakni lima macam perilaku investor.100
98 Nicole Brunhart, Individual Financial Planning for Retirement, Physica-Verlag, Jerman, 2008
hal 196 99 Enrico Rubaltelli, et.al., Moral Investing: Psychological Motivations and Implications,
Judgement and Decision Making, Vol. 10 No.1 January 2015, hal 65 100 Prasanna Chandra, Behavioural Finance, McGraw Hill, New Delhi, 2020, hal 29
48
1) Adventurers (Petualang). Investor yang tergolong pada poin ini umumnya tidak
memperdulikan risiko, bahkan cenderung untuk menyukai risiko (Risk Takers).
Mereka cenderung untuk tidak memperdulikan nasihat para financial advisors
karena berbeda pandangan tentang risiko. 2) Celebrities (selebritas). Perilaku
Kelompok ini selalu ingin tampil, menonjol, dan menjadi pusat perhatian. Mereka
seringkali tidak terlalu peduli pada perhitungan untung-rugi investasi, asalkan
keputusan mereka untuk membeli atau menjual surat berharga dilihat dan
didengar oleh orang banyak dan mereka tergolong dalam kecenderungan Risk
Takers. 3) Individualists (individualis). Perilaku ini terdiri dari orang-orang yang
cenderung untuk bekerja sendiri dan tidak peduli pada keputusan investasi orang
lain (jadi merupakan kebalikan dari perilaku yang cenderung untuk mengikuti
arus). Mereka cenderung menghindari risiko yang tinggi dan tidak keberatan
untuk menghadapi risiko yang moderat. 4) Guardians (penjaga). Pola perilaku
investor yang beranggotakan investor “matang”, mereka lebih berpengalaman
serta berpengetahuan relatif luas. Cenderung mereka sangat berhati-hati dalam
mengambil keputusan investasi. Ketika mereka didampingi oleh financial advisor,
maka pendampingnya itu akan dijadikan teman berdiskusi. 5) Terakhir adalah
perilaku kelompok yang tidak dapat secara tegas dimasukkan ke salah satu dari
empat kelompok di muka. The Five-Way Model menyebut mereka sebagai
kelompok Straight Arrows, yaitu mereka yang tergabung dalam kelompok ini
kadang-kadang bersifat sangat Risk Averse, dan terkadang sebaliknya. Suatu
ketika mereka mengambil keputusan atas dasar kepercayaan pada kemampuan diri
sendiri seperti halnya kelompok individualis, tetapi pada waktu lain lebih
menampakkan sifat Follow The Crowd.
3. Jenis Modal Investor
Ada beberapa jenis modal investor pribadi yang bisa diajukan, yaitu:
49
a) Bagi hasil. Sistem bagi hasil bisa diterapkan antar peminjam dan investor
pribadi, dimana dalam kontrak, investor bisa mendapat pembagian hasil
keuntungan untuk periode tertentu. Karena sifatnya bukan kepemilikan
usaha, investor hanya mendapat keuntungan bagi hasil sampai periode
yang ditetapkan dalam kontrak habis.
b) Perkongsian. Ini adalah sistem kerjasama dimana Anda menggabungkan
modal pribadi dengan uang dar investor pribadi. Dalam hal ini, perjanjian
biasanya menyerahkan sekian persen keuntungan pada si investor, sebagai
ganti bantuannya. Akan tetapi, perlu jalinan kepercayaan yang cukup baik
untuk menerapkan sistem ini.
c) Kerjasama antar pemilik usaha. Ini bisa dilakukan jika ada investor yang
juga berniat atau sudah mendirikan usaha yang sama. Bentuk
kerjasamanya bisa beraneka ragam, mulai dari bekerjasama dalam hal
permodalan, operasional, hingga promosi.
4. Segmentasi Investor
Perilaku investor tidak dapat dengan mudah untuk dipahami dengan baik
dikarenakan model pengambilan keputusan konsumen yang telah dibuktikan dapat
diterapkan di bidang konsumsi lain belum tentu dapat diterapkan dalam bidang
investasi. Ketika McLachlan & Gardner (2004) menerapkan model pengambilan
keputusan konsumen yang disesuaikan, mereka menemukan bahwa
mengidentifikasi investor yang bertanggung jawab secara sosial menjadi sulit
karena kurangnya seperangkat prinsip universal dimana investor yang
bertanggung jawab dapat digolongkan dan dapat menimbulkan kemungkinan
penipu menyusup ke kelompok khusus investor ini.101
Segmentasi konsumen dalam investasi yang dapat dijadikan sebagai investor.102
a) Berdasar geografis. Negara, daerah, area
b) Berdasar demografis. Usia, gender, pekerjaan, religi, tingkat pendidikan
c) Berdasar jenis kelamin
101 JD. Cronin, From Ethical Investment To Investment Ethics: Towards a Normative Theory of
Investment Ethics, Thesis, Queensland University of Technology, 2004, hal.17 102 Philip Kotler, Marketing Management, Pearson, New York, 2012, hal 256
50
d) Berdasar pendapatan
e) Berdasar psikografik. Strata sosial, gaya hidup, karakter individu
f) Berdasar perilaku. Alasan kebutuhan, alasan manfaat, status pembeli (non-
user, potensial user, first time user & regular user), penggunaan rata-
rata/segmentasi volum,
g) Berdasar loyalitas.
h) Berdasar kesiapan membeli
i) Berdasar sikap. Antusias, positif, indifferent, negative dan hostile
McLachlan & Gardner (2004) juga menjelaskan bahwa segmentasi pasar
investasi dipengaruhi oleh faktor demografi. Faktor usia serta tingkat pendidikan
tidak menjadi kontributor utama dalam melakukan investasi, faktor demografi
lainnya juga hrus dipertimbangkan.103
Pasar (market) dari investasi terdiri dari berbagai macam investor dengan
masing-masing tujuan, keinginan dan lokasi. Menurut Tyagi dan Kumar, investor
dibedakan berdasarkan income classes; age classes; income age classes dan by
preference (homogeneous preference, diffused preferences, clustered
preferences). Investor harus dapat mengetahui karakteristik produk investasi yang
akan dibelinya. Pengetahuan tentang produk (product knowledge) yang harus
diketahui investor adalah, karakter produk (bentuk investasi), keuntungan positif
dari produk (besar return, jangka waktu return, bentuk return), serta nilai produk
yang menimbulkan kepuasan.104
L. Manajemen Investasi
Suatu kegiatan akan menjadi lebih baik apabila dilakukan melalui suatu
proses pengelolaan (management). Begitu pula dengan investasi, investor harus
memiliki pola menajemen yang baik apabila menginginkan hasil yang maksimal.
Manajemen adalah suatu proses yang berbeda terdiri dari planning, organizing,
actuating dan controlling yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan
103 Peong Kwee Kim and Devinaga Rasiah, A Study on Ethical Investment Behaviour among
Malaysian General Insurance Fund Managers, Journal of Financial Studies & Research, Vol.
2011 (2011), Artile ID 162047, 9 pages, hal 6 104 CT Tyagi dan Arun Kumar, Consumer Behaviour, New Delhi, Atlantic Publisher, 2010, hal 9
51
dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya. Manajemen investasi
yang dapat dilakukan investor.105
a) Define fund structure. Investor perorangan biasanya akan memilih jenis
investasi yang mereka inginkan dengan membeli saham secara langsung
atau mendatangi perusahaan investasi. Investor harus memilih investasi
mana yang cocok dengan mereka terkait besarnya dana yang akan mereka
keluarkan.
b) Define investment strategy. Pertimbangan mengenai resiko dan return dari
investasi yang dijalankan
c) Design mandates. Investor menentukan tugas atau amanat serta batas
kewenangan tentang pengelolaan investasi
d) Select investment managers/agent. Investor harus memilih
perusahaan/agen investasi yang tepat dalam pengelolaan investasi
e) Evaluate investment managers/agents. Mengevaluasi tugas atau amanat
serta batas kewenangan tentang pengelolaan investasi yang telah diberikan
M. Teknologi Informasi dalam investasi
Tujuan teknologi/sistem informasi (TI/SI) diciptakan adalah untuk
mempermudah dan mempercepat akses informasi dengan baik. Pemanfaatan TI/SI
diharapkan dapat membantu pekerjaan, proses dan pengolahan data serta
pelayanan yang mendukung organisasi mencapai tujuannya.
Financial technology/FinTech merupakan penggabungan antara jasa
keuangan dengan teknologi yang akhirnya mengubah model bisnis dari
konvensional menjadi moderat, yang awalnya dalam membayar harus bertatap-
muka dan membawa sejumlah uang kas, kini dapat melakukan transaksi jarak jauh
dengan melakukan pembayaran yang dapat dilakukan dalam hitungan detik saja.
FinTech muncul seiring perubahan gaya hidup masyarakat yang saat ini
didominasi oleh pengguna teknologi informasi tuntutan hidup yang serba cepat.
Dengan FinTech, permasalahan dalam transaksi jual-beli dan pembayaran seperti
tidak sempat mencari barang ke tempat perbelanjaan, ke bank/ATM untuk
mentransfer dana, keengganan mengunjungi suatu tempat karena pelayanan yang
105 Frances Cowell, Risk-based Investment Management In Practice. MacMilan, UK, 2013, hal 43
52
kurang menyenangkan dapat diminimalkan. Dengan kata lain, FinTech membantu
transaksi jual beli dan sistem pembayaran menjadi lebih efisien dan ekonomis
namun tetap efektif.
Bagi konsumen, FinTech dapat memberikan manfaat berupa : mendapat
layanan yang lebih baik, pilihan yang lebih banyak, serta harga yang lebih murah.
Bagi pemain FinTech (pedagang produk atau jasa), FinTech dapat memberikan
manfaat berupa : menyederhanakan rantai transaksi, menekan biaya operasional
dan biaya modal, serta Membekukan alur informasi. Bagi suatu Negara, FinTech
dapat memberikan manfaat berupa : mendorong transmisi kebijakan ekonomi,
meningkatkan kecepatan perputaran uang sehingga meningkatkan ekonomi
masyarakat,serta turut mendorong Strategi Nasional Keuangan Inklusif/SKNI.
N. Indikator Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan indikator yang diungkapkan oleh
Antonietta Bonello (2019) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
dalam investasi dan disesuaikan dengan kondisi yang ada. Indikator tersebut:106
1. Expectation and performance. Merupakan harapan calon investor terhadap
keberhasilan capaian investasi yang akan diambilnya.107 Indikator ini
memuat dimensi financial return, expected situation, serta investment
performance
a. financial return. Pendapatan finansial yang diperoleh dari investasi
yang dilakukan. Financial return yang diharapkan investor disebut
dengan cost of capital
b. expected situation. Situasi dan kondisi yang diharapkan selama
dilakukannya investor
c. investment performance. Kinerja investasi yang diharapkan bekerja
dengan efisien
106 Antonietta Bonello, Understanding the Investor: A Maltese Study of Risk and Behavior in
Financial Investment Decision. Emerald, 2019 107 Gerald Ashley, Uncertainty and Expectation: Strategies for The Trading of Risk, Jhon Wiley &
Sons, New Jersey, 2005, hal 132
53
2. Disposition and trading behaviour. Merupakan anomali/bias yang terjadi
dalam investasi akibat perilaku investor.108 Indikator ini memuat dimensi
overconfidence bias, investor type, disposition, serta funding resource
a. overconfidence bias. Perilaku investor yang terjadi akibat bias
kepercayaan diri
b. investor type. Jenis perilaku investor dalam melakukan investasi
c. funding resource. Sumber daya yang digunakan dalam berinvestasi
3. Financial literacy. Merupakan kemampuan dalam memahami
mengaplikasikan keterampilan dalam pengelolaan finansial.109 Indikator
ini memuat dimensi investment literacy, investment knowledge, companies
information, financial management, experience, financial advice
a. investment literacy. Sumber informasi dan referensi dalam berinvestasi
b. investment knowledge. Pengetahuan mengenai investasi secara umum
c. companies knowledge. Informasi mengenai lembaga penyelenggara
investasi
d. financial management. Pengelolaan keuangan sebagai dasar
melakukan investasi
e. Experience. Pengalaman yang didapat dari melakukan investasi
f. financial advice. Saran dan pendapat tentang investasi
Untuk indikator yang mengukur minat individu digunakan berdasarkan Lucas
dan Brithh (2003) yang terdiri dari:110
1. Ketertarikan, menunjukkan adanya pemusatan perhatian dan perasaan
senang
2. Keinginan, adanya dorongan untuk memiliki
3. Keyakinan, adanya rasa percaya diri terhadap kualitas, daya guna dan
keuntungan
108 Dincer Hasan dan Serhat Yuksel, Handbook of Research on Decision-Making Techniques in
Financial Marketing, IGI Global, Philladelphia, 2020, hal 234 109 Sally R Campbell dan Robert Dansby, Foundations of Financial Literacy, Goodheart-Wilcox,
Illionis, 2016 hal 21 110 Kristiurman Mendrofa, Pengaruh Harga, Citra Merek dan Kualitas Produk terhadap Minat
Beli Domain.id. Universitas Mercu Buana, Jakarta, 2016, hal 3
54
O. Penelitian Terdahulu
Sebelum melakukan penelitian, penulis terlebih dahulu melakukan studi
kepustakaan dari penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut
diantaranya:
1. Haris Nandar, Mustafa Rokan, dan M. Ridwan. Judul: “Faktor yang
Mempengaruhi Minat Mahasiswa Berinvestasi di Pasar Modal Syariah
Melalui Galeri Investasi Iain Zawiyah Cot Kala Langsa”. Jurnal
KITABAH: Volume 2. No. 2 Juli–Desember 2018. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai t-hitung sebesar 3,457 dan nilai t-tabel sebesar
2,00 (t-hitung > t-tabel). Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan
bahwa faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa dalam berinvestasi di
pasar modal syariah bursa galeri investasi IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa
adalah motivasi.
2. Le Phuoc Luong, dan Doan Thi Thu Ha. Thesis, UMES Business
School, UMEA University, 2017. Judul: “Behavioral Factors Influence
Individual Investors Decision And Performance: A Survey at The Ho Chi
Minh Stock Exchange”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada lima
faktor perilaku yang mempengaruhi keputusan investasi masing-masing
investor di Bursa Efek Ho Chi Minh: Herding, Pasar, Prospek, fallacy
overconfidence-gamble, dan bias anchoring-ability. Sebagian besar faktor-
faktor ini memiliki dampak sedang sedangkan faktor Pasar memiliki
pengaruh tinggi. Perilaku heuristik ditemukan memiliki dampak positif
tertinggi pada kinerja investasi, sementara herding behaviour dilaporkan
memengaruhi secara positif kinerja investasi di tingkat bawah.
3. Samina Gill, M. Khursid, Shahid Mahmood, dan Arfan Ali. European
Online Journal Of Natural And Social Science, 2018, Vol.7 No. 4 pp 758-
767 ISSN:1805 3602. Judul:”Factors effecting investment decision making
behavior: the mediating role of information searches”. Hasil penelitian
menunjukkan hubungan positif dan signifikan antara ekspektasi ekonomi
dan perilaku pengambilan keputusan investasi tetapi ketika pencarian
informasi dimasukkan sebagai mediator hubungan menjadi tidak
55
signifikan dan negatif; yang menyarankan mediasi penuh dalam hal
harapan ekonomi. Bias terlalu percaya diri juga ditemukan memiliki
hubungan positif dan signifikan dengan perilaku pengambilan keputusan
investasi yang tetap signifikan ketika pencarian informasi ditambahkan
sebagai mediator.
4. Yusnia Dewi MF. E-JRA Vol.07 No.03 Agustus 2018, FEB Universitas
Islam Malang. Judul:”Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat
investor terhadap SUKUK”. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil
beberapa kesimpulan yaitu: 1) hasil menunjukkan bahwa variabel tingkat
risiko berpengaruh terhadap minat investasi sukuk, 2) variabel tingkat
pendapatan berpengaruh terhadap minat investasi sukuk, 3) variabel
kepribadian memiliki berpengaruh terhadap minat investasi sukuk, 4)
variabel informasi produk (5) variabel minat komparatif syariah pada
minat investasi sukuk, 6) variabel kepuasan investor berpengaruh terhadap
minat investasi sukuk, dan 7) uji F hasil menunjukkan bahwa variabel
tingkat risiko, tingkat pendapatan, kepribadian, informasi produk, syariah,
dan kepuasan investor mempengaruhi minat investasi sukuk.
5. Uslu Divanoglu, dan Hasim Bagci. International Journal Of
Organizational Leadership 7 (2018) 284-299. Judul: “Determining the
factors affecting individuals behaviours”. Hasil penelitian ini
mengungkapkan bahwa meminimalkan risiko pengembalian, paparan
risiko dan diversifikasi adalah variabel yang paling penting dalam memilih
instrumen investasi dan bahwa sumber informasi individu yang
dikumpulkan selama pemilihan ini disertai dengan evaluasi, analisis,
laporan, dan program ekonomi individual. Telah ditentukan bahwa tingkat
pengembalian dan tingkat risiko dari faktor-faktor ini adalah faktor yang
paling penting di kedua sektor perbankan dalam hal bank umum dan
swasta dan dalam hal sumber informasi yang dikumpulkan. Juga
ditemukan bahwa evaluasi individu memiliki tingkat prioritas pertama.
6. Daniel raditya, I Ketut Budhiarta, dan I Made Sudha Suardhika. E Jurnal
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana 3.7 (2014): 377-390. Judul:
56
“Pengaruh Modal Investasi Minimal Di BNI Sekuritas, Return Dan
Persepsi Terhadap Risiko Pada Minat Investasi Mahasiswa, Dengan
Penghasilan Sebagai Variabel ModERASI (Studi Kasus pada Mahasiswa
Magister di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana)”.
Berdasarkan analisis MRA, dana investasi minimum tidak mempengaruhi
kepentingan variabel investasi. Persepsi risiko dan imbalan yang
mempengaruhi minat investasi. Upah tidak bisa menjadi variabel moderat.
P. Kerangka Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi minat mahasiswa FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sebagai calon investor dalam berinvestasi. Penelitian dilakukan dengan
kuesioner berdasarkan variabel expectation and performance, disposition and
trading behaviour, financial literacy serta variabel minat mahasiswa
melakukan investasi. Adapun kerangka berpikirnya adalah sebagai berikut :
57
Gambar 2.8. Kerangka Penelitian
58
Q. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2014), hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian dari hipotesis itu harus dibuktikan
melalui data yang terkumpul.111
H0 :“Terdapat pengaruh yang signifikan antara expected and performance
terhadap minat mahasiswa melakukan investasi”
H1 :“Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara expected and
performance terhadap minat mahasiswa melakukan investasi”
H0 :“Terdapat pengaruh yang signifikan antara disposition and trading
behaviour terhadap minat mahasiswa melakukan investasi”
H2 :“Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara disposition and trading
behaviour terhadap minat mahasiswa melakukan investasi”
H0 :“Terdapat pengaruh yang signifikan antara financial literacy terhadap
minat mahasiswa melakukan investasi”
H3 :“Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara financial literacy
terhadap minat mahasiswa melakukan investasi”
H0 :“Terdapat pengaruh yang signifikan antara expectation and performance,
disposition and trading behaviour, serta financial literacy terhadap minat
mahasiswa melakukan investasi”
H4 :“Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara expectation and
performance, disposition and trading behaviour, serta financial literacy
terhadap minat mahasiswa melakukan investasi”
111 Sugiyono, “Metode penelitian kualitatif, kuantitatif, dan R&D”, Alfabeta, Bandung, 2014, h
159
59
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
R. Ruang Lingkup Penelitian
Metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri atau lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan atau menggabungkan antara variabel satu dengan yang lain. Metode
kuantitatif merupakan sebuah metode matematis dan teoritis untuk
menggambarkan fenomena di lapangan secara sistematis berdasarkan metode
ilmiah dalam menjelaskan kausalitas hubungan-hubungannya.112 Penelitian ini
bersifat deskriptif kuantitatif, yaitu menjelaskan hubungan antar variabel
dengan menganalisis data numerik (angka) menggunakan metode statistik
melalui pengujian hipotesa.
Penelitian yang akan dilakukan difokuskan pada permasalahan faktor-faktor
yang mempengaruhi minat mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai calon investor. Faktor-
faktor yang akan ditinjau adalah expectation and performance, disposition and
trading behaviour, serta financial literacy. Variabel eksogen dalam penelitian ini
adalah expectation and performance, disposition and trading behaviour, serta
financial literacy. Sedangkan yang menjadi variabel endogen adalah minat
mahasiswa. Dalam penelitian ini Peneliti ingin mengetahui bagaimana dampak
variabel eksogen terhadap variabel endogen.
112 Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D”, Alfabeta, Bandung, 2014, hal
142
60
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jl. Ibnu Sina IV, Ciputat, Tangerang Selatan,
15419. Penelitian dilakukan dalam periode Maret 2020 sampai dengan Juni 2020.
Tabel 3.1.
Perkiraan waktu penelitian
No. Uraian
kegiatan
April 20 Mei 20 Juni 20 Juli 20
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Observasi awal √ √
2 Penyusunan
proposal
√ √
3 seminar
proposal
√ √
4 Pengajuan dan
acc
pembimbing
√
5 Bimbingan
BAB I – BAB
III
√ √
6 Kisi-kisi
instrumen
√ √
7 Pengolahan
data
√ √
8 Bimbingan
BAB IV
√ √
9 Bimbingan
BAB V
√
10 acc
pembimbing
√
11 sidang √
S. Metode Penenentuan Sampel
61
Sugiyono (2014), mengemukakan definisi populasi adalah wilayah
degeneralisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
ditarik kesimpulan.113 Adapun dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah
mahasiswa FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebanyak 600 orang.
Sampel adalah bagian terkecil dari suatu populasi yang akan diteliti. Sampel
tersebut sebagai perwakilan, harus mempunyai sifat-sifat/ciri-ciri yang terdapat
pada populasi. Teknik pengambilan data ini dilakukan dengan cara pengambilan
obyek yang dinamakan sampling/responden.114
Teknik sampling yang digunakan peneliti adalah Purposive sampling, yaitu
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014:68).
Dengan menggunakan teknik purposive sampling, peneliti menentukan sampel
dengan suatu tujuan yakni mempermudah peneliti melakukan penelitian serta
mahasiswa FEB semester 6 tahun ajaran 2019/2020 yang dianggap telah memiliki
ilmu pengetahuan dan wawasan tentang investasi. Sampel merupakan mahasiswa
FEB Prodi Akuntansi angkatan 2017 sebanyak 105 orang yang berasal dari tiga
kelas.
T. Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan data primer yang berupa
angket yang disebarkan kepada mahasiswa FEB Prodi Akuntansi angkatan 2017
sebanyak 105 orang. Angket penelitian berkaitan dengan expectation and
performance, disposition and trading behaviour, financial literacy serta minat
113 Ibid, Sugiyono, hal 115 114 Ibid, Sugiyono, hal 116
62
mahasiswa sebagai calon investor. Sebagai pendukung terlaksananya penelitian,
peneliti menggunakan data pendukung berupa pengamatan langsung terhadap
obyek penelitian; studi kepustakaan berupa referensi seperti buku, majalah, dan
jurnal; serta dokumentasi berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
notulen, dan agenda.
U. Operasional Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2014) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tesebut, kemudian ditarik kesimpulannya.115
Variabel terikat atau dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014:97). Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah minat. Variabel bebas atau independen adalah variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat (Sugiyono, 2014:96). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
yaitu expectation and performance, disposition and trading behaviour, serta
financial literacy.
Dalam analisis structural equation modelling (SEM), variabel dibedakan
menjadi:
1. Variabel Laten
Variabel laten adalah variabel yang tidak dapat diukur secara
langsung kecuali diukur dengan satu atau lebih variabel manifes.
Variabel laten disebut pula dengan istilah unobserved variabel, konstruk
115 Ibid, Sugiyono, hal 94
63
atau konstruk laten. Variabel laten diberi simbol lingkaran atau elips.
Variabel laten dapat digolongkan menjadi dua yaitu sebagai berikut.
Variabel laten eksogen, merupakan variabel independen (bebas) yang
mempengaruhi variabel dependen (terikat). Variabel laten endogen,
merupakan variabel dependen yang dipengaruhi oleh variabel
independen.
2. Variabel manifes
Variabel manifes adalah variabel yang digunakan untuk menjelaskan
atau mengukur variabel laten. Variabel manifes dapat disebut juga
dengan istilah observed variabel, measured variabel atau indikator.
Dalam program LISREL, variabel manifes diberi simbol kotak.
Tabel 3.2
Operasional Variabel Penelitian
No. Variabel Laten Definisi Indikator
Variabel eksogen
Antonietta Bonello (2019)
1 Expectation and
Performance
Merupakan
harapan calon
investor terhadap
keberhasilan
capaian investasi
yang akan
diambilnya
Financial Return
(Constantini, 2011:40)
Expected situation
(Yamagata dalam
Parjiono, 2018:126)
Investment performance
(Bragg, 2010:29)
2
Disposition and trading
behaviour
Merupakan
anomali/bias yang
terjadi dalam
investasi akibat
perilaku investor
Overconfidence bias
(Hasan dan Yuksel,
2020:236)
Investor type
(Brunhart, 2008:196)
Disposition
(Demir, 2017:10)
64
Funding resource
(Tandelilin, 2010:61)
3 Financial literacy
Merupakan
kemampuan dalam
memahami
mengaplikasikan
keterampilan
dalam pengelolaan
finansial
investment literacy
(Campbell & Dansby,
2016:34)
investment knowledge
(Wrice, 2002:90)
companies information
(Krantz & Jhonson,
2014:110)
financial management
(Negi, 2012:70)
Experience (Barclay, 2010:8)
financial advice
(Wilcox & Fabozzi,
2013:11)
Variabel endogen
Lucas dan Brithh (2003)
1 Minat
Merupakan aspek
afektif dalam diri
seseorang yang
dapat
dididentifikasi dari
kesadaran emosi,
disposisi dan
kehendak yang
mempengaruhi dan
tindakan seseorang
Ketertarikan
(Bugg-Levin &
Emerson, 2011:232)
Keinginan
(Christanti &
Mahastanti, 2011:39)
Keyakinan
(Bodie, dkk., 2013:6)
V. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis yang digunakan adalah sebagai berikut.
1. Skala Likert
Skala Likert adalah skala psikometrik yang umum digunakan dalam
kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam
riset berupa survei. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
65
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Bentuk skala likert yang digunakan adalah:
Tabel 3.3.
2. Pengembangan Model Struktural
Structural equation modeling (SEM) adalah teknik analisis multivariat
yang umum dan sangat bermanfaat yang meliputi versi-versi khusus dalam
jumlah metode analisis lainnya sebagai kasus-kasus khusus. SEM terdiri
dari 2 bagian yaitu model variabel laten dan model pengukuran.116 Bagian
pertama yaitu model variabel laten (latent variable model) mengadaptasi
model persamaan simultan pada ekonometri. Jika pada ekonometri semua
variabelnya merupakan beberapa variabel terukur/teramati
(measured/observed variables), maka pada model ini beberapa variabel
merupakan variabel laten (latent variables yang tidak terukur secara
langsung). Sedangkan bagian kedua yang dikenal dengan model pengukuran
(measurement model), menggambarkan beberapa indikator atau beberapa
variabel terukur sebagai efek atau refleksi dari variabel latennya. Structural
equation modeling, yang selanjutnya akan disebut SEM, adalah suatu teknik
116 Imam Ghozali, SEM Metode Alternatif dengan PLS, Semarang, Badan Penerbit UNDIP, 2011,
hal 146
66
modeling statistik yang bersifat sangat cross-sectional, linear dan umum.
Termasuk dalam SEM ini ialah analisis faktor (factor analysis), analisis
jalur (path analysis) dan regresi.117
Gambar 3.1. Model SEM penelitian
Model struktural merupakan model di dalam SEM yang
menggambarkan hubungan antar variabel laten. Model struktural untuk
variabel-variabel dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
EP1=λEP1ξ1+e1 DT1=λDT1ξ1+e1 FL1=λFL1ξ1+e1 M1=λM1η1+e1
EP2=λEP2ξ2+e2 DT2=λDT2ξ2+e2 FL2=λFL2ξ2+e2 M2=λM η2+e2
EP3=λEP3ξ3+e3 DT3=λDT3ξ3+e3 FL3=λFL3ξ3+e3 M3=λM3η3+e3
EP4=λEP4ξ4+e4 DT4=λDT4ξ4+e4 FL4=λFL4ξ4+e4 M4=λM4η4+e4
EP5=λEP5ξ5+e5 DT5=λDT5ξ5+e5 FL5=λFL5ξ5+e5 M5=λM5η5+e5
EP6=λEP6ξ6+e6 DT6=λDT6ξ6+e6 FL6=λFL6ξ6+e6 M6=λM6η6+e6
117 Jonathan Sarwono, Pengertian Dasar Structural Equation Modeling (SEM), UKRIDA,
http://www.jonathansarwono.info
67
Menurut Joop Hox dan Timo Bechger, SEM menyediakan kerangka
umum yang sesuai untuk analisis statistik bagi prosedur tradisional
multivariat seperti analisis faktor, analisis regresi, analisis diskriminan serta
analisis korelasi.118 Menurut Schumacker dan Lomax, salah satu
perhitungan dalam SEM adalah pengukuran kesalahan (measurement error)
dari variabel dengan melakukan analisis faktor melalui tampilan variabel
laten.119 Menurut Joreskog (1967) dan Wiley (1973), SEM merupakan
kerangka analisis yang menggunakan pendekatan dari integrasi pengukuran
(analisis faktor) dan struktural (analisis jalur).120
3. Analisa Deskriptif
Analisis Deskriptif adalah analisis yang dilakukan untuk menilai
karakteristik dari sebuah data. Karakterisitik itu banyak sekali, antara
lain: nilai Mean, Median, Sum, Variance, Standar error, standar error
of mean, mode, range atau rentang, minimal, maksimal, skewness dan
kurtosis. Pada penelitian ini, analisa deskriptif menggunakan nilai rata-
rata, persentase serta frekuensi dari jawaban responden yang diolah
menggunakan software IBM SPSS v22.
4. Analisa Statistik Kuantitatif
Alat analisis yang digunakan dalam mengolah data untuk menguji
hipotesis dengan menggunakan SEM (The Structural Equation
118 Joop Hox dan timo Bechger, An Introduction to Structural Equation Modeling, Family Science
Review, 11, 354-373, 1999 119 RE Schumacker dan RG Lomax, A Beginners Guide to Structural Equation Modeling, New
York: Routledge, 2010, hal 163 120 Jichuan Wang dan Xiaqian Wang, Structural Equation Modeling: Applications Using Mplus,
New York: Wiley & Sons, 2019, hal 1
68
Modelling) yang dioperasikan melalui program AMOS (Analysis of
Moment Structure). Sebagai sebuah model persamaan struktural,
AMOS telah sering digunakan dalam penelitian manajemen strategis.
SEM (The Structural Equation Modelling) merupakan teknik
analisis multivariat yang digunakan untuk membangun dan menguji
model statistik yang biasanya dalam bentuk model sebab akibat. SEM
sebenarnya merupakan teknik hibrida yang meliputi aspek penegasan
(confirmatory) dari analisa faktor, analisa jalur dan regresi yang
dianggap sebagai kasus khusus dalam SEM.121
IBM Amos adalah program perangkat lunak yang digunakan untuk
menyesuaikan model persamaan struktural (SEM). Tidak seperti SPSS
Statistics, SPSS Amos hanya tersedia untuk sistem operasi Windows.
Amos secara teknis adalah program "mandiri": ia dapat digunakan
tanpa menginstal statistik SPSS. Namun, masih berguna untuk memiliki
akses ke statistik SPSS, karena Amos dapat membaca data dalam
format SPSS *.sav, dan Anda mungkin perlu melakukan pra-proses data
Anda untuk menangani nilai yang hilang, mengkode ulang item, dll.
Amos adalah salah satu program aplikasi untuk analisis model SEM
selain LISREL, EQS, dan Mplus.
121 Jonathan Sarwoyo, Pengertian Dasar Structural Equation Modeling (SEM), Unkrida, Jakarta,
2010, h 173
69
Gambar 3.2. Tahapan dalam SEM
Salah satu keunggulan AMOS dibandingkan dengan program
lainnya adalah kemudahannya terutama bagi pemula yang sedang
belajar tentang SEM. Untuk mendesain model, dapat menggunakan
AMOS graphic dan dengan memanfaatkan tool-tools yang tersedia
sehingga sangat mudah dalam tahap pembuatan modelnya, maupun
analisisnya lebih lanjut. AMOS menyediakan model modifikasi yang
dapat membantu peneliti untuk memperbaiki “goodness of fit”, menguji
outlier/normalitas, dan berbagai fasilitas lainnya yang ditampilkan
secara lengkap melalui output-nya.
70
5. Analisis faktor konfirmasi (Confirmation Factor Analysis/CFA)
Analisis faktor konfirmasi merupakan analisis yang digunakan untuk
mengkonfirmasi faktor-faktor yang paling dominan dalam pembentukan
suatu kelompok variabel. Menurut Harrington, CFA digambarkan sebagai
model pengukuran/analisis yang dijalankan menggunakan SEM.122
Menurut Brown, CFA merupakan jenis dari structural equation modeling
(SEM) yang mengacu pada model pengukuran, yakni hubungan antara
pengukuran yang teramati atau indikator serta variabel laten atau faktor.123
Menurut Long (1988), CFA menggantikan teknik tradisional dari
exploratory factor analysis (EFA) dikarenakan menyediakan pengujian
yang lebih akurat dari struktur faktor instrumen.124 Menurut Netemeyer,
Bearden dan Sharma, CFA merupakan metode untuk menguji atau
mengkonfirmasi jumlah faktor, struktur faktor serta hubungan diantara
faktor-faktor.125
Analisis faktor konfirmasi terdiri dari:
a) Uji Kualitas Data
Uji kualitas data merupakan tahapan yang harus dilewati sebuah
model penelitian sebelum sampai pada uji pengaruh maupun uji
korelasi. Secara umum, validitas data menggambarkan kecocokan
122 Dona Harrington, Confirmatory Factor Analysis, Oxford: Oxford University Press, 2009,
hal12 123 Timothy Brown, Confirmatory Factor Analysis for Applied Research, New York: The Guilford
Press, 2015, hal 1 124 Karen Aroian dan Anne Norris, Confirmatory Factor Analysis, Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins, 2005, hal 351 125 Richard Netemeyer, William Bearden dan Subhash Sharma, Scalling Procedures: Issues and
Applications, California: Sage Publications, 2003, hal 36
71
tiap indikator terhadap variabelnya. Sedangkan reliabilitas data
menunjukkan kehandalan data penelitian.
i. Uji validitas. Untuk menguji validitas SEM diketahui melalui
nilai “Estimate”. Perlu diingat bahwa yang dicocokkan
adalah nilai variabel terhadap indikatornya. Ghozali
menjelaskan bahwa indikator dari variabel disebut valid jika
nilai “Estimate” > 0,05.126
ii. Uji reliabilitas. Untuk menguji reliabilitas data digunakan
indikator berdasarkan rumus Variance Extracted (AVE)
dan Construct Reliability (CR). Ghozali menjelaskan
bahwa indikator dari variabel disebut reliabel jika nilai
AVE ≥ 0,05 dan CR ≥ 0,07.
iii. Uji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk menganalisis
suatu persamaan/model penelitian yang biasanya terdiri dari
beberapa variabel dengan puluhan bahkan ratusan data bahwa
data terdistribusi secara normal sehingga layak digunakan
dalam pengujian pada tahapan selanjutnya. Pengujian
normalitas data dilakukan dengan menggunakan kriteria
critical ratio (c.r) dari skewness value sebesar ± 2,58
126 Imam Ghozali, SEM Metode Alternatif dengan PLS, Semarang, Badan Penerbit UNDIP, 2011,
hal 156
72
(dibulatkan menjadi 3) pada signifikansi 5% serta dikatakan
normal apabila berada pada nilai critical ratio (c.r) skewness.
b) Uji kecocokan model
Uji kesesuaian model dalam analisis jalur (path analysis) pada
dasarnya sama dengan uji pada model structural equation model (SEM)
menggunakan beberapa parameter.
i. Chi Square (X2)
Chi square digunakan untuk menguji seberapa adanya
penyimpangan atau tingkat kecocokan antara matrik kovarian sampel
dengan matrik kovarian model. Uji statistiknya adalah :
X2 = (n-1) F(S, Σ(Θ))
Nilai probabilitas yang diharapkan adalah p ≥ 0.05 bila
menggunakan derajat kepercayaan 95%. Ini menandakan bahwa
hipotesis nol diterima dan matrik input yang diprediksi dengan
kenyatannya tidak berbeda secara statistik.
ii. Goodness of fit indices (GFI)
GFI merupakan ukuran mengenai ketepatan model dalam
menghasilkan observed matrix covarians. Nilai GFI ini berkisar 0 – 1.
Semakin mendekati angka 1, model dinyatakan semakin baik.
Sebagian besar peneliti menggunakan patokan minimal 0,90 sebagai
parameter model bisa dikatakan sebagai model yang baik.
73
iii. Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI)
Pada dasarnya AGFI adalah sama dengan GFI, tetapi
menyesuaikan pengaruh degree of freedom pada model. Model
dikatakan baik jika nilai AGFI di di atas 0,90.
iv. Non-Centrality Parameter (NCP)
NCP merupakan ukuran perbedaan antara Σ dengan Σ(Θ) atau
bentuk spesifikasi ulang dari Chi-Square yang dikurangi dengan DF.
Perhitungan adalah sebagai berikut NCP = X2 – DF. Semakin kecil nilai
NCP, maka model dinyatakan semakin baik.
v. Root mean square error of approximation (RMSEA)
RMSEA mengukur penyimpangan nilai parameter suatu model
dengan matrik kovarian populasinya. Nilai RMSEA < 0,05,
menunjukkan bahwa model close fit, sedangkan nilai 0,05 < RMSEA <
0,08 menunjukkan model good fit.
vi. Root Mean square error (RMR)
RMR mewakili nilai rerata residual yang diperoleh dengan
mencocokkan matriks varian-kovarian dari model yang dihipotesiskan
dengan matrik varian-kovarian data sampel. Model dinyatakan
mempunyai goodness of fit yang baik memiliki nilai RMR kurang dari
0,05.
vii. Comparative Fit Index (CFI)
Alternatif lain yang bisa digunakan untuk menilai model fit atau
tidak adalah Normed Fit Index (NFI). Bentler kemudian merevisi NFI
74
menjadi CFI (Comparative Fit Index) karena NFI memiliki tendensi
merendahkan fit pada sampel kecil. Nilai CFI ini berkisar antara 0-1,
sedangkan model dinilai fit bila CFI lebih besar dari 0,9.
viii. Tucker-Lewis Index (TLI)
Ukuran Tucker-Lewis Index disebut juga dengan nonnormed fit
index (NNFI). Ukuran ini merupakan ukuran untuk pembandingan
antarmodel yang mempertimbangkan banyaknya koefisien di dalam
model. TLI ≥ 0,9 adalah good fit, sedangkan 0,8 ≤ TLI ≤ 0,9 adalah
marginal fit.
ix. Relative Fit Index (RFI)
Alternatif lain yang bisa digunakan untuk menilai model fit atau
tidak adalah Relative Fit Index (NFI). Nilai RFI ini berkisar antara 0-
1, nilai RFI ≥0,9 adalah good fit sedangkan 0,8 ≤ RFI ≤ 0,9 adalah
marginal fit.
x. Incremental Fit Index (IFI)
Alternatif lain yang bisa digunakan untuk menilai model fit atau
tidak adalah Incremental Fit Index (IFI). Nilai IFI ini berkisar antara
0-1, nilai IFI ≥0,9 adalah good fit sedangkan 0,8 ≤ IFI ≤ 0,9 adalah
marginal fit.
xi. Hoelter
Hoelter adalah indeks yang menjelaskan mengenai tingkat
kecukupan sampel yang dibutuhkan agar menghasilkan model yang
75
cukup baik. Model dikatakan goodness of fit apabila mempunyai
jumlah sampel di bawah nilai Hoelter dengan probabilitas 0,05.
Hasil perhitungan dari data penelitian menggunakan kriteria dari
assessment of goodness pada structural equation modeling
menggunakan software IBM AMOS versi 24 sudah memenuhi
ketentuan model (model fit). Model fit tersebut selanjutnya akan
digunakan untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis yang dibuat
mengacu pada signifikansi dari nilai estimasi, critical ratio serta
probabilitas yang muncul dalam regression weight structural equation
modeling.
6. Analisis Jalur
Analisis jalur untuk menggambarkan hubungan antar variabel
penelitian.
Gambar 3.3. Diagram jalur
Dari diagram jalur yang dibentuk berdasarkan jenis variabel endogen
dan eksogen, dapat dilihat nilai antar hubungan. Berdasarkan gambar di
atas, dapat ditunjukkan hubungan antara variabel endogen minat yang
dijelaskan melalui variabel eksogen expectation and performance,
disposition and trading behaviour, serta financial literacy. Gambar tersebut
76
juga menunjukkan hubungan antar variabel eksogen, yakni expectation and
performance dengan disposition and trading behaviour; disposition and
trading behaviour dengan financial literacy serta expectation and
performance dengan financial literacy. Dimana masing-masing hubungan
memiliki nilai faktor loading.
7. Analisis Regresi
Regression weight di dalam SEM digunakan untuk meneliti seberapa
besar pengaruh variabel expectation and performance, disposition and
trading behaviour, serta financial literacy terhadap minat mahasiswa calon
investor melakukan investasi.
a) Persamaan regresi linier berganda
Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel
endogen dengan menggunakan data variabel eksogen yang sudah
diketahui besarnya. Dari penelitian, didapatkan persamaan regresi linier
berganda sebagi berikut :
Y = a + λEPξ1 + λDTBξ2 + λFLξ3 + e
Keterangan:
Y = variabel endogen minat
a = konstanta (nilai estimate)
λEP = variabel eksogen expectation and performance
λDTB = variabel eksogen disposition and trading behaviour
λFL = variabel eksogen financial literacy
ξ1 ξ2 ξ3 = koefisien regresi
e = error
77
b) Uji hipotesis
Uji statistik t digunakan untuk melihat pengaruh satu/beberapa
variabel eksogen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
endogen yang di uji pada taraf signifikan yang digunakan.127 Pengujian
terhadap hipotesis yang dibuat mengacu pada signifikansi dari nilai
estimasi, critical ratio serta probabilitas yang muncul dalam
regression weight structural equation modeling. Uji t dalam
penelitian ini menjelaskan pengaruh hubungan antara variabel eksogen
expectation and performance terhadap variabel endogen minat;
variabel eksogen disposition and trading behaviour terhadap
variabel endogen minat; variabel eksogen financial literacy
terhadap variabel endogen minat.
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model regresi berganda mempunyai pengaruh secara
bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen yang diuji secara
signifikan dengan nilai 0,05. Apabila nilai F hitung > F tabel dengan
signifikansi hitung < signifikansi maka terdapat pengaruh simultan
secara signifikan antara variabel eksogen terhadap variabel
endogen.
c) Koefisien determinasi
Koefisien determinasi (R2) merupakan pengukuran tentang seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan ragam variabel dependen. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
127 Imam Ghozali, SEM Metode Alternatif dengan PLS, Semarang, Badan Penerbit UNDIP, 2011,
hal 163
78
semua variabel yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen.
79
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Obyek Penelitian
1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Lahirnya FEB tidak lepas dari program konversi Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). Berdasarkan
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 031 tanggal 20 Mei 2002,
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi berubah menjadi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Peresmiannya dilakukan oleh Wakil Presiden Republik
Indonesia pada 8 Juni 2002 bersamaan dengan upacara Dies Natalis ke-45 dan
Lustrum ke-9 serta pemancangan tiang pertama pembangunan Kampus UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta melalui dana Islamic Development Bank (IDB).
Perubahan dari IAIN menjadi UIN diiringi pula dengan penambahan-
penambahan Fakultas Umum sebagai bentuk integrasi keilmuan dan
penghilangan dikotomi ilmu umum dan ilmu agama. Prodi-prodi di bawah
program konversi tersebut pada akhirnya diwadahi dalam Fakultas. Prodi
Akuntansi dan Manajemen diwadahi di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
(FEIS).
Pada awal pendiriannya, FEIS memiliki dua Program Studi, yakni
Akuntansi dan Manajemen. FEIS melakukan pengembangan seperti membuat
program Kelas Internasional (Akuntansi dan Manajemen) pada tahun 2004
bekerjasama dengan Internasional Islamic University Malaysia (IIUM) dan
80
Universiti Utara Malayasia (UUM). Kerjasama tersebut berupa pemberian
ijazah double degree.
Setahun kemudian, 2005, berdirilah dua prodi, yakni prodi Hubungan
Internasional (HI) dan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP)—
berdasarkan SK Mendiknas Nomor 2130/D/T/2006 dan program Non-Reguler
(Akuntansi, Manajemen dan IESP) pada tahun 2003. Pada Maret 2005
dilakukan akreditasi Prodi Manajemen dan Akuntansi. Manajemen
memperoleh akreditasi “A” sesuai dengan Surat Keputusan Badan Akreditasi
Nasional Perguruan Tinggi Nomor 026/BAN/PT/ak-IX/ S1/I/2006. Sedangkan
Akuntansi terakreditasi “B” sesuai dengan Surat Keputusan Badan Akreditasi
Nasional Perguruan Tinggi Nomor 028/BAN/PT/ak-IX/S1/I/2006.
Dengan berdirinya Fakultas Ilmu Sosial dan Pemerintahan (FISIP) TA
2009/2010, program studi HI—yang awalnya berada di FEIS—resmi
dipindahkan ke FISIP. Seiring pindahnya HI ke FISIP dan juga demi
perkembangan Fakultas, FEIS mengusulkan perubahan nama menjadi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis (FEB). Perubahan nama tersebut disesuaikan dengan
perkembangan akademik dan tuntutan pasar serta prospek pengelolaan fakultas
ke depan. Hal ini juga sesuai dengan prodi-prodi yang dimiliki Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, yaitu Prodi Akuntansi (Reguler dan Kelas Internasional),
Prodi Manajemen (Reguler dan Kelas Internasional) dan Prodi Ilmu Ekonomi
dan Studi Pembangunan / IESP (Reguler).
Dari tahun ke tahun, FEB telah mengalami perkembangan, baik dari sisi
jumlah mahasiswanya, fasilitas, kualitas lulusan dan kualitas pelayanan. Dilihat
81
dari total jumlah keseluruhan, baik yang sudah lulus maupun yang masih aktif,
jumlah mahasiswa FEB mencapai 5000-an. Dalam beberapa tahun akademik,
FEB pernah membuka empat kelas untuk setiap program studi (Manajemen,
Akuntansi dan IESP). Tahun 2010, FEB membatasi jumlah penerimaaan
mahasiswa baru. Konsekuensinya masing-masing jurusan hanya membuka dua
kelas saja. Tidak hanya itu, sejak tahun 2009, program non-Reguler (untuk
jurusan Akuntansi, Manajemen dan IESP) sudah tidak membuka lagi
penerimaan mahasiswa baru. Dan sekarang sedang menghabiskan mahasiswa
angkatan yang sudah ada. Fasilitas pendukung kegiatan akademis yang
diciptakan di antaranya adalah fasilitas hotspot yang memberikan kemudahan
dalam akses internet bagi mahasiswa dan dosen; Bank Mini sebagai sarana
pendukung praktikum perbankan; Pojok Bursa dan Pasar Modal yang
memberikan informasi tentang perkembangan investasi keuangan dan pasar
modal; Carrier Office sebagi pusat informasi dunia kerja, atau magang;
Website Fakultas sebagai pusat pelayanan informasi dan data dan Lembaga
Pengembangan Ekonomi Syariah. Perkembangan akademik lainnya adalah
akan dibukanya Program Magister, baik itu Magister Akuntansi (MAKSI),
Magister Ilmu Manajemen (MIM), dan Magister Ekonomi yang saat ini dalam
proses pengurusan SK.
Dari sisi kualitas lulusan atau alumni dapat dilihat dari nilai rata-rata IPK
lulusan dengan nilai memuaskan (3,00-3,70). Semakin meningkatnya jumlah
alumni FEB yang melanjutkan S2 baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Sebuah survey—yang telah dilakukan salah satu dosen FEB pada tahun 2009—
82
menyatakan bahwa 79.3 persen alumni FEB berminat melanjutkan studi S2.
Untuk di dalam negeri seperti di UI, UGM, UNPAD, Universitas Trisaksi, dan
universitas lainnya. Untuk di luar negeri seperti di Malaysia, Australia, Rusia.
Program-program lain untuk peningkatan kualitas yang dilakukan seperti
membangun kerjasama dengan universitas lain baik di dalam negeri maupun di
luar negeri dalam bentuk perogram double degree dan student exchange ke
Australia (2005), Tari Saman ke Singapura (2010), Summer School (10
Mahasiswa Kelas Internasional) ke Jerman (2011) dan pengiriman pemain
footsal mahasiswi ke Amerika (2010).
Dilihat dari akseptabilitasnya di dunia kerja, 50 persen alumni FEB setelah
lulus atau menyelesaikan kuliah memperoleh pekerjaan. Waktu yang
dibutuhkan untuk mendapatkan pekerjaan adalah 0-1 tahun. Hampir di semua
kementrian di Indonesia dan kantor-kantor dinas lainnya sudah ada lulusan dari
FEB, terutama untuk posisi accounting, seperti Kementerian Agama,
Kementerian Keuangan, Kementerian HAM, dan lain-lain.
Bahkan juga telah banyak alumni FEB yang bekerja di berbagai bank
utama di Indonesia seperti BCA, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI, Bank
Syariah Mandiri, Bank Muamalat dan lain-lain. Dilihat dari kreativitasnya
dalam membuka peluang kerja, telah banyak dilahirkan entrepreneur muda
yang dilahirkan melalui inkubator bisnis yang bekerjasama dengan berbagai
pihak luar seperti Bank Mandiri dalam membantu upaya terciptanya
wirausahawan dari kalangan mahasiswa dan alumni FEB. Bahkan telah ada
83
alumni FEB yang sudah go internasional dengan produknya,
seperti javacappucino.
Dari sisi pelayanan, FEB berusaha menjadikan mahasiswa
sebagai stakeholder utama, yang harus dilayani secara prima. Perwujudan
pelayanan prima itu berupa pelayanan satu pintu (one stop service). Saat ini
sudah dimulai penciptaan website individu dosen untuk memudahkan
informasi dan proses komunikasi pembelajaran yang interaktif antar dosen dan
mahasiswa.
Pada tahun 2011-2012, tiga program studi di FEB melakukan akreditasi
untuk kedua kalinya. Hasilnya, program studi manajemen—berdasarkan Surat
Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor: 018//BAN-
PT/Ak-SURV-III/S1/XII/2011 tertanggal 22 Desember 2011—mendapatkan
nilai “A” (361) yang berlaku sampai 28 Juli 2016. Prodi Akuntansi—
berdasarkan Surat Keputusan BAN PT nomor 008/BAN-PT/Ak-XIV/VI/2011–
mendapatkan nilai “B” (347) berlaku sampai 23 Juni 2016. Sedangkan Profi
Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan—berdasarkan Surat Keputusan Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor:023/BAN-PT/Ak-SURV-
III/S1/III/2012, tertanggal 16 Maret 2012—mendapatkan nilai “A” (365),
berlaku sampai 28 Juli 2016.
Perkembangan selanjutnya adalah pada tahun 2012, FEB resmi membuka
dua program studi baru, yakni Program Studi Perbankan Syariah dan Program
Studi Ekonomi Syariah berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Islam Nomor 1119 Tahun 2012. Program Studi ini diselenggarakan
84
dengan mengacu pada Peraturan Menteri Agama Nomor 36 Tahun 2009
tentang Penetapan Pembidangan Ilmu dan Gelar Akademik di Lingkungan
Perguruan Tinggi Agama Islam. Untuk angkatan pertama, FEB membuka satu
kelas untuk masing-masing prodi baru. Dua prodi baru ini diselenggarakan
untuk menjawab kebutuhan dan tantangan perbankan syariah, keuangan
syariah dan ekonomi syariah di Indonesia. Jadi sampai sekarang FEB telah
memiliki lima program studi: Manajemen (program regular dan kelas
internasional), Akuntansi (program regular dan kelas internasional), Ilmu
Ekonomi dan Studi Pembangunan, Perbankan Syariah, dan Ekonomi Syariah.
Sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan standard pelayanan akademik,
FEB telah berusaha mengikuti sertifikasi ISO 2008:9001
dan Alhamdulillah, FEB resmi mendapatkan sertifikat tersebut pada awal tahun
2013.
2. Visi dan misi
Visi Fakultas Ekonomi dan Bisnis adalah menjadi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Berstandar Mutu Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Bertaraf
Internasional dengan Keunggulan Integrasi Keilmuan, Moralitas Keislaman
dan Karakteristik Keindonesiaan.
Misi Fakultas Ekonomi dan Bisnis adalah:
a. Melaksanakan dan Mengembangkan Inisiatif “Manajemen Perubahan”
pada Layanan Akademik, Administrasi Umum dan Keuangan
b. Melaksanakan dan Mengembangkan Tata laksana Pendidikan,
Penelitian dan Pengabdian
85
c. Revitalisasi Sistim Kelembagaan Fakultas yang dapat Mendukung
Inisatif dan Kerja Integrasi Keilmuan, Keislaman dan Karakteristik ke
Indonesiaan
B. Karakteristik Responden
1. Berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.1.
Jenis kelamin responden
Jenis kelamin Jumlah Persentase
Perempuan 58 55%
Laki-laki 47 45%
Total 105 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden didominasi
oleh perempuan sebanyak 58 orang dengan persentase 55%. Sedangkan
responden laki-laki sebanyak 47 orang dengan persentase 47%.
2. Karakteristik responden berdasar pendidikan
Tabel 4.2.
Latar belakang pendidikan
Jenis Sekolah Jumlah Persentase
SMA 78 74,3%
SMK 19 18,1%
Lainnya 8 7,6%
Total 105 100%
Berdasarkan tabel 4.2 di atas terlihat bahwa responden dengan lulusan
SMA berjumlah 78 atau 74,3% responden, responden dengan lulusan SMK
berjumlah 19 atau 18,1% responden, responden dari jenis sekolah selain
86
SMA/K berjumlah 8 atau 7,6% responden. Pada penelitian ini di dominasi
oleh konsumen yang memiliki latar belakang jenis pendidikan SMA.
C. Analisis dan Pembahasan
1. Analisis deskriptif (Nilai rata-rata dan persentase Jawaban
Responden)
Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata
secara jelas dan terperinci. Analisis deskriptif merupakan metode yang
bertujuan menggambarkan secara sistematis dan faktual tentang fakta-
fakta serta hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara
mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data
dalam pengujian hipotesis statistik.
Tabel 4.3.
Jawaban Kuesioner Variabel Expectation and performance
N
o Pernyataan
Respon Jum
lah Mean
Ket.
SS S R TS STS
1
Dana yang
kembali
sesuai
harapan
investor
41 19 18 9 18 105 3,53
Baik
2
Dana yang
kembali
sesuai tenggat
waktu yang
dijanjikan
41 18 12 19 15 105 3,49
Baik
3
Iklim
investasi
kondusif
sesuai
harapan
32 23 18 10 22 105 3,31
Baik
87
4
Kinerja
investasi
sesuai target
38 30 14 9 14 105 3,66 Baik
5
Investasi lebih
baik dari
menabung
42 23 12 13 15 105 3,61 Baik
Jumlah 194 113 74 59 84 525 Rata rata
Persentase 30,9%
19,6%
17,9%
14,9%
16,8%
100%
3,52 Baik
Sumber: Data penelitian diolah, 2020
Penjelasan :
Dapat diketahui jumlah seluruh hasil pernyataan adalah 162 + 103 +
94 + 78 + 88 = 540
Dengan perhitungan persentase sebagai berikut :
SS (sangat setuju) : x 100% = 30,9%
S (setuju) : x 100% = 19,6%
R (ragu) : x 100% = 17,9%
TS (tidak setuju) : x 100% = 14,9%
STS (sangat tidak setuju) : x 100% = 16,8%
Penulis menyimpulkan berdasarkan hasil jawaban 105 responden dengan 5
pernyataan, yang menjawab “sangat setuju” berjumlah 162 atau 30,9%, “setuju”
berjumlah 103 atau 19,6%, “ragu” berjumlah 94 atau 17,9%, “tidak setuju”
berjumlah 78 atau 14,9%, “sangat tidak setuju” berjumlah 88 atau 16,8%. Nilai
rata-rata pada indikator financial return, diperoleh nilai sebesar 3,24. Nilai rata-
88
rata pada indikator expected situation, diperoleh nilai sebesar 3,07. Nilai rata-rata
pada investment performance, diperoleh nilai sebesar 3,55. Untuk nilai rata-rata
tertinggi, diperoleh dari item nomor 5 yaitu “investasi lebih baik dari menabung”
dengan nilai sebesar 3,64. Nilai rata-rata keseluruhan item pada variabel
expectation and performance sebesar 3,33 atau 66,6% ( ).
Tabel 4.4.
Jawaban Kuesioner Variabel Disposition and trading behavior
N
o Pernyataan
Respon Jum
lah Mean
Ket.
SS S R TS STS
1
Memiliki
motivasi tinggi
dalam
berinvestasi
34 23 10 25 13 105 3,38
Baik
2
Dengan
berinvestasi,
berarti gaya
hidup lebih
meningkat
34 27 7 19 18 105 3,38
Baik
3
Sanggup
mengambil
resiko dalm
berinvestasi
33 26 20 12 14 105 3,50
Baik
4
Pembagian
hasil sesuai
dengan jenis
investasi yang
diambil
22 27 23 15 18 105 3,19
Baik
5
Investor
menerima hasil
netto dari
investasi
31 22 17 15 20 105 3,28
Baik
6
Dana untuk
investasi sesuai
dengan
anggaran yang
32 28 16 16 13 105 3,48
Baik
89
dimiliki
Jumlah 186 153 93 102 96 630 Rata rata
Persentase 27,6%
23,8%
20,2%
14% 14,4%
100%
3,37 Baik
Sumber: Data penelitian diolah, 2020
Penjelasan :
Dapat diketahui jumlah seluruh hasil pernyataan adalah 174 + 150 +
127 + 88 + 91 = 630
Dengan perhitungan persentase sebagai berikut :
SS (sangat setuju) : x 100% = 27,6%
S (setuju) : x 100% = 23,8%
R (ragu) : x 100% = 20,2%
TS (tidak setuju) : x 100% = 14%
STS (sangat tidak setuju) : x 100% = 14,4%
Penulis menyimpulkan berdasarkan hasil jawaban 105 responden dengan 6
pernyataan, yang menjawab “sangat setuju” berjumlah 174 atau 27,6%, “setuju”
berjumlah 150 atau 23,8%, “ragu” berjumlah 127 atau 20,2%, “tidak setuju”
berjumlah 88 atau 14%, “sangat tidak setuju” berjumlah 91 atau 14,4%. Nilai rata-
rata pada indikator overconfidence bias, diperoleh nilai sebesar 3,3. Nilai rata-rata
pada indikator investor type, diperoleh nilai sebesar 3,47. Nilai rata-rata pada
disposition, diperoleh nilai sebesar 3,3. Nilai rata-rata pada funding resource,
diperoleh nilai sebesar 3,56. Untuk nilai rata-rata tertinggi, diperoleh dari item
90
nomor 6 yaitu “Dana untuk investasi sesuai dengan anggaran yang dimiliki”
dengan nilai sebesar 3,56. Nilai rata-rata keseluruhan item pada variabel
disposition and trading behavior sebesar 3,36 atau 67,2% ( ).
Tabel 4.5.
Jawaban Kuesioner Variabel Financial literacy
N
o Pernyataan
Respon Jum
lah Mean
Ket.
SS S R TS STS
1
Memiliki
pemahaman
tentang
investasi
39 23 8 23 12 105 3,51
Baik
2
Memiliki
pengetahuan
tentang produk
investasi
30 29 11 17 18 105 3,34
Baik
3
Memiliki
informasi
tentang
perusahaan
penyelenggara
investasi
30 28 19 14 14 105 3,44
Baik
4
Memiliki
pemahaman
tentang
pengelolaan
keuangan
30 27 21 18 9 105 3,49
Baik
5
Mempelajari
pengalaman
investasi yang
sudah berjalan
35 30 9 18 13 105 3,53
Baik
6
Mendapatkan
saran tentang
investasi yang
akan diambil
30 35 11 13 16 105 3,48
Baik
Jumlah 115 126 93 87 77 525 Rata rata
91
Persentase 21,9%
24% 17,7%
16,6%
14,7%
100%
3,47 Baik
Sumber: Data penelitian diolah, 2020
Penjelasan :
Dapat diketahui jumlah seluruh hasil pernyataan adalah 115 + 126 +
93 + 87 + 77 = 525
Dengan perhitungan persentase sebagai berikut :
SS (sangat setuju) : x 100% = 21,9%
S (setuju) : x 100% = 24%
R (ragu) : x 100% = 17,7%
TS (tidak setuju) : x 100% = 16,6%
STS (sangat tidak setuju) : x 100% = 14,7%
Penulis menyimpulkan berdasarkan hasil jawaban 105 responden dengan 5
pernyataan, yang menjawab “sangat setuju” berjumlah 115 atau 21,9%, “setuju”
berjumlah 126 atau 24%, “ragu” berjumlah 93 atau 17,7%, “tidak setuju”
berjumlah 87 atau 16,6%, “sangat tidak setuju” berjumlah 77 atau 14,7%. Nilai
rata-rata pada indikator investment literacy, diperoleh nilai sebesar 3,14. Nilai
rata-rata pada indikator investment knowledge, diperoleh nilai sebesar 3,37. Nilai
rata-rata pada companies knowledge, diperoleh nilai sebesar 3,38. Nilai rata-rata
pada financial management, diperoleh nilai sebesar 3,33. Nilai rata-rata pada
experience, diperoleh nilai sebesar 3,39. Untuk nilai rata-rata tertinggi, diperoleh
dari item nomor 5 yaitu “Mempelajari pengalaman investasi yang sudah berjalan”
92
dengan nilai sebesar 3,39. Nilai rata-rata keseluruhan item pada variabel financial
literacy sebesar 3,32 atau 66,4% ( ).
Tabel 4.6.
Jawaban Kuesioner Variabel Minat
N
o Pernyataan
Respon Jum
lah Mean
Ket.
SS S R TS STS
1
Adanya
pemusatan
perhatian
terhadap
produk
investasi
43 23 8 20 11 105 3,64
Baik
2
Investasi dapat
meningkatkan
level sosial
32 34 14 19 6 105 3,64 Baik
3
Adanya
kebutuhan
untuk
berinvestasi
28 28 31 15 3 105 3,60
Baik
4
Rasa ingin
melebihi orang
lain dalam hal
investasi
34 27 23 14 7 105 3,64
Baik
5
Mengerti akan
kegunaan
produk
investasi
24 38 20 17 6 105 3,54
Baik
6
Memahami
keuntungan
yang akan
didapat dari
investasi
30 34 10 19 12 105 3,49
Baik
Jumlah 155 182 125 111 57 630 Rata rata
Persentase 24,6%
28,9%
19,8%
17,6%
9% 100%
3,59 Baik
93
Sumber: Data penelitian diolah, 2020
Penjelasan :
Dapat diketahui jumlah seluruh hasil pernyataan adalah 155 + 182 +
125 + 111 + 57 = 630
Dengan perhitungan persentase sebagai berikut :
SS (sangat setuju) : x 100% = 24,6%
S (setuju) : x 100% = 28,9%
R (ragu) : x 100% = 19,8%
TS (tidak setuju) : x 100% = 17,6%
STS (sangat tidak setuju) : x 100% = 9%
Penulis menyimpulkan berdasarkan hasil jawaban 105 responden dengan 6
pernyataan, yang menjawab “sangat setuju” berjumlah 155 atau 24,6%, “setuju”
berjumlah 182 atau 28,9%, “ragu” berjumlah 125 atau 19,8%, “tidak setuju”
berjumlah 111 atau 17,6%, “sangat tidak setuju” berjumlah 57 atau 9%. Nilai rata-
rata pada indikator ketertarikan, diperoleh nilai sebesar 3,34. Nilai rata-rata pada
indikator keinginan, diperoleh nilai sebesar 3,53. Nilai rata-rata pada keyakinan,
diperoleh nilai sebesar 3,4. Untuk nilai rata-rata tertinggi, diperoleh dari item
nomor 4 yaitu “Rasa ingin melebihi orang lain dalam hal investasi” dengan nilai
sebesar 3,76. Nilai rata-rata keseluruhan item pada variabel minat sebesar 3,42
atau 68,4% ( ).
2. Analisis deskriptif (Hasil Uji Frekuensi Jawaban Responden)
94
a. Variabel Expectation and Performance
Variabel Expectation and Performance pada penelitian ini diukur
melalui 5 pernyataan yang disebarkan kepada 105 orang responden.
Tabel 4.7.
Dana yang kembali sesuai harapan investor (EP1)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju
18 17,1 17,1 17,1
Tidak Setuju 9 8,6 8,6 25,7
Ragu-ragu 18 17,1 17,1 42,9
Setuju 19 18,1 18,1 61,0
Sangat Setuju 41 39,0 39,0 100,0
Total 105 100,0 100,0
Berdasarkan tabel di atas, dari 105 responden, responden dengan
jawaban sangat tidak setuju sebanyak 18 responden atau 17,1%;
responden dengan jawaban tidak setuju sebanyak 9 responden atau
8,6%; responden dengan jawaban ragu-ragu sebanyak 18 responden
atau 17,1%, responden dengan jawaban setuju sebanyak 19 responden
atau 18,1%; serta responden dengan jawaban sangat setuju sebanyak
41 responden atau 39%. Jawaban positif sebesar 60% menunjukkan
bahwa mahasiswa calon investor yakin dana yang dikeluarkannya akan
kembali sesuai yang diharapkan mereka.
Menurut Costantini (2011), expected return dari sudut pandang
investor/debitur merupakan tingkat minimum dimana modal dapat
diperoleh kembali oleh mereka atau dari sudut pandang kreditur
95
merupakan pengembalian minimum yang dapat diterima untuk
meminjamkan modal.128
Lasher (2017) menjelaskan bahwa investor biasanya mengharapkan
expected return yang lebih tinggi dari required return yang diberikan.
Ia menjelaskan bahwa, “substantial investment will take place in a
particular stock only if the generally expected return exceeds most
peoples required return for that stock. In other words, people won’t
buy an issue unless they think it will return at least as much as they
require”.129 (investasi besar akan terjadi pada saham tertentu hanya
jika pengembalian yang diharapkan melebihi pengembalian yang
dibutuhkan untuk sebagian orang. Dengan kata lain, orang tidak akan
membeli saham kecuali mereka berpikir itu akan mengembalikan
setidaknya sebanyak yang mereka butuhkan).
Tabel 4.8.
Dana yang kembali sesuai tenggat waktu yang dijanjikan (EP2)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju
15 14,3 14,3 14,3
Tidak Setuju 19 18,1 18,1 32,4
Ragu-ragu 12 11,4 11,4 43,8
Setuju 18 17,1 17,1 61,0
128 Pascal Costantini. Cash return on capital invested: ten years of investment analysis with the
CROCI economic profit model, Elsevier, Oxford, 2011, h 40 129 William R Lasher, practical financial management, cengage learning, Boston, 2017, h 396
96
Sangat Setuju 41 39,0 39,0 100,0
Total 105 100,0 100,0
Berdasarkan tabel di atas, dari 105 responden, responden dengan
jawaban sangat tidak setuju sebanyak 15 responden atau 14,3%;
responden dengan jawaban tidak setuju sebanyak 19 responden atau
18,1%; responden dengan jawaban ragu-ragu sebanyak 12 responden
atau 17,1%, responden dengan jawaban setuju sebanyak 41 responden
atau 39%; serta responden dengan jawaban sangat setuju sebanyak 36
responden atau 34,3%. Jawaban positif sebesar 59% menunjukkan
bahwa mahasiswa calon investor yakin dana yang dikeluarkannya akan
kembali sesuai tenggat waktu yang dijanjikan.
Dalam melakukan investasi, biasanya termuat suatu
kesepakatan/perjanjian antara kedua belah pihak. Hal tersebut yang
biasa dikenal dengan syarat dan ketentuan (terms and conditions) atau
dalam finansial disebut terms of the investment. Salah satu yang
termasuk di dalamnya adalah jangka waktu pengembalian.130
Menurut Suratman (2001:129), investor dapat mempertimbangkan
dari perbandingan waktu pengembalian (payback period) dengan umur
ekonomis dari proyek investasi yang dijalankan. Apabila waktu
pengembalian lebih pendek dari umur ekonomis proyek, maka
investasi dapat dilakukan. Menurut Yanuarti dan Dewi (2018), aspek
130 David Gladstone dan Laura Gladstone, Venture Capital Handbook: An Entrepreneurs Guide
To Raising Venture Capital, Prentice Hall, New York, h 166
97
yang menjadi pertimbangan investor sebelum melakukan keputusan
berinvestasi adalah jangka waktu pengembalian, serta rate of return.131
Tabel 4.9.
Iklim investasi kondusif sesuai harapan (EP3)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju
22 21,0 21,0 21,0
Tidak Setuju 10 9,5 9,5 30,5
Ragu-ragu 18 17,1 17,1 47,6
Setuju 23 21,9 21,9 69,5
Sangat Setuju 32 30,5 30,5 100,0
Total 105 100,0 100,0
Berdasarkan tabel di atas, dari 105 responden, responden dengan
jawaban sangat tidak setuju sebanyak 22 responden atau 21%;
responden dengan jawaban tidak setuju sebanyak 10 responden atau
9,5%; responden dengan jawaban ragu-ragu sebanyak 18 responden
atau 18%, responden dengan jawaban setuju sebanyak 23 responden
atau 21,9%; serta responden dengan jawaban sangat setuju sebanyak
32 responden atau 30,5%. Jawaban positif sebesar 57% menunjukkan
bahwa mahasiswa calon investor memiliki harapan bahwa iklim
investasi kondusif sesuai harapan.
Investasi yang kita lakukan tentunya akan berjalan dengan
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi lingkungan yang sedang terjadi.
Fatihudin (2019) menjelaskan bahwa regulasi pemerintah, iklim
131 Ika Yanuarti dan Helena Dewi, Start Up Bisnis Sebagai Alternatif Investasi: Studi Kasus Pada
PT Fiture Teknologi Inovasi, ULTIMA Management, Vol. 10, No.2, Desember 2018
98
investasi yang kondusif, serta jaminan keamanan merupakan pemicu
keberhasilan dari investasi yang dilakukan.132
Menurut Costantini (2011), inflasi yang terjadi akan tanpa ragu
membahayakan urusan investasi.133
Menurut Yamagata (2004):134
“The concept of investment climate brings out more clearly the
sort of business environment existing in an aconomy and how
conducive it is to the entry of enterprises, their business
operations and employment of workers. There are three
aspects to the investment climate: the macroeconomy,
institutions and infrastructure. The factors affecting investment
are inflation, fluctuation in exchange rate, corruption, policy,
taxes, crime and regulations”.
Tabel 4.10.
Kinerja investasi sesuai target (EP5)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju
14 13,3 13,3 13,3
Tidak Setuju 9 8,6 8,6 21,9
Ragu-ragu 14 13,3 13,3 35,2
Setuju 30 28,6 28,6 63,8
Sangat Setuju 38 36,2 36,2 100,0
Total 105 100,0 100,0
132 Didin Fatihudin, membedah investasi menuai geliat ekonomi, Deepublish, Yogyakarta, hal 34 133 Pascal Costantini. Cash return on capital invested: ten years of investment analysis with the
CROCI economic profit model, Elsevier, Oxford, 2011, hal 40 134 Parjiono, dkk., kebijakan multilateral dan pembangunan ekonomi Indonesia, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2018, hal 126
99
Berdasarkan tabel di atas, dari 105 responden, responden dengan
jawaban sangat tidak setuju sebanyak 14 responden atau 13,3%;
responden dengan jawaban tidak setuju sebanyak 9 responden atau
13,3%; responden dengan jawaban ragu-ragu sebanyak 14 responden
atau 13,3%, responden dengan jawaban setuju sebanyak 30 responden
atau 28,6%; serta responden dengan jawaban sangat setuju sebanyak
38 responden atau 36,2%. Jawaban positif sebesar 68% menunjukkan
bahwa mahasiswa calon investor memiliki harapan akan kinerja
investasi yang baik.
Kinerja investasi (investment performance) merupakan pengukuran
dalam periode dan mata uang tertentu. Biasanya mengacu kepada
tingkat pengembalian investasi. Menurut Bragg (2010), investor dapat
mengukur kinerja investasi melalui investment turnover, yaitu
pengukuran perputaran investasi oleh investor untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam mengubah hutang dan ekuitas menjadi
uang. Rasio tinggi dari penjualan terhadap hutang dan ekuitas
mengindikasikan tingkat efisiensi yang tinggi.135 Bagi investor,
terdapat tiga hal utama dalam pengukuran kinerja investasi, yakni
monitoring progress, manager selection and evaluation, dan asset
allocation.136 Menurut Lopez dan Walker (2019), kinerja investasi
135 Steven M Bragg. Business Ratios and Formulas: A Comprehensive Guide. Jhon Wiley & Sons,
New Jersey, 2010, hal 29 136 Daniel Chladek, Investment Performance Measurement & Performance Measurement
Standards, GmbH, Jerman, 2006, hal 4
100
(investment performance), regulasi serta insentif dalam investasi dapat
mempengaruhi investor berinvestasi.137
Tabel 4.11.
Investasi lebih baik dari menabung (EP6)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju
15 14,3 14,3 14,3
Tidak Setuju 13 12,4 12,4 26,7
Ragu-ragu 12 11,4 11,4 38,1
Setuju 23 21.9 21.9 60,0
Sangat Setuju 42 40,0 40,0 100,0
Total 105 100,0 100,0
Berdasarkan tabel di atas, dari 105 responden, responden dengan
jawaban sangat tidak setuju sebanyak 15 responden atau 14,3%;
responden dengan jawaban tidak setuju sebanyak 13 responden atau
12,4%; responden dengan jawaban ragu-ragu sebanyak 12 responden
atau 11,4%, responden dengan jawaban setuju sebanyak 23 responden
atau 21,9%; serta responden dengan jawaban sangat setuju sebanyak
42 responden atau 40%. Jawaban positif sebesar 65% menunjukkan
bahwa mahasiswa calon investor memiliki pandangan bahwa investasi
lebih baik dari menabung.
Bagi sebagian orang, investasi lebih menjanjikan untuk masa depan
daripada menabung. Menabung pada dasarnya adalah penggunaan
137 Fernando Lopez dan Eduardo Walker, investment performance, regulation and incentives: the
case of Chilean pension funds, www.researchgate.net/publication/327606632, 2019, diakses
pada 20 Mei 2020
101
uang yang tertunda, yakni uang yang seharusnya anda belanjakan,
disimpan (ditabung) terlebih dahulu untuk dibelanjakan di lain waktu.
Sedangkan investasi adalah penggunaan uang secara terencana untuk
mendapatkan keuntungan yang lebih besar.138
Investasi pada bank nilainya sudah ditentukan dan biasanya
cenderung tetap sehingga expected return kemungkinan tidak besar.
Pada investasi saham, nilainya tergantung pada pergerakan harga yang
terjadi saat ini dan masa datang, sehingga kemungkinan return
investasi yang diharapkan dapat melebihi expected return.139
b. Variabel Disposition and trading behavior
Variabel Disposition and trading behavior pada penelitian ini
diukur melalui 6 pernyataan yang disebarkan kepada 105 orang
responden.
Tabel 4.12.
Motivasi tinggi dalam berinvestasi (DT1)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju
13 12,4 12,4 12,4
Tidak Setuju 25 23,8 23,8 36,2
Ragu-ragu 10 9,5 9,5 45,7
Setuju 23 21,9 21,9 67,6
Sangat Setuju 34 32,4 32,4 100,0
138 Nofie Iman, Panduan Singkat Dan Praktis Memulai Investasi Reksadana, PT Elex Media
Komputindo, Jakarta, hal 4 139 William R Lasher, Practical Financial Management, Cengage Learning, Boston, 2017, hal 396
102
Total 105 100,0 100,0
Berdasarkan tabel di atas, dari 105 responden, responden dengan
jawaban sangat tidak setuju sebanyak 13 responden atau 12,4%;
responden dengan jawaban tidak setuju sebanyak 25 responden atau
23,8%; responden dengan jawaban ragu-ragu sebanyak 10 responden
atau 9,5%, responden dengan jawaban setuju sebanyak 23 responden
atau 21,9%; serta responden dengan jawaban sangat setuju sebanyak
34 responden atau 32,4%. Jawaban positif sebesar 57% menunjukkan
bahwa mahasiswa calon investor memiliki perilaku dalam berinvestasi
dengan motivasi yang tinggi.
Menurut Handoko, motivasi merupakan kegiatan yang
mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara perilaku manusia,
keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu
untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.140
Motivasi tinggi dalam berinvestasi dapat disebabkan dari adanya
prediksi yang terlalu tinggi yang diperkirakan secara subyektif oleh
investor terhadap hasil investasi. Hal itu biasa disebut sebagai
overconfidence.141
Berdasarkan hasil penelitian Rizki Chaerul Pajar, menunjukkan
bahwa motivasi mempengaruhi minat dalam melakukan investasi.142
140 Hani T Handoko, Manajemen dan Sumber Daya Manusia, BPFE, Yogyakarta, 2013, hal 249 141 Imran Demir. Overconfidence and Risk Taking In Foreign Policy Decision Making, Palgrave
MacMilan, New Jersey, 2017, hal 10 142 Rizki Chaerul Pajar, Pengaruh Motivasi Investasi Dan Pengetahuan Investasi Terhadap Minat
Investasi Di Pasar Modal Pada Mahasiswa FE UNY, UNY, Yogyakarta, 2017
103
Tabel 4.13.
Dengan berinvestasi, berarti gaya hidup lebih meningkat (DT2)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju
18 17,1 17,1 17,1
Tidak Setuju 19 18,1 18,1 35,2
Ragu-ragu 7 6,7 6,7 41,9
Setuju 27 25,7 25,7 67,6
Sangat Setuju 34 32,4 32,4 100,0
Total 105 100,0 100,0
Berdasarkan tabel di atas, dari 105 responden, responden dengan
jawaban sangat tidak setuju sebanyak 18 responden atau 17,1%;
responden dengan jawaban tidak setuju sebanyak 19 responden atau
18,1%; responden dengan jawaban ragu-ragu sebanyak 7 responden
atau 6,7%, responden dengan jawaban setuju sebanyak 27 responden
atau 25,7%; serta responden dengan jawaban sangat setuju sebanyak
34 responden atau 32,4%. Jawaban positif sebesar 61% menunjukkan
bahwa mahasiswa calon investor memiliki perilaku dalam berinvestasi
dengan memandang bahwa dengan berinvestasi, berarti gaya hidup
lebih meningkat.
Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan
manusia dalam masyarakat.143 Menurut Kotler dan Armstrong, gaya
hidup merupakan pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-
hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang
143 KBBI online gaya hidup, diakses pada 20 Mei 2020
104
bersangkutan.144 Menurut penelitian Febriany Fitria, gaya hidup
seseorang dapat mempengaruhi perilaku investasi.145 Menurut Syarif
Yunus, investasi dapat dijadikan sebagai gaya hidup dalam rangka
mempertahankan gaya hidup.146
Tabel 4.14.
Sanggup mengambil resiko investasi (DT3)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju
14 13,3 13,3 13,3
Tidak Setuju 12 11,4 11,4 24,8
Ragu-ragu 20 19,0 19,0 43,8
Setuju 26 24,8 24,8 68,6
Sangat Setuju 33 31,4 31,4 100,0
Total 105 100,0 100,0
Berdasarkan tabel di atas, dari 105 responden, responden dengan
jawaban sangat tidak setuju sebanyak 14 responden atau 13,3%;
responden dengan jawaban tidak setuju sebanyak 12 responden atau
11,4%; responden dengan jawaban ragu-ragu sebanyak 20 responden
atau 19%, responden dengan jawaban setuju sebanyak 26 responden
atau 24,8%; serta responden dengan jawaban sangat setuju sebanyak
33 responden atau 31,4%. Jawaban positif sebesar 59% menunjukkan
144 Philip Kotler dan Gary Armstrong, Principles Of Marketing, Prentice Hall, New Jersey, 2012,
hal 76 145 Febriany Fitria, Pengaruh Gaya Hidup dan Manajemen Keuangan Terhadap Perilaku
Investasi Pada Keluarga Wirausaha, IPB, Bogor, 2018 146 Syarif Yunus, https://www.kompasiana.com/syarif1970/5b464457bde575243539418a/jadikan-
investasi-sebagai-gaya-hidup, 2018, diakses pada 20 Mei 2020
105
bahwa mahasiswa calon investor sanggup mengambil resiko dan
konsekuensi dalam berinvestasi.
Menurut Lasher (2017) : “risk for an investor is the chance
(probability) that the return on an investment will turn out to be less
than he or she expected when the investment was made”.147
Menurut Jhon Burr Williams (1938) :148
“…the longer a buyer holds a stock or bond, the more
important are the devidens or coupons while he owns it and
the less important is the price when he sells it…for this reason
we shall define an investor as abuyer interested in dividends,
or coupon and principal, and a speculator as a buyer
interested in the resale price.”
Tabel 4.15.
Pembagian hasil sesuai dengan jenis investasi yang diambil (DT4)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju
18 17,1 17,1 17,1
Tidak Setuju 15 14,3 14,3 31,4
Ragu-ragu 23 21,9 21,9 53,3
Setuju 27 25,7 25,7 79,0
Sangat Setuju 22 21,0 21,0 100,0
147 William R Lasher, practical financial management, cengage learning, Boston, 2017, hal 396 148 Pascal Costantini. Cash return on capital invested: ten years of investment analysis with the
CROCI economic profit model, Elsevier, Oxford, 2011, hal 10
106
Total 105 100,0 100,0
Berdasarkan tabel di atas, dari 105 responden, responden dengan
jawaban sangat tidak setuju sebanyak 18 responden atau 17,1%;
responden dengan jawaban tidak setuju sebanyak 15 responden atau
14,3%; responden dengan jawaban ragu-ragu sebanyak 23 responden
atau 21,9%, responden dengan jawaban setuju sebanyak 27 responden
atau 25,7%; serta responden dengan jawaban sangat setuju sebanyak
22 responden atau 21%. Jawaban positif sebesar 49% menunjukkan
bahwa mahasiswa calon investor meyakini bahwa pembagian hasil
sesuai dengan jenis investasi yang diambil.
Terdapat tiga jenis pemberi modal yang masing-masing memiliki
pembagian hasil berbeda:149
1. Investor sekaligus rekan kerja. Biasanya pada bisnis patungan
dengan teman. Semua pihak menyetorkan investasi masing-
masing pada suatu usaha sekaligus menjadi pengelola, sehingga
masing-masing akan mendapatkan pembagian keuntungan
sesuai modal investasi sekaligus menerima gaji sebagai
pengelola
2. Investor saham. Investor memberikan modal bagi perusahaan
sesuai saham yang dibelinya dan akan mendapatkan dividen
dari keuntungan perusahaan
149 https://www.jurnal.id/id/blog/permodalan-dan-cara-pembagian-keuntungan-pada-sistem-bagi-
hasil/ diakses pada 20 Mei 2020
107
3. Investor dalam bentuk hutang. Investor mengeluarkan uangnya
untuk diberikan sebagai modal dalam sebuah bisnis yang
nantinya ia akan menerima pokok hutang, bunga dan jatuh
tempo
Tabel 4.16.
Investor menerima hasil netto dari investasi (DT5)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju
20 19,0 19,0 19,0
Tidak Setuju 15 14,3 14,3 33,3
Ragu-ragu 17 16,2 16,2 49,5
Setuju 22 21,0 21,0 70,5
Sangat Setuju 31 29,5 29,5 100,0
Total 105 100,0 100,0
Berdasarkan tabel di atas, dari 105 responden, responden dengan
jawaban sangat tidak setuju sebanyak 20 responden atau 19%;
responden dengan jawaban tidak setuju sebanyak 15 responden atau
14,3%; responden dengan jawaban ragu-ragu sebanyak 17 responden
atau 16,2%, responden dengan jawaban setuju sebanyak 22 responden
atau 21%; serta responden dengan jawaban sangat setuju sebanyak 31
responden atau 29,5%. Jawaban positif sebesar 54% menunjukkan
bahwa mahasiswa calon investor meyakini bahwa mereka menerima
hasil netto dari investasi.
Pendapatan bersih investasi adalah real rate of return, yaitu
pendapatan yang diterima dari suatu investasi setelah dikurangi tingkat
108
inflasi yang terjasi saat dana tersebut ditanamkan.150 Pendapatan bersih
adalah pendapatan bersih perusahaan baik berasal dari kegiatan
operasional maupun non operasional, setelah dikurangi pajak
penghasilan (PPh), yang dapat menambah modal pemilik. Pendapatan
bersih berguna bagi investor untuk memprediksi imbalan investasi
yang akan diterimanya apabila ia melakukan investasi di suatu
perusahaan.
Menurut Fakhruddin, dividen yang dibagikan kepada investor
merupakan dasar dalam membeli saham dikarenakan dividen
mencerminkan kualitas kinerja keuangan perusahaan yang biasanya
ditinjau dari laba bersih serta return of investment (ROI). Dari ulasan
tersebut dapat disimpulkan bahwa return yang didapatkan investor
merupakan pendapatan bersih.151
Tabel 4.17.
Dana untuk investasi sesuai dengan anggaran yang dimiliki (DT6)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju
13 12,4 12,4 12,4
Tidak Setuju 16 15,2 15,2 27,6
Ragu-ragu 16 15,2 15,2 42,9
Setuju 28 26,7 26,7 69,5
Sangat Setuju 32 30,5 30,5 100,0
150 Chartered Insurance Institute. Investment Principles, Markets and Environment, BPP Learning
Media, London, hal 12 151 Hendy M Fakhruddin. Go Public: Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai Perusahaan, PT
Elex Media Komputindo, Jakarta, 2008, hal 194
109
Total 105 100,0 100,0
Berdasarkan tabel di atas, dari 105 responden, responden dengan
jawaban sangat tidak setuju sebanyak 13 responden atau 12,4%;
responden dengan jawaban tidak setuju sebanyak 16 responden atau
15,2%; responden dengan jawaban ragu-ragu sebanyak 16 responden
atau 15,2%, responden dengan jawaban setuju sebanyak 28 responden
atau 26,7%; serta responden dengan jawaban sangat setuju sebanyak
32 responden atau 30,5%. Jawaban positif sebesar 60% menunjukkan
bahwa mahasiswa calon investor menyetujui bahwa dana untuk
investasi sesuai dengan anggaran yang dimiliki.
Menurut Eduardus Tandelilin, investor sebagai pihak yang
memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya dengan
harapan memperoleh imbalan, sedangkan perusahaan dapat
mengembangkan proyek untuk menambah keuntungan.152 Oleh karena
investasi merupakan bagian dari muamalah, maka harus dilakukan atas
dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan menghindari mudharat
(Sahroni, 2016).153
Sehingga dapat disimpulkan bahwa investasi yang akan dilakukan
oleh seorang investor menggunakan dana lebih dari dana yang sudah
digunakan untuk kebutuhan pokok hidup.
c. Variabel Financial literacy
152 Eduardus Tandelilin. Portofolio dan Investasi : Teori dan Aplikasi, Kanisius, Yogyakarta,
2010, hal 61 153 Elif Pardiansyah. Investasi dalam Perspektif Ekonomi Islam. Economica: Jurnal Ekonomi
Islam, Volume 8 nomor 2 (2017), hal 349
110
Variabel Financial literacy pada penelitian ini diukur melalui 6
pernyataan yang disebarkan kepada 105 orang responden.
Tabel 4.18.
Memiliki pemahaman tentang investasi (FL1)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju
12 11,4 11,4 11,4
Tidak Setuju 23 21,9 21,9 33,3
Ragu-ragu 8 7,6 7,6 41,0
Setuju 23 21,9 21,9 62,9
Sangat Setuju 39 37,1 37,1 100,0
Total 105 100,0 100,0
Berdasarkan tabel di atas, dari 105 responden, responden dengan
jawaban sangat tidak setuju sebanyak 12 responden atau 11,4%;
responden dengan jawaban tidak setuju sebanyak 23 responden atau
21,9%; responden dengan jawaban ragu-ragu sebanyak 8 responden
atau 7,6%, responden dengan jawaban setuju sebanyak 23 responden
atau 21,9%; serta responden dengan jawaban sangat setuju sebanyak
39 responden atau 37,1%. Jawaban positif sebesar 62% menunjukkan
bahwa mahasiswa calon investor memiliki pemahaman tentang
investasi.
Menurut Haas, pengetahuan (knowledge) lebih luas dari istilah
informasi dikarenakan adanya struktur informasi yang tersirat tentang
segala topik berkaitan dengan investasi menyesuaikan dengan prinsip
111
secara teoritis.154 Menurut Pajar (2017), pengetahuan tentang investasi
dapat mempengaruhi minat melakukan investasi.155
Tabel 4.19.
Memiliki pengetahuan tentang produk investasi (FL2)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju
18 17,1 17,1 17,1
Tidak Setuju 17 16,2 16,2 33,3
Ragu-ragu 11 10,5 10,5 43,8
Setuju 29 27,6 27,6 71,4
Sangat Setuju 30 28,6 28,6 100,0
Total 105 100,0 100,0
Berdasarkan tabel di atas, dari 105 responden, responden dengan
jawaban sangat tidak setuju sebanyak 18 responden atau 17,1%;
responden dengan jawaban tidak setuju sebanyak 17 responden atau
16,2%; responden dengan jawaban ragu-ragu sebanyak 11 responden
atau 10,5%, responden dengan jawaban setuju sebanyak 29 responden
atau 27,6%; serta responden dengan jawaban sangat setuju sebanyak
30 responden atau 28,6%. Jawaban positif sebesar 59% menunjukkan
bahwa mahasiswa calon investor memiliki pemahaman tentang produk
investasi.
Product knowledge melibatkan tidak hanya bagaimana suatu
produk dibuat tetapi bagaimana cara menggunakannya bahkan cara
154 Ernst B Haas. When Knowledge Is Power: Three Models Of Change In International
Organization, University Of California Press, Los Angeles, 1990, hal 74 155 Rizki Chaerul Pajar, Pengaruh Motivasi Investasi Dan Pengetahuan Investasi Terhadap Minat
Investasi Di Pasar Modal Pada Mahasiswa FE UNY, UNY, Yogyakarta, 2017
112
membuangnya, bagaimana daya tawarnya, bagaimana perbandingan
dengan produk sejenisnya, dll.156 Menurut penelitian Kang Li Lim,
dkk., product knowledge merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi perilaku konsumen terhadap perhatian untuk
berinvestasi.157 Informasi mengenai produk didapatkan dengan cara:
melihat produk, membaca semua materi yang tersedia serta mencoba
menggunakan produk tersebut.158 Dapat disimpulkan bahwa
pemahaman tentang produk investasi merupakan pengumpulan
informasi tentang suatu produk investasi tentang bidang investasi,
besar modal awal, besar pengembalian modal, dll.
Produk investasi diciptakan dengan tujuan menghasilkan
keuntungan bagi para investornya. Keuntungan dan kerugian yang
didapatkan tergantung dari kemampuan menggunakan produk
tersebut.159
Tabel 4.20.
Memiliki pengetahuan tentang perusahaan penyelenggara investasi
(FL3)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju
14 13,3 13,3 13,3
Tidak Setuju 14 13,3 13,3 26,7
Ragu-ragu 19 18,1 18,1 44,8
156 Mark Johnston dan Greg Marshall. Contemporary Selling: Building Relationship, Creating
Value, Routledge, New York, 2013, hal 307 157 Kang Li Lim, Geoffrey Soutar dan Julie Lee. Factors Affecting Investment Intentions: a
Consumer Behavior Perspective, Journal of Financial Services Marketing, 18, 301-315, 2013
DOI:10.1057 158 Mark Wrice. First Steps In A Retail Career, MacMillan, Australia, 2002, hal 90 159 Ega Almira Shae. Kiat Mencapai Kebebasan Financial, Koinworks, Jakarta, 2020, hal 31
113
Setuju 28 26,7 26,7 71,4
Sangat Setuju 30 28,6 28,6 100,0
Total 105 100,0 100,0
Berdasarkan tabel di atas, dari 105 responden, responden dengan
jawaban sangat tidak setuju sebanyak 14 responden atau 13,3%;
responden dengan jawaban tidak setuju sebanyak 14 responden atau
13,3%; responden dengan jawaban ragu-ragu sebanyak 19 responden
atau 18,1%, responden dengan jawaban setuju sebanyak 28 responden
atau 26,7%; serta responden dengan jawaban sangat setuju sebanyak
30 responden atau 28,6%. Jawaban positif sebesar 58% menunjukkan
bahwa mahasiswa calon investor memiliki pengetahuan tentang
perusahaan penyelenggara investasi.
Sebelum melakukan investasi, hendaknya investor mengetahui
informasi mengenai perusahaan penyelenggara investasi. Hal tersebut
dilakukan untuk menghindari adanya penipuan atau ketidakpastian
investasi. Menurut Krantz dan Jhonson (2014), company information
bagi investor dan bankir merupakan aspek penting sebelum memulai
investasi.160
Berdasarkan hasil penelitian Ika Yanuarti dan Helena Dewi (2018),
investor sebelum melakukan keputusan berinvestasi harus terlebih
dahulu melihat riwayat finansial (financial history) perusahaan berupa
laporan tahunan seperti laporan aset, arus kas, jangka waktu
160 Matthew Krantz dan Robert Jhonson, Investment Banking for Dummies, Jhon Wiley & Sons,
New Jersey, 2014, hal 110
114
pengembalian, serta rate of return.161 Menurut Fauziah, untuk
mengetahui dan mengambil keputusan investasi, informasi profil
resiko, rasio return on asset, serta nilai perusahaan pada publikasi
terkini dapat menjadi suatu acuan bagi investor.162
Tabel 4.21.
Memiliki pemahaman tentang pengelolaan keuangan (FL4)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju
9 8,6 8,6 8,6
Tidak Setuju 18 17,1 17,1 25,7
Ragu-ragu 21 20,0 20,0 45,7
Setuju 27 25,7 25,7 71,4
Sangat Setuju 30 28,6 28,6 100,0
Total 105 100,0 100,0
Berdasarkan tabel di atas, dari 105 responden, responden dengan
jawaban sangat tidak setuju sebanyak 9 responden atau 8,6%;
responden dengan jawaban tidak setuju sebanyak 18 responden atau
17,1%; responden dengan jawaban ragu-ragu sebanyak 21 responden
atau 20%, responden dengan jawaban setuju sebanyak 27 responden
atau 25,7%; serta responden dengan jawaban sangat setuju sebanyak
30 responden atau 28,6%. Jawaban positif sebesar 57% menunjukkan
bahwa mahasiswa calon investor memiliki pemahaman tentang
pengelolaan keuangan.
161 Ika Yanuarti dan Helena Dewi, start up bisnis sebagai alternatif investasi: studi kasus pada PT
Fiture Teknologi Inovasi, ULTIMA Management, Vol. 10, No.2, Desember 2018 162 Fenty Fauziah. Kesehatan Bank, Kebijakan Dividen dan nilai perusahaan: Teori Dan Kajian
Empiris, Pustaka Horizon, Samarinda, hal 100
115
Pengelolaan keuangan secara pribadi maupun dalam keluarga
sangat penting untuk dilakukan. Hal tersebut dilakukan untuk melihat
besaran free cash flow setelah kelompok pengeluaran rutin dipenuhi.
Free cash flow inilah yang dapat dimanfaatkan dalam berinvestasi.163
Menurut penelitian Febriany Fitria, perilaku investasi seseorang
dipengaruhi oleh baik atau tidaknya ia mengelola/memanajemen
keuangannya.164
Tabel 4.22.
Mempelajari pengalaman investasi yang sudah berjalan (FL5)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju
13 12,4 12,4 12,4
Tidak Setuju 18 17,1 17,1 29,5
Ragu-ragu 9 8,6 8,6 38,1
Setuju 30 28,6 28,6 66,7
Sangat Setuju 35 33,3 33,3 100,0
Total 105 100,0 100,0
Berdasarkan tabel di atas, dari 105 responden, responden dengan
jawaban sangat tidak setuju sebanyak 13 responden atau 12,4%;
responden dengan jawaban tidak setuju sebanyak 18 responden atau
163 Subur Harahap. Langkah pengelolaan keuangan keluarga.
https://suhaplanner.files.wordpress.com/2013/07/8-langkah-pengelolaan-keuangan-
keluarga.pdf, diakses pada 20 Mei 2020 164 Febriany Fitria, Pengaruh Gaya Hidup Dan Manajemen Keuangan Terhadap Perilaku
Investasi Pada Keluarga Wirausaha, IPB, Bogor, 2018
116
17,1%; responden dengan jawaban ragu-ragu sebanyak 9 responden
atau 8,6%, responden dengan jawaban setuju sebanyak 30 responden
atau 28,6%; serta responden dengan jawaban sangat setuju sebanyak
35 responden atau 33,3%. Jawaban positif sebesar 65% menunjukkan
bahwa mahasiswa calon investor mempelajari pengalaman investasi
yang sudah berjalan.
Slogan “kalau mau jadi orang sukses itu harus terus belajar”
mungkin sudah sering kita dengar. Begitu pula dengan investasi,
sebelum kita berinvestasi, kita harus banyak belajar terutama dari
pengalaman, baik pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain.
Pengalaman adalah keseluruhan pelajaran yang diperoleh seseorang
dari peristiwa yang dilakukannya dalam kehidupan.
Menurut penelitian Khaira Rizfia Fachrudin, tingkat pendidikan
dan pengalaman merupakan faktor dari financial literacy yang dapat
mempengaruhi keputusan berinvestasi.165
Tabel 4.23.
Mendapatkan saran tentang investasi yang akan diambil (FL6)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju
16 15,2 15,2 15,2
Tidak Setuju 13 12,4 12,4 27,6
Ragu-ragu 11 10,5 10,5 38,1
Setuju 35 33,3 33,3 71,4
165 Khaira Rizfia Fachrudin. The Influence Of Education And Experience Toward Investment
Decision With Moderated By Financial Literacy, Polish Journal Of Management Studies
14*2(:51-60, June 2016
117
Sangat Setuju 30 28,6 28,6 100,0
Total 105 100,0 100,0
Berdasarkan tabel di atas, dari 105 responden, responden dengan
jawaban sangat tidak setuju sebanyak 16 responden atau 15,2%;
responden dengan jawaban tidak setuju sebanyak 13 responden atau
12,4%; responden dengan jawaban ragu-ragu sebanyak 11 responden
atau 10,5%, responden dengan jawaban setuju sebanyak 35 responden
atau 33,3%; serta responden dengan jawaban sangat setuju sebanyak
30 responden atau 28,6%. Jawaban positif sebesar 65% menunjukkan
bahwa mahasiswa calon investor mendapatkan saran tentang investasi
yang akan diambil.
Sebagai investor perorangan, dan baru menjamah dunia investasi,
akan menjadi hal yang sangat kompleks bagi kita karena bukan
pengalaman yang kita kerjakan sehari-harinya. Pada saat kita berpikir
pribadi tentang investasi dan ada orang lain yang berkomentar, sudah
menjadi insting untuk merespon balik, terlebih berkaitan dengan posisi
atau kewenangan kita. Dalam situasi yang tidak biasa terkait investasi,
kita harus mulai mempercayai orang lain. Dalam berperilaku investasi,
menjadi ide yang baik bagi kita untuk mendengarkan dan
mempertimbangkan pengalaman praktis dari orang lain.166
166 Jarrod W Wilcox dan Frank Fabozzi. Financial Advice and investment Decisions: A Manifesto
For Change, Jhon Wiley & Sons, New Jersey, 2013, hal 152
118
Menurut Joko Salim, investor akan mendapatkan penjelasan yang
detail dan sesuai dengan mengkonsultasikan investasi yang akan
diambil kepada orang yang berpengalaman agar tidak salah pilih.167
Professional recommendation merupakan pendapat, saran atau
rekomendasi dari kalangan profesional dan menjadi salah satu faktor
yang mempengaruhi dalam berinvestasi.168
Menurut Toral (2002), investor membutuhkan tenaga profesional
dalam berinvestasi sehingga tidak ada kecemasan dalam memilih
investasi dengan pemberian informasi didapatkan dari broker, teman
dan keluarga.169
d. Variabel Minat
Variabel minat pada penelitian ini diukur melalui 6 pernyataan
yang disebarkan kepada 105 orang responden.
Tabel 4.24.
Adanya pemusatan perhatian terhadap produk investasi (M1)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju
11 10,5 10,5 10,5
Tidak Setuju 20 19,0 19,0 29,5
Ragu-ragu 8 7,6 7,6 37,1
Setuju 23 21,9 21,9 59,0
Sangat Setuju 43 41,0 41,0 100,0
167 Joko Salim. 10 investasi Paling Gampang Dan Paling Aman, Visi Media, Jakarta, 2010, hal 17 168 Syaeful Bakhri, Minat Mahasiswa Dalam Investasi Di Pasar Modal, Jurnal Al Amwal No.1,
2018, hal 151 169 Natalia Christanti dan Linda Mahastanti. Factor-faktor Yang Dipertimbangkan Investor
Dalam Melakukan Investasi, Jurnal Manajemen Teori Dan Terapan Tahun 4 No. 3 Desember
2011, h 39
119
Total 105 100,0 100,0
Berdasarkan tabel di atas, dari 105 responden, responden dengan
jawaban sangat tidak setuju sebanyak 11 responden atau 10,5%;
responden dengan jawaban tidak setuju sebanyak 20 responden atau
19%; responden dengan jawaban ragu-ragu sebanyak 8 responden atau
7,6%, responden dengan jawaban setuju sebanyak 23 responden atau
21,9%; serta responden dengan jawaban sangat setuju sebanyak 43
responden atau 41%. Jawaban positif sebesar 66% menunjukkan
bahwa adanya pemusatan perhatian terhadap produk investasi dari
mahasiswa calon investor.
Menurut Bugg-Levin dan Emerson, kinerja perusahaan investasi
yang menghasilkan nilai-nilai sosial dan lingkungan dapat
menumbuhkan pemusatan perhatian (interesting impact) bagi
seseorang untuk berkomitmen dalam investasi.170
Tabel 4.25.
Investasi dapat meningkatkan level sosial (M2)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju
6 5,7 5,7 5,7
Tidak Setuju 19 18,1 18,1 23,8
Ragu-ragu 14 13,3 13,3 37,1
Setuju 34 32,4 32,4 69,5
Sangat Setuju 32 30,5 30,5 100,0
170 Antony Bugg-Levin dan Jed Emerson. Impact Investing: Transforming How We Make Money
While Making A Difference, Jossey-Bass, San Fransisco, 2011, hal 232
120
Total 105 100,0 100,0
Berdasarkan tabel di atas, dari 105 responden, responden dengan
jawaban sangat tidak setuju sebanyak 6 responden atau 5,7%;
responden dengan jawaban tidak setuju sebanyak 19 responden atau
18,1%; responden dengan jawaban ragu-ragu sebanyak 14 responden
atau 13,3%, responden dengan jawaban setuju sebanyak 34 responden
atau 32,4%; serta responden dengan jawaban sangat setuju sebanyak
32 responden atau 30,5%. Jawaban positif sebesar 66% menunjukkan
bahwa manfaat investasi dapat meningkatkan level sosial mahasiswa
calon investor.
Tujuan investasi menurut Joko Salim salah satunya adalah untuk
memiliki kehidupan yang lebih layak. Dengan kehidupan yang layak,
secara otomatis dapat menaikkan derajat sosial seseorang di
masyarakat.171
Menurut Rogres (1987, dalam Susilawati, 2003), tujuan investasi
yang diharapkan dapat menaikkan derajat sosial seseorang tergolong
ke dalam perubahan sosial directed contact change yang merupakan
bentuk perubahan sosial yang terjadi karena faktor atau ide serta
gagasan yang baru dari luar yang dilakukan dengan sengaja.172 Bugg-
Levine dan Emerson mengungkapkan istilah blended value dari
171 Joko Salim. 10 Investasi Paling Gampang Dan Paling Aman, Visi Media, Jakarta, 2010, hal 6 172 Indraddin dan Irwan, Strategi Dan Perubahan Sosial, deepublish, Yogayakarta, 2016, hal 37
121
investasi, yakni investasi tidak hanya untuk mendapatkan financial
return saja, tetapi juga memperbaiki kondisi sosial dan lingkungan.173
Tabel 4.26.
Adanya kebutuhan untuk berinvestasi (M3)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju
3 2,9 2,9 2,9
Tidak Setuju 15 14,3 14,3 17,1
Ragu-ragu 31 29,5 29,5 46,7
Setuju 28 26,7 26,7 73,3
Sangat Setuju 28 26,7 26,7 100,0
Total 105 100,0 100,0
Berdasarkan tabel di atas, dari 105 responden, responden dengan
jawaban sangat tidak setuju sebanyak 3 responden atau 2,9%;
responden dengan jawaban tidak setuju sebanyak 15 responden atau
14,3%; responden dengan jawaban ragu-ragu sebanyak 31 responden
atau 29,5%, responden dengan jawaban setuju sebanyak 28 responden
atau 26,7%; serta responden dengan jawaban sangat setuju sebanyak
28 responden atau 26,7%%. Jawaban positif sebesar 56%
menunjukkan mahasiswa calon investor butuh untuk berinvestasi.
Manusia dalam kehidupannya memerlukan suatu kebutuhan yang
harus dipenuhinya. Berdasar piramida kebutuhan Maslow, setelah
kebutuhan fisiologis sebagai kebutuhan dasar telah terpenuhi, maka
manusia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Menurut
173 Antony Bugg-Levin dan Jed Emerson. Impact Investing: Transforming How We Make Money
While Making A Difference, Jossey-Bass, San Fransisco, 2011, hal 232
122
Nagy dan Obenberger (1994), personal financial needs merupakan
informasi dari pengalaman investor dalam melihat nilai investasi dan
perhitungan pada pengeluaran konsumsi sebagai seorang indenpenden
terkait hasil investasi untuk memenuhi keuangan pribadi.174
Tabel 4.27.
Rasa ingin melebihi orang lain dalam hal investasi (M4)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju
7 6,7 6,7 6,7
Tidak Setuju 14 13,3 13,3 20,0
Ragu-ragu 23 21,9 21,9 41,9
Setuju 27 25,7 25,7 67,6
Sangat Setuju 34 32,4 32,4 100,0
Total 105 100,0 100,0
Berdasarkan tabel di atas, dari 105 responden, responden dengan
jawaban sangat tidak setuju sebanyak 7 responden atau 6,7%;
responden dengan jawaban tidak setuju sebanyak 14 responden atau
13,3%; responden dengan jawaban ragu-ragu sebanyak 23 responden
atau 21,9%, responden dengan jawaban setuju sebanyak 27 responden
atau 25,7%; serta responden dengan jawaban sangat setuju sebanyak
34 responden atau 32,4%. Jawaban positif sebesar 61% menunjukkan
mahasiswa calon investor memiliki rasa ingin melebihi orang lain
dalam hal investasi.
174 Natalia Christanti dan Linda Mahastanti. Faktor-faktor Yang Dipertimbangkan Investor
Dalam Melakukan Investasi, Jurnal Manajemen Teori Dan Terapan Tahun 4 No. 3 Desember
2011, hal 39
123
Menurut Svenson, perilaku overconfidence investor menunjukkan
mereka merasa lebih baik dari orang lain yang tidak berinvestasi,
merasa lebih baik dan percaya diri terhadap kemampuan dan keahlian
dalam berinvestasi antara sesama investor .175
Tabel 4.28.
Mengerti akan kegunaan produk investasi (M5)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju
5 5,7 5,7 5,7
Tidak Setuju 17 16,2 16,2 21,9
Ragu-ragu 20 19,0 19,0 41,0
Setuju 38 36,2 36,2 77,1
Sangat Setuju 24 22,9 22,9 100,0
Total 105 100,0 100,0
Berdasarkan tabel di atas, dari 105 responden, responden dengan
jawaban sangat tidak setuju sebanyak 5 responden atau 5,7%;
responden dengan jawaban tidak setuju sebanyak 17 responden atau
16,2%; responden dengan jawaban ragu-ragu sebanyak 20 responden
atau 19%, responden dengan jawaban setuju sebanyak 38 responden
atau 36,2%; serta responden dengan jawaban sangat setuju sebanyak
24 responden atau 22,9%. Jawaban positif sebesar 62% menunjukkan
mahasiswa calon investor mengerti akan kegunaan produk investasi.
175 Imran Demir. Overconfidence and Risk Taking In Foreign Policy Decision Making, Palgrave
MacMilan, New Jersey, 2017, hal 12
124
Kegunaan dari suatu produk investasi bagi masing-masing orang
akan berbeda disesuaikan dengan tujuan yang hendak ia capai. Hal
pertama yang dibuat dalam berinvestasi adalah menetapkan tujuan
investasi yang hendak dicapai. Dengan menetapkan tujuan investasi,
berarti investor mengerti akan digunakan seperti apa investasi yang
diambilnya tergantung pada karakteristik individunya.176
Tabel 4.29.
Memahami keuntungan yang akan didapat dari investasi (M6)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju
12 11,4 11,4 11,4
Tidak Setuju 19 18,1 18,1 29,5
Ragu-ragu 10 9,5 9,5 39,0
Setuju 34 32,4 32,4 71,4
Sangat Setuju 30 28,6 28,6 100,0
Total 105 100,0 100,0
Berdasarkan tabel di atas, dari 105 responden, responden dengan
jawaban sangat tidak setuju sebanyak 12 responden atau 11,4%;
responden dengan jawaban tidak setuju sebanyak 19 responden atau
18,1%; responden dengan jawaban ragu-ragu sebanyak 10 responden
atau 9,5%, responden dengan jawaban setuju sebanyak 34 responden
atau 32,4%; serta responden dengan jawaban sangat setuju sebanyak
30 responden atau 28,6%. Jawaban positif sebesar 64% menunjukkan
176 Muniya Alteza. Diktat manajemen Investasi, Jurusan Manajemen, Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ekonomi UNY, Yogyakarta, 2010 hal 3
125
mahasiswa calon investor memahami keuntungan yang akan didapat
dari investasi.
Investasi merupakan komitmen yang terjadi antara uang atau
sumber daya lain dengan harapan mencapai keuntungan di masa
datang (future benefits).177 Berdasarkan pengertian investasi,
keuntungan merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan
seseorang melakukan investasi. Expected return yang lebih tinggi
biasanya diharapkan investor dari realized return yang ditawarkan.
3. Confirmatory Factor Analysis (CFA)
Menurut Hair, dkk., (2010),178 confirmatory factor analsysis (CFA)
merupakan bagian structural equation modeling yang dimanfaatkan dalam
pengujian variabel-variabel yang akan diukur (indikator) dalam
menggambarkan atau merepresentasikan bilangan suatu faktor yang
disebut sebagai konstrak. Selain itu, CFA digunakan dalam uji penegasan
dalam teori pengukuran.
a. Pemodelan SEM
Model struktural merupakan model di dalam SEM yang
menggambarkan hubungan antar variabel laten. Model struktural untuk
variabel-variabel dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
EP1=λEP1ξ1+e1 DT1=λDT1ξ1+e1 FL1=λFL1ξ1+e1 M1=λM1η1+e1
EP2=λEP2ξ2+e2 DT2=λDT2ξ2+e2 FL2=λFL2ξ2+e2 M2=λM η2+e2
177 Zvi Bodie, Alex Kane, Alan Marcus, Essentials of Investment, McGraw Hill, New York, 2013,
hal 6 178 Hair, et.al. Multivariate Data Analysis. Pearson, New Jersey, hal 783
126
EP3=λEP3ξ3+e3 DT3=λDT3ξ3+e3 FL3=λFL3ξ3+e3 M3=λM3η3+e3
EP4=λEP4ξ4+e4 DT4=λDT4ξ4+e4 FL4=λFL4ξ4+e4 M4=λM4η4+e4
EP5=λEP5ξ5+e5 DT5=λDT5ξ5+e5 FL5=λFL5ξ5+e5 M5=λM5η5+e5
EP6=λEP6ξ6+e6 DT6=λDT6ξ6+e6 FL6=λFL6ξ6+e6 M6=λM6η6+e6
EP1=0,72ξ1+0,52 DT1=0,71ξ1+0,5 FL1=0,76ξ1+0,57 M1=0,68η1+0,47
EP2=0,72ξ2+0,53 DT2=0,77ξ2+0,53 FL2=0,73ξ2+0,53 M2= 0,78η2+0,6
EP3=0,59ξ3+0,35 DT3=0,76ξ3+0,58 FL3=0,79ξ3+0,62 M3=0,76η3+0,58
EP5=0,77ξ5+0,6 DT4=0,78ξ4+0,62 FL4=0,74ξ4+0,55 M4=0,76η4+0,58
EP6=0,77ξ6+0,59 DT5=0,74ξ5+0,55 FL5=0,71ξ5+0,51 M5=0,74η5+0,55
DT6=0,77ξ6+0,59 FL6=0,71ξ6+0,5 M6=0,68η6+0,47
Gambar 4.1. Model SEM penelitian
b. Uji validitas
127
Menurut Arikunto (2016:315) untuk menguji validitas instrumen
digunakan rumus korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh
Pearson. Jika rhitung > rtabel dengan α = 0,05 maka koefisien korelasi
tersebut signifikan. Menurut Sugiyono (2014:88) Butir yang
mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi
yang tinggi, menunjukkan bahwa butir tersebut mempunyai validitas
yang tinggi pula. Uji validitas dalam structural equation modeling
(SEM) menggunakan software IBM AMOS dapat diketahui dari nilai
standardized loading/loading factor/coefficient path setiap pernyataan
dalam indikator variabel. Nilai loading factor >0,50 dari setiap variabel
menyatakan variabel tersebut valid.179
179 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, Undip,
Semarang, 2016, hal 52
128
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2020
Gambar 4.2.
Diagram jalur beserta nilai loading factor/coefficient path pemodelan pertama
129
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2020
Gambar 4.3.
Diagram jalur beserta nilai loading factor/coefficient path pemodelan kedua
sesudah penghapusan item nomor 4
Dari hasil perhitungan, nilai loading factor/coefficient path semua
item pernyataan lebih besar dari 0,5 sehingga nilai-nilai tersebut dapat
dikatakan valid. Ada satu item pernyataan dengan nilai loading factor di
130
bawah nilai 0,5, yaitu item nomor 4 dengan nilai 0,20 sehingga item
tersebut dinyatakan tidak valid. Langkah berikutnya adalah
menghilangkan item pernyataan tersebut dari perhitungan selanjutnya.
Tabel 4.30.
Hasil uji validitas tahap kedua
Item
Variabel
Nilai
loading
factor
X1 <--- EP1 0,72
X2 <--- EP2 0.72
X3 <--- EP3 0,77
X5 <--- EP5 0,77
X6 <--- EP6 0,77
X7 <--- DT1 0,71
X8 <--- DT2 0,77
X9 <--- DT3 0,76
X10 <--- DT4 0,78
X11 <--- DT5 0,74
X12 <--- DT6 0,77
X13 <--- FL1 0,76
X14 <--- FL2 0,73
X15 <--- FL3 0,79
X16 <--- FL4 0,74
X17 <--- FL5 0,71
X18 <--- FL6 0,71
Y1 <--- M1 0,68
Y2 <--- M2 0,78
Y3 <--- M3 0,76
Y4 <--- M4 0,76
Y5 <--- M5 0,74
Y6 <--- M6 0,68
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2020
Dalam pemodelan kedua setelah menghilangkan item nomor empat,
diperoleh nilai chi square yang lebih rendah (137,079) dari nilai chi square
tabel (259,91) dengan probabilitas (1,000) di atas taraf signifikansi 0,05.
131
Nilai chi square diperoleh dari perhitungan menggunakan microsoft excel
menggunakan rumus CHIINV = (probability;deg_freedom)
chiinv=(224;0,05) diperoleh hasil chi square sebesar 259,91.
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2020
Gambar 4.3.
Nilai chi squre dan probabilitas pemodelan tahap kedua
c. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang
digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan benar-benar
bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konsisten
meskipun diuji berkali-kali.180
Uji reliabilitas dalam structural equation modeling (SEM)
menggunakan software IBM AMOS dapat diketahui dari nilai
standardized loading dan nilai error setiap pernyataan dalam indikator
180 Ibid, hal 48
132
variabel. Uji reliabilitas pada SEM dihitung tersendiri menggunakan
rumus Variance Extracted (AVE) dan Construct Reliability (CR).
Ghozali (2016) menjelaskan bahwa indikator dari variabel disebut
reliabel jika nilai AVE ≥ 0,05 dan CR ≥ 0,07.
Contoh perhitungan Construct Reliability (CR) pada variabel Expectation
and Performance.
Contoh perhitungan Variance Extracted (AVE) pada variabel
Expectation and Performance.
Tabel 4.31.
133
Nilai Perhitungan Reliabilitas
Variabel
Item Standard
Loading
Standard
Loading 2 e=(1-SL2) CR AVE
Expectation
and
Performance
<--- EP1 0,72 0,52 0,48
0,87 0,56
<--- EP2 0,72 0,52 0,48
<--- EP3 0,77 0,59 0,41
<--- EP5 0,77 0,59 0,41
<--- EP6 0,77 0,59 0,41
∑ 3,75 2,82 2,18
∑2 14,06
Deposition
and Trading
behavior
<--- DT1 0,71 0,50 0,50
0,89 0,57
<--- DT2 0,77 0,59 0,41
<--- DT3 0,76 0,58 0,42
<--- DT4 0,78 0,61 0,39
<--- DT5 0,74 0,55 0,45
<--- DT6 0,77 0,59 0,41
∑ 4,53 3,42 2,58
∑2 20,52
Financial
Literacy
<--- FL1 0,76 0,58 0,42
0,88 0,55
<--- FL2 0,73 0,53 0,47
<--- FL3 0,79 0,62 0,38
<--- FL4 0,74 0,55 0,45
<--- FL5 0,71 0,50 0,50
<--- FL6 0,71 0,50 0,50
∑ 4,44 3,29 2,71
∑2 19,71
Minat
<--- M1 0,68 0,46 0,54
0,88 0,54
<--- M2 0,78 0,61 0,39
<--- M3 0,76 0,58 0,42
<--- M4 0,76 0,58 0,42
<--- M5 0,74 0,55 0,45
<--- M6 0,68 0,46 0,54
∑ 4,4 3,24 2,76
∑2 19,36
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.51, dapat diketahui bahwa nilai Construct
Reliability (CR) pada variabel expectation and performance sebesar 0,87;
pada variabel disposition and trading behavior sebesar 0,89; pada variabel
financial literacy sebesar 0,88; serta pada variabel minat sebesar 0,88.
134
Nilai-nilai tersebut telah memenuhi syarat minimum sebesar 0,07. Nilai
Variance Extracted (AVE) pada variabel expectation and performance
sebesar 0,56; pada variabel disposition and trading behavior sebesar 0,57;
pada variabel financial literacy sebesar 0,55; serta pada variabel minat
sebesar 0,54. Nilai-nilai tersebut telah memenuhi syarat minimum sebesar
0,5.
Dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen penelitian dinyatakan
reliabel dan membuktikan bahwa instrumen penelitian dapat digunakan
lebih lanjut.
d. Uji Normalitas data
Uji normalitas digunakan untuk menganalisis suatu persamaan/model
penelitian yang biasanya terdiri dari beberapa variabel dengan puluhan
bahkan ratusan data bahwa data terdistribusi secara normal sehingga layak
digunakan dalam pengujian pada tahapan selanjutnya.
Tabel 4.32.
Normalitas data penelitian
Assessment of normality (Group number 1)
Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.
M6 1,000 5,000 -,518 -2,167 -1,060 -2,217
M5 1,000 5,000 -,512 -2,142 -,679 -1,420
M4 1,000 5,000 -,548 -2,294 -,788 -1,648
M3 1,000 5,000 -,295 -1,233 -,813 -1,700
M2 1,000 5,000 -,570 -2,383 -,844 -1,766
M1 1,000 5,000 -,587 -2,457 -1,144 -2,394
FL1 1,000 5,000 -,437 -1,826 -1,315 -2,751
FL2 1,000 5,000 -,388 -1,623 -1,290 -2,698
FL3 1,000 5,000 -,457 -1,913 -1,070 -2,239
FL4 1,000 5,000 -,402 -1,682 -,998 -2,088
FL5 1,000 5,000 -,552 -2,310 -1,100 -2,301
135
Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.
FL6 1,000 5,000 -,596 -2,494 -,994 -2,078
DT1 1,000 5,000 -,288 -1,204 -1,393 -2,914
DT2 1,000 5,000 -,396 -1,658 -1,369 -2,864
DT3 1,000 5,000 -,522 -2,182 -,971 -2,031
DT4 1,000 5,000 -,257 -1,075 -1,150 -2,406
DT5 1,000 5,000 -,289 -1,208 -1,343 -2,810
DT6 1,000 5,000 -,482 -2,018 -1,061 -2,219
EP1 1,000 5,000 -,562 -2,352 -1,117 -2,336
EP2 1,000 5,000 -,421 -1,762 -1,339 -2,801
EP3 1,000 5,000 -,376 -1,573 -1,295 -2,709
EP5 1,000 5,000 -,767 -2,209 -,696 -1,456
EP6 1,000 5,000 -,635 -2,657 -1,046 -2,188
Multivariate
84,071 12,702
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2020
Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan kriteria
critical ratio (c.r) dari skewness value sebesar ± 2,58 (dibulatkan menjadi
3) pada signifikansi 5% serta dikatakan normal apabila berada pada nilai
critical ratio (c.r) skewness. Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa critical
ratio skew dan kurtosis berada pada rentang -3 sampai 3 sehingga dapat
dinyatakan data memenuhi asumsi normalitas.
4. Absolute Fit Measure
Digunakan untuk pengujian kecocokan model dengan data penelitian
yang ada. Structural equation modeling dapat menguji model secara
individual maupun keseluruhan melalui uji kesesuaian model yang
menguji kesesuaian antara matriks kovarian sampel dengan estimasi
matriks kovarians populasi yang dihasilkan.
Tabel 4.33.
Pengujian Goodness Of Fit Indices (GOF)
136
Kriteria Ketentuan Nilai
Chi Square ≥ tabel 132,649
P-Value ≥ 0.05 1,000
RMSEA ≤ 0.08 0,000
GFI Saturated ≥ 0.90 0,902
AGFI ≥ 0.90 0,880
CMIN/DF ≤ 2.00 0,592
TLI ≥ 0.95 1,086
CFI ≥ 0.95 1,000
IFI ≥ 0.90 1,074
NFI ≥ 0.90 0,909
RFI ≥ 0.90 0,897
NCP 0,000
FMIN 2,377
ECVI 2,275
Hoelter 0,5 ≥ 105 (sampel) 204
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2020
Uji kesesuaian pada model structural equation modeling (SEM)
menggunakan beberapa parameter.
xii. Chi Square (X2)
Chi square digunakan untuk menguji seberapa adanya
penyimpangan atau tingkat kecocokan antara matrik kovarian
sampel dengan matrik kovarian model. Uji statistiknya adalah :
X2 = (n-1) F(S, Σ(Θ))
Dalam SEM, nilai chi square perhitungan dibandingkan dengan
nilai chi square tabel pada tingkat derajat kebebasan (degree of
137
freedom/df) yang ada. Nilai chi square tabel dalam penelitian ini
dihitung menggunakan Microsoft excel dengan rumus
chiinv=(probability;deg_freedom) chiinv=(0,05;224)chiinv =
251,91. Nilai chi square hasil perhitungan dengan df= 224
diperoleh sebesar 132,649. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa
nilai chi square penelitian lebih kecil dari nilai chi square tabel
sehingga disimpulkan data memenuhi kriteria goodness of fit.
xiii. Probability (p)
Nilai probabilitas yang diharapkan adalah p ≥0.05 bila
menggunakan derajat kepercayaan 95% (tingkat signifikansi/α=
0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai probabilitas
sebesar 1,000 sehingga dapat diasumsikan bahwa data memenuhi
kriteria goodness of fit.
xiv. Goodness of fit indices (GFI)
GFI merupakan ukuran mengenai ketepatan model dalam
menghasilkan observed matrix covarians. Nilai GFI ini berkisar 0 –
1. Semakin mendekati angka 1, model dinyatakan semakin baik.
Sebagian besar peneliti menggunakan patokan minimal 0,90
sebagai parameter model bisa dikatakan sebagai model yang baik.
Hasil perhitungan mengungkapkan nilai GFI sebesar 0,902
sehingga dapat diasumsikan bahwa data memenuhi kriteria
goodness of fit.
xv. Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI)
138
Pada dasarnya AGFI adalah sama dengan GFI, tetapi
menyesuaikan pengaruh degree of freedom pada model. Model
dikatakan baik jika nilai AGFI ≥0,90. Hasil perhitungan
menunjukkan nilai AGFI sebesar 0,88 (dibulatkan menjadi 0,9)
sehingga dapat diasumsikan bahwa data memenuhi kriteria
Goodness Of Fit.
xvi. Non-Centrality Parameter (NCP)
NCP merupakan ukuran perbedaan antara Σ dengan Σ(Θ) atau
bentuk spesifikasi ulang dari chi-Square yang dikurangi dengan
DF. Perhitungan adalah sebagai berikut NCP = X2 – DF. Semakin
kecil nilai NCP, maka model dinyatakan semakin baik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai NCP sebesar 0,000 sehingga
dapat diasumsikan bahwa data memenuhi kriteria goodness of fit.
xvii. Root mean square error of approximation (RMSEA)
RMSEA mengukur penyimpangan nilai parameter suatu model
dengan matrix covarians populasinya. Nilai RMSEA <0,05,
menunjukkan bahwa model close fit, sedangkan nilai 0,05<
RMSEA <0,08 menunjukkan model good fit. Hasil perhitungan
menunjukkan nilai RMSEA sebesar 0,000 sehingga dapat
diasumsikan bahwa data memenuhi kriteria goodness of fit.
xviii. Comparative Fit Index (CFI)
Alternatif lain yang bisa digunakan untuk menilai model fit atau
tidak adalah Normed Fit Index (NFI). Bentler kemudian merevisi
139
NFI menjadi CFI (Comparative Fit Index) karena NFI memiliki
tendensi merendahkan fit pada sampel kecil. Nilai CFI ini berkisar
antara 0-1, sedangkan model dinilai fit bila CFI lebih besar dari 0,9.
Hasil perhitungan menunjukkan nilai CFI sebesar 1,000 sehingga
dapat diasumsikan bahwa data memenuhi kriteria goodness of fit.
xix. Tucker-Lewis Index (TLI)
Ukuran Tucker-Lewis Index disebut juga dengan nonnormed fit
index (NNFI). Ukuran ini merupakan ukuran untuk pembandingan
antarmodel yang mempertimbangkan banyaknya koefisien di dalam
model. TLI ≥ 0,9 adalah good fit, sedangkan 0,8 ≤ TLI ≤ 0,9 adalah
marginal fit. Hasil perhitungan menunjukkan nilai CFI sebesar
1,086 sehingga dapat diasumsikan bahwa data memenuhi kriteria
goodness of fit.
xx. Relative Fit Index (RFI)
Alternatif lain yang bisa digunakan untuk menilai model fit atau
tidak adalah Relative Fit Index (NFI). Nilai RFI ini berkisar antara
0-1, nilai RFI ≥0,9 adalah good fit sedangkan 0,8 ≤ RFI ≤ 0,9
adalah marginal fit. Hasil perhitungan menunjukkan nilai RFI
sebesar 0,897 sehingga dapat diasumsikan bahwa data memenuhi
kriteria goodness of fit.
xxi. Incremental Fit Index (IFI)
Alternatif lain yang bisa digunakan untuk menilai model fit atau
tidak adalah Incremental Fit Index (IFI). Nilai IFI ini berkisar
140
antara 0-1, nilai RFI ≥0,9 adalah good fit sedangkan 0,8 ≤ IFI ≤ 0,9
adalah marginal fit. Hasil perhitungan menunjukkan nilai IFI
sebesar 1,074 sehingga dapat diasumsikan bahwa data memenuhi
kriteria goodness of fit.
xxii. Hoelter
Hoelter adalah indeks yang menjelaskan mengenai tingkat
kecukupan sampel yang dibutuhkan agar menghasilkan model yang
cukup baik. Model dikatakan goodness of fit apabila mempunyai
jumlah sampel di bawah nilai Hoelter dengan probabilitas 0,05.
Nilai Hoelter penelitian sebesar 204 berada di atas jumlah sampel
sebanyak 105 sehingga dapat diasumsikan bahwa data memenuhi
kriteria goodness of fit.
5. Uji Hipotesis Penelitian
Hasil perhitungan dari data penelitian menggunakan kriteria dari
goodness of fit pada structural equation modeling menggunakan software
IBM AMOS versi 24 sudah memenuhi ketentuan model (model fit). Model
fit tersebut selanjutnya akan digunakan untuk melakukan pengujian
terhadap hipotesis yang dibuat mengacu pada signifikansi dari nilai
estimasi, critical ratio serta probabilitas yang muncul dalam regression
weight structural equation modeling.
Tabel 4.34.
Regression weight hasil perhitungan
141
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
M <--- EP ,362 ,143 2,534 ,011
M <--- DT ,180 ,157 1,142 ,253
M <--- FL ,303 ,130 2,335 ,020
1) Pengaruh expectation and performance terhadap minat
investasi
Dari hasil perhitungan regression weight, diketahui nilai estimasi
sebesar 0,362; critical ratio 2,534 dengan probabilitas 0,011.
Dengan nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 dan CR 2,534 lebih
besar dari t tabel (1,97) dapat disimpulkan bahwa variabel
eksogen expectation and performance berpengaruh signifikan
terhadap variabel endogen minat investasi. Variabel eksogen
expectation and performance memiliki koefisien regresi positif
sebesar 0,362.
2) Pengaruh disposition and trading behaviour terhadap minat
investasi
Dari hasil perhitungan regression weight, diketahui nilai estimasi
sebesar 0,180; critical ratio 1,142 dengan probabilitas 0,253.
Dengan nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 dan CR 1,142 lebih
kecil dari t tabel (1,97) dapat disimpulkan bahwa variabel
eksogen disposition and trading behaviour tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap variabel endogen minat investasi.
142
Variabel eksogen disposition and trading behaviour memiliki
koefisien regresi positif sebesar 0,180.
3) Pengaruh financial literacy terhadap minat investasi
Dari hasil perhitungan regression weight, diketahui nilai estimasi
sebesar 0,303; critical ratio 2,335 dengan probabilitas 0,020.
Dengan nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 dan CR 2,335 lebih
besar dari t tabel (1,97) dapat disimpulkan bahwa variabel
eksogen financial literacy berpengaruh signifikan terhadap
variabel endogen minat investasi. Variabel eksogen financial
literacy memiliki koefisien regresi sebesar 0,303.
4) Pengaruh expectation and performance, disposition and trading
behaviour, financial literacy terhadap minat investasi
Dari hasil analisis diagram jalur, diperoleh nilai Squared multiple
correlations dari hubungan expectation and performance,
disposition and trading behaviour, financial literacy terhadap
minat investasi sebesar 0,73. Dapat disimpulkan bahwa ketiga
variabel eksogen memiliki pengaruh sebesar 73% terhadap
variabel endogen.
143
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian mengenai pengaruh antara variabel
expectation and performance, disposition and trading behaviour, serta financial
literacy terhadap variabel minat mahasiswa FEB UIN Jakarta sebagai calon
investor, maka dapat disimpulkan :
1. Berdasarkan analisis hasil penelitian, terdapat pengaruh yang signifikan
antara expected and performance terhadap minat mahasiswa melakukan
investasi.
2. Berdasarkan analisis hasil penelitian, tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara disposition and trading behaviour terhadap minat
mahasiswa melakukan investasi.
3. Berdasarkan analisis hasil penelitian, terdapat pengaruh yang signifikan
antara financial literacy terhadap minat mahasiswa melakukan investasi.
4. Berdasarkan analisis hasil penelitian, terdapat pengaruh yang signifikan
antara expectation and performance, disposition and trading behaviour,
serta financial literacy terhadap minat mahasiswa melakukan investasi.
B. Saran
Berdasarkan analisis hasil penelitian di atas, saran yang dapat disampaikan
adalah :
144
1. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan
pengetahuan dan wawasan keilmuan dalam menerapkan ilmu Manajemen
khususnya dalam bidang investasi.
2. Bagi mahasiswa, penelitian ini dapat menjadi motivasi dan sumber
informasi dalam menumbuhkan minat investasi.
145
DAFTAR PUSTAKA
Allen, Steve, “Financial Risk Management: A Practioners Guide To Managing
Market And Credit Risk”, Jhon Wiley & Sons, New Jersey, 2013
Alteza, Muniya, “Diktat Manajemen Investasi”, Jurusan Manajemen, Fakultas
Ilmu Sosial Dan Ekonomi UNY, Yogyakarta, 2010
Auchincloss, Elizabeth, “The Psychoanalytic Model Of The Mind”, American
Psychiatric Publishing, Arlington, 2015
Baker, Kent dan peter Chinloy, “Private Real Estate Markets And Investment”,
Oxford University Press, Oxford, 2014
Barnes, Thomas dan Ernest Biktimirov, “Definition of Return”, Journal Of
Accounting And Finance Research, 11 (4), fall 2003, 24-37
Begner, Raymond M., “What is behavior? And so what?”, New Ideas in
Psychology, 28, 1-9, 2010
Black, Steve, “Enhance Your Reference Skills by Knowing the Four Phases of
Interest Development”, The Proceedings of the ACRL 2017 Conference,
March 22–25, 2017, Baltimore, Maryland, 2017
Bland, Andrew dan Eugene M Derobertis, “Humanistic Perspective-Encyclopedia
of Personality and Individual Differences”, Springer, New York, 2019
Bodie, Zvi; Alex Kane, dan Alan Marcus, “Essentials of Investment”, McGraw
Hill, New York, 2013
Bonello, Antonietta, “Understanding The Investor: A Maltese Study of Risk and
Behavior in Financial Investment Decision”, Emerald, 2019
Chandra, Prasanna, “Behavioural Finance”, McGraw Hill, New Delhi, 2020
Costantini, Pascal, “Cash return On Capital Invested: Ten Years Of Investment
Analysis With The CROCI Economic Profit Model”, Elsevier, Oxford, 2011
Cowell, Frances, “Risk-based Investment Management In Practice”, MacMilan,
UK, 2013
Darusman, Aji, “Pengaruh Media Online Terhadap Minat Belajar Siswa”,
Literatus Vol.1 No. 1 2019, Jakarta, Unindra
146
Fabozzi, Frank, “Institusional Investment Management: Equity And Bond
Portfolio Strategies And Applications”, Jhon Wiley & Sons, New York, 2009
Frensiska, Melida, “Pengembalian Investasi Pada PT Paula Jaya Samarinda”,
Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945, Samarinda, 2015
Gitman, Lawrence; Scott Smart dan Michael Joehnk, “Fundamentals of
Investing”, Arizona State University, Pearson Education, New Jersey, 2017
Gotze, Uwe; Deryl Northcott, dan Peter Schuster, “Investment Appraisal:
Methods And Models”, Springer, Berlin, 2016
Haight, Timothy; Stephen Morel dan Glenn Ross, “How To Select Investment
Managers And Evaluate Performance”, Jhon Wiley & Sons, New York, 2007
Hammerman, Elizabeth, “Formative Assessment Strategies for Enhanced
Learning in Science K-8”, Corwin Press, California, 2009
Harackiewicz, Judith M. dan Chris S. Hulleman, “The Importance of Interest: The
Role of Achievement Goals and Task Values in Promoting the Development of
Interest”, Social and Personality Psychology Compass 4/1 (2010): 42–52
Hartono, Jogiyanto, “Teori Portofolio Dan Analisis Investasi”. BPFE,
Yogyakarta, 2014
Herlinyanto, “Membaca Pemahaman dengan Strategi KWL Pemahaman dan
Minat Baca”, Dee publisher, Yogyakarta, 2019
Hoyer, Wayne, Deborah Macinnis, dan Rik Pieters, “Consumer Behaviour”,
Cengage Learning, New Jersey, 2016
Hurlock, Elizabeth B., “Developmental Psychology: A Life-span Approach”,
McGraw Hill, New York, 2004
Karami, Roya dan Maimunah Ismail, “Achievement Motivation In The Leadership
Role Of Extension Agents”, Cambridge Scholar Publishing, Newcastle, 2012
Kennedy, William G., “Modeling Human Behavior In Agent-Based Models”,
Springer, New York, 2011
Koerrenz, Ralf; Annika Blichmann dan Sebastian Engelmann, “Alternative
Schooling and New Education: European Concepts and Theories”,
MacMilan, Switzerland, 2018
Kotler, Philip, “Marketing Management”, Pearson, New York, 2012
Lasher, William R., “Practical Financial Management”, Cengage Learning,
Boston, 2017
147
Lawton, Philip dan Todd Jankowski, “Investment performance measurement:
evaluating and presenting results”, Jhon Wiley & Sons, New Jersey, 2009
Manurung, Adler dan Lutfi Rizky, “Successful Financial Planner”, Grasindo,
Jakarta, 2009
Maslow, Abraham, “A Theory Of Human Needs”, General Press, New Delhi,
2019
Mendrofa, Kristiurman, “Pengaruh Harga, Citra Merek dan Kualitas Produk
terhadap Minat Beli Domain.id”, Universitas Mercu Buana, Jakarta, 2016
Miftakhul, Muchamad, “Pengaruh Pendidikan, Pekerjaan dan Pendapatan
Terhadap Minat Masyarakat Menabung di Bank Syariah (Studi Kasus
Masyarakat Desa Kupen)”, Skripsi, Prodi Perbankan Syariah, FEBI, IAIN
Salatiga, 2017
Mishra, Braj Kumar, “Psychology: The Study of Human Behaviour”, MacMilan,
New Delhi, 2016
Moeljadi, “Great Cash Management Great Profit”, PT Elex Media Komputindo,
Jakarta, 2015
Moosa, Imad, “Operational Risk Management”, Palgrave MacMilan, Hampshire,
2007
Mudjiyono, “Investasi Dalam Saham Dan Obligasi Dan Meminimalisasi Risiko
Sekuritas Pada Pasar Modal Indonesia”, Jurnal STIE Semarang Vol.4 No.2
edisi Juni 2012 ISSN: 2552-7826
Munawaroh, Siti dan Sugiono, “Hukum Investasi”, Jakad Publishing, Surabaya,
2019
Parjiono, dkk., “Kebijakan Multilateral Dan Pembangunan Ekonomi Indonesia”,
PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2018
Priest, Jane; Stephen Carter dan David Statt, “Consumer Behaviour”, Edinburgh
Business School, Edinburgh, 2013
Purnawanto, Budi, “Manajemen SDM Berbasis Proses”, Grasindo, Jakarta, 2015
Riddal-Leech, Shella, “Managing Children’s Behaviour”, UK, Heinemann, 2003
Riduwan, Akhmad, “Penerpan PSAK No 15 Untuk Investasi Pada Perusahaan
Asosiasi”, STIESIA Surabaya, 2016
Rosyida, Ajeng Gama, “Perbandingan Tingkat Pengembalian (Return), Risiko
Dan Koefisien Variasi Pada Saham Syariah Dan Saham Non Syariah Di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2013”. JESTT, Vol.2, No.4, April
2015
148
Salim, Joko, “10 Investasi Paling Gampang dan Paling Aman”, Visi Media,
Jakarta, 2010
Setiadi, Nugroho, “Perilaku Konsumen”, Kencana Prenada Media, Jakarta, 2015
Shali, Sonia Kaul, “Understanding Human Behaviour and Creating Positive
Environment”, Imperial Journal Of Interdisciplinary Research. Corpus
id:148961932. 2017
Silvia, Paul J., “Exploring The Psychology of Interest”, Oxford University Press,
Oxford, 2006
Slade, Stephen, “Goal-based Decision Making: An Interpersonal Model”,
Psychology Press, New York, 2009
Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Dan R&D”, Alfabeta,
Bandung, 2014
Sukendar; Bambang Endroyo dan Sudarman, “Interest Students to be Productive
Teachers Reviewed from Learning Achievement of Building Practices,
Learning Achievement of Learning Practices and Learning Motivation”,
Journal of Vocational Career Education. JVCE 3 (1) (2018) : 10 – 16
Sumarwan, Ujang, “Model Keputusan Konsumen, Modul 1”, Universitas
Terbuka, Jakarta, 2014
Tan, Thomas, “Teaching is an art: Maximize Your Teaching”, Deepublisher,
Yogyakarta, 2017
Tandelilin, Eduardus, “Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi”, Kanisius,
Yogyakarta, 2010
Ten Heuvelhof, E. F. dan Ernst ten Heuvelhof, “Strategic Behaviour in Network
Industries: A Multidisciplinary Approach”, AK University, UK, 2009
Terence, Shimp dan Andrews J. Craig, “Advertising, Promotion, and Other
Aspects of Integrated Marketing Communications”, Cengage Learning, New
Jersey, 2013
Tyagi, CT dan Arun Kumar, “Consumer Behaviour”, Atlantic Publisher, New
Delhi, 2010
Undang-undang No 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
Utami, Hana, “Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia”, Nuha Medika, Yogyakarta, 2010
149
Vadackumchery, James dan John Kattakayam, “Human Behaviour and Law
Enforcement”, Ashish publishing, New Delhi, 2010
Van Horne, James dan Jhon Wachowicz, “Fundamentals of financial
Management”, Pearson Education, New Jersey, 2009
Cma.org.sa/en/Awareness/Publications/booklets/Booklet_1.pdf
https://www.unfpa.org/press/demographics-and-socio-economic-development
diakses pada 20 Mei2020
https://ilostat.ilo.org/topics/population-and-labour-force/ diakses pada 20
Mei2020
Elias Ganivet. https://link.springer.com/article/10.1007/s10668-019-00446-w,
2019, diakses pada 20 Mei2020
https://economy.okezone.com/read/2013/11/05/320/892093/mengapa-buruh-di-
indonesia-dibayar-murah diakses pada 20 mei 2020
https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/18391/investasi-triwulan-i-tahun-
2019-naik-53-mencapai-rp-1951-triliun/0/artikel_gpr diakses pada 20 Mei2020
https://www.setneg.go.id/baca/index/investasi_dan_indonesia_maju diakses pada
20 Mei2020
https://www.jitunews.com/read/113532/strategi-dorong-masyarakat-berinvestasi-
saham-di-pasar-modal diakses pada 20 Mei2020
https://www.cnbcindonesia.com/investment/20190328161300-23-
63495/kurangnya-minat-mikro-investasi-di-indonesia diakses pada 20 Mei2020
https://pontianak.tribunnews.com/2017/02/19/masih-banyak-masyarakat-tidak-
mengerti-pasar-modal diakses pada 20 Mei2020
https://bisnis.tempo.co/read/1191990/investasi-sbr006-kemenkeu-bentuk-
partisipasi-dalam-pembangunan/full&view=ok diakses pada 20 Mei2020
150
https://www.modalrakyat.id/blog/investasi-adalah-kebutuhan-ini-hal-yang-bisa-
diraih-dengan-investasi diakses pada 20 Mei2020
https://wartakota.tribunnews.com/2018/04/17/tingkat-dan-minat-investasi-
indonesia-memrihatinkan-karena-sangat-rendah diakses pada 20 Mei2020
https://republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/18/12/03/pj5cu1383-bei-ajak-
mahasiswa-jadi-investor-pasar-modal diakses pada 20 Mei2020
https://economy.okezone.com/read/2017/02/20/278/1623234/mahasiswa-jadi-
calon-potensial-investor-pasar-modal diakses pada 20 Mei2020
https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-4476445/milenial-minati-investasi-
saham-jumlahnya-capai-149000-orang diakses pada 20 Mei2020
https://kbbi.web.id/perilaku. Diakses pada 20 Mei 2020
Robert Sapolsky, https://zeitgeist-info.com/article/2011/01/factors-affecting-
behaviour/ diakses pada 20 Mei 2020
Robert Bruce Associates, Northampon, Guide to Setting Investment Goals.
www.robertbrucefp.com diakses pada 20 Mei 2020
https://www.oldmutual.co.za/docs/default-source/corporate/communications/omc-
sf-choice-investment-guide.pdf diakses pada 20 Mei 2020
https://aspirationswealth.com.au/wp-content/uploads/2017/08/Principles-of-
Investment1.pdf diakses pada 20 Mei 2020
Enam prinsip investasi. https://www.portalreksadana.com/node/613. diakses pada
20 mei 2020
https://aspirationswealth.com.au/wp-content/uploads/2017/08/Principles-of-
Investment1.pdf diakses pada 20 Mei 2020
https://www.investopedia.com/articles/basics/03/050203.asp diakses pada 20 Mei
2020
https://id.wikipedia.org/wiki/Investor diakses pada 20 Mei 2020
151
http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-investor-dan-investee/
diakses pada 20 Mei 2020
https://financialmentor.com/investment-advice/investment-strategy-
alternative/types-of-investors/18150 diakses pada 20 Mei 2020
152
LAMPIRAN-LAMPIRAN
153
LAMPIRAN 1. ANGKET PENELITIAN
NO DIMENSI PERNYATAAN SKALA
1(STS) 2 (TS) 3 (RR) 4 (S) 5 (SS)
A EXPECTATION AND PERFORMANCE
1
FINANCIAL
RETURN
DANA YG KEMBALI SESUAI
HARAPAN INVESTOR
2 DANA YG KEMBALI SESUAI
TENGGAT WAKTU YG
DIJANJIKAN
3
EXPECTATION
SITUATION
IKLIM INVESTASI KONDUSIF
SESUAI HARAPAN
4 HASIL INVESTASI DAPAT
MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP
5
INVESTMENT
PERFORMANCE
KINERJA INVESTASI SESUAI
TARGET
6 INVESTASI LEBIH BAIK DARI
MENABUNG
B DISPOSITION AND TRADING BEHAVIOUR
7
OVERCONFIDENC
E
MOTIVASI TINGGI DALAM
BERINVESTASI
8 DENGAN BERINVESTASI,
BERARTI GAYA HIDUP LEBIH
MENINGKAT
9 Investor type
SANGGUP MENGAMBIL RESIKO
INVESTASI
10
DISPOSITION
PEMBAGIAN HASIL SESUAI
DENGAN JENIS INVESTASI YG
DIAMBIL
11 INVESTOR MENERIMA HASIL
NETTO DARI INVESTASI
12 Resources
(FUNDING)
DANA UNTUK INVESTASI
SESUAI DENGAN ANGGARAN
YANG DIMILIKI
C FINANCIAL LITERACY
13 INVESTment
LITERACY
MEMILIKI PEMAHAMAN
TENTANG INVESTASI
14 INVESTment
KNOWLEDGE
MEMILIKI PENGETAHUAN
TENTANG PRODUK INVESTASI
154
15 COMPANIES
KNOWLEDGE
MEMILIKI PENGETAHUAN
TENTANG PERUSAHAAN
PENYELENGGARA INVESTASI
16 FINANCIAL
MANAGEMENT
MEMILIKI PEMAHAMAN
TENTANG PENGELOLAAN
KEUANGAN
17 EXPERIENCE MEMPELAJARI PENGALAMAN
INVESTASI YANG SUDAH
BERJALAN
18 FINANCIAL
ADVISE
MENDAPATKAN SARAN
TENTANG INVESTASI YANG
AKAN DIAMBIL
D MINAT
19
KETERTARIKAN
ADANYA PEMUSATAN
PERHATIAN TERHADAP PRODUK
INVESTASI
20 INVESTASI DAPAT
MENINGKATKAN LEVEL SOSIAL
21
KEINGINAN
ADANYA KEBUTUHAN UNTUK
BERINVESTASI
22 RASA INGIN MELEBIHI ORANG
LAIN DALAM HAL INVESTASI
23
KEYAKINAN
MENGERTI AKAN KEGUNAAN
PRODUK INVESTASI
24 MEMAHAMI KEUNTUNGAN
YANG AKAN DIDAPAT DARI
INVESTASI
155
LAMPIRAN 2. HASIL TABULASI ANGKET PENELITIAN
EP1 EP2 EP3 EP4 EP5 EP6 DT1 DT2 DT3 DT4 DT5 DT6
4 2 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5
4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4
3 3 4 5 5 5 3 5 5 4 5 5
4 5 4 3 3 5 4 4 5 5 3 5
4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5
3 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4
4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5
5 5 5 4 4 5 4 4 5 3 4 5
5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5
5 5 2 5 5 5 5 5 5 4 5 5
5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4
2 2 1 1 1 3 1 2 2 1 1 3
1 2 1 1 1 1 2 3 1 2 1 1
3 5 4 3 3 2 1 3 2 2 2 1
5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5
5 5 5 1 1 5 4 5 4 4 5 5
5 5 1 5 5 5 4 4 5 2 1 5
4 5 1 5 5 5 5 4 5 4 5 5
3 1 2 3 1 5 2 2 2 3 3 1
2 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 2
4 2 3 4 4 2 5 1 1 3 1 2
2 2 1 3 3 1 2 1 1 1 3 3
3 2 1 3 3 1 2 3 1 4 3 4
2 1 1 1 1 1 2 1 5 3 3 1
4 3 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5
5 5 5 5 5 5 2 2 5 1 5 5
5 4 4 5 5 5 1 2 3 2 1 1
5 5 2 5 5 5 2 2 1 3 2 1
1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 3
5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4
5 4 4 4 4 4 1 4 4 2 2 1
5 4 4 4 4 5 2 5 5 3 4 4
4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 1 3
5 5 3 3 3 3 4 5 3 3 3 4
3 5 2 4 4 2 1 2 2 1 1 2
5 4 5 5 5 5 4 4 1 4 2 5
5 5 4 5 5 5 4 4 4 3 5 5
5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4
5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4
156
1 2 1 2 2 3 5 2 3 2 2 3
5 4 1 4 4 4 5 5 1 1 4 3
5 1 3 4 4 2 1 4 3 3 4 2
5 5 4 5 5 5 5 4 4 3 5 5
4 3 3 5 5 5 5 5 5 3 5 4
1 2 3 2 2 2 2 1 3 1 2 2
1 1 1 5 5 1 2 1 2 3 1 3
4 1 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5
5 3 4 4 4 3 5 1 4 5 5 5
3 4 5 4 4 4 3 4 3 4 1 4
1 1 1 1 1 2 2 2 1 3 3 2
3 3 3 4 4 3 2 3 3 2 3 3
1 2 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2
3 1 1 1 1 1 2 2 3 3 1 1
2 1 4 3 3 1 1 1 1 1 3 2
5 1 5 4 4 5 2 2 2 1 2 2
4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4
3 5 3 2 2 1 1 1 3 1 2 1
1 5 4 3 3 4 4 4 4 3 1 4
2 2 3 3 3 5 2 2 3 2 3 5
3 2 3 1 1 2 1 2 3 1 1 2
5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5
3 2 1 3 3 4 3 5 4 4 5 4
1 2 3 2 2 2 3 5 3 2 2 3
1 2 1 1 1 1 2 1 3 1 1 3
3 5 3 5 5 5 5 1 4 5 5 4
5 5 4 4 4 3 1 2 4 5 4 5
5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 2 4
1 3 2 1 1 3 3 1 1 1 2 3
5 1 1 4 4 4 5 5 3 3 3 4
1 1 1 4 4 2 3 2 1 1 4 2
5 3 5 5 5 5 3 4 3 5 4 5
5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4
1 3 3 3 3 1 4 5 3 2 3 2
1 1 1 1 1 1 5 5 5 4 4 5
5 5 3 4 4 4 5 4 4 4 4 5
5 1 1 2 2 2 2 1 5 1 2 2
5 5 4 4 4 3 4 5 4 4 5 3
5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4
3 3 2 4 4 3 1 2 2 2 1 3
157
2 3 1 2 2 1 2 1 2 3 2 1
4 3 3 4 4 2 5 1 3 3 1 2
5 5 5 5 5 5 4 3 4 3 5 4
1 2 2 2 2 5 2 1 2 1 3 1
5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 3 4
4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5
1 4 4 5 5 4 2 4 5 5 5 4
5 5 4 5 5 5 5 4 4 3 4 2
1 5 5 5 5 5 2 1 1 2 1 1
2 2 1 2 2 3 1 2 3 2 1 3
5 5 5 5 5 5 1 5 5 4 5 5
4 5 5 5 5 4 5 4 5 3 5 4
3 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4
5 5 3 1 1 1 2 1 1 2 2 4
4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4
1 2 2 3 3 4 2 2 2 2 1 1
5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5
5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4
3 2 4 4 4 4 5 5 5 5 5 3
3 4 5 5 5 3 5 5 4 4 5 3
4 4 3 5 5 5 5 5 3 5 4 5
4 5 4 3 3 5 5 5 5 3 5 5
3 4 3 5 5 5 4 5 4 5 4 5
4 3 3 3 3 5 4 5 4 4 3 5
2 2 2 3 3 2 3 2 3 1 3 2
FL1 FL2 FL3 FL4 FL5 FL6 M1 M2 M3 M4 M5 M6
4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5
5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5
5 5 5 5 5 4 2 2 3 5 5 4
4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 3 4
4 4 5 3 5 4 5 4 5 3 4 4
4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4
5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5
4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4
5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4
4 5 5 3 4 4 4 5 3 3 4 1
5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4
3 2 1 2 2 2 1 2 3 2 2 2
2 1 3 2 1 1 2 3 3 1 3 3
158
2 1 2 3 1 5 2 1 2 1 1 1
1 1 1 2 2 2 4 5 5 5 5 1
4 5 4 5 5 1 4 5 4 5 5 5
5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 4 5
5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 3 4
3 2 3 1 2 3 1 2 3 2 2 1
2 1 2 3 1 2 2 1 2 3 1 2
2 1 3 2 2 1 1 5 4 5 4 1
2 1 1 2 1 2 1 1 3 2 3 2
1 3 2 2 2 3 4 3 5 4 4 5
2 3 1 2 3 3 5 3 3 4 3 2
2 2 1 3 1 1 5 4 4 5 5 4
1 2 2 2 2 1 5 5 5 3 4 5
5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5
5 5 4 4 5 4 5 3 5 4 5 4
3 1 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2
5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5
1 4 4 5 2 4 5 4 4 5 3 4
5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4
5 5 3 2 3 2 5 5 3 2 4 5
4 5 1 5 5 4 2 2 3 3 2 2
1 1 2 3 4 2 3 2 2 1 2 2
4 4 4 4 2 4 3 3 3 2 2 2
4 4 4 5 1 5 4 4 4 4 5 5
5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4
5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4
2 1 2 1 2 1 2 1 2 3 2 2
5 5 4 5 4 5 4 5 2 5 4 3
1 2 2 2 1 1 1 4 2 2 4 1
5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4
5 5 4 5 5 4 4 2 4 3 5 4
2 5 1 1 2 2 2 3 3 1 2 2
2 3 1 5 2 5 2 3 3 3 5 3
5 4 5 4 4 5 4 4 2 4 4 5
5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 2 3
3 3 3 4 4 4 5 3 3 4 4 4
1 2 2 1 5 2 1 2 2 3 3 2
2 1 3 2 3 1 2 3 3 2 3 2
2 3 1 1 2 2 2 3 2 3 2 2
2 2 3 5 5 5 2 2 3 1 3 1
1 2 2 3 3 1 5 5 4 3 3 2
159
5 5 5 5 4 3 4 5 5 4 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
4 1 3 3 2 4 4 2 3 5 3 4
4 4 4 5 3 4 4 4 4 5 5 4
2 2 1 2 5 1 2 2 2 2 3 5
3 2 1 3 1 2 1 2 1 1 1 1
5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5
1 1 4 4 5 4 5 5 4 4 3 4
2 1 1 1 2 3 2 1 3 3 2 3
2 2 3 1 1 1 2 2 3 3 2 1
1 2 5 2 1 1 5 2 3 2 2 2
5 5 4 5 4 3 5 5 4 5 4 3
2 5 5 4 5 4 2 5 5 4 2 4
3 1 3 5 2 3 3 3 3 1 2 3
5 1 1 5 3 4 5 5 2 1 3 1
1 2 1 3 4 2 5 2 1 3 4 2
3 4 5 3 4 5 3 4 3 3 4 5
4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4
4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 3 4
5 4 5 3 5 5 5 4 3 4 3 2
5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5
5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5
2 5 2 2 1 1 2 1 2 2 3 2
4 3 4 4 5 3 5 4 4 4 5 5
4 3 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4
5 2 2 2 4 1 1 2 2 2 1 1
2 3 2 3 2 1 2 4 2 3 2 4
5 1 3 3 4 2 5 3 4 3 4 5
4 4 3 3 5 4 4 5 4 5 5 4
2 3 2 1 1 5 2 3 3 3 2 2
1 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
4 5 5 3 4 5 4 5 3 5 4 5
5 4 5 5 5 4 2 4 5 5 3 4
5 4 4 5 4 5 1 4 4 3 4 5
2 1 1 1 2 5 4 5 5 4 5 4
5 2 5 2 1 3 3 2 1 2 1 1
5 1 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5
5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
5 5 4 4 3 4 5 5 4 4 4 5
2 5 3 2 5 4 3 3 3 2 5 5
4 4 4 5 5 4 1 4 3 5 5 3
160
2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 1 5
4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5
5 4 5 5 4 4 1 5 5 5 4 4
5 3 3 5 5 3 5 5 5 5 5 3
5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 3 3
5 5 3 4 5 5 5 4 3 5 5 4
5 5 5 3 5 5 4 5 5 3 5 4
4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5
4 3 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5
3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 5
161
LAMPIRAN 3. HASIL UJI VALIDITAS ANGKET
Item
Variabel
Nilai
loading
factor
X1 <--- EP1 0,72
X2 <--- EP2 0.72
X3 <--- EP3 0,77
X5 <--- EP5 0,77
X6 <--- EP6 0,77
X7 <--- DT1 0,71
X8 <--- DT2 0,77
X9 <--- DT3 0,76
X10 <--- DT4 0,78
X11 <--- DT5 0,74
X12 <--- DT6 0,77
X13 <--- FL1 0,76
X14 <--- FL2 0,73
X15 <--- FL3 0,79
X16 <--- FL4 0,74
X17 <--- FL5 0,71
X18 <--- FL6 0,71
Y1 <--- M1 0,68
Y2 <--- M2 0,78
Y3 <--- M3 0,76
Y4 <--- M4 0,76
Y5 <--- M5 0,74
Y6 <--- M6 0,68
162
LAMPIRAN 4. HASIL UJI RELIABILITAS ANGKET
Variabel
Item Standard
Loading
Standard
Loading 2 e=(1-SL2) CR AVE
Expectation
and
Performance
<--- EP1 0,72 0,52 0,48
0,87 0,56
<--- EP2 0,72 0,52 0,48
<--- EP3 0,77 0,59 0,41
<--- EP5 0,77 0,59 0,41
<--- EP6 0,77 0,59 0,41
∑ 3,75 2,82 2,18
∑2 14,06
Deposition
and Trading
behavior
<--- DT1 0,71 0,50 0,50
0,89 0,57
<--- DT2 0,77 0,59 0,41
<--- DT3 0,76 0,58 0,42
<--- DT4 0,78 0,61 0,39
<--- DT5 0,74 0,55 0,45
<--- DT6 0,77 0,59 0,41
∑ 4,53 3,42 2,58
∑2 20,52
Financial
Literacy
<--- FL1 0,76 0,58 0,42
0,88 0,55
<--- FL2 0,73 0,53 0,47
<--- FL3 0,79 0,62 0,38
<--- FL4 0,74 0,55 0,45
<--- FL5 0,71 0,50 0,50
<--- FL6 0,71 0,50 0,50
∑ 4,44 3,29 2,71
∑2 19,71
Minat
<--- M1 0,68 0,46 0,54
0,88 0,54
<--- M2 0,78 0,61 0,39
<--- M3 0,76 0,58 0,42
<--- M4 0,76 0,58 0,42
<--- M5 0,74 0,55 0,45
<--- M6 0,68 0,46 0,54
∑ 4,4 3,24 2,76
∑2 19,36
163
LAMPIRAN 5. HASIL UJI NORMALITAS DATA
164
LAMPIRAN 6. HASIL Goodness Of Fit Indices (GOF)
Kriteria Ketentuan Nilai
Chi Square ≥ tabel 132,649
P-Value ≥ 0.05 1,000
RMSEA ≤ 0.08 0,000
GFI Saturated ≥ 0.90 0,902
AGFI ≥ 0.90 0,880
CMIN/DF ≤ 2.00 0,592
TLI ≥ 0.95 1,086
CFI ≥ 0.95 1,000
IFI ≥ 0.90 1,074
NFI ≥ 0.90 0,909
RFI ≥ 0.90 0,897
NCP 0,000
FMIN 2,377
ECVI 2,275
Hoelter 0,5 ≥ 105 (sampel) 204
165
LAMPIRAN 7. Diagram jalur beserta nilai loading factor/coefficient path
pemodelan pertama
166
LAMPIRAN 8. Diagram jalur beserta nilai loading factor/coefficient path
pemodelan kedua
167
LAMPIRAN 9. OUTPT IBM AMOS/ ESTIMATES
ESTIMATES
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
M <--- EP ,362 ,143 2,534 ,011
M <--- DT ,180 ,157 1,142 ,253
M <--- FL ,303 ,130 2,335 ,020
EP6 <--- EP 1,042 ,139 7,477 ***
EP5 <--- EP ,993 ,132 7,527 ***
EP3 <--- EP 1,069 ,144 7,451 ***
EP2 <--- EP 1,006 ,143 7,048 ***
EP1 <--- EP 1,000
DT6 <--- DT 1,034 ,139 7,427 ***
DT5 <--- DT 1,077 ,150 7,179 ***
DT4 <--- DT 1,048 ,139 7,563 ***
DT3 <--- DT 1,025 ,139 7,366 ***
DT2 <--- DT 1,128 ,152 7,420 ***
DT1 <--- DT 1,000
FL6 <--- FL ,905 ,125 7,225 ***
FL5 <--- FL ,917 ,126 7,299 ***
FL4 <--- FL ,868 ,115 7,570 ***
FL3 <--- FL ,993 ,122 8,108 ***
FL2 <--- FL ,971 ,130 7,469 ***
FL1 <--- FL 1,000
M1 <--- M 1,000
M2 <--- M ,982 ,138 7,133 ***
M3 <--- M ,863 ,123 7,041 ***
M4 <--- M ,983 ,140 7,016 ***
M5 <--- M ,886 ,129 6,867 ***
M6 <--- M ,952 ,149 6,369 ***
Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate
M <--- EP ,398
M <--- DT ,188
M <--- FL ,339
EP6 <--- EP ,769
168
Estimate
EP5 <--- EP ,774
EP3 <--- EP ,766
EP2 <--- EP ,725
EP1 <--- EP ,723
DT6 <--- DT ,770
DT5 <--- DT ,743
DT4 <--- DT ,784
DT3 <--- DT ,763
DT2 <--- DT ,769
DT1 <--- DT ,709
FL6 <--- FL ,708
FL5 <--- FL ,714
FL4 <--- FL ,738
FL3 <--- FL ,785
FL2 <--- FL ,729
FL1 <--- FL ,757
M1 <--- M ,685
M2 <--- M ,776
M3 <--- M ,765
M4 <--- M ,761
M5 <--- M ,743
M6 <--- M ,684
Covariances: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
EP <--> DT ,888 ,192 4,621 ***
DT <--> FL ,889 ,190 4,684 ***
EP <--> FL ,875 ,192 4,562 ***
Correlations: (Group number 1 - Default model)
Estimate
EP <--> DT ,800
DT <--> FL ,785
EP <--> FL ,736
Variances: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
EP
1,167 ,284 4,107 ***
169
Estimate S.E. C.R. P Label
DT
1,058 ,262 4,031 ***
FL
1,213 ,276 4,391 ***
em
,263 ,082 3,202 ,001
e6
,876 ,146 5,993 ***
e5
,770 ,129 5,950 ***
e3
,938 ,156 6,013 ***
e2
1,068 ,170 6,283 ***
e1
1,063 ,169 6,290 ***
e12
,777 ,126 6,188 ***
e11
,993 ,156 6,344 ***
e10
,726 ,119 6,086 ***
e9
,796 ,128 6,230 ***
e8
,929 ,150 6,193 ***
e7
1,045 ,161 6,502 ***
e18
,990 ,154 6,420 ***
e17
,980 ,153 6,390 ***
e16
,764 ,122 6,265 ***
e15
,743 ,125 5,935 ***
e14
1,006 ,159 6,314 ***
e13
,903 ,147 6,149 ***
e19
1,094 ,167 6,535 ***
e20
,615 ,102 6,045 ***
e21
,511 ,083 6,127 ***
e22
,675 ,110 6,148 ***
e23
,614 ,098 6,262 ***
e24
,994 ,152 6,537 ***
Squared Multiple Correlations: (Group number 1 - Default model)
Estimate
M
,728
M6
,468
M5
,552
M4
,580
M3
,584
M2
,602
M1
,469
FL1
,573
FL2
,532
FL3
,617
FL4
,545
170
Estimate
FL5
,510
FL6
,501
DT1
,503
DT2
,591
DT3
,583
DT4
,615
DT5
,553
DT6
,593
EP1
,523
EP2
,525
EP3
,587
EP5
,599
EP6
,591
171
LAMPIRAN 10. OUTPUT IBM AMOS/MODEL FIT SUMMARY
Model Fit Summary
CMIN
Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF
Default model 52 132,649 224 1,000 ,592
Saturated model 276 ,000 0
Independence model 23 1453,159 253 ,000 5,744
RMR, GFI
Model RMR GFI AGFI PGFI
Default model ,070 ,902 ,879 ,732
Saturated model ,000 1,000
Independence model ,861 ,174 ,099 ,160
Baseline Comparisons
Model NFI
Delta1
RFI
rho1
IFI
Delta2
TLI
rho2 CFI
Default model ,909 ,897 1,074 1,086 1,000
Saturated model 1,000
1,000
1,000
Independence model ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Parsimony-Adjusted Measures
Model PRATIO PNFI PCFI
Default model ,885 ,805 ,885
Saturated model ,000 ,000 ,000
Independence model 1,000 ,000 ,000
NCP
Model NCP LO 90 HI 90
Default model ,000 ,000 ,000
Saturated model ,000 ,000 ,000
Independence model 1200,159 1084,036 1323,759
FMIN
Model FMIN F0 LO 90 HI 90
Default model 1,275 ,000 ,000 ,000
172
Model FMIN F0 LO 90 HI 90
Saturated model ,000 ,000 ,000 ,000
Independence model 13,973 11,540 10,423 12,728
RMSEA
Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE
Default model ,000 ,000 ,000 1,000
Independence model ,214 ,203 ,224 ,000
AIC
Model AIC BCC BIC CAIC
Default model 236,649 267,849 374,655 426,655
Saturated model 552,000 717,600 1284,493 1560,493
Independence model 1499,159 1512,959 1560,200 1583,200
ECVI
Model ECVI LO 90 HI 90 MECVI
Default model 2,275 3,154 3,154 2,575
Saturated model 5,308 5,308 5,308 6,900
Independence model 14,415 13,298 15,603 14,548
HOELTER
Model HOELTER
.05
HOELTER
.01
Default model 204 217
Independence model 21 23
Minimization: ,032
Miscellaneous: ,691
Bootstrap: ,000
Total: ,723