Analisa Penerapan Web Server NGINX dan Ftp Server Fauria ...

11
1 Analisa Penerapan Web Server NGINX dan Ftp Server Fauria Pada Kubernetes Hamdika Budiman 1 , Heroe Santoso 2 , Lilik Widyawati 3 Universitas Bumigora Mataram Artikel Info Kata-kata kunci Kubernetes Ftp Fauria ABSTRAK Sistem terdistribusi menjadi suatu kebutuhan dalam implementasi aplikasi web berserta software pendukung seperti database server dan web server agar tercapainya tingkat performansi tinggi. Teknik deploy dapat digunakan untuk menyediakan sistem terdistribusi dengan performansi tinggi. Virtualisasi berbasis container menjadi pilihan untuk menjalankan sistem terdistribusi karena arsitektur yang ringan, kinerja yang cepat, dan efisiensi sumber daya. Salah satu virtualisasi berbasis container adalah memperkenalkan alat pengembangan sistem terdistribusi yang disebut Kubernetes, yang memungkinkan memanajemen deploy server untuk menyediakan sistem dengan availability yang tinggi. Metodologi penelitian menggunakan Network Development Life Cycle (NDLC). Dari 6 tahapan yang ada, hanya digunakan 3 tahapan yaitu Analysis, Design, dan Simulation Prototyping. Hasil atau keluaran yang akan dicapai yaitu Ftp Deploy dan Web Server Nginx dapat menjaga ketersediaan dan sistem mampu melakukan failover saat terjadi kegagalan pada server. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan deploy web server berbasis Nginx dan Ftp menggunakan Kubernetes berhasil membuat sistem terdistribusi sehingga dapat terjaga ketersediaannya dan dapat menghindari single point of failure. Hal tersebut dapat tercapai sebagai dampak dari fungsi ketersediaan dan sistem failover yang diberikan oleh Kubernetes. Article Info Keywords Kubernetes Ftp Fauria ABSTRACT Distributed systems are a necessity in implementing web applications along with supporting software such as database servers and web servers in order to achieve high levels of performance. Deploy techniques can be used to provide distributed systems with high performance. Container-based virtualization is the choice for running distributed systems because of its lightweight architecture, fast performance and resource efficiency. One of the container-based virtualisations is the introduction of a distributed systems development tool called Kubernetes, which allows managing server deployments to provide high availability systems. The research methodology uses the Network Development Life Cycle (NDLC). Of the 6 stages, only 3 stages are used, namely Analysis, Design, and Simulation Prototyping. The results or outputs to be achieved are Ftp Deploy and Nginx Web Server that can maintain availability and the system is able to failover when a server failure occurs. The conclusion of this study is that the implementation of the deployment of a web server based on Nginx and Ftp using Kubernetes has succeeded in creating a distributed system so that its availability can be maintained and can avoid single point of failure. This can be achieved as a result of the availability functions and failover system provided by Kubernetes.

Transcript of Analisa Penerapan Web Server NGINX dan Ftp Server Fauria ...

Page 1: Analisa Penerapan Web Server NGINX dan Ftp Server Fauria ...

1

Analisa Penerapan Web Server NGINX dan Ftp Server Fauria Pada

Kubernetes

Hamdika Budiman1, Heroe Santoso

2, Lilik Widyawati

3

Universitas Bumigora Mataram

Artikel Info

Kata-kata kunci

Kubernetes

Ftp Fauria

ABSTRAK

Sistem terdistribusi menjadi suatu kebutuhan dalam implementasi

aplikasi web berserta software pendukung seperti database server dan web

server agar tercapainya tingkat performansi tinggi. Teknik deploy dapat

digunakan untuk menyediakan sistem terdistribusi dengan performansi tinggi.

Virtualisasi berbasis container menjadi pilihan untuk menjalankan sistem

terdistribusi karena arsitektur yang ringan, kinerja yang cepat, dan efisiensi

sumber daya. Salah satu virtualisasi berbasis container adalah memperkenalkan

alat pengembangan sistem terdistribusi yang disebut Kubernetes, yang

memungkinkan memanajemen deploy server untuk menyediakan sistem dengan

availability yang tinggi.

Metodologi penelitian menggunakan Network Development Life Cycle

(NDLC). Dari 6 tahapan yang ada, hanya digunakan 3 tahapan yaitu Analysis,

Design, dan Simulation Prototyping. Hasil atau keluaran yang akan dicapai

yaitu Ftp Deploy dan Web Server Nginx dapat menjaga ketersediaan dan

sistem mampu melakukan failover saat terjadi kegagalan pada server.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan deploy web server

berbasis Nginx dan Ftp menggunakan Kubernetes berhasil membuat sistem

terdistribusi sehingga dapat terjaga ketersediaannya dan dapat menghindari

single point of failure. Hal tersebut dapat tercapai sebagai dampak dari fungsi

ketersediaan dan sistem failover yang diberikan oleh Kubernetes.

Article Info

Keywords

Kubernetes

Ftp Fauria

ABSTRACT

Distributed systems are a necessity in implementing web applications

along with supporting software such as database servers and web servers in

order to achieve high levels of performance. Deploy techniques can be used to

provide distributed systems with high performance. Container-based

virtualization is the choice for running distributed systems because of its

lightweight architecture, fast performance and resource efficiency. One of the

container-based virtualisations is the introduction of a distributed systems

development tool called Kubernetes, which allows managing server

deployments to provide high availability systems.

The research methodology uses the Network Development Life Cycle

(NDLC). Of the 6 stages, only 3 stages are used, namely Analysis, Design, and

Simulation Prototyping. The results or outputs to be achieved are Ftp Deploy

and Nginx Web Server that can maintain availability and the system is able to

failover when a server failure occurs.

The conclusion of this study is that the implementation of the deployment of a web

server based on Nginx and Ftp using Kubernetes has succeeded in creating a

distributed system so that its availability can be maintained and can avoid single

point of failure. This can be achieved as a result of the availability functions and

failover system provided by Kubernetes.

Page 2: Analisa Penerapan Web Server NGINX dan Ftp Server Fauria ...

2

1. PENDAHULUAN

Sistem komputasi terdistribusi menjadi suatu kebutuhan dalam implementasi aplikasi web berserta software

pendukung seperti database server dan web server. FTP (File Transfer Protocol) adalah protokol yang digunakan

dalam mempertukarkan file antar komputer di dalam jaringan yang mendukung protokol TCP/IP, seperti Internet.

Untuk memastikan bahwa file terkirim dan diterima tanpa terjadi loss pada file yang dipertukarkan, FTP

menggunakan protokol TCP pada lapisan transpot dan Web Server Nginx adalah sistem web server terdistribusi

yang terkenal karena stabil dan memiliki tingkat performansi tinggi. Virtualisasi berbasis container menjadi

pilihan untuk menjalankan sistem terdistribusi karena arsitektur yang ringan, kinerja yang cepat, dan efisiensi

sumber daya. Salah satu virtualisasi berbasis container adalah.

Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terkait sistem terdistribusi. [1] melakukan

penelitian membandingkan tiga sistem terdistribusi yaitu Nginx, Apache, dan Lighttpd. Penelitian tersebut

menghasilkan bahwa diantara ketiga aplikasi web server tersebut, Nginx memiliki kinerja terbaik dan memiliki

tingkat performansi tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh [2] menyatakan bahwa Ftp server bekerja dengan baik

saat salah satu server mengalami kegagalan dan proses sinkronisasi berhasil dilakukan. Sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh [3] menyatakan bahwa teknologi virtualisasi container dapat menjadi solusi untuk menjalankan

sistem terdistribusi yang mudah dikonfigurasi dan mempunyai skalabilitas tinggi. Sebaliknya, penelitian yang

dilakukan oleh [4] menyampaikan bahwa teknik virtualisasi container menggunakan Kubernetes untuk

manajemen container dalam jumlah yang banyak dan keperluan aplikasi berhasil dilakukan. Aplikasi yang

berjalan menggunakan container pun jauh lebih cepat dan lebih efisien.

Server tunggal tidak cukup untuk mendukung lalu lintas tinggi dan dapat menyebabkan a single point of

failure (SPOF), yaitu kondisi server yang jika gagal merespon request client maka sistem akan tidak berfungsi

dikarenakan terlalu banyak menangani request dari client [5]. yang tidak dapat diakses saat terdapat permasalahan

pada server merupakan hal yang dihindari oleh pengguna. Salah satu teknik untuk mengatasi masalah tersebut

adalah menerapkan sistem terdistribusi menggunakan teknik deploy. memperkenalkan alat pengembangan sistem

terdistribusi yang disebut Kubernetes, yang memungkinkan memanajemen deploy server dan memudahkan dalam

proses container pada multihost.

Berdasarkan latar belakang tersebut mendorong ketertarikan penulis untuk menganalisa penerapan Deploy

Web Server Nginx dan Layana Ftp server menggunakan kubernetes. Web Server Nginx digunakan sebagai sistem

terdistribusi untuk menangani data karena stabil dan memiliki tingkat performansi tinggi dan Layaman Ftp server

sebagai terdistribusi untuk ketersediaan data yang tinggi dengan replikasi yang sinkron. Agar menghindari single

point of failure diperlukan teknik deploy dalam hal ini menggunakan Kubernetes untuk mempermudah proses

(penyebaran) aplikasi serta dapat melakukan manajemen sebuah kelompok yang berjalan pada banyak mesin.

Manfaat dari penerapan Web Server Nginx dan Ftp Server Fauria Deploy adalah untuk sistem terdistribusi.

Selain itu untuk menyediakan ketersediaan tinggi terutama dalam menangani data yang besar yaitu dengan cara

data secara otomatis direplikasi ke beberapa node. Hal ini akan memberikan toleransi kesalahan melalui

penggunaan Kubernetes untuk memanajemen deploy server sehingga memudahkan dalam proses container pada

multihost.

2. METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Network Development Life Cycle (NDLC).

Metode penelitian yang digunakan adalah Network Development Life Cycle (NDLC). Dari enam

tahapan yang ada pada NDLC, penulis hanya menggunakan 3 tahapan yaitu Analysis, Design, dan Simulation

Prototyping gambar 1.

Gambar 1. NDLC

[6].

Page 3: Analisa Penerapan Web Server NGINX dan Ftp Server Fauria ...

3

2.1.1 Tahap Analisa (Analysis)

Pada fase ini penulis melakukan pengumpulan data dengan cara studi literatur, yaitu penulis membaca

artikel ilmiah dan jurnal untuk mendapatkan informasi mengenai , virtualisasi berbasis container, ftp server

berbasis fauria dan web server Nginx, data yang telah terkumpul kemudian dianalisa.

2.1.2 Pengumpulan Data

Pada tahap pengumpulan data, penulis menggunakan metode studi literatur yaitu dengan mempelajari

beberapa jurnal ilmiah yang membahas tentang , virtualisasi berbasis kontainer, serta ftp server dan web server

Nginx. Setelah membaca beberapa jurnal ilmiah diperoleh informasi tentang beberapa jurnal ilmiah yang

berkaitan dengan , virtualisasi berbasis kontainer, serta ftp server dan web server Nginx.

2.1.3 nalisis Data

Berdasarkan hasil dari pengumpulan data maka dapat diperoleh hasil analisa sebagai berikut:

1) Jurnal ilmiah pertama melakukan penelitian mendeploy database berbasis mariadb galera dan

web server berbasis nginx kedalam Kubernetes.

2) Jurnal ilmiah kedua membahas tentang sistem failover deploy serta penerapan teknik replikasi

multi master pada Ftp Server Deploy. Mariadb Galera Deploy bekerja dengan baik saat salah

satu server mengalami kegagalan dan proses sinkronisasi berhasil dilakukan.

3) Jurnal ilmiah ketiga membahas tentang sistem database terdistribusi yaitu Mysql Galera Deploy

yang di implementasikan untuk mengatasi kekurangan resource komputasi pada engine

database dan untuk menyediakan backup terhadap data yang tersimpan didalam database.

4) Jurnal ilmiah keempat membahas tentang komputer sistem dengan menggunakan virtualisasi

berbasis container yaitu Kubernetes. Teknologi virtualisasi container menjadi solusi untuk

menjalankan sistem terdistribusi yang mudah dijalankan, dikonfigurasi dan mempunyai

skalabilitas tinggi.Jurnal ilmiah kelima membahas tentang teknik virtualisasi container

menggunakan Kubernetes untuk manajemen container dalam jumlah yang banyak.

5) Implementasi teknik virtualisasi server menggunakan untuk memudahkan proses aplikasi.

Aplikasi yang berjalan menggunakan container pun jauh lebih cepat dan lebih efisien.

Berdasarkan hasil penelusuran artikel jurnal ilmiah yang terkait, maka dapat diketahui bahwa

belum terdapat penelitian tentang sistem web server Nginx dan Ftp Server berbasis fauria

menggunakan Kubernetes agar tercapainya sistem terdistribusi untuk menyediakan ketersediaan

tinggi serta memberikan toleransi kesalahan. Dari permasalahan dan hasil analisa tersebut maka

mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang Analisa Penerapan Web Server Nginx

dan Ftp Server fauria Menggunakan Kubernetes[7].

2.2 Tahap Desain (Design)

Tahap ini terdiri dari 4 (empat) bagian yaitu rancangan sistem server menggunakan Kubernetes,

rancangan jaringan ujicoba, rancangan pengalamatan IP, serta kebutuhan perangkat keras dan perangkat

lunak [8]..

2.2.1 Rancangan Jaringan Uji Coba

Dalam rancangan uji coba akan disimulasikan secara virtualisasi menggunakan VMware Workstation

yang dijalankan pada 1 (satu) laptop. Di dalam VMware Workstation terdapat 3 (tiga) virtual machine yang

difungsikan sebagai master dengan IP 192.168.100.10, worker 1 dengan IP 192.168.100.20 dan worker 2

dengan IP 192.168.100.30. Sistem operasi yang digunakan adalah Linux CentOS release 7.7.1908 dan di deploy

menggunakan Kubernetes. Pada komputer client telah terinstal sistem operasi windows 10 dan aplikasi browser

Google Chrome untuk mengakses web server Nginx. [9]

Rancangan jaringan uji coba terlihat seperti yang ditujukan pada gambar 3.1 berikut.

Gambar 3. 1 Rancangan Jaringan Uji Coba[10]

192.168.100.0/24

Kubernetes

Page 4: Analisa Penerapan Web Server NGINX dan Ftp Server Fauria ...

4

2.2.2 Rancangan Sistem Server Menggunakan Kubernetes

Rancangan sistem server menggunakan Kubernetes dibedakan menjadi 2 (dua) rancangan yaitu

perancangan sistem web server berbasis Nginx dan rancangan sistem Ftp Server Fauria (Sumber: Sujana,

2014). Desain rancangan sistem dari web server berbasis Nginx terlihat seperti gambar 3.2 berkut.

Gambar 3. 2 Rancangan Sistem Web Server Nginx[11].

Sistem dari web server Nginx di deploy menggunakan Kubernetes. Terdapat 3 (tiga) node yaitu

master, worker 1 dan worker 2. Node master bertugas untuk mengatur status deploy, membagikan tugas ke node

worker, membuat replika proses, serta memperbaiki kesalahan pada node worker. Pada node master dilakukan

pembuatan web server Nginx lalu tersebut direplikasi atau disebarkan pada node-node worker kemudian pada

node master terdapat scheduler untuk menjadwalkan atau merutekan pada node dalam deploy sebagai satu atau

lebih tugas replika [12]..

User mengakses menggunakan IP dari masing-masing node melalui web browser Google Chrome.

Pada Kubernetes terdapat fitur Kubernetes load balancer yang memungkinkan setiap node dalam deploy

untuk menerima koneksi ke port dengan merutekan semua permintaan yang masuk ke node yang

tersedia. Desain rancangan sistem dari Ftp Server terlihat seperti gambar 3.3 berkut.

USER

Gambar 3. 3 Rancangan Sistem Ftp Server

Sistem dari Ftp Server di deploy menggunakan Kubernetes. Terdapat 3 (tiga) node yaitu master, worker

1 dan worker 2. Node master bertugas untuk mengatur status deploy, membagikan tugas ke node worker,

membuat replika proses, serta memperbaiki kesalahan pada node worker. Pada node master dilakukan

pembuatan Ftp Server lalu tersebut direplikasi atau disebarkan pada node-node worker kemudian pada node

master terdapat scheduler untuk menjadwalkan atau merutekan pada node dalam deploy sebagai satu atau lebih

tugas replika[13].

2.2.3 Rancangan Pengelamatan IP

Pengalamatan IP merupakan salah satu bagian yang penting karena merupakan suatu identitas

pengalamatan suatu interface. Berikut adalah pengalamatan IP pada masing-masing interface agar dapat saling

berkomunikasi antar perangkat yang terhubung [14].

.Tabel 3. 1 Pengelamatan IP

No Perangkat IP Address Network Interface

1 Server Node Master 192.168.100.10 192.168.100.0 ens33

2 Server Node Worker 1 192.168.100.20 192.168.100.0 ens33

Page 5: Analisa Penerapan Web Server NGINX dan Ftp Server Fauria ...

5

3 Server Node Worker 2 192.168.100.30 192.168.100.0 ens33

4 Komputer Client 192.168.100.55 192.168.100.0 Vm Net 1

2.2.4 Kebutuhan Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

Berikut adalah kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak untuk mendukung apa yang akan

dilakukan dalam membangun atau mempersiapkan implementasi yaitu:

1. Kebutuhan Perangkat Keras

Satu unit laptop dengan spesifikasi seperti terlihat pada tabel 3.2 berikut.

Tabel 3. 2 Spesifikasi Client

Komponen Spesifikasi

CPU AMD A9

RAM 8 GB

Hard Drive 1TB

VGS AMD R5

2. Kebutuhan Perangkat Lunak

Adapun perangkat lunak yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

a. Linux CentOS release 7.7.1908 sebagai sistem operasi VMWare.

b. release 19.03.5 sebagai container platform.

c. Kubernetes release 1.18.0 sebagai deploy manajemen agar sistem terdistribusi dengan mudah.

d. Ftp Server Fauria.

e. Nginx sebagai server web.

f. Google Chrome sebagai browser client untuk mengakses Web Server Nginx.

2.3 Tahap Simulasi (Prototyping)

Tahap ini terdiri dari 2 bagian yaitu instalasi dan konfigurasi serta melakukan uji coba system deploy

server menggunakan Kubernetes dan menganalisa hasil uji coba tersebut.

Uji coba dilakukan dengan mengakses ftp atau web server baik dalam kondisi seluruh server node aktif,

dalam kondisi salah satu server node tidak aktif serta dalam kondisi seluruh container down lalu melihat kinerja

dari hasil penerapan Kubernetes apakah mampu server atau host yang lainnya untuk menangani request dari

client sehingga tercapai fungsi ketersedian (availability) [4] .

2.3.1 Instalasi dan Konfigurasi

Pada tahap instalasi dan konfigurasi dibagi menjadi beberapa tahap yaitu tahap instalasi dan konfigurasi

pada 1 (satu) server yang difungsikan sebagai server master atau node master untuk kontroler pada komputer

deploy, 2 (dua) server worker atau node worker yang difungsikan sebagai node yang mengeksekusi proses yang

telah dibagi oleh node master, serta 1 (satu) client yang difungsikan untuk menggunakan yang telah ditentukan.

Pada server yang difungsikan sebagai node master dilakukan instalasi Linux CentOS 7 menggunakan

DVD ISO images minimal, konfigurasi pengelamatan IP, instalasi , instalasi Kubernetes sebagai metode server.

Pada server yang difungsikan sebagai node worker dilakukan instalasi Linux CentOS 7 menggunakan

DVD ISO images minimal, konfigurasi pengelamatan IP, serta instalasi dan konfigurasi Kubernetes sebagai

metode server. [15].

Pada komputer client yang difungsikan untuk menggunakan dilakukan konfigurasi pengelamatan IP agar

komputer client dan server dapat terhubung.

2.3.2 Uji Coba

Pada tahap ujicoba ini tediri dari 2 (dua) bagian yaitu:

1) Verifikasi Konfigurasi

Verifikasi konfigurasi dilakukan untuk memverifikasi fungsi dari Kubernetes apakah tiap-tiap server node

dapat berjalan atau aktif secara bersaman.

2) Skenario Uji Coba

Skenario uji coba dilakukan dengan pembuatan web server berbasis Nginx dan Ftp Server Fauria serta

dilakukan verifikasi konfigurasi untuk deploy service untuk mengetahui apakah tersebut berhasil tereplikasi pada

tiap-tiap node worker. Uji coba selanjutnya dengan mengakses web server berbasis Nginx dan Ftp Server Fauria

serta menganalisa hasil kinerja dari penerapan Kubernetes.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Instalasi dan Konfigurasi

Instalasi dan konfigurasi dilakukan pada 1 (satu) server yang difungsikan sebagai node master untuk

kontroler pada komputer deploy, 2 (dua) server yang difungsikan sebagai node worker untuk mengeksekusi

proses yang telah dibagi oleh node master, serta 1 (satu) client yang difungsikan untuk menggunakan yang telah

ditentukan.

3.2 Hasil Instalasi dan Konfigurasi pada Server Master

Page 6: Analisa Penerapan Web Server NGINX dan Ftp Server Fauria ...

6

3.3.1. Hasil Instalasi dan Konfigurasi Linux CentOS 7 Server Master

Hasil verifikasi konfigurasi Kubernetes dapat dilakukan dengan menulis perintah # info untuk

mengetahui informasi atau keaadan deploy yang terbentuk atau dengan menulis perintah #kubectl get nodes untuk

mengetahui informasi daftar node yang berjalan pada deploy seperti pada gambar berikut.

Gambar 3.3.1. Hasil Verifikasi Konfigurasi Deploy Server

3.3.2. Hasil Instalasi dan Konfigurasi Kubernetes

Terdapat 3 tahapan yang dilakukan terkait instalasi dan konfigurasi Kubernetes, yaitu menambahkan

Repository, instalasi Engine, serta intalasi dan konfigurasi Mode Kubernetes. Repository adalah tahapan

pertama yang dilakukan terkait instalasi dan konfigurasi Kubernetes. Repository dapat diunduh dengan

mengunakan tool wget ke alamat https://download..com/linux/centos/-ce.repo seperti terlihat pada gambar 3.3.2.

berikut.

3.3.3. Hasil Uji Coba Pada Server NGINX

Dengan alamat IP 192.168.100.10, 192.168.100.20, 192.168.100.30 terlihat seperti pada gambar

berikut.

Gambar 3.3.3 Uji Coba Akses Web Server Worker 1

Akses server node worker 2 menggunakan web browser client dengan alamat IP 192.168.100.30 terlihat

seperti pada gambar 3.3..4 berikut.

Gambar 3.2.2 Uji Coba Akses Web Server Master

Page 7: Analisa Penerapan Web Server NGINX dan Ftp Server Fauria ...

7

Gambar 3.3.4 Uji Coba Akses Web Server Worker 2

3.3.4. Skenario Uji Coba Ftp Server Fauria

Skenario uji coba untuk menguji kinerja dari server yang telah di deploy dengan melakukan pembuatan

Ftp Server Fauria pada node master lalu dilakukan replica service agar container yang dibuat dapat disebar ke

seluruh node yang ada pada deploy dalam hal ini node worker 1, dan node worker 2. Pembuatan Ftp Server

terdiri dari mendeploy ftp server Fauria,dan membuat service dari ftp server Fauria

Pada saat mendeploy ftp server pastikan semua node dalam keadaan ready, seperti terlihat

pada gambar 4.55 berikut.

Gambar 3.4 Konfigurasi Network Database

3.3.5. Pengujian Kedua

Pengujian kedua dilakukan dengan mengirimkan file .txt pada node master, worker 1 dan worker 2

gambar 4.94, 4.95, 4.96 berikut.

Gambar 4. 1 Mengirim File .Txt Ke Node Master

Terlihat bahwa ftp berhasil mengirimkan file dari computer client ke node master menggunakan filezila

Gambar 4. 2 Mengirim File .Txt Ke Node Worker 1

Terlihat bahwa ftp berhasil mengirimkan file dari computer client ke node worker1 menggunakan filezila

Page 8: Analisa Penerapan Web Server NGINX dan Ftp Server Fauria ...

8

Gambar 4. 3 Mengirim File .Txt Ke Node Worker 2

Terlihat bahwa ftp berhasil mengirimkan file dari computer client ke node worker2 menggunakan filezila

3.3 Analisa Hasil Uji Coba

Pada tahap ini akan dilakukan analisa hasil uji coba yang telah di lakukan sebelumnya. Pada analisa hasil

uji coba akan di tampilkan analisa hasil uji coba terkait pengaksesan server web berbasis Nginx yang

dijalankan pada deploy server menggunakan Kubernetes baik ketika kondisi seluruh server node aktif, dalam

kondisi salah satu server node tidak aktif, maupun saat seluruh container pada server node tidak aktif.

3.4 Analisa Hasil Uji Coba Web Server Nginx

Berdasarkan hasil dari skenario uji coba terkait pengaksesan server web berbasis Nginx yang dijalankan

pada deploy server menggunakan Kubernetes baik ketika kondisi seluruh server node aktif, kondisi salah satu

server node tidak aktif, maupun saat seluruh container pada server node tidak aktif, maka dapat diperoleh hasil

analisa yang dilakukan selama 5 (lima) kali percobaan seperti terlihat pada tabel 4.1 berikut.

Tabel. 1 Pengujian Web Server Nginx

N

O

Skenario

Pengujian

Pengujian Ke- Hasil Keterangan

1 2 3 4 5

1 Akses Web

Server Nginx

dalam kondisi

seluruh server

node aktif.

Sistem mampu

melayani request

dan berhasil di

akses.

Sistem server

menggunakan

Kubernetes

berjalan

dengan baik.

2 Akses Web

Server Nginx

dalam kondisi

salah satu server

node mengalami

kegagalan.

berhasil di akses

walaupun salah

satu server node

mengalami

kegagalan.

Container pada

server node yang

down berpindah

pada server node

yang

tersedia/aktif.

3 Akses Web

Server Nginx

dalam keadaan

seluruh

container

down.

berhasil di akses

walaupun seluruh

container

down.

Sistem

Kubernetes

melakukan Self

Healing dengan

pembuatan

container baru.

Tabel 1 menunjukan bahwa sistem mampu melayani request dari client baik dalam kondisi seluruh server

node aktif maupun dalam kondisi salah satu server node tidak aktif termasuk dalam kondisi seluruh container down.

Hal tersebut dapat tercapai sebagai dampak dari fungsi dari ketersediaan yang diberikan oleh Kubernetes. Jika

Page 9: Analisa Penerapan Web Server NGINX dan Ftp Server Fauria ...

9

salah satu host down maka service akan digantikan dengan host yang sedang aktif. Ketika salah satu node dalam

keadaan down, maka container yang berada pada node tersebut melakukan self-healing dengan membuat container

baru yang secara otomatis muncul pada salah satu server node yang aktif. Selain itu ketika container pada seluruh

server node down, sistem otomatis akan melakukan self-healing dengan pembuatan container baru. Hal tersebut

dapat tercapai karena Kubernetes mengimplementasikan Algoritma Konsensus Raft pada node manager untuk

mengelola status deploy. Raft adalah protokol untuk mengimplementasikan konsensus terdistribusi yang toleran

terhadap kesalahan. Dengan algoritma Konsensus Raft, node manager dapat memindahkan ke node yang masih

aktif sehingga apabila salah satu node mengalami kegagalan, hal ini tidak akan mengganggu sistem yang sedang

berjalan sehingga tercapainya ketersediaan dan user tetap mendapatkan pe dari sistem. Sedangkan pada analisa

hasil uji coba Ftp server Fauria akan ditampilkan analisa hasil ujicoba meliputi terkoneksi dengan FileZilla client,

mengirim file .txt dan file .pdf yang dijalankan pada deploy server menggunakan Kubernetes baik ketika kondisi

seluruh server node aktif, kondisi salah satu server node tidak aktif, maupun saat seluruh container pada server

node tidak aktif.

Pada skenario disini penulis menguji seberapa efisien penggunaan websocket guna penyampaian

informasi secara realtime. Berikut hasil dari pengujian sistem yang telah di lakukan penulis.

Tabel 2 Hasil skenario uji realtime

N O Skenario

Pengujian

Pengujian

Ke-

Hasil Keterangan

1 2 3

1 Membuat terkoneksi

menggunakan

aplikasi FileZilla

Client

Node yang telah

dibuat berhasil

di sinkronisasi

ke seluruh node

pada deploy.

Sinkronisasi Ftp

server berhasil.

2 Mengirimkan file

.txt ke setiap node

kubernetes

File .txt yang

dikimkan

berhasil sampai

ke node master,

worker 1 dan

worker 2.

Sinkronisasi File

.txt berhasil.

3 Mengirimkan file

.pdf ke setiap node

kubernetes

File .pdf yang

dikimkan

berhasil sampai

ke node master,

worker 1 dan

worker 2

Sinkronisasi file

.pdf berhasil.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil instalasi, konfigurasi dan ujicoba serta analisa terhadap hasil ujicoba maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

a. Kubernetes dapat digunakan untuk melakukan container pada web berbasis Nginx dan Ftp server sehingga dapat terjaga ketersediaannya berdasarkan skenario uji coba mengaktifkan seluruh node, menonaktifkan salah satu node dan menonaktifkan seluruh node pembentuk deploy.

b. Teknik deploy menggunakan kubernetes dapat menghindari single point of failure dan ketika salah satu atau

seluruh node pembentuk deploy mengalami gangguan (tidak aktif) maka sistem secara otomatis akan

melakukan self healing untuk membentuk container baru.

c. Mekanisme failover yang terdapat pada kubernetes berjalan dengan baik, sehingga sistem memiliki

ketersediaan tingkat tinggi (high availability).

UCAPAN TERIMAKASIH

Dengan selesainya skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah

banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan

terimakasih kepada:

1. Dr. Ir. Anthony Anggrawan, M.T., Ph.D., selaku Rektor Universitas Bumigora.

2. Ibu Ni Gusti Ayu Dasriani, M.Kom. selaku Wakil Rektor I Universitas Bumigora.

3. Ibu Lilik Widyawati, M.Kom. selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu Komputer.

4. Ibu Lilik Widyawati, M.Kom. selaku Dosen Pembimbing dalam mengerjakan skripsi ini.

5. Bapak/Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu selama dalam perkuliahan.

6. Bapak, ibu dan semua keluarga yang telah memberikan dukungan moril dan dukungan materi.

Page 10: Analisa Penerapan Web Server NGINX dan Ftp Server Fauria ...

10

7. Teman-teman angkatan 2016 yang turut serta mendampingi selama perkuliahan berlangsung.

8. Segenap teman kampus yang memberikan masukan.

9. Teman-teman dari luar kampus yang selalu memberikan semangat yang tiada henti.

Page 11: Analisa Penerapan Web Server NGINX dan Ftp Server Fauria ...

11

REFRENSI

[1] R. Dawood, S. F. Qiana, and S. Muchallil, “Kelayakan Raspberry Pi sebagai Web Server: Perbandingan

Kinerja Nginx, Apache, dan Lighttpd pada Platform Raspberry Pi,” J. Rekayasa Elektr., vol. 11, no. 1, pp.

25–29, 2014.

[2] J. Informatika, “RANCANG BANGUN LOAD BALANCING PADA DATABASE CLUSTER

MENGGUNAKAN HAPROXY,” J. Inform., vol. 8, pp. 2528–0090, 2017.

[3] T. P. Kusuma, R. Munadi, and D. D. Sanjoyo, “Implementasi dan Analisis Computer Clustering System

dengan Menggunakan Virtualisasi Docker,” e-Proceeding Eng., vol. 4, no. 3, pp. 1–6, 2017.

[4] S. Apridayanti et al., “Desain dan implementasi virtualisasi berbasis,” Semantik, vol. 4, no. 2, pp. 37–46,

2018.

[5] R. Julianto, W. Yahya, and S. R. Akbar, “Implementasi Load Balancing Di Web Server Menggunakan

Metode Berbasis Sumber Daya CPU Pada Software Defined Networking,” J. Pengemb. Teknol. Inf. dan

Ilmu Komput. Univ. Brawijaya, vol. 1, no. 9, pp. 904–914, 2017.

[6] S. Wardoyo, T. Ryadi, and R. Fahrizal, “Analisis Performa File Transport Protocol Pada Perbandingan

Metode IPv4 Murni, IPv6 Murni dan Tunneling 6to4 Berbasis Router Mikrotik,” J. Nas. Tek. Elektro, vol.

3, no. 2, p. 106, 2014.

[7] A. Wicitra, D. Utomo, and H. K. Wardana, “Membangun Infrastruktur Komputasi Awan Privat Single

Cluster dan Multi Cluster dengan menggunakan Linux Centos,” pp. 185–194.

[8] D. Irawan, M. Timur, and K. Metro, “Mesin Virtual Menggunakan VMWare untuk mengoptimalkan

Jaringan Internet Guna Memfasilitasi Perkuliahan,” no. 116, 2016.

[9] E. Prasetyo, A. Hamzah, E. Sutanta, and T. Informatika, “Jurnal JARKOM Vol . 4 No . 1 Desember 2016

ISSN : 2338-6313 ANALISA QUALITY OF SERVICE ( QOS ) Jurnal JARKOM Vol . 4 No . 1 Desember

2016 ISSN : 2338-6313,” J. Jarkom, vol. 4, no. 1, pp. 29–37, 2016.

[10] Arfriandi, “Perancangan, Implementasi, dan Analisis Kinerja Virtualisasi Menggunakan Proxmox, Vmware

ESX,dan Openstack,” J. Teknol., vol. 5 nomor 2, pp. 182–191, 2012.

[11] I. Nofarianto Kurniawan, “Implementasi Virtualisasi Menggunakan Xen Hypervisor,” J. Manaj. Inform.,

vol. 6, no. 1, pp. 36–42, 2016.

[12] A. Bima, M. Wijaya, J. Soeprapto, and Y. Tegar, “Analisis Arsitektur Perancangan Sistem Terdistribusi

Menggunakan Metode Nested Transaction pada Lingkungan Kerja Perkantoran difficulty or complexity of

business integration . The difficulties whic are experienced are not only,” vol. 07, no. 02, pp. 2–9, 2015.

[13] H. N. Sunardi and A. Hidayat, “Virtualisasi Menggunakan Hyver V Di Windows Server 2008,” Jumantaka,

vol. 1, no. 1, p. 23, 2018.

[14] A. Rahmatulloh and F. MSN, “Implementasi Load Balancing Web Server menggunakan Haproxy dan

Sinkronisasi File pada Sistem Informasi Akademik Universitas Siliwangi,” J. Nas. Teknol. dan Sist. Inf.,

vol. 3, no. 2, pp. 241–248, 2017.

[15] R. Khalida, A. Muhajirin, and S. Setiawati, “Teknis Kerja Docker Container untuk Optimalisasi Penyebaran

Aplikasi,” vol. 7, no. September, pp. 167–176, 2019.