ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

102
ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR DENGAN SATU RUDDER DI KAPAL MT.PELITA ENERGI METODE FISHBONE SKRIPSI Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Sebutan Sarjana Sains Terapan Pelayaran Disusun Oleh : IRWAN DWI SAPUTRA NIT. 49124575.T PROGRAM STUDI TEKNIKA DIPLOMA IV POLITEKNIK ILMU PELAYARAN SEMARANG 2017

Transcript of ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

Page 1: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR

DENGAN SATU RUDDER DI KAPAL MT.PELITA ENERGI METODE

FISHBONE

SKRIPSI

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

Sebutan Sarjana Sains Terapan Pelayaran

Disusun Oleh :

IRWAN DWI SAPUTRA

NIT. 49124575.T

PROGRAM STUDI TEKNIKA DIPLOMA IV

POLITEKNIK ILMU PELAYARAN SEMARANG

2017

Page 2: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

xii

ABSTRAKSI

Irwan Dwi Saputra, NIT. 49124575.T, 2017 “Analisa Kebocoran Pompa

Hidrolik Steering Gear Dengan Satu Rudder di Kapal MT.Pelita

Energi”, Program Diploma IV, Teknika, Politeknik Ilmu Pelayaran

Semarang, Pembimbing I: Sarifuddin, M.Pd, M.Mar.E., dan

Pembimbing II: Capt. Budi Mantoro, M, Si, M.Mar

Steering Gear merupakan salah satu sistem permesinan bantu yang

digunakan untuk sistem kemudi kapal untuk menjaga pengoperasian kapal tetap

berjalan lancar ketika kapal melakukan pergerakan dari titik awal menuju ketitik

akhir dari sebuah pelabuhan. Latar belakang penulisan skripsi ini adalah

ketidakoptimalan kinerja pompa hidrolik pada steering gear, sehingga mengalami

kebocoran pada pompa hidrolik. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah

faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kebocoran pada pompa hidrolik steering

gear ?, dampak yang dapat terjadi apabila pompa hidrolik mengalami kebocoran?

dan bagaimana upaya apa yang harus dilakukan untuk menjaga optimalnya kinerja

pada sistem hidrolik di kapal ?

Metode yang digunakan oleh penulis adalah metodelogi penelitian

deskriptif dengan metode Fishbone untuk mengidentifikasi permasalahan tidak

maksimalnya Steering gear. Hasil penelitian didapat resiko yang ditimbulkan dari

kurangnya perawatan sistem Steering gear adalah karena udara bocor yang masuk

dalam sistem, karena permukaan oli dalam tangki hidrolik masih pada garis batas

sehingga pipa intake masih di bawah permukaan oli, jadi tidak menyedot udara

secara baik, pada setiap sambungan yang memungkinkan adanya kebocoran

seperti seal poros pompa, sambungan pipa atau tubing (konektor). Pembahasan

masalahnya untuk melaksanakan perencanaan perawatan pada Steering gear

dengan melaksanakan perencanaan dan perawatan dengan berkala mulai dari

perawatan harian, mingguan, serta bulanan.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah resiko yang ditimbulkan dari

kurangnya perawatan pada Steering gear yaitu terjadinya gangguan fatal yang

menyebabkan pompa hidrolik bocor. Hal ini ditandai dengan komponen-

komponen steering gear yang tidak mampu bekerja secara optimal. Metode

perawatan steering gear harus dilakukan dengan baik dan teratur sesuai dengan

jadwal yang telah diprogramkan agar kerusakan pada steering gear dapat

dihindari.

Kata kunci :Steering gear, metode Fishbone, tidak optimal

Page 3: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam dunia maritime saat ini, persaingan dalam jasa angkutan laut

sangat keras sehingga perusahaan pelayaran sangat mengutamakan pelayaran

yang baik dan memuaskan. Upaya yang dapat dilakukan diantaranya adalah

dengan menjaga keamanan, ketepatan dan penghematan dalam pelayaran.

Dalam memenuhi kebutuhan armada pelayaran maka kapal harus dalam

kondisi baik. Terutama dalam perawatan secara berkala terhadap steering

gear, adapun penjelasan tentang steering gear adalah suatu sistem yang

mengubah suatu arah pergerakan kapal. Sistem kemudi kapal / plat yang

terletak di belakang kapal dan menggunakan sistem hidrolik untuk

menggerakkan daun kemudi kekanan dan kekiri, penelitian ini menjelaskan

tentang analisa sistem kontrol steering gear hidrolik 1 rudder. Hidrolik adalah

teknologi yang memanfaatkan zat cair, biasanya oli, untuk melakukan gerakan

segaris atau putaran, sistem ini berkerja berdasarkan prinsip jika suatu zat cair

dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala arah dengan

tidak bertambah atau berkurang kekuatannya.

Dalam kondisi operasional sering terjadi sistem kontrol steering gear

kapal mengalami problem. Hal tersebut, dapat menimbulkan sesuatu yang

sangat bermasalah, apabila tidak dilakukan penanganan yang sesuai dengan

jenis problem yang terjadi. Tekanan hidrolik dikontrol melalui penggunaan

valve yang membuka dan menutup pada waktu yang berbeda berdasarkan

aliran dari fluida by pass dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah,

Page 4: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

2

Pressure control valve tipe pilot yaitu bekerja, Oleh karena itu, diangkatlah

sebuah sea project berupa studi kasus yang berjudul Analisa Kebocoran

Pompa Hidrolik Steering Gear Dengan 1 Rudder.

Adapun yang dimaksud analisa tersebut merupakan proses

troubleshooting yang berupa pengambilan data mekanisme pada peralatan

kebocoran pompa hidrolik steering gear pada kapal.

B. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dan untuk

menyusun permasalahan, tahapan dari beberapa tahapan untuk membuat

sebuah karya ilmiah penelitian atau lainnya. Rumusan masalah memiliki

posisi yang sangat penting di dalam kegiatan sebuah penelitian. Apabila

sebuah penelitian tidak ada maka penelitian yang nantinya dilakukan akan

sia-sia, karena nantinya akan bingung apa saja yang perlu dilakukan dalam

penelitianya. maka terlebih dahulu menentukan pokok masalah yang terjadi.

Untuk selanjutnya merumuskan menjadi perumusan masalahguna

memudahkan dalam pembahasan bab-bab berikutnya. Sedangkan perumusan

masalahnya di susun berupa pertanyaan-pertanyaan, pembahasan yang

memerlukan jawaban dan solusi pemecahnya, permasalahan penelitian ini :

1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kebocoran pada pompa hidrolik

steering gear ?

2. Dampak yang dapat terjadi apabila pompa hidrolik mengalami kebocoran?

3. Upaya apa yang harus dilakukan untuk menjaga optimalnya kinerja pada

sistem hidrolik di kapal MT. Pelita Energi ?

Page 5: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

3

C. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Tujuan Akademik

a. Untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan program D.IV

jurusan teknika di Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, dan Menjamin

mutu pelaksanaan pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten,

berakhlak, profesional, bertanggungjawab, mampu mengembangkan diri

dan berdaya saing di tingkat nasional maupun internasional.

b. Mengenalkan praktek kerja di kapal bagi taruna agar dapat memahami

tentang Analisa Sistem Kebocoran Pompa Hidrolik Steering Gear

Dengan 1 Rudder.

2. Tujuan Ilmiah

Untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah akan

mempermudah dalam praktek berlayar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian pada masalah steering gear yang terjadi di

kapal dapat di jelaskan secara rinci sehingga menghasilkan jawaban dari

permasalahan yang terjadi. Oleh karena itu hasil dari permasalahan tersebut

dapat menjadi suatu wacana kedepan untuk meningkatkan pengetahuan,

kemampuan dan keterampilan penulis dan pembaca, pada umumnya dalam

melakukan perawatan secara berkala terhadap steering gear di kapal.

Tekanan hidrolik dikontrol melalui penggunaan valve yang membuka dan

menutup pada waktu yang berbeda berdasarkan aliran dari fluida by pass

Page 6: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

4

dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah, Pressure control valve tipe

pilot yaitu bekerja secara otomatis oleh tekanan hidrolik. Pilot oil ditahan

oleh spring yang biasanya di adjust

E. Sistematika penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan satu

dengan yang lainnya. Untuk memudahkan dalam mengikuti dan memahami

seluruh uraian pembahasan dan Sistematika Merupakan suatu penjabaran secara

deskriptif tentang hal-hal yang akan ditulis, yang secara garis besar terdiri dari

Bagian Awal, Bagian Isi dan Bagian akhir. Dalam Prosedur Format Penulisan

Pembuatan Makalah ini terdapat 3 hal utama yang menjadi unsur pembuatan karya

tulis ini, yaitu Bagian Awal, bagian isi dan bagian akhir. permasalahan dalam

skripsi ini maka penulisan dilakukan dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Dalam bab berisikan tentang latar belakang penulisan, identifikasi

maslah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penyusun dan sistematika

penulisan skripsi, berkaitan dengan pentingnya perawatan berkala

terhadap kerja steering gear di kapal, guna efektifitas operasional kapal

MT. Pelita Energi.

BAB II. LANDASAN TEORI

Dalam bab ini berisikan tentang tinjauan pustaka yang menguraikan ilmu

dan teori-teori yang terdapat dalam pustaka serta kerangka pemikiran

yang berisi masalah yang diteliti sehingga mendapatkan pemecahan

masalah dari sistem control pada steering gear.

Page 7: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

5

BAB III. METODE PENELITIAN

Dalam bab ini berisikan tentang waktu dan tempat penelitian, teknik

pengumpulan data, subjek penelitian, teknik analisa data, mencari solusi

dari pemecah masalah tentang sistem kontrol steering gear dengan 1

rudder di MT. Pelita Energi.

BAB IV. ANALISA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisikan tentang deskripsi data, analisa data, alternatif

pemecahan masalah dan evaluasi terhadap alternatif masalah, selama

melaksanakan praktek diatas kapal dan pernah mengalami permasalahan

tentang kerja dan perawatan secara berkala terhadap steering gear

tersebut.

BAB V. PENUTUP

Bab ini mengambil kesimpulan dari seluruh dari seluruh pembahasan

yang di uraikan dengan ringkas dan jelas, kemudian diteruskan dengan

saran yang sesuai dengan pembahasan skripsi yang sudah dilakukan.

Bagian akhir terdiri dari :

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 8: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan pustaka

Dalam bab ini berisi tentang pengertian sistem kontrol steering gear, di

karenakan akan pentingnya sistem control tersebut sehingga harus dilakukan

secara kerja steering gear, serta komponen yang berhubungan dengan

steering gear adalah sebagai berikut :

Menurut Nicholas Weinsten (2007 : 353 ) pada buku marine auxiliary

machinery and systems, hydrolic steering gear dibedakan pada setiap rincian,

operasi yang tidak berisik, ukuran yang kecil yang berhubungan dengan

tekanan yang tinggi, pergerakan yang halus, ketergantungan dan kemampuan

untuk mengoperasikan di dalam berbagai cuaca (iklim).

1. Pengertian dari steering gear

Steering gear adalah suatu mesin/pesawat yang menggunakan sistem

hidrolik untuk menggerakkan daun kemudi kapal. Sifat dari sistem

hidrolik yang tidak berisik (silent operation), gerakan mulus, mampu

berkerja pada berbagai cuaca Sangat cocok untuk di gerakkan pada

steering gear kapal. Mesin hidrolik tangan (manual), digunakan pada non

propeller barges (tongkang tidak bermesin ), dan juga dipakai pada kapal-

kapal bertonase rendah serta di pakai untuk stand-by bagi mesin hidrolik

yang bertenaga mesin. Sistem hidrolik adalah teknologi yang

memanfaatkan zat cair, biasanya oli, untuk melakukan suatu gerakan

segaris atau putaran. Sistem ini bekerja berdasarkan prinsip jika zat cair di

Page 9: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

7

kenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala arah dengan

tidak bertambah atau berkurang kekuatannya Hukum Achimides.

2. Fungsi dari steering gear

Fungsi dari sterring gear adalah untuk mengubah arah penggerak suatu

kapal. Sistem kemudi kapal berupa daun atau plat yang terletak di

belakang kapal dan menggunakan sistem hidrolik untuk menggerakkan

daun kemudi ke kanan dan ke kiri, penelitian ini menjelaskan tentang kerja

sistem hidrolik steering gear pada kemudi kapal. Dan adapun pentingnya

dari sistem ini adalah untuk menjaga pengoperasian kapal tetap berjalan

lancar ketika kapal melakukan pergerakan dari titik awal menuju ketitik

akhir dari sebuah pelabuhan. Sistem hidrolik ini mempunyai banyak

keunggulan dibandingkan jika menggunakan sistem mekanikal. Adapun

keuntungannya adalah dapat menyalurkan torsi dan gaya yang besar,

pencegahan over load tidak sulit, kontrol gaya pengoperasian mudah dan

cepat, pergantian kecepatan lebih mudah dan cepat, getaran yang di

timbulkan relative lebih kecil dan daya tahan lebih lama.

Namun sitem hidrolik ini juga mempunyai beberapa kekurangan yaitu

peka terhadap kebocoran, peka terhadap perubahan suhu, kadang

kecepatan kerja berubah dan kerja sistem saluran tidak sederhana.

Adapun kontruksi dari steering gear hidrolik adalah :

a. Wheel pump

b. Shut of valve

c. Non return valve

Page 10: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

8

d. Solenoid valve

e. Pompa hidrolik

f. Silinder

g. Tiller

h. Base plate

i. By pass valve

j. Fleksibel plate

k. Sistem hidrolik

Sedangkan pada sistem hidrolik sendiri adalah :

a. Oil reservoir

b. Return filter

c. Solenoid valve

d. Oil lock

e. Relief valve

f. Shut of valve

g. Distributor

h. Throttle valve

i. Shock valve

Sistem hidrolik memiliki banyak kelebihan sebagai sumber kekuatan untuk

melakukan berbagai variasi pengoperasian, kelebihan sistem hidrolik antara

lain :

a. Bila dibandingkan dengan metode tenaga mekanik yang mempunyai

kelemahan pada penempatan posisi tenaga transmisinya. Lain halnya

Page 11: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

9

dengan tenaga hidrolik saluran-saluran tenaga hidrolik dapat di

tempatkan pada setiap tempat. Tanpa menghiraukan posisi poros

terhadap transmisi tenaganya seperti pada sistem tenaga mekanik.

Tenaga hidrolik lebih fleksibel dalam segi penempatan tranmisi

tenaganya.

b. Dalam sistem hidrolik, gaya yang sangat kecil dapat digunakan untuk

menggerakkan atau mengangkat beban yang sangat berat dengan cara

mengubah sistem perbandingan luas penampang silinder. Hal ini tidak

lain adalah karena kemampuan komponen-komponen hidrolik pada

kecepatan dan tekanan yang sangat tinggi.

c. Beban dengan mudah di kontrol memakai katup pengatur tekanan (relief

valve). Karena apabila beban lebih, tidak segera di atasi akan merusak

komponen-komponen itu sendiri. Ketika beban melebihi dari

kemampuan penyetelan katupnya, pemompaan langsung dihantarkan ke

tangki dengan batas-batas tertentu terhadap gayanya.

d. Dengan sistem hidrolik, begitu pompa tidak mampu mengangkat, maka

beban berhenti dan dapat dikunci pada posisi mana saja. Hidrolik adalah

teknologi yang memanfaatkan zat cair, biasanya oli, untuk melakukan

gerakan segaris atau putaran Lain halnya dengan motor listrik dalam

keadaan jalan tiba-tiba di paksa untuk berhenti.

e. Dengan sistem hidrolik menggunakan minyak mineral sebagai media

pemindah gayanya. Pada sistem ini bagian-bagian yang bergesekan

terselimuti oleh lapisan minyak (oli). Sehingga pada bagian-bagian

Page 12: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

10

tersebut dengan sendirinya akan terlumasi, sistem inilah yang akan

mengurangi angka gesekan.

f. Sedikit perawatan

g. Mudah dalam pemasangan

h. Ringan

i. Tidak berisik

Sedangkan dari sistem hidrolik juga mempunyai kekurangan tersendiri yang

berupa :

a. Apabila terjadi kebocoran, akan mengotori sistem, sehingga sistem

hidrolik jarang digunakan pada industry makanan maupun obat-obatan.

b. Harganya mahal karena menggunakan fluida cairan yang berupa oli.

3. Perawatan dan test terhadap steering gear

Menurut Anthony F. Molland (2007 : 461) dalam buku the maritime

engineering reference book a guile to ship design, construction and

operation. Steering gear testing dilakukan sebelum keberangkatan kapal

dari pelabuhan setiap perangkat kemudi harus diuji untuk memastikan

operasi sangat memuasakan. Tes ini harus mencangkup :

a. Operasi dari perangkat kemudi pertama

b. Operasi dari steering gear tambahan atau penggunaan pompa kedua

yang bertindak sebagai pembantu.

c. Pengoperasian remote control (telemotor) sistem atau sistem dari

posisi jembatan kemudi utama.

Page 13: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

11

d. Pengoperasian perangkat kemudi menggunakan power supply darurat

untuk memastikan kesiapan fungsi kemudi dalam keadaan emergency.

e. Indicator sudut kemudi membaca sehubungan dengan sudut kemudi

yang sebenarnya harus di periksa.

f. Alarm di pasang ke sistem remot kontrol dan unit tenaga perangkat

kemudi harus diperiksa untuk operasi yang benar.

Selama test ini, kemudi harus dipindahkan melalui perjalanan penuh

di kedua arah dan berbagai item peralatan, keterkaitan, dll. Secara

langsung diperiksa untuk kerusakan atau keausannya.

4. Komponen sistem hidrolik steering gear

Menurut D. A. Taylor,MSc, BSc, CENG, FIMarE, FRINA (2007 : 210-

223) dalam buku introduction di marine engineering steering

menyediakan pergerakan dari daun kemudi (rudder) yang dikirim melalui

signal dari anjungan (bridge). Dalam hal ini akan di jelaskan mengenai

komponen yang berkaitan dengan sistem hidrolik yaitu :

a. Pompa

Pompa hidrolik berfungsi seperti jantung dalam tubuh manusia sebagai

pompa darah. Pompa hidrolik merupakan komponen dari sistem

hidrolik yang membuat oli mengalir atau pompa hidrolik sebagai

sumber tenaga yang mengubah tenaga mekanis menjadi hidrolik.

Dalam pompa terdapat dua klasifikasi sebagai berikut :

Page 14: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

12

1) Positive displacement pump yaitu memiliki lubang masuk dan keluar

yang disekat di dalam pompa. Sehingga pompa jenis ini dapat

bekerja dengan tekanan yang sangat tinggi dan harus dipoteksi

terhadap teknanan yang berlebihan dengan menggunakan pressure

relief valve. Jika tekanan yang diberikan terhadap positive

displacement pump itu rendah maka akan sulit untuk berkerja dengan

maksimal.

2) Non positive relief pump yaitu mempunyai penyekat antara lubang

masuk dan lubang keluar, sehingga cairan dapat mengalir di dalam

pompa apabila ada tekanan.

3) Variable displacement pump yaitu mempunyai ruang pompa dengan

volume bervariasi, out putnya dapat diubah dengan cara merubah

displacement.

4) Fixed displacement pump yaitu mempunyai sebuah ruang pompa

dengan volume tetap out put-nya hanya bias di ubah dengan cara

mengubah kecepatan kerja.

b. Tangki hidrolik

Tangki hidrolik sebagai tempat oli untuk digunakan pada sistem

hidrolik. Oli panas yang di kembalikan dari sistem didinginkan

dengan cara menyebarakan panasnya. Dan menggunakan oil cooler

sebagai pendingin oli, kemudian kembali kedalam tamgki. Gelembung

udara dari oli mengisi ruangan diatas permukaan oli. Untuk

mempertahankan kondisi oli selama mesin operasi, dilengkapi dengan

Page 15: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

13

saringan yang bertujuan agar kotoran tidak kembali ke tangki. Tangki

hidrolik di klasifikasikan sebagai vented type reservoir atau pressure

reservoir, dengan adanya tekanan di dalam tangki, masuknya debu dari

udara akan berkurang dan oli akan didesak masuk kedalam pompa.

c. Pressure control valve

Tekanan hidrolik dikontrol melalui penggunaan valve yang membuka

dan menutup pada waktu yang berbeda berdasarkan aliran dari fluida

by pass dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah, Pressure

control valve tipe pilot yaitu bekerja secara otomatis oleh tekanan

hidrolik. Pilot oil ditahan oleh spring yang biasanya di adjust. Semakin

besar tegangan spring, maka semakin besar pula tekanan fluida yang

dibutuhkan untuk menggerakkan valve.

d. Directional control valve

Aliran fluida hidrolik dapat di control dengan menggunakan valve yang

hanya memberikan satu arah aliran. Valve ini sering dinamakan dengan

check valve. Valve ini terdiri dari bagian yang menjadi satu block atau

terpisah. Saluran pilot pressure ini akan menyambung atau memutuskan

valve, tergantung dari jenis valve ini termasuk normally close atau

normally open.

Spring berfungsi untuk mengkordinasikan valve dalam posisi normal.

Jika tekanan sudah pada di isi flow slide valve, saluran pilot akan

menekan dan valve akan terbuka. Ketika pressure sudah turun kembali

Page 16: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

14

maka spring akan mengembalikan ke posisi semula dibantu pilot line

pada sisi satunya sehingga aliran akan terputus.

f. Simbol pengkordinasi zat cair

Pengkordinasian oli bisa dilakukan dengan berbagai cara, biasanya

berupa filter, pemanas dan pendingin.

Ada 2 jenis saringan yang di pakai yaitu :

1) Strainer

Terbuat dari saringan kawat yang berukuran halus. Saringan ini

hanya memisahkan partikel-partikel kasar yang ada di dalam oli.

Saringan ini biasanya di pasang didalam reservoir tank pada

saluran masuk ke pompa.

2) Filter

Terbuat dari saringan kawat khusus. Saringan ini memisahkan

partikel-partikel halus yang ada pada oli. Saringan ini biasanya

terdapat pada saluran balik ke reservoir tank.

Tugas hidrolik oil filter adalah menepis kotoran, partikel logam dan

sebgainya.

Kotoran dapat menyebabkan cepat terjadinya kehausan oil pump

hidrolic cylinder dan valve.

Saringan filter yang halus akan menjadi buntu secara berangsur-

amgsur sejalan dengan jam operasi mesin, maka elemennya perlu

diganti secara berkala. Dilengkapi dengan by pas valve sehingga

Page 17: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

15

bilsa filter buntu, oli dapat mencegah terjadinya tekanan yang

berlebihan dan kerusakan pada sistem tersebut. Sehingga kerja dari

filter tersebut tidak perlu di bebani.

g. Silinder hidrolik

Silinder hidrolik merubah tenaga zat cair menjadi tenaga mekanik.

Fluida yang tertekan, menekan isi piston silinder untuk menggerakkan

beberapa pergerakan mekanis. Single acting adalah silinder yang hanya

mempunyai satu porf, sehingga fluida bertekanan hanya masuk

melalaui satu saluran, dan menekan ke satu arah. Silinder ini untuk

gerakan membalik dengan cara membuka valve atau karena gaya

gravitasi atau juga kurang spring. Double acting silinder mempunyai

port pada tiap bagian segingga fluida bertekanan bisa masuk melalaui

kedua bagian sehingga bisa melakukan dua gerakan piston. Kecepatan

gerakan silinder tergantung pada fluid flow rate dan juga volume piston.

Cycle time adalah waktu yang dibutuhkan oleh silinder hidrolik untuk

melakukan gerakan memanjang penuh, dan cycle time juga adalah hal

yang sama sangat penting dalam mendiagnosa problem hidrolik.

h. Akumulator

Akumulator berfungsi sebagai peredam kejut dalam sistem. Biasanya

akumulator terpasang terpasang pararel dengan pompa dan komponen

lainnya. Akumulator menyediakan sedikit aliran dalam kondisi darurat

pada sistem sreering. Menjaga tekanan konstan dengan kata lain

sebagai pressure damper, umumnya pada sistem hidrolik modern

Page 18: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

16

digunakan akumulator dengan tipe gas. Penjagaan tekanan constant

bertujuan untuk mencegah kerusakan pada akumulator dalam sistem

peredam kejut serta komponen didalamnya.

i. Flow control mechanic

Ada kalanya sistem hidrolik membutuhkan penurunan laju aliran atau

menurunkan tekanan oli pada beberapa titik dalam sistem. Hal ini bisa

dilakukan dengan memasang restrictor.

j. Flow control valve

Fungsi katup pengontrol aliran adalah untuk mengontrol arah dari

gerakan silinder hidrolik dengan merubah arah aliran oli atau

memutuskan aliran oli. Yang bertujuan untuk mencegah teknan yang

berlebihan terhadap katup pengontrol tersebut. Flow control valve dua

posisi biasanya digunakan untuk mengatur aliran ke actuator akan

seimbang (balance).

k. Pressure relief valve

Pressure relief valve membatasi tekanan maksimum dalam sirkuit

hidrolik, dengan membatasi tekanan maksimum dalam sirkuit hidrolik,

dengan membtasi tekanan maksimum pada komponen dalam sirkuit

dari tekanan maksimum pada komponen dalam sirkuit dari tekanan

maksimum pada komponen dalam sirkuit dan luar sirkuit dari teknanan

yang berlebihan dan kerusakan komponen.

Page 19: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

17

Saat pressure relief valve terbuka, oli bertekanan tinggi di kembalikan

ke reservoir pada tekanan rendah. Pressure relief valve biasanya

terletak di dalam directional control valve.

5. Prinsip kerja control Hidrolik

Dalam prinsip kerja sistem control hidrolik terdapat cara kerja sistem

control hidrolik yaitu sebagai berikut :

a. Tekanan hidrolik menggunakan pompa di dalam tangki hidrolik yang

di gerakkan oleh sebuah motor yang terpasang vertical di atas tangki

hidrolik

b. Minyak hidrolik yang berada pada pressure control valve dapat diatur

secara manual oleh sebuah hand control valve, berfungsi mengtur

dengan tangan terhadap posisi hidrolik silinder maju dan mundur,

apabila sistem otomatis maju mundur tidak bisa bekerja lagi atau

rusak.

c. Minyak hidrolik dapat di sirkulasikan secara otomatis dan teratur oleh

pompa hidrolik ke dalam tangki hidrolik, didinginkan melalui sebuah

oil cooler kemudian disaring oleh filter. Minyak hidrolik harus tetap

bersih dan tidak berkurang.

d. Minyak hidrolik didorong oleh radial piston pump melalui sebuah

check valve yang befungsi agar minyak hidrolik tidak kembali ke

pompa pengisap menuju ke pressure control valve.

e. Tekanan minyak dalam pressure control valve di gabung dengan

sebuah solenoid unloading valve yang di pasang diatas manifold block

Page 20: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

18

mendapat perintah dari relay control untuk membuka katupnya pada

saat beban screw press turun, sehingga sumbu silinder dapat maju

mundur sesuai dengan beban yang di set pada relay control yang dapat

mendeteksi ampere screw press melalui control yang terpasang di

dalam kotak stater, sehingga bisa diketahui nilai tekanannya.

f. Silinder hidrolik mempunyai dua jalur sambungan, satu di depan dan

satu di belakang. Tekanan minyak yang masuk ke jalur depan, sumbu

hidroliknya maju.

g. Untuk menstabilkan tekanan kerja agar tetap apabila elektro motor

berhenti, harus di pasang akumulator. Tanpa akumulator sistem

hidrolik tersebut, tekanan kerja juga stabil dan konstan karena pompa

hidrolik tetap kerja.

h. Untuk menambah atau berkurang tekanan hidrolik dapat di buka

dengan cara memutar baut yang terdapat di pressure control valve

secara perlahan-lahan hingga mencapai 45 bar. Untuk mengetahui

besarnya tekanan minyak dapat melihat petunjuknya pada pressure

gauge. Pressure control valve dan solenoid unloading valve berfungsi

untuk mengatur arus tekanan ke hidrolik silinder, dan shut off valve

berfungsi untuk mengatur arus tekanan ke hidrolik silinder, dan shut

off valve yang berfungsi untuk menutup tekanan hidrolik pressure

geuge.

i. Pengoperasian sistem control hidrolik diatas, jika menghendaki elektro

motor hidrolik dapat berhenti pada tekanan kerja tertentu dan berjalan

Page 21: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

19

kembali apabila tekanan kerja berkurang, maka untuk itu harus di

pasang pressure switch.

j. Dengan menggunakan pressure switch akumulator dalam sistem

control hidrolik ini supaya elektrik motor dan pompa hidrolik dapat

berhenti sejenak karena sangatlah tidak efisien apabila biaya

perawatannya mahal dan tidak memperoleh hasil yang setimpal

dengan yang diharapkan.

k. Ketinggian level dan suhu minyak hidrolik di dalam tangki dapat di

lihat pada fluid level gauge.

6. Jenis-jenis steering gear di kapal

a. Mesin kemudi kapal uap ( CHAIN and ROD steering gear )

Pada kapal-kapal kecil kemudi rantai boleh jadi masih digunakan. Mesin

kemudi dengan tenaga uap mungkin sudah sangat jarang ditemui.

Pengemudian kapal dengan menggunakan mesin kemudi jenis ini mulai

ditinggalkan karena proses pengemudian kapalnya sangat lambat.

Terutama setelah ada peraturan dari IMO bahwa pengemudian kapal dari

cikar kanan ke cikar kiri atau sebaliknya harus dapat dilakukan dalam

waktu tidak lebih dari 30 detik pada saat kapal maju dalam kecepatan

penuh.

b. Mesin kemudi hidrolik

Kemudi jenis ini mengunakan tenaga hidrolik (oli) yang dapat

dipompakan dari anjungan sampai ke kamar mesin kemudi di bawah.

Page 22: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

20

Adanya gerakan dari peralatan transmiter di anjungan (misalnya dengan

memutar roda kemudi) maka minyak hidrolik pada pipa penghubung

akan ditekan dan diteruskan ke receiver silinder di ruang mesin kemudi

dan setara dengan itu maka akan menggerakkan daun kemudi kearah

sebagaimana yang di perintahkan dari anjungan.

c. Mesin kemudi elektro hidrolik

Pada umumnya sistem ini menggunakan dua motor dengan satu set

pompa. Namun tidak jarang kapal dengan menggunakan dua pompa

hidrrolik, sehingga kerja dari mesin kemudi menjadi dua kali lebih cepat

reaksinya, hal ini digunakan pada saat kapal sedang berolah gerak

memasuki pelabuhan, masuk pelayaran sempit atau sungai. Pada mesin

kemudi jenis ini bagian-bagian yang utama adalah:

1) Telemotor

2) Ram Hydrolic Gear Motor

3) Pompa Hidrolik

4) Swivel Block

d. Mesin kemudi elektrik

Mesin kemudi jenis ini terdapat dua rangkaian utama yaitu:

1) Rangkaian Pembangkit Tenaga (Power System) untuk mengerakkan

daun kemudi. Hidrolik adalah teknologi yang memanfaatkan zat cair,

biasanya oli, untuk melakukan gerakan segaris atau putaran

Page 23: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

21

2) Rangkaian Pengendali (Control System) yang berfungsi

mengendalikan operasi dari rangkaian pembangkit tenaga.

B. Kerangka pemikiran

Meninjau dari teori yang telah diuraikan di atas, dapat di ketahui

bahwa peranan penting sistem control hidrolik terhadap kinerja steering gear.

Sistem control hidrolik sebagai suatu sistem pemindah tenaga dengan

menggunakan zat cair atau fluida sebagai perantara. Steering gear berfungsi

untuk mengubah arah pergerakan suatu kapal yang di hubungkan dengan

sistem kontrol hidrolik sehingga dapat menggerakkan daun kemudi pada

kapal.

Pada penelitian ini peneliti akan membahas tentang sistem kontrol steering

gear hidrolik dengan menggunakan 1 rudder di karenakn pentingnya

pengontrolan steering gear pada kapal. Dan tempat penelitian dimana

bagiannya dapat dilihat pada gambar bagan berikut ini :

Page 24: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

22

ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK

STEERING GEAR

FAKTOR DAMPAK

UPAYA

1. pompa menjadi

berisik

2. pompa tidak bekerja

dengan baik

3. mesin bekerja tidak

teratur

4. tekanan pada sistem

menjadi rendah

1. Melakukan

perawatan terhadap

hidrolik

2. Melakukan

overhaul/perbaikan

pada pompa hidrolik

SISTEM KONTROL STEERING GEAR DAPAT

BEKERJA DENGAN BAIK

1. kerusakan pada oli hidrolik

2. tekanan dan gaya

Page 25: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

23

C. Definisi operasional

Pemakaian istilah-istilah dalam bahasa indonesia maupun bahasa asing

akan sering ditemui pada pembahasan berikutnya. Agar tidak terjadi

kesalah pahaman dalam mempelajarinnya maka di bawah ini akan

dijelaskan pengertian dari istilah-istilah tersebut. Definisi operasional yang

sering dijumpai pada steering gear saat penulisan melakukan penelitian

antara lain :

1. Pressure control valve

Adalah katup pengendali bertekanan yang bekerja secara otomatis oleh

tekanan hidrolik.

2. Pressure relief valve

Adalah katup yang memiliki fungsi khusus untuk melepas tekanan

berlebih pada sistem perpipaan. Relief valve menggunakan pegas baja

yang secara otomatis akan terbuka jika tekanan mencapai level yang

tidak aman. Level tekanan pada valve ini bisa diatur, sehingga bisa

ditentukan pada level tekanan berapa valve ini akan terbuka. Ketika

tekanan kembali normal, relief valve secara otomatis akan tertutup

kembali.

3. Flow control valve

Adalah katup control aliran hidrolik didefinisikan sebagai elemen

pengendali akhir, melalui mana cairan itu berlalu, dan menyesuaikan

ukuran aliran bagian seperti yang diarahkan oleh sinyal dari pengatur

untuk memodifikasi laju aliran fluida. Katup kontrol aliran hidrolik

Page 26: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

24

memastikan bahwa air tidak akan di bawah pengaruh gravitasi ketika

sistem hidrolik tidak beroperasi. Katup ini memastikan bahwa air tetap

siaga dan mengalir dengan bebas memlaui sistem hidrolik oleh

konveksi. Katup control aliran hidrolik dapat dianggap sebagai katup

“cek” sehingga memungkinkan air mengalir saat pompa dihidupkan

dan membatasi alirannya ketika pompa dalam keadaan nonaktif.

4. Hidrolik reservoir

Adalah wadah minyak lumas untuk digunakan pada sistem hidrolik

5. Directional control valve

Adalah katup hidrolik directional atau katup control arahnya di

gunakan untuk mengontrol atau mengarahkan aliran air dan

mengaturnya dalam arah yang diinginkan. Katup ini juga digunakan

untuk menghentikan atau memulai aliran fluida. Arah katup hidrolik

memiliki dua atau lima jalur dimana mereka mengarahkan aliran air.

Katup ini dapat di gerakkan secara pneumatic, hidrolik, elektrik,

mekanik atau manual.

6. Spring

Adalah pegas, semakin besar tegangannya, maka semakin besar pula

tekanan fluida yang dibutuhkan untuk menggerakkan katup. Mesin

hidrolik tangan (manual), digunakan pada non propeller barges

(tongkang tidak bermesin ), dan juga dipakai pada kapal-kapal

bertonase rendah serta di pakai untuk stand-by bagi mesin hidrolik

yang bertenaga mesin.

Page 27: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

24

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Pada dasarnya istilah metode penelitian ini merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan

hal tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu, cara

ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan.

Menurut ilmu etimilogi kata metodologi berasal dari penggabungan dua kata

yang berasal dari Yunani, yaitu Metodos dan Logos. Metodos berarti melalui

dan logos berarti ilmu pengetahuan. Metode merupakan suatu kerangka kerja

untuk melakukan suatu tindakan atau suatu kerangka berfikir untuk menyusun

suatu gagasan, yang beraturan, berarah dan berkonteks dengan maksud dan

tujuan.

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian fishbone

atau disebut tulang ikan merupakan metode yang efektif dalam menemukan

inti permasalahan karena memastikan bahwa suatu kejadian yang tidak

diinginkan atau kerugian yang ditimbulkan tidak berasal pada satu titik

kegagalan. Fishbone mengidentifikasi hubungan antara faktor penyebab dan

ditampilkan dalam bentuk diagram tuang ikan yang akan menunjukkan

sebuah dampak atau akibat dari sebuah permasalahan, dengan berbagai

penyebabnya. Efek atau akibat dituliskan sebagai moncong kepala.

Sedangkan tulang ikan diisi oleh sebab-sebab sesuai dengan pendekatan

permasalahannya. Umumnya penggunaan fishbone adalah untuk design

produk dan mencegah kualitas produk yang jelek (defect). Mekanisme

Page 28: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

25

penggunaan etoda Diagram Tulang Ikan ini adalah melalui pengklasifikasian

sesuai dengan sebab-sebab, Dengan menggunakan metode ini akan

mempermudah penulis untuk menyelesaikan sistem control steering gear

hidrolik dengan menggunakan 1 rudder

A.Waktu dan tempat penelitian

Waktu penelitian tentang sistem control steering gear dengan 1

rudder dilaksanakan pada saat Penulis melaksanakan praktek laut di atas

kapal MT. Pelita Energi milik PT. Burung Laut waktu penelitian ini

dilaksanakan selama 12 bulan lebih dimulai dari tanggal 12 September 2014

sampai dengan tanggal 03 Oktober 2015 tepatnya pada saat Penulis

melaksanakan praktek laut (prala) di atas kapal tersebut.

Sebagai cadet mesin, dalam waktu tersebut kegiatan yang dilakukan

tidak hanya untuk meneliti permasalahan yang akan diangkat dalam skripsi ini

melainkan melaksanakan tugas umum sebagai seorang cadet mesin yang

bertanggung jawab kepada Chief Engineer dan di bawah pengawasan

langsung masinis 2 dalam membantu kerja dari semua masinis di kapal serta

melaksanakan tugas-tugas dari kampus PIP Semarang yang ada pada Cadet

Record Book, dimana hal tersebut membatasi waktu dalam penelitian masalah

ini lebih lanjut. Sebagai tambahan informasi dalam penulisan, penulis

menambahkan data-data kapal yang diambil dari ship particular MT. Pelita

Energi. Hidrolik adalah teknologi yang memanfaatkan zat cair, biasanya oli,

untuk melakukan gerakan segaris atau putaran.

Page 29: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

26

Name Of Vessel : MT. Pelita Energi

Type : Motor Tanker

Call Sign : Y H M F

Port Of Registry : Batam

Flag : Indonesia

IMO Number : 7334333

Years Of Built : Hashihama Docktrad CO.LTD Japan 1973

Owner : PT. Burung Laut

Gross Tonnage : 3343 / 1724 T

Dwt : 5616,42 MT

L O A : 103,95 M

L B P : 97 M

Breadth Moulded : 15,00 M

Depth Moulded : 7.80 M

Main Engine :HANSHIN6LU54/4300HP/230RPM

/NO.Cyl.6/1893

Steering Gear : Type HDT 125-357/German Lloyd

Sumber : instruction manual book.

B. Sumber data

Untuk menunjang kelengkapan pembahasan penulisan ini diperoleh data dan

sumber sebagai berikut:

1. Data primer

Data primer merupakan sumber-sumber dasar yang merupakan bukti atau

saksi utama dari kejadian yang lalu, dimana sumber primer adalah tempat

atau gudang penyimpanan yang orisinal dari data sejarah”. Dimana data

tersebut diperoleh dari hasil pengamatan langsung, yang diperoleh dengan

cara metode survey yaitu dengan mengamati, mengukur dan mencatat serta

Page 30: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

27

hasil berdiskusi dengan masinis yang terkait secara langsung di lokasi

penelitian.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer yang didapat dari

sumber dokumentasi, arsip resmi yang dikumpulkan Penulis selain dari

sumber terkait data ini dapat dijadikan acuan dan diperoleh dari

perpustakaan seperti literatur, bahan kuliah dan data dari perusahaan serta

hal-hal lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Data tersebut

dijadikan pembanding dan sumber untuk memperkuat jawaban dalam

pemecahan masalah. “Data sekunder merupakan sumber yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data,misalnya melalui orang

lain atau melalui dokumen Sugiyono.

Langkah–langkah yang dilakukan setelah memulai langkah untuk

menganalisa yaitu mengadakan penelitian di MT. Pelita Energi untuk

mengetahui situasi dengan bekal pengetahuan dari apa yang didapatkan dari

studi kepustakaan. Selanjutnya memulai identifikasi masalah yang ditemui,

maka penulis dapat menemukan metode penelitian yang sesuai.

Dari apa yang Penulis peroleh sesuai langkah di atas, maka Penulis dapat

menyimpulkan data yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Data

yang diperoleh diolah sesuai dengan teori dan metode yang telah ditetapkan

dari awal sebelum penulis melakukan pengumpulan data. Data yang telah

diolah kemudian dianalisa sebagai hasil yang diperoleh dibandingkan

dengan hasil-hasil dan disimpulkan teori yang penulis gunakan. Dari hasil

Page 31: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

28

apa yang kita analisa kemudian Penulis membuat pembahasan mengenai

hal tersebut.

Setelah semua dianggap selesai maka kita boleh menarik sebuah kesimpulan

apa yang telah dianalisa dan dibahas. Kemudian memberikan saran yang

sesuai dengan apa yang sudah disimpulkan dengan saran yang diberikan

dapat sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kinerja kerja steering

gear, barulah langkah-langkah dianggap selesai.

C. Metode pengumpulan data

Data dan informasi yang diperlukan untuk penulisan Skripsi ini dikumpulkan

melalui:

1. Metode observasi, yaitu mengadakan pengumpulan data yang dilakukan

melalui pengamatan secara langsung dengan disertai pencatatan terhadap

keadaan atau perilaku obyek sasaran pada sistem control steering gear di

lapangan dimana Penulis melaksanakan praktek laut di kapal MT. Pelita

Energi

2. Metode kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan

dengan cara membaca dan mempelajari literatur, buku–buku dan tulisan

yang berhubungan dengan masalah yang dibahas untuk memperoleh

landasan teori yang akan digunakan dalam pembahasan nantinya.

3. Dokumentasi yaitu, data-data diperoleh dengan cara membaca arsip-arsip

dan surat-surat serta file yang terdapat di kamar mesin terutama tentang

sistem control steering gear. Data-data tersebut merupakan data yang

Page 32: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

29

konkrit dan dapat memberikan keterangan nyata yang benar-benar terjadi

di atas kapal, data-data tersebut juga telah di dokumentasikan dan di

laporkan kepada perusahaan. Setiap kapal terdapat dokumen-dokumen

yang berkenaan dengan kapal, dan di kamar mesin terdapat dokumen-

dokumen tersendiri mengenai permesinan di atas kapal. Dokumen-

dokumen mengenai sistem control steering gear dengan menggunakan 1

rudder.

D. Langkah-langkah analisa perencanaan

Langkah–langkah yang dilakukan setelah memulai langkah untuk

menganalisa yaitu mengadakan penelitian di MT. Pelita Energi untuk

mengetahui situasi dengan bekal pengetahuan dari apa yang didapatkan dari

studi kepustakaan. Selanjutnya kita memulai identifikasi – identifikasi masalah

yang kita temui, maka kita dapat menemukan metode penelitian yang sesuai.

Data yang diperoleh diolah sesuai dengan teori dan metode yang telah kita

tetapkan dari awal sebelum kita melakukan pengumpulan data. Data yang telah

diolah kemudian dianalisa sebagai hasil yang diperoleh dibandingkan dengan

hasil-hasil dan disimpulkan teori yang kita gunakan.

Setelah semua dianggap selesai, maka kita boleh menarik sebuah kesimpulan

apa yang telah dianalisa dan dibahas. Kemudian juga memberikan saran yang

sesuai dengan kita simpulkan, Dan ini dapat merupakan bahan masukan dalam

meningkatkan kinerja kerja steering gear, barulah langkah-langkah dianggap

selesai. Hidrolik adalah teknologi yang memanfaatkan zat cair, biasanya oli,

untuk melakukan gerakan segaris atau putaran.

Page 33: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

30

E. Teknik analisa data

Metode yang digunakan untuk menganalisa data yang dalam skripsi ini

memaparkan metode fishbone dimana dalam penulisan skripsi ini

memaparkan semua kejadian atau peristiwa yang terjadi dikapal dan yang

mungkin akan terjadi diatas kapal dengan analisa kurang optimanya kinerja

sistem control steering gear. Fishbone didefinisikan sebagai sistem dan

bentuk penilaian dari sebuah perancangan atau proses yang telah ada atau

operasi dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi masalah-

masalah yang mewakili suatu kejadian yang menyebabkan pengaruh kinerja

suatu system. Dalam kata lain, metode ini dapat digunakan untuk mencari

troubleshooting suatu mesin sehingga semua kemungkinan kerusakan dapat

teratasi dengan cepat dan tepat dengan waktu yang efisien. Dengan

menggunakan tulang ikan permasalahan maka penulis akan mudah dalam

menemukan penyebab terbesar permasalahan.

Pengamatan dan pandangan terhadap data yang ada mulai dari pokok

permasalahan yang terjadi, membaca kumpulan data, dikaji berdasarkan teori-

teori yang dapat memberikan pemecahan masalah yang terbaik sehingga

permasalahan yang timbul dapat terselesaikan dengan Fishbone merupakan

metode yang efektif dalam menemukan inti permasalahan karena memastikan

bahwa suatu kejadian yang tidak diinginkan atau kerugian yang ditimbulkan

tidak berasal pada satu titik kegagalan. Fishbone mengidentifikasi hubungan

antara faktor penyebab dan di tampilkan dalam bentuk tulang ikan kesalahan,

Hidrolik adalah teknologi yang memanfaatkan zat cair, biasanya oli, untuk

Page 34: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

31

melakukan gerakan segaris atau putaran, yang melibatkan gerbang logika

sederhana. sistem ini berkerja berdasarkan prinsip jika suatu zat cair

dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala arah dengan

tidak bertambah atau berkurang kekuatannya Adapun langkah-Iangkah

melakukan analisis terstruktur pada sistem Fishbone, yaitu:

1. Mengidentifikasi kejadian/peristiwa terpenting dalam sistem (top level

event).

Langkah pertama dalam Fishbone ini merupakan langkah penting

karena akan mempengaruhi hasil analisis sistem. Pada tahap ini,

dibutuhkan pemahaman tentang sistem dan pengetahuan tentang jenis-

jenis kerusakan (undesired event) untuk mengidentifikasi akar

permasalahan sistem. Pemahaman tentang sistem dilakukan dengan

mempelajari semua informasi tentang sistem dan ruang lingkupnya

yang berhubungan dengan steering gear.

2. Membuat diagram fishbone.

Setelah permasalahan terpenting teridentifikasi, langkah berikutnya

adalah menyusun urutan sebab akibat tulang ikan kesalahan. Pada

tahap ini, cause and effect diagram dapat digunakan untuk

menganalisis kesalahan dan mengeksplorasi keberadaan kerusakan-

kerusakan yang tersembunyi. Pembuatan tulang ikan kesalahan

dilakukan dengan menggunakan simbol-simbol Boolean. Standarisasi

simbol-simbol tersebut diperlukan untuk komunikasi dan konsistenan

diagaram fishbone.

Page 35: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

32

3. Menganalisis diagram fishbone.

Analisis diagram fishbone diperlukan untuk memperoleh informasi

yang jelas dari suatu sistem dan perbaikan-perbaikan apa yang harus

dilakukan pada sistem. Tahap-tahap analisis tulang ikan kesalahan

dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:

a. Meneliti diagram fishbone.

Tahap pertama analisis diagram fishbone adalah menyederhanakan

diagram fishbone dengan menghilangkan cabang-cabang yang

memiliki kemiripan karakteristik. Tujuan penyederhanaan ini

adalah untuk mempermudah dalam melakukan analisis sistem

lebih lanjut.

b. Menentukan peluang munculnya kejadian atau peristiwa terpenting

dalam sistem (top level event).

Setelah pohon kes\alahan disederhanakan. tahap berikutnya adalah

menentukan peluang kejadian paling penting dalam sistem. Pada

langkah ini, peluang semua input dan logika hubungan digunakan

sebagai pertimbangan penentuan peluang.

c. Review hasil analisis.

Review hasil analisis dilakukan untuk mengetahui kemungkinan

perbaikan yang dapat dilakukan pada sistem. Output yang

diperoleh setelah melakukan analisa adalah peluang munculnya

kejadian terpenting dalam sistem dan memperoleh akar

permasalahan sebabnya. Akar permasalahan tersebut kemudian

Page 36: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

33

digunakan untuk memperoleh prioritas perbaikan permasalahan

yang tepat pada sistem. Diagram fishbone akan menggambarkan

bagaimana kerusakan bisa terjadi.

F. GAMBARAN METODE

Faktor yang diamati Masalah yang terjadi

1. Man

a. Kurangnya pengetahuan tentang

steering gear.

b. Kurangnya pemahaman perawatan

steering gear.

2. Method a. Tidak adanya spare part dari

perusahaan meskipun sudah di order.

3. Material a. Rusaknya strainer pada pompa

hidrolik.

b. Rusaknya filter hidrolik

4. Machine a. Menjalankan mesin terlalu di

paksakan

Analisa

Sistem

Kontrol

Steering

Gear

Hidroli

k

Material

Method Man

Rusaknya strainer

pada pompa hidrolik

Rusaknya

filter hidrolik

Machine

Menjalankan

mesin terlalu

di paksakan

Tidak adanya spare

part dari perusahaan

meskipun sudah di

order

Kurangnya

pengetahuan

tentang

steering gear.

Kurangnya

pemahaman

perawatan

steering gear

Selesai

Page 37: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Pada bab ini penulis akan menjelaskan gambaran umum terhadap

materi atau obyek yang akan diteliti menggunakan metode fish bone. Obyek

yang diteliti adalah sistem kontrol steering gear yang ada di MT. Pelita

Energi yang mempunyai spesifikasi sebagai berikut :

Technical Data

Type : HDT 125-367

Classification : German Lioyd

Working torque Mw : 128 kNm

Design torque Mo : 160 kNm

Rudder laying time from 35? To 30? : with one pump

rudder angel with two pump

Rudder angel : Electrical limitation

Mechanical limmination

Rudder head diameter : nominal

Electric Connection

Frequency : 60 Hz

Main voltage : 440 V AC

Control voltage : 220 V AC-24 V DC

Hydraulic System

Working pressure : 160 bar

Safety relief valve set pressure : 200 bar

Page 38: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

35

Test pressure : 300 bar

Dual chamber tank : 2 ? 751

Steering gear adalah suatu mesin/pesawat yang menggunakan sistem

hidrolik untuk menggerakkan daun kemudi kapal. Sifat dari sistem hidrolik

yang tidak berisik (silent operation), gerakan mulus, mampu berkerja pada

berbagai cuaca Sangat cocok untuk di gerakkan pada steering gear kapal.

Mesin hidrolik tangan (manual), digunakan pada non propeller barges

(tongkang tidak bermesin ), dan juga dipakai pada kapal-kapal bertonase

rendah serta di pakai untuk stand-by bagi mesin hidrolik yang bertenaga

mesin. Sistem hidrolik adalah teknologi yang memanfaatkan zat cair,

biasanya oli, untuk melakukan suatu gerakan segaris atau putaran. Sistem

ini bekerja berdasarkan prinsip jika zat cair terkena tekanan, maka tekanan

itu akan merambat ke segala arah dengan tidak bertambah atau berkurang

kekuatannya Hukum Achimides.

Fungsi dari steering gear :

Fungsi dari sterring gear adalah untuk mengubah arah suatu kapal. Sistem

kemudi kapal berupa daun atau plat yang terletak di belakang kapal dan

menggunakan sistem hidrolik untuk menggerakkan daun kemudi ke kanan

dan ke kiri, penelitian ini menjelaskan tentang kerja sistem hidrolik steering

gear pada kemudi kapal. Dan adapun pentingnya dari sistem ini adalah

untuk menjaga pengoperasian kapal tetap berjalan lancar ketika kapal

melakukan pergerakan dari titik awal menuju ketitik akhir dari sebuah

pelabuhan. Sistem hidrolik ini mempunyai banyak keunggulan dibandingkan

jika menggunakan sistem mekanikal. Adapun keuntungannya adalah dapat

Page 39: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

36

menyalurkan torsi dan gaya yang besar, pencegahan over load tidak sulit,

kontrol gaya pengoperasian mudah dan cepat, pergantian kecepatan lebih

mudah dan cepat, getaran yang di timbulkan relative lebih kecil dan daya

tahan lebih lama.

B. Analisa Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dan untuk

menyusun permasalahan, maka terlebih dahulu menentukan pokok masalah

yang terjadi. Untuk selanjutnya merumuskan menjadi perumusan

masalahguna memudahkan dalam pembahasan bab-bab berikutnya.

Sedangkan perumusan masalahnya di susun berupa pertanyaan-pertanyaan,

pembahasan yang memerlukan jawaban dan solusi pemecahnya,

permasalahan penelitian ini :

1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kebocoran pada pompa

hidrolik steering gear ?

2. Dampak apa yang terjadi apabila pompa hidrolik mengalami kebocoran ?

3. Upaya apa yang harus dilakukan untuk menjaga optimalnya kinerja pada

sistem hidrolik di kapal MT. Pelita Energi ?

Berdasarkan hasil penelitian disebutkan beberapa faktor dari

responden yang menyebabkan pengoperasian sistem kontrol steering gear

tidak bekerja secara maksimal sehingga membuat kebisingan dan kebocoran

pada pompa hidrolik di kapal MT. Pelita Enenrgi. Dapat dilihat pada tabel 4.1

sebagai berikut.

Page 40: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

37

Tabel 4.1 Hasil analisis faktor penyebab

Man 2

Method 1

Material 2

Machine 1

Sesuai pada tabel 4.1 nilai tertinggi yaitu terdapat pada faktor human

error dan material. Dari pengalaman yang didapat responden, faktor yang

selalu disebutkan oleh responden dari masalah yang terjadi pada

pengoperasian sistem kontrol steering gear adalah human error dan material.

Human error yang dimaksud disini adalah kurangnya pengetahuan dan

kurangnya pemahaman terhadap cara perawatan pompa hidrolik, sementara

machine yang dimaksud adalah kerusakan pada pompa hidrolik yang

disebabkan karena faktor usia dan kurangnya perawatan.

Dari hasil analisa yang ada pada diagram fishbone penulis akan memperjelas

dengan menggunakan tabel. sistem ini berkerja berdasarkan prinsip jika suatu

zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala arah

dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya .Dimana isi dalam tabel

hanya mengambil secara garis besar sebab akibat dari permasalahan pada

rumusan masalah yang dianalisa melalui diagram fishbone. Metode penelitian

yang digunakan penulis adalah metode penelitian fishbone atau disebut tulang ikan

merupakan metode yang efektif dalam menemukan inti permasalahan karena

Faktor penyebab Jumlah

Page 41: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

38

memastikan bahwa suatu kejadian yang tidak diinginkan atau kerugian yang

ditimbulkan tidak berasal pada satu titik kegagalan.

Tabel 4.2 Garis besar isi permasalahan dalam diagram fishbone

Faktor yang diamati Masalah yang terjadi

1. Man

a. Kurangnya pengetahuan tentang

steering gear.

b. Kurangnya pemahaman perawatan

steering gear.

2. Method a. Tidak adanya spare part dari

perusahaan meskipun sudah di order.

3. Material a. Rusaknya strainer dan filter pada

pompa hidrolik.

b. Rusaknya oli hidrolik

4. Machine a. Menjalankan mesin terlalu di

paksakan

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang

menyebabkan di MT. Pelita Energi yaitu dari segi man ( manusia ), management,

material ( bahan) dan machine (mesin). Berikut adalah rincian permasalahan dari

keempat faktor tersebut :

a. Man ( Manusia atau tenaga kerja )

1) Pengetahuan tentang steering gear kurang

Dalam pelaksanaan pengoperasian steering gear, chief engineer masih

sering melakukan kesalahan, hal ini disebabkan karena kurangnya

komunikasi pada saat pergantian chief engineer yang lama dengan yang

baru. Sehingga menyebabkan kurangnya pengetahuan tentang permasalahan

yang sering terjadi di sistem steering gear yang ada dikapal MT. Pelita

Energi.

Page 42: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

39

2) Kurangnya pemahaman perawatan steering gear.

Dalam pelaksanaannya pengoperasian dan perawatan steering gear yang

seharusnya di operasikan oleh engineer di operasikan oleh electrictian

dikarenakan kurangnya pemahaman perawatan terhadap sistem steering

gear lembam yang mengakibatkan perawatan sistem gas lembam kurang

maksimal.

b. Method (metode atau proses)

1) Tidak adanya spare part di atas kapal.

Dalam setiap pekerjaan kerja sama yang baik selalu dibutuhkan

pembuatan rencana pekerjaan akan lebih mempermudah menyelesaikan

sebuah pekerjaan. Melakukan perawatan pada setiap instalasi permesinan

juga sangat penting agar mesin dapat bekerja dengan baik. Namun jika suatu

instalasi kondisinya sudah buruk, tentunya instalasi tersebut harus diganti

dengan yang baru. Namun tidak adanya spare part diatas kapal ini yang

menjadi kendala. Chief engineer sudah melaporkan kepada captain dan

diteruskan kepada kantor tentang tidak adanya spare part yang dibutuhkan

namun belum ada spare part yang dikirim. Hal ini menyebabkan chief

engineer tetap menggunakan instalasi yang lama dan menyebabkan kerja

sistem gas lembam tidak maksimal.

c. Material (bahan)

1) Strainer untuk pemasanganya inlet strainer ini dibenamkan pada oli serta

terpasang pada bagian dalam reservoir dan aliran normal dengan melalui

elemen filter. Tekanan pada bagian dalam akan turun jika filter terhambat,

Page 43: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

40

tekanan akan turun dimaksud adalah pompa penghisap dan oli akan

mengalir melewati bypas valve. Sedangkan rusaknya pompa sangat cepat

jika terhambat, sehingga diperlukan strainer terpasang dengan bypas.

Filter pada sirkuit hidrolik filter oli tersebut memungkinkan terletak dari

beberapa tempat dan inlet filter saluran yang menuju pompa pada

pemasanganya. Sedangkan strainer akan lebih banyak untuk dipakai karena

tidak sehalus filter yang bertekanan tinggi.

2) Kerusakan pada oli hidrolik

Penggunaan oli hidrolik harus dijaga dari kerusakan, karena kerusakan oli

hidrolik bisa mengakibatkan kerja yang tidak maksimal dari unit. berikut

adalah beberapa penyebab kerusakan oli terkontaminasi (contamination) :

yaitu kerusakan yang diakibatkan pengaruh atau kesalahan dari luar luar

oli tersebut.

d. Machine (mesin)

1) Menjalankan mesin terlalu di paksakan.

Beberapa pemilik peralatan atau operator terus beroperasi mesin yang

terlalu panas, hal yang sama tidak bisa dikatakan ketika sistem hidrolik

terlalu panas. Tapi seperti mesin, cara tercepat untuk menghancurkan

komponen hidrolik, segel, selang dan minyak itu sendiri adalah tinggi suhu

operasi. Bagaimana terlalu panas untuk sistem hidrolik,hal ini tergantung

terutama pada indeks viskositas dan viskositas (tingkat perubahan viskositas

dengan temperatur) minyak, dan jenis komponen hidrolik dalam sistem,

seiring dengan peningkatan suhu minyak, viskositasnya menurun. Oleh

karena itu, sistem hidrolik beroperasi terlalu panas saat mencapai suhu di

Page 44: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

41

mana viskositas minyak turun di bawah yang diperlukan untuk pelumasan

memadai. Sebuah pompa baling-baling membutuhkan viskositas minimum

yang lebih tinggi dari pompa piston, misalnya. Inilah sebabnya mengapa

jenis komponen yang digunakan dalam sistem juga mempengaruhi

maksimum aman temperatur operasi.

Cara kerja Sistem Hidrolik

Tekanan Hidrolik menggunakan sebuah pompa gear pump piston pump di

dalam tangki hidrolik yang digerakkan oleh sebuah motor yang terpasang

vertikal diatas tangki hidrolik.

1. Minyak hidrolik didorong oleh Radial Piston Pump melalui sebuah

Check Valve yang berfungsi agar minyak hidrolik tidak kembali ke

pompa penghisap menuju ke Pressure Control Valve/Relief Valve

melalui Four Way 2 Ball Valve-Manifold Block.

a. Minyak hidrolik yang berada di dalam Pressure Control Valve dapat

diatur secara manual oleh sebuah Hand Control Valve ini, berfungsi

mengatur dengan tangan terhadap posisi hidrolik silinder maju dan

untuk menstabilkan tekanan kerja agar tetap apabila elektro motor

Page 45: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

42

berhenti, harus di pasang akumulator. Tanpa akumulator sistem

hidrolik tersebut, tekanan kerja juga stabil dan konstan karena pompa

hidrolik tetap kerja.

2. mundur, apabila sistem otomatis maju mundur tidak bisa bekerja lagi

atau rusak.

3. Tekanan minyak dalam Pressure Control Valve digabung dengan

sebuah Solenoid Unloading Valve yang dipasang diatas Manifold

Block mendapat perintah dari Amplifier Card (Relay Control) untuk

membuka katupnya pada saat beban screw press naik dan menutupnya

pada saat beban screw press turun, sehingga sumbu silinder dapat

maju mundur sesuai dengan beban yang distel di amplifier card (relay

control) yang dapat mendeteksi ampere screw press melalui sebuah

CT yang terpasang di dalam kotak starter.

Page 46: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

43

4. Silinder hidrolik mempunyai dua jalur sambungan, satu didepan dan

satu di belakang. Tekanan minyak yang masuk ke jalur depan, sumbu

silinder hidroliknya mundur, dan yang masuk ke jalur belakang sumbu

hidroliknya maju.

5. Minyak hidrolik dapat disirkulasi secara otomatis dan teratur oleh

pompa hidrolik ke dalam tangki hidrolik, didinginkan melalui sebuah

Intergral Oil Cooler, kemudian disaring oleh Return Line Filter.

Minyak hidrolik harus tetap bersih dan tidak berkurang.

6. Untuk menambah (atau berkurang) tekanan hidrolik dapat dibuka

dengan cara memutar baut yang terdapat di Pressure Control

Valve/Relief Valve secara perlahan-lahan hingga mencapai 45 bar.

Untuk mengetahui besarnya tekanan minyak dapat melihat

penunjuknya pada PressureGauge. Pressure Control Valve/Relief

Valve dan SolenoidUnloading Valve berfungsi untuk mengatur arus

tekanan ke hidrolik silinder, dan Shut Off Valve yang berfungsi untuk

menutup tekanan hidrolikke Pressure Gauge.

7. Ketinggian level dan suhu minyak hidrolik didalam tangki dapat

dilihat pada Fluid Level Gauge. Pengoperasian sistem hidrolik

tersebut diatas, jika menghendaki Elektro Motor Hidrolik dapat

berhenti pada tekanan kerja tertentu dan berjalan kembali apabila

tekanan kerja berkurang, maka untuk itu harus dipasang sebuah

Pressure Switch .Untuk menstabilkan tekanan kerja agar tetap apabila

elektro motor berhenti, harus pula dipasang akumulator (integral oil

Page 47: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

44

cooler ditiadakan). (catatan: tanpa akumulator sistem hidrolik

diatas,tekanan kerja juga stabil dan konstan karena pompa hidrolik

tetap bekerja). Dengan menggunakan pressure switch dan akumulator

dalam sistem hidrolik ini agar elektrik motor dan pompa hidrolik

dapat berhenti sejenak (5-30detik) sangatlah tidak efesien karena

biaya perawatannya mahal dan tidak memperoleh hasil yang setimpal.

a. Adapun elektrik motor dan pompa hidrolik selalu dalm keadaan

ON/OFF seketika karena beban ampere teralu tinggi dan suhu

panas sehingga mudah terbakar.

b. Pompa yang digerakkan via fleksibel kopling selalu disentakkan

oleh ON/OFF electric motor, maka gigi dan piston pompa cepat

rusak dan sompel.

c. Perawatan akumulator tidak dapat dilakukan sendiri setelah

beroperasi selam 1-2 tahun, karena harus diulang dengan gas

nitrogen setiap tahun dengan alat suntik khusus-charging kit.

C. Pembahasan Masalah

1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kebocoran pada pompa

hidrolik steering gear ?

a. Kerusakan pada oli hidrolik

a. Penggunaan oli hidrolik harus dijaga dari kerusakan, karena

kerusakan oli hidrolik bisa mengakibatkan kerja yang tidak maksimal

dari unit. berikut adalah beberapa penyebab kerusakan oli: Untuk

menstabilkan tekanan kerja agar tetap apabila elektro motor berhenti,

Page 48: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

45

harus di pasang akumulator. Tanpa akumulator sistem hidrolik tersebut,

tekanan kerja juga stabil dan konstan karena pompa hidrolik tetap kerja.

1) Kontaminasi (contamination) : yaitu kerusakan yang diakibatkan

pengaruh atau kesalahan dari luar luar oli tersebut.

2) Deteriorasi (deterioration) : yaitu kerusakan oli yang disebabkan

oleh pengaruh dari oli itu sendiri selanjutnya pada gambar berikut

ditunjukan ganguan gangguan yang terjadi jika oli mengalami

kerusakan.

Tangki hydraulic sebagai wadah oli untuk digunakan pada sistem

hidrolik, oli panas yang dikembalikan dari sistem/actuator

didinginkan dengan cara menyebarkan panasnya, dan menggunakan

oil cooler sebagai pendingin oli, kemudian kembali ke dalam tangki

gelembung-gelembung udara dari oli mengisi ruangan diatas

permukaan oli. Untuk mempertahankan kondisi oli baik selama

mesin operasi, dilengkapi dengan saringan yang bertujuan agar

kotoran jangan masuk kembali tangki, hidrolik tangki

diklasifikasikan sebagai Vented Type reservoir atau pressure

reservoir, dengan adanya tekanan di dalam tangki, masuknya debu

dari udara akan berkurang dan oli akan didesak masuk kedalam

pompa. Aliran oli hidrolik dapat dikontrol dengan menggunakan

valve yang hanya memberikan satu arah aliran. valve ini sering

dinamakan dengan check valve yang umumnya menggunakan system

bola, simbol directional control valve ada yang berupa gabungan

Page 49: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

46

beberapa symbol, valve ini terdiri dari bagian yang menjadi satu blok

atau juga yang dengan blok yang terpisah. Garis putus putus

menunjukan pilot pressure, saluran pilot pressure ini akan

menyambung atau memutuskan valve tergantung dari jenis valve ini

normaly close atau normally open, spring berfungsi untuk

mengkondisikan valve dalam posisi normal, jika tekanan sudah build

up pada sisi flow side valve, saluran pilot akan akan menekan dan

valve akan terbuka, ketika pressure sudah turun kembali maka spring

akan mengembalikan ke posisi semula dibantu pilot line pasa sisi

satunya sehingga aliran akan terputus, valve ini juga umum

digunakan sebagai flow divider atau sebagai flow control valve.

Pengkodisian oli bisa dilakukan dengan berbagai cara, biasanya

berupa filter, pemanas dan pendingin.

Ada 2 jenis saringan yang umum dipakai yaitu :

Strainer: Terbuat dari saringan kawat yang berukuran halus. saringan

ini hanya memisahkan partikel-partikel kasar yang ada

didalam oli. Saringan ini biasanya di pasang di dalam

reservoir tank pada saluran masuk ke pompa.

Filter: Terbuat dari kertas khusus, saringan ini memisahkan

partikel-partikel halus yang ada di dalam oli Saringan ini

biasanya terdapat pada saluran balik ke reservoir tank tugas

hidrolik oil filter menapis kotoran, partikel logam dsb.

kotoran dapat menyebabkan cepat terjadinya keausan oil

Page 50: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

47

pump, hydrlic cylinder dan valve. Saringan filter yang

halus akan menjadi buntu secara berangsur-angsur sejalan

dengan jam operasi mesin, maka elemennya perlu diganti

secara berkala. Dilengkapi dengan by pass valve sehingga

bila filter buntu, oli dapat lolos dari filter dan kembali ke

tangki. Hal ini dapat mencegah terjadinya tekanan yang

berlebihan dan kerusakan pada sistem tersebut.

b. Tekanan dan Gaya

Untuk menimbulkan tekanan maka fluida harus dikompress,

jumlah fluida yang dikompress dan nilai tekanan tergantung dari gaya

yang digunakan untuk mengalirkan fluida dan gaya gaya yang

menghambat (resisting) aliran fluida. Pompa hydraulic menyebabkan

gerakan aliran fluida dan resisting yang diakibatkan oleh sikuit

hydraulic.

Hal hal yang menyebabkan aliran oli terhambat adalah:

1) Beban piston silinder, semakin besar beban semakin besar tekanan

yang dibutuhkan.

2) Jika ada back pressure, maka aliran akan terhambat.

3) Sirkuit hydraulic yang ada, hose, valve, fitting, filter dan orifice

akan menyebabkan gesekan dan fluida sulit untuk mengalir.

Catatan: gesekan aliran akan semakin besar jika:

a) Bertambah panjangnya pipa atau hose

b) Kecepatan oli

Page 51: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

48

c) Berkurang dengan besarnya diameter saluran.

d) Berkurang karena temperatur oli

e) Tekanan dan Gaya

Apabila suatu zat cair mendapat tekanan maka zat cair itu akan

selalu mengalir melalui jalan yang termudah. Karena sifat zat cair

tersebut diatas adalah merupakan suatu kelemahan karena akan

dapat merusak sistem, misalnya kebocoran pada fitting-fitting

yang kendor dan kebocoran pada seal-seal yang rusak.

2. Hal-hal apa saja yang dapat terjadi apabila pompa hidrolik mengalami

kebocoran ?

a. Pompa menjadi berisik :

1) Udara bocor yang masuk dalam sistem, karna permukaan oli dalam

tangki hidrolik masih pada garis batas sehingga pipa intake masih di

bawah permukaan oli, jadi tidak menyedot udara secara baik, pada

setiap sambungan yang memungkinkan adanya kebocoran seperti seal

poros pompa, sambungan pipa atau tubing (konektor).

2) Terjadi (cavitation) rongga dalam pipa/saluran hidrolik, karna saluran

intake tersumbat, ada bagian yang sobek (berlubang), saringan

tersumbat dan pipanya bocor, oli terlampau kental dan sebagainya dan

kemungkinan tersebut dengan membersihkan bagian yang tersumbat,

mengganti yang sobek, mengganti oli yang terlalu kental dan

sebagainya.

Page 52: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

49

3) Sudu atau kipas dari pompa ada yang macet atau pada katup,

kemungkian saluran intake tersumbat, ada bagian yang sobek

(berlubang), saringan tersumbat dan pipanya bocor, oli terlampau

kental dan sebagainya.

b. Pompa tidak berkerja dengan baik

1) Saluran hisap tersumbat, kemungkinan tersebut dengan membersihkan

bagian yang tersumbat, mengganti yang sobek, mengganti oli yang

terlalu kental dan sebagainya.

2) Putaran poros pompa terlalu rendah, Putaran pompa hidrolik telah

ditentukan sejak perencanaan. Bila putaran terlalu rendah kemungkinan pompa

tidak memompa. Untuk itu periksa berapa putaran pompa yang

direkomendasikan.

3) Kerusakan mekanik seperti lepas kopling, dan poros patah, karna ada

bagian yang rusak tersebut dan ingat penggantinya harus sesuai

dengan spesifikasi yang diganti.

c. Mesin bekerja secara tidak teratur

1) Viskositas oli yang terlalu tinggi, karena oli yang kekentalannya

sesuai dengan yang direkomendasikan dan apabila bekerja pada suhu

yang relatif tinggi gunakan oli dengan indeks viskositas yang tinggi.

2) Penyetelan/perakitan bagian-bagian pompa tidak sempurna, kurang

kencang, kurang lurus, kurang sejajar, karena pada bagian-bagian

pompa kendor, tidak sejajar, missalignment, menyebabkan gesekan

yang besar dan menimbulkan panas.

Page 53: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

50

3) Katu-katup mengalami kebengkokan, karena pada bagian yang

dicurigai mendapat kelainan mekanik seperti misalignment pada

poros, keausan bearing dan sebagainya, carilah tanda-tanda oli yang

kotor, oli mengandung vernish, endapan. Untuk bagian yang aus perlu

diganti, yang bengkok diluruskan bila mungkin, Tapi pemakaian oli

yang salah dapat mengakibatkan kerusakan mekanik.

4) Mesin sangat lamban pada waktu start pertma, karena ini biasanya

disebabkan oli yang terlalu kental, oleh karena itu warming up mesin

beberapa waktu.

d. Tekaan dalam sistem rendah

1) Relief valve disetel terlalu rendah, untuk memeriksa penyetelan relief

valve, bloklah saluran buangnya dan periksalah tekanan pada saluran

dengan pressure gauge, setel relief untuk tekanan yang dikehendaki.

2) Relief valve terbuka (terganjal), karena katup yang terganjal ini

menandakan bahwa oli yang digunakan kotor, maka bersihkanlah

dengan menyaring lagi oli tersebut. Kebocoran pada sistem,

Periksalah seluruh sistem. Kebocoran yang besar pada bagian yang

terbuka mudah untuk dideteksi, tetapi kebocoran juga sering terjadi

pada pipa yang tersembunyi. Untuk mendeteksi kebocoran tadi

caranya, pasang pressure gauge pada saluran, tekan dekat pompa,

kemudian bloklah sirkuit dengan cepat. Bila pressure gauge

menunjukkan penurunan tekanan berarti ada kebocoran di antara titik

pengecekan sebelumnya dan titik pressure gauge ini.

Page 54: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

51

3) Rusak aus atau macet pada komponen pompa, untuk memeriksanya,

pasang pressure gauge dan bloklah sistem pada seberang (dekat) relief

valve. Bila tekanan tidak meningkat sedangkan relief valve adalah

sehat berarti pompa tidak memompa atau dikatakan ada kelainan atau

kerusakan mekanik dalam pompa, Gantilah bagian yang rusak atau

aus itu dengan komponen yang sesuai.

4) Salah penyetelan katup sehingga terjadi hubungan singkat oli yang

langsung kembali ke tangki, karena bagian-bagian yang aus tersebut

dengan komponen baru yang sesuai. Sampai disini anda telah

menyelesaikan bahasan tentang perbaikan komponen hidrolik,

selanjutnya selesaikanlah tugas-tugas pada lembar tugas anda.

3. Upaya apa yang harus dilakukan untuk menjaga optimalnya kinerja

pada sistem hidrolik di kapal MT. Pelita Energi ?

a. Perawatan sistem hidrolik

Perawatan pada sistem hidrolik sangatlah penting, sebab hal ini akan

sangat menentukan umur operasionil setiap komponen, akan tetapi pada

pemeliharaan sistem hidrolik ini biasanya terletak pada oli, valve-valve

pengaman piston motor dan sebagainya. Pada pemeliharaan oli sangat

tergantung pada kondisi olinya, penggantian oli diusahakan setelah jam

pemakaian tertentu dan jangan sampai menunggu beberapa bulan, sebab

dalam hal ini setiap kali sistem oli dipakai sudah barang tentu olinya akan

menjadi kotor (terkontaminasi), baik oleh partikel-partikel dari luar

Page 55: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

52

(debu, kotoran, serpihan karet, dll), maupun kotoran dari dalam (karena

gesekan), untuk itu oli harus disimpan pada Resevoir yang tertutup dan

tempat yang bersih, jika kita ingin membersihkan dan mengisi oli

kembali kedalam reservoir sebaiknya digunakan corong yang bersih serta

saringan yang halus. Hal ini untuk mencegah agar partikel-partikel zat

penambah dan endapan lumpur tidak ikut masuk kedalam reservoir

tersebut.

1) Perawatan pada komponen hidrolik :

a). Pompa

Pompa hidrolik berfungsi seperti jantung dalam tubuh manusia

sebagai pompa darah. Pompa hidrolik merupakan komponen dari

sistem hidrolik yang membuat oli mengalir atau pompa hidrolik

sebagai sumber tenaga yang mengubah tenaga mekanis menjadi

hidrolik. Dalam pompa terdapat dua klasifikasi sebagai berikut :

i. Positive displacement pump yaitu memiliki lubang masuk dan

keluar yang disekat di dalam pompa. Sehingga pompa jenis

ini dapat bekerja dengan tekanan yang sangat tinggi dan harus

dipoteksi terhadap teknanan yang berlebihan dengan

menggunakan pressure relief valve. Jika tekanan yang

diberikan terhadap positive displacement pump itu rendah

maka akan sulit untuk berkerja dengan maksimal.

Page 56: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

53

ii. Non positive relief pump yaitu mempunyai penyekat antara

lubang masuk dan lubang keluar, sehingga cairan dapat

mengalir di dalam pompa apabila ada tekanan.

iii. Variable displacement pump yaitu mempunyai ruang pompa

dengan volume bervariasi, out putnya dapat diubah dengan

cara merubah displacement.

iv. Fixed displacement pump yaitu mempunyai sebuah ruang

pompa dengan volume tetap out put-nya hanya bias di ubah

dengan cara mengubah kecepatan kerja.

b). Tangki hidrolik

b. Tangki hidrolik sebagai tempat oli untuk digunakan pada sistem

hidrolik. Oli panas yang di kembalikan dari sistem didinginkan

dengan cara menyebarakan panasnya. Dan menggunakan oil cooler

sebagai pendingin oli, kemudian kembali kedalam tamgki. Gelembung

udara dari oli mengisi ruangan diatas permukaan oli. Untuk

mempertahankan kondisi oli selama mesin operasi, dilengkapi dengan

saringan yang bertujuan agar kotoran tidak kembali ke tangki. Tangki

hidrolik di klasifikasikan sebagai vented type reservoir atau pressure

reservoir, dengan adanya tekanan di dalam tangki, masuknya debu dari

udara akan berkurang dan oli akan didesak masuk kedalam pompa.

Untuk menstabilkan tekanan kerja agar tetap apabila elektro motor

berhenti, harus di pasang akumulator. Tanpa akumulator sistem

Page 57: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

54

hidrolik tersebut, tekanan kerja juga stabil dan konstan karena pompa

hidrolik tetap kerja.

c). Pressure control valve

Tekanan hidrolik dikontrol melalui penggunaan valve yang

membuka dan menutup pada waktu yang berbeda berdasarkan

aliran dari fluida by pass dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih

rendah, Pressure control valve tipe pilot yaitu bekerja secara

otomatis oleh tekanan hidrolik. Pilot oil ditahan oleh spring yang

biasanya di adjust. Semakin besar tegangan spring, maka semakin

besar pula tekanan fluida yang dibutuhkan untuk menggerakkan

valve.

d). Directional control valve

Aliran fluida hidrolik dapat di control dengan menggunakan valve

yang hanya memberikan satu arah aliran. Valve ini sering

dinamakan dengan check valve. Valve ini terdiri dari bagian yang

menjadi satu block atau terpisah. Saluran pilot pressure ini akan

menyambung atau memutuskan valve, tergantung dari jenis valve

ini termasuk normally close atau normally open.

Spring berfungsi untuk mengkordinasikan valve dalam posisi

normal. Jika tekanan sudah pada di isi flow slide valve, saluran pilot

akan menekan dan valve akan terbuka. Ketika pressure sudah turun

Page 58: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

55

kembali maka spring akan mengembalikan ke posisi semula dibantu

pilot line pada sisi satunya sehingga aliran akan terputus.

e). Flow control mechanic

Ada kalanya sistem hidrolik membutuhkan penurunan laju aliran

atau menurunkan tekanan oli pada beberapa titik dalam sistem. Hal

ini bisa dilakukan dengan memasang restrictor.

f). Flow control valve

Fungsi katup pengontrol aliran adalah untuk mengontrol arah dari

gerakan silinder hidrolik dengan merubah arah aliran oli atau

memutuskan aliran oli. Yang bertujuan untuk mencegah teknan

yang berlebihan terhadap katup pengontrol tersebut. Flow control

valve dua posisi biasanya digunakan untuk mengatur aliran ke

actuator akan seimbang (balance).

g). Pressure relief valve

c. Pressure relief valve membatasi tekanan maksimum dalam sirkuit

hidrolik, dengan membatasi tekanan maksimum dalam sirkuit hidrolik,

dengan membtasi tekanan maksimum pada komponen dalam sirkuit

dari tekanan maksimum pada komponen dalam sirkuit dari tekanan

maksimum pada komponen dalam sirkuit dan luar sirkuit dari

teknanan yang berlebihan dan kerusakan komponen. Tekanan hidrolik

menggunakan pompa di dalam tangki hidrolik yang di gerakkan oleh

sebuah motor yang terpasang vertical di atas tangki hidrolik.

Page 59: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

56

Saat pressure relief valve terbuka, oli bertekanan tinggi di

kembalikan ke reservoir pada tekanan rendah. Pressure relief valve

biasanya terletak di dalam directional control valve.

b. Perbaikan/overhaul pada pompa hidrolik.

Pada bagian ini anda akan mempelajari sistematika

mengoverhaul sistemhidrolik, sehingga anda akan mampu nantinya

melaksanakan overhaul sistem hidrolik di kapal. Apakah ada perbedaan

antara perbaikan dan overhaul sistem hidrolik? Tentu saja ada.

Perbedaannya ialah bahwa overhaul itu merupakan perbaikan secara

menyeluruh dari kerusakan mesin / peralatan yang disebabkan oleh

keausan atau karena umur pemakaian sudah mencapai jumlah jam kerja

yang ditetapkan. Misal 4000 jam kerja untuk sistem hidrolik pada

steering gear. Jadi untuk overhaul ini tidak harus ada diagnose karena

memang sudah diprediksi/diketahui rusak total. Sistematika pelaksanaan

overhaul hampir sama dengan sistematika perbaikan.

Untuk overhaul ini perlu adanya perencanaan yang matang agar lancar

pelaksanaannya, tidak boros pembiayaan dan masih menguntungkan.

Apa sajakah yang harus direncanakan sebelum pelaksanaan overhaul

itu?

Hal-hal berikut inilah antara lain yang perlu direncanakan:

Perhitungan overhaul dan pembiayaan (budgeting), meliputi:

Page 60: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

57

1) Perhitungan jenis pekerjaan yang harus dilaksanakan dalam

overhaul, misalnya pekerjaan bongkar pasang, pengangkatan

(dengan alat berat), pekerjaan pemesinan, pekerjaan elektroplating

dan sebagainya. Hal ini perlu diperhitungkan karena akan

menyangkut dengan biaya.

2) Perhitungan waktu pengerjaan. Berapa lama mesin/alat akan

dioverhaul sangat menentukan proses produksi karena semakin lama

mesin / alat tidak beroperasi semakin banyak kerugian.

3) Perhitungan tenaga kerja meliputi tenaga ahli sampai tenaga biasa

direncanakan baik tempat kerjanya, lama bekerja dan upah kerjanya.

4) Perhitungan biaya meliputi biaya tenaga kerja, biaya alat, biaya bahan

maupun biaya perbaikan komponen atau penggantian komponen.

Mengenai perbaikan atau penggantian komponen perlu dipertimbangkan

yang mana lebih murah dan lebih baik. Silinder hidrolik merubah tenaga

zat cair menjadi tenaga mekanik. Fluida yang tertekan, menekan isi

piston silinder untuk menggerakkan beberapa pergerakan mekanis.

Single acting adalah silinder yang hanya mempunyai satu porf, sehingga

fluida bertekanan hanya masuk melalaui satu saluran, dan menekan ke

satu arah. Silinder ini untuk gerakan membalik dengan cara membuka

valve atau karena gaya gravitasi atau juga kurang spring. Double acting

silinder mempunyai port pada tiap bagian segingga fluida bertekanan

bias masuk melalaui kedua bagian sehingga bisa dua gerakan piston.

Page 61: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

58

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah diperoleh

pada hasil analisa sistem kontrol steering gear dengan satu rudder di kapal

MT. Pelita Energi maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Penyebab tidak optimalnya kinerja oli hidrolik steering gear yaitu

memiliki dua faktor yang dapat menyebabkan kebocoran pada pompa

hidrolik steering gear yaitu : kerusakan pada oli hidrolik yang

terkontaminasi dengan kotoran yang menyebaban pompa akan tersumbat

dan mengalami kerusakan pada pada pompa hidrolik. Yang kedua tekanan

dan gaya yang mengakibatkan tekanan pada pompa menjadi berkurang

dan kinerja dari pompa kurang optimal dalam hal ini apabila tekanan

kurang sangat berpengaruh terhadap kinerja dari pompa hidrolik.

2. Kebocoran pada pompa hidrolik yang akan mengakibatkan atau dampak

apabila pompa hidrolik kurang optimal yaitu : pompa akan menjadi brisik,

pompa tidak berkerja dengan baik, mesin berkerja tidak teratur, tekanan

pada sistem menjadi renadah damak tersebut akan menyeabkan kerusakan

pada pompa hidrolik.

3. Upaya untuk mengatasi masalah kebocoran pompa hidrolik yang berasal

dari Steering Gear yaitu perawatan pada Steering Gear harus dilakukan

secara berencana dan berkala bardasarkan dari buku pedoman

pengoprasian dari pesawat tersebut, juga melakukan pembongkaran mesin

Page 62: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

59

pada sistem yang mengalami masalah atau menagalami kerusakan dengan

berpacu terhadap manual book, selain itu juga diperlukan personel yang

mempunyai motivasi yang tinggi dan terampil.

B. Saran

Berdasarkan pengalaman dan masalah diatas maka penulis dapat memberikan

saran yaitu:

1. Pada operator atau masinis meningkatkan kemampuan dan pengetahuan,

terutama tentang Steering Gear dengan membaca buku panduan serta

buku-buku penunjang lainnya misalkan tentang listrik dan lainnya. Di

buku panduan telah di cantumkan tentang teori, struktur dan cara

menangani apabila terjadi gangguan dalam pengoprasian dan juga

merencanakan perawatannya.

2. Hendaknya melakukan sistem perawatan yang berkesinambungan sesuai

dengan jam kerja dari masing-masing komponen.

3. Hendaknya mekakukan overhaul, karena overhaul itu merupakan

perbaikan secara menyeluruh dari kerusakan mesin / peralatan yang

disebabkan oleh keausan atau karena umur pemakaian sudah mencapai

jumlah jam kerja yang ditetapkan.

Page 63: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

DAFTAR PUSTAKA

Nugraha, I putu arsa adi. Analisa kebocoran pompa hidrolik steering gear

dengan 1 rudder (studi kasus pt meratus line - mv multi sarana) (2013).

(Online).

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-27553-6408030027. Diakses pada

tanggal 10 April 2015.

Marblemist. Kelebihan dan kekurangan sistem steering gear hidrolik (2012).

(Online).http://glamorous-hani.blogspot.com/2012/05/kelebihan-dan-

kekurangan-sistem.html. Diakses pada tanggal 17 April 2015.

Trihartanto wibowo. Analisa sistem kemudi pada kapal patrol (2013).

http://dewey.petra.ac.id/catalog/ft_detail.php?knokat=23218

Diakses pada tanggal 15 April 2015.

Prof. Dr.Sugiyono, (2009), Metode Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Dave Macdonald, (2004), FISHBONE

Nugraha, I Putu Arsa adi Tahun 2013, Steering gear Sistem kontrol

ScansteeringSSE200M

Bpk. Trihartanto Wibowo 2013, STEERING GEAR

Tim Penyusun, Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, (2009), Pedoman Penyusunan

Skripsi Diploma IV. Semarang.

Page 64: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Gambar.1 : 1 set steering gear dari samping

Gambar 2 : steering gear rudder stock

Page 65: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

Gambar 3 : steering gear dari depan

Gambar 4 : sistem gerak hidrolik steering gear

Page 66: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

Gambar 5 : gambar steering gear tampak dari atas

Gambar 6 : pompa hidrolik steering gear

Page 67: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

Gambar 7 : hidrolik steering gear

Gambar 8 : pressure pompa hidrolik

Page 68: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Irwan Dwi Saputra

Tempat/tgl lahir : Bangkalan, 25 Juni 1993

NIT : 49124575. T

Alamat Asal : Jl. Letnan Singosastro Gg.02/No. 41c

Kelurahan Kraton-Kecamatan Bangkalan

Agama : Islam

Pekerjaan : Taruna PIP Semarang

Status : Belum Kawin

Hobi : Renang dan Basket

Orang Tua

Nama Ayah : Hendra Gunawan

Pekerjaan : Wiraswasta

Nama Ibu : Sri Prasetya Ningsih

Pekerjaan : PMS

Alamat Asal : Jl. Letnan Singosastro Gg.02/No. 41c

Kelurahan Kraton-Kecamatan Bangkalan

Riwayat pendidikan

1. SD Kemayoran 03 Bangkalan Lulus Tahun 2006

2. SMP Negeri 02 Bangkalan Lulus Tahun 2009

3. SMA PGRI 02 Bangkalan Lulus Tahun 2012

4. Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang 2012 – Sekarang

Pengalaman Prala (Praktek Laut)

Kapal : MT. Pelita Energi

Perusahaan : PT. Burung Laut

Page 69: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR

DENGAN SATU RUDDER DI KAPAL MT.PELITA ENERGI METODE

FISHBONE

PROSEDING

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

Sebutan Sarjana Sains Terapan Pelayaran

Disusun Oleh :

IRWAN DWI SAPUTRA

NIT. 49124575. T

PROGRAM STUDI TEKNIKA DIPLOMA IV

POLITEKNIK ILMU PELAYARAN SEMARANG

2016

Page 70: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …
Page 71: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

1 Prosiding Seminar Bidang Teknika Pelayaran, Volume 6 – 2017

Kebocoran pada pompa hidrolik steering gear

dengan satu rudder di kapal MT.Pelita Energi

Sarifuddina, Mantoro, B

b, Amrullah, R.A

c, Saputra, I.D

d

aDosen Program Studi Teknika Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang,

bDosen Program Studi Nautika Poiteknik Ilmu Pelayaran Semarang,

c Taruna (NIT. 49124575.T) Jurusan Teknika Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Abstraksi - Steering Gear merupakan salah satu sistem

permesinan bantu yang digunakan untuk sistem kemudi kapal untuk menjaga pengoperasian kapal tetap berjalan lancar ketika kapal berlayar. Latar belakang penulisan skripsi ini adalah ketidakoptimalan kinerja pompa hidrolik pada

steering gear, sehingga mengalami kebocoran pada pompa hidrolik. Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode Fishbone untuk mengidentifikasi permasalahan tidak maksimalnya Steering gear. Hasil penelitian didapat resiko

yang ditimbulkan dari kurangnya perawatan sistem Steering gear adalah permukaan oli dalam tangki hidrolik masih pada garis batas sehingga pipa intake masih di bawah permukaan oli, jadi tidak menyedot udara secara baik, pada setiap

sambungan yang memungkinkan adanya kebocoran seperti seal poros pompa, sambungan pipa atau tubing (konektor). Kesimpulan dari penelitian ini adalah resiko yang ditimbulkan dari kurangnya perawatan pada Steering gear yaitu terjadinya gangguan fatal yang menyebabkan pompa hidrolik bocor.

Metode perawatan steering gear harus dilakukan dengan baik dan teratur sesuai dengan jadwal yang telah diprogramkan agar kerusakan pada steering gear dapat dihindari.

Kata kunci :Steering gear, metode fishbone, tidak optimal

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam memenuhi kebutuhan armada pelayaran maka kapal harus dalam kondisi baik. Terutama dalam perawatan secara berkala terhadap steering gear, adapun penjelasan tentang steering gear adalah suatu sistem yang mengubah suatu arah pergerakan kapal. Sistem kemudi kapal / plat yang terletak di belakang kapal dan menggunakan sistem hidrolik untuk menggerakkan daun kemudi kekanan dan kekiri, penelitian ini menjelaskan tentang analisa sistem kontrol steering gear hidrolik 1 rudder. Hidrolik adalah teknologi yang memanfaatkan zat cair, biasanya oli, untuk melakukan gerakan segaris atau putaran, sistem ini berkerja berdasarkan prinsip jika suatu zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala arah dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya.

Dalam kondisi operasional sering terjadi sistem kontrol steering gear kapal mengalami problem. Hal tersebut, dapat menimbulkan sesuatu yang sangat

bermasalah, apabila tidak dilakukan penanganan yang sesuai dengan jenis problem yang terjadi. Oleh karena itu, diangkatlah sebuah sea project berupa studi kasus yang berjudul Analisa Kebocoran Pompa Hidrolik Steering Gear Dengan 1 Rudder. Adapun yang di maksud analisa tersebut merupakan proses troubleshooting yang berupa pengambilan data mekanisme pada peralatan kebocoran pompa hidrolik steering gear pada kapal.

Dengan mencermati latar belakang dan judul skripsi yang peneliti ambil maka peneliti dapat merusmuskan beberapa permasalahan sebagai berikut ; 1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kebocoran

pada pompa hidrolik steering gear ? 2. Dampak yang dapat terjadi apabila pompa hidrolik

mengalami kebocoran?

3. Upaya apa yang harus dilakukan untuk menjaga optimalnya kinerja pada sistem hidrolik di kapal MT. Pelita Energi ?

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Pengertian dari steering gear

Steering gear adalah suatu mesin/pesawat yang

menggunakan sistem hidrolik untuk menggerakkan

daun kemudi kapal. Sifat dari sistem hidrolik yang tidak berisik (silent operation), gerakan mulus, mampu

berkerja pada berbagai cuaca Sangat cocok untuk di

gerakkan pada steering gear kapal. Mesin hidrolik

tangan (manual), digunakan pada non propeller barges (tongkang tidak bermesin ), dan juga dipakai pada

kapal-kapal bertonase rendah serta di pakai untuk

stand-by bagi mesin hidrolik yang bertenaga mesin.

2. Fungsi dari steering gear Fungsi dari sterring gear adalah untuk mengubah

arah penggerak suatu kapal. Sistem kemudi kapal

berupa daun atau plat yang terletak di belakang kapal

dan menggunakan sistem hidrolik untuk menggerakkan daun kemudi ke kanan dan ke kiri,

penelitian ini menjelaskan tentang kerja sistem

hidrolik steering gear pada kemudi kapal. Sistem

hidrolik ini mempunyai banyak keunggulan dibandingkan jika menggunakan sistem mekanikal.

Adapun keuntungannya adalah dapat menyalurkan

torsi dan gaya yang besar, pencegahan over load tidak

sulit, kontrol gaya pengoperasian mudah dan cepat, pergantian kecepatan lebih mudah dan cepat, getaran

yang di timbulkan relative lebih kecil dan daya tahan

lebih lama.

Namun sitem hidrolik ini juga mempunyai beberapa kekurangan yaitu peka terhadap kebocoran dan peka terhadap perubahan suhu. Adapun kontruksi dari steering gear hidrolik adalah : a. Wheel pump b. Shut of valve c. Non return valve d. Solenoid valve e. Pompa hidrolik f. Silinder g. Tiller h. Base plate i. By pass valve j. Fleksibel plate k. Sistem hidrolik Sedangkan pada sistem hidrolik sendiri adalah : a. Oil reservoir b. Return filter c. Solenoid valve d. Oil lock

e. Relief valve

f. Shut of valve

g. Distributor

h. Throttle valve

i. Shock valve

Page 72: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

2 Prosiding Seminar Bidang Teknika Pelayaran, Volume 6 – 2017

3. Perawatan dan test terhadap steering gear Menurut Anthony F. Molland (2007 : 461) dalam

buku the maritime engineering reference book a guile to ship design, construction and operation. Steering gear testing dilakukan sebelum keberangkatan kapal dari pelabuhan setiap perangkat kemudi harus diuji untuk memastikan operasi sangat memuasakan. Tes ini harus mencangkup : a. Operasi dari perangkat kemudi pertama b. Operasi dari steering gear tambahan atau

penggunaan pompa kedua yang bertindak sebagai pembantu.

c. Pengoperasian remote control (telemotor) sistem atau sistem dari posisi jembatan kemudi utama.

d. Pengoperasian perangkat kemudi menggunakan power supply darurat untuk memastikan kesiapan fungsi kemudi dalam keadaan emergency.

e. Indicator sudut kemudi membaca sehubungan dengan sudut kemudi yang sebenarnya harus di periksa.

f. Alarm di pasang ke sistem remot kontrol dan unit tenaga perangkat kemudi harus diperiksa untuk operasi yang benar. Selama test ini, kemudi harus dipindahkan

melalui perjalanan penuh di kedua arah dan berbagai item peralatan, keterkaitan, dll. Secara langsung diperiksa untuk kerusakan atau keausannya.

4. Komponen sistem hidrolik steering gear Menurut D. A. Taylor,MSc, BSc, CENG,

FIMarE, FRINA (2007 : 210-2*23) dalam buku introduction di marine engineering steering menyediakan pergerakan dari daun kemudi (rudder) yang dikirim melalui signal dari anjungan (bridge). Dalam hal ini akan di jelaskan mengenai komponen yang berkaitan dengan sistem hidrolik yaitu :

a. Pompa Pompa hidrolik berfungsi seperti jantung

dalam tubuh manusia sebagai pompa darah.

b. Tangki hidrolik

Tangki hidrolik sebagai tempat oli untuk digunakan pada sistem hidrolik. Oli panas yang

di kembalikan dari sistem didinginkan dengan

cara menyebarakan panasnya. Dan menggunakan

oil cooler sebagai pendingin oli, kemudian

kembali kedalam tamgki. Gelembung udara dari

oli mengisi ruangan diatas permukaan oli. Untuk

mempertahankan kondisi oli selama mesin operasi, dilengkapi dengan saringan yang

bertujuan agar kotoran tidak kembali ke tangki.

c. Pressure control valve

Tekanan hidrolik dikontrol melalui penggunaan valve yang membuka dan menutup

pada waktu yang berbeda berdasarkan aliran dari

fluida by pass dari tekanan tinggi ke tekanan

yang lebih rendah, Pressure control valve tipe pilot yaitu bekerja secara otomatis oleh tekanan

hidrolik. Pilot oil ditahan oleh spring yang

biasanya di adjust.

d. Directional control valve Aliran fluida hidrolik dapat di control

dengan menggunakan valve yang hanya

memberikan satu arah aliran. Valve ini sering

dinamakan dengan check valve. Valve ini terdiri dari bagian yang menjadi satu block atau terpisah.

Saluran pilot pressure ini akan menyambung atau

memutuskan valve, tergantung dari jenis valve ini

termasuk normally close atau normally open. e. Spring

Spring berfungsi untuk mengkordinasikan

valve dalam posisi normal.

f. Simbol pengkordinasi zat cair

Pengkordinasian oli bisa dilakukan dengan

berbagai cara, biasanya berupa filter, pemanas dan pendingin.

Ada 2 jenis saringan yang di pakai yaitu :

1) Strainer

Terbuat dari saringan kawat yang berukuran halus. Saringan ini hanya

memisahkan partikel-partikel kasar yang ada

di dalam oli. Saringan ini biasanya di pasang

didalam reservoir tank pada saluran masuk

ke pompa.

2) Filter

Terbuat dari saringan kawat khusus.

Saringan ini memisahkan partikel-partikel halus yang ada pada oli. Saringan ini

biasanya terdapat pada saluran balik ke

reservoir tank.

g. Silinder hidrolik Silinder hidrolik merubah tenaga zat cair

menjadi tenaga mekanik. Fluida yang tertekan,

menekan isi piston silinder untuk menggerakkan

beberapa pergerakan mekanis. Single acting adalah silinder yang hanya mempunyai satu porf,

sehingga fluida bertekanan hanya masuk melalaui

satu saluran, dan menekan ke satu arah. Silinder

ini untuk gerakan membalik dengan cara membuka valve atau karena gaya gravitasi atau

juga kurang spring. Double acting silinder

mempunyai port pada tiap bagian segingga fluida

bertekanan bisa masuk melalaui kedua bagian sehingga bisa melakukan dua gerakan piston.

h. Akumulator

Akumulator berfungsi sebagai peredam

kejut dalam sistem. Biasanya akumulator terpasang terpasang pararel dengan pompa dan

komponen lainnya. Akumulator menyediakan

sedikit aliran dalam kondisi darurat pada sistem

sreering. Menjaga tekanan konstan dengan kata lain sebagai pressure damper, umumnya pada

sistem hidrolik modern digunakan akumulator

dengan tipe gas.

i. Flow control mechanic Ada kalanya sistem hidrolik membutuhkan

penurunan laju aliran atau menurunkan tekanan

oli pada beberapa titik dalam sistem. Hal ini bisa

dilakukan dengan memasang restrictor. j. Flow control valve

Fungsi katup pengontrol aliran adalah untuk

mengontrol arah dari gerakan silinder hidrolik

dengan merubah arah aliran oli atau memutuskan aliran oli.

k. Pressure relief valve

Pressure relief valve membatasi tekanan

maksimum dalam sirkuit hidrolik, dengan membatasi tekanan maksimum dalam sirkuit

hidrolik, dengan membtasi tekanan maksimum

pada komponen dalam sirkuit dari tekanan maksimum pada komponen dalam sirkuit dari

tekanan maksimum pada komponen dalam sirkuit

dan luar sirkuit dari teknanan yang berlebihan

dan kerusakan komponen. Saat pressure relief valve terbuka, oli bertekanan tinggi di

kembalikan ke reservoir pada tekanan rendah.

Pressure relief valve biasanya terletak di dalam

directional control valve. 5. Prinsip kerja control Hidrolik

Page 73: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

3 Prosiding Seminar Bidang Teknika Pelayaran, Volume 6 – 2017

Dalam prinsip kerja sistem control hidrolik

terdapat cara kerja sistem control hidrolik yaitu

sebagai berikut : a. Tekanan hidrolik menggunakan pompa di dalam

tangki hidrolik yang di gerakkan oleh sebuah

motor yang terpasang vertical di atas tangki

hidrolik b. Minyak hidrolik yang berada pada pressure

control valve dapat diatur secara manual oleh

sebuah hand control valve, berfungsi mengtur

dengan tangan terhadap posisi hidrolik silinder

maju dan mundur, apabila sistem otomatis maju

mundur tidak bisa bekerja lagi atau rusak.

c. Minyak hidrolik dapat di sirkulasikan secara

otomatis dan teratur oleh pompa hidrolik ke dalam tangki hidrolik, didinginkan melalui

sebuah oil cooler kemudian disaring oleh filter.

Minyak hidrolik harus tetap bersih dan tidak

berkurang. d. Minyak hidrolik didorong oleh radial piston

pump melalui sebuah check valve yang befungsi

agar minyak hidrolik tidak kembali ke pompa

pengisap menuju ke pressure control valve. e. Tekanan minyak dalam pressure control valve di

gabung dengan sebuah solenoid unloading valve

yang di pasang diatas manifold block mendapat

perintah dari relay control untuk membuka katupnya pada saat beban screw press turun,

sehingga sumbu silinder dapat maju mundur

sesuai dengan beban yang di set pada relay

control yang dapat mendeteksi ampere screw press melalui control yang terpasang di dalam

kotak stater, sehingga bisa diketahui nilai

tekanannya.

f. Silinder hidrolik mempunyai dua jalur sambungan, satu di depan dan satu di belakang.

Tekanan minyak yang masuk ke jalur depan,

sumbu hidroliknya maju.

g. Untuk menstabilkan tekanan kerja agar tetap apabila elektro motor berhenti, harus di pasang

akumulator. Tanpa akumulator sistem hidrolik

tersebut, tekanan kerja juga stabil dan konstan

karena pompa hidrolik tetap kerja. h. Untuk menambah atau berkurang tekanan

hidrolik dapat di buka dengan cara memutar baut

yang terdapat di pressure control valve secara

perlahan-lahan hingga mencapai 45 bar. Untuk

mengetahui besarnya tekanan minyak dapat

melihat petunjuknya pada pressure gauge.

Pressure control valve dan solenoid unloading

valve berfungsi untuk mengatur arus tekanan ke

hidrolik silinder, dan shut off valve berfungsi

untuk mengatur arus tekanan ke hidrolik silinder,

dan shut off valve yang berfungsi untuk menutup

tekanan hidrolik pressure geuge.

i. Pengoperasian sistem control hidrolik diatas, jika

menghendaki elektro motor hidrolik dapat

berhenti pada tekanan kerja tertentu dan berjalan

kembali apabila tekanan kerja berkurang, maka

untuk itu harus di pasang pressure switch.

j. Dengan menggunakan pressure switch

akumulator dalam sistem control hidrolik ini

supaya elektrik motor dan pompa hidrolik dapat

berhenti sejenak karena sangatlah tidak efisien

apabila biaya perawatannya mahal dan tidak

memperoleh hasil yang setimpal dengan yang

diharapkan.

k. Ketinggian level dan suhu minyak hidrolik di

dalam tangki dapat di lihat pada fluid level gauge.

6. Jenis-jenis steering gear di kapal a. Mesin kemudi kapal uap ( CHAIN and ROD

steering gear )

b. Mesin kemudi hidrolik

c. Mesin kemudi elektro hidrolik d. Mesin kemudi elektrik

7. Metode fishbone analysis

Fishbone diagram (diagram tulang ikan —

karena bentuknya seperti tulang ikan) sering juga

disebut Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa

Diagram diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa,

seorang ahli pengendalian kualitas dari Jepang,

sebagai satu dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic

quality tools). Fishbone diagram digunakan ketika

kita ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab

masalah dan terutama ketika sebuah team cenderung

jatuh berpikir pada rutinitas (Tague, 2005, p. 247).

Suatu tindakan dan langkah improvement akan

lebih mudah dilakukan jika masalah dan akar

penyebab masalah sudah ditemukan.

Manfaat fishbone diagram ini dapat menolong kita

untuk menemukan akar penyebab masalah secara user

friendly, tools yang user friendly disukai orang-

orang di industri manufaktur di mana proses di sana

terkenal memiliki banyak ragam variabel yang

berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan

(Purba, 2008, para. 1–6). Fishbone diagram akan

mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu

efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut

melalui sesibrainstorming. Masalah akan dipecah

menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup

manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, dan

sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab

yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming.

Langkah-langkah metode fishbone

1. Langkah 1 : Menyepakati pernyataan masalah

2. Langkah 2 : Mengidentifikasi kategori-kategori

3. Langkah 3: Menemukan sebab potensial dengan

cara branstorming

4. Langkah 4: Mengkaji dan menyepakati sebab yang

paling mungkin

Gb. Diagram fishbone

B. Kerangka pikir Meninjau dari teori yang telah diuraikan di atas, dapat

di ketahui bahwa peranan penting sistem control hidrolik

terhadap kinerja steering gear. Steering gear berfungsi

untuk mengubah arah pergerakan suatu kapal yang di hubungkan dengan sistem kontrol hidrolik sehingga dapat

Page 74: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

4 Prosiding Seminar Bidang Teknika Pelayaran, Volume 6 – 2017

menggerakkan daun kemudi pada kapal. Pada penelitian

ini peneliti akan membahas tentang sistem kontrol steering

gear hidrolik dengan menggunakan 1 rudder. Bagan alir dari kerangka pikir penelitian Di bawah ini

dapat dilihat:

Gb. Kerangka pikir ―Analisa Sewage Trethment Plant”

III. METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Waktu penelitian tentang sistem control steering gear dengan 1 rudder dilaksanakan pada saat Penulis

melaksanakan praktek laut di atas kapal MT. Pelita Energi

milik PT. Burung Laut waktu penelitian ini dilaksanakan

selama 12 bulan lebih dimulai dari tanggal 12 September 2014 sampai dengan tanggal 03 Oktober 2015.

B. Sumber Data

Metode yang digunakan untuk menganalisis data

dalam skripsi ini memaparkan metodologi penelitian deskriptif dengan metode Fault Three Analysis, Dari

sumber tersebut diperoleh data:

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya

yang berupa wawancara, jajak pendapat dari individua

atau kelompok (orang) maupun hasil observasi dari

suatu obyek, kejadian atau hasil pengujian (benda). 2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data yang

tidak langsung untuk pengumpulan data, misal dari orang lain atau dokumen. Data yang dimiliki adalah

suatu bentuk nyata dari suatu penelitian dan dapat

dijadikan acuan penelitian, dan data sekunder

diperoleh dari kajian-kajian pustaka yang diambil dari manual book dan buku referensi.

Data dari manual book dan referensi tersebut

dijadikan pembanding data primer dan sumber untuk

memperkuat jawaban dalam suatu pemecahan masalah. Data sekunder digunakan untuk mendukung data primer

atau melengkapi data yang sudah didapatkan secara

langsung. (Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian

Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D 2014:193).

C. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh

bahan yang relevan, akurat dan nyata. Untuk memperoleh

data tersebut dilakukan melalui berbagai cara yaitu

menggunakan pengumpulan data lebih dari satu sehingga

dapat saling melengkapi satu sama lain untuk menuju

kesempurnaan skripsi. Adapun teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam skripsi ini adalah:

1. Metode Observasi Metode observasi menurut Sutrisno Hadi dalam

Sugiyono (2009:145) merupakan proses yang

kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai

proses biologis dan psikologis. Dua yang terpenting dalam proses metode observasi adalah :

1) Pengamatan cara kerja

2) Pengamatan spesifikasi sewage treatment plant

2. Studi pustaka

Definisi studi pustaka adalah mempelajari

berbagai buku referensi serta hasil penelitian

sebelumnya yang sejenis yang berguna untuk

mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti.

Seiring perkembangan zaman, buku-buku

referensi yang ada ternyata belum mencukupi untuk

membahas topik ini, oleh Karena itu penulis mengembangkan usaha pencarian teori tentang

sewage treatment plan melalui penelusuran internet

baik yang berupa electronic book, artikel dan tulisan

lain yang berkaitan dengan sewage treatment plant. Selain membaca buku-buku referensi yang

tersedia di Perpustkaan PIP Semarang, penulis juga

sudah bersusah payah mengunjungi beberapa

perpustakaan milik perguruan tinggi lain yang berkaitan dengan pesawat bantu, elektronika dan

pencemaran laut.

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dapat diartikan sebagai suatu cara pengumpulan data yang diperoleh dari

dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan

yang tersimpan. Dalam skripsi dokumen yang penulis

pelajari, antara lain adalah : a. Manual book yang diterbitkan oleh pabrik yang

memproduksi sewage treatment plant.

b. Buku garansi dan catatan reparasi/servis. Buku

ini memuat sampai berpa lama jangka waktu perbaikan kerusakan dan data-data tentang suku

cadang yang sudah diganti.

IV. DISKUSI A. Gambaran Umum Objek Yang Diteliti

Pada bab ini penulis akan menjelaskan gambaran

umum terhadap materi atau obyek yang akan diteliti

menggunakan metode fish bone. Obyek yang diteliti adalah sistem kontrol steering gear yang ada di MT. Pelita

Energi yang mempunyai spesifikasi sebagai berikut :

Technical Data

Type : HDT 125-367 Classification : German Lioyd

Working torque Mw : 128 kNm

Design torque Mo : 160 kNm

Rudder laying time from 35? To 30? : with one pump rudder angel : with two pump

Rudder angel : Electrical limitation

Mechanical limmination Rudder head diameter : nominal

Electric Connection

Frequency : 60 Hz

Main voltage : 440 V AC Control voltage : 220 V AC-24 V DC

Hydraulic System

Working pressure : 160 bar

Safety relief valve set pressure : 200 bar Test pressure : 300 bar

Dual chamber tank : 2 ? 751

Page 75: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

5 Prosiding Seminar Bidang Teknika Pelayaran, Volume 6 – 2017

Steering gear adalah suatu mesin/pesawat yang

menggunakan sistem hidrolik untuk menggerakkan daun

kemudi kapal. Sistem hidrolik adalah teknologi yang memanfaatkan zat cair, biasanya oli, untuk melakukan

suatu gerakan segaris atau putaran. Sistem ini bekerja

berdasarkan prinsip jika zat cair terkena tekanan, maka

tekanan itu akan merambat ke segala arah dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya Hukum Achimides.

Fungsi dari sterring gear adalah untuk mengubah arah

suatu kapal. Sistem kemudi kapal berupa daun atau plat

yang terletak di belakang kapal dan menggunakan sistem

hidrolik untuk menggerakkan daun kemudi ke kanan dan

ke kiri, penelitian ini menjelaskan tentang kerja sistem

hidrolik steering gear pada kemudi kapal. Sistem hidrolik

ini mempunyai banyak keunggulan dibandingkan jika menggunakan sistem mekanikal.

B. Analisa hasil penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di

atas dan untuk menyusun permasalahan, maka terlebih dahulu menentukan pokok masalah yang terjadi. Untuk

selanjutnya merumuskan menjadi perumusan masalahguna

memudahkan dalam pembahasan bab-bab berikutnya.

Sedangkan perumusan masalahnya di susun berupa pertanyaan-pertanyaan, pembahasan yang memerlukan

jawaban dan solusi pemecahnya, permasalahan penelitian

ini :

1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kebocoran pada pompa hidrolik steering gear ?

2. Dampak apa yang terjadi apabila pompa hidrolik

mengalami kebocoran ?

3. Upaya apa yang harus dilakukan untuk menjaga optimalnya kinerja pada sistem hidrolik di kapal MT.

Pelita Energi ?

Tabel 4.1 Permasalahan dalam diagram fishbone

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa faktor-

faktor yang menyebabkan di MT. Pelita Energi yaitu dari

segi man ( manusia ), management, material ( bahan) dan

machine (mesin). Berikut adalah rincian permasalahan dari

keempat faktor tersebut : a. Man ( Manusia atau tenaga kerja )

1) Pengetahuan tentang steering gear kurang

Dalam pelaksanaan pengoperasian steering

gear, chief engineer masih sering melakukan

kesalahan, hal ini disebabkan karena kurangnya

komunikasi pada saat pergantian chief engineer

yang lama dengan yang baru. Sehingga

menyebabkan miss comunication.

2) Kurangnya pemahaman perawatan steering gear.

Dalam pelaksanaannya pengoperasian dan

perawatan steering gear yang seharusnya di

operasikan oleh engineer di operasikan oleh

electrictian dikarenakan kurangnya pemahaman

perawatan terhadap sistem steering gear lembam

yang mengakibatkan perawatan sistem gas

lembam kurang maksimal.

b. Method (metode atau proses)

1) Tidak adanya spare part di atas kapal.

Dalam setiap pekerjaan kerja sama yang baik selalu dibutuhkan pembuatan rencana

pekerjaan akan lebih mempermudah

menyelesaikan sebuah pekerjaan. Namun tidak

adanya spare part diatas kapal ini yang menjadi kendala. Chief engineer sudah melaporkan

kepada captain dan diteruskan kepada kantor

tentang tidak adanya spare part yang dibutuhkan

namun belum ada spare part yang dikirim. Hal

ini menyebabkan chief engineer tetap

menggunakan instalasi yang lama dan

menyebabkan kerja sistem gas lembam tidak

maksimal. c. Material (bahan)

1) Strainer dan filter pada pompa hidrolik

Strainer untuk pemasanganya inlet strainer

ini dibenamkan pada oli serta terpasang pada bagian dalam reservoir dan aliran normal dengan

melalui elemen filter. Tekanan pada bagian

dalam akan turun jika filter terhambat, tekanan

akan turun dimaksud adalah pompa penghisap dan oli akan mengalir melewati bypas valve.

Sedangkan rusaknya pompa sangat cepat jika

terhambat, sehingga diperlukan strainer

terpasang dengan bypas. Filter pada sirkuit hidrolik oil filter tersebut

memungkinkan terletak dari beberapa tempat

dan inlet filter saluran yang menuju pompa pada

pemasanganya. Sedangkan strainer akan lebih banyak untuk dipakai karena tidak sehalus filter

yang bertekanan tinggi.

2) Kerusakan pada oli hidrolik

Penggunaan oli hidrolik harus dijaga dari kerusakan, karena kerusakan oli hidrolik bisa

mengakibatkan kerja yang tidak maksimal dari

unit. berikut adalah beberapa penyebab

kerusakan oli terkontaminasi (contamination) : yaitu kerusakan yang diakibatkan pengaruh atau

kesalahan dari luar luar oli tersebut.

d. Machine (mesin)

1) Menjalankan mesin terlalu di paksakan. Beberapa pemilik peralatan atau operator

terus beroperasi mesin yang terlalu panas, hal

yang sama tidak bisa dikatakan ketika sistem

hidrolik terlalu panas. Tapi seperti mesin, cara tercepat untuk menghancurkan komponen

hidrolik, segel, selang dan minyak itu sendiri

adalah tinggi suhu operasi. Bagaimana terlalu

panas untuk sistem hidrolik,hal ini tergantung terutama pada indeks viskositas dan viskositas

(tingkat perubahan viskositas dengan temperatur)

minyak, dan jenis komponen hidrolik dalam

sistem, seiring dengan peningkatan suhu minyak, viskositasnya menurun.

C. Pembahasan

1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kebocoran pada pompa hidrolik steering gear ?

a. Kerusakan pada oli hidrolik

Beberapa penyebab kerusakan oli:

1) Kontaminasi (contamination) : yaitu kerusakan yang diakibatkan pengaruh atau

kesalahan dari luar luar oli tersebut.

2) Deteriorasi (deterioration) : yaitu kerusakan

oli yang disebabkan oleh pengaruh dari oli itu sendiri.

Tangki hydraulic sebagai wadah oli untuk

digunakan pada sistem hidrolik, oli panas yang

Page 76: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

6 Prosiding Seminar Bidang Teknika Pelayaran, Volume 6 – 2017

dikembalikan dari sistem/actuator didinginkan

dengan cara menyebarkan panasnya, dan

menggunakan oil cooler sebagai pendingin oli, kemudian kembali ke dalam tangki gelembung-

gelembung udara dari oli mengisi ruangan diatas

permukaan oli. Untuk mempertahankan kondisi

oli baik selama mesin operasi, dilengkapi dengan saringan yang bertujuan agar kotoran jangan

masuk kembali tangki. Pengkodisian oli bisa

dilakukan dengan berbagai cara, biasanya berupa

filter, pemanas dan pendingin. Ada 2 jenis

saringan yang umum dipakai yaitu :

1) Strainer: Terbuat dari saringan kawat yang

berukuran halus. saringan ini hanya

memisahkan partikel-partikel kasar yang ada didalam oli. Saringan ini biasanya di

pasang di dalam reservoir tank pada saluran

masuk ke pompa.

2) Filter: Terbuat dari kertas khusus, saringan ini memisahkan partikel-partikel halus yang

ada di dalam oli Saringan ini biasanya

terdapat pada saluran balik ke reservoir

tank. b. Tekanan dan Gaya

Untuk menimbulkan tekanan maka fluida

harus dikompress, jumlah fluida yang

dikompress dan nilai tekanan tergantung dari gaya yang digunakan untuk mengalirkan fluida

dan gaya gaya yang menghambat (resisting)

aliran fluida. Pompa hydraulic menyebabkan

gerakan aliran fluida dan resisting yang diakibatkan oleh sikuit hydraulic.

Hal hal yang menyebabkan aliran oli terhambat

adalah:

1) Beban piston cilinder, semakin besar beban semakin besar tekanan yang dibutuhkan.

2) Jika ada back pressure, maka aliran akan

terhambat.

3) Sirkuit hydraulic yang ada, hose, valve, fitting, filter dan orifice akan menyebabkan

gesekan dan fluida sulit untuk mengalir.

2. Hal-hal apa saja yang dapat terjadi apabila pompa

hidrolik mengalami kebocoran ? a. Pompa menjadi berisik :

1) Udara bocor yang masuk dalam sistem,

karna permukaan oli dalam tangki hidrolik

masih pada garis batas sehingga pipa intake masih di bawah permukaan oli, jadi tidak

menyedot udara secara baik, pada setiap

sambungan yang memungkinkan adanya

kebocoran seperti seal poros pompa, sambungan pipa atau tubing (konektor).

2) Terjadi (cavitation) rongga dalam

pipa/saluran hidrolik, karna saluran intake

tersumbat, ada bagian yang sobek (berlubang), saringan tersumbat dan

pipanya bocor, oli terlampau kental dan

sebagainya dan kemungkinan tersebut dengan membersihkan bagian yang

tersumbat, mengganti yang sobek,

mengganti oli yang terlalu kental dan

sebagainya. 3) Sudu atau kipas dari pompa ada yang macet

atau pada katup,

b. Pompa tidak berkerja dengan baik

1) Saluran hisap tersumbat, diatasi dengan membersihkan bagian yang tersumbat,

mengganti yang sobek, mengganti oli yang

terlalu kental dan sebagainya.

2) Putaran poros pompa terlalu rendah,

Putaran pompa hidrolik telah ditentukan

sejak perencanaan. Bila putaran terlalu rendah kemungkinan pompa tidak

memompa. Untuk itu periksa berapa

putaran pompa yang direkomendasikan.

3) Kerusakan mekanik seperti lepas kopling, dan poros patah, karna ada bagian yang

rusak tersebut dan ingat penggantinya harus

sesuai dengan spesifikasi yang diganti.

c. Mesin bekerja secara tidak teratur

1) Viskositas oli yang terlalu tinggi, karena oli

yang kekentalannya sesuai dengan yang

direkomendasikan dan apabila bekerja pada

suhu yang relatif tinggi gunakan oli dengan indeks viskositas yang tinggi.

2) Penyetelan/perakitan bagian-bagian pompa

tidak sempurna, kurang kencang, kurang

lurus, kurang sejajar, karena pada bagian-bagian pompa kendor, tidak sejajar,

missalignment, menyebabkan gesekan yang

besar dan menimbulkan panas.

3) Katu-katup mengalami kebengkokan, karena pada bagian yang dicurigai

mendapat kelainan mekanik seperti

misalignment pada poros, keausan bearing

dan sebagainya, carilah tanda-tanda oli yang kotor, oli mengandung vernish, endapan.

Untuk bagian yang aus perlu diganti, yang

bengkok diluruskan bila mungkin, Tapi

pemakaian oli yang salah dapat mengakibatkan kerusakan mekanik.

4) Mesin sangat lamban pada waktu start

pertma, karena ini biasanya disebabkan oli

yang terlalu kental, oleh karena itu warming up mesin beberapa waktu.

d. Tekaan dalam sistem rendah

1) Relief valve disetel terlalu rendah, untuk

memeriksa penyetelan relief valve, bloklah saluran buangnya dan periksalah tekanan

pada saluran dengan pressure gauge, setel

relief untuk tekanan yang dikehendaki.

2) Relief valve terbuka (terganjal), karena katup yang terganjal ini menandakan

bahwa oli yang digunakan kotor, maka

bersihkanlah dengan menyaring lagi oli

tersebut. Kebocoran pada sistem, Periksalah seluruh sistem. Kebocoran yang besar pada

bagian yang terbuka mudah untuk dideteksi,

tetapi kebocoran juga sering terjadi pada

pipa yang tersembunyi. Untuk mendeteksi kebocoran tadi caranya, pasang pressure

gauge pada saluran, tekan dekat pompa,

kemudian bloklah sirkuit dengan cepat. Bila

pressure gauge menunjukkan penurunan tekanan berarti ada kebocoran di antara titik

pengecekan sebelumnya dan titik pressure

gauge ini. 3) Rusak aus atau macet pada komponen

pompa, untuk memeriksanya, pasang

pressure gauge dan bloklah sistem pada

seberang (dekat) relief valve. Bila tekanan tidak meningkat sedangkan relief valve

adalah sehat berarti pompa tidak memompa

atau dikatakan ada kelainan atau kerusakan

mekanik dalam pompa, Gantilah bagian yang rusak atau aus itu dengan komponen

yang sesuai agar semua bagian kompenen

dapat bekerja dengan maksimal.

Page 77: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

7 Prosiding Seminar Bidang Teknika Pelayaran, Volume 6 – 2017

3. Upaya apa yang harus dilakukan untuk menjaga

optimalnya kinerja pada sistem hidrolik di kapal MT.

Pelita Energi ? a. Perawatan sistem hidrolik

Perawatan pada sistem hidrolik sangatlah

penting, sebab hal ini akan sangat menentukan

umur operasionil setiap komponen, akan tetapi pada pemeliharaan sistem hidrolik ini biasanya

terletak pada oli, valve-valve pengaman piston

motor dan sebagainya. Pada pemeliharaan oli

sangat tergantung pada kondisi olinya,

penggantian oli diusahakan setelah jam

pemakaian tertentu dan jangan sampai

menunggu beberapa bulan, sebab dalam hal ini

setiap kali sistem oli dipakai sudah barang tentu olinya akan menjadi kotor (terkontaminasi), baik

oleh partikel-partikel dari luar (debu, kotoran,

serpihan karet, dll), maupun kotoran dari dalam

(karena gesekan), untuk itu oli harus disimpan pada Resevoir yang tertutup dan tempat yang

bersih, jika kita ingin membersihkan dan mengisi

oli kembali kedalam reservoir sebaiknya

digunakan corong yang bersih serta saringan yang halus. Hal ini untuk mencegah agar

partikel-partikel zat penambah dan endapan

lumpur tidak ikut masuk kedalam reservoir

tersebut. 1) Perawatan pada komponen hidrolik :

a) Pompa

Pompa hidrolik berfungsi seperti

jantung dalam tubuh manusia sebagai pompa darah. Pompa hidrolik

merupakan komponen dari sistem

hidrolik yang membuat oli mengalir

atau pompa hidrolik sebagai sumber tenaga yang mengubah tenaga mekanis

menjadi hidrolik

b) Tangki hidrolik

Tangki hidrolik sebagai tempat oli untuk digunakan pada sistem

hidrolik. Oli panas yang di

kembalikan dari sistem didinginkan

dengan cara menyebarakan panasnya. Dan menggunakan oil cooler sebagai

pendingin oli, kemudian kembali

kedalam tamgki. Gelembung udara

dari oli mengisi ruangan diatas permukaan oli. Untuk

mempertahankan kondisi oli selama

mesin operasi, dilengkapi dengan

saringan yang bertujuan agar kotoran tidak kembali ke tangki.

c) Pressure control valve

Tekanan hidrolik dikontrol

melalui penggunaan valve yang membuka dan menutup pada waktu

yang berbeda berdasarkan aliran dari

fluida by pass dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah, Pressure

control valve tipe pilot yaitu bekerja

secara otomatis oleh tekanan hidrolik.

Pilot oil ditahan oleh spring yang biasanya di adjust. Semakin besar

tegangan spring, maka semakin besar

pula tekanan fluida yang dibutuhkan

untuk menggerakkan valve sesuai kebutuhan dan pengaturan kita.

d) Directional control valve

Aliran fluida hidrolik dapat di

control dengan menggunakan valve

yang hanya memberikan satu arah

aliran. Valve ini sering dinamakan

dengan check valve. Valve ini terdiri

dari bagian yang menjadi satu blok

atau terpisah. Saluran pilot pressure ini

akan menyambung atau memutuskan

valve, tergantung dari jenis valve ini

termasuk normally close atau normally

open.

Spring berfungsi untuk

mengkordinasikan valve dalam posisi

normal. Jika tekanan sudah pada di isi

flow slide valve, saluran pilot akan

menekan dan valve akan terbuka.

Ketika pressure sudah turun kembali

maka spring akan mengembalikan ke

posisi semula dibantu pilot line pada

sisi satunya sehingga aliran akan

terputus.

e) Flow control mechanic

Ada kalanya sistem hidrolik

membutuhkan penurunan laju aliran atau menurunkan tekanan oli pada

beberapa titik dalam sistem. Hal ini

bisa dilakukan dengan memasang

restrictor. f) Flow control valve

Fungsi katup pengontrol aliran

adalah untuk mengontrol arah dari

gerakan silinder hidrolik dengan merubah arah aliran oli atau

memutuskan aliran oli. Yang bertujuan

untuk mencegah teknan yang

berlebihan terhadap katup pengontrol tersebut. Flow control valve dua posisi

biasanya digunakan untuk mengatur

aliran ke actuator akan seimbang

(balance). g) Pressure relief valve

Pressure relief valve membatasi

tekanan maksimum dalam sirkuit

hidrolik, dengan membatasi tekanan maksimum dalam sirkuit hidrolik,

dengan membtasi tekanan maksimum

pada komponen dalam sirkuit dari

tekanan maksimum pada komponen dalam sirkuit dari tekanan maksimum

pada komponen dalam sirkuit dan luar

sirkuit dari teknanan yang berlebihan

dan kerusakan komponen. Saat pressure relief valve

terbuka, oli bertekanan tinggi di

kembalikan ke reservoir pada tekanan

rendah. Pressure relief valve biasanya terletak di dalam directional control

valve.

b. Perbaikan/overhaul pada pompa hidrolik.

Pada bagian ini anda akan mempelajari sistematika mengoverhaul sistemhidrolik, sehingga

anda akan mampu nantinya melaksanakan overhaul

sistem hidrolik di kapal. Apakah ada perbedaan antara

perbaikan dan overhaul sistem hidrolik? Tentu saja ada. Perbedaannya ialah bahwa overhaul itu

merupakan perbaikan secara menyeluruh dari

kerusakan mesin / peralatan yang disebabkan oleh

keausan atau karena umur pemakaian sudah mencapai

Page 78: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

8 Prosiding Seminar Bidang Teknika Pelayaran, Volume 6 – 2017

jumlah jam kerja yang ditetapkan. Misal 4000 jam

kerja untuk sistem hidrolik pada steering gear. Jadi

untuk overhaul ini tidak harus ada diagnose karena memang sudah diprediksi/diketahui rusak total.

Sistematika pelaksanaan overhaul hampir sama

dengan sistematika perbaikan.

Untuk overhaul ini perlu adanya perencanaan

yang matang agar lancar pelaksanaannya, tidak boros

pembiayaan dan masih menguntungkan. Apa sajakah

yang harus direncanakan sebelum pelaksanaan

overhaul itu?

Hal-hal berikut inilah antara lain yang perlu

direncanakan. Perhitungan overhaul dan pembiayaan

(budgeting), meliputi:

1) Perhitungan jenis pekerjaan yang harus

dilaksanakan dalam overhaul, misalnya

pekerjaan bongkar pasang, pengangkatan

(dengan alat berat), pekerjaan pemesinan,

pekerjaan elektroplating dan sebagainya. Hal ini

perlu diperhitungkan karena akan menyangkut

dengan biaya.

2) Perhitungan waktu pengerjaan. Berapa lama

mesin/alat akan dioverhaul sangat menentukan

proses produksi karena semakin lama mesin /

alat tidak beroperasi semakin banyak kerugian.

3) Perhitungan tenaga kerja meliputi tenaga ahli

sampai tenaga biasa direncanakan baik tempat

kerjanya, lama bekerja dan upah kerjanya.

Perhitungan biaya meliputi biaya tenaga kerja,

biaya alat, biaya bahan maupun biaya perbaikan

komponen atau penggantian komponen. Mengenai

perbaikan atau penggantian komponen perlu

dipertimbangkan yang mana lebih murah dan lebih

baik.

V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data

yang telah diperoleh pada hasil analisa sistem kontrol steering gear dengan satu rudder di kapal MT. Pelita

Energi maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Penyebab tidak optimalnya kinerja oli hydrolic steering gear yaitu memiliki dua faktor yang dapat

menyebabkan kebocoran pada pompa hydrolic

steering gear yaitu : kerusakan pada oli hidrolik yang

terkontaminasi dengan kotoran yang menyebaban pompa akan tersumbat dan mengalami kerusakan

pada pada pompa hidrolik. Yang kedua tekanan dan

gaya yang mengakibatkan tekanan pada pompa

menjadi berkurang dan kinerja dari pompa kurang optimal dalam hal ini apabila tekanan kurang sangat

berpengaruh terhadap kinerja dari pompa hidrolik.

2. Kebocoran pada pompa hidrolik yang akan

mengakibatkan atau dampak apabila pompa hidrolik kurang optimal yaitu : pompa akan menjadi brisik,

pompa tidak berkerja dengan baik, mesin berkerja

tidak teratur, tekanan pada sistem menjadi rendah

dampak tersebut akan menyeabkan kerusakan pada pompa hidrolik.

3. Upaya untuk mengatasi masalah kebocoran pompa

hidrolik yang berasal dari Steering Gear yaitu

perawatan pada Steering Gear harus dilakukan secara berencana dan berkala bardasarkan dari buku

pedoman pengoprasian dari pesawat tersebut, juga

melakukan pembongkaran mesin pada sistem yang

mengalami masalah atau menagalami kerusakan dengan berpacu terhadap manual book, selain itu

juga diperlukan personel yang mempunyai motivasi

yang tinggi dan terampil.

B. Saran Berdasarkan pengalaman dan masalah diatas maka

penulis dapat memberikan saran yaitu:

1. Pada operator atau masinis meningkatkan kemampuan

dan pengetahuan, terutama tentang Steering Gear dengan membaca buku panduan serta buku-buku

penunjang lainnya misalkan tentang listrik dan

lainnya. Di buku panduan telah di cantumkan tentang

teori, struktur dan cara menangani apabila terjadi

gangguan dalam pengoprasian dan juga

merencanakan perawatannya.

2. Hendaknya melakukan sistem perawatan yang

berkesinambungan sesuai dengan jam kerja dari masing-masing komponen.

3. Hendaknya mekakukan overhaul, karena overhaul itu

merupakan perbaikan secara menyeluruh dari

kerusakan mesin / peralatan yang disebabkan oleh keausan atau karena umur pemakaian sudah mencapai

jumlah jam kerja yang ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Dave Macdonald, (2004), FISHBONE.

[2] Marblemist. Kelebihan dan kekurangan sistem steering

gear hidrolik (2012). (Online).http://glamorous-

hani.blogspot.com/2012/05/kelebihan-dan-kekurangan-

sistem.html. Diakses pada tanggal 17 April 2015.

[3] Nugraha, I putu arsa adi. Analisa kebocoran pompa

hidrolik steering gear dengan 1 rudder (studi kasus pt

meratus line - mv multi sarana) (2013). (Online).

[4] Nugraha, I Putu Arsa adi Tahun 2013, Steering gear Sistem

kontrol ScansteeringSSE200M

[5] Trihartanto wibowo. Analisa sistem kemudi pada kapal

patrol (2013).

[6] Trihartanto Wibowo 2013, STEERING GEAR.

[7] Sugiyono, (2009), Metode Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

[8] Tim Penyusun, Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, (2009), Pedoman Penyusunan Skripsi Diploma IV.

Semarang.

[9] http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-27553-6408030027. Diakses pada tanggal 10 April 2015.

Page 79: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

Presentasi Skripsi

ANALISA SISTEM KONTROL STEERING GEAR HIDROLIK DENGAN SATU RUDDER DI KAPAL MT.PELITA ENERGI METODE

FISHBONE

SEMARANG, 16 FEBRUARI 2017

Oleh : Irwan Dwi Saputra 49124575.T Program Studi : Teknika

Pembimbing 1 SARIFUDDIN, M.Pd, M.Mar.E

Pembimbing 2 Capt. BUDI MANTORO, M.Si, M.Mar

Page 80: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

Latar Belakang :

Dalam dunia maritime saat ini, persaingan dalam jasa angkutan

laut sangat keras sehingga perusahaan pelayaran sangat

mengutamakan pelayaran yang baik dan memuaskan. Upaya

yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan menjaga

keamanan, ketepatan dan pengehematan dalam pelayaran. Dalam

memenuhi kebutuhan armada pelayaran tersebut maka kapal

harus dalam kondisi baik terutama dalam sistem kemudi atau

steering gear.

Page 81: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

Pengertian steering gear :

Steering gear adalah suatu mesin/pesawat bantu yang

menggunakan sistem hidrolik untuk menggerakkan

daun kemudi ke kanan dan ke kiri.

Adapun kontruksi dari steering gear hidrolik adalah :

Wheel pump

Shut of valve

Non return valve

Solenoid valve

Pompa hidrolik

Silinder

Tiller

Base plate

By pass valve

Fleksibel plate

Sistem hidrolik

Page 82: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

Pengertian sistem Hidrolik :

Sistem hidrolik adalah teknologi yang memanfaatkan zat cair, biasanya oli, untuk melakukan gerakan segaris atau putaran.

Sedangkan pada sistem hidrolik sendiri adalah :

Oil reservoir

Return filter

Solenoid valve

Oil lock

Relief valve

Shut of valve

Distributor

Throttle valve

Shock valve

Page 83: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

Rumusan Masalah :

1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kebocoran pada pompa

hidrolik steering gear ?

2. Dampak yang dapat terjadi apabila pompa hidrolik mengalami

kebocoran ?

3. Upaya apa yang harus dilakukan untuk menjaga optimalnya kinerja

pada sistem hidrolik di kapal MT. Pelita Energi ?

Page 84: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

Kerangka Pikir : ANALISA KERJA SISTEM KONTROL

STEERING GEAR HIDROLIK

KEBOCORAN PADA

POMPA HIDROLIK

FAKTOR

a. kerusakan pada oli

hidrolik

b. tekanan dan gaya

DAMPAK

a. pompa menjadi berisik

b. pompa tidak bekerja

dengan baik

c. mesin bekerja tidak teratur

d. tekanan pada sistem

menjadi rendah

UPAYA

a. Melakukan

perawatan

terhadap hidrolik

b. Melakukan

overhaul/perbaik

an pada pompa

hidrolik

SISTEM KONTROL STEERING GEAR DAPAT

BEKERJA DENGAN BAIK

Page 85: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

METODE PENELITIAN :

METODE FISH BONE, adalah metode penelitian fishbone atau

disebut tulang ikan merupakan metode yang efektif dalam

menemukan inti permasalahan karena memastikan bahwa suatu

kejadian yang tidak diinginkan atau kerugian yang ditimbulkan

tidak berasal pada satu titik kegagalan. Fishbone mengidentifikasi

hubungan antara faktor penyebab dan ditampilkan dalam bentuk

diagram tuang ikan yang akan menunjukkan sebuah dampak atau

akibat dari sebuah permasalahan, dengan berbagai penyebabnya.

Page 86: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

Analisa

Sistem

Kontrol

Steering

Gear

Material

Method

Rusaknya

strainer pada

pompa Rusaknya

filter hidrolik

Machine

Menjalankan

mesin terlalu di

paksakan

Tidak adanya spare part

dari perusahaan

meskipun sudah di

order

Man

Kurangnya

pengetahuan

tentang steering

gear.

Kurangnya

pemahaman

perawatan

steering gear

SELESAI

Page 87: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

PEMBAHASAN :

Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kebocoran pada

pompa hidrolik steering gear ?

Kerusakan pada oli hidrolik

Tekanan dan gaya

Page 88: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

Dampak apa yang terjadi apabila pompa hidrolik mengalami

kebocoran ?

pompa menjadi berisik

pompa tidak bekerja dengan baik

mesin bekerja tidak teratur

tekanan pada sistem menjadi rendah

Page 89: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

Upaya apa yang harus dilakukan untuk menjaga

optimalnya kinerja pada sistem hidrolik ?

Melakukan perawatan terhadap hidrolik

Melakukan overhaul/perbaikan pada pompa hidrolik

Page 90: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

KESIMPULAN :

1. Penyebab tidak optimalnya kinerja oli hidrolik steering gear yaitu kurangnya perhatian khusus

atau tidak tersentuh perawatan terhadap pompa hidrolik sehingga dapat mengurangi kemampuan

kinerja sistem hidrolik yang mengakibatkan pompa hidrolik bocor.

2. Dampak yang ditimbulkan terhadap pompa tidak berkerja dengan baik hendaknya meningkatkan

pengetahuan dalam hal perawatan dan perbaikan terhadap Steering Gear dengan baik dan benar

guna mencegah kecelakaan.

3. Upaya untuk mengatasi masalah kebocoran pompa hidrolik yang berasal dari Steering Gear yaitu

perawatan pada Steering Gear harus dilakukan secara berencana dan berkala bardasarkan dari

buku pedoman pengoprasian dari pesawat tersebut, untuk itu diperlukan personel yang

mempunyai motivasi yang tinggi dan terampil.

Page 91: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

SARAN :

1. Pada operator atau masinis meningkatkan kemampuan dan pengetahuan, terutama tentang

Steering Gear dengan membaca buku panduan serta buku-buku penunjang lainnya misalkan

tentang listrik dan lainnya. Di buku panduan telah di cantumkan tentang teori, struktur dan

cara menangani apabila terjadi gangguan dalam pengoprasian dan juga merencanakan

perawatannya.

2. Hendaknya melakukan sistem perawatan yang berkesinambungan sesuai dengan jam kerja

dari masing-masing komponen.

3. Hendaknya mekakukan overhaul, karena overhaul itu merupakan perbaikan secara

menyeluruh dari kerusakan mesin / peralatan yang disebabkan oleh keausan atau karena umur

pemakaian sudah mencapai jumlah jam kerja yang ditetapkan.

Page 92: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …
Page 93: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

SEKIAN DAN

TERIMAKASIH

Page 94: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …
Page 95: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …
Page 96: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

v

MOTTO

1. Bermimpilah setinggi langit, walaupun kalian tidak mencapai langit setidaknya

kalian melewati ribuan bintang.

2. Tak penting kamu itu siapa, yang terpenting adalah kamu mau jadi seperti apa.

3. Sukses yang besar dimulai dari sukses-sukses yang kecil.

4. Terkadang orang tak terdugalah yang melakukan hal diluar dugaan.

5. Janganlah takut untuk melangkah, karena jarak 1000 mil dimulai dengan langkah

pertama.

6. Jangan menunda-nunda untuk melakukan suatu pekerjaan karena tidak ada yang

tahu apakah kita dapat bertemu hari esok atau tidak.

Page 97: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Segala puji syukur kepada ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selain itu dalam

pelaksanaan penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin

mepersembahkan skripsi yang telah penulis susun ini kepada :

1. Bapak dan Ibu tercinta, Hendra Gunawan dan Sri Prasetya Ningsih yang

selalu memberikan cinta, kasih sayang dan doa yang tiada henti kepada anak

nya.

2. Seluruh teman-teman Angkatan XLIX dan adik kelas yang selalu memberi

semangat dan doa.

3. Orang yang aku sayangi, yang selalu memberi semangat dan kasih sayang

dan doa tiada henti.

4. Seluruh crew kapal yang telah menerima dan mengajari saya pada waktu

praktek.

5. Kepada pembaca yang saya hormati semoga skripsi ini dapat bermanfaat

dengan baik.

Page 98: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur hanyalah untuk Allah SWT yang telah memberikan

limpahan rahmat, kenikmatan dan petunjuk sehingga diberi kemudahan untuk mengerjakan

skipsi dengan judul dapat terselesaikan dengan“Analisa Kebocoran Pompa Hidrolik Steering

Gear Dengan Satu Rudder Di Kapal Mt.Pelita Energi Metode ( Fishbone )”.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat guna

memperoleh sebutan sebagai Sarjana Sains Terapan Pelayaran (S.S.T.Pel) di bidang

keteknikaan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangsih dalam

peningkatan kualitas pengetahuan bagi penulis dan para pembaca yang budiman.

Proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak baik secara

langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu melalui pengantar ini, penulis ingin

menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Capt. Wisnu Handoko, M.Sc., M.Mar selaku Direktur Politeknik Ilmu Pelayaran

Semarang.

2. Bapak Amad Narto, M.Pd, M.Mar.E selaku Ketua Program Studi Teknika.

3. Bapak Sarifuddin, M.Pd, M.Mar.E selaku dosen pembimbing materi.

4. Bapak Capt. Budi Mantoro, M, Si, M.Mar selaku dosen pembimbing metodologi

penulisan.

5. Seluruh Civitas Akademika Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang.

6. Seluruh awak kapal MV. Lotus yang telah membantu dalam pelaksanaan praktek laut.

7. Bapak dan ibu serta keluarga tercinta dan tersayang yang telah memberikan doa dan

dukungannya.

8. Rekan-rekan Taruna angkatan XLIX.

9. Semua pihak yang telah membantu.

Page 99: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

Demikian sedikit pengantar dari penulis, mudah-mudahan karya yang masih jauh dari

kesempurnaan ini dapat bermanfaat. Penulis menyadari, dalam skripsi ini masih banyak

terdapat kekurangannya, untuk itu, penulis berharap adanya tanggapan, kritik dan saran yang

bersifat membangun.

Semarang, 2017

Penulis

IRWAN DWI SAPUTRA

NIT.49124575.T

Page 100: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................ v

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi

KATA PENGANTAR ................................................................................ vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... ix

ABSTRAKSI ............................................................................................... xi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar belakang ...................................................................... 1

B. Perumusan masalah .............................................................. 2

C. Tujuan penelitian ……………..…......……………………… 2

D. Manfaat penelitian………………………………………….. 3

E. Sistematika penulisan ……………….……………………... 3

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Tinjauan pustaka .................................................................. 5

B. Kerangka pikir ...................................................................... 20

C. Definisi operasional …………..………...………………..... 21

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian .............................................. 24

Page 101: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

x

B. Sumber data……………...................................................... 26

C. Metode pengumpulan data….. ............................................. 28

D. Langkah-langkah perencanaan ............................................. 29

E. Teknik analisa data…………………... …………………….. 29

F. Gambaran metode………………………………………….. 33

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambar umum obyek yang di teliti ...................................... 34

B. Analisa masalah ..................................................................... 36

C. Pembahasan masalah ............................................................ 44

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................... 57

B. Saran ...................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 102: ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …

xi

ABSTRACT

Irwan Dwi Saputra, NIT. 49124575.T, 2017 " Leakage Analysis of Hydraulic

Pump Steering Gear With The Ship Rudder in MT.Pelita Energy",

Diploma Program IV, Teknika, Sailing Semarang Polytechnic Sciences,

Supervisor I :. Sarifuddin, M.Pd, M.Mar.E, and Supervisor II :. Captain

Budi Mantoro, M, Si, M.Mar

Steering Gear is a prayer One Machining System The auxiliary steering

system used to review Ship to review the operation of the vessel Keeping Still Go

Right when the ship did Movement From the Start Point to point Towards End Of

A Port. Background Singer thesis is ketidakoptimalan boarding costs AT

Hydraulic pump steering gear, thus experiencing leaks Hydraulic pump ON. The

problems ON Research Singer Was factors Anything That led AT Hydraulic

steering gear pumps Leak Impact ?, What can be Occurs when experiencing Leaks

Hydraulic pump? And how the APA Should efforts undertaken to review

Maintaining optimal boarding costs AT Hydraulic Systems on Ships?

The method used by writer is descriptive research methodology WITH

Fishbone methods for the review identify problems NOT maximal Steering gear.

Results obtained Risks That posed From the lack Care Steering gear is NOT

BECAUSE Air leaking Yang SIGN hearts Systems, because the surface of the oil

hearts Hydraulic Tank Still ON Limit Line that intake pipe Still Below the surface

of the oil, so does NOT suck Air Operating both, IN EACH The connection

allows the shaft seal leaks such as pumps, piping connection tubing OR

(connector). Discussion of the issue for review execute Care Planning Steering

gear ON WITH implement WITH Periodic Maintenance Planning and Starting of

daily treatments, Weekly, Monthly And.

CONCLUSION Of Research Singer Is The Risks arising from the lack of AT

Care Steering gear Disorders That is the fatal That led Hydraulic pump leak. It

marked WITH singer steering gear Components That Can not afford WORK

Operates optimal. Treatment methods of steering gear must be made properly and

regularly according to the schedule so the damage has programmed AT steering

gear can be avoided.

Keywords: Steering gear, Fishbone Method, NOT optimal