ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …
Transcript of ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR …
ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR
DENGAN SATU RUDDER DI KAPAL MT.PELITA ENERGI METODE
FISHBONE
SKRIPSI
Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
Sebutan Sarjana Sains Terapan Pelayaran
Disusun Oleh :
IRWAN DWI SAPUTRA
NIT. 49124575.T
PROGRAM STUDI TEKNIKA DIPLOMA IV
POLITEKNIK ILMU PELAYARAN SEMARANG
2017
xii
ABSTRAKSI
Irwan Dwi Saputra, NIT. 49124575.T, 2017 “Analisa Kebocoran Pompa
Hidrolik Steering Gear Dengan Satu Rudder di Kapal MT.Pelita
Energi”, Program Diploma IV, Teknika, Politeknik Ilmu Pelayaran
Semarang, Pembimbing I: Sarifuddin, M.Pd, M.Mar.E., dan
Pembimbing II: Capt. Budi Mantoro, M, Si, M.Mar
Steering Gear merupakan salah satu sistem permesinan bantu yang
digunakan untuk sistem kemudi kapal untuk menjaga pengoperasian kapal tetap
berjalan lancar ketika kapal melakukan pergerakan dari titik awal menuju ketitik
akhir dari sebuah pelabuhan. Latar belakang penulisan skripsi ini adalah
ketidakoptimalan kinerja pompa hidrolik pada steering gear, sehingga mengalami
kebocoran pada pompa hidrolik. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah
faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kebocoran pada pompa hidrolik steering
gear ?, dampak yang dapat terjadi apabila pompa hidrolik mengalami kebocoran?
dan bagaimana upaya apa yang harus dilakukan untuk menjaga optimalnya kinerja
pada sistem hidrolik di kapal ?
Metode yang digunakan oleh penulis adalah metodelogi penelitian
deskriptif dengan metode Fishbone untuk mengidentifikasi permasalahan tidak
maksimalnya Steering gear. Hasil penelitian didapat resiko yang ditimbulkan dari
kurangnya perawatan sistem Steering gear adalah karena udara bocor yang masuk
dalam sistem, karena permukaan oli dalam tangki hidrolik masih pada garis batas
sehingga pipa intake masih di bawah permukaan oli, jadi tidak menyedot udara
secara baik, pada setiap sambungan yang memungkinkan adanya kebocoran
seperti seal poros pompa, sambungan pipa atau tubing (konektor). Pembahasan
masalahnya untuk melaksanakan perencanaan perawatan pada Steering gear
dengan melaksanakan perencanaan dan perawatan dengan berkala mulai dari
perawatan harian, mingguan, serta bulanan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah resiko yang ditimbulkan dari
kurangnya perawatan pada Steering gear yaitu terjadinya gangguan fatal yang
menyebabkan pompa hidrolik bocor. Hal ini ditandai dengan komponen-
komponen steering gear yang tidak mampu bekerja secara optimal. Metode
perawatan steering gear harus dilakukan dengan baik dan teratur sesuai dengan
jadwal yang telah diprogramkan agar kerusakan pada steering gear dapat
dihindari.
Kata kunci :Steering gear, metode Fishbone, tidak optimal
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam dunia maritime saat ini, persaingan dalam jasa angkutan laut
sangat keras sehingga perusahaan pelayaran sangat mengutamakan pelayaran
yang baik dan memuaskan. Upaya yang dapat dilakukan diantaranya adalah
dengan menjaga keamanan, ketepatan dan penghematan dalam pelayaran.
Dalam memenuhi kebutuhan armada pelayaran maka kapal harus dalam
kondisi baik. Terutama dalam perawatan secara berkala terhadap steering
gear, adapun penjelasan tentang steering gear adalah suatu sistem yang
mengubah suatu arah pergerakan kapal. Sistem kemudi kapal / plat yang
terletak di belakang kapal dan menggunakan sistem hidrolik untuk
menggerakkan daun kemudi kekanan dan kekiri, penelitian ini menjelaskan
tentang analisa sistem kontrol steering gear hidrolik 1 rudder. Hidrolik adalah
teknologi yang memanfaatkan zat cair, biasanya oli, untuk melakukan gerakan
segaris atau putaran, sistem ini berkerja berdasarkan prinsip jika suatu zat cair
dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala arah dengan
tidak bertambah atau berkurang kekuatannya.
Dalam kondisi operasional sering terjadi sistem kontrol steering gear
kapal mengalami problem. Hal tersebut, dapat menimbulkan sesuatu yang
sangat bermasalah, apabila tidak dilakukan penanganan yang sesuai dengan
jenis problem yang terjadi. Tekanan hidrolik dikontrol melalui penggunaan
valve yang membuka dan menutup pada waktu yang berbeda berdasarkan
aliran dari fluida by pass dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah,
2
Pressure control valve tipe pilot yaitu bekerja, Oleh karena itu, diangkatlah
sebuah sea project berupa studi kasus yang berjudul Analisa Kebocoran
Pompa Hidrolik Steering Gear Dengan 1 Rudder.
Adapun yang dimaksud analisa tersebut merupakan proses
troubleshooting yang berupa pengambilan data mekanisme pada peralatan
kebocoran pompa hidrolik steering gear pada kapal.
B. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dan untuk
menyusun permasalahan, tahapan dari beberapa tahapan untuk membuat
sebuah karya ilmiah penelitian atau lainnya. Rumusan masalah memiliki
posisi yang sangat penting di dalam kegiatan sebuah penelitian. Apabila
sebuah penelitian tidak ada maka penelitian yang nantinya dilakukan akan
sia-sia, karena nantinya akan bingung apa saja yang perlu dilakukan dalam
penelitianya. maka terlebih dahulu menentukan pokok masalah yang terjadi.
Untuk selanjutnya merumuskan menjadi perumusan masalahguna
memudahkan dalam pembahasan bab-bab berikutnya. Sedangkan perumusan
masalahnya di susun berupa pertanyaan-pertanyaan, pembahasan yang
memerlukan jawaban dan solusi pemecahnya, permasalahan penelitian ini :
1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kebocoran pada pompa hidrolik
steering gear ?
2. Dampak yang dapat terjadi apabila pompa hidrolik mengalami kebocoran?
3. Upaya apa yang harus dilakukan untuk menjaga optimalnya kinerja pada
sistem hidrolik di kapal MT. Pelita Energi ?
3
C. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Tujuan Akademik
a. Untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan program D.IV
jurusan teknika di Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, dan Menjamin
mutu pelaksanaan pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten,
berakhlak, profesional, bertanggungjawab, mampu mengembangkan diri
dan berdaya saing di tingkat nasional maupun internasional.
b. Mengenalkan praktek kerja di kapal bagi taruna agar dapat memahami
tentang Analisa Sistem Kebocoran Pompa Hidrolik Steering Gear
Dengan 1 Rudder.
2. Tujuan Ilmiah
Untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah akan
mempermudah dalam praktek berlayar.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian pada masalah steering gear yang terjadi di
kapal dapat di jelaskan secara rinci sehingga menghasilkan jawaban dari
permasalahan yang terjadi. Oleh karena itu hasil dari permasalahan tersebut
dapat menjadi suatu wacana kedepan untuk meningkatkan pengetahuan,
kemampuan dan keterampilan penulis dan pembaca, pada umumnya dalam
melakukan perawatan secara berkala terhadap steering gear di kapal.
Tekanan hidrolik dikontrol melalui penggunaan valve yang membuka dan
menutup pada waktu yang berbeda berdasarkan aliran dari fluida by pass
4
dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah, Pressure control valve tipe
pilot yaitu bekerja secara otomatis oleh tekanan hidrolik. Pilot oil ditahan
oleh spring yang biasanya di adjust
E. Sistematika penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya. Untuk memudahkan dalam mengikuti dan memahami
seluruh uraian pembahasan dan Sistematika Merupakan suatu penjabaran secara
deskriptif tentang hal-hal yang akan ditulis, yang secara garis besar terdiri dari
Bagian Awal, Bagian Isi dan Bagian akhir. Dalam Prosedur Format Penulisan
Pembuatan Makalah ini terdapat 3 hal utama yang menjadi unsur pembuatan karya
tulis ini, yaitu Bagian Awal, bagian isi dan bagian akhir. permasalahan dalam
skripsi ini maka penulisan dilakukan dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Dalam bab berisikan tentang latar belakang penulisan, identifikasi
maslah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penyusun dan sistematika
penulisan skripsi, berkaitan dengan pentingnya perawatan berkala
terhadap kerja steering gear di kapal, guna efektifitas operasional kapal
MT. Pelita Energi.
BAB II. LANDASAN TEORI
Dalam bab ini berisikan tentang tinjauan pustaka yang menguraikan ilmu
dan teori-teori yang terdapat dalam pustaka serta kerangka pemikiran
yang berisi masalah yang diteliti sehingga mendapatkan pemecahan
masalah dari sistem control pada steering gear.
5
BAB III. METODE PENELITIAN
Dalam bab ini berisikan tentang waktu dan tempat penelitian, teknik
pengumpulan data, subjek penelitian, teknik analisa data, mencari solusi
dari pemecah masalah tentang sistem kontrol steering gear dengan 1
rudder di MT. Pelita Energi.
BAB IV. ANALISA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisikan tentang deskripsi data, analisa data, alternatif
pemecahan masalah dan evaluasi terhadap alternatif masalah, selama
melaksanakan praktek diatas kapal dan pernah mengalami permasalahan
tentang kerja dan perawatan secara berkala terhadap steering gear
tersebut.
BAB V. PENUTUP
Bab ini mengambil kesimpulan dari seluruh dari seluruh pembahasan
yang di uraikan dengan ringkas dan jelas, kemudian diteruskan dengan
saran yang sesuai dengan pembahasan skripsi yang sudah dilakukan.
Bagian akhir terdiri dari :
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan pustaka
Dalam bab ini berisi tentang pengertian sistem kontrol steering gear, di
karenakan akan pentingnya sistem control tersebut sehingga harus dilakukan
secara kerja steering gear, serta komponen yang berhubungan dengan
steering gear adalah sebagai berikut :
Menurut Nicholas Weinsten (2007 : 353 ) pada buku marine auxiliary
machinery and systems, hydrolic steering gear dibedakan pada setiap rincian,
operasi yang tidak berisik, ukuran yang kecil yang berhubungan dengan
tekanan yang tinggi, pergerakan yang halus, ketergantungan dan kemampuan
untuk mengoperasikan di dalam berbagai cuaca (iklim).
1. Pengertian dari steering gear
Steering gear adalah suatu mesin/pesawat yang menggunakan sistem
hidrolik untuk menggerakkan daun kemudi kapal. Sifat dari sistem
hidrolik yang tidak berisik (silent operation), gerakan mulus, mampu
berkerja pada berbagai cuaca Sangat cocok untuk di gerakkan pada
steering gear kapal. Mesin hidrolik tangan (manual), digunakan pada non
propeller barges (tongkang tidak bermesin ), dan juga dipakai pada kapal-
kapal bertonase rendah serta di pakai untuk stand-by bagi mesin hidrolik
yang bertenaga mesin. Sistem hidrolik adalah teknologi yang
memanfaatkan zat cair, biasanya oli, untuk melakukan suatu gerakan
segaris atau putaran. Sistem ini bekerja berdasarkan prinsip jika zat cair di
7
kenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala arah dengan
tidak bertambah atau berkurang kekuatannya Hukum Achimides.
2. Fungsi dari steering gear
Fungsi dari sterring gear adalah untuk mengubah arah penggerak suatu
kapal. Sistem kemudi kapal berupa daun atau plat yang terletak di
belakang kapal dan menggunakan sistem hidrolik untuk menggerakkan
daun kemudi ke kanan dan ke kiri, penelitian ini menjelaskan tentang kerja
sistem hidrolik steering gear pada kemudi kapal. Dan adapun pentingnya
dari sistem ini adalah untuk menjaga pengoperasian kapal tetap berjalan
lancar ketika kapal melakukan pergerakan dari titik awal menuju ketitik
akhir dari sebuah pelabuhan. Sistem hidrolik ini mempunyai banyak
keunggulan dibandingkan jika menggunakan sistem mekanikal. Adapun
keuntungannya adalah dapat menyalurkan torsi dan gaya yang besar,
pencegahan over load tidak sulit, kontrol gaya pengoperasian mudah dan
cepat, pergantian kecepatan lebih mudah dan cepat, getaran yang di
timbulkan relative lebih kecil dan daya tahan lebih lama.
Namun sitem hidrolik ini juga mempunyai beberapa kekurangan yaitu
peka terhadap kebocoran, peka terhadap perubahan suhu, kadang
kecepatan kerja berubah dan kerja sistem saluran tidak sederhana.
Adapun kontruksi dari steering gear hidrolik adalah :
a. Wheel pump
b. Shut of valve
c. Non return valve
8
d. Solenoid valve
e. Pompa hidrolik
f. Silinder
g. Tiller
h. Base plate
i. By pass valve
j. Fleksibel plate
k. Sistem hidrolik
Sedangkan pada sistem hidrolik sendiri adalah :
a. Oil reservoir
b. Return filter
c. Solenoid valve
d. Oil lock
e. Relief valve
f. Shut of valve
g. Distributor
h. Throttle valve
i. Shock valve
Sistem hidrolik memiliki banyak kelebihan sebagai sumber kekuatan untuk
melakukan berbagai variasi pengoperasian, kelebihan sistem hidrolik antara
lain :
a. Bila dibandingkan dengan metode tenaga mekanik yang mempunyai
kelemahan pada penempatan posisi tenaga transmisinya. Lain halnya
9
dengan tenaga hidrolik saluran-saluran tenaga hidrolik dapat di
tempatkan pada setiap tempat. Tanpa menghiraukan posisi poros
terhadap transmisi tenaganya seperti pada sistem tenaga mekanik.
Tenaga hidrolik lebih fleksibel dalam segi penempatan tranmisi
tenaganya.
b. Dalam sistem hidrolik, gaya yang sangat kecil dapat digunakan untuk
menggerakkan atau mengangkat beban yang sangat berat dengan cara
mengubah sistem perbandingan luas penampang silinder. Hal ini tidak
lain adalah karena kemampuan komponen-komponen hidrolik pada
kecepatan dan tekanan yang sangat tinggi.
c. Beban dengan mudah di kontrol memakai katup pengatur tekanan (relief
valve). Karena apabila beban lebih, tidak segera di atasi akan merusak
komponen-komponen itu sendiri. Ketika beban melebihi dari
kemampuan penyetelan katupnya, pemompaan langsung dihantarkan ke
tangki dengan batas-batas tertentu terhadap gayanya.
d. Dengan sistem hidrolik, begitu pompa tidak mampu mengangkat, maka
beban berhenti dan dapat dikunci pada posisi mana saja. Hidrolik adalah
teknologi yang memanfaatkan zat cair, biasanya oli, untuk melakukan
gerakan segaris atau putaran Lain halnya dengan motor listrik dalam
keadaan jalan tiba-tiba di paksa untuk berhenti.
e. Dengan sistem hidrolik menggunakan minyak mineral sebagai media
pemindah gayanya. Pada sistem ini bagian-bagian yang bergesekan
terselimuti oleh lapisan minyak (oli). Sehingga pada bagian-bagian
10
tersebut dengan sendirinya akan terlumasi, sistem inilah yang akan
mengurangi angka gesekan.
f. Sedikit perawatan
g. Mudah dalam pemasangan
h. Ringan
i. Tidak berisik
Sedangkan dari sistem hidrolik juga mempunyai kekurangan tersendiri yang
berupa :
a. Apabila terjadi kebocoran, akan mengotori sistem, sehingga sistem
hidrolik jarang digunakan pada industry makanan maupun obat-obatan.
b. Harganya mahal karena menggunakan fluida cairan yang berupa oli.
3. Perawatan dan test terhadap steering gear
Menurut Anthony F. Molland (2007 : 461) dalam buku the maritime
engineering reference book a guile to ship design, construction and
operation. Steering gear testing dilakukan sebelum keberangkatan kapal
dari pelabuhan setiap perangkat kemudi harus diuji untuk memastikan
operasi sangat memuasakan. Tes ini harus mencangkup :
a. Operasi dari perangkat kemudi pertama
b. Operasi dari steering gear tambahan atau penggunaan pompa kedua
yang bertindak sebagai pembantu.
c. Pengoperasian remote control (telemotor) sistem atau sistem dari
posisi jembatan kemudi utama.
11
d. Pengoperasian perangkat kemudi menggunakan power supply darurat
untuk memastikan kesiapan fungsi kemudi dalam keadaan emergency.
e. Indicator sudut kemudi membaca sehubungan dengan sudut kemudi
yang sebenarnya harus di periksa.
f. Alarm di pasang ke sistem remot kontrol dan unit tenaga perangkat
kemudi harus diperiksa untuk operasi yang benar.
Selama test ini, kemudi harus dipindahkan melalui perjalanan penuh
di kedua arah dan berbagai item peralatan, keterkaitan, dll. Secara
langsung diperiksa untuk kerusakan atau keausannya.
4. Komponen sistem hidrolik steering gear
Menurut D. A. Taylor,MSc, BSc, CENG, FIMarE, FRINA (2007 : 210-
223) dalam buku introduction di marine engineering steering
menyediakan pergerakan dari daun kemudi (rudder) yang dikirim melalui
signal dari anjungan (bridge). Dalam hal ini akan di jelaskan mengenai
komponen yang berkaitan dengan sistem hidrolik yaitu :
a. Pompa
Pompa hidrolik berfungsi seperti jantung dalam tubuh manusia sebagai
pompa darah. Pompa hidrolik merupakan komponen dari sistem
hidrolik yang membuat oli mengalir atau pompa hidrolik sebagai
sumber tenaga yang mengubah tenaga mekanis menjadi hidrolik.
Dalam pompa terdapat dua klasifikasi sebagai berikut :
12
1) Positive displacement pump yaitu memiliki lubang masuk dan keluar
yang disekat di dalam pompa. Sehingga pompa jenis ini dapat
bekerja dengan tekanan yang sangat tinggi dan harus dipoteksi
terhadap teknanan yang berlebihan dengan menggunakan pressure
relief valve. Jika tekanan yang diberikan terhadap positive
displacement pump itu rendah maka akan sulit untuk berkerja dengan
maksimal.
2) Non positive relief pump yaitu mempunyai penyekat antara lubang
masuk dan lubang keluar, sehingga cairan dapat mengalir di dalam
pompa apabila ada tekanan.
3) Variable displacement pump yaitu mempunyai ruang pompa dengan
volume bervariasi, out putnya dapat diubah dengan cara merubah
displacement.
4) Fixed displacement pump yaitu mempunyai sebuah ruang pompa
dengan volume tetap out put-nya hanya bias di ubah dengan cara
mengubah kecepatan kerja.
b. Tangki hidrolik
Tangki hidrolik sebagai tempat oli untuk digunakan pada sistem
hidrolik. Oli panas yang di kembalikan dari sistem didinginkan
dengan cara menyebarakan panasnya. Dan menggunakan oil cooler
sebagai pendingin oli, kemudian kembali kedalam tamgki. Gelembung
udara dari oli mengisi ruangan diatas permukaan oli. Untuk
mempertahankan kondisi oli selama mesin operasi, dilengkapi dengan
13
saringan yang bertujuan agar kotoran tidak kembali ke tangki. Tangki
hidrolik di klasifikasikan sebagai vented type reservoir atau pressure
reservoir, dengan adanya tekanan di dalam tangki, masuknya debu dari
udara akan berkurang dan oli akan didesak masuk kedalam pompa.
c. Pressure control valve
Tekanan hidrolik dikontrol melalui penggunaan valve yang membuka
dan menutup pada waktu yang berbeda berdasarkan aliran dari fluida
by pass dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah, Pressure
control valve tipe pilot yaitu bekerja secara otomatis oleh tekanan
hidrolik. Pilot oil ditahan oleh spring yang biasanya di adjust. Semakin
besar tegangan spring, maka semakin besar pula tekanan fluida yang
dibutuhkan untuk menggerakkan valve.
d. Directional control valve
Aliran fluida hidrolik dapat di control dengan menggunakan valve yang
hanya memberikan satu arah aliran. Valve ini sering dinamakan dengan
check valve. Valve ini terdiri dari bagian yang menjadi satu block atau
terpisah. Saluran pilot pressure ini akan menyambung atau memutuskan
valve, tergantung dari jenis valve ini termasuk normally close atau
normally open.
Spring berfungsi untuk mengkordinasikan valve dalam posisi normal.
Jika tekanan sudah pada di isi flow slide valve, saluran pilot akan
menekan dan valve akan terbuka. Ketika pressure sudah turun kembali
14
maka spring akan mengembalikan ke posisi semula dibantu pilot line
pada sisi satunya sehingga aliran akan terputus.
f. Simbol pengkordinasi zat cair
Pengkordinasian oli bisa dilakukan dengan berbagai cara, biasanya
berupa filter, pemanas dan pendingin.
Ada 2 jenis saringan yang di pakai yaitu :
1) Strainer
Terbuat dari saringan kawat yang berukuran halus. Saringan ini
hanya memisahkan partikel-partikel kasar yang ada di dalam oli.
Saringan ini biasanya di pasang didalam reservoir tank pada
saluran masuk ke pompa.
2) Filter
Terbuat dari saringan kawat khusus. Saringan ini memisahkan
partikel-partikel halus yang ada pada oli. Saringan ini biasanya
terdapat pada saluran balik ke reservoir tank.
Tugas hidrolik oil filter adalah menepis kotoran, partikel logam dan
sebgainya.
Kotoran dapat menyebabkan cepat terjadinya kehausan oil pump
hidrolic cylinder dan valve.
Saringan filter yang halus akan menjadi buntu secara berangsur-
amgsur sejalan dengan jam operasi mesin, maka elemennya perlu
diganti secara berkala. Dilengkapi dengan by pas valve sehingga
15
bilsa filter buntu, oli dapat mencegah terjadinya tekanan yang
berlebihan dan kerusakan pada sistem tersebut. Sehingga kerja dari
filter tersebut tidak perlu di bebani.
g. Silinder hidrolik
Silinder hidrolik merubah tenaga zat cair menjadi tenaga mekanik.
Fluida yang tertekan, menekan isi piston silinder untuk menggerakkan
beberapa pergerakan mekanis. Single acting adalah silinder yang hanya
mempunyai satu porf, sehingga fluida bertekanan hanya masuk
melalaui satu saluran, dan menekan ke satu arah. Silinder ini untuk
gerakan membalik dengan cara membuka valve atau karena gaya
gravitasi atau juga kurang spring. Double acting silinder mempunyai
port pada tiap bagian segingga fluida bertekanan bisa masuk melalaui
kedua bagian sehingga bisa melakukan dua gerakan piston. Kecepatan
gerakan silinder tergantung pada fluid flow rate dan juga volume piston.
Cycle time adalah waktu yang dibutuhkan oleh silinder hidrolik untuk
melakukan gerakan memanjang penuh, dan cycle time juga adalah hal
yang sama sangat penting dalam mendiagnosa problem hidrolik.
h. Akumulator
Akumulator berfungsi sebagai peredam kejut dalam sistem. Biasanya
akumulator terpasang terpasang pararel dengan pompa dan komponen
lainnya. Akumulator menyediakan sedikit aliran dalam kondisi darurat
pada sistem sreering. Menjaga tekanan konstan dengan kata lain
sebagai pressure damper, umumnya pada sistem hidrolik modern
16
digunakan akumulator dengan tipe gas. Penjagaan tekanan constant
bertujuan untuk mencegah kerusakan pada akumulator dalam sistem
peredam kejut serta komponen didalamnya.
i. Flow control mechanic
Ada kalanya sistem hidrolik membutuhkan penurunan laju aliran atau
menurunkan tekanan oli pada beberapa titik dalam sistem. Hal ini bisa
dilakukan dengan memasang restrictor.
j. Flow control valve
Fungsi katup pengontrol aliran adalah untuk mengontrol arah dari
gerakan silinder hidrolik dengan merubah arah aliran oli atau
memutuskan aliran oli. Yang bertujuan untuk mencegah teknan yang
berlebihan terhadap katup pengontrol tersebut. Flow control valve dua
posisi biasanya digunakan untuk mengatur aliran ke actuator akan
seimbang (balance).
k. Pressure relief valve
Pressure relief valve membatasi tekanan maksimum dalam sirkuit
hidrolik, dengan membatasi tekanan maksimum dalam sirkuit hidrolik,
dengan membtasi tekanan maksimum pada komponen dalam sirkuit
dari tekanan maksimum pada komponen dalam sirkuit dari tekanan
maksimum pada komponen dalam sirkuit dan luar sirkuit dari teknanan
yang berlebihan dan kerusakan komponen.
17
Saat pressure relief valve terbuka, oli bertekanan tinggi di kembalikan
ke reservoir pada tekanan rendah. Pressure relief valve biasanya
terletak di dalam directional control valve.
5. Prinsip kerja control Hidrolik
Dalam prinsip kerja sistem control hidrolik terdapat cara kerja sistem
control hidrolik yaitu sebagai berikut :
a. Tekanan hidrolik menggunakan pompa di dalam tangki hidrolik yang
di gerakkan oleh sebuah motor yang terpasang vertical di atas tangki
hidrolik
b. Minyak hidrolik yang berada pada pressure control valve dapat diatur
secara manual oleh sebuah hand control valve, berfungsi mengtur
dengan tangan terhadap posisi hidrolik silinder maju dan mundur,
apabila sistem otomatis maju mundur tidak bisa bekerja lagi atau
rusak.
c. Minyak hidrolik dapat di sirkulasikan secara otomatis dan teratur oleh
pompa hidrolik ke dalam tangki hidrolik, didinginkan melalui sebuah
oil cooler kemudian disaring oleh filter. Minyak hidrolik harus tetap
bersih dan tidak berkurang.
d. Minyak hidrolik didorong oleh radial piston pump melalui sebuah
check valve yang befungsi agar minyak hidrolik tidak kembali ke
pompa pengisap menuju ke pressure control valve.
e. Tekanan minyak dalam pressure control valve di gabung dengan
sebuah solenoid unloading valve yang di pasang diatas manifold block
18
mendapat perintah dari relay control untuk membuka katupnya pada
saat beban screw press turun, sehingga sumbu silinder dapat maju
mundur sesuai dengan beban yang di set pada relay control yang dapat
mendeteksi ampere screw press melalui control yang terpasang di
dalam kotak stater, sehingga bisa diketahui nilai tekanannya.
f. Silinder hidrolik mempunyai dua jalur sambungan, satu di depan dan
satu di belakang. Tekanan minyak yang masuk ke jalur depan, sumbu
hidroliknya maju.
g. Untuk menstabilkan tekanan kerja agar tetap apabila elektro motor
berhenti, harus di pasang akumulator. Tanpa akumulator sistem
hidrolik tersebut, tekanan kerja juga stabil dan konstan karena pompa
hidrolik tetap kerja.
h. Untuk menambah atau berkurang tekanan hidrolik dapat di buka
dengan cara memutar baut yang terdapat di pressure control valve
secara perlahan-lahan hingga mencapai 45 bar. Untuk mengetahui
besarnya tekanan minyak dapat melihat petunjuknya pada pressure
gauge. Pressure control valve dan solenoid unloading valve berfungsi
untuk mengatur arus tekanan ke hidrolik silinder, dan shut off valve
berfungsi untuk mengatur arus tekanan ke hidrolik silinder, dan shut
off valve yang berfungsi untuk menutup tekanan hidrolik pressure
geuge.
i. Pengoperasian sistem control hidrolik diatas, jika menghendaki elektro
motor hidrolik dapat berhenti pada tekanan kerja tertentu dan berjalan
19
kembali apabila tekanan kerja berkurang, maka untuk itu harus di
pasang pressure switch.
j. Dengan menggunakan pressure switch akumulator dalam sistem
control hidrolik ini supaya elektrik motor dan pompa hidrolik dapat
berhenti sejenak karena sangatlah tidak efisien apabila biaya
perawatannya mahal dan tidak memperoleh hasil yang setimpal
dengan yang diharapkan.
k. Ketinggian level dan suhu minyak hidrolik di dalam tangki dapat di
lihat pada fluid level gauge.
6. Jenis-jenis steering gear di kapal
a. Mesin kemudi kapal uap ( CHAIN and ROD steering gear )
Pada kapal-kapal kecil kemudi rantai boleh jadi masih digunakan. Mesin
kemudi dengan tenaga uap mungkin sudah sangat jarang ditemui.
Pengemudian kapal dengan menggunakan mesin kemudi jenis ini mulai
ditinggalkan karena proses pengemudian kapalnya sangat lambat.
Terutama setelah ada peraturan dari IMO bahwa pengemudian kapal dari
cikar kanan ke cikar kiri atau sebaliknya harus dapat dilakukan dalam
waktu tidak lebih dari 30 detik pada saat kapal maju dalam kecepatan
penuh.
b. Mesin kemudi hidrolik
Kemudi jenis ini mengunakan tenaga hidrolik (oli) yang dapat
dipompakan dari anjungan sampai ke kamar mesin kemudi di bawah.
20
Adanya gerakan dari peralatan transmiter di anjungan (misalnya dengan
memutar roda kemudi) maka minyak hidrolik pada pipa penghubung
akan ditekan dan diteruskan ke receiver silinder di ruang mesin kemudi
dan setara dengan itu maka akan menggerakkan daun kemudi kearah
sebagaimana yang di perintahkan dari anjungan.
c. Mesin kemudi elektro hidrolik
Pada umumnya sistem ini menggunakan dua motor dengan satu set
pompa. Namun tidak jarang kapal dengan menggunakan dua pompa
hidrrolik, sehingga kerja dari mesin kemudi menjadi dua kali lebih cepat
reaksinya, hal ini digunakan pada saat kapal sedang berolah gerak
memasuki pelabuhan, masuk pelayaran sempit atau sungai. Pada mesin
kemudi jenis ini bagian-bagian yang utama adalah:
1) Telemotor
2) Ram Hydrolic Gear Motor
3) Pompa Hidrolik
4) Swivel Block
d. Mesin kemudi elektrik
Mesin kemudi jenis ini terdapat dua rangkaian utama yaitu:
1) Rangkaian Pembangkit Tenaga (Power System) untuk mengerakkan
daun kemudi. Hidrolik adalah teknologi yang memanfaatkan zat cair,
biasanya oli, untuk melakukan gerakan segaris atau putaran
21
2) Rangkaian Pengendali (Control System) yang berfungsi
mengendalikan operasi dari rangkaian pembangkit tenaga.
B. Kerangka pemikiran
Meninjau dari teori yang telah diuraikan di atas, dapat di ketahui
bahwa peranan penting sistem control hidrolik terhadap kinerja steering gear.
Sistem control hidrolik sebagai suatu sistem pemindah tenaga dengan
menggunakan zat cair atau fluida sebagai perantara. Steering gear berfungsi
untuk mengubah arah pergerakan suatu kapal yang di hubungkan dengan
sistem kontrol hidrolik sehingga dapat menggerakkan daun kemudi pada
kapal.
Pada penelitian ini peneliti akan membahas tentang sistem kontrol steering
gear hidrolik dengan menggunakan 1 rudder di karenakn pentingnya
pengontrolan steering gear pada kapal. Dan tempat penelitian dimana
bagiannya dapat dilihat pada gambar bagan berikut ini :
22
ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK
STEERING GEAR
FAKTOR DAMPAK
UPAYA
1. pompa menjadi
berisik
2. pompa tidak bekerja
dengan baik
3. mesin bekerja tidak
teratur
4. tekanan pada sistem
menjadi rendah
1. Melakukan
perawatan terhadap
hidrolik
2. Melakukan
overhaul/perbaikan
pada pompa hidrolik
SISTEM KONTROL STEERING GEAR DAPAT
BEKERJA DENGAN BAIK
1. kerusakan pada oli hidrolik
2. tekanan dan gaya
23
C. Definisi operasional
Pemakaian istilah-istilah dalam bahasa indonesia maupun bahasa asing
akan sering ditemui pada pembahasan berikutnya. Agar tidak terjadi
kesalah pahaman dalam mempelajarinnya maka di bawah ini akan
dijelaskan pengertian dari istilah-istilah tersebut. Definisi operasional yang
sering dijumpai pada steering gear saat penulisan melakukan penelitian
antara lain :
1. Pressure control valve
Adalah katup pengendali bertekanan yang bekerja secara otomatis oleh
tekanan hidrolik.
2. Pressure relief valve
Adalah katup yang memiliki fungsi khusus untuk melepas tekanan
berlebih pada sistem perpipaan. Relief valve menggunakan pegas baja
yang secara otomatis akan terbuka jika tekanan mencapai level yang
tidak aman. Level tekanan pada valve ini bisa diatur, sehingga bisa
ditentukan pada level tekanan berapa valve ini akan terbuka. Ketika
tekanan kembali normal, relief valve secara otomatis akan tertutup
kembali.
3. Flow control valve
Adalah katup control aliran hidrolik didefinisikan sebagai elemen
pengendali akhir, melalui mana cairan itu berlalu, dan menyesuaikan
ukuran aliran bagian seperti yang diarahkan oleh sinyal dari pengatur
untuk memodifikasi laju aliran fluida. Katup kontrol aliran hidrolik
24
memastikan bahwa air tidak akan di bawah pengaruh gravitasi ketika
sistem hidrolik tidak beroperasi. Katup ini memastikan bahwa air tetap
siaga dan mengalir dengan bebas memlaui sistem hidrolik oleh
konveksi. Katup control aliran hidrolik dapat dianggap sebagai katup
“cek” sehingga memungkinkan air mengalir saat pompa dihidupkan
dan membatasi alirannya ketika pompa dalam keadaan nonaktif.
4. Hidrolik reservoir
Adalah wadah minyak lumas untuk digunakan pada sistem hidrolik
5. Directional control valve
Adalah katup hidrolik directional atau katup control arahnya di
gunakan untuk mengontrol atau mengarahkan aliran air dan
mengaturnya dalam arah yang diinginkan. Katup ini juga digunakan
untuk menghentikan atau memulai aliran fluida. Arah katup hidrolik
memiliki dua atau lima jalur dimana mereka mengarahkan aliran air.
Katup ini dapat di gerakkan secara pneumatic, hidrolik, elektrik,
mekanik atau manual.
6. Spring
Adalah pegas, semakin besar tegangannya, maka semakin besar pula
tekanan fluida yang dibutuhkan untuk menggerakkan katup. Mesin
hidrolik tangan (manual), digunakan pada non propeller barges
(tongkang tidak bermesin ), dan juga dipakai pada kapal-kapal
bertonase rendah serta di pakai untuk stand-by bagi mesin hidrolik
yang bertenaga mesin.
24
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Pada dasarnya istilah metode penelitian ini merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan
hal tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu, cara
ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan.
Menurut ilmu etimilogi kata metodologi berasal dari penggabungan dua kata
yang berasal dari Yunani, yaitu Metodos dan Logos. Metodos berarti melalui
dan logos berarti ilmu pengetahuan. Metode merupakan suatu kerangka kerja
untuk melakukan suatu tindakan atau suatu kerangka berfikir untuk menyusun
suatu gagasan, yang beraturan, berarah dan berkonteks dengan maksud dan
tujuan.
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian fishbone
atau disebut tulang ikan merupakan metode yang efektif dalam menemukan
inti permasalahan karena memastikan bahwa suatu kejadian yang tidak
diinginkan atau kerugian yang ditimbulkan tidak berasal pada satu titik
kegagalan. Fishbone mengidentifikasi hubungan antara faktor penyebab dan
ditampilkan dalam bentuk diagram tuang ikan yang akan menunjukkan
sebuah dampak atau akibat dari sebuah permasalahan, dengan berbagai
penyebabnya. Efek atau akibat dituliskan sebagai moncong kepala.
Sedangkan tulang ikan diisi oleh sebab-sebab sesuai dengan pendekatan
permasalahannya. Umumnya penggunaan fishbone adalah untuk design
produk dan mencegah kualitas produk yang jelek (defect). Mekanisme
25
penggunaan etoda Diagram Tulang Ikan ini adalah melalui pengklasifikasian
sesuai dengan sebab-sebab, Dengan menggunakan metode ini akan
mempermudah penulis untuk menyelesaikan sistem control steering gear
hidrolik dengan menggunakan 1 rudder
A.Waktu dan tempat penelitian
Waktu penelitian tentang sistem control steering gear dengan 1
rudder dilaksanakan pada saat Penulis melaksanakan praktek laut di atas
kapal MT. Pelita Energi milik PT. Burung Laut waktu penelitian ini
dilaksanakan selama 12 bulan lebih dimulai dari tanggal 12 September 2014
sampai dengan tanggal 03 Oktober 2015 tepatnya pada saat Penulis
melaksanakan praktek laut (prala) di atas kapal tersebut.
Sebagai cadet mesin, dalam waktu tersebut kegiatan yang dilakukan
tidak hanya untuk meneliti permasalahan yang akan diangkat dalam skripsi ini
melainkan melaksanakan tugas umum sebagai seorang cadet mesin yang
bertanggung jawab kepada Chief Engineer dan di bawah pengawasan
langsung masinis 2 dalam membantu kerja dari semua masinis di kapal serta
melaksanakan tugas-tugas dari kampus PIP Semarang yang ada pada Cadet
Record Book, dimana hal tersebut membatasi waktu dalam penelitian masalah
ini lebih lanjut. Sebagai tambahan informasi dalam penulisan, penulis
menambahkan data-data kapal yang diambil dari ship particular MT. Pelita
Energi. Hidrolik adalah teknologi yang memanfaatkan zat cair, biasanya oli,
untuk melakukan gerakan segaris atau putaran.
26
Name Of Vessel : MT. Pelita Energi
Type : Motor Tanker
Call Sign : Y H M F
Port Of Registry : Batam
Flag : Indonesia
IMO Number : 7334333
Years Of Built : Hashihama Docktrad CO.LTD Japan 1973
Owner : PT. Burung Laut
Gross Tonnage : 3343 / 1724 T
Dwt : 5616,42 MT
L O A : 103,95 M
L B P : 97 M
Breadth Moulded : 15,00 M
Depth Moulded : 7.80 M
Main Engine :HANSHIN6LU54/4300HP/230RPM
/NO.Cyl.6/1893
Steering Gear : Type HDT 125-357/German Lloyd
Sumber : instruction manual book.
B. Sumber data
Untuk menunjang kelengkapan pembahasan penulisan ini diperoleh data dan
sumber sebagai berikut:
1. Data primer
Data primer merupakan sumber-sumber dasar yang merupakan bukti atau
saksi utama dari kejadian yang lalu, dimana sumber primer adalah tempat
atau gudang penyimpanan yang orisinal dari data sejarah”. Dimana data
tersebut diperoleh dari hasil pengamatan langsung, yang diperoleh dengan
cara metode survey yaitu dengan mengamati, mengukur dan mencatat serta
27
hasil berdiskusi dengan masinis yang terkait secara langsung di lokasi
penelitian.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer yang didapat dari
sumber dokumentasi, arsip resmi yang dikumpulkan Penulis selain dari
sumber terkait data ini dapat dijadikan acuan dan diperoleh dari
perpustakaan seperti literatur, bahan kuliah dan data dari perusahaan serta
hal-hal lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Data tersebut
dijadikan pembanding dan sumber untuk memperkuat jawaban dalam
pemecahan masalah. “Data sekunder merupakan sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data,misalnya melalui orang
lain atau melalui dokumen Sugiyono.
Langkah–langkah yang dilakukan setelah memulai langkah untuk
menganalisa yaitu mengadakan penelitian di MT. Pelita Energi untuk
mengetahui situasi dengan bekal pengetahuan dari apa yang didapatkan dari
studi kepustakaan. Selanjutnya memulai identifikasi masalah yang ditemui,
maka penulis dapat menemukan metode penelitian yang sesuai.
Dari apa yang Penulis peroleh sesuai langkah di atas, maka Penulis dapat
menyimpulkan data yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Data
yang diperoleh diolah sesuai dengan teori dan metode yang telah ditetapkan
dari awal sebelum penulis melakukan pengumpulan data. Data yang telah
diolah kemudian dianalisa sebagai hasil yang diperoleh dibandingkan
dengan hasil-hasil dan disimpulkan teori yang penulis gunakan. Dari hasil
28
apa yang kita analisa kemudian Penulis membuat pembahasan mengenai
hal tersebut.
Setelah semua dianggap selesai maka kita boleh menarik sebuah kesimpulan
apa yang telah dianalisa dan dibahas. Kemudian memberikan saran yang
sesuai dengan apa yang sudah disimpulkan dengan saran yang diberikan
dapat sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kinerja kerja steering
gear, barulah langkah-langkah dianggap selesai.
C. Metode pengumpulan data
Data dan informasi yang diperlukan untuk penulisan Skripsi ini dikumpulkan
melalui:
1. Metode observasi, yaitu mengadakan pengumpulan data yang dilakukan
melalui pengamatan secara langsung dengan disertai pencatatan terhadap
keadaan atau perilaku obyek sasaran pada sistem control steering gear di
lapangan dimana Penulis melaksanakan praktek laut di kapal MT. Pelita
Energi
2. Metode kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan
dengan cara membaca dan mempelajari literatur, buku–buku dan tulisan
yang berhubungan dengan masalah yang dibahas untuk memperoleh
landasan teori yang akan digunakan dalam pembahasan nantinya.
3. Dokumentasi yaitu, data-data diperoleh dengan cara membaca arsip-arsip
dan surat-surat serta file yang terdapat di kamar mesin terutama tentang
sistem control steering gear. Data-data tersebut merupakan data yang
29
konkrit dan dapat memberikan keterangan nyata yang benar-benar terjadi
di atas kapal, data-data tersebut juga telah di dokumentasikan dan di
laporkan kepada perusahaan. Setiap kapal terdapat dokumen-dokumen
yang berkenaan dengan kapal, dan di kamar mesin terdapat dokumen-
dokumen tersendiri mengenai permesinan di atas kapal. Dokumen-
dokumen mengenai sistem control steering gear dengan menggunakan 1
rudder.
D. Langkah-langkah analisa perencanaan
Langkah–langkah yang dilakukan setelah memulai langkah untuk
menganalisa yaitu mengadakan penelitian di MT. Pelita Energi untuk
mengetahui situasi dengan bekal pengetahuan dari apa yang didapatkan dari
studi kepustakaan. Selanjutnya kita memulai identifikasi – identifikasi masalah
yang kita temui, maka kita dapat menemukan metode penelitian yang sesuai.
Data yang diperoleh diolah sesuai dengan teori dan metode yang telah kita
tetapkan dari awal sebelum kita melakukan pengumpulan data. Data yang telah
diolah kemudian dianalisa sebagai hasil yang diperoleh dibandingkan dengan
hasil-hasil dan disimpulkan teori yang kita gunakan.
Setelah semua dianggap selesai, maka kita boleh menarik sebuah kesimpulan
apa yang telah dianalisa dan dibahas. Kemudian juga memberikan saran yang
sesuai dengan kita simpulkan, Dan ini dapat merupakan bahan masukan dalam
meningkatkan kinerja kerja steering gear, barulah langkah-langkah dianggap
selesai. Hidrolik adalah teknologi yang memanfaatkan zat cair, biasanya oli,
untuk melakukan gerakan segaris atau putaran.
30
E. Teknik analisa data
Metode yang digunakan untuk menganalisa data yang dalam skripsi ini
memaparkan metode fishbone dimana dalam penulisan skripsi ini
memaparkan semua kejadian atau peristiwa yang terjadi dikapal dan yang
mungkin akan terjadi diatas kapal dengan analisa kurang optimanya kinerja
sistem control steering gear. Fishbone didefinisikan sebagai sistem dan
bentuk penilaian dari sebuah perancangan atau proses yang telah ada atau
operasi dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi masalah-
masalah yang mewakili suatu kejadian yang menyebabkan pengaruh kinerja
suatu system. Dalam kata lain, metode ini dapat digunakan untuk mencari
troubleshooting suatu mesin sehingga semua kemungkinan kerusakan dapat
teratasi dengan cepat dan tepat dengan waktu yang efisien. Dengan
menggunakan tulang ikan permasalahan maka penulis akan mudah dalam
menemukan penyebab terbesar permasalahan.
Pengamatan dan pandangan terhadap data yang ada mulai dari pokok
permasalahan yang terjadi, membaca kumpulan data, dikaji berdasarkan teori-
teori yang dapat memberikan pemecahan masalah yang terbaik sehingga
permasalahan yang timbul dapat terselesaikan dengan Fishbone merupakan
metode yang efektif dalam menemukan inti permasalahan karena memastikan
bahwa suatu kejadian yang tidak diinginkan atau kerugian yang ditimbulkan
tidak berasal pada satu titik kegagalan. Fishbone mengidentifikasi hubungan
antara faktor penyebab dan di tampilkan dalam bentuk tulang ikan kesalahan,
Hidrolik adalah teknologi yang memanfaatkan zat cair, biasanya oli, untuk
31
melakukan gerakan segaris atau putaran, yang melibatkan gerbang logika
sederhana. sistem ini berkerja berdasarkan prinsip jika suatu zat cair
dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala arah dengan
tidak bertambah atau berkurang kekuatannya Adapun langkah-Iangkah
melakukan analisis terstruktur pada sistem Fishbone, yaitu:
1. Mengidentifikasi kejadian/peristiwa terpenting dalam sistem (top level
event).
Langkah pertama dalam Fishbone ini merupakan langkah penting
karena akan mempengaruhi hasil analisis sistem. Pada tahap ini,
dibutuhkan pemahaman tentang sistem dan pengetahuan tentang jenis-
jenis kerusakan (undesired event) untuk mengidentifikasi akar
permasalahan sistem. Pemahaman tentang sistem dilakukan dengan
mempelajari semua informasi tentang sistem dan ruang lingkupnya
yang berhubungan dengan steering gear.
2. Membuat diagram fishbone.
Setelah permasalahan terpenting teridentifikasi, langkah berikutnya
adalah menyusun urutan sebab akibat tulang ikan kesalahan. Pada
tahap ini, cause and effect diagram dapat digunakan untuk
menganalisis kesalahan dan mengeksplorasi keberadaan kerusakan-
kerusakan yang tersembunyi. Pembuatan tulang ikan kesalahan
dilakukan dengan menggunakan simbol-simbol Boolean. Standarisasi
simbol-simbol tersebut diperlukan untuk komunikasi dan konsistenan
diagaram fishbone.
32
3. Menganalisis diagram fishbone.
Analisis diagram fishbone diperlukan untuk memperoleh informasi
yang jelas dari suatu sistem dan perbaikan-perbaikan apa yang harus
dilakukan pada sistem. Tahap-tahap analisis tulang ikan kesalahan
dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
a. Meneliti diagram fishbone.
Tahap pertama analisis diagram fishbone adalah menyederhanakan
diagram fishbone dengan menghilangkan cabang-cabang yang
memiliki kemiripan karakteristik. Tujuan penyederhanaan ini
adalah untuk mempermudah dalam melakukan analisis sistem
lebih lanjut.
b. Menentukan peluang munculnya kejadian atau peristiwa terpenting
dalam sistem (top level event).
Setelah pohon kes\alahan disederhanakan. tahap berikutnya adalah
menentukan peluang kejadian paling penting dalam sistem. Pada
langkah ini, peluang semua input dan logika hubungan digunakan
sebagai pertimbangan penentuan peluang.
c. Review hasil analisis.
Review hasil analisis dilakukan untuk mengetahui kemungkinan
perbaikan yang dapat dilakukan pada sistem. Output yang
diperoleh setelah melakukan analisa adalah peluang munculnya
kejadian terpenting dalam sistem dan memperoleh akar
permasalahan sebabnya. Akar permasalahan tersebut kemudian
33
digunakan untuk memperoleh prioritas perbaikan permasalahan
yang tepat pada sistem. Diagram fishbone akan menggambarkan
bagaimana kerusakan bisa terjadi.
F. GAMBARAN METODE
Faktor yang diamati Masalah yang terjadi
1. Man
a. Kurangnya pengetahuan tentang
steering gear.
b. Kurangnya pemahaman perawatan
steering gear.
2. Method a. Tidak adanya spare part dari
perusahaan meskipun sudah di order.
3. Material a. Rusaknya strainer pada pompa
hidrolik.
b. Rusaknya filter hidrolik
4. Machine a. Menjalankan mesin terlalu di
paksakan
Analisa
Sistem
Kontrol
Steering
Gear
Hidroli
k
Material
Method Man
Rusaknya strainer
pada pompa hidrolik
Rusaknya
filter hidrolik
Machine
Menjalankan
mesin terlalu
di paksakan
Tidak adanya spare
part dari perusahaan
meskipun sudah di
order
Kurangnya
pengetahuan
tentang
steering gear.
Kurangnya
pemahaman
perawatan
steering gear
Selesai
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Pada bab ini penulis akan menjelaskan gambaran umum terhadap
materi atau obyek yang akan diteliti menggunakan metode fish bone. Obyek
yang diteliti adalah sistem kontrol steering gear yang ada di MT. Pelita
Energi yang mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
Technical Data
Type : HDT 125-367
Classification : German Lioyd
Working torque Mw : 128 kNm
Design torque Mo : 160 kNm
Rudder laying time from 35? To 30? : with one pump
rudder angel with two pump
Rudder angel : Electrical limitation
Mechanical limmination
Rudder head diameter : nominal
Electric Connection
Frequency : 60 Hz
Main voltage : 440 V AC
Control voltage : 220 V AC-24 V DC
Hydraulic System
Working pressure : 160 bar
Safety relief valve set pressure : 200 bar
35
Test pressure : 300 bar
Dual chamber tank : 2 ? 751
Steering gear adalah suatu mesin/pesawat yang menggunakan sistem
hidrolik untuk menggerakkan daun kemudi kapal. Sifat dari sistem hidrolik
yang tidak berisik (silent operation), gerakan mulus, mampu berkerja pada
berbagai cuaca Sangat cocok untuk di gerakkan pada steering gear kapal.
Mesin hidrolik tangan (manual), digunakan pada non propeller barges
(tongkang tidak bermesin ), dan juga dipakai pada kapal-kapal bertonase
rendah serta di pakai untuk stand-by bagi mesin hidrolik yang bertenaga
mesin. Sistem hidrolik adalah teknologi yang memanfaatkan zat cair,
biasanya oli, untuk melakukan suatu gerakan segaris atau putaran. Sistem
ini bekerja berdasarkan prinsip jika zat cair terkena tekanan, maka tekanan
itu akan merambat ke segala arah dengan tidak bertambah atau berkurang
kekuatannya Hukum Achimides.
Fungsi dari steering gear :
Fungsi dari sterring gear adalah untuk mengubah arah suatu kapal. Sistem
kemudi kapal berupa daun atau plat yang terletak di belakang kapal dan
menggunakan sistem hidrolik untuk menggerakkan daun kemudi ke kanan
dan ke kiri, penelitian ini menjelaskan tentang kerja sistem hidrolik steering
gear pada kemudi kapal. Dan adapun pentingnya dari sistem ini adalah
untuk menjaga pengoperasian kapal tetap berjalan lancar ketika kapal
melakukan pergerakan dari titik awal menuju ketitik akhir dari sebuah
pelabuhan. Sistem hidrolik ini mempunyai banyak keunggulan dibandingkan
jika menggunakan sistem mekanikal. Adapun keuntungannya adalah dapat
36
menyalurkan torsi dan gaya yang besar, pencegahan over load tidak sulit,
kontrol gaya pengoperasian mudah dan cepat, pergantian kecepatan lebih
mudah dan cepat, getaran yang di timbulkan relative lebih kecil dan daya
tahan lebih lama.
B. Analisa Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dan untuk
menyusun permasalahan, maka terlebih dahulu menentukan pokok masalah
yang terjadi. Untuk selanjutnya merumuskan menjadi perumusan
masalahguna memudahkan dalam pembahasan bab-bab berikutnya.
Sedangkan perumusan masalahnya di susun berupa pertanyaan-pertanyaan,
pembahasan yang memerlukan jawaban dan solusi pemecahnya,
permasalahan penelitian ini :
1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kebocoran pada pompa
hidrolik steering gear ?
2. Dampak apa yang terjadi apabila pompa hidrolik mengalami kebocoran ?
3. Upaya apa yang harus dilakukan untuk menjaga optimalnya kinerja pada
sistem hidrolik di kapal MT. Pelita Energi ?
Berdasarkan hasil penelitian disebutkan beberapa faktor dari
responden yang menyebabkan pengoperasian sistem kontrol steering gear
tidak bekerja secara maksimal sehingga membuat kebisingan dan kebocoran
pada pompa hidrolik di kapal MT. Pelita Enenrgi. Dapat dilihat pada tabel 4.1
sebagai berikut.
37
Tabel 4.1 Hasil analisis faktor penyebab
Man 2
Method 1
Material 2
Machine 1
Sesuai pada tabel 4.1 nilai tertinggi yaitu terdapat pada faktor human
error dan material. Dari pengalaman yang didapat responden, faktor yang
selalu disebutkan oleh responden dari masalah yang terjadi pada
pengoperasian sistem kontrol steering gear adalah human error dan material.
Human error yang dimaksud disini adalah kurangnya pengetahuan dan
kurangnya pemahaman terhadap cara perawatan pompa hidrolik, sementara
machine yang dimaksud adalah kerusakan pada pompa hidrolik yang
disebabkan karena faktor usia dan kurangnya perawatan.
Dari hasil analisa yang ada pada diagram fishbone penulis akan memperjelas
dengan menggunakan tabel. sistem ini berkerja berdasarkan prinsip jika suatu
zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala arah
dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya .Dimana isi dalam tabel
hanya mengambil secara garis besar sebab akibat dari permasalahan pada
rumusan masalah yang dianalisa melalui diagram fishbone. Metode penelitian
yang digunakan penulis adalah metode penelitian fishbone atau disebut tulang ikan
merupakan metode yang efektif dalam menemukan inti permasalahan karena
Faktor penyebab Jumlah
38
memastikan bahwa suatu kejadian yang tidak diinginkan atau kerugian yang
ditimbulkan tidak berasal pada satu titik kegagalan.
Tabel 4.2 Garis besar isi permasalahan dalam diagram fishbone
Faktor yang diamati Masalah yang terjadi
1. Man
a. Kurangnya pengetahuan tentang
steering gear.
b. Kurangnya pemahaman perawatan
steering gear.
2. Method a. Tidak adanya spare part dari
perusahaan meskipun sudah di order.
3. Material a. Rusaknya strainer dan filter pada
pompa hidrolik.
b. Rusaknya oli hidrolik
4. Machine a. Menjalankan mesin terlalu di
paksakan
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang
menyebabkan di MT. Pelita Energi yaitu dari segi man ( manusia ), management,
material ( bahan) dan machine (mesin). Berikut adalah rincian permasalahan dari
keempat faktor tersebut :
a. Man ( Manusia atau tenaga kerja )
1) Pengetahuan tentang steering gear kurang
Dalam pelaksanaan pengoperasian steering gear, chief engineer masih
sering melakukan kesalahan, hal ini disebabkan karena kurangnya
komunikasi pada saat pergantian chief engineer yang lama dengan yang
baru. Sehingga menyebabkan kurangnya pengetahuan tentang permasalahan
yang sering terjadi di sistem steering gear yang ada dikapal MT. Pelita
Energi.
39
2) Kurangnya pemahaman perawatan steering gear.
Dalam pelaksanaannya pengoperasian dan perawatan steering gear yang
seharusnya di operasikan oleh engineer di operasikan oleh electrictian
dikarenakan kurangnya pemahaman perawatan terhadap sistem steering
gear lembam yang mengakibatkan perawatan sistem gas lembam kurang
maksimal.
b. Method (metode atau proses)
1) Tidak adanya spare part di atas kapal.
Dalam setiap pekerjaan kerja sama yang baik selalu dibutuhkan
pembuatan rencana pekerjaan akan lebih mempermudah menyelesaikan
sebuah pekerjaan. Melakukan perawatan pada setiap instalasi permesinan
juga sangat penting agar mesin dapat bekerja dengan baik. Namun jika suatu
instalasi kondisinya sudah buruk, tentunya instalasi tersebut harus diganti
dengan yang baru. Namun tidak adanya spare part diatas kapal ini yang
menjadi kendala. Chief engineer sudah melaporkan kepada captain dan
diteruskan kepada kantor tentang tidak adanya spare part yang dibutuhkan
namun belum ada spare part yang dikirim. Hal ini menyebabkan chief
engineer tetap menggunakan instalasi yang lama dan menyebabkan kerja
sistem gas lembam tidak maksimal.
c. Material (bahan)
1) Strainer untuk pemasanganya inlet strainer ini dibenamkan pada oli serta
terpasang pada bagian dalam reservoir dan aliran normal dengan melalui
elemen filter. Tekanan pada bagian dalam akan turun jika filter terhambat,
40
tekanan akan turun dimaksud adalah pompa penghisap dan oli akan
mengalir melewati bypas valve. Sedangkan rusaknya pompa sangat cepat
jika terhambat, sehingga diperlukan strainer terpasang dengan bypas.
Filter pada sirkuit hidrolik filter oli tersebut memungkinkan terletak dari
beberapa tempat dan inlet filter saluran yang menuju pompa pada
pemasanganya. Sedangkan strainer akan lebih banyak untuk dipakai karena
tidak sehalus filter yang bertekanan tinggi.
2) Kerusakan pada oli hidrolik
Penggunaan oli hidrolik harus dijaga dari kerusakan, karena kerusakan oli
hidrolik bisa mengakibatkan kerja yang tidak maksimal dari unit. berikut
adalah beberapa penyebab kerusakan oli terkontaminasi (contamination) :
yaitu kerusakan yang diakibatkan pengaruh atau kesalahan dari luar luar
oli tersebut.
d. Machine (mesin)
1) Menjalankan mesin terlalu di paksakan.
Beberapa pemilik peralatan atau operator terus beroperasi mesin yang
terlalu panas, hal yang sama tidak bisa dikatakan ketika sistem hidrolik
terlalu panas. Tapi seperti mesin, cara tercepat untuk menghancurkan
komponen hidrolik, segel, selang dan minyak itu sendiri adalah tinggi suhu
operasi. Bagaimana terlalu panas untuk sistem hidrolik,hal ini tergantung
terutama pada indeks viskositas dan viskositas (tingkat perubahan viskositas
dengan temperatur) minyak, dan jenis komponen hidrolik dalam sistem,
seiring dengan peningkatan suhu minyak, viskositasnya menurun. Oleh
karena itu, sistem hidrolik beroperasi terlalu panas saat mencapai suhu di
41
mana viskositas minyak turun di bawah yang diperlukan untuk pelumasan
memadai. Sebuah pompa baling-baling membutuhkan viskositas minimum
yang lebih tinggi dari pompa piston, misalnya. Inilah sebabnya mengapa
jenis komponen yang digunakan dalam sistem juga mempengaruhi
maksimum aman temperatur operasi.
Cara kerja Sistem Hidrolik
Tekanan Hidrolik menggunakan sebuah pompa gear pump piston pump di
dalam tangki hidrolik yang digerakkan oleh sebuah motor yang terpasang
vertikal diatas tangki hidrolik.
1. Minyak hidrolik didorong oleh Radial Piston Pump melalui sebuah
Check Valve yang berfungsi agar minyak hidrolik tidak kembali ke
pompa penghisap menuju ke Pressure Control Valve/Relief Valve
melalui Four Way 2 Ball Valve-Manifold Block.
a. Minyak hidrolik yang berada di dalam Pressure Control Valve dapat
diatur secara manual oleh sebuah Hand Control Valve ini, berfungsi
mengatur dengan tangan terhadap posisi hidrolik silinder maju dan
untuk menstabilkan tekanan kerja agar tetap apabila elektro motor
42
berhenti, harus di pasang akumulator. Tanpa akumulator sistem
hidrolik tersebut, tekanan kerja juga stabil dan konstan karena pompa
hidrolik tetap kerja.
2. mundur, apabila sistem otomatis maju mundur tidak bisa bekerja lagi
atau rusak.
3. Tekanan minyak dalam Pressure Control Valve digabung dengan
sebuah Solenoid Unloading Valve yang dipasang diatas Manifold
Block mendapat perintah dari Amplifier Card (Relay Control) untuk
membuka katupnya pada saat beban screw press naik dan menutupnya
pada saat beban screw press turun, sehingga sumbu silinder dapat
maju mundur sesuai dengan beban yang distel di amplifier card (relay
control) yang dapat mendeteksi ampere screw press melalui sebuah
CT yang terpasang di dalam kotak starter.
43
4. Silinder hidrolik mempunyai dua jalur sambungan, satu didepan dan
satu di belakang. Tekanan minyak yang masuk ke jalur depan, sumbu
silinder hidroliknya mundur, dan yang masuk ke jalur belakang sumbu
hidroliknya maju.
5. Minyak hidrolik dapat disirkulasi secara otomatis dan teratur oleh
pompa hidrolik ke dalam tangki hidrolik, didinginkan melalui sebuah
Intergral Oil Cooler, kemudian disaring oleh Return Line Filter.
Minyak hidrolik harus tetap bersih dan tidak berkurang.
6. Untuk menambah (atau berkurang) tekanan hidrolik dapat dibuka
dengan cara memutar baut yang terdapat di Pressure Control
Valve/Relief Valve secara perlahan-lahan hingga mencapai 45 bar.
Untuk mengetahui besarnya tekanan minyak dapat melihat
penunjuknya pada PressureGauge. Pressure Control Valve/Relief
Valve dan SolenoidUnloading Valve berfungsi untuk mengatur arus
tekanan ke hidrolik silinder, dan Shut Off Valve yang berfungsi untuk
menutup tekanan hidrolikke Pressure Gauge.
7. Ketinggian level dan suhu minyak hidrolik didalam tangki dapat
dilihat pada Fluid Level Gauge. Pengoperasian sistem hidrolik
tersebut diatas, jika menghendaki Elektro Motor Hidrolik dapat
berhenti pada tekanan kerja tertentu dan berjalan kembali apabila
tekanan kerja berkurang, maka untuk itu harus dipasang sebuah
Pressure Switch .Untuk menstabilkan tekanan kerja agar tetap apabila
elektro motor berhenti, harus pula dipasang akumulator (integral oil
44
cooler ditiadakan). (catatan: tanpa akumulator sistem hidrolik
diatas,tekanan kerja juga stabil dan konstan karena pompa hidrolik
tetap bekerja). Dengan menggunakan pressure switch dan akumulator
dalam sistem hidrolik ini agar elektrik motor dan pompa hidrolik
dapat berhenti sejenak (5-30detik) sangatlah tidak efesien karena
biaya perawatannya mahal dan tidak memperoleh hasil yang setimpal.
a. Adapun elektrik motor dan pompa hidrolik selalu dalm keadaan
ON/OFF seketika karena beban ampere teralu tinggi dan suhu
panas sehingga mudah terbakar.
b. Pompa yang digerakkan via fleksibel kopling selalu disentakkan
oleh ON/OFF electric motor, maka gigi dan piston pompa cepat
rusak dan sompel.
c. Perawatan akumulator tidak dapat dilakukan sendiri setelah
beroperasi selam 1-2 tahun, karena harus diulang dengan gas
nitrogen setiap tahun dengan alat suntik khusus-charging kit.
C. Pembahasan Masalah
1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kebocoran pada pompa
hidrolik steering gear ?
a. Kerusakan pada oli hidrolik
a. Penggunaan oli hidrolik harus dijaga dari kerusakan, karena
kerusakan oli hidrolik bisa mengakibatkan kerja yang tidak maksimal
dari unit. berikut adalah beberapa penyebab kerusakan oli: Untuk
menstabilkan tekanan kerja agar tetap apabila elektro motor berhenti,
45
harus di pasang akumulator. Tanpa akumulator sistem hidrolik tersebut,
tekanan kerja juga stabil dan konstan karena pompa hidrolik tetap kerja.
1) Kontaminasi (contamination) : yaitu kerusakan yang diakibatkan
pengaruh atau kesalahan dari luar luar oli tersebut.
2) Deteriorasi (deterioration) : yaitu kerusakan oli yang disebabkan
oleh pengaruh dari oli itu sendiri selanjutnya pada gambar berikut
ditunjukan ganguan gangguan yang terjadi jika oli mengalami
kerusakan.
Tangki hydraulic sebagai wadah oli untuk digunakan pada sistem
hidrolik, oli panas yang dikembalikan dari sistem/actuator
didinginkan dengan cara menyebarkan panasnya, dan menggunakan
oil cooler sebagai pendingin oli, kemudian kembali ke dalam tangki
gelembung-gelembung udara dari oli mengisi ruangan diatas
permukaan oli. Untuk mempertahankan kondisi oli baik selama
mesin operasi, dilengkapi dengan saringan yang bertujuan agar
kotoran jangan masuk kembali tangki, hidrolik tangki
diklasifikasikan sebagai Vented Type reservoir atau pressure
reservoir, dengan adanya tekanan di dalam tangki, masuknya debu
dari udara akan berkurang dan oli akan didesak masuk kedalam
pompa. Aliran oli hidrolik dapat dikontrol dengan menggunakan
valve yang hanya memberikan satu arah aliran. valve ini sering
dinamakan dengan check valve yang umumnya menggunakan system
bola, simbol directional control valve ada yang berupa gabungan
46
beberapa symbol, valve ini terdiri dari bagian yang menjadi satu blok
atau juga yang dengan blok yang terpisah. Garis putus putus
menunjukan pilot pressure, saluran pilot pressure ini akan
menyambung atau memutuskan valve tergantung dari jenis valve ini
normaly close atau normally open, spring berfungsi untuk
mengkondisikan valve dalam posisi normal, jika tekanan sudah build
up pada sisi flow side valve, saluran pilot akan akan menekan dan
valve akan terbuka, ketika pressure sudah turun kembali maka spring
akan mengembalikan ke posisi semula dibantu pilot line pasa sisi
satunya sehingga aliran akan terputus, valve ini juga umum
digunakan sebagai flow divider atau sebagai flow control valve.
Pengkodisian oli bisa dilakukan dengan berbagai cara, biasanya
berupa filter, pemanas dan pendingin.
Ada 2 jenis saringan yang umum dipakai yaitu :
Strainer: Terbuat dari saringan kawat yang berukuran halus. saringan
ini hanya memisahkan partikel-partikel kasar yang ada
didalam oli. Saringan ini biasanya di pasang di dalam
reservoir tank pada saluran masuk ke pompa.
Filter: Terbuat dari kertas khusus, saringan ini memisahkan
partikel-partikel halus yang ada di dalam oli Saringan ini
biasanya terdapat pada saluran balik ke reservoir tank tugas
hidrolik oil filter menapis kotoran, partikel logam dsb.
kotoran dapat menyebabkan cepat terjadinya keausan oil
47
pump, hydrlic cylinder dan valve. Saringan filter yang
halus akan menjadi buntu secara berangsur-angsur sejalan
dengan jam operasi mesin, maka elemennya perlu diganti
secara berkala. Dilengkapi dengan by pass valve sehingga
bila filter buntu, oli dapat lolos dari filter dan kembali ke
tangki. Hal ini dapat mencegah terjadinya tekanan yang
berlebihan dan kerusakan pada sistem tersebut.
b. Tekanan dan Gaya
Untuk menimbulkan tekanan maka fluida harus dikompress,
jumlah fluida yang dikompress dan nilai tekanan tergantung dari gaya
yang digunakan untuk mengalirkan fluida dan gaya gaya yang
menghambat (resisting) aliran fluida. Pompa hydraulic menyebabkan
gerakan aliran fluida dan resisting yang diakibatkan oleh sikuit
hydraulic.
Hal hal yang menyebabkan aliran oli terhambat adalah:
1) Beban piston silinder, semakin besar beban semakin besar tekanan
yang dibutuhkan.
2) Jika ada back pressure, maka aliran akan terhambat.
3) Sirkuit hydraulic yang ada, hose, valve, fitting, filter dan orifice
akan menyebabkan gesekan dan fluida sulit untuk mengalir.
Catatan: gesekan aliran akan semakin besar jika:
a) Bertambah panjangnya pipa atau hose
b) Kecepatan oli
48
c) Berkurang dengan besarnya diameter saluran.
d) Berkurang karena temperatur oli
e) Tekanan dan Gaya
Apabila suatu zat cair mendapat tekanan maka zat cair itu akan
selalu mengalir melalui jalan yang termudah. Karena sifat zat cair
tersebut diatas adalah merupakan suatu kelemahan karena akan
dapat merusak sistem, misalnya kebocoran pada fitting-fitting
yang kendor dan kebocoran pada seal-seal yang rusak.
2. Hal-hal apa saja yang dapat terjadi apabila pompa hidrolik mengalami
kebocoran ?
a. Pompa menjadi berisik :
1) Udara bocor yang masuk dalam sistem, karna permukaan oli dalam
tangki hidrolik masih pada garis batas sehingga pipa intake masih di
bawah permukaan oli, jadi tidak menyedot udara secara baik, pada
setiap sambungan yang memungkinkan adanya kebocoran seperti seal
poros pompa, sambungan pipa atau tubing (konektor).
2) Terjadi (cavitation) rongga dalam pipa/saluran hidrolik, karna saluran
intake tersumbat, ada bagian yang sobek (berlubang), saringan
tersumbat dan pipanya bocor, oli terlampau kental dan sebagainya dan
kemungkinan tersebut dengan membersihkan bagian yang tersumbat,
mengganti yang sobek, mengganti oli yang terlalu kental dan
sebagainya.
49
3) Sudu atau kipas dari pompa ada yang macet atau pada katup,
kemungkian saluran intake tersumbat, ada bagian yang sobek
(berlubang), saringan tersumbat dan pipanya bocor, oli terlampau
kental dan sebagainya.
b. Pompa tidak berkerja dengan baik
1) Saluran hisap tersumbat, kemungkinan tersebut dengan membersihkan
bagian yang tersumbat, mengganti yang sobek, mengganti oli yang
terlalu kental dan sebagainya.
2) Putaran poros pompa terlalu rendah, Putaran pompa hidrolik telah
ditentukan sejak perencanaan. Bila putaran terlalu rendah kemungkinan pompa
tidak memompa. Untuk itu periksa berapa putaran pompa yang
direkomendasikan.
3) Kerusakan mekanik seperti lepas kopling, dan poros patah, karna ada
bagian yang rusak tersebut dan ingat penggantinya harus sesuai
dengan spesifikasi yang diganti.
c. Mesin bekerja secara tidak teratur
1) Viskositas oli yang terlalu tinggi, karena oli yang kekentalannya
sesuai dengan yang direkomendasikan dan apabila bekerja pada suhu
yang relatif tinggi gunakan oli dengan indeks viskositas yang tinggi.
2) Penyetelan/perakitan bagian-bagian pompa tidak sempurna, kurang
kencang, kurang lurus, kurang sejajar, karena pada bagian-bagian
pompa kendor, tidak sejajar, missalignment, menyebabkan gesekan
yang besar dan menimbulkan panas.
50
3) Katu-katup mengalami kebengkokan, karena pada bagian yang
dicurigai mendapat kelainan mekanik seperti misalignment pada
poros, keausan bearing dan sebagainya, carilah tanda-tanda oli yang
kotor, oli mengandung vernish, endapan. Untuk bagian yang aus perlu
diganti, yang bengkok diluruskan bila mungkin, Tapi pemakaian oli
yang salah dapat mengakibatkan kerusakan mekanik.
4) Mesin sangat lamban pada waktu start pertma, karena ini biasanya
disebabkan oli yang terlalu kental, oleh karena itu warming up mesin
beberapa waktu.
d. Tekaan dalam sistem rendah
1) Relief valve disetel terlalu rendah, untuk memeriksa penyetelan relief
valve, bloklah saluran buangnya dan periksalah tekanan pada saluran
dengan pressure gauge, setel relief untuk tekanan yang dikehendaki.
2) Relief valve terbuka (terganjal), karena katup yang terganjal ini
menandakan bahwa oli yang digunakan kotor, maka bersihkanlah
dengan menyaring lagi oli tersebut. Kebocoran pada sistem,
Periksalah seluruh sistem. Kebocoran yang besar pada bagian yang
terbuka mudah untuk dideteksi, tetapi kebocoran juga sering terjadi
pada pipa yang tersembunyi. Untuk mendeteksi kebocoran tadi
caranya, pasang pressure gauge pada saluran, tekan dekat pompa,
kemudian bloklah sirkuit dengan cepat. Bila pressure gauge
menunjukkan penurunan tekanan berarti ada kebocoran di antara titik
pengecekan sebelumnya dan titik pressure gauge ini.
51
3) Rusak aus atau macet pada komponen pompa, untuk memeriksanya,
pasang pressure gauge dan bloklah sistem pada seberang (dekat) relief
valve. Bila tekanan tidak meningkat sedangkan relief valve adalah
sehat berarti pompa tidak memompa atau dikatakan ada kelainan atau
kerusakan mekanik dalam pompa, Gantilah bagian yang rusak atau
aus itu dengan komponen yang sesuai.
4) Salah penyetelan katup sehingga terjadi hubungan singkat oli yang
langsung kembali ke tangki, karena bagian-bagian yang aus tersebut
dengan komponen baru yang sesuai. Sampai disini anda telah
menyelesaikan bahasan tentang perbaikan komponen hidrolik,
selanjutnya selesaikanlah tugas-tugas pada lembar tugas anda.
3. Upaya apa yang harus dilakukan untuk menjaga optimalnya kinerja
pada sistem hidrolik di kapal MT. Pelita Energi ?
a. Perawatan sistem hidrolik
Perawatan pada sistem hidrolik sangatlah penting, sebab hal ini akan
sangat menentukan umur operasionil setiap komponen, akan tetapi pada
pemeliharaan sistem hidrolik ini biasanya terletak pada oli, valve-valve
pengaman piston motor dan sebagainya. Pada pemeliharaan oli sangat
tergantung pada kondisi olinya, penggantian oli diusahakan setelah jam
pemakaian tertentu dan jangan sampai menunggu beberapa bulan, sebab
dalam hal ini setiap kali sistem oli dipakai sudah barang tentu olinya akan
menjadi kotor (terkontaminasi), baik oleh partikel-partikel dari luar
52
(debu, kotoran, serpihan karet, dll), maupun kotoran dari dalam (karena
gesekan), untuk itu oli harus disimpan pada Resevoir yang tertutup dan
tempat yang bersih, jika kita ingin membersihkan dan mengisi oli
kembali kedalam reservoir sebaiknya digunakan corong yang bersih serta
saringan yang halus. Hal ini untuk mencegah agar partikel-partikel zat
penambah dan endapan lumpur tidak ikut masuk kedalam reservoir
tersebut.
1) Perawatan pada komponen hidrolik :
a). Pompa
Pompa hidrolik berfungsi seperti jantung dalam tubuh manusia
sebagai pompa darah. Pompa hidrolik merupakan komponen dari
sistem hidrolik yang membuat oli mengalir atau pompa hidrolik
sebagai sumber tenaga yang mengubah tenaga mekanis menjadi
hidrolik. Dalam pompa terdapat dua klasifikasi sebagai berikut :
i. Positive displacement pump yaitu memiliki lubang masuk dan
keluar yang disekat di dalam pompa. Sehingga pompa jenis
ini dapat bekerja dengan tekanan yang sangat tinggi dan harus
dipoteksi terhadap teknanan yang berlebihan dengan
menggunakan pressure relief valve. Jika tekanan yang
diberikan terhadap positive displacement pump itu rendah
maka akan sulit untuk berkerja dengan maksimal.
53
ii. Non positive relief pump yaitu mempunyai penyekat antara
lubang masuk dan lubang keluar, sehingga cairan dapat
mengalir di dalam pompa apabila ada tekanan.
iii. Variable displacement pump yaitu mempunyai ruang pompa
dengan volume bervariasi, out putnya dapat diubah dengan
cara merubah displacement.
iv. Fixed displacement pump yaitu mempunyai sebuah ruang
pompa dengan volume tetap out put-nya hanya bias di ubah
dengan cara mengubah kecepatan kerja.
b). Tangki hidrolik
b. Tangki hidrolik sebagai tempat oli untuk digunakan pada sistem
hidrolik. Oli panas yang di kembalikan dari sistem didinginkan
dengan cara menyebarakan panasnya. Dan menggunakan oil cooler
sebagai pendingin oli, kemudian kembali kedalam tamgki. Gelembung
udara dari oli mengisi ruangan diatas permukaan oli. Untuk
mempertahankan kondisi oli selama mesin operasi, dilengkapi dengan
saringan yang bertujuan agar kotoran tidak kembali ke tangki. Tangki
hidrolik di klasifikasikan sebagai vented type reservoir atau pressure
reservoir, dengan adanya tekanan di dalam tangki, masuknya debu dari
udara akan berkurang dan oli akan didesak masuk kedalam pompa.
Untuk menstabilkan tekanan kerja agar tetap apabila elektro motor
berhenti, harus di pasang akumulator. Tanpa akumulator sistem
54
hidrolik tersebut, tekanan kerja juga stabil dan konstan karena pompa
hidrolik tetap kerja.
c). Pressure control valve
Tekanan hidrolik dikontrol melalui penggunaan valve yang
membuka dan menutup pada waktu yang berbeda berdasarkan
aliran dari fluida by pass dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih
rendah, Pressure control valve tipe pilot yaitu bekerja secara
otomatis oleh tekanan hidrolik. Pilot oil ditahan oleh spring yang
biasanya di adjust. Semakin besar tegangan spring, maka semakin
besar pula tekanan fluida yang dibutuhkan untuk menggerakkan
valve.
d). Directional control valve
Aliran fluida hidrolik dapat di control dengan menggunakan valve
yang hanya memberikan satu arah aliran. Valve ini sering
dinamakan dengan check valve. Valve ini terdiri dari bagian yang
menjadi satu block atau terpisah. Saluran pilot pressure ini akan
menyambung atau memutuskan valve, tergantung dari jenis valve
ini termasuk normally close atau normally open.
Spring berfungsi untuk mengkordinasikan valve dalam posisi
normal. Jika tekanan sudah pada di isi flow slide valve, saluran pilot
akan menekan dan valve akan terbuka. Ketika pressure sudah turun
55
kembali maka spring akan mengembalikan ke posisi semula dibantu
pilot line pada sisi satunya sehingga aliran akan terputus.
e). Flow control mechanic
Ada kalanya sistem hidrolik membutuhkan penurunan laju aliran
atau menurunkan tekanan oli pada beberapa titik dalam sistem. Hal
ini bisa dilakukan dengan memasang restrictor.
f). Flow control valve
Fungsi katup pengontrol aliran adalah untuk mengontrol arah dari
gerakan silinder hidrolik dengan merubah arah aliran oli atau
memutuskan aliran oli. Yang bertujuan untuk mencegah teknan
yang berlebihan terhadap katup pengontrol tersebut. Flow control
valve dua posisi biasanya digunakan untuk mengatur aliran ke
actuator akan seimbang (balance).
g). Pressure relief valve
c. Pressure relief valve membatasi tekanan maksimum dalam sirkuit
hidrolik, dengan membatasi tekanan maksimum dalam sirkuit hidrolik,
dengan membtasi tekanan maksimum pada komponen dalam sirkuit
dari tekanan maksimum pada komponen dalam sirkuit dari tekanan
maksimum pada komponen dalam sirkuit dan luar sirkuit dari
teknanan yang berlebihan dan kerusakan komponen. Tekanan hidrolik
menggunakan pompa di dalam tangki hidrolik yang di gerakkan oleh
sebuah motor yang terpasang vertical di atas tangki hidrolik.
56
Saat pressure relief valve terbuka, oli bertekanan tinggi di
kembalikan ke reservoir pada tekanan rendah. Pressure relief valve
biasanya terletak di dalam directional control valve.
b. Perbaikan/overhaul pada pompa hidrolik.
Pada bagian ini anda akan mempelajari sistematika
mengoverhaul sistemhidrolik, sehingga anda akan mampu nantinya
melaksanakan overhaul sistem hidrolik di kapal. Apakah ada perbedaan
antara perbaikan dan overhaul sistem hidrolik? Tentu saja ada.
Perbedaannya ialah bahwa overhaul itu merupakan perbaikan secara
menyeluruh dari kerusakan mesin / peralatan yang disebabkan oleh
keausan atau karena umur pemakaian sudah mencapai jumlah jam kerja
yang ditetapkan. Misal 4000 jam kerja untuk sistem hidrolik pada
steering gear. Jadi untuk overhaul ini tidak harus ada diagnose karena
memang sudah diprediksi/diketahui rusak total. Sistematika pelaksanaan
overhaul hampir sama dengan sistematika perbaikan.
Untuk overhaul ini perlu adanya perencanaan yang matang agar lancar
pelaksanaannya, tidak boros pembiayaan dan masih menguntungkan.
Apa sajakah yang harus direncanakan sebelum pelaksanaan overhaul
itu?
Hal-hal berikut inilah antara lain yang perlu direncanakan:
Perhitungan overhaul dan pembiayaan (budgeting), meliputi:
57
1) Perhitungan jenis pekerjaan yang harus dilaksanakan dalam
overhaul, misalnya pekerjaan bongkar pasang, pengangkatan
(dengan alat berat), pekerjaan pemesinan, pekerjaan elektroplating
dan sebagainya. Hal ini perlu diperhitungkan karena akan
menyangkut dengan biaya.
2) Perhitungan waktu pengerjaan. Berapa lama mesin/alat akan
dioverhaul sangat menentukan proses produksi karena semakin lama
mesin / alat tidak beroperasi semakin banyak kerugian.
3) Perhitungan tenaga kerja meliputi tenaga ahli sampai tenaga biasa
direncanakan baik tempat kerjanya, lama bekerja dan upah kerjanya.
4) Perhitungan biaya meliputi biaya tenaga kerja, biaya alat, biaya bahan
maupun biaya perbaikan komponen atau penggantian komponen.
Mengenai perbaikan atau penggantian komponen perlu dipertimbangkan
yang mana lebih murah dan lebih baik. Silinder hidrolik merubah tenaga
zat cair menjadi tenaga mekanik. Fluida yang tertekan, menekan isi
piston silinder untuk menggerakkan beberapa pergerakan mekanis.
Single acting adalah silinder yang hanya mempunyai satu porf, sehingga
fluida bertekanan hanya masuk melalaui satu saluran, dan menekan ke
satu arah. Silinder ini untuk gerakan membalik dengan cara membuka
valve atau karena gaya gravitasi atau juga kurang spring. Double acting
silinder mempunyai port pada tiap bagian segingga fluida bertekanan
bias masuk melalaui kedua bagian sehingga bisa dua gerakan piston.
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah diperoleh
pada hasil analisa sistem kontrol steering gear dengan satu rudder di kapal
MT. Pelita Energi maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penyebab tidak optimalnya kinerja oli hidrolik steering gear yaitu
memiliki dua faktor yang dapat menyebabkan kebocoran pada pompa
hidrolik steering gear yaitu : kerusakan pada oli hidrolik yang
terkontaminasi dengan kotoran yang menyebaban pompa akan tersumbat
dan mengalami kerusakan pada pada pompa hidrolik. Yang kedua tekanan
dan gaya yang mengakibatkan tekanan pada pompa menjadi berkurang
dan kinerja dari pompa kurang optimal dalam hal ini apabila tekanan
kurang sangat berpengaruh terhadap kinerja dari pompa hidrolik.
2. Kebocoran pada pompa hidrolik yang akan mengakibatkan atau dampak
apabila pompa hidrolik kurang optimal yaitu : pompa akan menjadi brisik,
pompa tidak berkerja dengan baik, mesin berkerja tidak teratur, tekanan
pada sistem menjadi renadah damak tersebut akan menyeabkan kerusakan
pada pompa hidrolik.
3. Upaya untuk mengatasi masalah kebocoran pompa hidrolik yang berasal
dari Steering Gear yaitu perawatan pada Steering Gear harus dilakukan
secara berencana dan berkala bardasarkan dari buku pedoman
pengoprasian dari pesawat tersebut, juga melakukan pembongkaran mesin
59
pada sistem yang mengalami masalah atau menagalami kerusakan dengan
berpacu terhadap manual book, selain itu juga diperlukan personel yang
mempunyai motivasi yang tinggi dan terampil.
B. Saran
Berdasarkan pengalaman dan masalah diatas maka penulis dapat memberikan
saran yaitu:
1. Pada operator atau masinis meningkatkan kemampuan dan pengetahuan,
terutama tentang Steering Gear dengan membaca buku panduan serta
buku-buku penunjang lainnya misalkan tentang listrik dan lainnya. Di
buku panduan telah di cantumkan tentang teori, struktur dan cara
menangani apabila terjadi gangguan dalam pengoprasian dan juga
merencanakan perawatannya.
2. Hendaknya melakukan sistem perawatan yang berkesinambungan sesuai
dengan jam kerja dari masing-masing komponen.
3. Hendaknya mekakukan overhaul, karena overhaul itu merupakan
perbaikan secara menyeluruh dari kerusakan mesin / peralatan yang
disebabkan oleh keausan atau karena umur pemakaian sudah mencapai
jumlah jam kerja yang ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Nugraha, I putu arsa adi. Analisa kebocoran pompa hidrolik steering gear
dengan 1 rudder (studi kasus pt meratus line - mv multi sarana) (2013).
(Online).
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-27553-6408030027. Diakses pada
tanggal 10 April 2015.
Marblemist. Kelebihan dan kekurangan sistem steering gear hidrolik (2012).
(Online).http://glamorous-hani.blogspot.com/2012/05/kelebihan-dan-
kekurangan-sistem.html. Diakses pada tanggal 17 April 2015.
Trihartanto wibowo. Analisa sistem kemudi pada kapal patrol (2013).
http://dewey.petra.ac.id/catalog/ft_detail.php?knokat=23218
Diakses pada tanggal 15 April 2015.
Prof. Dr.Sugiyono, (2009), Metode Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Dave Macdonald, (2004), FISHBONE
Nugraha, I Putu Arsa adi Tahun 2013, Steering gear Sistem kontrol
ScansteeringSSE200M
Bpk. Trihartanto Wibowo 2013, STEERING GEAR
Tim Penyusun, Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, (2009), Pedoman Penyusunan
Skripsi Diploma IV. Semarang.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Gambar.1 : 1 set steering gear dari samping
Gambar 2 : steering gear rudder stock
Gambar 3 : steering gear dari depan
Gambar 4 : sistem gerak hidrolik steering gear
Gambar 5 : gambar steering gear tampak dari atas
Gambar 6 : pompa hidrolik steering gear
Gambar 7 : hidrolik steering gear
Gambar 8 : pressure pompa hidrolik
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Irwan Dwi Saputra
Tempat/tgl lahir : Bangkalan, 25 Juni 1993
NIT : 49124575. T
Alamat Asal : Jl. Letnan Singosastro Gg.02/No. 41c
Kelurahan Kraton-Kecamatan Bangkalan
Agama : Islam
Pekerjaan : Taruna PIP Semarang
Status : Belum Kawin
Hobi : Renang dan Basket
Orang Tua
Nama Ayah : Hendra Gunawan
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama Ibu : Sri Prasetya Ningsih
Pekerjaan : PMS
Alamat Asal : Jl. Letnan Singosastro Gg.02/No. 41c
Kelurahan Kraton-Kecamatan Bangkalan
Riwayat pendidikan
1. SD Kemayoran 03 Bangkalan Lulus Tahun 2006
2. SMP Negeri 02 Bangkalan Lulus Tahun 2009
3. SMA PGRI 02 Bangkalan Lulus Tahun 2012
4. Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang 2012 – Sekarang
Pengalaman Prala (Praktek Laut)
Kapal : MT. Pelita Energi
Perusahaan : PT. Burung Laut
ANALISA KEBOCORAN POMPA HIDROLIK STEERING GEAR
DENGAN SATU RUDDER DI KAPAL MT.PELITA ENERGI METODE
FISHBONE
PROSEDING
Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
Sebutan Sarjana Sains Terapan Pelayaran
Disusun Oleh :
IRWAN DWI SAPUTRA
NIT. 49124575. T
PROGRAM STUDI TEKNIKA DIPLOMA IV
POLITEKNIK ILMU PELAYARAN SEMARANG
2016
1 Prosiding Seminar Bidang Teknika Pelayaran, Volume 6 – 2017
Kebocoran pada pompa hidrolik steering gear
dengan satu rudder di kapal MT.Pelita Energi
Sarifuddina, Mantoro, B
b, Amrullah, R.A
c, Saputra, I.D
d
aDosen Program Studi Teknika Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang,
bDosen Program Studi Nautika Poiteknik Ilmu Pelayaran Semarang,
c Taruna (NIT. 49124575.T) Jurusan Teknika Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang
Abstraksi - Steering Gear merupakan salah satu sistem
permesinan bantu yang digunakan untuk sistem kemudi kapal untuk menjaga pengoperasian kapal tetap berjalan lancar ketika kapal berlayar. Latar belakang penulisan skripsi ini adalah ketidakoptimalan kinerja pompa hidrolik pada
steering gear, sehingga mengalami kebocoran pada pompa hidrolik. Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode Fishbone untuk mengidentifikasi permasalahan tidak maksimalnya Steering gear. Hasil penelitian didapat resiko
yang ditimbulkan dari kurangnya perawatan sistem Steering gear adalah permukaan oli dalam tangki hidrolik masih pada garis batas sehingga pipa intake masih di bawah permukaan oli, jadi tidak menyedot udara secara baik, pada setiap
sambungan yang memungkinkan adanya kebocoran seperti seal poros pompa, sambungan pipa atau tubing (konektor). Kesimpulan dari penelitian ini adalah resiko yang ditimbulkan dari kurangnya perawatan pada Steering gear yaitu terjadinya gangguan fatal yang menyebabkan pompa hidrolik bocor.
Metode perawatan steering gear harus dilakukan dengan baik dan teratur sesuai dengan jadwal yang telah diprogramkan agar kerusakan pada steering gear dapat dihindari.
Kata kunci :Steering gear, metode fishbone, tidak optimal
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Dalam memenuhi kebutuhan armada pelayaran maka kapal harus dalam kondisi baik. Terutama dalam perawatan secara berkala terhadap steering gear, adapun penjelasan tentang steering gear adalah suatu sistem yang mengubah suatu arah pergerakan kapal. Sistem kemudi kapal / plat yang terletak di belakang kapal dan menggunakan sistem hidrolik untuk menggerakkan daun kemudi kekanan dan kekiri, penelitian ini menjelaskan tentang analisa sistem kontrol steering gear hidrolik 1 rudder. Hidrolik adalah teknologi yang memanfaatkan zat cair, biasanya oli, untuk melakukan gerakan segaris atau putaran, sistem ini berkerja berdasarkan prinsip jika suatu zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala arah dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya.
Dalam kondisi operasional sering terjadi sistem kontrol steering gear kapal mengalami problem. Hal tersebut, dapat menimbulkan sesuatu yang sangat
bermasalah, apabila tidak dilakukan penanganan yang sesuai dengan jenis problem yang terjadi. Oleh karena itu, diangkatlah sebuah sea project berupa studi kasus yang berjudul Analisa Kebocoran Pompa Hidrolik Steering Gear Dengan 1 Rudder. Adapun yang di maksud analisa tersebut merupakan proses troubleshooting yang berupa pengambilan data mekanisme pada peralatan kebocoran pompa hidrolik steering gear pada kapal.
Dengan mencermati latar belakang dan judul skripsi yang peneliti ambil maka peneliti dapat merusmuskan beberapa permasalahan sebagai berikut ; 1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kebocoran
pada pompa hidrolik steering gear ? 2. Dampak yang dapat terjadi apabila pompa hidrolik
mengalami kebocoran?
3. Upaya apa yang harus dilakukan untuk menjaga optimalnya kinerja pada sistem hidrolik di kapal MT. Pelita Energi ?
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Pengertian dari steering gear
Steering gear adalah suatu mesin/pesawat yang
menggunakan sistem hidrolik untuk menggerakkan
daun kemudi kapal. Sifat dari sistem hidrolik yang tidak berisik (silent operation), gerakan mulus, mampu
berkerja pada berbagai cuaca Sangat cocok untuk di
gerakkan pada steering gear kapal. Mesin hidrolik
tangan (manual), digunakan pada non propeller barges (tongkang tidak bermesin ), dan juga dipakai pada
kapal-kapal bertonase rendah serta di pakai untuk
stand-by bagi mesin hidrolik yang bertenaga mesin.
2. Fungsi dari steering gear Fungsi dari sterring gear adalah untuk mengubah
arah penggerak suatu kapal. Sistem kemudi kapal
berupa daun atau plat yang terletak di belakang kapal
dan menggunakan sistem hidrolik untuk menggerakkan daun kemudi ke kanan dan ke kiri,
penelitian ini menjelaskan tentang kerja sistem
hidrolik steering gear pada kemudi kapal. Sistem
hidrolik ini mempunyai banyak keunggulan dibandingkan jika menggunakan sistem mekanikal.
Adapun keuntungannya adalah dapat menyalurkan
torsi dan gaya yang besar, pencegahan over load tidak
sulit, kontrol gaya pengoperasian mudah dan cepat, pergantian kecepatan lebih mudah dan cepat, getaran
yang di timbulkan relative lebih kecil dan daya tahan
lebih lama.
Namun sitem hidrolik ini juga mempunyai beberapa kekurangan yaitu peka terhadap kebocoran dan peka terhadap perubahan suhu. Adapun kontruksi dari steering gear hidrolik adalah : a. Wheel pump b. Shut of valve c. Non return valve d. Solenoid valve e. Pompa hidrolik f. Silinder g. Tiller h. Base plate i. By pass valve j. Fleksibel plate k. Sistem hidrolik Sedangkan pada sistem hidrolik sendiri adalah : a. Oil reservoir b. Return filter c. Solenoid valve d. Oil lock
e. Relief valve
f. Shut of valve
g. Distributor
h. Throttle valve
i. Shock valve
2 Prosiding Seminar Bidang Teknika Pelayaran, Volume 6 – 2017
3. Perawatan dan test terhadap steering gear Menurut Anthony F. Molland (2007 : 461) dalam
buku the maritime engineering reference book a guile to ship design, construction and operation. Steering gear testing dilakukan sebelum keberangkatan kapal dari pelabuhan setiap perangkat kemudi harus diuji untuk memastikan operasi sangat memuasakan. Tes ini harus mencangkup : a. Operasi dari perangkat kemudi pertama b. Operasi dari steering gear tambahan atau
penggunaan pompa kedua yang bertindak sebagai pembantu.
c. Pengoperasian remote control (telemotor) sistem atau sistem dari posisi jembatan kemudi utama.
d. Pengoperasian perangkat kemudi menggunakan power supply darurat untuk memastikan kesiapan fungsi kemudi dalam keadaan emergency.
e. Indicator sudut kemudi membaca sehubungan dengan sudut kemudi yang sebenarnya harus di periksa.
f. Alarm di pasang ke sistem remot kontrol dan unit tenaga perangkat kemudi harus diperiksa untuk operasi yang benar. Selama test ini, kemudi harus dipindahkan
melalui perjalanan penuh di kedua arah dan berbagai item peralatan, keterkaitan, dll. Secara langsung diperiksa untuk kerusakan atau keausannya.
4. Komponen sistem hidrolik steering gear Menurut D. A. Taylor,MSc, BSc, CENG,
FIMarE, FRINA (2007 : 210-2*23) dalam buku introduction di marine engineering steering menyediakan pergerakan dari daun kemudi (rudder) yang dikirim melalui signal dari anjungan (bridge). Dalam hal ini akan di jelaskan mengenai komponen yang berkaitan dengan sistem hidrolik yaitu :
a. Pompa Pompa hidrolik berfungsi seperti jantung
dalam tubuh manusia sebagai pompa darah.
b. Tangki hidrolik
Tangki hidrolik sebagai tempat oli untuk digunakan pada sistem hidrolik. Oli panas yang
di kembalikan dari sistem didinginkan dengan
cara menyebarakan panasnya. Dan menggunakan
oil cooler sebagai pendingin oli, kemudian
kembali kedalam tamgki. Gelembung udara dari
oli mengisi ruangan diatas permukaan oli. Untuk
mempertahankan kondisi oli selama mesin operasi, dilengkapi dengan saringan yang
bertujuan agar kotoran tidak kembali ke tangki.
c. Pressure control valve
Tekanan hidrolik dikontrol melalui penggunaan valve yang membuka dan menutup
pada waktu yang berbeda berdasarkan aliran dari
fluida by pass dari tekanan tinggi ke tekanan
yang lebih rendah, Pressure control valve tipe pilot yaitu bekerja secara otomatis oleh tekanan
hidrolik. Pilot oil ditahan oleh spring yang
biasanya di adjust.
d. Directional control valve Aliran fluida hidrolik dapat di control
dengan menggunakan valve yang hanya
memberikan satu arah aliran. Valve ini sering
dinamakan dengan check valve. Valve ini terdiri dari bagian yang menjadi satu block atau terpisah.
Saluran pilot pressure ini akan menyambung atau
memutuskan valve, tergantung dari jenis valve ini
termasuk normally close atau normally open. e. Spring
Spring berfungsi untuk mengkordinasikan
valve dalam posisi normal.
f. Simbol pengkordinasi zat cair
Pengkordinasian oli bisa dilakukan dengan
berbagai cara, biasanya berupa filter, pemanas dan pendingin.
Ada 2 jenis saringan yang di pakai yaitu :
1) Strainer
Terbuat dari saringan kawat yang berukuran halus. Saringan ini hanya
memisahkan partikel-partikel kasar yang ada
di dalam oli. Saringan ini biasanya di pasang
didalam reservoir tank pada saluran masuk
ke pompa.
2) Filter
Terbuat dari saringan kawat khusus.
Saringan ini memisahkan partikel-partikel halus yang ada pada oli. Saringan ini
biasanya terdapat pada saluran balik ke
reservoir tank.
g. Silinder hidrolik Silinder hidrolik merubah tenaga zat cair
menjadi tenaga mekanik. Fluida yang tertekan,
menekan isi piston silinder untuk menggerakkan
beberapa pergerakan mekanis. Single acting adalah silinder yang hanya mempunyai satu porf,
sehingga fluida bertekanan hanya masuk melalaui
satu saluran, dan menekan ke satu arah. Silinder
ini untuk gerakan membalik dengan cara membuka valve atau karena gaya gravitasi atau
juga kurang spring. Double acting silinder
mempunyai port pada tiap bagian segingga fluida
bertekanan bisa masuk melalaui kedua bagian sehingga bisa melakukan dua gerakan piston.
h. Akumulator
Akumulator berfungsi sebagai peredam
kejut dalam sistem. Biasanya akumulator terpasang terpasang pararel dengan pompa dan
komponen lainnya. Akumulator menyediakan
sedikit aliran dalam kondisi darurat pada sistem
sreering. Menjaga tekanan konstan dengan kata lain sebagai pressure damper, umumnya pada
sistem hidrolik modern digunakan akumulator
dengan tipe gas.
i. Flow control mechanic Ada kalanya sistem hidrolik membutuhkan
penurunan laju aliran atau menurunkan tekanan
oli pada beberapa titik dalam sistem. Hal ini bisa
dilakukan dengan memasang restrictor. j. Flow control valve
Fungsi katup pengontrol aliran adalah untuk
mengontrol arah dari gerakan silinder hidrolik
dengan merubah arah aliran oli atau memutuskan aliran oli.
k. Pressure relief valve
Pressure relief valve membatasi tekanan
maksimum dalam sirkuit hidrolik, dengan membatasi tekanan maksimum dalam sirkuit
hidrolik, dengan membtasi tekanan maksimum
pada komponen dalam sirkuit dari tekanan maksimum pada komponen dalam sirkuit dari
tekanan maksimum pada komponen dalam sirkuit
dan luar sirkuit dari teknanan yang berlebihan
dan kerusakan komponen. Saat pressure relief valve terbuka, oli bertekanan tinggi di
kembalikan ke reservoir pada tekanan rendah.
Pressure relief valve biasanya terletak di dalam
directional control valve. 5. Prinsip kerja control Hidrolik
3 Prosiding Seminar Bidang Teknika Pelayaran, Volume 6 – 2017
Dalam prinsip kerja sistem control hidrolik
terdapat cara kerja sistem control hidrolik yaitu
sebagai berikut : a. Tekanan hidrolik menggunakan pompa di dalam
tangki hidrolik yang di gerakkan oleh sebuah
motor yang terpasang vertical di atas tangki
hidrolik b. Minyak hidrolik yang berada pada pressure
control valve dapat diatur secara manual oleh
sebuah hand control valve, berfungsi mengtur
dengan tangan terhadap posisi hidrolik silinder
maju dan mundur, apabila sistem otomatis maju
mundur tidak bisa bekerja lagi atau rusak.
c. Minyak hidrolik dapat di sirkulasikan secara
otomatis dan teratur oleh pompa hidrolik ke dalam tangki hidrolik, didinginkan melalui
sebuah oil cooler kemudian disaring oleh filter.
Minyak hidrolik harus tetap bersih dan tidak
berkurang. d. Minyak hidrolik didorong oleh radial piston
pump melalui sebuah check valve yang befungsi
agar minyak hidrolik tidak kembali ke pompa
pengisap menuju ke pressure control valve. e. Tekanan minyak dalam pressure control valve di
gabung dengan sebuah solenoid unloading valve
yang di pasang diatas manifold block mendapat
perintah dari relay control untuk membuka katupnya pada saat beban screw press turun,
sehingga sumbu silinder dapat maju mundur
sesuai dengan beban yang di set pada relay
control yang dapat mendeteksi ampere screw press melalui control yang terpasang di dalam
kotak stater, sehingga bisa diketahui nilai
tekanannya.
f. Silinder hidrolik mempunyai dua jalur sambungan, satu di depan dan satu di belakang.
Tekanan minyak yang masuk ke jalur depan,
sumbu hidroliknya maju.
g. Untuk menstabilkan tekanan kerja agar tetap apabila elektro motor berhenti, harus di pasang
akumulator. Tanpa akumulator sistem hidrolik
tersebut, tekanan kerja juga stabil dan konstan
karena pompa hidrolik tetap kerja. h. Untuk menambah atau berkurang tekanan
hidrolik dapat di buka dengan cara memutar baut
yang terdapat di pressure control valve secara
perlahan-lahan hingga mencapai 45 bar. Untuk
mengetahui besarnya tekanan minyak dapat
melihat petunjuknya pada pressure gauge.
Pressure control valve dan solenoid unloading
valve berfungsi untuk mengatur arus tekanan ke
hidrolik silinder, dan shut off valve berfungsi
untuk mengatur arus tekanan ke hidrolik silinder,
dan shut off valve yang berfungsi untuk menutup
tekanan hidrolik pressure geuge.
i. Pengoperasian sistem control hidrolik diatas, jika
menghendaki elektro motor hidrolik dapat
berhenti pada tekanan kerja tertentu dan berjalan
kembali apabila tekanan kerja berkurang, maka
untuk itu harus di pasang pressure switch.
j. Dengan menggunakan pressure switch
akumulator dalam sistem control hidrolik ini
supaya elektrik motor dan pompa hidrolik dapat
berhenti sejenak karena sangatlah tidak efisien
apabila biaya perawatannya mahal dan tidak
memperoleh hasil yang setimpal dengan yang
diharapkan.
k. Ketinggian level dan suhu minyak hidrolik di
dalam tangki dapat di lihat pada fluid level gauge.
6. Jenis-jenis steering gear di kapal a. Mesin kemudi kapal uap ( CHAIN and ROD
steering gear )
b. Mesin kemudi hidrolik
c. Mesin kemudi elektro hidrolik d. Mesin kemudi elektrik
7. Metode fishbone analysis
Fishbone diagram (diagram tulang ikan —
karena bentuknya seperti tulang ikan) sering juga
disebut Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa
Diagram diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa,
seorang ahli pengendalian kualitas dari Jepang,
sebagai satu dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic
quality tools). Fishbone diagram digunakan ketika
kita ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab
masalah dan terutama ketika sebuah team cenderung
jatuh berpikir pada rutinitas (Tague, 2005, p. 247).
Suatu tindakan dan langkah improvement akan
lebih mudah dilakukan jika masalah dan akar
penyebab masalah sudah ditemukan.
Manfaat fishbone diagram ini dapat menolong kita
untuk menemukan akar penyebab masalah secara user
friendly, tools yang user friendly disukai orang-
orang di industri manufaktur di mana proses di sana
terkenal memiliki banyak ragam variabel yang
berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan
(Purba, 2008, para. 1–6). Fishbone diagram akan
mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu
efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut
melalui sesibrainstorming. Masalah akan dipecah
menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup
manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, dan
sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab
yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming.
Langkah-langkah metode fishbone
1. Langkah 1 : Menyepakati pernyataan masalah
2. Langkah 2 : Mengidentifikasi kategori-kategori
3. Langkah 3: Menemukan sebab potensial dengan
cara branstorming
4. Langkah 4: Mengkaji dan menyepakati sebab yang
paling mungkin
Gb. Diagram fishbone
B. Kerangka pikir Meninjau dari teori yang telah diuraikan di atas, dapat
di ketahui bahwa peranan penting sistem control hidrolik
terhadap kinerja steering gear. Steering gear berfungsi
untuk mengubah arah pergerakan suatu kapal yang di hubungkan dengan sistem kontrol hidrolik sehingga dapat
4 Prosiding Seminar Bidang Teknika Pelayaran, Volume 6 – 2017
menggerakkan daun kemudi pada kapal. Pada penelitian
ini peneliti akan membahas tentang sistem kontrol steering
gear hidrolik dengan menggunakan 1 rudder. Bagan alir dari kerangka pikir penelitian Di bawah ini
dapat dilihat:
Gb. Kerangka pikir ―Analisa Sewage Trethment Plant”
III. METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Waktu penelitian tentang sistem control steering gear dengan 1 rudder dilaksanakan pada saat Penulis
melaksanakan praktek laut di atas kapal MT. Pelita Energi
milik PT. Burung Laut waktu penelitian ini dilaksanakan
selama 12 bulan lebih dimulai dari tanggal 12 September 2014 sampai dengan tanggal 03 Oktober 2015.
B. Sumber Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis data
dalam skripsi ini memaparkan metodologi penelitian deskriptif dengan metode Fault Three Analysis, Dari
sumber tersebut diperoleh data:
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya
yang berupa wawancara, jajak pendapat dari individua
atau kelompok (orang) maupun hasil observasi dari
suatu obyek, kejadian atau hasil pengujian (benda). 2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data yang
tidak langsung untuk pengumpulan data, misal dari orang lain atau dokumen. Data yang dimiliki adalah
suatu bentuk nyata dari suatu penelitian dan dapat
dijadikan acuan penelitian, dan data sekunder
diperoleh dari kajian-kajian pustaka yang diambil dari manual book dan buku referensi.
Data dari manual book dan referensi tersebut
dijadikan pembanding data primer dan sumber untuk
memperkuat jawaban dalam suatu pemecahan masalah. Data sekunder digunakan untuk mendukung data primer
atau melengkapi data yang sudah didapatkan secara
langsung. (Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D 2014:193).
C. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh
bahan yang relevan, akurat dan nyata. Untuk memperoleh
data tersebut dilakukan melalui berbagai cara yaitu
menggunakan pengumpulan data lebih dari satu sehingga
dapat saling melengkapi satu sama lain untuk menuju
kesempurnaan skripsi. Adapun teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam skripsi ini adalah:
1. Metode Observasi Metode observasi menurut Sutrisno Hadi dalam
Sugiyono (2009:145) merupakan proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai
proses biologis dan psikologis. Dua yang terpenting dalam proses metode observasi adalah :
1) Pengamatan cara kerja
2) Pengamatan spesifikasi sewage treatment plant
2. Studi pustaka
Definisi studi pustaka adalah mempelajari
berbagai buku referensi serta hasil penelitian
sebelumnya yang sejenis yang berguna untuk
mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti.
Seiring perkembangan zaman, buku-buku
referensi yang ada ternyata belum mencukupi untuk
membahas topik ini, oleh Karena itu penulis mengembangkan usaha pencarian teori tentang
sewage treatment plan melalui penelusuran internet
baik yang berupa electronic book, artikel dan tulisan
lain yang berkaitan dengan sewage treatment plant. Selain membaca buku-buku referensi yang
tersedia di Perpustkaan PIP Semarang, penulis juga
sudah bersusah payah mengunjungi beberapa
perpustakaan milik perguruan tinggi lain yang berkaitan dengan pesawat bantu, elektronika dan
pencemaran laut.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dapat diartikan sebagai suatu cara pengumpulan data yang diperoleh dari
dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan
yang tersimpan. Dalam skripsi dokumen yang penulis
pelajari, antara lain adalah : a. Manual book yang diterbitkan oleh pabrik yang
memproduksi sewage treatment plant.
b. Buku garansi dan catatan reparasi/servis. Buku
ini memuat sampai berpa lama jangka waktu perbaikan kerusakan dan data-data tentang suku
cadang yang sudah diganti.
IV. DISKUSI A. Gambaran Umum Objek Yang Diteliti
Pada bab ini penulis akan menjelaskan gambaran
umum terhadap materi atau obyek yang akan diteliti
menggunakan metode fish bone. Obyek yang diteliti adalah sistem kontrol steering gear yang ada di MT. Pelita
Energi yang mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
Technical Data
Type : HDT 125-367 Classification : German Lioyd
Working torque Mw : 128 kNm
Design torque Mo : 160 kNm
Rudder laying time from 35? To 30? : with one pump rudder angel : with two pump
Rudder angel : Electrical limitation
Mechanical limmination Rudder head diameter : nominal
Electric Connection
Frequency : 60 Hz
Main voltage : 440 V AC Control voltage : 220 V AC-24 V DC
Hydraulic System
Working pressure : 160 bar
Safety relief valve set pressure : 200 bar Test pressure : 300 bar
Dual chamber tank : 2 ? 751
5 Prosiding Seminar Bidang Teknika Pelayaran, Volume 6 – 2017
Steering gear adalah suatu mesin/pesawat yang
menggunakan sistem hidrolik untuk menggerakkan daun
kemudi kapal. Sistem hidrolik adalah teknologi yang memanfaatkan zat cair, biasanya oli, untuk melakukan
suatu gerakan segaris atau putaran. Sistem ini bekerja
berdasarkan prinsip jika zat cair terkena tekanan, maka
tekanan itu akan merambat ke segala arah dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya Hukum Achimides.
Fungsi dari sterring gear adalah untuk mengubah arah
suatu kapal. Sistem kemudi kapal berupa daun atau plat
yang terletak di belakang kapal dan menggunakan sistem
hidrolik untuk menggerakkan daun kemudi ke kanan dan
ke kiri, penelitian ini menjelaskan tentang kerja sistem
hidrolik steering gear pada kemudi kapal. Sistem hidrolik
ini mempunyai banyak keunggulan dibandingkan jika menggunakan sistem mekanikal.
B. Analisa hasil penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di
atas dan untuk menyusun permasalahan, maka terlebih dahulu menentukan pokok masalah yang terjadi. Untuk
selanjutnya merumuskan menjadi perumusan masalahguna
memudahkan dalam pembahasan bab-bab berikutnya.
Sedangkan perumusan masalahnya di susun berupa pertanyaan-pertanyaan, pembahasan yang memerlukan
jawaban dan solusi pemecahnya, permasalahan penelitian
ini :
1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kebocoran pada pompa hidrolik steering gear ?
2. Dampak apa yang terjadi apabila pompa hidrolik
mengalami kebocoran ?
3. Upaya apa yang harus dilakukan untuk menjaga optimalnya kinerja pada sistem hidrolik di kapal MT.
Pelita Energi ?
Tabel 4.1 Permasalahan dalam diagram fishbone
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa faktor-
faktor yang menyebabkan di MT. Pelita Energi yaitu dari
segi man ( manusia ), management, material ( bahan) dan
machine (mesin). Berikut adalah rincian permasalahan dari
keempat faktor tersebut : a. Man ( Manusia atau tenaga kerja )
1) Pengetahuan tentang steering gear kurang
Dalam pelaksanaan pengoperasian steering
gear, chief engineer masih sering melakukan
kesalahan, hal ini disebabkan karena kurangnya
komunikasi pada saat pergantian chief engineer
yang lama dengan yang baru. Sehingga
menyebabkan miss comunication.
2) Kurangnya pemahaman perawatan steering gear.
Dalam pelaksanaannya pengoperasian dan
perawatan steering gear yang seharusnya di
operasikan oleh engineer di operasikan oleh
electrictian dikarenakan kurangnya pemahaman
perawatan terhadap sistem steering gear lembam
yang mengakibatkan perawatan sistem gas
lembam kurang maksimal.
b. Method (metode atau proses)
1) Tidak adanya spare part di atas kapal.
Dalam setiap pekerjaan kerja sama yang baik selalu dibutuhkan pembuatan rencana
pekerjaan akan lebih mempermudah
menyelesaikan sebuah pekerjaan. Namun tidak
adanya spare part diatas kapal ini yang menjadi kendala. Chief engineer sudah melaporkan
kepada captain dan diteruskan kepada kantor
tentang tidak adanya spare part yang dibutuhkan
namun belum ada spare part yang dikirim. Hal
ini menyebabkan chief engineer tetap
menggunakan instalasi yang lama dan
menyebabkan kerja sistem gas lembam tidak
maksimal. c. Material (bahan)
1) Strainer dan filter pada pompa hidrolik
Strainer untuk pemasanganya inlet strainer
ini dibenamkan pada oli serta terpasang pada bagian dalam reservoir dan aliran normal dengan
melalui elemen filter. Tekanan pada bagian
dalam akan turun jika filter terhambat, tekanan
akan turun dimaksud adalah pompa penghisap dan oli akan mengalir melewati bypas valve.
Sedangkan rusaknya pompa sangat cepat jika
terhambat, sehingga diperlukan strainer
terpasang dengan bypas. Filter pada sirkuit hidrolik oil filter tersebut
memungkinkan terletak dari beberapa tempat
dan inlet filter saluran yang menuju pompa pada
pemasanganya. Sedangkan strainer akan lebih banyak untuk dipakai karena tidak sehalus filter
yang bertekanan tinggi.
2) Kerusakan pada oli hidrolik
Penggunaan oli hidrolik harus dijaga dari kerusakan, karena kerusakan oli hidrolik bisa
mengakibatkan kerja yang tidak maksimal dari
unit. berikut adalah beberapa penyebab
kerusakan oli terkontaminasi (contamination) : yaitu kerusakan yang diakibatkan pengaruh atau
kesalahan dari luar luar oli tersebut.
d. Machine (mesin)
1) Menjalankan mesin terlalu di paksakan. Beberapa pemilik peralatan atau operator
terus beroperasi mesin yang terlalu panas, hal
yang sama tidak bisa dikatakan ketika sistem
hidrolik terlalu panas. Tapi seperti mesin, cara tercepat untuk menghancurkan komponen
hidrolik, segel, selang dan minyak itu sendiri
adalah tinggi suhu operasi. Bagaimana terlalu
panas untuk sistem hidrolik,hal ini tergantung terutama pada indeks viskositas dan viskositas
(tingkat perubahan viskositas dengan temperatur)
minyak, dan jenis komponen hidrolik dalam
sistem, seiring dengan peningkatan suhu minyak, viskositasnya menurun.
C. Pembahasan
1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kebocoran pada pompa hidrolik steering gear ?
a. Kerusakan pada oli hidrolik
Beberapa penyebab kerusakan oli:
1) Kontaminasi (contamination) : yaitu kerusakan yang diakibatkan pengaruh atau
kesalahan dari luar luar oli tersebut.
2) Deteriorasi (deterioration) : yaitu kerusakan
oli yang disebabkan oleh pengaruh dari oli itu sendiri.
Tangki hydraulic sebagai wadah oli untuk
digunakan pada sistem hidrolik, oli panas yang
6 Prosiding Seminar Bidang Teknika Pelayaran, Volume 6 – 2017
dikembalikan dari sistem/actuator didinginkan
dengan cara menyebarkan panasnya, dan
menggunakan oil cooler sebagai pendingin oli, kemudian kembali ke dalam tangki gelembung-
gelembung udara dari oli mengisi ruangan diatas
permukaan oli. Untuk mempertahankan kondisi
oli baik selama mesin operasi, dilengkapi dengan saringan yang bertujuan agar kotoran jangan
masuk kembali tangki. Pengkodisian oli bisa
dilakukan dengan berbagai cara, biasanya berupa
filter, pemanas dan pendingin. Ada 2 jenis
saringan yang umum dipakai yaitu :
1) Strainer: Terbuat dari saringan kawat yang
berukuran halus. saringan ini hanya
memisahkan partikel-partikel kasar yang ada didalam oli. Saringan ini biasanya di
pasang di dalam reservoir tank pada saluran
masuk ke pompa.
2) Filter: Terbuat dari kertas khusus, saringan ini memisahkan partikel-partikel halus yang
ada di dalam oli Saringan ini biasanya
terdapat pada saluran balik ke reservoir
tank. b. Tekanan dan Gaya
Untuk menimbulkan tekanan maka fluida
harus dikompress, jumlah fluida yang
dikompress dan nilai tekanan tergantung dari gaya yang digunakan untuk mengalirkan fluida
dan gaya gaya yang menghambat (resisting)
aliran fluida. Pompa hydraulic menyebabkan
gerakan aliran fluida dan resisting yang diakibatkan oleh sikuit hydraulic.
Hal hal yang menyebabkan aliran oli terhambat
adalah:
1) Beban piston cilinder, semakin besar beban semakin besar tekanan yang dibutuhkan.
2) Jika ada back pressure, maka aliran akan
terhambat.
3) Sirkuit hydraulic yang ada, hose, valve, fitting, filter dan orifice akan menyebabkan
gesekan dan fluida sulit untuk mengalir.
2. Hal-hal apa saja yang dapat terjadi apabila pompa
hidrolik mengalami kebocoran ? a. Pompa menjadi berisik :
1) Udara bocor yang masuk dalam sistem,
karna permukaan oli dalam tangki hidrolik
masih pada garis batas sehingga pipa intake masih di bawah permukaan oli, jadi tidak
menyedot udara secara baik, pada setiap
sambungan yang memungkinkan adanya
kebocoran seperti seal poros pompa, sambungan pipa atau tubing (konektor).
2) Terjadi (cavitation) rongga dalam
pipa/saluran hidrolik, karna saluran intake
tersumbat, ada bagian yang sobek (berlubang), saringan tersumbat dan
pipanya bocor, oli terlampau kental dan
sebagainya dan kemungkinan tersebut dengan membersihkan bagian yang
tersumbat, mengganti yang sobek,
mengganti oli yang terlalu kental dan
sebagainya. 3) Sudu atau kipas dari pompa ada yang macet
atau pada katup,
b. Pompa tidak berkerja dengan baik
1) Saluran hisap tersumbat, diatasi dengan membersihkan bagian yang tersumbat,
mengganti yang sobek, mengganti oli yang
terlalu kental dan sebagainya.
2) Putaran poros pompa terlalu rendah,
Putaran pompa hidrolik telah ditentukan
sejak perencanaan. Bila putaran terlalu rendah kemungkinan pompa tidak
memompa. Untuk itu periksa berapa
putaran pompa yang direkomendasikan.
3) Kerusakan mekanik seperti lepas kopling, dan poros patah, karna ada bagian yang
rusak tersebut dan ingat penggantinya harus
sesuai dengan spesifikasi yang diganti.
c. Mesin bekerja secara tidak teratur
1) Viskositas oli yang terlalu tinggi, karena oli
yang kekentalannya sesuai dengan yang
direkomendasikan dan apabila bekerja pada
suhu yang relatif tinggi gunakan oli dengan indeks viskositas yang tinggi.
2) Penyetelan/perakitan bagian-bagian pompa
tidak sempurna, kurang kencang, kurang
lurus, kurang sejajar, karena pada bagian-bagian pompa kendor, tidak sejajar,
missalignment, menyebabkan gesekan yang
besar dan menimbulkan panas.
3) Katu-katup mengalami kebengkokan, karena pada bagian yang dicurigai
mendapat kelainan mekanik seperti
misalignment pada poros, keausan bearing
dan sebagainya, carilah tanda-tanda oli yang kotor, oli mengandung vernish, endapan.
Untuk bagian yang aus perlu diganti, yang
bengkok diluruskan bila mungkin, Tapi
pemakaian oli yang salah dapat mengakibatkan kerusakan mekanik.
4) Mesin sangat lamban pada waktu start
pertma, karena ini biasanya disebabkan oli
yang terlalu kental, oleh karena itu warming up mesin beberapa waktu.
d. Tekaan dalam sistem rendah
1) Relief valve disetel terlalu rendah, untuk
memeriksa penyetelan relief valve, bloklah saluran buangnya dan periksalah tekanan
pada saluran dengan pressure gauge, setel
relief untuk tekanan yang dikehendaki.
2) Relief valve terbuka (terganjal), karena katup yang terganjal ini menandakan
bahwa oli yang digunakan kotor, maka
bersihkanlah dengan menyaring lagi oli
tersebut. Kebocoran pada sistem, Periksalah seluruh sistem. Kebocoran yang besar pada
bagian yang terbuka mudah untuk dideteksi,
tetapi kebocoran juga sering terjadi pada
pipa yang tersembunyi. Untuk mendeteksi kebocoran tadi caranya, pasang pressure
gauge pada saluran, tekan dekat pompa,
kemudian bloklah sirkuit dengan cepat. Bila
pressure gauge menunjukkan penurunan tekanan berarti ada kebocoran di antara titik
pengecekan sebelumnya dan titik pressure
gauge ini. 3) Rusak aus atau macet pada komponen
pompa, untuk memeriksanya, pasang
pressure gauge dan bloklah sistem pada
seberang (dekat) relief valve. Bila tekanan tidak meningkat sedangkan relief valve
adalah sehat berarti pompa tidak memompa
atau dikatakan ada kelainan atau kerusakan
mekanik dalam pompa, Gantilah bagian yang rusak atau aus itu dengan komponen
yang sesuai agar semua bagian kompenen
dapat bekerja dengan maksimal.
7 Prosiding Seminar Bidang Teknika Pelayaran, Volume 6 – 2017
3. Upaya apa yang harus dilakukan untuk menjaga
optimalnya kinerja pada sistem hidrolik di kapal MT.
Pelita Energi ? a. Perawatan sistem hidrolik
Perawatan pada sistem hidrolik sangatlah
penting, sebab hal ini akan sangat menentukan
umur operasionil setiap komponen, akan tetapi pada pemeliharaan sistem hidrolik ini biasanya
terletak pada oli, valve-valve pengaman piston
motor dan sebagainya. Pada pemeliharaan oli
sangat tergantung pada kondisi olinya,
penggantian oli diusahakan setelah jam
pemakaian tertentu dan jangan sampai
menunggu beberapa bulan, sebab dalam hal ini
setiap kali sistem oli dipakai sudah barang tentu olinya akan menjadi kotor (terkontaminasi), baik
oleh partikel-partikel dari luar (debu, kotoran,
serpihan karet, dll), maupun kotoran dari dalam
(karena gesekan), untuk itu oli harus disimpan pada Resevoir yang tertutup dan tempat yang
bersih, jika kita ingin membersihkan dan mengisi
oli kembali kedalam reservoir sebaiknya
digunakan corong yang bersih serta saringan yang halus. Hal ini untuk mencegah agar
partikel-partikel zat penambah dan endapan
lumpur tidak ikut masuk kedalam reservoir
tersebut. 1) Perawatan pada komponen hidrolik :
a) Pompa
Pompa hidrolik berfungsi seperti
jantung dalam tubuh manusia sebagai pompa darah. Pompa hidrolik
merupakan komponen dari sistem
hidrolik yang membuat oli mengalir
atau pompa hidrolik sebagai sumber tenaga yang mengubah tenaga mekanis
menjadi hidrolik
b) Tangki hidrolik
Tangki hidrolik sebagai tempat oli untuk digunakan pada sistem
hidrolik. Oli panas yang di
kembalikan dari sistem didinginkan
dengan cara menyebarakan panasnya. Dan menggunakan oil cooler sebagai
pendingin oli, kemudian kembali
kedalam tamgki. Gelembung udara
dari oli mengisi ruangan diatas permukaan oli. Untuk
mempertahankan kondisi oli selama
mesin operasi, dilengkapi dengan
saringan yang bertujuan agar kotoran tidak kembali ke tangki.
c) Pressure control valve
Tekanan hidrolik dikontrol
melalui penggunaan valve yang membuka dan menutup pada waktu
yang berbeda berdasarkan aliran dari
fluida by pass dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah, Pressure
control valve tipe pilot yaitu bekerja
secara otomatis oleh tekanan hidrolik.
Pilot oil ditahan oleh spring yang biasanya di adjust. Semakin besar
tegangan spring, maka semakin besar
pula tekanan fluida yang dibutuhkan
untuk menggerakkan valve sesuai kebutuhan dan pengaturan kita.
d) Directional control valve
Aliran fluida hidrolik dapat di
control dengan menggunakan valve
yang hanya memberikan satu arah
aliran. Valve ini sering dinamakan
dengan check valve. Valve ini terdiri
dari bagian yang menjadi satu blok
atau terpisah. Saluran pilot pressure ini
akan menyambung atau memutuskan
valve, tergantung dari jenis valve ini
termasuk normally close atau normally
open.
Spring berfungsi untuk
mengkordinasikan valve dalam posisi
normal. Jika tekanan sudah pada di isi
flow slide valve, saluran pilot akan
menekan dan valve akan terbuka.
Ketika pressure sudah turun kembali
maka spring akan mengembalikan ke
posisi semula dibantu pilot line pada
sisi satunya sehingga aliran akan
terputus.
e) Flow control mechanic
Ada kalanya sistem hidrolik
membutuhkan penurunan laju aliran atau menurunkan tekanan oli pada
beberapa titik dalam sistem. Hal ini
bisa dilakukan dengan memasang
restrictor. f) Flow control valve
Fungsi katup pengontrol aliran
adalah untuk mengontrol arah dari
gerakan silinder hidrolik dengan merubah arah aliran oli atau
memutuskan aliran oli. Yang bertujuan
untuk mencegah teknan yang
berlebihan terhadap katup pengontrol tersebut. Flow control valve dua posisi
biasanya digunakan untuk mengatur
aliran ke actuator akan seimbang
(balance). g) Pressure relief valve
Pressure relief valve membatasi
tekanan maksimum dalam sirkuit
hidrolik, dengan membatasi tekanan maksimum dalam sirkuit hidrolik,
dengan membtasi tekanan maksimum
pada komponen dalam sirkuit dari
tekanan maksimum pada komponen dalam sirkuit dari tekanan maksimum
pada komponen dalam sirkuit dan luar
sirkuit dari teknanan yang berlebihan
dan kerusakan komponen. Saat pressure relief valve
terbuka, oli bertekanan tinggi di
kembalikan ke reservoir pada tekanan
rendah. Pressure relief valve biasanya terletak di dalam directional control
valve.
b. Perbaikan/overhaul pada pompa hidrolik.
Pada bagian ini anda akan mempelajari sistematika mengoverhaul sistemhidrolik, sehingga
anda akan mampu nantinya melaksanakan overhaul
sistem hidrolik di kapal. Apakah ada perbedaan antara
perbaikan dan overhaul sistem hidrolik? Tentu saja ada. Perbedaannya ialah bahwa overhaul itu
merupakan perbaikan secara menyeluruh dari
kerusakan mesin / peralatan yang disebabkan oleh
keausan atau karena umur pemakaian sudah mencapai
8 Prosiding Seminar Bidang Teknika Pelayaran, Volume 6 – 2017
jumlah jam kerja yang ditetapkan. Misal 4000 jam
kerja untuk sistem hidrolik pada steering gear. Jadi
untuk overhaul ini tidak harus ada diagnose karena memang sudah diprediksi/diketahui rusak total.
Sistematika pelaksanaan overhaul hampir sama
dengan sistematika perbaikan.
Untuk overhaul ini perlu adanya perencanaan
yang matang agar lancar pelaksanaannya, tidak boros
pembiayaan dan masih menguntungkan. Apa sajakah
yang harus direncanakan sebelum pelaksanaan
overhaul itu?
Hal-hal berikut inilah antara lain yang perlu
direncanakan. Perhitungan overhaul dan pembiayaan
(budgeting), meliputi:
1) Perhitungan jenis pekerjaan yang harus
dilaksanakan dalam overhaul, misalnya
pekerjaan bongkar pasang, pengangkatan
(dengan alat berat), pekerjaan pemesinan,
pekerjaan elektroplating dan sebagainya. Hal ini
perlu diperhitungkan karena akan menyangkut
dengan biaya.
2) Perhitungan waktu pengerjaan. Berapa lama
mesin/alat akan dioverhaul sangat menentukan
proses produksi karena semakin lama mesin /
alat tidak beroperasi semakin banyak kerugian.
3) Perhitungan tenaga kerja meliputi tenaga ahli
sampai tenaga biasa direncanakan baik tempat
kerjanya, lama bekerja dan upah kerjanya.
Perhitungan biaya meliputi biaya tenaga kerja,
biaya alat, biaya bahan maupun biaya perbaikan
komponen atau penggantian komponen. Mengenai
perbaikan atau penggantian komponen perlu
dipertimbangkan yang mana lebih murah dan lebih
baik.
V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data
yang telah diperoleh pada hasil analisa sistem kontrol steering gear dengan satu rudder di kapal MT. Pelita
Energi maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penyebab tidak optimalnya kinerja oli hydrolic steering gear yaitu memiliki dua faktor yang dapat
menyebabkan kebocoran pada pompa hydrolic
steering gear yaitu : kerusakan pada oli hidrolik yang
terkontaminasi dengan kotoran yang menyebaban pompa akan tersumbat dan mengalami kerusakan
pada pada pompa hidrolik. Yang kedua tekanan dan
gaya yang mengakibatkan tekanan pada pompa
menjadi berkurang dan kinerja dari pompa kurang optimal dalam hal ini apabila tekanan kurang sangat
berpengaruh terhadap kinerja dari pompa hidrolik.
2. Kebocoran pada pompa hidrolik yang akan
mengakibatkan atau dampak apabila pompa hidrolik kurang optimal yaitu : pompa akan menjadi brisik,
pompa tidak berkerja dengan baik, mesin berkerja
tidak teratur, tekanan pada sistem menjadi rendah
dampak tersebut akan menyeabkan kerusakan pada pompa hidrolik.
3. Upaya untuk mengatasi masalah kebocoran pompa
hidrolik yang berasal dari Steering Gear yaitu
perawatan pada Steering Gear harus dilakukan secara berencana dan berkala bardasarkan dari buku
pedoman pengoprasian dari pesawat tersebut, juga
melakukan pembongkaran mesin pada sistem yang
mengalami masalah atau menagalami kerusakan dengan berpacu terhadap manual book, selain itu
juga diperlukan personel yang mempunyai motivasi
yang tinggi dan terampil.
B. Saran Berdasarkan pengalaman dan masalah diatas maka
penulis dapat memberikan saran yaitu:
1. Pada operator atau masinis meningkatkan kemampuan
dan pengetahuan, terutama tentang Steering Gear dengan membaca buku panduan serta buku-buku
penunjang lainnya misalkan tentang listrik dan
lainnya. Di buku panduan telah di cantumkan tentang
teori, struktur dan cara menangani apabila terjadi
gangguan dalam pengoprasian dan juga
merencanakan perawatannya.
2. Hendaknya melakukan sistem perawatan yang
berkesinambungan sesuai dengan jam kerja dari masing-masing komponen.
3. Hendaknya mekakukan overhaul, karena overhaul itu
merupakan perbaikan secara menyeluruh dari
kerusakan mesin / peralatan yang disebabkan oleh keausan atau karena umur pemakaian sudah mencapai
jumlah jam kerja yang ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Dave Macdonald, (2004), FISHBONE.
[2] Marblemist. Kelebihan dan kekurangan sistem steering
gear hidrolik (2012). (Online).http://glamorous-
hani.blogspot.com/2012/05/kelebihan-dan-kekurangan-
sistem.html. Diakses pada tanggal 17 April 2015.
[3] Nugraha, I putu arsa adi. Analisa kebocoran pompa
hidrolik steering gear dengan 1 rudder (studi kasus pt
meratus line - mv multi sarana) (2013). (Online).
[4] Nugraha, I Putu Arsa adi Tahun 2013, Steering gear Sistem
kontrol ScansteeringSSE200M
[5] Trihartanto wibowo. Analisa sistem kemudi pada kapal
patrol (2013).
[6] Trihartanto Wibowo 2013, STEERING GEAR.
[7] Sugiyono, (2009), Metode Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
[8] Tim Penyusun, Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, (2009), Pedoman Penyusunan Skripsi Diploma IV.
Semarang.
[9] http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-27553-6408030027. Diakses pada tanggal 10 April 2015.
Presentasi Skripsi
ANALISA SISTEM KONTROL STEERING GEAR HIDROLIK DENGAN SATU RUDDER DI KAPAL MT.PELITA ENERGI METODE
FISHBONE
SEMARANG, 16 FEBRUARI 2017
Oleh : Irwan Dwi Saputra 49124575.T Program Studi : Teknika
Pembimbing 1 SARIFUDDIN, M.Pd, M.Mar.E
Pembimbing 2 Capt. BUDI MANTORO, M.Si, M.Mar
Latar Belakang :
Dalam dunia maritime saat ini, persaingan dalam jasa angkutan
laut sangat keras sehingga perusahaan pelayaran sangat
mengutamakan pelayaran yang baik dan memuaskan. Upaya
yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan menjaga
keamanan, ketepatan dan pengehematan dalam pelayaran. Dalam
memenuhi kebutuhan armada pelayaran tersebut maka kapal
harus dalam kondisi baik terutama dalam sistem kemudi atau
steering gear.
Pengertian steering gear :
Steering gear adalah suatu mesin/pesawat bantu yang
menggunakan sistem hidrolik untuk menggerakkan
daun kemudi ke kanan dan ke kiri.
Adapun kontruksi dari steering gear hidrolik adalah :
Wheel pump
Shut of valve
Non return valve
Solenoid valve
Pompa hidrolik
Silinder
Tiller
Base plate
By pass valve
Fleksibel plate
Sistem hidrolik
Pengertian sistem Hidrolik :
Sistem hidrolik adalah teknologi yang memanfaatkan zat cair, biasanya oli, untuk melakukan gerakan segaris atau putaran.
Sedangkan pada sistem hidrolik sendiri adalah :
Oil reservoir
Return filter
Solenoid valve
Oil lock
Relief valve
Shut of valve
Distributor
Throttle valve
Shock valve
Rumusan Masalah :
1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kebocoran pada pompa
hidrolik steering gear ?
2. Dampak yang dapat terjadi apabila pompa hidrolik mengalami
kebocoran ?
3. Upaya apa yang harus dilakukan untuk menjaga optimalnya kinerja
pada sistem hidrolik di kapal MT. Pelita Energi ?
Kerangka Pikir : ANALISA KERJA SISTEM KONTROL
STEERING GEAR HIDROLIK
KEBOCORAN PADA
POMPA HIDROLIK
FAKTOR
a. kerusakan pada oli
hidrolik
b. tekanan dan gaya
DAMPAK
a. pompa menjadi berisik
b. pompa tidak bekerja
dengan baik
c. mesin bekerja tidak teratur
d. tekanan pada sistem
menjadi rendah
UPAYA
a. Melakukan
perawatan
terhadap hidrolik
b. Melakukan
overhaul/perbaik
an pada pompa
hidrolik
SISTEM KONTROL STEERING GEAR DAPAT
BEKERJA DENGAN BAIK
METODE PENELITIAN :
METODE FISH BONE, adalah metode penelitian fishbone atau
disebut tulang ikan merupakan metode yang efektif dalam
menemukan inti permasalahan karena memastikan bahwa suatu
kejadian yang tidak diinginkan atau kerugian yang ditimbulkan
tidak berasal pada satu titik kegagalan. Fishbone mengidentifikasi
hubungan antara faktor penyebab dan ditampilkan dalam bentuk
diagram tuang ikan yang akan menunjukkan sebuah dampak atau
akibat dari sebuah permasalahan, dengan berbagai penyebabnya.
Analisa
Sistem
Kontrol
Steering
Gear
Material
Method
Rusaknya
strainer pada
pompa Rusaknya
filter hidrolik
Machine
Menjalankan
mesin terlalu di
paksakan
Tidak adanya spare part
dari perusahaan
meskipun sudah di
order
Man
Kurangnya
pengetahuan
tentang steering
gear.
Kurangnya
pemahaman
perawatan
steering gear
SELESAI
PEMBAHASAN :
Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kebocoran pada
pompa hidrolik steering gear ?
Kerusakan pada oli hidrolik
Tekanan dan gaya
Dampak apa yang terjadi apabila pompa hidrolik mengalami
kebocoran ?
pompa menjadi berisik
pompa tidak bekerja dengan baik
mesin bekerja tidak teratur
tekanan pada sistem menjadi rendah
Upaya apa yang harus dilakukan untuk menjaga
optimalnya kinerja pada sistem hidrolik ?
Melakukan perawatan terhadap hidrolik
Melakukan overhaul/perbaikan pada pompa hidrolik
KESIMPULAN :
1. Penyebab tidak optimalnya kinerja oli hidrolik steering gear yaitu kurangnya perhatian khusus
atau tidak tersentuh perawatan terhadap pompa hidrolik sehingga dapat mengurangi kemampuan
kinerja sistem hidrolik yang mengakibatkan pompa hidrolik bocor.
2. Dampak yang ditimbulkan terhadap pompa tidak berkerja dengan baik hendaknya meningkatkan
pengetahuan dalam hal perawatan dan perbaikan terhadap Steering Gear dengan baik dan benar
guna mencegah kecelakaan.
3. Upaya untuk mengatasi masalah kebocoran pompa hidrolik yang berasal dari Steering Gear yaitu
perawatan pada Steering Gear harus dilakukan secara berencana dan berkala bardasarkan dari
buku pedoman pengoprasian dari pesawat tersebut, untuk itu diperlukan personel yang
mempunyai motivasi yang tinggi dan terampil.
SARAN :
1. Pada operator atau masinis meningkatkan kemampuan dan pengetahuan, terutama tentang
Steering Gear dengan membaca buku panduan serta buku-buku penunjang lainnya misalkan
tentang listrik dan lainnya. Di buku panduan telah di cantumkan tentang teori, struktur dan
cara menangani apabila terjadi gangguan dalam pengoprasian dan juga merencanakan
perawatannya.
2. Hendaknya melakukan sistem perawatan yang berkesinambungan sesuai dengan jam kerja
dari masing-masing komponen.
3. Hendaknya mekakukan overhaul, karena overhaul itu merupakan perbaikan secara
menyeluruh dari kerusakan mesin / peralatan yang disebabkan oleh keausan atau karena umur
pemakaian sudah mencapai jumlah jam kerja yang ditetapkan.
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH
v
MOTTO
1. Bermimpilah setinggi langit, walaupun kalian tidak mencapai langit setidaknya
kalian melewati ribuan bintang.
2. Tak penting kamu itu siapa, yang terpenting adalah kamu mau jadi seperti apa.
3. Sukses yang besar dimulai dari sukses-sukses yang kecil.
4. Terkadang orang tak terdugalah yang melakukan hal diluar dugaan.
5. Janganlah takut untuk melangkah, karena jarak 1000 mil dimulai dengan langkah
pertama.
6. Jangan menunda-nunda untuk melakukan suatu pekerjaan karena tidak ada yang
tahu apakah kita dapat bertemu hari esok atau tidak.
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Segala puji syukur kepada ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selain itu dalam
pelaksanaan penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
mepersembahkan skripsi yang telah penulis susun ini kepada :
1. Bapak dan Ibu tercinta, Hendra Gunawan dan Sri Prasetya Ningsih yang
selalu memberikan cinta, kasih sayang dan doa yang tiada henti kepada anak
nya.
2. Seluruh teman-teman Angkatan XLIX dan adik kelas yang selalu memberi
semangat dan doa.
3. Orang yang aku sayangi, yang selalu memberi semangat dan kasih sayang
dan doa tiada henti.
4. Seluruh crew kapal yang telah menerima dan mengajari saya pada waktu
praktek.
5. Kepada pembaca yang saya hormati semoga skripsi ini dapat bermanfaat
dengan baik.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur hanyalah untuk Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat, kenikmatan dan petunjuk sehingga diberi kemudahan untuk mengerjakan
skipsi dengan judul dapat terselesaikan dengan“Analisa Kebocoran Pompa Hidrolik Steering
Gear Dengan Satu Rudder Di Kapal Mt.Pelita Energi Metode ( Fishbone )”.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh sebutan sebagai Sarjana Sains Terapan Pelayaran (S.S.T.Pel) di bidang
keteknikaan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangsih dalam
peningkatan kualitas pengetahuan bagi penulis dan para pembaca yang budiman.
Proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu melalui pengantar ini, penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Capt. Wisnu Handoko, M.Sc., M.Mar selaku Direktur Politeknik Ilmu Pelayaran
Semarang.
2. Bapak Amad Narto, M.Pd, M.Mar.E selaku Ketua Program Studi Teknika.
3. Bapak Sarifuddin, M.Pd, M.Mar.E selaku dosen pembimbing materi.
4. Bapak Capt. Budi Mantoro, M, Si, M.Mar selaku dosen pembimbing metodologi
penulisan.
5. Seluruh Civitas Akademika Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang.
6. Seluruh awak kapal MV. Lotus yang telah membantu dalam pelaksanaan praktek laut.
7. Bapak dan ibu serta keluarga tercinta dan tersayang yang telah memberikan doa dan
dukungannya.
8. Rekan-rekan Taruna angkatan XLIX.
9. Semua pihak yang telah membantu.
Demikian sedikit pengantar dari penulis, mudah-mudahan karya yang masih jauh dari
kesempurnaan ini dapat bermanfaat. Penulis menyadari, dalam skripsi ini masih banyak
terdapat kekurangannya, untuk itu, penulis berharap adanya tanggapan, kritik dan saran yang
bersifat membangun.
Semarang, 2017
Penulis
IRWAN DWI SAPUTRA
NIT.49124575.T
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
KATA PENGANTAR ................................................................................ vii
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
ABSTRAKSI ............................................................................................... xi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang ...................................................................... 1
B. Perumusan masalah .............................................................. 2
C. Tujuan penelitian ……………..…......……………………… 2
D. Manfaat penelitian………………………………………….. 3
E. Sistematika penulisan ……………….……………………... 3
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Tinjauan pustaka .................................................................. 5
B. Kerangka pikir ...................................................................... 20
C. Definisi operasional …………..………...………………..... 21
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian .............................................. 24
x
B. Sumber data……………...................................................... 26
C. Metode pengumpulan data….. ............................................. 28
D. Langkah-langkah perencanaan ............................................. 29
E. Teknik analisa data…………………... …………………….. 29
F. Gambaran metode………………………………………….. 33
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambar umum obyek yang di teliti ...................................... 34
B. Analisa masalah ..................................................................... 36
C. Pembahasan masalah ............................................................ 44
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................... 57
B. Saran ...................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xi
ABSTRACT
Irwan Dwi Saputra, NIT. 49124575.T, 2017 " Leakage Analysis of Hydraulic
Pump Steering Gear With The Ship Rudder in MT.Pelita Energy",
Diploma Program IV, Teknika, Sailing Semarang Polytechnic Sciences,
Supervisor I :. Sarifuddin, M.Pd, M.Mar.E, and Supervisor II :. Captain
Budi Mantoro, M, Si, M.Mar
Steering Gear is a prayer One Machining System The auxiliary steering
system used to review Ship to review the operation of the vessel Keeping Still Go
Right when the ship did Movement From the Start Point to point Towards End Of
A Port. Background Singer thesis is ketidakoptimalan boarding costs AT
Hydraulic pump steering gear, thus experiencing leaks Hydraulic pump ON. The
problems ON Research Singer Was factors Anything That led AT Hydraulic
steering gear pumps Leak Impact ?, What can be Occurs when experiencing Leaks
Hydraulic pump? And how the APA Should efforts undertaken to review
Maintaining optimal boarding costs AT Hydraulic Systems on Ships?
The method used by writer is descriptive research methodology WITH
Fishbone methods for the review identify problems NOT maximal Steering gear.
Results obtained Risks That posed From the lack Care Steering gear is NOT
BECAUSE Air leaking Yang SIGN hearts Systems, because the surface of the oil
hearts Hydraulic Tank Still ON Limit Line that intake pipe Still Below the surface
of the oil, so does NOT suck Air Operating both, IN EACH The connection
allows the shaft seal leaks such as pumps, piping connection tubing OR
(connector). Discussion of the issue for review execute Care Planning Steering
gear ON WITH implement WITH Periodic Maintenance Planning and Starting of
daily treatments, Weekly, Monthly And.
CONCLUSION Of Research Singer Is The Risks arising from the lack of AT
Care Steering gear Disorders That is the fatal That led Hydraulic pump leak. It
marked WITH singer steering gear Components That Can not afford WORK
Operates optimal. Treatment methods of steering gear must be made properly and
regularly according to the schedule so the damage has programmed AT steering
gear can be avoided.
Keywords: Steering gear, Fishbone Method, NOT optimal