analisa entitas akuntansi
Transcript of analisa entitas akuntansi
ANALISIS ENTITAS AKUNTANSI
ANALISIS ENTITAS
Untuk tujuan pelaporan keuangan, entitas adalah organisasi yang mengendalikan sumber daya
ekonomi. Entitas bisa terdiri dari berbagai bentuk: bisa individu, partnership (seperti perusahaan-
perusahaan profesional), perusahaan privat atau publik, divisi korporasi, organisasi nonprofit privat, dan
departemen pemerintah.
Analisis entitas penting bagi shareholders karena mengklarifikasi sumber daya mana yang
menjadi klaim mereka dan bagaimana sumber daya tersebut terbentuk. Tiga perhatian utama
shareholders dalam analisis entitas:
a. Apakah perusahaan memiliki komitmen tersembunyi atau kerugian tersembunyi yang timbul
dari investasinya di perusahaan lain?
b. Apakah manajemen mengalihkan sumber daya ke entitas lain yang bisa mereka kendalikan? Ini
bisa terjadi jika perusahaan menjual ke atau membeli dari pihak ketiga yang secara umum dimiliki
oleh manajemen.
c. Apakah manajemen kelebihan investasi dalam ”pet projects” yang menghasilkan pengembalian
(return) yang rendah atau negatif ke shareholders?
Analisis entitas ditujukan untuk menjawab pertanyaan ini dengan memahami bagaimana entitas
didefinisikan, sumber daya apa yang dikendalikan, bagaimana dibentuk, transaksi apa yang terjadi
dengan pihak ketiga dan bagaimana segmen bisnis bekerja.
Banyak perusahaan yang memiliki hubungan yang cukup besar dan kompleks dengan
perusahaan lain yang menciptakan tantangan pelaporan keuangan. Termasuk investasi saham, R&D
partner terbatas, dan perjanjian franchise. Untuk tipe hubungan bisnis ini, tantangan akuntansi yang
kritis adalah untuk menentukan apakah kinerja keuangan dari dua perusahaan harus digabungkan
seperti jika perusahaan sebagai satu entitas, atau dicatat untuk tiap unit terpisah. Jika digabung,
pertanyaan yang muncul bagi analis untuk evaluasi adalah bagaimana entitas terpisah bekerja,
khususnya jika mereka pada segmen bisnis yang berbeda. Jawaban dari pertanyaan ini adalah
tantangan utama jika entitas membeli barang dan jasa dari pihak lain.
TANTANGAN PELAPORAN ENTITAS
1
Tantangan kritis dalam pelaporan keuangan adalah menentukan bagaimana entitas
didefinisikan. Dari perspektif ekonomi, jika satu perusahaan telah memiliki kendali yang sempurna atas
sumber daya pihak lain, dua perusahaan bisa disebut sebagai satu entitas tunggal. Tentu saja, banyak
perusahaan hanya mengendalikan sebagian daripada seluruh kendali atas sumber daya perusahaan
lain. Satu pertanyaan bagi pelaporan keuangan adalah menentukan apakah satu tingkat kendali
perusahaan terhadap yang lain cukup untuk membenarkan pandangan kedua perusahaan sebagai
entitas tunggal. Tantangan kedua adalah, untuk beberapa hubungan bisnis, sulit untuk mengukur
tingkat kendali perusahaan terhadap perusahaan lain.
Kriteria untuk Penyatuan Kinerja Unit dan Implementasi Isu-Isu
Keputusan untuk menilai dua perusahaan atau lebih sebagai Entity tunggal untuk tujuan
pelaporan finansial tidak menghilangkan permintaan investor akan informasi tentang setiap sub unit,
khususnya jika mereka ada di bisnis yang berbeda. Akibatnya, perusahaan dengan bisnis yang berbeda
melaporkan ringkasan informasi finansial untuk setiap segmen. Tentunya, pelaporan segmen
mempunyai komplikasi sendiri. Bagaimana segmen-segmen didefinisikan? Bagaimana performa
segmen diukur saat ada transaksi antar segmen ?
TANTANGAN PERTAMA: PENGENDALIAN SEBAGIAN (PARTIAL CONTROL)
Untuk beberapa investasi perusahaan, pembeli secara jelas mendapatkan pengendalian entitas
lain. Contohnya, pada tanggal 25 Juni 1999, perusahaan teknologi Lucent, pemimpin peralatan telepon,
menyetujui mendapatkan 100% saham Nexabit Networks, suatu perusahaan swasta yang
mengembangkan perubahan kecepatan tinggi untuk pergerakan lalu lintas data pada jaringan
telekomunikasi. Penawaran Lucent mendekati $ 900 juta dalam saham. Dengan penawaran untuk
memperoleh 100% saham Nexabit, Lucent yakin bahwa tindakannya akan memiliki pengendalian yang
lengkap pada aktiva Nexabit.
Secara khusus, ketika satu perusahaan memiliki lebih dari 50% saham (voting stock)
perusahaan lainnya, maka perusahaan tersebut memiliki kendali. Pada kasus ini, dibutuhkan
penggabungan atau konsolidasi kinerja perusahaan yang sahamnya dibeli (acquiree) dengan hasil
keuangan miliknya. Terdapat dua metode konsolidasi telah digunakan di U.S. yaitu metode pooling-of-
interest dan metode purchase.
2
Aggregation CriteriaSumber satu unit dikontrol oleh yang lain
Agregat kinerja unit dikontrol dengan entitas pengendali.Menunjukkan data performa ke segmen-segmen bisnis utama
Challenging Transactions :1. Perusahaan mempunyai kontrol parsial atas yang lain2. Kontrol sulit diukur3. Mendefinisikan dan mengukur performa untuk segmen bisnis utama adalah sulit
Seorang pembeli (acquirer) dapat juga melatih pengendalian dengan sungguh-sungguh pada
pihak acquiree ketika acquirer memiliki kurang dari 50 % saham pilihannya. Pada point apa, kemudian,
seharusnya satu perusahaan dipandang memiliki pengendalian melebihi pihak lainnya? Haruskah suatu
perusahaan investasi dengan kepemilikan kurang dari 50% pada perusahaan lainnya
mengkonsolidasikan kinerjanya dengan kinerja acquiree? Sebagai tambahan, untuk beberapa
kombinasi bisnis, hal tersebut sulit untuk memastikan siapa yang memiliki kendali atas yang lainnya.
Bagaimana seharusnya jenis-jenis kombinasi ini dilaporkan? Hal tersebut dapat dilihat dari contoh
berikut ini:
Contoh : Investasi kurang dari 50% kepemilikan
Pada tanggal 19 Mei 1999, Amazon.com mengumumkan bahwa ia telah memperoleh 35%
kepemilikan dalam Homegrocer.com, suatu jasa pengiriman bahan makanan online di Portland dan
Seattle, sebesar $ 42.5 juta. Amazon.com mengumumkan bahwa investasinya akan mengijinkan
Homegrocer.com untuk mempercepat perluasan usahanya ke dalam kota-kota baru. Bagaimana
seharusnya Amazon.com mencatat investasi ini? Seberapa banyak kontrol, jika ada, yang harus dimiliki
perusahaan atas Homegrocer.com ? Haruskah Amazon.com mengkonsolidasi hasilnya dengan hasil
Homegrocer.com ?
Dengan menilai apakah suatu perusahaan memiliki kendali atas sumber daya yang lain
merupakan hal yang benar-benar subjektif. Hal ini bergantung pada prosentase kepemilikan perolehan,
tujuan akuisisi, sebaik kekuatan hak suara dari para pemilik lainnya. Aturan akuntansi dalam U.S. (APB
18 dan FASB interpretasi 35) mengakui ambiguitas ini dan mewajibkan perusahaan untuk
menggunakan metode ekuitas untuk melaporkan investasi dimana seorang investor memiliki pengaruh
signifikan pada operasi perusahaan lain tetapi kurang memiliki kendali. Metode ekuitas adalah suatu
konsolidasi satu jalur (one-line) secara efektif. Metode ini menyediakan cara pengakuan bahwa terdapat
pertengahan (middle ground) antara konsolidasi penuh dengan membicarakan (treating) investasi
seperti sekuritas yang dapat diperjualbelikan.
Berdasarkan metode ekuitas, investor melaporkan bagian pendapatan perusahaan lain
(dikurangi amortisasi goodwill atau penyusutan pada aktiva yang tertulis (written up)) (karena
kepemilikannya) secara terpisah dalam laporan laba ruginya. Dengan kata lain, penghasilan bottom-line
investor berdasarkan metode ekuitas identik dengan berdasarkan perhitungan purchase, meskipun
penyajian yang mendetail dalam laporan laba rugi berbeda. Pada neraca, investor melaporkan aktiva
investasinya seperti item one-line sebesar cost ditambah sahamnya dari laba yang tidak dibagi karena
akuisisi.
3
FASB menuliskan bahwa bukti yang utama dari pengaruh signifikan merupakan kepemilikan
lebih dari 20% dan kurang dari 50% atas saham umum perusahaan lain. Meskipun demikian, 20%
batas minimum tidak dimaksudkan untuk menjadi aturan yang kaku dan cepat (hard-and-fast). Seorang
investor dengan kepemilikan kurang dari 20% pada perusahaan lain mungkin ditunjukkan memiliki
pengaruh signifikan, dan seorang acquirer dengan kepemilikan lebih dari 20% mungkin tidak demikian.
Pada Februari 1999, FASB mengusulkan memodifikasi batas 50% yang telah digunakan untuk
membedakan apakah perusahaan memiliki pengaruh signifikan atau tidak memiliki kendali (outright
control) atas yang lainnya. Berdasarkan usulan tersebut, beberapa perusahaan dengan kurang dari
50% kepemilikan memiliki pengaruh signifikan (stakes) tetapi memiliki kendali efektif pada entitas lain
mungkin dibutuhkan untuk mengkonsolidasikan entitas-entitas tersebut, daripada menggunakan
metode ekuitas untuk mencatat investasi mereka.
Aturan akuntansi yang menetapkan batas-batas suatu entitas membolehkan para manajer
untuk melakukan pertimbangan dalam memutuskan bagaimana menetapkan batas-batas perusahaan.
Para manajer pasti memiliki informasi terbaik pada sifat hubungan antara perusahaan mereka dengan
perusahaan-perusahaan lain. Meskipun demikian, aturan-aturan juga menyediakan peluang bagi para
manajer untuk menggunakan kebijaksanaan mereka untuk memalsukan (window-dress) kinerja laporan
perusahaan. Misalnya, jika para manajer mengklasifikasikan sekuritas sebagai akun tersedia untuk
dijual daripada sebagai investasi yang dilaporkan berdasarkan metode ekuitas, maka dampak laporan
laba rugi dari investasi tersebut terbatas pada dividen laba.
Contoh : Siapa mengontrol siapa? (Who controls whom?)
Untuk beberapa kombinasi sangat sulit untuk menyimpulkan siapa mengontrol siapa. Sebagai
contoh, 6 April 1998, Grup Citicorp dan Travelers mengumumkan persetujuan untuk merger menjadi
penyedia jasa pelayanan keuangan global. Perusahaan merger, Citicorp Group memiliki 100 juta lebih
customer di 100 negara di seluruh dunia dan memiliki kepentingan di perbankan tradisional, keuangan
konsumen, kartu kredit, investasi, securuites brokerage dan menajemen aset, dan asuransi jiwa dan
kecelakaan property. Melalui merger tersebut, masing-masing shareholder perusahaan memiliki 50%
dari kombinasi perusahaan. Shareholder Citicorp menukar tiap share-nya untuk 2.5 share dari
Citigroup, sedangkan shareholder Travelers menahan share yang ada, yang mana secara otomatis
menjadi share dari perusahaan yang baru. Perusahaan baru juga mengumumkan bahwa John S. Reed,
Chairman dan CEO Citicorp, dan Stanford I. Weill, the Chairman dan CEO dari Travelers, akan
bertindak sebagai co-chairmen dan co-CEOs dari perusahaan merger tersebut.
Dalam kombinasi Citicorp-Travelers, tidak jelas perusahaan yang bertindak sebagai aquirer
(pengakuisisi) dan perusahaan yang diakuisisi. Lalu bagaimana akuntansi seharusnya merefleksikan
kombinasi ini? Batasan-batasan dari perusahaan baru adalah jelas. Tetapi berapa nilai dari aset,
kewajiban, pendapatan, dan bebannya? Karena kesulitan dalam mengidentifikasi pihak yang
pengakuisisi, akuntan dapat mengidentifikasinya dari melihat laporan keuangan kedua perusahaan.
4
Pendekatan ini disebut “Pooling of Interest”, laporan keuangan konsolidasi merupakan kumpulan dari
nilai buku dari laporan individu kedua perusahaan.
Berlawanan dengan Merger Citicorp-Travelers, kebanyakan kombinasi dapat identifikasi
pengakuisisi dan yang diakuisisi. Untuk tipe investasi ini, investor ingin tahu berapa banyak
pengakuisisi membayar untuk perusahaan yang diakuisisi dan apakah investasi tersebut menciptakan
nilai bagi shareholder. Pendekatan pooling of interest menyediakan sedikit informasi, selama
mengkonsolidasi laporan keuangan kedua perusahaan pada nilai bukunya. Pengakuisisi secara khusus
(tipikal) membayar lebih diatas nilai buku dan lebih diatas nilai pasar untuk mengambil kontrol dari
perusahaan lain.
Metode konsolidasi kedua disebut akuntansi pembelian, menyediakan informasi yang lebih
relevan dengan mengkombinasikan aset dan kewajiban dari perusahaan yang diakuisisi dalam neraca
pengakuisisi pada nilai pasar. Perbedaan harga yang dibayarkan oleh pengakuisisi terhadap ekuitas
perusahaan yang diakuisisi dengan nilai pasar dari net asset dilaporkan sebagai goodwill. Goodwill
diamortisasi lebih dari 40 tahun, atau dibeberapa negara dihapus jika terdapat bukti dari penurunan
nilai.
Satu tantangan di akuntansi untuk bisnis kombinasi muncul ketika pooling of interest atau ketika
metode purchase menyediakan informasi yang lebih relevan untuk investor. Sesuai APB 16,
perusahaan wajib menggunakan metode pooling ketika kedua perusahaan telah menjadi perusahaan
autonomous selama dua tahun lebih, the deal was largely a stock swap, hak suara dan deviden
shareholder tidak berubah, dan tidak terdapat penjualan aset utama sekurang-kurangnya dua tahun
setelah kombinasi. Jika diluar syarat tersebut, akuisisi harus diakuntansikan menggunakan metode
pembelian. Bagaimanapun pada April 1999, FASB mengusulkan aturan baru yang mensyaratkan
bahwa semua merger dan akuisisi harus dilaporkan menggunakan metode pembelian dan batasan
maksimum dari goodwill adalah 20 tahun.
Key Analysis Question
Beberapa kesempatan untuk analisis keuangan muncul dari kesulitan dalam menaksir apakah
satu perusahaan mengendalikan perusahaan lain.
Pertama, aturan akuntansi menyediakan manajemen dengan beberapa latitude dalam laporan
entitas. Manajemen dapat menggunakan pertimbangan ini untuk memastikan bahwa laporan
keuangan merefleksikan kinerja dari entitas tersebut. Bagaimanapun, hal tersebut dapat mencari
hilangnya sumberdaya atau komitmen penting dari laporan keuangan perusahaan.
Kedua, aturan akuntansi mensyaratkan perusahaan yang akan berkonsolidasi menggunakan
metode equity, atau menilai investasi ke pasar. Secara berlawanan, derajat pengendalian dari satu
5
perusahaan terhadap perusahaan lain berada pada suatu rangkaian antara no control dan
complete control. Sebagai konsekuensi, informasi yang dihasilkan dari aturan akuntansi entitas
tidak seluruhnya merefleksikan seluruh subtleties associated dengan kontrol.
Dari tantangan tersebut, beberapa pertanyaan yang sangat berguna untuk analis adalah
sebagai berikut :
1. Apa investasi utama dari perusahaan terhadap perusahaan lain? Berapa persentase saham yang
dimiliki? Siapakah pemilik utama dari beberapa perusahaan dan berapa banyak saham yang
mereka punya? Apakah ada bukti lain dari kontrol perusahaan terhadap perusahaan lain, seperti
penyajian di boards of directors?
2. Apakah aset dan leverage dari perusahaan yang terkait tidak terkonsidasikan? Apakah manajemen
investor tampak menggunakan pertimbangan laporan (report discretion) untuk menjaga sumber
daya dan komitmen utama dalam neraca? Apakah kinerja dari perusahaan yang terkait tidak
dihitung menggunakan metode equity? Apa incentive dari manajemen investor untuk pilihan
laporan?
3. Seberapa signifikan akuisisi dicatat? Apakah manajemen dari pengakuisisi tampak menggunakan
metode pooling of interest untuk menghindari penampakan full cost dari akuisisi? Jika ya, berapa
effevtive cost dari akuisisi? Apakah hal tersebut menghasilkan retur yang cukup bagi shareholder?
Jika metode pembelian digunakan, apakah pengakuisisi telah mencatat nilai dari aset dari
perusahaan yang diakuisisi?
TANTANGAN KEDUA: KENDALI SULIT DIUKUR
Hubungan bisnis kompleks tertentu, seperti perseroan komanditer dan perjanjian franchise
penelitian dan pengembangan (R&D), menimbulkan pertanyaan tentang apakah satu pihak dalam
kerjasama secara efektif memegang kendali terhadap perusahaan lain, atau apakah kedua pihak
merupakan pihak yang saling terpisah. Juga dalam beberapa situasi, manajer perusahaan tetapi bukan
stockholder memiliki kendali dari perusahaan lain. Hal tersebut dapat dilihat dari contoh berikut ini :
Contoh : R&D persekutuan terbatas
Pada tahun 1991, Dura Pharmaceuticals Inc, perusahaan yang menghasilkan obat yang
berkaitan dengan pernafasan, membentuk persekutuan terbatas dengan Spiros Development II Inc
untuk meningkatkan modal dalam menghasilkan bentuk baru dari obat paru-paru yang diproses secara
langsung. Dengan menggunakan perjanjian persekutuan, Spiros II memiliki $94 juta saham publik yang
termasuk saham biasa (nilai $81,3 Juta) dan waran untuk saham biasa Dura (nilai $12,7 Juta). Dura
menginvestasikan $75 juta pada Spiros. Dalam pertukaran waran dan $75 juta investasinya, Dura
menerima pilihan untuk membeli saham biasa Spiros II’s pada harga yang terus meningkat sepanjang
waktu, yaitu sebaik hak khusus terhadap setiap produk yang dikembangkan. Spiros menggunakan
dananya untuk membantu penelitian Dura dalam menghasilkan produk baru.
Hubungan kontraktual antara Dura dan Spiros II disebut R&D Limited Partnership. Berdasarkan
jenis hubungan ini, satu partner umum (dalam kasus Dura) membuat penelitian, dan partner
6
terbatasnya (investor publik dalam kasus) mensuplai dana. Perjanjian berbeda dari pendanaan ekuitas
secara tradisional dimana investor terbatas menerima klaim hanya pada proyek penelitian khusus yang
terdapat pada perjanjian. Sebaliknya, bila Dura meningkatkan pendanaan sendiri seluruhnya sebagai
saham publik, pemegang saham baru mempunyai klaim terhadap semua hasil penelitian Dura.
Perjanjian selalu menyediakan cara untuk Dura dalam menangani beberapa risiko gabungan dengan
proyek penelitian yang khusus. Dura secara efektif mengurangi exposure untuk kegagalan dalam
pengembangan dan mengurangi saham yang upside bila obat dihasilkan dan menjadi sukses di pasar.
Bagaimana seharusnya hubungan Dura dan Spiros II dicatat? Apakah Dura melakukan
pengendalian melebihi Spiros II? Bila ya, berarti Spiros II efektif sebagai anak perusahaan. Bila Tidak,
Spiros dapat dipertimbangkan menjadi entitas sebagian. Pertanyaan kunci bagi investor adalah untuk
memahami seberapa banyak risiko proyek dan upsise yang telah terjual oleh Dura. Bila kebanyakan
risiko berada pada pemilik umum Spiros II, maka tidak pantas menggabungkan 2 perusahaan.
Alternatifnya, jika kebanyakan risiko berada pada Dura, maka hasil penggabungan Spiros II’s dengan
Dura akan lebih memberikan pemahanan yang akurat kepada investor atas kinerja Dura.
Secara historis, keputusan untuk menggabungkan Spiros II dapat dijelaskan pada kepemilikan
Dura atas saham Spiros II’s. Bila Dura memiliki lebih dari 50% Saham melalui voting pada Spiros II’s, itu
mensyaratkan terjadinya konsolidasi (penggabungan), selain itu tidak. Bagaimanapun pada tahun 1999,
FASB mengusulkan aturan dalam mendefinisikan pengendalian. Berdasarkan pendekatan itu,
pengendalian dapat didefinisikan seperti kemampuan memperoleh keuntungan dari penggunaan aset
individual (pada perusahaan lain) yang secara esensial sebagai cara yang sama dalam mengendalikan
entitas atas penggunaan aset yang dimiliki secara langsung. Bukti dari pengendalian adalah adanya
dominasi terhadap board of director perusahaan lain, kemampuan untuk memperoleh hak pilih utama
dalam perusahaan lain termasuk kepemilikan sekuritas yang dapat ditukar, kepentingan partner umum
(tunggal) dalam perseroan terbatas, dan kemampuan membubarkan entitas dan mengasumsikan
pengendalian atas asetnya. Aturan pengendalian mensyaratkan Dura melakukan konsolidasi dengan
Spiros II, karena sebagai partner umum dalam persekutuan terbatas dan karena terdapat pilihan untuk
memperoleh Spiros II.
Perhatikan pelaporan Dura atas hubungan dengan Spiros pada tahun 1997 dalam laporan
tahunan. Transaksi utama dicatat sebagai berikut :
Kontribusi pertama sebesar $75 Juta kepada Spiros II dicatat sebagai purchase option expense,
dimasukkan pada Laporan Laba rugi Dura.
Penerbitan waran sebagai bagian dari Spiros II’s public offering dimasukkan pada Dura’s Additional
PIC dan Warrants Process Receivable dicatat pada neraca.
Pembayaran tahunan dari Spiros II untuk penelitian kontrak dicatat sebagai pendapatan kontrak
oleh Dura dan secara efektif di-offset menjadi biaya penelitian dari program pengembangan.
Akhirnya, ketika Dura mempunyai pilihan untuk menjadi partner terbatas pada perjanjian yang
sama, terdapat write-off atas pengeluaran sebagai pembelian R&D
7
Fakta bahwa, R&D persekutuan terbatas memungkinkan risiko R&D dibagi diantara partner
sepanjang kesatuan dimana konsolidasi adalah keputusan bersama dimana mengimplikasikan bahwa
kesulitan bagi akuntan untuk menahan keseluruhan risk-sharing yang secara kompleks terjadi pada tipe
hubungan ini. Sebagai hasil, mereka menyediakan kesempatan untuk menganalisis tambahan nilai
melalui identifikasi bagaimana partner membagi risiko dan penghargaan berdasarkan perjanjian dan
bagaimana kejadian ini digambarkan dalam laporan keuangan.
Contoh : Kinerja franchise
Franchise merupakan bentuk organisasi popular yang berasal dari U.S, dimana franchise
mempekerjakan lebih dari 8 juta orang dan menguasai pangsa pasar lebih dari 30% dari semua
penjualan retail. Perusahaan franchise meliputi Mc Donalds, burger King, Kentucky Fried Chicken,
Pizza hut, Holiday Inn, Marriott, Avis, Hertz, H&R Block, dan 7 Eleven Stores.
Tipe franchise adalah sebagai berikut. Franchisor menjual hak untuk mengoperasikan operasi
penjualan dalam lokasi yang telah ditentukan. Franchisee membayar franchise fee di awal untuk
menutup biaya jasa management training, iklan, site selection assistace, jasa pembukuan dan
pengawasan pembangunan. Franchisee juga dipersyaratkan untuk membeli peralatan dan barang dari
franchisor, dan membayar biaya tahunan sesuai dengan jumlah penjualan. Perjanjian franchise sering
memberikan hak kepada franchisor untuk membeli operasi franchise yang menguntungkan maupan
yang merugikan.
Franchising adalah sebuah bentuk organisasi yang efektif karena menyediakan franchisee
dengan beberapa hak dan insentif yang dipersatukan dengan kepemilikan. Tentunya ada juga masalah
potensial yang muncul dari franchise. Contohnya, franshisee menginvestasikan terlalu rendah terhadap
kualitas dari reputasi franchisor. Penyusunan franchise juga mempersulit dalam koordinasi korporat,
dalam hal perubahan produk dan strategi. Akhirnya, franchisee sering difokuskan bahwa setelah
adanya investasi pada pasar di lokasi tertentu, franchisor akan menjual franchise outlet yang lain di
lokasi yang sama, agar terjadi kompetisi.
Pertanyaan sehubungan dengan accounting entity muncul untuk pengaturan franchise adalah
apakah franchisor melakukan kontrol terhadap franchisee sehingga harus melakukan konsolidasi dalam
laporan keuangan. Beberapa faktor menyarankan franchisor untuk memiliki pengendalian yang besar
terhadap franchisee :
Kontrak franchise memberikan hak bagi franchisor untuk melakukan pengawasan yang signifikan
dalam operasi bisnis franchisee dengan mempersyaratkan kualitas standar tertentu dan mengambil
persediaan dari franchisor.
Banyak franchisor mempunyai hak untuk memiliki franchise yang mempunyai laba bagus maupun
tidak.
Franchisor sering memberikan bantuan keuangan kepada franchisee atau adanya jaminan
terhadap hutangnya.
8
Pengawasan yang diberikan oleh franchisor kepada franchisee memunculkan pertimbangan
bahwa franchise operation adalah sebuah system bukan entitas yang berdiri sendiri antara franchisor
dan franchisee. Laporan konsolidasi untuk sistem franchise menyediakan informasi mengenai
keseluruhan konsep laba perusahaan. Informasi tersebut mungkin sangat berharga bagi invetor,
khususnya jika franchisor tidak mengoperasikan franchise outlet. Tetapi konsolidasi tidak memberikan
informasi mengenai seberapa besar imbalan terhadap keuntungan dalam sistem franchise yang
diberikan kepada frachisor. Franchisor yang berhasil akan mengkapitalisasikan brand name. Hal ini
menimbulkan tantangan dalam laporan keuangan, jika permintaan franchisor terlalu berlebihan
terhadap franchisee.
Keterbatasan operasi franchise sebagai sebuah sistem, karena franchisor tidak
mengkonsolidasi franchisee. SFAS 45, franchisor dipersyaratkan untuk mengakui pendapatan dari
initial franchise fees sampai semua jasa telah diberikan. Jasa tersebut mencakup jaminan hutang atau
pengawasan untuk operasi franchise. Tetapi peraturan tersebut tidak mempersyaratkan franchisors
untuk menyediakan data penting sehubungan dengan kinerja franchisee-nya. Informasi ini membantu
investor untuk mengevaluasi apakah konsep bisnis ini sukses dan apakah franchisor terlalu berlebihan
dalam hubungan kontrak dengan franchisee. Sebagai hasilnya, ada scope pertimbangan untuk analisa
keuangan dari operasi franchise.
Contoh : Pengendalian manajemen atas pihak rekanan
Beberapa perusahaan mempunyai relasi bisnis dengan perusahaan lainnya yang dimiliki oleh
manajemen. Sebagai contoh, pada 17 Novenber 1997, Zaitun Bhd, perusahaan produk perawatan
pribadi yang berada di Malaysia, mengajukan pembelian sebidang tanah seharga RM 36 juta dari
Benua Rezeki Sdn Bhd. Benua Rezeki Sdn Bhd secara parsial dimiliki oleh dua orang direktur dari
Zaitun (Datuk Mohd Kamal Mohd Eusuff dan Aisha Mohd Eusuff). Pada 31 Desember 1997, Zaitun
menempatkan setoran sebesar RM 18 juta untuk tanah tersebut, dimana jumlah ini adalah 50% dari
total jumlah yang harus dibayar.
Bagi pihak publik yang juga ikut memiliki perusahaan Zaitun, tipe transaksi ini menimbulkan
pertanyaan mengenai apakah harga yang diajukan untuk tanah tersebut telah sesuai dengan harga
pasar wajarnya, atau apakah Zaitun melakukan kelebihan pembayaran untuk tanah tersebut, dimana
hal ini akan memungkinkan direktur dari Zaitun untuk mendapatkan manfaat/keuntungan dengan biaya
yang ditanggung oleh pemilik perusahaan eksternal. Dalam perkembangan berikutnya (pada 15 April
1998), Zaitun membatalkan perjanjian penjualan dan setuju untuk mengembalikan pembayaran uang
mukanya.
9
Dalam kasus mengenai transaksi dengan pihak rekanan, pemegang saham eksternal tidak
memiliki pengendalian apapun terhadap pihak rekanan perusahaan tersebut. Konsekuensinya, tidak
ada pertimbangan untuk mengumpulkan kinerja dari dua pihak tersebut. Tantangan bagi pemegang
saham adalah untuk memahami insentif yang diperoleh oleh manajemen dari transaksi tipe ini. Hal ini
dapat dinilai dengan membandingkan pagu manajemen, yaitu dengan membandingkan pagu dalam
pihak rekanan dengan pagu dalam perusahaan yang diaturnya. Jika manajemen memiliki lebih lebih
banyak pagu terhadap pihak rekanan dari yang dimilikinya dalam perusahaan yang diaturnya, hal ini
memiliki potensi untuk terjadinya konflik kepentingan. Pemegang saham kemudian akan tertarik dalam
memahami besarnya transaksi dengan pihak rekanan tersebut dan keuntungan yang diperoleh antara
pihak rekanan dengan perusahaannya. Tidaklah mengejutkan, kebanyakan semua negara
mempersyaratkan perusahaan untuk membuat pengungkapan mengenai transaksi dengan pihak
rekanan untuk meyakinkan bahwa pemegang saham memiliki informasi penuh atas semua potensi dari
timbulnya konflik kepentingan dari manajemen. Sangat menarik untuk mencatat bahwa pada 26
September 1998, Malaysian Securities Commission yang ditegur oleh Zaitun untuk kegagalannya
dalam mengungkapkan penjualan tanah dengan pihak rekanan tersebut.
Key Analysis Question
Hubungan bisnis yang kompleks diantara perusahaan dapat membuat kesulitan untuk
mengukur apakah satu perusahaan memiliki pengendalian terhadap perusahaan lainnya. Analisis
keuangan dapat menambah nilai dengan memahami detail dari tipe hubungan ini dan dampak
potensialnya secara keuangan. Beberapa pertanyaan berikut biasanya sering diajukan untuk tujuan
tersebut adalah:
1. Apakah perusahaan memiliki hubungan yang kompleks dan/atau tidak biasa dengan perusahaan
lain, seperti yang telah dibahas diatas mengenai franchising dan R&D dengan kerjasamama yang
terbatas (limited partnership)? Jika demikian, apa tujuan utama dari hubungan kerjasama ini?
Apakah untuk pengaturan risiko, untuk meningkatkan modal, untuk memelihara aset utama dan
komitmen mengenai pendanaan yang tidak muncul di neraca, atau untuk mengatur pendapatan?
2. Apakah masuk akal untuk mengkonsolidasikan kinerja dari entitas yang berhubungan yang memiliki
hubungan bisnis yang kompleks? Jika tidak, informasi lain apa yang diperlukan dan tersedia untuk
secara penuh memahami dampak keuangan dari hubungan tersebut?
3. Bagaimanan cara perusahaan menggunakan hubunan bisnis untuk mengatur risiko? Jika hal
tersebut memiliki pilihan (option) untuk memperoleh perusahaan lain, bagaimanan cara meng-
10
exercise pilihan (option) tersebut? Apakah exercise tersebut berada dalam jalur yang konsisten
dengan tujuan perusahaan?
4. Apakah perusahaan memiliki transaksi dengan pihak rekanan? Jika ya, siapa pihak rekanan
tersebut? Mekanisme kepemimpinan apa yang melindungi hak dari pemegang saham eksternal?
Apakah terdapat bukti bahwa sumber daya yang digunakan yang dikeluarkan oleh perusahaan
dalam transaksi dengan pihak rekanan dibiayai oleh pemegang saham eksternal?
TANTANGAN KETIGA: SULIT MENDEFINISIKAN DAN MENGUKUR KINERJA SEGMEN BISNIS
INTI
Untuk perusahaan di dalam bisnis yang berbeda, penggabungan informasi menyediakan para
investor dengan suatu ikhtisar yang baik dari kinerja entitas keseluruhan. Bagaimanapun, para investor
juga mungkin tertarik untuk memahami bagaimana unit bisnis terpisah dilaksanakan. Sebagai hasilnya,
diversifikasi perusahaan menyediakan data yang dipisahkan pada kinerja dari segmen bisnis utama
mereka dalam catatan atas laporan keuangan.
Pelaporan segmen menghasilkan suatu jumlah tantangan pengukuran :
a. Banyak cara berbeda mendefinisikan segmen bisnis, membuatnya sulit untuk membandingkan
kinerja dari segmen yang serupa menurut dugaan sepanjang perusahaan atau bahkan dari waktu
ke waktu untuk perusahaan yang sama.
b. Analisa adalah secara khusus menantang untuk perusahaan dengan segmen jasa keuangan
yang mana memiliki model bisnis yang sangat berbeda dari segmen operasi lainnya.
c. Jika ada transaksi antara segmen bisnis meliputi harga transfer antar perusahaan, sulit untuk
mengevaluasi kinerja dari segmen individu.
Contoh : Mendefinisikan segmen-segmen bisnis
Para manajer secara tradisional telah mampu mengeksekusi keputusan yang dapat
dipertimbangkan dalam memutuskan bagaimana mendefinisikan unit bisnis untuk pelaporan segmen.
Suatu jumlah efek faktor bagaimana segmen bisnis diatur. Mereka dapat disusun untuk menciptakan
sinergi manajemen dan operasi antara unit dengan pengembangan yang tumpang tindih, produksi, atau
proses distribusi. Sebagai contoh, dalam laporan tahunan 1998-nya, infomasi terpisah yang
diungkapkan Eastman Kodak untuk empat segmen yang utama didefinisikan oleh kebutuhan gambaran
dari grup konsumen utama perusahaan: Consumer Imaging, Kodak Professional, Health Imaging, dan
Other Imaging. Segmen Consumer Imaging memproduksi film, kertas, obat-obatan, kamera, peralatan
proses-foto, dan jasa proses foto untuk konsumen. Segmen Kodak Profesional melayani konsumen
profesional. Segmen Health Imaging membuat film medis dan peralatan pemrosesan. Akhirnya,
segmen Other Imaging adalah segala jenis bisnis imaging kodak lainnya, meliputi film gambar hidup,
mesin copy, peralatan mikrofilm, printer, scanner, dan peralatan bisnis lainnya.
Definisi segmen dapat juga merefleksikan keinginan manajemen untuk menyembunyikan
informasi yang sensitif. Sebagai contoh, pada tahun 1998, Merck&Co. Mengoperasikan 2 bisnis primer,
11
Merck Pharmaceutical dan Merck-Medco Managed Care, tetapi pelaporan yang diabaikan setiap
segmen data pada 2 bisnis primer tersebut. Merck Pharmaceutical menemukan, mengembangkan,
memproduksi, dan memasarkan resep obat untuk perlakuan penyakit manusia, dimana Merck-Medco
menghasilkan pendapatan dari pengisian dan mengatur resep dan program manajemen kesehatan.
Manajemen Merck memberi perhatian bahwa pelaporan data segmen untuk 2 bisnis ini akan membuat
strategi harganya lebih transparan kepada konsumen. Secara potensial mengurangi kekuatan tawar
menawar di masa depan perusahaan dalam negosiasinya dengan penyedia obat-obatan.
Bagaimanapun, sebelum 1998 perusahaan tersebut perlu untuk melaporkan data segmen untuk 2
bisnis untuk memuaskan peraturan FASB baru pada pengungkapan segmen.
Akhirnya, definisi segmen dapat digunakan oleh manajemen sebagai suatu cara
menyembunyikan kinerja lemah dari investor dalam suatu atau lebih unit bisnis. Sebagai contoh,
manajemen secara khusus mungkin sensitif mengenai kinerja lemah dari akuisisi terbaru dan boleh
memilih untuk mengkombinasikannya dengan kinerja kuat untuk tujuan pelaporan segmen.
Dalam tahun 1998 FASB mencoba untuk mengurangi tingkat dari judgement manajemen dalam
definisi pelaporan segmen. Segmen yang didefinisikan dalam SFAS 131 untuk laporan keuangan
menggunakan pendekatan manajemen. Di bawah pendekatan ini perusahaan perlu melaporkan data
segmen untuk unit bisnis signifikan yang mana “informasi laporan terpisah adalah... secara tetap
ditinjau kembali oleh kepala pembuat keputusan operasi dalam menentukan bagaimana
mengalokasikan sumber daya dan dalam membantu kinerja”. Suatu segmen signifikan adalah yang
memiliki aktiva, pendapatan atau laba termasuk sedikitnya 10% dari aktiva, pendapatan atau laba
konsolidasi. Standar mempersyaratkan perusahaan untuk mengungkapkan pendapatan, laba dan
aktiva untuk segmen inti.
Pengaruh keseluruhan dari standar FASB pada pengungkapan segmen belum dianalisa.
Bagaimanapun, hal itu memiliki suatu dampak pada pelaporan oleh beberapa perusahaan. Sebagai
contoh, seperti yang dicatat diatas. Merck memperluas pengungkapan segmennya untuk melaporkan
data kedua bisnisnya tersebut. Sebagai tambahan, sebelum 1998, IBM hanya melaporkan pendapatan
untuk segmen bisnisnya. Beberapa analis berspekulasi bahwa keputusan ini dibuat untuk mengabaikan
pengungkapan kerugian yang besar dalam segmen perhitungan personal. Dalam tahun 1998 IBM
mengadopsi SFAS 131 dan mulai melaporan data laba operasi untuk semua segmennya. Hasil yang
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kerugian yang cukup besar dalam tahun 1998 dalam segmen
sistem personal (suatu kerugian sebelum pajak adalah $12.8 triliun dari 10 triliun pendapatan)
Contoh : Perusahaan Keuangan
12
Tantangan yang lain di dalam analisa bagian data yang timbul untuk perusahaan dengan
persewaan, real estate, pembiayaan, atau cabang asuransi. Model ekonomi untuk perusahaan ini
adalah berbeda dari perusahaan untuk retail, manufakturing, atau perusahaan jasa lain. Banyak
perusahaan dengan cabang keuangan memperlihatkan konsolidasi seperti “nonhomogeneous”
menyimpangkan rasio kunci perusahaan induk, terutama leverage, rasio modal kerja, dan marjin kotor.
Sebagai contoh, pertimbangkan pengaruh dari cabang keuangan IBM'S atas kinerjanya. Di dalam 1998
cabang keuangan mempunyai asset $ 40.1 milyar dan $ 46 milyar untuk perusahaan induk, dan marjin
laba sebelum pajak 32 persen dan 11 persen untuk perusahaan secara keseluruhan. Secara signifikan
leverage telah lebih tinggi dibanding perusahaan induk. Faktor ini membuatnya sulit untuk
membandingkan kinerja IBM dengan perusahaan komputer yang lain yang tidak punya cabang
keuangan seperti itu.
Sebelum adanya SFAS 94, banyak perusahaan U.S. memilih akun untuk cabang keuangan
dengan menggunakan metode ekuitas daripada konsolidasi penuh. Seringkali, suatu laporan laba rugi
dan neraca untuk cabang keuangan juga diungkapkan. SFAS 94 menghentikan kebiasaan ini dan
mempersyaratkan perusahaan keuangan untuk mengkonsolidasikannya. Perusahaan yang menyajikan
laporan keuangan secara terpisah untuk cabang keuangan diperlukan untuk melanjutkan kebiasaan ini.
Pertanyaannya adalah mana yang terbaik untuk evaluasi perusahaan dengan cabang
keuangan yang kompleks, apakah menggunakan konsolidasi atau informasi segmen. Banyak
perusahaan dengan cabang keuangan menyediakan pengungkapan tambahan untuk membantu analis
benchmark dengan kinerja perusahaan yang beroperasi sebagai kesatuan yang berdiri sendiri.
Bagaimanapun, pendekatan ini mengabaikan banyak interaksi yang terjadi antara operasi dan segmen
keuangan. Sebagai contoh, beberapa perusahaan menggunakan cabang keuangan untuk menyediakan
pembiayaan murah (low cost financing) untuk customer mereka, mempengaruhi penetapan harga dan
strategi penjualan untuk segmen yang lain. Membandingkan data kinerja untuk perusahaan ini atas
perusahaan lain di dalam industri yang sama mungkin untuk membuka strategi ini. Kemudian yang
penting untuk analisa data konsolidasi untuk memahami kinerja dari keseluruhan portofolio penyediaan
jasa pada pelanggan.
Contoh : Transaksi Intersegmen
Tantangan terakhir untuk pelaporan divisi adalah peloporan transaksi antar divisi, seperti
penjualan antar divisi dan alokasi beban umum sepanjang transaksi antar divisi. Menurut SFAS 131,
perusahaan harus menggunakan harga transfer yang sama dan alokasi biaya untuk peloporan divisi
yang digunakan secara internal. Akan tetapi, SFAS juga mengijinkan manajemen untuk mempunyai
pertimbangan pengendalian sepanjang pelaporan kinerja untuk semua divisi. Sebagai contoh, dengan
13
harga transfer yang relatif tinggi, manajemen dapat meningkatkan kinerja pelaporan dari divisi
penjualan yang merupakan beban bagi divisi pembelian.
Banyak faktor dapat mempengaruhi manajer untuk keputusan harga transfer. Hal ini meliputi
fasilitas alokasi efisien dari sumber daya dalam perusahaan, motivasi divisi manajemen, optimalisasi
pajak, dan pengaruh pelaporan kinerja keuangan. Oleh karenanya, susah untuk mengetahui bagaimana
menginterprestasikan kinerja divisi ketika transaksi antar divisi sangat tinggi. Apakah satu segmen
unggul karena ada kebijakan penentuan harga transfer perusahaan ? Jika demikian, apa motif
manajemen untuk kebijakan ini?
Dengan cara yang sama, alokasi dari beban umum dapat meningkatkan kesulitan dalam
menginterprestasikan kinerja divisi. Apakah kinerja salah satu divisi menjadi bagus karena menerima
alokasi biaya yang rendah dari beban umum? Jika benar, apa motivasi manajemen untuk kebijakan ini?
Apakah perusahaan menerapkan sistem alokasi yang salah? Apakah manajemen berusaha untuk
menaikkan kinerja dari salah satu divisi? Apakah implikasi internal yang potensial dari pendekatan
alokasi beban perusahaan?
Key Analysis Question
Tantangan dalam mendefinisikan segmen bisnis dan mengukur kinerjanya menyediakan
beberapa hal dalam analisis keuangan. Dengan pengendalian manajemen terhadap perusahaan dan
pelaporan segmen tertentu, analis dapat menambah nilai dengan mengevaluasi cara segmen berbisnis
dan kinerja dari masing-masing bisnis. Beberapa pertanyaan yang digunakan dalam menganalisis data
segmen :
1. Apa usaha utama dari perusahaan multibisnis? Bagaimana cara mengagregasi usaha utama ini
dalam segmen untuk kepentingan pelaporan? Apakah manajemen tampak mengagregasi data
segmen pada cara tertentu untuk menghilangkan penyajian informasi penting yang menjadi bagian
dari operasi? Bila ya, apakah manajemen yakin bahwa data adalah proprietary atau hanya
menyembunyikan kinerja buruk dari unit?
2. Apa hubungan bisnis antar segmen? Pertanyaan ini merupakan inti dari strategi perusahaan.
Bagaimana hubungan ini mempengaruhi transaksi intersegmen? Apakaha perusahaan
menggunakan satu segmen untuk membedakan pelanggan? Seberapa bergunakah data segmen
bila mempertimbangkan hubungan di antara segmen?
3. Apakah hubungan antara kinerja segmen dengan perusahaan dalam industri yang sama? Apakah
menajemen menampilkan kinerja segmen yang buruk yang merupakan beban yang berasal dari
unit bisnis yang lain?
RINGKASAN
Prinsip Entity mendefinisikan batasan perusahaan untuk tujuan pelaporan finansial. Saat satu
perusahaan mengontrol sumber yang lain, ini mengkonsolidasi performa dua perusahaan seolah
mereka adalah Entity tunggal, dengan menggunakan metode pembelian atau metode "pooling-of-
14
interest". Jika perusahaan tidak mengontrol tapi mempunyai pengaruh yang signifikan atas perusahaan
lain, ini melaporkan investasinya dengan menggunakan metode ekuitas “konsolidasi satu-line”.
Kontrol dinilai saat perusahaan memegang lebih dari 50 persen voting stock perusahaan lain.
Satu perusahaan dilihat mempunyai pengaruh yang signifikan atas yang lain saat ini memegang antara
20 persen dan 50 persen voting stocknya. Tapi, seperti yang kita lihat di bab ini, implementasi prinsip
Entity ini tidak langsung. Tantangan implementasi utama muncul saat :
1. Satu perusahaan dapat mengontrol atau mempunyai pengaruh yang signifikan atas yang lain tanpa
mempunyai lebih dari 50 persen atau 20 persen stocknya.
2. Sulit menilai siapa yang mengontrol siapa di kombinasi bisnis.
3. Ada relasi bisnis yang kompleks antar perusahaan yang sulit diklasifikasikan dengan menggunakan
definisi kontrol tradisional. Ini mencakup kerjasama R&D dan pengaturan franchise.
Untuk perusahaan yang mengkonsolidasi kinerja unit-unit multi bisnis, investor juga tertarik
dengan performa setiap unit bisnis. Oleh karena itu, perusahaan melaporkan data segmen di footnote
laporan finansial mereka. Pelaporan segmen menghadapi sejumlah tantangan. :
1. Pertama, ada beberapa cara mendefinisikan segmen, sehingga sulit membandingkan segmen-
segmen antar perusahaan atau bahkan untuk perusahaan yang sama.
2. Kedua, manajer sering menciptakan segmen multi bisnis karena mereka percaya bahwa disana ada
kesempatan untuk menciptakan sinergi. Misalnya, beberapa perusahaan menggunakan subsidiary
finansial untuk mensubsidi konsumen divisi operasional. Perusahaan lain mempunyai transaksi
inter segmen yang signifikan. Di setiap kasus, sulit mengetahui bagaimana menginterpretasikan
data segmen, karena ini adalah subyek cross-subsidi, harga transfer dan alokasi biaya yang tidak
akan muncul untuk perusahaan bisnis tunggal.
Aturan akuntansi Entity dan penyingkapan segmen menyediakan kesempatan bagi analis
finansial untuk mengevaluasi akuntansi Entity perusahaan. Aturan untuk mengukur kontrol mengijinkan
manajemen untuk menghindari konsolidasi beberapa tipe perusahaan yang mempunyai kontrol efektif.
Aturan tentang "pooling-of-interest" membuat beberapa perusahaan dapat menggunakan metode
pooling untuk menghindari biaya real akuisisi di laporan finansial. Pertanyaan Entity dimunculkan oleh
aturan dan praktek yang membuat analis dapat menambah nilai dengan menilai apakah akuntansi
perusahaan menunjukkan gambaran yang akurat tentang seluruh aktivitas operasional atau tidak. Jika
tidak, analis dapat berusaha memperkirakan efek konsolidasi. Untuk penyingkapan segmen, analis
dapat menambah nilai dengan menilai kualitas definisi segmen manajemen. Mereka dapat juga menilai
relevansi data segmen untuk analisis bisnis, dengan melihat ekstensi transaksi inter segmen dan
subsidiary antar segmen.
15