Analis Kesehatan_ Metode Carik Celup
-
Upload
ella-masliana-dewi -
Category
Documents
-
view
341 -
download
17
description
Transcript of Analis Kesehatan_ Metode Carik Celup
21/9/2014 Analis Kesehatan: Metode Carik Celup
http://sistinurrahmah.blogspot.com/2013/11/urinalisis.html 1/9
Sambil belajar.... ^_^
Analis KesehatanMinggu, 17 November 2013
Urinalisis adalah analisis fisik, kimia, dan mikroskopik terhadap urin. Urinalisis berguna untuk untuk
mendiagnosis penyakit ginjal atau infeksi saluran kemih dan untuk mendeteksi adanya penyakit metabolik yang tidak
berhubungan dengan ginjal.
Urinalisis yang akurat dipengaruhi oleh spesimen yang berkualitas. Sekresi vagina, perineum dan uretra pada
wanita, dan kontaminan uretra pada pria dapat mengurangi mutu temuan laboratorium. Mukus, protein, sel, epitel, dan
mikroorganisme masuk ke dalam sistem urine dari uretra dan jaringan sekitarnya. Oleh karena itu pasien perlu diberitahu
agar membuang beberapa millimeter pertama urine sebelum mulai menampung urine. Pasien perlu membersihkan daerah
genital sebelum berkemih. Wanita yang sedang haid harus memasukkan tampon yang bersih sebelum menampung
specimen. Kadang-kadang diperlukan kateterisasi untuk memperoleh spesimen yang tidak tercemar.
Meskipun urine yang diambil secara acak (random) atau urine sewaktu cukup bagus untuk pemeriksaan, namun
urine pertama pagi hari adalah yang paling bagus. Urine satu malam mencerminkan periode tanpa asupan cairan yang lama,
sehingga unsure-unsur yang terbentuk mengalami pemekatan.
Gunakan wadah yang bersih untuk menampung spesimen urin. Hindari sinar matahari langsung pada waktu
menangani spesimen urin. Jangan gunakan urin yang mengandung antiseptik.
Lakukan pemeriksaan dalam waktu satu jam setelah buang air kecil. Penundaan pemeriksaan terhadap spesimen
urine harus dihindari karena dapat mengurangi validitas hasil. Analisis harus dilakukan selambat-lambatnya 4 jam setelah
pengambilan spesimen. Dampak dari penundaan pemeriksan antara lain : unsur-unsur berbentuk dalam sedimen mulai
mengalami kerusakan dalam 2 jam, urat dan fosfat yang semula larut dapat mengendap sehingga mengaburkan pemeriksaan
mikroskopik elemen lain, bilirubin dan urobilinogen dapat mengalami oksidasi bila terpajan sinar matahari, bakteri
berkembangbiak dan dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan mikrobiologik dan pH, glukosa mungkin turun, dan badan
keton, jika ada, akan menguap.
· Strip Reagen = nama lain dipstick = metode carik celup
Dipstick adalah strip reagen berupa strip plastik tipis yang ditempeli kertas seluloid yang mengandung bahan kimia tertentu
sesuai jenis parameter yang akan diperiksa. Urine Dip merupakan analisis kimia cepat untuk mendiagnosa berbagai
penyakit. Uji kimia yang tersedia pada reagen strip umumnya adalah : glukosa, protein, bilirubin, urobilinogen, pH, berat
jenis, darah,
keton, nitrit, dan
leukosit esterase.
Metode Carik Celup
SPESIMEN
Warna, tampilan dan bau urin diperiksa, serta pH,, protein, keton, glukosa dan bilirubin diperiksa dengan strip reagen.
Berat jenis diukur dengan urinometer, dan pemeriksaan mikroskopik sedimentasi urin dilakukan untuk mendeteksi sel darah
merah atau sel darah putih di dalam urin, sedimen, kristal dan bakteri.
Pemeriksaan
Urine Metode
Carik Celup
Beranda
Laman
Fish
Terjemahkan kata:
Inggris ke Indonesia
Indonesia ke Inggris
Web:KamusBahasaInggris.com
Kamus English-Indonesia
Sistin
Lihat profillengkapku
Mengenai Saya
► 2014 (1)
▼ 2013 (2)▼ November (1)
Metode CarikCelup
► Mei (1)
Arsip Blog
0 More Next Blog» Create Blog Sign In
21/9/2014 Analis Kesehatan: Metode Carik Celup
http://sistinurrahmah.blogspot.com/2013/11/urinalisis.html 2/9
Metode : Carik Celup
Cara penggunaanya mudah, strip dicelupkan ke dalam urine, warna strip untuk
setiap kategori akan berubah sesuai kandungan zat yang ada dalam urin dan
menunjukkan keberadaan zat yang diperiksa (gula, protein dsb) atau tinggi
rendahnya zat dalam urine tersebut (keasamannya, berat jenisnya dsb).
Alat & Bahan
1. Alat
- Wadah Carik celup sebagai standar warna
- Clinitex Status, Urisys 1100/alat baca urin lainnya
2. Bahan
- Urin kontrol Level 1 dan Level 2
- Sampel urin
- Reagen carik celup tujuh indikator
Cara Kerja
1. Basahi seluruh permukaan reagen carik dengan sampel urin dan tarik carik dengan segera, Kelebihan urin diketukkan
pada bagian bibir wadah urin
2. Kelebihan urin pada bagian belakang carik dihilangkan dengan cara menyimpan carik tersebut pada kertas agar
menyerap urin dibagian tersebut
3. Peganglah carik secara horizontal dan banding kan dengan standar warna yang terdapat pada label wadah carik dan
catat hasilnya dengan waktu seperti yang tertera pada standar carik atau dibaca dengan alat Clinitex Status
Pengamatan dan Interpretasi Hasil Pemeriksaan Carik Celup
Parameter Nilai Normal :
1. Leukosit : negative
2. Nitrit : negative
3. Urobilinogen : negatif atau 0,2 EU/dL
4. Protein : negative
5. PH : 5,0 – 8,5
6. Darah : negative
7. Berat jenis : 1.000-1.030
8. Keton : negative
9. Bilirubin : negative
10. Glukosa : negatif
Prosedur Tes :
Ambil hanya sebanyak strip yang diperlukan dari wadah dan segera tutup wadah. Celupkan strip reagen sepenuhnya ke
dalam urin selama dua detik. Hilangkan kelebihan urine dengan menyentuhkan strip di tepi wadah spesimen atau dengan
meletakkan strip di atas secarik kertas tisu. Perubahan warna diinterpretasikan dengan membandingkannya dengan skala
warna rujukan, yang biasanya ditempel pada botol/wadah reagen strip. Perhatikan waktu reaksi untuk setiap item. Hasil
pembacaan mungkin tidak akurat jika membaca terlalu cepat atau terlalu lambat, atau jika pencahayaan kurang. Pembacaan
dipstick dengan instrument otomatis lebih dianjurkan untuk memperkecil kesalahan dalam pembacaan secara visual.
Pemakaian reagen strip haruslah dilakukan secara hati-hati. Oleh karena itu harus diperhatikan cara kerja dan batas waktu
pembacaan seperti yang tertera dalam leaflet. Setiap habis mengambil 1 batang reagen strip, botol/wadah harus segera
ditutup kembali dengan rapat, agar terlindung dari kelembaban, sinar, dan uap kimia. Setiap strip harus diamati sebelum
digunakan untuk memastikan bahwa tidak ada perubahan warna.
Prinsip: Kombinasi indikator methylred dan bromthymol blue yangterkandung pada carikmemungkinkan perubahan warnacarik sesuai dengan pH urin
Filtrat glomerular plasma darahbiasanya diasamkan oleh tubulusginjal dan saluran pengumpul daripH 7,4 menjadi sekitar 6 di final urin.Namun, tergantung pada status asam-basa, pH kemih dapat berkisar dari4,5 – 8,0. pH bervariasi sepanjanghari, dipengaruhi oleh konsumsimakanan; bersifat basa setelahmakan, lalu menurun dan menjadikurang basa menjelang makan
berikutnya. Urine pagi hari (bangun tidur) adalah yang lebih asam. Obat-obatan tertentu dan penyakit gangguankeseimbangan asam-basa jug adapt mempengaruhi pH urine. Urine yang diperiksa haruslah segar, sebab bila disimpanterlalu lama, maka pH akan berubah menjadi basa. Urine basa dapat memberi hasil negatif atau tidak memadai terhadapalbuminuria dan unsure-unsur mikroskopik sedimen urine, seperti eritrosit, silinder yang akan mengalami lisis. pH urineyang basa sepanjang hari kemungkinan oleh adanya infeksi. Urine dengan pH yang selalu asam dapat menyebabkanterjadinya batu asam urat.
Pemeriksaan Keasaman (pH) Urine Metode Carik Celup
21/9/2014 Analis Kesehatan: Metode Carik Celup
http://sistinurrahmah.blogspot.com/2013/11/urinalisis.html 3/9
Berikut ini adalah keadaan-keadaan yang dapat mempengaruhi pH urine :· pH basa : setelah makan, vegetarian, alkalosis sistemik, infeksi saluran kemih (Proteus atau Pseudomonas menguraikan urea
menjadi CO2 dan ammonia), terapi alkalinisasi, asidosis tubulus ginjal, spesimen basi.· pH asam : ketosis (diabetes, kelaparan, penyakit demam pada anak), asidosis sistemik (kecuali pada gangguan fungsi
tubulus, asidosis respiratorik atau metabolic memicu pengasaman urine dan meningkatkan ekskresi NH4+), terapipengasaman.
Pemeriksaan Bilirubin Urine Metode Carik Celup
Prinsip : Bilirubin dengan garam diazonium (2-6 diclorobenzene-diazonium floroborat) dalam suasana asam
membentuk azobilirubin yang berwarna merah violet.
Bilirubin yang dapat dijumpai dalam urine adalah bilirubin direk (terkonjugasi), karena tidak terkait dengan
albumin, sehingga mudah difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan ke dalam urine bila kadar dalam darah meningkat.
Bilirubinuria dijumpai pada ikterus parenkimatosa (hepatitis infeksiosa, toksik hepar), ikterus obstruktif, kanker hati
(sekunder), CHF disertai ikterik.
Secara normal, bilirubin tidak dijumpai di urin. Bilirubin terbentuk dari penguraian hemoglobin dan ditranspor
ke hati, tempat bilirubin berkonjugasi dan diekskresi dalam bentuk empedu. Bilirubin terkonjugasi (bilirubin direk) ini larut
dalam air dan diekskresikan ke dalam urin jika terjadi peningkatan kadar di serum. Bilirubin tak terkonjugasi (bilirubin
indirek) bersifat larut dalam lemak, sehingga tidak dapat diekskresikan ke dalam urin.
Prosedur : Uji bilirubinuria dapat menggunakan reaksi diazo (dengan tablet atau dipstick), atau uji Fouchet (Harison spot
test) dengan feri klorida asam (FeCl2). Uji bilirubinuria dengan reaksi diazo banyak dipakai karena lebih praktis dan lebih
sensitif. Di antara dua macam uji diazo, uji tablet (mis. tablet Ictotest) lebih sensitif daripada dipstick.
1. Reaksi diazo
Kumpulkan spesimen urin pagi atau urin sewaktu/acak (random). Celupkan stik reagen (dipstick) atau tablet Ictotest.
Tunggu 30 detik, lalu bandingkan warnanya dengan bagan warna pada botol reagen. Pembacaan dipstick dengan
instrument otomatis lebih dianjurkan untuk memperkecil kesalahan dalam pembacaan secara visual.
2. Uji Fouchet
Ke dalam 12 ml urin, tambahkan 3 ml barium klorida dan 3 tetes ammonium sulfat jenuh. Centrifuge selama 5 menit
dengan kecepatan 3500 rpm. Buang supernatant, tambahkan 2 tetes larutan Fouchet pada endapan. Amati perubahan
warna yang terjadi.Reaksi negatif jika tidak tampak perubahan warna. Reaksi positif jika terjadi perubahan warna :
hijau atau biru.
Pengujian harus dilakukan dalam waktu 1 jam, dan urin harus dihindarkan dari pajanan sinar matahari (sinar ultraviolet)
langsung agar bilirubin tidak teroksidasi menjadi biliverdin.
Nilai Rujukan : Normal adalah Negatif (kurang dari 0.5mg/dl)
Faktor yang Dapat Mempengaruhi Temuan Laboratorium :
1. Uji dengan reaksi Diazo
· Reaksi negatif palsu terjadi bila urin mengandung banyak asam askorbat (vitamin C), kadar nitrit dalam urine
meningkat, asam urat tinggi, serta bila bilirubin teroksidasi menjadi biliverdin akibat spesimen urin terpajan sinar
matahari (ultraviolet) langsung.
· Hasil positif palsu dapat dijumpai pada pemakaian obat yang menyebabkan urine menjadi berwarna merah (lihat
pengaruh obat)
2. Uji Fouchet
· Reaksi negative palsu terjadi bila bilirubin teroksidasi menjadi biliverdin akibat penundaan pemeriksaan.
· Reaksi positif palsu oleh adanya metabolit aspirin, urobilin atau indikan, urobilinogen.
Prinsip : 3’3’5’5’tetrachlorofenol-3,4,5,6 tetrabromosulfo-phtalein (bufer) dengan protein akan membentuk
senyawa berwarna hijau muda sampai hijau tua. Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulus yang
diserap oleh tubulus ginjal. Normal ekskresi protein urine biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl dalam
setiap satu spesimen. Lebih dari 10 mg/ml didefinisikan sebagai proteinuria.
Sejumlah kecil protein dapat dideteksi dari individu sehat karena perubahan fisiologis. Selama olah raga, stres
atau diet yang tidak seimbang dengan daging dapat menyebabkan protein dalam jumlah yang signifikan muncul dalam urin.
Pra-menstruasi dan mandi air panas juga dapat menyebabkan jumlah protein tinggi.
Protein terdiri atas fraksi albumin dan globulin. Peningkatan ekskresi albumin merupakan petanda yang sensitif
untuk penyakit ginjal kronik yang disebabkan karena penyakit glomeruler, diabetes mellitus, dan hipertensi. Sedangkan
peningkatan ekskresi globulin dengan berat molekul rendah merupakan petanda yang sensitif untuk beberapa tipe penyakit
tubulointerstitiel.Dipsticks mendeteksi protein dengan indikator warna Bromphenol biru, yang sensitif terhadap albumin
tetapi kurang sensitif terhadap globulin, protein Bence-Jones, dan mukoprotein
Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulus yang diserap oleh tubulus ginjal dan
diekskresikan ke dalam urin. Dengan menggunakan spesimen urin acak (random) atau urin sewaktu, protein dalam urin
dapat dideteksi menggunakan strip reagen (dipstick). Normal ekskresi protein biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau
10 mg/dl urin. Lebih dari 10 mg/dl didefinisikan sebagai proteinuria.
Sejumlah kecil protein dapat dideteksi pada urin orang yang sehat karena perubahan fisiologis. Selama olah raga,
stres atau diet yang tidak seimbang dengan daging dapat menyebabkan proteinuria transien. Pra-menstruasi dan mandi air
panas juga dapat menyebabkan proteinuria. Bayi baru lahir dapat mengalami peningkatan proteinuria selama usia 3 hari
pertama.
Pemeriksaan Protein Urine Metode Carik Celup
21/9/2014 Analis Kesehatan: Metode Carik Celup
http://sistinurrahmah.blogspot.com/2013/11/urinalisis.html 4/9
Prosedur
1. Spesimen urin acak (random)
Kumpulkan spesimen acak (random)/urin sewaktu. Celupkan strip reagen (dipstick) ke dalam urin. Tunggu selama 60
detik, amati perubahan warna yang terjadi dan cocokkan dengan bagan warna. Pembacaan dipstick dengan
instrument otomatis lebih dianjurkan untuk memperkecil kesalahan dalam pembacaan secara visual.
Dipstick mendeteksi protein dengan indikator warna Bromphenol biru, yang sensitif terhadap albumin tetapi kurang
sensitif terhadap globulin, protein Bence-Jones, dan mukoprotein.
2. Spesimen urin 24 jam
Kumpulkan urin 24 jam, masukkan dalam wadah besar dan simpan dalam lemari pendingin. Jika perlu, tambahkan
bahan pengawet. Ukur kadar protein dengan metode kolorimetri menggunakan fotometer atau analyzer kimiawi
otomatis.
Nilai Rujukan : Urin acak hasil negatif (≤15 mg/dl) dan Urin 24 jam hasil 25 – 150 mg/24 jam.
Faktor yang Dapat Mempengaruhi Temuan Laboratorium
1. Hasil positif palsu dapat disebabkan oleh hematuria, tingginya substansi molekular, infus polivinilpirolidon (pengganti
darah), obat (lihat pengaruh obat), pencemaran urine oleh senyawa ammonium kuaterner (pembersih kulit,
klorheksidin), urine yang sangat basa (pH > 8)
2. Hasil negatif palsu dapat disebabkan oleh urine yang sangat encer, urine sangat asam (pH di bawah 3)
Prinsip
: D-glukosa
oleh enzim
glukosa
oksidase
diubah
menjadi D-
glukonolakton dan H2O2. H2O2 yang erbentuk akan mengoksidasi kromogen membentuk senyawa berwarna coklat.
Kurang dari 0,1% dari glukosa normal disaring oleh glomerulus muncul dalam urin (kurang dari 130 mg/24 jam).
Glukosuria (kelebihan gula dalam urin) terjadi karena nilai ambang ginjal terlampaui atau daya reabsorbsi tubulus yang
menurun. Glukosuria umumnya berarti diabetes mellitus. Namun, glukosuria dapat terjadi tidak sejalan dengan peningkatan
kadar glukosa dalam darah, oleh karena itu glukosuria tidak selalu dapat dipakai untuk menunjang diagnosis diabetes
mellitus.
Untuk pengukuran glukosa urine, reagen strip diberi enzim glukosa oksidase (GOD), peroksidase (POD) dan zat warna.
Darah disaring oleh jutaan nefron, sebuah unit fungsional dalam ginjal. Hasil penyaringan (filtrat) berisi produk-produk
limbah (mis. urea), elektrolit (mis. natrium, kalium, klorida), asam amino, dan glukosa. Filtrat kemudian dialirkan ke tubulus
ginjal untuk direabsorbsi dan diekskresikan; zat-zat yang diperlukan (termasuk glukosa) diserap kembali dan zat-zat yang
tidak diperlukan kembali diekskresikan ke dalam urin.
Kurang dari 0,1% glukosa yang disaring oleh glomerulus terdapat dalam urin (kurang dari 130 mg/24 jam). Glukosuria
(kelebihan gula dalam urin) terjadi karena nilai ambang ginjal terlampaui (kadar glukosa darah melebihi 160-180 mg/dl atau
8,9-10 mmol/l), atau daya reabsorbsi tubulus yang menurun.
Prosedur :
Uji glukosa urin konvensional menggunakan pereaksi Benedict atas dasar sifat glukosa sebagai zat pereduksi. Cara ini
tidak spesifik karena beberapa pereduksi lain dapat mengacaukan hasil uji. Beberapa gula lain bisa menyebabkan hasil uji
reduksi positif misalnya fruktosa, sukrosa, galaktosa, pentose, laktosa, dsb. Beberapa zat bukan gula yang dapat
mengadakan reduksi seperti asam homogentisat, alkapton, formalin, glukoronat. Pengaruh obat : streptomisin, salisilat
kadar tinggi, vitamin C, dsb. Metode carik celup (dipstick) dinilai lebih bagus karena lebih spesifik untuk glukosa dan waktu
pengujian yang amat singkat. Reagen strip untuk glukosa dilekati dua enzim, yaitu glukosa oksidase (GOD) dan peroksidase
(POD), serta zat warna (kromogen) seperti orto-toluidin yang akan berubah warna biru jika teroksidasi. Zat warna lain yang
digunakan adalah iodide yang akan berubah warna coklat jika teroksidasi. Prosedur uji yang akan dijelaskan di sini adalah
uji dipstick. Kumpulkan spesimen acak (random)/urin sewaktu. Celupkan strip reagen (dipstick) ke dalam urin. Tunggu
selama 60 detik, amati perubahan warna yang terjadi dan cocokkan dengan bagan warna. Pembacaan dipstick dengan
instrument otomatis lebih dianjurkan untuk memperkecil kesalahan dalam pembacaan secara visual.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil uji dipstick adalah :
· Hasil uji positif palsu dapat disebabkan oleh : bahan pengoksidasi (hidrogen peroksida, hipoklorit, atau klorin) dalam
Pemeriksaan Glukosa Urine Metode Carik Celup
21/9/2014 Analis Kesehatan: Metode Carik Celup
http://sistinurrahmah.blogspot.com/2013/11/urinalisis.html 5/9
wadah sampel urin, atau urine yang sangat asam (pH di bawah 4)
· Hasil negatif palsu dapat disebabkan oleh : pengaruh obat (vitamin C, asam hogentisat, salisilat dalam jumlah besar,
asam hidroksiindolasetat), berat jenis urine > 1,020 dan terutama bila disertai dengan pH urine yang tinggi, adanya
badan keton dapat mengurangi sensitivitas pemeriksaan, infeksi bakteri.
Nilai Rujukan : Uji glukosa urin normal = negatif (kurang dari 50mg/dl)
Prinsip: Natriumnitroprusid sebagai oksidator kuat dengan asam acetoasetat dan aseton yang bersifat basa
membentuk senyawa yang berwarna violet
Badan keton (aseton, asam aseotasetat, dan asam β-hidroksibutirat) diproduksi untuk menghasilkan energi saat
karbohidrat tidak dapat digunakan. Asam aseotasetat dan asam β-hidroksibutirat merupakan bahan bakar respirasi normal
dan sumber energi penting terutama untuk otot jantung dan korteks ginjal. Apabila kapasitas jaringan untuk menggunakan
keton sudah mencukupi maka akan diekskresi ke dalam urine, dan apabila kemampuan ginjal untuk mengekskresi keton
telah melampaui batas, maka terjadi ketonemia. Benda keton yang dijumpai di urine terutama adalah aseton dan asam
asetoasetat.
Ketonuria disebabkan oleh kurangnya intake karbohidrat (kelaparan, tidak seimbangnya diet tinggi lemak dengan
rendah karbohidrat), gangguan absorbsi karbohidrat (kelainan gastrointestinal), gangguan metabolisme karbohidrat (mis.
diabetes), sehingga tubuh mengambil kekurangan energi dari lemak atau protein, febris.
Badan keton terdiri dari 3 senyawa, yaitu aseton, asam aseotasetat, dan asam β-hidroksibutirat, yang merupakan
produk metabolisme lemak dan asam lemak yang berlebihan. Badan keton diproduksi ketika karbohidrat tidak dapat
digunakan untuk menghasilkan energi yang disebabkan oleh : gangguan metabolisme karbohidrat (mis.Diabetes melitus
yang tidak terkontrol), kurangnya asupan karbohidrat (kelaparan, diet tidak seimbang : tinggi lemak – rendah karbohidrat),
gangguan absorbsi karbohidrat (kelainan gastrointestinal), atau gangguan mobilisasi glukosa, sehingga tubuh mengambil
simpanan asam lemak untuk dibakar.
Peningkatan kadar keton dalam darah akan menimbulkan ketosis sehingga dapat menghabiskan cadangan basa
(mis. bikarbonat, HCO3) dalam tubuh dan menyebabkan asidosis. Pada ketoasidosis diabetik, keton serum meningkat
hingga mencapai lebih dari 50 mg/dl.
Keton memiliki struktur yang kecil dan dapat diekskresikan ke dalam urin. Namun, kenaikan kadarnya pertama
kali tampak pada plasma atu serum, kemudian baru urin. Ketonuria (keton dalam urin) terjadi akibat ketosis. Benda keton
yang dijumpai di urine terutama adalah aseton dan asam asetoasetat.
Prosedur :
Kumpulkan spesimen urine secara acak (urin random atau urin sewaktu). Urin harus segar dan ditampung dalam
wadah tertutup rapat. Pengujian harus segera dilakukan, karena penundaan pengujian lebih lama dapat menyebabkan temuan
negatif palsu. Hal ini dikarenakan keton mudah menguap. Uji ketonuria dapat dilakukan dengan menggunakan tablet
Acetest, atau strip reagen (dipstick) Ketostix atau strip reagen multitest (mis. Combur, Multistix, Arkray, dsb).
Uji ketonuria dengan tablet Acetest digunakan untuk mendeteksi dua keton utama, yaitu aseton dan asam
asetoasetat. Letakkan tablet Acetest di atas kertas saring atau tissue, lalu teteskan urin segar di atas tablet tersebut. Tunggu
selama 30 detik. Amati perubahan warna yang terjadi pada tablet tersebut; jika berubah warna menjadi berwarna lembayung
terang – gelap, maka uji keton dinyatakan positif.
Uji ketonuria dengan strip reagen (Ketostix atau strip reagen multitest) lebih sensitif terhadap asam asetoasetat
daripada aseton. Celupkan strip reagen ke dalam urin. Tunggu selam 15 detik, lalu amati perubahan warna yang terjadi.
Bandingkan dengan bagan warna. Pembacaan dipstick dengan instrument otomatis lebih dianjurkan untuk memperkecil
kesalahan dalam pembacaan secara visual.
Nilai Rujukan : Dewasa dan anak hasil uji keton negatif (kurang dari15 mg/dl)
Faktor yang Dapat Mempengaruhi Hasil Laboratorium :
· Diet rendah karbohidrat atau tinggi lemak dapat menyebabkan temuan positif palsu. • Obat tertentu (Lihat pengaruh obat)
· Urin disimpan pada temperature ruangan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan hasil uji negaif palsu
· Adanya bakteri dalam urin dapat menyebabkan kehilangan asam asetoasetat
· Anak penderita diabetes cenderung mengalami ketonuria daripada penderita dewasa.
Prinsip : Urobilinogen dengan para-aminobenzaldehide dalam suasana asam akan terbentuk senyawa azo yang
berwarna merah
Empedu yang sebagian besar dibentuk dari bilirubin terkonjugasi mencapai area duodenum, tempat bakteri dalam
usus mengubah bilirubin menjadi urobilinogen. Sebagian besar urobilinogen berkurang di faeses; sejumlah besar kembali ke
hati melalui aliran darah, di sini urobilinogen diproses ulang menjadi empedu; dan kira-kira sejumlah 1% diekskresikan ke
dalam urine oleh ginjal.
Peningkatan ekskresi urobilinogen dalam urine terjadi bila fungsi sel hepar menurun atau terdapat kelebihan
urobilinogen dalam saluran gastrointestinal yang melebehi batas kemampuan hepar untuk melakukan rekskresi.
Urobilinogen meninggi dijumpai pada : destruksi hemoglobin berlebihan (ikterik hemolitika atau anemia hemolitik oleh
sebab apapun), kerusakan parenkim hepar (toksik hepar, hepatitis infeksiosa, sirosis hepar, keganasan hepar), penyakit
jantung dengan bendungan kronik, obstruksi usus, mononukleosis infeksiosa, anemia sel sabit. Urobilinogen urine menurun
dijumpai pada ikterik obstruktif, kanker pankreas, penyakit hati yang parah (jumlah empedu yang dihasilkan hanya sedikit),
Pemeriksaan Keton Urine Metode Carik Celup
Pemeriksaan Urobilinogen Urine Metode Carik Celup
21/9/2014 Analis Kesehatan: Metode Carik Celup
http://sistinurrahmah.blogspot.com/2013/11/urinalisis.html 6/9
penyakit inflamasi yang parah, kolelitiasis, diare yang berat.
Hasil positif juga dapat diperoleh setelah olahraga atau minum atau dapat disebabkan oleh kelelahan atau sembelit.
Orang yang sehat dapat mengeluarkan sejumlah kecil urobilinogen.
Urobilinogen Urine :
Empedu, yang sebagian besar dibentuk dari bilirubin terkonjugasi mencapai area duodenum, tempat bakteri usus
mengubah bilirubin menjadi urobilinogen. Sejumlah besar urobilinogen berkurang di faeses, sejumlah besar kembali ke hati
melalui aliran darah; di sini urobilinogen diproses ulang menjadi empedu, dan kira-kira sejumlah 1% diekskresikan oleh
ginjal ke dalam urin.
Ekskresi urobilinogen ke dalam urine kira-kira 1-4 mg/24jam. Ekskresi mencapai kadar puncak antara jam 14.00 –
16.00, oleh karena itu dianjurkan pengambilan sampel dilakukan pada jam-jam tersebut.
Prosedur :
1. Spesimen urin sewaktu
Urine harus dalam keadaan masih segar dan harus segera diperiksa. Uji dapat dilakukan sebagai bagian dari analisis
urin rutin, menggunakan strip reagen (dipstick) atau pereaksi Erlich. Celupkan strip reagen ke dalam urin, tunggu 30
detik. Amati perubahan warna dan bandingkan dengan bagan warna. Pembacaan dipstick dengan instrument otomatis
lebih dianjurkan untuk memperkecil kesalahan dalam pembacaan secara visual.
2. Spesimen urin 2 jam
Kumpulkan specimen urin di antara jam 13.00 – 15.00, atau antara jam 14.00 – 16.00, karena urobilinogen mencapai
puncaknya di siang hari pada jam-jam tersebut. Urin harus disimpan dalam lemari pendingin dan tempat yang gelap;
urin harus segera diperiksa dalam 30 menit karena urobilinogen dapat teroksidasi menjadi urobilin (zat oranye). Uji
dapat dilakukan dengan menggunakan strip reagen (dipstick).
3. Spesimen urin 24 jam
Kumpulkan urin 24 jam, masukkan dalam wadah besar dan simpan dalam lemari pendingin. Jika perlu tambahkan
bahan pengawet. Jauhkan urin dari pajanan cahaya. Tunda pemberian obat yang dapat mempengaruhi hasil uji selama
24 jam atau sampai uji selesai dilakukan. Jika obat memang harus diberikan, cantumkan nama obat tersebut pada
formulir laboratorium. Uji dilakukan dengan menggunakan strip reagen (dipstick).
Nilai Rujukan
· Urin acak : negatif (kurang dari 2mg/dl>
· Urin 2 jam : 0.3 – 1.0 unit Erlich
· Urin 24 jam : 0.5 – 4.0 unit Erlich/24jam, atau 0,09 – 4,23 µmol/24 jam (satuan SI)
Faktor yang Dapat Mempengaruhi Temuan Laboratorium
1. Reaksi positif palsu
a. Pengaruh obat : fenazopiridin (Pyridium), sulfonamide, fenotiazin, asetazolamid (Diamox), kaskara, metenamin
mandelat (Mandelamine), prokain, natrium bikarbonat, pemakaian pengawet formaldehid.
b. Makanan kaya karbohidrat dapat meninggikan kadar urobilinogen, oleh karena itu pemeriksaan urobilinogen
dianjurkan dilakukan 4 jam setelah makan.
c. Urine yang bersifat basa kuat dapat meningkatkan kadar urobilinogen; urine yang dibiarkan setengah jam atau
lebih lama akan menjadi basa.
2. Reaksi negatif palsu
a. Pemberian antibiotika oral atau obat lain (ammonium klorida, vitamin C) yang mempengaruhi flora usus yang
menyebabkan urobilinogen tidak atau kurang terbentuk dalam usus, sehingga ekskresi dalam urine juga
berkurang.
b. Paparan sinar matahari langsung dapat mengoksidasi urobilinogen menjadi urobilin.
c. Urine yang bersifat asam kuat.
Prinsip: Bromthymol blue dengan methyl vinyl ether maleic acid sodium salt akan memberikan warna pada urin
dengan bj >/ 0,5
Berat jenis (yang berbanding lurus dengan osmolalitas urin yang mengukur konsentrasi zat terlarut) mengukur
kepadatan air seni serta dipakai untuk menilai kemampuan ginjal untuk memekatkan dan mengencerkan urin.
Spesifik gravitasi antara 1,005 dan 1,035 pada sampel acak harus dianggap wajar jika fungsi ginjal normal. Nilai
rujukan untuk urine pagi adalah 1,015 – 1,025, sedangkan dengan pembatasan minum selama 12 jam nilai normal > 1,022,
dan selama 24 jam bisa mencapai ≥1,026. Defek fungsi dini yang tampak pada kerusakan tubulus adalah kehilangan
kemampuan untuk memekatkan urine.
BJ urine yang rendah persisten menunjukkan gangguan fungsi reabsorbsi tubulus. Nokturia dengan ekskresi urine
malam > 500 ml dan BJ kurang dari 1.018, kadar glukosa sangat tinggi, atau mungkin pasien baru-baru ini menerima
pewarna radiopaque kepadatan tinggi secara intravena untuk studi radiografi, atau larutan dekstran dengan berat molekul
rendah. Kurangi 0,004 untuk setiap 1% glukosa untuk menentukan konsentrasi zat terlarut non-glukosa.
Pemeriksaan Berat Jenis Urine Metode Carik Celup
Pemeriksaan Nitrit Urine Metode Carik Celup
21/9/2014 Analis Kesehatan: Metode Carik Celup
http://sistinurrahmah.blogspot.com/2013/11/urinalisis.html 7/9
Prinsip: Nitrat adanya Gram negatif berubah menjadi nitrit. Nitrit dengan para-arsinilic acid dan
tetrahydrobenzoquinolin membentuk senyawa yang berwarna merah
Di dalam urine orang normal terdapat nitrat sebagai hasil metabolisme protein, yang kemudian jika terdapat bakteri
dalam jumlah yang signifikan dalam urin (Escherichia coli, Enterobakter, Citrobacter, Klebsiella, Proteus) yang
megandung enzim reduktase, akan mereduksi nitrat menjadi nitrit. Hal ini terjadi bila urine telah berada dalam kandung
kemih minimal 4 jam. Hasil negative bukan berarti pasti tidak terdapat bakteriuria sebab tidak semua jenis bakteri dapat
membentuk nitrit, atau urine memang tidak mengandung nitrat, atau urine berada dalam kandung kemih kurang dari 4 jam.
Disamping itu, pada keadaan tertentu, enzim bakteri telah mereduksi nitrat menjadi nitrit, namun kemudian nitrit berubah
menjadi nitrogen.
Spesimen terbaik untuk pemeriksaan nitrit adalah urine pagi dan diperiksa dalam keadaan segar, sebab penundaan
pemeriksaan akan mengakibatkan perkembang biakan bakteri di luar saluran kemih, yang juga dapat menghasilkan nitrit.
Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
1. Hasil positif palsu karena metabolisme bakteri in vitro apabila pemeriksaan tertunda, urine merah oleh sebab apapun,
pengaruh obat (fenazopiridin).
2. Hasil negatif palsu terjadi karena diet vegetarian menghasilkan nitrat dalam jumlah cukup banyak, terapi antibiotik
mengubah metabolisme bakteri, organism penginfeksi mungkin tidak mereduksi nitrat, kadar asam askorbat tinggi,
urine tidak dalam kandung kemih selama 4-6 jam, atau berat jenis urine tinggi.
Prinsip: Asam carbonat ester oleh esterase yang terdapat pada granulosit akan membentuk indoxyl. Indoxyl
dioksidasi terbentuk senyawa indigo yang berwarna indigo.
Lekosit netrofil mensekresi esterase yang dapat dideteksi secara kimiawi. Hasil tes lekosit esterase positif
mengindikasikan kehadiran sel-sel lekosit (granulosit), baik secara utuh atau sebagai sel yang lisis. Limfosit tidak memiliki
memiliki aktivitas esterase sehingga tidak akan memberikan hasil positif. Hal ini memungkinkan hasil mikroskopik tidak
sesuai dengan hasil pemeriksaan carik celup.
Temuan laboratorium negatif palsu dapat terjadi bila kadar glukosa urine tinggi (>500mg/dl), protein urine tinggi
(>300mg/dl), berat jenis urine tinggi, kadar asam oksalat tinggi, dan urine mengandung cephaloxin, cephalothin, tetrasiklin.
Temuan positif palsu pada penggunaan pengawet formaldehid. Urine basi dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
1. Hasil positif palsu dapat terjadi bila urine tercemar deterjen yang mengandung hipoklorid atau peroksida, bila terdapat
bakteriuria yang mengandung peroksidase.
2. Hasil negatif palsu dapat terjadi bila urine mengandung vitamin C dosis tinggi, pengawet formaldehid, nitrit konsentrasi
tinggi, protein konsentrasi tinggi, atau berat jenis sangat tinggi.
3. Urine dari wanita yang sedang menstruasi dapat memberikan hasil positif.
Pemeriksaan Leukosit Esterase Pada Urine Metode Carik Celup
Pemeriksaan Blood Urine Metode Carik Celup
Prinsip: H2O2 oleh peroksidase yang ada pada Hb membentuk On dan H2O. On yang terbentuk akan
mengoksidasi benzidin (kromogen) membentuk senyawa berwarna hijau biru
Pemeriksaan dengan carik celup akan memberi hasil positif baik untuk hematuria, hemoglobinuria, maupun
mioglobinuria. Prinsip tes carik celup ialah mendeteksi hemoglobin dengan pemakaian substrat peroksidase serta aseptor
oksigen. Eritrosit yang utuh dipecah menjadi hemoglobin dengan adanya aktivitas peroksidase. Hal ini memungkinkan hasil
tidak sesuai dengan metode mikroskopik sedimen urine.
Hemoglobinuria sejati terjadi bila hemoglobin bebas dalam urine yang disebabkan karena danya hemolisis
intravaskuler. Hemolisis dalam urine juga dapat terjadi karena urine encer, pH alkalis, urine didiamkan lama dalam suhu
kamar. Mioglobinuria terjadi bila mioglobin dilepaskan ke dalam pembuluh darah akibat kerusakan otot, seperti otot
jantung, otot skeletal, juga sebagai akibat dari olah raga berlebihan, konvulsi. Mioglobin memiliki berat molekul kecil
sehingga mudah difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresi ke dalam urine.
21/9/2014 Analis Kesehatan: Metode Carik Celup
http://sistinurrahmah.blogspot.com/2013/11/urinalisis.html 8/9
clinitex status :
Diposkan oleh Sistin di 23.35
Label: UrinalisisLokasi: Surabaya, Serut River, Bengkulu, Indonesia
Rekomendasikan ini di Google
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
21/9/2014 Analis Kesehatan: Metode Carik Celup
http://sistinurrahmah.blogspot.com/2013/11/urinalisis.html 9/9
Posting Lebih Baru Posting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Masukkan komentar Anda...
Beri komentar sebagai: Google Account
Publikasikan
Pratinjau
Template Ethereal. Gambar template oleh blue_baron. Diberdayakan oleh Blogger.