Anakku Puber, Nih!

26
Anakku Puber, Nih …

Transcript of Anakku Puber, Nih!

Page 1: Anakku Puber, Nih!

Anakku Puber, Nih …

Page 2: Anakku Puber, Nih!

Anakku Puber, Nih …

words: tari sandjojo

Page 3: Anakku Puber, Nih!

Masa puber adalah masa ketika anak naik tingkat dalam hidupnya.

Anak mulai memasuki usia remaja.

Page 4: Anakku Puber, Nih!

Masa puber, biasanya, ditandai dengan anak perempuan mengalami menstruasi

atau anak laki-laki mengalami masa 'baliq' lewat mimpi basahnya.

Page 5: Anakku Puber, Nih!

Namun, indikasi masa puber bisa dimulai sebelum menstruasi atau mimpi basah dialami.

Ini sering disebut periode 'pre-teen’ atau praremaja.

Page 6: Anakku Puber, Nih!

Perubahan perilaku pasti terjadi, karena di tiap tahapan puber perkembangan,

ada tantangannya tersendiri bagi yang mengalami, maupun untuk orang-orang di sekitarnya.

Page 7: Anakku Puber, Nih!

Bagaimana menjelaskan mimpi basah?

Page 8: Anakku Puber, Nih!

Sama seperti menjelaskan menstruasi, mimpi basah juga dimulai dengan penjelasan anatomis:

apa yang terjadi sehingga keluar sperma Tanyakan juga mimpi yang dialami anak semalam.

Page 9: Anakku Puber, Nih!

Setelah itu, ingatkan lagi tentang area pribadinya, untuk menghormati area pribadi orang lain, serta tanggung jawab atas kebersihan diri

yang makin tinggi.

Page 10: Anakku Puber, Nih!

Menjelaskan soal mimpi basah dan menstruasi jadi sulit jika sebelumnya kita tidak punya komunikasi

yang baik dengan anak. Jadi, sebaiknya komunikasi yang baik dibangun sejak awal.

Page 11: Anakku Puber, Nih!

Diskusi bisa dimulai ketika anak bertanya kenapa mamanya setiap bulan sakit perut

atau saat anak bertanya kenapa penisnya berdiri setiap pagi saat bangun tidur.

Page 12: Anakku Puber, Nih!

Kalau kita menjawab dengan santai dan terbuka, anak jadi berani bertanya.

Page 13: Anakku Puber, Nih!

Kita juga tidak usah deg-degan menunggu saat anak menstruasi atau mimpi basah

untuk membuka komunikasi.

Page 14: Anakku Puber, Nih!

Jika anak mengajukan pertanyaan 'dewasa', seringnya, kita jadi panik.

Padahal, memang sudah waktunya si anak bertanya. Jika anak tidak bertanya, justru kita harus waspada.

Page 15: Anakku Puber, Nih!

Bagaimana kita mempersiapkan diri?

Page 16: Anakku Puber, Nih!

Jadi orangtua harus rajin belajar. Karena, meskipun kita tahu tahapan perkembangan anak,

setiap anak itu berbeda.

Page 17: Anakku Puber, Nih!

Tiap anak itu unik. Jadi, pertanyaannya pasti berbeda-beda,

reaksinya juga berbeda-beda. Kita harus selalu siap dan terus belajar.

Page 18: Anakku Puber, Nih!

Kita bisa belajar lewat buku, blog, diskusi, workshop, atau ngobrol dengan orangtua lain

yang sudah mengalami. Jadi, kita punya bekal.

Page 19: Anakku Puber, Nih!

Lebih baik tahu daripada tidak tahu sama sekali. Tahu apa yang mungkin terjadi

pada setiap tahap perkembangan anak itu penting.

Page 20: Anakku Puber, Nih!

Persiapan lainnya adalah pola komunikasi yang baik dengan anak.

Ini klise, tapi esensial.

Page 21: Anakku Puber, Nih!

Anak akan lebih mau mendengarkan dibandingkan dengan jika kita tahu-tahu doyan ngobrol

padahal sebelumnya jarang diskusi. Anak mungkin malah merasa aneh dan tidak mau

mendengarkan.

Page 22: Anakku Puber, Nih!

Persiapan penting lainnya adalah dekat dengan orang dewasa lain

yang punya hubungan baik dengan anak. Misalnya: kakek, nenek, tante, oom, atau guru.

Page 23: Anakku Puber, Nih!

Hal tersebut penting karena biar bagaimanapun, untuk remaja,

orangtua bukan pihak tempat bercerita segala-galanya.

Page 24: Anakku Puber, Nih!

Pasti ada orang lain yang membuat anak lebih nyaman untuk bercerita.

Jadi, orangtua bisa memanfaatkan pihak ketiga ini untuk lebih dekat dengan anak.

Page 25: Anakku Puber, Nih!

Luangkan waktu untuk sebentar saja Ngobrol santai dengan anak tiap hari.

Page 26: Anakku Puber, Nih!

Walaupun kesannya anak remaja 'tidak butuh' atau enggan komunikasi dengan orangtuanya,

tapi, pada dasarnya, anak remaja selalu butuh orangtuanya, kok.