Ana Sistem Sungai

8
SISTEM SUNGAI Sistem sungai merupakan salah satu sistem kecil yang berada didalam sistem hidrologi. Sistem hidrologi merupakan siklus air yang kompleks mulai dari menguapnya air laut menuju atmosfer, kemudian menuju darat dan kembali lagi ke laut. Sistem sungai merupakan gabungan dari beberapa sub sistem sungai itu sendiri yang terdiri dari sumber sedimen, tributary, gabungan alur sungai, aliran sungai, tanggul alam, delta, estuari, endapan bar, channel, oxbow lake, dan kelokan sungai meander. Sistem sungai berawal dari partikel- partikel pegunungan kapur yang terbawa oleh air hujan. Air yang jatuh pada suatu daerah di pegunungan tersebut, ada yang meresap masuk (infiltrasi) ke dalam tanah, hingga mencapai suatu lapisan tanah yang tidak tembus air (kedap air). Kemudian, menjadi air tanah dan sebagian lagi menjadi air di permukaan. Air tanah ini akan muncul kembali di bagian permukaan tanah yang lebih rendah sebagai mata air, misalnya di lembah- lembah atau kaki pegunungan dan terjadi proses terbawanya kapur di wilayah tersebut yang lebih dikenal dengan erosi. Menurut Soerya (2005) Erosi adalah proses berpindahnya massa batuan dari satu tempat ke tempat lain yang dibawa oleh tenaga pengangkut yang bergerak di muka muka bumi. Tenaga pengangkut tersebut bisa berupa angin, air maupun gletser atau es yang mencair. Erosi bisa terjadi di darat maupun di Pantai. Air dari mata air mengumpul dan mengalir ke tempat yang lebih rendah, namun karena di daerah pegunungan memiliki perbedaan topografi sehingga air yang mengalir mengikuti aliran daratannya yang berkelok-kelok. Menurut Chandra (2012), Proses berkelok-keloknya sungai dimulai dari sungai bagian hulu. Pada bagian hulu, volume air kecil dan tenaga yang terbentuk juga kecil. Akibatnya sungai mulai menghindari penghalang dan mencari rute yang paling mudah dilewati. Pada bagian tengah, yang wilayahnya mulai datar aliran air mulai lambat dan membentuk meander. Proses meander terjadi pada tepi sungi, baik bagian dalam maupun tepi luar. Di bagian sungai yang aliranya cepat akan terjadi pengikisan sedangkan bagian tepi sungai yang lamban alirannya akan terjadi pengendapan. Apabila hal itu berlangsung secara terus-menerus akan

description

macam-macam profil baja

Transcript of Ana Sistem Sungai

Page 1: Ana Sistem Sungai

SISTEM SUNGAI

Sistem sungai merupakan salah satu sistem kecil yang berada didalam sistem hidrologi.

Sistem hidrologi merupakan siklus air yang kompleks mulai dari menguapnya air laut

menuju atmosfer, kemudian menuju darat dan kembali lagi ke laut. Sistem sungai

merupakan gabungan dari beberapa sub sistem sungai itu sendiri yang terdiri dari sumber

sedimen, tributary, gabungan alur sungai, aliran sungai, tanggul alam, delta, estuari,

endapan bar, channel, oxbow lake, dan kelokan sungai meander.

Sistem sungai berawal dari partikel- partikel pegunungan kapur yang terbawa oleh air

hujan. Air yang jatuh pada suatu daerah di pegunungan tersebut, ada yang meresap masuk

(infiltrasi) ke dalam tanah, hingga mencapai suatu lapisan tanah yang tidak tembus air

(kedap air). Kemudian, menjadi air tanah dan sebagian lagi menjadi air di permukaan. Air

tanah ini akan muncul kembali di bagian permukaan tanah yang lebih rendah sebagai mata

air, misalnya di lembah-lembah atau kaki pegunungan dan terjadi proses terbawanya kapur

di wilayah tersebut yang lebih dikenal dengan erosi. Menurut Soerya (2005) Erosi adalah

proses berpindahnya massa batuan dari satu tempat ke tempat lain yang dibawa oleh

tenaga pengangkut yang bergerak di muka muka bumi. Tenaga pengangkut tersebut bisa

berupa angin, air maupun gletser atau es yang mencair. Erosi bisa terjadi di darat maupun

di Pantai.

Air dari mata air mengumpul dan mengalir ke tempat yang lebih rendah, namun karena di

daerah pegunungan memiliki perbedaan topografi sehingga air yang mengalir mengikuti

aliran daratannya yang berkelok-kelok. Menurut Chandra (2012), Proses berkelok-keloknya

sungai dimulai dari sungai bagian hulu. Pada bagian hulu, volume air kecil dan tenaga yang

terbentuk juga kecil. Akibatnya sungai mulai menghindari penghalang dan mencari rute

yang paling mudah dilewati. Pada bagian tengah, yang wilayahnya mulai datar aliran air

mulai lambat dan membentuk meander. Proses meander terjadi pada tepi sungi, baik

bagian dalam maupun tepi luar. Di bagian sungai yang aliranya cepat akan terjadi

pengikisan sedangkan bagian tepi sungai yang lamban alirannya akan terjadi

pengendapan. Apabila hal itu berlangsung secara terus-menerus akan membentuk

meander. Meander biasanya terbentuk pada sungai bagian hilir, dimana pengikisan dan

pengendapan terjadi secara berturut turut.

Page 2: Ana Sistem Sungai

Selain itu, air juga mengalir pada daerah yang sempit yang dikenal sebagai anak sungai,

dimana anak sungai yang disebut dengan tributary. Dan gabungan dari beberapa tributary

disebut gabungan aliran sungai (tempuran) yang akan menuju ke sungai utama, Setelah itu

aliran sungai akan berkumpul pada tanggul alam. Menurut Habeeb (2011), tanggul alam

merupakan akumulasi sedimen berupa tanggul memanjang dan membatasi alur sungai.

Tinggi maksimum suatu tanggul terdapat pada bagian tepi dalam tanggul yang berbatasan

dengan alur sungai dengan lereng yang curam. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi muka air

sungai pernah mencapai permukaan tanggul tersebut pada saat terjadi banjir besar.

Sebaliknya menjauhi alur sungai ke arah dataran banjir lereng tanggul berangsur-angsur

berkurang besarnya dari miring hingga landai.

Tanggul yang terbentuk akibat banjir sungai di wilayah dataran rendah yang berperan

menahan air hasil limpasan banjir sehingga terbentuk genangan yang dapat kembali lagi

ke sungai. Seiring dengan proses yang berlangsung kontinyu akan terbentuk akumulasi

sedimen yang tebal sehingga akhirnya membentuk tanggul alam. Tanggul alam memiliki

struktur berlapis karena terbentuk oleh endapan sedimen saat banjir meluap melampaui

tanggul sungai.

Tanggul sungai yang berkelok-kelok tersebut akhirnya akan membentuk oxbow lake.

Menurut Chandra (2012), Oxbow lake atau danau tapal kuda merupakan danau dihasilkan

bila sungai yang berkelok-kelok atau sungai meander melintasi daratan mengambil jalan

pintas dan meninggalkan potongan-potongan yang akhirnya membentuk danau tapal kuda.

Oxbow lake terbentuk dari waktu ke waktu sebagai akibat dari erosi dan sedimentasi dari

tanah disekitar sungai meander.

Kanal atau terusan merupakan saluran air yang dibuat oleh manusia untuk berbagai

keperluan. Umumnya kanal merupakan bagian dari aliran sungai dengan pelebaran atau

pendalaman pada bagian tertentu. Air yang berasal dari tanggul alam akan mengalir

hingga menuju ke kanal. Selain menuju ke kanal, air juga mengalir ke estuari. Estuari

merupakan pertemuan antara air laut dan air tawar, di daerah ini biasanya terdapat air

payau,dan biasa disebut muara. Menurut (Aqilah, 2011) Wilayah estuaria merupakan

pesisir semi tertutup (semi-enclosed coastal) dengan badan air mempunyai hubungan

bebas dengan laut terbuka (open sea) dan kadar air laut terlarut dalam air tawar dari

sungai.  Di wilayah ini terjadi percampuran antara masa air laut dengan air tawar dari

daratan, sehingga air menjadi payau dengan salinitas berkisar antara 5 – 16,5‰. Wilayah

Page 3: Ana Sistem Sungai

ini meliputi muara sungai dan delta-delta besar, hutan mangrove dekat estuaria dan

hamparan lumpur dan pasir yang luas. Wilayah ini juga dapat dikatakan sebagai wilayah

yang sangat dinamis, karena selalu terjadi proses dan perubahan baik lingkungan fisik

maupun biologis.

Di muara sungai, air sungai yang sering keruh dan berwarna coklat bertemu dengan air

laut yang umumnya jernih. Di tempat ini terdapat gundukan tanah yang dinamakan delta.

Delta ini terbentuk karena air sungai yang keruh coklat, membawa berbagai jenis kotoran

dan tanah bertemu dengan ion-ion yang terdapat di air laut, mengalami sedimentasi.

Menurut Awaludin (2012) sedimentasi sendiri adalah suatu proses pengendapan material

yang di transport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Delta yang

terdapat di mulu-mulut sungai adalah hasil dan proses pengendapan material-material

yang diangkut oleh  air sungai, sedangkan bukit pasir (sand dunes) yang terdapat di gurun

dan di tepi pantai adalah pengendapan dari material-material yang diangkut oleh angin.

Proses tersebut terjadi terus menerus, seperti batuan hasil pelapukan secara berangsur

diangkut ke tempat lain oleh tenaga air, angin, dan gletser.

Pada saat air sungai bertemu dengan air laut, maka terjadilah perlucutan muatan koloid

sungai oleh ion-ion dari air laut. Ion-ion yang berlawanan muatan ini tarik menarik,

sehingga terjadi penetralan muatan. Karena pelindung atau selimut muatan koloid itu

terlucuti, maka masing-masing kelompok partikel koloid itu menyatu dan

menggumpal. Makin lama gumpalan itu membesar dan akhirnya akan mengendap menjadi

gundukan tanah. Peristiwa ini merupakan koagulasi koloid oleh elektrolit (Nugroho,2009).

Pada daerah hilir terdapat endapan bar yang merupakan gabungan dari beberapa delta.

Pada bagian hilir ini biasanya terjadi sedimentasi yang menyebabkan adanya endapan.

Menurut ( Herman, 2011) sungai umunnya terbentuk di daerah-daerah dengan kemiringan

lereng menengah- tinggi dan didalam saluran-saluran sungainya berkembang endapan bar

longitudinal berukuran butir semakin halus kebagian bawahnya. Sekuen vertikal endapan

sungai ini disusun oleh sebagian besar pasir dan kerikil, dengan sedikit atau absen lapisan

lumpur.

Dengan demikian,dengan adanya beberapa sub bagian sungai yaitu sumber sedimen,

tributary, gabungan alur sungai, aliran sungai, tanggul alam, delta, estuari, endapan bar,

Page 4: Ana Sistem Sungai

channel, oxbow lake, dan kelokan sungai meander dapat membentuk satu kesatuan sistem

sungai yang saling berpadu.

Tipe - Tipe Sungai

1. Tipe Sungai berdasarkan kontinyuitas aliran:

Sungai Permanen

Sungai yang pada saat musim kemarau atau musim hujan terdapat air, dengan perubahan

debit yang tidak besar.

Sungai Musiman

Sungai yang hanya terdapat air pada saat musim penghujan saja. Pada saat musim

kemarau, sungai tersebut kering.

Sungai Periodik

Sungai yang pada saat musim penghujan debitnya besar, namun pada saat musim kemarau

air yang ada sedikit dengan debit yang sangat kecil.

2. Tipe Sungai berdasarkan asal sumber air:

Sungai Hujan

Sungai hujan adalah sungai yang sumber airnya dari hujan.

Sungai Gletser

Sungai gletser yaitu aliran sungai es di daerah kutub dan di daerah gunung yang bersalju.

3. Tipe Sungai berdasarkan keterkaitannya dengan airtanah:

Sungai Influent

Sungai yang airnya ikut mengisi ketersediaan airtanah. Biasanya arah aliran airtanah

bersinggungan dengan air sungai namun akuifernya berada jauh di bawah aliran air

sungai.

Sungai Efluent

Page 5: Ana Sistem Sungai

Sungai yang ikut disuplai oleh aliran airtanah, sehingga menjadi baseflow di sungai

tersebut. Biasanya akuifer berada dekat dengan permukaan, sehingga saat aliran

bersinggungan dengan aliran sungai, maka akuifer tersebut ikut mengisi aliran sungai

tersebut.

4. Tipe Sungai berdasarkan geomorfologi sekitar:

Sungai Konsekuen Lateral

Sungai yang arahnya menuruni lereng-lereng asli yang ada di permukaan bumi seperti

dome, block, mountain, atau daratan yang baru terangkat.

Sungai Konsekuen Longitudinal

Sungai yang alirannya sejajar dengan antiklinal ( bagian puncak gelombang pegunungan).

Sungai Subsekuen

Sungai yang terjadi jika pada sebuah sunga konsekwen lateral terjadi erosi mundur

akhirnya akan sampai ke puncak lerengnya, sehingga sungai tersebut akan mengadakan

erosi ke samping dan memperluas lembahnya. Akibatnya akan timbul aliran baru yang

mengikutiarah strike ( arah patahan )

Sungai Superimposed

Sungai yang mengalir pada lapisan sedimen datar yang menutupi lapisan batuan di

bawahnya. Apabila terjadi peremajaan, sungai tersebut dapat mengikis lapisan-lapisan

penutup dan memotong formasi batuan yang semula tertutup, sehingga sungai itu

menempuh jalan yang tidak sesuai denga struktur batuan.

Sungai Anteseden

Sungai yang arah aliurannya tetap karena dapat mengimbangi pengangkatan yang terjadi.

Sungai ini hanya terjadi bila pengangkutan tersebut berjalan dengan lambat

Sungai Resekuen

Sungai yang mengalir menuruni dip slope ( kemiringan patahan) dari formasi-formasi

daerah tersebut dan searah dengan aliran sungai resekwen lateral. Sungai resekwen ini

terjadi lebih akhir sehingga lebih muda dan sering merupakan anak sungai subsekwen.

Page 6: Ana Sistem Sungai

Sungai Obsekuen

Sungai yang mengalir menuruni permukaan patahan, jadi berlawanan dengan dip dari

formasi-formasi patahan.

Sungai Insekuen

Sungai yang terjadi tanpa ditentukan oleh sebab-sebab yang nyata. Sungai ini mengalir

tidak mengikuti perlapisan batuan atau dip. Singai ini mengalr dengan arah tidak tertentu

sehingga terjadi pola aliran dendritis.

Sungai Reserve

Sungai yang tidak dapat mempertahankan arah alirannya melawan suatu pengangkatan,

sehingga mengubah arahnya untuk menyasuaikan diri.

Sungai Komposit

Sungai yang mengalir dari daerah yang berlainan struktur geologinya. Kebanyakan sungai

yang besar merupakan sungai komposit.

Sungai Anaklinal

Sungai yang mengalir pada permukaan yang secara lambat terangkat dan arah

pengangkatan tersebut berlawanan dengan arah arus sungai.

Sungai Compound

Sungai yang mambawa air di derah yang berlawanan geomorfologinya.

Jenis-jenis sungai

Menurut jumlah airnya:

1. sungai permanen  - yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh

sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito, dan Mahakam di Kalimantan,

Sungai Musi dan Sungai Indragiri di Sumatra.

2. sungai periodik  - yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan

pada musim kemarau airnya sedikit. Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di Pulau Jawa,

Page 7: Ana Sistem Sungai

misalnya Bengawan Solo dan Sungai Opak di Jawa Tengah, Sungai Progo dan Sungai

Code di Daerah Istimewa Yogyakarta, serta Sungai Brantas di Jawa Timur.

3. sungai intermittent  atau sungai episodik - yaitu sungai yang mengalirkan airnya pada musim

penghujan, sedangkan pada musim kemarau airnya kering. Contoh sungai jenis ini adalah

Sungai Kalada di Pulau Sumba dan Sungai Batanghari di Sumatra.

4. sungai ephemeral  - yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada

hakekatnya, sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim

hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.

Menurut genetiknya:

1. sungai konsekwen  yaitu sungai yang arah alirannya searah dengan kemiringan lereng.

2. sungai subsekwen  yaitu sungai yang aliran airnya tegak lurus dengan sungai konsekwen.

3. sungai obsekwen  yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya berlawanan arah dengan

sungai konsekwen.

4. sungai insekwen  yaitu sungai yang alirannya tidak teratur atau terikat oleh lereng daratan.

5. sungai resekwen  yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya searah dengan sungai

konsekwen.

6. sungai andesen  yaitu sungai yang kekuatan erosi ke dalamnya mampu mengimbangi

pengangkatan lapisan batuan yang dilalui.

7. sungai anaklinal  yaitu sungai yang arah alirannya mengalami perubahan karena tidak

mampu mengimbangi pengangkatan lapisan batuan.

Menurut panjang[sunting | sunting sumber]

Sungai Kapuas  (terpanjang di Kalimantan dan di Indonesia): 1.143 km

Sungai Mahakam : 920 km

Sungai Barito : 900 km

Sungai Batanghari  (terpanjang di Sumatera): 800 km

Sungai Musi : 750 km

Sungai Mamberamo  (terpanjang di Papua): 670 km

Bengawan Solo  (terpanjang di Jawa): 548 km