AMPUTASI 2

download AMPUTASI 2

of 6

Transcript of AMPUTASI 2

  • 5/27/2018 AMPUTASI 2

    1/6

    AMPUTASI

    Amputasi dapat berarti suatu keadaan ketiadaan sebagian atau seluruh anggota gerak atau

    menunjukkan atau menunjukkan suatu prosedur bedah. Karena itu mputasi dikelompokkan

    atas dua kelompok yaitu amputasi kongenital dan amputasi bedah. Pada amputasi kongenital

    ketiadaan anggota gerak disebabakan gangguan oleh pembentukan organ yang dibawa sejaklahir, sedang amputasi bedah adalah prosedur pemotongan yang memeotong tulang. Ini

    berbeda dengan disartikulasi dimana garis pemotongannya adalah melewati sendi. Namun

    dalam tulisan ini istilah amputasi dianggap sama dengan disartikulasi dan amputasi yang akan

    dibicarakan disini adalah amputasi bedah.

    Di Amerika Serikat data statistik menunjukkan prevalensi amputasi yang bervariasi mulai dari

    350.000-1 juta, dengan insiden antara 20.000 sampai 30.000 pertahun. Terdapat

    kecenderungan peningkatan jumlah amputasi tiap tahun yang disebabkan oleh semakin

    meningkatnya jumlah populasi manula yang umumnya menderita penyakit degeneratif seperti

    diabetes mellitus dan penyakit pembuluh darah perifer lainnya. Usia puncak insiden amputasi

    adalah 50-75 tahun dan terutama berkaitan dengan penyakit pembuluh darah dengan atau tanpa

    diabetes mellitus. Pada kelompok usia muda amputasi disebabkan karena trauma atau

    sekuelenya. Pada anak-anak, 60% disebabakan oleh karena amputasi kongenital dan amputasi

    bedah umumnya disebabkan karena trauma atau keganasan.

    Sekitar 75% amputasi terjadi pada pria. Baik amputasi yang terjadi karena pekerjaan, penyakit

    dan penyebab lain, insidennya lebih tinggi pada pria. 85% amputasi terjadi pada ekstremitas

    bawah.

    INIDKASI

    Indikasi amputasi adalah 3D

    1. dead (dying), penyakit pembuluh darah perifer bertanggung jawab terhadap hampir90% dari seluruh amputasi. Penyebab lainnya adalah trauma parah, luka bakar, dan

    frost bite.

    2. dangerous, penyakit yang tergolong berbahaya adalah tumor ganas, sepsis yangpotensial lethal dan crush injury. Pada crush injury pelepasan torniquet atau penekanan

    lain akan berakibat pada kegagalan ginjal (crush syndrome).

    3. damn nulsance, ada keadaan dimana mempertahankan anggota gerak dapat lebih burukdaripada tidak mempunyai anggota gerak sama sekali. Hal ini mungkin dapat

    disebabkan oleh nyeri, malformasi berat, sepsis berulang atau kehilangan fungsi yangberat. Kombinasi antara deformitaas dan kehilangan sensasi khususnya merupakan

    masalah yang berat dan pada alat gerak bawah cenderung untuk menyebabkan ulserasi

    karena tekanan.

    JENIS

    Berdasrkan tujuannya amputasi dibagi atas

    1. Amputasi sementara. Amputasi ini mungkin diperlukan jika penyembuhan primer tidakmungkin terjadi. Alat gerak diamputasi sedistal mungkin, kemudian dibuat flap kulit

    yang djahit secara longgar diatas gumpalan kasa. Re-amputasi kemudian dilakukan saatkondisi stump memungkinkan.

  • 5/27/2018 AMPUTASI 2

    2/6

    2. Ddefenitive end bearing amputation. Amputasi ini dilakukan jika kemudian akandiberikan beban berat badan pada ujung stump. Pada keadaan ini parut amputasi tidak

    boleh terletak diujung stump dan tulang harus padat tidak berongga. Untuk itu tulang

    harus dipotong melewati sendi atau mendekati sendi. Contohnya adalah amputasi

    melewati sendi lutut dan Symes amputation.

    3. Defenitive non-end bearing amputation. Ini merupakan amputasi yang paling seringdilakukan. Seluruh amputasi anggota gerak atas dan kebanyakan amputasi anggota

    gerak bawah termasuk dalam jenis ini. Karena beban berat badan tidak akan

    ditumpukan pada ujung stump, maka parut luka dapat terletak terminal.

    Berdasarkan teknik yang dipakai secara garis besar amputasi dibagi atas :

    1. closed amputationpada amputasi jenis ini, ujung stum ditutup dengan flap kulit. Amputasi jenis ini

    memerlukan pemasangan drain yang biasanya dibiarkan selama 48-72 jam setelah

    operaasi. Ujung stump akan memiliki bentuk yang lebih baik dengan letak parut yangdiatur tidak pada ujung stump sehingga memudahkan pemakaian prostesis kemudian.

    Amputasi seperti ini dilakukan pada keadaan yang tidak disertai infeksi berat dengan

    kerusakan jaringan lunak atau kontaminasi yang minimal.

    2. open amputationujung stump tidak ditutup dengan flap kulit dan amputasi ini dilakukan sebagai tindakan

    sementara yang akan diikuti dengan penjahitan sekunder, re-amputasi, revisi, dan

    rekonstruksi plastik. Open amputation bertujuan untuk mencegah atau menghilangkan

    infeksi sehingga penutupan stump dapat dilakukan tanpa resiko terbukanya kembalijahitan. Indikasinya adalah bagi luka yang terinfeksi dan kerusakan jaringan lunak luas

    atau kontaminasi tinggi. Open amputation terbagi dua jenis, yaitu open amputation with

    inverted skin flaps dan circular open amputation. Pada jenis yang pertama penutupan

    luka dilakukan kemudian setelah 10-14 hari tanpa memerlukan pemendekan stump.

    Pada jenis kedua penyembuhan luka sering lama dan dipengaruhi oleh tarikan kulit

    terus menerus diujung stump yang cenderung menarik seluruh jaringan ke ujung stump.

    Circular open amputation juga diikuti oleh pembentukan parut diujung stump yang

    akan menyulitkan pemasangan prosthesis. Untuk menghindari penyembuhan yang

    lama dan letak parut yang tidak baik, circuler open amputation sering diikuti dengan

    re-amptation yang lebih proksimal.

    LOKASI

    Kebanyakan amputasi pada anggota gerak bawah dilakukan pada lokasi dibawah dari tempat

    paling distal dimana pulsasi arteri masih teraba. Kadangkala, khususnya pada amputasi

    transtibial (below knee) level dapat dimodifikasi dengan pengukuran transcutaneus oxygen

    pressure. Lokasi amputasi dilakukan oleh tuntutaan desain prothesis dan fungsi lokal. Stump

    yang terlalu pendek akan membuat prosthesis cenderung tergelincir, stump yang terlalu

    panjang akan mendapatkan sirkulasi yang tidak adekuat dan akan terasa nyeri atau mengalami

    ulserasi , disamping itu juga akan menyulitkan pemasangan prosthesis. Namun dengan semakin

    meningkatnya ketrampilan para ahli prosthesis, amputasi ini dapat dilakukan pada lokasi

    dimanapun.

  • 5/27/2018 AMPUTASI 2

    3/6

    PRINISP TEKNIK AMPUTSI

    Torniquet selalu digunakan kecuali jika terdapat insufisiensi arterial. Flap kulit dibuat

    sedemikian rupa sehingga panjang gabungan keseluruhan flap sama dengan 1,5 x lebar anggota

    gerak pada level amputasi. Sebagai suatu ketetapan, flap anterior dan posterior dengan panjang

    yang sama dipakai untuk amputasi pada anggota gerak atas dan amputasi transfemoral (aboveknee), uhntuk amputasi below knee falp posterior dibuat lebih panjang.

    Otot dipotong distal dari tempat pemotongan tulang, kelompok otot yang saling berhadapan

    kemudian dijahit diatas ujung tulang dan juga keperiosteum (myoplasty) sehingga memberikan

    kontrol otot yang lebih baik dan juga sirkulasi yang lebih baik. Saraf dipotong proksimal dari

    tempat pemotongan tulang. Harus benar-benar diperhatikan agar ujung saraf yang terpotong

    tidak mendapatkan tekanan karena tumpuan berat badan.

    Tulang dipotong pada tempat yang telah ditentukan. Pada amputasi transtibial bagian depan

    tibia biasanya dibuat serong dan dikikir agar terbentuk tepi yang halus dan membulat. Fibula

    dipotong 3 cm lebih pendek.

    Pembuluh darah utama diikat, dan setiap sumber perdarahan diikat dengan baik. Pada closed

    amputation kulit dijahit tanpa tegangan, drain dipasang dan kemudian stump dibalut erat.

    Jika terbentuk hematoma, ini harus segera dievakuasi. Pembalutan berulang dengan pembalut

    elastis dilakukan untuk membantu pengerutan stump dan menciptakan bentuk ujung yang

    konikal. Otot-ortot harus tetap dilatih, sendi tetap dijaga agar bergerak dan pasien diajarkan

    untuk menggunakan prosthesisnya.

    LEVEL AMPUTASI

    Interscapulathoracic (forequarter). Amputasi ini hanya digunakan bagi avulsi traumatik

    anggota gerak atas (jarang terjadi), untuk terapi eradikasi tumor ganas, dan paliasi nyeri yang

    tidak dapat ditangani dengan cara lain.

    Disartikulasi sendi bahu. Amputasi ini jarang diindikasikan dan jika kaput humerus dapat

    ditinggalkan, maka penampilan setalah amputasi akan lebih baik. Jika 2,5 cm humerus bisa

    ditinggalkan dibawah lipatan aksila depan, maka posthesis masih dapat dipasang.

    Amputation transradial. Stump lengan bawah terpendek yang masih memungkinkan

    pemasangan prosthesis adalah 2,5 cm yang diukur didepan dari siku dalam keadaan fleksi.Namun stump yang lebih pendek juga masih bermanfaat sebagai kail tempat menggantungkan

    barang.

    Amputasi pada tangan. Jari diamputasi hanya jika tidak dapat sembuh, nyeri, merupakan

    gangguan (yaitu jika tidak dapat diluruskan, dibengkokkan atau merasa terbebani dengan jari

    tersebut), atau jika repair tidaak memungkinkan atau tidak ekonomis. Khusus untuk ibu jari,

    setiap milimeter harus sedapat mungkin diselamatkan, bahkan ibu jari yang telah kaku atau

    dengan deformitas tetapi harus dipertahankan. Jari tengah dan jari manis tidak boleh diamputasi

    melalui buku jari karena secara kosmetik tidak baik dan benda-benda kecil akan terjatuh

    melalui celah yang terbentuk. Jika phalanx proksimal bisaa dipertahankan, maka penampilan

    setelah amputasi akan tetap abnormal namun fungsinya akan lebih baik.

  • 5/27/2018 AMPUTASI 2

    4/6

    Tendon fleksor tidak boleh dijahit pada tendon ekstensor karena akan menjadi pengait bagi

    venter komunis otot fleksor digitorum profundus dan menghalangi jari-jari lain untuk fleksi

    penuh (efek Quadriga). Jika phalanx medial diamputasi distal dari insertio otot fleksor

    digitorum superficialis, maka tendon profundus akan terus menarik namun melalui otot

    lumbricalis sehingga menyebabkan sendi interphalangeal proksimal secara paradoks

    berekstensi bukannya fleksi. Anomali seperti ini dapat dihindari dengan menjahit stump flexorsuperficial kefleksor shealth atau denagn memotong otot lumbrical.

    Untuk cedera yang lebih proksimal, seluruh jari beserta tulang metacarpal dapat diamputasi.

    Tangan menjadi lebih lemah, tetapi penampilannya biasanya akan tetap baik. Jika jari tengah

    diamputasi hingga ke metacarpal, maka jari telunjuk dapat menyilanginya dalam posisi fleksi

    dan hal ini dapat diatasi dengan memotong tulang metacarpal jari telunjuk disampingnya dan

    mentransposisinya ke stump dari metacarpal jari tengah.

    Hemipelvectomy (hindquarter amputation). Operasi ini hanya dilakukan untuk keganasan.

    Disartikulasi melalui hip. Ini jarang diindikasikan dan pemasangan prosthesis akan sulitdilakukan. Jika terdapat pelayanan prostetik yang baik, disartikulasi dan moulding torso lebih

    disukai.

    Amputasi transfemoral. Stump yang lebih panjang akan memberikan kontrol yang lebih baik

    terhadap prosthesis, tetapi paling tidak 12 cm harus disisakan dibawah stump untuk

    memungkinkan mekanisme mulut. Jika panjang stump kurang dari 18 cm dari puncak

    trochanter mayor maka akan sulit mempertahankan stump dalam socket.

    Around the knee. Operasi Stokes-Gritti (dimana patella yang dikikis ditempelkan ke condylus

    femur yang dikikis) jarang dilakukan karena tulang mungkin tidak akan menahan beban beratjarang memuaskan dan tidak terdapat mekanisme lutut yang baik.

    Amputasi melalui lutut sering dilakukan, terutama pada keadan defesiensi vaskular. Dapat

    dibuat flap anterior panjang atau flap medial dan lateral yang sama panjang. Patella dibiarkan

    pada tempatnya dan ligamentum patella dijahit ke ligamentum cruciatum. Amputasi melalui

    lutut juga baik pada anak-anak karena tidak mengganggu lempeng pertumbuhan femur bagian

    bawah.

    Amputasi below knee yang terlalu pendek (kurang dari 3 cm) adalah lebih buruk dari amputasi

    melalui lutut dan harus dihindari.

    Amputasi transtibial (below knee). Stump yang sehat dibawah lutut akan terpasang dengan baik

    pada prothesis sehingga memungkinkan fungsi yang baik dan gait yang mendekati normal.

    Bahkan stump sepanjang 5-6 cm akan memberi hasil yang baik pada pasien yang kurus,

    semakin panjang srtump semakin mudah pemasangan prothesis, tetapi tidak ada gunanya

    meninggalkan stump yang lebih panajng dari panjang yang biasa yaitu 14 cm. Dengan flap

    posterior panjang dan suction drainage penyembuhan dapat berlangsung meskipun terdapat

    gangguan aliran darah.

    Above the ankle. Amputasi syme kadangkala memberi kan hasil yang sangat baik selama

    sirkulasi tungkai baik. Amputasi seperti ini memberikan fungsi yang sangat baik selama

    sirkulasi tungkai baik. Amputasi seperti ini memberikan fungsi yang baik pada anak-anak, dandapat diterima dengan baik oleh pria, namun bagi wanita masih sulit diterima karena

  • 5/27/2018 AMPUTASI 2

    5/6

    pertimbangan kosmetik. Indikasi amputasi syme hanya sedikit, dan operasinya sulit dilakukan

    dengan baik. Karena ujung stump dimaksudkan untuk menahan beban berat badan, maka

    dibuat flap posterior yang panjang. Flap tidak hanya terdiri dari kulit tumit, tetapi juga seluruh

    jaringan fibroadiposus agar dapat menjadi tumpuan berat badan yang baik karenanya saat

    membuat flap, tulang harus diperlakukan dengan bersih. Tulang dipotong sedikit diatas

    malleoli untuk memisahkan suatu daerah luas tulang cancellous sebagai tempat flap merekaterat, jika tida jaringan lunak mudah cenderung akan menggelantung. Amputassi pirogoff pada

    prinsipnya sama dengan amputasi syme tetapi jarang dilakukan. Pada amputasi ini bagian

    belakang tulang calcaneus keujung tibia da fibula yang dipotong.

    Partial food amputation. Permasalahan disini adalah tendon achiles akan cenderung menarik

    kaki ke posisi equinus, tetapi hal ini dapat dihindari dengan pembidaian, tenotomy atau

    transfertendon. Kaki dapat dipotong pada level manapun, misalnya melalui sendi midtarsal,

    melalui sendi tarsometatarsal, melalui tulang-tulang metatarsal, atau melalui sendi

    metatarsophalangeal. Namun yang terpenting adalah bagaimana menyelamatkan kaki sedistal

    mungkin selama posisinya plantigrade dan terdapat flap kulit plantar yang cukup. Prothesis yan

    diperlukan kemudian adalah sandal yang dibentuk khusus dan dipakai didalam sepatu biasa.

    In the food. Jika memungkinkan, lebih baik untuk melakukan amputasi melalui basis dari

    phalang proksimal dari pada melalui sendi metatarsophalangaeal. Pada gangren diabetikum,

    artritis septik pada sendi bukanlah hal yang panjang karena itu seluruh ray (jari dan tulang

    metatarsal) harus diamputasi

    KOMPLIKASI

    Komplikasi Dini

    Disamping komplikasi operasi yang lazim (khususnya perdarahan sekunder karena infeksi),

    terdapat 3 komplikasi khusus yaitu hematoma, terbukanya kembali flap dan gangren gas.

    Hemostasis yang baik sebelum penutupan luka serta pemakaian suction drainage akan

    memperkecil frekwensi terjadinya hematoma. Hematoma dapat memperlambat penyembuhan

    luka dan menjadi media yang baik bagi pertumbuhan bakteri. Hematoma harus diaspirasi, dan

    kemudian dibalut dengan erat.

    Terbukanya kembali skin flap dapat disebabkan oleh iskemia, jahitan yang terlalu tegang, atau

    (pada amputasi below knee) disebabkan oleh tibia yang ditinggalkan terlalu panjang dan

    menekan flap.

    Clostridia dan spora penyevbab gangren gas yang berasal dari perineum dapat menginfeksi

    amputasi above knee yang terletak tinggi (atau re-amputasi) khususnya jika dilakukan pada

    jaringan yang sudah iskemik.

    Komplikasi Lanjut

    Komplikasi lanjut dapat terjadi pada kulit, otot, arteri, saraf, sendi, dan tulang.

    Pada kulit komplikasi yang sering terjadi adalah eksim yang disertai pembengkakan purulen

    yang nyeri di inguinal. Pada keadaan ini diindikasikan untuk tidak memakai prothesis untuksementara.

  • 5/27/2018 AMPUTASI 2

    6/6

    Ulserasi biasanya terjadi karena sirkulasi yang tidak baik, dan untuk itu diperlukan amputasi

    pada level yang lebih tinggi . jika sirkulasi baik dan kulit disekitar ulkus sehat, maka eksisi 2.5

    cm tulang yang dilanjutkan dengan penjahitan kembali sudah memadai.

    Jika terlalu banyak otot yang disisakan diujung stump, efek bantalan yang tidak stabil akan

    menyebabkan pemakaian prothesis terganggu. Pada keadaan ini jaringan lunak yang berlebihanharus dibuang.

    Sirkulas yang tidak baik akan menyebabkan stump yang dingin dan kebiruan yang mudah

    membentuk ulkus. Masalah seperti ini sering terjadi pada amputasi below knee dan karenanya

    diperlukan amputasi ulang.

    Saraf yang terpotong selalu membentuk gumpalan (neuroma) dan kadangkala ini terasa nyeri.

    Dengan mengeksisi 3 cm saraf diatas neuroma kadangkala akan menghilangkan keluhan. Cara

    lain adalah dengan mengelupas seluruh epidural dan fasikulus saraf sepanjang 5 cm. Dan

    kemudian ditutup dengan perekat jaringan sintesis atau ditanam kedalam otot atau tulang jauh

    daari titik yang mendapat tekanan.

    Phantom limb adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu sensasi dimana kaki

    yang telah dipotong masih dirasakan keberadaannya. Pasien harus diberitahukan tentang

    kenyataan sebenarnya dan pada akhirnya sensasi tersebut akan berkurang dan menghilang.

    Phantom limb yang teraas nyeri akan sulit ditanagani. Menekuk-nekuk ujung limb secara

    intermiten dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan phantom limb dan nyeri karena

    neuroma.

    Sendi diatas level amputasi mungkin akan kaku atau mengalami deformitas. Deformitass yangsering terjadi adalah fixed flexion atau fixed abduction pada sendi panggul karena amputasi

    above knee (disebabkan otot adduktor dan hamstring yang telah dipotong). Deformitas ini

    dapat dicegah dengan melakukan latihan. Jika deformitas ini telah terlanjur terjadi, osteotomy

    subtrochanteric mungkin diperlukan. Fixed flaxion pada lutut juga dapat akan menyebabkan

    kesulitan berjalan dan karenanya harus dicegah.

    Spur sering terbentuk diujung tulang, tetapi biasanya tidak nyeri. Jika terdapat infeksi spur

    mungkin akan berukuran besar dan nyeri sehingga mungkin diperlukan eksisi ujung tulang

    bersaama spur. Jika tulang akan menyebabkan sedikit pembebanan maka akan terjadi

    osteoporosis yang dapat menimbulkaan fraktur. Fraktur seperti ini paling baik ditangani dengan

    fiksasi interna.