AMPL NTT Newsletter Oktober 2009

download AMPL NTT  Newsletter Oktober 2009

of 12

Transcript of AMPL NTT Newsletter Oktober 2009

  • 7/30/2019 AMPL NTT Newsletter Oktober 2009

    1/12

    O K T O B E R 2 0 0 9

    V O L U M E I A I R B E R S I H L I N G K U N G A N S E H A T

    A M P L N T T N E W S L E T T E R

    D A F T A R I S I

    K E B I J A K A N

    P E M B A N G U N A N

    A M P L N T T

    1

    S E K R E T A R I A T 2

    K I S A H S U K S E S

    D S . P I L I5

    K I S A H S U K S E S

    D A R I E N D E7

    H C P T S S S U M B A 9

    W A T E R V E N D O R

    D E S AN O E L M I N A

    1 0

    K I S A H S U K S E S

    F E S T I V A L P H B S

    D I T T S

    1 1

    Millenium Development Goals me-netapkan target bahwa sebanyak50% dari penduduk dunia yang belum men-dapatkan akses terhadap air minum danpenyehatan lingkungan (AMPL) pada tahun

    2015 harus terlayani dan Pemerintah Indo-

    nesia berkomitmen untuk memenuhi-nya.Penanganan infrastruktur air minum dan

    sanitasi di Provinsi NTT membutuhkan biaya

    yang cukup besar, terkait dengan perseba-

    ran permukiman, kondisi geografis, iklim,topografi, geologi dan hidrologi yang ada.

    Pembangunan infrastruktur AMPL sudah

    dilakukan berbagai pemangku kepentingan,baik lintas sektoral maupun kewenangan

    pemerintahan, swasta serta masyarakat.

    Pembangunan tersebut dilakukan melalui

    pendekatan proyek/ kegiatan maupun mela-lui pemberdayaan masyarakat. Dalam rang-ka pencapaian target pembangunan MDGs

    tersebut maka Pemerintah Daerah Provinsi

    NTT memiliki kebijakan pembangunan dae-rah yang mengakomodir kebijakan pemban-

    gunan AMPL.

    Kebijakan pembangunan daerah yang dike-nal dengan Rencana Pembangunan Jangka

    Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTT

    tahun 2009 2013 merupakan pedomanpembangunan daerah selama kurun waktu

    tersebut, yang telah dilegalkan melalui Pera-

    turan Daerah Nomor 17 Tahun 2008.Visi Rencana Pembangunan Jangka Menen-

    gah Daerah Provinsi NTT 2009 2013adalah Terwujudnya masyarakat Nusa

    Tenggara Timur yang berkualitas, sejahtera,

    Adil dan Demokratis, dalam Bingkai NegaraKesatuan Republik Indonesia.Visi tersebut mengandung pengertian bahwakondisi Provinsi Nusa Tenggara Timur yang

    ingin diwujudkan dalam lima tahunmendatang adalah wilayah yang

    memiliki SDM yang berkualitas,

    memperhatikan keseimbangan antarakewajiban dan hak, menghargai pendapat

    dan menerima pendapat orang lain.

    Untuk mewujudkan visi tersebut di atas,maka misi pembangunan daerah tahun 2009

    -2013 adalah:

    Meningkatkan pendidikan yang

    berkualitas, relevan, efisien dan efektifyang dapat dijangkau oleh seluruh

    masyarakat, dengan agenda Pemantapan

    AMPL NTT

    N e w s l e t t e r

    d i t e r b i t k a n o l eh

    POKJA AMPL NTT

    u n t u k b e r b a gi

    i n f o r m a s i

    p e r k e m b a n g a n

    keg ia tan A i r

    M i n u m d a n

    Penyeha tan

    L in g k u n g a n d i

    Prov ins i Nusa

    Tenggara T imu r

    Kualitas Pendidikan

    Meningkatkan derajat dan kualitas

    kesehatan masyarakat melalui pelayananyang dapat dijangkau seluruh

    masyarakat, dengan agenda

    Pembangunan Kesehatan

    Memberdayakan ekonomi rakyat dengan

    mengembangkan pelaku ekonomi yangmampu memanfaatkan keunggulan

    potensi lokal, dengan agenda

    Pembangunan Ekonomi

    Meningkatkan infrastruktur yang memadai

    agar masyarakat dapat memiliki akses

    untuk memenuhi kebutuhan hidup yanglayak, dengan agenda Pembangunan

    Infrastruktur

    Meningkatkan penegakan supremasi

    hukum dalam rangka menjelmakan

    pemerintahan yang bersih dan bebas dariKKN serta mewujudkan masyarakat yangadil dan sadar hukum, dengan agenda

    Pembenahan sistem hukum (daerah) dan

    keadilan

    Meningkatkan pembangunan yang

    berbasis tata ruang dan lingkungan hidup,

    dengan agenda Konsolidasi Tata Ruang

    dan Lingkungan Hidup

    Meningkatkan akses perempuan, anak

    dan pemuda dalam sektor publik, serta

    meningkatkan perlindungan terhadapperempuan, anak dan pemuda, dengan

    agenda Pemberdayaan Perempuan, Anak

    dan Pemuda

    Mempercepat penanggulangn kemiskinan,

    pengembangan kawasan perbatasan,

    pembangunan daerah kepulauan, dan

    pembangunan daerah rawan bencanaalam.

    Terkait dengan pembangunan AMPL maka

    agenda pembangunan daerah terkait adalahpembangunan infrastruktur yang memiliki

    tujuan Meningkatan pembangunan

    perumaham dan pemukiman serta targetcapaian pembangunan tertera pada Tabel 1.

    Indikator hasil penyediaan air minum ber-

    dasarkan perkembangan persentase rumahtangga pengguna sumber air minum. Tahun

    2007 sumber air minum penduduk didomi-

    nasi dari mata air, sumur/perigi dan leding.Perkembangan persentase rumah tangga

    pengguna air dalam kemasan, pompa airdan sumur/perigi menunjukkan pertamba-

  • 7/30/2019 AMPL NTT Newsletter Oktober 2009

    2/12

    P E N G A N T A R

    Salam pembaca AMPL NTT Newsletter

    Pertama-tama kami ucapkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga kita bertemu dalam edisi

    perdana bulan Oktober Newsletter AMPL NTT.

    Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) adalah pembangunan kebutuhan dasar manusia,

    yang menjadi salah satu prioritas pembangunan Provinsi NTT, yang juga merupakan bagian dari pencapaian

    target-target Millenium Development Goals. Pembangunan AMPL merupakan pembangunan yang dilakukan oleh

    berbagai pihak yang dilaksanakan melalui berbagai pendekatan pembangunan. Banyak permasalahan dan jugakisah sukses yang terdapat pada penyelenggaraan pembangunan prasarana dan sarana AMPL, yang dapat men-

    jadi pembelajaran bersama oleh berbagai pihak dalam mengambil langkah-langkah Pembangunan AMPL berikut-

    nya. Namun kebanyakan potret dari peristiwa-peristiwa tersebut hanya menjadi konsumsi bagi pelaporan pe-

    laksanaan kegiatan secara internal pada masing-masing instansi.

    Melalui newsletter ini diharapkan dapat terjadi pertukaran informasi mengenai peristiwa-peristiwa Pemban-

    gunan AMPL, khususnya di Provinsi NTT, serta merupakan ajang bagi para pembaca untuk dapat lebih me-

    ngenal program-program Pembangunan AMPL NTT yang dilaksanakan oleh berbagai pemangkukepentingan

    atau sektor/ instansi terkait yang bergerak diberbagai lintas kewenangan pemerintahan. Untuk itu sangat di-

    harapkan peran serta dari berbagai pihak terkait untuk dapat berbagi pengalaman melalui naskah dan ilustrasi

    peristiwa-peristiwa pembangunan AMPL di Provinsi NTT.

    Terima kasih kami sampaikan kepada berbagai pihak yang mendukung terbitnya newsletter ini. Kami menyadari

    bahwa media ini masih memiliki banyak keterbatasan, sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saranuntuk perbaikan dikemudian hari.

    Semoga media ini dapat bermanfaat bagi Pembangunan AMPL pada khususnya dan Pembangunan Daerah

    Provinsi Nusa Tenggara Timur pada umumnya. Kiranya Tuhan menyertai senantiasa.

    Oktober 2009

    Ir. Benny R. Ndoenboey,MSi

    Kepala Bappeda Provinsi NTT/ Ketua Pokja AMPL NTT

    A M P L N T T N E W S L E T T E R

    Sekretariat Pokj a AMPL Provinsi NTT

    Kant or Bappeda Provinsi (Bidang PP. I I I )

    Jl. Polisi Mil it er 2 Kupang

    Telp/ fax. (0380) 833462 832975

    Email : amplnt [email protected]

    Outline tulisan yang diterima secara garis

    besar menggambarkan tentang:

    Kebijakan dan target pembangunan

    AMPL dari masing-masing instansi

    Pembangunan AMPL yang telah dilaku-

    kan oleh masing-masing instansi dalam

    pencapaian target pembangunan

    Permasalahan yang dihadapai dalam

    pencapaian target-target pembangunan

    AMPL

    Saran upaya tindak lanjut dalam pem-bangunan AMPL

    Cerita sukses untuk berbagi pengala-

    man

    Redaksi menerima

    sumbangan tulisan,

    artikel, berita dari ber-

    bagai pihak yang ber-

    k a i t a n d e n g a n

    kegiatan AMPL di

    Provinsi Nusa Tenggara

    Timur dan dapat

    dikirimkan ke Sekre-

    tariat AMPL Provinsi

    REDAKSI

    Ir. Danny Suhadi

    Mamun Patty, SH MSi

    L.Melchias J.

    David Makuago

    Johnny Umbu R. A.

    John M. Subani

    Jacobus B. Botoor

  • 7/30/2019 AMPL NTT Newsletter Oktober 2009

    3/12

    Halaman 3A M P L N T T N E W S L E T T E R

    han sejak tahun 2002 hingga tahun 2007. Sedangkan

    persentase keluarga pengguna leding, mata air, sungaidan air hujan, serta sumber air lainnya cenderung

    berkurang, yang ditunjukkan oleh Tabel 2.

    Dari perkembangan rumah tampak bahwa pada tahun2006 hanya 22.34% rumah tangga yang memiliki

    fasilitas air minum sendiri. Kecenderunganpembangunan air minum memperlihatkan bahwa pada

    tahun 2013 memperlihatkan bahwa 26.90% rumah

    tangga akan memiliki fasilitas air minum sendiri,sedangkan target pembangunan pada RPJMD pada

    tahun 2013 memperlihatkan bahwa 46.98% rumahtangga yang memiliki fasilitas air minum sendiri.

    Sehingga perkiraan gap pembangunan air minum padatahun tersebut adalah 20%.

    Distribusi keluarga yang memiliki akses

    sanitasi pada tahun 2006 memperlihatkan 67.17%rumah tangga yang memiliki jamban sendiri.

    Sedangkan kecenderung-an pembangunan penye-hatan

    lingkungan pada tahun 2013 memperlihat-kan bahwa70.63% rumah tangga akan memiliki jamban sendiri.

    Sedangkan target pembangunan RPJMD pada tahun

    2013 memperlihatkan bahwa 77.83% keluarga yangmemiliki jamban sendiri. Sehingga pada tahun tersebut

    diperkiraan gap pembangunan penyehatan lingkungan,

    dalam hal ini jamban, adalah sebesar 7%

    Ilustrasi perkembangan, kecenderungan dantarget Pembangunan AMPL di Provinsi NTT dapat dilihat

    pada Gambar 1.Pelaku pembangunan air di Provinsi Nusa

    Tenggara Timur adalah:1. Pemerintah, yang terdiri dari:

    Pemerintah Pusat

    Pemerintah Daerah Provinsi NTT (Pokja

    PAMSIMAS, SK Gubernur Nomor 115/KEP/

    HK/2006 - 239/KEP/HK/2007)

    Pemerintah Kabupaten/ Kota se-provinsi NTT

    2. Pengusaha

    3. Lembaga Donor/mitra, diantaranya:

    Peningkatan akses dan mutu pelayanan dasar:

    Aus AID ANTARA

    Equitable Payment for Watersheed Services

    (EPWS): CARE Indonesia

    Air bersih untuk sanitasi lingkungan: PLAN Indo-

    nesia, UNICEF, WVI, CCF, ProAir, ACF

    4. Masyarakat

    Terkait dengan kebijakan daerah dan kondisi

    pembangunan AMPL tersebut maka dapatdiidentifikasikan permasalahan dalam pembangunan

    AMPL dan saran upaya tindak lanjut penangananpembangunan AMPL di Provinsi NTT.

    Beberapa permasalahan dalam pembangunan AMPLadalah sebagai berikut:

    1. Aspek Fisik dan Lingkungan:

    Kondisi fisik wilayah dan permukiman yang tidak

    terkonsentrasi;

    Terjadinya kerusakan lingkungan dan pencemaran di

    sekitar kawasan tangkapan air dan sumber mata air.

    2. Aspek Ekonomi:

    Kondisi lemahnya daya beli, membangun dan me-

    melihara prasarana AMPL

    Masih tingginya ketergantungan pendanaan pem-bangunan dan pemeliharaan

    3. Aspek Sosial Budaya:

    Pertumbuhan penduduk yang cukup pesat di perko-

    taan menyebabkan kekumuhan di beberapa lokasi;

    Masih lemahnya kesadaran masyarakat untuk me-

    melihara hasil pembangunan sarana prasaranalingkungan.

    4. Aspek Hukum:

    terjadinya konflik pemanfaatan sumber daya air.

    5. Aspek Khusus:

    Tabel 2. Persentase Rumah Tangga Pengguna Sumber Air Minum Tahun 2002 2008

    0.06 0.095 0.136 0.77 0.731 0.827 0.994

    14.85 17.081 18.154 19.53 22.337 14.137 15.713

    0.656 0.918 0.907 0.45 0.991 1.115 1.462

    28.417 26.28 28.381 18.28 30.592 29.342 28.267

    46.336 46.88 45.624 21.57 36.878 46.143 46.613

    6.068 5.23 4.643 6.83 5.671 5.441 4.991

    3.029 2.479 1.774 2.91 2.595 1.314 2.488

    0.548 1.038 0.381 29.66 0.205 1.681 0.472

    Tabel 1. Tabel Indikator Pembangunan AMPL di Provinsi NTT 20092013

    I n d i k a t o r Sa sa r a n 2 0 0 9 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3

    Pengembangan rumah dengan

    fasilitas air minum sendiri (%)

    23.28 29.28 35.18 41.08 46.98

    Pengembangan rumah dengan

    fasilitas jamban sendiri (%)

    68.75 71.02 73.29 75.56 77.83

  • 7/30/2019 AMPL NTT Newsletter Oktober 2009

    4/12

    Halaman 4V O L U M E I A I R B E R S I H L I N G K U N G A N S E H A T

    Terdapatnya Korban Bencana Sosial (KBS) yang menetap dibarak-

    barak di pulau Timor;

    Terdapat korban bencana alam yang rumahnya mengalami kerusa-

    kan

    Dalam rangka menghadapi permasalahan tersebut maka upaya tindaklanjut pembangunan AMPL adalah sebagai berikut:

    1. Aspek Fisik dan Lingkungan:

    Konsolidasi/ resettlement permukiman/ transmigrasi agar per-

    mukiman penduduk lebih terkonsentrasi

    Penghijauan di daerah tangkapa air dan Wilayah Aliran Sungai;

    Meningkatkan kualitas pelayanan prasarana & sarana AMPL teru-tama pada kawasan kumuh perkotaan dan pesisir/nelayan.

    2. Aspek Ekonomi:

    Meningkatkan fasilitasi dan pemberdayaan masyarakat berpenda-

    patan rendah dalam penyediaan lahan, sumber pembiayaan dan

    prasarana dan sarana AMPL;3. Aspek Sosial:

    Pemberdayaan Masyarakat

    Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat/ Perubahan

    perilaku

    4. Aspek Hukum:

    Memperjelas status kepemilikan lahan untuk menghindari konflik

    pemanfaatan lahan bagi kepentingan pembangunan AMPL

    Mengembangkan lembaga yang bertanggungjawab dalam perenca-

    naan dan pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana AMPLpada semua tingkatan pemerintahan serta fasilitasi pelaksanaan

    penataan ruang kawasan permukiman yang transparan dan par-tisipatif;

    5. Aspek Lainnya/ Perencanaan:

    Mengoptimalkan koordinasi pembangunan lintas kewenangan pe-

    merintahan dan antar pemangkukepentingan, terutama dalam

    pelaksanaan program dan penganggaran pembangunan;

    Penyusunan Rencana Strategis Pembangunan AMPL

    Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis dalam perencanaan pem-

    bangunan

    (Sekr etar ia t Pok j a AMPL Prov in s i NTT)

    Gambar 1. Persentase Kondisi, Kecenderungan dan Target Pembangunan AMPL

    di Provinsi NTT 2000 - 2013

    St r a teg i Pem bangunan

    AMPL Prov ins i NTT

    Mengoptim alkan koordinasi

    pembangunan lintas

    kewenangan pemerintahan

    dan antar pemangkuke-

    pentingan, terutam a dalam

    pelaksanaan program dan

    penganggaranpembangunan Air Minum

    dan Penyehatan Lingkungan

    23.3829.28

    35.18

    41.08

    46.98

    52.88

    58.78

    17.55

    22.3

    4

    21.6

    1

    22.4

    9

    23.3

    8

    24.2

    6

    25.1

    4

    26.0

    2

    26.9

    0

    68.75

    71.0

    2

    73.2

    9

    75.5

    6

    77.8

    3

    80.1

    0

    82.3

    8

    64.75

    67.17

    67.8

    1

    68.2

    8

    68.75

    69.2

    2

    69.6

    9

    70.1

    6

    70.6

    3

    10.00

    20.00

    30.00

    40.00

    50.00

    60.00

    70.0080.00

    90.00

    2000 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

    TargetWater

    Development

    (pipe) Trend

    Water

    Development

    (pipe)

    TrendToiletDevelopment TargetToiletDevelopment

  • 7/30/2019 AMPL NTT Newsletter Oktober 2009

    5/12

    A I R D I B A Y A R L U N A S C E R I T A S U K S E S P R O A I R D A R I D E S A P I L I , K E C A M A T A N K I E ,

    K A B U P A T E N T I M O R T E N G A H S E L A T A N , P R O V I N S I N T T

    Desa Pili m erupakan salah satu desa penyelenggara

    program ProAir di Kabupaten Timor Tengah Selatan,

    Propinsi Nusa Tenggara Timur yang boleh dikatakan

    sangat sukses didalam menjalankan program ini,

    j ik a disim ak dar i proses pengaj uan usulan,

    perencanaan, pelaksanaan konstruksi sampai pada

    kemandirian pengelolaan, pemeliharaan dan

    perawatan sarana air bersih oleh m asyarakat itu

    Sendiri. I ngin t ahu bagaimana kisahnya?

    Halaman 5A M P L N T T N E W S L E T T E R

    Terdorong o leh Kesul i tan A i r

    Masyarakat yang menjadi cakupan layanan air bersihdi desa ini, sebelumnya sangat sulit dalam hal

    mendapatkan air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan

    air minum biasanya mereka harus berjalan tidakkurang dari 2 kilometer ke Mata Air atau pilihan

    lainnnya mengambil air di sungai yang berjarak 1,5

    km.

    Terdorong oleh kesulitan untuk memenuhi kebutuhan

    akan air bersih yang mereka rasakan selama

    bertahun-tahun, maka ketika masyarakat Desa Pilimendapat informasi bahwa ProAir menawarkan

    kerjasama untuk pembangunan sarana air bersih,

    beberapa tokoh masyarakat Desa Pili berinisiatifmengumpulkan masyarakat untuk berdiskusi guna

    mempersiapkan kontribusi yang menjadi persyaratanProAir. Dalam pertemuan tersebut, masyarakat

    membahas beberapa hal yang menjadi persyaratan

    untuk terlibat dalam program dukungan ProAir,termasuk didalamnya adalah pengumpulan dana

    incash yang harus ditunjukkan melalui tabungan

    awal pemeliharaan. Segera setelah pertemuan itumasyarakat Desa Pili berhasil mengumpulkan dana

    incash sesuai yang diharapkan dalam waktu yang

    relatif lebih cepat dibandingkan dengan desa-desalain yang juga menjadi wilayah sasaran program

    ProAir. Faktanya masyarakat Desa Pili berhasil

    mengumpulkan dana pemeliharaan tidak lebih daritiga minggu.

    Beberapa wakil masyarakat Desa Pili kemudian

    mendatangi kantor ProAir membawa usulan, lengkapdengan tabungan awal (incash) berupa foto copy

    buku rekening bank senilai Rp. 7.000.000,- danbeberapa dokumen kesepakatan masyarakat

    sebagaimana yang disyaratkan oleh ProAir.

    Menanggapi ususlan tersebut, ProAir menindak-lanjuti dengan beberpa kegiatan ikutan, baik

    perencanaan bersama masyarakat, pelatihan-pelatihan maupun kegiatan konstruksi dimana

    masyarakat sangat antusias dan proaktif didalam

    mengikuti proses tersebut hanya karena masyarakatbenar-benar ingin keluar dari kesulitan yang mereka

    alami selama ini.

    Selanjutnya apa yang terjadi ? Berkat kerjasama

    dengan ProAir, partisipasi aktif, ketekunan dan kerjakeras mereka akhirnya membuahkan hasil dengan

    terbangunnya sarana air bersih sistim perpipaangravitasi dengan jalur pipa sepanjang 5.403 meter

    dan 11 buah Tugu Kran (TK). Sistem tersebut dapatmelayani 74 Kepala Keluarga atau populasi

    berjumlah 280 jiwa. Selain itu terdapat juga 5 unitSumur Gali yang melayani 66 Kepala Keluarga atausekitar 301 Jiwa. Untuk sarana sanitasi, terdapat 14

    unit Lantai Cuci/Kamar Mandi dan 1 buah WC sehat

    sebagai percontohan.

    Kini masyarakat cukup puas dan senang denganhadirnya sarana-sarana yang ada. Karena air yang

    ada, ternyata tidak hanya untuk kebutuhan mandi,

    cuci, masak dan minum, tapi kelebihan penggunaanair yang ada, mereka dapat memanfaatkan juga

    untuk usaha pekarangan seperti menanam sayur

    demi pemenuhan kebutuhan gizi keluarga disampingdapat dijual untuk tambahan dalam membayar iuran

    bulanan.

    Rupanya dengan mengalami proses pendekatanyang menempatkan masyarakat sebagai pelakuutama benar-benar membangun rasa kepemilikan

  • 7/30/2019 AMPL NTT Newsletter Oktober 2009

    6/12

    V O L U M E I A I R B E R S I H L I N G K U N G A N S E H A T

    Bila Pemerintah mau

    memperbaiki kondisi

    hidup masyarakat, maka

    sebaiknya Pemerintah

    belajar dari ProAir

    Halaman 6

    masyarakat terhadap hasil pembangunan yang adasekaligus mendorong kesadaran agar masyarakat

    bertanggung-jawab terhadap keberlanjutan daripadahasil pembangunan itu sendiri.

    Rasa kepemilikan dan kesadaran untuk menjagakeberlanjutan hasil pembangunan inilah yang

    mendorong masyarakat yang terwadah didalam

    Badan Pengelola Sarana Air Bersih (BP-SAB) BanumAitium untuk secara serius membenahi kelompoknya,

    berupa : pembangunan sebuah gedung semi

    permanen untuk kantor kelompok berukuran 6 x 16m, penyusunan aturan main (AD/ART) yang kemudian

    dilegalisir dengan diterbitkannya Akte Notaris

    Kelompok, penyusunan Rencana Kerja dan Cashflow

    Tahunan kelompok, pengumpulan iuran bulananuntuk peningkatan keuangan kelompok.

    Khusus untuk keuangan kelompok Banum Aitum ini,hingga Bulan September 2009 tercatat pemasukan

    sebesar Rp. 25.974.370. yang berupa kumpulanincash dan iuran. Sedangkan pengeluaran digunakan

    untuk biaya insentif pengurus, biaya rapat,

    pengadaan inventaris, perawatan sistim (penggantianmata kran), transport, ATK dll, sebesar Rp.

    7.495.549,-. Sehingga saldo kas Kelompok Banum

    Aitum ini sampai akhir Bulan September 2009 sebesarRp. 18.478.821,-.

    Menariknya, tercatat bahwa iuran bulanan sudah

    dilunasi oleh masyarakat (anggota cakupan) sampai

    dengan Desember 2010 yang secara administratifdibukukan dengan baik dan teratur oleh Bendahara

    kelompok. Demikian pun dari sisi teknis, kelompok

    sudah memiliki tenaga-tenaga teknis yang trampil.Para tenaga ini telah mengikuti magang pada saat

    pekerjaan konstruksi berlangsung. Disamping itu,

    mereka juga telah dibekali dengan peralatan dan

    pelatihan teknis oleh tenaga-tenaga profesional dariProAir sebelum system diserah-terimakan kepada

    masyarakat. Sehingga dengan bekal pengetahuan danketrampilan yang mereka miliki, setiap bulan secara

    rutin mereka melakukan monitoring dan perawatan

    terhadap system yang ada.

    Atas semua keberhasilan yang dicapai oleh kelompok

    ini maka ProAir pernah dua kali mengikut-sertakanwakil kelompok untuk membagikan pengalamannya

    dalam pertemuan Departement Dalam Negeri diDenpasar-Bali pada bulan Agustus tahun 2008 dan

    pertemuan Depkes di Bandung-Jawa Barat pada bulan

    November tahun 2008 dan rupanya ceritera tentang

    keberhasilan kelompok ini mengundang perhatian dari

    pihaklain yang ingin tau dari dekat sehingga tidakheran kalau pada bulan Mei 2009 kelompok ini juga

    dikunjungi oleh Tim Study Banding dari program

    Water Aid AusAid Timor Leste .

    Tentu saja semuanya ini menjadi suatu kebanggaanbagi masyarakat karena ternyata hasil dari jerih payah

    dan kerja keras mereka juga mendapatkan apresiasi

    positip dari pihak luar yang terpanggil untukmenempatkan masyarakat sebagai pelaku utama

    dalam pembangunan demi keberlanjutan hasilpembangungan itu sendiri. Karena itu tidak berlebihan

    jika salah seorang Bapak yang mengatakan bahwa

    kau l ana p l ena t hen pa lo i l ma na lo i t an t o ana i n i

    mon i t so na i t i he ta nako p ro oe i n mepu ma i n ban i . demikian ungkapan dari Bapak Melianus

    Nubatonis, Sekretaris BP-SAB Banum Aitium DesaPili-Kecamatan KiE dalam bahasa Dawan (30/9/2009),

    yang artinya b i l a P e m e r i n t a h m a u m e m p e r b a i k i kond i s i h i dup masyaraka t , maka seba i knya

    Pemer i n tah be la j a r da r i ProA i r . ( d o m i/ d c-

    p r o ai r / t t s )

  • 7/30/2019 AMPL NTT Newsletter Oktober 2009

    7/12

    Halaman 7A M P L N T T N E W S L E T T E R

    P U L A U E N D E Y A N G L U A R B I A S A ! Lomba Media Promosi PHBS di Kecamatan Pulau Ende, Kabupaten Ende

    Ra n g k a ia n t u l i sa n d a n g a m b a r d e n g a n w a r n a - w a r n a t e r a n g y a n g

    k o n t r a s t e r l i h a t d e n g a n j e l a s d a r i a t a s p e r a h u m o t o r y a n g m e laj u

    d ipe l ip i r pan t a i Pu lau Ende . Tu l i san dan gam bar i t u d i t o r eh d ia tasd i n d i n g b a t u y a n g d i p l e st e r h a l u s d an d i b e r i k a n w a r n a w a r n a

    b e r n u a n s a eye ca tch ing , s eh in g g a m e n g g o d a se t i a p o r a n g u n t u k

    m e l iha t dan m em bacanya . A r i Kae Mae Ta i Re Mau Aura t K i ta A ta

    Tei M iu I w a Mea? Sa lah sa tu t u l i san d ipan ta i Dusun Par iba j o ,

    Desa Redodor i i t u a r t i nya , Saudara -saudar i , j angan bu ang t i n j a

    d i pan t a i , au ra t k i t a d i l i ha t o r ang . Tidak Ma lukah , anda?

  • 7/30/2019 AMPL NTT Newsletter Oktober 2009

    8/12

    Halaman 8

    Sementara itu di Dusun Tanjung, Desa Rendoraterua

    terdapat pesan yang mengutip Al Quran atau hadist Nabi.Misalnya, hadis yang menyatakan bahwa, kebersihan itu

    adalah sebagian dari iman. Pesan tambahan pada tugu

    pengumuman itu adalah, Jagalah Kebersihan LingkunganDengan Tidak Membuang Hajat dan Sampah Di

    Sepanjang Pantai.

    Luar biasa! Ya, luar biasa adalah kata yang tepat untuk

    menggambarkan upaya masyarakat 7 desa di Pulau untukmerubah perilakunya. Masyarakat di Desa Aejeti,

    Rorurangga, Puutara, Padarape, Rendoraterua, Ndoriwoi,

    dan Redodori di Kecamatan Pulau Ende kini selangkah

    lebih maju dari tahun-tahun sebelumnya. Sepanjangbulan Februari hingga Maret 2009, masyarakat di 7 Desa

    di Pulau Ende ini menyelenggarakan perlombaan Media

    Promosi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). MediaPromosi PHBS dipilih karena dianggap bisa menjadikan

    alat untuk menyampaikan pesan-pesan yang menggugah

    masyarakat untuk peduli dan mau merubah perilakunya,demikian disampaikan oleh Petrus H. Djata, penanggung

    jawab operasional kegiatan Dinas Kesehatan untukprogram Air Minum dan Penyehatan Lingkungankerjasama Pemerintah Kabupaten Ende dengan UNICEF

    Menurut Piet, panggilan akrab Petrus H. Djata, isi pesan

    dan tulisan digali dari permasalahan kesehatan

    lingkungan yang ada disetiap dusunnya. Sehingga isi dantulisan promosi PHBS disetiap dusun berbeda dengan

    dusun lainnya. Isi pesan dalam Media Promosi PHBS

    pada dusun yang masyarakatnya masih banyakmelakukan praktik buang air besar sembarangan, pasti

    berbeda dengan dusun yang masyarakatnya sudahbanyak memiliki dan menggunakan jamban, terang Piet

    dengan bersemangat. Pria yang biasa dipanggil dengan

    sebagai, Pua Haji Djata oleh masyarakat Pulau Ende ini

    berupaya agar Pulau Ende bisa menjadi Serambi Mekah di

    Indonesia setelah Aceh. Disebut sebagai Serambi Mekah,bukan hanya karena 100% masyarakat Pulau Ende adalah

    pemeluk agama Islam, namun juga karena lingkungannyayang bersih dan sehat.

    Kegiatan lomba media PHBS ini merupakan rangkaiandari berbagai-kegiatan lain yang khusus ditujukan untuk

    merubah perilaku masyarakat di Pulau Ende agar bisamempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat yang

    lebih baik, demikian disampaikan Dahlan, Camat Pulau

    Ende dengan antusias. Dahlan kemudian menceritakanbeberapa kegiatan lain yang sudah dilakukan, antara lain

    pelatihan promosi PHBS pada tokoh agama, mubaligh dan

    ustad, penyusunan peraturan desa mengenai air minum

    dan penyehatan lingkungan, hingga arisan jamban.

    Kegiatan perlombaan media ini, semakin meyakinkankami masayrakat Pulau Ende untuk terus dan semakin

    meningkatkan pola hidup bersih dan sehat serta menjaga

    pelestarian dan sanitasi lingkungan di wilayah kecamatanini, tambahnya.

    Ayub, salah seorang dari 4 fasilitator pemberdayaan

    masyarakat di Pulau Ende menjelaskan bahwa perlombaanpromosi melalui media dilaksanakan dengan metodepartisipatif. Masyarakat pada satu dusun, diajak duduk

    bersama untuk mengidentifikasikan persoalan berkaitankesehatan lingkungan yang dialaminya. Masyarakat

    terlibat aktif mulai dari perencanaan, pembangunan media

    promosi hingga pengawasan paska pembangunan, terangAyub. Pengawasan dimaksudkan untuk melihat seberapa

    efektif media PHBS tersebut mempersuasi masyarakat

    untuk berubah dan menjadi lebih baik.

    Berdasarkan penilaian Tim Juri Lomba Media Promosi PHBSini, dari 19 dusun yang tersebar di 7 Desa wilayah

    Kecamatan Pulau Ende, yang mengikuti perlombaan,

    semua media promosinya dibuat dengan cukup menarik.

    Ada larangan Buang Air Besar sembarangan yang

    menggunakan bahasa setempat disertai gambar, ada yangmenggunakan bahasa arab, juga larangan dimaksud

    dikaitkan dengan pesan-pesan Al-Quran, ungkap Piet,yang juga anggota tim juri ini. Dia menambahkan bahwa,

    media-media ini dibangun diberbagai lokasi. Ada yang

    dipinggir pantai, ada yang dipintu masuk dusun dan adajuga ditengah kampung.

    Hasil penilaian juri lomba media PHBS menyatakan bahwaJuara pertama diraih oleh Dusun Ekoreko, Desa

    Rorurangga. Sementara juara kedua adalah DusunTanjung, Desa Rendoraterua dan juara ketiga Dusun

    Paribajo, Desa Redodori. (Diolah dari laporan kegiatan

    Dinas kesehatan Kabupaten Ende)

    Masy a r a k at t e r l i b at a k t i f m u la i

    da r i pe rencanaan , pembangu nan

    m ed ia p rom os i h ingga pengaw asan

    paska pembangun an

  • 7/30/2019 AMPL NTT Newsletter Oktober 2009

    9/12

    Peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPSS) yang kedua

    sejak diputuskan pelaksanaannya oleh WHO pada 15 oktober 2008 kini

    masih belum juga dilaksanakan secara serempak di seluruh Indonesia.

    Beberapa kabupaten yang jaringan komunikasinya kurang baik malah

    belum mengetahui, bahwa 15 oktober telah ditetapkan sebagai HCTPSS. .

    ProAir sebagai lembaga yang bekerja di bidang Air bersih dan Sanitasi merasa perlu untuk

    meggerakan kegiatan terhadap masyarakat dampingan karena setelah menyediakan air ber-sih maka masayarakat akan dapat menggunakan air bersih untuk meningkatkan kesehatan

    keluarga yang salah satunya dengan membiasakan mencuci tangan menggunakan sabun.

    Peringatan hari cuci tangan pakai sabun sedunia di kecamatan Kodi Utara ini dibuat dengan

    tema Mar i cuc i t angan paka i sabun un t uk m engurang i D ia re diinisiasi oleh ProAirSumba Barat Daya. Dalam sambutan Bupati SBD yang dibacakan oleh Asisten III mengatakan

    bahwa mencuci tangan pakai sabun dapat mencegah penularan berbagai penyakit menular

    seperti Diare, Flu Burung dan H1N1 yang kini sedang marak. Beliau juga mengatakanbaiknya mencuci tangan pakai sabun ini bisa menjadi kebiasaan dalam rumah tangga masing

    -masing untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga.

    Peringatan hari cuci tangan pakai sabun ini dibuka dengan arahan dari Kepala Dinas Kese-

    hatan Sumba Barat Daya mengenai mengapa penting untuk mencuci tangan pakai sabun se-

    belum makan. Kepala Dinas Kesehatan menegaskan agar mencuci tangan pakai sabun harusmenjadi kebiasaan yang kemudian membudaya dalam masyarakat. Diare dan ISPA meru-

    pakan penyakit yang cukup tinggi di Kodi karenanya penting membiasakan mencuci tangan

    pakai sabun untuk mengurangi penularan penyakit ini. Peringatan HCTPSS ini merupakan

    yang pertama di kabupaten Sumba Barat Daya dan difasilitasi oleh ProAir. Setiap orang yanghadir harus mencuci tangan pakai sabun terlebih dahulu sebelum makan. Masing-masing

    orang mendapat kupon yang telah disediakan oleh panitia yang akan ditunjukan kepada petu-gas di meja makan sebagai syarat boleh menikmati makan siang bersama.Masyarakat menga-

    kui bahwa ini merupakan hal baru bagi mereka dan kekurangan air juga menjadi faktor yang

    sulit dilakukan oleh mereka.

    Mengingat kegiatan ini dilakukan di daerah yang sangat kurang air maka Team Sanitasi ProAirSumba Barat Daya membuat sebuah alat dari jerigen yang didesain hemat air yang dapat

    digunakan untuk mencuci tangan sebanyak 400 orang. Sebagai salah satu bentuk motivasi

    yang dilakukan oleh ProAir adalah memberikan alat cuci tangan yang hemat air dengan sabundan kain lap kepada 25 warga yang hadir. Yang berhak mendapatkannya adalah mereka yang

    memperoleh kupon yang ditandai sehingga adil bagi semua bahwa yang mendapatkan adalah

    mereka yang beruntung. Alat ini harus digunakan di rumah masing-masing sesuai fungsinyadan harapan lain bahwa tetangga yang tidak memiliki akan belajar membuatnya sehingga

    semakin banyak orang yang mulai mencuci tangan pakai sabun. Dalam pembicaraan terpisah

    dengan seorang bidan (ibu Yustina) dari Rumah Sakit Karitas cabang Kodi Utara, dikatakanbahwa salah satu penyakit yang sering diderita anak-anak di Kodi adalah cacingan yang dise-

    babkan oleh kebiasaan makan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu dan jarang memotong

    kuku. (L idya A r i f ,DS-HS ProAir SBD)

    Halaman 9A M P L N T T N E W S L E T T E R

  • 7/30/2019 AMPL NTT Newsletter Oktober 2009

    10/12

    Ketika ketidak tersedianya air bersih untuk minum dan keperluan pokok lainnya,apakah makluk hidup dapat melanjutkan hidupnya? Dan sebaliknya apakah yangakan terjadi bila sumber air bersih ada tapi pada kenyataannya air bersih masih

    sulit didapat kan?

    Kecamatan Takari terletak sekitar 68 Km dari Kupang sebagai ibukota ProvinsiNTT dan merupakan wilayah adminitratif Kabupaten Kupang dengan jumlahpenduduk sebanyak 18.553 jiwa dengan sumber mata pencaharian sebagaipetani,Kecamatan Takari dilewati dua buah sungai yaitu sungai Bokong danSungai Noelmina. Bappeda Provinsi NTT bekerjasama dengan Oxfam GBYogyakarta serta CIS Timor melaksanakan survey kondisi air,sanitasi dankesehatan lingkungan, dimana maksud dari survey ini adalah pemerintah danOxfam GB ingin mengetahui tingkat kebutuhan, ketersedian air bersih dan perilakuhidup sehat masyarakat di kecamatan Takari. Dalam survey ini ada beberapa

    lokasi t ujuan yang akan disurvey yakni kantor pemerintah (kantor camat/ kantordesa), f asili t as kesehatan (puskesmas/ pust u), fasilit as pendidikan (sekolah

    SD,SM,SMU) dan masyarakat umum.

    Sampel kelurahan/ desa yang diambil adlah kel urahan Takari,Ds. Oesusu Dalam,DsNoelmina dan desa Hapit. Dari survey dengan beberapa sample lokasi yangdiambil maka kebutuhan air bersih untuk wilayah kecamatan Takari sangat tinggit api ket ersediaan air ber sih sangat kurang makanya ti ngkat kesehatan m asyarakat

    j uga sangat kurang ( kasus ISPA d an Diar e t er t inggi ). Masyar akat kecam at an Takar isejak tahun 1997 sudah terlayani oleh PDAM kabupaten kupang denganmengambil air dari sumber mata air desa Benu, namun dalam 7 tahun terakhir inikondisi air bersih dari PDAM sangat memprihatinkan karena air bersih dari Ds.Benu disalah gunakan peruntukannya oleh masyarakat desa sekitarnya dimanaPipa induk dari mata air di lubangi lalu air dari pipa itu diairi ke sawah-sawahpenduduk sekitar desa Benu. Desa Noelmina merupakan salah satu desadiwilayah kecamatan takari dan berjarak + 6 km dari ibu kota kecamatan yangdilayani oleh PDAM dan 7 tahun sudah fasilitas air bersih dari pipa PDAM tidakdapat dirasakan oleh m asyarakat desa noelmina sehingga sumber air ber sih unt uk

    minum, masak,cuci,kakus,makan hewan diambil dari sungai dan air hujan.

    Sebenarnya masyarakat dapat membuat sumur gali sebagai sumber air bersihpengganti PDAM tetapi yang menjadi kendala adalah air dari sumur gali rasanyaasin sehingga tidak dapat dikomsumsi oleh masyarakat, menyiram tanaman danminum an hewan/ t ernak. Dari kondisi keprihati nan it u muncullah sosokperempuan sebagai penyelam at masyarakat ds.noelm ina dari masalah kekurangan

    air bersih untuk pem enuhan kebutuhan pokok masyarakat.

    Nona yun Ce adalah sosok perempuan pekerja keras dimana dia sebagai

    perempuan dapat mengganti peran laki-laki dalam pemenuhan kebutuhanmasyarakat ds. Noelmina yang membutuhkan air bersih. Nona Yun Ce adalahperempuan berusia 30 tahun dan sehari-hari bekerja sebagai penjual air kelilingdimana mulai jam 5.30 sampai jam 16.00 berkeliling dengan menggunakan keretadorong (gerobak) sewaan yang berisi 12 jerigen air (@ 5 ltr),dimana dalam seharidia dapat memperoleh pemasukan Rp. 30.000-45.000,-. Sumber air bersih yangdigunakan oleh Nona Yun Ce adalah sungai bokong atau noelmina, dimanakebiasaan orang kampong adalah membuat mata air resapan dari sungai yangkesehatannya belum terjamin sama sekali. Nona yun ce menyampaikan bahwakeret a dorong/ gerobak yang digunakan adalah mil ik t et angganya dan dalampenggunaan gerobak itu nona yun ce dalam system sewa tidak harus membayardengan uang tapi cukup setiap hari membawa 2 reit air untuk majikan gerobakitu. Nona Yun Ce mengatakan sangat bersyukur dengan apa yang dilakukannyasekarang karena dengan melakukan pekerjaan ini maka kebutuhan masyarakatakan air bersih dapat terpenuhi dan dia juga dapat menghidupi dia dan adiknya

    dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.(by j ohn subani)

    V O L U M E I A I R B E R S I H L I N G K U N G A N S E H A T Halaman 10

    Gerobak Air Nona YunceKisah seorang Water Vendor di Desa Noelmina, Kabupaten Kupang Propinsi NTT

  • 7/30/2019 AMPL NTT Newsletter Oktober 2009

    11/12

    Demas Tafuli menghentak-

    hentakkan kakinya mengikuti

    irama pantun yang dilagukan.

    Suara giring dari pergelangan

    kakinya bergemerincing seirama dengan

    bait-bait pantun yang dilantukan, PHBS lo

    lais Palo Let, Pa Lole Neum Hai To Ok Oke,

    Na Fena Kit Het Moin Alekot, Moin Ta Na

    Leok, Pahe Nao Mat.

    M E M B A L U T P E S A N

    C U C I T A N G A N P A K A I S A B U NM E L A L U I P A N T U N

    Syair pantun dalam Bahasa Timor Amanatun itu

    dialunkan oleh, Demas bersama dengan Yoseph Mafeo,Agustinus Asbanu, Sulce Benu, Veronika Tafuli dan 20

    orang kawan-kawannya sambil menari dalam bentuk

    lingkaran. Syair tersebut memiliki makna ajakan kepadamasyarakat untuk membudayakan hidup bersih dan

    sehat karena dengan perilaku hidup bersih dan sehatdapat mengatasi gizi buruk, kemiskinan, dan mengu-rangi angka kematian ibu dan bayi.

    Demas, murid kelas IV, Sekolah Dasar Negeri Bimate,

    Desa Snok, Kecamatan Amanatun Utara, Kabupaten

    Timor Tengah (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur itu

    sedang memimpin kawan-kawannya berbalas berpantundengan cara bersenandung mengikuti ritme irama dan

    pola gerakan tertentu. Masyarakat Timor menyebutnya

    sebagai Bonet, sebuah seni tradisional yang walaupunpopuler ditingkat masyarakat, kini mulai jarang dipen-

    taskan dihadapan umum.

    Berbalas Pantun

    Demas dan kawan-kawannya dari SD Negeri Bimate

    merupakan salah satu dari 20 Sekolah Dasar yang diun-

    dang untuk mengikuti kompetisi Promosi Perilaku HidupBersih dan Sehat melalui media seni tradisional Bonet,

    yang dilaksanakan oleh POKJA AMPL Kabupaten TimorTengah Selatan (TTS) pada tanggal 18 dan 19 Mei 2009

    di Lapangan Puspemnas, Kota Soe. Cornelis Metta, se-

    laku Ketua Panitia Pelaksana menambahkan bahwakompetisi ini bertujuan untuk dapat meningkatkan ke-

    sadaran masyarakat utamanya anak-anak agar dapat

    memperbaiki pola perilakunya menjadi lebih bersih dansehat. Bonet dipilih sebagai media untuk menyampai-

    kan pesan PHBS karena selain menggunakan bahasa

    lokal, seni tradisi ini sangat populer di masyarakat Ka-bupaten TTS, terang Cornelis yang juga Kepala Bidang

    Penyehatan Lingkungan pada Dinas Kesehatan Kabu-

    paten TTS.

    Bonet merupakan seni berbalas pantun, yang biasa ter-

    dapat di belahan tengah Pulau Timor, salah satu pulauutama di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Seni tradisional

    Halaman 11A M P L N T T N E W S L E T T E R

    yang umurnya ratusan tahun ini banyak ditemui pada

    sub-suku Dawan seperti Amanatun, Amanuban danMollo yang mendiami wilayah yang terbentang luas dari

    daerah Mollo di ujung barat hingga Boking diwilayah

    timur. Mengingat wilayah Kabupaten TTS yang luas danjumlah sekolah dasar yang begitu banyak, maka panitia

    penyelenggara membatasi jumlah peserta ini hanya 20

    Sekolah Dasar saja. Selain karena keterbatasan biaya,kami ingin membina rasa kebersamaan melalui ko-

    laborasi dengan berbagai organisasi dan proyek dalamjejaring Air Minum dan Penyehatan Lingkungan yang

    beroperasi di Kabupaten TTS, lanjut Cornelis berse-

    mangat.

    Kolabo rasi POKJA AMPL

    Kegiatan yang rencananya akan dilakukan secara rutin

    tiap tahun ini, dilaksanakan oleh Kelompok Kerja Air

    Minum dan Penyehatan Lingkungan (POKJA AMPL) Ka-bupaten TTS dibawah koordinasi Dinas Kesehatan Kabu-

    paten TTS dan mendapatkan dukungan penuh dari UNI-

    CEF. Salah satu hal yang patut dibanggakan darikegiatan ini adalah dukungan jejaring AMPL yang berop-

    erasi di Kabupaten TTS. Jejaring AMPL itu antara lain

    adalah GTZ-ProAir, ACF, Plan International, CARE Inter-national, Church World Service (CWS), dan PAMSIMAS.

    Setiap anggota jejaring pendukung kegiatan festival

    PHBS ini berbagi tugas dengan memberikan dukungan

  • 7/30/2019 AMPL NTT Newsletter Oktober 2009

    12/12

    V O L U M E I A I R B E R S I H L I N G K U N G A N S E H A T

    teknis dan fasilitas pada sekolah-sekolah yang berada dilokasi dampingan.GTZ-ProAir misalnya, memfasiltasi SDN Kolon dan SDG Pili yang berada di-

    wilayah Desa sasaran ProAir di Kabupaten TTS. Begitu juga dengan PLAN In-

    ternational yang memberikan dukungan pada 4 Sekolah Dasar, yaitu, SDNOekiu, SDI Siso, SDG Kokoi, dan SDI Nenonaheun. Sedangkan ACF dan PAM-

    SIMAS masing masing mendukung dua sekolah, berturut-turut yaitu; SDI

    Boking, SDN Bimate, SDG ofu, dan SDI Oeupun. Adapun SDI Klofo, SDI Oe-hala, dan SDG Biloto berada dalam

    wilayah pendampingan CWS. Sementara itu CARE memberikan dukungan

    pada SDG Kolbano dan sisanya difasilitasi oleh UNICEF, antara lain, Fatukoto,

    SDN Oeusapi, SDI Oenali, SDI Kobelete, SDN Kesetnana dan SDI Sekip.

    Ka lau i ng in Buang Ha ja t , Masuk lah keda lam Jamban

    Berdasarkan pemantauan Timatius Benu, salah seorang juri kompetisi ini, isi

    pantun yang dibawakan oleh setiap sekolah cukup menarik dan unik. SDIBoking misalnya, lirik pantun mereka menekankan penggunaan jamban ke-

    luarga, Kalu Teka Na Men, Tama Neuwa Kakus, Kakus So Ma Obe Kakus So

    Tao Oe. Syair pantun tersebut memiliki makna, Kalau ingin Buang HajatBesar, Masuklah kedalam Jamban, Jamban harus ditutup, Jamban harus

    tersedia air, jelas Timatius yang juga bekerja dilingkungan Dinas Kesehatan

    Kabupaten TTS ini. Tema kompetisi Bonet kali ini sangat jelas, yaitu tentang

    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Namun penekanan syair Bonet dari setiapsekolah berbeda-beda. Ada yang menekankan syair pantun pada penggunaan

    jamban yang sehat, ada pula yang menyarankan untuk selalu mencuci tangan

    pakai sabun. Seperti Bonet dari SDN Fatukoto yang menghimbau masyarakatuntuk terbiasa mencuci tangan dengan sabun. Secara umum, semua tampi-

    lan bonet dari berbagai peserta sangat menarik, baik dari makna syairnya,cara pelantunannya dan gerak tariannya, Timatius menambahkan.

    Setelah melalui perundingan dewan juri yang cukup alot, maka SDI Bokingterpilih sebagai juara pertama kompetisi Promosi Perilaku Hidup Bersih dan

    Sehat melalui media seni tradisional Bonet ini. Menurut dewan juri yang ter-

    diri dari unsur Dinas Kesehatan, unsur Dinas Pariwisata dan pemilik sanggaratau praktisi budaya, SDI Boking memiliki angka diatas rata-rata untuk se-

    mua kriteria penilaian yang telah ditetapkan oleh panitia penyelenggara. Pe-menang kedua hingga ketiga kompetisi ini adalah SDG Ofu dan SDI Kobelete.

    Sedangkan pemenang harapan satu hingga tiga berturut turut adalah SDIOehala, SDN Bimate dan SDI Klofo. (Diolah dari Laporan Kegiatan Dinas Ke-sehatan Kabupaten TTS)

    Setiap dollar yang diinvestasikan

    dalam air dan sanitasi akan mengha-

    silkan keuntungan atas kegiatan pro-

    duktif senilai kira-kira tujuh dollar

    -UN Secretary-General-

    Ban Ki-moon

    World Water Day, 2008

    Halaman 12