ameloblastoma ceot case

4
CEOT Calcifying Epithelial Odontogenic Tumor (CEOT) atau Pindborg tumor pertama kali dipaparkan pada 1959 oleh Pindborg (Thoma and Goldman, 1946). Tumor ini diperkirakan berasal dari sel–sel stratum intermedium dari benih gigi. Pernyataan ini didasari oleh adanya kesamaan morfologi sel tumor dengan sel dari stratum intermedium, dan aktivitas yang tinggi dari alkalin fosfatase dan adenin trifosfat (Priya et al., 2009). Tumor Pindborg biasanya berlokasi di dalam tulang dan memproduksi zat mineralisasi seperti zat amiloid. Tumor odontogenik epithelial berkalsifikasi ini mempunyai gambaran mikroskopis yang khas dengan epitel yang menyerupai stratum intermedium dari organ enamel (Stuart and Pharaoh, 2004). Menurut Shramana dkk, asal mula tumor Pindborg ini belum diketahui secara pasti, namun pada umumnya para ilmuwan memperkirakan tumor Pindborg berasal dari organ enamel dan telah dipostulatkan bahwa tumor ini berasal dari epitel eksternal, stratum intermedium dari organ enamel atau dari sisa-sisa seluler lapisan basal atau stratum basal dari epitel gingival. Tumor ini paling sering ditemukan pada rahang bawah regio molar/premolar, dan dua pertiga ditemukan pada mandibula, sisanya pada maksila. Tumor ini timbul dari epitel enamel yang berkurang dari gigi yang tidak erupsi atau impaksi dalam 50% kasus (Mandal et al., 2008). Tumor ini memiliki presentase kurang dari satu persen dari tumor odontogenik secara keseluruhan.Hal ini paling sering ditemui pada pasien berusia 30-50 tahun, tetapi tidak menunjukkan predileksi seks. Sekitar 65% dari semua kasus yang dilaporkan terjadi di mandibula, paling sering di bagian posterior (Regezi et al., 2008). Tanda klinis yang paling umum adalah pembengkakan tanpa rasa sakit dan tumbuh lambat. Dalam radiografi, lesi menunjukkan unilokular, dan lebih sering multilokular radiolusen. Mungkin seluruhnya radiolusen, tetapi kepadatan dan ukuran dapat bervariasi (Ide et al., 2008). Extraosseous CEOT telah dilaporkan jarang. Hanya sebagian kecil dari tumor ini menunjukkan fitur mikroskopis dari varian sel sehat (Bouckaert et al.,

description

case radiography ameloblastoma ceot

Transcript of ameloblastoma ceot case

Page 1: ameloblastoma ceot case

CEOT

Calcifying Epithelial Odontogenic Tumor (CEOT) atau Pindborg tumor pertama kali dipaparkan pada 1959 oleh Pindborg (Thoma and Goldman, 1946). Tumor ini diperkirakan berasal dari sel–sel stratum intermedium dari benih gigi. Pernyataan ini didasari oleh adanya kesamaan morfologi sel tumor dengan sel dari stratum intermedium, dan aktivitas yang tinggi dari alkalin fosfatase dan adenin trifosfat (Priya et al., 2009).

Tumor Pindborg biasanya berlokasi di dalam tulang dan memproduksi zat mineralisasi seperti zat amiloid. Tumor odontogenik epithelial berkalsifikasi ini mempunyai gambaran mikroskopis yang khas dengan epitel yang menyerupai stratum intermedium dari organ enamel (Stuart and Pharaoh, 2004).

Menurut Shramana dkk, asal mula tumor Pindborg ini belum diketahui secara pasti, namun pada umumnya para ilmuwan memperkirakan tumor Pindborg berasal dari organ enamel dan telah dipostulatkan bahwa tumor ini berasal dari epitel eksternal, stratum intermedium dari organ enamel atau dari sisa-sisa seluler lapisan basal atau stratum basal dari epitel gingival. Tumor ini paling sering ditemukan pada rahang bawah regio molar/premolar, dan dua pertiga ditemukan pada mandibula, sisanya pada maksila. Tumor ini timbul dari epitel enamel yang berkurang dari gigi yang tidak erupsi atau impaksi dalam 50% kasus (Mandal et al., 2008).

Tumor ini memiliki presentase kurang dari satu persen dari tumor odontogenik secara keseluruhan.Hal ini paling sering ditemui pada pasien berusia 30-50 tahun, tetapi tidak menunjukkan predileksi seks. Sekitar 65% dari semua kasus yang dilaporkan terjadi di mandibula, paling sering di bagian posterior (Regezi et al., 2008). Tanda klinis yang paling umum adalah pembengkakan tanpa rasa sakit dan tumbuh lambat. Dalam radiografi, lesi menunjukkan unilokular, dan lebih sering multilokular radiolusen. Mungkin seluruhnya radiolusen, tetapi kepadatan dan ukuran dapat bervariasi (Ide et al., 2008).

Extraosseous CEOT telah dilaporkan jarang. Hanya sebagian kecil dari tumor ini menunjukkan fitur mikroskopis dari varian sel sehat (Bouckaert et al., 2000). Tumor ini muncul paling sering sebagai sessile masses non-spesifik dalam jaringan gingiva anterior (Nevile et al., 2008).

AMELOBLASTOMA

Ameloblastoma adalah suatu neoplasma dari jaringan pembentuk organ email yang tidak mengalami diferensiasi pada saat pembentukan gigi. Ameloblastoma mempunyai ciri-ciri patologi sebagai neoplasma odontogenik yang jinak, bersifat lokal invasif dan mempunyai sifat infiltratif. Pada umumnya ameloblastoma dapat terjadi pada semua usia dari anak-anak sampai dengan dewasa. Frekuensi terjadinya hampir sama besar pada laki-laki dan perempuan. Tumor ini lebih sering terjadi pada mandibula dibandingkan dengan maksila (Regezi and Sciuba, 2002)

Secara radiografis maka ameloblastoma diklasifikasikan menjadi solid/ multicystic, unicystic, peripheral, dengan prevalensi 92 % solid/ multikistik, 6 % unikistik dan 2 % peripheral. Pemeriksaan radiografik sangat membantu dalam menegakkan diagnosis, ameloblastoma dapat dilihat pada rontgen foto panoramik dengan cukup baik. Pada gambaran radiografik dapat terlihat multilokuler atau unilokuler. Pada ameloblastoma multikistik dapat memberikan gambaran honeycomb atau soap bubble (Chukwuneke et al., 2010).

Page 2: ameloblastoma ceot case

Berdasarkan histopatologisnya ameloblastoma multikistik dibagi menjadi tipe folikuler yang merupakan tipe yang paling sering dengan gambaran retikulum stelata berada di tengah pulau-pulau odontogenik, tipe pleksiform yang gambaran histopatologinya menunjukkan retikulum stelata terletak di luar dari odontogenic rest, tope akantomatosa tampak gambaran metaplasia skuamosa yang meluas dan kadang terjadi pembentukan keratin di dalam pulau-pulau sel yumor ini, tipe sel granular yang mempunyai sel-sel epitel yang telah mengalami perubahan granuler serta sel-selnya membersar dan mengandung sitoplasma dengan granular yang asidofik, tipe desmoplastik memiliki gambaran histopatologi pulau-pulau kecil dengan sel-sel epitel odontogenik pada jaringan stroma kolagen ekstensif padat, dan tipe sel basal yang jarang terjadi. Terdapat proliferasi sel basaloid berbentuk kuboid dalam jalinan tipis tanpa retikulum stelata, memiliki gambaran hampir sama dengan karsinoma sel basal pada kulit (Neville et al., 2008).

Penatalaksanaan ameloblastoma dapat dengan cara konvensional atau radikal disesuaikan dengan faktor usia dan kondisi umum pasien, ukuran, lokasi tumor dan tipe ameloblastoma berdasarkan pemeriksaan histopatologi. Pada pasien usia muda atau dengan kasus ameloblastoma unikistik dan ukuran yang tidak besar dapat dilakukan tindakan konservatif ekukleasi dan kuretasi (Ohishi, 1999). Sedangkan pada kasus ameloblastoma multikistik, terapi yang tepat adalah dengan reseksi segmental dengan batas 1 cm dari batas tumor terhadap tulang sehat (Reichart and Philipsen, 2004).

DAFTAR PUSTAKA

Ohishi, M 1999, Management of mandibula ameloblastoma the clinical bases for treatment alogartim, J Oral Maxillofac Surg, vol. 37.Reichart, PA and Philipsen, HP 2004, Odontogenic tumors and allied lesions, London: Quintessence Publishing, p. 41.Chukwuneke, FN, Ajuzieogu, O, Chukwuka, T, Nnodi, P and Oji, C 2010, Surgical challenges in the treatment of advanced cases of ameloblastoma in the developing world: the authour experience, Int J Oral Maxillofac Surg, vol. 39, pp 150-5.Regezi, JA and Sciuba, JJ 2002, Oral pathology, clinical pathology correlation, Philadelphia: WB Saunders, pp. 323-35.Thoma, KH and Goldman, HM 1946, Odontogenic tumors: a classification based on observations of the epithelial, mesenchymal, and mixed varieties, Am J Pathol ,vol.22, p.433.

Regezi, JA, Sciubba, JJ and Jordan, RCK 2008, Oral pathology. Clinical pathologic correlation, 5th ed., Philadelphia: W.B. Saunders, pp. 268-9.

Ide, F, Mishima, K, Saito, I and Kusama, K 2008, Rare peripheral odontogenic tumors: report of 5 cases and comprehensive review of the literature, Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral Radiol Endod, vol.106, pp.22-8.

Bouckaert, MM, Raubenheimer, EJ and Jacobs FJ 2000, Calcifying epithelial odontogenic tumor with intracranial extension: report of a case and review of the literature, Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral Radiol Endod, vol.90, pp.656-

Page 3: ameloblastoma ceot case

62.

Neville, BW, Damm, DD, Allen, CM and Bouquot, JE 2008, Oral & maxillofacial pathology, 3rd ed., Philadelphia: W.B. Saunders, pp.611-9, 716-8.

Priya, SS, Ravikumar, A, Khrishnarathnam, K and Rajendiran, S 2009, Intraosseous calcifying epithelial odontogenic tumor in case with multiple myeloma, Journal of Oral and Maxillo Facial Pathology , vol. 13, pp.10-3.Stuart, CW and Pharaoh, MJ 2004, Oral radiology : principles and interpretation. Philadelphia : Mosby, pp. 423-4.Mandal, S et al. 2008,Calcifying epithelial odontogenic tumor : Report of two cases. Ind J Pat M , vol.51, no.3, pp. 397-8.