Alkohol eter fenol
-
Upload
universitas-islam-negeri-jakarta -
Category
Documents
-
view
1.234 -
download
18
Transcript of Alkohol eter fenol
1
Created by
Didiet D.LaksmanaTE&D/2002
Jika Anda tidak berada di depan,pemandangan tidak pernah berubah.
Joseph de GaulleT&E/DL/2002
2
ALKOHOL, FENOL DAN ETER
Arumpuspa Azizah
Jurusan Farmasi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
Pustaka:
T.W. Graham Solomons, ORGANIC CHEMISTRY, 5th Ed., 1992
3
STRUKTUR ALKOHOL
Alkohol adalah senyawa yang molekulnya memiliki suatu gugus hidroksil, yang terikat pada suatu atom karbon jenuh.
Metanol
Etanol
2-Propanol
(isopropil alkohol) 2-Metil-2-propanol
(tert-butil alkohol)
CH3OH
CH3CH2OH
CH3CHCH3
OHCH3 C CH3
OH
CH3
4
Atom karbon dapat berupa suatu atom karbon dari gugus alkenil atau gugus alkunil.Atau dapat pula berupa suatu atom karbon jenuh dari suatu cincin benzena.
CH2OH CH2 CHCH2OH
C CCH2OHH
Benzil alkohol
Suatu alkohol benzilik
2-Propenol (alil alkohol)
Suatu alkohol alilik
2-Propunol
(propargil alkohol)
5
• Senyawa yang memiliki suatu gugus hiroksil, yang terikat langsung pada cincin benzena disebut fenol.
OH OHH3C
Ar OH
Fenol p-Metilfenol
Rumus umum suatu fenol
6
• Alkohol dapat dilihat secara struktural:a . sebagai turunan hidroksi dari alkana.b . sebagai turunan alkil dari air.• Etil alkohol = etana dimana satu hidrogen diga
nti dengan gugus hidroksil.• Etil alkohol = air dimana satu hidrogen diganti
dengan gugus etil.
CH3CH3
CH3CH2
O
H
Gugus etil
Gugus hidroksil
1090
H
O
H
1050
AirEtil alkoholEtana
7
• Alkohol dibagi dalam tiga golongan: a . Alkohol primer (1º)b . Alkohol sekunder (2º)c . Alkohol tersier (3º)• Penggolongan didasarkan pada derajat substit
usi dari atom karbon yang langsung mengikat gugus hidroksil.
C C O HH
H
H
H
H
Etil alkohol(suatu alkohol 10)
CH2OH
Benzil alkohol(suatu alkohol 10)
8
• Jika karbon tersebut mengikat satu atom karbon lain, maka disebut karbon primer dan alkoholnya disebut alkohol primer.
• Jika karbon yg mengikat gugus -OH juga mengikat dua atom karbon lain, maka disebut karbon sekunder dan alkoholnya disebut alkohol sekunder.
• Jika karbon yg mengikat gugus -OH juga mengikat tiga atom karbon lain, maka disebut karbon tersier dan alkoholnya disebut alkohol tersier.
9
CH2OH
Geraniol(alkohol 10 dgnaroma mawar)
C C C HH
H
H
O
H
Isopropil alkohol(suatu alkohol 20)
H
H
H
CH3
CH3H3C
CH
OH
Mentol(alkohol 20 dalamminyak peppermint)
10
C C C HH
H
H
O
C
tert-Butil alkohol(suatu alkohol 30)
H
H
H
H
HH C CHOH
H
H
H
H
O
H3C
Noretindron(kontrasepsi oral dgn gugus alkohol 30)
11
Struktur Eter
• Eter berbeda dari alkohol, dimana atom oksigen dari suatu eter terikat pada dua atom karbon. Gugus hidrokarbon dapat berupa alkil, alkenil, vinil, atau aril.
• Eter memiliki rumus umum R-O-R atau R-O-R’ dimana R’ adalah gugus alkil yang berbeda dari gugus R.
• Eter = air dimana kedua atom hidrogen diganti dengan gugus alkil.
12
C O C
Gugus fungsionalsuatu eter
R
O
R
O1100
Dimetil eterRumus umum suatu eter
CH3
CH3
atau
R’
O
R
CH2H2C
O
Etilen oksida
O
Tetrahidrofuran(THF)
ETER SIKLIK
13
TATANAMA ALKOHOL
• Dalam Tatanama Substitutif IUPAC, suatu nama harus mengandung empat karakter : lokant, awalan, senyawa induk, dan suatu akhiran.
CH3CH2CHCH2CH2CH2OH
CH3
4-Metil-1-heksanol
lokant awalan lokant induk akhiran
14
• Lokant 4 menunjukkan bahwa substituen gugus metil, yang merupakan awalan, terikat pada senyawa induk di posisi C-4.
• Senyawa induk mengandung enam atom karbon dan tidak ada ikatan rangkap, jadi induknya adalah heksana.
• Dan karena merupakan suatu alkohol, maka memiliki akhiran -ol.
• Lokant 1 menunjukkan bahwa C-1 mengikat gugus hidroksil.
15
• Secara umum, penomoran pada rantai karbon selalu dimulai dari bagian akhir yang lebih dekat dengan gugus yang mendapat nama sebagai suatu akhiran.
• Prosedur berikut harus diikuti untuk memberi nama alkohol sesuai tatanama substitutif IUPAC:
1 Pilih rantai karbon utuh yang terpanjang dimana gugus hidroksil terikat langsung. Ganti nama dari alkana sesuai rantai karbon tersebut dengan menghapus huruf a terakhir dan tambahkan akhiran ol.
16
2 Nomori rantai karbon utuh yang terpanjang sedemikian sehingga atom karbon yang mengikat gugus hidroksil memiliki nomor terkecil. Tandai posisi gugus hidroksil dengan menggunakan nomor tersebut sebagai lokant. Tandai posisi gugus-gugus lain (sebagai awalan) dengan menggunakan nomor yang sesuai dengan posisi masing-masing sepanjang rantai karbon sebagai lokant.
17
CH3CH2CH2OH
1-Propanol
CH3CHCH2CH3
OH
2-Butanol
CH3CHCH2CH2CH2OH
CH3
4-Metil-1-pentanol
ClCH2CH2CH2OH
3-Kloro-1-propanolCH3CHCH2CCH3
OH
CH3
CH3
4,4-Dimetil-2-pentanol
1 2 3 4 5
5 4 3 2 11 2 3 4
3 2 1
3 2 1
18
• Alkohol sederhana sering dinamai dengan nama radikofungsional umum yang juga telah disetujui oleh IUPAC.
• Beberapa contoh alkohol sederhana adalah sebagai berikut ini:
CH3CH2CH2OH
Propil alkohol
CH3CH2CH2CH2OH
Butil alkohol
CH3CH2CHCH3
OHsec-Butil alkohol
19
C OH
CH3
CH3
H3C
tert-Butil alkohol
CH3CHCH2OH
Isobutil alkohol
CH3
CH3
CH3
CH3CCH2OH
Neopentil alkohol
CH2 CH2
OH OHEtilen glikol
1,2-Etanadiol
CH2
OH OHPropilen glikol
1,2-Propanadiol
CH3CH CH2CH2CH2
OH OHTrimetilen glikol1,3-Propanadiol
• Alkohol yang mengandung dua gugus hidroksil umumnya diberi nama glikol.
• Dalam sistem substitutif IUPAC alkohol tersebut dinamai sebagai diol.
20
TATANAMA ETER
• Eter sederhana sering dinamai dengan nama radikofungsional umum.
• Tuliskan kedua gugus yang terikat pada atom oksigen (sesuai urutan abjad) dan tambahkan kata eter.
CH3OCH2CH3 CH3CH2OCH2CH3 C6H5OC
CH3
CH3
CH3
tert-Butil fenil eter
Dietil eterEtil metil eter
21
• Nama substitutif IUPAC harus dipakai untuk menamai eter yang rumit dan senyawa dengan lebih dari satu ikatan eter.
• Dalam sistem IUPAC, eter dinamai sebagai alkoksialkana, alkoksialkena, dan alkoksiarena.
• Gugus RO- merupakan suatu gugus alkoksi.• Dua eter siklik yang sering dipakai sebagai
solven memiliki nama umum tetrahidrofuran (THF) dan 1,4-dioksana.
22
CH3CHCH2CH2CH3
2-Metoksipentana
OCH3
CH3CH3CH2O
1-Etoksi-4-metilbenzena
CH3OCH2CH2OCH3
1,2-DimetoksietanaO
Tetrahidrofuran(oksasiklopentana)
O
O
Dioksana(1,4-dioksasikloheksana)
23
SIFAT FISIK ALKOHOL & ETER
• Eter memiliki titik didih yang sebanding dengan hidrokarbon dengan berat molekul yang sama.
• Titik didih dietil eter (MW = 74) adalah 34,6ºC, dan pentana (MW = 72) adalah 36ºC.
• Alhohol memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan eter atau hidrokarbon yang sebanding.
24
• Titik didih butil alkohol (MW = 74) adalah 117,7ºC.
• Molekul-molekul alkohol dapat berikatan satu sama lain melalui ikatan hidrogen, sementara eter dan hidrokarbon tidak dapat.
• Meskipun demikian, eter juga dapat membentuk ikatan hidrogen dengan senyawa-senyawa seperti air.
25
• Eter memiliki kelarutan dalam air yang sebanding dengan alkohol dengan berat molekul yang sama.
• Sangat berbeda bila dibandingkan dengan hidrokarbon.
• Dietil eter & 1-butanol memiliki kelarutan yang sama dalam air, sekitar 8 g per 100 mL pada suhu kamar.
• Sebaliknya, pentana secara nyata tidak larut dalam air.
26
• Metanol, etanol, propil alkohol, isopropil alkohol, dan tert-butil alkohol campur sempurna dengan air.
• Butil alkohol, isobutil alkohol, dan sec-butil alkohol memiliki kelarutan antara 8,3 dan 26,0 g per 100 mL.
• Kelarutan alkohol dalam air menurun secara bertahap sebanding rantai hidrokarbon yang semakin panjang.
• Alkohol rantai panjang bersifat lebih “mirip alkana” dan oleh karena itu kurang mirip dengan air.
27
ALKOHOL & ETER PENTING
METANOL• Memiliki rumus struktur CH3OH dan adalah
alkohol yang paling sederhana.• Dahulu sebagian besar metanol dibuat dari
distilasi destruktif kayu (pemanasan kayu pada suhu tinggi tanpa udara) = alkohol kayu (wood alcohol).
• Sekarang dibuat melalui hidrogenasi katalitik dari karbon monoksida.
28
• Metanol sangat beracun. Konsumsi dalam jumlah yg sangat kecil sekalipun dapat menyebabkan kebutaan; dalam jumlah besar menyebabkan kematian.
• Keracunan metanol dapat pula terjadi melalui penghirupan uap atau paparan jangka panjang terhadap kulit.
29
ETANOL• Merupakan alkohol dari semua minuman
beralkohol.• Dapat dibuat dari fermentasi gula, dengan
menambahkan ragi ke dalam campuran gula dan air.
• Ragi mengandung enzim yang memicu suatu reaksi berseri yang panjang, dan akhirnya mengubah suatu gula sederhana (C6H12O6) menjadi etanol dan karbon dioksida.
30
• Etanol sangat murah, tapi jika digunakan untuk minuman dikenakan pajak yang sangat tinggi.
• Etanol yang digunakan untuk keperluan sains (penelitian) dan industri diracuni atau di”denaturasi” sehingga tidak layak untuk diminum. Beberapa denaturant dapat digunakan termasuk metanol.
• Etanol adalah senyawa yang penting dalam industri.
31
• Sebagian besar etanol untuk keperluan industri dibuat melalui reaksi hidrasi etena dengan katalis asam.
• Etanol adalah suatu hipnotik (penidur). Ia menekan aktivitas otak atas meskipun memberi efek ilusi sebagai suatu stimulant.
• Etanol juga toksik, tapi kurang toksik dibanding metanol.
• Pada tikus (rat), dosis letal adalah 13,7 g per kg berat badan.
• Penyalahgunaan etanol menjadi problem di banyak negara.
32
ETILEN GLIKOL• Etilen glikol (HOCH2CH2OH) memiliki berat
molekul yang rendah dan titik didih yang tinggi, serta campur dengan air.
• Sifat ini membuat etilen glikol menjadi suatu antibeku (antifreeze) ideal untuk kendaraan bermotor.
33
DIETIL ETER• Berupa suatu cairan dengan titik didih rendah
dan mudah terbakar.• Sebagian besar eter bereaksi lambat dengan
oksigen melalui suatu reaksi radikal yang disebut auto-oksidasi membentuk hidroperoksida dan peroksida (ekplosif).
• Sering digunakan sebagai pelarut ekstraksi.• Dipakai sebagai suatu anestetik (pembius)
pada pembedahan.
34
Sintesis Alkohol dari Alkena1 Hidrasi Alkena• Adisi air pada ikatan rangkap alkena dengan
katalis asam.• Metode pembuatan alkohol dengan berat
molekul rendah (kegunaan utama pada proses industri skala besar).
• Katalis asam yg paling sering digunakan: asam sulfat & asam fosfat.
35
• Sebagai contoh adalah hidrasi 2-metilpropena
C CH2
CH3
H3C + H OHH+
C CH2H3C
CH3
OH
H250C
C C + H OHH+
C C
H OH
2-Metilpropena tert-Butil alkohol
Reaksi bersifat regioselektif.Adisi air pada alkena mengikuti hukum Markovnikov.Reaksi secara umum sebagai berikut:
36
• Sesuai hukum Markovnikov: reaksi tidak menghasilkan alkohol primer, kecuali kasus khusus pada hidrasi etena.
Mekanisme hidrasi alkena secara sederhana merupakan kebalikan dari reaksi dehidrasi alkohol.
H2C CH2 + H OHH3PO4
3000CCH2CH2OH
37
C
CH2
CH3
H3C + H Olambat
CH3C
CH2
CH3
H
H
H
+O
H
HLangkah 1
+cepat
CH3C
CH3
CH3
O
H
HLangkah 2 CH3C
CH3
CH3
O
H
H
Langkah 3 CH3C
CH3
CH3
O
H
H + O
H
Hcepat
CH3C
CH3
CH3
O H H O
H
H+
38
• Tahap penentu kecepatan adalah tahap 1: pembentukan karbokation.
• Dihasilkan tert-butil alkohol karena tahap 1 mengarah pada pembentukan kation tert-butil yang lebih stabil dibandingkan kation isobutil yang kurang stabil.
C
CH2
CH3
H3C + H Olambat
CH3C
CH2
CH3
H
H + O
H
Hsangat
H
karbokation 10
39
• Kerumitan yang terjadi adalah adanya penataan ulang (rearrangement).
• Karbokation awal yang terbentuk akan mengalami penataan ulang menjadi suatu karbokation yang lebih stabil.
• Jika 3,3-dimetil-1-butena dihidrasi akan dihasilkan 2,3-dimetil-2-butanol sebagai produk utama.
40
• Adanya penataan ulang karbokation membatasi penggunaan hidrasi alkena sebagai suatu metode laboratoris untuk pembuatan alkohol.
2,3-Dimetil-2-butanol(produk utama)
3,3-Dimetil-1-butena
H2SO4
H2OCH3C
OH
CH3
CH
CH3
CH3CH3C
CH3
CH3
CH CH2
41
2 Reaksi Oksimerkurasi-Demerkurasi• Reaksi dua tahap yang sangat berguna untuk
mensintesis alkohol dari alkena.
• Alkena bereaksi dgn Hg(OAc)2 dalam campuran THF dan air menghasilkan senyawa merkuri(hidroksialkil).
• Senyawa merkuri(hidroksialkil) dapat direduksi oleh natrium borohidrida menjadi alkohol.
• Persentase hasil reaksi keseluruhan 90% dengan regioselektifitas yang tinggi.
42
• Pada tahap 1, oksimerkurasi: air dan merkuri asetat mengadisi ikatan rangkap.
• Pada tahap 2, demerkurasi: natrium borohidrida mereduksi gugus asetoksimerkuri dan menggantinya dengan hidrogen.
C C + THF
oksimerkurasiH2O + OCCH3
O
2Hg C
OH
C
Hg OCCH3
O + CH3COH
O
C
OH
C
Hg OCCH3
O +demerkurasi
OH NaBH4+ C
OH
C
H
Hg+ + CH3CO
O
43
• Kedua langkah tersebut dapat dilakukan dalam bejana yang sama.
• Kedua reaksi berlangsung sangat cepat pada suhu ruangan atau dibawahnya.
• Tahap 1: biasanya mencapai kesempurnaan dalam kurun waktu 20 detik – 10 menit.
• Tahap 2: secara normal membutuhkan waktu kurang dari 1 jam.
• Orientasi adisi H2O di atas mengikuti aturan Markovnikov: atom H dari H2O terikat pada atom karbon ikatan rangkap yang mengikat atom H lebih banyak.
44
CH3(CH2)2CH CH2
Hg(OAc)2
THF - H2OCH3(CH2)2CH CH2
OH HgOAc(15 s)
NaBH4
(1h)OH
CH3(CH2)2CHCH3
OH
+ Hg
CH3
Hg(OAc)2
THF - H2O
(20 s)
H3C OH
HgOAc
H
NaBH4
(6 min)
OH
H3C OH
+ Hg
1-Pentena
2-Pentanol (93%)
1-Metilsiklopentena1-Metilsiklopentanol
45
• Penataan-ulang rangka karbon jarang terjadi pada oksimerkurasi-demerkurasi.
• Dicontohkan pada reaksi oksimerkurasi-demerkurasi dari 3,3-dimetil-1-butena yang menghasilkan 3,3-dimetil-2-butanol sebagai produk utama.
3,3-Dimetil-1-butena 3,3-Dimetil-2-butanol (94%)
CH3C
CH3
CH3
CH CH3C
CH3
CH3
CH
OH
CH3
(1) Hg(OAc)2/THF - H2O
(2) NaBH4, OH-CH2
46
3 Reaksi Hidroborasi - Oksidasi• Adisi elemen air pada suatu ikatan rangkap
dapat pula dilakukan di laboratorium dengan menggunakan diboran atau THF : BH3.
• Adisi air adalah bersifat tidak langsung dan melibatkan dua tahap reaksi.
• Pertama adalah adisi boran pada ikatan rangkap yang disebut hidroborasi.
• Kedua adalah oksidasi dan hidrolisis senyawa antara organoboron menghasilkan suatu alkohol dan asam borat.
47
• Atom boron terikat pada atom karbon ikatan rangkap yang kurang tersubstitusi, dan satu atom hidrogen berpindah dari atom boron ke atom karbon lain dari ikatan rangkap.
• Hidroborasi bersifat regioselektif dan mengikuti aturan anti Markovnikov.
Propena
Tripropilboran
CH3CH CH2 CH3CHCH2 BH2
H
+H BH2
CH3CH CH2(CH3CH2CH2)2BH
CH3CH CH2
(CH3CH2CH2)3B
Lebih tersubstitusi Kurang tersubstitusi
(Faktor sterik)
48
• Alkilboran yang dihasilkan pada tahap hidroborasi biasanya tidak diisolasi.
• Dalam bejana yang sama, alkilboran dioksidasi dan dihidrolisis menghasilkan alkohol dengan penambahan hidrogen peroksida dalam suatu larutan basa.
(CH3CH2CH2)3BH2O2
NaOH, 250C3 CH3CH2CH2OH + Na3BO3
Propil alkohol
49
• Oksimerkurasi-demerkurasi dari 1-heksena menghasilkan 2-heksanol (Markovnikov).
• Hidroborasi-oksidasi dari 1-heksena menghasilkan 1-heksanol (anti-Markovnikov).
1-Heksena
1-Heksena
2-Heksanol
1-Heksanol (90%)
CH3CH2CH2CH2CH CH2
H3O+, H2OCH3CH2CH2CH2CHCH3
OH
CH3CH2CH2CH2CH CH2(2) H2O2, OH-
CH3CH2CH2CH2CH2CH2OH(1) THF:BH3
50
Reaksi-reaksi Alkohol• Atom oksigen dari suatu alkohol mem-
polarisasi ikatan C–O dan ikatan O–H dari alkohol tersebut.
• Polarisasi ikatan O–H menyebabkan atom hidrogen bermuatan positif parsial, dan hal ini menjelaskan mengapa alkohol bersifat asam lemah.
• Polarisasi ikatan C–O menyebabkan atom karbon bermuatan positif parsial.
CO
H
51
• Jadi meskipun OH¯ bukan basa kuat dan bukan gugus pergi yang baik, namun atom karbon dari alkohol bersifat reaktif terhadap serangan nukleofilik.
• Pasangan elektron pada atom oksigen membuatnya bersifat basa dan nukleofilik.
• Protonasi alkohol mengubah suatu gugus pergi yang buruk (OH¯) menjadi gugus pergi yang baik (H2O).
C O H H A
Alkohol Alkohol terprotonasi
++
Asam kuat
C O H
H
A
52
• Protonasi juga membuat atom karbon lebih positif (karena –H2O+ lebih bersifat penarik elektron daripada –OH¯), dan oleh karena itu menjadi lebih reaktif terhadap serangan nukleofilik. Reaksi SN2 menjadi mungkin.
Alkohol terprotonasi
C O H
H
Nu +SN2
CNu + O H
H
53
• Karena alkohol adalah nukleofil, maka alkohol dapat bereaksi dengan alkohol terprotonasi. Ini menjadi langkah penting dalam sintesis eter.
C O H
H
OR
H
+SN2
O CR
HEter terprotonasi
+ O H
H
Pada suhu yang cukup tinggi dan tanpa kehadiran suatu nukleofil yang baik, maka alkohol terprotonasi dapat menjalani reaksi eliminasi E1.
54
• Alkohol sebagai asam• Alkohol memiliki keasaman yang mirip dengan air.
• Metanol sedikit lebih asam dibanding air (pKa = 15,7). Namun hampir semua alkohol adalah asam yang lebih lemah dari air.
• Pada alkohol tanpa halangan ruang, molekul air akan melingkupi dan mensolvasi oksigen negatif dari ion alkoksida yang terbentuk jika suatu alkohol melepaskan sebuah proton.
R O H O H
H
Alkohol
R O
Ion alkoksida (terstabilkan oleh
solvasi)
O H
H
+ H
55
• Pada alkohol dengan halangan ruang besar, solvasi ion negatif (alkoksida) terhambat sehingga ion alkoksida kurang terstabilkan dan menjadi asam yang lebih lemah.
pKa
15,5
15,74
15,9
18,0
25
35
38
50
Harga pKabeberapa asam lemah
CH3OH
H2O
CH3CH2OH
(CH3)3COH
HC CH
H2
NH3
CH3CH3
ASAM
56
• Alkohol bersifat asam yang lebih kuat dibandingkan dengan alkuna, dan sangat lebih kuat dibandingkan dengan hidrogen, amonia dan alkana.
• Keasaman relatif :
H2O > ROH > RC CH > H2 > NH3 > RH
• Basa konjugat dari alkohol adalah suatu ion alkoksida.• Karena sebagian besar alkohol adalah asam yang
lebih lemah dibanding air, maka ion alkoksida adalah basa yang lebih kuat dibanding ion hidroksida.
• Kebasaan relatif :
R¯ > NH2¯ > H¯ > RC C¯ > RO¯ > OH¯
• Natrium dan kalium alkoksida sering dipakai sebagai basa dalam sintesis organik.
57
Konversi Alkohol menjadi Alkil halida• Alkohol bereaksi dengan bermacam pereaksi
menghasilkan alkil halida.• Pereaksi yang paling sering digunakan adalah
hidrogen halida (HCl, HBr, atau HI), fosfor tribromida (PBr3), dan tionil klorida (SOCl2).
• Semua reaksi di atas merupakan hasil dari pemutusan ikatan C–O dari alkohol.
58
1 Reaksi alkohol dengan hidrogen halida• Jika alkohol bereaksi dengan suatu hidrogen
halida, maka terjadi suatu reaksi substitusi menghasilkan suatu alkil halida dan air.
• Urutan reaktivitas dari hidrogen halida adalah HI > HBr > HCl (HF umumnya tidak reaktif).
• Urutan reaktivitas alkohol: 3º > 2º > 1º > metil.• Reaksi ini dikatalisis oleh asam.• Alkohol primer dan sekunder dapat dikonversi
menjadi alkil klorida dan alkil bromida melalui reaksi alkil halida dengan natrium halida dan asam sulfat.
59
C O H
CH3
H3C
CH3
H O H
H
+ C O H
CH3
H3C
CH3
H
+ O H
H
Langkah 1
C O H
CH3
H3C
CH3
HLangkah 2
cepat
lambat
C
CH3
H3C
CH3
+ O H
H
Langkah 3
C
CH3
H3C
CH3
+ Clcepat
C Cl
CH3
H3C
CH3
60
2 Reaksi alkohol dengan PBr3
• Alkohol primer dan sekunder bereaksi dengan fosfor tribromida menghasilkan alkil bromida.
• Tidak seperti reaksi dengan HBr, reaksi dengan PBr3 tidak melibatkan pembentukan karbokation.
• Biasanya berlangsung tanpa penataan-ulang dari kerangka karbon.
• Sering menjadi pereaksi terpilih untuk mengubah suatu alkohol menjadi alkil bromida yang bersesuaian.
• Reaksi diawali dengan terbentuknya suatu alkil dibromofosfit terprotonasi.
61
• HOPBr2 dapat bereaksi dengan lebih banyak alkohol sehingga hasil akhir dari reaksi adalah konversi 3 mol alkohol menjadi alkil bromida oleh 1 mol fosfor tribromida.
P BrBr
Br
R CH2O PBr2 Br+RCH2OH
H
+
alkil dibromofosfit terprotonasi
RCH2 OPBr2Br +
H
RCH2Br + HOPBr2
Gugus pergi yang baik
R OH + PBr3 R Br H3PO3+33
(10 atau 20)
62
3 Reaksi alkohol dengan SOCl2• Tionil klorida mengubah alkohol primer dan
sekunder menjadi alkil klorida (biasanya tanpa penataan-ulang).
• Sering ditambahkan suatu amina tersier ke dalam reaksi untuk memacu reaksi melalui reaksinya dengan HCl.
• Reaksi diawali dengan terbentuknya suatu alkil klorosulfit.
• Kemudian suatu ion klorida (hasil reaksi R3N dan HCl) melakukan substitusi SN2 terhadap suatu gugus pergi yang baik ClSO2
¯.
63
• Dekomposisi ClSO2¯ menjadi gas SO2 dan ion Cl¯
mendorong kesempurnaan reaksi.
R OH + SOCl2 R Cl SO2+
(10 atau 20)
refluks+ HCl
R3N + HCl R3NH + ClH
S ClCl
O
+RCH2OH
+alkil klorosulfit HCl
RCH2 O S Cl
O
RCH2 O S
Cl
O
H
Cl
RCH2 O S Cl
O
Cl + RCH2Cl + O S Cl
O
RCH2Cl + SO2 + Cl
64
1 Dehidrasi alkohol• Alkohol mengalami dehidrasi membentuk
alkena (lihat Bab Alkena).• Alkohol primer dapat juga terdehidrasi
membentuk eter.• Dehidrasi menghasilkan eter berlangsung
pada suhu yang lebih rendah dibanding reaksi dehidrasi membentuk alkena.
• Dehidrasi menghasilkan eter dibantu dengan distilasi eter segera setelah terbentuk.
Sintesis Eter
65
• Dietil eter dibuat secara komersial melalui reaksi dehidrasi etanol.
• Dietil eter adalah produk utama pada suhu 140ºC, sedangkan etana adalah produk utama pada suhu 180ºC.
• Reaksi ini kurang berguna pada alkohol sekunder karena alkena mudah terbentuk.
• Pada alkohol tersier sepenuhnya terbentuk alkena.
• Tidak berguna pada pembuatan eter non- simetrik dari alkohol primer karena terbentuk campuran produk.
66
CH3CH2OH
CH2 CH2
CH3CH2OCH2CH3
H2SO4
1800C
H2SO4
1400C
Etena
Dietil eter
CH3CH2 OH + H OSO3H CH3CH2 OH2 + OSO3H
CH3CH2OH CH3CH2 OH2+ CH3CH2 O CH2CH3
H
+ H2O
CH3CH2OCH2CH3 + H3O
ROH R'OH+H2SO4
ROR
ROR'
R'OR'
+H2O
++
alkohol 10
67
2 Sintesis Williamson• Suatu jalur penting pada preparasi eter non-
simetrik adalah suatu reaksi substitusi nukleofilik yang disebut reaksi Williamson.
• Merupakan reaksi SN2 dari suatu natrium alkoksida dengan alkil halida, alkil sulfonat, atau alkil sulfat.
• Hasil terbaik dicapai jika alkil halida, alkil sulfonat, atau alkil sulfat yang dipakai adalah primer (atau metil).
• Jika substrat adalah tersier maka eliminasi sepenuhnya merupakan produk reaksi.
• Pada suhu rendah substitusi lebih unggul dibanding dengan eliminasi.
68
R O Na + R' L R O R' + Na L
L = Br, I, OSO2R", atau OSO2OR"
CH3CH2CH2OH + Na CH3CH2CH2O Na + 1/2 H2
Propil alkohol Natrium propoksida
CH3CH2I
CH3CH2OCH2CH2CH3 + Na I
Etil propil eter (70%)
69
3 Tert-butil eter dari alkilasi alkohol• Alkohol primer dapat diubah menjadi tert-butil
eter dengan melarutkan alkohol tersebut dalam suatu asam kuat seperti asam sulfat dan kemudian ditambahkan isobutilena ke dalam campuran tersebut. (Prosedur ini meminimalkan dimerisasi dan polimerisasi dari isobutilena).
RCH2OH + CH2 CCH3
CH3
H2SO4RCH2O CCH3
CH3
CH3
Alkohol 10 Isobutilena tert-butil eter
70
• Metode ini sering dipakai untuk “proteksi” gugus hidroksil dari alkohol primer sewaktu reaksi-reaksi lainnya dilakukan terhadap bagian lain dari molekul tersebut. Gugus proteksi tert-butil dapat dihilangkan secara mudah dengan penambahan larutan asam encer.
4 Trimetilsilil eter (Sililasi)• Suatu gugus hidroksil juga diproteksi dalam
larutan netral atau basa dengan mengubahnya menjadi suatu gugus trimetilsilil eter, –OSi(CH3)3.
71
• Reaksi ini, yang disebut sililasi, dilakukan dengan membiarkan alkohol tersebut bereaksi dengan klorotrimetilsilana dengan kehadiran suatu amina tersier.
R OH + (CH3)3SiCl(CH3CH2)3N
R O Si(CH3)3
Klorometilsilana
Gugus proteksi ini dapat dihilangkan dengan suatu larutan asam.
R O Si(CH3)3
H3O+ / H2OR OH (CH3)3SiOH+
72
• Pengubahan suatu alkohol menjadi suatu trimetilsilil eter membuat senyawa tersebut lebih volatil (mudah menguap). (Mengapa?)
• Kenaikan volatilitas (sifat mudah menguap) ini menjadikan alkohol (sebagai bentuk trimetilsilil-nya) lebih memungkinkan untuk menjalani analisis dengan kromatografi gas-cair.
73
• Dialkil eter bereaksi dengan sedikit pereaksi diluar asam-asam.
• Eter tahan terhadap serangan nukleofil dan basa.
• Ketidakkreaktifan dan kemampuan eter men-solvasi kation (dengan mendonorkan sepasang elektron dari atom oksigen) membuat eter berguna sebagai solven dari banyak reaksi.
Reaksi-reaksi Eter
74
• Eter mengalami reaksi halogenasi seperti alkana.
• Oksigen dari ikatan eter memberi sifat basa.• Eter dapat bereaksi dengan donor proton
membentuk garam oksonium.
CH3CH2OCH2CH3 + HBr CH3CH2 O CH2CH3Br
HGaram oksonium
Pemanasan dialkil eter dengan asam-asam sangat kuat (HI, HBr, H2SO4) menyebabkan eter mengalami reaksi dimana ikatan ikatan karbon – oksigen pecah.
75
• Mekanisme reaksi ini dimulai dari pembentukan suatu ion oksonium. Kemudian suatu reaksi SN2 dengan ion bromida yang bertindak sebagai nukleofil akan menghasilkan etanol dan etil bromida.
CH3CH2OCH2CH3 + HBr 2 CH3CH2Br + H2O
CH3CH2OCH2CH3 + HBr CH3CH2O
H
CH2CH3 + Br
CH3CH2O
H
+ CH3CH2Br
Etanol Etil bromida
76
• Pada tahap selanjutnya, etanol yang baru terbentuk bereaksi dengan HBr membentuk satu mol ekivalen etil bromida yang ke dua.
CH3CH2OH + HBr CH3CH2 O H
H
Br +
CH3CH2 Br + O H
H
77
• Epoksida adalah eter siklik dengan cincin tiga anggota. Dalam tatanama IUPAC, epoksida disebut oksirana. Epoksida paling sederhana memiliki nama umum etilena oksida.
Epoksida
O
CC
Suatu epoksida
O
CH2H2C
IUPAC: Oksirana Umum: Etilena oksida
1
2 3
78
• Metode yang paling umum digunakan untuk mensintesa epoksida adalah reaksi dari suatu alkena dengan suatu asam peroksi organik, yaitu suatu proses yang disebut epoksidasi.
RCH CHR + R'C O
O
OHEpoksidasi
O
CHRRHC R'C OH
O
+
Suatu epoksida (atau oksirana)
Suatu alkena Suatu asam peroksi
Dalam reaksi ini, asam peroksi memberikan suatu atom oksigen kepada alkena. Mekanismenya adalah seperti berikut ini.
79
• Adisi oksigen pada ikatan rangkap dalam suatu reaksi epoksidasi adalah adisi syn. Untuk membentuk suatu cincin dengan tiga anggota, atom oksigen harus mengadisi kedua atom karbon dari ikatan rangkap pada sisi yang sama.
C
C+
C
O
O R'
O
H
OC
C+
CO R'
O
H
80
• Asam peroksi yang paling umum digunakan adalah asam peroksiasetat dan asam peroksibenzoat. Sebagai contoh, sikloheksana bereaksi dengan asam peroksibenzoat menghasilkan 1,2-epoksi-sikloheksana dalam jumlah yang kuantitatif.
+ C6H5COOH
O
CH2Cl2O
H
H
+ C6H5COH
O
Asam peroksibenzoat
1,2-Epoksi- sikloheksana
(100%)
81
• Reaksi antara alkena dengan asam-asam peroksi berlangsung dengan suatu cara yang stereospesifik. Sebagai contoh, cis-2-butena hanya menghasilkan cis-2,3-dimetiloksirana, sedangkan trans-2-butena hanya menghasilkan trans-2,3-dimetiloksirana.
C
C
H3C H
H3C H
RCOOH
O
+O
CH3
HH3C
H
12
3
cis-2-Butena cis-2,3-Dimetiloksirana (senyawa meso)
C
C
H3C H
H CH3
RCOOH
O
+
O
CH3
HH
CH3
trans-2-Butena Enantiomer trans-2,3-Dimetiloksirana
+O
CH3
H H
CH3
82
Reaksi-reaksi Epoksida
• Cincin tiga anggota dengan tegangan (strain) yang sangat tinggi dalam molekul epoksida menyebabkan epoksida lebih reaktif terhadap substitusi nukleofilik dibandingkan dengan eter yang lain.
• Katalisis asam membantu pembukaan cincin epoksida dengan menyediakan suatu gugus pergi yang lebih baik (suatu alkohol) pada atom karbon yang mengalami serangan nukleofilik.
83
• Katalisis ini sangat penting terutama jika nukleofilnya adalah suatu nukleofil lemah seperti air atau suatu alkohol:
¤ Pembukaan cincin dengan katalis asam
+ H+
_ H+
O
CC
O
CC
H
O HHCCHO O H
H
CCHO OH_ H+
84
• Pembukaan cincin dengan katalis basa
O
CC+RO CCRO OROH
CCHO OH
Nukleofil kuat
Ion alkoksida + RO
Jika epoksidanya tidak simetris, serangan pembukaan cincin dengan katalis basa oleh ion alkoksida berlangsung terutama pada atom karbon yang kurang tersubstitusi. Sebagai contoh, metiloksirana bereaksi dengan suatu ion alkoksida terutama pada atom karbon primernya:
85
• Ini adalah apa yang seharusnya diharapkan: Reaksi secara keseluruhan adalan reaksi SN2, dan seperti telah dipelajari sebelumnya, substrat primer bereaksi lebih cepat melalui reaksi SN2 karena halangan ruangnya kecil.
O
CHCH3H2C+CH3CH2O
Metiloksirana
Atom karbon 10 kurang terhalangi
CH3CH2OCH2CHCH3
O
CH3CH2OH
CH3CH2OCH2CHCH3
OH
+ CH3CH2O
1-Etoksil-2-propanol
86
• Pada pembukaan cincin dengan katalis asam dari epoksida tidak simetris, serangan nukleofil terutama terjadi pada atom karbon yang lebih tersubstitusi. Sebagai contoh:
CH3OH +
O
CH2CH3C
CH3
H+
OCH3
CH2OHCH3C
CH3
Alasan: Ikatan pada epoksida terprotonasi adalah tidak simetris dengan atom karbon yang lebih tersubstitusi mengemban suatu muatan yang positif sekali. Oleh karena itu, nukleofil menyerang atom karbon tersebut meskipun lebih tersubstitusi.
87
• Atom karbon yang lebih tersubstitusi mengemban suatu muatan positif lebih besar karena menyerupai suatu karbokation tersier yang lebih stabil.
CH3OH +
O
CH2CH3C
CH3
H+
OCH3
CH2OHCH3C
CH3
H H
Atom karbon ini menyerupai
karbokation 30
+
+
Epoksida terprotonasi
88
OO
O
H3C
H3C
O
CH3 O
CH3
OCH3
O
O CH3
O
O
O
O
CH3
CH3
Nonactin
89
STRUKTUR FENOL
• Fenol adalah senyawa yang memiliki sebuah gugus hidroksil yang terikat langsung pada cincin benzena.
• Jadi fenol adalah nama spesifik untuk hidroksibenzena dan merupakan nama umum untuk kelompok senyawa yang diturunkan hidroksi benzena.
OHH3COH
Fenol 4-Metilfenol
90
• Senyawa-senyawa yang memiliki sebuah gugus hidroksil yang terikat pada cincin benzenoid polisiklik adalah mirip dengan fenol secara kimiawi, tetapi dinamakan naftol dan fenantrol.
OH
OH
OH
1
2
3
45
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1-Naftol(-naftol)
2-Naftol 9-Fenantrol
91
TATANAMA FENOL
• Pada banyak senyawa, fenol merupakan nama dasar.
OH
Cl
NO2
OH OH
Br
4-Klorofenol(p-klorofenol)
2-Nitrofenol(o-nitrofenol)
3-Bromofenol(m-bromofenol)
92
• Senyawa metilfenol umumnya disebut kresol:
2-Metilfenol(o-kresol)
3-Metilfenol(m-kresol)
4-Metilfenol(p-kresol)
Senyawa benzenadiol memiliki nama umum:
CH3
OH
CH3 CH3
OH
OH
OH
OH OH
OH
OHOH
1,2-Benzenadiol(katekol)
1,3-Benzenadiol(resorsinol)
1,4-Benzenadiol(hidrokuinon)
93
Fenol yang terdapat di alam
• Fenol dan senyawa sejenisnya tersebar meluas di alam.
• Tirosina adalah asam amino yang terdapat dalam protein.
• Metil salisilat didapatkan dalam wintergreen oil (tumbuhan).
• Eugenol didapatkan dalam minyak cengkeh.• Timol didapatkan dalam thyme (tumbuhan).• Urushiol adalah blistering agent (vesicant)
yang didapatkan dalam ivy (tumbuhan) beracun.
94
CH2CHCO2-HO
NH3+
Tirosina
OH
CH2CH CH3
CH(CH3)2
OCH3
CO2CH3
OH
CH2
OH
Metil salisilat Eugenol Timol
OH
OH
R
R = (CH2)14CH3
(CH2)7CH CH(CH2)5CH3
(CH2)7CH CHCH2CH CH(CH2)2CH3
Urushiol
95
• Estradiol adalah hormon seks pada wanita.• Tetrasiklin adalah antibiotika penting.
Estradiol Tetrasiklin(Y=Cl, Z=H; Aureomisin)(Y=H, Z=OH; Teramisin)
HO
H
H H
H3COH
OH
Y
O
HO CH3 Z N(CH3)2
OH
H
OH
CONH2
OH
O
96
SIFAT FISIK FENOL
• Adanya gugus hidroksil dalam fenol berarti fenol adalah seperti alkohol yang dapat membentuk ikatan hidrogen intermolekular yang kuat.
• Ikatan hidrogen ini menyebabkan fenol berasosiasi sehingga memiliki titik didih yang lebih tinggi dibanding hidrokarbon dengan berat molekul yang sama.
• Fenol (bp, 182ºC) memiliki titik didih 70ºC lebih tinggi dibanding toluena (bp, 106ºC), meskipun berat molekulnya hampir sama.
97
• Kemampuan membentuk ikatan hidrogen yang kuat dengan air memberi fenol kelarutan yang sedang dalam air.
Nama mp (0C) bp (0C)Kelarutan dalam air
g/100 mL
Fenol
2-Metilfenol
3-Metilfenol
4-Metilfenol
2-Klorofenol
3-Klorofenol
4-Klorofenol
2-Nitrofenol
3-Nitrofenol
4-Nitrofenol
2,4-Dinitrofenol
2,4,6-Trinitrofenol
43
30
11
35,5
8
33
43
45
96
114
113
122
182
191
201
201
176
214
220
217
9,3
2,5
2,6
2,3
2,8
2,6
2,7
0,2
1,4
1,7
0,6
1,4
98
SINTESIS FENOL
1 Sintesis Laboratoris• Sintesis fenol secara laboratoris yang paling
penting adalah hidrolisis garam arenadiazonium.
• Metode ini sangat serbaguna.• Kondisi untuk tahap diazotasi dan hidrolisis
bersifat mild.• Gugus lain yang ada dalam molekul tidak
berubah.
NH2ArHONO
N2+Ar
H3O+
OHArpanas
99
(1) NaNO2, H2SO4
(2) H2O, panas
NH2
Br
0 - 50C
OH
Br
3-Bromofenol (66%)
(1) NaNO2, H2SO4
(2) H2O, panas
NH2
NO2
0 - 50C
OH
NO2
3-Nitrofenol (80%)
(1) NaNO2, H2SO4
(2) H2O, panas
NH2
0 - 50CBr
CH3
OH
Br
CH3
2-Bromo-4-metilfenol (80-92%)
100
2 Sintesis Industrial• Fenol merupakan bahan kimia industri yang
sangat penting, sebagai material awal untuk sejumlah besar produk komersial mulai dari aspirin sampai plastik.
a Hidrolisis Klorobenzena (Proses Dow)Cl
(high pressure)
3500C+ 2 NaOH
ONa
+ NaCl + H2O
ONaHCl
OH
+ NaCl
101
b Fusi Alkali dari Natrium Benzenasulfonat
SO3Na3500C
+ 2 NaOH
ONa
+ Na2SO4 + H2O
Dari Kumena Hidroperoksida
Kumena
H2C CHCH32500C
H3PO4
pressure
CHH3C CH3
+
102
C6H5 CH
CH3
CH3
+ O295-1350C
C6H5 C
CH3
CH3
O O H
C6H5 C
CH3
CH3
O O H50-900C
H+, H2OC6H5OH + C
CH3
CH3
O
Kumena hidroperoksida
FenolAseton
103
REAKSI FENOL SEBAGAI ASAM
• Meskipun fenol secara struktural mirip dengan alkohol tapi fenol merupakan asam yang lebih kuat.
• Harga pKa kebanyakan alkohol adalah 18, sedangkan pKa fenol lebih kecil dari 11.
• Bandingkan sikloheksanol dan fenol.
OHOH
SikloheksanolpKa = 18
FenolpKa = 9,89
104
• Meskipun fenol bersifat asam lemah bila dibanding dengan asam karboksilat misal asam asetat (pKa = 4,74), namun fenol lebih asam daripada sikloheksanol.
• Cincin benzena bertindak sebagai gugus penarik elektron sehingga atom O dari gugus – OH bermuatan positif dan proton mudah dilepaskan.
Struktur resonansi fenol
O
H
O
H
O
H
O
H
O
H
105
• Tetapan keasaman beberapa fenol
NamapKa
(dalam air pada 250C)
Fenol
2-Metilfenol
3-Metilfenol
4-Metilfenol
2-Klorofenol
3-Klorofenol
4-Klorofenol
2-Nitrofenol
3-Nitrofenol
4-Nitrofenol
2,4-Dinitrofenol
2,4,6-Trinitrofenol
9,89
10,20
10,01
10,17
8,11
8,80
9,20
7,17
8,28
7,15
3,96
0,38
1-Naftol
2-Naftol
9,31
9,55
106
Membedakan dan memisahkan fenol dari alkohol dan asam karboksilat
Fenol larut dalam larutan NaOH, sedangkan alkohol dengan enam atom karbon atau lebih tidak larut.
Sebagian besar fenol tidak larut dalam larutan Na2HCO3, tapi asam karboksilat larut.
OH + NaOH O Na + H2OH2O
Asam lebih kuatpKa = 10
(sedikit larut)
Basa lebih kuat Basa lebih lemah(larut)
Asam lebih lemahpKa = 16
107
Reaksi Gugus O–H dari Fenol
• Fenol bereaksi dengan anhidrida karboksilat dan klorida asam membentuk ester.
• Reaksi ini serupa dengan reaksi dari alkohol.
OH O +basa
RC
O
2OCR
O
RCO
O
OHRCCl
O
basaO CR
O
+ Cl
108
• Fenol dalam Sintesis Williamson• Fenol dapat diubah menjadi eter melalui
sintesis Williamson.• Karena fenol lebih asam dibanding alkohol,
maka fenol diubah menjadi natrium fenoksida dengan memakai NaOH (logam Na dipakai untuk mengubah alkohol menjadi ion alkoksida).
ArOHNaOH
ArO NaR X
X = Cl, Br, I, OSO2OR atau OSO2R'
ArOR + NaX
Reaksi Umum
109
Contoh spesifik
Anisol (Metoksibenzena)
+ NaI
OH
OH
NaOH
O
OH
Na
CH3CH2
OCH2CH3
OH
OH
NaOH
H2O
O Na
CH3OSO2OCH3
OCH3
+ NaOSO2OCH3
I
110
Pemutusan Alkil Aril Eter
• Jika dialkil eter dipanaskan dengan HBr atau HI berlebih, maka terjadi pemutusan eter dan dihasilkan alkil halida dari kedua gugus alkil.
R O RHX pekat
panasR X R' X+ + H2O
Jika alkil aril eter bereaksi dengan asam kuat seperti HI dan HBr akan menghasilkan suatu alkil halida dan fenol.
111
• Fenol tidak akan bereaksi lebih lanjut untuk menghasilkan aril halida karena ikatan karbon – oksigen sangat kuat dan karena kation fenil tidak mudah terbentuk.
Ar O RHX pekat
panasAr OH + R X
Reaksi Umum
OCH3 OH + CH3BrH2O
H3CH3C + HBr
p-Metilanisol 4-Metilfenol
HBr
no reaction
Metil bromida
Contoh spesifik
112
Reaksi Cincin Benzena dari Fenol• Brominasi
OH
H2O
OH
3 HBr+ 3 Br2 +
Br
BrBr
OH
CS2
OH
HBr+ Br2 +
Br
50C
2,4,6-Tribromofenol (~ 100%)
p-Bromofenol (80-84%)
113
• Nitrasi• Hasil relatif rendah karena oksidasi cincin.• Dihasilkan campuran o- dan p-nitrofenol.• Isomer orto dan para dipisahkan dengan distilasi uap air. o-
Nitrofenol lebih mudah menguap karena ikatan hidrogennya adalah intramolekular.
• p-Nitrofenol lebih sukar menguap karena memiliki ikatan hidrogen intermolekular yang menyebabkan asosiasi antar molekulnya.
• o-Nitrofenol terdistilasi bersama uap air, sedangkan p-nitrofenol tertinggal dalam labu distilasi.
OH
20% HNO3
OH
+NO2
250C
(30-40%)
OH
NO2
15%
114
• Sulfonasi
OH
H2SO4
pekat
OH
SO3H
OH
SO3H
250C
1000C
H2SO4, pekat,
Produk utama, kontrol kecepatan
Produk utama, kontrol kesetimbangan
115
• Reaksi Kolbe• Natrium fenoksida mengabsorpsi CO2 dan dipanaskan pada 125ºC
di bawah tekanan beberapa atmosfer CO2.
O Na O
C
O
OH
C O
O
Na tautomerisasi
- H+, + H+
O
C O
O
Na
H
H+
O
C OH
O
H
Natrium salisilat Asam salisilat
116
Penataan-ulang Claisen
• Pemanasan alil fenil eter sampai 200ºC menyebabkan suatu reaksi intermolekuler yang dinamakan penataan-ulang Claisen. Produk yang dihasilkan adalah o-alilfenol.
OCH2CH
Alil fenil eter
CH2 OH
o-Alilfenol
CH2CH CH2
2000C
OCH2
CH
CH2
O
H
CH2
CH
H2C
Intermediat tidak stabil
tautomerisasi
- H+, + H+
OH
CH2
CH
H2C
117
Kuinon (Quinon)• Oksidasi hidrokuinon (1,4-benzenadiol) menghasilkan suatu senyawa
yang dikenal sebagai p-benzokuinon.
• Vitamin K1, yang berperan pada pembekuan darah, mengandung struktur 1,4-naftokuinon.
OH
OH
O
O
+ 2 H+- 2e-
+ 2e-
Hidrokuinon p-Benzokuinon
O
O1,4-Naftokuinon
O
O
CH2CH C(CH2CH2CH2CH)3CH3
CH3 CH3
Vitamin K1
CH3