Alkaloid Nq

32
Pengerti an Masalah Tahapan Desain Langkah2 Kerugian Keuntung an Pada OT Acuan S2 herbal Mata Kuliah FARMAKOGNOSI “UJI KLINIK” Nurul Qamariah 1206179965 PENDAHULUAN UJI KLINIK

description

farmasi

Transcript of Alkaloid Nq

Slide 1

PENDAHULUANUJI KLINIK

Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan S2 herbalMata Kuliah FARMAKOGNOSI UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965

PENGERTIANUji klinis adalah salah satu jenis penelitian eksperimental, terencana yang dilakukan pada manusia dimana peneliti memberikan perlakuan atau intervensi pada subjek penelitian kemudian efek dari penelitian tersebut diukur dan di analisis. Baku emas uji klinis Randomized Controlled Trial (RCT) atau Randomized Blinded Trial (RBT)Hasil uji klinis: Intended effects (efek yg dikehendaki)Unintended effects (efek yg tdk dikehendaki)Bersifat prosfektif dan komparatif

S2 herbalMata Kuliah FARMAKOGNOSI UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

PermasalahanPenelitian pada manusia Masalah Etik, hukum, sosbud, dsb Perlu UU khusus di Indonesia belum adaUU penelitian klinik harus memenuhi 3 kriteria:Penelitian yang mencakup pemberian obat oleh dokter / dokter gigi kepada pasienAda bukti manfaatnya pada manusiaBertujuan untuk menentukan berapa besar efek yang menguntungkan/merugikan

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

TAHAPAN UJI KLINIK

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Fase 1Tujuan: Menentukan besarnya dosis tunggal yang tidak menimbulkan efek samping serius

2. Meneliti sifat farmakodinamik dan farmako-kinetik obat pada manusia

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Contd FASE IDilaksanakan tanpa pembanding dan tidak tersamar20-50 subyek (sukarelawan sehat )Pengamatan intensif oleh orang2 yang ahli di bidang ini, dikerjakan di tempat yang sarananya cukup lengkap1st in humans

informasi mengenai dosis, frekuensi, cara dan berapa lama suatu obat harus diberikan pada pasien agar efek terapetik yang optimal dengan risiko efek samping yang sekecil- kecilnya. Dasar Fase II

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

excellent in Quality, Competitiveness, and Care (e-QCC) Fase IITujuan: Melihat apakah efek farmakologik yang tampak pada fase I berguna atau tidak u/ pengobatanMeneliti apakah suatu obat baru berguna untuk satu (atau lebih) indikasi klinik

Dilaksanakan oleh orang2 yg ahli dalam masing-masing bidang yang terlibat, dan harus ikut dalam pembuatan protokol penelitian yang harus dinilai dulu oleh panitia kode etik lokal. Protokol penelitian harus diikuti dengan ketat, seleksi penderita harus cermat, dan setiap penderita harus dimonitor dengan intensif.Dilakukan terbuka, tanpa kontrolDilaksanakan pada 100-200 pasien (1st in patients).

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

excellent in Quality, Competitiveness, and Care (e-QCC) Perkiraan manfaat : resiko diketahui seawal mungkin. Informasi farmakokinetik & farmakodinamika obatInformasi yang dapat diperolehContd FASE II

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

excellent in Quality, Competitiveness, and Care (e-QCC) Fase IIITujuan: membandingkan efektifitas obat baru dengan plasebo, obat yang sama tetapi dosisnya berbeda, obat standard dengan dosis ekuiefektif atau obat lain yg indikasinya sama dengan dosis yg ekuiefektif. (memperkuat hasil fase II)

Dilaksanakan pada minimal 500 pasien

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Contd FASE IIIDilakukan pada sejumlah besar penderita yang tidak terseleksi ketat Dikerjakan oleh orang-orang yang tidak terlalu ahliBila hasil menunjukkan obat cukup aman& efektif dipasarkan

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

excellent in Quality, Competitiveness, and Care (e-QCC) Fase IVTujuan: 1.Mengevaluasi obat baru yang telah dipasarkan setelah beredar.Mendeteksi ESO yang jarang dan serius pada populasi, serta ESO yang tidak terdeteksi pada uji klinik fase I, II, III.Setelah suatu obat dipasarkan dan digunakan secara luas, dapat ditemukan kemungkinan manfaat lain yang mulanya muncul sebagai efek samping. Obat demikian kemudian diteliti kembali di klinik untuk indikasi yang lain, tanpa melalui uji fase I.

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Mengamati : 1. Efek samping yang frekuensinya rendah atau yang timbul setelah pemakaian obat bertahun-tahun lamanya2. Efektitas obat pada penderita berpenyakit berat atau berpenyakit ganda, penderita anak atau usia lanjut, atau setelah penggunaan berulangkali dalam jangka panjang, dan3. Masalah penggunaan berlebihan, penyalahgunaan dan lain-lain

Contd FASE IV

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Desain Uji KlinisMenelaah hubungan sebab-akibat antara variabel bebas (prediktor) dengan variabel tergantung (efek) dalam periode waktu tertentuMemperhatikan perbedaan efek pada kelompok perlakuan dan kontrolMenyerupai studi kohort. Uji klinis : alokasi subyek maupun metode perlakuan pada subyek di tentukan oleh peneliti, untuk memastikan bahwa kedua kelompok subyek sebanding dengan sesedikit mungkin biasStudi kohort : peneliti hanya melakukan observasi tanpa memberikan perlakuan; perbedaan pajanan pada kelompok yang diteliti dan kelompok kontrol terjadi secara alamiah

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Desain EksperimentalDesain ParalelGroup comparisonBerpasangan / tidak berpasanganDesain Menyilang (Cross Over Design)

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

A. Desain ParalelPaling banyak dipakai; pada pnyakit akut maupun kronik.Terdiri atas 2 kelompok/lebihKelompok perlakuanKelompok kontrol Sampel kedua kelompok harus seimbang (sama) RandomAda 2 bentuk:Desain paralel MatchingDesain paralel tanpa Matching

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Randomization

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Desain ParalelSubjekKelompok PerlakuanKelompok KontrolEfek +Efek -Efek +Efek -

R

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Kelebihan Rancangan ParalelProsedur yg ditempuh (cara peng-organisasian dan analisis) sederhana Subjek homogen. Variabel pengacau terbagi rata pada tiap subjek Dapat digunakan utk semua jenis penyakit dan utk menilai semua jenis outcome yg ingin diteliti.Tidak dipengaruhi oleh perlakuan lain yang sedang dibandingkan

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Kekurangan Rancangan ParalelKeaneka ragaman antar individu sulit dikendalikanDiperlukan sampel yang cukup besar untuk memperoleh kebermaknaan.

PengatasanDilakukan stratifikasi yaitu pengelompokan penderita berdasarkan faktor risiko yg paling berpengaruh terhadap outcome pengobatan (misal: derajat penyakit, umur dll)

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Rancangan Paralel Tanpa Stratifikasi

Subjek yg memenuhi kriteriaPerlakuan kel.IPerlakuan kel.IIHasil +Hasil - Hasil +Hasil -ARAR: Alokasi Random

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Rancangan Paralel Dengan Stratifikasi

Subjek yg memenuhi kriteriaBeratHasil +Hasil -Stratifikasi derajat penyakitSedangHasil -Hasil + Ringan PerlakuanKontrol PerlakuanKontrol Perlakuan Kontrol Hasil -Hasil +

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Stratification

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

B. Desain MenyilangCross-over DesignDalam desain ini tiap subyek menjadi kontrol bagi dirinya.Kelompok A : obat yang ditelitiKelompok B : kontrol Setelah waktu tertentu dipertukarkanDiterapkan pada penyakit kronik yang relatif stabil, Mis: hipertensi, asma, rinitis alergika atau hiperlipidemiaKeuntungannya: mengurangi jumlah subjek yang diperlukan (separuh desain paralel) tetapi waktu penelitian lebih panjang dan kemungkinan drop out lebih besar

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Desain Menyilang

SubjekKelompok PerlakuanKelompokKontrolEfek +Efek -Efek +Efek -

RKelompok PerlakuanKelompok KontrolPerlakuanPerlakuan

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Perhatian khususPada Desain silang terdapat:Carry out effect Efek obat I belum hilangOrder effect terjadi perubahan derajat berat penyakit / lingkungan saat penelitianWash out period waktu utk menghilangkan efek obat sebelumnya. Lama periode wash out ini bergantung kepada sifat kinetik obat, dapat hanya beberpa jam (misal dopamin) atau beberapa minggu (misal fenobarbital).

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Langkah-langkah Uji KlinisMerumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesisMenentukan desain uji klinis yang sesuaiDesain paralel atau menyilang atau desain lain yg lebih kompleksMenetapkan subjek penelitian:Populasi terjangkau, besar sampel, kriteria inklusi dan eksklusiMengukur variabel data dasarData demografi, klinis, dan laboratoris yang relevan dengan penelitianMelakukan randomisasiSederhana, blok, strataMelakukan perlakuan (intervensi)Ketersamaran = Masking (Blinding)Mengukur variabel efek Menganalisis data

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

1. Menetapkan Pertanyaan Penelitian Dan HipotesisRumusan masalah serta hipotesis yang sesuai harus dituliskan, dengan memperlihatkan hubungan antar variabel yang diteliti. 2. Menentukan DesainBerdasarkan hipotesis yang dibangun dari pertanyaan penelitian, maka dapat ditetapkan jenis desain yang akan dipergunakan, apakah akan dipakai desain paralel atau desain menyilang, ataukah dengan desain lain yang lebih kompleks. Dalam praktek, bilamana mungkin yang dipilih adalah desain yang paling sederhana yang dapat menjawab pertanyaan penelitian, karena biasanya desain yang sederhana memberikan hasil yang lebih langsung dan mudah diinterpretasi, sedangkan desain yang lebih kompleks sering memberikan hasil yang tidak mudah diinterpretasi oleh sebagian besar klinikus

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

3. Menetapkan Subyek Penelitiana. Menetapkan Populasi Terjangkau adalah bagian dari populasi target yang merupakan sumber subyek yang akan diteliti. Karakteristik subyek harus sesuai dengan pertanyaan penelitian dan efek yang akan diamati. Pada rncan uji klinis tentang manfaat antibiotik baru terhadap sepsis neonaturum, misalnya, populasi terjangkaunya adalah bayi dengan sepsis yang dirawat dalam kurun waktu yang tersedia.b. Menetukan Kriteria Pemilihan=Eligibility CriteriaKriteria pemilihan membatasi karakteristik populasi terjangkau yang memenuhi persyaratan untuk uji klinis. Kriteria ini harus dijelaskan secara rinci sejak awal perencanaan. Kriteria pemilihan terdiri dari kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Kriteria Inklusi (Kriteria Penerimaan) persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh subyek agar dapat diikutsertakan ke dalam penelitian mencakup karakteristik klinis, demografis, geografis dan periode waktu. Dalam menetapkan kriteria inklusi harus diperhitungkan kemampulaksanaan serta kemungkinan untuk generalisasi, serta spesifitas yang diperlukan. Kriteria inklusi yang amat longgar akan mempermudah mendapatkan subyek penelitian dan lebih mudah menggenaralisasi ke dalam populasi, namun akan dijumpai subyek yang sangat heterogen. Sebaliknya bila kriteria inklusi dibuat terlalu ketat maka akan diperoleh pasien yang homogen, namun akan sulit untuk memperoleh kasus, dan sulit untuk melakukan generalisasi. Untuk mengatasi hal tersebut maka peneliti harus mempertimbangkan segala aspek yang relevan sebelum menetapkan kriteria inklusi. Sebagai acuan utama adalah pertanyaan penelitian atau hipotesis. Yang sering dipakai sebagai kriteria inklusi adalah diagnosis, jenis kelamin, kelompok umur, serta pasien yang datang dalam periode waktu tertentu.

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Kriteria eksklusi (kriteria penolakan) adalah keadaan yang menyebabkan subyek yang memenuhi kriteria eksklusi dapat di ikutsertakan dalam penelitian. Di dalam kriteria eksklusi termasuk kontraindikasi, terdapatnya penyakit lain yang mempengaruhi variabel yang diteliti, kepatuhan pasien, pasien menolak diteliti, dan masalah etik. Seperti halnya kriteria inklusi, kriteria eksklusi harus dinyatakan dengan jelas, dan logis.

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Menetapkan Besar Sampel.Di satu sisi harus cukup besar untuk mewakili populasi terjangkau, tetapi dilain sisi harus sesuai dengan dana dan waktu yang tersedia. Jumlah subyek yang terlalu sedikit dapat dianggap tidak etis karena akhirnya hasil penelitian tidak sahih, sebaliknya jumlah subyek yang terlalu banyak juga tidak etis karena menyia-nyiakan pasien dari sumber daya lainnya secara sia-sia. Pada umumnya variabel yang di teliti dalam uji klinis adalah variabel nominal (misalnya proporsi kesembuhan) atau numerik (misalnya penurunan tekanan darah). Keduanya penting diperhatikan dalam penetapan besar sampel.

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Melakukan pengukuran variabel tabel dasarSelain identitas pasien, sebelum dilakukan randomisasi perlu pula di catat data demografis, klinis, dan laboratorium relevan dengan pertanyaan penelitian. Data klinis seperti umur, jenis kelamin, diagnosis, dan lain-lain yang relevan dengafrognosis harus di catat, antara lain untuk melihat kesetaraan berbagai variabel di antara kelompok setelah dilakukan randomisasi. Jangan di lupakan bahwa dalam setiap prosedur pengukuran, prinsip-prinsip pengukuran harus selalu di patuhi.

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Melakukan randomisasiAspek yang terpenting di dalam uji klinis, adalah randonisasi. Yang dii maksud randonisasi (bedakan dengan pemilihan sunyek secara random) adalah alokasi acak (random allocation), untuk menentukann subyek penelitian mana yang akan mendapat perlakuan dan mana yang menjadi kontrol. Tujuan utama randonisasi adalah unntuk mengurangi bias seleksi dana perancu (confounding), yakni dengan terbaginya variabel-variabel yang tak di teliti secara se imbang pada kelompok yang ada. Proses randonisasi yang di lakukan dengan baik, apabila mellibatkan cukup bannyak pasien, biasanya akan menghasilkan kellompok-kelompok dengan variabel-variabel yang sebanding, termasuk variabel perancu, baik yang sudah di ketahui maupun yang tidak di ketahui. Dengan demikian maka apabila terdapat perbedaan unsur terapi, perbedaan tersebut semata-mata di sebabkan oleh karena oerbedaan perlakuan, dan bukan karena perbedaan karakteristik subyek pada kedua kelompok. Di jumpai pelbagai jenis cara randonisasi yaitu:

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Randomisasi Sederhana (Simple Randomization)

Untuk uji uji klinis dengan dua kelompok subyek, cara acak dengan dengan melemparkan mata uang logam dapat dipakai. Tetapi cara ini terasa kaku, memakan waktu, dan tidak andal, maka para peneliti lebih menganjurkan penggunaan tabel randomKeuntungan randomisasi sederhana ini adalah tiap subyek tidak dapat diduga akan memperoleh perlakuan apa, dan bila jumlah subyek cukup banyak maka jumlah kelompok akan sebanding. Tetapi suatu uji klinis biasanya mempunyai batas jumlah subyek; bila jumlah subyek hanya sedikit, misalnya 20 orang, maka mungkin akan dapat ditemukan 8 orang kelompok A dan 12 orang kelompok B, suatu perbandingan yang tidak seimbang.Jumlah subyek dalam kelompok biasanya seimbang bila jumlah subyek total lebih dari 200 orang. Bila proses randomisasi ternyata menghasilkan kelompok-kelompok yang tidak seimbang,khususnya dalam variabel prognostik yang penting, sebagia ahli menyebutnya sebagai kegagalan randomisasi (failure of randomization process). Nama ini tidak tepat bila prosedur randomisasi memang telah dilaksanakan dengan cara yang benar; tidak ada yang gagal, karena kemungkinan ketidakseimbangan memang selalu ada. Bila hal tersebut terjadi, maka perlu dilakukan penyesuaian dalam analisis untuk menyingkirkan perancu yang tidak tersingkirkan dalam randomisasi, yakni analsis multivariat.

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Randomisasi BlokUntuk menghindari ketidakseimbangan,dapat dilakukan cara randomisasi blok. Cara ini bertujuan untuk membuat setiap kelompok mempunyai jumlah subyek yang sebanding pada suatu saat. Bila kita mempunyai 400 subyek, dengan cara randomisasi sederhana diharapkan pada akhir randomisasi akan terdapat jumlah subyek yang seimbang pada kedua kelompok, katakanlah pada kelompok terapi 406 orang, pada kelompok kontrol 394 orang. Namun bila ingin dilakukan analisi interim (analisis sebelum penelitian berakhir), misalnya pada saat jumlah subyek (100 orang) telah diteliti,mungkin pada kelompok terapi terdapat 42 orang dan pada kelompok kontrol 58 orang, keadaan yang tidak seimbang. Randomisasi dalam blok dapat mengatasi keadaan tersebut.

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Randomisasi Dalam Srata (Stratified Randomization)

Bila pada uji klinis terdapat factor prognosis yang penting yang akan mempengaruhi hasil penelitian, maka perlu dilakukan stratifikasi prognosis.Hal ini dimaksudkan agar diperoleh sub kelompok (strata) yang lebih homogeny. Randomisasi dilakukan pada setiap strata secara terpisah, kemudian subyek yang terpilih digabungkan kembali dalam kelompok yang sesuai.Cara melakukan randomisasi harus ditulis baik pada usulan maupun pada laporan penelitian. Melakukan randomisasi. Cara yang terbaik adalah dengan table angka random, Karena table ini mudah diperoleh dimana-mana, maka sedikit alasan untuk membenarkan penggunaan cara lainnya. Randomisasi dengan program computer juga memberikan hasil yang baik. Randomisasi dengan program computer ini sering disebut sebagai pseudorandomisasi. Karena ini disusun bukan berdasarkan proses random, namun member hasil yang nilainya sama dengan yang diperoleh dengan proses random.

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Melakukan intervensiKetersamaan (masking, blinding)Alih-alih istilah pembutaan (blinding), kami lebih menyukai istilah ketersamaran (masking) untuk menghindari kerancuan bila substansi penelitian menyangkut masalah penglihatan atau visus. Ketersamaran bertujuan untuk menghindarkan bias, baik yang berasal dari peneliti, subyek, maupun evaluator penelitian. Oleh karena bias dapat terjadi diberbagai bagian uji klinis, maaka ketersamaran juga harus diupayakan pada berbagai bagian uji klinis, seperti pada saat randomisasi, alokasi subyek, pelaksanaan uji klinis, pengukuran, dan evaluasi hasil.Salah satu tekhnik ketersamaran yang banyak dipakai dalam fase intervensi, baik pada desain pararel ataupun desain menyilang, adalah penggunaan placebo, yang diberikan pada kelompok control. Apabila dipergunakan placebo maka perlu diperhatikan hal-hal dibawah ini :

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

a. Plaswebo dapat dipergunakan apabila belum ada pengobatan untuk penyakit yang diteliti. Apabila pengobatan yang diteliti merupakan tambahan pada regimen standar yang sudah ada , maka placebo juga dapat digunakan.b. Placebo diperlukan terutama apabila hasil pengobatan bersifat subyektif, misalnya berkurangnya rasa sakit, perubahan gambaranradiologis dan lain sebagainya.apabila efek yang dinilai bersifat obyektif, misalnya kadar kimia darah, maka kepentingan placebo tidak terlalu penting.c. Placebo lebih aman dipergunakan untuk penyakit yang tidak berat. Pada penyakit berat, lebih-lebih bila sudah terdapat indikasi sebelumnya bahwa obat yang diteliti bermanfaat, penggunaan placebo harus dipertanyakan.Maksud penggunaan placebo adalah untuk mengurangi atau menyingkirkan bias, baik dari sisi peneliti maupun dari sisi subyek penelitian. Dari sisi peneliti, apabila ia mengetahui jenis obat yang digunakan, mungkin ia cenderung untuk melakukan penilaian atatu tindakan yang menguntungkan subyek yang diberi obat yang diteliti. Dari sisi subyek, ketersamaan dengan menggunakan placebo akan mengurangi atau meniadakan pengaruhefek placebo, yakni perasaan mengalami suatu efek padahal efek tersebut itu tidak ada.

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Jenis Ketersamaran (Masking,blinding)Open Clinical TrialSingle mask (peneliti atau subjek tdk tahu)Double mask (peneliti dan subjek tdk tahu)Triple mask (peneliti, subjek dan enumerator tdk tahu)

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Jenis ketersamaana. Uji klinis terbuka(open trial) Pada uji klinis terbuka, baik peneliti maupun subyek mengetahui pengobatan yang diberikan. Desain ini seringkali dilakukan untuk penelitian pendahuluan, yang akan dilanjutkan dengan desain acak tersamar ganda, atau apabila secara teknis ketersamaran tidak mungkindilaksanakan. (missal study untuk membandingkan mastektomi sederhana plus radiasi dengan mastektomi radikalpada pengobatan kanker payudara.b. Tersamar tunggal (single mask)Pada desain ini subyek tidak tahu pengobatan yang diberikan, sedangkan peneliti mengetahuinya. Secara teoritis hal yang sebaliknya juga dapat dilakukan (subyek mengetahui sedangkan dokter tidak), namun hal ini jarang, kerugian pada uji klinis tersamar tunggal adalah seperti pada uji klinis terbuka , terjadinya bias(terutama bias pengukuran)oleh karena peneliti dapat memberikan perhatian lebih pada kelompok perlakuan.c. Tersamar ganda (double mask)Pada desain ini baik peneliti maupun subyek tidak mengetahui pengobatan yang diberikan , hal ini akan mengurangi terjadinya berbagai bias dan dianggap sebagai baku emas untuk uji klinis.d. Triple maskPada desain ini baik subyek, peneliti, maupun evaluator tidak tahu obat apa yang diberikan. Sebagian ahli tidak mempergunakan istilah ini, meski terdapat tiga komponen ketersamaran, cukup disebut sebagai tersamar ganda saja.

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Mengukur variable efekVariable tergantung (efek) yang akan diukur harus sudah direncanakan sejak awal. Sesuai dengan skala variable.maka variable yang dinilai dapat berskala nominal, ordinal, atau numeric. Criteria penilaian juga sudah harus dengan jelas dituliskan pada protocol penelitian.Contoh : pada uji klinis terhadap obat X untuk pengobatan meningitis tuberkulosa, efek yang dinilai adalah kesembuhan. Dalam hal ini skala variable tergantung adalah nominal dikotom (sembuh atau tidak sembuh). Pada penelitian obat Y untuk menurunkan tekanan darah, variable yang dinilai adalah berskala numeric. (tekanan darah diastolic, dalam MMHg)

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Menganalisa dataAnalisis data uji klinis harus dilaksanakan dengan menggunakan uji statistic yang sesuai, yang sudah ditulis dalam usulan penelitian. Uji hipotesis yang akan digunakan harus pula ditetapkan sewaktu melaksanakan uji klinis. Hal-hal yang perlu difikirkan untuk uji hipotesis adalah skala pengukuran, distribusi sampel, besar sampel, jumlah kelompok, serta jumlah variable.a. pada uji klinis dengan variable bebas berskala nominal 2 kelompok (obat baru-obat standaar) dan variable efek nominal (sembuh-tidak sembuh), uji hipotesis dilakukan dengan uji kuadrat. Perlu diperhatikan bahwa apabila sampel dipilih secara independen, sedang bila sampel dipilih secara serasi harus dipergunakan uji kai-kuadrat untuk kelompok berpasangan(uji. Mc.nemar)

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

b. bila variable bebas nominal dua kelompok (misalnya lelaki-perempuan)dan variable efek berskala numeric(misalnya kadar kolestrol), maka uji yang dipergunakan adalah uji T, yakni uji T untuk 2 kelompok independentatau uji T untuk kelompok berpasangan. Apabila distribusi data tidak normal dipakai uji non parametric.c.Bila variable bebas berskala nominal tetapi lebih dari dua kelompok, sedangkan variable efek berskala numeric, maka dipergunakan analisis varians(anova)d.Bila terjadi perbadaan lama pengamatan dari masing-masing subyek, maka dipergunakan metode analisis harapan hidup(survival analisis) yang akan dibahas tersendiri.

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Kerugian Uji KlinisKomplek dan mahalHarus dilakukan dengan seleksi tertentuSering berhadapan dengan masalah etikSulit menentukan waktu yang tepat

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Keuntungan Uji KlinisConfounding factor dapat dikendalikan dengan randomisasiKriteria inklusi dan eksklusi dapat ditentukan lebih dahuluAnalisis statistik lebih efektif karena kelompok perlakuan dan kontrol sebanding dan power statistik yang besar

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

UJI KLINIK OBAT TRADISIONALUntuk dapat menjadi fitofarmaka maka obat tradisional/obat herbal harus dibuktikan khasiat dan keamanannya melalui uji klinik. Uji klinik = obat moderen dengan alokasi acak dan tersamar ganda (randomized double-blind controlled clinical trial)Untuk obat tradisional yang sudah lama beredar luas di masyarakat dan tidak menunjukkan efek samping yang merugikan, setelah mengalami uji preklinik dapat langsung dilakukan uji klinik dengan pembanding. Untuk obat tradisional yang belum digunakan secara luas harus melalui uji klinik pendahuluan (fase I dan II) guna mengetahui tolerabilitas pasien terhadap obat tradisional tersebut.Berbeda dengan uji klinik obat modern, dosis yang digunakan umumnya berdasarkan dosis empiris tidak didasarkan dose-ranging study. Kesulitan yang dihadapi adalah dalam melakukan pembandingan secara tersamar dengan plasebo atau obat standar. Obat tradisional mungkin mempunyai rasa atau bau khusus sehingga sulit untuk dibuat tersamar.

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

Saat ini belum banyak uji klinik obat tradisional yang dilakukan di Indonesia meskipun nampaknya cenderung meningkat dalam lima tahun belakangan ini. Besarnya biaya yang dibutuhkan untuk melakukan uji klinik Uji klinik hanya dapat dilakukan bila obat tradisional telah terbukti berkhasiat dan aman pada uji preklinikPerlunya standardisasi bahan yang diuji Sulitnya menentukan dosis yang tepat karena penentuan dosis berdasarkan dosis empiris, selain itu kandungan kimia tanaman tergantung pada banyak faktor.Kekhawatiran produsen akan hasil yang negatif terutama bagi produk yang telah laku di pasaranContd

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan

acuanHedi R. Dewoto. Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi Fitofarmaka. Departemen Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, JakartaPetunjuk kuliah/diskusi. Evaluasi Khasiat dan Keamanan Obat (Uji klinik). Bagian Farmakologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah MadaArmen Muchtar. Uji Klinik Obat Herbal (PPT). Departemen Farmakologi Klinik RSCM/Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUIDr.dr.Imran,SpS,M.Kes. Penelitian Uji Klinis. Universitas Syah KualaRianto Setiabudy. Pelatihan Metode Penelitian Advance. Balitbangkes. Jakarta, 26 Mei 2005

S2 herbalMata Kuliah Materia Medika Herbal UJI KLINIK

Nurul Qamariah 1206179965Pengertian Masalah Tahapan DesainLangkah2KerugianKeuntunganPada OTAcuan