alk12 jadi

42
DAYA TAHAN LABA Analisis ini membantu menghasilkan ramalan kekuatan laba untuk penilaian yang andal. Analisis keuangan yang baik dapat mengenali komponen laba yang stabil dan dapat diprediksi atau komponen yang mampu “bertahan” (persistent). Penyusunan Ulang dan Penyesuaian Laba Aktivitas analisis ekuitas antara lain adalah menyusun laba dan komponen laba sehingga dapat memisahkan elemen yang stabil, normal, dan terus-menerus dengan elemen acak, tidak tentu, tidak biasa dan tidak berulang. Penyusunan ulang juga berguna untuk mengetahui elemen laba kini yang seharusnya dicakup dalam hasil operasi pada satu atau beberapa periode sebelumnya. Informasi mengenai Daya Tahan Laba Analisis hasil operasi untuk menyusun dan menyesuaikan laba membutuhkan informasi yang relevan dan andal. Sumber informasi ini yaitu: 1. Laporan laba rugi 2. Laporan keuangan lainnya dan catatan atas laporan keuangan 3. Management Discussion and Analysis (MD&A) Informasi relevan mencakup informasi yang mempengaruhi kemampuan laba untuk dapat dibandingkan dan diinterpretasikan. Misalnya, perubahan kombinasi produk, inovasi teknologi, penghentian kerja dan keterbatasan bahan baku.

Transcript of alk12 jadi

Page 1: alk12 jadi

DAYA TAHAN LABA

Analisis ini membantu menghasilkan ramalan kekuatan laba untuk penilaian yang andal.

Analisis keuangan yang baik dapat mengenali komponen laba yang stabil dan dapat diprediksi

atau komponen yang mampu “bertahan” (persistent).

Penyusunan Ulang dan Penyesuaian Laba

Aktivitas analisis ekuitas antara lain adalah menyusun laba dan komponen laba sehingga

dapat memisahkan elemen yang stabil, normal, dan terus-menerus dengan elemen acak, tidak

tentu, tidak biasa dan tidak berulang. Penyusunan ulang juga berguna untuk mengetahui

elemen laba kini yang seharusnya dicakup dalam hasil operasi pada satu atau beberapa periode

sebelumnya.

Informasi mengenai Daya Tahan Laba

Analisis hasil operasi untuk menyusun dan menyesuaikan laba membutuhkan informasi

yang relevan dan andal. Sumber informasi ini yaitu:

1. Laporan laba rugi

2. Laporan keuangan lainnya dan catatan atas laporan keuangan

3. Management Discussion and Analysis (MD&A)

Informasi relevan mencakup informasi yang mempengaruhi kemampuan laba untuk

dapat dibandingkan dan diinterpretasikan. Misalnya, perubahan kombinasi produk, inovasi

teknologi, penghentian kerja dan keterbatasan bahan baku.

Penyusunan Ulang Laba dan Komponen Laba

Penyusunan ulang dan penyesuaian laba dapat membantu menetapkan kekuatan laba

suatu perusahaan. Penyusunan ulang bertujuan untuk menyusun komponen laba guna

menyajikan klasifikasi yang lebih berarti dan format yang relevan untuk analisis. Komponen

dapat dibagi, diatur atau dihilangkan pengaruh pajaknya, tetapi totalnya harus direkonsiliasi

terhadap laba bersih untuk tiap periode. Perlakuan yang sama diterapkan pada komponen

Page 2: alk12 jadi

seperti ekuitas dalam laba (rugi) anak perusahaan atau afiliasi yang belum direkonsiliasi.

Komponen yang dilaporkan setelah pajak harus dikeluarkan bersamaan dengan dampak pajak

mereka jika diklasifikasi uleng terpisah dari laba operasi yang berlanjut.

Pengungkapan pajak penghasilan memungkinkan kita dapat memisahkan faktor yang

tidak menurunkan atau meningkatkan pajak. Pemisahan ini memungkinkan untuk menganalisis

sifat berulang dari faktor ini. Selain itu kita harus menambahkan faktor seperti pajak luar negeri

tambahan, beban yang bukan pengurang pajak, serta pajak negara dan pajak lokal

Penyesuaian Laba dan Komponen Laba

Proses penyesuaian menggunakan data dari laporan laba rugi yang disusun ulang dan

informasi yang tersedia lainnya untuk meletakkan komponen laba pada periode yang lebih

layak. Analis harus berhati-hati meletakkan pos luar biasa pada periode tertentu. Selain itu,

manfaat pajak penghasilan dari kerugian operasi yang ditarik ke depan seharusnya dipindahkan

pada tahun terjadinya kerugian. Untuk perubahan prinsip atau estimasi akuntansi, seluruh

jumlah tahun yang dianalisis harus disesuaikan dalam basis yang dapat diperbandingkan.

Kemampuan analis untuk menyesuaikan seluruh periode berdasarkan basis yang dapat

diperbandingkan tergantung dari ketersediaan informasi. Tujuan dari penyesuaian adalah untuk

menempatkan komponen laba pada periode yang paling sesuai.

Page 3: alk12 jadi

Sedangkan untuk Laporan Laba Rugi Bakrie Sumatera pada selama lima tahun dari 2004-2008 disajikan kembali sebagai berikut:

2004 2005 2006 2007 2008PENJUALAN BERSIH 696.447.294 883.309.955 1.180.622.019 1.949.017.782 2.931.418.722 BEBAN POKOK PENJUALAN 433.122.836 575.764.843 769.679.861 1.278.975.125 1.909.396.602 LABA KOTOR 263.324.458 307.545.112 410.942.158 670.042.657 1.022.022.120 BEBAN USAHA: Penjualan 1.943.417 5.431.153 12.910.724 38.625.180 98.952.135 Umum dan administrasi 60.568.171 74.238.587 105.873.573 142.546.274 163.373.071 Jumlah Beban Usaha 62.511.588 79.669.740 118.784.297 181.171.454 262.325.206 LABA USAHA 200.812.870 227.875.372 292.157.861 488.871.203 759.696.914 PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Bagian laba perusahaan asosiasi 0 0 0 0 (78.689.723)Laba (rugi) selisih kurs - bersih (48.924.753) (33.775.627) 45.813.714 (80.306.224) (243.036.843)Penghasilan bunga 951.951 1.531.415 3.354.709 40.934.102 31.124.165 Laba (rugi) penjualan aktiva tetap 609.066 39.462 98.205 (376) 0 Beban bunga dan keuangan (41.485.385) (45.289.671) (70.179.893) (169.803.767) (188.983.710)Laba penjualan investasi saham pada anak perusahaan

13.922.051 20.441.317 0 78.387.692 0

Rugi penghapusan tanaman perkebunan (1.328.049) (1.209.383) (1.238.733) (1.548.729) (1.528.946)rugi penyertaan pada anak perusahaan (3.774.714) 0 0 0 0 Lain-lain - bersih 20.106.252 (8.498.263) (19.541.583) (12.604.115) 1.193.536 Jumlah Beban Lain-lain - Bersih (59.923.581) (66.760.750) (41.693.581) (144.941.417) (479.921.521) LABA SEBELUM TAKSIRAN MANFAAT (BEBAN) PAJAK

140.889.289 161.114.622 250.464.280 343.929.786 279.775.393

TAKSIRAN MANFAAT (BEBAN) PAJAK Periode berjalan (12.569.184) (49.924.520) (76.803.643) (85.038.529) (121.435.632)

Page 4: alk12 jadi

Tangguhan (32.929.212) 12.013.221 (763.117) (16.036.307) 15.230.194 Jumlah Taksiran Beban Pajak (45.498.396) (37.911.299) (77.566.760) (101.074.836) (106.205.438) LABA SEBELUM POS LUAR BIASA 95.390.893 123.203.323 172.897.520 242.854.950 173.569.955 Pos Luar Biasa 10.010.000 0 0 0 0 LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN

105.400.893 123.203.323 172.897.520 242.854.950 173.569.955

LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASIKAN SEBELUM DIAKUSISI (9.484.700) (7.487.748) 0 (36.471.715) 0 LABA SEBELUM HAK HAK MINORITAS ATAS RUGI BERSIH ANAK PERUSAHAAN 95.916.193 115.715.575 172.897.520 206.383.235 173.569.955 HAK MINORITAS ATAS RUGI BERSIH ANAK PERUSAHAAN 0 0 0 192.037 (591)LABA BERSIH 95.916.193 115.715.575 172.897.520 206.575.272 173.569.364 LABA BERSIH PER SAHAM: 68 50 74 70,33 45,85

Page 5: alk12 jadi

Penyusunan Ulang Laporan Laba Rugi Komparatif

PT. Bakrie Sumatera Plantations

Tahun 2005-2008

(Dalam Ribuan Rupiah)

2005 2006 2007 2008

Pendapatan :

Penjualan Bersih 883.309.955 1.180.622.019 1.949.017.782 2.931.418.722

Penghasilan bunga 1.531.415 3.354.709 40.934.102 31.124.165

Total Pendapatan 884.841.370 1.183.976.728 1.989.951.88

4

2.962.542.887

Biaya dan Beban :

Beban Pokok Penjualan

(Catatan 1)

529.499.957 720.392.412 1.193.199.273 1.877.949.522

Penjualan 5.431.153 12.910.724 38.625.180 98.952.135

Umum dan Administrasi

(Catatan 2)

70.860.925 102.371.728 129.767.934 144.310.828

(Laba) rugi selisih kurs - bersih 33.775.627 (45.813.714) 80.306.224 243.036.843

Lain-lain bersih (Catatan 3) 1.279.777 2.643.341) 4.481.351 13.385.425

Page 6: alk12 jadi

Amortisasi goodwill(Catatan 3) 4.718.599 4.718.599 8.974.695 26.589.196

Amortisasi biaya penerbitan

(Catatan 3)

18.927.247 20.388.930

Jasa manajemen (Catatan 3) (10.816.476) (33.257.291)

Refinancing cost atas hutang

bank kepada RZB – Austria

(Catatan 3)

16.466.325

Penghapusan uang muka

penyertaan saham (Catatan 3)

1.000.000

Koreksi hutang lebih catat

(Catatan 3)

3.568.676

Penghapusan dana yang

dibatasi penggunaannya

(Catatan 3)

8.628.117

Penyusutan (Catatan 4) 49.642.548 52.789.294 98.554.192 50.509.323

(Laba) rugi penjualan aktiva

tetap

(39.462) (98.205) 376 -

Bagian laba perusahaan

asosiasi

- - - 78.689.723

Beban bunga dan keuangan 45.289.671 70.179.893 189.803.767 188.983.710

Rugi penghapusan tanaman 1.209.383 1.238.733 1.548.729 -

Page 7: alk12 jadi

perkebunan

Laba penjualan investasi

saham pada anak perusahaan

(20.441.317) - - -

Total Biaya dan Beban 723.726.748 933.512.448 1.646.022.09

8

2.682.767.494

Laba Sebelum Taksiran

Manfaat (Beban) Pajak

161.114.622 250.464.280 343.929.786 279.775.393

Taksiran Manfaat (Beban)

Pajak :

Periode berjalan (49.924.520) (76.803.643) (85.038.529) (121.435.632)

Tangguhan 12.031.221 (763.117) (16.036.307) 15.230.194

Jumlah Taksiran Beban Pajak (37.911.299

)

(77.566.760) (101.074.836) (106.205.438)

Laba Sebelum Hak Minoritas

Atas Laba Bersih Anak

Perusahaan

123.203.323 172.897.520 242.854.950 173.569.955

Laba Bersih Anak Perusahaan

Yang Dikonsolidasikan

Sebelum Diakuisisi

(7.487.748) - (36.471.715) -

Laba Sebelum Hak Minoritas

Atas Rugi Bersih Anak

115.715.575 172.897.520 206.383.235 173.569.955

Page 8: alk12 jadi

Perusahaan

Hak Minoritas atas Rugi Bersih

Anak Perusahaan

- - 192.037 (591)

Laba Bersih 115.715.575 172.897.520 206.575.272 173.569.364

Catatan 1 :

Beban Pokok Penjualan 575.764.843 769.679.861 1.278.975.12

5

1.909.396.602

Dikurang : Penyusutan &

Amortisasi

(46.264.886) (49.287.449) (85.775.852) (31.447.080)

529.499.957 720.392.412 1.193.199.27

3

1.877.949.522

Catatan 2 :

Umum dan Administrasi 74.238.587 105.873.573 142.546.274 163.373.071

Dikurang : Penyusutan &

Amortisasi

(3.377.662) (3.501.845) (12.778.340) (19.062.243)

70.860.925 102.371.728 129.767.934 144.310.828

Catatan 3 :

Lain-Lain bersih 8.498.263 19.541.583 12.604.115 355.410

Page 9: alk12 jadi

Dikurang : Amortisasi goodwill (4.718.599) (4.718.599) (8.974.695) (26.589.196)

Dikurang : Amortisasi biaya

penerbitan

(18.927.247) (20.388.930)

Ditambah : Jasa manajemen 10.816.476 33.257.291

Dikurang : Refinancing cost

atas hutang bank kepada RZB –

Austria

(16.466.325)

Dikurang : Penghapusan uang

muka penyertaan saham

(1.000.000)

Ditambah : Koreksi hutang

lebih catat

3.568.676

Dikurang : Penghapusan dana

yang dibatasi penggunaannya

(8.628.117)

1.279.777 2.643.341 4.481.351 13.385.425

Catatan 4 :

Penyusutan & Amortisasi

(Catatan 1)

46.264.886 49.287.449 85.775.852 31.447.080

Penyusutan & Amortisasi

(Catatan 2)

3.377.662 3.501.845 12.778.340 19.062.243

Total Penyusutan 49.642.548 52.789.294 98.554.192 50.509.323

Page 10: alk12 jadi

Laporan Laba Rugi PT. Bakrie Sumatera Plantations

Tahun 2005-2008 Yang Disesuaikan

(Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Laba Per Saham)

2005 2006 2007 2008

Laba bersih yang dilaporkan 115.715.575 172.897.520 206.575.272 173.569.364

Dampak Laba Bersih Anak

Perusahaan Yang

Dikonsolidasikan Sebelum

Diakuisisi

7.487.748 - 36.471.715 -

Dampak Hak Minoritas atas

Rugi Bersih Anak Perusahaan

- - (192.037) 591

Dampak Rugi penghapusan

tanaman perkebunan

1.209.383 1.238.733 1.548.729 -

Dampak Laba penjualan

investasi saham pada anak

perusahaan

(20.441.317

)

- - -

Dampak Laba rugi penjualan

aktiva tetap

(39.462) (98.205) 376 -

Page 11: alk12 jadi

Dampak Bagian laba

perusahaan asosiasi

- - - 78.689.723

Laba bersih yang disesuaikan 103.931.927 174.038.048 244.404.055 252.259.678

Berikut adalah ikhtisar keuangan untuk Bakrie Sumatera dan Astra Agro Lestari (Industri Sejenis) selama lima tahun dari 2004-2008:

BAKRIE SUMATERA:

Page 12: alk12 jadi

ASTRA AGRO LESTARI:

Page 13: alk12 jadi

BAKRIE SUMATERA (Ribu Rp):

2004 2005 2006 2007 2008

PENJUALAN BERSIH 696.447.294 883.309.955 1.180.622.01

9 1.949.017.782 2.931.418.722 LABA USAHA 200.812.870 227.875.372 292.157.861 488.871.203 759.696.914 BEBAN USAHA 495.634.424 655.434.583 888.464.158 1.460.146.579 2.171.721.808

% Beban Usaha / Penjualan Bersih

71,17 74,20 75,25 74,92 74,08

% Kenaikan Laba Usaha 0,00 13,48 28,21 67,33 55,40

ASTRA AGRO LESTARI (Juta Rp):

2008 2007 2006 2005 2004Penjualan Bersih 8.161.217 5.960.954 3.757.987 3.370.936 3.472.524 Laba usaha 3.377.344 2.906.045 1.198.597 1.198.615 1.284.812 Beban Usaha 4.783.873 3.054.909 2.559.390 2.172.321 2.187.712

% Beban Usaha / Penjualan Bersih 58,62 51,25 68,11 64,44 63,00

% Kenaikan Laba Usaha

16,22 142,45 0,00 -6,71 0,00

Terlihat bahwa Bakrie Sumatera adalah industri yang lebih efisien karena persentase beban

usaha terhadap penjualan bersih lebih kecil dibandingkan persentase beban usaha terhadap

penjualan bersih Astra Agro Lestari. Bakrie Sumatera juga mengalami pertumbuhan laba yang

lebih stabil dibandingkan dengan Astra Agro Lestari. Tetapi apabila dilihat dari nilai laba usaha

yang lebih tinggi, Astra Agro Sumatera lebih unggul dibandingkan dengan Bakrie Sumatera.

Page 14: alk12 jadi

Faktor Penentu Daya Tahan Laba

Faktor-faktor penentu daya tahan laba antara lain:

1. Manajemen laba

2. Keragama

3. Tren

4. Insentif

Tren dan Daya Tahan Laba

Laba yang mencerminkan tren pertumbuhan yang stabil lebih diinginkan. Tren ini dapat dinilai

melalui metode statistik atau dengan pernyataan tren (trend statement). Tren laba memberi

informasi mengenai kinerja perusahaan saat ini dan masa depan dan menilai kualitas

manajemen. Distorsi akuntansi yang mempengaruhi tren harus diwaspadai, terutama mengenai

perubahan prinsip akuntansi dan dampak kombinasi usaha, utamanya pembelian.

Manajemen dan Daya Tahan Laba

Beberapa bentuk manajemen laba yang harus diwaspadai mencakup:

o Perubahan metode atau asumsi akuntansi.

o Menghapus keuntungan dan kerugian luar biasa (dan tidak biasa)

o Mandi besar (big bath)

o Penurunan nilai

o Menentukan waktu pengakuan pendapatan dan beban

Insentif dan Daya Tahan Manajemen

Insentif bagi manajer sangat terkait dengan laba perusahaan. Pada awalnya manejemen

melaporkan laba yang terlalu rendah sehingga menciptakan cadangan untuk dapat digunakan

pada tahun berikutnya. Dengan adanya insentif kinerja bagi manajer, dan penggunaan angka

akuntansi untuk mengendalikan dan mengawasi kinerja mereka, analis harus menyadari adanya

potensi manajemen laba dan bahkan salah saji. Analis harus mampu mengenali perusahaan

Page 15: alk12 jadi

yang memiliki dorongan kuat untuk melakukan manajemen laba, dan kemudian meneliti praktik

akuntansi perusahaan untuk memastikan integritas laporan keuangan.

PENILAIAN EKUITAS BERBASIS LABA

Deskripsi penilaian ekuitas perusahaan tradisional dilakukan berdasarkan metode diskonto arus

kas (discounted cash flow- DFC method) dimana nilai ekuitas perusahaan dihitung berdasarkan

ramalan arus kas yang tersedia bagi investor ekuitas. Ramalan ini lalu didiskonto menggunakan

biaya modal perusahan.

Hubungan antara Harga Saham dengan Data Akuntansi

Berikut ini adalah model penilaian akuitas berbasis saham akuntansi:

Vt = BVt + E(RI¿¿t+1)

(1+k )1¿ +

E(RI¿¿t+2)(1+k )2

¿ + E(RI¿¿t+3)

(1+k )3¿ + …

E(RI¿¿t+n)(1+k )n

¿ + …

Keterangan:

BVt = nilai buku akhir periode t

RI t+n = laba sisa pada periode t+n, dan

K= biaya modal

Page 16: alk12 jadi

Berikut ini merupakan data mengenai laporan laba rugi dari PT Bakrie Sumatera Plantation

setelah dilakukan penyesuaian beserta nilai buku pada setiap akhir tahunnya :

Tahun 2005-2008 Yang Disesuaikan

(Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Laba Per Saham)

2005 2006 2007 2008

Laba bersih yang disesuaikan 103.931.927 174.038.048 244.404.055 252.259.678

Nilai Buku pada akhir tahun 490.727.471 642.485.319 2.385.205.980 2.470.178.284

Biaya modal (k) :

Tahun ke-1 = 174.038.048−103.931 .927

103.931 .927 = 0.6745 / 67,45%

Tahun ke- 2 = 244.404 .055−174.038 .048

174.038 .048 = 0,4043 / 40,43%

Tahun ke-3 =252.259.678−244.404 .055

244.404 .055 = 0,0321 / 3,21%

Average biaya modal (k) = (67,45% + 40,43% + 3,21%) : 3

= 37,03%

Penilaian perusahaan PT Bakrie Sumatera Plantation yang dihitung pada akhir tahun 2005 –

2008 berdasarkan model penilain ekuitas berbasis akuntansi diatas adalah adalah:

Nilai perusahaan = 490.727.471+{174.038 .048−(37,03% x 490.727 .471)}

(1+0,3703)1 +

{244.404 .055−(37,03% x642.485 .319)}(1+0,3703)2

+ {252.259 .678−(37,03% x 2.385.205 .980)}(1+0,3703)3

= 490.727.471 + (5.603.396,70) + 34.572.242,90 + (245.228.004,1)

= 274.468.313,1 (Dalam Ribuan Rupiah)

Page 17: alk12 jadi

Model ini secara langsung memperlihatkan pentingnya profitabilitas masa depan dalam menilai

perusahaan, yaitu dengan menggunakan estimasi laba bersih dan nilai buku masa depan. Dari

hasil perhitungan atas niali perusahaan PT Bakrie Sumatera Plantation tersebut dapat terlihat

bahwa dari sudut pandang seorang investor, perusahaan ini memiliki nilai yang baik dimana

terlihat dari jumlah positif angka nilai perusahaan, serta dari situ dapat diketahui bahwa

perusahaan memiliki ekspektasi yang baik dalam hal pemberian/pembagian dividennya bagi

investor. Hal ini tercermin dari profitabilitas masa depan yang terukur dalam net incomenya

(ekspektasinya).

Perkalian Penilaian Dasar

Dua pengukuran penilaian yang sering digunakan adalah rasio ‘harga terhadap nilai buku’ (price

to book-PB) dan rasio ‘harga terhadap laba’ (price to earning - PE). Melalui perbandingan rasio

dasar ini dengan angka implicit pada harga pasar saham terkini, kita dapat mengevaluasi nilai

investasi suatu perusahaan milik publik.

Rasio Harga terhadap Nilai Buku

Rasio harga terhadap nilai buku (price to book – PB ratio) dihitung sebagai berikut:

Nilai pasar ekuitasNilaibuku ekuitas

Berikut ini adalah perhitungan untuk PB ratio dengan menggunakan rasio diatas yang dilakukan

pada PT Bakrie Sumatera Plantation dimana data-datanya diperoleh dari sumber:

http://www.duniainvestasi.com/bei/prices/stock:

Keterangan\

tahun

2005 2006 2007 2008

Nilai pasar

ekuitas (Dalam

407 951 2,230 255

Page 18: alk12 jadi

Rupiah)

Nilia buku

ekuitas

490.727.471.0

00/2.331.000.0

00 saham

642.485.319.000/

2.331.000.000

saham

2.385.205.980.00

0/3.787.875.000

saham

2.470.178.284,0

00/3.787.996.93

5 saham

PB rasio 1,933 3,450 3,541 0,391

Dari hasil perhitungan tersebut dapat terlihat bahwa nilai dari PB ratio dari tahun 2005-2007

terus mengalami peningkatan. Nilai PB ratio yang lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan akan laba sisa perusahaan. Dengan kata lain, pada tahun 2005 hingga

tahun 2007, perusahaan mengalami peningkatan laba sisa. Selain itu, nilai yang terkandung

dalam PB ratio perusahaan pada tahun-tahun tersebut menunjukkan adanya ekspektasi yang

lebih tinggi dari pasar terhadap net income perusahaan. Namun untuk tahun 2008, nilai PB

rationya adalah kurang dari 1. Hal tersebut mengindikasikan laba sisa perusahaan untuk tahun

tersebut mengalami penurunan, serta menunjukkan bahwa ekspektasi pasar terhadap net

income perusahaan lebih rendah.

Rasio Harga terhadap Laba

Rasio harga terhadap laba (price to earning – PE ratio) dihitung sebagai berikut:

Nilai pasar ekuitasLababersi h

Persamaan ini pada dasarnya memberikan dua pemahaman penting;

1. Rasio PE berhubungan terbalik dengan biaya modal, yaitu rasio ini lebih rendah untuk

biaya ekuitas yang lebih tinggi dan sebaliknya, serta

2. Rasio ini berhubungan positif dengan taksiran pertumbuhan laba per saham relatif

terhadap pertumbuhan normal .

Page 19: alk12 jadi

Rasio PE tidak terkait dengan tingkat laba absolute, hanya memperlihatkan tingkat di mana laba

per saham diharapkan meningkat terhadap taksiran pertumbuhan.

Berikut ini adalah perhitungan untuk PE ratio dengan menggunakan rasio diatas yang dilakukan

pada PT Bakrie Sumatera Plantation dimana data-datanya diperoleh dari sumber:

http://www.duniainvestasi.com/bei/prices/stock:

Keterangan\tahun 2005 2006 2007 2008

Nilai pasar ekuitas

(Dalam Rupiah)

407 951 2,230 255

Laba bersih 103.931.9

27.000/2.

331.000.0

00 saham

174.038.048.000/

2.331.000.000

saham

244.404.055.000/

3.787.875.000

saham

252.259.678,000/

3.787.996.935

saham

PB rasio 9,128 12,737 34,561 3,829

Dari hasil perhitungan tersebut dapat terlihat bahwa setiap tahunnya, yakni sejak tahun dari

2005 sampai tahun 2007, PE ratio-nya terus mengalami peningkatan. Hal tersebut

menunjukkan bahwa laba perusahaan mengalami peningkatan,terlihat dari nilai yang positif

lebih dari 1. Sedangkan pada tahun 2008, nilai dari PE rationya menurun. Hal tersebut

menunjukkan bahwa laba perusahaan tersebut mengalami penurunan.

Berikut ini merupakan tampilan dari Grafik dari Rasio PB dan Rasio PE pada PT Bakrie Sumatera

Plantation :

Page 20: alk12 jadi

2005 2006 2007 20080

5

10

15

20

25

30

35

40

PB RatioPE Ratio

2005 2006 2007 2008Rp-

Rp50,000,000

Rp100,000,000

Rp150,000,000

Rp200,000,000

Rp250,000,000

Rp300,000,000

Laporan Laba Rugi Sebelum DisesuaikanLaporan Laba Rugi Setelah Disesuaikan

Setelah melakukan penyusunan ulang dan penyesuaian dengan menghapus komponen-

komponen yang bersifat acak, tidak tentu, tidak biasa dan tidak berulang pada laporan laba rugi

PT. Bakrie Sumatera Plantations, kelompok kami menarik kesimpulan bahwa pergerakan laba

Page 21: alk12 jadi

PT. Bakrie Sumatera Plantations adalah positif, dan penurunan laba yang dilaporkan oleh

perusahaan, bukan diakibatkan oleh komponen laba yang stabil, melainkan diakibatkan oleh

komponen laba yang bersifat acak, tidak tentu dan tidak berulang. Sehingga terdapat indikasi

manajemen laba dari fenomena ini, namun setelah kami telaah lebih lanjut, bahwa penurunan

ini lebih disebabkan oleh faktor non-operasi yang terdapat pada akun bagian laba perusahaan

asosiasi.

Hubungan Rasio PB dan Rasio PE pada PT Bakrie Sumatera Plantation

Seperti telah diperlihatkan, rasio PB merupakan fungsi dari profitabilitas masa depan relatif

terhadap nilai buku dan pertumbuhan nilai buku, sementara rasio PE merupakan fungsi dari

profitabilitas masa depan ralatif terhadap tingkat laba saat ini. Maka,berikut ini implikasi

kombinasi dari rasio PB dan rasio PE.

P/B Tinggi P/B Rendah

P/E Tinggi Taksiran laba sisa (RI) positif.

Laba yang meningkat.

(Perusahaan dengan kinerja

baik)

Taksiran laba sisa (RI)negatif.

Laba yang meningkat.

(Perusahaan dalam

perbaikan)

P/E Rendah Taksiran laba sisa (RI) positif.

Laba yang menurun.

(Perusahaan yang menurun)

Taksiran laba sisa (RI) negatif.

Laba yang menurun.

(Perusahaan dengan kinerja

buruk)

Page 22: alk12 jadi

Berdasarkan implikasi kombinasi tersebut serta perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya,

maka dapat disimpulkan keadaan PT Bakrie Sumatera Plantation untuk tahun 2005-2008 yang

disajikan dalam tabel berikut ini :

P/B Ratio P/E Ratio Keadaan Perusahaan

2005 Tinggi Tinggi Kinerja Perusahaan

Baik

2006 Tinggi Tinggi Kinerja Perusahaan

Baik

2007 Tinggi Tinggi Kinerja Perusahaan

Baik

2008 Rendah Rendah Kinerja Perusahaan

Buruk

KEKUATAN LABA DAN PERAMALAN UNTUK TUJUAN PENILAIAN

Kekuatan Laba

Kekuatan laba (earning power) mengacu pada tingkat laba perusahaan yang diharapkan akan

terjadi di masa depan. Dengan sedikit pengecualian, kekuatan laba diakui sebagai faktor utama

dalam penilaian perusahaan. Model penilaian berbasis akuntansi mencakup kapitalisasi

kekuatan laba, di mana kapitalisasi ini melibatkan penggunaan suatu faktor atau penggandaan

yang mencerminkan biaya modal dan taksiran risiko dan pengembalian masa depan. Banyak

analisis laba dan keuangan yang ditujukan untuk menentukan kekuatan laba.

Mengukur Kekuatan Laba

Kekuatan laba merupakan konsep yang berasal dari analisis keuangan, bukan akuntansi. Konsep

ini melihat stabilitas dan daya tahan laba serta komponen laba. Laporan keuangan digunakan

untuk menghitung kekuatan laba. Penghitungan ini membutuhkan pengetahuan, penilaian,

pengalaman, dan perspektif. Laba merupakan pengukuran yang paling andal dan relevan untuk

Page 23: alk12 jadi

tujuan penilaian. Meskipun penilaian berorientasi masa depan, kita harus mengakui relevansi

kinerja perusahaan saat ini dan sebelumnya untuk mengestimasi kinerja masa depan. Laba

periode terakhir yang melampaui siklus usaha mencerminkan kinerja operasi aktual dan

memberikan kita suatu perspektif atas aktivitas operasi di mana kita dapat mengestimasi

kinerja masa depan. Penilaian sangat penting untuk beberapa keputusan (seperti investasi,

pemberian pinjaman, perencanaan pajak, keputusan pengadilan atas perselisihan penilaian).

Karenanya, estimasi penilaian harus kredibel dan dapat dipertahankan, dan kita harus meneliti

jika terdapat penyimpangan dari norma.

Rentang Waktu Kekuatan Laba

Periode satu tahun seringkali terlalu singkat untuk mengukur laba dengan andal. Hal ini

desebabkan sifat aktivitas investasi dan pendanaan yang sebagian besar jangka panjang,

dampak siklus usaha, dan adanya berbagai faktor tidak berulang. Pengukuran terbaik kekuatan

laba suatu perusahaan adalah dengan menggunakan laba rata-rata (kumulatif) selama

beberapa tahun.

Berikut ini adalah laba PT Bakrie Sumatera Plantations tbk selama 5 tahun (tahun 2004-2008)

TAHUN LABA BERSIH

2004 95.916

2005 115.716

2006 172.898

2007 206.575

2008 173.569

Dari tabel tersebut terlihat bahwa laba perusahaan memiliki kecenderungan meningkat dari

tahun ke tahun. Namun, pada tahun 2008, laba perusahaan mengalami penurunan.

Page 24: alk12 jadi

2004 2005 2006 2007 20080

50000

100000

150000

200000

250000

LABA BERSIH

LABA BERSIH

Laba bersih pada tahun 2008 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2007, padahal,

penjualan bersihnya mengalami peningkatan yang signifikan. Penyebab menurunnya laba

bersih ini berasal dari penghasilan (beban) lain-lain. Pada tahun 2008, laba sebelum taksiran

manfaat (beban) pajak mencapai Rp 279,78 milyar, turun 18,65% dibandingkan tahun 2007.

Penyebab utama penurunan ini adalah rugi selisih kurs bersih yang mencapai Rp 243,04 milyar

pada tahun 2008, naik 202,64% dibandingkan tahun 2007, rugi perusahaan asosiasi yang

mencapai Rp 78,69 milyar, serta beban bunga dan keuangan yang mencapai Rp 188,98 milyar,

11,30% lebih tinggi dibandingkan tahun 2007. Sementara itu, taksiran beban pajak mengalami

kenaikan sebesar 5,08%.

Menyesuaikan Laba Per Saham

Kekuatan laba dihitung dengan menggunakan seluruh komponen laba. Setiap pos pendapatan

dan beban merupakan bagian dari pengalaman operasi perusahaan. Berikut ini Laba per Saham

(Earning per Share) PT Bakrie Sumatera Plantations tbk dari tahun 2004 sampai 2008.

TAHUN JUMLAH SAHAM BEREDAR

(jutaan lembar)

EARNING PER

SHARE

2004 2.331 68

Page 25: alk12 jadi

2005 2.331 50

2006 2.331 69

2007 3.788 70

2008 3.788 46

Perhitungan laba bersih per saham dasar adalah dengan membagi laba bersih dengan jumlah

rata-rata tertimbang saham yang beredar selama periode yang bersangkutan. Earning per Share

PT Bakrie Sumatera Plantations tbk berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008, EPS

mengalami penurunan dari 70 menjadi 46, yang disebabkan menurunnya laba bersih.

Sementara itu, jumlah saham beredartidak mengalami perubahan pada tahun 2008.

Berikut ini adalah perhitungan earning per share perusahaan sebagaimana diungkapkan dalam

Catatan Atas Laporan Keuangannya.

Laba per saham dasar (Earning Per Share) pada tahun 2007 disajikan kembali sehubungan

dengan penerbitan saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu pada tahun 2008.

Pada tanggal 7 Oktober 2008, otoritas pasar modal BEI menerapkan suspend terhadap saham

PT Bakrie Sumatera Plantations tbk setelah terjadi penurunan dari Rp 710 per lembar ke Rp

460 per lembar (-35,21%) pada perdagangan 6 Oktober 2008. Penurunan harga tersebut dinilai

tidak wajar. Penurunan harga saham tidak hanya terjadi pada PT Bakrie Sumatera. Hampir

Page 26: alk12 jadi

seluruh perusahaan komoditi Indonesia dan bahkan dunia mengalami hal yang sama.

Memburuknya kondisi perekonomian global telah berdampak pada turunnya permintaan atas

berbagai jenis komoditas, sehingga menyebabkan para investor bereaksi negatif terhadap

saham sektor komoditas, termasuk emiten perkebunan. Untuk memulihkan kepercayaan

investor, Manajemen perusahaan melakukan program pembelian kembali saham (share

buyback program). Alokasi dana yang dianggarkan

untuk program ini adalah sebesar Rp 150 milyar. Realisasi program ini terjadi dalam periode 21

Oktober 2008 sampai dengan 19 Januari 2009. Total lembar saham yang berhasil dibeli kembali

adalah 6,1 juta lembar saham, dengan total nilai transaksi sebesar Rp 1,99 milyar. Pada

penutupan sesi perdagangan akhir Desember 2008, harga saham UNSP berada pada level Rp

260 per lembar, meningkat 40,54% dibandingkan harga terendah pada tahun 2008.

PERAMALAN LABA

Bagian utama analisis laporan keuangan dan penilaian adalah peramalan laba. Dari perspektif

analisis, evaluasi tingkat laba sangat terkait dengan peramalan laba. Hal ini disebabkan ramalan

laba yang relevan melibatkan analisis komponen laba dan penilaian mereka di masa depan.

Peramalan laba mengikuti analisis komponen laba dan melibatkan pembuatan estimasi laba

masa depan. Kita harus mempertimbangkan interaksi antar komponen dan kondisi usaha masa

depan. Kita juga harus memperhitungkan daya tahan dan stabilitas komponen-komponen laba.

Hal ini mencakup analisis elemen yang sifatnya permanen (berulang) dan sementara (tidak

berulang).

Mekanisme Peramalan Laba

Peramalan mengharuskan kita untuk menggunakan seluruh informasi yang tersedia secara

efektif, termasuk laba periode sebelumnya. Peramalan juga melibatkan manfaat dari

pemisahan (dissaggregation). Pemisahan melibatkan penggunaan laba berdasarkan lini produk

atau segmen dan terutama berguna jika segmen tersebut memiliki perbedaan risiko,

profitabilitas, atau pertumbuhan. Berikut ini kinerja PT Bakrie Sumatera Plantations tbk

berdasarkan segmen.

Page 27: alk12 jadi

TAHUN 2007

TAHUN 2008

Page 28: alk12 jadi

Dari data di atas, terlihat bahwa segmen yang memberikan kontribusi lebih besar terhadap

penjualan PT Bakrie Sumatera Plantations tbk pada tahun 2007 dan 2008 adalah sawit dan

turunannya.

Minyak sawit memiliki jumlah aktiva Rp 4.129,68 milyar dan jumlah kewajiban Rp 800,65

milyar. Pendapatan dari segmen ini Rp 2.527,56 milyar, dan laba kotor Rp 735,56 milyar.

Dibandingkan tahun 2007, jumlah aktiva meningkat 40,01%, jumlah kewajiban menurun

14,94%, pendapatan meningkat 40,69%, dan laba kotor meningkat 56,04%.

Karet alam memiliki jumlah aktiva Rp 927,89 milyar dan jumlah kewajiban Rp 262,14 milyar.

Segmen karet alam memperoleh pendapatan sebesar Rp 776,64 milyar dan laba kotor sebesar

Rp 307,98 milyar. Dibandingkan tahun 2007, jumlah aktiva meningkat 73,45%, jumlah

kewajiban 150,14%, pendapatan 35,44%, dan laba kotor 54,18%.

Segmen minyak sawit memiliki penjualan yang lebih besar dibandingkan segmen karet alam.

Selain itu, segmen minyak sawit juga memiliki laba kotor yang lebih besar.

Penelitian analisis mengungkapkan berbagai karakteristik dalam laba. Pertumbuhan laba

tahunan seringkali bergerak secara acak. Bagi beberapa pengguna, hal ini berarti pertumbuhan

laba tidak dapat diramalkan. Peramalan laba yang andal tidak dapat dihasilkan ekstrapolasi

sederhana dari pertumbuhan atau tren laba masa lalu. Namun dilakukan dengan menganalisis

komponen laba dan mempertimbangkan seluruh informasi yang tersedia. Salah satu sumber

informasi relevan yang berguna untuk peramalan laba adalah Management Discussion and

Analysis. Bahasan tersebut mengandung informasi atas pandangan dan perilaku manajemen

mengenai masa depan, beserta pembahasan faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan.

Manajemen PT Bakrie Sumatera Plantations tbk sendiri pada tahun 2008, fokus operasionalnya

adalah pertumbuhan jangka panjang. Sejak tahun 2007, perusahaan mendorong pertumbuhan

ini dengan kerja sama inovatif dalam pendanaan, penerapan EVA, dan pemantapan tata kelola

Page 29: alk12 jadi

perusahaan yang baik. Karena orientasinya pertumbuhan jangka panjang, maka kemungkinan

perusahaan akan terus memperbaiki proses bisnis internal yang pada akhirnya akan berdampak

pada peningkatan laba pada tahun-tahun berikutnya. Hal ini juga didukung oleh permintaan

pasar akan minyak sawit yang terus meningkat dan kurs Rupiah yang relatif membaik setelah

tahun 2008 (pada tahun 2008, penurunan laba bersih perusahaan terutama disebabkan oleh

rugi selisih kurs)

Elemen Peramalan Laba

Meskipun peramalan laba bergantung pada prospek masa depan, prospek peramalan harus

bergantung pada bukti saat ini dan masa lalu. Kita meramalkan taksiran kondisi masa depan

berdasarkan bukti ini. Laba merupakan pendapatan dikurangi beban, dan peramalan laba

mencerminkan hal tersebut.

Elemen lain pada peramalan laba adalah memeriksa kewajaran ramalan. Untuk tujuan ini,

seringkali digunakan angka pengembalian investasi modal. Jika ramalan laba menghasilkan

pengembalian yang sangat berbeda dengan pengembalian masa lalu atau pengembalian

industri, kita harus menilai kembali ramalan dan prosesnya. Selain itu, kondisi keuangan

perusahaan juga merupakan elemen peramalan laba lainnya.

Melaporkan Peramalan Laba

Ketertarikan terhadap pengungkapan ramalan laba oleh perusahaan memperlihatkan

peningkatan. Kita harus menyadari bahwa peramalan manajemen (pihak internal) berbeda

dengan peramalan yang dilakukan analis keuangan (pihak eksternal). Keandalan peramalan

tergantung dari akses informasi dan asumsinya. Penggunaan peramalan manajemen atau analis

pada analisis tergantung pada penilaian asumsi yang mendasarinya. Sebaiknya peramalan

dilakukan dengan niat baik dengan landasan yang layak. SEC menyarankan agar peramalan

Page 30: alk12 jadi

disajikan dalam format laporan keuangan dan disertai informasi yang cukup bagi investor untuk

menilai keandalan.

Laporan Interim Untuk Pengawasan dan Revisi Estimasi Laba

Menilai kekuatan laba atau peramalan laba suatu perusahaan bergantung pada estimasi kondisi

masa depan yang tidak dapat dibuktikan. Analisis harus terus menerus mengawasi kinerja

perusahaan dan membandingkannya dengan peramalan dan asumsi terkini. Laporan keuangan

interim merupakan sumber informasi yang berharga untuk mengawasi kinerja. Laporan ini

berguna untuk merevisi estimasi kekuatan laba dan peramalan laba. Namun, laporan interim

memiliki keterbatasan yang terkait dengan kesulitan untuk meletakkan komponen laba pada

periode kurang dari satu tahun.

BAPEPAM sendiri mengharuskan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk

menyampaikan laporan keuangan interim per kuartal. Laporan ini sama seperti laporan

keuangan satu tahun, yaitu terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal,

laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.