Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa...

106
Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan dalam Al Quran Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa Aceh karya Mahjiddin Jusuf Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.S) Oleh DALIPAH RAHMAH 1112024000014 PROGRAM STUDI TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M/1437 H

Transcript of Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa...

Page 1: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan dalam

Al Qur’an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa Aceh

karya Mahjiddin Jusuf

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.S)

Oleh

DALIPAH RAHMAH

1112024000014

PROGRAM STUDI TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2016 M/1437 H

Page 2: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Dalipah Rahmah

N I M : 1112024000014

Program Studi : Tarjamah (Bahasa Arab)

Fakultas : Adab dan Humaniora

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar sarjana Strata 1 (S1) di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 21 Maret 2016

Dalipah Rahmah

Page 3: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan
Page 4: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan
Page 5: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

v

PRAKATA

Alhamdulillah, segala puji syukur Peneliti panjatkan kehadirat Allah Swt, sang Maha

Pengasih lagi Penyayang, karena berkat Kemurahan-Nya Peneliti diberi kemudahan dalam

menyelesaikan skripsi ini. Di samping kemurahan yang diberikan Allah Swt, berkat kasih

cinta orang-orang di sekitar Peneliti pula skripsi ini dapat terselesaikan.

Shalawat serta salam tercurah kepada kekasih Allah, junjungan umat manusia seluruh

alam Nabi Muhammad Saw, beserta keluarga, para sahabat, dan semoga kita semua

mendapat syafaatnya di hari pengadilan nanti. Dengan segala kerendahan hati, tak lupa

Peneliti haturkan beribu terima kasih kepada sejumlah nama yang turut serta menyukseskan

dan memberi kemudahan bagi Peneliti dalam proses penyelesaian skripsi.

Dalam kesempatan ini pula, Peneliti mengucapkan terima kasih kepada seluruh civitas

akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya kepada: Bapak Prof. Dr. Sukron

Kamil, MA selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora. Bapak Dr. Moch. Syarif

Hidayatullah, M. Hum selaku ketua Jurusan Tarjamah sekaligus dosen pembimbing, dan Ibu

Rizqi Handayani, MA selaku Sekretaris Jurusan Tarjamah yang telah memberikan

kemudahan dalam pengurusan administrasi penulisan Skripsi ini, serta kepada seluruh dosen

Jurusan Tarjamah yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan selama

mengikuti perkuliahan serta menjadikan kami lebih berguna dengan ilmu yang telah

diberikan. Tak lupa peneliti berterima kasih kepada seluruh staf TU khususnya Fakultas Adab

dan Humaniora yang telah banyak membantu dan mengurus segala administrasi.

Terima kasih juga peneliti ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ahmad Satori Ismail, MA

Bapak Drs. Ikhwan Azizi, MA selaku dosen penguji sidang skripsi, peneliti mengucapkan

terima kasih yang tak terhingga atas kesediannya meluangkan waktu ditengah kesibukannya

Page 6: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

vi

untuk membaca, mengoreksi, dan memberikan referensi, serta memotivasi peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Terima kasih berbalut cinta yang tak terhingga peneliti hanturkan kepada kedua

orangtua tercinta, Ayahanda M. Jalil dan Ibunda Nurma, yang tak kenal lelah memberikan

dorongan, dukungan, motivasi baik berupa moril maupun materil. Terimakasih atas setiap

cinta yang terpancar serta doa dan restu yang selalu mengiring tiap langkah peneliti. Kepada

kakek dan nenek yang sudah peneliti anggap orang tua kedua selama diperantauan yaitu Prof.

M. Dien Madjid dan Drs. Siti Sahara. Karena merekalah peneliti dapat menjangkau dunia

pendidikan hingga saat ini. Tak lupa peneliti ucapkan terima kasih kepada abang-abang

peneliti M. Jailani dan Hardiansyah, S. HI yang telah mendukung, memotivasi dan membantu

baik secara moril maupun materil sehingga dapat terselesainya penulisan skripsi ini. Teruntuk

adik-adik Peneliti, Alda Syahputra, Hultari Agustina dan Fasya Alfata peneliti haturkan

banyak doa dan terima kasih atas segala doa, dukungan, canda, tawa dan macam-macam

bantuan dalam menyelesaikan Skripsi ini. semoga semua usaha peneliti dapat menjadi

motivasi tak terhingga agar adik-adik tercinta dapat menggapai hal yang sama bahkan lebih

demi kebahagiaan dan kebanggaan kedua orang tua tercinta.

Kepada sahabat-sahabat terbaik, Ayu Rahmadhani, Monatria, Naya, Intan, Hikmah,

Wardatul, Annida. Amel, Riyanti dan Elfa, yang senantiasa ada untuk memberikan dukungan,

melantunkan doa serta mengusahakan segala macam bantuan terkait penyelesaian Skripsi ini.

Kemudian kepada kerabat seperjuangan, Tarjamah amgkatan 2012 Terima kasih untuk

kebersamaannya selama 4 tahun kita berjuang di bangku perkuliahan, jatuh bangun, pahit

manis, kita rasakan bersama-sama.

Semoga skripsi yang sederhana ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu

pemgetahuan baik dalam bangku perkuliahan,maupun penelitian terutama pada bidang

Page 7: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

vii

kajian penerjemahan. Terakhir, Peneliti hendak menyapa setiap nama yang tidak dapat

Peneliti cantumkan satu per satu, terima kasih atas doa yang senantiasa mengalir tanpa

sepengetahuan Peneliti. Terima kasih sebanyak-banyaknya kepada orang-orang yang turut

bersuka cita atas keberhasilan Peneliti menyelesaikan Skripsi ini. Alhamdulillah.

Sebagai manusia biasa, tentunya Peneliti masih memiliki banyak kekurangan

pengetahuan dan pengalaman pada topik yang diangkat dalam Skripsi ini, begitu pula dalam

penulisannya yang masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, peneliti akan sangat

senang jika menerima berbagai masukan dari para pembaca baik berupa kritik maupun saran

yang sifatnya membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan di masa yang akan

datang.

Ciputat, 28 April 2016

Dalipah Rahmah

Page 8: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................ iv

PRAKATA ................................................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................................ viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ......................................................... xi

PETUNJUK PEMBACAAN BAHASA ACEH ........................................................... xvi

ABSTRAK .................................................................................................................... xix

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................................................. 3

C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4

E. Kajian Terdahulu ............................................................................................ 5

F. Metodologi Penelitian .................................................................................... 8

G. Sistematika Penulisan .................................................................................... 10

BAB II KERANGKA TEORI

A. Konsep Umum Penerjemahan Alquran ........................................................... 11

1. Pengertian Terjemahan Alquran .............................................................. 11

2. Macam-macam Terjemahan Alquran ....................................................... 11

3. Syarat-syarat Penerjemah Alquran .......................................................... 13

Page 9: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

ix

B. Penilaian Terjemahan ......................................................................................... 16

1. Pokok-pokok Penilaian ................................................................................. 16

a. Struktur (Gramatikal) ............................................................................ 16

b. Pemakaian Ejaan ................................................................................... 16

c. Diksi ...................................................................................................... 17

d. Efektivitas Kalimat ................................................................................ 18

2. Pedoman Penilaian Terjemahan ................................................................... 19

a. Rochayah Machali................................................................................ 19

b. Moch. Syarif Hidayatullah ................................................................... 25

c. Syihabuddin ......................................................................................... 27

d. Benny Hoedoro Hoed ........................................................................... 29

C. Keterbacaan ........................................................................................................ 32

1. Masalah Keterbacaan Teks ...................................................................... 33

2. Faktor yang Menentukan Tingkat Keterbacaan Teks ............................... 34

3. Faktor Keterbacaan dalam Penerjemahan ................................................ 34

D. Sintesis Pustaka .................................................................................................. 36

BAB III GAMBARAN UMUM AL QUR’AN AL KARIM TERJEMAHAN BEBAS

BERSAJAK DALAM BAHASA ACEH

A. Seputar Al Qur’an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa Aceh 37

B. Tentang Penerjemah ....................................................................................... 39

1. Riwayat Hidup Mahjiddin Jusuf ............................................................ 39

2. Aktivitas Agama dan Sosial Mahjiddin Jusuf ......................................... 40

3. Karya-karya Mahjiddin Jusuf ................................................................. 43

Page 10: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

x

BAB IV ANALISIS PENILAIAN KUALITAS TERJEMAHAN AL QUR’AN AL

KARIM TERJEMAHAN BEBAS BERSAJAK DALAM BAHASA ACEH

SURAH Al- QALAM

A. Analisis Penilaian Kualitas Terjemahan Al Qur’an Al Karim Terjemahan

Bebas Bersajak dalam Bahasa Aceh dari Aspek Keterbacaan .................. 45

B. Hasil dan Penilaian Terjemahan Al Qur’an Al Karim Terjemahan

C. Bebas Bersajak dalam Bahasa Aceh dari Aspek Keterbacaan .................. 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 76

B. Saran-saran .......................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 78

LAMPIRAN .................................................................................................................... 80

Page 11: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

xi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Dalam skripsi ini, sebagian data ditransliterasikan ke dalam huruf latin. Transliterasi

ini berdasarkan pedoman transliterasi Arab-Latin dalam buku “Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah” CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1. Padanan Aksara

Berikut adalah daftar aksara Arab dan padannya dalam aksara latin.

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak dilambangkan ا

B be ب

T te ت

Ts ted an es ث

J je ج

H h dengan garis bawah ح

Kh ka dan ha خ

D De د

Dz de dan zet ذ

R er ر

Z zet ز

S es س

Page 12: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

xii

Sy es dan ye ش

S es dengan garis di bawah ص

D de dengan garis di bawah ض

T te dengan garis di bawah ط

Z zet dengan garis di bawah ظ

koma terbalik di atas ‘ ع

hadap kanan

Gh ge dan ha غ

F Ef ف

Q Ki ق

K Ka ك

L El ل

M Em م

N En ن

W We و

H Ha ه

Apostrof , ء

Y Ye ي

Page 13: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

xiii

2. Vokal

Vokal dalam bahasa arab, seperti vokal bahasa indonesia, terdiri dari vokal tunggal

atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggul, ketentuan alih

aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

A fathah ـــــــ

I kasrah ـــــــ

U dammah ـــــــ

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

Ai a dan i ----ي

Au a dan u ----و

Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa arab dilambangkan

harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

 â dengan topi di atas ــا

Ĭ ĭ dengan topi di atas ــى

Û û dengan topi di atas ــو

3. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara arab dilambangkan dengan huruf, yaitu ال,

dilahirkan menjadi huruf /L/, baik diikuti huruf syamsiyah maupun huruf qomariyah. Contoh:

al-rijâl, al-dîwân bukan ad-dîwân.

Page 14: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

xiv

4. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah

tanda )ـــ), dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf , yaitu dengan menggandakan

huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang

menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf

syamsiyyah. Misalnya, kata الضرورة tidak ditulis ad-darûrah melainkan al-darûrah, demikian

seterusnya.

5. Ta Marbûtah

Berkaitan dengan alih aksara ini, huruf ta marbûtah terdapat pada kata yang berdiri

sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal

yang sama juga berlaku jika ta marbûtah tersebut diikuti oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2

di bawah). Namun, jika huruf ta marbûtah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf

tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3)

No Kata Arab Alih Aksara

tarîqah طريقة 1

al-jâmi’ah al-islâmiyyah الجامعة اإلسالمية 2

wahdat al-wujûd وحدة الوجود 3

6. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam alih aksara ini

huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang berlaku dalam Ejaan

Yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, anatara lain untuk menuliskan permulaan

kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Penting diperhatikan,

jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap

huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya. (Contoh: Abû Hâmid

al-Ghazâlî bukan Abû Hâmid Al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi).

Beberapa ketentuan lain dalam EYD sebetulnya juga dapat diterapkan dalam alih

akasara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold).

Page 15: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

xv

Jika menurut EYD, juduk buku itu ditulis dengan cetak miring, maka demikian halnya dalam

alih aksaranya. Demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal dari dunia

Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar katanya berasal dari

bahasa arab. Misalnya ditulis, Abdussamad al-Palimbani, tidak ‘Abd al-Samad al-Palimbânî;

Nuruddin al-Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânîrî.

7. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi’l), kata benda (ism), maupun huruf (harf) ditulis secara

terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara atas kalimat-kalimat dalam bahasa Arab,

dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan di atas:

Kata Arab Alih Aksara

dzahaba al-ustâdzu ذهب األستاذ

tsabata al-ajru ثبت األجر

al-harakah al-‘asriyyah الحركة العصرية

asyahdu an lâ ilâha illâ Allâh أشهد أن ال اله اال هللا

Maulânâ Malik al-Sâlih موالنا ملك الصالح

yu’ats-tsirukum Allâh يؤثركم هللا

al-mazâhir al-‘aqliyyah المظاهر العقلية

al-âyât al-kauniyyah اآليات الكونية

al-darûrat tubihu al-mahzûrât المحظورات تبيحالضرورة

Page 16: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

xvi

PETUNJUK PEMBACAAN BAHASA ACEH

Petunjuk pembacaan Bahasa Aceh ini berpedoman pada Kamus Umum Bahasa Aceh-

Indonesia M. Hasan Basri cetakan pertama tahun 1994. Namun, dalam penulisan bahasa

Aceh dalam Al-Qur’an Al Karim Terjemahan Bebas Bersaja dalam Bahasa Aceh ejaan yang

digunakan adalah Ejaan P3KI 1992 yang telah disempurnakan dan tidak mengunakan tanda

tambahan (diakritik) agar memudahkan penulisan.

Dasar Sistem Ejaan Bahasa Aceh (EBA) adalah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD),

kecuali bila terdapat “lafal khas Aceh”, maka kata-kata dimaksud memiliki tanda dan huruf

tambahan (huruf majemuk dan konsonan rangkap) yang sedikit banyak menggunakan nilai

fonetik.

A. Tanda Tambahan

1. Aksen tirus (Accent aigu) pada huruf E, e sehingga berbunyi, Ӗ, ȇ dalam kata sate,

mente, perlente, secara fonetik ditulis (e), seperti:

Lahẻ (lahir, melahirkan)

Pẻt (pejam, memejamkan)

2. Aksen rendah (accent grave) pada E,e sehingga berbunyi, seperti Ӗ,ẻ pendek

dalam kata ejek, ember, secara fonetik tertulis (ɛ). Seperti halnya kata di atas,

tetapi lebih pendek pengucapannya.

3. Huruf E,e yang dilafalkan dalam bentuk (∂) yang dilafalkan, seperti emas, kalem.

Contohnya:

Le (banyak)

Tahe (heran, tercengang)

Page 17: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

xvii

4. Diftong yang khas Aceh eu, eu dilafalkan antara bunyi i, o, u dengen e pepet

dengan u tidak bertekanan , ini berbeda dengan lafal eu dalam bahasa Sunda

ataupun Prancis, seperti:

Beukah (koyak, rusak, pecah, terbit (matahari), celah)

Beuneung ( benang)

5. Diftong ie, oe, ue, dilafalkan antara bunyi i, o, u dengen e pepet ditutup atau

didominasi oleh bunyi e, seperti:

Ie (air, sesuatu yang cair, cahaya)

Rugoe (rugi, kerugian)

Ue (tersumbat, tercekik, kerongkongan, macet)

6. Diftong EU ditambah lagi dengan vocal e pepet menjadi EUE, dilafalkan antara

bunyi EU dengan E, didominasi dan tutup dengan e pepet, seperti:

Bateue (batal, tidak sah, tidak berlaku)

Peute (empat)

7. Tanda trema (¨) pada huruf Ӧ, ӧ dilafalkan, seperti bunyi o dalam fotokopi, yudo.

Secara fonetik ditulis (o), seperti:

Bӧt (mencabut, mengeluarkan, menarik, mengangkat)

Lӧn (Peneliti)

8. Huruf o, o (tanpa trema) dilafalkan seperti bunyi o dalam orang, botol. Dalam

lambing fonetik (o), seperi:

Boh (buah, buah-buahan, kemaluan pria)

Tulo (pekak, tuli)

Page 18: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

xviii

B. Konsonan Rangkap

Konsonan rangkap ialah 2 bunyi konsonan yang dilafalkan sebagai satuan, tajam

dan jelas, seperti:

KL Klo (bisu, kelu)

TH That (sangat, amat, luar biasa)

C. Huruf dengan Lafal Khas Aceh

Huruf Rr, Ss dan Tt dilafalkan dengan khas Aceh seperti berikut ini:

Rr dilafalkan dengan anak tekak atau langit-langit lembut (uvular) seperti bunyi ghain

bahasa Arab (غ( atau dalam bahasa Prancis venir, rue. Lafal ini banyak digunakan

di sebagian Aceh Besar dan Aceh Barat.

Ss dilafalkan seperti bunyi “th” dalam bahasa Inggris think atau dalam bahasa Arab

.(ث)

Tt dilafalkan dengan ujung lidah menyentuh langit-langit di pangkal gigi seri.

D. Semi Vokal

Semi vocal Y y dan W w di tengah suku kata saja, seperti:

Siya (rasa sakit karena terbakar)

Kawet (kait, kaitan)

Page 19: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

xix

ABSTRAK

DALIPAH RAHMAH

Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan dalam Al Qur’an Al Karim

Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa Aceh karya Mahjiddin Jusuf

Keterbacaan yaitu derajat kemudahan sebuah tulisan untuk mudah dipahami

maksudnya, semakin tinggi keterbacaan akan semakin mudah tulisan dipahami, dan semakin

rendah keterbaacaan akan semakin sulit untuk dipahami maksudnya.

Penelitian ini ingin mengetahui sejauh mana kualitas terjemahan dari aspek

keterbacaan yang dilakukan oleh penerjemah pada setiap kata, frasa, klausa dan kalimat yang

terdapat dalam Al Qur’an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa Aceh karya

Mahjiddin Jusuf. Evaluasi dan analisis yang dilakukan merujuk kepada beberapa faktor

keterbacaan dalam penerjemahan. Faktor-faktor itu antara lain: konkret, tegas, jelas, dan

popular. Hasil-hasil evaluasi tersebut akan dimasukkan ke dalam tabel hitungan matematis

yang akan dijumlahkan untuk mengetahui kualitas dan nilai terjemahan.

Dari segi keterbacaan hasil terjemahan ini, peneliti medapatkan terjemahan yang tidak

diterjemahkan secara konkret dan abstrak. Dalam sebuah kalimat peneliti juga menemukan

hasil terjemahan yang bertele-tele (pemborosan kata). Adapun dari segi kejelasan, peneliti

juga menemukan beberapa terjemahan yang tidak tersampaikan dengan jelas dan lengkap,

serta peneliti juga menemukan penggunaan dan pemilihan diksi yang kurang popular dan

lazim. Kesalahan-kesalahan ini mengakibatkan menurunnya kualitas dan nilai terjemahan.

Page 20: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penerjemahan adalah usaha mereproduksi pesan dari bahasa sumber (BSu) ke dalam

bahasa sasaran (BSa) dengan hasil semirip mungkin, baik dalam makna maupun gaya bahasanya.

Sebuah karya terjemahan harus mempengaruhi pembaca dengan cara yang sama seperti karya

aslinya. Seorang penerjemah harus bisa menjamin bahwa apa yang disampaikan kepada

pembacanya adalah benar-benar seperti apa yang dimaksud penulis asli. Tentunya ini bukan

persoalan mudah, apalagi menerjemahkan teks dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.

Kegiatan penerjemahan sesungguhnya bukan hal yang baru dalam peradaban manusia.

Di era globalisasi ini komunikasi lintas bahasa dalam bentuk penerjemahan masih eksis, bahkan

cenderung semakin penting. Tak terkecuali kegiatan penerjemahan dari bahasa Arab ke dalam

bahasa Indonesia juga semakin marak seiring dengan meningkatnya ghirah ‘semangat’

keberagamaan umat Islam di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya buku terjemahan,

terutama yang berhubungan dengan khazanah keislaman, seperti Alquran, Hadis, tafsir, fikih,

akhlak, akidah, tasauf dan lain-lain.1

Penilaian terjemahan sangat penting disebabkan dua alasan: (1) untuk menciptakan

hubungan dialektik antara teori dan praktik penerjemahan; (2) untuk kepentingan kriteria dan

standar dalam menilai kompetensi penerjemah, terutama apabila kita menemui beberapa versi

teks bahasa sasaran (Bsa) dari teks bahasa sumber (Bsu) yag sama.2

1 M. Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemhan Arab Indonesia (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 1. 2 Rochayah Machali, Pedoman Bagi Penerjemah (Jakarta: Grasindo, 2000), h. 108.

Page 21: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

2

Menilai terjemahan juga meliputi tiga alasan : (1) untuk melihat keakuratan; (2) untuk

mengukur kejelasan; (3) untuk menimbang kewajaran suatu terjemahan. Keakuratan berarti

sejauh mana pesan dalam Tsu disampaikan dengan benar dalam Tsa. Kejelasan berarti sejauh

mana pesan yang dikomunikasikan dalam Tsa dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca Tsa.

Pesan yang ditangkap pembaca Tsu sama dengan pesan yang ditangkap oleh pembaca Tsa.

Kewajaran berarti sejauh mana pesan dikomunikasikan dalam bentuk yang lazim, sehingga

pembaca Tsa merasa bahwa teks yang dibacanya adalah teks asli yang ditulis dalam Bsa.

Karenanya, aspek yang dinilai adalah: (1) pesan tersampaikan atau tidak; (2) kewajaran dan

ketepatan pengalihan pesan; (3) kesesuaian hal-hal teknis dalam kerja penerjemahan dengan tata

bahasa dan ejaan yang berlaku.3

Sebagai sebuah produk, terjemahan tentunya mempunyai tingkatan kualitas yang bisa

ditentukan oleh beberapa faktor. Pada umumnya, kualitas suatu terjemahan bisa diukur dari

factor keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan dari terjemahan tersebut. Keakuratan suatu

terjemahan ditentukan oleh keutuhan makna dalam terjemahan tersebut. Keberterimaan menjadi

aspek penting dari suatu terjemahan karena menentukan kepantasan suatu terjemahan dilihat dari

bahasa sasaran. Sedangkan aspek keterbacaan erat kaitannya dengan target pembaca dari suatu

teks.4

Keterbacaan ialah derajat kemudahan sebuah tulisan untuk mudah dipahami maksudnya.5

Dan tingkat keterbacaan ini bersinggungan dengan aspek-aspek linguistik, semisal penggunaan

kategori sintaksis (verba, nomina, ajektiva, pronomina, numeralia), penempatan fungsi sintaksis

3 Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab – Indonesia Kontemporer (Tangerang: UIN

PRESS, 2014), h. 142. 4 http://www.penerjemah-online.com/2012/11/tiga-aspek-penentu-kualitas-terjemahan.html (diakses pada

tanggal 03 November 2015). 5 Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 92.

Page 22: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

3

(subjek, predikat, objek, keterangan, pelengkap), serta pemilihan diksi, preposisi, kopula,

kolokasi, pungtuasi, dan semacamnya.6

Tujuan praktis penerjemahan seperti yang telah disebutkan di atas, acapkali terlupakan

oleh penerjemah. Ada terjemahan yang sudah secara setia menyampaikan pesan teks bahasa

sumber ke dalam bahasa sasaran, tetapi bahasa yang digunakan tidak bisa dipahami oleh

pembaca dengan baik. Ada pula terjemahan yang tampak “cantik” dan wajar, tetapi pesannya

menyimpang jauh dari pesan teks aslinya.

Fakta di atas tadilah yang mendorong peneliti untuk meneliti kualitas terjemahan dari

aspek keterbacaan pada Alquran terjemahan bahasa Aceh, hingga peneliti melakukan penelitian

dengan judul: “Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan dalam Al Qur’an

Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa Aceh karya Mahjiddin Jusuf”.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Mengingat banyaknya surat di dalam Alquran maka peneliti akan membatasi surat yang

akan diteliti. Untuk mempermudah pembahasan supaya lebih terarah, maka peneliti

memfokuskan dan membatasi penelitian ini hanya pada surat al- Qalam, dalam Al Qur’an

Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa Aceh karya Mahjiddin Jusuf dan

diterbitkan melalui penerbit Pusat Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Islam (P3KI), dengan

menganalisis tingkat keterbacaan hasil terjemahan tersebut kepada bahasa sasaran yaitu bahasa

Aceh yang baik dan benar.

6 M. Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h.

182.

Page 23: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

4

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, peneliti dapat merumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah kualitas terjemahan dalam Al Qur’an Al Karim Terjemahan Bebas

Bersajak dalam Bahasa Aceh jika dilihat dari segi aspek keterbacaan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang dikemukakan di atas, penelitian ini bertujuan:

1. Mengetahui kualitas dan mengevaluasi tingkat keterbacaan dalam penyampaian

pesan dalam pengalihan teks-teks pada bahasa sumber kepada bahasa sasaran

menurut kaidah penerjemahan, dalam terjemahan Al Qur’an Al Karim

Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa Aceh.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Menambah khasanah penelitian penerjemahan yang telah ada dan menambah

pengetahuan seputar penilaian karya terjemahan.

2. penelitian ini diharapkan dapat menjadikan inspirasi dan motivasi bagi teman-teman

mahasiswa tarjamah untuk melakukan penelitian penilaian kualitas terjemahan

dengan objek yang lain.

3. Sebagai wacana keilmuan dan pengalaman bagi penulis.

Page 24: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

5

3. Kajian Terdahulu

Setelah peneliti mencari dan menelaah bebagai karya-karya ilmiah baik melalui

perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora maupun perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, sepengetahu peneliti ada beberapa kajian skripsi yang memiliki kesamaan subtansi

dengan penelitian ini, salah satu diantaranya adalah skripsi dari:

Tatam Wijaya (2008) menulis tentang “Kritik atas Terjemahan hadits: Studi Kasus

Hadist-Hadist Zakat Mukhtasar Shahih Bukhary”. Batasan permasalahan yang diteliti oleh

peneliti hanya terfokus pada bab Zakat saja. Salah satu yang menjadi pertimbangan mengapa

pada bab Zakat yang dipilih oleh peneliti sebagai sasaran utamanya karena sering dijumpai kata

,إنفاق تصدق, زكاة yang pada kesemuannya memiliki arti yang sama dan serupa, yaitu; zakat. Jika

seorang penerjemah tidak mampu dan hati-hati dalam memahami konteks pada Bsu maka akan

terjadi kekeliruan dalam menerjemahkan.

Dalam penelitian ini, peneliti membahas tentang kritik atas terjemahan yang dibagi dari

dua segi, yaitu kritik internal dan kritik eksternal. Keritik internal hanya fokus pada isi atau

materi terjemahan kitab Mukhtashar shahih Al-Bukhari dengan melakukan kritik juga penilaian

secara objektif terhadap terjemahan tersebut. Sedangkan kritik eksternal hanya focus kepada

penyajian hasil buku terjemhan kitab Mukhtashar shahih Al-Bukhari dari segi artistik dan grafis.

Penelitian merujuk pada teori yang dikemukakan oleh Moch Syarif Hidayatullah. Alasannya,

teori ini dianggap lebih mudah untuk memproleh nilai secara matematis.

Amir Hamzah (2011 M/ 1436 H) yang menulis tentang “ Penilaian Kualitas Terjemahan

(Studi kasus terjemahan Fiqh Al islam wa Adillatuh bab salat pasal I karya Dr Wahbah

Al- Zuhaili)”. Batasan masalah dalam penulisan skripsi yang ditulis oleh peneliti hanya fokus

Page 25: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

6

pada bab Salat saja. Sedangkan rumusan masalah yang dikemukakan oleh peneliti adalah

ketepatan, kejelasan, dan kewajaran dalam mengalihkan pesan. Dalam penelitiannya, peneliti

merujuk pada teori yang dikemukakan oleh Rochayah Machali. Kriteria yang digunakan oleh

peneliti dalam melakukan proses penilaian adalah pokok-pokok penilaian dan struktur gramatika.

Struktur gramatika tertuju pada pembahasan tentang morfologis dan sintaksis. Kedua bidang

tersebut memang berbeda, tetapi keduanya adalah bidang tataran linguistic yang secara

tradisional disebut tata bahasa atau gramatika. 7

Sintaksis dan morfologis sangat berpengaruh terhadap proses penerjemahan. Apabila

terjadi kesalahan dalam pengalihan makna, maka akan berpengaruh terhadap makna yang

dihasilkan. Sedangkan morfologis padanannya sesuai tetapi tidak berubah nilai rasa. Dalam

kajian linguistik morfologis adalah ilmu yang membahasa tentang struktur internal kata,

sedangkan sintaksis adalah ilmu yang membicarakan kata dengan hubungannya dengan kata lain,

atau unsur-unsur lain sebagai satuan ujaran.8

Hilman Ridha (2011 M/1436 H) yang menulis tentang “ Kualitas mesin penerjemah

statistik studi terhadap terjemahan dokumen berita Aljazeera.net menurut ahli dan pembaca

awam”. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif dengan desain studi kasus

terpancang (embedded case study research). Penelitian ini mengkaji terkait aspek afektif atau

sama dengan tanggapan pembaca ahli dan pembaca awam terhadap terjemahan dan juga

menganalisis kualitas penerjemahan mesin (machine translation)

Abdul Rosyid (2014) yang menulis tentang “ Studi Komparatif Penilaian Kualitas

Terjemahan Kitab Safinatun najaat antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda. Dalam

7 Abdul Chaer, Linguistik Umum (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 206. 8 Abdul Chaer, Linguistik Umum (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 206.

Page 26: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

7

penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dengan berlandaskan

penelitian terhadap teks kitab “Safiinatun Najaat” serta terjemahannya sebagai objek penelitian.

Kemudian beliau membandingkan kualitas terjemahannya, yaitu antara terjemahan Sunda dan

Indonesia tersebut.

Syafa’at Maulana (2014) yang menulis tentang “ Penilaian Kualitas Terjemahan dari

Aspek Keterbacaan dalam Kitab al-Muqaddimah al-Hadramiyyah Penerbit Ar-Roudho”.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan deskriptif dengan pendekatan analisis

ekuivalensi (fokus pada bahasa sasaran dalam menggunakan teks-teks yang ada dalam kitab al-

Muqaddimah al-Hadramiyyah dengan mengeksplorasi aspek keterbacaan yang meliputi kosa

kata, susunan kalimat, dan lepadatan kata dalam kalimat). Pedoman yang digunakan dalam

penulisan skripsi tersebut adalah yang dikemukakan oleh Moch. Syarif Hidayatullah.

Skripsi Abdul Rosyid, Amir Hamzah, Tatam Wijaya dan Syafa’at Maulana melakukan

penilaian kualitas terjemahan terhadap teks buku dan kitab. Sementara Hilman Ridha melakukan

penilaian kualitas terjemahan melalui media, yaitu kualitas mesin penerjemah statistik.

Sementara dalam skripsi ini akan mencoba menganalisis terjemahan Alquran. Sehingga menurut

peneliti, penelitian ini signifikan dan patut dilakukan.

Perbedaan dengan yang akan diteliti adalah, mengamati hasil terjemahan dari aspek

keterbacaan, baik dari segi ketepatan (yaitu dengan melihat sejauh mana pesan itu tersampaikan),

segi kejelasan (yaitu melihat struktur kalimat, pemilihan diksi, dan pemakain ejaan yang sesuai

dengan padanan pada bahasa sasaran) juga meliputi struktur bahasa, pemakaian ejaan, pemilihan

dan diksi yang digunakan. Korpus yang digunakan berbeda dengan peneliti diatas yaitu Al

Qur’an Al Karim Terjemahan Bahasa Bersajak dalam Bahasa Aceh.

Page 27: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

8

4. Metodologi Penelitian

a. Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam menilai kualitas terjemahan adalah metode

kualitatif deskriptif. Terfokus pada bahasa sasaran dalam Al Qur’an Al Karim Terjemahan

Bebas Bersajak dalam Bahasa Aceh dengan mengeksplorasi ketepatan, kejelasan dan kewajaran

terjemahan meliputi struktur bahasa, pemakaian ejaan, pemilihan diksi, dan keefektipan kalimat

yang digunakan. yaitu dengan cara mengamati dan menganalisis teks-teks yaitu TSu dan TSa

pada surah al Qalam, kemudian peneliti menjelaskan dan menguraikan hingga tercapai tujuan

penelitian yang telah dirumuskan sehingga data hasil penelitian bisa diambil manfaatnya.

b. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini memiliki sumber primer dan skunder. Adapun sumber

primernya adalah Al Qur’an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa Aceh.

Sumber skunder adalah literatur-literatur yang mendukung peneliti dalam penelitian ini yaitu,

seperti buku-buku semantik, linguistik, kamus-kamus dalam bahasa Arab, kamus bahasa Aceh

maupun Kamus Umum Bahasa Indonesia, data-data dari internet dan lain-lain.

c. Teknik pengumpulan data

Data yang diambil oleh peneliti dalam melakukan proses penelitian berupa teks-teks arab

yang terdapat dalam Al Qur’an Al Karim Terjemahan Bahasa Bersajak dalam bahasa Aceh.

Proses penelitian Pertama, mencari sumber data yaitu Al Qur’an Al Karim Terjemahan Bahasa

Bersajak dalam bahasa Aceh. Kedua, membaca beberapa surat dari sumber tersebut. Ketiga,

memilih surat yang dijadikan corpus dalam penelitian. Keempat, menganalisis data dan

kemudian menguraikan hingga tercapai tujuan penelitian yang telah dirumuskan sehingga hasil

penelitian bisa diambil manfaatnya.

Page 28: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

9

d. Analisis data

Adapun dalam penelitian ini menganalisis sejumlah ayat yang terdapat dalam Al Qur’an

Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa Aceh pada surat al- Qalam, meliputi

struktur bahasa, pemakaian ejaa, pemilihan diksi, dan keefektifan kalimat yang digunakan,

kemudian menguraikan.

Dalam hal ini, penelitian menggunakan teori penilaian yang dikemukakan oleh Moch.

Syarif Hidayatullah sebagai rujukan pertama dalam proses penelitian, peneliti lebih memilih teori

tersebut karena perhitungan matematisnya sudah sangat jelas, juga dalam pembahasannya

dijelaskan secara detail nilai-nilai yang mendukung kriteria dalam proses penilaian terjemahan.

Penelitian juga menggunakan teknik pengumpulan data menggunakan library research

(penelitian/studi pustaka) dengan menggunakan data-data yang berkaitan dengan penelitian.

Di luar itu, untuk menunjang materi dan keilmiahan penelitian, peneliti melakukan

konsultasi dengan ahli yang terkait. Merujuk sumber-sumber lain yang mempunyai keterkaitan

dengan penelitia ini seperti, buku-buku semantik, linguistik, data-data dari internet, dan lain-

lain.

Kemudian dalam penyusunan dan tekhnik penulisan skripsi, peneliti berpedoman pada

buku Pedoman Penulis Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang di keluarkan oleh

Center of Quality Development an Assurance (CeQDA) Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

Page 29: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

10

5. Sistematika Penulisan

Guna mendapat pemahaman yang terarah dan komprenshif dalam pembahasa masalah

ini, peneliti perlu merumuskan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, mencakup: latar belakang permasalahan, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian terdahulu, kerangka teori, metodologi

penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Kerangka Teori, bab ini adalah kelanjutan dari bab sebelumnya, berisi tentang

teori-teori yang penulis gunakan dalam menganalisis permasalahan yang peneliti angkat dalam

skripsi ini, yaitu berupa teori-teori penilaian terjemahan yang mencakup: penerjemhan dan

penilaian terjemahan.

Bab III Gambaran umum Al Qur’an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa

Aceh. Bab ini merupakan gambaran mengenai biografi, riwayat hidup, aktivitas agama dan

social, serta karya-karya penerjemah.

Bab IV Analisis penilaian terhadap penilaian terjemahan Al Qur’an Al Karim

Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa Aceh yang ditinjau dari perspektif aspek keterbacaan

terjemahan, yang meliputi: konkret, tegas, jelas, dan populer.

Bab V Penutup, bab ini terdiri dari kesimpulan disertai saran-saran serta rekomendasi

bermanfaat yang peneliti berikan untuk penerjemah dan penerbit untuk edisi selanjutnya.

Page 30: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

11

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Konsep Umum Penerjemahan Alquran

1. Pengertian Terjemahan Alquran

Secara harfiah, terjemahan berarti menyalin atau memindahkan suatu pembicaraan dari

suatu bahasa ke bahasa lain, atau singkatnya mengalih bahasakan. Terjemahan, berarti salinan

bahasa, atau alih bahasa dari suatu bahasa ke bahasa lain.9 Terjemah, yang dalam bahasa Inggris

dikenal dengan istilah translation, dan dalam literatur Arab diikenal dengan tarjamah, ialah

usaha menyalin atau menggantikan suatu bahasa melalui bahasa lain supaya dipahami oleh orang

lain yang tidak mampu memahami bahasa asal atau aslinya.

Secara etimologis, terjemah berarti menerangkan atau menjelaskan, seperti dalam

ungkapan: “ترجم الكالم”, maksudnya “بينه ووضحه” menerangkan suatu pembicaraan dan

menjelaskan maksudnya.10 Orang yang menerjemahkan sesuatu, termasuk Alquran dalam bahasa

Indonesia disebut penerjemah, juru terjemah atau juru bahasa, sedangkan dalam bahasa Arab,

disebut dengan mutarjim, tarjuman, atau turjuman.

2. Macam-macam Terjemahan Alquran

Munculnya persoalan-persoalan baru seiring dengan dinamika masyarakat yang progresif

mendorong umat Islam untuk mencurahkan perhatian yang besar dalam menjawab problematika

9 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta, 1989), h. 938. 10 Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur’an ( Depok: Rajawali Pers, 2014), h. 112.

Page 31: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

12

kontemporer yang semakin kompleks dari masa kemasa. Untuk itu peneliti akan menjelaskan

beberapa model dalam menerjemahkan Alquran sebagai berikut:

a. Terjemahan harfiah

Terjemahan harfiah juga secara umum disebut dengan terjemahan lafzhiah11 ialah

terjemahan yang dilakukan dengan apa adanya, bergantung dengan susunan dan struktur bahasa

asal yang diterjemahkan. Karenanya, bisa juga disebut dengan terjemah leterlek.12 Terjemah

harfiah begiu identik dengan terjemah leterlek atau terjemah lurus dalam bahasa Indonesia, yakni

terjemahan yng dilakukan dengan cara menyalin kata demi kata atau word for word translation.

Menurut Husain al-Dzahabi, membedakan terjemahan harfiah menjadi dua model:

Terjemah harfiah bi al-mitsl

Ialah terjemahan yang dilakuakan apa adanya, terikat dengan susunan dan struktur bahasa

asal yang diterjemahkan.

Terjemah bighair al-mitsl

Ialah terjemahan yang pada dasarnya sama dengan terjemah harfiah bi al-mitsl, hanya

saja sedikit lebih longgar keterangannya dari susunan dan struktur bahasa asal yang

diterjemahkan.

b. Terjemahan tafsiriah

Terjemahan tafsiriah juga yang lazim disebut dengan terjemah maknawiyah, ialah

terjemahan yang dilakukan mutarjim dengan lebih mengedepankan maksud atau isi kandungan

yang terdapat dalam bahasa asal yang diterjemahkan. Terjemah tafsiriah/maknawiyah tidak amat

terikat dengan susunan dan struktur gaya bahasa yang diterjemahkan. Dengan kata lain terjemah

tafsiriah/maknawiyah sama persis dengan istilah terjemahan bebas yang lebih mengedepankan

11 Anshori, Ulumul Qur’an (Depok: Rajagrafindo Persada, 2013) cetakan ke-1, h. 19. 12 Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur’an ( Depok: Rajawali Pers, 2014), h. 113.

Page 32: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

13

pencapaian maksud. Terjemah tafsiriah itu tetap berbeda dengan tafsir. Atau terjemahan tafsiriah

bukan tafsir. Menurut Muhammad Husain al-Dzahabi:

Pertama, terletak pada kedua bahasa yang digunakan. Bahasa tafsir dimungkinkan

sama dengan bahasa asli-katakanlah Alquran yang ditafsirkan, sedangkan terjemah tafsiriah pasti

menggunakan bahasa yang berbeda dari bahasa asli yang diterjemahkan.

Kedua, dalam tafsir, pembaca kitab/buku tafsir dimungkinkan melacak buku (teks)

aslinya manakala ada keraguan didalamnya; jadi berbeda dengan terjemah tafsiriyah yang tidak

mudah untuk mengecek aslinya manakala ada keraguan atau kesalahan yang dijumpai pembaca.

Untuk lebih mudah membedakan kedua metode penerjemahan ini, maka perhatiak

ilustrasi terjemahan ayat berikut:

اسطها كل البسط فتقعد موال تجعل يدك مغلولة إلى عنقك وال تب سو لوما م

Jika ayat tersebut diterjemahkan secara harfiah, maka pengetiannya berarti Allah

melarang seseorang membelenggu atau mengikat tangannya di atas pundaknya. Padahal, yang

dimaksud oleh ayat 29 surat Al-Isra’ [17] di atas adalah larangan bersikap pelit dalam

membelanjakan harta di samping melarang bersikap boros.

Kebenaran statement al-Dzahabi di atas tentang kemustahilan penerjemahan Alquran

secara harfiah, dapat diterima sepanjang terjemahan yang dilakukan mutarjim bermaksud untuk

merangkai isi kandungan Alquran yang sangat luas. Akan tetapi, boleh jadi tidak tepat apabila

sasaran yang dituju atau motivasi penerjemah hanya sebatas memperkenalkan makna kosa-kata

Alquran secara utuh dan menyeluruh (holistik) dengan cara menerjemahkannya secara tahlili

kata demi kata dari awal hingga akhir Alquran.

Page 33: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

14

3. Syarat-syarat Penerjemah Alquran

Penerjemahan alquran adalah mengalih pesan Alquran, ke bahasa asing selain bahasa

Arab, agar dapat dikaji oleh masyarakat yang tidak menguasai bahasa Arab, sehingga dapat

dimengerti maksud dari firman Allah tersebut sesuai pemahaman umum yang diterima oleh

umat Islam.

Seorang penerjemah Alquran juga harus memenuhi syarat-syarat, seperti: 13

(a) Harus seorang muslim, sehingga tanggung jawab keislamannya dapat dipercaya;

(b) Harus seorang yang tidak fasik;

(c) Menguasai bahasa sasaran dengan teknik penyusunan kata. Ia harus mampu menulis

dalam bahasa sasaran dengan baik;

(d) Berpegang teguh pada prinsip-prinsip penafsiran Alquran dan memenuhi kriteria sebagai

mufasir, karena penerjemah pada hakikatnya adalah seorang mufasir.

Pada saat melakukan kerja penerjemahan Alquran, seseorang harus memenuhi syarat-

syarat berikut:

a. Dalam menerjemahkan seorang penerjemah harus berpedoman pada syarat-syarat

penafsiran yang dapat diterima oleh akal sehat;

b. Penerjemah harus memperhatikan ketepatan terjemahan baik ketika melakukan

terjemahan kata per kata dengan memperhatikan aspek keterpahaman hasil

terjemahan maupun terjemahan makna dengan penjelasan yang dapat

menggambarkan makna tersebut dan memberi beberapa penjelas tambahan atas

pilihan makna;

13 Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab – Indonesia Kontemporer (Tangerang: UIN

PRESS, 2014), h. 99-102.

Page 34: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

15

c. Menjelaskan kebenaran pemilihan makna terjemahan dan berusaha menjelaskan

dengan dalil;

d. Dalam penerjemahan harus terkonsentrasi pada redaksi dan makna Alquran, bukan

pada bentuk susunan Alquran, karena system susunan tersebut merupakan mukjizat

yang tak terjemahkan;

e. Hendaknya penerjemahan makna Alquran dengan metode terjemahan yang benar;

f. Gaya penerjemahan dengan bahasa yang mudah dicerna, dan sesuai dengan

kemampuan umum pembaca;

1. Hati-hati dalam mencarikan padanan yang tepat dari kalimat-kalimat yang ada

dalam Alquran;

2. Menuliskan makna ayat dengan sempurna;

3. Memohon bantuan pada ahli Bsa untuk mendapatkan koreksi.

g. Menjadikan tafsir sebagai rujukan dalam penerjemahan;

h. Harus memberikan keterangan pendahuluan yang menyatakan bahwa terjemahan

Alquran tersebut bukanlah Alquran, melainkan tafsir Alquran.

Selain strategi di atas, ada teknik umum yang harus pula diketahui seorang yang hendak

menerjemahkan Alquran, seperti berikut:

(1) Penerjemahan ayat sebaiknya ditulis miring;

(2) Penerjemahan informasi ayat ditulis sesuai dengan kelaziman yang dipakai, seperti (QS

Al-Baqarah [2]: 33). Namun demikian, penulisan ini bisa disesuaikan dengan gaya

selingkung yang berlaku;

(3) Penerjemah ayat sebaiknya diapit oleh tanda petik ganda;

Page 35: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

16

(4) Penerjemah harus mengacu pada penerjemahan lain yang telah disepakati keakuratannya

oleh banyak kalangan, meskipun tetap dibenarkan melakukan penyuntingan bahasa,

bukan isi terjemahan;

(5) Penerjemahan Alquran di dalam teks lain, biasanya didahului dengan klausa Allah Swt.

Berfirman. ini bukan merupakan keharusan. Penerjemah bisa memodifikasinya.

B. Penilaian Terjemahan

Penilaian terjemahan merupakan bagian penting dalam konsep teori penerjemahan.

Karena itu kriteria/aspek penilaian terjemahan membawa pada konsep terjemahan yang berbeda-

beda dan penilaian yang berbeda pula. Namun hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian

bukanlah sekadar dari segi benar-salah, bagus-buruk, harfiah-bebas.14 Ada beberapa kriteria

dalam penerjemahan yang harus dipertimbangkan dalam penilaiannya.15 Kriteria penilaian

tersebut akan dijabarkan sebagai berikkut.

1. Pokok-Pokok Penilaian

a. Struktur (Gramatikal)

Tata bahasa atau gramatika setiap bahasa mencakup kaidah-kaidah sintaksis yang

mencerminkan pengetahuan penutur bahasa atas fakta-fakta tersebut. Misalnya, setiap kalimat

merupakan rangkaian kata, tetapi tidak semua rangkaian kata adalah kalimat.16

Rangkaian kata yang memenuhi kaidah sintaksis disebut apik (well-formed) atau

gramatikal. Sebaliknya, yang tidak memenuhi kaidah sintaksis disebut tidak apik (ill-formed)

atau tidak gramatikal.

14 Frans Sayogie, Penerjemahan Bebas Inggris ke dalam Bahasa Indonesia (Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN, 2008), h. 145. 15 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa,2009), h. 145. 16 Kushartati, dkk., Pesona Bahasa (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009), h. 124.

Page 36: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

17

b. Penggunaan Ejaan

Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan

bagaimana hubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam

suatu bahasa). Secara teknis, yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf, penulisan

kata, dan penggunaan tanda baca.17

c. Diksi

Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan

sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang

maupun dalam dunia tutur setiap hari. Kata yang tepat akan membantu seseorang

mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Di

samping itu, pemilihan kata itu harus pula sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata-

kata itu.18

Ada lima tingkat dalam memilih diksi. Berikut lima tingkat tersebut:19

1. Literal

Pemilihan makna kata yang didasarkan semata-mata pada makna kata tersebut di kamus,

tapi dengan memperhatikan lingkungan leksikal dan lingkungan maknanya.

2. Sintaktikal

Pemilihan diksi yang didasarkan pada susunan tata-bahasa dalam bahasa sumber dengan

memperhatikan lingkungan gramatikalnya.

3. Idiomatikal

Pemilihan kata yang didasarkan pada kesepadanan idiom pada bahasa sasaran.

17 Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif (Bandung: Refika Aditama, 2007), h. 21. 18 Zaenal Arifin dan Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (Jakarta:

Akademika Presindo, 2010), h. 28. 19Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab – Indonesia Kontemporer (Tangerang: UIN

PRESS, 2014), h. 71-73.

Page 37: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

18

4. Estetikal

Pilihan kata yang sudah harus benar-benar mempertimbangkan mutu kesastraan, seperti

konotasi dan irama, tentu saja sebisa mungkin setia dengan mutu kesastraan naskah asli.

5. Etikal

Pemilihan kata yang didasarkan pada prinsip kepatutan yang berlaku pada penutur bahasa

sasaran.

d. Efektivitas Kalimat

Kalimat efektif, yaitu kalimat yang menimbulkan daya khayal pada pembaca, minimal

mendekati apa yang dipikirkan penulis. Bukan hanya memiliki syarat-syarat komunikatif,

gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup

menimbulkan daya khayal pada diri pembacanya.20

Sebuah kalimat terdiri dari isi dan bentuk. Yang dimaksud dengan isi adalah pemikiran

penulis, sedangkan bentuk ialah kata-kata yang mewakili pikiran penulis. Jadi, isi dan bentuk

menjadi kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam sebuah bangun kalimat.

Widyamartaya dalam bukunya Seni Menerjemahkan menyebutkan ciri-ciri kalimat efektif

sebagai berikut:21

1. Mengandung kesatuan gagasan

Sebuah kalimat dianggap memiliki kesatuan gagasan apabila (1) memiliki subjek dan

predikat yang jelas; (2) tidak rancu, mengandung pleonasme atau tautology, dan membenarkan

apa yang sudah benar; (3) ditandai dengan penggunaan tanda yang tepat dan sesuai kaidah yang

telah disepakati.

20 Minto Rahayu, Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 79. 21 Ismail Lubis, Falsifikasi Terjemahan Al-Quran (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001), h. 34.

Page 38: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

19

2. Mampu mewujudkan koherensi yang baik dan kompak

Kalimat yang mampu mewujudkan koherensi yang baik biasanya ditandai dengan (1)

penggunaan kata ganti (pronominal) yang tepat; (2) penggunaan kata depan (preposisi) yang

benar.

3. Memperhatikan asas kehematan

Menurut Widyamarta, penerjemah harus memperhatikan efesiensi kata. Sebab, dalam

penerjemahan tidak setiap kata harus diterjemahkan apabila memiliki maksud dan tujuan yang

sama.

2. Pedoman penilaian Terjemahan

a. Rochayah Machali

Menurut Rochayah Machali penilaian dapat dilakukan melalui tiga tahap: 22

Tahap Pertama: penilaian fungsional, yakni kesan umum untuk melihat apakah tujuan

umum penulisan menyimpang. Bila tidak, penilaian dapat berlanjut ke tahap kedua. Tahap

kedua: penialaian terperinci berdasarkan segi-segi dan kriteria. Tahap ketiga: penilaian terperinci

pada tahap kedua tersebut digolong-golongkan dalam suatu skala/kontinum dan dapat diubah

menjadi nilai.

Penilaian Umum Terjemahan

1. Segi-segi yang yang perlu diperhatikan dalam proses penilaian

Perlu diperhatikan dalam setiap melakukan proses penilaian bukan hanya sekedar melihat

dari benar-salah, baik buruk, dan harfiah-bebas saja. Tetapi ada beberapa segi yang harus

22 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 143.

Page 39: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

20

diperhatikan dalam melakukan proses penilaian. Sebagai bahan perbandingan, berikut

contoh beberapa versi teks23:

- TSu:

Some focal points of crises in the present day world are of a longstanding nature.

- TSa (terjemahan Autentik):

a. Beberapa persoalan krisis penting yang ditemukan di dunia saat ini sudah bersifat

kronis.

b. Beberapa persoalan krisis utama di dunia ini sebetulnya merupakan masalah lama.

c. Beberapa hal penting yang merupakan hal krisis dunia dewasa ini adalah mengenai

pelestarian alam.

Dari tiga hasil terjemahan di atas, ada beberapa hal yang menunjukkan adanya

pembanding. Pada Tsa, dari segi ketepatan pemadanannya terdapat aspek linguistik yaitu

semantik pragmatik.24

Aspek pemadanan linguistik (struktur gramatikal) dari ketiga versi terjemahan di atas

menunjukkan bahwa adanya perbedaan dari kadar ketepatannya dalam menyatakannya kembali

makna yang terkandung dalam Bsu.25 Kemudian perbedaan prosedur transposisi yang mendasar

pada teks C yaitu kata World sebagai frasa dari kata in the world menjadi frasa nominal yang

disatukan dengan kata crises. Sehingga seolah-olah teks aslinya berubah menjadi crises.26

Kemudian aspek semantiknya, terdapat penyimpangan yang mendasar pada teks C. yaitu

pada frasa pelestarian alam yang menunjukkan adanya distorsi makna referensial. Sehingga

seolah-olah kata nature pada tataran kalimatnya dipadankan dengan alam.

23 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 143. 24 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 145. 25 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 145. 26 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 146.

Page 40: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

21

Apabila dari ketiga versi terjemahan di atas dibandingkan dari segi gaya bahasanya, maka

penerjemahan teks A harus berupaya untuk mereproduksi gaya bertenaga tersebut dengan

menggunakan kata penting dan kronis. Dan penerjemahan pada teks B berubah menjadi gaya

bahasa yang biasa atau netral.27

2. Kriteria Penilaian

Suatu penilain harus mengikuti prinsip validitas dan reliabitas. Tetapi dalam proses

penilaian terjemahan bersifat relatif. Maka validitas penilaiannya dipandang dari aspek content

validity dan face validity. Alasannya karena menilai suatu terjemahan berarti berarti melihat

aspek atau content sekaligus melihat aspek yang menyangkut tentang keterbacaan seperti ejaan

atau face.28

Perlu diperhatikan, yang menjadi pembantas dalam kretiria dasar adalah terjemahan yang

salah (tidak berterima) dan terjemahan yang berterima. Kriteria pertama adalah; tidak boleh ada

penyimpangan makna referensil yang menyangkut maksud dari penulis aslinya. Kriteria lain

menyangkut segi-segi ketepatan pemadanan linguistik, semantik, dan pragmatik. Kemudian segi

kewajaran dalam penggunaan ejaan.29

Tabel 1. Kriteria Penilaian

Segi dan Aspek Kriteria

A. Ketepatan reproduksi makna

1. Aspek linguistik

a. Transposisi

b. Modulasi

Benar, jelas, wajar

27 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 147. 28 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 151. 29 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 152.

Page 41: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

22

c. Leksikon (kosa kata)

d. Idiom

2. Aspek semantik

a. Makna referensial

b. Makna interpersonal

i. Gaya bahasa

ii. Aspek interpersonal lain (misalnya,

konotatif-denotatif)

3. Aspek pragmatis

a. Pemadanan jenis teks (termasuk

maksud/tujuan penulis)

b. Keruntutan makna pada tataran kalimat

dengan teks

Menyimpang? (lokal/total)

Berubah? (lokal/total)

Menyimpang? (lokal/total)

Berubah? (lokal/total)

B. Kewajaran ungkapan Wajar dan/atau harfiah?

(dalam arti kaku)

C. Peristilahan Benar, baku, jelas

D. Ejaan Benar, baku

Catatan untuk tabel kriteria penilaian:30

1. “Lokal” maksudnya adalah menyangkut beberapa kalimat dalam perbandingannya

dengan jumlah kalimat seluruh teks (persentase).

30 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 154.

Page 42: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

23

2. “Total” maksudnya adalah menyangkut 75% atau lebih apabila dibandingkan dengan

jumlah kalimat seluruh teks.

3. “Runtut” maksudnya adalah sesuai/cocok dalam hal makna.

4. “Wajar” maksudnya adalah alami, tidak kaku.

5. “penyimpangan” maksudnya adalah selalu menyiratkan kesalahan, dan tidak demikian

halnya untuk “perubahan”

3. Cara penilaian

Ada dua cara dalam melakukan proses penilaian yaitu cara umum dan cara khusus.

Secara umum, secara relatif bisa digunakan pada setiap jenis teks terjemahan, sedangkan cara

khusus hanya bisa digunakan khusus untuk teks terjemahan tertentu. Minsalnya teks hukum,

teks-teks yang bersifat estetis.31

Tabel 2. Rambu-rambu Penilaian

Kategori Nilai Indikator

Terjemahan hampir

Sempurna

86-90

(A)

Penyampain wajar, hampir tidak terasa seperti terjemahan,

tidak ada kesalahan ejaan, tidak ada penyimpangan tata bahasa,

dan tidak ada kekeliruan penggunaan istilah.

Terjemahan sangat

Bagus

76-85

(B)

Tidak ada distorsi makna, tidak ada terjemahan harfiah yang

kaku, tidak ada kekeliruan penggunaan istilah, terdapat satu

atau dua kesalahan tata bahasa ejaan (untuk bahasa Arab tidak

boleh ada kesalahan ejaan).

Terjemahan baik 61-75 Tidak ada distorsi makna, ada terjemahan harfiah yang kaku

31 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 154.

Page 43: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

24

(C) tetapi tidak relatif lebih dari 15% dari keseluruhan teks

sehingga tidak terasa seperti terjemahan, terdapat kesalahan

tata bahsa dan idiom yang relatif tidak lebih dari 15% dari

keseluruhan teks, ada satu atau dua kesalahan ejaan

Terjemaahan cukup 46-60

(D)

Terasa seperti terjemahan, ada distorsi makna, terdapat

beberapa terjemahan harfiah yang kaku relatif tidak melibihi

25% keseluruhan teks. Ada beberapa kesalahan idiom dan tata

bahasa tetapi tidak lebih dari 25% dari teks keseluruhan, ada

satu atau dua penggunaan istilah yang tidak baku/tidak

umum/kurang jelas.

Terjemahan buruk 20-45

(E)

Sangat terasa seperti terjemahan, terlalu banyak terjemahan

harfiah yang kaku, distorsi makna dan kekeliruan dalam

penggunaan istilah lebih dari 25% dari keseluruhan teks.

Penilaian Khusus

Penilaian khusus berhubungan dengan teks-teks khusus baik dalam hal jenisnya, seperti

puisi dan dokumen hukum. Kemudian dalam hal fungsinya seperti eksprensif dan vokatif.32

Dokumen hukum yang berbentuk akta tentu akan berbeda bentuk dengan dokumen yang

berisikan tentang kontrak. Dalam suatu akta notaris biasanya pada awal kalimat diawali dengan

“hari ini telah datang menghadap saya…”. Maka bentuknya pun harus dipertahankan dalam

32 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 157.

Page 44: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

25

penerjemahan. Hal yang sama berlaku juga untuk puisi. Minsalnya suatu puisi berima estetis

tertentu tidak bisa sekedar diterjemahkan menjadi puisi tanpa rima.33

Fungsi teks-teks dalam golongan tersebut harus diperhatikan sebagai teks yang sifatnya

juga bentuknya khusus. Oleh karena itu, fungsinya pun juga tentunya khusus. Dengan demikian

dalam proses penilaian teks-teks khusus ini harus diikut sertakan segi-segi penilaian yaitu;

bentuk, sifat dan fungsi. 34

b. Moch. Syarif Hidayatullah

Menilai kualitas suatu terjmahan merupakan salah satu aktivitas penting dalam

melakukan proses penerjemahan. Alasan seorang penerjemah menilai suatu terjemahan yaitu:

melihat keakuratan, mengukur kejelasan, dan menimbang kewajaran.35

Menurut Hidayatullah dalam bukunya, menilai kualitas suatu terjemahan selain dilakukan

dengan cara membaca cermat juga dapat dilakukan dengan cara perhitungan matematis. Hal ini

dikarenakan penilaian terhadap suatu terjemahan perlu dilakukan secara matematis walaupun

penilaian tersebut bersifat subjektif-relatif.36 Berikut tabel penilaian yang ditawarkan oleh

Hidayatullah.

Tabel 3. Penilaian

No. Kesalahan Pengurangan Poin

1 Kalimat tidak diterjemahkan 10

2 Metode yang dipilih tidak sesuai dengan peruntukan teks 9

33 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 158. 34 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 158. 35 Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab – Indonesia Kontemporer (Tangerang: UIN

PRESS, 2014), h.142. 36 Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab – Indonesia Kontemporer (Tangerang: UIN

PRESS, 2014), h.143.

Page 45: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

26

3 Klausa tidak diterjemahkan 8

4 Terjemahan tidak sesuai topik 7

5 Padanan budaya tidak tepat 6

6 Nama diri, peristiwa sejarah, dan kata-kata asing yang

tidak tepat

5

7 Tata bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah Bsa 4

8 Terjemahan frasa, idiom, atau makna figuratif tidak tepat 3

9 Diksi, konotasi, atau kolokasi tidak tepat 2

10 Kesalahan ejaan, penyingkatan, dan tanda baca 1

Untuk menggunakan model penilaian tersebut, penilai harus memperhatikan tahap

penilaian sebagai berikut:37

1. Penialaian di atas dipergunakan untuk tiap 10 kalimat.

2. Setiap 10 kalimat hasil terjemahan diberi skor awal 100 poin.

3. Skor kesalahan dihitung sesuai dengan pedoman di atas.

4. Jumlahkan semua skor kesalahan dalam setiap 10 kalimat yang dinilai.

5. Skor awal (100 poin) tiap 10 kalimat kemudian dikurangi skor kesalahan.

6. Hasil dari pengurangan tersebut, dijadikan nilai yang dipergunakan untuk

mengelompokkan apakah hasil terjemahan tersebut termasuk terjemahan istimewa

(90-100), sangat baik (80-89), baik (70-79), sedang (60-69),kurang (50-59), buruk (0-

49).

37 Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab – Indonesia Kontemporer (Tangerang: UIN

PRESS, 2014), h. 144.

Page 46: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

27

Untuk melihat hasil terjemahan yang lebih dari 10 kalimat, semisal ada 50 kalimat yang

hendak dinilai kualitas terjemahannya. Lalu setelah dilakukan penilaian, masing-masing per 10

kalimat mendapat hasil 61, 74, 78, 80, 85. Setelah dijumlahkan, hasil keseluruhannya menjadi

378, kemudian dibagi 5 (sesuai jumlah keseluruhan kalimat dibagi 10), sehingga nilai akhirnya

adalah 75,6 (baik).

c. Syihabuddin

Berbagai kualifikasi yang perlu dipenuhi oleh seorang penerjemah dimaksudkan agar

para pembaca dapat memahami terjemahan dengan mudah, karena terjemahan itu memiliki

tingkat keterpahaman yang tinggi, memenuhi keseluruhan makna dan maksud teks sumber, dan

bersipat otonom. Menurut az-Zarqani, yang dimaksud dengan otonom ialah bahwa tejemahan itu

dapat menggantikan teks sumbernya. Singkatnya, kualifikasi itu ditetapkan supaya terjemahan

yang dihasilkan berkualitas.

Sesungguhnya kualitas terjemahan berkaitan dengan keterpahaman terjemahan. Kualitas

itu dapat bersifat intrinsik, yaitu bertalian dengan ketepatan, kejelasan, dan kewajaran teks.

Namun, dapat pula bersifat ekstrinsik, yaitu berkenaan dengan tanggapan pembaca dan

pemahamannya terhadap terjemahan.38

Dalam telaah tentang teks, kualitas intrinsik tersebut diistilahkan dengan keterbacaan,

keterpahaman, dan atau ketegasan. Sakri, menggunakan ketiga istilah tersebut secara bergantian

dan mendefenisikannya sebagai derajat kemudahan sebuah teks untuk dipahami maksudnya.

Keterpahaman ini ditentukan oleh ketegasan, dan ketegasan itu sendiri ditentukan oleh jumlah

kata dalam kalimat, penempatan informasi, penempatan panjang ruas kalimat, ketaksaan

informasi yang terkandung, dan pemakaian gaya kalimat.

38 Syihabuddin, Penerjemahan Arab Indonesia (Bandung: Humaniora, 2005), h. 194.

Page 47: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

28

Kualitas intrinsik nas identik dengan tingkat keterbacaan nas, dan keterbacaan itu sendiri

bertalian dengan keterpahaman dan kejelasan. Istilah keterpahaman terfokus pada tingkat

kemudahan nas untuk dipahami maknanya, sedangkan kejelasan terfokus pada kejelasan

penampilan nas itu dilihat dari segi bentuk huruf, lebar kertas, lembar sembir, jarak antara

paragraf, dan hal-hal lain yang mengandung kejelasan penglihatan.

Kualitas eksternal berkaitan dengan bebagai pandangan pembaca terhadap sebuah nas

terjemahan. Pandangan yang dijadikan perhatian dalam telaah kualitas ekstrinsik ialah hal-hal

yang bertalian dengan kualitas intrinsik terjemahan.

Nida dan Taber, menyataka bahwa kualitas terjemahan dapat diukur dengan beberapa

teknik berikut:

(a) Menggunakan teknik rumpang;

(b) Meminta tangapan pembaca terhadap nas terjemahan;

(c) Mengetahui reaksi para penyimak terhadap pembacaan nas terjemahan; dan

(d) Membaca terjemahan dengan nyaring sehingga dapat diketahui apakah pembacanya itu

lancar atau tersendat-sendat.

Larson, membicarakan masalah penilaian kualitas terjemahan dari empat aspek, yaitu:

(a) Alasan dilakukan penilaian;

(b) Orang yang menilai;

(c) Cara melakukan penilaian; dan

(d) Pemanfaatan hasil penilaian.

Penilaian dilakukan untuk mengetahui ketepatan, kejelasan, dan kewajaran terjemahan.

Pekerjaan ini dapat dilakukan oleh penerjemah sendiri, penilai khusus, konsultan, dan peninjau.

Keempat pihak ini dapat menilai terjemahan dengan cara:

Page 48: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

29

(a) Membandingkan terjemahan dengan nas sumbernya;

(b) Menerjemahkan kembali nas sumber;

(c) Menilai keterpahaman terjemahan;

(d) Mengukur keterbacaan nas; dan

(e) Menilai konsistensi terjemahan.

d. Benny Hoedoro Hoed

Telah dikemukakan bahwa betul-salah dalam penerjemahan bersifat relatif. Bagaimana

kita menilai suatu terjemahan kalau betul-salah itu relatif? Dapat kita banyangkan betapa sulitnya

menilai suatu terjemahan. Newmark menyebutkan, dari sifatnya, ada empat cara menialai

terjemahan.

1. Translation as a science

Kita melihat dari segi kebahasaan murni, yakni yang hasilnya dapat dinilai betul-salahnya

berdasarkan kriteria kebahasaan.

2. Translation as a craft

Terjemahan dipandang sebagai hasil suatu kiat, yakni upaya penerjemahan untuk

mencapai padanan yang cocok dan memenuhi aspek kewajaran dalam Bsa.

3. Translation as an art

Menyangkut penerjemahan estetis, yakni apabila penerjemah tidak merupakan proses

pengalihan pesan,tetapi juga “penciptaan” (contextual-creation) yang biasanya terjadi pada

penerjemahan sastra atau tulisan yang bersifat liris.

Page 49: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

30

4. Translation as a taste

Menyangkut terjemahan yang bersifat pribadi, yakni apabila pilihan terjemahan

merupakan hasil pertimbangan berdasarkan selera.

Keempat golongan penerjemahan dapat kita letakkan pada sebuah continumm yang

berkisar dari “non-pribadi A” ke “pribadi B” sebagai berikut.39

Tabel 4. Contoh pemberian nilai

“science” “Craft” “art” “taste” Hasil Perhitungan

1 2 3 4

Contoh:

80 x 6 =

480

Contoh:

75 x 3 =

225

Contoh:

80 x 2 =

160

Contoh:

50 x 1 =

50

915/4= 228.75/3=

76,25

Catatan: (1) Nilai 0-100; (2) nilai untuk kolom 2 s.d. 4 diberikan bersarkan pertanggung

jawaban/argumentasi (biasanya lisan) peserta ujian yang dapat diterima oleh pengajar; (3) nilai

diberikan kepada setiap kelompok kasus (“science”, “Craft”,“art”, “taste”) berdasarkan

persentase. Jadi kolom 1-80, artinya 80% dari semua kasus Translation as a science “benar”,

kolom 3 = 80 artinya 80 % dari semua kasus Translation as an art dapat dipertanggung

jawabkan.

Dengan membedakan empat tolak ukur, yakni melihat penerjemahan sebagai (1) science,

(2) craft, (3) art, (4) taste, diharapkan tidak dapat memberikan suatu penilaian yang didasari

objektivitas atau mengurangi subjektivitas dalam memberikan penilaian atas sebuah terjemahan.

39 Benny Hoedoro Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan (Bandung: Kiblat Buku Utama, 2006), h. 96-97.

Page 50: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

31

Kita dapat menyimpulkan bahwa betul-salah dapat “pasti” pada (1), tetapi makin “relatif” pada

(2), (3), dan (4) sehingga tidak mudah bagi kita untuk menilainya. Di sini berlaku konsep “baik-

benar”. Biasanya pada tiga jenis yang terakhir kita harus bertanya apa alasan penerjemah

memilih tejemahannya atau diminta kepada penerjemahannya atau memberikan catatan tentang

dasar pilihan terjemahannya.

3. Nilai Terjemahan

Penilaian terjemahan disamping dapat dilakukan secara langsung mengamati dan

membaca secara cermat, juga dapat dilakukan dengan cara memberi penilaian secara matematis.

Meski hasil terjemahan itu bersifat relatif, tetapi penilaian secara matematis perlu dilakukan

untuk memberi penilaian kepada hasil terjemahan.

Di bawah ini beberapa kategori penilaian matematis dari sebuah terjemahan:

a. Terjemahan Hampir Sempurna

Penyampaian wajar, hampir tidak terasa seperti terjemahan, tidak ada kesalahan ejaan,

tidak ada kesalahan atau penyimpangan tata bahasa, tidak ada kekeliruan penggunaan istilah.

Nilai terjemahan ini berkisar antara 90-100.

b. Terjemahan Sangat Bagus

Tidak ada distorsi makna, tidak ada terjemahan harfiah yang kaku, tidak ada kekeliruan

penggunaa istilah, ada kesalah satu-dua tata bahasa atau ejaan (untuk bahasa Arab tidak boleh

ada kesalahan ejaan). Nilai yang dimiliki terjemahan ini berkisar antara 80-89.

c. Terjemahan Baik

Tidak ada distorsi makna, ada terjemahan harfiah yang kaku, tetapi relatif tidak lebih dari

15% dari keseluruhan teks, ada satu-dua penggunaan istilah yang tidak baku atau umum. Ada

Page 51: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

32

satu-dua kesalahan tata ejaan (untuk bahasa Arab tidak boleh ada kesalahan ejaan). Nilai yang

dimiliki terjemahan ini berkisar antara 70-79.

d. Terjemahan Cukup

Terasa sebagai terjemahan, ada beberapa terjemahan harfiah yang kaku, tetapi relatif

tidak lebih dari 25% dari keseluruhan teks. Ada satu dua penggunaan istilah yang tidak baku atau

tidak umum dan kurang jelas. Nilai yang dimiliki terjemahan ini berkisar antara 60-69.

e. Terjemahan Kurang

Sangat terasa sebagai terjemahan, terlalu banyak terjemahan harfiah yang kaku (relatif

lebih dari 25 % dari keseluruhan teks) distorsi makna dan kekeliruan penggunaan istilah lebih

dari 25% dari keseluruan teks. Nilai yang dimiliki terjemahan ini kisaran antara 50-59.

f. Terjemahan Buruk

Sangat terasa sebagai terjemahan, terlalu banyak terjemahan harfiah yang kaku (relatif

lebih dari 40% dari keseluruhan teks) distorsi makna dan kekeliruan penggunaan istilah dan

ejaan lebih dari 40% dari keseluruhan teks. Nilai yang dimiliki terjemahan ini kisaran antara 0-

49.

C. Keterbacaan

Keterbacaan, atau dalam bahasa Inggris disebut readability, merujuk pada derajat

kemudahan sebuah tulisan untuk dipahami maksudnya. Defenisi yang hampir sama juga

dikemukakan oleh Richards et al, readability… how easily written material can be read and

understood. Kedua defenisi keterbacaan itu agak bersifat abstrak karena didalamnya belum

dilibatkan intraksi pembaca terhadap teks yang dibacanya.40 Padahal, unsur pembaca sebenarnya

40 M. Rudolf Nababan, Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 62.

Page 52: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

33

juga turut menentukan keterbacaan suatu teks, seperti yang diisyaratkan oleh Dale dan Chall

berikut ini:

“ readability… the sum total (including the ons) all of those elements within a give piece

of printed material that affects the success a group of reader have witj it.”

Pelibatan unsur pembaca itu dalam menentukan tingkat keterbacaan suatu teks

merupakan unsur tambahan yang snagat penting pada faktor-faktor kebahasaan. Bagaimanapun

juga setiap teks yang dihasilkan adalah untuk dibaca, dan dengan demikian secara otomatis teks

itu melibatkan pembaca.

1. Masalah Keterbacaan Teks

Pada mulanya istilah keterbacaan hanya dikaitkan dengan kegiatan membaca. Kemudian,

istilah keterbacaan itu digunakan pula dalam bidang penerjemahan karena setiap kegiatan

menerjemahkan tidak pernah lepas dari kegiatan membaca. Dalam konteks penerjemahan, istilah

keterbacaan itu pada dasarnya tidak hanya menyangkut keterbacaan teks bahasa sumber tetapi

juga keterbacaan teks bahasa sasaran. Hal itu sesuai dengan hakikat dari setiap proses

penerjemahan yang memang selalu melibatkan kedua bahasa itu sekaligus. Akan tetapi, hingga

saat ini indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat keterbacaan suatu teks masih perlu

dipertanyakan keandalannya. Bahkan, Gilmore dan Root, berpendapat bahwa ukuran keterbacaan

suatu teks yang didasarkan pada faktor-faktor kebahasaan dan pesona insani tidak lebih dari

sekedar alat bantu bagi seorang penulis dalam menyesuaikan tingkat keterbacaan teks dengan

kemampuan para pembaca teks itu. Terlepas dari belum mantapnya alat ukur keterbacaan itu,

seorang penerjemah perlu memahami konsep keterbacaan teks bahasa sumber dan bahasa

Page 53: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

34

sasaran. Pemahaman yang baik terhadap konsep keterbacaan itu akan sangat membantu

penerjemah dalam melakukan tugasnya.41

2. Faktor yang Menentukan Tingkat Keterbacaan

Tingkat keterbacaan suatu teks ditentukan oleh beberapa faktor. Menurut Richards et al,

keterbacaan tergantung pada panjang rata-rata kalimat, jumlah kata baru, dan kompleksitas

gramatikal dari bahasa yang digunakan.42 Sakri, juga mengemukakan faktor-faktor yang sama,

seperti yang tertuang dalam kutipan ini.

“Keterbacaan, antara lain, bergantung pada kosa kata dan bangun kalimat yang dipilih

oleh pengarang untuk tulisannya. Tulisan yang mengandug banyak kata yang tidak umum lebih

sulit dipahami daripada yang menggunakan kosa kata sehari-hari, yang sudah dikenal oleh

pembaca pada umumnya. Demikian pula, bangun kalimat ganda, susunan yang panjang dan

rumpul menyulitkan pembaca akan memahami. Kesulitan di sini terkait dengan keterbacaan nas,

dan tidak ada hubungannya dengan isi yang sukar dicerna. Isi yang sukar, dalam batas tertentu,

dapat disajikan dengan bahasa yang sederhana sehingga uraian keterbacaannya tinggi.”

3. Faktor Ketererbacaan dalam Penerjemahan

Faktor keterbacaan dalam penerjemahan adalah hal yang membantu pembaca suatu karya

terjemahan untuk memahami dan menyelami pesan dan ide sesuai dengan apa yang disampaikan

oleh penulis Tsu. Faktor-faktor ini penting sekali agar penerjemah bisa mentransformasikan

pesan yang dipahaminya dari Tsu ke dalam benak pembaca.43 Faktor-faktor keterbacaan dalam

41 M. Rudolf Nababan, Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 61-

62. 42 M. Rudolf Nababan, Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 63. 43 Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab – Indonesia Kontemporer (Tangerang: UIN

PRESS, 2014), h. 29.

Page 54: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

35

penerjemahan itu seperti konkret, tegas, jelas, dan populer, adapun perjelasannya sebagai

berikut:44

a. Konkret

Seorang penerjemah yang baik harus bisa menyampaikan ide atau pesan pada Tsu secara

konkret dan tidak abstrak. Ini terutama terkait dengan data-data sejarah, nama tokoh, nama

tempat, dan yang lain.

b. Tegas

Seorang penerjemah yang baik harus bisa menyampaikan ide atau pesan pada Tsu secara

tegas dan tidak bertele-tele. Ia punya kewenangan untuk membuang hal-hal yang bertele-tele

dalam Tsu.

c. Jelas

Seorang penerjemah yang baik harus bisa menyampaikan ide atau pesan Tsu dengan jelas

dan lengkap. Karenanya, ia harus bisa melengkapi informasi pada Tsa ketika konsep yang

disebutkan dalam Tsu tidak mudah dipahami oleh penutur Tsa.

d. Populer

Seorang penerjemah yang baik harus bisa menyampaikan ide atau pesan pada Tsu dengan

menggunakan bahasa yang populer dan lazim. Ia harus berni membuang arti kata-kata tertentu

yang sebetulnya sudah tidak populer lagi dalam penggunaan Bsa mutakhir.

44 Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab – Indonesia Kontemporer (Tangerang: UIN

PRESS, 2014), hal.29-30.

Page 55: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

36

D. Sintesis Pustaka

Dari penjelasan pustaka di atas, dapat diketahui bahwa setiap tokoh penerjemah memiliki

cara yang berbeda dalam melakukan proses menilai suatu terjemahan. Tetapi, dari setiap proses

tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menilai kualitas suatu terjemahan. Setiap tokoh

tersebut dalam proses penilaiannya ada yang melakukan secara matematis dan ada juga yang

tidak.

Penilaian secara matematis dilakukan oleh Benny Hoedoro Hoed, Moch. Syarif

Hidayatullah, dan Rochayah Machali. Penialain yang tidak menggunakan cara matematis

dilakukan oleh Syihabuddin.

Dalam hal ini peneliti memilih untuk menggunakan teori yang dikemukakan oleh Moch.

Syarif Hidayatullah. Karena selain proses penilaiannya dilakukan secara matematis, juga lebih

mudah dalam melakukan penilaiannya.

Page 56: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

37

BAB III

GAMBARAN UMUM AL QUR’AN AL KARIM TERJEMAHAN BEBAS

BERSAJAK DALAM BAHASA ACEH

A. Seputar Al- Qur’an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa Aceh

Al- Qur’an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa Aceh

Tgk. Mahjiddin Jusuf merupakan salah seorang ulama Aceh yang menaruh perhatian

besar dalam mendidik masyarakat untuk cinta kepada Alquran. Dalam pandangannya, Alquran

adalah sebuah tuntunan yang bukan saja harus dibaca oleh masyarakat, tetapi juga harus

dipahami dan diamalkan oleh setiap muslim.

Dakwah-dakwahnya yang bertujuan agar masyarakat kembali kepada Islam dengan

mempelajari Alquran, sebagiannya ia sampaikan dengan menggunakan bahasa sastra berupa

hikayat, pantun dan syair. Salah satu karya besarnya dan sekaligus sebagai bukti keinginannya

agar masyarakat Aceh gemar mempelajari isi Alquran adalah usahanya menterjemahkan Alquran

ke dalam bahasa Aceh dengan menggunakan bahasa syair.

Pemikiran ulama Aceh dalam bidang seni sastra, salah satu pemikiran Ulama Aceh yang

unik terdapat dalam bidang sastra. Sebagaimana halnya kebanyakan ulama Timur Tengah yang

lihai dalam syair, ulama Aceh tidak ketinggalan dalam menampilkan bakat seni dan sastranya.

Kemampuan ini dituangkan dalam bentuk mahakaryanya. Dalam kajian ini akan difokuskan

pada karya Mahjiddin Jusuf berjudul: Al-Quran al-Karim, Terjemah Bebas Bersajak dalam

Bahasa Aceh.

Page 57: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

38

Sesuai dengan judulnya, karya ini merupakan penafsiran Alquran dengan gaya balagah.

Tafsir ini mencakup tiga puluh juz dimulai dengan surah al-Fatihah dan diakhiri dengan surah

an-Nas. Penafsiran menurut keterangan Syamsuddin Mahmud dalam pengantarnya terhadap

karnya sebagai puncak sumbangan spiritual dan budaya masyarakat Aceh dalam memperingati

setengah abad Indonesia merdeka (17 Agustus 1995). Menurut Syamsuddin, terjemah Alquran

dalam Bahasa Aceh akan membantu rakyat Aceh untuk memahami kandungan Alquran secara

konstektual, karena terjemahnya disajikan dalam bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat

di daerah ini. Terjemahan al-Qur’an yang dibicarakan di sini dimulainya sejak 25 Nopember

1955 ketika ia berada dalam tahanan. Di dalam tahanan, ia menerjemahkan tiga surah: Yaasin,

al-Kahf, dan al-Insyirah. Tulisan ini pernah dipublikasikan dalam harian Duta Pantjatjita Banda

Aceh, bulan Januari dan Februari 1965. Dua puluh tahun lamanya karnya ini terhenti, dan

dilanjutkan kembali pada tahun 1977 dan rampung pada tahun 1988, yaitu bentuk yang disunting

dan diterbitkan oleh P3KI.

Menurut Al Yasa, naskah yang diterbitkan dalam harian Duta Pantjatjita masih bisa

ditemukan. Naskahnya yang terakhir bila dibandingkan dengan naskah dalam harian tersebut,

terlihat bahwa naskah terakhir lebih padat dan ringkas (80 bait) sedangkan naskah awal lebih

panjang yang kelihatannya lebih bebas dan mengandung lebih banyak tafsir (104 bait).

Tafsir yang diteliti ini merupakan cetakan tahun 2007, lux, ukuran buku standar dengan

jumlah halaman 976. Sebagai tanda apresiasi, tafsir ini dilengkapi sambutan menteri agama RI,

Gubernur Aceh, kepala BRR-NAD Nias.

Pelaku sejarah ini adalah Tgk. H . Mahjiddin Jusuf, seorang tokoh di Majelis Ulama

Indonesia Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Untuk usaha besar ini diamini oleh Pusat Penelitian

dan Pengkajian Kebudayaan Islam (P3KI) Aceh untuk menyunting dan menerbitkannya.

Page 58: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

39

B. Tentang Penerjemah

1. Riwayat Hidup Mahjiddin Jusuf

Mahjiddin dilahirkan, dibesarkan, bahkan hidup pada masyarakat yang sedang disentuh

pembaharuan merebut kemerdekaan. Usaha melanjutkan perjuangan dilakukan dengan gagasan

pembaruan politik perang baru dengan maksud dan tujuan mengusir tentara Belanda setelah

pihak Belanda melakukan penghianatan, terhadap perjuangan rakyat Aceh.45

Teungku46 Mahjiddin Jusuf lahir di Peusangan Aceh Utara, salah satu Kabupaten di Aceh

pada tanggal 16 September 1918.47 Mahjiddin tumbuh dalam lingkungan islami, mengahabiskan

masa kanak-kanak dalam asuhan keluarga yang taat dalam beragama, dan mendapatkan

pendidikan langsung dari orang tuanya sendiri, Tgk. H. Fakir Jusuf, yang juga merupakan

seorang ulama dan penyair dan pengarang Hikayat48 di daerah Peusangan Aceh Utara. Setelah

menyelesaikan pendidikan diberbagai Dayah49 Aceh Utara, seperti ‘Balee Setui’, ia menempuh

pendidikan nonformal pada orang tuanya, kemudian melanjutkan ke Paverlop school, detingkat

Sekolah Dasar Pendidikan Belanda yang terdiri dari lima tingkat kelas. Setelah menyelesaikan

45 Ali Hasyimi, Peranan Islam dalam Perang Aceh dan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia (Jakarta:

Bulan Bintang, 1976), h. 58-60. 46 Teungku adalah gelar penghormatan kepada ulama. Gelar ini berbeda di beberapa daerah minsalnya, di

Jawa dikenal dengan sebutan kyai, di Sunda di kenal dengan ajengan, di Sumatra Barat dikenal dengan buya, di

Nusa Tenggara Barat dikenal dengan sebutan tuan guru, di Sulawesi Selatan dikenal dengan sebutan topandeta, di

Madura deikenal dengan nun atau bandara, di Aceh dikenal dengan sebutan teungku. Gelar teungku, hanya

diberikan kepada orang yang memiliki ilmu pengetahuan agama, berakhlak mulia dan dalam waktu tertentu

menuntut ilmu kesebuah Dayah. 47 Mahjiddin Jusuf, Al Qur’an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa Aceh (Banda Aceh:

Pusat Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Islam (P3KI) Aceh, 2007), h. xix. 48 Hikayat ditulis hampir seluruhnya bebentuk puisi dengan menggunakan huruf Arab- Melayu tetapi tetap

dalam teks bahasa Aceh. Ditinjau dari segi masyarakar Aceh, hikayat tidaklah dipandang sebagai karya fisik yang

utuh. Hikayat dan cerita rakyat semacam itu lebih berat dipandang sebagai suatu pristiwa kehidupan yang bener-

bener ada daripada sebagai buah pikiran pengarangnya. Juga, dianggap isi kandungan hikayat dianggap mewakili sekelumit peristiwa kehidupan sosial Aceh sehingga amat mempengaruhi tingkah laku, norma atau nilai-nilai social,

kehidupan masyarakata dan budayaan pada umumnya. 49 Istilah Dayah berasal dari bahasa Arab zawwiyah yang berarti pojok, sudut, bagian dari suatu tempat

bangunan. Hasil Kesimpulan Pertemuan Ilmiah IAIN Ar-Raniry Banda Aceh (1985), istilah Dayah berarti, Sekolah

Tinggi Aceh.

Page 59: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

40

studi di jenjang ini ia melanjutkan kembali studinya pada Madrasah Al-Muslim Matang

Geulumpang Dua samapai tahun 1937.

Pada dekade 1939, mahjiddin memutuskan untuk menimba ilmu ke Sumatera Barat pada

sebuah sekolah terkenal pada masa itu yang bernama Normal Islam School di Sumatera Barat.

Pada akhirnya ia menyelesaikan studinya pada tahun 1914 dengan lulusan peringkat terbaik.

Setelah kepulangannya dari Sumatera Barat pada akhir tahun 1914 ia kembali ke kampong

halamannya dan menjadi pendidik di sekolah al-Muslim. Pada tahun 1944-1946 ia dipercaya

memimpin sebuah sekolah Madrasah al-Muslim.

Pada saat peristiwa aceh bergolak, Mahjiddin sempat ditangkap dan ditahan serta

diasingkan ke penjara Binjai pada tahun 1953.50 Namun setelah empat tahun yaitu pada tahun

1957 Mahjiddin dibebaskan. Setelah bebas, ia kembali berkiprah dalam dunia pendidikan yang

berada di jajaran Departemen Agama, pindah dari satu jabatan ke jabatan lain dan terakhir

menjadi kepala PGA 6 Banda Aceh pada tahun 1963 hingga pensiun yaitu tahun 1974.51

Mahjiddin Jusuf dipangggil Sang Khalik pada malam hari raya Fitrah pada tahun 1514 H

bertepatan pada 14 Maret 1994 M, pada usia 74 tahun, dan dimakamkan di pemakaman keluarga

di kelurahan Beurawe kecamatan Kuta Alam Banda Aceh.

2. Aktivitas Agama dan Sosial Mahjiddin Jusuf

Sama seperti ulama dan tokoh agama Islam Aceh lainnya, Tgk. Mahjiddin Jusuf

membangun masyarakat melalui dunia pendidikan. Sekembalinya ke kampung halaman dari

perantauan di Sumatera Barat, ia bergabung dengan lembaga pendidikan madrasah Al-Muslim di

50 Dalam tahan inilah , Mahjiddin mulai menulis Alquran dan Terjemahan bebas bersajak dalam bahasa

Aceh dan berhasil menerjemahkan tiga buah surat yaitu: Yāsin, Al-Kahfi dan Alinsyirah. Hendra Gunawan, studi

kasus Aceh dan Sulawesi Seltan tahun 1953-1958, (Media Dakwah: Jakarta, 2000), h. 54. 51 Mahjiddin, Al-Qur’an Al Karim Bebas Bersajak dalam Bahasa Aceh (Banda Aceh: Pusat Penelitian dan

Pengkajian Kebudayaan Islam (P3KI) Aceh, 2007) h. xx.

Page 60: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

41

Peusangan. Karena keaktifan dan ketekunannya mengajar dan membina murid-murid di

madrasah ini, Tgk. Mahjiddin Jusuf akhirnya dipercaya untuk memimpin madrasah Al-Muslim.

Di samping aktif mengajar di madrasah ini, bakatnya sebagai orang yang mampu mengolah

bahasa dalam bentuk syair tetap ia pupuk. Ia mengarang beberapa syair dan hikayat dalam

bahasa Aceh.

Pada tahun 1946 jabatan sebagai pimpinan Madrasah Al-Muslim ia tinggalkan. Hal ini

karena Tgk. Mahjiddin Jusuf dipercaya oleh pemerintah Indonesia yang baru saja merdeka dari

penjajah Belanda untuk memangku jabatan sebagai Kepala Negeri (setingkat Camat pada masa

kini) Peusangan. Pada masa ia berposisi sebagai kepala negeri, banyak aktivitas yang ia lakukan

seperti menghimpun pemuda desa untuk dilatih bidang kemiliteran dalam rangka

mempertahankan Republik dari kekuatan tentara sekutu.

Walaupun pemuda-pemuda tersebut dilatih strategi kemiliteran, Tgk. Mahjiddin Jusuf

selalu menananamkan aqidah yang kuat kepada mereka dan kebiasaan ibadah yang baik sehingga

pemuda itu tumbuh menjadi pemuda yang cinta agama, nusa, dan bangsa. Posisi sebagai kepala

negeri ia pangku hingga tahun 1948 karena selanjutnya ia dipromosikan untuk menjadi kepala

Pendidikan Agama Provinsi Aceh.

Ketika Provinsi Aceh dihapus dan dileburkan menjadi satu dengan Provinsi Sumatera

Utara, ia dipindahkan ke Medan dan diangkat menjadi kepala Pendidikan Agama Propinsi

Sumatera Utara. Tgk. Mahjiddin Jusuf termasuk tokoh Aceh yang menentang kebijakan

pemerintah RI yang meleburkan provinsi Aceh ke dalam provinsi Sumatera Utara. Ia tidak lama

memangku jabatan itu. Pada tahun 1952, Tgk. Mahjiddin Jusuf kembali ke Aceh dan

meninggalkan jabatan sebagai kepala Pendidikan Agama. Tgk. Mahjiddin Jusuf adalah tokoh

yang teguh pendirian dan tanpa kompromi dalam membela kebenaran. Ketika peristiwa

Page 61: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

42

pemberontakan Aceh meletus, pada tahun 1953 ia ditangkap dan dibawa ke Binjai untuk

dipenjara. Empat tahun lamanya ia ditahan di penjara tersebut.

Sebagai seorang yang terdidik dan memiliki pengetahuan yang dalam tentang agama

Islam ia amat menguasai ilmu nahwu, bayan, ma’ani dan tafsir ditambah lagi dengan bakatnya

sebagai seorang penyair, masa empat tahun dipenjara ia isi dengan berbagai kegiatan yang

bermanfaat. Ia amat yakin bahwa manusia terbaik adalah manusia yang dapat memberi manfaat

kepada orang lain. Sebagai perwujudan akan keyakinannya itu, maka ia mengisi sebagian besar

waktunya dengan berdakwah kepada seluruh penghuni penjara, baik yang beragama Islam

maupun non Islam. Kepada yang beragama Islam ia ajak dan bimbing untuk mengamalkan

ajaran Islam seperti shalat yang dilakukan secara berjamaah dan mengerjakan puasa Ramadhan,

sementara kepada non muslim ia sampaikan tentang kebesaran Allah dan kebenaran agama

Islam. Hasil dari aktifitas dakwahnya selama empat tahun dipenjara, ada sembilan orang non

muslim beralih agama menjadi muslim.

Selain melakukan dakwah dan mengisi pengajian agama kepada penghuni penjara, Tgk.

Mahjiddin Jusuf juga mengisi hari-harinya dengan menterjemahkan Alquran ke dalam bahasa

Aceh. Uniknya, terjemahan ini bukan sekedar ke dalam bahasa Aceh, tetapi juga terjemahannya

disusun dalam bentuk bahasa syair. Awalnya kegiatan ini tidak ia tekuni secara serius, dalam

arti, hanya sekedar mengisi waktu selama berada di penjara dan baru ia lakukan secara serius

setelah Tgk. Mahjiddin Jusuf keluar dari penjara. Selama empat tahun di penjara ia berhasil

menterjemahkan tiga surat Alquran, yaitu: surah Yasin, surah Al-Kahfi, dan surah Al-Insyiah.

Setelah Tgk. Mahjiddin Jusuf keluar dari penjara ia kemudian melakukan penerjemahan

Al-qur’an ke dalam bahasa Aceh secara serius. Salah seorang yang memberi semangat

kepadanya untuk pekerjaan ini adalah Abu Daud Beureueh, ulama dan tokoh masyarakat Aceh

Page 62: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

43

yang merupakan sahabat karibnya. Dengan dorongan semangat itu, Tgk. Mahjiddin Jusuf dapat

menyelesaikan penerjemahan Alquran secara lengkap. Jejak yang dilakukan olehnya

mengingatkan orang kepada ulama besar Aceh masa lampau yaitu Syeikh Abdur Rauf atau

dikenal dengan sebutan Syiah Kuala yang hidup pada abad ke 17. Ulama Aceh inilah yang

pertama kali menterjemahkan kitab suci Alquran ke dalam bahasa Melayu. Tgk. Mahjiddin Jusuf

adalah ulama yang aktif berdakwah, mengamalkan ajaran Islam dengan baik dan menyampaikan

ajaran Islam kepada setiap anggota masyarakat. Dalam hidupnya, beliau senantiasa menjaga

waktu shalat dan selalu berusaha mengerjakan shalat secara berjamaah di mesjid. Setelah selesai

shalat, adakalanya, beliau langsung berdiri di hadapan jamaah untuk memberikan siraman rohani

singkatau yang dikenal dalam istilah “Kultum” (kuliah tujuh menit).

Masyarakat amat senang mendengar ceramah yang disampaikan oleh Tgk. Mahjiddin

Jusuf. Hal ini bukan saja karena ceramah beliau sering diselingi dengan syair-syair Aceh, tetapi

juga bahasa beliau yang santun dan mudah dicerna oleh anggota masyarakat. Dalam dakwahnya,

ia juga hampir tidak pernah menyinggung perasaan orang lain. Di samping menasehati

masyarakat secara resmi melalui pengajian agama, pada setiap kesempatan yang ada, Tgk.

Mahjiddin berusaha mengamalkan hadis Rasul: “Sampaikan kepada setiap orang walaupun

hanya satu ayat”. Karenanya, jika ia minum di warung atau di kedai, ia selalu berbicara dalam

bingkai dakwah Islam.

3. Karya-karya Mahjiddin Jusuf

Tgk. Mahjiddin Jusuf adalah satu dari sedikit ulama Aceh yang mampu menuangkan ide-

idenya dalam bentuk buku. Di samping menulis buku syair dan hikayat dalam bahasa Aceh, ia

juga menulis buku-buku teks pelajaran untuk murid Sekolah Rakyat Islam (SRI). Bidang yang ia

Page 63: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

44

tulis adalah pelajaran tafsir dan bahasa Arab yang kesemua bukunya ditulis dalam huruf Arab

Melayu (Jawoe). Buku yang ia tulis menjadi buku teks pelajaran di sekolah ibtidaiyah pada tahun

lima puluhan. Namun karya yang paling monumental dari tangan Tgk. Mahjiddin Jusuf adalah

terjemahan Alquran ke dalam bahasa Aceh dalam bentuk syair yang diterbitkan oleh Pusat

Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Islam (P3KI) IAIN Ar-Raniry pada tahun 1999.

Berikut contoh terjemahan Surat Ali Imran, ayat 106 dan 107 yang ia terjemahkan ke

dalam bahasa Aceh dengan bentuk syair:

Bak uroe dudoe nyang puteh muka

Ngon itam muka dua kaphilah

Nyang itam muka teuma geutanyong

‘Oh lheuh meuiman kakaphe di kah

Jino karasa azeub bukon le

Sebab kakaphe raya that salah

Nyang puteh muka teuma that seunang

Bandum ureungnyan lam rahmat Allah

Keukai disinan sepanjang masa.

Ia juga mengarang beberapa hikayat meskipun belum diterbitkan. Ia pernah mengisahkan

tentang orang tuanya dalam sebuah karya yang berjudul “Fakir Yusuf: Penulis Hikayat Aceh”

tahun 1984.

Page 64: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

45

BAB IV

ANALISIS PENILAIAN KUALITAS TERJEMAHAN AL QUR’AN AL KARIM

TERJEMAHAN BEBAS BERSAJAK DALAM BAHASA ACEH SURAH AL QALAM

A. Analisis Penilaian Kualitas Terjemahan Al Qur’an Al Karim Terjemahan Bebas

Bersajak dalam Bahasa Aceh dari Aspek Keterbacaan

Alquran sebagaimana yag kita ketahui, telah diturunkan secara berangsur-angsur dalam

berbagai kesempatan, sesuai dengan pristiwa dan masalah yang menimpa kaum Muslim.

Karenanya, demi menyelesaikan problematika tersebut, satu atau beberapa ayat dan kadang kala

satu surah diturunkan. Sangat jelas bahawa ayat-ayat yang diturunkan pada setiap kesempatan,

berkaitan dan membahas peristiwa tersebut. Karenanya, jika terdapat ketidak jelasan atau

muncul masalah dalam lafazh atau makna, maka untuk menyelesaikannya harus dengan cara

mengidentifikasi latar belakang peristiwa yang tejadi. Untuk mengetahui makna dan tafsir setiap

ayat secara utuh, langkah yang harus ditempuh adalah melihat sebab turunya setiap ayat agar

memperoleh kejelasan yang sempurna.52

Surah al-Qalam (القلم) ini tergolong surah Makiyyah.53 Dilihat dari urutan turun surah ini

diturunkan sesudah surah al-Alaq dan sebelum surah al-Muzzammil, namun secara urutan surah,

surah ini berada pada urutan ke-68 dari 114 surah dalam alquran. Surah ini terdiri atas 52 ayat.

Surah Al-Qalam berarti pena, hakikat pena di dalam surat al-Alaq, menurut imam an Naisabury

memberi falsafah bahwa pena adalah pemburu ilmu. Surah ini diberi nama al-Qalam (pena),

karena di dalamnya Allah bersumpah dengan alat tulis, yakni Qalam. Dengan demikian,

52 M. Hadi Ma’rifat, Sejarah Al-Quran (Jakarta: Al-Huda,2007), h.94. 53 Jalaluddin As-Suyuthi, Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an (Jakarta: Gema Insan, 2008), h. 588.

Page 65: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

46

penamaan surah ini dengan al-Qalam sebagai penghormatan terhdap “pena”, karena dalam

penciptaannya itu terdapat petunjuk kepada hikmah yang agung dan berbagai manfaat yang tidak

terhingga. Dilihat dari kandungan, kata Imam al-Qurthubi, sebagaian besar ayat dalam surah ini

turun berkaitan dengan Al-Walid bin al- Mughirah dan Abu Jahal.

Pada bab ini saya akan memberi evaluasi serta nilai dari hasil terjemahan Al Qur’an

Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa Aceh pada surah al-Qalam. Analisis yang

peneliti lakukan berpedoman pada teori penilaian penerjemahan yang dikemukakan oleh Moch.

Syarif Hidayatullah. Selanjutnya, analisis dan penelitian ini dilakukan dengan mengamati hasil

terjemahan dari aspek keterbacaan yang meliputi beberapa faktor yaitu: konkret (yaitu dengan

melihat sejauh mana pesan itu tersampaikan secara konkret dan tidak abstrak), tegas (yaitu

dengan melihat sejauh mana pesan itu tersampaikan secara tegas dan tidak bertele-tele), jelas

(yaitu dengan melihat sejauh mana pesan itu tersampaikan jelas dan lengkap), popular (yaitu

dengan melihat sejauh mana pesan itu tersampaikan dengan bahasa yang popular dan lazim).

Berikut ini analisa peneliti mengenai hasil terjemahan Al Qur’an Al Karim Terjemahan Bebas

Bersajak dalam Bahasa Aceh:

(al-Qalam) القلم .1

Kalam

Penilaian yang dapat peneliti berikan untuk terjemahan di atas yaitu peneliti menemukan

kata pada nama surah diterjemahan sebagai kalam, surah ini populer dengan nama Surah القلم

al-Qalam, juga Surah Nun.54 Berdasarkan pedoman transliterasi Arab-Latin dalam buku

54 Zaini Dahlan, dkk,. Alquran dan Tafsirnya (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf), 1991 h. 284.

Page 66: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

47

“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah” CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan pedoman

transliterasi Arab-Latin Kementrian Agama Nomor: 158 Tahun 1987 – Nomor: 0543 b/u/1987,

huruf ق apabila ditulis latin menjadi huruf Q, sehingga dengan kesalahan memilih padanan

dalam huruf latin menyebabkan perubahan makna, القلم berarti pena.55 Pena menurut KBBI

adalah alat untuk menulis dengan tinta, dibuat dari baja, yang runcing dan belah.56 Beda halnya

apabila diterjemahkan sebagai kalam, adapun arti dari kalam itu senndiri adalah firman,

perkataan, sabda, tuturan dan ujaran57, sangat jauh berbeda antara pena dan perkataan tuhan.

Jadi, terjemahan tersebut tidak memenuhi faktor keterbacaan dalam sebuah penerjemahan,

karena adanya kesalahan dalam pemilihan padanan sehingga menimbulkan terjemahan yang

abstrak dan ambigu.

بسم هللا الرحمن الرحيم .2

Ngon nama Allah lonpuphon surat Dengan nama Allah

Tuhan Hadharat nyang Maha Murah Yang Maha Pemurah,

Tuhanku sidroe geumaseh that-that Yang Maha Penyayang.

Donya akherat rahmat Neulimpah

Dari terjemahan di atas, peneliti menemukan adanya kejanggalan dalam penerjemahan,

pada terjemahan di atas terdapat Donya akherat rahmat neulimpah, jika بسم هللا الرحمن الرحيم

diartikan ke dalam bahasa Indonesia Dunia akhirat rahmat melimpah. Pada Tsu tidak terdapat

kalimat yang mengharuskan penerjemah menambahkan terjemahan Dunia akhirat rahmat

55 Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab – Indonesia (Yogyakarta: Multi Karya

Grafika, 1996), h. 1469. 56 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), h. 847.

57 Departemen Pendidikan Nasional, Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia Pusat Bahasa ( Bandung: Mizan

Pustaka, 2009), h. 269.

Page 67: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

48

melimpah. Jika merujuk ke tafsir الرحمن الرحيم , kata ar-Raḫmân sebagai sifat Allah swt.

Yang mencurahkan rahmat yang bersifat sementara di dunia ini, meliputi seluruh makhluk, tanpa

terkecuali dan tanpa membedakan antara mukmin dan kafir. Sedang ar-Raḫĭm adalah rahmat-

Nya yang bersifat kekal adalah rahmat-Nya di akhirat, tempat kehidupan yang kekal, yang hanya

akan dinikmati oleh makhluk-makhluk yang mengabdi kepada-Nya.58 الرحمن الرحيم

diterjemahkan nyang Maha Murah, geumaseh that-that, kata الرحمن mengikuti bentuk kata

dari akar kata فعيل mengikuti bentuk kata الرحيم dan رحم yang berasal dari akar kata فعالن

yang sama. Orang Arab seringkali membentuk kata benda dari kata kerja فعل يفعل atas فعالن,

seperti perkataan سكر يسكر غضب يغضب غضبان ,عطش يعطش عطشان ,سكرا demikian

pula kata مرحي Adapun bentuk kata .رحم يرحم رحمن karena dia pujian, yang orang Arab jika

menyebut kata benda yang berindikasi pujian atau celaan maka penyeseaiannya dengan bentuk

kata فعيل, minsalnya dari akar kata علم adalah عالم dan 59.عليم Pada terjemahan di atas

peneliti juga menemukan adanya kesalahan pada penulisan huruf kapital N pada kata Neulimpah.

Jadi, menurut peneliti terjemahan tersebut belum memenuhi faktor keterbacaan dalam sebuah

penerjemahan, karena adanya pemborosan kata. Terjemahan pada kata ini menggunakan model

terjemahan tafsiriah namun menurut peneliti jika diterjemahkan secara tafsiriah lebih tepatnya

jika diperincikan lagi apa-apa sajakah yang termasuk kedalam rahmat neulimpah yang ada di

donya akherat. Jadi, cukup diterjemahkan secara sederhana saja, lebih mudah untuk dipahami

58 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Tangerang: Lentera Hati, 2002), h. 23. 59 Ahmad Abdurraziq Al Bakri, dkk,. Tafsir Ath-Thabari (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), h. 214.

Page 68: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

49

yaitu, Ngon nama Allah, nyang Maha Murah, nyang Maha geumaseh. Sudah bisa dikatakan

memenuhi faktor keterbacaan dalam penerjemahan.

ن والقلم وما يسطرون .3

Nun Nûn

Peue meukeusud Nun bak awal ayat Demi qalam dan apa yang

Tuhan Hadharat hana Neupeugah Mereka tuliskan.

Demi na kalam ngon nyang jih surat

(Qs. Al-Qalam, 68:1)

Pada terjemahan di atas, peneliti menemukan terjemahan terlalu banyak pemborosan kata

atau bertele-tele, seperti pada terjemahan ن diterjemahkan (Peue meukeusud Nun bak awal ayat,

Tuhan Hadharat hana Neupeugah), ن adalah huruf yang tidak dapat menerima I’rab. Jika ia

adalah kata yang sempurna, maka ia akan diberikan I’rab, sebagaimana lafazh القلم diberikan

I’rab. Dengan demikian, ia adalah huruf hijaiyah (abjad) seperti semua huruf yang terdapat di

awal surah. Pada Tsu juga tidak terdapat kata yang bisa menimbulkan terjemahan seperti Peue

meukeusud Nun bak awal ayat, Tuhan Hadharat hana Neupeugah, terlalu banyak penambahan

atau pemborosan terjemahan sehingga membingungkan pembaca Tsa. Peneliti juga

menemukan kesalahan dalam menulis padanan transliterasi arab-indonesia, dalam penulisan

Berdasarkan pedoman transliterasi Arab-Latin dalam buku “Pedoman Penulisan Karya ,القلم

Ilmiah” CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan pedoman transliterasi Arab-Latin

Kementrian Agama Nomor: 158 Tahun 1987 – Nomor: 0543 b/u/1987, huruf ق apabila ditulis

latin menjadi huruf Q, sehingga dengan kesalahan memilih padanan dalam huruf latin

menyebabkan perubahan makna, القلم berarti pena. Pada terjemahan di atas peneliti juga

Page 69: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

50

menemukan adanya kesalahan dalam penulisan huruf kapital, H dan N pada kata Hadharat dan

Neupeugah. Menurut peneliti pada ayat ini cukup diterjemahkan sebagai berikut: Nun, Demi na

kalam ngon nyang jih surat. Menurut peneliti terjemahan tersebut tidak bertele-tele dan lebih

mudah untuk dipahami oleh pembaca, dan bisa dikatakan sudah memenuhi faktor keterbacaan

dalam penerjemahan.

ما أنت بنعمة ربك بمجنون .4

Gata kon meuhat lagee jih peugah Berkat nikmat Tuhanmu,

Nikmat Po gata gata kon gila Bukanlah kau seorang majnun.

(Qs. Al-Qalam, 68:2)

Pada terjemahan di atas, peneliti menemukan adanya kata yang tidak diterjemahkan yaitu

jika kata tersebut tidak diterjemahkan maka kita sebagai pembaca Tsa akan menimbulkan ,ربك

pertanyaan maksud dari terjemahan tersebut nikmat dari siapa? Firman Allah ini merupakan

jawab qasam (jawab sumpah). Dalam hal ini perlu diketahui bahwa orang-orang musyrik itu

pernah berkata kepada Nabi bahwa beliau gila dan ada syetannya. Oleh karena itu, Allah

menurunkan bantahan terhadap mereka, sekaligus pernyataan bahwa ucapan mereka adalah

dusta. Firman Allah ما أنت بنعمة ربك بمجنون maksudnya disini adalah karena rahmat

Tuhanmu, sebab makna Ni’mah di sini adalah rahmat. Jika kata ربك tidak diterjemahkan maka

pembaca Tsa tidak mengetahui bantahan dan sumpah yang terdapat dalam firman Allah ini

diturunkan oleh Allah yang ditunjukkan kepada orang-orang musyrik. Kata ربك lebih baik

diterjemahkan sebagai “tuhanmu” sehingga lebih mudah dipahami dan tidak menimbulkan

Page 70: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

51

pertanyaan di benak pembaca Tsa. Pada terjemahan di atas peneliti juga menemukan adanya

kesalahan pada penulisan huruf kapital P pada kata Po.

وإن لك ألجرا غير ممنون .5

Nyang le di gata phala bak Allah Bagimu sungguh ada pahala

Han peutoh-peutoh phala keu gata yang besar yang tiada habisnya.

(Qs. Al-Qalam, 68:3)

Pada terjemahan di atas, peneliti tidak menemukan adanya kesalahan dalam terjemahan,

baik dari pemilihan diksi maupun keefektifitasan kalimat. Tidak ada terjemahan yang berlebih

atau yang dikurangi. Hanya saja, peneliti menemukan ketidak konsistenan penerjemah dalam

menggunakan kata Allah dan Tuhan. Pada beberapa ayat sebelumnya, penerjemah ada

menggunakan kata tuhan dan juga kata Allah. Pada dasarnya kata Tuhan dan Allah berbeda.

Menurut KBBI kata Tuhan, berarti sesuatu yang diyakini, dipuji, dan disembah oleh manusia

sebagai yang Mahakuasa,60 Tuhan biasanya lebih umum dan digunakan oleh orang-orang yang

non Islam. Kata Allah dalam KBBI diartikan sebagai, nama Tuhan dalam bahasa Arab, pencipta

alam semesta yang sempurna, tuhan yang maha Esa yang disembah oleh yang beriman, dan

biasanya mayoritas orang muslim menggunalan kata Allah.

إن ربك هو أعلم بمن ضل عن سبيله وهو أعلم بالمهتدين .6

Po gata keubit Neuteupeue that-that Sungguh, tuhanmulah yang lebih tahu

Soe nyang bit sisat jalan ka salah Siapa tersesat dari jalannya

Neuteupeue that soe nyang na peutunyok Dan ialah yang maha tahu

Nyang ka geujak cok jalan got leupah Orang-orang yang mendapat petunjuk

(Qs. Al-Qalam, 68:7)

60 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), h. 1216.

Page 71: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

52

Dari terjemahan di atas, peneliti menemukan adanya kelebihan atau pemborosan dalam

menerjemahkan, adanya kalimat yang tidak menggambarkan maksud dari ayat tersebut, yaitu

kalimat Nyang ka geujak cok jalan got leupah (Yang mengambil jalan yang baik sekali),

menurut peneliti kata tersebut tidak seharusnya dimasukkan dalam penerjemahan ayat ini. Jika

kita lihat terjemahan secara kata perkata (KPK) juga tidak ada Tsu yang bisa diartikan dengan

tambahan terjemahan tersebut. Pada terjemahan di atas peneliti juga menemukan adanya

kesalahan pada penulisan huruf kapital N pada kata Neuteupeue. Menurut peneliti cukup

diterjemahkan sebagaimana maksud dan makna dalam ayat ini, kalimat Po gata keubit

Neuteupeue that-that, soe nyang bit sisat jalan ka salah, neuteupeue that soe nyang na

peutunyok, sudah mewakili maksud dari ayat ini.

ودوا لو تدهن فيدهنون .7

Napsujih gata meugot-got ngon jih Mereka menginginkan kamu bersikap lunak

Sang-sang bit di jih got-got that leupah Supaya mereka pun bersikap lunak

(Qs. Al-Qalam, 68:9)

Pada ayat di atas, peneliti menemukan adanya kesalahan pilihan diksi dari kata pada ود

terjemahan di atas menggunakan kata napsujih, menurut peneliti penggunakan kata tersebut tidak

tepat, ود yang artinya menginginkan atau menghendaki.61 Menurut peneliti lebih tepat jika

menggunakan kata menginginkan, sangat jauh berbeda antara menginginkan dan napsujih,

napsujih sendiri artinya nafsu menurut KBBI keinginan (kecenderungan, dorongan) dorongan

hati yang kuat karena kecewa. Menurut tafsir ayat ini, Al Farra’ dan Al Kalbi mengatakan,

makna dari firman Allah itu adalah jika engkau bersikap lunak (kepada mereka), lalu merekapun

61 Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab – Indonesia (Yogyakarta: Multi Karya

Grafika, 1996), h. 2007.

Page 72: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

53

akan bersikap lunak kepadamu. Sebab Al Idhaan adalah bersikap lunak terhadap orang yang

tidak semestinya bersikap lunak terhadap mereka.62

مناع للخير معتد أثيم .8

Atra jeh di jih bek sagai leupah Yang menghalangi segala yang baik,

Meunyo buet nyang got di jih kriet jih that Yang melampaui batas lagi banyak dosa

Keubit jeuheut that jipubuet salah

(Qs. Al-Qalam, 68:12)

Dari terjemahan di atas, peneliti menemukan adanya ketidak selarasan peralihan pesan

dari Tsu ke Tsa, karena dalam terjemahan terlalu bebas tanpa memperhatikan struktur dari ayat

itu, ada kata yang begitu saja dibuang tanpa diterjemahkan, dalam terjemahan di atas hanya

mengalihkan maksud ayat lebih ke tafsir dan bukan terjemahan. Seperti مناع للخير diartikan

Atra jeh di jih bek sagai leupah (Hartanya jangan sampai lepas), sedangkan jika kita melihat

terjemahannya adalah yang banyak menghalangi perbuatan baik. Dalam terjemahan tersebut

sudah sangat luas dijabarkan dan lebih ke tafsir. Menurut Al Hasan maksud dari kata tersebut

adalah ‘ Barang siapa dari kalian yang akan memeluk agama Muhammad, niscaya aku tidak akan

memberikan sedikitpun manfaat kepadanya selamnya”.63

عتل بعد ذلك زنيم .9

Keujam jih geuthee laen nibak nyan Seorang yang kasar dan kejam,

(Qs. Al-Qalam, 68:13) Dan selain itu lancung pula.

62 Muhammad Ibrahim Al Hifnawi dan Mahmud Hamid Utsman, Tafsir Al Qurthubi (Jakarta: Pustaka

Azzam, 2008),h. 77. 63 Muhammad Ibrahim Al Hifnawi dan Mahmud Hamid Utsman, Tafsir Al Qurthubi (Jakarta: Pustaka

Azzam, 2008),h. 84.

Page 73: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

54

Dari terjemahan di atas, peneliti menemukan ada kata yang tidak diterjemahkan yaitu بعد

.menurut Hb Jassin diterjemahkan sebgai lancung زنيم dan selain itu lancung pula”.64“ ذلك زنيم

Yang dimaksud lancung adalah tidak jujur atau curang.65 زنيم Zanĭm terambil dari kata زنمة

Zanamah yaitu kulit yang mengulur ke bawah telinga kambing sebagai giwang, atau sesuatu

yang dipotong sebagai tanda pada telinga unta dan dibiarkan terulur. Ada perbedaan pendapat

ulama tentang maksud kata tersebut pada ayat ini. Ada yang mengartikan sebagai perangai buruk

yang telah melekat pada diri seseorang sehingga ia populer dengan keburukan itu,66 ada juga

yang memahaminya dalam arti seseorang yang dinisbahkan kepada satu komunitas padahal dia

bukan dari mereka, dengan kata lain dia adalah anak haram. Tidak ada seorang pun yang disifati

Alquran dengan gabungan sifat buruk dengan sedemikian banyak. Dengan demikian, Jika ketiga

kata tersebut tidak diterjemahkan maka ayat ini ketika dibaca oleh pembaca Tsa maka akan

abstrak dan tidak tersampaikan pesannya ke pada pembaca.

رمنها مصبحين إنا بلوناهم كما بلونا أصحاب الجنة إذ أقسموا ليص .10

Dilee awaknyan ka kamoe ujoe Sungguh kami telah uji mereka

Lagee meuujoe kawom nyang sudah (musyrikin Mekah) sebagaimana Sinan na lampohjih di kawom nyan Telah kami uji pemilik kebun,

Teuma watee nyan ka jimeusumpah Ketika mereka bersumpah, akan

Singoh ban beungoh tajak pot ase memetik (hasil)nya di pagi hari.

(Qs. Al-Qalam, 68:17)

Dari terjemahan di atas, penenliti menemukan adanya kelebihan terjemahan yaitu Sinan

na lampohjih di kawom nyan (di sana ada kebun kaum itu), firman Allah إنا بلوناهم كما بلونا

diterjemahkan Dilee awaknyan ka kamoe ujoe أصحاب الجنة إذ أقسموا ليصرمنها مصبحين

64 HB Jasin, Bacaan Mulia (Yayasan, 1942),h. 800. 65 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), h. 633. 66 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Tangerang: Lentera Hati, 2002), h. 385.

Page 74: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

55

lagee meuujoe kawom nyang sudah Teuma watee nyan ka jimeusumpah, sudah memenuhi faktor

keterbacaan. Tanpa penambahan kalimat Sinan na lampohjih di kawom nyan ke dalam

terjemahan juga pembaca Tsa sudah bisa memahami dan mengerti maksud dari ayat tersebut.

Penambahan terjemahan bisa menimbulkan kesalah pahaman pembaca tentang ayat ini, jika

merujuk ke tafsir dari ayat ini, maksud dari ayat ini adalah menerangkan bahwa Allah telah

memberi orang-orang musyik Mekah nikmat yang banyak yang berupa kesenangan hidup di

dunia dan kemewahan dengan maksud untuk mengetahui apakah mereka mau mensyukuri

nikmat yang telah diberikan dengan cara mengeluarkan hak-hak orang miskin, dan tunduk

kepada seruan Rasul yang menyerukan ke jalan yang benar, atau malah sebaliknya dengan

nikmat yang Allah berikan mereka malah lalai dan menumpuk harta, menantang seruan Rasul

dan keluar dari jalan yang benar? Allah akan menimpakan kepada mereka azab yang pedih dan

melenyapkan nikmat-nikmat yang pernah Allah berikan kepada mereka dengan cara mencabut

nimat pemilik-pemilik kebun tersebut.67

Jadi, menurut peneliti, ayat ini jika diterjemahakan secara sederhana tanpa pemborosan

kata dan bertele-tele dengan banyaknya penambahan juga sudah cukup mudah dimengerti dan

dipahami maksud dan tujuannya.

فطاف عليها طائف من ربك وهم نائمون .11

Meu troh treuk keunan ureueng diarah Maka datanglah ke sana berputar-

Teungoh teungeutjih ureueng nyan teuku putar malapetaka (Azab) dari

Nibak Po gata sideh geulangkah tuhanmu, ketika mereka sedang tidur

(Qs. Al-Qalam, 68:19)

Dari terjemahan di atas, peneliti menemukan adanya kesalahan dalam memilih diksi,

yaitu pada kata فطاف عليها طائف diterjemahkan Meu troh treuk keunan ureueng diarah (Maka

datanglah kesana orang merampok) disini kata طائف diartikan sebagai perampok. Kata طاف

thâfa pada mulanya digunakan dalam arti mengelilingi. Dari sini lahir kata thawaf. Kata طائف

thâ’if biasanya digunakan untuk menunjuk bencana. Sebagaian ulama juga mengatkan bahwa

67 Zaini Dahlan, dkk,. Al Qur’an dan Tafsirnya (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1991), h. 305.

Page 75: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

56

kata ini juga tidak digunakan kecuali bagi yang datang di malam hari. Ayat di atas tidak

menjelaskan apa jenis bencana itu bisa jadi kebakaran, bisa juga aneka bencana, ataupun hama

yang menimpa tumbuh-tumbuhan. Menurut Ibnu Abbas yang dimaksud dari kata Ath-Thaa’if

pada firman Allah itu adalah : Gulunglah (kebun itu) karena (perintah) dari tuhanmu. Sedangkan

menurut Qatadah maksud dari kata Ath-Thaa’if adalah azab dari Tuhanmu. Menurut Ibnu Juraij

maksud dari kata Ath-Thaa’if adalah leher api yang keluar dari lembah neraka Jahanam.68 Dari

beberapa pendapat para ulama di atas bahwa kata طائف itu sendiri bukanlah perampok akan

tetapi azab dari tuhan secara umum bukan hanya perampok. Pada terjemahan di atas peneliti juga

menemukan adanya kesalahan pada penulisan huruf kapital P pada kata Po.

ريم فأصبحت .12 كالص

Jeuet treuk lampoh nyan ka lagee arang Maka jadilah (kebun itu)

Ka seupot itam anco dum bicah Hitam seperti malam gelap gulita

(Qs. Al-Qalam, 68:20)

Pada terjemahan di atas, peneliti menemukan adanya kesalahan pemilihan diksi yaitu

ريم ريم lagee arang (seperti arang), kata ص sedangkan menurut para ahli, menurut Syamir ص

ريم ريم berarti malam, namun ص juga berarti siang. Yakni, ini (siang) terpisah dari itu, (malam) ص

dan itu (malam) terpisah dari ini (siang). Menurut satu pendapat, malam dinamakan shariim

(yang gelap), sebab kegelapannya memutus/menghentikan aktivitas. Jika berdasarkan kepada

pendapat ini, maka kata yang sesuai dengan wazan faa’ilun (Shariimun) itu mengandung makna

faa’ilun (shaarimun).69 ريم kata ini juga ada sebagian ulama yang memahaminya dalam arti ص

debu hitam, sementara yang lain memahaminya dalam arti pasir yaitu lahan kebun itu menjadi

68 Muhammad Ibrahim Al Hifnawi dan Mahmud Hamid Utsman, Tafsir Al Qurthubi (Jakarta: Pustaka

Azzam, 2008),h. 106-107.

69 Muhammad Ibrahim Al Hifnawi dan Mahmud Hamid Utsman, Tafsir Al Qurthubi (Jakarta: Pustaka

Azzam, 2008),h. 106-109.

Page 76: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

57

seperti pasir yang tidak dapat ditumbuhi. Pemilihan kata ini oleh Alquran untuk mengisyaratkan

bahwa pemilik kebun itu benar-benar telah diliputi oleh bencana dan kerugian yang beraneka

ragam. Apapun jenis bencana itu, yang jelas dia bersumber dari Allah yang oleh ayat di atas

ditunjuk dengan kata Tuhanmu.

وغدوا على حرد قادرين .13

Jijak treuk laju padahai di jih Merekapun pergi pagi hari

Ek jibri le jih peue-peue nyang mudah Bertekat kuat menghalangi (orang-orang

(Qs. Al-Qalam, 68:25) miskin) padahal mereka mampu

(menolongnya)

Pada terjemahan di atas terdapat pemilihan diksi yang kurang sesuai yaitu dari kata حرد

di terjemahkan jibri ( memberi) padahal pada dasarnya arti dari حرد itu adalah menghalangi,

atau tekat yang kuat, atau ketegasan dan juga amarah.70 Makna-makna ini menggambarkan

sikap para pemilik kebun tersebut. Atas dasar itu kata ini dinilai sangat tepat penggunaannya

pada ayat di atas, yakni menghalangi adalah tujuan yang telah menjadi kebulatan tekat mereka.

Ketergesaan menggambarkan perjalanan mereka di pagi hari itu, dan amarah menggambarkan

sikap batin mereka jika ada orang miskin yang meminta atau memetik hasil kebun mereka.71

70 Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab – Indonesia (Yogyakarta: Multi Karya

Grafika, 1996), h. 753. 71 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Tangerang: Lentera Hati, 2002), h. 390.

Page 77: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

58

بل نحن محرومون .14

Tapi di tanyoe han sapeue na le Bahkan kita dihalangi (memetik hasil kebun kita)

(Qs. Al- Qalam, 68:27)

Pada terjemahan di atas, peneliti menemukan adanya ketidak tepatan dalam

penerjemahan kata محرومون yaitu han sapeue na le (tidak memiliki apa pun lagi), محروم من

berarti yang kehilangan atau dicegah dari.72 Maksud dari ayat ini adalah hasil kebun tidak

diberikan kepada mereka, karena perbuatan yang yang telah mereka lakukan. Jika diterjemahkan

sebagai han sapeue na le (tidak memiliki apa pun lagi) akan salah pemahamam bagi pembaca

Tsa karena bisa saja mereka beranggapan bahwa sebelumnya mereka tidak memiliki kebun.

Sedangkan maksud dari ayat ini adalah, mereka hanya dihalangi untuk memetik hasil dari

kebunya.

قالوا سبحان ربنا إنا كنا ظالمين .15

Jikheun treuk yoh nyan subhanallah Mereka berkata, Mahasuci Tuhan kita!

Keubit po tanyoe Maha Suci that Sungguh, kita orang yang zalim

Tanyoe lalem that hana ban peugah

(Qs. Al-Qalam, 68:29)

Pada terjemahan di atas, peneliti menemukan adanya pemborosan kata, yaitu إنا كنا

cukup di terjemahkan Tanyoe lalem that ‘sungguh kita orang yang zalim’, tidak perlu ظالمين

lagi adanya penambahan kata hana ban peugah ‘tiada terkira’. Dan juga adanya pemilihan diksi

yang kurang populer yaitu dari kata ظالم diartikan lalem, kata lalem kurang pouler dikalangan

72 Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab – Indonesia (Yogyakarta: Multi Karya

Grafika, 1996), h. 1646.

Page 78: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

59

masyarakat akan lebih mudah dipahami kata ظالم bisa diterjemahkan sebagai yang tidak adil,

sewenang-wenang, zalim, aniaya, dan kejam.73 Lebih tepat jika diterjemahkan dengan zalim,

karena lebih populer di telinga masyarakat.

راغبون عسى ربنا أن يبدلنا خيرا منها إنا إلى ربنا .16

Kadang neutem bri le po geutanyoe Semoga tuhan kita kan memberikan

Laen neugantoe nyang leubeh ceudah Sebagai ganti yang lebih baik

Taharap ampon bak po geutanyoe (dari kebun itu)

(Qs. Al-Qalam, 68:32) Sungguh, kita mengharapkan ampunan

tuhan kita!

Pada terjemahan di atas, peneliti menemukan adanya pemborosan dalam menerjemahkan

kata عسى yaitu kadang neutem (kadang mungkin), untuk kedua kata ini berbeda, kadang

memiliki arti adakalanya, kadang kala, sekali-sekali sekali waktu.74 Sedangkan untuk mungkin

memiliki arti ada atau tidak, belum tentu, barang kali, boleh jadi, dapat terjadi, tidak

mustahil,kelihatannya, dan kira-kira.75 Jika kita lihat kembali untuk kata عسى memiliki arti

barang kali, boleh jadi, mungkin, semoga dan moga-moga.76 Menurut peneliti, lebih tepat kata

pada ayat tersebut diartikan sebagai Neutem (mungkin). Jika merujuk ke tafsirnya ayat ini عسى

memiliki maksud bahwa “ Jika Allah memberi ganti kepada kami dengan (kebun) yang lebih

73 Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab – Indonesia (Yogyakarta: Multi Karya

Grafika, 1996), h. 1248.

74 Departemen Pendidikan Nasional, Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia Pusat Bahasa ( Bandung: Mizan

Pustaka,2009), h. 266. 75 Departemen Pendidikan Nasional, Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia Pusat Bahasa ( Bandung: Mizan

Pustaka,2009), h. 391.

76 Ahmad Warson Munawwir, Al Munawwir Kamus Arab – Indonesia (Surabaya: Pustaka Progressif,

1997), h. 932.

Page 79: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

60

baik daripada kebun itu, niscaya kami akan melakukan apa yang telah dilakukan oleh orang tua

kami dulu.”77

كذلك العذاب ولعذاب اآلخرة أكبر لو كانوا يعلمون .17

Meunankeuh kamoe adeueb meubalah Demikianlah azab (dunia)

Adeueb akherat raya nibak nyoe Sungguh,lebih besar azab akhirat

Meunyo jiteupeue han roe jih salah Sekiranya mereka menetahui

(Qs. Al-Qalam, 68:33)

Pada terjemahan di atas, peneliti menemukan adanya pemborosan terjemahan yaitu han

roe jih salah ( tidak akan berbuat salah). Jika diperhatikan Tsu كذلك العذاب ولعذاب اآلخرة أكبر

cukup diterjemahkan Meunankeuh kamoe adeueb Meubalah, adeueb akherat لو كانوا يعلمون

raya nibak nyoe, meunyo jiteupeue. Tidak perlu adanya penambahan frase lagi. Dengan adanya

penambahan frase tersebut maka akan lebih membingungkan pembaca Tsu.

إن للمتقين عند ربهم جنات النعيم .18

Ureueng takeuwa nibah Po gopnyan Sungguh, bagi orang yang takwa pada

Churuga na’im ka lheueh Neukeubah tuhannya, (tersedia) surga-surga

(Qs. Al-Qalam, 68:34) kenikmatan

Pada terjemahan di atas, peneliti menemukan adanya ketidak tepatan dalam pemilihan

diksi dari kata النعيم, pada terjemahan di atas kata tersebut tidak diterjemahakan. نعيم berarti

77 Muhammad Ibrahim Al Hifnawi dan Mahmud Hamid Utsman, Tafsir Al Qurthubi (Jakarta: Pustaka

Azzam, 2008), h. 118.

Page 80: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

61

kenyamanan, kenikmatan, kemewahan hidup, kegembiraan dan kebahagiaan.78 Jika tidak

diterjemahkan maka akan menimbulkan makna yang abstrak, yaitu kata نعيم juga berarti salah

satu dari jenis-jenis surga. Merujuk pada penjelasan ayat tersebut menjelaskan bahwa,

sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa itu disediakan bagi mereka di akhirat kelak,

surga-surga yang hanya mengandung kenikmatan yang murni, yang tidak tercemar oleh sesuatu

yang mencerminkannya, sebagaimana sesuatu itu mencemari kebun-kebun di dunia.79

Dalam hal ini perlu diketahui bahwa pemuka-pemuka Quraisy berpendapat bahwa

mereka diberikan keberuntungan duniawi yang melimpah, sementara kaum muslim hanya sedikit

saja. Oleh karena itulah apabila mereka mendengar pembicaraan tentang akhirat dan apa yang

Allah janjikan kepada orang-orang yang beriman, mereka berkata, “ kalau benar kita akan

dibangkitkan seperti yang diklaim Muhammad dan orang-orang yang mengikutinya, maka

kondisi kita dan kondisi mereka (di akhirat) tidak akan jauh berbeda dari kondisi yang ada di

dunia. Pada terjemahan di atas peneliti juga menemukan adanya kesalahan pada penulisan huruf

kapital P pada kata Po.

أم لكم أيمان علينا بالغة إلى يوم القيامة إن لكم لما تحكمون .19

Peue na meujanji gata ngon Kamoe Atau adakah padamu perjanjian dengan

Sampoe ‘an dudoe taakad sumpah (kami), diperkuat dengan sumpah,

(Qs. Al-Qalam, 68:39) Nyang jeuet gata dum meunan tahukom

yang berlaku hingga hari kiamat,

sehingga kamu dapat apa saja yang kamu

ingini

78 Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab – Indonesia (Yogyakarta: Multi Karya

Grafika, 1996), h. 1928.

79 Muhammad Ibrahim Al Hifnawi dan Mahmud Hamid Utsman, Tafsir Al Qurthubi (Jakarta: Pustaka

Azzam, 2008), h. 121-122.

Page 81: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

62

Dari terjemahan di atas, peneliti menemukan adanya kesalahan dalam penulisan huruf

kapital K dalam kata Kamoe. menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan (EYD) penggunaan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal

kalimat, huruf pertama petikan langsung, huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang

berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti Tuhan, huruf pertama

nama gelar kehormatan, keturunan, dan agama yang diikuti nama orang, huruf pertama gelar

kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang, huruf pertama unsur-

unsur nama orang, huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa, huruf pertama unsur-

unsur nama diri geografi, huruf pertama semua unsur nama resmi Negara, lembaga resmi,

lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi,kecuali kata tugas, seperti dan, oleh,

atau, dan untuk. Huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama

lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dokumen resmi, dan judul karangan. Huruf

pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) dalam judul buku, majalah,

surat kabar, dan makalah, kecuali kata tugas seperti di,ke,dan,yang dan untuk. Ini beberapa

ketentuan dalam penggunaan huruf kapital. Pada terjemahan di atas, terdapat kesalahan dalam

menuliskan huruf kapital pada kata terakhir.

سلهم أيهم بذلك زعيم .20

Tanyong bak jih dum mangat jipeugah Tanyakanlah siapa diantara mereka yang

Soe keupalajih nyang hukom meunoe Bertanggung jawab (atas Keputusan yang

(Qs. Al-Qalam, 68:40) diambil)

Page 82: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

63

Pada terjemahan di atas, peneliti menemukan adanya penerjemahan yang kurang populer

yaitu terjemahan dari kata زعيم di artikan sebagai keupalajih nyang hukom (kepala hukum).

berarti pemimpin, kepala, dan ketua.80 Jika kita perhatikan, tidak ada salahnya jika di زعيم

artikan sebagai keupalajih nyang hukom, akan tetapi penambahan kata hukom pada terjemahan

tersebut bisa menimbulkan kesalahan pesan. Adapun maksud dari ayat di atas adalah,

tanyakanlah olehmu wahai Muhammad kepada orang-orang yang mengada-ada sesuatu

kepadaku, “ siapa diantara mereka yang bertanggung jawab atas apa yang telah disebutkan itu?.”

Maksudnya, mereka akan mendapatkan yang terbaik (di akhirat kelak), seperti yang diproleh

kaum muslimin. Menurut Ibnu Abbas dan Qatadah kata زعيم adalah orang yang bertanggung

jawab dan orang yang menjamin. Sementara menurut Ibnu Kaisan yang dimaksud dengan زعيم

di sini adalah orang ynag mengemukakan hujjah dan pengakuan. Lebih tepat jika di terjemahkan

sebagai keupalajih saja, tanpa menambahkan nyang hukom, ini sudah cukup mewakili faktor

keterbacaan suatu terjemahan.

يكشف عن ساق ويدعون إلى السجود فال يستطيعون يوم .21

Uroe deuh beuteh bandum ka teulhon Pada hari (kiamat) betis disingkapkan

Geuyue sujud lom laju beu bagah Dan mereka dipanggil untuk bersujud

Han ek sujud le di jih watee nyan Tapi mereka tidak berdaya

(Qs. Al-Qalam, 68:42)

Pada terjemahan di atas, peneliti menemukan adanya pemilihan diksi yang kurang tepat

yaitu dari kata يكشف عن ساق di terjemahkan sebagai beuteh bandum ka teulhon ( betis semua

80 Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab – Indonesia (Yogyakarta: Multi Karya

Grafika, 1996), h. 1015.

Page 83: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

64

telanjang). كشف berarti membuka, mengungkapkan, memperlihatkan dan menyingkap.81

Sedangkan dilihat dari tafsirnya maksud dari kata tersebut tidak menggambarkan bahwa

membuka betis secara keseluruhan atau telanjang. kata يكشف عن ساق disingkap betis adalah

istilah yang digunakan bahasa Arab untuk menggambarkan kesulitan yang besar yang

memerlukan upaya serius untuk menanggulanginya. Ini karena biasanya seseorang yang

menghadapi sesuatu yang serius, menyingkap lengan baju atau bagian bawah dari penutup

betisnya, sehingga agar lebih mudah dan lebih tangkas bergerak atau berlari.82 Beberapa

pendapat ahli tentang ayat ini khususnya pada kata يكشف عن ساق, Ibnu Al Mubarak

mengatakan bahwa, Usamah bin Zaid mengabarkan kepada kami dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas,

tentang firman Allah tersebut Ibnu Abbas berkata, “maksudnya, (pada hari) kesusahan dan

kesulitan (disingkap).” Abu Ubaidah berpendapat bahwa, “Apabila perang dan perkara hebat,

dikatakan: Kasyafa al amru an saaqihi (perkara itu menyingkap betisnya). Yang menjadi dasar

dalam hal ini adalah, jika seseorang yang tercebur ke dalam sesuatu yang memerlukan

keseriusan, maka dia akan menyingsingkan saaq (betis)nya.83 Menurut pendapat yang lain, yang

Allah maksud adalah waktu mendekatnya ajal dan lemahnya tubuh. Dengan demikian, yang

dimaksud dari firman Allah ini adalah : (pada hari) orang sakit menyingkap betisnya, agar dia

dapat melihat betisnya, agar dia dapat melihat kelemahannya. Adapun riwayat yang menyatakan

bahwa Allah akan menyingkap betisnya, perlu diketahui bahwa sesungguhnya Allah Maha tinggi

untuk memiliki anggota tubuh dan bagian, membuka maupun menutup.

81 Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab – Indonesia (Yogyakarta: Multi Karya

Grafika, 1996), h. 1508. 82 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Tangerang: Lentera Hati, 2002), h. 396. 83 Muhammad Ibrahim Al Hifnawi dan Mahmud Hamid Utsman, Tafsir Al Qurthubi (Jakarta: Pustaka

Azzam, 2008),h. 129-130.

Page 84: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

65

Dari beberapa penjelasan tentang يكشف عن ساق bisa kita tarik kesimpulan bahwa tidak

ada satu ahli pun yang menerjemahkan kata كشف dengan kata telanjang. dua kata ini sangat

berbedaan kata telanjang berarti tidak berpakaian: banyak anak kecil yang mandi -- di sungai.

Atau dengan kata lain tidak mempunyai pakaian.84 Sedangkan singkap berarti buka, menyingkap

membuka selubung, buku, pintu, membuka sedikit. Dari penjelasan perbedaan dua kata tersebut

menurut peneliti, kata كشف lebih tepat jika diterjemahkan dengan pilihan kata menyingkap.

خاشعة أبصارهم ترهقهم ذلة وقد كانوا يدعون إلى السجود وهم سالمون .22

Mata ka rabon khuchu’ that leupah Mata mereka tunduk ke bawah

Watee nyan di jih hina ngon malee Diliputi kehinaan, padahal mereka

Yoh geuyue dilee han jitem papah Dahulunya telah dipanggil untuk bersujud,

Yoh mantong teuga han jitem pubuet Waktu mereka sehat sejahtera

‘Oh geuyue sujud di jih jibantah

(Qs. Al-Qalam, 68:43)

Pada terjemahan dia atas peneliti menemukan adanya kesalahan pemilihan diksi dari kata

,berarti yang selamat سالم: سليم .diterjemahkan mantong teuga (dalam keadaan kuat) سالمون

sehat.85 Kata kuat menurut KBBI berarti banyak tenaganya, mampu mengangkat banyak, dan

tidak mudah goyah. Menurut peneliti lebih tepat jika terjemahan menggunakan kata sehat.

Menurut beberapa tafsir ayat ini juga dikaitkan dengan sholat berjama’ah, karena hanya orang-

orang yang sehat bisa melaksanakan sholat berjama’ah dengan sempurna.

84 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), h. 1160. 85 Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab – Indonesia (Yogyakarta: Multi Karya

Grafika, 1996), h. 1039.

Page 85: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

66

فذرني ومن يكذب بهذا الحديث سنستدرجهم من حيث ال يعلمون .23

Bah jih deungon Lon jinoe meuhukom Maka serahkanlah (ya Muhammad)

Jikheun narit-Lon sulet that leupah Kepadaku (urusan) orang-orang yang

Lon keumeung heijih dum seun-seun bacut Mendustakan berita (Alquran ini)

Bah le jipubuet laju nyang salah Kami akan azab mereka beransur-ansur

Hana jiteupeue ho jikeumeung bloh Dari tempat yang tiada mereka tahu

(Qs. Al-Qalam, 68:44)

Dari terjemahan di atas, peneliti menemukan adanya kesalahan yang berulang dalam

penulisan huruf, kapital L pada kata Lon. menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan (EYD) penggunaan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal

kalimat, huruf pertama petikan langsung, huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang

berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti Tuhan, huruf pertama

nama gelar kehormatan, keturunan, dan agama yang diikuti nama orang, huruf pertama gelar

kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang, huruf pertama unsur-

unsur nama orang, huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa, huruf pertama unsur-

unsur nama diri geografi, huruf pertama semua unsur nama resmi Negara, lembaga resmi,

lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi,kecuali kata tugas, seperti dan, oleh,

atau, dan untuk. Huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama

lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dokumen resmi, dan judul karangan. Huruf

pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) dalam judul buku, majalah,

surat kabar, dan makalah, kecuali kata tugas seperti di,ke,dan,yang dan untuk. Ini beberapa

ketentuan dalam penggunaan huruf kapital. Sedangkan pada terjemahan di atas terdapat

penggunaan huruf capital pada tengah kalimat.86

86 Pusat Bahasa Kemdiknas Republik Indonesia, Pedoman Umum Ejaan Bahasa yang Disempurnakan dan

Pedoman Umum Pembentukan Istilah (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h. 14-22.

Page 86: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

67

كظوم فاصبر لحكم ربك وال تكن كصاحب الحوت إذ نادى وهو م .24

Teuma tasaba hukom Po gata Maka tunggulah dengan sabar ketetapan

Bek lagee haba masa nyang sudah Tuhanmu, dan jangan seperti orang (Yunus)

Lagee soe dilee dalam pruet eungkot Yang berada dalam (perut) ikan

Sang-sang teumakot geuba peurintah Ketika berdoa dalam kesedihan

Geulakee do’a gopnyan di laot

Kawom buet karot beungehgeuh leupah

(Qs. Al-Qalam, 68:48)

Dari terjemahan di atas, peneliti menemukan adanya kesalahan dalam penulisan huruf

capital P pada kata Po. menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

(EYD) penggunaan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat, huruf

pertama petikan langsung, huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan

agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti Tuhan, huruf pertama nama gelar kehormatan,

keturunan, dan agama yang diikuti nama orang, huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan

keagamaan yang tidak diikuti nama orang, huruf pertama unsur-unsur nama orang, huruf

pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa, huruf pertama unsur-unsur nama diri geografi,

huruf pertama semua unsur nama resmi Negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan,

dan nama dokumen resmi,kecuali kata tugas, seperti dan, oleh, atau, dan untuk. Huruf pertama

setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama lembaga resmi, lembaga

ketatanegaraan, badan, dokumen resmi, dan judul karangan. Huruf pertama semua kata

(termasuk semua unsur kata ulang sempurna) dalam judul buku, majalah, surat kabar, dan

makalah, kecuali kata tugas seperti di,ke,dan,yang dan untuk. Ini beberapa ketentuan dalam

penggunaan huruf kapital. Pada terjemahan di atas terdapat kesalahan dalam penulisan huruf

capital di tengah-tengah kalimat.

Page 87: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

68

ذكر للعالمين وما هو إال .25

Padahai dike haba peuingat Padahal (peringatan itu)

Le bandum umat jitueng phaedah Tiada lain dari peringatan bagi

Keu bandum alam jeut keu peuingat Seluruh umat

Soe nyang tem ingat nyan nyang meutuah

(Qs. Al-Qalam, 68:52)

Pada terjemahan di atas, peneliti menemukan adanya kata yang diterjemahkan dua kali

atau bertele-tele yaitu kata ذكر diterjemahkan sebagai dike haba peuingat (zikir kabar

pengingat). Menurut peneliti jika ditulis salah satunya juga sudah cukup newakili dan pesannya

tersampaikan. Adapun maksud dari ayat ini adalah, Alquran itu tidak lain hanyalah peringatan

bagi seluruh umat. Menurut satu pendapat, maksudnya adalah: Muhammad itu tidak lain

hanyalah peringatan bagi seluruh ummat, dimana mereka bisa mendapatkan peringatan

karenanya. Pendapat lain mengutarakan bahwa makna Adz-Dzikr itu adalah kemulian, yakni

Alquran (adalah kemulian), sebagai firman Allah وإنه لدكر لك ولقومك “ Dan sesungguhnya

Alquran itu benar-benar adalah suatu kemulian besar bagimu dan bagi kaummu.” (Qs. Az-

Zukhruf 43:44). 87 Nabi adalah kemulian bagi semua ummat, dan mereka menjadi mulia karena

mengikuti dan beriman kepadanya.

B. Hasil dan Penilaian Terjemahan Al Qur’an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak

dalam Bahasa Aceh

Setelah peneliti menganalisis teks terjemahannya, maka peneliti akan menjabarkan lebih

jelas lagi hasil dan penilaiannya secara keseluruhan.

87 Muhammad Ibrahim Al Hifnawi dan Mahmud Hamid Utsman, Tafsir Al Qurthubi (Jakarta: Pustaka

Azzam, 2008),h. 150.

Page 88: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

69

Tabel Hasil dan Penilaian Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

NO.

Aspek Keterbacaan

Data Korpus

Nilai

Jumlah Tidak Akurat

1 Konkret 500 3 30

2 Tegas 500 9 18

3 Jelas 500 20 29

4 Populer 500 2 4

TOTAL 81

1. Konkret

Selanjutnya, peneliti akan memaparkan data-data dari analisis peneliti mengenai data yang

diterjemahkan secara tidak konkret. Dalam hal ini, terjemahan yang tidak konkret dari

keseluruhan data diperoleh sebanyak 3 kesalahan dan masing-masing data dikurangi 10 poin,

sehingga berakibat pengurangan skor sebanyak 30 poin. Berikut ini peneliti akan menyajikan

kesalahan-kesalahan terjemahan yang tidak konkret;

1. Kata القلم diterjemahkan sebagai kalam. Berdasarkan pedoman transliterasi Arab-Latin

CeQda UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan pedoman transliterasi Arab-Latin

Kementrian Agama Nomor: 158 Tahun 1987 – Nomor: 0543 b/u/1987, huruf ق apabila

ditulis latin menjadi huruf Q, pada kata ini penerjemaha salah dalam memilih padanan

sehingga menyebabkan perubahan makna.

Page 89: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

70

2. Kata ربك pada TSu tidak diterjemahkan. Sehingga berakibat pada kesalah pahaman dan

pesan dari ayat tersebut tidak tersampaikan secara sempurna, seharusnya kata ربك

diterjemahakan sebagai “Tuhanmu”.

3. Kata بعد ذلك زنيم pada Tsu tidak diterjemahakan. Sehingga berakibat pada kesalah

pahaman dan pesan dari ayat tersebut tidak tersampaikan secara sempurna, seharusnya

kata بعد ذلك زنيم diterjemahkan sebagai “dan selain itu lancung pula”.

2. Tegas

Selanjutnya, peneliti akan memaparkan data-data dari analisis peneliti mengenai data

yang diterjemahkan secara tidak tegas. Dalam hal ini, terjemahan yang tidak tegas dari

keseluruhan data diperoleh sebanyak 9 kesalahan dan masing-masing data dikurangi 2 poin,

sehingga berakibat pengurangan skor sebanyak 18 poin. Berikut ini peneliti akan menyajikan

kesalahan-kesalahan terjemahan yang tidak tegas;

pada TSa adanya kejanggalan dalam menerjemahkan, terdapat بسم هللا الرحمن الرحيم .1

beberapa kata yang diterjemahkan terlalu luas dan bertele-tele, khususnya pada kata

diterjemahkan secara tafsiriyah namun, menurut peneliti jika الرحمن الرحيم

diterjemahkan secara tafsiriah lebih tepatnya jika diperincikan lagi apa-apa sajakah yang

termasuk ke dalam rahnat meulipah yang ada di donya akherat.

Page 90: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

71

2. Kata ن diterjemahkan terlalu bertele-tele, pada dasarnya ن adalah huruf yang tidak dapat

menerima I’rab. ن hanyalah huruf hijaiyah seperti semua huruf yang terdapat pada awal

surah. Seharunya huruf ن diterjemahkan sebagai “nun”.

3. Pada ayat هو أعلم بمن ضل عن سبيله وهو أعلم بالمهتدين إن ربك peneliti menemukan

adanya pemborosan terjemahan, adanya kalimat yang tidak menggambarkan maksud dari

ayat tersebut, yaitu kalimat nyang ka geujak cok jalan got leupah. Jika ayat ini

diterjemahkan sebagai Po gata keubit Neuteupeue that-that, soe nyang bit sisat jalan ka

salah, neuteupeue that soe nyang na peutunyok, sangat lebih mudah dipahami maksud

dari ayat tersebut sehingga tidak menimbulkan kesalah pahaman bagi pembaca Tsa.

4. Pada ayat مناع للخير معتد أثيم peneliti menemukan adanya pemborosan terjemahan,

adanya ketidakselarasan peralihan pesan dari TSu ke TSa, dalam terjemahan ini terlalu

bertele-tele tanpa memperhatikan struktur dari ayat itu, ada kata yang begitu saja dibuang

tanpa diterjemahkan.

5. Pada ayat إنا بلوناهم كما بلونا أصحاب الجنة إذ أقسموا ليصرمنها مصبحين peneliti

menemukan adanya pemborosan terjemahan, yaitu sinan na lampohjih di kawom nyan,

pada dasarnya tanpa harus ada penambahan tersebut ayat ini sudah sangat mudah

dipahami oleh pembaca.

6. Pada kata إنا كنا ظالمين peneliti menemukan adanya pemborosan terjemahan atau

terjemahan yang terlalu bertele-tele, pada dasarnya kata إنا كنا ظالمين cukup di

terjemahkan dengan tanyoe lalem that, akan tetapi pada kata ini adanya penambahan

hana ban peugah, berakibat pada kesalah pahaman bagi pembaca TSa.

Page 91: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

72

7. Pada kata عسى peneliti menemukan adanya terjemahan yang terlalu bertele-tele atau

pemborosan terjemahan, kata عسى diterjemahkan dengan kadang neutem, pada dasarnya

kedua kata berbeda. Menurut peneliti kata tersebut lebih tepat apabila diterjemahkan

dengan neutem.

8. Pada ayat كذلك العذاب ولعذاب اآلخرة أكبر لو كانوا يعلمون peneliti menemukan

adanya pemborosan terjemahan yaitu dengan adanya tambahan terjemahan han roe jih

salah, jika diperhatukan pada TSu cukup diterjemahkan dengan Meunankeuh Kamoe

adeueb Meubalah, adeueb akherat raya nibak nyoe, meunyo jiteupeue. Tidak perlu

adanya penambahan lagi.

9. Pada kata ذكر peneliti menemukan adanya pemborosan kata atau diterjemahakan secara

bertele-tele, kata ذكر diterjemahkan sebagai dike haba peuingat, kata dike dan peuingat

memiliki arti yang sama. Seharusnya cukup diterjemahkan dengan memilih salah satu

dari kata tersebut.

3. Jelas

Selanjutnya, peneliti akan memaparkan data-data dari analisis peneliti mengenai data

yang diterjemahkan secara tidak jelas. Dalam hal ini, terjemahan yang tidak jelas dan lengkap

dari keseluruhan data diperoleh sebanyak 20 kesalahan, 9 kesalahan terkait pemilihan diksi yang

kurang tepat dan untuk masing-masing data dikurangi 2 poin, 11 data selanjutnya kesalahan

dalam penulisan EYD dan untuk masing-masing data dikurangi 1 poin. Sehingga pada bagian

ini berakibat pengurangan skor sebanyak 29 poin. Berikut ini peneliti akan menyajikan

kesalahan-kesalahan terjemahan yang tidak jelas;

Page 92: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

73

a. Pemilihan Diksi

1. Pada terjemahan ayat ke 3 Nyang le di gata phala bak Allah Han peutoh-peutoh phala

keu gata, peneliti menemukan adanya ketidak konsistenan penerjemah dalam memilih

diksi untuk penggunaan kata Tuhan dan Allah.

2. Pada kata ود pada TSa diterjemahkan napsujih sedangkan dalam kamus أراد -ود adalah

menginginkan atau menghendaki, maka terjemahan yang tepat untuk digunakan pada kata

.ialah menginginkan ود

3. Pada kata ف ئطا pada TSa diterjemahkan perampok. Merujuk ke tafsir kata فئطا

menurut beberapa ulama bukanlah perampok, akan tetapi azab Tuhan secara umum dan

bukan hanya perampok saja.

4. Pada kata صريم pada TSa diterjemahkan sebagai lagee arang sedangkan dalam kamus

adalah malam, sebagian waktu malam, maka terjemahan yang tepat untuk صريم: ليل

digunakan ialah malam.

5. Kata حرد pada TSa diterjemahkan sebagai jibri sedangkan dalam kamus adalah

menghalangi, maka terjemahan yang tepat untuk digunkan pada kata حرد ialah

menghalangi.

6. Pada kata محرومون pada TSa diterjemahkan sebagai han sapeue na le ‘ tidak memiliki

apapun lagi), sedangkan dalam kamus adalah yang kehilangan atau dicegah dari, maka

terjemahan yang tepat untuk digunakan ialah dicegah atau dihalangi.

Page 93: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

74

7. Kata نعيم pada TSa diterjemahkan sebagai na’im sedangkan dalam kamus نعيم ialah

kenyamanan, kenikmatan, kemewahan hidup, kegembiraan dan kebahagiaan. Jika نعيم di

terjemahkan na’im juga maka akan menimbulkan makna yang ambigu karena kata نعيم

juga merupakan salah satu dari jenis-jenis surga. Maka, terjemahan yang tepat untuk

digunakan pada kata نعيم ialah kenikmatan.

8. Kata يكشف عن ساق di terjemahkan sebagai beuteh bandum ka teulhon ( betis semua

telanjang). كشف berarti membuka, mengungkapkan, memperlihatkan dan menyingkap.

Sedangkan dilihat dari tafsirnya maksud dari kata tersebut tidak menggambarkan bahwa

membuka betis secara keseluruhan atau telanjang. Maka, terjemahan yang tepat untuk

digunakan pada kata كشف adalah disingkapkan.

9. Kata سالمون diterjemahkan mantong teuga (dalam keadaan kuat). سالم: سليم berarti

yang selamat, sehat. Maka, terjemahan yang tepat untuk digunakan pada kata tersebut

adalah sehat.

b. Penulisan EYD

1. Penulisan huruf kapital N pada terjemahan الرحمن الرحيم بسم هللا pada surah Al Qalam

tidak tepat, pada dasarnya huruf kapital menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia yang Disempurnakan (EYD) digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal

kalimat.

Ngon nama Allah lonpuphon surat

Tuhan Hadharat nyang Maha Murah

Page 94: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

75

Tuhanku sidroe geumaseh that-that

Donya akherat rahmat Neulimpah

2. Penulisan huruf kapital H dan N pada terjemahan ayat 1 pada surah Al Qalam tidak tepat,

pada dasarnya huruf kapital menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan (EYD) digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

Nun

Peue meukeusud Nun bak awal ayat

Tuhan Hadharat hana Neupeugah

Demi na kalam ngon nyang jih surat

(Qs. Al-Qalam, 68:1)

3. Penulisan huruf kapital P pada terjemahan ayat 2 pada surah Al Qalam tidak tepat, pada

dasarnya huruf kapital menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan (EYD) digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

Gata kon meuhat lagee jih peugah

Nikmat Po gata gata kon gila

(Qs. Al-Qalam, 68:2)

4. Penulisan huruf kapital N pada terjemahan ayat 7 pada surah Al Qalam tidak tepat, pada

dasarnya huruf kapital menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan (EYD) digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

Po gata keubit Neuteupeue that-that

Soe nyang bit sisat jalan ka salah

Neuteupeue that soe nyang na peutunyok

Nyang ka geujak cok jalan got leupah

(Qs. Al-Qalam, 68:7)

5. Penulisan huruf kapital P pada terjemahan ayat 19 pada surah Al Qalam tidak tepat, pada

dasarnya huruf kapital menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan (EYD) digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

Page 95: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

76

Meu troh treuk keunan ureueng diarah

Teungoh teungeutjih ureueng nyan teuku

Nibak Po gata sideh geulangkah

(Qs. Al-Qalam, 68:19)

6. Penulisan huruf kapital K pada terjemahan ayat 39 pada surah Al Qalam tidak tepat, pada

dasarnya huruf kapital menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan (EYD) digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

Peue na meujanji gata ngon Kamoe

Sampoe ‘an dudoe taakad sumpah

Nyang jeuet gata dum meunan tahukom (Qs. Al-Qalam, 68:39)

7. Penulisan huruf kapital P dan N pada terjemahan ayat 34 pada surah Al Qalam tidak

tepat, pada dasarnya huruf kapital menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

yang Disempurnakan (EYD) digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

Ureueng takeuwa nibah Po gopnyan

Churuga na’im ka lheueh Neukeubah

(Qs. Al-Qalam, 68:34)

8. Penulisan huruf kapital L yang berulang pada terjemahan ayat 44 pada surah Al Qalam

tidak tepat, pada dasarnya huruf kapital menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia yang Disempurnakan (EYD) digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal

kalimat.

Bah jih deungon Lon jinoe meuhukom

Jikheun narit-Lon sulet that leupah

Lonkeumeung heijih dum seun-seun bacut

Bah le jipubuet laju nyang salah

Hana jiteupeue ho jikeumeung bloh

(Qs. Al-Qalam, 68:44)

Page 96: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

77

9. Penulisan huruf kapital P pada terjemahan ayat 48 pada surah Al Qalam tidak tepat, pada

dasarnya huruf kapital menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan (EYD) digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

Teuma tasaba hukom Po gata

Bek lagee haba masa nyang sudah

Lagee soe dilee dalam pruet eungkot

Sang-sang teumakot geuba peurintah

Geulakee do’a gopnyan di laot

Kawom buet karot beungehgeuh leupah

(Qs. Al-Qalam, 68:48)

10. Populer

Selanjutnya, peneliti akan memaparkan data-data dari analisis peneliti mengenai data

yang diterjemahkan secara tidak populer. Dalam hal ini, terjemahan yang tidak menyampaikan

ide atau pesan TSu dengan bahasa yang populer atau lazim dari keseluruhan data diperoleh

sebanyak 2 data, dan untuk masing-masing data dikurangi 2 poin, Sehingga pada bagian ini

berakibat pengurangan skor sebanyak 4 poin. Berikut ini peneliti akan menyajikan kesalahan-

kesalahan terjemahan yang tidak menyampaikan ide atau pesan TSu dengan bahasa yang populer

atau lazim;

1. Kata ظالم diartikan lalem, kata lalem kurang pouler dikalangan masyarakat akan lebih

mudan dipahami kata ظالم bisa diterjemahkan sebagai yang tidak adil, sewenang-

wenang, zalim, aniaya, dan kejam. Lebih tepat jika diterjemahkan dengan zalim, karena

lebih populer di telinga masyarakat.

Page 97: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

78

2. Kata زعيم di artikan sebagai keupalajih nyang hukom (kepala hukum). زعيم berarti

pemimpin, kepala, dan ketua. Jika kita perhatikan, tidak ada salahnya jika di artikan

sebagai keupalajih nyang hukom, akan tetapi penambahan kata hukom pada terjemahan

tersebut bisa menimbulkan kesalahan pesan. Lebih tepat dan lebih populer jika di

terjemahkan sebagai keupalajih saja, tanpa menambahkan nyang hukom.

Keempat hasil perhitungan di atas dati tiap aspek yang diperoleh, maka peneliti dapat

menyimpulkan, kesalahan dari semua data yang diteliti terdapat 81 poin. Selanjutnya, penilaian

dari penelitian dan analisis pada Al Qur’an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa

Aceh adalah sebesar 83,8

Hasil penelitian tersebut jika disesuaikan dengan pedoman teori Moch. Syarif

Hidayatullah termasuk dalam kategori terjemahan sangat baik. Hal ini dikarenakan terdapat

beberapa terjemahan yang tidak diterjemahkan secara konkret walaupun tidak terlalu banyak.

Kemudian juga ada beberapa kesalahan dalam pemilihan padanan pada TSa dan kesalahan tata

ejaan.

Page 98: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

79

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis pada surah Al Qalam pada Al Qur’an Al Karim Terjemahan Bebas

Bersajak dalam Bahasa Aceh karya Mahjiddin Jusuf yang peneliti jadikan objek penilaian terdiri

dari 4 halaman, maka penulis dapat memberi hasil penilaian dari aspek keterbacaan baik dari

segi kualitas maupun nilai pada perumusan masalah yang ada di pendahuluan bab 1.

Dilihat dari aspek keterbacaan hasil terjemahan surah ini, peneliti menyimpulkan bahwa

terjemahan tersebut belum sepenuhnya memenuhi kategori keterbacaan dalam mengalihkan teks-

teks ke dalam bahasa sasaran. Peneliti masih menemukan beberapa terjemahan yang tidak

diterjemahkan secara konkret sebanyak 3 data, untuk masing-masing data dikurangi 10 poin,

sehingga berakibat pengurangan skor sebanyak 30 poin. Terjemahan yang mengalami

pemborosan kata atau tidak tegas sebanyak 9 data, untuk masing-masing data dikurangi 2 poin,

sehingga berakibat pengurangan skor sebanyak 18 poin. Terjemahan yang tidak menyampaikan

ide atau pesan Tsu, dengan jelas dan lengkap sebanyak 9 data untuk kesalahan dalam memilih

diksi, untuk masing-masing data dikurangi 2 poin dan 11 data kesalahan dalam penulisan EYD,

untuk masing-masing data dikurangi 1 poin, jika digabungkan, maka berakibat pada

pengurangan skor sebanyak 29 poin. Terjemahan yang tidak menyampaikan ide atau pesan Tsu

dengan bahasa yang popular atau lazim sebanyak 2 data, untuk masing-masing data dikurangi 2

poin, sehingga berakibat pengurangan skor sebanyak 4 poin.

Page 99: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

80

Setelah mengetahui jumlah kesalahan yang telah di paparkan di atas sehingga berakibat

pada skor kualitas terjemahan, maka peneliti akan memberikan penilaian secara matematis

berupa nilai akhir keseluruhan untuk Al Qur’an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam

Bahasa Aceh pada terjemahan surah Al Qalam. Pertama, Jumlah halaman yang dinilai sebanyak

4 halaman dan 52 kalimat. Kedua, Setiap 10 kalimat terjemahan diberi skor awal 100 poin.

Ketiga, Jumlah kesalahan yang dinilai sebanyak 81 poin. Maka, penilaian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut: 500−815

= 419 = 83,8

Setelah peneliti nilai secara matematis, bahwa skor akhir pada Al Qur’an Al Karim

Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa Aceh pada terjemahan surah Al Qalam yaitu 83,8

dan kualitas terjemahan tersebut bisa dikatakan sangat baik.

B. Saran-saran

Setelah peneliti meneliti objek data, ada beberapa saran yang peneliti berikan, antara lain

yaitu:

Jika Alquran ini dicetak untuk ke dua kalinya, diharapkan untuk mempertegas bahwa Al

Qur’an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa Aceh ini termasuk ke dalam

kategori terjemahan bebas yang bersajak atau tafsir. Karena peneliti menemukan fakta bahwa

terjemahan ini seperti kebayakan tafsir, peralihan pesannya hanya mementingkan tersampaikan

atau tidak pesan dari Tsu ke Tsa, tanpa memperhatikan struktur dari Tsu. Jika Alquran ini

dicetak untuk yang ke dua kalinya, disarankan untuk meneliti kembali terjemahan di dalamnya

sehingga memenuhi aspek keterbacaan dalam terjemahan, meskipun setelah peneliti lakukan

penelitian bahwa terjemahan ini sudah sangat baik.

Page 100: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

81

DAFTAR PUSTAKA

Al Bakri, Ahmad Abdurraziq dkk. Tafsir Ath-Thabari, Jakarta: Pustaka Azzam, 2007.

Al Farisi, M. Zaka. Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia. Bandung: Remaja Rosdakarya,

2011.

Al Hifnawi, Muhammad Ibrahim, dan Muhmud Hamid Utsman. Tafsir Al Qurthubi. Jakarta

Selatan: Pustakaa Azzam, 2008.

Ali, Atabik, dan Ahmad Zuhdi Muhdlor. Kamus Kontemporer Arab – Indonesia. Yogyakarta:

Multi Karya Grafika, 1998.

Arifin, Zaenal, dan Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tingi. Jakarta:

Akademika Presindo, 2010.

Anshori, Ulumul Qur’an. Depok: Rajagrafindo Persada, Cetakan ke-1, 2013.

As-Suyuthi, Jalaluddin. Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an. Jakarta: Gema Insan, 2008.

Chaer, Abdul. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta, 2012.

Chaer, Abdul. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Dahlan, Zaini dkk. Al-Qur’an dan Tafsirnya, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1991

Departemen Pendidikan Nasional. Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta:

Mizan Pustaka.2009.

Hasyimi, Ali. Peranan dalam Perang Aceh dan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia. Jakarta:

Bulan Bintang, 1976.

Hidayatullah, Moch Syarif. Pengantar Linguistik Arab Klasik- Modern. Jakarta: Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Hidayatullah, Moch Syarif. Seluk Beluk Penerjemahan Arab – Indonesia Kontemporer. Ciputat:

UIN PRESS, 2014.

Page 101: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

82

Hoed, Benny Hoedoro. Penerjemahan dan Kebudayaan. Jakarta: Pustaka Jaya, 2006.

Jasin, HB. Bacaan Mulia. Tangerang : Yayasan. 1942.

Jusuf, Mahjiddin. Al Qur’an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa Aceh. Banda

Aceh: Pusat Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Islam (P3KI), 2007.

Kushartati, dkk. Pesona Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009.

Kridalaksana, Harimurti. Kamus Limguistik. Jakarta: Gramedia, 1983.

Lubis, Ismail. Falsifikasi Terjemahan Al-Quran. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001.

Machali, Rochayah. Pedoman Bagi Penerjemaha. Bandung: Kaifa, 2009.

Ma’rifat, M. Hadi. Sejarah Al-Quran. Jakarta: Al-Huda, 2007.

Moentana, Salihen. Bahasa dan Terjemahan. Jakarta: Kesaint Blanc, 2006.

Munawwir, Ahmad Warson. Al Munawwir Kamus Arab – Indonesia. Surabaya: Penerbit Pustaka

Progressif, 1997.

Nababan, M. Rudolf. Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.

Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1993.

Pusat Bahasa Kemdiknas Republik Indonesia. Pedoman Umum Ejaan Bahasa yang

Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Pustaka Setia,

2002.

Putrayasa, Ida Bagus. Kalimat Efektif. Bandung: Refika Aditama,2007.

Rahayu, Minto. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Grasindo, 2007.

Sayogie, Frans. Penerjemahan Bebas Inggris ke dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN, 2008.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Almisbah. Tangerang: Lentera Hati, 2002.

Syihabuddin. Penerjemah Arab Indonesia. Bandung: Humaniora, 2005.

Page 102: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan

83

Sulaiman, Budiman. Bahasa Aceh. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1979.

Suma, Muhammad Amin. Ulumul Qur’an. Depok: Rajawali Pers, 2014.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: 1989.

Wildan. Kaidah Bahasa Aceh. Banda Aceh : Geuci, 2010.

Yusuf, Suhendra. Teori Terjemahan. Bandung: Mandar Maju, 1994.

Rujukan Internet

http://www.penerjemah-online.com/2012/11/tiga-aspek-penentu-kualitas-terjemahan.html. (data

ini diakses pada tanggal 03 November 2015).

http://www.alquran-digital.com

Page 103: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan
Page 104: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan
Page 105: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan
Page 106: Al Qur an Al Karim Terjemahan Bebas Bersajak dalam Bahasa …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31950/1/DALIPAH... · Penilaian Kualitas Terjemahan dari Aspek Keterbacaan