Akurasi Data Kematian Ibu dan Anak Diragukan...Angka Kematian Bayi Baru Lahir di Indonesia Tahun...

1
9 Nasional KAMIS, 27 JULI 2017 I KORAN TEMPO Akurasi Data Kematian Ibu dan Anak Diragukan G uru nasional pu- nya kewajiban baru mulai tahun ajaran 2017-2018. Waktu kerja yang awalnya 24 jam per minggu bert- ambah menjadi 40 jam. Regulasi yang men- gaturnya adalah Per- aturan Menteri Nomor 23 dan ditingkatkan menjadi peraturan pres- iden (perpres). Perubahan tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Guru, yakni disebutkan tugas kerja aparatur sipil negara 37,5 jam efektif. “ Sedangkan untuk pelaksanaannya bisa lima hari atau enam hari, tergantung perpres yang mengaturnya nanti ,” kata Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kepen- didikan Kementerian Pendidikan dan Kebu- dayaan Sumarna Surapranata. Seperti diketahui, dalam undang-undang itu disebutkan 5M tu- gas guru, yaitu meren- canakan, melaksanakan pengajaran, mengevalu- asi, membimbing, dan melaksanakan tugas- tugas lain. Berangkat dari undang-undang tersebut, kelima peran guru tersebut tetap dapat diaplikasikan ke dalam 40 jam regu- lasi baru. Dengan asumsi, program 24 jam kerja yang dilaksanakan sebelumnya hanya menghitung aktivitas pengajaran di dalam kelas. Dengan demikian, tidak ada hal men- dasar yang perlu dipersiapkan guna melak- sanakan regulasi baru ini. “Tapi kami lebih menekankan pada pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan rekan-rekan supaya fungsi 5M guru lebih optimal,” ujar Sumarna. z Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Regulasi Baru Mengasah Kinerja Guru MEMO BISNIS IKLAN Mitra Tarigan [email protected] JAKARTA — Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) ragu akan validi- tas data tentang kematian ibu dan bayi baru lahir. Akibatnya, hingga kini Indonesia belum berhasil mengatasi tingginya jum- lah kasus pada salah satu indikator utama kesehatan negara tersebut. “Data dan informasi yang tersedia belum terjamin validitas- nya sehingga belum bisa menjadi referensi untuk menyusun kebijakan ber- basis bukti,” kata anggota AIPI, Akmal Taher, dalam diskusi “Kampanye ten- tang Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia”, di Hotel Century, kemarin. Akmal, yang juga staf khusus Menteri Kesehatan, mengatakan sejauh ini belum ada data hasil penelitian secara kompre- hensif yang diperlukan sebagai dasar penyusunan kebijakan yang berkaitan dengan kematian ibu dan anak. Kerap kali pemerin- tah menggunakan data dari lembaga asing yang ternya- ta tidak cocok dengan kon- disi negara, “Data-data yang digunakan ternyata belum memiliki bukti yang maksimal,” ujarnya. Akibatnya, Indonesia belum lulus dalam soal Tujuan Pembangunan Milenium (MDG), yakni pada tujuan nomor 4 ten- tang mengurangi kematian bayi baru lahir dan tujuan nomor 5 soal meningkat- kan kesehatan ibu, pada 2015. Saat ini diperki- rakan setiap hari ada 40 ibu meninggal karena melahir- kan. Angka kematian bayi baru lahir pun cenderung tak menurun, atau stag- nan, sejak 2003.“Kalaupun turun, pelan. Tidak seperti yang diharapkan,” kata Akmal. Untuk menangani masalah ketidakakuratan data tersebut, AIPI melun- curkan program Evidence Summit Indonesia, yang akan menyiapkan pene- litian bersama berbagai pihak tentang masalah kematian ibu dan anak. Tak hanya mengumpulkan data angka, tim ini akan menelusuri implementasi kebijakan pemerintah sela- ma ini. Executive Secretary Evi- dence Summit, Arsitawati Soedoko, mengatakan tim ini akan mengumpulkan data di lapangan sekaligus dari berbagai penelitian yang selama ini tidak ter- publikasi. Tim akan meli- batkan peneliti dari pergu- ruan tinggi, lembaga swa- daya masyarakat, organisasi dalam dan luar negeri, serta birokrat. Targetnya, tim akan dapat menyusun reko- mendasi awal pada Oktober mendatang. Pemerhati kebijakan publik dan perlindungan konsumen, Agus Pambagio, mengatakan masalah utama kasus kematian pada ibu dan bayi baru lahir adalah rendahnya perha- tian pemerintah dalam hal kebijakan nutrisi. Menurut dia, kebanyakan makanan yang dikonsumsi masyara- kat memiliki kadar lemak tinggi dibanding makanan bergizi. Kondisi tersebut diper- buruk oleh lemahnya koor- dinasi dalam prioritas pem- bangunan infrastruktur. Kementerian Kesehatan misalnya, Agus mencontoh- kan, kurang berkoordi- nasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dalam soal pembangunan fasili- tas kesehatan. Banyak kelompok masyarakat yang masih mengalami kesulitan Kebijakan pemerintah pun diperkirakan tak tepat sasaran. dalam hal ketersediaan air bersih. “Koordinasi antar- kementerian dan lembaga ini yang parah dan perlu segera diperbaiki,” kata Agus. O MITRA TARIGAN Turun tapi Lambat S taf khusus Menteri Kesehatan, Akmal Taher, mengatakan masalah kematian ibu dan bayi baru lahir masih menghantui Indonesia. Data menunjukkan bahwa upaya menekan persoalan kesehatan ini tak banyak membuahkan hasil. SUMBER: SURVEI PENDUDUK ANTAR SENSUS; SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA Angka Kematian Ibu di Indonesia 1994 1997 2002 2007 2010 2012 2014 390 334 307 228 346 395 305 Angka Kematian Bayi Baru Lahir di Indonesia Tahun Kematian Angka Angka Neonatal Kematian Bayi Kematian Balita 1991 32 68 97 1995 30 57 81 1999 26 46 58 2002 20 35 46 2007 19 34 44 2012 19 32 40 2015 - 22,2 26,2 Suasana perawatan ibu dan anak pasca-persalinan di sebuah rumah sakit di Jakarta. TEMPO/SUBEKTI

Transcript of Akurasi Data Kematian Ibu dan Anak Diragukan...Angka Kematian Bayi Baru Lahir di Indonesia Tahun...

Page 1: Akurasi Data Kematian Ibu dan Anak Diragukan...Angka Kematian Bayi Baru Lahir di Indonesia Tahun Kematian Angka Angka Neonatal Kematian Bayi Kematian Balita 1991 32 68 97 1995 30 57

9Nasional KAMIS, 27 JULI 2017 I KORAN TEMPO

Akurasi Data Kematian Ibu dan Anak Diragukan

Guru nasional pu-nya kewajiban baru mulai tahun

ajaran 2017-2018. Waktu kerja yang awalnya 24 jam per minggu bert-ambah menjadi 40 jam. Regulasi yang men-gaturnya adalah Per-aturan Menteri Nomor 23 dan ditingkatkan menjadi peraturan pres-iden (perpres). Perubahan tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Guru, yakni disebutkan tugas kerja aparatur sipil negara 37,5 jam efektif. “ Sedangkan untuk pelaksanaannya bisa lima hari atau enam hari, tergantung perpres yang mengaturnya nanti ,” kata Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kepen-didikan Kementerian Pendidikan dan Kebu-dayaan Sumarna Surapranata.

Seperti diketahui, dalam undang-undang itu disebutkan 5M tu-gas guru, yaitu meren-canakan, melaksanakan pengajaran, mengevalu-asi, membimbing, dan melaksanakan tugas-tugas lain. Berangkat

dari undang-undang tersebut, kelima peran guru tersebut tetap dapat diaplikasikan ke dalam 40 jam regu-lasi baru. Dengan asumsi, program 24 jam kerja yang dilaksanakan sebelumnya hanya menghitung aktivitas pengajaran di dalam kelas. Dengan demikian, tidak ada hal men-dasar yang perlu dipersiapkan guna melak-sanakan regulasi baru ini. “Tapi kami lebih menekankan pada pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan rekan-rekan supaya fungsi 5M guru lebih optimal,” ujar Sumarna.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Regulasi Baru Mengasah Kinerja Guru

M E M O B I S N I S

IKLAN

Mitra Tarigan

[email protected]

JAKARTA — Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) ragu akan validi-tas data tentang kematian ibu dan bayi baru lahir. Akibatnya, hingga kini Indonesia belum berhasil mengatasi tingginya jum-lah kasus pada salah satu indikator utama kesehatan negara tersebut. “Data dan informasi yang tersedia belum terjamin validitas-nya sehingga belum bisa menjadi referensi untuk menyusun kebijakan ber-basis bukti,” kata anggota AIPI, Akmal Taher, dalam diskusi “Kampanye ten-tang Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia”, di Hotel Century, kemarin.

Akmal, yang juga staf khusus Menteri Kesehatan, mengatakan sejauh ini belum ada data hasil penelitian secara kompre-hensif yang diperlukan seba gai dasar penyusunan kebijakan yang berkaitan dengan kematian ibu dan anak. Kerap kali pemerin-tah menggunakan data dari lembaga asing yang ternya-

ta tidak cocok dengan kon-disi negara, “Data-data yang digunakan ternyata belum memiliki bukti yang maksimal,” ujarnya.

Akibatnya, Indonesia belum lulus dalam soal Tujuan Pembangunan Milenium (MDG), yakni pada tujuan nomor 4 ten-tang mengurangi kematian bayi baru lahir dan tujuan nomor 5 soal meningkat-kan kesehatan ibu, pada 2015. Saat ini diperki-rakan setiap hari ada 40 ibu meninggal karena melahir-kan. Angka kematian bayi baru lahir pun cenderung tak menurun, atau stag-nan, sejak 2003. “Kalaupun turun, pelan. Tidak seperti yang diharapkan,” kata Akmal.

Untuk menangani masalah ketidakakuratan data tersebut, AIPI melun-curkan program Evidence Summit Indonesia, yang akan menyiapkan pene-litian bersama berbagai pihak tentang masalah kematian ibu dan anak. Tak hanya mengumpulkan data angka, tim ini akan me nelusuri implementasi kebijakan pemerintah sela-ma ini.

Executive Secretary Evi-dence Summit, Arsitawati Soedoko, mengatakan tim ini akan mengumpulkan data di lapangan sekaligus dari berbagai penelitian yang selama ini tidak ter-publikasi. Tim akan meli-batkan peneliti dari pergu-ruan tinggi, lembaga swa-daya masyarakat, orga nisasi dalam dan luar negeri, serta birokrat. Targetnya, tim akan dapat menyusun reko-mendasi awal pada Oktober mendatang.

Pemerhati kebijakan publik dan perlindungan konsumen, Agus Pambagio, mengatakan masalah utama kasus kematian pada ibu dan bayi baru lahir adalah rendahnya perha-tian pemerintah dalam hal kebijakan nutrisi. Menurut dia, kebanyakan makanan yang dikonsumsi masyara-kat memiliki kadar lemak tinggi dibanding makanan bergizi.

Kondisi tersebut diper-buruk oleh lemahnya koor-dinasi dalam prioritas pem-bangunan infrastruktur. Kementerian Kesehatan misalnya, Agus mencontoh-kan, kurang berkoordi-nasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dalam soal pembangunan fasili-tas kesehatan. Banyak kelompok masyarakat yang masih mengalami kesulitan

Kebijakan pemerintah pun diperkirakan tak tepat sasaran.

dalam hal ketersediaan air bersih. “Koordinasi antar-kemen terian dan lembaga ini yang parah dan perlu segera diperbaiki,” kata Agus. MITRA TARIGAN

Turun tapi Lambat

Staf khusus Menteri Kesehatan, Akmal Taher, mengatakan masalah kematian ibu dan bayi baru lahir

masih menghantui Indonesia. Data menunjukkan bahwa upaya menekan persoalan kesehatan ini tak banyak membuahkan hasil.

SUMBER: SURVEI PENDUDUK ANTAR SENSUS;

SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA

Angka Kematian Ibu di Indonesia

1994 1997 2002 2007 2010 2012 2014

390

334307

228

346

395

305

Angka Kematian Bayi Baru Lahir di Indonesia

Tahun Kematian Angka Angka Neonatal Kematian Bayi Kematian Balita

1991 32 68 97

1995 30 57 81

1999 26 46 58

2002 20 35 46

2007 19 34 44

2012 19 32 40

2015 - 22,2 26,2

Suasana perawatan ibu dan anak pasca-persalinan di sebuah rumah sakit di Jakarta.

TEMPO/SUBEKTI