Akuntansi untuk Operasi Cabang lengkap.docx

30
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN ( Akuntansi untuk Operasi Cabang ) Oleh Kelompok 8 : Ni Wayan Diah Kartika Sari (1206305007) Yuli Pitaloka (1206305011) Metta Yustia Wiguna (1206305180) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS REGULER 0

description

AKL

Transcript of Akuntansi untuk Operasi Cabang lengkap.docx

Page 1: Akuntansi untuk Operasi Cabang lengkap.docx

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN

( Akuntansi untuk Operasi Cabang )

Oleh Kelompok 8 :

Ni Wayan Diah Kartika Sari (1206305007)

Yuli Pitaloka (1206305011)

Metta Yustia Wiguna (1206305180)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS REGULER

UNIVERSITAS UDAYANA

2014

0

Page 2: Akuntansi untuk Operasi Cabang lengkap.docx

1. PERBEDAAN ANTARA AGEN PENJUALAN DAN CABANG

Perbedaan antara agen penjualan dan cabang sebagian besar terkait dengan tingkat otonomi.

Sebuah agen penjualan, kadang diistilahkan secara sederhana sebagai “agen” biasanya tidak

beroperasi secara otonom namun bertindak atas nama kantor pusat. Agen penjualan dapat

memajang dan mendemostrasikan contoh produk, menerima pesanan, dan mengatur pengiriman.

Kantor cabang biasanya memiliki otonomi lebih luas dan memberikan rentang penyediaan jasa

yang lebih besar dibanding agen penjualan, walaupun tingkatnya berbeda dengan perusahaan

individu. Sebuah cabang umumnya menyimpan stok persediaan dan mengarsip pesanan pelanggan.

Banyak perusahaan yang beroperasi melalui cabang-cabang. Hampir setiap orang pernah

mengunjungi cabang department store ternama seperti Matahari dan Sogo. Bank secara khusus telah

melakukan perluasan melalui pembukaan jaringan cabang bank secara ektensif. Beberapa

perusahaan manufaktur juga menjalankan bisnis melalui sistem lokasi operasi yang dapat

dibandingkan, biasanya disebut dnegan “pabrik”. Misalnya, PT Indofood menjalankan proses

produksi di berbagai pabrik di lokasi Jakarta, Bndung, Medan, Banjarmasin, dan Makassar.

Sistem pengambilan keputusan manajemen pada agen penjualan kecil antara lain adalah bahwa

keputusan-keputusan dibuat di kantor pusat dan agen penjualan melakukan operasi rutin. Tingkat

pengambilan keputusan manajemendi cabang biasanya lebih tinggi dibanding agen penjualan

namun dengan tingkat yang berbeda antar perusahaan.

2. AKUNTANSI UNTUK AGEN PENJUALAN

Oleh karena agen penjualan umumnya tidak memiliki sistem akuntansi, seluruh transaksi

terkait dengan agen terkait oleh kantor pusat. Untuk beberapa jenis transaksi, ayat jurnak yang

dicatat oleh kantor pusat didasarkan pada dokumen yang dihasilkan agen. Misalnya, kantor pusat

mencatat transaksi agen berdasarkan faktur penjualan, catatan gaji, dan dokumen Voucher kas kecil

yang disediakan oleh agen penjualan. Transaksi lainnya dapat dicatat berdasarkan dokumen sumber

lain yang diserahkan pihak eksternal langsung ke kantor pusat. Misalkan, perusahaan yang

memberikan jasa gas, listrik, air, dan telekomunikasi ke agen dapat mengirim tagihan langsung ke

kantor pusat.

Kantor pusat umumnya mencatat aset, pendapatan, dan beban tiap agen secara terpisah.

Sehingga memungkinkan kantor pusat mengontrol aset dan menyediakan informasi dalam penilaian

kinerja tiap agen.

1

Page 3: Akuntansi untuk Operasi Cabang lengkap.docx

Contoh akuntansi kantor pusat atas agen penjualan, pada PT Cemara, sebuah perusahaan

manufaktur struktur modular dan partisi di Jakarta, yang membangun sebuah agen penjualan di

Surabaya. Ayat-ayat jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi khas agen penjualan di pembukuan

kantor pusat.

Ayat Jurnal Kantor Pusat untuk Transaksi-transaksi Agen Penjualan

Transaksi Ayat Jurnal di Pembukuan Kantor Pusat

Menyewa tanah untuk fasilitas penjualan Sewa dibayar dimuka-Agen Surabaya 50.000.000

Kas 50.000.000

Membangun dan merapikan gedung untuk

fasilitas penjualan

Leasehold improvements-Agen Surabaya 80.000.000

Perabot-Agen Surabaya 21.000.000

Peralatan-Agen Surabaya 16.000.000

Kas 117.000.000

Transfer kas ke agen sebagai danakas

kecil

Kas Kecil - Agen Surabaya 2.500.000

Kas 2.500.000

Transfer persediaan yang akan digunakan

untuk contoh di agen

Persediaan Contoh - Agen Surabaya 135.000.000

Kas 135.000.000

Membayar tagihan yang diterima kantor

pusat atas beban-beban agen penjualan

Beban Utilitas - Agen Surabaya 1.100.000

Beban Kantor – Agen Surabaya 800.000

Beban Asuransi – Agen Surabaya 2.000.000

Beban Perjalanan – Agen Surabaya 1.400.000

Beban Iklan – Agen Surabaya 2.700.000

Kas 8.000.000

Membayar gaji karyawan agen penjualan Beban Gaji – Agen Surabaya 31.000.000

Kas 31.000.000

Memenuhi pesanan dari agen penjualan Piutang Dagang 88.000.000

Penjualan – Agen Surabaya 88.000.000

Beban Harga Pokok Penjualan – Agen Surabaya 56.000.000

Persediaan 56.000.000

Mengganti kembali dana kas kecil agen

penjualan

Beban Kantor – Agen Surabaya 420.000

Beban Perjalanan – Agen Surabaya 1.200.000

Beban Tenaga Kerja Sementara – Agen Surabaya 750.000

Kas 2.370.000

Mencatat ayat jurnal penyesuaian akhir

periode

Beban Sewa – Agen Surabaya 25.000.000

Beban Penyusutan – Agen Surabaya 14.500.000

Beban Gaji – Agen Surabaya 1.900.000

Sewa dibayar dimuka-Agen Surabaya 25.000.000

Akumulasi Penyusutan – Agen Surabaya 14.500.000

Utang Gaji 1.900.000

3. TRANSAKSI UNTUK OPERASI CABANG

2

Page 4: Akuntansi untuk Operasi Cabang lengkap.docx

Transaksi-transaksi dicatat seperti biasa dan tidak ada perlakuan khusus yang diperlukan.

Sebagai tambahan, baik kantor pusat maupun cabang harus mencatat transaksi yang terjadi diantara

mereka pada sistem akuntansinya masing-masing.

Walau kantor pusat dan masing-masing cabang mengelola pembukuan secara terpisah, seluruh

pencatatan akan digabungkan untuk pelaporan eksternal sehingga laporan keuangan eksternal

menyajikan perusahaan sebagai entitas ekonomi runggal. Seperti saat menyusun laporan keuangan

konsolidasi, menambahkan saldo akun-akun di setiap sistem akuntansi secara sederhana tidak

menghasilkan gambaran entititas ekonomi tunggal. Beberapa eliminasi juga diperlukan. Secara

keseluruhan penyusunan laporan keuangan eksternal untuk perusahaan yang memiliki kantor pusat

dan satu kantor cabang atau lebih cukup mirip dengan penyusunan laporan konsolidasi.

Akun - Akun Antarperusahaan

Transaksi yang terjadi dengan pihak eksternal dicatat dengan cara yang normal seperti biasa.

Transaksi antara kantor pusat dan kantor cabang juga dicatat seperti biasa kecuali bahwa mereka

turut mencatat akun-akun antarperusahaan. Akun-akun ini merupakan akun resiprokal antara kantor

pusat dan kantor cabang. Ketika pembukuan di kantor pusat dan kantor cabang selesai

dimutakhirkan, saldo akun antarperusahaan di pembukuan kantor pusat akan sama jumlahnya

namun dalam arah saldo yang berlawanan dengan akun antarperusahaan di pembukuan cabang.

Misalnya, jika kantor pusat memiliki saldo debit sebuah akun antarperusahaan Rp 10.000.000, akun

terkait akan muncul di pembukuan kantor cabang dengan nilai yang sama pada saldo kredit.

Akun antarperusahaan di pembukuan kantor pusat disebut investasi di cabnag, sementara akun

resiprokal di pembukan cabang dinamakan Kantor pusat. Ketika suatu perusahaan memiliki lebih

dari satu cabang, dibuat akun investasi terpisah untuk setiap cabang.

Penjelasan tntang akun investasi di Cabng dan Kantor Pusat, dan bagaimana pengaruhnya

terhadap berbagai transaksi, dijelaskan di bawah ini :

Investasi di Cabang Kantor Pusat

(Buku Kantor Pusat) (Buku Cabang)

xxx   Transfer Aset ke Cabang xxx  

  xxx Transfer Aset dari Cabang   xxx

xxx   Laba Cabang xxx  

  xxx Rugi Cabang   xxx

Pendirian Cabang

3

Page 5: Akuntansi untuk Operasi Cabang lengkap.docx

Ketika suatu perusahaan mendirikan sebuah cabang, transfer aset ke cabang dicatat pleh kantor

pusat pada akun Investasi di Cabang. Hal yang sama, cabnag mencatat transfer tersebut di akun

Kantor Pusat. Sebagai ilustrasi, PT Jya yang berlokasi di Jakarta, mendirikan sebuah cabang di

Medan, Sumatera Utara. Kantor pusat mentransfer ke cabang berupa kas Rp20.000.000, peralatan

kantor baru senilai Rp5.000.000, dan peralatan toko baru senilai Rp30.000.000. kantor pusat

mencatat transaksi tersebut dengan ayat jurnal sebagai berikut:

H(1) Investasi di Cabang Medan 55.000.000Kas 20.000.000Peralatan Kantor 5.000.000Peralatan Toko 30.000.000

(Transfer Aset ke Cabang Medan)

(Ayat Jurnal yang dibuat oleh Kantor pusat diberi tambahan kode huruf H, sementara yang dibuat di

cabang diberi tambahan kode huruf B)

Cabang Medan PT Jaya mencatat pentransferan sejumlah aset dari kantor pusat dengan ayat

jurnal berikut ini.

B(2) Kas 20.000.000Peralatan Kantor 5.000.000Peralatan Toko 30.000.000

Kantor Pusat 55.000.000(Transfer Aset dari kantor pusat)

Perhatikan bahwa setelah kantor pusat dan cabang mencatat transfer aset, akun Investasi di

Cabang pada buku kantor pusat dan akun Kantor Pusat pada buku cabang memiliki saldo resiprokal

Rp55.000.000. neraca terpisah yang dibuat oleh cabang Medan sesaat setelah transfer adalah seperti

berikut :

Cabang Medan PT Jaya

Neraca

Aset:       Kewajiban:  

Kas Rp 20.000.000

Peralatan Kantor Rp 5.000.000

Peralatan Toko Rp 30.000.000 Kantor Pusat Rp 55.000.000

Total Rp 55.000.000 Total Rp 55.000.000

           

Jika laporan keuangan cabang disusun untuk tujuan pelaporan internal, maka laporan keuangan

eksternal merefleksikan aktivitas dan posisi perusahaan secara keseluruhan. Akun-akun di

pembukuan kantor pusat dan cabang digabungkan dalam penyusunan laporan keuangan untuk

merefleksikan suatu entitas tunggal yang terdiri atas kantor pusat dan cabang-cabangnya.

Klasifikasi penyajian akun Investasi di Cabang Medan dan akun Kantor Pusat bukanlah suatu hal

penting karena kedua akun akan dieliminisasi saat penyuunan lapotan keuangan untuk tujuan

eksternal.

Pengakuan Laba Cabang

4

Page 6: Akuntansi untuk Operasi Cabang lengkap.docx

Laba tiap cabang dihitung secara periodik dengan cara normal seperti biasa. Cabang jarang

menhitung pajak penghasilan atas laba untuk setiap cabang atau mencatat beban pajak penghasilan

atas laba di pembukuannya. Oleh karena kantor pusat dan cabang bukan entitas legal terpisah, pajak

penghasilan atas laba dihitung sebagai kewajiban perusahaan secara keseluruhan. Beban pajak dapat

dialokasikan ke setiap cabang oleh kantor pusat, namun hal ini tidak umum dilakukan karena akan

sedikit mengganggu pengendalian internal.

Seluruh pendapatan dan beban cabang ditutup ke ikhtisar laba rugi seperti cara biasa. Saldo

ikhtisar laba rugi menunjukkan laba cabang pada suatu periode dan ditutup ke akun Kantor Pusat.

Akun Kantor pusat disajikan di bagian ekuitas pemilik dan saldo laba pada pembukuan cabang.

Ketika laba cabang dilaporkan ke kantor pusat, ayat jurnal dibuat kantor pusat untuk mengakui laba

cabang dan meningkatkan jumlah investasi kantor pusat di cabang.

Misalnya, asumsikan akun Ikhtisar Laba Rugi cabang Medan memiliki saldo kredit

Rp63.000.000 pada akhir periode. Akun Ikhtisar Laba Rugi di tutup di buku Cabang Medan dengan

ayat Jurnal sebagai berikut:

B(3) Ikhtisar Laba Rugi 63.000.000Kantor Pusat 63.000.000

(Menutup Ikhtisar Laba Rugi)

Saat menerima laporan laba cabang Medan, kantor pusat mencatat ayat jurnal sebagai berikut:

H(4

)

Investasi di Cabang Medan 63.000.000Laba Cabang Medan 63.000.000

(mencatat laba cabang medan)

Ayat-ayat jurnal di atas menunjukkan hubungan resiprokal antara akun Investasi di Cabang

Medan dan akun Kantor Pusat. Saat laporan keuangan disusun untuk perusahaan secara

keseluruhan, akun Investasi di Cabang Medan, akun Kantor Pusat, dan akun Laba Cabang Medan

seluruhnya harus dieliminasi.

Pengirim Persediaan ke Cabang

Suatu cabang yang membeli dan menjual persediaan barang dagang dapat diminta untuk

memperoleh seluruh persediaan dari Kantor pusat, atau dapat juga diizinkan memperoleh sebagian

persediaan dari pihak eksternal. Pembelian persedian dari pihak eksternal dicatat dengan cara yang

normal seperti biasa. Misalnya, cabang Medan PT Jaya membeli persediaan senilai Rp5.000.000

dari penjualan grosir independent, dan cabang menerapkan metode persediaan perpetual, maka

transaksi tersebut akan mencatat dengan jurnal sebagai berikut :

B(5) Persediaan 5.000.000Kas (Utang Dagang) 5.000.000

5

Page 7: Akuntansi untuk Operasi Cabang lengkap.docx

(Mencatat pembelian persediaan dari pihak eksternal)

Tidak ada ayat jurnal yang dibuat di buku kantor pusat atas transaksi tersebut.

Ketika persediaan ditransfer dari kantor pusat ke cabang, baik kantor pusat maupun cabang

harus mencatat transaksi tersebut. Jumlah yang dialokasikan ke nilai persediaan yang ditrasfer

diistilahkan sebagai harga transfer. Persediaan yang ditrasfer dari kantor pusat ke cabang dapat

dinyatakan sebesar nilai perolehan di kantor pusat ataupada suatu nilai yang melebihi nilai

perolehannya.

Persediaan yang Ditagih Sebesar Nilai Perolehan

Persediaan yang ditransfer dari kantor pusat dan ditagihkan ke cabang dicatat oleh cabang

dengan cara yang sama seperti jika memperoleh dari pihak eksternal, kecuali dikreditkan ke akun

Kantor Pusat. Transfer persediaan diperlakukan oleh kantor pusat dan cabang dengan cara yang

sama seperti transfer aset lainnya, yaitu diasumsikan menggunakan metode persediaan perpetual.

Sehingga, ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat transfer persediaan pada harga perolehan sama

seperti ayat jurnal H(1) dan H(2). Untuk membuktikannya, asumsikan kantor pusat PT Jaya

mentransfer persediaan dengan harga perolehan Rp8.000.000 ke cabang Medan. Transaksi tersebut

dicatat di pembukuan kantor pusat sebagai berikut:

H(6

)

Investasi di Cabang Medan 8.000.000Persediaan 8.000.000

(transfer persediaan ke cabang Medan)

Cabang mencatat persediaan yang diterima sebagai aset di akun persediaan seperti yang diperoleh

dari pihak eksternal dan juga mengakui kenaikan ekuitas di aset neto dengan ayat jurnal berikut:

B(7) Persediaan 8.000.000Kantor Pusat 8.000.000

(transfer persediaan dari kantor pusat)

Tidak ada keuntungan yang diakui oleh kantor pusat atas transaksi tersebut. Seluruh nilai

keuntungan diakui oleh cabang ketika cabang menjual persediaan tersebut ke pihak eksternal.

Beban Pengiriman yang Dibebankan atas Pengiriman Persediaan

Biaya pengiriman yang timbul atas pengiriman persediaan dari kantor pusat ke cabang menjadi

bagian dari biaya perolehan persediaan cabang. Misalnya, asumsikan kantor pusat PT Jaya

membayar Rp100.000 untuk mengirim persediaan sebesar Rp8.000.000 ke cabang Medan. Transfer

tersebut dicatat oleh kantor pusat sebagai berikut:

H(8 Investasi di Cabang Medan 8.100.000

6

Page 8: Akuntansi untuk Operasi Cabang lengkap.docx

) Persediaan 8.000.000Kas 100.000

(transfer persediaan ke cabang Medan dan membayar ongkos kirim)

Cabang Medan mencatat transfer sebagai berikut:

B(8) Persediaan 8.100.000Kantor Pusat 8.100.000

(transfer persediaan dari kantor pusat)

Persediaan yang Ditagih Melebihi Nilai Perolehan

Perusahaan kadang mentransfer persediaan dari kantor pusat ke cabang dan menagihkan

cabang pada nilai yang lebih besar dari harga perolehan kantor pusat. Ketika di kantor pusat timbul

biaya dan memberikan jasa, seperti perolehan persediaan pada harga lebih murah melalui kuantitas

pembelian atau memproduksi persediaan, perusahaan dapat memilih untuk mengalokasikan atas

laba penjualan persediaan antara kantor pusat dan cabang yang menjual. Kantor pusat dikreditkan

termasuk laba yang sama dengan selisih antara biaya perolehannya dengan harga transfer ke

cabang. Selisih ini disebut laba antar perusahaan. Laba cabang dihitung sebagai selisih antara harga

transfer dengan harga jual ke pihak eksternal.

Walaupun perusahaan dapat menerapkan berbagai jenis system akuntansi

pertanggungjawaban internal, laporan keuangan eksternal harus mencerminkan persediaan sebesar

harga perolehannya (kecuali nilai pasar lebih rendah) dan tidak boleh memasukkan laba samapi

persediaan dijual ke pihak eksternal. Untuk tujuan laporan eksternal dalam penyusunannya laba

yang belum terealisasi harus dieliminasi. Proses ini dilakukan menggunakan kertas kerja yang sama

dengan yang digunakan dalam proses penyusunan laporan konsolidasi. Biasanya kantor pusat

mencatat laba atas persediaan yang dikirim ke cabang pada akun terpisah, sehingga memungkinkan

untuk menangguhkan laba dari penjualan antar perusahaan sampai persediaan dijual ke pihak

eksternal oleh cabang.

Berikut contoh perlakuan jika terjadi laba antar perusahaan dalam pengiriman persediaan ke

cabang, asumsikan kantor pusat PT Jaya memperoleh persediaan dengan harga Rp.12.000.000 dan

mengirimkan ke cabang Medan, menagihkan ke cabang sebesar Rp.15.000.000. Kantor pusat

mencatat pengiriman persediaan sebagai berikut.

H(10) Investasi di Cabang Medan 15.000.000Persediaan 12.000.000Laba Antarperusahaan Belum Terealisasi 3.000.000

(transfer persediaan ke cabang Medan, ditagih melebihi harga perolehan)

7

Page 9: Akuntansi untuk Operasi Cabang lengkap.docx

Laba antar perusahaan sebesar Rp.3000.000 bersifat belum terealisasi karena persediaan

belum dijual ke pihak eksternal. Pengakuan laba ditangguhkan sampai dengan cabang menjual

persediaan ke eksternal.

Cabang mencatat penerimaan pengiriman persediaan dengan ayat jurnal sebagai berikut.

B(11) Persediaan – Dari Kantor Pusat 15.000.000Kantor Pusat 15.000.000

(transfer persediaan dariKantor Pusat)

Jurnal tersebut mencatat persediaan pada hargaperolehan di cabang tanpa memisahkan

pengakuan laba antar perusahaan yang termasuk harga transfer. Akun persediaan terpisah dibuat

untuk memfasilitasi eliminasi laba antar perusahaan belum terealisasi saat menyusun laporan

keuangan perusahaaansecara keseluruhan untuk pihak eksternal. Ketika saat laporan tersebut

disusun dan terdapat persediaan yang masih disimpan, ayat jurnal kertas kerja dibutuhkan untuk

mengeliminasi saldo laba antar perusahaan belum terealisasi terhadap akun Persediaan-dari kantor

pusat, Sehingga laba perusahaan belum terealisasi sebesar Rp.3.000.000 dieliminasi dan persediaan

dilaporkan sebesar harga perolehan awalnya Rp.12.000.000

Ketika cabang menjual persediaan yang diperoleh dari pusat, cabang mengakui laba sebesr

selisih antara harga jual ke pihak eksternal dengan harga transfer dari kantor pusat. Setelah

persediaan dijual ke pihak eksternal kantor pusat mengakui laba antar perusahaan yang sebelumnya

ditangguhkan. Misalnya, jika cabang Medan menjual 80% persediaan yang ditransfer dari kantor

pusat, laba antar perusahaan yang diakui oleh kantor pusat dicatat sebagai berikut.

H(12) Laba Antarperusahaan Belum Terealisasi 2.400.000Laba Cabang Medan 2.400.000

(mengakui laba antarperusahaan Rp3.000.000x0,8)

Jurnal tersebut tepat jika untuk tujuan internal, laba antar perusahaan dialokasikan ke cabang medan.

Alternatif lain perusahaan dapat menganggap bahwa laba antar perusahaan seharusnya dialokasikan ke kantor pusat atas jasa yang telah diberikan. Untuk kasus tersebut, laba antar perusahaan diakui oleh kantor pusat dengan ayat jurnal sebagai berikut.

H(12a) Laba Antarperusahaan Belum Terealisasi 2.400.000Laba terealisasi atas pengiriman ke Cabang 2.400.000

(mengakui laba antarperusahaan Rp3.000.000x0,8

Akuntansi untuk Aset Tetap Cabang

Tidak ada prosedur khusus yang diperlukan dalam akuntansi untuk pembelian asset tetap

cabang taupun penyusutan stelahnya atas asset tersebut. Sebaliknya jika asset tetap yang dibeli

8

Page 10: Akuntansi untuk Operasi Cabang lengkap.docx

kantor pusat untukcabang dan cabang mencatat asset tersebut pada bukunya, maka ayat jurnal perlu

dicatat baik oleh kantor pusat maupun cabang.

Sebagai ilustrasi kantor pusat PT Jaya membeli peralatan took senilai Rp.30.000.000 untuk

cabang Medan. Kantor pusat mencatat pembelian tersebut sebagai berikut.

H(13) Investasi di Cabang Medan 30.000.000Kas 30.000.000

(membeli peralatan untuk cabang Medan)

Pembelian ini dicatat oleh cabang sebagai berikut.

B(14) Peralatan Toko 30.000.000Kantor Pusat 30.000.000

(mencatat pembelian peralatan oleh kantor pusat)

Ketika asset tetap cabang dicatat hanya di buku kantor pusat, tidak ada ayat jurnal yang

dicatat oleh cabang saat kantor pusat melakukan pembelian. Miasalnya jika kantor pusat PT Jaya

membeli Rp.30.000.000 peralatan took untuk cabang Medan dan peralatan dicatat di pembukuan

kantor pusat disbanding di cabang, maka kantor pusat mencatat pembelian tersebut sebagai berikut.

H(15) Peralatan Toko – Cabang Medan 30.000.000Kas 30.000.000

(membeli peralatan untuk cabang Medan)

Tidak ada ayat jurnal yang dicatat oleh cabang

Jika cabang membeli asset tetap yang dicatat di pembukuan kantor pusat, maka ayat jurnal

harus disusun baik oleh kantor pusat maupun cabang. Misalnya cabang medan PT Jaya membeli

peralatan took senilai Rp. 30.000.000 yang digunakan oleh cabang namun dicatat oleh kantor pusat.

Cabang mencatat pembelian asset tetap sbagai berikut.

B(16) Kantor Pusat 30.000.000Kas 30.000.000

(membeli peralatan)

Pembelian dicatat di kantor pusat sebagai berikut.

H(17) Peralatan Toko – Cabang Medan 30.000.000Investasi di Cabang Medan 30.000.000

(membeli peralatan)

Pembagian Beban

Pengalokasian beban dapt dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Beban yang terjadi di cabang tapi dibayar oleh kantor pusat

2. Beban yang dikeluarkan oleh kantor pusat atas nama cabang

9

Page 11: Akuntansi untuk Operasi Cabang lengkap.docx

3. Alokasi biaya yang dikeluarkan kantor pusat

Dalam beberapa kasus biaya-biaya ini dapat dialokasikan berdasarkan laba cabang dan

dicatat pada pembukuan kantor pusat. Namun sering kali cabang yang mendapat alokasi beban

diberitahutentang jumlah yang dialokasikan.

Sebagai contoh perlakuan alokaso biaya kantor pusat, perhatikan kasus kantor pusat PT Jaya

berikut yang mengeluarkan biaya yang dialokasikan ke cabang medan.

Beban utilitas (buaya terjadi di cabang Medan dan ditagih ke Rp 14.000.000

akun utama kantor pusat)

Beban Penyusutan (aset cabang Medan yang di catat di

pembukuan kantor pusat) Rp 3.000.000

Overhead umum (dialokasikan ke cabang berdasarkan

penjualan bruto) Rp 8.000.000

Total Rp 35.000.000                

Kantor pusat sudah mencatat beban-beban secara biasa, seolah-olah beban-beban terkait

dengan kantor pusat. Kantor pusat mencatat ayat jurnal berikut setelah memberitau cabang medan

bebab yang dialokasikan sevbesar Rp.35.000.000

H(18) Investasi di Cabang Medan 35.000.000Beban Utilitas 14.000.000Beban Penyusutan 3.000.000Beban Overhead Umum 18.000.000

(mengalokasikan beban ke Cabang Medan)

Berdasarkan pemberitahuan beban dari kantor pusat, cabang mencatat beban tersebut sebagai berikut.

B(19) Beban Utilitas 14.000.000Beban Penyusutan 3.000.000Beban Overhead Umum 18.000.000

Investasi di Cabang Medan 35.000.000

(mencatat beban ke Cabang Medan)

Laporan Keuangan untuk Perusahaan Secara Keseluruhan

Penyusutan laporan keuangan secara keseluruhan umumnya menggunakan kertas kerja

untuk membantu manggabungakn akun-akun kantor pusatdan cabang serta mengeliminasi akun-

akun antar perusahaan. Jika yang disusun adalah laporan keuangna lengkap, maka kertas kerja tiap

bagian seperti yang diilustrasikan pada bab konsolidasi dapat digunakan untuk menggabungkan

akun-akun kantor pusat dan cabang, Kertas kerja yang digunakan sama dengan kertas kerja

konsolidasi kecuali akun kantor pusat menggantikan ekuitas pemegang saham anak perusahaan di

10

Page 12: Akuntansi untuk Operasi Cabang lengkap.docx

kertas kerja. Seperti dalam penyusunan kertas kerja laporan konsolidasi, seluruh eliminasi dibuat di

kertas kerja dan bukan di pembukuan terpisah unit yang digabung.

Sebagai ilustrasi ayat jurnal kertas kerja dasar yang diperlukan untuk menyusun laporan

keuangan eksternal perusahaan dengan operasi cabang, asumsikan data berikut terkait dengan PT

Jaya diakhir tahun fiscal 31 Desember 19X1

1. PT Jaya mendirikan cabang di medan dan segera mentransfer kas peralatan kantor dan

peralatan took senilai Rp.55.000.000 ke cabang, seperti yang dicatat alam ayat jurnal H(1).

Kemudian pada tahun tersebut kantor pusat PT Jaya mentransfer persediaan senilai

Rp.12.000.000 ke cabang dan menagihnya dengan harga Rp.15.000.000, seperti yang terjadi

pada ayat jurnal H(2). PT Jaya melaporkan saldo investasi di cabang Medan Rp.70.000.000

pada tanggal 31 desembe 19X1 sebelum dibuat ayat jurnal penutup.

2. Cabang Medan melaporkan laba sebesar Rp.63.000.000 untuk tahun 19x1

3. Saldo akun investasi di Cabang Medan dan akun Kantor Pusat meningkat sebesar

Rp.133.000.000 pada tanggal 31 Desember 19X1 dengan rincian sebagai berikut.

Saldo sebelum penutupan 31 Desember 19X1   Rp 70.000.000

Laba Cabang Medan 19X1 Rp 63.000.000

Saldo sebelum penutupan 31 Desember 19X1 Rp 133.000.000

             

4. Pada tanggal 31 Desember 19X1, cabang Medan memiliki persediaan senilai Rp.8.000.000

yang diperoleh dari kantor pusat, persediaan dicatat di akun terpisah dari persediaan yang

dibeli secara eksternal.

5. Sebagian akun laba antar perusahaan belum terealisasi atas pengiriman persediaan ke

cabang Medan selama 19X1 diakui dan dikreditkan sebesar Rp3.000.000 dengan

perhitungan sebagai berikut.

Laba antarperusahaan telah terealisasi akhir tahun   Rp 1.400.000

Laba antarperusahaan telah terealisasi akhir tahun Rp 1.600.000

Total Laba antar perusahaan 19X1 Rp 3.000.000

             

Laba antar perusahaan yang telah terealisai pada akhir tahun dialokasikan ke kantor pusat dan

dicatat pada pembukuan kantor pusat dengan akun yang bernama Laba Terealisasi Atas pengiriman

ke Cabang. Akun laba antar perusahaan belum terealisasi diurangi dengan nilai yang sama,

sehingga meninggalkan saldo sebesar Rp.1.600.000.

Pada 31 Desember 19X1, kertas kerja digunakn dalam penyusunan laporan keuangan PT

Jaya, ayat-ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut.11

Page 13: Akuntansi untuk Operasi Cabang lengkap.docx

E(20)

E(21)

E(22)

E(23)

Laba Cabang Medan 63.000.000Kantor pusat sebelum saldo penutup 70.000.000

Investasi di Cabang Medan 133.000.000 (mengeliminasi akun antar perusahaan)

Laba terealisasi atas pengiriman ke Cabang 1.400.000Harga Pokok Penjualan 1.400.000

(mengeliminasi laba kantor pusat dari harga pokok penjualan)

Laba antarperusahaan belum terealisasi 1.600.000Persediaan – dari Kantor pusat 1.600.000

(mengeliminasi laba kantor pusat dari harga pokok penjualan)

Persediaan 6.400.000Persediaan – dari Kantor Pusat 6.400.000

(mereklasifikasi akun persediaan dari kantor pusat ; Rp8.000.000 – Rp1.600.000)

Ayat jurnal E(20) mengeliminasi akun-akun yang resiprokal sehingga laporan keuangan

menunjukkan laporan perusahaan sebagai entitas tunggal. Oleh karena yng disisipkan adalah

laporan keuangan lengkap, akun-akun individual pendapatan dan beban cabang digabung dengan

yang dimiliki oleh kantor pusat. Untuk menghindari dua kali perhitungan terhadap labai cabang,

maka laba cabang ang dicatat pada pembukuan kantor pusat harus dieliminasi. Oleh karena akun-

akun individual pendapatan dan beban cabang dilaporkan pada laporan keuangan , akun-akun

tersebut tidak dieliminasi.

Akibatnya ayat jurnal E(20) dapat dilihat dalam dua bagian. Bagian pertama mengeliminasi laba

cabang yang dicatat pada pembukuan kantor pusat sebesar nilai akun investasi yang meningkat pada

saat akntor pusat mengakui laba cabang.

E(20a

)

Laba Cabang Medan 63.000.000

Investasi di Cabang Medan 63.000.000

Bagian kedua ayat jurnal E(20) mengeliminasi sisa saldo akun investasi terhadap saldo akun

resiprokal Kantor pusat di cabang sebelum penutupan

E(20b) Kantor pusat, sebelum saldo penutup 70.000.000

Investasi di Cabang Medan 70.000.000

Ayat jurnal ini mengeliminasi saldo-saldo yang terdapat di dua akun resiprokal jika tidak ada

laba cabang. Pendebitan akun kantor pusat sebelum dibuat jurnal penutup dapat dianalogikan

sebagai eliminasi saldo laba awal dalam ayat jurnlaeliminasi investasi untuk menyusun laporan

keuangna konsolidasi.

Ayat jurnal E(21) mengeliminasi akun yang digunakan oleh kantor pusat untuk mengakui laba

antar perusahaan dalam pengiriman ke cabang yang telah terjual ke pihak eksternal dan mengurangi

beban harga pokok penjualan yang divcatat oleh cabang.

12

Page 14: Akuntansi untuk Operasi Cabang lengkap.docx

Ayat jurnal E(22) Mengeliminasi laba belum terealisasi dari saldo akhir persediaan cabang,

sehingga membuat nilai persediaan kembali ke harga perolehan awal. Ayat jurnal E(23)

mengklasifikasikan seluruh persediaan dalam akun yang sama disbanding memisahkan yang

dikirim ke cabang dari kantor pusat.

Ilustrasi akuntansi untuk operasi cabang

PT Ultra Surabaya, Jawa timur, distributor peralatan kantor, mendirikan kantor cabang penjualan di Denpasar, Bali. Kantor pusat menjual baik ke konsumen ritel maupun ke cabang bali dengan laba atas penjualan antar perusahaan yang dialokasikan ke kantor pusat. Asumsi lainnya adalah sebagai berikut :

a. PT Ultra mendirikan cabang denpasar pada tahun 19X1 dengan mentransfer kas Rp.30.000.000. sebagai, tambahan kantor pusat juga mentransfer peralatan dan perabotan kantor baru senilai Rp.100.000.000 ke cabang denpasar

b. Selama tahun 19X1, kantor pusat dan cabang denpasar membeli persediaan masing-masing sebesar Rp.260.000.000 dan Rp.50.000.000 dari pihak ekternal

c. Selama tahun berjalan, kantor pusat mentransfer persediaan ke cabang denpasar dengan total harga transfer Rp.110.000.000. harga perolehan persediaan kantor pusat senilai Rp.70.000.000

d. Kantor pusat menjual persediaan Rp.254.000.000 ke pihak eksternal dengan harga Rp.500.000.000 selama tahun berjalan dan piutang yang berhasil ditagih sebesar Rp.480.000.000. cabang denpasar menjual persediaan senilai Rp.128.000.000 ke pihak eksternal dengan harga Rp.200.000.000 dan berhasil menagih piutang sebesar Rp.158.000.000. dari jumlah persediaan yang dijual cabang denpasar sebesar Rp.38.000.000 dibeli daripihak eksternal

e. Cabang denpasar mengirimkan kas sebesar Rp.70.000.000 ke kantor pusatf. Selama tahun berjalan beban operasi yang terjadi di kantor pusat sebesar Rp.133.000.000

sementara beban operasi yang terjadi di cabang denpasar sebesar Rp.34.000.000g. Kantor pusat membayar utang sebesar Rp.390.000.000 selama tahun 19X1, sementara

cabang denpasar membayar utang Rp.77.000.000h. PT Ultra mengumumkan dan membayar deviden sebesar Rp.50.000.000i. Pada akhir tahun 19X1, kantor pusatmencatat penyusutan sebesar Rp.30.000.000, sementara

cabang denpasar mencatat penyusutan sebesar Rp.6.000.000j. Pada akhir tahun 19X1, saldo persediaan cabang tersisa yang dibeli dari pihak eksternal

adalah senilai Rp.12.000.000. persediaan cabang yang tersisa yang berasal dari transfer kantor pusat memiliki harga perolehan di kantor pusat senilai Rp.15.000.000 dan ditagih ke cabang pada harga Rp.20.000.000

Ayat jurnal untuk mencatat aktivitas ini ada pada pembukuan kantor pusat dan cabang denpasar ditunjukan pada figure 18-2

13

Page 15: Akuntansi untuk Operasi Cabang lengkap.docx

Kertas kerja untuk menyusun laporan keuangan PT Ultra tampak pada figure 18-3. Dua kolom pertama adalah saldo akun-akun dari pembukuan kantor ppusat dan cabang denpasar, dua kolom berikutnya adalah ayat jurnal kertas kerja yang dibutuhkan untuk mengeliminasi dan menyesuaikan saldo, kolom terakhir adalah total dari setiap pos akun.

E (24) Laba cabang denpasarKantor pusat, sebelum saldo penutup Investasi di cabang denpasarMengeliminasi akun antar perushaan

32.000.000170.000.000

202.000.000

E (25) Laba terealisasi atas pengiriman ke cabang Harga pokok penjualanMengeliminasi laba kantor pusat dari harga pokok penjualan

35.000.00035.000.000

E (26) Laba antarperushaan belum terealisasi Persediaan-dari kantor pusatMengeliminasi laba belum terealisasi dari nilai persediaan

5.000.0005.000.000

E (27) Persediaan Persediaan-dari kantor pusatMereklasifikasi akun persediaan dari kantor pusat

15.000.00015.000.000

Terdapat beberapa poin penting yangperlu diperhatikan :1. Kertas kerja dibagi menjadi tiga bagian yaitu laporan laba rugi, laporan perubahan saldo

laba, dan neraca. Seluruh baris terakhir dipindahkan ke bagian bawah laporan peruubahan saldo laba; seluruh baris terakhir dipindahkan ke bawah bagian dari neraca

2. Karena kantor pusat mencatat laba dari cabang denpasar pada pembukuannya, total laba di kolom pertama sama dengan total laba kolom terakhir

3. Akun laba cadang denpasar dan investasi di cabang denpasar dieliminasi dengan ayat jurnal E (24) bersama dengan saldo akun kantor pusat cabang denpasar sebelum penutupan. Sisa saldo akun kantor pusat dieliminasi dengan membawa turun total debit dan kredit dari bagian laba rugi dari kertas kerja

4. Akun kantor pusat cabang menggantikan saldo laba dalam neraca saldo cabang di kertas kerja bagian saldo laba dan neraca

5. Laba anbtarperushaan belum terealisasi sebesar Rp.5.000.000 di neraca saldo lantor pusat dieleminasi pada ayat jurnal E (25) dan nilai tercatat persediaan cabang dikurangi menjadi sebesar harga perolehan awal persediaan menurut perushaan

6. Laba terealisasi atas poengiriman ke cabang sebesar Rp.35.000.000 termasuk dalam neraca saldo kator pusat sama dengan total laba antar perusahaan periode berjalan (Rp.110.000.000 – Rp.70.000.000) dikurangi Rp.5.000.000 laba perushaan belum terealisasi di akhir tahun. Beban harga pokok penjualan dikurangi menjadi sebesar biaya awalpersediaan yang dijual menurut perushaan (kantor pusat)

7. Seperti halnya kertas kerja bab sebelumnya, total debit dan kredit di bagian neraca harus sama, dan jumlah debit dan kredit di ayat jurnal eleminasi dikertaskerja bagian paling bawah juga harus sama

14

Page 16: Akuntansi untuk Operasi Cabang lengkap.docx

Ayat-ayat jurnal kantor pusat Pt Ultra dan cabang 19X1

Pembukuan kantor pusat Pembukuan kantor cabang

(a)Invest.cbg dps 130.000.000 Kas 30.000.000 Peralatan 100.000.000(b) Persediaan 260.000.000 Utang dagang 260.000.000(c) Invest. cbg dps 110.000.000 Persediaan 70.000.000 Laba antarperusahaan 40.000.000(d) Piutang dagang 500.000.000 Penjualan 500.000.000 Beban HPP 254.000.000 Persediaan 254.000.000 Kas 480.000.000 Piutang dagang 480.000.000

(e) Kas 70.000.000 Invest.cbg dps 70.000.000(f) Beban operasi 133.000.000 Utang dagang 133.000.000(g) Utang dagang 390.000.000 Kas 390.000.000

(h) Dividen diumumkan 50.000.000 Kas 50.000.000(i) Beban penyusutan 30.000.000

Akumulasi penyusutan 30.000.000(j) Laba antarperushaan belum terealisasi 35.000.000 Laba terealisasi atas pengiriman ke cbg 35.000.000

Kas 30.000.000Peralatan 100.000.000 Kantor pusat 130.000.000Persediaan 50.000.000 Utang dagang 50.000.000Persediandr ktr pst 110.000.000 Kantor pusat 110.000.000

Piutang dagang 200.000.000 Penjualan 200.000.000Beban HPP 128.000.000 Persediaan 38.000.000 Persediaan-dari ktr pst 90.000.000Kas 158.000.000 Piutang dagang 158.000.000

Kantor pusat 70.000.000 Kas 70.000.000Beban operasi 34.000.000 Utang dagang 34.000.000Utang dagang 77.000.000 Kas 77.000.000

Beban penyusutan 6.000.000 Akumulasi penyusutan 6.000.000

15

Page 17: Akuntansi untuk Operasi Cabang lengkap.docx

Sjh J Jurnal penutupInve Investasi cbg dps 32.00.000 Penjualan 200.000.000 L Laba cbg dps 32.000.000 Beban HPP 128.000.000 Mencatat laba dari cbg dps Beban operasi 34.000.000 Nb Penjualan 500.000.000 Beban penyusutan 6.000.000 L Laba cbg dps 32.000.00 Ikthisar laba rugi 32.000.000 Laba terealisasi Menutup akun pendapatan dan beban Atas pengiriman ke cbg 35.000.000 Ikthisar laba rugi 32.000.000

Beban HPP 254.000.000 Kantor pusat 32.000.000 Beban operasi 133.000.000 Beban penyusutan 30.000.000 Ikhtisar laba rugi 150.000.000Menutup akun pendapatan dan bebanIkthisar laba rugi 150.000.000 Saldo laba 150.000.000Menutup ikhtisar laba rugiSaldo laba 50.000.000 Dividen diumumkan 50.000.000

Transaksi antar cabang Cabang-cabang yang terlibat dalam transfer antar cabang umumnya mencatat transaksi transfer seolah-olah terkait dengan kantor pusat disbanding dengan cabang lainnya. Misalnya cabang medan PT jaya mentransfer kas sebesar Rp.5.000.000 dengan persediaan senialai Rp.10.000.000 ke cabang padang kemudian cabang medan mencatatnya dengan ayat jurnal

B (28) Kantor pusat 15.000.000 Kas 5.000.000 Persediaan 10.000.000

B (29) Kas 5.000.000 Persediaan 10.000.000 Kantor pusat 15.000.000

B (30) Investasi cbg padang 15.000.000 Investasi cbg medan 15.000.000

31 Desember 19X1, kertas kerja PT Ultra Laporan keuangan gabungan kantor pusat dan cabang

Pos Kantor pusat Cabang dps EliminationsDebit Kredit

Gabungan

Penjualan Laba cbg dpsLaba telah terealisasi atas pengiriman ke cbg

500.000.00032.000.000

35.000.000

200.000.00024)32.000.000

25)35.000.000

700.000.000

16

Page 18: Akuntansi untuk Operasi Cabang lengkap.docx

Kredit Beban HPPPenyusutan Beban lainyaDebit

Saldo laba 1 JanuariKantro pusat sebelum penutupanLaba neto dari atas

Dividen diumumkanSaldo laba 31 desember dibawa kebawahKasPiutang dgangPersediaan Persediaan-dari kantor pstTanah Bangunan dan Bngnan dan peralatanInvet. cbg dpsDebit

Akumulasi penyusutanUtang dagangSaham biasaSaldo laba (dan ktr pst) dari atasLabaantarperushaan blm terealisasiKredit

567.000.000254.000.00030.000.00033.000.000(417.000.000)150.000.000285.000.000

150.000.000435.000.000(50.000.000)

385.000.000

47.000.00075.000.00052.000.000

105.000.000545.000.000

202.000.0001.026.000.000105.000.000

31.000.000500.000.000

385.000.000

5.000.000

1.026.000.000

200.000.000128.000.000 6.000.00034.000.000(168.000.000)32.000.000

170.000.000

32.000.000202.000.00

202.000.000

41.000.00042.000.00012.000.00020.000.000

100.000.000

215.000.0006.000.000

7.000.000

202.000.000

215.000.000

67.000.000

24)170.000.00067.000.000

237.000.000

27) 15.000.000

237.000.000

26) 5.000.000

257.000.000

25)35.000.000

35.000.000

35.000.000

35.000.000

26)5.000.00027)15.000.000

24)202.000.000

35.000.000

257.000.000

700.000.000347.000.000 36.000.000167.000.000(550.000.000)150.000.000285.000.000

150.000.000435.000.000(50.000.000)

385.000.000

88.000.000117.000.00079.000.000

105.000.000645.000.000

1.034.000.000 111.000.000

38.000.000 500.000.000

385.000.000

1.034.000.000

Laba belum terealisasidi persediaan awal cabang

Laba antaperusahaan yang termasuk dalam persediaan awal cabang diakui pada pembukiaan awal kantor pusat sebagai laba terealisasi ketika persediaantelah dijual oleh cabang. Perlakuannya sama seperti jika transfer terjadi saat periode berjalan.

17

Page 19: Akuntansi untuk Operasi Cabang lengkap.docx

Laporan Keuangan 19X1 PT Ultra

PT Ultra Laporan Laba RugiUntuk periode tahun 19X1

Penjualan Rp.700.000.000Beban harga pokok penjualan (347.000.000)Laba bruto Rp.353.000.000Beban :Penyusutan Rp.36.000.000Beban lain 167.000.000 (203.000.000)Laba neto Rp.150.000.000

PT UltraLaporan Perubahan Saldo Laba Untuk periode tahun 19X1

Saldo laba, 1 Januari 19X1 Rp.285.000.000Laba neto 19X1 150.000.000Dikurangi : dividen (50.000.000)Saldo laba 31 Desember 19X1 Rp.385.000.000

PT Ultra Neraca 31 Desember 19X1

Aset :Kas Rp.88.000.000 Rp.88.000.000Piutang dagang 117.000.000Persediaan 79.000.000Tanah 105.000.000Bangunan danPeralata Rp.645.000.000 Saham biasa 500.000.000Dikurangi: Saldo laba 385.000.000 885.000.000akm.penyusutan (111.000.000) 534..000.000

18

Page 20: Akuntansi untuk Operasi Cabang lengkap.docx

Total aset Rp.923.000.000 Rp.923.000.000

REFRENSI

Baker, Richad E. 2013.Akuntansi keuangan lanjutan.Buku 2,Salemba Empat : Jakarta

19