Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)
-
Author
hernaferari -
Category
Education
-
view
2.834 -
download
6
Embed Size (px)
Transcript of Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)

Nyamannya menabung haji di bank syariah (Muamalat)
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Akuntansi Syariah
Disusun oleh:
Euis Risdiana (555210 )
Herna Ferari (5552102787)
Ina Rosalina (5552102895)
Nina Agustini (5552101780)
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
2013
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.1 Latar belakang masalah
Penerapan nilai-nilai Islam adalah wajib dalam aspek keseluruhan di
kehidupan manusia, meskipun dalam kehidupan sosial, politik, dan ekonomi.
Tapi, sayangnya fenomena saat ini menunjukkan bahwa nilai-nilai Islam secara
keseluruhan belum diimplementasikan dalam berbagai aspek kehidupan. Salah
satu contohnya adalah dalam aspek ekonomi yaitu tabungan haji di bank-bank
konvensional. Haji adalah salah satu cara untuk beribadah kepada Allah SWT,
sehingga kita harus memperhatikan dan mengamati secara rinci sistem
tabungan yang kita gunakan. Sistem bunga yang diterapkan bank konvensional
merupakan sesuatu yang tidak pasti karena menyerupai riba dan larangan riba
muncul secara eksplisit dalam Al Quran yang merupakan sumber mutlak bagi
seluruh umat Islam.
Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia yang semakin pesat tidak
hanya menyebabkan volume pasar yang semakin membesar, tetapi juga
persaingan yang lebih ketat. Selama tahun 2010 telah berdiri 5 bank umum
syariah baru sehingga jumlah bank umum syariah menjadi 11 bank, dan unit
usaha syariah sejumlah 23 bank. Potensi perkembangan industri perbankan
syariah masih sangat besar. Hingga akhir Desember 2010, aset perbankan
syariah telah menembus Rp 100,3 triliun dengan jumlah kantor 1.763 outlet dan
lebih dari 20 ribu karyawan yang berkerja pada industri ini.
Menarik, melihat pertumbuhan bank syariah yang cukup pesat di indonesia
kami selaku penulis ingin lebih memahami mengapa bank syariah begitu mudah
masuk ke pangsa bisnis yang didomisili oleh bisnis bank konvensional. Adakah
keterkaitan perintah Allah swt dalam Al-qur’an menguatkan terjadinya hal ini
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat
ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keuntungan.”(Ali imran:130).
1.1.2 Rumusan masalah
2

Mengacu pada potongan ayat al-qur’an diatas bahawasanya orang yang
menjauhi riba dengan berlipat ganda akan mendapatkan keuntungan. Lalu
keuntungan seperti apakah yang akan kita dapatkan jika kita menabung haji di
bank syariah? Seperti apakah system ekonomi syariah wadiah itu? Bagaimana
pengaplikasian system wadiah di bank muamalat? Pelayanan seperti apa yang
akan didapat customer pemilik tabungan haji di bank muamalat? Adakah
jaminan yg cukup baik bagi customer dalam hal penyimpanan tabungan haji
hingga pelaksanaan ibadah haji dan sampai kembali ke tanah air?
1.1.3 Tujuan dan kegunaan
Tujuan dari Pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah
Akuntansi Syariah, Adapun kegunaan dari makalah ini yaitu sebagai
pendekatan belajar sambil berlatih untuk mengetahui lebih dalam tentang
perbankan syariahn dan memahi tentang produk tabungan haji pada
khususnya.
1.1.4 Kerangka teori
a. Kegunaan teoritis
Diharapkan dengan penyampaian tentang ibadah haji yang kami
sampaikan dapat berguna dan bermanfaat untuk masyarakat sehingga
menambah wawasan ,bahwa haji dapat dilakukan oleh siapa saja yang
sudah mempunyai niat karena tabungan haji ini meringankan biaya dari
pembayaran haji yang dianggap oleh sebagian besar masyarakat terlalu
besar dan tidak mungkin untuk membayarnya,dengan adanya informasi
tabungan yang tidak memberatkan untuk cicilan setiap bulannya tidak
akan dirasa berat oleh muslimin muslimat untuk berangkat haji.
b. Kegunaan praktis
Diharapkan dengan adanya miniriset ini semakin meningkatkan keyakinan
kami secara khusus dan masyarakat pembaca secara umum mengenai
betapa mengungtungkannya menabung tabungan haji di bank syariah
dengan system wadiah. Selain dalam rangka ikhtiar untuk dapat
menjalaknan perintah Allah swt kita juga dapat memperoleh tambahan
manfat dan pahala dengan menjauhi praktik riba dalam cakupan ikhtiar
untuk mencapaai baitullah.
3

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.1 Perbankan Syariah
Perbankan Syariah atau perbankan Islam ( al-Mashrafiyah al-Islamiyah )
adalah suatu sistem perbankan yang pelaksaannya berdasarkan hukum Islam
( syariah ) . Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dari agama
Islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan
bunga pinjaman ( riba ) , serta larangan untuk berinvestasi pada usaha-usaha
berkategori terlarang ( haram ). Sistem perbankan konvensional tidak dapat
meminjamkan absenya hal-hal tersebut dalam investasinya, misalnya dalam
usaha yang berkaitan dengan produksi makanan atau minuman haram, usaha
media atau hiburan yang tidak islami, dan lain-lain. Meskipun prinsip-prinsip
tersebut mungkin saja telah diterapkan dalam sejarah perekonomian islam,
namun baru pada akhirnya abad ke – 20 mulai berdiri bank –bank islam yang
menerapkan bagi lembaga-lembaga konvensional sewa atau semi sewa dalam
komunikasi muslim di dunia.
2.1.2 Pengertian Bank Syariah
Bank Syariah adalah bank umum yang sebagaimana dimaksud dalam UU
No. 7 tahun 1992 tentang perbankan yang saat ini telah diubah dengan UU No.
10 Tahun 1998 yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah,
4

termasuk unit usaha syariah dan kantor cabang bank asing yang melakukan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah (Riyadi, 2005).
Sedangkan yang dimaksud dengan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah
menurut pasal 1 angka 13 Undang-undang No 10 Tahun 1998 adalah aturan
perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk
penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainya
yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain :
a.Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)
b.Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah)
c.Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)
d.Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah)
e.Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa.
2.1.3 Bentuk Hukum, Permodalan dan Kepemilikan Bank Syariah
Berdasarkan UU Perbankan, bentuk hukum Bank Syariah dapat berupa
Perseroan Terbatas, Koperasi dan Perusahaan Daerah. Modal disetor untuk
medirikan Bank Syariah ditetapkan sekurang-kurangnya
Rp3.000.000.000.000,00 (tiga trilliun rupiah). Pendirian Bank Syariah hanya
dapat dilakukan oleh warga Negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia
serta warga Negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia dengan warga
Negara asing dan atau badan hukum asing secara kemitraan. Sedangkan
kepemilikan yang berasal dari warga Negara asing dan atau badan hukum asing
setinggi-tingginya sebesar 99persen dari modal disetor Bank. Sementara
kepemilikan bank oleh badan hukum Indonesia setinggi-tingginya adalah
sebesar modal bersih sendiri dari badan hukum yang bersangkutan. Dana yang
digunakan dalam rangka kepemilikan bank dilarang
bersumber dari :
a. Pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk apapun dari bank dan/atau
pihak lain.
b. Sumber yang diharamkan menurut prinsip syariah, termasuk dari dan untuk
tujuan pencucian uang (money laundring).
2.1.4 Kegiatan Usaha Bank Syariah
5

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 62/24/PBI/2004 tanggal 14
Oktober 2004 tentang Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah, kegiatan usaha bank syariah dapat dibedakan
sebagai berikut :
a. Pengimpunan dana (funding) Penghimpunan dana adalah kegiatan
penarikan dana atau
penghimpunan dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan investasi
berdasarkan prinsip syariah. Berkaitan dengan kegiatan penghimpunan dana,
dalam prinsip syariah dibedakan antara simpanan yang tidak memberikan
imbalan dan simpanan yang mendapatkan imbalan. Dana simpanan atau
tabungan yang tidak memberikan imbalan bagi nasabah dimaksudkan semata-
mata hanya se
bagai cara untuk menyimpan atau menitipkan uang. Sementara simpanan
untuk tujuan investasi akan mendapatkan imbalan dari bank.
b. Penyaluran dana atau pembiayaan (financing) Kegiatan penyaluran dana
atau pembiayaan bank syariah harus tetap berpedoman pada prinsip
kehati-hatian yang diatur oleh Bank
Indonesia. Oleh karena itu, Bank diwajibkan untuk meneliti secara seksama
calon nasabah penerima dana berdasarkan azas pembiayaan yang sehat.
Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan penyaluran dana perbankan
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Bentuk
penyaluran dana atau pembiayaan yang dilakukan Bank Syariah dalam
melaksanakan operasinya secara garis besar dapat dibedakan kedalam 4
kelompok sebagai berikut :
a. Prinsip jual beli (ba’i)
b. Prinsip bagi hasil
c. Prinsip sewa menyewa (ijarah)
d.Prinsip pinjam meminjam berdasarkan akad qardh.
2.1.5 Pembiayaan jasa-jasa pelayanan perbankan (bank services)
Jasa-jasa yang diberikan perbankan syariah kepada nasabah berdasarkan
akad dengan mendapatkan imbalan atau fee antara lain :
a. Al Wakalah
terjadi apabila nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya
melakukan pekerjaan atau jasa tertentu.
6

b.Al Hawalah
merupakan pengalihan hutang dari orang yang berhutang (debitur) kepada
orang lain yang wajib menanggungnya. Transaksi ini pada dasarnya merupakan
pemindahan beban utang dari debitur menjadi tanggungan pihak lain yang
berkewajiban menanggung pembayaran hutang.
c.Al Kafah
adalah garansi atau jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak
ketiga untuk menanggung kewajiban pihak kedua (tertanggung) apabila
tertangung tidak dapat memenuhi kewajibanya.
d.Al Rahn
merupakan arta atau asset yang harus diserahkan oleh peminjam (debitur)
sebagai jaminan atas diterimanya dari bank. Tujuan pemberian fasilitas Al Rahn
oleh bank adalah untuk membantu nasabah dalam pembiayaan usahanya
2.1.6 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Bank Syariah :
Islam memandang harta yang dimiliki oleh manusia adalah
titipan/amanah Allah SWT sehingga cara memperoleh, mengelola, dan
memanfaatkannya harus sesuai ajaran Islam
Bank syariah mendorong nasabah untuk mengupayakan pengelolaan
harta nasabah (simpanan) sesuai ajaran Islam
Bank syariah menempatkan karakter/sikap baik nasabah maupun
pengelola bank pada posisi yang sangat penting dan menempatkan sikap
akhlakul karimah sebagai sikap dasar hubungan antara nasabah dan bank
Adanya kesamaan ikatan emosional yang kuat didasarkan prinsip
keadilan, prinsip kesederajatan dan prinsip ketentraman antara
Pemegang Saham, Pengelola Bank dan Nasabah atas jalannya usaha bank
syariah
Prinsip bagi hasil:
o Penentuan besarnya resiko bagi hasil dibuat pada waktu akad
dengan berpedoman pada kemungkinan untung dan rugi
o Besarnya nisbah bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan
yang diperoleh
o Jumlah pembagian bagi hasil meningkat sesuai dengan peningkatan
jumlah pendapatan
7

o Tidak ada yang meragukan keuntungan bagi hasil
o Bagi hasil tergantung kepada keuntungan proyek yang dijalankan.
Jika proyek itu tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian akan
ditanggung bersama oleh kedua belah pihak
Bank Konvensional :
Pada bank konvensional, kepentingan pemilik dana (deposan) adalah
memperoleh imbalan berupa bunga simpanan yang tinggi, sedang
kepentingan pemegang saham adalah diantaranya memperoleh spread
yang optimal antara suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman
(mengoptimalkan interest difference). Dilain pihak kepentingan pemakai
dana (debitor) adalah memperoleh tingkat bunga yang rendah (biaya
murah). Dengan demikian terhadap ketiga kepentingan dari tiga pihak
tersebut terjadi antagonisme yang sulit diharmoniskan. Dalam hal ini bank
konvensional berfungsi sebagai lembaga perantara saja
Tidak adanya ikatan emosional yang kuat antara Pemegang Saham,
Pengelola Bank dan Nasabah karena masing-masing pihak mempunyai
keinginan yang bertolak belakang
Sistem bunga:
o Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman
harus selalu untung untuk pihak Bank
o Besarnya prosentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang
dipinjamkan Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan
pedoman harus selalu untung untuk pihak Bank
o Jumlah pembayaran bunga tidak mengikat meskipun jumlah
keuntungan berlipat ganda saat keadaan ekonomi sedang baik
o Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama
termasuk agama Islam
o Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama
termasuk agama Islam
o Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa
pertimbangan proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung
atau rugi
2.1.7 Prinsip Bank Syariah
8

Pada dasarnya prinsip bank syariah menghendaki semua dana yang diperoleh
dalam sistem perbankan syariah dikelola dengan integritas tinggi dan sangat
hati-hati.
1. Shiddiq, memastikan bahwa pengelolaan bank syariah dilakukan dengan
moralitas yang menjunjung tinggi nilai kejujuran. Dengan nilai ini
pengelolaan diperkenankan (halal) serta menjauhi cara-cara yang
meragukan (subhat) terlebih lagi yang bersifat dilarang (haram).
2. Tabligh, secara berkesinambungan melakukan sosialisasi dan
mengedukasi masyarakat mengenai prinsip-prinsip, produk dan jasa
perbankan syariah. Dalam melakukan sosialisasi sebaiknya tidak hanya
mengedepankan pemenuhan prinsip syariah semata, tetapi juga harus
mampu mengedukasi masyarakat mengenai manfaat bagi pengguna jasa
perbankan syariah.
3. Amanah, menjaga dengan ketat prinsip kehati-hatian dan kejujuran dalam
mengelola dana yang diperoleh dari pemilik dana (shahibul maal)
sehingga timbul rasa saling percaya antara pemilik dana dan pihak
pengelola dana Investasi (mudharib).
4. Fathanah, memastikan bahwa pegelolaan bank dilakukan secara
profesional dan kompetitif sehingga menghasilkan keuntungan maksimum
dalam tingkat resiko yang ditetapkan oleh bank. Termasuk di dalamnya
adalah pelayanan yang penuh dengan kecermatn dan kesantunan
(ri’ayah) serta penuh rasa tanggung jawab (mas’uliyah)
2.1.8 Tujuan Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang aktivitasnya meninggalkan masalah riba.
Dengan demikian, penghindaran bunga yang dianggap riba merupakan salah
satu tantangan yang dihadapi dunia Islam dewasa ini. Suatu hal yang sangat
menggembirakan bahwa belakangan ini para ekonom Muslim telah
mencurahkan perhatian besar, guna menemukan cara untuk menggantikan
sistem bunga dalam transaksi perbankan dan membangun model teori ekonomi
yang bebas dan pengujiannya terhadap pertumbuhan ekonomi, alokasi dan
distribusi pendapatan. Oleh karena itu, maka mekanisme perbankan bebas
bunga yang biasa disebut dengan bank syariah didirikan. Tujuan perbankan
syariah didirikan dikarenakan pengambilan riba dalam transaksi keuangan
maupun non keuangan (QS. Al-Baqarah 2 : 275). Dalam sistem bunga, bank
9

tidak akan tertarik dalam kemitraan usaha kecuali bila ada jaminan kepastian
pengembalian modal dan pendapatan bunga (Zaenul Arifin, 2002: 39-40).
2.9 Fungsi Bank Syariah
Intermediary agent (sama seperti bank konvensional)
Fund atau investment manager
Penyedia jasa perbankan pada umumnya (sama seperti bank
konvensional) sepanjang tidak melanggar syariah
Pengelola fungsi sosial (ZISWA)
Alat transmisi kebijakan moneter (sama seperti bank Konvensional)
2.10 Falsafah Operasional Bank Syariah
Setiap lembaga keuangan syariah mempunyai falsafah mencari keridhoan
Allah untuk memperoleh kebajikan dunia dan akhirat. Oleh karena itu, setiap
kegiatan lembaga keuangan yang dikhawatirkan menyimpang dari tuntunan
agama, harus dihindari (ibid).
a) Menjauhkan diri dari unsur riba, caranya :
1. Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan dimuka secara pasti
keberhasilan usaha (QS. Luqman, ayat :34)
2. Menghindari penggunaan sistem prosentasi untuk pembebanan biaya
terhadap hutang atau pemberian imbalan terhadap simpanan yang
mengandung unsur melipat gandakan secara otomatis hutang/simpanan
tersebut hanya karena berjalannya waktu (QS. Ali-Imron, 130)
3. Menghindari penggunaan sistem perdagangan/penyewaan barang ribawi
dengan imbalan barang ribawi lainnya dengan memperoleh kelebihan
baik kuantitas maupun kualitas (HR. Muslim Bab Riba No. 1551 s/d 1567)
4. Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan tambahan dimuka
atas hutang yang bukan atas prakarsa yang mempunyai hutang secara
sukarela (HR. Muslim, Bab Riba No. 1569 s/d 1572).
b) Menerapkan sistem bagi hasil dan perdagangan. Dengan mengacu pada
Qur’an surat Al-Baqarah ayat 275 dan An-Nisa ayat 29, maka setiap transaksi
kelembagaan syariah harus dilandasi atas dasar sistem bagi hasil dan
perdagangan atau transaksinya didasari oleh adanya pertukaran antara uang
10

dan barang. Akibatnya pada kegiatan muamalah berlaku prinsip ada
barang/jasa uang dengan barang, sehingga akan mendorong produksi
barang/jasa, mendorong kelancaran arus barang/jasa, dapat dihindari adanya
penyalahgunaan kredit, spekulasi, dan inflasi.
2.1.11 Manfaat Bank Syariah
Manfaat perbankan Syariah sendiri untuk mengurangi dampak negative
yang timbul dimasyarakat. Karena tujuan pencarian investor yang akan
membuka usaha dengan modal dari perbankan berbasis Syariah akan di seleksi
sesuai kriteria. Karena tidak akan diperbolehkan melakukan investasi yang
hukumnya diharamkan dan membawa kemaksiatan. Dampak dari ini semua
tentu saja bukan hanya untuk kaum muslim saja, apabila dimisalkan semua
bank di Indonesia ini berbasis Syariah, maka tidak akan ada tempat-tempat
perjudian, diskotik, dan hiburan-hiburan lainnya atau bisnis-bisnis lain yang
berbau kemaksiatan dan membawa dampak negatif bagi masyarakatnya. Dan
sangat jelas mendatangkan pahala bagi kaum muslim, karena telah
menghindari Riba yang biasa di praktekan oleh bank-bank konvensional.
2.1.12 Karakteristik Bank Syariah
Direktorat Perbankan Syariah BI menguraikan ada tujuh karakteristik
utama yang menjadi prinsip Sistem Perbankan Syariah di Indonesia yang
menjadi landasan pertimbangan bagi calon nasabah dan landasan kepercayaan
bagi nasabah yang telah loyal. Tujuh karakteristik ini adalah :
1. Universal. Memandang bahwa Bank Syariah berlaku untuk setiap orang
tanpa memandang perbedaan kemampuan ekonomi maupun perbedaan
agama.
2. Adil. Memberikan sesuatu hanya kepada yang berhak serta
memperlakukan sesuatu sesuai dengan posisinya dan melaran adanya
unsur maysir (unsur spekulasi atau untung-untungan), gharar
(ketidakjelasan), haram, riba,
3. Transparan. Dalam kegiatannya bank syariah sangat terbuka bagi seluruh
lapisan masyarakat.
4. Seimbang. Mengembangkan sektor keuangan melalui akitfitas perbankan
syariah yang mencangkup pengembangan sektor riil dan UMKM (Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah)
11

5. Maslahat. Bermanfaat dan membawa kebaikan bagi seluruh aspek
kehidupan
6. Variatif. Produk bervariasi mulai dari tabungan haji dan umrah, tabungan
umum, giro, deposito, pembiayaan yang berbasis bagi hasil, jual-beli dan
sewa, sampai kepada produk jasa kustodian, jasa transfer, dan jasa
pembayaran (debet card, syariah charge).
7. Fasilitas. Penerimaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah, wakaf, dana
kebajikan (qard), memiliki fasilitas ATM, mobile banking, internet banking
dan interkoneksi antarbank syariah.
2.2.1 Tabungan haji
Tabungan adalah sebagian pendapatan masyarakat yang tidak
dibelanjakan disimpan sebagai cadangan guna berjaga-jaga dalam jangka
pendek.
Haji adalah perlakuan ibadah umat islam yang mempunyai banyak simbolik
yang dikemukakan kepada manusia dalam bentukpenonjolan diri, demostrasi
atau perisytiharan, bukan menuntut sesuatu yang bersifat kebendaaan atau
keduniaan, tetapi demontrasi untuk menyatakan tauhid dengan slogan dan
laungan kalimah suci, Allahhu Akhbar, Allah Maha Besar, berulang-ulang kali
denga keyakinan dan ketaqwaan, pengakuan yang jelas dan tegas sekalipun
kufur atau musyrikin tidak menyenanginya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, Tabungan haji adalah sebagian pendapatan
masyarakat yang tidak dibelanjakan dan disimpan untuk kegiatan ibadah umat
islam yang mempunyai banyak simbolik yaitu haji
Karakteristik nasabah tabung haji
1. Semua manusia usia produktif mulai dari 18-60 tahun
2. Dapat memenuhi ONH sebesar +/- 35juta
2.2.2 Dasar hukum Ibadah haji
1. Rukun Islam Yang Ke – 5
12

2. Al–Quran Surah Al – Imron Ayat 97
براهيم ومن دخله كان عامّنا و للLه على الّنLاس حج البيت من فيه عايات ٳ بيLّنات مقام استطاع إليه سبيال ومن كفر فإنL اللLه غّنّيL عن العالمين
Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim
barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan
haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji),
maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta
alam.
2.3.1 Akad wadi’ah
a. Pengertian akad wadiah
Akar kata dari Wadiah adalah wada’a yang artinya menitipkan sesuatu
kepada seseorang. Akad penitipan barang/uang antara pihak yang
mempunyai barang/uang dengan pihak yang diberi kepercayaan dengan
tujuan untuk menjaga keselamatan, keamanan, serta keutuhan barang/uang
tersebut.
1. Secara bahasa
Ada 2 makna :
a. Ma wudi’a ‘inda ghair malikihi layahfadzahu : Sesuatu yang ditempatkan
bukan pada pemiliknya supaya dijaganya, berarti bahwa al-wadi’ah ialah
memberikan.
b. Qabiltu minhu dzalika al-mal liyakuna wadi’ah ‘indi : seperti seseorang
berkata “ auda’tuhu” artinya aku menerima harta tersebut darinya.
Maka secara bahasa al-wadi’ah memiliki 2 makna yaitu memberikan
harta untuk dijaganya dan pada penerimaannya (I’tha’u al-mal liyahfadzahu
wa fi qabulihi). (Al-Fiqh ‘ala mazahib al-‘arabah, Abdurrahman al- jazairi,
1417 H, hal. 248)
2. Secara istilah (fiqih)
a. Menurut Syafi’iyah : Akad yang dilaksanakan untuk menjaga sesuatu yang
dititipkan.
b. Menurut Hanabilah : Titipan, perwakilan dalam pemeliharaan sesuatu
secara bebas (tabarru)
Maka secara istilah al’wadi’ah adalah penitipan, yaitu akad seseorang
kepada yang lain dengan menitipkan suatu benda untuk dijaganya
13

secara layak. Apabila ada kerusakan pada benda titipan, padahal benda
tersebut sudah dijaga sebagaimana mestinya maka penerima titipan tidak
wajib menggantinya tetapi bila kerusakan itu disebabkan oleh kelalaiannya
maka ia wajib menggantinya.
Sumber hukum islam
Al-Qur’an
Ayat-ayat Al-Qur’an yang dapat dijadikan rujukan dasar transaksi al-
wadiah adalah :
”Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan
amanat (titipan) kepada yang berhak menerimanya”. (QS. An-Nisa :
58)
”Jika sebagaian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka
hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangya)
dan hendaklah ia bertaqwa kepada Tuhannya”. (QS. Al-
Baqarah :283)
hadits
Hadits-hadits Rasul yang dapat dijadikan rujukan dasar akad
transaksi al-wadiah adalah :
”Berkata Rasulullah saw sampaikanlah (tunaikanlah) amanat
kepada yang berhak menerimanya dan jangan membalas khianat
kepada orang yang telah mengkhianatimu”. (HR. Abu Hakim dan
Tirmidzi)
”Dari Ibnu Umar berkata, bahwasanya Rasulullah saw telah
bersabda “Tiada kesempurnaan iman bagi orang yang tidak
beramanah, tiada sholat bagi yang tak bersuci”. (HR. Thabrani)
b. Rukun akad wadiah
Jumhur ulama mengatakan bahwa rukun wadi’ah ada 3 :
Orang yang berakad, yaitu terdiri dari :
1. Pemilik barang/penitip (Muwaddi’)
2. Pihak yang menyimpan/dititipi (Mustauda’)
3. Barang/uang yang disimpan (Wadi’ah)
4. Ijab qobul/kata sepakat (Sighat)
Skema wadiah
14

Dalam kasus tabungan haji arafah ini yang ditipkan adalah sejumlah uang.
Aplikasi akad wadiah
Dalam pengaplikasiannya di produk tabungan haji arafah bank
muamalat akad wadi’ah telah diterapkan dengan baik di sana. Nasabah
hanya menitipkan uang tabungan ke pada bank untuk dipergunakan
sebagai modal biaya nasabah berangkat ibadah haji dengan cara menyicil
setiap bulan sesuai kesepakatan sampai batas yang harus dipenuhi
nasabah. Selama proses menabung nasabah tidak mendapatkan nisbah
apapun karena akad wadi’ah hanya berlaku titipan barang atau dalam
kasus ini adalah uang dari nasabah selaku muwaddi’ dan pihak bank
selaku mustawda’.
2.3.2 Akad mudharabah
a. Pengertian akad mudharabah
Kata mudharabah berasal dari kata dharb ( ضQرب ) yang berarti
memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini
maksudnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam
menjalankan usaha. Suatu kontrak disebut mudharabah, karena
pekerja (mudharib) biasanya membutuhkan suatu perjalanan untuk
menjalankan bisnis. Sedangkan perjalanan dalam bahasa Arab disebut
juga dharb fil Ardhi (ض ضربTْرV Tي اَأْلZِف ِ).
b. Sumber hukum islam
Al-Qur’an
“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri
(sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau
sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang
bersama kamu. dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah
15

mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas
waktu-waktu itu, Maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu
bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa
akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang
berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-
orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, Maka bacalah apa yang
mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah
zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. dan
kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu
memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai Balasan yang paling baik
dan yang paling besar pahalanya. dan mohonlah ampunan kepada Allah;
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Al-
Muzzammil [73]: 20)
Kata yang menjadi wajhud-dilalah atau argument dari ayat di atas adalah
yadhribun yang sama dengan akar kata mudharabah yang berarti
melakukan suatu perjalanan usaha.
“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil
perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat
(selesai wuquf), berdzikirlah kepada Allah di Masy'aril Haram dan berdzikirlah
(dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan
Sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang
sesat”. [Al-Baqarah (2): 198]
Dalil Hadits
Vة َب VاْرVَضdُم VاَلVَمT ZَذVا َدVِفVَعV اْل TَمdَطVِّلnِبZ ِإ TِدZ اْل Tُنd َعVْب vاُسd َب TَعVْب Vا اْل nِدdَن ِّي Vَس VاَنV ا َك VْحTر{ ZِهZ َب ِّلdَكV َب TْسV V َي VَنT َال ZِهZ َأ ْب ZاِحVى َصVِّلVَع Vَط VرV َت TْشZ ،ا
Vة�، ْطTْب Vِد� ْرZ Vْب vة{ َذVاَتV َك ZِهZ َدVاَب VرZَيV َب َت TْشV V َي {ا، َوVَال ZِهZ َوVاَدZَي TِزZَلV َب Vْن V َي ْوTَلV اْلِّلِهZ َوVَال dَس Vْر dِهdْط Tر Vْش VَغV Vِّل ، ِفVْب VُنZَمVض VَكZْلVَذ VَلVَعVِف TَنZ ِفVِإ
هd (ْرَواه اْلَطْبراَني ِفى اَأْلَوَسط َعُن اَبُن َعْباُس) Vاَز VَجV vَمV ِفVَأ ِّل VَسVَو ZِهZ TِهZ َوVآْل Vِّي .َصVِّلvى اْلِّلِهd َعVِّل
16

”Adalah Abbas bin Abdul Muththalib, apabila ia menyerahkan sejumlah harta
dalam investasi mudharabah, maka ia membuat syarat kepada mudharib, agar
harta itu tidak dibawa melewati lautan, tidak menuruni lembah dan tidak
dibelikan kepada binatang, Jika mudharib melanggar syarat2 tersebut, maka ia
bertanggung jawab menanggung risiko. Syarat-syarat yang diajukan Abbas
tersebut sampai kepada Rasulullah Saw, lalu Rasul membenarkannya”.(HR
ath_Thabrani). Hadist ini menjelaskan praktek mudharabah muqayyadah.
c. Rukun akad mudarabah
Rukun dan syarat-syarat sah mudharabah adalah sebagai berikut:
1. Adanya dua pelaku atau lebih, yaitu investor (pemilik modal) dan
pengelola (mudharib). Kedua belah pihak yang melakukan akad
disyaratkan mampu melakukan tasharruf atau cakap hukum, maka
dibatalkan akad anak-anak yang masih kecil, orang gila, dan orang-orang
yang berada di bawah pengampuan.
2. Modal atau harta pokok (mal), syarat-syaratnya yakni:
a. Berbentuk uang
Mayoritas ulama berpendapat bahwa modal harus berupa uang dan tidak
boleh barang. Mudharabah dengan barang dapat menimbulkan
kesamaran, karena barang pada umumnya bersifat fluktuatif. Apabila
barang itu bersifat tidak fluktuatif seperti berbentuk emas atau perak
batangan (tabar), para ulama berbeda pendapat. Imam malik dalam hal
ini tidak tegas melarang atau membolehkan.
b. Jelas jumlah dan jenisnya
Jumlah modal harus diketahui dengan jelas agar dapat dibedakan antara
modal yang diperdagangkan dengan laba atau keuntungan dari
perdagangan tersebut yang akan dibagikan kepada dua belah pihak
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
c. Tunai
Hutang tidak dapat dijadikan modal mudharabah. Tanpa adanya setoran
modal, berarti shahibul mal tidak memberikan kontribusi apapun padahal
mudharib telah bekerja. Para ulama syafi’i dan Maliki melarang hal itu
karena merusak sahnya akad. Selain itu hal ini bisa membuka pintu
17

perbuatan riba, yaitu memberi tangguh kepada si berhutang yang belum
mampu membayar hutangnya dengan kompensasi si berpiutang
mendapatkan imbalan tertentu. Dalam hal ini para ulama fiqih tidak
berbeda pendapat.
d. Modal diserahkan sepenuhnya kepada pengelola secara langsung
Apabila tidak diserahkan kepada mudharib secara langsung dan tidak
diserahkan sepenuhnya (berangsur-angsur) dikhawatirkan akan terjadi
kerusakan pada modal, yaitu penundaan yang dapat mengganggu waktu
mulai bekerja dan akibat yang lebih jauh mengurangi kerjanya secara
maksimal. Apabila modal itu tetap dipegang sebagiannya oleh pemilik
modal, dalam artian tidak diserahkan sepenuhnya, maka menurut ulama
Hanafiyah, Malikiyah, dan Syafi’iyah, akad mudharabah tidak sah.
Sedangkan ulama Hanabilah menyatakan boleh saja sebagian modal itu
berada di tangan pemilik modal, asal tidak mengganggu kelancaran
usahanya.
3. Keuntungan, syarat-syaratnya yakni:
A. Proporsi jelas. Keuntungan yang akan menjadi milik pengelola dan
pemilik modal harus jelas persentasenya, seperti 60% : 40%, 50% :
50% dan sebagainya menurut kesepakatan bersama.
B. Keuntungan harus dibagi untuk kedua belah pihak, yaitu investor
(pemilik modal) dan pengelola (mudharib).
C. Break Even Point (BEP) harus jelas, karena BEP menggunakan
sistem revenue sharing dengan profit sharing berbeda. Revenue
sharing adalah pembagian keuntungan yang dilakukan sebelum
dipotong biaya operasional, sehingga bagi hasil dihitung dari
keuntungan kotor/ pendapatan. Sedangkan profit sharing adalah
pembagian keuntungan dilakukan setelah dipotong biaya
operasional, sehingga bagi hasil dihitung dari keuntungan bersih.
D. Ijab Qobul. Melafazkan ijab dari pemilik modal, misalnya aku
serahkan uang ini kepadamu untuk dagang jika ada keuntungan
akan dibagi dua dan kabul dari pengelola.
d. Skema mudharabah
18

Modal 100%
Bagi Hasil + Modal
e. Aplikasi akad mudharabah
Aplikasi akad mudharabah telah diaplikasikan secara baik di bank
muamalat pada jenis tabungan haji arafah plus yang memang menggunaan
akad mudharabah. Yakni nasabah menyetorkan atau menabung secara berkala
sejumlah uang ke pada bank dalam rangka pemenuhan biaya haji. Dana atau
modal yg disetorkan nasabah 100% dikelola oleh pihak bank dan nasabah akan
menerima nisbah dengan pebandingan 10% milik nasabah dan 90% milik bank.
BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1.1 Sejarah umum Bank Muamalat Indonesia
19
اْلَماَل ُمَضاْرب َصاِحِب

Ide kongkrit Pendirian Bank Muamalat Indonesia berawal dari loka karya
“Bunga Bank dan Perbankan” yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia
(MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1990 di Cisarua. Ide ini kemudian lebih
dipertegas lagi dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) ke IV MUI di Hotel Sahid
Jaya Jakarta tanggal 22-25 Agustus 1990 yang mengamanahkan kepada Bapak
K.H. Hasan Bahri yang terpilih kembali sebagai Ketua Umum MUI, untuk
merealisasikan pendirian Bank Islam tersebut. Setelah itu, MUI membentuk
suatu Kelompok Kerja (POKJA) untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Tim
POKJA ini membentuk Tim Kecil “Penyiapan Buku Panduan Bank Tanpa Bunga”,
yang diketuai oleh Bapak Dr. Ir. M. Amin Azis.
Hal paling utama dilakukan oleh Tim MUI ini di samping melakukan
pendekatanpendekatan dan konsultasi dengan pihak-pihak terkait adalah
menyelenggarakan pelatihan calon staf melalui Management
DevelopmentProgram (MDP) di Lembaga Pendidikan Perbankan Indonesia
(LPPI), Jakarta yang dibuka pada tanggal 29 Maret 1991 oleh Menteri Muda
Keuangan, dan meyakinkan beberapa pengusaha muslim untuk jadi pemegang
saham pendiri. Untuk membantu kelancaran tugas-tugas MUI ini dibentuklah
Tim Hukum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang di bawah Ketua
Drs. Karnaen Perwaatmadja, MPA. Tim ini bertugas untuk mempersiapkan
segala sesuatu yang menyangkut aspek hukum Bank Islam.
Pada tanggal 1 November 1991 terlaksana penandatanganan Akte Pendirian PT.
Bank Muamalat Indonesia di Sahid Jaya Hotel dihadapan Notaris Yudo Paripurno,
SH. dengan Akte Notaris No.1 tanggal 1 November 1991 (Izin Menteri
Kehakiman No. C2.2413.HT.01.01 tanggal 21 Maret 1992/Berita Negara RI
tanggal 28 April 1992 No.34). Pada saat penandatanganan Akte Pendirian ini
terkumpul komitmen pembelian saham sebanyak Rp 48 miliar.
Selanjutnya, pada acara silaturahmi pendirian Bank Syari’ah di Istana Bogor,
diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menenm
modal senilai Rp 106 miliar. Dengan angka modal awal ini Bank Muamalat mulai
beroperasi pada tanggal 1 Mei 1992 bertepatan dengan tanggal 27 Syawal 1412
H, SK Menteri Keuangan RI No. 1223/MK. 013/1991 tanggal 5 November 1991
diikuti oleh izin usaha keputusan MenKeu RI No. 430/KMK.013/1992 tanggal 24
April 1992. Pada hari Jum’at, 27 Syawal 1412 H, bertepatan dengan tanggal 1
Mei 1992, Menteri Keuangan dan dengan dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia,
meresmikan mulai beroperasinya Bank Muamalat dalam upacara “Soft
20

Opening” yag diadakan di Kantor Pusat Bank Muamalat di Gedung Arthaloka, Jl.
Jend. Sudirman Kav. 2 Jakarta.
3.1.2 Sejarah singkat Bank Muamalat Indonesia Cabang Serang
BMI Cabang Serang berdiri sejak 5 tahun yang lalu pada tanggal 11
November 2005 dan mulai beroperasi awal Januari 2006. Di dirikannya BMI di
Kabupaten Serang memiliki potensi besar untuk di dirikan suatu Bank Syariah
karena banyaknya kesadaran masyarakat akan hukum syariah yang di
perintahkan oleh Allah SWT, Selain itu alasannya di dirikannya BMI di Serang
merupakan salah satu aktivitas paling tinggi di Banten. Karena tempat yang
kurang nyaman dan strategis pada bulan Maret 2010 BMI cabang Serang pindah
dari Jl. Jend.Sudirman No. 36 ke Jl. Ahmad Yani No. 91 Sumur pecung serang.
Di Serang terdapat satu kantor cabang dan dua kantor kas BMI, dengan
adanya kantor cabang dan dua kantor kas BMI di harapkan masyarakat dapat
mengakses kegiatan perbankan dengan mudah.Selain kantor cabang dan
kantor kas bank muamalat menyediakan pelayanan penyetoran di kantor pos
yang tergabung dalam jaringan SOP (System Online Payment point) berbeda
dengan kantor cabang kantor kas hanya melayani kegiatan bank syariah yang
utama sehingga BMI berusaha memberikan yang terbaik untuk nasabahnya.
BMI juga sudah memperluas jaringan kantor di Cikande dan Rangkasbitung
3.1.3 Visi dan Misi Bank Muamalat
Sama dengan Visi dan Misi BMI Pusat, BMI Cabang Serang Yaitu menjadi
Bank UtamaSyariah Indonesia yang dominan di Pasar spiritual, di kagumi di
pasar internasional. Sedangkan misi BMI adalah ROLE MODEL lembaga
keuangan syariah dunia dengan penekanan pada semangat Kewirausahaan,
Keunggulan manajemen dan Orientasi Manajemen yang Inovatif untuk
memaksimalkan nilai bagi Stakeholder.
A. Fungsi Bank Muamalat Indonesia, Yaitu :
1. Sebagai wadah untuk menghimpun dana-dana masyarakat dan
menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan
kredit guna meningkatkan usahanya.
2. Harus menjadi lambing dan kebanggan dalam dunia perbankan
Syari’ah, yang dapat menunjukan kemajuan perekonomian nasional.
3. Harus memancarkan kewibawaannya dan kepribadiannya.
21

B. Tujuan Bank Muamalat Indonesia
Sesuai dengan prinsip-prinsip Syari’ah Islam dan sesuai dengan kondisi
Indonesia, tujuan berdirinya Bank Muamalat Indonesia adalah untuk
meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia
sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial ekonomi, antara lain
melalui :
1. Memberantas Kegiatan Korupsi dan Pengijon atau bentuk-bentuk yang
dipersamakan dengan itu yang dapat merugikan masyarakat.
2. Meningkatkan pendapatan masyarakat dengan jelas lebih
meningkatkan nilai tukar hasil produksi.
3. Memperluas lapangan pekerjaan dan memperluas kesempatan
berusaha secara merata di antara anggota masyarakat.
3.1.4 Produk Tabungan haji bank muamalat
1. Salah satu produk Bank Muamalat ada yang disebut dengan Tabung Haji
Arafah dan Tabung Haji Arafah plus.
2. Dalam produk ini Bank Muamalat mempunyai satu tujuan untuk
mempermudah para nasabahnya yang ingin menunaikan salah satu
kewajiban umat muslim dalam rukun islam yang ke-5 yaitu menunaikan
ibadah haji
3. Dalam produk ini Bank Muamalat juga mempunyai keunggulan Tabungan
Haji Arafah dan juga Tabung Haji Arafah Plus untuk mempersiapkan
rencana Anda ke Baitullah secara terencana bukan lagi jika mampu.
Berikut beberapa keistimewaan tabung haji Bank Muamalat :
- Mudah : Dengan setoran terjangkau, Anda dapat merencanakan
perjalanan haji secara fleksibel, sesuai dengan kemampuan
- Terencana : Tahun keberangkatan dan besarnya setoran tabungan
dapat direncanakan sesuai kemampuan Anda. Semakin matang
persiapan Anda karena direncanakan jauh sebelumnya, semakin ringan
biaya perjalanan haji yang akan dibayarkan.
- Terjamin : Bank Muamalat on-line dengan Siskohat Departemen
Agama sehingga memberi kepastian untuk memperoleh quota/porsi
keberangkatan haji.
22

- Aman : Anda akan memperoleh perlindungan Asuransi Jiwa Syariah
yang memberi jaminan terpenuhinya BPIH kepada Ahli Waris, bila
memiliki saldo efektif minimal lima juta rupiah.
- Menguntungkan : Menggunakan akad Wadiah, memungkinkan Anda
memperoleh bonus menarik. Selain itu tabungan ini bebas biaya
administrasi.
- Fleksibel : Nasabah dapat mengubah jangka waktu dan jumlah
setoran sesuai dengan paket yang tersedia, baik untuk
memperpanjang maupun memperpendek jangka waktu dengan
pemberitahuan secara tertulis kepada Bank.
3.1.5 Produk dan jasa layanan BMI cabang serang
1. Tabungan MUAMALAT UMROH
Tabungan berencana dalam mata uang rupiah yang akan membantu anda
mewujudkan impian untuk berangkat ibadah umroh.
2. TabunganKu
Tabungan syariah dalam mata uang rupiah yang sangat terjangkau bagi
anda dan semua kalangan masyarakat serta bebas biaya administrasi.
3. SMS BANKING
Dapatkan kemudahan layanan MBANK dari Bank Muamalat dengan
mengirimkan sms ke 62265 (MBANK) . Ketik SaldoRek1 lalu kirim ke
62265,maka anda bisa mengecek saldo shar-E kapan saja 24 jam setiap
hari.
4. Muamalat Mobile
Muamalat Mobile adalah layanan perbankan dengan menggunakan
teknologi GPRS yang dilakukan di ponsel . nasabah dapat melakukan
transaksi non-tunai seperti cek saldo,transfer maupun melihat histori
transaksi secara real time dengan biaya yang sangat murah.
5. Pembiayaan Modal Kerja
Pembiayaan Modal Kerja lembaga keuangan mikro (LKM) syariah adalah
produk pembiayaan yang ditunjukkan untuk LKM syariah
(BPRS/BMT/koperasi) yang hendak meningkatkan pendapatan dengan
23

memperbesar fortofolio pembiayaan kepada nasabah atau anggotanya
(end user).
6. Pembiayaan Rekening Koran
Produk pembiayaan khusus modal kerja yang akan meringankan usaha
anda dalam mencairkan dan melunasi pembiayaan sesuai kebutuhan dan
kemampuan.
7. Pembiayaan Investasi
Adalah produk pembiayaan yang akan membantu investassi usaha anda
sehingga mendukung rencana ekspansi yang telah anda susun.
8. Pembiayaan Hunian Syariah(perorangan)
Produk pembiayaan yang akan membantu anda untuk memiliki rumah
(ready stock/bekas) apartemen ,ruko,rukan,kios,maupun pengalihan
takeover KPR dari bank lain.
9. Pembiayaan hunian syariah bisnis
Produk pembiayaan yang akan membantu dalam usaha untuk
membeli ,membangun ataupun merenovasi property maupun pengalihan
takeover pembiayaan property dari bank lain dan kebutuhan bisnis anda.
10. Pembiayaan modal kerja
Produk pembiayaan yang akan membantu kebutuhan modal usaha kerja
costumer sehingga mendapat kelancaran operasional dan dan rencana
pengembangan usaha anda akan terjamin.
11. Tabungan muamalat
Tabungan syariah dengan mata uang rupiah yang akan meringankan
transaksi keuangan anda ,memberikan akses yang mudah serta manfaat
yang luas. Tabungan muamalat ini kini hadir dengan dua pilihan kartu
ATM/Debit yaitu share-E dan share-E gold.
12. Giro Muamalat (perorangan)
Giro syariah dalam mata uang rupiah dan US dollar yang memudahkan
semua jenis kebutuhan transaksi bisnis usaha costumer.
24

13. Giro Muamalat(Institusi)
Giro syariah dalam mata uang rupiah dan US dollar yang memudahkan
dan membantu semua jenis kebutuhan transaksi dalam perusahaan.
14. Deposito Mudharabah
Deposito syariah dalam mata uang rupiah dan US dollar yang fleksibel dan
memberikan hasil investasi yang optimal bagi anda.
15. Deposito Fulinvers
Deposito syariah dalam mata uang rupiah dan US dollar yang fleksibel dan
memberikan hasil investasi yang optimal bagi costumer.
16. Tabungan Muamalat Dollar
Tabunngan syariah dalam dominasi valuta asing US dollar dan Singapore
dollar (SGD) yang ditunjukkan untuk melayani kebutuhan transaksi dan
investasi yang lebih beragam ,khususnya yang melibatkan mata uang
USD dan SGD.
17. Tabungan Muamalat Wisata
Tabungan berencana dalam mata uang rupiah yang membantu anda
mewujudkan impian untuk berangkat wisata. Melepaskan diri dari rutinitas
atau berlibur bersama keluarga tercinta bahkan untuk berbulan madu ke
tempat wisata idaman,seringkali membutuhkan biaya yang tidak
sedikit ,namun jangan khawatir rencana anda untuk berlibur kemana saja
bisa di wujudkan dengan tabungan muamalat syariah.
18. Tabungan Muamalat Prima
Tabungan syariah dalam mata uang rupiah yang akan memberikan return
yang tinggi bagi costumer ,memberikan akses yang mudah ,serta
aman ,nyaman dan menguntungkan. Inilah salah satu produk perbankan
unggulan dari bank Muamalat untuk anda yang mendambakan hasil
maksimal dan kebebasan bertransaksi.
4.4 Struktur Organisasi
25
R. Donny M.Iskandar
Area Manager
M.Haris
National Operational Division

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.1 Produk Tabungan haji bank muamalat
26
Costumer Service
-Marvis
-Angga
-Atu
Relatinship Manager Financing
-M.Ferdy
-Cok Agus P
-Ahmad Wildan
-Fahruroji
-Endang S
-Vicky Aditya
-Ito Suwito
-Ahmad Hakiki
-Bayu P
-May Firmanisa
Keli Yuanintoro
Operation Officer
Okky Sukardian
Branch Manager
Sales Manager Funding
-Uswatun Hasanah
-Yulia Aesha
-Sonia Mona
-M.Irfan
-Yunita Anggraeni
-Sofian Efendi
-Hendy Suryanto
-Sri Rahayu
-Ahmad Riyadi Jinan
Nanang Basuki
Central Operations
Herdy Wibawa
Financing Business Head
Teller
-Citra
-Anggi
-Nida
Unit Support
-Adi Rosadi
-Diana
Back Office
-Dedy
-Dewi
-Yayat
-Gifti

Salah satu produk yang ada di Bank Muamalat dan menjadi keunggulan
produk yang ditawarkan bank adalah Tabung Haji Arafah dan Tabung Haji
Arafah plus.
Dalam produk ini Bank Muamalat mempunyai satu tujuan untuk mempermudah
para nasabahnya yang ingin menunaikan salah satu kewajiban umat muslim
dalam rukun islam yang ke-5 yaitu menunaikan ibadah haji
Dalam produk ini Bank Muamalat juga mempunyai keunggulan Tabungan Haji
Arafah dan juga Tabung Haji Arafah Plus untuk mempersiapkan rencana Anda
ke Baitullah secara terencana bukan lagi jika mampu.
Terdapat 2 jenis tabungan haji di bank muamalat, yaitu:
a. Produk tabungan haji arafah
Tabungan haji dalam mata uang rupiah yang dikhususkan bagi Anda
masyarakat muslim Indonesia yang berencana menunaikan ibadah Haji
Peruntukkan :
Perorangan usia 18 tahun ke atas (secara individu atau kelompok)
Syarat pembentukan rekening
WNI : KTP daerah setempat/SIM
WNA : Pasport/KITAS/KIMS
Benefit produk
Terencana
Perlindungan asuransi jiwa
Fleksibel
Online dengan SISKOHAT Departemen Agama
Menguntungkan
Fitur produk
Akad produk = wadi’ah
Setoran awal = Rp 250.000,00
Setoran minimum = Rp 50.000,00
Saldo minimum = Rp 250.000,00
27

Ketentuan tutup otomatis = jika saldo nasabah sama dengan saldo
awal selama 12 bulan berturut-turut
Biaya – biaya
Biaya administrasi = gratis
Pembukaan rekening = gratis
Penggantian buku tabungan hilang/rusak = Rp 10.000,00
Penutupan rekening = Rp 20.000,00
b. Tabungan Haji Arafah Plus
Tabungan haji dalam mata uang rupiah yang dikhususkan bagi Anda
masyarakat muslim Indonesia yang berencana menunaikan ibadah Haji
secara regular maupun plus.
Peruntukkan :
Perorangan usia 18 tahun ke atas (secara individu atau kelompok)
Syarat pembukaan rekening
WNI : KTP daerah setempat/ SIM
WNA : Pasport/ KITAS/ KIMS
Benefit produk
Terencana. Tahun keberangkatan dan besarnya setoran tabungan Haji
Arafah dapat disesuaikan dengan kemampuan nasabah
Aman. Nasabah yang memiliki saldo efektif minimal 5 juta rupiah akan
diberikan perlindungan asuransi jiwa sebesar proyeksi nilai BPIH
dikurangi dengan saldo efektif nasabah.
Fleksibel. Nasabah dapat merubah jangka waktu dan jumlah setoran
sesuai paket yang tersedia
Terjamin. Bank online dengan SISKOHAT Departemen Agama
Menguntungkan. Dimungkinkan memperoleh bonus serta souvenir
perlengkapan haji atau perlengkapan lain atau bentuk lain sesuai
kebijakan bank.
Fitur produk
28

Akad produk = Mudarabah Mutlaqah
Setoran awal = Rp 1.500.000,00
Setoran minimal = Rp 100.000,00
Saldo minimum = Rp 1.500.000,00
Nisbah = Nasabah 10% : Bank 90%
Ketentuan tutup otomatis = jika saldo nasabah sama dengan saldo
awal selama 12 bulan berturut-turut
Biaya – biaya
Biaya administrasi
Tier Biaya
Untuk SRR (Saldo rata-rata) < Rp
2.500.000,00
Rp 5.000,00
Untuk SRR (Saldo rata-rata) ≥ Rp
2.500.000,00
gratis
Pembukaan rekening = gratis
Penutupa rekening = Rp 20.000,00
Penggantian buku tabungan hilang/rusak = Rp 10.000,00
c. berakhirnya akad
1. Selesainya nasabah menjalankan ibadah haji.
Setelah menyelesaikan kewajiban untuk memenuhi total tabungan yang
harus disetor oleh konsumen ke bank pihak bank berkewajiban menyediakan
travel dan segala macam kebutuhan nasabah untuk memperlancar ibadah haji
nasabah mulai dari pemberangkatan penginapan, manasik haji, konsumsi, serta
segala kebutuhan lain hingga nasabah kembali lagi ke tanah air. Maka, itulah
masa berakhirnya akad tabungan haji berupa wa’diah maupun mudharabah
berakhir.
2. Ketentuan tutup otomatis
Jika saldo nasabah sama dengan saldo awal selama 12 bulan berturut-
turut
3. Pengambilan tabungan oleh nasabah
29

Jika nasabah dalam keadaan darurat diluar masalah pemberangkatan haji
menginginkan tabungannya dikembalikan dalam bentuk uang. Jika akad wadiah
maka akumulasi jumlah tabungan dipotong biaya penutupan tabungan sebesar
Rp 20.000,00 maka sisanya dikembalikan penuh kepada nasabah. Lain halnya
dengan tabungan arafah plus dengan sistem wadiah akan mendapatkan nisbah
keuntungan selama menabung selain mendapat sisa saldo akumulasi yang juga
dikurang biaya penutupan tabungan sebasar Rp 20.000,00
d. hal lainnya
Jika nasabah meninggal dunia sebelum sampai pada waktu
pemberangkatan maka pihak bank akan memanggil ahli waris yang telah
ditunjuk nasabah yang telah meninggal guna menggantikan pemberangkatan
ke tanah suci mekah dalam hal ibadah haji.
Syarat yang dibutukan untuk mengalihkan nasabah tabungan haji yang
meninggal kepada ahli warisnya adalah :
Surat keterangan kematian
Kartu keluarga
Surat kuasa
Dan nasabah baru harus membuat tabungan haji yang baru atas
namanya sendiri guna peralihan deposito saldo nasabah lama yang
telah meninggal dunia.2
30