Aku Rindu Ayah

10
Aku Rindu Ayah **Sosok ayah tidak kalah pentingnya dengan sosok seorang ibu, karena pada dasarnya seseorang anak bisa terlahir ke dunia di karenakan adanya seorang ibu dan ayah. Jadi kitapun wajib menghormatinya karena seorang ayah dan ibu adalah orang tua yang telah mendidik, membesarkan dan berkorban tanpa pamrih untuk buah hatinya yang sangat mereka sayangi dan kasihi. **Dalam hal ini, antara ayah dan ibu memiliki peran yang berbeda tapi memiliki tujuan yang sama. seorang ayah yang menjadi pimpinan keluarga tidaklah mudah karena seorang ayah harus mampum menafkahi, mendidik, dan melindungi keluarganya dengan penuh rasa tanggung jawab yang sangat besar. Sedangkan peran seorang ibu yaitu ta’at dan patuh terhadap suaminya dan mendidik, merawat buah hatinya agar menjadi sosok manusia yang berbakti terhadap diri, orang tua, Agama dan negaranya. **“Andai darah yang bercucuran dari tubuh seorang anak ketika membela keluarganya, maka hal itu belum mampu untuk membayar Keringat seorang ayah yang bercucuran demi menghidupi keluarganya.

description

aku rindu ayah

Transcript of Aku Rindu Ayah

Page 1: Aku Rindu Ayah

Aku Rindu Ayah  

**Sosok ayah tidak kalah pentingnya dengan sosok seorang ibu, karena pada

dasarnya seseorang anak bisa terlahir ke dunia di karenakan adanya seorang ibu dan

ayah. Jadi kitapun wajib menghormatinya karena seorang ayah dan ibu adalah orang

tua yang telah mendidik, membesarkan dan berkorban tanpa pamrih untuk buah

hatinya yang sangat mereka sayangi dan kasihi.

**Dalam hal ini, antara ayah dan ibu memiliki peran yang berbeda tapi memiliki

tujuan yang sama. seorang ayah yang menjadi pimpinan keluarga tidaklah mudah

karena seorang ayah harus mampum menafkahi, mendidik, dan melindungi

keluarganya dengan penuh rasa tanggung jawab yang sangat besar. Sedangkan peran

seorang ibu yaitu ta’at dan patuh terhadap suaminya dan mendidik, merawat buah

hatinya agar menjadi sosok manusia yang berbakti terhadap diri, orang tua, Agama

dan negaranya.

**“Andai darah yang bercucuran dari tubuh seorang anak ketika membela

keluarganya, maka hal itu belum mampu untuk membayar Keringat seorang ayah

yang bercucuran demi menghidupi keluarganya.

**Ayah,.. masih lekat dalam ingatan ku, waktu kecil dulu kau selalu

menceritakan dongeng untuk ku setiap mau tidur. Walaupun hanya cerita dongeng

sederhana kancil mencuri mentimun namun hal itu begitu menghibur ku waktu itu.

**Ayah,.. aku rindu saat-saat bersama mu,.. bercanda bersama,.. main bersama,..

Ayah,.. dulu pagi-pagi sekali kau mulai berangkat kerja,... menganyuh sepeda dari

rumah ke kota sejauh tujuh kilometer. Dan hal itu kau lakukan setiap hari demi

keluarga,...

Semangat dan tanggung jawab mu sungguh luar biasa ayah,..

Setiap sarapan pagi sebelum berangkat kerja, kau selalu menyisakan minuman teh

hangat yang dibuatkan oleh ibu. Dan setelah ayah meninggalkan rumah, aku selalu

yang meminum sisa teh hangat tersebut.

Page 2: Aku Rindu Ayah

**Taukah kau ayah..? karena memang itu yang selalu aku tunggu-tunggu setiap

pagi, berharap mendapat sisa teh hangat yang ditinggalkan.

Sore hari menjelang petang engkau baru pulang dari bekerja. Terkadang kalau musim

hujan kau selalu pulang kehujanan. Dan aku yang selalu membukakan pintu untuk mu

ayah.

Terkadang saat musim hujan tiba kau selalu pulang malam kehujanan..

Terkadang sudah malam ayah belum juga pulang dan aku selalu berharap ayah cepat

pulang.

Ayah,.. aku masih ingat setiap ayah pulang kerja membawa makanan aku pasti sangat

senang sekali,...

Ayah,, aku kangen saat-saat dulu kita bersama keluarga waktu malam hari,...

menonton TV bersama, walau dulu TV kita hitam putih namun saat itu masih jarang

sekali orang yang mempunyai TV, sehingga rumah kita selalu ramai oleh tetangga

yang ikut menonton TV.

Ayah,.. aku rindu kamu,...

Ayah,.. dulu setiap ada event karnaval di kota kau pasti selalu mengajak ku.

menonton becak hias bersama.

Terkadang kalau pas hari libur kau selalu mengajak ku bersepeda di kala sore,

keliling-keliling lalu mampir ke warung untuk jajan, aku masih ingat semua itu,..

**Ayah,.. di kala aku sakit kau dan ibu yang selalu mengurusi ku,.. masih bisa

kurasakan begitu besar kasih sayang mu dan pengorbanan mu di kala aku sedang

sakit dulu,..

Di saat aku sakit kau selalu menuruti permintaan ku, aku minta baju baru dan mainan

ini itu kau selalu belikan.

Padahal di saat aku sakit ayah tidak bekerja karena sepenuhnya untuk merawat ku,

harus pergi kesana kemari membeli obat dan lainnya. Lalu uang dari mana yang

digunakan untuk membiayai rumah sakit..???

Dan ibu yang selalu menjaga ku di rumah sakit....

**Pengorbanan mu sungguh sangat berarti untuk ku ayah,..

Namun kenapa ayah begitu cepat meninggalkan kami, meninggalkan ku di saat aku

masih kecil,..???

Masih lekat dalam ingatan ku, di saat ayah sakit dan harus berulang kali keluar masuk

rumah sakit,..

Page 3: Aku Rindu Ayah

Masih jelas terlihat di mata ku di saat ayah menangis menahan rasa sakit yang kau

rasakan saat itu,...

Aku cuma bisa terdiam dan tidak tahu apa yang harus aku lakukan dan tidak bisa

berbuat bayak, hanya bisa menahan kesedihan melihat ayah menahan rasa sakit yang

di deritanya..

Ayah,.. kau pasti sangat menderita waktu itu,... menahan sakit sampai berbulan-bulan.

Keluar masuk rumah sakit namun sang dokter pun tidak tahu penyakit apa yang di

derita ayah kala itu.

Hingga pada akhirnya kau pasrah dengan keadaan dan cuma bisa terbaring di tempat

tidur.

**Ayah,.. dulu waktu aku sakit, kau selalu ada untuk ku, merawat ku, dan

memenuhi apa yang aku minta. Namun saat giliran ayah jatuh sakit aku tidak bisa

berbuat banyak untuk ayah,..

Bahkan aku malah sibuk dengan masa kecil ku saat itu, bermain dan seolah

melupakan kalau ayah sedang terbaring sakit di rumah.

Maafkan aku ayah,.. karena waktu itu aku masih terlalu kecil,.. aku belum bisa

mengerti kondisi ayah waktu itu.

Sampai pernah suatu ketika ayah meminta ku untuk memijat kepala ayah yang saat

itu ayah mengeluh pusing,.. aku pun melakukannya dan aku pijat pelan-pelan.

**Kemudian tibalah saatnya Allah memanggil ayah,... malam dini hari,..

Akupun terbangun dari tidur ku kala itu ketika mendengar tangisan ibu ku dan

beberapa kerabat ku yang menunggu sakaratul maut ayah,..

Aku terbangun namun aku tidak berani mendekati ayah yang telah meninggal,.. aku

takut,.. aku takut kala itu,...

Dan aku pun belum ngeh kala itu melihat kenyataan ayah telah tiada, meninggalkan

kami untuk selama-lamanya. Aku hanya terdiam namun juga tidak terlalu merasakan

kesedihan.

Ayah,.. aku masih ingat dan terlihat jelas di mataku kala jasad di mandikan,..

Di kala itu  waktu aku masih kelas enam SD aku dan keluarga harus merelakan ayah

pergi untuk selama-lamanya.

Waktu awal-awal di tinggal ayah untuk selama-lamanya, sepertinya aku hanya

merasakan kalau ayah itu hanya tidak ada di rumah saja. Seperti layaknya pada hari-

hari di saat ayah sedang pergi bekerja.

Page 4: Aku Rindu Ayah

**Namun di saat malam datang, setiap ayah pulang kerja aku yang selalu

membukakan pintu kini tidak kurasakan lagi.

Detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun telah berlalu,.. Ayah telah pergi

meninggalkan kami sekeluarga dan ibu yang harus bekerja keras membesarkan kami

kala itu.

Terkadang di saat kesunyian malam dan kesendirian ku, aku teringat oleh mu ayah,..

Aku merindukan kehadiran mu.

Aku ingin kau hadir di setiap mimpi malam ku,.. aku ingin berbicara dengan ayah,..

Kini aku baru mulai merasakan kehilangan ayah,..

Aku merindukan ayah... aku menginginkan kehadiran ayah,.. namun ayah telah tiada

dan hanya doa yang bisa aku berikan untuk ayah semoga Allah mengampuni dosa-

dosa ayah dan menempatkan ayah di surga, amin.

**Di kala saat aku teringat ayah, terkadang tanpa ku sadari air mata ini menetes,..

dan merasakan kesedihan menerima kenyataan ayah telah tiada dan aku belum bisa

berbuat yang berarti untuk ayah kala itu.

Kini usia ibu juga sudah menua, sudah sering mengeluh tidak kuat lagi kalau harus

bekerja keras. Namun dengan keterbatasan ku ini aku juga masih belum bisa

membahagiakan orang tua.

Aku ingin bisa membahagiakan orang tua, memberi yang berarti untuk orang tua.

Kini orang tua ku tinggal ibu seorang, namun aku harus rela meninggalkannya di

rumah karena aku harus pergi jauh ke luar kota. 

Semoga ibu yang di rumah sana tetap di beri kesehatan oleh Allah, amin.

**aku telah kehilangan seorang ayah sejak aku masih duduk bangku sekolah

dasar.kini aku hidup bersama ibu tercinta adalah arti dalam kehidupanku dalam

mendamping aku sejak kecil hingga sekarang.bila besar nanti aku ingin sekali

menjadi dia bekerja tanpa putus asa dan demi pengorbanan ku.Kalau aku belum

punya anak,.. belum dapat jodoh yah,.. Semoga tahun depan segera dapat jodoh.Aku

masih ingin bekerja dulu untuk bisa membuat bangga dan membahagiakan ibu.

Ayah,.. maafkan aku dulu waktu kecil,.. terkadang aku membuat jengkel ayah. Suka

menangis kalau minta tidak dituruti.

Terimakasih ayah atas perhatian dan pengorbanan mu yang telah sepenuhnya engkau

berikan kepada ku dulu.

Dan selamanya aku akan tetap merindukan ayah,...

Page 5: Aku Rindu Ayah

Puisi untuk ayah. . .

Ayah, aku ingin bicara…

Tiap hari kulihat kelelahan di kerut wajahmu

Semua hanya demi aku, anakmu

Ayah, aku ingin bicara…

Meski aku hanya diam, kau tahu apa yang kuingin

Semua kau penuhi dengan balutan kasihmu untukku

Ayah, aku ingin bicara…

Kurasakan begitu berat hatimu jauh meninggalkanku

Tiap jam kau menelponku

Meski kau tahu, tak kan bisa mendengar suaraku

Hanya ketukan jariku sebagai isyarat

Dan kau selalu mengakhiri dari ujung telepon dengan kata yang sama,

“Alhamdulillah”

Ayah, aku ingin bicara…

Sepanjang hidup kau berharap dapat mendengar suaraku

Segala upaya kau lakukan

Kini aku hanya bisa mengusap nisanmu

Masih diam tanpa suara

Ayah, aku ingin bicara…

Sungguh aku ingin bicara

Andai aku bisa, aku hanya ingin bicara satu kalimat

Ya, satu kalimat saja

“Aku mencintaimu, ayah…”

Hanya itu yang ingin aku bicarakan padamu

Tapi hingga kini hanya hatiku yang mampu bicara

Belum dengan lisanku

Ayah, aku ingin bicara…

Dan semoga kau mendengarnya…

Page 6: Aku Rindu Ayah

Judul: aku rindu ayah

1. Tema: kesedihan di tinggal ayah2. Amanat: jangan lah melanggar pelaturan ayah dan kita harus sayang serta

mematuhi perintahnya menjaganya dan paling penting buat dia tersenyum dan bangga sama kita.

3. Tokoh: ayah, ibu, aku4. Alur: maju5. Nama pengarang: Anggi Andaraini6. Kerangka – karangnya:

Bab 1: Sosok ayah tidak kalah pentingnya dengan sosok seorang ibu,

Bab 2: Dalam hal ini, antara ayah dan ibu memiliki peran yang berbeda tapi memiliki tujuan yang sama.

Bab 3: Ayah,.. aku rindu saat-saat bersama mu,.. bercanda bersama,.. main bersama,..

Bab 4: Taukah kau ayah..? karena memang itu yang selalu aku tunggu-tunggu setiap pagi, berharap mendapat sisa teh hangat yang ditinggalkan. Bab 5: Pengorbanan mu sungguh sangat berarti untuk ku ayah,..

Bab 6: Kemudian tibalah saatnya Allah memanggil ayah,... malam dini hari,.. Bab 7: aku telah kehilangan seorang ayah sejak aku masih duduk bangku sekolah dasar.

Page 7: Aku Rindu Ayah

Tugas bahasa indonesiaCerpen

DISUSUN

Oleh: Nama: anggi andaraini

Kelas: XII ipa 1

Sma nurul iman tahun ajaran 2014/2015