AKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI...
Transcript of AKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI...
AKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI
PEMBELAJARAN MODUL DALAM KEGIATAN
ORGANISASI ROHIS DI SMAN 1 PARAKAN DAN
SMK SWADAYA TEMANGGUNG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
oleh
RIKA ERLIYANA
NIM. 12010160054
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
Untuk gelar Magister Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
AKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI
PEMBELAJARAN MODUL DALAM KEGIATAN
ORGANISASI ROHIS DI SMAN 1 PARAKAN DAN
SMK SWADAYA TEMANGGUNG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
oleh
RIKA ERLIYANA
NIM. 12010160054
Tesis diajukan kepada Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri Salatiga
sebagai pelengkap persyaratan untuk
gelar Magister Pendidikan
Salatiga, 12 Maret 2019
Hammam, Ph. D.
PEMBIMBING
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
LEMBAR PERSETUJUAN TESIS
Nama : Rika Erliyana
NIM : 12010160054
Program Studi :Pendidikan Agama Islam
Tanggal Ujian :
Judul Tesis :AKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA
MELALUI PEMBELAJARAN MODUL DALAM
KEGIATAN ORGANISASI ROHIS DI SMAN 1
PARAKAN DAN SMK SWADAYA TEMANGGUNG
Panitia Munaqosah Tesis
1. Ketua Penguji :
2. Sekertaris :
3. Penguji I :
4. Penguji II :
PERNYATAAN KEASLIAN
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis ini merupakan hasil
karya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan
tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau tidak
ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau
ijasah pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.”
Salatiga, 12 Maret 2019
Yang membuat pernyataan
Rika Erliyana
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan hasil penerapan dan efektivitas
modul dalam mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam Organisasi Rohis di
SMAN 1 Parakan dan SMK Swadaya Temanggung. Jenis penelitian ini adalah
penelitian dan pengembangan (R&D) yang bertujuan untuk menciptakan modul serta
mengetahui efektivitasnya.
Hasil aktualisasi nilai-nilai Pancasila melalui pembelajaran modul pada siswa
anggota Rohis di SMAN 1 Parakan dan SMK Swadaya terlihat dari observasi
perubahan sikap dan juga wawancara pada siswa anggota Rohis antara lain: semakin
bertambahnya kesadaran mereka terhadap pentingnya nilai ketuhanan, memperdalam
pemahaman mereka mengenai pentingnya sikap tasamuh, lebih mengutamakan
kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dan golongan, terciptanya
musyawarah yang adil dan bebas berpendapat, serta bertambahnya kesadaran mereka
akan pentingnya menerapkan perilaku hidup sederhana.
Sedangkan analisa data kuantitatif menunjukan bahwa produk yang
dikembangkan layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran dalam Organisasi
Rohis. Hal tersebut dibuktikan berdasarkan analisa data keseluruhan validator
diperoleh skor 3,93 dengan kategori “Baik”. Skor respon pembina terhadap modul
sebesar 82% dengan kategori “sangat tinggi”. Observasi peningkatan kemampuan
pembina pada ujicoba skala kecil 86,33% dan uji coba skala besar 90% yang berada
pada kategori “sangat tinggi”. Peningkatan kemampuan siswa dalam memahami
materi dalam modul 89% pada uji coba skala kecil dan 81% pada uji coba skala besar
dengan kategori “sangat tinggi”. Selanjutnya hasil pretest dan posttest yang dianalisa
menggunakan nilai gain ternormalisasi (N-gain) pada uji coba skala kecil berada pada
gain standar 0.71 dan dalam uji coba skala besar 0.76 dengan interpretasi “tinggi”.
Dengan demikian penggunaan Modul dianggap efektiv sebagai media atau alat bantu
untuk meningkatkan kemampuan siswa mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila
dalam Organisasi Rohis.
Kata Kunci : Aktualisasi Nila-nilai Pancasila, Pembelajaran Modul, Organisasi
Rohani Islam
ABSTRACT
The purpose of this study is to describe the results of the application and effectiveness
of modules in actualizing Pancasila values in spiritual organizations at SMAN 1
Parakan and SMK Swadaya. This type of research is research and development
(R&D) which aims to create modules and find out their effectiveness.
The results of the actualization of Pancasila values through module learning in
Rohis member students at SMAN 1 Parakan and SMK Swadaya are seen from
observations of attitude change and also interviews with Rohis member students,
among others: their increasing awareness of the importance of divine values,
deepening their understanding of the importance of attitude tasamuh, prioritizes the
public interest above personal and group interests, the creation of fair and free
deliberations, and their increased awareness of the importance of implementing
simple life behaviors.
While quantitative data analysis shows that the products developed are
feasible to be used as learning media in Spiritual Organizations. This is evidenced
based on the analysis of the overall data of the validator, obtained a score of 3.93 with
the category "Good". The constructor response score to the module is 82% in the
"very high" category. Observation of the increase in builder ability in small-scale
trials was 86.33% and large-scale trials of 90% were in the "very high" category.
Improving the ability of students to understand the material in the module 89% in
small-scale trials and 81% in large-scale trials in the category of "very high".
Furthermore, the results of the pretest and posttest analyzed using normalized gain
values (N-gain) in the small-scale trials were at the standard gain of 0.71 and in the
large-scale 0.76 trial with a "high" interpretation. Thus the use of Modules is
considered effective as a medium or a tool to improve students' ability to actualize
Pancasila values in Spiritual Organizations.
Keywords: Actualization of Pancasila Values, Module Learning, Rohis Organization
MOTTO
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-
orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu
dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.
(Q.S. Al-Mumtahanah: 8).1
1 Kementrian Agama RI, Ummul Mukminin (Al Qur’an dan Terjemahan Untuk Wanita)…,
550.
PRAKATA
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan
rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, serta pertolongannya sehingga tesis ini dapat
terselesaikan. Salawat serta salam tidak lupa penulis sampaikan untuk baginda Nabi
Agung Muhammad SAW, yang telah memberikan tauladan yang baik kepada
umatnya, sehingga memberikan motivasi tersendiri bagi penulis dalam menuntut ilmu
pengetahuan.
Tesis yang berjudul “Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila Melalui Pembelajaran
Modul dalam Kegiatan Organisasi Rohis di SMAN 1 Parakan dan SMK Swadaya
Temanggung” ini disusun guna memberikan kontribusi di bidang keilmuan. Dalam
penyusunannya, penelitian ini tidak dapat terselesaikan dengan mudah tanpa adanya
bantuan, dukungan, arahan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati penulis ingin berterimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi selaku Plt. Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag. selaku Direktur Pascasarjana
IAIN Salatiga dengan segala kebijaksanaanya memudahkan dalam
terselesaikannya tesis ini.
3. Bapak Hammam, Ph.D. selaku Kaprodi Pendidikan Agama Islam Pascasarjana
dan juga selaku dosen pembimbing tesis, yang senantiasa memberikan
bimbingan, arahan, petunjuk-petunjuk penyusunan tesis, dan memberikan
tambahan wawasan mengenai toleransi, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tesis ini dengan baik.
4. Bapak Jaka Siswanta, M. Pd selaku dosen IAIN Salatiga serta validator ahli
materi yang dengan sabar selalu membimbing, memberikan masukan dan saran
serta meluangkan waktunya kepada penulis untuk memperbaiki penulisan tesis
ini dan memberikan saran perbaikan untuk penyempurnaan modul.
5. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M. Pd. selaku ahli media yang memberikan
validasi serta saran perbaikan dari segi desain produk sehingga produk yang
dihasilkan menjadi lebih baik dan terlihat menarik.
6. Guru besar dan dosen beserta Staff Pascasarjana IAIN Salatiga.
7. Bapak Drs. Hernowo dan H. Muhasim, S. Pd, selaku Kepala Sekolah SMAN 1
Parakan dan SMK Swadaya Temanggung, yang telah memberika ijin bagi
peneliti untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.
8. Bapak Hendi Saputra, S. Pd. I dan Nailufar Elmy K, S. Pd. I selaku guru
Pendidikan Agama Islam di SMK Swadaya dan SMAN 1 Parakan, yang telah
membantu peneliti untuk melancarkan penggalian informasi dan sekaligus
penerapan modul di sekolah tersebut sehingga peneliti mendapatkan hasil yang
diharapkan.
9. Bapak dan Ibu saya tercinta Bapak Mariyadi dan Ibu Tri Endah Wahyuningsih,
yang tidak henti-henti selalu memberikan support dan doanya, sehingga saya bisa
menjadi orang yang berguna menempuh pendidikan sejauh ini.
10. Saudara saya Syarif dan Elly serta suami saya Hudha Mustakim yang selalu
memberi semangat dan dukungan bagi pendidikan saya.
11. Teman-teman di SDN Lowungu yang telah memberikan ijin kepada saya untuk
melanjutkan studi dan mendukung saya untuk menyelesaikannya.
12. One-Two Adv yang telah membantu mendesain modul sehingga mempunyai
tampilan yang menarik.
13. Semua teman-teman Pascasarjana 2016 kelas C dan semua teman saya, terima
kasih telah memberikan sumbangsih keilmuan dan pengalamannya, sehingga
memberikan banyak pelajaran bagi saya.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga amal kebaikan diterima di sisi Allah SWT., dan mendapatkan balasan
berlipat-lipat. Aamiin. Semoga karya penulis ini dapat memberikan sumbangan yang
bermanfaat bagi bagi dunia pendidikan khususnya dalam organisasi keagamaan di
Sekolah Menengah Atas atau sederajat. Penulis menyadari tesis ini jauh dari
sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang membangun penulis harapkan guna
perbaikan.
Salatiga, 12 Maret 2019
Rika Erliyana
12010160054
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................... v
MOTO ................................................................................................................... vii
PRAKATA ........................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN.............................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6
D. Spesifikasi Produk ................................................................................... 7
E. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 7
F. Kerangka Teori ........................................................................................ 9
1. Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila .......................................................... 9
2. Modul Sebagai Bahan Ajar ............................................................... 10
3. Rohis .................................................................................................. 11
G. Metode Penelitian .................................................................................. 13
1. Jenis Penelitian .................................................................................. 13
2. Pendekatan Penelitian ........................................................................ 14
3. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 15
4. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................... 16
4. Teknik Analisis Data ......................................................................... 16
5. Subjek dan Waktu Uji Coba .............................................................. 20
H. Sistematika Pembahasan ....................................................................... 20
BAB II AKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM ORGANISASI
ROHIS SEBELUM PENGEMBANGAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................................... 21
1. SMK Swadaya Temanggung ............................................................. 21
2. SMAN 1 Parakan ............................................................................... 22
B. Gambaran Umum Organisasi Rohis ...................................................... 22
1. Organisasi Rohis SMK Swadaya ....................................................... 22
2. Organisasi Rohis SMA Parakan ........................................................ 23
C. Kegiatan Rohis dalam Mengaktualisasikan Nilai-nilai Pancasila Sebelum
Pengembangan .................................................................................... 24
1. Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila Anggota Rohis Ulul Albab di SMK
Swadaya ............................................................................................ 24
2. Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila Anggota Rohis An-Nuur di SMAN 1
Parakan .............................................................................................. 28
BAB III AKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI
PEMBELAJARAN MODUL DALAM ORGANISASI ROHIS
A. Spesifikasi Pengembangan Modul ........................................................ 33
1. Prototipe Modul ................................................................................. 33
2. Prototipe Modul dalam Mengaktualisasikan Nilai-nilai Pancasila.... 34
B. Hasil Validitas Modul ............................................................................ 35
1. Data Penilaian dari Ahli Materi dan Media ....................................... 35
2. Data Penilaian dari Pembina Organisasi Rohis ................................. 36
3. Data Hasil Penilaian Berdasarkan Saran dari Validator Secara
Keseluruhan ...................................................................................... 36
C. Revisi Produk Awal Pengembangan Modul .......................................... 36
BAB IV EFEKTIVITAS AKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI
PEMBELAJARAN MODUL DALAM ORGANISASI ROHIS
A. Uji Soal .................................................................................................. 39
B. Efektivitas Uji Coba Kelayakan Modul ................................................. 40
1. Uji Coba Skala Kecil ......................................................................... 40
a. Respon Pembina Terhadap Modul ................................................ 41
b. Data Hasil Observasi Aktivitas Pembina Rohis ........................... 42
c. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa .......................................... 43
d. Pretest-Postest .............................................................................. 44
2. Uji Coba Skala Besar ......................................................................... 45
a. Data Hasil Observasi Aktivitas Pembina Rohis ............................ 45
b. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa .......................................... 45
c. Pretest-Postest .............................................................................. 46
d. Refleksi ......................................................................................... 47
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 54
B. Saran ...................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 57
TABEL ................................................................................................................. ̀ 60
LAMPIRAN ......................................................................................................... 100
BIOGRAFI PENULIS ......................................................................................... 143
DAFTAR TABEL
Tabel ...... ................................................................................................. Halaman
1. 1. Rerata konversi skor ...................................................................................... 16
2.1. Kualifikasi prosentase skor hasil observasi.................................................... 17
3.1 Interpretasi nilai N-gain ................................................................................... 18
4.1 Hasil penilaian ahli materi ............................................................................... 60
4.2 Hasil penilaian ahli media ................................................................................ 62
4.3 Hasil penilaian pembina Organisasi Rohis ...................................................... 63
4.4 Skor penilaian keseluruhan .............................................................................. 64
4.5 Saran perbaikan ................................................................................................ 65
5.1 Uji soal ............................................................................................................. 66
5.2 Nomor urutan soal sesuai tema dalam pretest.................................................. 68
6.1 Hasil respon pembina terhadap Modul ............................................................ 69
6.2 Rerata skor respon pembina ............................................................................. 69
7.1. Indikator Peningkatan Kemampuan Pembina dalam Penerapan Modul .......... 42
7.1 Hasil observasi peningkatan kemampuan pembina I dalam penerapan modul
dalam uji coba skala kecil ............................................................................... 70
7.2 Hasil observasi peningkatan kemampuan pembina II dalam penerapan modul
dalam uji coba skala kecil ............................................................................... 71
7.3 Rerata skor hasil observasi pembina I dan II ................................................... 71
8.1 Indikator Peningkatan Kemampuan siswa dalam Penerapan Modul ............... 43
8.2 Hasil observasi siswa dalam uji coba skala kecil ............................................. 72
9.1 Hasil pretest-postest uji coba skala kecil siswa SMAN 1 Parakan dan SMK
Swadaya .......................................................................................................... 75
10.1 Hasil observasi peningkatan kemampuan pembina I dalam penerapan modul
dalam uji coba skala besar .............................................................................. 77
10.2 Observasi peningkatan kemampuan pembina II dalam penerapan modul dalam
uji coba skala besar ......................................................................................... 78
10.3 Rerata skor Observasi Peningkatan Kemampuan Pembina dalam Penerapan
Modul dalam uji coba skala besar ................................................................... 78
11.1 Hasil observasi siswa dalam uji coba skala besar .......................................... 79
12.1 Hasil pretest-postest siswa dalam uji coba skala besar SMAN 1Parakan dan
SMK Swadaya ................................................................................................ 89
13.1 Refleksi .......................................................................................................... 96
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran ................................................................................................. Halaman
1. Hasil wawancara dengan H.S selaku pembina Rohis SMK Swadaya Temanggung
............. 100
2. Hasil wawancara dengan N.E selaku pembina Rohis SMAN 1 Parakan ........ 102
3. Hasil wawancara dengan O.I selaku pengurus Rohis SMK Swadaya Temanggung
............. 104
4. Hasil wawancara dengan P.A selaku pengurus Rohis SMAN 1 Parakan ........ 106
5. Lembar observasi SMAN 1 Parakan ................................................................ 108
6. Lembar observasi SMK SWadaya Temanggung ............................................. 110
7. Angket validasi ahli materi .............................................................................. 112
8. Angket validasi ahli media ............................................................................... 114
9. Angket validasi pembina .................................................................................. 116
10. Soal Pretest .................................................................................................... 118
11. Soal Postest .................................................................................................... 124
12. Angket respon pembina terhadap modul........................................................ 129
14. Lembar observasi kegiatan pembelajaran menggunakan modul ................... 132
15. Foto kegiatan pembelajaran menggunakan modul ......................................... 134
16. Nama-nama pengurus organisasi Rohis ............................................................. -
17. Daftar hadir pengganti FGD .............................................................................. -
18. Daftar hadir uji coba skala kecil dan besar ........................................................ -
19. Surat penunjukan pembimbing .......................................................................... -
20. Surat ijin penelitian ............................................................................................ -
21. Surat bukti telah melakukan penelitian .............................................................. -
22. Lembar bimbingan ............................................................................................. -
23. Modul aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam organisasi Rohis ........................ -
DAFTAR GAMBAR
Gambar ... Halaman
1.1 Tahap-Tahap Penelitian R&D ......................................................................... 14
2.1 Cover prototipe depan & belakang ................................................................. 34
3.1 Aktivitas shalat berjamaah anggota Rohis di SMAN 1 Parakan...................... 48
3.2 Siswa terlihat berbaur akrab satu sama lain setelah kegiatan baksos di lingkungan sekitar
sekolah di SMAN 1 Parakan ..................................................................................... 49
3.3 Siswa muslim maupun non muslim terlihat berbaur akrab satu sama lain setelah kegiatan
baksos di lingkungan sekitar sekolah di SMAN 1 Parakan ....................................... 50
3.4 Baksos di masjid sekitar sekolah oleh anggota Rohis Ulul Albab SMK Swadaya
........... 50
3.5 Aktivitas siswa putra setelah Baksos di masjid sekitar sekolah oleh anggota Rohis
Ulul Albab SMK Swadaya .............................................................................. 50
3.6 Anggota Rohis Ulul Albab bermusyawarah dengan pembina dalam menentukan
acara isra miraj pada bulan april mendatang ................................................... 51
3.7 Anggota Rohis An Nuur bermusyawarah dengan pembina dalam menentukan
acara isra miraj pada bulan april mendatang ................................................... 51
PERNYATAAN KEASLIAN
DAN
KESEDIAAN DIPUBLIKASI
Saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Rika Erliyana
NIM : 12010160054
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Pascasarjana
Menyatakan bahwa tesis yang saya buat ini benar-benar merupakan hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain
yang terdapat dalam tesis ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Tesis
ini diperbolehkan untuk dipublikasikan oleh Perpustakaan IAIN Salatiga.
Salatiga, 12 Maret 2019
Yang menyatakan,
Rika Erliyana
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai negara-bangsa dengan segala komposisi pluralitas di
dalamnya, telah menetapkan Pancasila sebagai ideologi negara. Pancasila adalah
hasil konseptualisasi dan sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia. Di
dalamnya memuat nilai-nilai bangsa yang luhur dan menyimpan spirit perjuangan
bangsa. Nilai-nilai Pancasila telah menopang dan mengakomodir berbagai suku,
ras, dan agama yang ada di Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa nilai-nilai
Pancasila selaras dengan apa yang telah tergaris dalam al-Qur’an.
Nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila, merupakan cita-cita dan
harapan bangsa Indonesia yang akan diwujudkan dalam kehidupan. Sejak dahulu
kala nilai-nilai itu selalu didambakan agar terwujud masyarakat yang tata
tentram, karta raharja, gemah ripah loh jinawi dengan penuh harapan
diupayakan teraktualisasi dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan masyarakat
Indonesia.
Aktualisasi merupakan suatu bentuk kegiatan melakukan realisasi antara
pemahaman akan nilai dan norma dengan tindakan dan perbuatan yang dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan aktualisasi nilai-nilai Pancasila, yaitu
bagaimana nilai-nilai Pancasila yang sebagai umum universal tersebut dijabarkan
dalam bentuk norma-norma yang jelas dalam kaitannya dengan tingkah laku
semua warga dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta dalam
11
kaitannya dengan segala aspek penyelenggaraan Negara.2 Dalam aktualisasi nilai-
nilai Pancasila, penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam bentuk norma-norma,
dijumpai dalam bentuk norma moral/susila/kesopanan, norma hukum, norma adat
dan norma agama. Sedangkan realisasinya dikaitkan dengan tingkah laku semua
warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta
seluruh aspek penyelenggaraan negara.
Namun yang terjadi dewasa ini, banyak kasus-kasus dekadensi aktualisasi
nilai-nilai Pancasila dalam berbagai bidang, contohnya dalam bidang pendidikan.
Hal itu terlihat dalam ranah moralitas, etos, disiplin, sosial dan budaya. Contoh
pertama, yaitu siswa-siswa yang memiliki sikap hedonis dan terlalu mengikuti
arus modernitas yang jelas tidak mencerminkan nilai keadilan sosial dalam hal
kesederhanaan. Banyak siswa usia remaja sekarang yang selalu mengikuti tren
gaya berpenampilan ala artis hanya agar dianggap tidak ketinggalan zaman dan
gaul atau agar dipandang memiliki status sosial yang lebih dibanding yang
lainnya.
Kedua, permasalahan intoleransi yang terjadi di lembaga pendidikan salah
satunya sekolah menengah atas baik umum maupun kejuruan, sejumlah temuan
terkait intoleransi memperlihatkan fakta yang berpunggungan. Intoleransi justru
menguat di sekolah-sekolah tersebut. Sepanjang Juli-Desember, The Wahid
Institute, membuat papan permainan mirip monopoli sebagai alat memperkuat
2 Kaelan, Filsafat Pancasila Pandangan Hidup Bangsa Indonesia, Yogyakarta: Paradigma,
2009, 240.
nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika. Permainan ini diberi nama negeri kompak dan
sudah dimainkan 500 pelajar di lima sekolah menengah negeri di Jabodetabek. Di
akhir kegiatan, setiap peserta diminta mengisi lembar pertanyaan. Dari 306 siswa,
yang tak setuju mengucapkan hari raya keagamaan orang lain seperti
mengucapkan selamat natal 27%, ragu-ragu 28%. Siswa-siswi yang akan
membalas tindakan perusakan rumah ibadah mereka sebanyak 15%, ragu-ragu
27%. Sementara mereka yang tak mau menjenguk teman beda agama yang sakit
3%, ragu-ragu 3%. Secara umum, merujuk data ini, pandangan kaum pelajar di
sekolah negeri di Jabodetabek memang terbuka dan toleran. Tapi, kecenderungan
intoleransi dan radikalisme rupanya terus menguat.3 Hal tersebut senada dengan
hasil temuan yang didapat pada saat pra-observasi bahwa siswa-siswi sebagian
besar cenderung bersifat ekslusif terhadap siswa yang berbeda keyakinan seperti
halnya dalam pemilihan teman, pergaulan keseharian ataupun dalam suatu
organisasi. Salah satu contohnya yakni siswa yang berasal dari background
keislaman kuat enggan berbaur dengan siswa lain yang memiliki background
berbeda.4
Ketiga, budaya organisasi keagamaan di sekolah yang cenderung ekslusif
seperti organisasi Rohis yang seharusnya menjadi wadah berdakwah dan
menyebarkan nilai-nilai kebaikan justru mudah menjustifikasi bahwa sebagian
3http://www.wahidinstitute.org/wi-id/indeks-opini/280-intoleransi-kaum-pelajar.html diakses
pada 15 Januari 2019 pukul 11.44 WIB. 4 Hasil Observasi dan Wawancara dengan Ketua MT SMAN 1 Parakan Pada 28 Mei 2018
jam 10.00.
besar siswa yang bukan anggota Rohis tidak memiliki prinsip-prinsip keislaman
yang sama. Hal tersebut menjadikan siswa yang bukan anggota Rohis menjaga
jarak dalam berteman dengan para anggota Rohis.5
Dari kasus-kasus dekadensi aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam bidang
pendidikan di atas, penting untuk melakukan berbagai upaya agar Pancasila
semakin berperan dalam menguatkan eksistensi bangsa ini. Serta nilai-nilai
Pancasila dapat beroperasional dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
Indonesia. Ikhtiar interpretasi dan kontekstualisasi Pancasila harus dilakukan
secara terus-menerus,6 karena tidak ada satu pun sistem pemikiran atau ideologi
yang tidak diuji oleh sejarah.7
Oleh karena itu, warga sekolah dan khususnya pendidik memiliki peran
strategis untuk menanggulangi krisis kepercayaan terhadap nilai-nilai Pancasila
dengan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila tersebut kepada siswa.
Menanamkan nilai-nilai Pancasila secara kreatif harus diimplementasikan dalam
berbagai proses pembelajaran baik formal maupun informal.8
Sebagai sebuah nilai, Pancasila tidak cukup hanya dipelajari, tetapi harus
diresapi, dihayati, dan dipahami secara mendalam. Internalisasi nilai-nilai
Pancasila sampai pada tahap aktualisasi tidak cukup hanya dengan
5 Hasil Wawancara dengan Sie Akhlak MT SMK Swadaya Pada 21 Mei 2018 jam 15.00. 6 Ngainun Naim, Islam dan Pancasila; Rekonstruksi Pemikiran Nurcholish Madjid, Epistemé,
Vol. 10, No. 2, Desember 2015, 437. 7 Ahmad Ali Nurdin, ”Scholarly Feminist Versus Internet Commentator on Women Issues in
Islam”, Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies, Vol 1, No 2, Desember 2011, 172. 8 Nikodemus Thomas Martoredjo, Building Character Through Pancasila Values To
Sovereign Nation, Humaniora, Vol. 7, No. 1, Januari 2016, 116.
mempelajarinya melalui mata pelajaran PPKn yang hanya diajarkan selama 2 jam
dalam satu minggu. Perlu adanya sosialisasi secara khusus dan dilakukan secara
intensif. Salah satu hal yang dapat dilakukan yaitu dengan menginternalisasikan
nilai-nilai Pancasila melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah,
contohnya organisasi Rohis. Kegiatan ekstrakurikuler Rohis dapat menjadi salah
satu wadah yang tepat untuk memperdalam pengetahuan siswa mengenai nilai-
nilai Pancasila. Karena organisasi tersebut wajib diikuti oleh semua siswa kelas X
yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda serta mempunyai jadwal
kegiatan yang tersusun secara jelas dan termasuk salah satu organisasi yang aktif
di sekolah-sekolah.
Peneliti memilih sekolah SMK Swadaya Temanggung dan SMAN 1
Parakan dikarenakan beberapa alasan hasil riset kebutuhan warga sekolah
tersebut. Pertama, dasar kebutuhan implementasi aktualisasi nilai-nilai Pancasila
lebih tepat jika dikembangkan dalam populasi yang memiliki ragam latar
belakang yang berbeda-beda baik latar belakang agama, etnis, sosial dan juga
budaya. Kedua, hasil pra-observasi yang ditemukan oleh peneliti menjelaskan
bahwa SMK Swadaya Temanggung dan SMAN 1 Parakan memiliki basis
organisasi ekstrakurikuer Rohis yang aktif dan memiliki andil cukup besar pada
pembentukan karakter dan budaya kinerja sekolah masing-masing, sementara
sekolah-sekolah lain tidak ditemukan kegiatan Rohis yang berjalan seperti kedua
sekolah tersebut. Ketiga, ekstrakurikuler Rohis merupakan salah satu wadah yang
efektif untuk menanamkan aktualisasi nilai-nilai Pancasila selain dalam
pembelajaran formal.
Penelitian ini menggunakan media berupa modul sebagai sarana
sosialisasi untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam organisasi Rohis,
karena penggunaan modul lebih praktis dan mudah dipahami oleh siswa.
Penggunaan modul aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan organisasi
tersebut diharapkan mampu menjadikan kegiatan Rohis selain bertujuan untuk
menanamkan nilai akidah juga sebagai sarana dalam menumbuhkan jiwa
nasionalisme pada siswa anggota Rohis. Modul tersebut memuat antara lain
tujuan, materi, proses, metode atau strategi, media, sumber serta evaluasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah aktualisasi nilai-nilai Pancasila melalui pembelajaran modul
pada siswa anggota Rohis di SMAN 1 Parakan dan SMK Swadaya
Temanggung?
2. Bagaimana efektifitas aktualisasi nilai-nilai Pancasila melalui pembelajaran
modul pada siswa anggota Rohis di SMAN 1 Parakan dan SMK Swadaya
Temanggung?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Memaparkan hasil penerapan dan efektivitas aktualisasi nilai-nilai Pancasila
melalui pembelajaran modul dalam Organisasi Rohis pada siswa anggota
Rohis di SMAN 1 Parakan dan SMK Swadaya.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
a. Teoritis-Akademis : hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi
berupa pengembangan ilmu pengetahuan bagi akademis, guru, peneliti
ataupun pihak-pihak terkait khususnya dalam kajian nilai-nilai Pancasila
dalam sudut pandang Islam.
b. Praktis-Empiris : hasil penelitian ini akan memberikan manfaat praktis
khususnya bagi peserta didik SMA/SMK untuk lebih bisa
mengaktualisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sehingga
bisa membentuk mindset nasionalisme dan berdakwah dengan ideologi ke-
Indonesiaan.
D. Spesifikasi Produk
Sugiyono menjelaskan produk yang dihasilkan melalui penelitian R&D dalam
bidang pendidikan bermacam-macam. Hasil akhir dari kegiatan penelitian dan
pengembangan adalah desain produk baru, yang lengkap dengan spesifikasinya.9
Spesifikasi utamanya adalah menciptakan modul pembelajaran yang didalamnya
memuat beberapa strategi pembelajaran yang sudah ada, kemudian
dikembangkan untuk diterapkan dalam upaya mengaktualisasikan nilai-nilai
Pancasila dalam organisasi Rohis. Modul diperuntukkan bagi anggota dan
pengelola Rohis. Modul terdiri dari tiga bagian. Pertama, berisi kata pengantar,
9 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D),
Bandung: Alfabeta, 2010, 412–413.
daftar isi, pengantar modul, pendahuluan, petunjuk penggunaan modul, materi
penggunaan. Kedua, terdiri dari materi tema pertama sampai kelima dan
evaluasi/refleksi, Ketiga, terdiri dari daftar pustaka, dan biografi penulis.
E. Tinjauan Pustaka
Penelitian Wahyudi,10 dengan menggunakan metode analisis kritis literatur
tentang hakikat pembangunan karakter, apa, mengapa, dan bagaimana aktualisasi
nilai-nilai Pancasila itu dikembangkan lagi dalam rangka pembangunan karakter
bangsa Indonesia.
Penelitian A. Syafi’ AS,11 menggunakan penelitian kepustakaan (library
research), yang bertujuan untuk mendiskripsikan pengaruh nilai-nilai Pancasila
dan ajaran Islam terhadap tujuan pendidikan Nasional.
Penelitian Sardjijo, yang mengidentifikasi karakter organisasi dalam
membentuk karakter nasionalisme dan kekeluargaan peserta didik melalui
kegiatan homestay dan supercamp.12 Terdapat kesamaan dengan penelitian yakni
sama-sama membentuk nasionalisme pada peserta didik akan tetapi melalui
kegiatan extrakurikuler yang berbeda yaitu Rohis.
10 Wahyudi, “Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila Dalam Pembangunan Karakter Bangsa
Indonesia”, Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan Inovasi Pembelajaran Berbasis
Karakter dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, dalam
https://www.coursehero.com/file/31245607/reaktualisasi-nilai-nilai-pancasila-dalam
pembangunan-karakter-bangsa-indonesiapdf/ 11 A. Syafi’ AS, “Pengaruh Nilai-nilai Pancasila dan Ajaran Islam Terhadap Tujuan
Pendidikan Nasional”, Jurnal Sumbula, Vol 1, No 1, (Januari-Juni 2016). 12 Sardjijo, “Building National Character Through Extracurricular Activity in SMP “X”
Bandung”, International Journal of Recent Scientific Research, Vol. 8, Issue 7, pp. 18573-18577,
(July 2017).
Penelitian Riitta-Leena Metsäpelto & Lea Pulkkinen13 yang
mendeskripsikan integrasi antara implementasi program sekolah harian di
universitas Jyväskylä (Finland) pada perkembangan sosial emosional dan
pencapaian pretasi peserta didik di sekolah menengah pertama. Terdapat
kesamaan dengan peneliti yakni sama-sama menumbuhkan nilai-nilai positif pada
peserta didik melalui extra sekolah, dan perbedaannya hanya pada subjek
penelitian jenjang sekolah yang berbeda.
Penelitian Marian de Souza14 yang menerangkan bahwa perbedaan latar
SARA memang sangat implikatif pada terjadinya kesenjangan ideologi dalam
warga sekolah, akan tetapi dibutuhkan sebuah metode integratif yang bisa
mendefinisikan inklusifitas untuk menghargai persamaan dan perbedaan pada
warga sekolah. Persamaan dengan penulis adalah rencana pengembangan materi
ajar berbasis pada nilai-nilai Pancasila merupakan hal urgen agar sikap inklusif
dapat tertanam dalam diri warga sekolah.
Dari berbagai literature yang telah dipaparkan di atas, terdapat perbedaan
yang sangat mendasar pada metode dan lingkup kajian. Penelitian ini
menggunakan jenis R&D untuk menghasilkan produk berbentuk modul sebagai
upaya mengaktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam organisasi Rohis.
13 Riitta-Leena Metsäpelto & Lea Pulkkinen, “The Benefits of Extracurricular Activities for
Socioeotional and School Achievement in Middle Chidhood: An Overview of The Research”.
Journal for Education Research Online Journal fur Bildungs for schung Online, Vol. 6 No. 3,
(2014), hal. 10-33. 14 Marian de Souza, “Religious Education and Diversity”, Journal of Religion Education Vol.
60 No. 1, (2012), 2.
F. Kerangka Teori
1. Aktualisasi nilai-nilai Pancasila
Aktualisasi merupakan suatu bentuk kegiatan melakukan realisasi antara
pemahaman akan nilai dan norma dengan tindakan dan perbuatan yang
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Aktualisasi nilai-nilai Pancasila
adalah bagaimana cara mengamalkan, meralisasikan, mengejawantahkan
nilai-nilai yang tersurat dan tersirat dalam sila-sila Pancasila sebagai dasar
Negara, ideologi nasional, falsafah bangsa, pandangan hidup bangsa, akar
budaya bangsa dalam kehidupan berbangsa, berbudaya, dan bernegara di
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).15 Aktualisasi
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan terwujud dalam pengamalan.
Pengamalan Pancasila ada dua macam. Pertama, pengamalan objektif
yaitu pengamalan Pancasila dalam kenegaraan dan penyelenggaraan
pemerintahan. Realisasi kongkritnya merupakan sumber dari segala sumber
hukum (sumber tertib hukum) Indonesia. Kedua, pengamalan subjektif yaitu
pengamalan Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa dalam kehidupan sehari-
hari.16 Pengamalan Pancasila yang subjektif mewujudkan suatu bentuk
kehidupan dimana kesadaran wajib hukum, telah terpadu menjadi kesadaran
wajib moral. Dalam realisasi Pancasila secara subjektif hal ini yang disebut
15 Wahyudi, “Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila Dalam Pembangunan Karakter Bangsa
Indonesia”, Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan Inovasi Pembelajaran Berbasis
Karakter dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. 16 Noor Ms Bakry, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017, 291.
moral Pancasila. Jadi aktualisasi Pancasila yang bersifat subjektif ini lebih
berkaitan dengan kondisi objektif, yaitu berkaitan dengan norma-norma
moral.
2. Modul Sebagai Bahan Ajar
Modul adalah seperangkat bahan ajar yang disajikan sistematis sehingga
penggunaannya dapat belajar dengan atau tanpa fasilitator atau guru.17 Modul
menurut meyer (1978) adalah:
“a modul is relatively short self-contained independent unit of
instructional designed to achieve a limited set of specific and well-defined
educational objectives. It usually has a tangible format as a set or kit of
coordinated and highly produced materials involving a variety of media.
A module may or may not be designed for individual self paced learning
and may employ a variety of teaching techniques”.18
Modul sebagai unit pengajaran mandiri biasanya memiliki format yang
berwujud sebagai perangkat atau kit bahan yang berjenis bahan cetak atau
printed seperti halnya handout, buku, lembar kerja anak, leaflet, wallcraft,
foto/gambar, dan model/ maket.19
Modul yang merupakan alat atau sarana pembelajaran berisi materi,
batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat
kompleksitasnya. Manfaat pembelajaran menggunakan modul menurut S.
17 Departemen Pendidikan Nasional, Pengembangan Bahan Ajar dan Media, Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional, 2008, 20. 18 R, Meyer, Designing Learning Modules For Inserrice Teacher Education. Australia: Centre
for Advancement of Teaching, 1978, 2. 19 Warso & Agus Wasisto Dwi Doso, Publikasi Ilmiah Pembuatan Buku, Modul, Diktat &
Nilai Angka Kreditnya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016, 39.
Nasution antara lain20: meningkatkan efektivitas pembelajaran karena
pembelajar dapat belajar di rumah secara berkelompok atau mandiri,
menentukan waktu belajar yang sesusi dengan kebutuhan dan perkembangan
belajar peserta didik.
3. Rohani Islam
Rohani Islam (Rohis) merupakan organisasi Islam sebagai sub dari Organisasi
Siswa Intra Sekolah (OSIS) yang kegiatannya mendukung intrakurikuler
keagamaan.21 Rohis juga sering disebut Organisasi Majelis Taklim. Rohis
adalah suatu kegiatan bimbingan, arahan yang dilakukan oleh guru
Pendidikan Agama Islam dalam rangka menambah wawasan pengetahuan
agama siswa untuk mencapai tujuan pendidikan, meningkatkan suatu
pengetahuan, ketrampilan, nilai sikap, memperluas cara berfikir siswa yang
kesemuanya itu dapat berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.22
Rohis mempunyai tugas yang cukup serius yaitu sebagai lembaga
dakwah. Hal ini dapat dilihat dari adanya kegiatan-kegiatan yang tidak hanya
diikuti oleh anggotanya saja melainkan semua jajaran yang ada di sekolah.
Dakwah secara kelembagaan yang dilakukan Rohis adalah dakwah aktual,
yaitu terlibatnya seluruh anggota Rohis secara langsung dengan objek dakwah
20 S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi
Aksara, 2010, 206. 21 Dirjen PAIS & Depdiknas, Panduan Pelaksanaan Rohis, Jakarta: Kemenag &
Kemendiknas, 2009, 10-11. 22 Syamsu Yusuf LN, Psikologi Belajar Agama, Bandung: Pustaka Banin Quraisyi, 2004,
36.
melalui kegiatan-kegiatan bersifat sosial keagamaan.23 Susunan organisasi
dalam Rohis terdiri dari ketua, wakil, bendahara, sekretaris, dan divisi-divisi
yang bertugas pada bagiannya masing-masing.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis research and development, yaitu penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
produk tersebut.24
Gall and Borg mendefinisikan bahwa penelitian dan pengembangan dalam
pendidikan adalah:
“Educational research and development (R&D) is a process used to
develop and validate educational product. Goal and educational
research is not to develop products, but rather to discover new
knowledge (through basic research) or to answer specific questions
about practical problems (hrough applied research).”25
Gall and Borg mengemukakan bahwa model R&D dapat memberikan
manfaat bagi perbaikan pendidikan sebab dalam R&D terdapat hubungan erat
antara evaluasi program secara sistematis dengan pengembangan program.26
Produk pendidikan yang dimaksud juga tidak hanya objek-objek material
seperti buku teks dan film untuk pengajaran, tetapi juga termasuk bangunan,
23 Manfred Oepen dan Walfgang Karcher, Dinamika Pesantren, Dampak Pesantren Dalam
Pendidikan, Jakarta: P3M, 1987, 92. 24 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D),
Bandung: Alfabeta, 2008, 407. 25 Borg and Gall, Education Research, New York: Allyn and Bacon , 2003, 569. 26 Borg and Gall, Education Research..., 570.
prosedur, dan proses seperti metode mengajar dan organisasi pengajaran.27
Tujuan akhir R&D dibidang pendidikan adalah lahirnya produk baru atau
perbaikan terhadap produk lama untuk meningkatkan unjuk kerja pendidikan,
hal ini berarti bahwa melalui hasil R&D diharapkan proses pendidikan
menjadi lebih efektif dan/atau lebih sesuai dengan tuntutan kebutuhan.28
Menurut Sugiyono ada sepuluh tahapan kegiatan penelitian R&D,
yaitu:29
Gambar 1.1 Tahap-Tahap Penelitian R&D
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti berdasarkan langkah-
langkah penelitian dan pengembangan modul aktualisasi nilai-nilai Pancasila
dalam organisasi Rohis hanya sampai pada tahapan yang ketujuh, yaitu
merevisi produk setelah dilakukan ujicoba produk.
27 Borg and Gall, Education Research..., 572. 28 Borg and Gall, Education Research..., 572. 29 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D),...,
409.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
(qualitative approach) dan pendekatan kuantitatif (quantitative approach).
Julia Brannen dalam bukunya “Memadu Metode Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif” menyatakan bahwa metode kuantitatif dan kualitatif itu ada
manfaatnya masing-masing. Jika kita tidak tahu tentang obyek yang akan kita
teliti, ada baiknya kita terlebih dulu melakukan penelitian kualitatif, agar kita
dapat “feel the object”.30
Cresswel menjelaskan bahwa Qualitative research is an inquiry
process of understanding based on distinct methological traditions of inquiry
that explorea social or human problem. The researcher build a complex,
holistic picture, analysis words, reports detailed views of informants, and
conducts the study in a natural setting.31 Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif pada tahap studi pendahuluan dan pengembangan
model. Sedangkan pendekatan kuantitatif merupakan penelitian dengan
karakteristik penalaran logis dan deduktif, berbasis pengetahuan, hubungan
sebab akibat, menguji teori, melakukan uji analisis statistik dan objektif.32
Pada penelitian ini pendekatan kuantitatif digunakan pada tahap uji coba.
3. Teknik Pengumpulan Data
30 Julia Brannen. Menggabungkan Pendekatan Kuantitatif dan Pendekatan Kualitatif: Sebuah
Tinjauan. Terj. Nuktah Arfawie Kurde. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2002. 48 31 John Creswell, Research Design, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed,
Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2010, 15. 32 Danim Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2002, 34.
Teknik pengumpulan data kualitatif yaitu dengan observasi, wawancara,
dokumentasi, angket serta triangulasi. Triangulasi digunakan untuk
mengumpulkan data sekaligus untuk menguji kredibilitas data.33 Peneliti
melakukan observasi dan wawancara untuk mengeksplor bahan sebelum
pengembangan. Langkah selanjutnya adalah membuat prototipe bahan
pengembangan yang kemudian divalidasi dan penggalian respon untuk
digunakan dalam ujicoba skala kecil. Sebelum digunakan dalam ujicoba skala
besar, prototipe direvisi menjadi modul utuh. Sedangkan pada pengumpulan
data kuantitatif berbentuk pretest dan posttest.34
4. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini berupa angket
respon, soal pretest, posttest dan lembar observasi. Angket digunakan untuk
mengumpulkan data-data kualitatif penilaian kelayakan suatu produk. Antara lain
angket validasi ahli materi, ahli media, dan pembina, angket respon pembina
terhadap produk, serta soal pretest-posttest.
5. Teknik Analisis Data
a. Analisis data kualitatif
Terdapat dua jenis analisis data dalam penelitian ini, yaitu analisis
data kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama
dilapangan dan setelah selesai dilapangan dalam periode tertentu. Namun
33 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D)...,
330. 34 Danim Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif..., 197-207.
dalam penelitian kualitatif analisis data lebih difokuskan selama proses di
lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Misalnya pada saat
wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang
diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa
belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi,
sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel.35
b. Analisis data kuantitatif
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.36
Langkah-langkah yang digunakan untuk menentukan kriteria kelayakan
produk yang telah dikembangkan, sebagai berikut:
1) Data berupa skor penilaian dari ahli media, ahli materi, dan pembina
dirubah menjadi data interval. Dalam angket disediakan lima pilihan
untuk memberikan tanggapan terhadap produk yang dikembangkan,
yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), tidak baik (2), dan sangat
tidak baik (1).
2) Data yang diperoleh dicari rata-rata skor untuk memperbaiki penilaian
terhadap produk yang telah dikembangkan, dengan menggunakan
rumus:
35 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D,
Bandung: Alfabeta, 2008, 336-337. 36 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, 017
Xi = ∑x
N
Keterangan:
Xi = skor rata-rata
∑x = jumlah skor
N = jumlah responden
3) Untuk memberikan penilaian kelayakan produk secara keseluruhan yaitu
dengan membandingkan nilai rata-rata total skor masing-masing
komponen dengan mengkonversikan data kuantitatif kedata kualitatif
dengan skala lima dengan kriteria sebagai berikut:
Nilai Interval Rerata Skor Predikat
A 4,21 > X Sangat Baik
B 3,40 < X ≤ 4,21 Baik
C 2,60 < X ≤ 3,40 Cukup Baik
D 1,79 < X ≤ 2,60 Kurang Baik
E X ≤ 1,79 Sangat Kurang Baik
Tabel 1.1 Rerata Konversi Skor
4) Data hasil observasi keterlaksanaan aktualisasi nilai-nilai Pancasila,
melalui pembelajaran modul baik observasi terhadap pembina maupun
anggota dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Berdasarkan penskoran yang dibuat, dihitung jumlah skor
berdasarkan hasil masing-masing observer.
b. Skor keseluruhan observer dikomulatifkan kemudian dicari rata-
ratanya.
c. Kemudian data yang diperoleh juga dihitung dengan menggunakan
prosentase keidealan yang dihitung dengan menggunakan rumus:37
Prosentase Keidealan = skor hasil penelitian x 100%
skor tertinggi ideal
d. Skor rata-rata tersebut diprosentase dan dikualifikasi dengan
menggunakan kriteria sebagai berikut:
Prosentase Kualifikasi
80,01% - 100% Sangat Tinggi
60,01% - 80% Tinggi
40,01% - 60% Sedang
20,01% - 40% Rendah
0% - 20% Sangat Rendah
Tabel 2.1 Kualifikasi Prosentase Skor Hasil Observasi
5) Data pretest-posttest dianalisis untuk mengetahui relevansi efektivitas
modul. Analisis data yang digunakan dalam hal ini menggunakan nilai
gain ternormalisasi (N-gain), gain standar diukur dengan menggunakan
rumus:
Gain Standar = Skor Posttest – Skor Pretest
Skor Maksimum – Skor Pretest
Dalam penelitiaan ini yang akan dilihat adalah efektivitas
pembelajaran menggunakan modul melalui pretest-posttest pada kelas
eksperimen. Setelah nilai N-gain diperoleh maka penafsiran dilakukan
dengan kriteria sebagai berikut:
Nilai N-gain Interpretasi
N-gain ≥ 0,70 Tinggi
0,30 ≤ N-gain ≤ 0,70 Sedang
37 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo, 2011, 43.
N-gain ≤ 0,30 Rendah
Tabel 3.1 Interpretasi Nilai N-gain38
Setelah data kualitatif dan kuantitatif diperoleh, maka selanjutnya kedua
kelompok data tersebut dianalisis lagi. Analisis dapat dilakukan dengan
cara menggabungkan data yang sejenis sehingga data kuantitatif diperluas
dan diperdalam dengan data kualitatif.39
6. Subjek dan Waktu Penelitian
Subjek uji coba pada penelitian ini adalah pembina dan anggota Rohis kelas X
di SMK Swadaya Temanggung dan SMAN 1 Parakan. Waktu pelaksanaan
penelitian mulai bulan mei 2018 sampai selesai. Sedangkan waktu uji coba
mulai bulan September 2018.
H. Sistematika Pembahasan
Bab pertama, memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
kegunaan, spesifikasi produk, tinjauan pustaka, kerangka teori, subjek dan waktu
uji coba serta sistematika pembahasan. Bab kedua, mendeskripsikan data
penelitian, analisis data dan hasil penelitian. Bab ketiga, berisi kesimpulan dari
uraian-uraian yang telah dibahas sesuai rumusan masalah dan dielaborasi dalam
keseluruhan penulisan penelitian dalam bab ini juga sekaligus memuat sejumlah
saran-saran kepada seluruh pihak yang berkompeten dengan penelitian ini.
38 Richard R Hake, Http://Www. Physics. Indiana. Edu/~ Sdi/Analyzing Change-Gain., 1999. 39 Sugiyono, Cara Mudah Menyusun: Skripsi, Tesis dan Disertasi, Bandung: Alfabeta, 2015,
289.
BAB II
AKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM ORGANISASI ROHIS
SEBELUM PENGEMBANGAN
I. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. SMK Swadaya Temanggung
SMK Swadaya Temanggung terletak di jalan Gilingsari 02 Temanggung
dengan luas tanah keseluruhan 18.250 m2 dan terakreditasi A. Sekolah ini
merupakan sekolah yayasan yang bernaung di bawah Yayasan Pendidikan
Temanggung yang didirikan oleh H. Muhasim pada tanggal 16 Januari 1984.
Visi dari sekolah ini yaitu terwujudnya lembaga diklat yang tamatnya
beriman, bertaqwa, professional, mampu bersaing di era global serta memiliki
jiwa nasionalisme yang kuat dan berwawasan lingkungan. Sedangkan misinya
adalah membentuk tamatan yang berbudi pekerti luhur, beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan YME, menciptakan tenaga kerja yang memiliki etos kerja dan
berjiwa wirausaha, menciptakan tenaga kerja professional yang mampu
berkompetisi di era global serta mendidik siswa memiliki jiwa nasionalisme
dan berwawasan lingkungan.
SMK Swadaya memiliki 5 program keahlian yaitu akuntansi, adm
perkantoran, pemasaran, tata boga dan TKJ. Jumlah keseluruhan siswa pada
tahun pelajaran 2017/201840 sebanyak 1.372 yang terbagi kedalam 35 rombel
40 Profil Sekolah yang diambil dari Tata Usaha SMAN 1 Paraka pada tanggal 16 Juli 2018.
dengan guru berjumlah 63 orang yang terdiri dari 1 kepala sekolah, 50 guru
dan 12 karyawan.
2. SMAN 1 Parakan
SMAN 1 Parakan terletak di jalan Ngadirejo-Parakan, Kabupaten
Temanggung, Jawa Tengah. Luas bangunan keseluruhan 29.390 m2 dengan
menyandang akreditasi A. Visi dari sekolah ini yaitu sekolah yang berakhlak
mulia, disiplin, mandiri, berprestasi serta peduli lingkungan. Sedangkan
misinya adalah menumbuhkan sikap dalam perilaku sesuai dengan nilai-nilai
agama yang dilandasi Iman dan Taqwa, menumbuhkan sikap solidaritas,
menciptakan lingkungan sekolah yang berbudaya disiplin, dll.
Jumlah guru dan karyawan pada tahun pelajaran 2017/201841 sebanyak
70 orang yang terdiri dari 1 kepala sekolah, 50 guru dan 19 karyawan.
Sedangkan siswa keseluruhan berjumlah 865 terdiri dari 299 laki-laki dan 566
perempuan yang terbagi ke dalam 27 rombel.
J. Gambaran Umum Organisasi Rohani Islam (Rohis)
1. Organisasi Rohis SMK Swadaya Temanggung
Organisasi Rohis “Ulul Albab” SMK Swadaya adalah salah satu dari wadah
kegiatan ekstrakurikuler siswa dan siswi yang beragama Islam.42 Organisasi
ditingkat kesiswaan ini berdiri pada tahun 1999 yang diprakarsai oleh guru
41 Profil Sekolah yang diambil dari Tata Usaha SMAN 1 Paraka pada tanggal 16 Juli 2018. 42 Profil Rohis Ulul Albab SMK Swadaya Temanggung yang diakses dari kepengurusan
organisasi pada tanggal 15 juli 2018.
Pendidikan Agama Islam dan didukung secara penuh oleh Bapak H.
Muhasyim, S.Pd selaku kepala sekolah.
Tujuan didirikan yaitu untuk menanamkan kemantapan akidah,
keagungan akhlak, dan kedalaman spiritual kepada peserta didik agar kelak
mereka disamping memiliki prestasi yang baik dibidang IPTEK juga memiliki
prestasi yang baik pula dibidang IMTAK khususnya keagungan akhlak.
Keanggotaan Rohis Ulul Albab yaitu seluruh peserta didik muslim dan
dikelola oleh siswa yang sebelumnya telah diseleksi terlebih dahulu. Berikut
nama-nama pengurus Rohis di SMK Swadaya Temanggung (Terlampir).
2. Organisasi Rohis SMAN 1 Parakan
Organisasi Rohis An-Nuur merupakan organisasi yang berjalan berdasarkan
Al-Qur’an, Al-Hadits dan Pancasila serta berazaskan pada pelaksanaan
kurikulum 2013.43 Tujuannya antara lain: Meningkatkan kompetensi
keagamaan anggota, menambah wawasan keagamaan agar dapat di
implementasikan dalam kehidupan, mewujudkan budaya sekolah yang
religius dan menyemarakkan syi’ar dan dakwah Islam, meningkatkan kualitas
pendidikan Islam bagi peserta didik muslim dan membentuk kader da’i di
sekolah secara berkesinambungan.
Keanggotaan Rohis adalah seluruh peserta didik muslim SMAN 1
Parakan. Adapun pembinanya yaitu kepala sekolah, dan penasihatnya adalah
43Profil Majelis Ta’lim An-Nuur SMAN 1 Parakan yang diakses dari kepengurusan organisasi
pada tanggal 16 Juli 2018.
semua guru PAI yang ada di sekolahan tersebut. Organisasi tersebut dikelola
oleh siswa SMAN 1 Parakan yang sebelumnya telah diseleksi terlebih dahulu.
Berikut nama-nama pengurus Rohis di SMK Swadaya Temanggung
(Terlampir).
K. Kegiatan Rohis dalam Mengaktualisasi Nilai-nilai Pancasila Sebelum
Pengembangan
1. Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila Anggota Rohis Ulul Albab di SMK
Swadaya Temanggung
Aktualisasi nilai-nilai Pancasila secara implisit terlihat dari kegiatan yang
dilakukan dalam organisasi Rohis Ulul Albab antara lain44 tadarus dan
mutiara pagi, salat Jum’at berjamaah dan nisaiyah untuk siswi putri, serta
PHBI. Selain itu juga ada kegiatan diluar sekolah seperti studi banding atau
kunjungan ke masjid-masjid dan pembagian zakat fitrah.
Dari berbagai kegiatan tersebut, aktualisasi nilai-nilai Pancasila
terutama nilai Ketuhanan (hablun minallah) masih mendominasi dan itupun
tidak mencakup seluruh kandungan nilai religius. Contoh kegiatan mutiara
pagi yang dilaksanakan setiap hari pada pukul 07.00-07.30 dengan berbagai
materi tentang keislaman yang disampaikan langsung secara bergantian oleh
guru dan pembina Rohis. Menurut FW selaku sie pendidikan menyatakan
bahwa kegiatan mutiara pagi banyak diisi hal-hal mengenai masalah remaja
44 Kegiatan Majelis Ta’lim Ulul Albab SMK Swadaya Temanggung yang diakses dari
kepengurusan organisasi pada tanggal 15 juli 2018.
yang materi dari sie pendidikan dalam organisasi Rohis dan disampaikan
secara bergiliran oleh guru maupun pembina Rohis.45
Kajian-kajian yang disampaikan oleh Rohis lebih didominasi oleh
materi tentang nilai ketuhanan namun kurang dikaitkan dengan penerapan
sikap Tasamuh yang perlu dipahami oleh siswa supaya tidak ada diskriminasi.
Seperti yang dipaparkan OI salah satu anggota Rohis,
“Bentuk diskriminasi itu malah kadang kita rasakan dari orang-orang yang jauh
dari ibadahnya.Yang saya rasakan akhir-akhir ini kalau kita mau salat
dibilangnya nanti dulu. Walaupun di sekolah kami ini Rohis ini diutamakan oleh
Bp. Kepsek namun gak semua organisasi bisa menerima kita yang setiap saat
mengingatkan shalat. Dan yang lebih parah lagi kalau anak Rohis kan
pembahasannya lebih ke yang baik-baik/gak suka ghidbah jadi kita malah sering
dijauhi alasannya ngobrolnya kita itu sudah gak nyambung.”46
Pernyataan di atas juga didukung oleh pernyataannya yang lain yang
mendukung kurangnya pembinaan sikap tasamuh terhadap siswa non muslim
yang perlu dipahami oleh siswa yang memiliki background keislaman kuat,
“Sepengalaman saya juga, pernah mbak saya bareng sama siswa anggota Rohis
juga yang dia itu gak terlalu suka sama agama lain. Kalo lagi musyawarah cara
bicaranya itu seakan-akan gak ada non muslim di kumpulan itu, jadi saya
ngebayangin gimana jadi mereka yang non muslim pasti merasa terkucilkan.
Wong kalo misal upacara terus pembinanya mengucapkan salam pakai
assalamualaikum tanpa salam yang lain itu sudah membuat mereka berkecil
hati.”47
Berdasarkan pernyataan di atas, peneliti mempunyai gagasan untuk
mengintegrasikan sikap tasamuh yang merupakan fitrah dan sunnatullah yang
45 Wawancara dengan Wakil Ketua Rohis Ulul Albab SMK Swadaya Pada Tanggal 21 Mei
2018 jam 14.00. 46Wawancara dengan Sie Akhlak Rohis Ulul Albab SMK Swadaya Pada Tanggal 21 Mei
2018 jam 15.00. 47 Wawancara dengan Sie Akhlak Rohis Ulul Albab SMK Swadaya Pada Tanggal 21 Mei
2018 jam 15.00.
sudah menjadi ketetapan Tuhan48 dalam setiap kegiatan Rohis. Tasamuh
mengarah kepada sikap terbuka dan mau mengakui adanya berbagai macam
perbedaan, baik dari sisi suku, warna kulit, bahasa, adat-istiadat, budaya, serta
agama.
Urgensinitas sikap tasamuh tersebut didukung oleh beberapa firman
Allah dalam al-Quran.
QS. al-Hujurat ayat 13,
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa
di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal.” (Q.S. Al-Hujurât: 13).49
Ayat lain yang dapat menuntun umat Islam untuk mengembangkan
konsep kerukunan antara sesama umat manusia. Misalnya Surat Ali Imran
ayat 103,
48 Ade Jamaruddin, “Membangun Sikap Tasamuh Keberagamaan Perspektif Al Qur’an”,
Toleransi: Media Komunikasi Umat Beragama, Vol. 8, No. 2, Juli-Desember 2016, 173. 49 Kementrian Agama RI, Ummul Mukminin (Al Qur’an dan Terjemahan Untuk Wanita)…,
517.
“Berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-
orang yang bersaudara dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu
Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”50
Berdasarkan firman Allah di atas, sudah selayaknya sebagai umat
muslim untuk mengikuti petunjuk Allah dalam menghadapi perbedaan-
perbedaan. Toleransi antar umat beragama termasuk ke dalam salah satu
risalah penting yang ada dalam sistem teologi Islam. Karena Allah senantiasa
mengingatkan kita akan keragaman manusia, baik dilihat dari sisi agama,
suku, maupun adat-istiadat.
Sikap toleransi sangat mencerminkan nilai Pancasila dan nilai tersebut
berdasarkan wawancara dengan beberapa anggota Rohis menunjukan belum
sepenuhnya menjiwai siswa anggota Rohis maupun yang non, sehingga
aktualisasi nilai-nilai Pancasila sangat tepat jika disosialisasikan pada anggota
Rohis SMK Swadaya.
Selain untuk memperkuat sikap toleransi, aktualisasi nilai-nilai
Pancasila juga sebagai langkah untuk mewujudkan cita-cita anggota. Seperti
yang diungkapkan oleh I.N.A salah satu anggota Rohis,51
“Selama ini kajian kami ini berbasis keislaman saja. Padahal kami
menginginkan anggota dari kami selain memiliki akidah dan akhlak yang baik
50 Kementrian Agama RI, Ummul Mukminin (Al Qur’an dan Terjemahan Untuk Wanita)…,
63. 51 Wawancara dengan Sekretaris Rohis Ulul Albab SMK Swadaya pada tanggal 21 Mei
2018 jam 14.00.
juga memiliki jiwa nasionalisme, kegiatan-kegiatan kami mencerminkan sikap
nasionalisme. Jadi, menurut kami aktualisasi nilai Pancasila sangat penting
dijadikan sebagai salah satu materi dalam kegiatan organisasi ini”
Pemaparan tersebut juga diperkuat oleh anggota Rohis yang lainnya52,
“iya mbak, kami ini mau anak-anak Rohis itu selain bisa menumbuhkan
semangat sikap religius baik itu untuk kita sendiri maupun teman-teman yang
lain juga kami pengen setiap kegiatan kami ini mencerminkan sikap
nasionalisme. Selama ini kajian kami fokus sama pengembangan dakwah.”
Dari paparan di atas, menjadikan modul aktualisasi nilai-nilai Pancasila
sangatlah dibutuhkan dalam kajian-kajian organisasi Rohis, karena selain
mengandung materi nilai-nilai Pancasila yang sinkron dengan nilai-nilai
keislaman juga dilengkapi dengan strategi pembelajaran yang akan
memperkuat pemahaman mereka tentang bagaimana mengaktualisasikan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila Anggota Rohis An- Nuur di SMAN 1
Parakan
Kegiatan Rohis di SMAN 1 Parakan antara lain LDK pada awal tahun ajaran,
kegiatan salat jum’at, Pengajian rutin Jum’at pagi di central radio mini untuk
semua siswa/i dilanjut dengan seni baca tulis Al Qur’an, kajian selasa sore
yang diikuti seluruh anggota/pengelola Rohis, nisaiyah yaitu kajian Islam
untuk siswa putri, pembuatan mading, serta PHBI. Selain itu juga ada
52 Wawancara dengan Sie Pendidikan Rohis Ulul Albab SMK Swadaya pada tanggal 21
Mei 2018 jam 14.00.
kegiatan diluar sekolah seperti wisata religi, studi banding dan pembagian
zakat fitrah.
Sama halnya dengan Rohis Ulul Albab, Aktualisasi nilai-nilai
Pancasila terutama nilai Ketuhanan masih mendominasi dalam berbagai
kegiatan di Rohis An-Nuur. Namun meskipun kajian mereka berbasis
keislaman ada juga siswa anggota Rohis yang memiliki background keislaman
yang kuat dari lingkungannya, dalam pergaulan ataupun dalam organisasi lain
mereka cenderung eksklusif. Seperti yang dipaparkan oleh P.A salah satu
anggota Rohis 53,
“Ada mbak teman saya satu organisasi Rohis ini dia juga termasuk dalam
kepanitiaan, nah dia itu juga masuk dalam salah satu organisasi kemanusiaan
tetapi gak dalam sekolah ini soalnya itu campuran siswa siswi sekabupaten.
Tadinya dia itu aktif namun setelah ada yg non muslim masuk dalam organisasi
tersebut dia malah keluar atau tidak aktif lagi dikarenakan ya itu ada yang beda
agama. Nah dia itu anti banget bergabung sama yang berbeda agama
dengannya”.
Pemaparan di atas tidak sesuai dengan firman Allah dalam Q.S Al
Maidah ayat 854,
“wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak
keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
53Wawancara dengan Ketua Organisasi Majelis Ta’lim An-Nuur SMAN 1 Parakan pada hari
Sabtu Tanggal 15 juli 2018 jam 09.15. 54 Kementrian Agama RI, Ummul Mukminin (Al Qur’an dan Terjemahan Untuk Wanita)…,
108.
kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.
Berlaku adillah karena (adil) itu lebih dekat dengan taqwa. Dan bertakwalah
kepada Allah, sungguh Allah maha teliti apa yang kamu kerjakan”.
Di dalam Al Qur’an, Allah pun tidak melarang umatnya berbuat baik
terhadap orang yang berbeda agama, ini menandakan sikap saling
menghormati harus kepada semua kalangan, sesuai dengan prinsip rahmatan
lil ‘alamin,55
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil
terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak
(pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang berlaku adil. (Q.S. Al-Mumtahanah: 8).56
Dilihat dari paparan di atas, aktualisasi nilai-nilai Pancasila perlu terus
menerus disosialisasikan tidak hanya melalui pembelajaran PPKn di ruang
kelas tetapi lebih intern dalam keorganisasian juga supaya internalisasinya
lebih maksimal. Karena seperti yang diketahui bahwa bangsa Indonesia ini
terdiri dari beragam suku, budaya dan agama. Setiap orang mempunyai hak
dan kedudukan yang sama untuk berorganisasi dan bersosialisasi.
55 Nur, Mutmainah, “Tafsir Pancasila: Sebuah Telaah Nilai-nilai Islam dalam Al-Qur’an”,
Jurnal Studi Al-Qur’an (2010), 32. 56 Kementrian Agama RI, Ummul Mukminin (Al Qur’an dan Terjemahan Untuk Wanita)…,
550.
Hak asasi manusia untuk berorganisasi dan bersosialisasi tercantum
dalam UUD’45 pasal 2857 yang berbunyi “Kemerdekaan berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya
ditetapkan dalam undang-undang”.
Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah pola hidup hedonis dan
materialistis dikalangan pelajar. Contohnya terlihat dalam gaya hidup dan cara
berpenampilan. Mereka para remaja cenderung mengikuti gaya
berpenampilan ala artis atau trend masa kini kadang dengan alasan sepele
supaya tidak dinilai ketinggalan zaman atau dipandang memiliki status sosial
yang tinggi. Mengingat siswa anggota Rohis di sekolah ini adalah seluruh
peserta didik muslim jadi masing-masing mempunyai gaya hidup yang
berbeda-beda.
Agama Islam melarang umatnya untuk bersifat hedonis. Bagi seorang
muslim kenikmatan, kesenangan dan kebahagiaan di dunia, baik berupa harta
benda, keluarga dan kehidupan dunia itu sendiri bersifat sementara. Selain itu
juga jumlahnya sedikit, hanya sebatas permainan, senda gurau, dan juga
sebagai ujian. Allah SWT berfirman:
57 Kaelan, Filsafat Pancasila, Yogyakarta: Paradigma, 1996, 72.
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada
mereka: “Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan
tunaikanlah zakat!” setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba
sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh),
seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. mereka
berkata: “Ya Tuhan Kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada
kami? mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada
Kami sampai kepada beberapa waktu lagi?” Katakanlah: “Kesenangan di
dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang
bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun”(QS. An Nisa : 77)58
Dalam ayat yang lain Allah juga menjelaskan balasan yang akan
diberikan bagi orang yang hanya sibuk mencari kesenangan di dunia.
“Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir
bergerak di dalam negeri; Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian
tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat
yang seburuk-buruknya; akan tetapi orang-orang yang bertaqwa kepada
Tuhan; akan tetapi orang-orang yang bertaqwa kepada Tuhannya, bagi
mereka syurga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka
kekal didalamnya sebagai tempat tinggal(anugerah) dari sisi Allah. Dan apa
yang disisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti.”(QS. Ali
Imran : 196-198)59
Oleh karena itu untuk menanggulangi adanya gaya hidup hedonis yang
terlalu mengejar kesenangan dunia dan selalu mengikuti trend yang sedang
58 Kementrian Agama RI, Ummul Mukminin (Al Qur’an dan Terjemahan Untuk Wanita)…,
90. 59 Kementrian Agama RI, Ummul Mukminin (Al Qur’an dan Terjemahan Untuk Wanita)…,
76..
booming dikalangan pelajar perlu adanya sosialisasi lebih intensif lagi
mengenai aktualisasi nilai-nilai Pancasila supaya mereka dapat menerapkan
gaya hidup sederhana jauh dari bermewah-mewahan. Serta mereka mampu
mengenali dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
BAB II
AKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM ORGANISASI ROHIS
SEBELUM PENGEMBANGAN
L. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
3. SMK Swadaya Temanggung
SMK Swadaya Temanggung terletak di jalan Gilingsari 02 Temanggung
dengan luas tanah keseluruhan 18.250 m2 dan terakreditasi A. Sekolah ini
merupakan sekolah yayasan yang bernaung di bawah Yayasan Pendidikan
Temanggung yang didirikan oleh H. Muhasim pada tanggal 16 Januari 1984.
Visi dari sekolah ini yaitu terwujudnya lembaga diklat yang tamatnya
beriman, bertaqwa, professional, mampu bersaing di era global serta memiliki
jiwa nasionalisme yang kuat dan berwawasan lingkungan. Sedangkan misinya
adalah membentuk tamatan yang berbudi pekerti luhur, beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan YME, menciptakan tenaga kerja yang memiliki etos kerja dan
berjiwa wirausaha, menciptakan tenaga kerja professional yang mampu
berkompetisi di era global serta mendidik siswa memiliki jiwa nasionalisme
dan berwawasan lingkungan.
SMK Swadaya memiliki 5 program keahlian yaitu akuntansi, adm
perkantoran, pemasaran, tata boga dan TKJ. Jumlah keseluruhan siswa pada
tahun pelajaran 2017/201860 sebanyak 1.372 yang terbagi kedalam 35 rombel
dengan guru berjumlah 63 orang yang terdiri dari 1 kepala sekolah, 50 guru
dan 12 karyawan.
4. SMAN 1 Parakan
SMAN 1 Parakan terletak di jalan Ngadirejo-Parakan, Kabupaten
Temanggung, Jawa Tengah. Luas bangunan keseluruhan 29.390 m2 dengan
menyandang akreditasi A. Visi dari sekolah ini yaitu sekolah yang berakhlak
mulia, disiplin, mandiri, berprestasi serta peduli lingkungan. Sedangkan
misinya adalah menumbuhkan sikap dalam perilaku sesuai dengan nilai-nilai
agama yang dilandasi Iman dan Taqwa, menumbuhkan sikap solidaritas,
menciptakan lingkungan sekolah yang berbudaya disiplin, dll.
Jumlah guru dan karyawan pada tahun pelajaran 2017/201861 sebanyak
70 orang yang terdiri dari 1 kepala sekolah, 50 guru dan 19 karyawan.
Sedangkan siswa keseluruhan berjumlah 865 terdiri dari 299 laki-laki dan 566
perempuan yang terbagi ke dalam 27 rombel.
60 Profil Sekolah yang diambil dari Tata Usaha SMAN 1 Paraka pada tanggal 16 Juli 2018. 61 Profil Sekolah yang diambil dari Tata Usaha SMAN 1 Paraka pada tanggal 16 Juli 2018.
M. Gambaran Umum Organisasi Rohani Islam (Rohis)
3. Organisasi Rohis SMK Swadaya Temanggung
Organisasi Rohis “Ulul Albab” SMK Swadaya adalah salah satu dari wadah
kegiatan ekstrakurikuler siswa dan siswi yang beragama Islam.62 Organisasi
ditingkat kesiswaan ini berdiri pada tahun 1999 yang diprakarsai oleh guru
Pendidikan Agama Islam dan didukung secara penuh oleh Bapak H.
Muhasyim, S.Pd selaku kepala sekolah.
Tujuan didirikan yaitu untuk menanamkan kemantapan akidah,
keagungan akhlak, dan kedalaman spiritual kepada peserta didik agar kelak
mereka disamping memiliki prestasi yang baik dibidang IPTEK juga memiliki
prestasi yang baik pula dibidang IMTAK khususnya keagungan akhlak.
Keanggotaan Rohis Ulul Albab yaitu seluruh peserta didik muslim dan
dikelola oleh siswa yang sebelumnya telah diseleksi terlebih dahulu. Berikut
nama-nama pengurus Rohis di SMK Swadaya Temanggung (Terlampir).
4. Organisasi Rohis SMAN 1 Parakan
Organisasi Rohis An-Nuur merupakan organisasi yang berjalan berdasarkan
Al-Qur’an, Al-Hadits dan Pancasila serta berazaskan pada pelaksanaan
kurikulum 2013.63 Tujuannya antara lain: Meningkatkan kompetensi
keagamaan anggota, menambah wawasan keagamaan agar dapat di
62 Profil Rohis Ulul Albab SMK Swadaya Temanggung yang diakses dari kepengurusan
organisasi pada tanggal 15 juli 2018. 63Profil Majelis Ta’lim An-Nuur SMAN 1 Parakan yang diakses dari kepengurusan organisasi
pada tanggal 16 Juli 2018.
implementasikan dalam kehidupan, mewujudkan budaya sekolah yang
religius dan menyemarakkan syi’ar dan dakwah Islam, meningkatkan kualitas
pendidikan Islam bagi peserta didik muslim dan membentuk kader da’i di
sekolah secara berkesinambungan.
Keanggotaan Rohis adalah seluruh peserta didik muslim SMAN 1
Parakan. Adapun pembinanya yaitu kepala sekolah, dan penasihatnya adalah
semua guru PAI yang ada di sekolahan tersebut. Organisasi tersebut dikelola
oleh siswa SMAN 1 Parakan yang sebelumnya telah diseleksi terlebih dahulu.
Berikut nama-nama pengurus Rohis di SMK Swadaya Temanggung
(Terlampir).
N. Kegiatan Rohis dalam Mengaktualisasi Nilai-nilai Pancasila Sebelum
Pengembangan
3. Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila Anggota Rohis Ulul Albab di SMK
Swadaya Temanggung
Aktualisasi nilai-nilai Pancasila secara implisit terlihat dari kegiatan yang
dilakukan dalam organisasi Rohis Ulul Albab antara lain64 tadarus dan
mutiara pagi, salat Jum’at berjamaah dan nisaiyah untuk siswi putri, serta
PHBI. Selain itu juga ada kegiatan diluar sekolah seperti studi banding atau
kunjungan ke masjid-masjid dan pembagian zakat fitrah.
Dari berbagai kegiatan tersebut, aktualisasi nilai-nilai Pancasila
terutama nilai Ketuhanan (hablun minallah) masih mendominasi dan itupun
64 Kegiatan Majelis Ta’lim Ulul Albab SMK Swadaya Temanggung yang diakses dari
kepengurusan organisasi pada tanggal 15 juli 2018.
tidak mencakup seluruh kandungan nilai religius. Contoh kegiatan mutiara
pagi yang dilaksanakan setiap hari pada pukul 07.00-07.30 dengan berbagai
materi tentang keislaman yang disampaikan langsung secara bergantian oleh
guru dan pembina Rohis. Menurut FW selaku sie pendidikan menyatakan
bahwa kegiatan mutiara pagi banyak diisi hal-hal mengenai masalah remaja
yang materi dari sie pendidikan dalam organisasi Rohis dan disampaikan
secara bergiliran oleh guru maupun pembina Rohis.65
Kajian-kajian yang disampaikan oleh Rohis lebih didominasi oleh
materi tentang nilai ketuhanan namun kurang dikaitkan dengan penerapan
sikap Tasamuh yang perlu dipahami oleh siswa supaya tidak ada diskriminasi.
Seperti yang dipaparkan OI salah satu anggota Rohis,
“Bentuk diskriminasi itu malah kadang kita rasakan dari orang-orang yang jauh
dari ibadahnya.Yang saya rasakan akhir-akhir ini kalau kita mau salat
dibilangnya nanti dulu. Walaupun di sekolah kami ini Rohis ini diutamakan oleh
Bp. Kepsek namun gak semua organisasi bisa menerima kita yang setiap saat
mengingatkan shalat. Dan yang lebih parah lagi kalau anak Rohis kan
pembahasannya lebih ke yang baik-baik/gak suka ghidbah jadi kita malah sering
dijauhi alasannya ngobrolnya kita itu sudah gak nyambung.”66
Pernyataan di atas juga didukung oleh pernyataannya yang lain yang
mendukung kurangnya pembinaan sikap tasamuh terhadap siswa non muslim
yang perlu dipahami oleh siswa yang memiliki background keislaman kuat,
“Sepengalaman saya juga, pernah mbak saya bareng sama siswa anggota Rohis
juga yang dia itu gak terlalu suka sama agama lain. Kalo lagi musyawarah cara
bicaranya itu seakan-akan gak ada non muslim di kumpulan itu, jadi saya
65 Wawancara dengan Wakil Ketua Rohis Ulul Albab SMK Swadaya Pada Tanggal 21 Mei
2018 jam 14.00. 66Wawancara dengan Sie Akhlak Rohis Ulul Albab SMK Swadaya Pada Tanggal 21 Mei
2018 jam 15.00.
ngebayangin gimana jadi mereka yang non muslim pasti merasa terkucilkan.
Wong kalo misal upacara terus pembinanya mengucapkan salam pakai
assalamualaikum tanpa salam yang lain itu sudah membuat mereka berkecil
hati.”67
Berdasarkan pernyataan di atas, peneliti mempunyai gagasan untuk
mengintegrasikan sikap tasamuh yang merupakan fitrah dan sunnatullah yang
sudah menjadi ketetapan Tuhan68 dalam setiap kegiatan Rohis. Tasamuh
mengarah kepada sikap terbuka dan mau mengakui adanya berbagai macam
perbedaan, baik dari sisi suku, warna kulit, bahasa, adat-istiadat, budaya, serta
agama.
Urgensinitas sikap tasamuh tersebut didukung oleh beberapa firman
Allah dalam al-Quran.
QS. al-Hujurat ayat 13,
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa
di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal.” (Q.S. Al-Hujurât: 13).69
67 Wawancara dengan Sie Akhlak Rohis Ulul Albab SMK Swadaya Pada Tanggal 21 Mei
2018 jam 15.00. 68 Ade Jamaruddin, “Membangun Sikap Tasamuh Keberagamaan Perspektif Al Qur’an”,
Toleransi: Media Komunikasi Umat Beragama, Vol. 8, No. 2, Juli-Desember 2016, 173. 69 Kementrian Agama RI, Ummul Mukminin (Al Qur’an dan Terjemahan Untuk Wanita)…,
517.
Ayat lain yang dapat menuntun umat Islam untuk mengembangkan
konsep kerukunan antara sesama umat manusia. Misalnya Surat Ali Imran
ayat 103,
“Berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-
orang yang bersaudara dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu
Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”70
Berdasarkan firman Allah di atas, sudah selayaknya sebagai umat
muslim untuk mengikuti petunjuk Allah dalam menghadapi perbedaan-
perbedaan. Toleransi antar umat beragama termasuk ke dalam salah satu
risalah penting yang ada dalam sistem teologi Islam. Karena Allah senantiasa
mengingatkan kita akan keragaman manusia, baik dilihat dari sisi agama,
suku, maupun adat-istiadat.
Sikap toleransi sangat mencerminkan nilai Pancasila dan nilai tersebut
berdasarkan wawancara dengan beberapa anggota Rohis menunjukan belum
sepenuhnya menjiwai siswa anggota Rohis maupun yang non, sehingga
70 Kementrian Agama RI, Ummul Mukminin (Al Qur’an dan Terjemahan Untuk Wanita)…,
63.
aktualisasi nilai-nilai Pancasila sangat tepat jika disosialisasikan pada anggota
Rohis SMK Swadaya.
Selain untuk memperkuat sikap toleransi, aktualisasi nilai-nilai
Pancasila juga sebagai langkah untuk mewujudkan cita-cita anggota. Seperti
yang diungkapkan oleh I.N.A salah satu anggota Rohis,71
“Selama ini kajian kami ini berbasis keislaman saja. Padahal kami
menginginkan anggota dari kami selain memiliki akidah dan akhlak yang baik
juga memiliki jiwa nasionalisme, kegiatan-kegiatan kami mencerminkan sikap
nasionalisme. Jadi, menurut kami aktualisasi nilai Pancasila sangat penting
dijadikan sebagai salah satu materi dalam kegiatan organisasi ini”
Pemaparan tersebut juga diperkuat oleh anggota Rohis yang lainnya72,
“iya mbak, kami ini mau anak-anak Rohis itu selain bisa menumbuhkan
semangat sikap religius baik itu untuk kita sendiri maupun teman-teman yang
lain juga kami pengen setiap kegiatan kami ini mencerminkan sikap
nasionalisme. Selama ini kajian kami fokus sama pengembangan dakwah.”
Dari paparan di atas, menjadikan modul aktualisasi nilai-nilai Pancasila
sangatlah dibutuhkan dalam kajian-kajian organisasi Rohis, karena selain
mengandung materi nilai-nilai Pancasila yang sinkron dengan nilai-nilai
keislaman juga dilengkapi dengan strategi pembelajaran yang akan
memperkuat pemahaman mereka tentang bagaimana mengaktualisasikan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
71 Wawancara dengan Sekretaris Rohis Ulul Albab SMK Swadaya pada tanggal 21 Mei
2018 jam 14.00. 72 Wawancara dengan Sie Pendidikan Rohis Ulul Albab SMK Swadaya pada tanggal 21
Mei 2018 jam 14.00.
4. Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila Anggota Rohis An- Nuur di SMAN 1
Parakan
Kegiatan Rohis di SMAN 1 Parakan antara lain LDK pada awal tahun ajaran,
kegiatan salat jum’at, Pengajian rutin Jum’at pagi di central radio mini untuk
semua siswa/i dilanjut dengan seni baca tulis Al Qur’an, kajian selasa sore
yang diikuti seluruh anggota/pengelola Rohis, nisaiyah yaitu kajian Islam
untuk siswa putri, pembuatan mading, serta PHBI. Selain itu juga ada
kegiatan diluar sekolah seperti wisata religi, studi banding dan pembagian
zakat fitrah.
Sama halnya dengan Rohis Ulul Albab, Aktualisasi nilai-nilai
Pancasila terutama nilai Ketuhanan masih mendominasi dalam berbagai
kegiatan di Rohis An-Nuur. Namun meskipun kajian mereka berbasis
keislaman ada juga siswa anggota Rohis yang memiliki background keislaman
yang kuat dari lingkungannya, dalam pergaulan ataupun dalam organisasi lain
mereka cenderung eksklusif. Seperti yang dipaparkan oleh P.A salah satu
anggota Rohis 73,
“Ada mbak teman saya satu organisasi Rohis ini dia juga termasuk dalam
kepanitiaan, nah dia itu juga masuk dalam salah satu organisasi kemanusiaan
tetapi gak dalam sekolah ini soalnya itu campuran siswa siswi sekabupaten.
Tadinya dia itu aktif namun setelah ada yg non muslim masuk dalam organisasi
tersebut dia malah keluar atau tidak aktif lagi dikarenakan ya itu ada yang beda
agama. Nah dia itu anti banget bergabung sama yang berbeda agama
dengannya”.
73Wawancara dengan Ketua Organisasi Majelis Ta’lim An-Nuur SMAN 1 Parakan pada hari
Sabtu Tanggal 15 juli 2018 jam 09.15.
Pemaparan di atas tidak sesuai dengan firman Allah dalam Q.S Al
Maidah ayat 874,
“wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak
keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.
Berlaku adillah karena (adil) itu lebih dekat dengan taqwa. Dan bertakwalah
kepada Allah, sungguh Allah maha teliti apa yang kamu kerjakan”.
Di dalam Al Qur’an, Allah pun tidak melarang umatnya berbuat baik
terhadap orang yang berbeda agama, ini menandakan sikap saling
menghormati harus kepada semua kalangan, sesuai dengan prinsip rahmatan
lil ‘alamin,75
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil
terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak
(pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang berlaku adil. (Q.S. Al-Mumtahanah: 8).76
74 Kementrian Agama RI, Ummul Mukminin (Al Qur’an dan Terjemahan Untuk Wanita)…,
108. 75 Nur, Mutmainah, “Tafsir Pancasila: Sebuah Telaah Nilai-nilai Islam dalam Al-Qur’an”,
Jurnal Studi Al-Qur’an (2010), 32. 76 Kementrian Agama RI, Ummul Mukminin (Al Qur’an dan Terjemahan Untuk Wanita)…,
550.
Dilihat dari paparan di atas, aktualisasi nilai-nilai Pancasila perlu terus
menerus disosialisasikan tidak hanya melalui pembelajaran PPKn di ruang
kelas tetapi lebih intern dalam keorganisasian juga supaya internalisasinya
lebih maksimal. Karena seperti yang diketahui bahwa bangsa Indonesia ini
terdiri dari beragam suku, budaya dan agama. Setiap orang mempunyai hak
dan kedudukan yang sama untuk berorganisasi dan bersosialisasi.
Hak asasi manusia untuk berorganisasi dan bersosialisasi tercantum
dalam UUD’45 pasal 2877 yang berbunyi “Kemerdekaan berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya
ditetapkan dalam undang-undang”.
Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah pola hidup hedonis dan
materialistis dikalangan pelajar. Contohnya terlihat dalam gaya hidup dan cara
berpenampilan. Mereka para remaja cenderung mengikuti gaya
berpenampilan ala artis atau trend masa kini kadang dengan alasan sepele
supaya tidak dinilai ketinggalan zaman atau dipandang memiliki status sosial
yang tinggi. Mengingat siswa anggota Rohis di sekolah ini adalah seluruh
peserta didik muslim jadi masing-masing mempunyai gaya hidup yang
berbeda-beda.
Agama Islam melarang umatnya untuk bersifat hedonis. Bagi seorang
muslim kenikmatan, kesenangan dan kebahagiaan di dunia, baik berupa harta
benda, keluarga dan kehidupan dunia itu sendiri bersifat sementara. Selain itu
77 Kaelan, Filsafat Pancasila, Yogyakarta: Paradigma, 1996, 72.
juga jumlahnya sedikit, hanya sebatas permainan, senda gurau, dan juga
sebagai ujian. Allah SWT berfirman:
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada
mereka: “Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan
tunaikanlah zakat!” setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba
sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh),
seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. mereka
berkata: “Ya Tuhan Kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada
kami? mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada
Kami sampai kepada beberapa waktu lagi?” Katakanlah: “Kesenangan di
dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang
bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun”(QS. An Nisa : 77)78
Dalam ayat yang lain Allah juga menjelaskan balasan yang akan
diberikan bagi orang yang hanya sibuk mencari kesenangan di dunia.
“Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir
bergerak di dalam negeri; Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian
tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat
yang seburuk-buruknya; akan tetapi orang-orang yang bertaqwa kepada
78 Kementrian Agama RI, Ummul Mukminin (Al Qur’an dan Terjemahan Untuk Wanita)…,
90.
Tuhan; akan tetapi orang-orang yang bertaqwa kepada Tuhannya, bagi
mereka syurga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka
kekal didalamnya sebagai tempat tinggal(anugerah) dari sisi Allah. Dan apa
yang disisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti.”(QS. Ali
Imran : 196-198)79
Oleh karena itu untuk menanggulangi adanya gaya hidup hedonis yang
terlalu mengejar kesenangan dunia dan selalu mengikuti trend yang sedang
booming dikalangan pelajar perlu adanya sosialisasi lebih intensif lagi
mengenai aktualisasi nilai-nilai Pancasila supaya mereka dapat menerapkan
gaya hidup sederhana jauh dari bermewah-mewahan. Serta mereka mampu
mengenali dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
79 Kementrian Agama RI, Ummul Mukminin (Al Qur’an dan Terjemahan Untuk Wanita)…,
76..
BAB III
AKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI PEMBELAJARAN
MODUL DALAM ORGANISASI ROHANI ISLAM
A. Spesifikasi Pengembangan Modul
1. Prototipe Modul
Rancangan materi dalam modul ini disesuaikan dengan kebutuhan lapangan yang
teridentifikasi baik hasil wawancara maupun observasi. Langkah selanjutnya
setelah penggalian informasi kebutuhan di lapangan, peneliti mulai menyusun
prototipe modul.
Prototipe adalah proses pembuatan model sederhana yang memiliki
gambaran dasar tentang modul untuk sebuah pengembangan. Berikut
prototipe modul yang dibuat dalam kertas ukuran 16x24 cm (B5) yang terdiri
dari: cover prototipe modul, kata pengantar, daftar Isi, pengantar modul yang
terdiri dari data urgensitas terkait pertanyaan (mengapa modul ini dibuat?;
prinsip-prinsip apa yang dikembangkan dalam modul ini?; apa landasan yang
digunakan materi modul?), pendahuluan, materi pengantar (uraian materi
pengantar dalam modul berisi penjelasan tentang aktualisasi nilai-nilai
Pancasila dan organisasi Rohis), materi tema 1 sampai 5, daftar pustaka,
biografi penulis, serta cover belakang modul. Berikut gambar cover depan
dan belakang dari modul aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam organisasi
Rohis:
Gambar 2.1 Cover prototipe depan & belakang
2. Prototipe modul dalam mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila
Modul ini merupakan sebuah rancangan pengembangan nilai-nilai Pancasila yang
di dalamnya dilengkapi dengan materi-materi serta contoh strategi
pembelajaran yang terbagi kedalam lima tema. Modul ini akan digunakan
penulis sebagai media bantu untuk digunakan oleh pembina dan anggota
Rohis dalam rangka mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila pada kedua
sekolah yang telah dipilih.
Anggota Rohis pada dua sekolah tersebut berjumlah 724 siswa. Pada
uji coba skala kecil, peneliti menggunakan teknik purposive sampling untuk
pengambilan sampel. Purposive sampling adalah teknik pengambilan data
dengan pertimbangan tertentu.80 Dengan teknik tersebut peneliti mendapatkan
sampel sebanyak 60 yang terdiri dari pengurus Rohis dari kedua sekolah. Pada
80 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2012,
218.
uji coba skala besar, penulis menggunakan tabel bilangan sampel kreetjee81
dan diperoleh sampel sebanyak 254.
Efektivitas penggunaan modul dapat diketahui melalui pretest dan
posttest yang kemudian dianalisis memakai N-gain. Penggunaan modul ini
dilakukan lima kali baik pada uji coba kecil maupun besar, dalam rentang
waktu kurang lebih satu tahun. Hal tersebut bertujuan agar penulis dapat
membandingkan perubahan efektivitas penggunaan modul dengan
menggunakan N-gain yakni pemberian pretest pada awal sebelum penggunaan
pertama kali dan posttest pada akhir, sehingga modul tersebut dapat terus
diperbaiki dan dikembangkan lebih lanjut. Penggunaan modul ini dilakukan
menggunakan metode sosialisasi pada salah satu kegiatan pertemuan rutin
setiap hari selasa dalam organisasi Rohis pada sekolah tersebut.
B. Hasil Validitas Modul
1. Data penilaian dan saran ahli media dan ahli materi
Produk awal yang dikembangkan peneliti diberikan kepada ahli media dan ahli
materi untuk divalidasi. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara
memberikan angket yang mencakup aspek tampilan, penyajian, materi dan
bahasa. Ahli materi yang melakukan validasi kelayakan modul adalah Bp.
Jaka Siswanta, M. Pd. Sedangkan untuk penilaian kelayakan media adalah Dr.
Budiyono Saputro, M. Pd.
81 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D…, 128.
Skala penilaian kualitas modul oleh ahli materi dan ahli media
diperoleh dari konversi data kualitatif skala 1-5. Data validasi yang didapat
dari ahli materi berdasarkan tabel 4.1 yaitu 4.30 interval rerata skor 4,21>X
dengan predikat “sangat baik”82. Sedangkan hasil validasi dari ahli media
berdasarkan tabel 4.2 adalah 4.20 interval rerata skor 3,40<X≤4,21 dengan
predikat “baik”. Dengan demikian, dari hasil penilaian ahli materi dan media,
dapat disimpulkan bahwa modul tersebut layak diuji cobakan dilapangan.
2. Data penilaian dari Pembina Organisasi Rohis
Data hasil validasi produk juga diambil dari penilaian pembina. Validasi modul
diberikan kepada pembina Rohis pada masing-masing sekolah yakni Ibu
Nailufar Elmy, S.Pd.I dan Bp. Hendy Saputra, S.Pd.I.
Berdasarkan table 4.3, data hasil validasi produk dari masing-masing
pembina didapat skor yaitu 3,71 dan 3,59 interval rerata skor semuanya
(3,40<X≤4,21) yang berarti masuk dalam predikat “baik”. Hal tersebut
menyatakan bahwa modul layak untuk diuji cobakan. Pembina selain menilai
produk secara keseluruhan juga memberikan masukan dan saran sebagai
bahan peneliti untuk memperbaiki modul.
3. Data Hasil Penilaian Kelayakan secara Keseluruhan
Berdasarkan tabel 4.4 data hasil validasi dijadikan satu dan dihitung skor rata-
rata keseluruhan. Skor tersebut dijadikan penilaian kelayakan modul. Skor
rata-rata keseluruhan penilaian dari semua validator adalah 3,93 dan berada
82 “Penggunaan Kata ‘ Sangat Baik’ dimaksudkan Untuk Menilai Produk Yang Didesain.,”
pada predikat “Baik” sehingga dapat dinyatakan modul layak untuk digunakan
atau diuji cobakan.
C. Revisi Produk Awal Pengembangan Modul
Peneliti merevisi produk awal modul berdasarkan saran perbaikan yang tercantum
pada tabel 4.5 dari proses validasi . Revisi dilakukan oleh peneliti sebanyak dua
kali yaitu oleh ahli materi diantaranya Pertama, perbaikan penulisan paragraf
dengan kalimat baku (ahli materi menemukan beberapa paragraf dengan kalimat
yang tidak baku sehingga dijumpai satu kalimat dalam satu paragraf). Kedua,
memperjelas sumber rujukan pada setiap paparan materi pengantar yang dikutip
dari buku maupun sumber lain. Ketiga, perbaikan terhadap istilah yang tidak
baku menjadi istilah baku dengan merujuk pada KBBI. Keempat, merubah
kesalahan penulisan huruf kapital sesuai dengan PPBI. Kelima, merubah
penulisan sub judul pada setiap tema. Keenam, memperbaiki dan menambah
konten materi pada modul yang disesuaikan dengan materi yang sedang dibahas.
Revisi modul berikutnya berdasarkan saran dan masukan dari ahli media
diantaranya pertama, cover modul (lambang garuda dibuat tegak). Kedua,
menyertakan KI & KD (modul aktualisasi nilai-nilai Pancasila dibuat untuk
menjadi salah satu bahan ajar dalam kegiatan ekstrakurikuler. Modul tersebut
tidak masuk dalam mata pelajaran, maka penulis tidak menyertakan KI dan KD.
Namun, penulis menyertakan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran pada
halaman sub judul). Ketiga, point “pengantar modul” dari yang tadinya berada
disebelah kiri dirubah ditengah/center. Keempat, memberi keterangan dan
sumber pada setiap gambar. Kelima, merubah kalimat pada point “tujuan modul”
menjadi kalimat yang lebih komunikatif. Keenam, menambah isi materi yang
disesuaikan dengan tema baik materi Pancasila secara umum maupun dikaitkan
dengan konteks keislaman.
Revisi modul selanjutnya berdasarkan saran dan masukan Pembina
organisasi Rohis dari masing-masing sekolah antara lain: pertama, trategi yang
diberikan rata-rata dalam bentuk diskusi didalam ruangan. Kedua, Perlu
ditambahkan indikator sikap pada masing-masing sila, sehingga sasaran yang
dituju lebih jelas (setiap tema dalam prototipe modul sudah tercantum indikator
sikap yang disesuaikan dengan tema yang dibahas. Indikator sikap tersebut
dimasukkan pada point “refleksi”). Ketiga, Keterkaitan materi yang
menyinggung Rohis masih belum ada (prototipe awal modul pada point “materi
pengantar” terkait tema besar “aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam organisasi
Rohis” hanya membahas tentang materi aktualisasi nilai-nilai Pancasila.
Sedangkan materi mengenai organisasi Rohis belum ada. Sehingga setelah
dilakukan validasi, penulis memperbaikinya dengan menambahkan materi
mengenai organisasi Rohis sebagai pengenalan dan pengantar sebelum pendidik
memasuki materi-materi yang lebih terperinci). Keempat, materi yang ada masih
bersifat umum, sehingga dalam penerapannya masih agak sulit (menurut hemat
penulis, materi dalam modul memang harus bersifat umum agar dapat digunakan
oleh semua lembaga pendidikan tingkat sekolah menengah atas atau sederajat.
Namun penulis berusaha mengikuti saran dari Pembina sebagai pengguna modul.
Penulis menambahkan lebih banyak materi mengenai nilai-nilai Pancasila dalam
perspektif Islam pada setiap tema, mengingat pengguna modul adalah pembina
organisasi yang berbasis keislaman yang tidak lain yaitu guru Pendidikan Agama
Islam).
BAB IV
EFEKTIVITAS AKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI
PEMBELAJARAN MODUL DALAM ORGANISASI ROHANI ISLAM
Efektivitas modul aktualisasi nilai-nilai pancasila melalui pembelajaran modul
dalam organisasi Rohis di SMA Parakan dan SMK Swadaya dilakukan
melalui dua kali uji coba yaitu uji coba skala kecil dan skala besar. Sebelum
dilakukan uji coba peneliti melakukan uji soal kepada sejumlah siswa untuk
mengetahui tingkat kesukaran soal.
D. Uji Soal
Uji soal dilakukan peneliti pada siswa untuk menganalisis tingkat
kesukaran dan kemudahan suatu soal menggunakan indeks kesukaran. Besarnya
indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0.83 Dengan Rumus:
P = B
JS
Berdasarkan tabel 9, hasil uji kesukaran soal yang diujikan pada 20 siswa pada
dua sekolah menengah atas/kejuruan adalah sebagai berikut:
83 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2012, 222.
P = indeks kesukaran
B = banyak siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
- Soal dengan P 0,00-0,30 adalah soal sukar
- Soal dengan P 0,30-0,70 adalah soal sedang
- Soal dengan P 0,70-1,00 adalah soal mudah
- Soal nomor 30 adalah soal tersukar karena dari 20 siswa hanya dapat dijawab
oleh 5 siswa P = 5 = 0,25
20
- Soal nomor 1 mempunyai taraf kesukaran P = 14 = 0,7 yang berarti masuk
20
Dalam kategori sedang.
- Soal nomor 6 adalah soal yang paling mudah karena dapat dijawab benar oleh
seluruh siswa P = 20 = 1,0
20
Dari 30 soal yang dibuat oleh pembina mengacu pada aspek
psikomotor yaitu berupa penerapan atau aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan nyata yang disesuaikan dengan materi dari tema satu sampai tema
kelima, 16,66% masuk dalam kategori soal mudah, 76,66% soal dalam
kaegori sedang dan 6,66% masuk pada kategori sukar. Kesimpulannya, soal-
soal tersebut layak untuk dijadikan soal pretest maupun posttest dalam rangka
uji coba produk.
E. Efektifitas Uji Coba Kelayakan Modul
Tahapan selanjutnya yang dilakukan peneliti dalam upaya menghasilkan
produk dari penelitian R&D adalah uji coba produk. Uji coba dalam hal ini
dilakukan sebanyak dua kali yakni uji coba skala kecil dan uji coba skala besar.
1. Uji Coba Skala Kecil
Produk awal yang telah divalidasi dan direvisi, kemudian di uji
cobakan dalam skala kecil yaitu melibatkan 2 orang pembina dan 60 siswa
dari dua sekolahan. Langkah awal yang dilakukan peneliti yaitu dengan
memberikan modul kepada pembina dan pengurus Rohis untuk dipelajari di
rumah. Pada waktu uji coba, pembina menggunakan modul sesuai dengan
petunjuk penggunaan modul dan peserta didik diberikan pretest untuk
mengetahui pengetahuan awal sebelum mempelajari modul kemudian
diberikan posttest pada pembahasan tema terakhir untuk mengetahui
pengetahuan akhir terkait produk setelah uji coba.
Tahap uji coba skala kecil maupun besar dilakukan selama rentang 1
tahun dengan memaparkan seluruh materi yang terdapat dalam modul pada
masing-masing sekolah. Pada setiap kali pertemuan membahas satu tema yang
dilakukan setiap hari selasa sore pukul 16.00-17.00 WIB serta jumat pagi
pukul 07.00-07.30 dalam acara pengajian jumat pagi di SMAN 1 Parakan. Di
SMK Swadaya dilaksanakan pada hari selasa sore pukul 15.00-16.00 dan
jumat pukul 07.00-07.30 dalam kegiatan mutiara pagi.
Data yang diperoleh dari uji coba tersebut terdiri dari angket respon
pembina terhadap modul, data hasil observasi aktivitas pembina, data hasil
observasi aktivitas siswa, respon siswa mengenai pembelajaran menggunakan
modul dan hasil pretest dan posttest serta respon peserta didik melalui angket
dan wawancara untuk mengetahui keefektifan penerapan modul.
a. Respon pembina terhadap modul
Data uji coba yang dijadikan pertimbangan revisi produk salah
satunya adalah respon pembina terhadap modul. Peneliti memberikan modul
pada subjek penelitian uji coba tersebut untuk dipelajari di rumah terlebih
dahulu. Setelah subjek penelitian mempelajari modul dan mengikuti kegiatan
yang dirancang peneliti, dilakukan pemberian angket untuk mengukur respon
pembina terhadap modul. Dalam pelaksanaan kegiatan, peneliti melibatkan
pihak lain yaitu observer luar untuk membantu penelitian.
Respon untuk pembina meliputi beberapa aspek, diantaranya aspek
tata bahasa, kemanfaatan modul, desain modul, penyajian modul, materi
modul dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan tabel 6.1 dan 6.2, dapat
dijelaskan bahwa respon dari kedua pembina memiliki rata-rata skor 4,1
dalam rentang 3,40 < X ≤ 4,21 dan memiliki prosentase 82%. Sehingga
respon pembina terhadap modul termasuk dalam kriteria “Sangat Tinggi”. Hal
ini menjadi acuan bahwa modul mendapatkan respon yang sangat baik dari
kalangan Pembina organisasi Rohis.
b. Data hasil observasi aktivitas Pembina Rohis
Berikut data observasi peningkatan kemampuan pembina dalam
penerapan modul:
Nama observer I : Mulyono, S.Pd.SD
Profil : Guru/Pendidik SMA
Nama observer II : Rika Erliyana, S.Pd.I
Profil : Peneliti
Kod
e
Indikator Kemampuan Pembina
1 Memahami tujuan sosialisasi modul
2 Memahami media/alat yang akan dipakai dalam sosialisasi
modul
3 Memahami materi sesuai dengan tema yang dibahas
4 Memahami tahapan-tahapan sosialisasi modul yang
berlangsung
5 Memahami apa yang dibutuhkan dalam melaksanakan strategi
sosialisasi modul tersebut
6
Kreatif dalam mengembangkan ide, sehingga siswa belajar
banyak tentang
materi yang diberikan
7 Menerangkan dengan jelas petunjuk untuk menjalankan
aktivtias sosialisasi modul
8 Mendorong keberhasilan hubungan sosial melalui diskusi
serta pembagian peran/tugas
9 Dapat menjadi sumber pengetahuan bagi peserta didik.
10
Rites of integration (menciptakan aktivitas yang dapat
membantu siswa belajar mengenai nilai-nilai yang
terkandung dalam kegiatan sosialisasi modul)
11 Rites of renewal (pembina memberi bantuan pada siswa
dengan memotivasi)
12
Memberikan waktu yang cukup pada siswa untuk
merumuskan gagasan, bereksplorasi dan membuat
kesimpulan
13 Memberi kesempatan pada setiap siswa untuk memberikan
kesimpulan berdasarkan masalah yang dibahas
14 Rites of conflict reduction (menciptakan suasana pembelajaran
yang menyenangkan)
15 Memperkuat pemahaman siswa dengan memberikan
klarifikasi
Tabel 7.1. Indikator Peningkatan Kemampuan Pembina dalam Penerapan
Modul
Dari tabel 7.4, dapat dijelaskan bahwa hasil observasi peningkatan
kemampuan pembina dalam penerapan modul dari kedua pembina masing-
masing memiliki rata-rata skor 4,36 dan 4,26 dan memiliki prosentase
86,33%. Sehingga dari kedua observer dalam rangka observasi peningkatan
kemampuan pembina dalam penerapan modul masuk dalam kriteria “Sangat
Tinggi”.
c. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Kode Indikator Kemampuan Siswa
1 Terlibat dalam aktivitas yang dirancang oleh Pembina
2 Tolerance (melakukan dan mengajarkan rasa toleransi pada sesama
teman)
3 Akif mengutarakan pendapat mengenai topik yang dibahas
4 Bergabung dan berbaur dengan teman tanpa pilih-pilih
5 Confidence (memiliki rasa berani dan percaya diri)
6 Justice (memberikan kritikan yang tegas jika ada kesalahan)
7 Equality (memandang bahwa antara laki-laki maupun perempuan berhak
menerima perlakuan yang sama)
8 Cooperation (mengahargai siswa laki-laki maupun perempuan dengan
melakukan kerjasama yang adil)
9 Belajar teknik mengumpulkan informasi (bertanya, dan melakukan
eksperimen).
10 Mampu mengikuti pembelajaran dengan baik dan paham materi yang sudah
dibahas
Tabel 8.1 Indikator Peningkatan Kemampuan siswa dalam Penerapan Modul
Dari tabel 8.2, dapat dijelaskan bahwa hasil observasi peningkatan
kemampuan 30 siswa dalam penerapan modul memiliki rata-rata skor 4,19
dan memiliki prosentase 84%. Sehingga hasil dari kedua observer dalam
rangka observasi peningkatan kemampuan siswa dalam penerapan modul
masuk dalam kriteria “Sangat Tinggi”.
d. Pretest-Postest
Keefektifan penggunaan modul dapat dilihat pada hasil pretest-
posttest melalui dua kali uji coba skala kecil dan skala besar. Pretest-posttest
dalam uji coba skala kecil terdiri dari 60 siswa yang diambil berdasarkan
teknik purposive sampling yaitu siswa pengurus Rohis dari kedua sekolah.
Hasil pretest-posttest pembelajaran menggunakan modul aktualisasi
nilai-nilai Pancasila dalam Organisasi Rohis di SMAN 1 Parakan dan SMK
Swadaya yang dianalisa menggunakan nilai gain ternormalisasi (N-gain)
mengalami peningatan sebanyak 4,9 dengan gain standar 0,71 (N-gain ≥
0,70) yang menunjukan kriteria “Tinggi”. Hal tersebut dibuktikan dalam tabel
9.1 yaitu hasil pretest 23,1 sedangkan hasil posttest 28. Dari hasil pretest dan
posttest di masing-masing sekolah dapat disimpulkan bahwa penggunaan
modul dalam Organisasi Rohis memiliki pengaruh yang tinggi dalam
meningkatkan kemampuan siswa mengenali maupun mengidentifikasi nilai-
nilai Pancasila. Serta mengenali atau mampu mengidentifikasi aktualisasi
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan keluarga, sekolah, bermasyarakat,
berbangsa maupun bernegara.
2. Uji Coba Skala Besar
Produk Modul yang telah diujicobakan pada kelompok skala kecil dan telah
direvisi oleh peneliti diuji cobakan pada kelompok besar sebagai tahap
ujicoba terakhir untuk mendapatkan produk yang layak digunakan. Subjek
ujicoba berjumlah 254 siswa pada kedua sekolah. Data yang diperoleh dari
ujicoba kelompok besar ini terdiri dari hasil observasi terhadap peningkatan
kemampuan pembina dan siswa serta hasil pretest dan posttest siswa.
a. Data hasil observasi aktivitas Pembina Rohis
Berikut data observasi peningkatan kemampuan pembina dalam
penerapan modul:
Nama observer I : Mulyono, S.Pd
Profil : Guru/Pendidik
Nama observer II : Rika Erliyana, S.Pd.I
Profil : Peneliti
Hasil pengamatan dari tabel 10.3 dapat dijelaskan bahwa hasil
observasi peningkatan kemampuan pembina dalam penerapan modul dari
masing-masing sekolah memiliki rata-rata skor 4,5 dan 4,5 dengan rata-
rata skor 4.5 dan memiliki prosentase 90%. Sehingga dari kedua observer
dalam rangka observasi peningkatan kemampuan pembina dalam
penerapan modul masuk dalam kriteria “Sangat Tinggi”.
b. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Dari tabel 11.1, dapat dijelaskan bahwa hasil observasi
peningkatan kemampuan siswa dalam penerapan modul pada saat uji
coba skala besar yang terdiri dari 254 siswa dan dilakukan oleh dua orang
observer masing-masing memiliki rata-rata skor 4,01 dan 4 dengan
jumlah 8.07 dan rata-rata skor 4 dan memiliki prosentase 81%. Sehingga
dari kedua observer dalam rangka observasi peningkatan kemampuan
siswa dalam penerapan modul dinyatakan dalam kriteria “Sangat Tinggi”.
Siswa mampu menunjukan pemahaman mereka dalam menerapkan
modul aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam Organisasi Rohis.
c. Pretest-postest uji coba skala besar
Berikut data pretest-postest siswa pada uji coba skala besar yang
terdiri dari 254 siswa. Hasil pretest-posttest pembelajaran menggunakan
modul aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam Organisasi Rohis di SMAN
1 Parakan dan SMK Swadaya yang dianalisa menggunakan nilai gain
ternormalisasi (N-gain) mengalami peningatan sebanyak 6,5 dengan gain
standar 0,76 (N-gain ≥ 0,70) yang menunjukan kriteria “Tinggi”. Hal
tersebut dibuktikan dalam tabel 12.1 yaitu hasil pretest 21,4 sedangkan
hasil posttest 28. Dari hasil pretest dan posttest di masing-masing sekolah
pada uji coba skala besar dapat disimpulkan bahwa penggunaan modul
aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam Organisasi Rohis memiliki
pengaruh yang tinggi dalam meningkatkan kemampuan siswa mengenali
maupun mengidentifikasi nilai-nilai Pancasila. Serta mengenali atau
mampu mengidentifikasi aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan keluarga, sekolah, bermasyarakat, berbangsa maupun
bernegara.
F. Refleksi
Setelah dilakukan uji coba modul maka siswa mengisi refleksi yang
disediakan disetiap akhir materi dalam pembelajaran modul yang terlihat pada
tabel 13.1. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui efektifitas serta perubahan
sikap terkait aktualisasi nilai-nilai Pancasila yang sudah disosialisasikan.
Efektifitas tersebut dibuktikan dengan meningkatnya hasil pretest-postest yang
dapat dilihat pada tabel 12.1. Siswa anggota Rohis yang tadinya belum mampu
mengenali dan mengidentifikasi aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari, setelah dilakukan sosialisasi menggunakan modul menjadi paham
(lihat hasil pretest 21,4, hasil posttest 28 meningkat sebanyak 6,5 dengan gain
standar 0,76). Hasil dari pretest-postest tersebut diperkuat dengan beberapa
potret kecil pengamatan perubahan sikap, dokumentasi berupa foto dan
wawancara dari beberapa siswa anggota Rohis pada kedua sekolah tersebut.
Berikut beberapa bentuk realisasi dari efektifitas pembelajaran modul.
pertama, semakin bertambahnya kesadaran mereka terhadap nilai ketuhanan.
Selain dibuktikan dengan tabel peningkatan hasil pretest-postest, hal tersebut
juga terlihat dari observasi aktivitas shalat dzuhur dan ashar siswa anggota Rohis
secara berjamaah dan tepat waktu. Potret kecil dari pernyataan tersebut terlihat
dari salah satu gambar berikut yang menampilkan siswa anggota Rohis yang
terlihat sedang melaksanakan shalat dzuhur berjamaah.
Gambar 3.1 aktivitas shalat berjamaah anggota Rohis di SMAN 1 Parakan
Hal tersebut di atas juga di rasakan oleh pengurus Rohis di SMK
Swadaya, seperti yang dipaparkan oleh O.I,
“Perubahan sikap yang kami lihat dan kami rasakan itu ketika adzan shalat
dzuhur dan shalat ashar mbak. Mereka bergegas menuju masjid ketika
mendengar adzan. Sebelumnya ketika mendengar adzan dan pengurus Rohis
mengingatkan untuk shalat mereka bilangnya nanti dulu”84
Selain bertambahnya ketakwaan mereka dalam hal beribadah, aktualisasi
nilai-nilai Pancasila juga menambah wawasan mereka tentang pentingnya
toleransi terhadap sesama terutama dalam hal keyakinan. Siswa anggota Rohis
84 Wawancara dengan Sie Akhlak Rohis Ulul Albab Pada tanggal 15 Februari 2019 jam 15.00.
yang memiliki background keislaman yang kuat dari lingkungannya, dan yang
tadinya enggan berbaur dalam satu organisasi dengan siswa non muslim setelah
mendapatkan sosialisasi aktualisasi nilai-nilai Pancasila menjadi terbuka dan mau
menerima perbedaan keyakinan tersebut. Pernyataan ini diperkuat oleh
pernyataan P.A85,
“Alhamdulillah mbak sekarang siswa yang dulu saya cerita sama mbak itu
waktu awal mula mbak tanya-tanya sama saya itu yang tadinya dia aktif ikut
salah satu organisasi siswa SMA se-kabupaten terus karena ada yang non
muslim dia jadi gak aktif, sekarang dia sudah aktif lagi.”
Kedua, Dampak positif lain dari aktualisasi nilai-nilai Pancasila melalui
pembelajaran modul juga memperdalam pemahaman mereka mengenai
pentingnya sikap tasamuh. Hal tersebut terlihat dari banyaknya siswa muslim
saling menyapa dengan ramah dan adanya diskusi yang aktif pada siswa non
muslim begitu juga sebaliknya. Pernyataan tersebut diperkuat oleh pernyataan
dari F.W,86
“setelah kami mendapatkan tambahan wawasan nilai-nilai Pancasila kami jadi
semakin paham akan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Salah satunya
kami merasa kita semua sama tidak ada bedanya di hadapan Allah, yang
membedakan hanya ketakwaan kami. Dan kami jadi lebih menghargai satu
sama lain.”
Ketiga, Aktualisasi nilai persatuan nampak pada siswa anggota Rohis
yang lebih mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dan
golongan. Seperti contoh yang terlihat ketika pengadaan bakti sosial di
85 Wawancara dengan Ketua Rohis An-Nuur Pada tanggal 19 Februari 2019 jam 15.00. 86 Wawancara dengan Sie Pendidikan Rohis Ulul Albab Pada tanggal 15 Februari 2019 jam
15.00.
lingkungan sekitar sekolah dan penggalangan untuk korban bencana alam siswa
terlihat bersemangat, berbaur dan bersatu padu. Hal tersebut nampak pada
gambar berikut ini:
Gambar 3.2 Siswa terlihat berbaur akrab satu sama lain setelah kegiatan baksos di
lingkungan sekitar sekolah di SMAN 1 Parakan
Gambar 3.3 Siswa muslim maupun non muslim terlihat berbaur akrab satu sama lain
setelah kegiatan baksos di lingkungan sekitar sekolah di SMAN 1 Parakan
Gambar 3.4 Baksos di masjid sekitar sekolah oleh anggota Rohis Ulul
Albab SMK Swadaya
Gambar 3.5 Aktivitas siswa putra setelah Baksos di masjid sekitar sekolah oleh
anggota Rohis Ulul Albab SMK Swadaya
Keempat, Aktualisasi nilai kerakyatan/demokrasi nampak dari kegiatan
mengadakan musyawarah untuk membuat keputusan bersama. Contoh dari
pernyataan tersebut terlihat ketika perngurus Rohis mengadakan musyawarah
yang adil dan bebas berpendapat dalam menentukan rencana kegiatan untuk
perayaan hari besar keagamaan.
Gambar 3.6 anggota Rohis Ulul Albab bermusyawarah dengan pembina
dalam menentukan acara isra miraj pada bulan april mendatang
Gambar 3.7 Anggota Rohis An Nuur bermusyawarah dengan pembina dalam
menentukan acara isra miraj pada bulan april mendatang
Kelima, Aktualisasi nilai keadilan terlihat dari siswa-siswa yang
sebelumnya memiliki sikap hedonis, sudah cukup berkurang. Nampak dari sifat
kesederhanaan yang tidak terlalu memperlihatlkan gaya hidup mewah dengan
berpenampilan yang tidak ganti-ganti sesuai mode yang sedang tren supaya
dipandang siswa lain dari kalangan sosial yang tinggi serta menghargai sesama
teman yang memiliki gaya hidup sederhana. Pernyataan berikut sejalan dengan
apa yang dipaparkan oleh I.N.A:
“Alhamdulillah mbak setelah adanya pembelajaran modul ini siswa anggota
Rohis yang tadinya terlihat berpenampilan wah.. memakai aksesoris yang
berlebihan sekarang terlihat lebih sederhana. Mungkin karena anak tersebut
sudah sadar cara menghargai sesama teman yang memiliki gaya hidup
sederhana”.87
Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh M.I anggota Rohis An-
nuur88,
“aktualisasi nilai keadilan menurut pengamatan saya terlihat dari beberapa siswa
dari anggota kami yang pada saat kegiatan di luar sekolah mereka
mengendarai mobil sekarang sudah jarang. Mungkin karena mereka sadar
bahwa disamping belum memiliki SIM mereka juga harus menjaga perasaan
sesama anggota yang berasal dari latar belakang keluarga yang biasa saja
bahkan maaf mbak.. bahkan banyak anggota kami yang sepeda motor pun
tak punya”.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas diketahui bahwa aktualisasi
nilai-nilai Pancasila telah dikenal dan dipahami oleh para siswa. Hal tersebut
merupakan tonggak awal pengembangan sikap nasionalisme pada siswa dan
organisasi keislaman di Sekolah Menengah Atas atau sederajat. Seperti yang
dipaparkan oleh M.L siswa pengurus Rohis,
87 Wawancara dengan Wakil sekertaris Rohis Ulul Albab Pada tanggal 15 Februari 2019 jam
15.00. 88 Wawancara dengan Sie Humas An-Nuur Pada tanggal 19 Februari 2019 jam 15.30.
“Saya mewakili teman-teman semua merasa bahwa sosialisasi aktualisasi
nilai-nilai pancasila membantu kami mengenal, memahami nilai-nilai selain
nilai keagamaan saja seperti nilai-nilai kemanusiaan, persatuan, kerakyatan
dan keadilan yang bisa saling dihubungkan dalam sikap keseharian.
Sehingga sikap nasionalis religius kami semakin berkembang.”89
Berdasarkan paparan-parapan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
bentuk aktualisasi nilai-nilai Pancasila pada siswa anggota Rohis diantaranya
sebagai berikut (1) semakin bertambahnya kesadaran mereka terhadap
pentingnya nilai ketuhanan diantaranya dengan menjalankan shalat tepat waktu.
Serta meningkatnya pemahaman mereka terhadap pentingnya toleransi terhadap
sesama. (2) memperdalam pemahaman mereka mengenai pentingnya sikap
tasamuh. (3) siswa anggota Rohis lebih mengutamakan kepentingan umum di
atas kepentingan pribadi dan golongan. (4) adanya musyawarah yang adil dan
bebas berpendapat dalam menentukan rencana kegiatan. (5) Aktualisasi nilai
keadilan terlihat dari siswa-siswa yang sebelumnya memiliki sikap hedonis,
sudah cukup berkurang, hal tersebut tampak dari sifat kesederhanaan dalam
keseharian mereka.
89 Wawancara dengan M.L Anggota Rohis An-Nuur SMAN 1 Parakan pada hari selasa 19
Februari 2019 pukul 16.00 WIB.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Aktualisasi nilai-nilai Pancasila melalui pembelajaran modul pada siswa
anggota Rohis berupa kegiatan sosialisasi dengan pemaparan semua tema
yang terdapat pada modul. Berikut potret-potret kecil sikap hasil aktualisasi
nilai-nilai Pancasila dalam Rohis yang dibuktikan dengan observasi,
dokumentasi, maupun wawancara seperti yang terrinci pada bab IV:
a. Aktualisasi nilai ketuhanan terlihat dari aktivitas siswa anggota Rohis
yang semakin kuat ketakwaan mereka terhadap agama. Seperti
terciptanya suasana taat beribadah terutama di lingkungan sekolah. Hal
tersebut nampak dari semakin banyak siswa yang bergegas menuju
masjid sekolah ketika adzan sholat dzuhur maupun ashar berkumandang.
Hal lain yang menyangkut nilai ketuhanan yaitu masalah toleransi. Siswa
muslim dengan background yang kuat dari lingkungannya semakin lebih
menghargai dan menerima adanya perbedaan dalam hal keyakinan pada
masing-masing individu.
b. Aktualisasi nilai kemanusiaan terlihat dari banyaknya siswa muslim
saling menyapa dengan ramah dan adanya diskusi yang aktif pada siswa
non muslim begitu juga sebaliknya.
c. Aktualisasi nilai persatuan terlihat dari siswa anggota Rohis yang
mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dan
golongan. Seperti contoh yang terlihat ketika pengadaan bakti sosial di
lingkungan sekitar sekolah dan penggalangan untuk korban bencana alam
siswa muslim maupun non muslim terlihat berbaur dan bersatu padu.
d. Aktualisasi nilai kerakyatan tercermin dari siswa yang mengadakan
musyawarah dengan pembina untuk mencapai mufakat. Contoh dari
pernyataan tersebut terlihat ketika pengurus Rohis mengadakan
musyawarah yang adil dan bebas berpendapat dalam menentukan rencana
kegiatan untuk acara isra’ miraj april 2019 serta menentukan panitianya.
e. Aktualisasi nilai Keadilan terlihat dari hidup sederhana siswa anggota
Rohis. Hal tersebut nampak dari siswa-siswa yang sebelumnya memiliki
sikap hedonis sudah cukup berkurang dengan tidak terlalu
memperlihatkan gaya hidup mewah dan menghargai sesama teman yang
memiliki gaya hidup sederhana.
2. Pembelajaran modul efektiv untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila
pada siswa anggota Rohis dibuktikan berdasarkan analisa data keseluruhan
validator diperoleh skor 3,93 yang berada pada kategori “Baik”. Skor respon
pembina terhadap modul sebesar 82% yang berada pada kategori “sangat
tinggi”. Observasi peningkatan kemampuan pembina dalam menerapkan
modul pada ujicoba skala kecil 86,33% dan uji coba skala besar 89% yang
sama-sama berada pada kategori “sangat tinggi”. Modul tersebut berada
dalam kategori “sangat tinggi” dalam meningkatkan kemampuan anak
sebesar 89% pada uji coba skala kecil dan 81% pada uji coba skala besar.
Selanjutnya hasil pretest dan posttest yang dianalisa menggunakan
nilai gain ternormalisasi (N-gain) pada uji coba skala kecil berada pada gain
standar 0.71 dengan interpretasi “tinggi”, dan dalam uji coba skala besar
berada pada gain standar 0.70 dengan interpretasi “tinggi”. Dengan demikian
penggunaan Modul dianggap efektiv sebagai media atau alat bantu untuk
meningkatkan kemampuan siswa mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila
dalam Organisasi Rohis.
B. Saran
1. Untuk calon peneliti selanjutnya diharapkan dapat melaksanakan penelitian
pengembangan sampai tahap selanjutnya yakni pemakaian modul secara luas
dengan melibatkan lebih banyak sekolah. Hal tersebut memerlukan
dukungan dari beberapa pihak diantaranya para pengelola lembaga
SMA/SMK, yayasan pengelola lembaga, kementrian pendidikan dan
kebudayaan, kementrian agama bahkan lembaga swadaya masyarakat
terkait.
2. Materi dalam modul yang dikembangkan selanjutnya pada segala jenjang
pendidikan.
3. Aktualisasi nilai-nilai Pancasila melalui pembelajaran modul dalam
Organisasi Majlis Taklim diejawantahkan dan dikembangkan dalam seluruh
tema-tema dan sub tema yang berlaku sesuai kurikulum berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Nurdin, Ahmad. ”Scholarly Feminist Versus Internet Commentator on Women
Issues in Islam”, Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies. Vol 1, No
2 (Desember 2011): 171-204.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
Borg and Gall. Education Research. New York: Allyn and Bacon, 2003.
Brannen, Julia. Menggabungkan Pendekatan Kuantitatif dan Pendekatan Kualitatif:
Sebuah Tinjauan. Terj. Nuktah Arfawie Kurde. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2002.
Creswell, John. Research Design, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.
Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Departemen Pendidikan Nasional. Pengembangan Bahan Ajar dan Media. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional,2008.
De Souza, Marian. “Religious Education and Diversity”. Journal of Religion
Education. Vol. 60 No. 1 (2012): 2-85.
Dirjen PAIS & Depdiknas. Panduan Pelaksanaan Rohani Islam. Jakarta: Kemenag &
Kemendiknas, 2009.
Jamaruddin, Ade. “Membangun Sikap Tasamuh Keberagamaan Perspektif Al
Qur’an”, Toleransi: Media Komunikasi Umat Beragama, Vol. 8, No. 2 (Juli-
Desember 2016): 170-187.
Kaelan. Filsafat Pancasila Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Yogyakarta:
Paradigma, 2009.
Kementrian Agama RI. Ummul Mukminin (Al Qur’an dan Terjemahan Untuk
Wanita). Jakarta: Wali, 2014.
Leena Metsäpelto, Riitta & Lea Pulkkinen. “The Benefits of Extracurricular
Activities for Socioeotional and School Achievement in Middle Chidhood: An
Overview of The Research”, Journal for Education Research Online Journal
fur Bildungs for schung Online. Vol. 6 No. 3 (2014): 10-33.
Meyer, R. Designing Learning Modules For Inserrice Teacher Education. Australia:
Centre for Advancement of Teaching, 1978.
Ms Bakry, Noor. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017.
Mutmainah, Nur. “Tafsir Pancasila: Sebuah Telaah Nilai-nilai Islam dalam Al-
Qur’an”, Jurnal Studi Al-Qur’an, Vol. VI, No. I (1 Januari 2010): 27-36.
Naim, Ngainun. Islam dan Pancasila; Rekonstruksi Pemikiran Nurcholish Madjid.
Epistemé. Vol. 10, No. 2 (Desember 2015): 436-456.
Nasution, S. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta:
Bumi Aksara, 2010.
Oepen, Manfred dan Walfgang Karcher. Dinamika Pesantren, Dampak Pesantren
Dalam Pendidikan. Jakarta: P3M, 1987.
R Hake, Richard. Http://Www. Physics. Indiana. Edu/~ Sdi/Analyzing Change-Gain.,
1999.
Sardjijo, “Building National Character Through Extracurricular Activity in SMP “X”
Bandung”, International Journal of Recent Scientific Research, Vol. 8, Issue 7
(July 2017): 18573-18577.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan
R&D). Bandung: Alfabeta, 2008.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan
R&D). Bandung: Alfabeta, 2010.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2012.
Sugiyono. Cara Mudah Menyusun: Skripsi, Tesis dan Disertasi. Bandung: Alfabeta,
2015.
Sudarwan, Danim. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia, 2002.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo, 2011.
Syafi’ AS. “Pengaruh Nilai-nilai Pancasila dan Ajaran Islam Terhadap Tujuan
Pendidikan Nasional”, Jurnal Sumbula, Vol 1, No 1 (Januari-Juni 2016): 61-
84.
Thomas Martoredjo, Nikodemus. Building Character Through Pancasila Values To
Sovereign Nation, Humaniora. Vol. 7, No. 1 (Januari 2016): 116-121.
Warso & Agus Wasisto Dwi Doso. Publikasi Ilmiah Pembuatan Buku, Modul, Diktat
& Nilai Angka Kreditnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016.
Wahyudi, “Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila Dalam Pembangunan Karakter Bangsa
Indonesia”, Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan Inovasi
Pembelajaran Berbasis Karakter dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN, dalam https://www.coursehero.com/file/31245607/reaktualisasi-
nilai-nilai-pancasila-dalam pembangunan-karakter-bangsa-indonesiapdf/
Yusuf LN, Syamsu. Psikologi Belajar Agama. Bandung: Pustaka Banin Quraisyi,
2004.
Profil Sekolah yang diambil dari Tata Usaha SMAN 1 Paraka pada tanggal 16 Juli 2018.
Profil Sekolah yang diambil dari Tata Usaha SMAN 1 Paraka pada tanggal 16 Juli 2018.
Profil Rohis Ulul Albab SMK Swadaya Temanggung yang diakses dari kepengurusan
organisasi pada tanggal 15 juli 2018.
Profil Majelis Ta’lim An-Nuur SMAN 1 Parakan yang diakses dari kepengurusan organisasi
pada tanggal 16 Juli 2018.
Hasil Observasi dan Wawancara dengan Wakil Ketua Rohis Ulul Albab SMK Swadaya
Pada Tanggal 21 Mei 2018 jam 14.00.
Hasil Observasi dan Wawancara dengan Sie Akhlak Rohis Ulul Albab SMK Swadaya Pada
Tanggal 21 Mei 2018 jam 15.00.
Hasil Observasi dan Wawancara dengan Sekretaris Rohis Ulul Albab SMK Swadaya pada
tanggal 21 Mei 2018 jam 14.00.
Hasil Observasi dan Wawancara dengan Sie Pendidikan Rohis Ulul Albab SMK Swadaya
pada tanggal 21 Mei 2018 jam 14.00.
Hasil Observasi dan Wawancara dengan Ketua Organisasi Majelis Ta’lim An-Nuur SMAN
1 Parakan pada hari Sabtu Tanggal 15 juli 2018 jam 09.15.
Hasil Observasi dan Wawancara dengan Sie Humas An-Nuur Pada tanggal 19 Februari
2019 jam 15.30.
Hasil Observasi dan Wawancara dengan M.L Anggota Rohis An-Nuur SMAN 1 Parakan
pada hari selasa 19 Februari 2019 pukul 16.00 WIB.
http://www.wahidinstitute.org/wi-id/indeks-opini/280-intoleransi-kaum pelajar.html
diakses pada 15 Januari 2019 pukul 11.44 WIB.
No Aspek Penilaian Butir Penilaian Skor
1
PENYAJIAN
Teknik Penyajian
Konsistensi sistematika pola penyajian 4
Keruntutan penyajian 5
Kelengkapan dan
Pendukung
Penyajian
Kata pengantar 3
Daftar isi 5
Pengantar modul (alasan penyusunan modul,
prinsip yang digunakan, landasan, siapa
pengguna modul)
4
Pendahuluan (latar belakang, tujuan) 3
Petunjuk penggunaan modul 4
Materi pengantar 4
Indikator 4
Daftar pustaka 4
Penyajian
Pembelajaran
Keterlibatan peserta didik 5
2
MATERI
Kesesuaian
materi
dengan tema
Kelengkapan materi 5
Keluasan dan kedalaman materi 4
Kesesuaian tujuan yang akan dicapai pada setiap
tema
5
Kejelasan uraian materi 4
Kemudahan pemahaman materi 4
Pendukun
g
Materi
Pembelajaran
Kesesuaian pemilihan strategi dengan tema 4
Kesesuaian rubrik dengan materi 5
Kesesuaian Penggunaan alat dan bahan pada
strategi yang digunakan
5
Kesesuaian evaluasi/refleksi dengan materi 5
Pemilihan strategi mendorong untuk
mencari
informasi lebih jauh
5
3 BAHASA
Lugas Keefektifan kalimat dan kebakuan istilah 3
Komunikatif keterbacaan pesan, ketepatan penggunaan
kaidah bahasa
4
Dialogis dan
interaktif
kemampuan memotivasi pesan atau
informasi, mendorong berpikir kritis
5
Kesesuaia
n
Kesesuaian dengan tingkat perkembangan
intelektual dan emosional peserta
5
dengan
tingka
t
perkemba
ngan
peserta didik.
didik
Pengguna
an
istilah
atau
symb
ol
Konsistensi penggunaan istilah, symbol
atau ikon
4
Skor total 112
Rerata 4,30
Kriteria SANGAT
BAIK
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Ahli Materi
No Aspek Penilaian Butir Penilaian Skor
1
TAMPILAN
Ukuran Kesesuaian ukuran modul dengan
standar ISO. 5
Kesesuaian ukuran dengan materi isi
modul. 5
Desain sampul Menampilkan pusat pandang (center
point) yang baik. 3
Warna dan unsur tata letak harmonis
dan
memperjelas fungsi.
4
Ukuran huruf judul buku lebih
dominan dan proporsional
dibandingkan ukuran
buku, nama pengarang
5
Warna judul buku kontras dengan
warna
latar belakang
5
Tidak menggunakan terlalu banyak
kombinasi jenis huruf 4
Konsistensi Tata Letak Penempatan unsur tata letak konsisten
berdasarkan pola. 4
Pemisahan antar paragraf jelas 4
Penempatan judul kegiatan belajar,
sub
judul kegiatan belajar, dan angka
halaman tidak mengganggu
pemahaman.
4
Penempatan hiasan/ ilustrasi sebagai
latar belakang tidak mengganggu
judul,
teks, angka halaman.
4
Tidak menggunakan terlalu banyak
jenis 4
Huruf
Ilustrasi isi Mampu mengungkap makna/ arti dari
objek. 4
Bentuk akurat dan Proporsional 4
Penyajian keseluruhan ilustrasi serasi. 4
Kreatif dan dinamis. 4
Skor total 67
Rerata 4, 20
Kriteria BAIK
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Ahli Media
No Aspek Penilaian Butir Penilaian Skor
Pembina I Pembina II
1
Aspek Tampilan Kejelasan teks 4 4
Kejelasan gambar 4 3
Keterbacaan tulisan 4 4
Kesesuaian ikon pada rubric 4 5
Kesesuaian gambar dan ilustrasi
pada setiap tema 4 5
2
Penyajian Materi
Konsistensi sistematika pola
penyajian materi 3 3
Keruntutan penyajian materi 4 3
Kejelasan kalimat 4 4
kejelasan symbol dan lambing 4 3
Kejelasan istilah 3 3
Kesesuaian strategi yang digunakan
dengan materi 3 3
Kesesuaian alat dan bahan yang
digunakan dengan strategi yang
dipilih
4 4
Kelengkapan dan
Pendukung
Penyajian materi
Kata pengantar 4 3
Daftar isi 4 3
Pengantar modul (alasan
penyusunan modul, prinsip yang
digunakan, landasan, siapa
pengguna modul)
4 4
Pendahuluan (latar belakang, tujuan) 4 4
Petunjuk penggunaan modul 4 4
Materi pengantar 4 3
Indikator 4 3
Daftar pustaka 3 3
Penyajian
Pembelajaran
Keterlibatan peserta didik 3 3
3
Bahasa Lugas (keefektifan kalimat,
kebakuan istilah) 4 3
Komunikatif (keterbacaan pesan,
ketepatan penggunaan kaidah
bahasa)
3 3
Dialogis dan interaktif (kemampuan
memotivasi pesan atau
informasi, mendorong berpikir
kritis)
3 4
Kesesuaian dengan tingkat
perkembangan intelektual dan
emosional peserta didik
4 3
Konsistensi penggunaan istilah,
symbol atau ikon 4 4
4
Manfaat Kemudahan belajar 4 3
Ketertarikan menggunakan bahan
ajar berupa modul 3 3
Skor Total 104 97
Rerata 3,71 3,59
Kriteria BAIK BAIK
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Pembina Organisasi Majelis Taklim
No. Validator Nilai Kriteria
1. Ahli Materi 4,30 Sangat baik
2. Ahli Media 4,12 Baik
3. Pendidik 1 3,71 Baik
4. Pendidik 2 3,59 Baik
Jumlah 15,72 -
Rata-Rata 3,93 BAIK
Tabel 4.4 Skor Penilaian Keseluruhan
No. Validator Saran Perbaikan
1 Ahli Materi 1. Banyak penulisan paragraf dengan kalimat tidak
baku sehingga dijumpai 1 paragraf 1kalimat
2. Sumber rujukan dalam setiap paparan materi inti
tidak ditulis dengan jelas
3. Pembakuan istilah perlu dikaji ulang
4. Penggunaan tanda huruf capital perlu dikaji ulang
sesuai dengan PPBI
5. Penulisan sub judul pada setiap tema
dikembalikan kepada yang semestinya
6. Beberapa konten kalimat dalam modul perlu di
benahi disesuaikan dengan tema
2 Ahli Media 1. Cover lambang garuda dibuat tegak
2. Sertakan KI & KD
3. Pengantar modul ditengahkan/ center
4. Gambar diberi keterangan beserta sumbernya
5. Hal XI tujuan diberikan pengantar dan masih
kurang komunikatif
6. Perlu ditambah kesesuaian tema dengan isi materi
3. Pembina I 1. Perlu ditambahkan indikator sikap pada masing-
masing sila, sehingga sasaran yang dituju lebih
jelas.
2. Keterkaitan materi yang menyinggung
ROHIS/MT masih belum ada.
3. Materi yang ada masih bersifat umum, sehingga
dalam penerapannya masih agak sulit.
4. Pembina II 1. Strategi yang diberikan rata-rata dalam bentuk
diskusi, alangkah baiknya jika ada strategi lain
misal kegiatan outdoor.
Tabel 4.5 Saran Perbaikan Ahli Materi, Ahli Media dan Pembina Majelis Takli
NO TEMA NOMOR BUTIR
SOAL
1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2, 3, 5, 10, 15, 28
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab 7, 8, 11, 18, 20, 25, 26,
27,
3. Persatuan Indonesia 4, 13, 17, 22, 23, 29
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan
1, 6, 9, 12, 19,
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia 14, 16, 21, 24, 30
Tabel 5.2 Nomor urutan soal sesuai tema dalam pretest
Pernyataan No. Skor Pembina
Pembina 1 Pembina 2
1 4 4
2 4 4
3 3 4
4 4 4
5 5 4
6 4 4
7 4 5
8 5 4
9 4 4
10 4 4
Jumlah 41 41
Rata-Rata 4,1 4,1
Tabel 6.1. Data Hasil Respon Pembina terhadap Modul
No. Nama Pembina Rata-Rata Skor
1 Nailufar Elmy K, S.Pd.I 4,1
2 Hendy Saputra, S. Pd. I 4,1
Rata-Rata Skor 4,1
Prosentase 82 %
Kriteria SANGAT TINGGI
Tabel 6.2. Rerata Skor Respon Pembina
Pembina : Nailufar Elmy K, S.Pd.I (Pembina MT An-Nuur)
Hari/ Tanggal : 09 Januari 2019
Tempat : SMAN 1 Parakan
Kod
e
Observe
r I
Observe
r II
Rata-
Rata Prosentase
1 4 5 4,5 90 %
2 4 5 4,5 90 %
3 4 4 4 80 %
4 4 4 4 80 %
5 5 4 4,5 90 %
6 4 5 4,5 90 %
7 4 4 4 80 %
8 5 4 4,5 90 %
9 4 4 4 80 %
10 4 4 4 80 %
11 4 4 4 80 %
12 5 5 5 100 %
13 5 5 5 100 %
14 4 5 4,5 90 %
15 5 4 4,5 90 %
Rata-Rata 4,36 87,33 %
Kategori SANGAT
TINGGI
Tabel 7.2 Data Observasi Peningkatan Kemampuan Pembina I dalam Penerapan Modul
dalam uji coba skala kecil
Pembina II : Hendy Saputra, S. Pd.I (Pembina MT Ulul Albab)
Hari/ Tanggal : 14 Januari 2019
Tempat : SMK Swadaya
Kod
e
Observe
r I
Observe
r II
Rata-
Rata Prosentase
1 4 4 4 80 %
2 4 4 4 80 %
3 4 4 4 80 %
4 5 5 5 100 %
5 5 5 5 100 %
6 4 5 4,5 90 %
7 4 4 4 80 %
8 4 4 4 80 %
9 4 4 4 80 %
10 5 4 4,5 90 %
11 4 5 4,5 90 %
12 4 4 4 80 %
13 4 4 4 80 %
14 4 4 4 80 %
15 5 4 4,5 90 %
Rata-Rata 4,26 85,33 %
Kategori SANGAT
TINGGI
Tabel 7.3 Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Pembina II dalam Penerapan Modul
dalam uji coba skala kecil
No. Nama Pembina Rata-Rata Skor
1 Nailufar Elmy K, S.Pd.I 4,36
2 Hendy Saputra, S. Pd. I 4,26
Rata-Rata Skor 4,31
Prosentase 86,33 %
Kriteria SANGAT
TINGGI
Tabel 7.4 Rerata skor Observasi Peningkatan Kemampuan Pembina dalam Penerapan
Modul dalam uji coba skala kecil
8.2 Hasil observasi siswa dalam uji coba skala kecil
No Nama
Skor Pretest
Skor Prottes
t
Selisih
Gain Standa
r
Interpretasi
1 1 23 28 5 0.71 Tinggi
2 2 22 26 4 0.5 Sedang
3 3 24 29 5 0.83 Tinggi
4 4 23 29 6 0.85 Tinggi
5 5 21 28 7 0.77 Tinggi
6 6 22 27 5 0.62 Sedang
7 7 22 28 6 0.75 Tinggi
8 8 23 27 4 0.57 Sedang
9 9 24 29 5 0.83 Tinggi
10 10 23 29 6 0.85 Tinggi
11 11 24 28 4 0.66 Sedang
12 12 21 28 7 0.77 Tinggi
13 13 21 26 5 0.55 Sedang
14 14 24 29 5 0.83 Tinggi
15 15 22 26 4 0.5 Sedang
16 16 21 27 6 0.66 Sedang
17 17 23 29 6 0.85 Tinggi
18 18 24 28 4 0.66 Sedang
19 19 25 29 4 0.8 Tinggi
20 20 26 29 3 0.75 Tinggi
21 21 22 27 5 0.62 Sedang
22 22 25 29 4 0.8 Tinggi
23 23 23 28 5 0.71 Tinggi
24 24 24 29 5 0.83 Tinggi
25 25 23 29 6 0.85 Tinggi
26 26 25 28 3 0.6 Sedang
27 27 21 27 6 0.66 Sedang
28 28 22 28 6 0.75 Tinggi
29 29 26 29 3 0.75 Tinggi
30 30 25 28 3 0.6 Sedang
31 31 24 27 3 0.5 Sedang
32 32 21 28 7 0.77 Tinggi
33 33 23 27 4 0.57 Sedang
34 34 25 29 4 0.8 Tinggi
35 35 23 29 6 0.85 Tinggi
36 36 24 28 4 0.66 Sedang
37 37 25 29 4 0.8 Tinggi
38 38 22 28 6 0.75 Tinggi
39 39 23 28 5 0.71 Tinggi
40 40 21 27 6 0.66 Sedang
41 41 22 28 6 0.75 Tinggi
42 42 24 27 3 0.5 Sedang
43 43 25 29 4 0.8 Tinggi
44 44 24 29 5 0.83 Tinggi
45 45 22 28 6 0.75 Tinggi
46 46 21 29 8 0.88 Tinggi
47 47 23 28 5 0.71 Tinggi
48 48 22 28 6 0.75 Tinggi
49 49 21 27 6 0.66 Sedang
50 50 23 26 3 0.42 Sedang
51 51 24 28 4 0.66 Sedang
52 52 22 28 6 0.75 Tinggi
53 53 23 26 3 0.42 Sedang
54 54 23 29 6 0.85 Tinggi
55 55 24 29 5 0.83 Tinggi
56 56 25 28 3 0.6 Sedang
57 57 24 29 5 0.83 Tinggi
58 58 23 28 5 0.71 Tinggi
59 59 24 28 4 0.66 Sedang
60 60 22 27 5 0.62 Sedang
rata-rata 23.1 28 4.9 0.71 TINGGI
Tabel 9.1 Hasil pretest-postest uji coba skala kecil siswa SMAN 1 Parakan dan
SMK Swadaya
Pembina : Nailufar Elmy K, S.Pd.I (Pembina MT An-Nuur)
Hari/ Tanggal : 09 Januari 2019
Tempat : SMAN 1 Parakan
Kode Observer
I
Observer
II
Rata-
R
a
t
a
Prosentase
1 5 4 4.5 90%
2 4 5 4.5 90%
3 5 5 5 100%
4 4 4 4 80%
5 4 4 4 80%
6 4 4 4 80%
7 5 5 5 100%
8 5 4 4.5 90%
9 5 5 5 100%
10 4 4 4 80%
11 5 4 4.5 90%
12 5 5 5 100%
13 5 4 4.5 90%
14 5 5 5 100%
15 5 5 5 100%
Rata-Rata 4.5 91%
Kategori
SANGAT
TING
GI
Tabel 10.1 Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Pembina I dalam Penerapan Modul
dalam uji coba skala besar
Pembina II : Hendy Saputra, S. Pd.I (Pembina MT Ulul Albab)
Hari/ Tanggal : 14 Januari 2019
Tempat : SMK Swadaya
Kode Observer
I
Observer
II
Rata-
R
a
t
a
Prosentase
1 5 4 4.5 90%
2 5 5 5 100%
3 5 4 4.5 90%
4 5 4 4.5 90%
5 4 5 4.5 90%
6 5 5 5 100%
7 4 5 4.5 90%
8 4 4 4 80%
9 5 5 5 100%
10 4 5 4.5 90%
11 4 5 4.5 90%
12 5 4 4.5 90%
13 5 4 4.5 90%
14 4 4 4 80%
15 5 4 4.5 90%
Rata-Rata 4.5 90%
Kategori
SANGAT
TING
GI
Tabel 10.2 Observasi Peningkatan Kemampuan Pembina II dalam Penerapan Modul dalam uji coba
skala besar
No. Nama Pembina Rata-Rata Skor
1 Nailufar Elmy K, S.Pd.I 4,5
2 Hendy Saputra, S. Pd. I 4,5
Rata-Rata Skor 4,5
Prosentase 90%
Kriteria SANGAT TINGGI
Tabel 10.3 Rerata skor Observasi Peningkatan Kemampuan Pembina dalam Penerapan
Modul dalam uji coba skala besar
Tabel 11.1 Hasil observasi siswa dalam uji coba
skala besar
No Nama Skor
Pretest Skor
Postest Selisih
Gain Standar
Interpretasi
1 1 23 28 5 0.71 Tinggi
2 2 21 26 5 0.55 Sedang
3 3 24 29 5 0.83 Tinggi
4 4 23 27 4 0.57 Sedang
5 5 21 27 6 0.66 sedang
6 6 22 27 5 0.62 Sedang
7 7 22 28 6 0.75 Tinggi
8 8 23 27 4 0.57 Sedang
9 9 24 29 5 0.83 Tinggi
10 10 23 29 6 0.85 Tinggi
11 11 24 28 4 0.66 Sedang
12 12 24 27 3 0.5 Sedang
13 13 21 26 5 0.55 Sedang
14 14 24 27 3 0.5 Sedang
15 15 22 26 4 0.5 Sedang
16 16 21 27 6 0.66 Sedang
17 17 23 29 6 0.85 Tinggi
18 18 24 28 4 0.66 Sedang
19 19 25 29 4 0.8 Tinggi
20 20 26 29 3 0.75 Tinggi
21 21 22 27 5 0.62 Sedang
22 22 25 29 4 0.8 Tinggi
23 23 23 28 5 0.71 Tinggi
24 24 24 29 5 0.83 Tinggi
25 25 23 29 6 0.85 Tinggi
26 26 25 28 3 0.6 Sedang
27 27 21 27 6 0.66 Sedang
28 28 22 28 6 0.75 Tinggi
29 29 26 29 3 0.75 Tinggi
30 30 25 28 3 0.6 Sedang
31 31 24 27 3 0.5 Sedang
32 32 21 28 7 0.77 Tinggi
33 33 23 27 4 0.57 Sedang
34 34 25 29 4 0.8 Tinggi
35 35 23 29 6 0.85 Tinggi
36 36 24 28 4 0.66 Sedang
37 37 25 29 4 0.8 Tinggi
38 38 22 28 6 0.75 Tinggi
39 39 23 28 5 0.71 Tinggi
40 40 21 27 6 0.66 Sedang
41 41 22 28 6 0.75 Tinggi
42 42 24 27 3 0.5 Sedang
43 43 25 29 4 0.8 Tinggi
44 44 24 29 5 0.83 Tinggi
45 45 22 28 6 0.75 Tinggi
46 46 21 29 8 0.88 Tinggi
47 47 23 28 5 0.71 Tinggi
48 48 22 28 6 0.75 Tinggi
49 49 21 27 6 0.66 Sedang
50 50 23 26 3 0.42 Sedang
51 51 24 28 4 0.66 Sedang
52 52 22 27 5 0.62 Sedang
53 53 21 29 8 0.88 Tinggi
54 54 23 29 4 0.86 Tinggi
55 55 20 28 8 0.80 sedang
56 56 23 29 6 0.86 Tinggi
57 57 21 28 7 0.78 Tinggi
58 58 22 28 6 0.75 Tinggi
59 59 23 27 4 0.57 Sedang
60 60 16 26 10 0.71 Sedang
61 61 24 28 4 0.67 Sedang
62 62 22 27 5 0.63 Sedang
63 63 23 29 6 0.86 Tinggi
64 64 22 29 7 0.88 Tinggi
65 65 20 28 8 0.80 Tinggi
66 66 20 29 9 0.90 Tinggi
67 67 20 28 8 0.80 Tinggi
68 68 23 28 5 0.71 Tinggi
69 69 23 29 6 0.86 Tinggi
70 70 21 26 5 0.56 Sedang
71 71 21 29 8 0.89 Tinggi
72 72 21 29 8 0.89 Tinggi
73 73 22 28 6 0.75 Tinggi
74 74 21 29 8 0.89 Tinggi
75 75 22 28 6 0.75 Tinggi
76 76 21 28 7 0.78 Tinggi
77 77 20 27 7 0.70 Sedang
78 78 21 26 5 0.56 Sedang
79 79 22 29 7 0.88 Tinggi
80 80 22 29 7 0.88 Tinggi
81 81 21 28 7 0.78 Tinggi
82 82 20 29 9 0.90 Tinggi
83 83 21 28 7 0.78 Tinggi
84 84 22 28 6 0.75 Tinggi
85 85 20 27 7 0.70 Tinggi
86 86 21 26 5 0.56 Sedang
87 87 22 29 7 0.88 Tinggi
88 88 21 29 8 0.89 Tinggi
89 89 22 28 6 0.75 Tinggi
90 90 20 29 9 0.90 Tinggi
91 91 19 28 9 0.82 Tinggi
92 92 20 28 8 0.80 Sedang
93 93 21 27 6 0.67 Sedang
94 94 22 26 4 0.50 Sedang
95 95 21 26 5 0.56 Sedang
96 96 21 29 8 0.89 Tinggi
97 97 20 29 9 0.90 Tinggi
98 98 22 28 6 0.75 Sedang
99 99 23 29 6 0.86 Tinggi
100 100 21 28 7 0.78 Sedang
101 101 18 28 10 0.83 Tinggi
102 102 21 27 6 0.67 Sedang
103 103 21 26 5 0.56 sedang
104 104 17 26 9 0.69 sedang
105 105 21 29 8 0.89 Tinggi
106 106 22 29 7 0.88 Tinggi
107 107 20 28 8 0.80 Sedang
108 108 21 29 8 0.89 Tinggi
109 109 21 28 7 0.78 Tinggi
110 110 20 28 8 0.80 Sedang
111 111 21 27 6 0.67 Sedang
112 112 22 26 4 0.50 Sedang
113 113 21 26 5 0.56 Sedang
114 114 22 29 7 0.88 Tinggi
115 115 20 29 9 0.90 Tinggi
116 116 21 28 7 0.78 Tinggi
117 117 20 29 9 0.90 Tinggi
118 118 21 28 7 0.78 Tinggi
119 119 23 28 5 0.71 Sedang
120 120 21 27 6 0.67 Sedang
121 121 20 26 6 0.60 Sedang
122 122 20 26 6 0.60 Sedang
123 123 20 29 9 0.90 Tinggi
124 124 18 29 11 0.92 Tinggi
125 125 22 28 6 0.75 Sedang
126 126 20 29 9 0.90 Tinggi
127 127 22 28 6 0.75 Tinggi
128 128 21 28 7 0.78 Tinggi
129 129 23 27 4 0.57 Sedang
130 130 20 26 6 0.60 Sedang
131 131 20 29 9 0.90 Tinggi
132 132 23 29 6 0.86 Tinggi
133 133 21 28 7 0.78 Tinggi
134 134 22 29 7 0.88 Tinggi
135 135 23 28 5 0.71 Tinggi
136 136 16 28 12 0.86 Sedang
137 137 24 27 3 0.50 Sedang
138 138 22 26 4 0.50 Sedang
139 139 23 29 6 0.86 Tinggi
140 140 22 29 7 0.88 Tinggi
141 141 20 28 8 0.80 Sedang
142 142 20 29 9 0.90 Tinggi
143 143 20 28 8 0.80 Sedang
144 144 23 28 5 0.71 Tinggi
145 145 23 27 4 0.57 Sedang
146 146 21 26 5 0.56 Sedang
147 147 21 29 8 0.89 Tinggi
148 148 21 29 8 0.89 Tinggi
149 149 22 28 6 0.75 Sedang
150 150 21 29 8 0.89 Tinggi
151 151 22 28 6 0.75 Tinggi
152 152 21 28 7 0.78 Tinggi
153 153 20 27 7 0.70 sedang
154 154 21 26 5 0.56 sedang
155 155 22 29 7 0.88 Tinggi
156 156 22 29 7 0.88 Tinggi
157 157 21 28 7 0.78 Tinggi
158 158 20 29 9 0.90 Tinggi
159 159 21 28 7 0.78 Tinggi
160 160 22 28 6 0.75 Tinggi
161 161 20 27 7 0.70 Sedang
162 162 21 26 5 0.56 Sedang
163 163 22 29 7 0.88 Tinggi
164 164 21 29 8 0.89 Tinggi
165 165 22 28 6 0.75 Sedang
166 166 20 29 9 0.90 Tinggi
167 167 19 28 9 0.82 Sedang
168 168 20 28 8 0.80 Tinggi
169 169 21 27 6 0.67 Sedang
170 170 22 26 4 0.50 Sedang
171 171 21 29 8 0.89 Tinggi
172 172 21 29 8 0.89 Tinggi
173 173 20 28 8 0.80 Sedang
174 174 22 29 7 0.88 Tinggi
175 175 23 28 5 0.71 Sedang
176 176 21 28 7 0.78 Tinggi
177 177 18 27 9 0.75 Sedang
178 178 21 26 5 0.56 Sedang
179 179 21 29 8 0.89 Tinggi
180 180 17 29 12 0.92 Tinggi
181 181 21 28 7 0.78 Sedang
182 182 22 29 7 0.88 Sedang
183 183 20 28 8 0.80 Tinggi
184 184 21 28 7 0.78 Sedang
185 185 21 27 6 0.67 Sedang
186 186 20 28 8 0.80 Sedang
187 187 21 29 8 0.89 Tinggi
188 188 22 29 7 0.88 Tinggi
189 189 21 28 7 0.78 Tinggi
190 190 22 29 7 0.88 Tinggi
191 191 20 28 8 0.80 Tinggi
192 192 21 28 7 0.78 Sedang
193 193 20 29 9 0.90 Tinggi
194 194 21 28 7 0.78 Tinggi
195 195 23 29 6 0.86 Tinggi
196 196 21 29 8 0.89 Tinggi
197 197 20 28 8 0.80 Tinggi
198 198 20 29 9 0.90 Tinggi
199 199 20 28 8 0.80 Tinggi
200 200 18 28 10 0.83 sedang
201 201 22 28 6 0.75 Tinggi
202 202 20 26 6 0.60 sedang
203 203 22 29 7 0.88 Tinggi
204 204 21 29 8 0.89 Tinggi
205 205 23 28 5 0.71 sedang
206 206 20 29 9 0.90 Tinggi
207 207 20 28 8 0.80 Tinggi
208 208 23 28 5 0.71 sedang
209 209 21 27 6 0.67 sedang
210 210 22 26 4 0.50 sedang
211 211 23 29 6 0.86 Tinggi
212 212 16 29 13 0.93 Tinggi
213 213 24 28 4 0.67 sedang
214 214 22 29 7 0.88 Tinggi
215 215 23 28 5 0.71 Tinggi
216 216 22 28 6 0.75 Tinggi
217 217 20 27 7 0.70 sedang
218 218 20 26 6 0.60 sedang
219 219 20 29 9 0.90 Tinggi
220 220 23 29 6 0.86 Tinggi
221 221 23 28 5 0.71 Tinggi
222 222 21 29 8 0.89 Tinggi
223 223 21 28 7 0.78 sedang
224 224 21 28 7 0.78 Tinggi
225 225 22 27 5 0.63 sedang
226 226 21 28 7 0.78 Tinggi
227 227 22 29 7 0.88 Tinggi
228 228 21 29 8 0.89 Tinggi
229 229 20 28 8 0.80 Tinggi
230 230 21 29 8 0.89 Tinggi
231 231 22 28 6 0.75 Tinggi
232 232 22 28 6 0.75 Tinggi
233 233 21 27 6 0.67 sedang
234 234 20 29 9 0.90 Tinggi
235 235 21 29 8 0.89 Tinggi
236 236 22 29 7 0.88 Tinggi
237 237 20 28 8 0.80 sedang
238 238 21 29 8 0.89 Tinggi
239 239 22 28 6 0.75 Tinggi
240 240 21 28 7 0.78 Tinggi
241 241 22 27 5 0.63 sedang
242 242 20 29 9 0.90 Tinggi
243 243 19 29 10 0.91 Tinggi
244 244 20 29 9 0.90 Tinggi
245 245 21 28 7 0.78 Tinggi
246 246 22 29 7 0.88 Tinggi
247 247 21 28 7 0.78 Tinggi
248 248 21 28 7 0.78 Tinggi
249 249 20 29 9 0.90 Tinggi
250 250 22 29 7 0.88 Tinggi
251 251 23 29 6 0.86 Tinggi
252 252 21 29 8 0.89 Tinggi
253 253 18 28 10 0.83 Tinggi
254 254 21 29 8 0.89 Tinggi
RATA-RATA 21.4 28 6.5 0.76 TINGGI
Tabel 12.1 Hasil pretest-postest siswa dalam uji coba skala besar SMAN 1 Parakan dan SMK
Swadaya
No Aspek Lingkungan Sudah Belum
1. Keluarga
a. Senang menciptakan suasana taat beribadah di dalam
keluarga
b. Bekerja sama dengan semua anggota keluarga untuk
menciptakan lingkungan rumah yang nyaman
c. Menghormati dan menyayangi anggota keluarga dan
tidak saling bermusuhan
d. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan bersama dalam keluarga
e. Adil, tidak pilih kasih pada sesamaanggota keluarga
2. Sekolah
a. Tidak menjadikan perbedaan agama sebagai alasan
untuk memilih-milih teman dalam bergaul di sekolah
b. Tertib, taat dan patuh pada aturan yang berlaku di
sekolahan
c. Hormat pada guru dan karyawan serta saling
menghormati antar sesama siswa
d. Menghargai pendapat teman saat bermusyawarah
dalam menentukan kegiatan di sekolah
e. Bersikap hemat, dan menyisihkan uang untuk orang
yang lebih membutuhkan.
3. Masyarakat
a. Saling menghormati dan memberikan toleransi dalam
hal beribadah antar umat beragama dilingkungan
masyarakat
b. Tidak berlaku sewenang-wenang terhadap sesama
manusia dan memperlakukan semua tetangga dengan
sama tanpa membedakkan latar belakangnya
c. Menjaga kerukunan dalam masyarakat dengan tidak
menghasut orang lain untuk bermusuhan
d. Tidak memaksakan orang lain berpendapat sama
seperti kita saat bermusyawarah di lingkungan
masyarakat sekitar
e. Tidak menggunakan hak milik untuk melakukan
tindakan yang dapat merugikan kepentingan umum,
missal membuang limbah atau sampah rumah tangga
di sungai, memutar musik dengan keras
4. Berbangsa dan bernegara
a. Menghargai perayaan hari-hari besar keagamaan
meskipun bukan agama kita
b. Sebagai bangsa Indonesia ketika saudara kita yang
berbeda wilayah dengan kita terkena musibah kita
perlu membantu semampu kita missal dengan
menggalang dana, dll
c. Menghargai dan mencintai produk-produk dalam
negeri
d. Melaksanakan kewajiban sebagai warga Negara
menurut undang-undang
e. Tidak menyalahgunakan fasilitas umum untuk
kepentingan pribadi
Tabel 13.1 Refleksi
100
LAMPIRAN 1
HASIL WAWANCARA
Informan : H.S, selaku Pembina Majelis Taklim SMK Swadaya
Hari/ Tanggal : Senin, 21 Mei 2018
Tempat : SMK Swadaya
1. Bagaimana pandangan anda tentang aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam
kegiatan organisasi Majelis Taklim? Penting atau tidakkah hal tersebut untuk
dilaksanakan?
Selama ini materi tentang Pancasila hanya diajarkan dalam pelajaran PPKn
dan dihafalkan pada saat upacara hari senin, padahal aktualisasi nilai-nilai
Pancasila sangat penting diterapkan dalam semua mapel salah satunya dapat
melalui organisasi ini karena anggota Majelis Taklim banyak yang memiliki
background keislaman kuat dari lingkungan tempat tinggalnya. Contoh
kecilnya mengenai sikap tasamuh terhadap siswa non muslim masih kurang
dipahami oleh anggota kami.
2. Adakah hal-hal menyimpang yang dilakukan oleh anggota Majelis Taklim
selama ini berkaitan dengan penyikapan terhadap nilai-nilai pancasila sebagai
dasar negara?
Kalau menyimpang sih enggak cuma kadang suka aja ada salah satu dari
anggota kami yang dia itu selalu menjauh dari kegiatan baik di sekolah
maupun di luar sekolah jika ada siswa non muslim yang ikut. Contoh lain
juga terlihat dalam kehidupan sehari-hari siswa anggota Majelis Taklim
dengan siswa lainnya yang terlihat saling tolong-menolong satu sama lain.
101
Akan tetapi, ketika bersinggungan dengan permasalahan keagamaan
terkadang siswa enggan untuk berbaur dengan siswa non muslim, seperti
ketika siswa non muslim mengadakan penggalangan dana untuk orang sakit
dan menggunakan kata-kata “Tuhan” itu sudah pasti membuat beberapa
anggota dari kami berpikir lagi.
3. Hal-hal atau upaya apa sajakah yang sudah dilakukan untuk
mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila melalui organisasi ini?
Kegiatan kami masih bertema akidah dan keislaman saja, belum merambah
pada hal tersebut karena kami masih bingung bagaimana kami menyusun
kegiatannya dan nantinya akan dikemas seperti apa itu yang kami belum
terlalu memahaminya. Paling kami sedikit menerapkan melalui kegiatan
kemanusiaan, kalau yang khusus gitu belum ada.
102
LAMPIRAN 2
TRANSKRIP WAWANCARA
Informan : N.E, selaku Pembina Majelis Taklim SMAN 1 Parakan
Hari/ Tanggal : Senin, 28 Mei 2018
Tempat : SMAN 1 Parakan
1. Bagaimana pandangan anda tentang aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam
kegiatan organisasi Majelis Taklim? Penting atau tidakkah hal tersebut untuk
dilaksanakan?
Menurut saya itu sangat penting sekali dilakukan mengingat pada era
globalisasi sekarang ini banyak generasi muda itu yang tidak paham makna
Pancasila. Kalau lihat diberita itu sekarang ngeri, moralitas generasi muda itu
sudah sangat jauh menyimpang, sikap tenggang rasa, saling menghormati
antar umat beragama itu sepertinya sudah mulai ditinggalkan. Lebih lagi
masalah hedonism, sudah menjalar pada kalangan remaja. Contoh kecil
mereka bergaya ala artis kadang cuma biar tidak dibilang ketinggalan jaman
aja.
2. Adakah hal-hal menyimpang yang dilakukan oleh anggota Majelis Taklim
selama ini berkaitan dengan penyikapan terhadap nilai-nilai pancasila sebagai
dasar negara?
Selama ini baik-baik saja. Cuma yaa itu toleransi siswa anggota kami dengan
yang non muslim itu yang masih perlu dibina. Mereka terlihat seperti ada
sekat yang membatasi misalnya dalam hal pergaulan itu kadang seperti anti
kalau bergaul atau satu organisasi dengan yang non muslim. Terus juga
103
masalah hedonism tadi.. terus ada juga masalah kesederhanaan itu masih
perlu terus disosialisasikan lagi.
3. Hal-hal atau upaya apa sajakah yang sudah dilakukan untuk
mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila melalui organisasi ini?
Kalau kegiatan yang secara khusus gitu belum ada. Paling kami
menerapkannya misalkan sila pertama berupa kegiatan sholat jumat, kegiatan
pengajian jumat pagi di central radio mini, kegiatan nisaiyah. Untuk yang
lainnya paling kita ada kegiatan kemanusiaan seperti bakti social
dilingkungan sekitar, penggalangan dana u ntuk bencana alam yang dilakukan
bersamaan dengan organisasi lain misalnya OSIS terus pembagian sembako
waktu zakat fitrah.
104
LAMPIRAN 3
TRANSKRIP WAWANCARA
Informan : O.I (Sie Akhlak MT, SMK Swadaya Temanggung)
Hari/ Tanggal : Senin, 21 Mei 2018
Tempat : SMK Swadaya
1. Bagaimana pandangan anda tentang aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam
kegiatan organisasi Majelis Taklim? Penting atau tidakkah hal tersebut untuk
dilaksanakan?
Penting mbak. Karena selama ini saya taunya waktu pelajaran kewarganegaraan
aja dan melafalkannya pas upacara, gak tau makna lebih dalam lagi. Kita kan
juga pengen kegiatan di Majelis Taklim ini dapat menumbuhkan sikap
nasionalisme terutama pada anggota kami.
2. Adakah hal-hal menyimpang yang dilakukan oleh anggota Majelis Taklim
selama ini berkaitan dengan penyikapan terhadap nilai-nilai pancasila sebagai
dasar negara?
Kalau menyimpang yang secara ekstrim yang kaya di tv2 soal anggota Majelis
Taklim yang masuk jaringan terorisme itu sih enggak mbak hhhh… tapi lebih ke
diskriminatif aja sih contohnya Bentuk diskriminasi itu malah kadang kita
rasakan dari orang-orang yang jauh dari ibadahnya. Yang saya rasakan akhir-
akhir ini kalau kita mau sholat dibilangnya nanti dulu. Walaupun di sekolah
kami ini Majelis Taklim ini diutamakan oleh Bp. Kepsek namun gak semua
organisasi bisa menerima kita yang setiap saat mengingatkan shalat.dan ada
yang membuat saya kesal itu setiap panitia diwajibkan membawa alat solat tapi
105
gak ada acara solat jamaah. Tertib bawa alat ibadah cuma buat menghindari
hukuman. Dan yang lebih parah lagi kalau anak Majelis Taklim kan
pembahasannya lebih ke yang baik-baik/gak suka ghidbah jadi kita malah sering
dijauhi alasannya ngobrolnya kita itu sudah gak nyambung.
Terus ada lagi yaa sepengalaman saya pernah mbak saya bareng sama siswa
anggota Majelis Taklim juga yang dia itu gak terlalu suka sama agama lain. Kalo
lagi musyawarah cara bicaranya itu seakan-akan gak ada non muslim di
kumpulan itu, jadi saya ngebayangin gimana jadi mereka yang non muslim pasti
merasa terkucilkan. Wong kalo missal upacara terus pembinanya mengucapkan
salam pakai assalamualaikum tanpa salam yang lain itu sudah membuat mereka
berkecil hati
3. Hal-hal atau upaya apa sajakah yang sudah dilakukan untuk mengaktualisasikan
nilai-nilai Pancasila melalui organisasi ini?
Kalau yang secara khusus gitu sih belum ada ya.. paling pembagian tugas yang
merata (itu untuk sila kelima ya), terus kajian islam untuk siswi putri, tadarus
dan mutiara pagi itu untuk sila pertamanya.
106
LAMPIRAN 4
TRANSKRIP WAWANCARA
Informan : P.A (Siswa/Ketua Organisasi Majelis Taklim SMAN 1 Parakan)
Hari/ Tanggal : 28 Mei 2018
Tempat : SMAN 1 Parakan
1. Bagaimana pandangan anda tentang aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam
kegiatan organisasi Majelis Taklim? Penting atau tidakkah hal tersebut untuk
dilaksanakan?
Penting banget mbak soalnya saya dan teman-teman anggota Majelis Taklim ini
mungkin belum banyak yang paham tentang hal itu mbak dan saya pribadi
tertarik mempelajarinya.
2. Adakah hal-hal menyimpang yang dilakukan oleh anggota Majelis Taklim
selama ini berkaitan dengan penyikapan terhadap nilai-nilai pancasila sebagai
dasar negara?
Emm.. masalah kecil sih mbak..ada teman saya satu organisasi Majelis Taklim
ini dia juga termasuk dalam kepanitiaan, nah dia itu juga masuk dalam salah satu
organisasi kemanusiaan tetapi gak dalam sekolah ini soalnya itu campuran siswa
siswi sekabupaten. Tadinya dia itu aktif namun setelah ada yg non muslim
masuk dalam organisasi tersebut dia malah keluar dikarenakan ya itu ada yang
beda agama. Nah dia itu anti banget bergabung sama yang berbeda agama
dengannya.
3. Hal-hal atau upaya apa sajakah yang sudah dilakukan untuk mengaktualisasikan
nilai-nilai Pancasila melalui organisasi ini?
107
Paling penerapannya melalui kegiatan aja seperti bakti social, sholat jumat
berjamaah, pembagian tugas, mussyawarah gitu-gitu.
108
LAMPIRAN 5
LEMBAR OBSERVASI
Tempat : SMAN 1 Parakan (Majlis Ta’lim An-Nuur)
Kegiatan : Organisasi Majelis Taklim dalam mengaktualisasikan nilai-nilai
Pancasila
Tanggal : 28 Mei 2018
Beri tanda ceklis (√) pada kolom pilihan “sudah” atau “belum”
Indikator Sudah Belum Keterangan
Materi kegiatan
berkaitan dengan
wawasan nilai-nilai
Pancasila
✓
Materi kegiatan semuanya masih
didominasi dengan kegiatan
keislaman atau hanya mencerminkan
nilai ketuhanan dan belum ada yang
mengarah pada wawasan nilai-nilai
Pancasila secara menyeluruh
Melibatkan
pemateri ahli
✓
Pengisi materi untuk kegiatan rutin
hanya Pembina Majelis Taklim dan
pada kegiatan tertentu diisi oleh
anggota Majelis Taklim dari sie
dakwah namun belum ada kegiatan
yang secara khusus diadakan untuk
mengaktualisasi nilai-nilai Pancasila.
Pelaksanaan
kegiatan tersusun
dengan rincian
acara yang jelas
✓
Belum ada pelaksanaan kegiatan
aktualisasi nilai-nilai Pancasila yang
secara khusus diadakan.
Kejelasan
penyampaian
materi dengan
menggunakan
strategi yang sesuai
✓
Materi sudah tersampaikan dengan
jelas untuk beberapa kegiatan
keagamaan namun hanya dengan
strategi ceramah belum memakai
strategi yang bervariasi sesuai
dengan kegiatan.
Ketersediaan
materi
pembelajaran
dalam bentuk
✓
Materi pembelajaran sudah ada
namun bukan berupa panduan/modul
khusus, hanya berupa materi yang
didapat dari internet atau buku-buku
109
makalah panduan /
modul
keagamaan.
Melibatkan
partisipasi siswa ✓
Masih didominasi Pembina namun
sudah ada partisipasi siswa yakni
dalam kegiatan Tanya jawab.
Kondusivitas
pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran
✓
Kegiatan kurang kondusif dengan
jumlah peserta yang terlalu banyak.
110
LAMPIRAN 6
LEMBAR OBSERVASI
Tempat : SMK Swadaya (Majlis Ta’lim Ulul Albab)
Kegiatan : Organisasi MAJELIS TAKLIM dalam mengaktualisasikan nilai-
nilai Pancasila
Tanggal : 21 Mei 2018
Beri tanda ceklis (√) pada kolom pilihan “sudah” atau “belum”
Indikator Sudah Belum Keterangan
Materi kegiatan
berkaitan dengan
wawasan nilai-nilai
Pancasila
✓
Materi kegiatan semuanya masih
didominasi dengan kegiatan
keislaman dan belum ada yang
mengarah pada nilai-nilai
Pancasila secara keseluruhan
Melibatkan
pemateri ahli
✓
Pengisi materi hanya Pembina
Majelis Taklim dan pada kegiatan
tertentu diisi oleh anggota Majelis
Taklim dari sie akhlak.
Pelaksanaan
kegiatan tersusun
dengan rincian
acara yang jelas
✓
Belum ada pelaksanaan kegiatan
aktualisasi nilai-nilai Pancasila
yang secara khusus diadakan.
Kejelasan
penyampaian
materi dengan
menggunakan
strategi yang sesuai
✓
Materi sudah tersampaikan
dengan jelas untuk beberapa
kegiatan keagamaan (bukan
aktualisasi nilai-nilai Pancasila)
namun hanya dengan strategi
ceramah dan meringkas belum
memakai strategi yang bervariasi
sesuai dengan kegiatan.
Ketersediaan
materi
pembelajaran
dalam bentuk
makalah panduan /
modul
✓
Materi pembelajaran sudah ada
namun bukan berupa
panduan/modul khusus, hanya
berupa materi yang didapat dari
internet atau buku-buku
keagamaan.
Kondusivitas ✓ Kegiatan kurang kondusif dengan
111
pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran
jumlah peserta yang terlalu
banyak. Missal pada hari selasa
sore semua kelas X ditempatkan
jadi satu. Siswa putra di masjid
sedangkan siswa putri di aula
112
LAMPIRAN 7
ANGKET VALIDASI MODUL
AKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM ORGANISASI
MAJELIS TAKLIM
UNTUK AHLI MATERI
No. Aspek
Penilaian Butir Penilaian
Alternatif Pilihan
1 2 3 4 5
1
PENYAJIAN
Teknik
Penyajian
Konsistensi sistematika pola
penyajian
Keruntutan penyajian
Kelengkapan
dan
Pendukung
Penyajian
Kata pengantar
Daftar isi
Pengantar modul (alasan
penyusunan modul, prinsip
yang digunakan, landasan,
siapa pengguna modul)
Pendahuluan (latar
belakang, tujuan)
Petunjuk penggunaan modul
Materi pengantar
Indikator
Daftar pustaka
Penyajian
Pembelajaran
Keterlibatan peserta didik
2
MATERI
Kesesuaian
materi dengan
tema
Kelengkapan materi
Keluasan dan kedalaman
materi
Kesesuaian tujuan yang
akan dicapai pada setiap
tema
Kejelasan uraian materi
Kemudahan pemahaman
materi
Pendukung
Materi
Pembelajaran
Kesesuaian pemilihan
strategi dengan tema
Kesesuaian rubrik dengan
materi
Kesesuaian Penggunaan alat
dan bahan pada strategi
yang digunakan
Kesesuaian evaluasi/refleksi
113
dengan materi
Pemilihan strategi
mendorong untuk mencari
informasi lebih jauh
3
BAHASA
Lugas Keefektifan kalimat dan
kebakuan istilah
Komunikatif keterbacaan pesan,
ketepatan penggunaan
kaidah bahasa
Dialogis dan
interaktif
kemampuan memotivasi
pesan atau informasi,
mendorong berpikir kritis
Kesesuaian
dengan tingkat
perkembangan
peserta didik.
Kesesuaian dengan tingkat
perkembangan intelektual
dan emosional peserta didik
Penggunaan
istilah atau
symbol
Konsistensi penggunaan
istilah, symbol atau ikon
JUMLAH
114
LAMPIRAN 8
ANGKET VALIDASI MODUL
AKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM ORGANISASI
MAJELIS TAKLIM
UNTUK AHLI MEDIA
No. Aspek
Penilaian Butir Penilaian
Alternatif Pilihan
1 2 3 4 5
1
TAMPILAN
Ukuran Kesesuaian ukuran
modul dengan standar
ISO.
Kesesuaian ukuran
dengan materi isi
modul.
Desain sampul Menampilkan pusat
pandang (center point)
yang baik.
Warna dan unsur tata letak
harmonis dan
memperjelas fungsi.
Ukuran huruf judul
buku lebih dominan dan
proporsional
dibandingkan ukuran
buku, nama pengarang
Warna judul buku
kontras dengan warna
latar belakang
Tidak menggunakan
terlalu banyak
kombinasi jenis huruf
Konsistensi
Tata Letak
Penempatan unsur tata
letak konsisten
berdasarkan pola.
Pemisahan antar
paragraf jelas
Penempatan judul
kegiatan belajar, sub
judul kegiatan belajar,
dan angka halaman
tidak mengganggu
pemahaman.
Penempatan hiasan/
ilustrasi sebagai latar
belakang tidak
mengganggu judul,
115
teks, angka halaman.
Tidak menggunakan
terlalu banyak jenis
huruf
Ilustrasi isi Mampu mengungkap
makna/ arti dari objek.
Bentuk akurat dan
Proporsional
Penyajian keseluruhan
ilustrasi serasi.
Kreatif dan dinamis.
JUMLAH
116
LAMPIRAN 9
ANGKET VALIDASI MODUL AKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA
MELALUI PENGEMBANGAN STRATEGI DALAM ORGANISASI
MAJELIS TAKLIM
UNTUK PEMBINA
No. Aspek
Penilaian Butir Penilaian
Alternatif Pilihan
1 2 3 4 5
1
Aspek
Tampilan
Kejelasan teks
Kejelasan gambar
Keterbacaan tulisan
Kesesuaian ikon pada rubrik
Kesesuaian gambar dan
ilustrasi pada setiap tema
2
Penyajian
Materi
Konsistensi sistematika pola
penyajian materi
Keruntutan penyajian materi
Kejelasan kalimat
kejelasan symbol dan
lambing
Kejelasan istilah
Kesesuaian strategi yang
digunakan dengan materi
Kesesuaian alat dan bahan
yang digunakan dengan
strategi yang dipilih
Kelengkapan
dan
Pendukung
Penyajian
materi
Kata pengantar
Daftar isi
Pengantar modul (alasan
penyusunan modul, prinsip
yang digunakan, landasan,
siapa pengguna modul)
Pendahuluan (latar
belakang, tujuan)
Petunjuk penggunaan modul
Materi pengantar
Indikator
Daftar pustaka
Penyajian
Pembelajaran
Keterlibatan peserta didik
3
Bahasa Lugas (keefektifan kalimat,
kebakuan istilah)
Komunikatif (keterbacaan
pesan, ketepatan
117
penggunaan kaidah bahasa)
Dialogis dan interaktif
(kemampuan memotivasi
pesan atau informasi,
mendorong berpikir kritis)
Kesesuaian dengan tingkat
perkembangan intelektual
dan emosional peserta didik
Konsistensi penggunaan
istilah, symbol atau ikon
4
Manfaat Kemudahan belajar
Ketertarikan menggunakan
bahan ajar berupa modul
JUMLAH
118
LAMPIRAN 10
Pilihlah jawaban yang tepat!
SOAL PRETEST
1. Nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut, kecuali…
a. Mengakui perbedaan pendapat
b. Menjunjung nilai persatuan dan kesatuan
c. Mengutamakan musyawarah untuk mufakat
d. Memberikan kebebasan individu demi tegaknya HAM
e. Memaksakan pilihan orang harus sesuai dengan pilihan kita
2. Di dalam Al Qur’an, banyak ayat-ayat yang menjelaskan tentang keEsaan Allah yang sesuai
dengan Nilai Ketuhanan pada sila pertama, salah satunya tercermin dalam Q.S Al Ikhlas ayat 1–
4. Berikut sikap yang mencerminkan pengamalan Pancasila sila pertama sesuai dengan isi
kandungan Q.S Al Ikhlas ayat 1-4 yaitu…
a. Tidak berlaku sewenang-wenang terhadap sesama manusia
b. Mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dan golongan
c. Melindungi hak-hak orang lain
d. Memiliki dan meyakini satu agama dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan
sesuai dengan norma agama yang berlaku.
e. Menjaga suasana kekeluargaan di lingkungan masyarakat
3. Contoh sikap yang mencerminkan seseorang yang mengakui dan memperlakukan manusia sesuai
dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan YME adalah. . .
a. Tidak berlaku sewenang-wenang terhadap sesama manusia
b. Tidak mengganggu ibadah seseorang yang beragama lain dengan kita
c. Menghargai perayaan hari-hari besar keagamaan meskipun bukan agama kita
d. Bersedia berkorban untuk kepentingan bersama
e. Menghargai hasil karya orang lain
4. Nilai ukhuwah insaniyah (persaudaraan manusia), dan ukhuwah Islamiyah dalam islam
mencerminkan Pancasila sila....
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
5. Salah satu bentuk toleransi dalam Islam mengenai bertuhan tergambar dalam ayat ْدِيْنِ وَلِىَ دِيْنكُُمْ لَكُم
yang mengandung makna…
a. Seseorang harus menganut kepercayaan yang banyak dianut oleh masyarakat dilingkungan
sekitar
b. Islam memperbolehkan sikap dan perbuatan yang anti Ketuhanan Yang Maha Esa
c. Islam memperbolehkan ada paksaan dalam hal agama
d. Tidak memaksa orang lain untuk masuk dalam Islam secara paksa
e. Mengakui adanya lebih dari satu Tuhan yang diyakini dan disembah
6. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama,
merupakan perwujudan Pancasila sila…
a. Ketuhanan yang maha esa
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaaan dalam permusyawaratan/perwakilan
119
7. Pengakuan persamaan derajat, hak dan kewajiban antara sesama manusia merupakan salah satu
penjabaran nilai sila....
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
8. Dalam Islam, Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab mencerminkan …
a. Hubungan manusia dengan Tuhan (hablum min Allah).
b. Hubungan manusia dengan sesamanya (hablun minan-naas)
c. Ukhuwah islamiyah dan ukhuwah insaniyah
d. Hubungan manusia dengan benda-benda ciptaan Allah
e. adil
9. Tindakan bijaksana yang sesuai dengan demokrasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah
....
a. Menghargai dan mencintai produk-produk dalam negeri
b. Dapat mengendalikan diri dengan baik
c. Mengikuti upacara kemerdekaan dan sumpah pemuda
d. Memberikan kebebasan berbeda pendapat
e. Tidak menyebarkan rasa permusuhan kepada orang lain
10. Contoh upaya penerapan nilai kepribadian bangsa Indonesia berdasarkan sila pertama Pancasila
adalah ....
a. Melestarikan gotong royong dan kerja sama
b. Memupuk diri dengan akhlak yang baik
c. Membantu teman-teman di sekolah
d. Mendisiplinkan diri waktu belajar
e. Berlaku adil terhadap sesama
11. Contoh sikap yang mencerminkan saling tenggang rasa dan tepa selira yang sesuai dengan nilai
kemanusiaan pada sila kedua diantaranya kecuali……
a. Bersedia mengikuti kerja bakti dengan berbaur pada masyarakat lain
b. Peduli terhadap penderitaan orang lain
c. Bersimpati kepada orang lain yang mengalami kemalangan
d. Mengunjungi teman yang sedang sakit
e. Mengadakan musyawarah untuk membuat keputusan bersama
12. Dalam Q.S As Syura ayat 38 yang artinya “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi)
seruan Rabb-Nya, dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan
musyawarah antara mereka dan mereka menafkahkan sebagian dari rejeki yang kami berikan
kepada mereka.” Ayat tersebut sesuai dengan nilai Pancasila yaitu….
a. Nilai ketuhanan
b. Nilai kemanusiaan
c. Nilai kerakyatan/demokrasi
d. Nilai keadilan
e. Nilai persatuan
13. Sikap yang mencerminkan mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika
diantaranya kecuali…
a. Menghargai kebudayaan daerah lain
b. Saling menghormati perbedaan suku
c. Tidak membeda-bedakan suku, agama dan ras tertentu dalam bergaul
120
d. Menonjolkan budaya dari daerah asal dalam bergaul
e. Menghargai bahasa daerah lain
14. Salah satu sikap yang mencerminkan nilai keadilan pada sila kelima yaitu…
a. Bersikap pilih kasih dalam pergaulan di masyarakat
b. Menggunakan hak dan melaksanakan kewajiban secara seimbang
c. Menggunakan fasilitas umum untuk kepentingan pribadi
d. Menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
e. Mengklaim hak yang sudah dipatenkan pemiliknya menjadi hasil karya sendiri
15. Contoh sikap yang menyimpang dari pengamalan pancasila sila ke-1 adalah….
a. Memiliki dan meyakini satu agama dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan
sesuai dengan norma agama yang berlaku.
b. Memaksa seseorang untuk memeluk agama yang sesuai dengan kita
c. Menghormati pemeluk agama lain yang sedang beribadah
d. Menghargai perayaan hari-hari besar keagamaan meskipun bukan agama kita
e. Mau bekerjasama dengan siapapun dalam menjaga kerukunan antar umat beragama
16. Rama bertutur kata, berpenampilan, dan berperilaku yang sewajarnya saja atau tidak berlebihan.
Pernyataan tersebut merupakan pengamalan pancasila sila…
a. Ketuhanan yang maha esa
b. Persatuan Indonesia
c. Kemanusiaan yang adil dan beradab
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
e. Keadilan social bagi seluruh rakyat indonesia
17.
“Janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang
keterangan yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang
berat”.
Ayat tersebut di atas mencerminkan nilai Pancasila yaitu nilai… 3
a. Ketuhanan
b. Kemanusiaan
c. Persatuan/patriotisme
d. Kerakyatan/demokrasi
e. Keadilan social
18. Contoh sikap positif di sekolah yang merupakan pengamalan pancasila sila kedua adalah….
a. Memilih teman yang satu keyakinan dengan kita
b. taat dan patuh terhadap tata tertib sekolah
c. membelanjakan uang saku sesuai dengan kebutuhan
d. mengerjakan tugas kelompok secara mandiri
e. mengerjakan ulangan semester dengan berdiskusi
19.
Potongan ayat QS As Syuura: 38 tersebut memerintahkan kepada manusia untuk…
a. Memutuskan perkara dengan adil
b. Memberi kepada kaum kerabat
121
c. Berkata jujur
d. Menyampaikan amanah
e. memutuskan perkara dengan musyawarah
20. Yang termasuk pengamalan Pancasila sila kedua yaitu….
a. tidak memaksakan kehendak orang lain dalam kepentingan bersama
b. berlapangdada bila partai dukungannya gagal dalam PEMILU
c. mau bergaul dan berteman dengan siapa saja tanpa membedakan SARA
d. menghormati orang lain yang berbeda keyakinan dengan kita
e. berusaha menolong teman yang kesusahan sesuai kemampuan
21. Contoh sikap yang sesuai dengan pengamalan sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan adalah….
a. ikut berperan serta dalam pemerintahan
b. merasa bangga sebagai bangsa Indonesia
c. menjaga nama baik bangsa dan Negara
d. Bersedia memenuhi panggilan untuk membela bangsa
e. menghargai hasil karya orang lain
22. Salah satu wujud cinta tanah air sebagai bentuk pengamalan Pancasila sila ketiga adalah sebagai
berikut, kecuali…
a. Menjaga sumber daya dan kelestarian bumi yang ada di Indonesia
b. Menghargai dan mencintai produk-produk dalam negeri
c. Menggunakan hak dan melaksanakan kewajiban secara seimbang
d. Bersedia memenuhi panggilan untuk membela bangsa
e. Tidak melakukan kegiatan yang dapat merugikan negara
23. Salah satu contoh perbuatan yang bertentangan dengan nilai persatuan pada sila ketiga Pancasila
adalah….
a. tidak menghargai pendapat orang lain
b. terlibat tawuran antar kampung
c. mengganggu orang yang sedang beribadah
d. memakai perhiasan yang berlebihan
e. melanggar tata tertib sekolah
24. Salah satu contoh perbuatan yang menyimpang dari pengamalan sila kelima Pancasila adalah….
a. memakai perhiasan yang berlebihan
b. tidak mau membela kebenaran dan keadilan
c. tidak menghormati orang tua
d. memilih-milih dalam bergaul dan berteman
e. hanya mementingkan suatu suku atau golongan sendiri
25. Membantu korban bencana alam adalah salah satu contoh pengamalan pancasila, khususnya
sila….
a. ketuhanan yang maha esa
b. kemanusiaan yang adil dan beradab
c. persatuan Indonesia
d. kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
e. keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
26. Contoh sikap gemar melakukan kegiatan kemanusiaan sesuai dengan Pancasila sila kedua
kecuali…
a. Membantu korban bencana alam
b. Memberi santunan kepada fakir miskin
c. Mengunjungi teman yang sakit
122
d. Memberi sumbangan pada kegiatan sosial
e. Absen dari kegiatan bakti sosial yang diselenggarakan sekolah
27. Dinda suka memilih-milih teman dalam bergaul. Sikap Dinda sangat menyimpang dengan nilai-
nilai pancasila, khususnya sila ke….
a. ketuhanan yang maha esa
b. kemanusiaan yang adil dan beradab
c. persatuan Indonesia kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
d. keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
28. Perhatikan pernyataan berikut !
1) Menjalin kerukunan dengan orang lain meskipun beda agama
2) Menjaga kerukunan antar umat beragama di lingkungan sosial masyarakat
3) Bersatu dan bekerjasama dengan umat agama lain untuk menciptakan suasana kehidupan
beragama yang harmonis
4) menolak bantuan dari orang yang berbeda agama dengan alasan perbedaan keyakinan
5) bekerjasama dengan orang yang satu keyakinan dengan kita dalam menjaga kerukunan
6) memaksakan seseorang memiliki cara ibadah yang sama dengan cara kita
Dari pernyataan-pernyataan di atas, perilaku yang menyimpang dari pengamalan pancasila sila
pertama ialah….
a. 1, 3
b. 4, 5
c. 2, 6
d. 4, 6
e. 1, 5
29. Semboyan Bhineka Tunggal Ika mencerminkan sila ketiga yang mengandung makna...
a. Perbedaan harus dijadikan tolok ukur untuk memilih dengan siapa kita harus bergaul
b. Bangsa Indonesia terdiri dari beranekaragam budaya dan kita cukup menjalin kerjasama
dengan masyarakat yang mempunyai budaya yang sama
c. Kita hanya boleh bekerja sama dengan orang yang satu keyakinan dengan kita
d. Perbedaan ras, suku, kelompok, golongan maupun agama menjadikan perpecahan antar
warga
e. Perbedaan bukannya untuk diruncingkan menjadi konflik tetapi diarahkan untuk
mewujudkan tujuan bersama sebagai bangsa.
30.
Ayat Al-Qur’an surat An-Nahl: 90 tersebut mencerminkan salah satu sila dalam Pancasila yang berisi
perintah….
a. Membayar zakat
b. Menjauhi dosa besar dan perbuatan keji
c. Mendirikan shalat
d. Memutuskan perkara dengan musyawarah
e. Berlaku adil
124
LAMPIRAN 11
SOAL POSTEST
1. Di dalam Al Qur’an, banyak ayat-ayat yang menjelaskan tentang keEsaan Allah yang sesuai
dengan Nilai Ketuhanan pada sila pertama, salah satunya tercermin dalam Q.S Al Ikhlas ayat 1–
4. Berikut sikap yang mencerminkan pengamalan Pancasila sila pertama sesuai dengan isi
kandungan Q.S Al Ikhlas ayat 1-4 yaitu…
a. Tidak berlaku sewenang-wenang terhadap sesama manusia
b. Mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dan golongan
c. Melindungi hak-hak orang lain
d. Memiliki dan meyakini satu agama dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan
sesuai dengan norma agama yang berlaku.
e. Menjaga suasana kekeluargaan di lingkungan masyarakat
2. Nilai ukhuwah insaniyah (persaudaraan manusia), dan ukhuwah Islamiyah dalam islam
mencerminkan Pancasila sila....
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama,
merupakan perwujudan Pancasila sila…
a. Ketuhanan yang maha esa
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaaan dalam permusyawaratan/perwakilan
4. Dalam Islam, Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab mencerminkan …
a. Hubungan manusia dengan Tuhan (hablum min Allah).
b. Hubungan manusia dengan sesamanya (hablun minan-naas)
c. Ukhuwah islamiyah dan ukhuwah insaniyah
d. Hubungan manusia dengan benda-benda ciptaan Allah
e. adil
5. Contoh upaya penerapan nilai kepribadian bangsa Indonesia berdasarkan sila pertama Pancasila
adalah ....
a. Melestarikan gotong royong dan kerja sama
b. Memupuk diri dengan akhlak yang baik
c. Membantu teman-teman di sekolah
d. Mendisiplinkan diri waktu belajar
e. Berlaku adil terhadap sesame
6. Dalam Q.S As Syura ayat 38 yang artinya “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi)
seruan Rabb-Nya, dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan
musyawarah antara mereka dan mereka menafkahkan sebagian dari rejeki yang kami berikan
kepada mereka.” Ayat tersebut sesuai dengan nilai Pancasila yaitu….
a. Nilai ketuhanan
b. Nilai kemanusiaan
c. Nilai kerakyatan/demokrasi
d. Nilai keadilan
e. Nilai persatuan
7. Salah satu sikap yang mencerminkan nilai keadilan pada sila kelima yaitu…
125
a. Bersikap pilih kasih dalam pergaulan di masyarakat
b. Menggunakan hak dan melaksanakan kewajiban secara seimbang
c. Menggunakan fasilitas umum untuk kepentingan pribadi
d. Menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
e. Mengklaim hak yang sudah dipatenkan pemiliknya menjadi hasil karya sendiri
8. Rama bertutur kata, berpenampilan, dan berperilaku yang sewajarnya saja atau tidak berlebihan.
Pernyataan tersebut merupakan pengamalan pancasila sila…
a. Ketuhanan yang maha esa
b. Persatuan Indonesia
c. Kemanusiaan yang adil dan beradab
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
e. Keadilan social bagi seluruh rakyat indonesia
9. Contoh sikap positif di sekolah yang merupakan pengamalan pancasila sila kedua adalah….
a. Memilih teman yang satu keyakinan dengan kita
b. taat dan patuh terhadap tata tertib sekolah
c. membelanjakan uang saku sesuai dengan kebutuhan
d. mengerjakan tugas kelompok secara mandiri
e. mengerjakan ulangan semester dengan berdiskusi
10. Yang termasuk pengamalan Pancasila sila kedua yaitu….
a. tidak memaksakan kehendak orang lain dalam kepentingan bersama
b. berlapangdada bila partai dukungannya gagal dalam PEMILU
c. mau bergaul dan berteman dengan siapa saja tanpa membedakan SARA
d. menghormati orang lain yang berbeda keyakinan dengan kita
e. berusaha menolong teman yang kesusahan sesuai kemampuan
11. Salah satu wujud cinta tanah air sebagai bentuk pengamalan Pancasila sila ketiga adalah sebagai
berikut, kecuali…
a. Menjaga sumber daya dan kelestarian bumi yang ada di Indonesia
b. Menghargai dan mencintai produk-produk dalam negeri
c. Menggunakan hak dan melaksanakan kewajiban secara seimbang
d. Bersedia memenuhi panggilan untuk membela bangsa
e. Tidak melakukan kegiatan yang dapat merugikan negara
12. Salah satu contoh perbuatan yang menyimpang dari pengamalan sila kelima Pancasila adalah….
a. memakai perhiasan yang berlebihan
b. tidak mau membela kebenaran dan keadilan
c. tidak menghormati orang tua
d. memilih-milih dalam bergaul dan berteman
e. hanya mementingkan suatu suku atau golongan sendiri
13. Contoh sikap gemar melakukan kegiatan kemanusiaan sesuai dengan Pancasila sila kedua
kecuali…
a. Membantu korban bencana alam
b. Memberi santunan kepada fakir miskin
c. Mengunjungi teman yang sakit
d. Memberi sumbangan pada kegiatan sosial
e. Absen dari kegiatan bakti sosial yang diselenggarakan sekolah
14. Perhatikan pernyataan berikut !
7) Menjalin kerukunan dengan orang lain meskipun beda agama
8) Menjaga kerukunan antar umat beragama di lingkungan sosial masyarakat
126
9) Bersatu dan bekerjasama dengan umat agama lain untuk menciptakan suasana kehidupan
beragama yang harmonis
10) menolak bantuan dari orang yang berbeda agama dengan alasan perbedaan keyakinan
11) bekerjasama dengan orang yang satu keyakinan dengan kita dalam menjaga kerukunan
12) memaksakan seseorang memiliki cara ibadah yang sama dengan cara kita
Dari pernyataan-pernyataan di atas, perilaku yang menyimpang dari pengamalan pancasila sila
pertama ialah….
a. 1, 3
b. 4, 5
c. 2, 6
d. 4, 6
e. 1, 5
15.
Ayat Al-Qur’an surat An-Nahl: 90 tersebut mencerminkan salah satu sila dalam Pancasila yang
berisi perintah….
a. Membayar zakat
b. Menjauhi dosa besar dan perbuatan keji
c. Mendirikan shalat
d. Memutuskan perkara dengan musyawarah
e. Berlaku adil
16. Nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut, kecuali…
a. Mengakui perbedaan pendapat
b. Menjunjung nilai persatuan dan kesatuan
c. Mengutamakan musyawarah untuk mufakat
d. Memberikan kebebasan individu demi tegaknya HAM
e. Memaksakan pilihan orang harus sesuai dengan pilihan kita
17. Contoh sikap yang mencerminkan seseorang yang mengakui dan memperlakukan manusia sesuai
dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan YME adalah. . .
a. Tidak berlaku sewenang-wenang terhadap sesama manusia
b. Tidak mengganggu ibadah seseorang yang beragama lain dengan kita
c. Menghargai perayaan hari-hari besar keagamaan meskipun bukan agama kita
d. Bersedia berkorban untuk kepentingan bersama
e. Menghargai hasil karya orang lain
18. Salah satu bentuk toleransi dalam Islam mengenai bertuhan tergambar dalam ayat ْدِيْنِ وَلِىَ دِيْنكُُمْ لَكُم
yang mengandung makna…
a. Seseorang harus menganut kepercayaan yang banyak dianut oleh masyarakat dilingkungan
sekitar
b. Islam memperbolehkan sikap dan perbuatan yang anti Ketuhanan Yang Maha Esa
c. Islam memperbolehkan ada paksaan dalam hal agama
d. Tidak memaksa orang lain untuk masuk dalam Islam secara paksa
e. Mengakui adanya lebih dari satu Tuhan yang diyakini dan disembah
19. Pengakuan persamaan derajat, hak dan kewajiban antara sesama manusia merupakan salah satu
penjabaran nilai sila....
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
127
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
20. Tindakan bijaksana yang sesuai dengan demokrasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah
....
a. Menghargai dan mencintai produk-produk dalam negeri
b. Dapat mengendalikan diri dengan baik
c. Mengikuti upacara kemerdekaan dan sumpah pemuda
d. Memberikan kebebasan berbeda pendapat
e. Tidak menyebarkan rasa permusuhan kepada orang lain
21. Contoh sikap yang mencerminkan saling tenggang rasa dan tepa selira yang sesuai dengan nilai
kemanusiaan pada sila kedua diantaranya kecuali……
a. Bersedia mengikuti kerja bakti dengan berbaur pada masyarakat lain
b. Peduli terhadap penderitaan orang lain
c. Bersimpati kepada orang lain yang mengalami kemalangan
d. Mengunjungi teman yang sedang sakit
e. Mengadakan musyawarah untuk membuat keputusan bersama
22. Sikap yang mencerminkan mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika
diantaranya kecuali…
a. Menghargai kebudayaan daerah lain
b. Saling menghormati perbedaan suku
c. Tidak membeda-bedakan suku, agama dan ras tertentu dalam bergaul
d. Menonjolkan budaya dari daerah asal dalam bergaul
e. Menghargai bahasa daerah lain
23. Contoh sikap yang menyimpang dari pengamalan pancasila sila ke-1 adalah….
a. Memiliki dan meyakini satu agama dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan
sesuai dengan norma agama yang berlaku.
b. Memaksa seseorang untuk memeluk agama yang sesuai dengan kita
c. Menghormati pemeluk agama lain yang sedang beribadah
d. Menghargai perayaan hari-hari besar keagamaan meskipun bukan agama kita
e. Mau bekerjasama dengan siapapun dalam menjaga kerukunan antar umat beragama
24.
“Janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang
keterangan yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang
berat”.
Ayat tersebut di atas mencerminkan nilai Pancasila yaitu nilai…
a. Ketuhanan
b. Kemanusiaan
c. Persatuan/patriotisme
d. Kerakyatan/demokrasi
e. Keadilan sosial
25.
128
Potongan ayat QS As Syuura: 38 tersebut memerintahkan kepada manusia untuk…
a. Memutuskan perkara dengan adil
b. Memberi kepada kaum kerabat
c. Berkata jujur
d. Menyampaikan amanah
e. memutuskan perkara dengan musyawarah
26. Contoh sikap yang sesuai dengan pengamalan sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan adalah….
a. ikut berperan serta dalam pemerintahan
b. merasa bangga sebagai bangsa Indonesia
c. menjaga nama baik bangsa dan Negara
d. Bersedia memenuhi panggilan untuk membela bangsa
e. menghargai hasil karya orang lain
27. Salah satu contoh perbuatan yang bertentangan dengan nilai persatuan pada sila ketiga Pancasila
adalah….
a. tidak menghargai pendapat orang lain
b. terlibat tawuran antar kampung
c. mengganggu orang yang sedang beribadah
d. memakai perhiasan yang berlebihan
e. melanggar tata tertib sekolah
28. Membantu korban bencana alam adalah salah satu contoh pengamalan pancasila, khususnya
sila….
a. ketuhanan yang maha esa
b. kemanusiaan yang adil dan beradab
c. persatuan Indonesia
d. kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
e. keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
29. Dinda suka memilih-milih teman dalam bergaul. Sikap Dinda sangat menyimpang dengan nilai-
nilai pancasila, khususnya sila ke….
a. ketuhanan yang maha esa
b. kemanusiaan yang adil dan beradab
c. persatuan Indonesia kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
d. keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
e. persatuan Indonesia
30. Semboyan Bhineka Tunggal Ika mencerminkan sila ketiga yang mengandung makna...
a. Perbedaan harus dijadikan tolok ukur untuk memilih dengan siapa kita harus bergaul
b. Bangsa Indonesia terdiri dari beranekaragam budaya dan kita cukup menjalin kerjasama
dengan masyarakat yang mempunyai budaya yang sama
c. Kita hanya boleh bekerja sama dengan orang yang satu keyakinan dengan kita
d. Perbedaan ras, suku, kelompok, golongan maupun agama menjadikan perpecahan antar
warga
e. Perbedaan bukannya untuk diruncingkan menjadi konflik tetapi diarahkan untuk
mewujudkan tujuan bersama sebagai bangsa.
129
LAMPIRAN 12
ANGKET TENTANG RESPON PEMBINA TERHADAP MODUL
AKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM ORGANISASI
MAJELIS TAKLIM
PETUNJUK PENGISIAN
1. Identitas
Nama :
Instansi :
No. HP :
Tanggal :
2. Mohon anda menjawab sejujurnya dan sesuai apa adanya.
3. Jawaban anda sangat diperlukan untuk perbaikan modul.
4. Instrumen ini teriri dari kolom pernyataan dan jawaban, silahkan anda memberi
tanda ceklis (√) jawaban yang anda pilih pada kolom yang disediakan.
5. Ada 5 pilihan jawaban yang masing-masing maknanya sebagai berikut:
Jawaban Makna
SS Sangat setuju dengan pernyataan yang diajukan
S Setuju dengan pernyataan yang diajukan
KS Kurang setuju dengan pernyataan yang diajukan
TS Tidak setuju dengan pernyataan yang diajukan
STS Sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diajukan
130
PERNYATAAN ANGKET
No Pernyataan Jawaban
SS S KS TS STS
1.
Modul aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam
Organisasi Majelis Taklim tepat untuk
digunakan sebagai salah satu bahan ajar
dalam mengaktualisasikan nilai-nilai
Pancasila pada organisasi Majelis Taklim
2.
Modul aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam
Organisasi Majelis Taklim memiliki bahasa
yang mudah dipahami.
3.
Modul aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam
Organisasi Majelis Taklim memiliki tampilan
yang menarik.
4.
Modul aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam
Organisasi Majelis Taklim membuat saya
mudah melakukan kegiatan aktualisasi nilai-
nilai Pancasila terutama dalam organisasi
Majelis Taklim
5.
Materi dalam Modul aktualisasi nilai-nilai
Pancasila dalam Organisasi Majelis Taklim
bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari
terutama dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
6.
Modul Modul aktualisasi nilai-nilai Pancasila
dalam Organisasi Majelis Taklim mudah
untuk digunakan secara mandiri di sekolah.
7.
Pemaparan “materi” pada Modul aktualisasi
nilai-nilai Pancasila dalam Organisasi Majelis
Taklim menambah pengetahuan saya tentang
wawasan nilai-nilai Pancasila.
8.
Strategi pembelajaran dalam Modul
aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam
Organisasi Majelis Taklim mudah untuk
dilakukan.
9.
Kegiatan pengembangan strategi dalam
modul menambah wawasan tentang
aktualisasi nilai-nilai Pancasila pada siswa
dan Pembina.
131
10.
Contoh pengembangan strategi yang
digunakan dalam setiap tema memudahkan
saya menciptakan strategi yang efektif dan
lebih bervariasi untuk mengaktualisasikan
nilai-nilai Pancasila.
Kesimpulan
Pilih salah satu jawaban dengan melingkari jawaban yang Anda pilih:
1. Apakah Anda tertarik menggunakan modul ini sebagai salah satu bahan ajar untuk
kegiatan dalam organisasi Majelis Taklim? Ya / Tidak
2. Menurut Anda modul ini:
a. Sangat baik digunakan sebagai salah satu bahan ajar untuk kegiatan dalam
organisasi Majelis Taklim (tanpa perbaikan).
b. Baik digunakan sebagai salah satu bahan ajar untuk kegiatan dalam organisasi
Majelis Taklim, namun masih perlu diadakan perbaikan.
c. Kurang baik digunakan sebagai salah satu bahan ajar untuk kegiatan dalam
organisasi Majelis Taklim
Temanggung,……………………
Pembina Majelis Taklim
...........................................
1
1
LAMPIRAN 13
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN
MENGGUNAKAN MODUL AKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA
DALAM ORGANISASI MAJELIS TAKLIM
Hari/Tanggal :
Instansi :
Waktu :
No Aspek Yg Diamati Ya Tidak Catatan
1 Pembina mengkomunikasikan atau
menyampaikan tujuan
pembelajaran.
2 Pembina menginformasikan bahwa
pembelajaran dilakukan
menggunakan Modul.
3 Pembina menjelaskan gambaran
materi sesuai dengan tema yang
akan dibahas dengan jelas
4 Pembina mengarahkan siswa untuk
mempelajari kegiatan belajar
tertentu pada Modul.
5 Pembina menjelaskan dengan detail
strategi yang akan dipakai pada
kegiatan saat itu
6 Pembina membagi siswa kedalam
beberapa kelompok
7 Siswa dapat memahami petunjuk
untuk melakukan aktivitas dalam
Modul.
8 Beberapa siswa
berdialog/berdiskusi dengan siswa
lain apabila ada yang kurang
dimengerti.
9 Beberapa siswa bertanya kepada
guru/ peneliti apabila ada yang
kurang dimengerti.
10 Siswa melakukan kegiatan-kegiatan
sesuai petunjuk yang tertulis dalam
Modul.
11 Guru memberikan bimbingan dan
arahan selama siswa menggunakan
dan mengerjakan Modul.
2
2
12 Siswa dapat bebas berpendapat dan
bereksplorasi dalam menemukan
suatu konsep atau memberikan
kesimpulan.
13 Siswa dapat mencari suatu konsep
dan mendapat kesempatan untuk
memberikan kesimpulan
berdasarkan aktivitas dan masalah
masalah yang diberikan dalam
Modul.
14 Siswa bersemangat dan tidak cepat
bosan dalam mengerjakan Modul.
15 Pembina memberi klarifikasi,
meluruskan pemahaman yang tidak
selaras dan sebagai penguatan topik
yang dibahas
Temanggung,…………………….
Observer
…………………………………....
3
3
DOKUMENTASI VALIDASI DAN AKTUALISASI NILAI-NILAI
PANCASILA MELALUI PEMBELAJARAN MODUL DALAM
ORGANISASI MAJELIS TAKLIM
FOTO KEGIATAN KET
Validasi modul dari
ahli media Bp. Dr.
Budiyono Saputro, M.
Pd.
Validasi modul dari
ahli materi Bp. Jaka
Siswanta, M. Pd.
Validasi modul dari
pembina Majelis
Taklim Ibu. Elmy,
S.Pd.I
4
4
Uji coba skala kecil di
masjid SMK Swadaya
Uji coba skala kecil di
SMAN 1 Parakan
salah satu kegiatan
aktualisasi nilai-nilai
Pancasila
menggunakan salah
satu strategi
Exhibition Search
Uji coba skala besar di
SMK Swadaya
5
5
salah satu kegiatan
aktualisasi nilai-nilai
Pancasila melalui
pembelajaran modul
di SMAN 1 Parakan
kegiatan mengerjakan
posttest di SMK
Swadaya
penulis bersama salah
satu pembina Majelis
Taklim memandu
siswa anggota
mengerjakan postest