AKTUALISASI DIRI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL 33 SENJA DI ...

13
Prosiding SENASBASA http://research-report.umm.ac.id/index.php/SENASBASA (Seminar Nasional Bahasa dan Sastra) Edisi 2 Tahun 2018 Halaman 134-146 E-ISSN 2599-0519 134 | Halaman AKTUALISASI DIRI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL 33 SENJA DI HALMAHERA KARYA ANDARU INTAN Heni Pujiati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang [email protected] Abstrak Kebutuhan setiap individu berbeda-beda tergantung keperluan masing-masing. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan sisi psikologi humanistik atau kebutuhan tokoh utama dalam novel 33 Senja di Halmahera karya Andaru Intan. Tujuan dari penelitian ini adalah memaparkan aktualisasi diri tokoh utama berdasarkan kebutuhan Abraham Maslow. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data studi pustaka atau dokumen. Data penelitian yaitu novel 33 Senja di Halmahera karya Andaru Intan. Pendekatan yang digunakan yaitu psikologi humanistik dengan teori yang dikemukakan Abraham Maslow. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) unsur kebutuhan fisiologis terbentuk karena kepentingan-kepentingan fisik yang diperlukan tokoh utama, seperti sandang, pangan, papan. (2) kebutuhan keamanan pada tokoh utama terbentuk karena keperluan untuk melindungi diri. (3) kebutuhan cinta sangat mempengaruhi tokoh utama, cinta yang tulus berdampak positif pada trauma yang dialami tokoh utama. (4) kebutuhan penghargaan serta harga diri ini diperlukan karena tokoh utama merupakan seorang guru yang telah semestinya mendapatkan penghargaan dari sekelilingnya. (5) aktualisasi diri dalam tokoh utama Puan ditunjukkan dengan ia menjadi guru yang dapat berpengaruh pada daerahnya dan mengembangkan kemampuannya dalam menulis cerita dongeng. Dari beberapa unsur di atas, dalam diri tokoh utama memiliki keperluan yang sangat dibutuhkan olehnya. Kata kunci: aktualisasi diri, psikologi humanistik, novel 33 Senja di Halmahera . PENDAHULUAN Karya sastra merupakan sesuatu yang berbentuk fiksi. Fiksi adalah cara terbaik untuk menceritakan fakta yang terjadi di masyarakat. Dalam karya sastra, penulis atau pengarang berusaha menyampaikan suka duka kehidupan masyarakat yang mereka rasakan atau yang mereka alami. Karya sastra adalah suatu cara untuk memindahkan atau menyalin pemikiran- pemikiran pengarang itu sendiri, menurut Jakop Sumardjo dalam buku yang berjudul “Apresiasi Kesusastraan” (Sumardjo, 1994:2).

Transcript of AKTUALISASI DIRI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL 33 SENJA DI ...

Page 1: AKTUALISASI DIRI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL 33 SENJA DI ...

Prosiding SENASBASA http://research-report.umm.ac.id/index.php/SENASBASA

(Seminar Nasional Bahasa dan Sastra) Edisi 2 Tahun 2018

Halaman 134-146 E-ISSN 2599-0519

134 | Halaman

AKTUALISASI DIRI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL 33 SENJA

DI HALMAHERA KARYA ANDARU INTAN

Heni Pujiati

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Muhammadiyah Malang

[email protected]

Abstrak Kebutuhan setiap individu berbeda-beda tergantung keperluan masing-masing. Tujuan

penelitian ini untuk mendeskripsikan sisi psikologi humanistik atau kebutuhan tokoh utama

dalam novel 33 Senja di Halmahera karya Andaru Intan. Tujuan dari penelitian ini adalah

memaparkan aktualisasi diri tokoh utama berdasarkan kebutuhan Abraham Maslow. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data studi pustaka

atau dokumen. Data penelitian yaitu novel 33 Senja di Halmahera karya Andaru Intan.

Pendekatan yang digunakan yaitu psikologi humanistik dengan teori yang dikemukakan Abraham Maslow. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) unsur kebutuhan fisiologis

terbentuk karena kepentingan-kepentingan fisik yang diperlukan tokoh utama, seperti

sandang, pangan, papan. (2) kebutuhan keamanan pada tokoh utama terbentuk karena keperluan untuk melindungi diri. (3) kebutuhan cinta sangat mempengaruhi tokoh utama,

cinta yang tulus berdampak positif pada trauma yang dialami tokoh utama. (4) kebutuhan

penghargaan serta harga diri ini diperlukan karena tokoh utama merupakan seorang guru

yang telah semestinya mendapatkan penghargaan dari sekelilingnya. (5) aktualisasi diri dalam tokoh utama Puan ditunjukkan dengan ia menjadi guru yang dapat berpengaruh pada

daerahnya dan mengembangkan kemampuannya dalam menulis cerita dongeng. Dari

beberapa unsur di atas, dalam diri tokoh utama memiliki keperluan yang sangat dibutuhkan olehnya.

Kata kunci: aktualisasi diri, psikologi humanistik, novel 33 Senja di Halmahera

.

PENDAHULUAN

Karya sastra merupakan sesuatu yang berbentuk fiksi. Fiksi adalah cara terbaik untuk

menceritakan fakta yang terjadi di masyarakat. Dalam karya sastra, penulis atau pengarang

berusaha menyampaikan suka duka kehidupan masyarakat yang mereka rasakan atau yang

mereka alami. Karya sastra adalah suatu cara untuk memindahkan atau menyalin pemikiran-

pemikiran pengarang itu sendiri, menurut Jakop Sumardjo dalam buku yang berjudul “Apresiasi

Kesusastraan” (Sumardjo, 1994:2).

Page 2: AKTUALISASI DIRI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL 33 SENJA DI ...

135 | Halaman

Dalam karya sastra meliputi prosa, puisi, dan drama. Prosa berbeda dengan puisi,

walaupun banyak ditemukan dalam prosa yang serupa dengan puisi. Prosa dapat dibedakan yakni

antara fiksi dan nonfiksi. Menurut Abrams (dalam Nugiyantoro, 2012:2), dalam pengertian

kesastraan prosa disebut juga fiksi, teks naratif, atau wacana. Dalam hal ini, fiksi merupakan hal

yang bersifat cerita hayalan atau cerita rekaan.

Untuk saat ini, novel yang berjudul 33 Senja di Halmahera belum ada yang melakukan

penelitian, karena novel ini baru terbit tahun 2017. Dalam beberapa judul novel yang berbeda,

ada beberapa yang meneliti dengan menggunakan pendekatan psikologis humanistik Abraham

Maslow.

Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi sastra yang mengacu pada psikologi

humanistik Abraham Maslow, yakni kebutuhan fisiologis, kemanan, cinta, dan harga diri.

Psikologi humanistik merupakan sebuah “gerakan” yang hadir dengan memunculkan gambaran

manusia sebagai makhluk yang bebas dan bermartabat serta selalu bergerak kearah

pengungkapan segala potensi yang dimilikinya apabila lingkungan memungkinkan (Koeswara,

1991:109). Hal ini berkaitan dengan objek yang dilakukan peneliti, yakni mengulas tingkat

kebutuhan pada tokoh utama yang bernama Puan.

Psikologi humanistik yang diperkenalkan oleh Abraham Maslow pada tahun 1970, teori

ini dikenal sebagai psikologi kekuatan baru, suatu mazhab yang melengkapi dua teori

sebelumnya, yakni teori psikoanalisis dan behaviorisme. Psikologi humanistik memasukkan

aspek positif dari seseorang yang mempunyai peran penting, yaitu cinta, kreativitas, nilai makna,

dan pertumbuhan pribadi.

Menurut Krech (dalam Minderop, 2010:49) menjelaskan teori hierarki kebutuhan

Abraham Maslow ada lima tingkatan, yaitu diurutkan yang diawali kebutuhan lebih rendah

kemudian mengarah kebutuhan lebih tinggi. 1. Kebutuhan fisiologis, contohnya makanan,

minuman, dan oksigen; 2. Kebutuhan rasa aman, contohnya seperti perlindungan dari

kriminalistas, perang, takut, cemas dan lainnya yang mengarah pada kebutuhan keamanan; 3.

Kepemilikan cinta, contohnya seperti rasa kasih-sayang dan identifikasi; 4. Kebutuhan akan

penghargaan, contohnya penghargaan atas kemampuan dari prestasi yang dihasilkan,

kemandirian dan harga diri; 5. Kebutuhan aktualisasi diri contohnya pada keinginan yang terus-

menerus ada dalam individu.

Page 3: AKTUALISASI DIRI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL 33 SENJA DI ...

136 | Halaman

Globe (1994:52) mengatakan bahwa seseorang yang sedang mengaktualisasikan diri, jauh

lebih tegas dan mempunyai pengertian yang lebih terarah mengenai hal yang benar maupun

salah. Mereka lebih kuat dalam meramalkan setiap kejadian. Orang-orang seperti ini mampu

menembus dan melihat realitas yang tersembunyi serba membingungkan secara lebih cepat dan

lebih tepat dibandingkan orang secara umum.

Adapun perumusan masalah dalam makalah ini adalah, “Bagaimana aspek psikologi

humanistik tokoh utama mengaktualisasikan diri dalam novel 33 Senja di Halmahera karya

Andaru Intan?” berdasarkan paparan diatas, maka tujuan penelitian terhadap novel 33 Senja di

Halmahera karya Andaru Intan, yakni mendeskripsikan kondisi tokoh utama yang dapat

ditelusuri melalui kebutuhan fisiologis, kebutuhan cinta dan keberadaan, kebutuhan akan

keamanan, kebutuhan akan penghargaan, serta aktualisasi diri tokoh utama.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami aktualisasi diri berdasarkan

teori Abraham Maslow yang mengacu pada tingkatan kebutuhan tokoh utama dalam novel ini.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah agar pembaca dengan mudah memahami aktualisasi

diri yang dimunculkan dari tingkatan kebutuhan tokoh utama.

Novel 33 Senja di Halmahera menceritakan seorang wanita yang bernama Perempuan,

biasa dipanggil Puan. Wanita berasal dari desa Sirimau, seorang guru bahasa inggris, dan anak

yang diangkat karena orang tua kandungnya meninggal pada saat perang saudara di Maluku.

Puan memiliki trauma terhadap laut, karena orang tuanya dibunuh di laut. Dari kejadian itu, Puan

tidak pernah lagi bermain di laut bahkan tak memandang laut. Suatu hari, Puan bertemu dengan

lelaki bernama Nathan yang sedang bertugas di Sirimau selama 33 hari. Nathan jatuh cinta

pandangan pertama pada Puan, ia pun mendekati Puan secara perlahan. Nathan menghilangkan

rasa takut Puan terhadap laut sehingga ia merasa tak takut lagi pada laut. Kehadiran Nathan

mengubah hidup Puan. Mereka saling jatuh cinta, tetapi tidak ingin melawan arus agama dan

keduanya pun tak saling memberi kabar setelah Nathan pergi dari Halmahera. Puan melanjutkan

hidupnya dengan melamar kerja di luar kota dan terus mengembangkan bakat menulis cerita

dongeng menggunakan Bahasa Inggris.

METODE

Dalam melakukan penelitian novel yang berjudul 33 Senja di Halmahera karya Andaru

Intan, yaitu menggunakan jenis penelitian yang mengacu pada kualitatif. Berdasarkan pandangan

Page 4: AKTUALISASI DIRI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL 33 SENJA DI ...

137 | Halaman

Taylor (dalam Moloeng, 2010:4) metodologi kualitatif merupakan strategi penelitian yang akan

mendapatkan data berupa teks deskriptif tertulis maupun lisan dari seseorang serta saat dilakukan

observasi. Selanjutnya, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan psikologi humanistik

karena permasalahan yang ada pada novel berkaitan dengan kondisi kebutuhan tokoh Puan yang

dilatarbelakangi oleh kondisi dan situasi lingkungan terciptanya karya sastra.

Sumber data penelitian kali ini adalah teks novel yang berlatar masa setelah peperangan

antar saudara di Maluku. Data penelitian ini berupa beberapa prolog dan dialog antartokoh yang

terjadi dalam novel 33 Senja di Halmahera terdiri dari 187 halaman yang memperlihatkan

kondisi psikologi humanistik, kebutuhan tokoh, serta aktualisasi diri yang ada pada tokoh utama.

Teknik dalam pengumpulan data penelitian kali ini menggunakan metode studi pustaka

atau dokumen. Langkah-langkah yang dapat dilakukan yakni (1) membaca, (2) mengamti, (3)

menandai, dan (4) mencatat hasil yang telah ditandai dan akan diulas berdasarkan teori pada

bagian pembahasan. Memanfaatkan sumber-sumber yang tertulis guna untuk mendapatkan data,

hal ini biasa disebut dengan teknik pustaka (Subroto, 1992:42).

Penulis menggunakan metode analisis isi. Penyelidikan kali ini bukan hanya menjabarkan

temuan yang didapat, namun akan diberikan ulasan atas penemuan yang diperoleh guna

memberikan penjelasan dan pemahaman atas hal-hal apapun yang ditemukan dan dibahas tentang

fakta-fakta yang ada dalam novel. Kemudian peneliti melakukan analisis dengan mengaitkan

berdasarkan teori psikologi humanistik dari Abraham Maslow yang memfokuskan pada lima

tingkatan kebutuhan.

Untuk mengecek keabsahan data peneliti melakukan triagulasi. Ketiga triagulasi tersebut

antara lain: (1) triagulasi teori, (2) triagulasi sumber data, dan (3) triagulasi peneliti. Melalui

langkah uji validitas tersebut, peneliti bisa lebih mudah mendapatkan data tentang teori yang

cocok sebagai acuan penelitian. Triagulasi sumber data, yaitu teknik menyelaraskan kebenaran

data hasil analisis, menggunakan beberapa sumber mengenai psikologi, metode yaitu deskriptif

analisis isi, dengan penelitian yang dibuat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)

Menurut Jaenudin (2015:129) kebutuhan fisiologis adalah keperluan yang sangat pokok

untuk mempertahankan hidup secara fisik. Kebutuhan fisiologis (Physiological Needs)

Page 5: AKTUALISASI DIRI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL 33 SENJA DI ...

138 | Halaman

merupakan kebutuhan atau keperluan yang mendasar dari seseorang dan yang paling diperlukan

atau mendesak keinginannya karena berhubungan langsung dengan pemeliharaan biologis dan

kelangsungan hidup. Apabila individu merasa tidak cukup dengan yang ia makan lalu kemudian

lapar, cinta, dan harga diri, individu tersebut pasti akan makan terlebih dahulu dan mengacuhkan

keperluan lainnya.

Pada novel ini, terdapat beberapa kebutuhan fisiologis yang harus dipenuhi untuk

keberlangsungan hidup, baik jasmani maupun fisik. Berikut ini beberapa kutipan yang

menunjukkan kebutuhan fisiologis:

“... seperti yang lalu-lalu. Adik-adiknya pasti membuat pesta sederhana di rumah

sana. Membeli kue tar kecil, menyalakan lilin, menyanyi, dan menari bersama...”

(Intan, 2017:11).

“... apalagi saat mereka bertanya kapan pulang. Juga suara adik-adiknya yang

sering bilang andai kakak ada di rumah. Sungguh, hanya orang-orang yang

pernah jauh dari keluarga yang bisa merasakan...” (Intan, 2017:13).

Dari kutipan di atas, terdapat kebutuhan fisiologis yang berupa papan, yakni rumah

sebagai tempat bernaung, berlindung, atau tempat tinggal setiap individu. Menurut Abraham

Maslow (dalam Masbur, 2015:29) kehendak untuk mencukupi kebutuhan fisik ini menyebabkan

individu bertingkah laku dan melakukan segala hal yang diinginkannya. Kebutuhan tersebut

diperlukan individu untuk menjalani kehidupan dengan layak.

Selain kebutuhan papan yang diperlukan untuk menjalani hidup, ada juga kebutuhan

pangan yang lebih penting setelah kebutuhan papan. Dalam novel, beberapa hal yang

menunjukkan kebutuhan pangan, berikut ini kutipannya:

“... mama hendak menyiapkan makan malam untuk disantap setelah maghrib.

Bubur dan dendeng daging rusa.” (Intan, 2017:23).

“... enam jam perjalanan dengan jalan yang bergelombang naik turun membuat

mereka lelah dan kelaparan...” (Intan, 2017:33).

“... sedapnya sayur garu, betatas santan, ikan, juga nasi yang uapnya masih

mengepul itu membuat mereka menelan ludah berkali-kali. Perut yang berbunyi

sedari tadi pun tertahan lantaran harus mendengarkan Pak Babinsa memberikan

arahan di depan sana...” (Intan, 2017:33).

Page 6: AKTUALISASI DIRI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL 33 SENJA DI ...

139 | Halaman

Beberapa kutipan di atas, menunjukkan bahwa kebutuhan fisiologis pangan lebih

diutamakan. Kebutuhan-kebutuhan lainnya diabaikan saat kebutuhan pangan ingin lebih dahulu

terpenuhi.

Pada novel ini, tokoh utama, Puan memenuhi kebutuhan fisiologisnya berupa makan

dengan makanan khas daerah Maluku. Berikut ini kutipannya:

“Hari ini mereka baholo (panen sagu). Orang Maluku memang suka memakan

olahan sagu. Kadang-kadang saja mereka makan nasi. Kalau roti, justru jarang

sekali. Sagu bisa dimakan keras-keras begitu oleh mereka yang giginya masih

lengkap. Bisa juga dicelup dengan teh,disiram kuah ikan, atau disiram air panas

dan dibentuk papeda.” (Intan, 2017:80).

Dari kutipan di atas, menunjukkan bahwa Puan adalah tokoh yang sangat menjunjung

tinggi adat istiadat daerahnya dan memenuhi kebutuhan biologisnya, yakni lebih

memprioritaskan memakan sagu dibandingkan nasi dan roti.

Kebutuhan akan Kemanan (Safety Needs)

Menurut Maslow (1970) dalam Feist (2010:333) mengatakan bahwa ketika seseorang

telah melengkapi kebutuhan fisiologisnya, mereka akan termotivasi dengan kebutuhan keamanan

(Safety needs), yang di dalamnya meliputi keamanan fisik, stabilitas, ketergantungan,

perlindungan, dan kebebasan dari kekuatan-kekuatan yang mengancam, seperti perang,

terorisme, penyakit, kecemasan, rasa takut, bahaya, kerusuhan, dan bencana alam.

Kebutuhan akan rasa aman sangat dibutuhkan Puan, karena waktu ia masih kecil, ia

menjadi korban perang antar saudara yang terjadi di Maluku. Dampak dari kejadian tersebut

membuat Puan takut pada laut, berikut kutipan yang menunjukkan hal tersebut:

“... dia satu-satunya perempuan di pesisir yang tak suka laut. Saat senja, dia selalu

melihat matahari tenggelam di pegunungan, tertutup pepohonan dan awan-

awan...” (Intan, 2017:22).

Selain Puan, orang-orang yang masih mengingat kejadian itu pun mempunyai ketakutan

tersendiri. Termasuk Mama Puan yang masih memiliki trauma, ditunjukkan dengan kutipan

berikut ini:

Page 7: AKTUALISASI DIRI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL 33 SENJA DI ...

140 | Halaman

“... mama memang sedikit berlebihan ketika melihat keramaian, apalagi bila yang

datang orang-orang berseragam seperti mereka. Ada memori yang susah hilang

dari pikirannya...” (Intan, 2017:39).

Mama Puan takut kejadian puluhan tahun lalu terulang kembali. Mama Puan tak ingin

kejadian itu kembali menyakiti semua orang yang trauma akan hal itu. Tragedi itu bermula saat

ada yang berbeda dengan agama mereka, mereka langsung membunuhnya. Seperti pada kutipan

dibawah ini:

“... Acan sebagai simbol orang muslim, Obeth sebagai nasrani. Bila berbeda dari

mereka, pembunuhan langsung terjadi. Mereka membentengi diri dengan

membunuh orang yang tidak seiman. Lebih baik membunuh dari pada terbunuh.”

(Intan, 2017:41).

Dari kejadian di atas, keadaan di daerah Puan sangat kacau balau. Berikut kutipannya:

“... selama kurun waktu dua tahun lebih itu pula mereka hidup dalam masa-masa

genting. Ketakutan, kegelisahan, kebencian, dan segalanya yang meresahkan.

Sekolah ditutup. Fasilitas umum ditutup. Mereka takut pergi belanja. Pergi

berkebun pun mereka takut. Ke mana pun mereka merasa tidak aman.” (Intan,

2017:42).

“... di depan rumah-rumah ditemukan batu. Di balik pintu selalu ada tombak.

Senjata-senjata itu selalu siap di rumah masing-masing, selain yang selalu ada di

tangan mereka...” (Intan, 2017:43).

Tokoh utama, Puan kehilangan kedua orang tua kandungnya saat terjadi perang saudara

di Maluku, orang tuanya dibunuh dan dibuang ke laut. Kejadian itu terjadi tepat di depan mata

Puan, saat itu Puan bersembunyi dibalik semak-semak. Berikut ini adalah kutipan dari novel 33

Senja di Halmahera yang menunjukkan ketakutan Puan terhadap laut.

“... Una lantas menggandeng Puan dan mengajaknya menaiki perahu. Wajah Puan

takut-takut. Tangannya berkeringat. Nathan menngadahkan tangannya, meminta

Puan menggandengnya. Tanpa pikir panjang, Puan menyambut telapak tangan

Nathan dan menggenggamnya erat-erat....” (Intan, 2017:121).

Dari kutipan di atas, menunjukkan ketakutan Puan untuk ke laut. Puan membutuhkan

perlindungan yang dapat dikatakan sangat butuh jika ia berada di laut.

Page 8: AKTUALISASI DIRI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL 33 SENJA DI ...

141 | Halaman

Ketakutan yang dirasakan tokoh utama Puan tidak terlalu menampakkan atau

mengekspresikan perilaku takut, karena ia berusaha menutupi rasa takutnya dengan berdiam diri

tanpa berbicara sepatah kata pun. Dapat dilihat dari kutipan berikut ini:

“.... Puan menggenggam erat kayu yang didudukinya. Matanya memincing

menghindari silau matahari dan percikan air laut. Dada Puan berdetak lebih cepat.

Dia menarik napas berkali-kali menenangkan diri. Dia ingat darah-darah yang

menggenang. Dia ingat masa lalu yang menyakitkan. Dia juga takut kalau ombak

membalikkan perahu. Takut tenggelam dan tergulung dalam gelombang.” (Intan,

2017:123).

Kutipan di atas menunjukkan ketakutan karena teringat kenangan masa lalu yang

menyakitkan, yang terjadi kepada Puan. Kebutuhan rasa aman dan menenangkan diri, saat itu

dibutuhkan oleh Puan yang melawan rasa takutnya terhadap laut.

Menurut Maslow (dalam Koeswara, 1991:121) kebutuhan akan rasa aman sangat terbukti

dan dapat diamati pada bayi dan anak-anak yang tidak memiliki kemampuan mereka. Sebagai

contoh bayi akan memberikan respon jika merasa ketakutan dengan cara menangis. Hal ini

karena setiap individu membutuhkan ketenangan dan ketentraman.

Kebutuhan Cinta dan Keberadaan (Love and Belongingness Needs)

Menurut Maslow (1970) dalam Feist (2010:334) menyampaikan pendapatnya yakni

setelah memenuhi kebutuhan fisiologis dan kemanan, mereka menjadi termotivasi oleh

kebutuhan akan cinta dan keberadaan (love and belongingness needs), seperti keinginan untuk

menjadi bagian dari sebuah keluarga, sebuah perkumpulan, lingkungan masyarakat, atau negara.

Cinta dan keberadaan juga mencakup beberapa aspek dari seksualitas dan hubungan dengan

manusia lain dan juga kebutuhan untuk memberi dan mendapatkan cinta.

Dimulainya hubungan percintaan atau gejolak-gejolak asmara muncul ketika dua

pasangan telah merasakan hal yang berbeda dari biasanya. Contohnya seperti pada kutipan dari

isi novel tersebut.

“Puan terkaget setelah lelaki berkaus hijau itu menyapa tiba-tiba. Suaranya begitu

khas di telinga. Membuat hati Puan berdetak lebih cepat. Ada rasa aneh yang

mengaliri tubuhnya...” (Intan, 2017:93-94).

Page 9: AKTUALISASI DIRI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL 33 SENJA DI ...

142 | Halaman

Kutipan di atas merupakan percikan api-api cinta yang seketika muncul begitu saja pada

Puan. Hal tersebut membuktikan bahwa adanya cinta kepada Nathan di dalam diri Puan.

Hal-hal aneh dapat terjadi jika kita telah merasa ada perubahan yang tak biasa dalam diri

kita. Jika telah seperti itu, kita seakan-akan mengibaratkan apapun untuk simbol kebahagiaan

atau hal yang berbeda kita alami. Seperti halnya kutipan dibawah ini, tokoh utama

mengibaratkan kupu-kupu berterbangan di perutnya.

“... tiba-tiba saja terasa banyak kupu-kupu berterbangan di perut Puan.” (Intan,

2017:95).

Kutipan di atas telah menunjukkan bahwa ibarat-ibarat atau perumpamaan apapun dapat

digunakan dalam mengekspresikan diri pada saat itu.

“... tak jelas antara senyum manis di bibir keduanya atau hangatnya cahaya

matahari yang telah membuat suasana dingin di keduanya itu mencair.” (Intan,

2017:95).

Kutipan di bawah ini menunjukkan bahwa tekad dan keberanian seseorang dapat

menghasilkan perubahan pada orang yang akan diincar atau incaran dari orang lain. Contoh

perubahan itu berupa perbedaan prinsip sebelum dan sesudah mengenal seseorang. Berikut

kutipannya:

“... di lubuk hati Puan, dia juga merasakan hal sama. Senang hatinya. Namun

disembunyikannya di mana. Baginya, Nathan lelaki aneh yang begitu berani

mendekatinya... dan anehnya Puan yang biasanya dingin pada lelaki menjadi cair

karena perlakuan hangat Nathan,... barangkali mereka saling tertarik, saling suka,

atau bahkan jatuh cinta,...” (Intan, 2017:96).

Dari beberapa kutipan di atas, menunjukkan bahwa sangat terlihat jelas kebutuhan akan

cinta diantara mereka. Puan dan Nathan pun saling menyembunyikan perasaan yang sebenarnya,

agar tidak terlihat satu sama lain. Tetapi, hanya berselang beberapa menit perasaan yang mulai

muncul harus disirnakan. Puan mengetahui bahwa Nathan berbeda keyakinan dengannya.

Berikut kutipan yang menunjukkan hal tersebut:

Page 10: AKTUALISASI DIRI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL 33 SENJA DI ...

143 | Halaman

“...’Barangkali kita bisa bicara lagi lain waktu, ini saatnya pulang. Aku harus ke

gereja.’ Kata Nathan dengan seulas senyum damai.” (Intan, 2017:97).

Percikan cinta yang mulai indah seketika menjadi kegelisahan. Puan tak ingin jatuh cinta

pada lelaki yang berbeda keyakinan dengannya. Hal yang kecil ini menjadi kegelisahan hati dan

pikiran Puan.

Kebutuhan Akan Penghargaan (Esteem Needs)

Menurut Maslow (dalam Samallo, 2012) setiap individu mempunyai dua kategori

kebutuhan akan penghargaan, yaitu penghargaan diri dari orang lain dan harga diri. Hal ini

berkaitan dengan individu yang mendapatkan penghargaan diri dari orang lain lebih percaya diri

akan kemampuan yang dimilikinya. Sebaliknya, individu yang harga dirinya turun maka

kepercayaan dirinya juga turun, karena orang tersebut akan merasa tidak berdaya dan memiliki

perasaan rendah diri.

Anak yang telah berada dalam lingkup keluarga yang berpendidikan atau dipandang atau

dihargai dimasyarakat, menjadi suatu tantangan untuk menjaga nama baik keluarga. Hal itu

dirasakan tokoh utama yang diceritakan dalam novel. Seperti kutipan di bawah ini:

”... Puan yang ikut mengamati mereka menunduk sesaat setelah mengetahui

mereka menatap genit ke arahnya. Namun mimik wajah yang tampak jutek itu

nyatanya tidak membuat mereka berhenti memandang Puan sedetikpun. Mereka

justru tersenyum melihat Puan sambil mendiskusikan sesuatu yang tampak

menarik. Mata mereka itu seperti melihat sesuatu yang memikat...” (Intan,

2017:28).

Kutipan di atas menunjukkan bahwa Puan adalah wanita yang menjaga pandangannya,

yakni untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkannya. Dengan hal itu juga, dia dapat menjaga

nama baik keluarganya yang terkenal dermawan karena Ayah Puan juga merupakan guru di

daerahnya.

Puan adalah seorang guru bahasa inggris di daerahnya. Ia senantiasa mengajari murid-

muridnya dengan berbagai metode pembelajaran. Menurut murid-muridnya, Puan tak hanya guru

yang baik, tetapi juga orang yang mengerti murid-muridnya. Berikut kutipan:

Page 11: AKTUALISASI DIRI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL 33 SENJA DI ...

144 | Halaman

“.... bukan karena wajah sang guru enak dilihat dan baik hati. Bukan. Namun

karena ia mengajar dengan hati. Mereka bisa merasakan bahwa Puan tak hanya

mengajar, tapi menyentuh hati mereka dengan kata-kata...” (Intan, 2017:44).

Kutipan di atas menunjukkan bahwa Puan tak hanya seorang guru yang baik, melainkan

Puan dapat menyentuh hati para muridnya pada saat mengajar. Hal ini dapat menjadi sebuah

penghargaan bagi tokoh utama Puan dalam novel 33 Senja di Halmahera.

Tokoh utama Puan, memiliki panutan yang akan diikutinya. Orang yang akan ia tiru

untuk menjadi guru yang dapat menjadi teladan bagi siwa-siswinya.

“... sebelum menjadi kepala sekolah SMP Negeri seperti sekarang, Papa Puan

memang sudah terlihat berbeda dari guru kebanyakan. Dia selalu berangkat paling

awal dan pulang paling akhir. Tak seperti yang lain, tak pernah beliau izin hanya

karena masuk angin...” (Intan, 2017:45-46)

Aktualisasi Diri (Self Actualizaiton)

Menurut Globe (1994:77) mengatakan bahwa pemaparan tentang kebutuhan psikologis

untuk menumbuhkan, mengembangkan dan menggunakan kemampuan, disebut aktualisasi diri.

Kebutuhan ini sebagai hasrat untuk menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa

saja menurut kemampuannya. Jadi dalam mengaktualisasikan diri, diperlukan keyakinan akan

bakat-bakat yang dimiliki serta mengeluarkan bakat yang sangat dikuasai. Hal ini sejalan dengan

bagian yang diceritakan dalam novel 33 Senja di Halmahera, berikut kutipannya:

“... Puan menjadi guru yang menyenangkan dan menjadi panutan. Jadi idola

murid-muridnya meski Puan sebetulnya hanya ditugaskan mengajar semua mata

pelajaran kelas lima dan enam, tapi semua murid mengenalnya...” (Intan,

2017:47).

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa tokoh utama Puan memiliki potensi dalam diri

yang tidak dimiliki oleh orang lain. Hal ini yang menyebabkan Puan berbeda dengan wanita

lainnya. Selain disenangi para siswanya, Puan juga terampil dalam menulis cerita dongeng.

“... menulis cerita dongeng adalah kegemaran Puan. Dia menulis dengan dua

bahasa, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Dia pun menulis dongeng legenda

Danau Tolire di Ternate. Cerita menarik itu sudah disulapnya menjadi cerita

berbahasa Inggris...” (Intan, 2017:58).

Page 12: AKTUALISASI DIRI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL 33 SENJA DI ...

145 | Halaman

Puan memiliki kemampuan menulis cerita dongeng, mulai dari dongeng dunia hingga

cerita legenda-legenda yang ada di Indonesia. Salah satu cerita dongeng Puan yakni diangkat dari

legenda yang ada di daerahnya, yaitu Danau Tolire yang diyakini masyarakat sekitar sebagai

danau kutukan. Seorang lelaki yang menyetubuhi anak gadisnya sendiri, kemudian semua orang

di desa itu menjelma menjadi buaya putih, sedangkan sang ayah menjelma sebuah danau yang

begitu besar, dan sang anak menjelma menjadi danau kecil di bawahnya Danau Tolire. Cerita

tersebut ditulis Puan dengan menggunakan Bahasa Inggris, kemampuan akademik yang ia miliki.

Peran Guru dalam Membangun Aktualisasi Diri Pada Siswa

Lembaga pendidikan dan guru saat ini dihadapkan pada tuntutan yang semakin berat,

terutama untuk mempersiapkan siswa agar dapat menghadapi dinamika perubahan yang

berkembang dengan pesat. Perubahan yang terjadi bukan hanya dibidang pengetahuan dan

teknologi saja, tetapi juga berkaitan dengan pergeseran aspek nilai dan moral dalam kehidupan

bermasyarakat.

Di zaman yang sangat modern ini, sebagian besar siswa belum mengaktualisasikan

dirinya terhadap kemampuan yang ia miliki. Hal ini dikarenakan sedikitnya perhatian yang

diberikan pada siswa, sehingga hingga saat ini mereka belum memiliki kemampuan yang paten.

Dalam dunia pendidikan, guru berperan untuk membantu para siswa mengaktualisasikan

diri terhadap kemampuan-kemampuan yang siswa miliki. Setiap insan memiliki kemampuan

yang berbeda-beda pula, ada siswa yang mampu dalam bidang akademik, dalam bidang non-

akademik, atau bahkan siswa memiliki kemampuan antar dua aspek tersebut. Aktualisasi diri

penting bagi siswa, karena dengan hal itu para siswa mampu menunjukkan kemampuan yang ada

dalam diri mereka dan mengembangkannya secara lebih luas. Hal itu dibutuhkan untuk

meningkatkan kemampuan diri para siswa.

Langkah yang dapat diambil guru untuk membangun aktualisasi diri pada siswa, yakni:

1) mencari tahu hal apa yang disenangi atau disukai siswa, yang dapat menjadi suatu prestasi; 2)

jika satu orang memiliki banyak hal yang disenangi, pilih salah satu yang paling menonjol; 3)

beri arahan pada potensi yang dimiliki siswa, agar bakat yang mereka miliki lebih tajam lagi; 4)

jika bakat yang dimiliki telah baik, guru juga memiliki peran untuk menyalurkan bakat siswa.

Page 13: AKTUALISASI DIRI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL 33 SENJA DI ...

146 | Halaman

Dengan cara memberikan siswa kesempatan tampil saat ada kegiatan sekolah atau mewakili

sekolah dalam berbagai kegiatan.

SIMPULAN

Berdasarkan dari pembahasan topik di atas, dapat ditarik simpulan bahwa dalam karya

sastra, pengarang menyampaikan suka duka kejadian yang ada di masyarakat. Hal yang sangat

menarik dari karya sastra yakni fiksi adalah cara terbaik untuk mengungkapkan fakta.

Usaha Puan untuk memenuhi kebutuhan hierarki diantaranya yakni: 1. Kebutuhan

fisiologis yang terkait dengan kehidupan bermasyarakat yang kental akan adat istiadatnya; 2.

Kebutuhan akan keamanan yang mencakup trauma, ketakutan, dan keamanan fisik Puan dengan

memberanikan diri untuk mengenali laut yang telah membuatnya merasa takut; 3. Kebutuhan

akan cinta dapat dirasakan Puan yakni pemberian cinta yang tulus dari Nathan sehingga

membuatnya merasa nyaman dan mengubah hidupnya menjadi lebih baik dari sebelumnya; 4.

Kebutuhan Akan Penghargaan dan harga diri yang ada dalam diri tokoh Puan yakni mendapat

penghargaan dari para siswanya dengan menyimak setiap penjelasan yang diberikannya; 5.

Aktualisasi diri yang didapatkannya dengan kemampuan-kemampuan akademiknya, yakni jitu

mengajar serta menjadi idola para siswanya di sekolah dan memiliki kemampuan menulis cerita

dongeng dari legenda yang ada di Indonesia dengan menggunakan Bahasa Inggris.

DAFTAR PUSTAKA

Goble, Frank G. 1994. Mazhab Ketiga Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Diterjemahkan

ke dalam Bahasa Indonesia oleh Drs. A. Supratiknya. Yogyakarta: Kanisius.

Koeswara, E. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung: PT Eresco.

Masbur. 2015. Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Perspektif Abraham Maslow. Jurnal Ilmiah

Edukasi. Volume 1 No. 1. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan: UIN Ar-Raniry Darussalam

Banda Aceh.

Minderop, Albertine. 2016. Psikologi Sastra: Karya Sastra, Metode, Teori, dan Contoh Kasus.

Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Nugiyantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Samallo, Dirck Julian Abraham. 2012. Motif Pelaku Kejahatan Dalam “Moeru” Bagian Dari

Karya Higashino Keigo Yang Berjudul “Tantei Galileo”. Jurnal Ilmiah. Fakultas Ilmu

Budaya: Universitas Padjadjaran.

Sumardjo, Jakop dan Saini K.M. 1994. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.