Aktivitas Hipoglikemik Steviosida dari Tanaman Stevia...

12
1 H C H 3 O O O CH 2 H CH 3 Glc - Glc - Glc (2 - 1) Aktivitas Hipoglikemik Steviosida dari Tanaman Stevia rebaudiana (Bert.) terhadap Tikus Wistar Jantan yang Dibebani Glukosa Hypoglycemic Effect of Stevioside from Stevia rebaudiana (Bert.) on Male Wistar Rat Pre- Loaded with Glucose November Rianto Aminu, Yohanes Martono, Hartati Soetjipto Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga, Indonesia 50711 ([email protected]) PENDAHULUAN Steviosida adalah senyawa alam yang termasuk dalam golongan terpen (Gambar 1). Senyawa ini memiliki rasa yang sangat manis, 250 300 kali lebih manis dari sukrosa (gula tebu), serta rendah kalori (Chatsudthipong, 2009). Menurut Philip (1987), senyawa steviosida dari tanaman tersebut mempunyai potensi, fungsi, dan karakteristik pemanis yang lebih besar dari jenis-jenis pemanis lainnya. Selain itu, steviosida juga mempunyai sifat hipoglikemik yang berarti (Djas, 2005), sehingga dapat dipergunakan sebagai alternatif pencegahan dan terapi penyakit diabetes mellitus. Gambar 1 Struktur Kimia Steviosida Diabetes merupakan penyakit yang bukan hanya dikarenakan mengkonsumsi makanan yang manis atau gula berlebih, namun lebih disebabkan oleh kelebihan kalori dalam tubuh (Smith. 2003). Makanan yang kita konsumsi akan disimpan dalam tubuh sebagai kalori. Pada penderita diabetes, pola makan tidak terkontrol akan meningkatkan

Transcript of Aktivitas Hipoglikemik Steviosida dari Tanaman Stevia...

Page 1: Aktivitas Hipoglikemik Steviosida dari Tanaman Stevia ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2357/2/T1_652008007_Full... · yang lebih besar dari jenis-jenis pemanis lainnya.

1

HCH3 O

O

O

CH2

H

CH3

Glc

- Glc - Glc (2 - 1)

Aktivitas Hipoglikemik Steviosida dari Tanaman Stevia rebaudiana (Bert.) terhadap Tikus

Wistar Jantan yang Dibebani Glukosa

Hypoglycemic Effect of Stevioside from Stevia rebaudiana (Bert.) on Male Wistar Rat Pre-

Loaded with Glucose

November Rianto Aminu, Yohanes Martono, Hartati Soetjipto

Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika

Universitas Kristen Satya Wacana

Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga, Indonesia 50711

([email protected])

PENDAHULUAN

Steviosida adalah senyawa alam yang termasuk dalam golongan terpen (Gambar 1).

Senyawa ini memiliki rasa yang sangat manis, 250 – 300 kali lebih manis dari sukrosa

(gula tebu), serta rendah kalori (Chatsudthipong, 2009). Menurut Philip (1987), senyawa

steviosida dari tanaman tersebut mempunyai potensi, fungsi, dan karakteristik pemanis

yang lebih besar dari jenis-jenis pemanis lainnya. Selain itu, steviosida juga mempunyai

sifat hipoglikemik yang berarti (Djas, 2005), sehingga dapat dipergunakan sebagai

alternatif pencegahan dan terapi penyakit diabetes mellitus.

Gambar 1 Struktur Kimia Steviosida

Diabetes merupakan penyakit yang bukan hanya dikarenakan mengkonsumsi

makanan yang manis atau gula berlebih, namun lebih disebabkan oleh kelebihan kalori

dalam tubuh (Smith. 2003). Makanan yang kita konsumsi akan disimpan dalam tubuh

sebagai kalori. Pada penderita diabetes, pola makan tidak terkontrol akan meningkatkan

Page 2: Aktivitas Hipoglikemik Steviosida dari Tanaman Stevia ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2357/2/T1_652008007_Full... · yang lebih besar dari jenis-jenis pemanis lainnya.

2

kadar glukosa dalam darah karena terjadinya resistensi insulin yang dikarenakan

berlebihnya kalori rubuh. Insulin yang dihasilkan oleh sel β pankreas dalam tubuh berperan

sebagai pembuka reseptor sel sehingga glukosa bisa masuk. Glukosa (gula) yang berlebih

dalam aliran darah dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan komplikasi yang jauh

lebih berbahaya, diantaranya hiperglikemia, penyakit jantung koroner, stroke, gangguan

syaraf, ginjal, impotensi atau kebutaan (Darmowijojo dalam Anna, 2011).

Steviosida dalam tubuh bekerja dengan cara meningkatkan produksi hormon insulin

dan sensitivitasnya. Peningkatan hormon insulin menyebabkan berkurangnya kadar glukosa

dalam plasma darah. Senyawa ini juga menghambat penyerapan glukosa pada usus dan

pembentukan glukosa pada hati dengan mengubah aktivitas sejumlah enzim yang berperan

dalam sintesa glukosa, sehingga kadar glukosa dalam plasma darah berkurang

(Chatsudthipong, 2009).

Pada umumnya, pemanis rendah kalori yang tersedia dipasaran adalah pemanis

buatan. Pemanis buatan ini memang memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dan rendah

kalori namun memiliki sifat karsinogen (Wijaya. 2010), karena itu perlu adanya alternatif

pemanis lain yang memiliki tingkat kemanisan tinggi, rendah kalori dan tidak bersifat

karsinogen.

Penelitian ini menawarkan alternatif penggunaan steviosida yang berasal dari

tanaman Stevia rebaudiana (Bert.) sebagai pemanis. Di Indonesia, tanaman ini belum

banyak dikembangkan dan hanya dimanfaatkan dalam bentuk mentahnya saja.Tanaman

tersebut dapat ditemukan di daerah Bogor, Bandungan dan Tawangmangu.

Pada penelitian sebelumnya telah dikembangkan metode kristalisasi steviosida

berbasis air menggunakan stevia varietas Tawangmangu dan diperoleh kristal steviosida

dengan % yield maksimal sebesar 6,25%. Kristal yang diperoleh mengandung steviosida

92,97% serta memiliki sifat mudah larut air (Martono, 2011) Penelitian yang dilakukan

Darmawan (2012) dengan menggunakan varietas stevia Bandungan diperoleh % yield

sebesar kristal sebesar 1,23% dengan kandungan steviosida 93,17%. Pada kedua penelitian

tersebut belum dilakukan pengujian aktivitas hipoglikemik. Oleh karena itu, tujuan

penelitian ini adalah menentukan kadar steviosida dalam kristal yang digunakan dan

kelarutannya dalam air, serta menguji aktivitas hipoglikemik dari kristal steviosida.

Page 3: Aktivitas Hipoglikemik Steviosida dari Tanaman Stevia ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2357/2/T1_652008007_Full... · yang lebih besar dari jenis-jenis pemanis lainnya.

3

METODE PENELITIAN

Bahan

Setviosida yang dipergunakan adalah steviosida yang telah dikristalkan sebelumnya

dari tanaman Stevia rebaudiana (Bert.) yang diperoleh dari Tawangmangu, Karanganyar,

yang selanjutnya disebut varietas Tawangmangu dan kristal steviosida yang diperoleh dari

Bandungan, Jawa Tengah, yang kemudian disebut varietas Bandungan. Hewan uji, tikus

putih jantan galur Wistar usia ± 2 bulan, diperoleh dari peternakan tikus putih dan mencit

“Mister TIPUT”, Semarang. Bahan yang dipergunakan antara lain akuades, akuabides,

asetonitril (HPLC, Merck, Jerman), metanol (HPLC, Merck, Jerman), maltodextrin DE 35-40, glukosa, gula

pasir (sukrosa), gula rendah kalori merk “X”, NaEDTA, dan reagen uji glucose oxidase

(DiaSys, Jerman)

Piranti

Piranti yang dipergunakan antara lain: HPLC Smart Line Knauer (Jerman), spektrofotometer

Shimadzu UV Mini 240, hand refractometer N1 (Atago, Jepang), swing typecentrifuge model C-

40N (Jepang), peralatan suntik, sonde lambung, dan satu set piranti gelas.

Analisa Kristal Steviosida dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

(Martono, 2011)

Kuantifikasi steviosida menggunakan KCKT. Kondisi oprasional yang dipergunakan

adalah fase diam RP C18 ( 150 x 4.6mm, 5µm) dan fase gerak asetonitril dan air dengan

flow rate 1,5 ml/menit. Elusi fase gerak dilakukan secara isokratik menggunakan pelarut

(A) air : methanol (70:20 v/v). 76% dan (B) asetonitril 24%. Volume sampel yang

diinjeksikan sebesar 20 µl. Deteksi pemisahan menggunakan detektor UV Smart Line

Knauer pada panjang gelombang 217 nm.

Analisis Kristal Steviosida dari Ekstrak secara Spektroskopi

Kristal steviosida dilarutkan dalam pelarut akuades. Larutan dilihat pola serapan cahayanya

pada panjang gelombang 200 – 400 nm.

Pengukuran Indeks Refraksi

Kristal steviosida varietas Tawangmangu dilarutkan dalam pelarut akuades dengan

konsentrasi 0,5, 0,4, 0,3, 0,2, dan 0,1%. Kelima larutan tersebut diukur indeks refraksinya

Page 4: Aktivitas Hipoglikemik Steviosida dari Tanaman Stevia ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2357/2/T1_652008007_Full... · yang lebih besar dari jenis-jenis pemanis lainnya.

4

menggunakan refractometer. Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan indeks refraksi

gula pasir dan kristal steviosida varietas Bandungan, dengan konsentrasi yang sama.

Uji Toleransi Glukosa (Sujono, 2005)

Hewan uji tikus putih dikelompokkan menjadi 6 kelompok perlakuan. Subyek uji

dipuasakan (12-18 jam) dengan tetap diberi minum ad libitum, terlebih dahulu sebelum

perlakuan.

Pembagian kelompok sebagai berikut : kelompok negatif hewan uji diberi akuades,

kelompok positif diberi larutan gula rendah kalori merk “X” yang mengandung aspartam.

Perlakuan 1 dan 2 berturut – turut diberi pemanis steviosida varietas Tawangmangu dengan

dosis 0,35 dan 0,7 mg/kgbb, sedangkan perlakuan 3 dan 4 berturut – turut diberi pemanis

steviosida varietas Bandungan dengan dosis 0,3, dan 0,7 mg/kgbb. Semua kelompok

mendapat pembebanan glukosa dengan pemberian glukosa 50%, 5 ml/kgbb pada menit 45

setelah pemberian perlakuan. Setelah pemberian beban glukosa, cuplikan darah diambil

dari vena lateralis ekor tikus sebanyak 0,1 – 0,2 ml pada menit ke -45; 0; 45; 90; dan 135.

Darah yang diperoleh kemudian ditambahkan larutan anti penggumpal (NaEDTA 5%)

kemudian dipusingkan dengan menggunakan centrifuge selama 5 menit dengan kecepatan

3000 rpm. Larutan bening (plasma) diambil untuk pengukuran kadar glukosa darah.

Pengukuran Kadar Glukosa Darah (Srikanth, 2004 yang dimodifikasi)

Pengukuran kadar glukosa darah ditetapkan dengan metode enzimatis menggunakan

pereaksi glucose oxidase. 10 µl sampel/standar glukosa ditambahkan 1,0 ml pereaksi

glucose oxidase kemudian diinkubasi selama 10 menit pada suhu 370C. Pengukuran

absorbansi dilakukan setiap 10 menit dalam selang waktu 60 menit pada panjang

gelombang 546 nm. Perhitungan kadar glukosa darah dengan rumus:

(1)

Keterangan : ∆A sampel = Absorbansi sampel

∆A standar = Absorbansi standar

Analisa Data

Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok

(RAK) 6 perlakuan dan 4 ulangan. Sebagai perlakuan adalah kelompok positif (diberikan

Page 5: Aktivitas Hipoglikemik Steviosida dari Tanaman Stevia ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2357/2/T1_652008007_Full... · yang lebih besar dari jenis-jenis pemanis lainnya.

5

gula rendah kalori merk “X”), negatif (diberikan akuades), dan pemanis steviosida varietas

Tawangmangu dan Bandungan dengan dosis 0,3, dan 0,7 mg/kgbb untuk masing – masing

varietas. Sebagai kelompok adalah waktu pengambilan data. Pengujian beda antar

perlakuan digunakan uji BNJ (Beda Nyata Jujur) dengan tingkat kebermaknaan 5%

Data kuantitatif kadar glukosa darah dibuat kurva hubungan antara glukosa darah

(mg/dl) per satuan waktu pengamatan (menit). Berdasarkan kurva tersebut, kemudian

dihitung “Area Under Curve -45-135” atau AUC -45-135 dari masing-masing hewan uji tiap

kelompok menggunakan aplikasi Graph 4.3.0.384. Prosentase penurunan kadar glukosa

darah (%PKGD) setiap perlakuan dihitung dengan mengurangi nilai AUC -45-135 kontrol

negatif dengan perlakuan, kemudian hasilnya dibagi AUC -45-135 kontrol negatif dikalikan

100%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi dan Penentuan Kadar Steviosida dalam Kristal Secara Kromatografi

Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dan Spektroskopi

Kristal steviosida varietas Tawangmangu dengan % yield sebesar 6,25% (Martono,

2011), diidentifikasi dan dianalisis kadar steviosidanya menggunakan KCKT. Hasil

identifikasi steviosida yang diperoleh dari varietas stevia yang ditanam di

Tawangmangudapat dilihat pada Gambar 1.

(A) (B)

Gambar 1Kromatogram Kristal Steviosida Varietas Tawangmangu Keterangan: Kromatogram [A].Standar Steviosida (tR = 9,900)

Kromatogram [B]. Steviosida Varietas Tawangmangu (tR = 9,967)

Page 6: Aktivitas Hipoglikemik Steviosida dari Tanaman Stevia ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2357/2/T1_652008007_Full... · yang lebih besar dari jenis-jenis pemanis lainnya.

6

Pada Gambar 1 (A), Standard steviosida terdeteksi pada waktu retensi (tR) 9,900

ditunjukan dengan peak nomor 1. Gambar 1 (B) menunjukkan adanya kandungan

steviosida yang terdeteksi pada tr 9,967 (peak nomor 1). Berdasarkan hasil perhitungan,

kadar steviosida yang terkandung pada sampel ini sebesar 52,24%. Kadar ini telah menurun

bila dibandingkan dengan penelitian sebelumnya dimana kadar steviosida yang terkandung

dalam sampel tersebut sebesar 92,97% (Martono, 2011). Hal ini menunjukkan bahwa

kristal steviosida varietas Tawangmangu telah mengalami degradasi.

Kristal steviosida varietas Bandungan yang diidentifikasi dan dianalisis kadar

steviosidanya memiliki % yield sebesar 1,23% (Darmawan, 2012). Hasil indentifikasi dapat

dilihat pada Gambar 2. Standar steviosida, pada Gambar 2 (A), terdeteksi pada tR 12,117

(peak nomor 1 pada kromatogram). Steviosida pada sampel yang diperoleh dari stevia yang

ditanam di Bandungan terdeteksi pada tR 13,833 (peak nomor 2 gambar 2 (B)). Kadar

steviosida yang terkandung dalam kristal ini sebesar 93.17%.

(A) (B)

Gambar 2 Kromatogram Kristal Steviosida Varietas Bandungan Keterangan: Kromatogram [A].Standar Steviosida (tR = 12,117)

Kromatogram[B]. Steviosida Varietas Bandungan (tR = 13,833)

Hasil identifikasi dan analisa dengan KCKT ini diperkuat juga dengan identifikasi

menggunakan spektroskopi. Spektra dapat dilihat pada Gambar 3.

Page 7: Aktivitas Hipoglikemik Steviosida dari Tanaman Stevia ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2357/2/T1_652008007_Full... · yang lebih besar dari jenis-jenis pemanis lainnya.

7

(A) (B) (C)

Gambar 3Spektra kristal steviosida Keterangan : [A] Standar Steviosida

[B] Steviosida Varietas Tawangmangu,

[C] Steviosida Varietas Bandungan

Berdasarkan hasil identifikasi ini terlihat pola spektra sampel mirip dengan standar.

Hal ini menunjukkan bahwa sampel mengandung steviosida.

Kelarutan Steviosida dalam Air

Kristal Steviosida dan steviosida yang telah diformulasi menjadi pemanis dengan

maltodextrin (kristal steviosida : maltodextrin = 0,05 : 0,75) (Martono, 2011) yang

diperoleh kemudian diuji kelarutannya berdasarkan indeks refraksi dengan menggunakan

refractometer. Hasil pengukuran kemudian dibandingkan dengan hasil pengukuran indeks

refraksi gula tebu (sukrosa) pada konsentrasi yang sama (Tabel 1).

Tabel 1. Hasil Pengukuran Indeks Refraksi Kristal Steviosida dan Sukrosa

Konsentrasi (% b/v)

Indeks Refraksi (% Brix)± SE

Sukrosa Steviosida (T) Steviosida (B) Pemanis (PT) Pemanis (PB)

0,1 0,0 ± 0,00 0,0 ± 0,00 0,0 ± 0,00 0,1 ± 0,07 0,0 ± 0,00

0,2 0,1 ± 0,07 0,1 ± 0,07 0,0 ± 0,00 0,3 ± 0,07 0,1 ± 0,07

0,3 0,3 ± 0,07 0,2 ± 0,00 0,2 ± 0,00 0,3 ± 0,07 0,3 ± 0,07

0,4 0,3 ± 0,07 0,2 ± 0,00 0,3 ± 0,07 0,3 ± 0,07 0,4 ± 0,00

0,5 0,5 ± 0,07 0,2 ± 0,00 0,5 ± 0,07 0,5 ± 0,07 0,4 ± 0,00

Keterangan : T = Steviosida Varietas Tawangmangu

B = Steviosida Varietas Bandungan

PT = Pemanis dari Steviosida varietas Tawangmangu

PB = Pemanis dari Steviosida varietas Bandungan

Tabel 1 menunjukkan bahwa steviosida dan pemanis yang berasal dari kedua

varietas memiliki indeks refraksi yang hampir sama dengan gula tebu. Walaupun

steviosida merupakan senyawa alami golongan terpena (Chatsudthipong, 2009) yang pada

Page 8: Aktivitas Hipoglikemik Steviosida dari Tanaman Stevia ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2357/2/T1_652008007_Full... · yang lebih besar dari jenis-jenis pemanis lainnya.

8

HCH3 O

OH

OH

CH2

H

CH3

HCH3 O

O

O

CH2

H

CH3

Glc

- Glc - Glc (2 - 1)

umumnya memiliki sifat larut dalam pelarut non-polar, namun steviosida dapat larut dalam

pelarut polar. Hal ini disebabkan senyawa diterpen pada steviosida (steviol) merupakan

aglikon (Gambar 4 (A)) yang berikatan dengan β glukosa, sebagai glikonnya, sehingga

kelarutannya terhadap pelarut polar meningkat bahkan memiliki kelarutan yang hampir

sama dengan sukrosa .

(A) (B)

Gambar 4 Struktur Steviol (A) dan Steviosida (B)

Berbeda dengan Steviosida varietas Bandungan, indeks refraksi steviosida yang

berasal dari stevia varietas Tawangmangu tidak mengalami peningkatan setelah

konsentrasinya lebih besar dari 0,3% (Tabel 1). Hal ini diduga karena steviosida telah

terdegradasi menjadi steviol yang tidak larut dalam senyawa polar.

Pengaruh Pemberian Pemanis Steviosida Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah

Tikus Putih (Rattus norvegicus) JantanGalur Wistar yang Dibebani Glukosa.

Pengaruh pemberian pemanis steviosida terhadap kadar glukosa darah tikus putih

(R. norvegicus) jantan galur Wistar dapat dilihat pada Tabel 2. Dosis steviosida yang

dipergunakan mengacu kepada Acceptable Daily Intake (ADI) yang ditetapkan oleh The

Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA) yaitu antara 1,3 – 3,5

mg/kgbb perharinya (Gilbert, 2009).

Page 9: Aktivitas Hipoglikemik Steviosida dari Tanaman Stevia ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2357/2/T1_652008007_Full... · yang lebih besar dari jenis-jenis pemanis lainnya.

9

Tabel 2. Purata Kadar Glukosa Dalam Darah (mg/dl) Terhadap Waktu (menit) pada

Berbagai Dosis Perlakuan

Waktu

(Menit)

Kadar Glukosa Dalam Darah (mg/dl) ± SE

Kontrol Negatif Aspartam 1,8

mg/kgbb

Tawangmangu Bandungan

0,35 mg/kgbb 0,70 mg/kgbb 0,35 mg/kgbb 0,70 mg/kgbb

-45 82,94 ± 47,35 60,51 ± 39.86 41,37 ± 24,95 33,00 ± 13,33 61,95 ± 17,55 21,58 ± 9,14

0 128,22 ± 73,69 91,37 ± 54,21 68,98 ± 22,87 128,13 ± 109,47 54,73 ± 34,28 24,77 ± 10,84

45 53,96 ± 10,57 75,65 ± 47,08 64,51 ± 28,90 41,28 ± 15,73 58,59 ± 18,67 38,93 ± 14,20

90 48,72 ± 17,28 28,86 ± 12,80 57,08 ± 16,80 49,30 ± 21,88 40,60 ± 3,85 40,39 ± 13,35

135 42,11 ± 17,20 39,51 ± 11,46 76,57 ± 42,13 36,29 ± 13,84 23,11 ± 6,84 40,93 ± 10,89

Kadar glukosa darah ditetapkan dengan metode enzimatik menggunakan pereaksi

GOD-PAP. Reaksi yang terjadi adalah glukosa dioksidasi oleh enzim glukosa oksidase

(GOD) dengan adanya O2 menjadi asam glukonat disertai pembentukan H2O2. Dengan

adanya enzim peroksidase (POD), H2O2 akan membebaskan O2 yang selanjutnya

mengoksidasi akseptor kromogen (4-aminoantipirin) menjadi chinonimin (senyawa

berwarna merah). Besarnya intensitas warna tersebut berbanding lurus dengan glukosa

yang ada (Sujono, 2005).

Data pada Tabel 2 kemudian dibuat kurva hubungan kadar glukosa darah (mg/dl) vs

waktu (menit). Profil kurva kadar glukosa darah tikus putih setelah pemberian pemanis

steviosida dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Profil Kurva Kadar Glukosa Darah (mg/kg bb) vs Waktu (menit) pada

Berbagai Dosis Perlakuan

Page 10: Aktivitas Hipoglikemik Steviosida dari Tanaman Stevia ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2357/2/T1_652008007_Full... · yang lebih besar dari jenis-jenis pemanis lainnya.

10

Berdasakan kurva kadar glukosa darah pada Gambar 5, dihitung nilai luasan area di

bawah kurva (AUC-45-135) dan persentase penurunan kadar glukosa darah (% PKGD). Data

hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Nilai Luasan Area Di Bawah Kurva (AUC-45-135± SE (mg.menit/dl)) dan %

Penurunan Kadar Glukosa Darah (% PKGD ± SE) pada Berbagai Dosis Perlakuan

Perlakuan C- C+ P1 P2 P3 P4

AUC-45-135± SE

(mg.menit/dl)

W = 6.315,79

16.237, 96±

2.791,42

(c)

3.434,29±

838,45

(a)

14.038,62±

1.101,03

(bc)

5.372,74±

1.405,52

(a)

8.418,93±

919,72

(ab)

4.911,68

± 683,88

(a)

% PKGD± SE - 76,55 ±

7,59

6,47 ±

17,63

63,10 ±

12,21

43,50 ±

11,26

67,55 ±

6,50

Keterangan : - Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan antar perlakuan

berbeda secara nyata (P < 0,05).

- C- = Kontrol negatif (akuades)

- C+ = Kontrol positif (Aspartam 1,8 mg/kgbb)

- P1 = Pemanis steviosida varietas Tawangmangu dosis 0,35 mg/kgbb

- P2 = Pemanis steviosida varietas Tawangmangu dosis 0,70 mg/kgbb

- P3 = Pemanis steviosida varietas Bandungan dosis 0,35 mg/kgbb

- P4 = Pemanis steviosida varietas Bandungan dosis 0,70 mg/kgbb

Penurunan kadar glukosa darah (PKGD) pemanis steviosida berkisar antara 6,47 –

67,55% (Tabel 3). Aktivitas PKGD (aktivitas hipoglikemik) tertinggi diperoleh pada

pemanis steviosida varietas Bandungan dengan dosis 0,70 mg/kgbb yaitu sebesar 67,55 ±

6,50. Hal ini dipengaruhi oleh dosis yang diberikan dan kandungan steviosida dalam

pemanis.

Pola kurva kadar glukosa darah menit -45 – 180 kontrol positif (aspartam 1,8

mg/kgbb) berada dibawah kontrol negatif (Gambar 3). Berdasarkan nilai AUC-45 – 180kadar

glukosa darah kontrol positif memberikan efek penurunan kadar glukosa darah dengan

kontrol negatif. Tabel 3 menunjukan pemberian aspartam dengan dosis 1,8 mg/kg bb dapat

menurunkan kadar glukosa darah sebesar 76,55 ± 7,59%. Hasil ini sama dengan penurunan

kadar glukosa darah yang disebabkan oleh pemanis steviosida varietas Tawangmangu

dengan dosis 0,70 mg/kg bb (63,10 ± 12,21%), serta pemanis steviosida varietas

Bandungan dengan dosis 0,35 mg/kg bb (43,50 ± 11,26%) dan dosis 0,70 mg/kg bb (67,55

± 6,50%) (Tabel 3).

Pemanis steviosida varietas Tawangmangu dengan dosis 0,70 mg/kg bb

memberikan penurunan kadar glukosa darah yang tinggi dibandingkan dengan pemanis dari

Page 11: Aktivitas Hipoglikemik Steviosida dari Tanaman Stevia ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2357/2/T1_652008007_Full... · yang lebih besar dari jenis-jenis pemanis lainnya.

11

varietas yang sama dengan dosis 0,35 mg/kg bb, sementara pada pemanis steviosida

varietas Bandungan dosis 0,35 mg/kgbb memberikan efek penurunan kadar glukosa darah

yang sebanding dengan kontrol positifnya. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian

yang dilakukan oleh Rafiq, (2011), Dutta, (2010), dan Jeppsen, (2003), dimana steviosida

pada dosis tertentu dapat menurunkan kadar glukosa darah.

KESIMPULAN

Kristal steviosida varietas Tawangmangu memiki kadar steviosida 52,54%

sedangkan pada varietas Bandungan memiliki kadar steviosida sebesar 93,17%. Kedua

kristal ini memiliki kelarutan yang hampir sama dengan kelarutan gula pasir. Aktivitas

hipoglikemik tertinggi dari pemanis steviosida diperoleh pada pemanis steviosida varietas

Bandungan dosis 0,70 mg/kgbb yaitu sebesar 67,55 ± 6,50.

SARAN

Perlu dilakukan uji stabilitas untuk mengetahui waktu degradasi dan hal apa saja

yang mempengaruhi degradasi dari kristal steviosida yang diperoleh.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih ditujukan kepada DP2M DIKTI yang telah membiayai

penelitian ini melalui Program Kreatifitas Mahasiswa Penelitian tahun 2012.

DAFTAR PUSTAKA

Anna. 2011. Diabetes Bukan Karena Kebanyakan Gula. kompas.com. diakses tanggal 27

Juni 2011

Chatsudthipong, Varanuj, Chatchai Muanprasat. 2009. Steviosida and Related Compounds:

Therapeutics Benefits Beyond Sweetness. ELSEVIER Journal of Pharmacology and

Therapeutics 121: 41-54.

Darmawan, Fandi Ade. 2012. Optimasi Metoda Kristalisasi Steviosida Berbasis Air

dariStevia rebaudiana (Bert.). Skripsi tahun 2012, Universitas Kristen Satya Wacana,

Salatiga, Indonesia.

Djas, Harmaini Morse Jazid. 2005. Efek Hipoglikemia Zat Pemanis Dari Stevia, Rebaudiana

Bertonii Pada Kelinci . http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-

gdl-s2-1986-harmainimo-1734&q=Obat

Page 12: Aktivitas Hipoglikemik Steviosida dari Tanaman Stevia ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2357/2/T1_652008007_Full... · yang lebih besar dari jenis-jenis pemanis lainnya.

12

Dutta, P. K. M. M. T. Razu, M. K. Alam, M. A. Awal, M. Mustofa. 2010. Comparative

Efficacy of Aqueous Extract of Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni) Leaves and Metformin

Hydrocloride (COMET®) in Streptozotocin Induced Diabetes Melitus in Rats. International

Journal BioRes 2 (8): 17-22.

Gilber, A. Z. 2009. GRAS Assesment of High Purity Steviol Glicoside - SWEETLEAF®

Stevia Food Usage Condition for General Recognition of Safety for Wisdom Natural

Brands.GRAS Associates, LCC.

Jeppsen, P.B., S. Gregsen, S. E. D. Rolfsen, M. Jepsen, M. Colombo, A. Agger, J. Xiao,

Kruhoffer, T. Orntoft, K. Hermansen. 2003. Antihyperglicemic and Blood Pressure-

Reducing Effect of Stevioside in the Diabetic Goto-Kakizaki Rat. Metabolism, Vol. 52, N0

3, pp 372-378.

Martono, Yohanes; Rini Setyowati; Arifah Sri Wahyuni. 2011. Optimalisasi Teknik

Kristalisasi Dan Pra-Formulasi Steviosida dari Stevia rebaudiana Bert. sebagai Pemanis

Alami Rendah Kalori untuk Alternatif Pengganti Gula. Laporan Hibah Bersaing Tahun

2011. DIKTI; Indonesia.

Phillips, K.C. 1987. Stevia: Steps in Developing a New Sweetener. In: T. H. Grenby (Ed.),

Developments in Sweeteners 3, Elsevier, New York, p. 1.

Rafiq, Kazi, Shamshad J. Sherajee, M. A. Sufiun, Mahbub Mustofa, A. K. M. R. Alam, B.

C. Barman. 2011. Comparative Efficacy of Stevia Leaf (Stevia rebaudiana Bertoni), Methi

Seeds (Trigonella foenum-graceum) and Glimepiride in Streptozotocin Induced Rats.

International Journal of Phytopharmacology pp 9-14.

Smith, Melissa Diane and Jack Challem. 2003. User,s Guide to Preventing & Reversing

Diabetes Naturally. PT. Bhuana Ilmu Populer. Jakarta.

Srikanth, M; G.Venkateswara Rao and K.R.S.Sambasiva Rao. 2004. Modified Assay

Procedure for The Estimation of Serum Glucose Using Microwell Reader. Indian Journal of

Clinical Biochemistry, 2004, 19 (1) 34-35

Sujono, Tantri Azizah. 2005. Pengaruh Decocta Daun Lidah Buaya (Aloe Vera L)

terhadap Kadar Glukosa Darah Kelinci yang Dibebani Glukosa.Jurnal Penelitian Sains dan

Teknologi Volume 6 No 1.

Wijaya, C. Hanny dan Noryawati Mulyono. 2010. Bahan Tambaham Pangan; Pemanis:

Spesifikasi, Regulasi, dan Aplikasi Praktis. IPB Press. Bogor.