AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN β-KAROTEN ...

16
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN β-KAROTEN DODOL LABU KUNING DENGAN PENAMBAHAN BUNGA KECOMBRANG SEBAGAI PENGAWET ALAMI Naskah Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Disusun oleh: DWI LESTARI A420110106 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2015

Transcript of AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN β-KAROTEN ...

Page 1: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN β-KAROTEN ...

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN β-KAROTEN DODOL

LABU KUNING DENGAN PENAMBAHAN BUNGA KECOMBRANG

SEBAGAI PENGAWET ALAMI

Naskah Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Disusun oleh:

DWI LESTARI

A420110106

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

TAHUN 2015

Page 2: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN β-KAROTEN ...
Page 3: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN β-KAROTEN ...
Page 4: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN β-KAROTEN ...

ANTIOXIDANT ACTIVITY AND β - CAROTENE CONTENT “PUMPKIN

DODOL” WITH THE ADDITION OF FLOWERS KECOMBRANG AS A

NATURAL PRESERVES

1) Dwi Lestari, 2) Titik Suryani, 1) Student alumnus, 2) Lecturer Biology

Education Department, Faculty of Education and Teacher Training,

Muhammadiyah University of Surakarta, 2015.

ABSTRACT

Dodol is a traditional food that is quite popular in Indonesia. The alternative

materials are pumpkin and flowers kecombrang. This study aims to determine the

antioxidant activity, the content of β-carotene, organoleptic quality and public

acceptance. This study used an experimental method with a completely

randomized design (CRD) two factors: factor 1 were composition of glutinous rice

flour and pumpkin : 50%+50% (L1), 40% + 60% (L2), 30%+70% (L3) and factor

2 were flowers kecombrang : 15% (K1), 25% (K2), 35% (K3). The results showed

that there is influence of glutinous rice flour and pumpkin and kecombrang

flowers on the antioxidant activity and beta-carotene content. The highest

antioxidant activity in the treatment dodol L1K1(glutinous rice flour 50% +

pumpkin 50% + kecombrang flowers 15%) was 33.84% and the highest contents

of beta-carotene in the treatment L2K2 (glutinous rice flour 40% + pumpkin 60%

+ kecombrang flowers 25%) was 0,0035μg / g, while the antioxidant activity and

the lowest contents of beta-carotene was 11.81% and 0,0013μg / g in the

treatment L3K3(glutinous rice flour 30% + pumpkin 70% + kecombrang flowers

35%). Dodol pumpkin all treatments were less preferred by the panelists.

Key words: dodol, pumpkin, flowers kecombrang, antioxidant activity, beta-

caroten.

Page 5: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN β-KAROTEN ...

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN β-KAROTEN DODOL

LABU KUNING DENGAN PENAMBAHAN BUNGA KECOMBRANG

SEBAGAI PENGAWET ALAMI

1) Dwi Lestari, 2) Titik Suryani, 1) Mahasiswa/ Alumni, 2) Staf Pengajar,

Program Studi Pendidikan Biologi, Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015.

ABSTRAK

Dodol merupakan makanan tradisional yang cukup populer di Indonesia.

Alternatif bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan dodol adalah labu

kuning dan bunga kecombrang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

aktivitas antioksidan, kandungan β-karoten, kualitas organoleptik dan daya

terima masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan

Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan menggunakan pola rancangan dua faktor

perlakuan yaitu: faktor 1: komposisi tepung beras ketan dan labu kuning :

50%+50% (L1), 40% + 60% (L2), 30%+70% (L3) dan faktor 2: bunga

kecombrang : 15% (K1), 25% (K2), 35% (K3). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ada pengaruh tepung beras ketan dan labu kuning serta bunga

kecombrang terhadap aktivitas antioksidan dan kandungan betakaroten. Aktivitas

antioksidan tertinggi dodol pada perlakuan L1K1 (tepung beras ketan 50% +

labu kuning 50% + bunga kecombrang 15%) yaitu 33,84% dan kadar betakaroten

tertinggi pada perlakuan L2K2 (tepung beras ketan 40% + labu kuning 60% +

bunga kecombrang 25%) yaitu 0,0035µg/g, sedangkan aktivitas antioksidan dan

kandungan betakaroten terendah dodol sebesar 11,81% dan 0,0013µg/g pada

perlakuan L3K3 (tepung beras ketan 30% + labu kuning 70% + bunga

kecombrang 35%). Dodol labu kuning semua perlakuan kurang disukai oleh

panelis.

Kata kunci: dodol, labu kuning, bunga kecombrang, antioksidan, betakaroten

Page 6: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN β-KAROTEN ...

A. PENDAHULUAN

Dodol merupakan makanan tradisional yang cukup populer di berbagai

daerah di Indonesia. Masing-masing daerah memiliki nama khas, dodol garut

berasal dari garut dan dodol kudus berasal dari kudus, yang berbahan dasar

tepung ketan. Bahan dasar dodol mengalami modifikasi seiring berjalannya

waktu dengan mengganti tepung ketan menggunakan buah-buahan dan

sayuran. Produk olahan dodol digemari oleh masyarakat, karena memiliki

varian rasa dan harga terjangkau. Buah dan sayur digunakan untuk

memperkaya cita rasa dan nilai gizi. Salah satu alternatif bahan yang dapat

digunakan dalam pembuatan dodol adalah labu kuning. Hasil penelitian

Purbowati (2013) menyatakan bahwa labu kuning digunakan sebagai bahan

dodol dengan penambahan buah sirsak.

Labu kuning merupakan sumber vitamin A dan kandungan β-karoten

yang tinggi 180,00 SI (sekitar 1.000-1.300 IU/100 g bahan). Di samping itu,

labu kuning mengandung vitamin B dan C serta karbohidrat, protein, dan

beberapa mineral yang meliputi kalsium, fosfor, dan zat besi (Suprapti, 2009).

Hasil penelitian Anam dan Handajani (2010) menunjukkan bahwa aktivitas

antioksidan mie kering yang terbuat dari campuran labu kuning dengan

angkak atau beras merah dan tepung terigu sebesar 26,9231%. Penelitian

tentang labu kuning tidak hanya dilakukan di Indonesia, tetapi juga dilakukan

di Malaysia dan Brazil. Hasil Penelitian Norshazila et al (2012) menunjukkan

bahwa labu kuning mengandung β-karoten anatara 92,21–97,5%. Hasil

penelitian Carvalho (2011) menunjukkan bahwa labu kuning memiliki total

karotenoid 234,21–404,98 µg/g, α-karoten 67,06-72,99 µg/g, dan β-karoten

244,22-141,95 µg/g.

Pengawet pada produk olahan dodol sudah menjadi bagian yang tidak

terpisahkan. Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai pengawet

adalah bunga kecombrang. Hasil penelitian Rukmini dan Naufalin (2010)

menyatakan bahwa penambahan bunga kecombrang pada tahu dengan

konsentrasi 3% dapat memperpanjang masa simpan tahu menjadi 3 hari (72

jam), sedangkan tahu segar tanpa perlakuan hanya bertahan selama 6 – 8 jam.

Page 7: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN β-KAROTEN ...

Hasil penelitian Sukandar et al (2010) menyatakan bahwa ekstrak air bunga

kecombrang bersifat antibakteri terhadap E. Coli (zona hambat 4,8 mm/60%)

dan S. Aureus (zona hambat 6,87 mm/20%). Selain itu, hasil penelitian

Molerman et al (2014) menunjukkan bahwa kerupuk dengan penambahan

bunga kecombrang 25% (25 gram) memiliki kadar air 9,60%, kadar abu

5,06%, protein 1,38%, kalsium 29,31 mg/100g, daya kembang 54,67% dan

menghasilkan warna coklat. Hasil penelitian Wijekoon et al (2011) tentang

kandungan gizi bunga kecombrang mengandung protein (12,6%), lemak

(18,2%) dan serat (17,6%), asam palmitoleik (16,4%), asam linoleat (14,5%)

dan asam oleat (5,2%). Selain itu, juga mengandung asam amino esensial

yaitu leusin (7,2 mg/100 mg protein) dan lisine (7,9 mg/100 mg protein),

mineral utama seperti: K (1589 mg/100 g), Ca (775 mg/100 g), Mg (327

mg/100 g), P (286 mg/100 g) dan S (167 mg/ 100 g), dan juga terdapat

senyawa saponin ( 3296 mg/100 g) serta asam fitat (2851 mg/100 g).

Produk olahan dodol saat ini menggunakan bahan dasar yang

bervariasi. Hasil penelitian Antawinarya (2013) mengkombinasikan 40%

tepung ketan dengan 60% lidah buaya (Aloe vera) menghasilkan tekstur dodol

yang kenyal, kadar air 17,89 %, kadar abu 0,53%, kadar protein 7,34%, total

gula 26,91%, kadar lemak 11,47%, kadar karbohidrat 60,77%, daya

antioksidan 2395,29 mg/L dengan kemampuan mereduksi radikal bebas

sebesar 50,62%.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan,

kandungan β-karoten, kualitas organoleptik dan daya terima masyarakat pada

dodol labu kuning dengan penambahan bunga kecombrang sebagai pengawet

alami.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Universitas

Muhammadiyah Surakarta, pengujian aktivitas antioksidan dan kandungan

betakaroten di Laboratorium Farmasi Universitas Setia Budi pada bulan

Desember 2014 – Januari 2015. Metode yang digunakan adalah metode

Page 8: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN β-KAROTEN ...

eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan menggunakan pola

rancangan dua faktor perlakuan yaitu: faktor 1: komposisi tepung beras ketan

dan labu kuning dan faktor 2: bunga kecombrang.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah labu kuning,

bunga kecombrang, tepung beras ketan, santan kelapa, gula pasir, garam, air,

aquades, larutan DPPH 0,1 Mm, etanol p.a, larutan PE, aceton, Na2SO4

Anhidrat. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah blender, timbangan

analitik, pisau, wajan anti lengket, piring, cawan, mangkok plastik, sendok

makan, pengaduk kayu, baskom, saringan kelapa, kompor gas, talenan, gelas

ukur 250 ml, beaker glass 400 ml, kertas label, kain lap, tabung reaksi, rak

tabung reaksi, stopwatch, kertas roti, gelas ukur, tabung reaksi, mikropipet,

labu takar 100 ml, labu takar 5 ml, kertas saring, kertas label, spektrofotometer

UV Vis dan blue tip 1 ml, mortar dan pestle, corong, tabung reaksi,

micropipet, spektofotometri, sendok, sendok, sedotan, nampan, alat tulis, dan

kertas form uji organoleptik.

Pelaksanaan penelitian diawali dengan pembuatan dodol. Labu kuning

dikukus dan bunga kecombrang dihaluskan dengan blender, kemudian ditaruh

di dalam mangkok yang berbeda. Santan kelapa kental 20 ml, labu kuning,

ekstrak bunga kecombrang, dan tepung beras ketan diaduk hingga homogen

sesuai perlakuan. Santan kelapa kental 80 ml didihkan, gula 50 g, dan 0,1 g

garam diaduk hingga larut sambil dipanaskan di wajan hingga mulai

membentuk minyak. Adonan santan kelapa kental, labu kuning, ekstrak bunga

kecombrang, dan tepung beras ketan dimasukkan sedikit demi sedikit ke

dalam campuran santan kelapa, gula pasir, dan garam sambil diaduk sampai

kalis. Dodol yang telah kalis diangkat, dituang dalam cawan, ditekan dengan

contong agar tekstur rata, dibiarkan dingin 1-2 jam. Dodol yang telah dingin

dipotong ukuran 3 cm x 3 cm, dikemas dengan kertas roti.

Aktivitas antioksidan diuji menggunakan metode DPPH menggunakan

alat spektropotometer UV-VIS, sedangkan kandungan betakaroten diuji

menggunakan metode Carr-Price. Pengujian kualitas organoleptik dan daya

terima masyarakat dilakukan oleh 20 panelis yang terlatih. Selain uji tersebut,

Page 9: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN β-KAROTEN ...

dilakukan uji daya simpan dodol dilakukan selama 7 hari sebagai parameter

pendukung (data sekunder).

Analisis data yang digunakan adalah analisis varian (Anava) dua jalur

dengan taraf nyata 0,05. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan

Normality Test dan Homogenity Test. Apabila data berdistribusi tidak normal

atau tidak homogen dilanjutkan dengan uji Nonparametrik menggunakan

Kruskal-Wallis Test untuk menjawab hipotesis. Apabila Ho ditolak, maka

dilakukan uji lanjutan Mann Witney Test. Analisis data dilakukan dengan

mengaplikasikan SPSS.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Aktivitas Antioksidan

Antioksidan merupakan molekul yang dapat menetralkan radikal

bebas dengan cara menerima atau mendonorkan satu elektron untuk

menghilangkan kondisi “elektron tidak berpasangan” (Muchtadi, 2013).

Radikal bebas adalah molekul atau bagian molekul yang tidak utuh lagi

karena sebagian telah pecah atau melepaskan diri. Bagian yang telah pecah

atau melepaskan diri ini melekat pada molekul lain dan merusak atau

mengubah struktur atau fungsi molekul yang bersangkutan (Tambayong,

2000: 201).

Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan

metode DPPH. Metode DPPH adalah metode yang paling sering

digunakan dalam pengujian aktivitas antioksidan. DPPH merupakan

radikal bebas yang stabil pada suhu kamar. Interaksi antioksidan dengan

DPPH baik secara transfer elektron atau radikal hidrogen pada DPPH akan

menetralkan karakter radikal bebas dari DPPH (Erawati, 2012).

Page 10: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN β-KAROTEN ...

Hasil uji aktivitas antioksidan pada dodol labu kuning dan bunga

kecombrang dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1 Rata-rata Aktivitas Antioksidan

Berdasarkan Gambar 1 menggambarkan bahwa perlakuan L1K1

(tepung beras ketan 50% + labu kuning 50% + bunga kecombrang 15%)

memiliki aktivitas antioksidan tertinggi sebesar 33,84%, sedangkan

aktivitas antioksidan terendah pada perlakuan L3K3 (tepung beras ketan

30% + labu kuning 70% + bunga kecombrang 35%) sebesar 11,81%.

Lamanya pemasakan akan mempengaruhi aktivitas antioksidan. Semakin

lama pemasakan maka aktivitas antioksidan akan menurun hal ini

disebabkan karena lama pemasakan dapat mempercepat oksidasi terhadap

antioksidan yang terkandung dalam tanaman dan mengakibatkan

penurunan aktivitas antioksidan.

2. Kandungan Betakaroten

Beta karoten merupakan komponen yang paling penting dalam

makanan yang berwarna jingga. Beta karoten terdiri atas dua grup retinil,

yang di dalam mukosa usus kecil akan dipecah oleh enzim beta karoten

dioksigenase menjadi retinol, yaitu sebuah bentuk aktif dari vitamin A.

karoten dapat disimpan dalam bentuk provitamin A dan akan diubah

menjadi vitamin A sesuai kebutuhan (Astawan, 2008: 85-86).

0

10

20

30

40

L1 L2 L3

Rat

a-ra

ta

Akt

ivit

as A

nti

oks

dia

n

(%

)

Perlakuan

Aktivitas Antioksidan

K1

K2

K3

Page 11: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN β-KAROTEN ...

Hasil uji kadar betakaroten pada dodol labu kuning dan bunga

kecombrang dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2 Rata-rata Kadar Betakaroten

Berdasarkan Gambar 2 menggambarkan bahwa perlakuan L2K2

(tepung beras ketan 40% + labu kuning 60% + bunga kecombrang 25%)

memiliki kandungan betakaroten tertinggi sebesar 0,0035µg/g, sedangkan

kandungan betakaroten terendah pada perlakuan L3K3 (tepung beras ketan

30% + labu kuning 70% + bunga kecombrang 35%) sebesar 0,0013µg/g.

Hasil penelitian Wahyuni dan Widjanarko (2014) menyatakan bahwa

kadar karotenoid akan mengalami penurunan kandungan seiring dengan

meningkatnya suhu dan waktu pemanasan. Karotenoid yang terjadi selama

pengolahan diakibatkan oleh proses oksidasi pada suhu tinggi yang

mengubah senyawa karotenoid menjadi senyawa ionon berupa keton yang

disebabkan oleh adanya sejumlah ikatan rangkap dalam struktur

molekulnya.

0

0,001

0,002

0,003

0,004

L1 L2 L3

Kad

ar B

eta

karo

ten

(

µg

)

Perlakuan

Kadar Betakaroten

K1

K2

K3

Page 12: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN β-KAROTEN ...

3. Uji Organoleptik dan Daya Terima Masyarakat

Rata-rata hasil uji organoleptik dan daya terima dodol pada gambar

sebagai berikut:

Gambar 3 Rata-rata hasil uji organoleptik dan daya terima dodol

Gambar 3 menggambarkan bahwa semua perlakuan berwarna

kuning kecoklatan. Warna pada dodol dipengaruhi oleh komposisi labu

kuning dan lama pemasakan. Semakin banyak kadar labu kuning maka

akan menghasilkan warna kuning. Tetapi, apabila dilakukan pemasakan

yang lebih lama, warna dodol akan berubah menjadi kuning kecoklatan

bahkan coklat. Hal ini disebabkan pemasakan dodol yang berlebihan

menyebabkan terjadinya proses karamelisasi.

Gambar 3 menggambarkan bahwa semua perlakuan memiliki rasa

kurang manis. Selain itu, ada rasa khas bunga kecombrang yang menempel

dilidah setelah dikonsumsi karena adanya senyawa polifenol pada bunga

kecombrang. Hasil penelitian Purwanto et al (2013) menyatakan bahwa

rasa dodol sangat dipengaruhi oleh bahan-bahan penyusunnya. Semakin

banyak sirup glukosa yang ditambahkan pada dodol akan memberikan rasa

semakin manis. Pada semua perlakuan ini menggunakan 50 gram gula

sehingga memiliki rasa yang sama yaitu kurang manis.

Tekstur pada perlakuan L1K1 (tepung beras ketan 50% + labu

kuning 50% + bunga kecombrang 15%), L1K2 (tepung beras ketan 50% +

labu kuning 50% + bunga kecombrang 25%), dan L1K3 (tepung beras

0

1

2

3

4

L1K1 L1K2 L1K3 L2K1 L2K2 L2K3

Rat

a-ra

ta

Perlakuan

Rata-rata Hasil Uji Organoleptik dan Daya Terima

Dodol

warna

rasa

tekstur

daya terima

Page 13: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN β-KAROTEN ...

ketan 50% + labu kuning 50% + bunga kecombrang 35%) kurang kenyal,

sedangkan L2K1 (tepung beras ketan 40% + labu kuning 60% + bunga

kecombrang 15%), L2K2 (tepung beras ketan 40% + labu kuning 60% +

bunga kecombrang 25%), L2K3 (tepung beras ketan 40% + labu kuning

60% + bunga kecombrang 35%), L3K1 (tepung beras ketan 30% + labu

kuning 70% + bunga kecombrang 15%), L3K2 (tepung beras ketan 30% +

labu kuning 70% + bunga kecombrang 25%), dan L3K3 (tepung beras

ketan 30% + labu kuning 70% + bunga kecombrang 35%) memiliki

tekstur kenyal. Perbedaan tekstur pada semua perlakuan dipengaruhi oleh

lama pemasakan. Pemasakan yang kurang akan mengakibatkan kadar air

dodol masih tinggi, sehingga dodol menjadi teralu lembek. Sementara,

pemasakan yang terlalu lama (over cook) akan menyebabkan terjadinya

proses karamelisasi. Oleh karena itu, perlu diperhatikan di dalam

pemasakan/pemanasan dodol agar menghasilkan tekstur yang optimal

(Prayitno, 2006).

Daya terima masyarakat terhadap dodol labu kuning dan bunga

kecombrang secara keseluruhan kurang suka. Hal ini disebabkan minyak

atsiri pada bunga kecombrang memiliki aroma yang sangat khas dan

langu. Selain itu, panelis belum pernah memakan bunga kecombrang.

4. Daya Simpan

Dodol pada perlakuan L1K1 (tepung beras ketan 50% + labu

kuning 50% + bunga kecombrang 15%), L1K2 (tepung beras ketan 50% +

labu kuning 50% + bunga kecombrang 25%), dan L1K3 (tepung beras

ketan 50% + labu kuning 50% + bunga kecombrang 35%)bertahan sampai

hari ke empat, sedangkan L2K1 (tepung beras ketan 40% + labu kuning

60% + bunga kecombrang 15%), L2K2 (tepung beras ketan 40% + labu

kuning 60% + bunga kecombrang 25%), L2K3 (tepung beras ketan 40% +

labu kuning 60% + bunga kecombrang 35%), L3K1 (tepung beras ketan

30% + labu kuning 70% + bunga kecombrang 15%), L3K2 (tepung beras

ketan 30% + labu kuning 70% + bunga kecombrang 25%), dan L3K3

Page 14: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN β-KAROTEN ...

(tepung beras ketan 30% + labu kuning 70% + bunga kecombrang 35%)

bertahan sampai hari ketiga.

Perbedaan daya simpan ini dipengaruhi oleh konsentrasi bunga

kecombrang yang berbeda, gula, dan lamanya pemasakan. Semakin

banyak konsentrasi bunga kecombrang maka daya simpan akan semakin

lama karena di dalam bunga kecombrang terdapat zat antimikroba. Hasil

penelitian Sukandar et al (2010) menyatakan bahwa ekstrak air bunga

kecombrang bersifat antibakteri terhadap E. Coli (zona hambat 4,8

mm/60%) dan S. Aureus (zona hambat 6,87 mm/20%). Semakin banyak

konsentrasi gula maka daya simpan dodol akan semakin lama karena gula

berfungsi sebagai pengawet alami. Selain itu, semakin lama pemasakan

maka daya simpan dodol akan semakin lama. Menurut Prayitno (2006)

menyatakan bahwa dalam pembuatan dodol, tahapan pemasakan atau

pemanasan merupakan tahapan yang paling penting, karena akan

menentukan sifat dodol yang dihasilkan. Pemasakan yang kurang akan

mengakibatkan kadar air dodol masih tinggi, sehingga dodol akan mudah

diserang oleh mikroorganisme. Keadaan ini menyebabkan daya simpan

dodol menjadi lebih pendek.

D. KESIMPULAN

Aktivitas antioksidan tertinggi dodol pada perlakuan L1K1 (tepung

beras ketan 50% + labu kuning 50% + bunga kecombrang 15%) yaitu 33,84%

dan kadar betakaroten tertinggi pada perlakuan L2K2 (tepung beras ketan 40%

+ labu kuning 60% + bunga kecombrang 25%) yaitu 0,0035µg/g, sedangkan

aktivitas antioksidan dan kandungan betakaroten terendah dodol sebesar

11,81% dan 0,0013µg/g pada perlakuan L3K3 (tepung beras ketan 30% + labu

kuning 70% + bunga kecombrang 35%). Dodol pada semua perlakuan

memiliki warna kuning kecoklatan dan rasa kurang manis, tekstur dodol

umumnya kurang kenya dan daya terima masyarakat dodol pada semua

perlakuan kurang suka.

Page 15: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN β-KAROTEN ...

DAFTAR PUSTAKA

Anam, Choiroel dan Sri Handajani. (2010). Mie Kering Waluh (Cucurbita

moschata) dengan Antioksidan dan Pewarna Alami. Jurnal Penelitian.

Solo: Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret.

Antawinarya, I Gusti Ngurah. (2013). Pengaruh Perbandingan Jumlah Tepung

Ketan dengan Lidah Buaya (Aloe Barbandesis Miller) terhadap

Karakteristik Dodol Lidah Buaya. Makalah Seminar Hasil. Bali:

Universitas Udayana, Fakultas Teknologi Pertanian.

Astawan, Made. 2008. Khasiat Warna-Warni Makanan. Jakarta: Gramedia

Carvalho, Lucia Maria Jaeger de, Patricia Barros Gomes, Ronoel Luiz de Oliveira

Godoy, Sidney Pacheco, Pedro Henrique Fernandes do Monte, Jose

Luiz Viana de Carvalho, Marilia Regini Nutti, Ana Cristina Lima

Neves, Ana Carolina Rodrigues Alves Vieira, dan Semiramis Rabelo

Ramalho Ramos. (2011). Total Carotenoid Contents, α-carotene and β-

carotene, of Landrace Pumpkins (Cucurbita moschata Duch):

Preliminary Study. Brazil: Food Research International, 47, 337-340.

Erawati. (2012). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Garciniadaedalanthera

Pierre dengan Metode DPPH (1,1 difenil pikrilhidrazil) dan

Identifikasi Golongan Senyawa Kimia dari Fraksi Paling Aktif.

Skripsi. Depok: FMIPA, Universitas Indonesia.

Moelarman, Noviar Harun dan Evy Rossi. (2014). Pengaruh Penambahan Bunga

Kecombrang terhadap Daya Terima dan Kandungan Gizi Kerupuk.

Jurnal. Riau: Fakultas Pertanian, Universitas Riau.

Norshazila, S., *Irwandi, J., Othman, R. and Yumi Zuhanis, H. H. (2012). Scheme

of Obtaining β-carotene Standard from Pumpkin (Cucurbita moschata)

Flesh. Malaysia: International Food Research Journal, 19, 531-535.

Prayitno, Sukim. 2006. Aneka Olahan Terong. Yogyakarta: Kanisius.

Purbowati, Dwi. (2013). Kadar Kalsium dan Vitamin C Dodol Labu Kuning

(Cucurbita moschata) dan Buah Sirsak (Annona muricata, L.) dengan

Variasi Pemanis”. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Purwanto, Racmawaty Octavi, Bambang Dwi Argo dan Mochamad Bagus

Hermanto. (2013). Pengaruh Komposisi Sirup Glukosa dan Variasi

Suhu Pengeringan Terhadap Sifat Fisiko-Kimia dan Inderawi Dodol

Rumput Laut (Eucheuma spinosium). Jurnal Bioproses Komoditas

Tropis. Malang: Universitas Brawijaya, Vol 1.

Page 16: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN β-KAROTEN ...

Rukmini, Sri Herastuti dan Rifda Naufalin. (2010). Pemanfaatan Bunga

Kecombrang (Nicolaia Speciosa Horan) Sebagai Pengawet Alami Pada

Tahu. Jurnal. Surakarta: Universitas Slamet Riyadi.

Sukandar, Dede, Nani Radiastuti, Ira Jayanegara, dan Adeng Hudaya. (2010).

Karakterisasi Senyawa Aktif Antibakteri Ekstrak Air Bunga

Kecombrang (Etlingera elatior) Sebagai Bahan Pangan Fungsional.

Jurnal. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2, 1978-8193.

Suprapti, Lies. 2009. Selai dan Cake Waluh. Yogyakarta: Kanisius.

Wahyuni, Tri Dyah dan Simon Bambang Widjanarko. (2014). Pengaruh Jenis

Pelarut dan Lama Ekstraksi Terhadap Ekstrak Karotenoid Labu Kuning

dengan Metode Gelombang Ultrasonik. Jurnal Pangan dan

Argoindrustri. Malang: FTP, Universitas Brawijaya, 3, 390-401

Wijekoon, Jeevani Osadee, M. M., Karim, A. A. and Bhat, R. (2011). Evaluation

of Nutritional Quality of Torch Ginger (Etlingera elatior Jack.)

Inflorescence. International Food Research Journal, 18, 1415-1420.