Akhlak Jdh

16
Add Your Company Slogan AKHLAK DALAM KELUARGA (Lanjutan)

description

sdsd

Transcript of Akhlak Jdh

Add Your Company Slogan

AKHLAK DALAM KELUARGA(Lanjutan)

Akhlak terhadap istri adalah akhlak seorang muslim terhadap istrinya, dalam menjalani kehidupan bersama yang telah diikat dengan urwatil wustqa (ikatan yang kuat) dalam menjalani bahtera rumah tangganya menuju keridhaan Allah SWT.

Pondasi dalam berakhlak terhadap istri adalah keridhaan Allah SWT, bukan sekedar keridhaan pasangan atau keridhaan jiwa kita. Karena hanya dengan landasan menggapai keridhaan Allah SWT lah, keluarga muslim yang sakinah, mawaddah dan rahmah dapat terwujud.

11

22

Akhlak terhadap istri sangat penting bagi seorang muslim, karena Rasulullah SAW menjadikannya sebagai barometer akhlak seorang muslim.

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesempurna-sempurnanya keimanan seorang mu’min adalah yang terbaik akhlaknya. Dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik aklaknya terhadap istri-sitrinya.” (HR. Turmudzi)

Urgensi Akhlak Terhadap Istri

[Cara Islam Memandang Pernikahan]

a.

b.

Pernikahan dalam Islam adalah penentram jiwa, penyejuk hati, pematri hati, tempat kehidupan yang nyaman bagi seorang laki-laki dengan perempuan di bawah naungan rasa cinta dan kasih sayang yang mendalam, guna mewujudkan keridhaan ilahi

Pernikahan merupakan sarana ibadah untuk bertaqarrub kepada Allah Swt., yang di dalamnya terdapat tanda-tanda kebesaran Allah Swt.

LOGO

Tujuan Pernikahan Menjaga kelangsungan kehidupan manusia.

Sebagaimana difirmankan Allah SWT (QS. Annahl : 72) : “Dan Allah SAW telah menciptakan bagi kalian

dari diri kalian sendiri pasangan-pasangan (istri-istri). Lalu Allah jadikan dari istri-istri kalian, anak-anak dan cucu-cucu.”Hasil Observasi

Menjaga nasab keturunan manusia, yang oleh karenanya menjaga kehormatan dan kewibawaan insan.

Menjaga individu dan masyarakat dari kerusakan moral, khususnya kerusakan hubungan antara laki- laki dengan perempuan. Karena Allah menciptakan satu sama lain memiliki kecenderungan.

Menciptakan ta’awun suami istri untuk membentuk dan membangun sebuah keluarga.

Mendapatkan ketenangan dan ketentraman batin.

Taujih RabbaniTaujih Rabbani

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

CaraCara IslamIslam MemandangMemandang WanitaWanita

Wanita dalam Islam, ibarat perhiasan yang paling berharga di dunia ini. Tiada yang lebih berharga dibandingkan wanita shalehah.

Wanita dalam Islam, ibarat perhiasan yang paling berharga di dunia ini. Tiada yang lebih berharga dibandingkan wanita shalehah.

• Namun perhiasan tersebut akan memiliki nilai paling berharga, jika dibingkai dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT Dalam hadits riwayat Imam Muslim :“Dunia itu adalah perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalehah.” (HR. Muslim)

• Namun perhiasan tersebut akan memiliki nilai paling berharga, jika dibingkai dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT Dalam hadits riwayat Imam Muslim :“Dunia itu adalah perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalehah.” (HR. Muslim)

ProfilProfil Pasangan IdealPasangan Ideal

Wanita ideal adalah sebagaimana

digambarkan dalam hadits : • “Wanita itu dinikahi karena empat

faktor; hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Pilihlah yang memiliki agama yang bagus, engkau pasti beruntung.” (Muttafaqun Alaih)

• “Maukah kalian aku beritahu dengan sesuatu yang terbaik bagi seseorang di dunia ini? Yaitu seroang istri yang shalehah. Apabila suami memandangnya, maka ia akan menyenangkan suaminya. Jika ia memerintahkan sesuatu padanya, ia akan mentaatinya. Dan jika suami meninggalkannya ia akan menjaga kehormatannya.” (HR. Al-Hakim)

Akhlak Sebelum Pernikahan

•Akhlak sebelum pernikahan adalah akhlak seorang muslim sebelum pernikahan, seperti akhlak dalam memilih calon istri, memandang, ta’aruf, khitbah, hingga melakukan akad nikah.

•Karena pernikahan merupakan sebuah ikatan yang “suci”, maka harus dilakukan dengan cara-cara yang “suci” pula, sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan sunnah.

Memilih Pasangan Berdasarkan Agamanya

• Akhlak serorang muslim dalam memilih calon pendamping hidupnya adalah berdasarkan “agamanya.”

• Berdasarkan agamanya bukan berarti menafikan aspek-aspek yang lain, seperti kecantikan/kegantengan, kepintaran, kekayaan, nasab dan faktor-faktor lainnya. Namun yang dimaksud adalah menjadikan faktor agama sebagai faktor utama dalam menentukan dan memilih calon istri/suami

• Carilah calon pasangan hidup karena empat faktor; hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Pilihlah yang memiliki agama yang bagus, engkau pasti beruntung.”

• Carilah calon pasangan hidup karena empat faktor; hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Pilihlah yang memiliki agama yang bagus, engkau pasti beruntung.”

• Ta’aruf bukanlah pacaran, sebagaimana yang dipahami oleh sebagian masyarakat.

• Namun ta’aruf merupakan sebuah proses untuk saling mengenal, antara calon istri dan calon suami, sesuai dengan manhaj dan tuntunan Al-Qur’an dan sunnah.

• Ta’aruf bertujuan untuk “memantapkan” pilihan seseorang terhadap calon pendamping hidupnya. Oleh karena itulah, seseorang harus benar-benar mantap terhadap pilihannya tersebut, melalui sebuah proses taaruf.

Ta’aruf Sesuai Ajaran Islam

• Melalui pihak ketiga (perantara), baik dari keluarga sendiri, keluarga calon istri, orang kepercayaan.

• Diperbolehkan bertemu secara langsung dengan didampingi pihak ketiga (agar tidak terjadi fitnah), untuk bertukar informasi mengenai kepribadian masing-masing.

• Selama proses ta’aruf diperkenankan untuk melanjutkan atau menghentikan proses, jika dirasa terdapat hal-hal yang kurang cocok untuk kedua belah pihak.

Diantara tatacara ta’ruf yang dibenarkan secara syar’I ;

Yang Diperbolehkan Sebelum Pernikahan

Disunnahkan “melihat” calon istri. Sebagaimana digambarkan dalam hadits : Dari Al-Mughirah bin Syu’bah ra bahwasanya ia melamar seorang wanita, lalu Nabi Muhammad SAW bertanya padanya, ‘Apakah kamu sudah melihat calonmu?’ Karena sesungguhnya dengan melihat itu akan lebih melanggengkan antara kalian berdua.” (HR. Turmudzi).

Tidak Mengkhitbah Seorang Wanita Yang Telah Dikhitbah Orang Lain

Apabila ada seorang wanita yang telah dikhitbah oleh seorang muslim, maka tidak boleh bagi seseorang mengkhitbah wanita tersebut, kecuali jika ia membatalkan atau mengizinkannya.

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda :Dari Abdullah bin Umar ra berkata, bahwa RasulullahSAW bersabda, “Dan janganlah salah seorang mengkhitbah seorang wanita yang telah dikhitbah oleh saudaranya, hingga saudaranya tersebut meninggalkan (membatalkan) sebelum dirinya, atau memberikan izin padanya. (HR. Bukhari)