Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Internasional (1)

9

Transcript of Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Internasional (1)

Page 1: Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Internasional (1)
Page 2: Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Internasional (1)

Hukum Udara Internasional• Konvensi Warsawa 1929

• Sigit Nurcahyo vs. Singapore Airlines Limited • Protokol Den Haag 1955

• Konvensi Guadalajara 1961• Montreal Agreement 1966

• Protokol Guatemala City 1971• Protokol Tambahan Montreal 1975 No. 1,2,3 & 4

• Konvensi Montreal 1999• Konvensi Montreal 1999 & Sistem “Warsawa” B

• Evaluasi Konvensi Montreal 1999

Page 3: Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Internasional (1)

Konvensi Warsawa 1929• Berlakunya Konvensi Warsawa;

• Dokumen pengangkutan udara internasional yang meliputi tiket penumpang, tiket bagasi

dan surat muat udara;• Tanggung jawab hukum yang meliputi beban

pembuktian terbalik, besaran ganti rugi, minimum ganti rugi;

• Pengaduan penumpang atau pengirim barang atau penerima;

• Pengangkutan bersama;• Pengangkutan udara internasional campuran;

• Kasus Sigit Nurcahyo vs Singapore Airlines

Page 4: Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Internasional (1)

Tanggung Jawab HukumConvention For The Unification of Certain Rules

Relating to International Carriage By Air, signed at Warsaw on October 12, 1929

(Warsaw Convention)

Sejak berlakunya Konvensi Warsawa 1929, tanggung jawab hukum perusahaan penerbangan menerapkan konsep

tanggung jawab praduga bersalah (presumption of liability)

!

Page 5: Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Internasional (1)

Tanggung Jawab Hukum

Pasal 17 Konvensi Warsawa 1929 berbicara mengenai konsep

“damages” termasuk di dalamnya bodily injury, mentally injury,

mental anguish akibat pembajakan udara.

Page 6: Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Internasional (1)

Tanggung Jawab HukumPasal 22 Konvensi Warsawa 1929

perusahaan penerbangan otomatis bertanggung jawab. Pasal tersebut

berbunyi:“The carrier is liable for damage sustained in

the event of the death or wounding of a passanger or any other bodily injury

suffered by a passanger, if the accident which caused the damage so sustained

took place on board the aircraft or in the course of any of the operations of

embarking or disembarking”

Page 7: Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Internasional (1)

Tanggung Jawab Hukum

Beban pembuktian terbalik (shifting burden of proof) terdapat dalam

Pasal 20 ayat (1):“The carrier is not liable if he proves that he and

his agents have taken all necessary measures to avoid the damage or that it was impossible

for him or them to take such measures.”

Page 8: Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Internasional (1)

Kasus Sigit Nurcahyo vs Singapore Airlines

• Sigit Nurcahyo melakukan penerbangan rute Jakarta – Singapura – Los Angeles –

Houston – Las Vegas – Singapore – Jakarta sejak tanggal 31 Oktober 2000

s.d 8 November 2007 mengalami kecelakaan di Taipei

• Kerugian (damages): Sigit menderita cedera, cacat fisik (karena luka bakar) dan mental

(trauma).• Kerugian materil: barang-barang pribadi

selama penerbangan US $ 23,535.90

Page 9: Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Internasional (1)

Kasus Sigit Nurcahyo vs Singapore Airlines

• Gugatan diajukan di Pengadilan Negara Bagian California dengan nomor

registrasi BC 260883 dan CV 01-05096 GAF (RCx)

• Yurisdiksi Pengadilan (Saksi ahli Dr. K. Martono, SH., LLM: Kesalahan yang

disengaja (wilful misconduct), tanggung jawab tidak terbatas (unlimited liability)