AIK II (Puasa).doc
-
Upload
lisa-damayanti -
Category
Documents
-
view
91 -
download
2
description
Transcript of AIK II (Puasa).doc
IBADAH PUASA
A. PENDAHULUAN
Setelah mempelajari bab ini anda diharapkan dapat memahai dan menghayati
serta mengaalkan ibadah puasa serta amalan-amalan yang terkait dengan ibadah
puasa tersebut sesuai engan tuntunan Al-Quran dan Sunnah Rosulullah S.A.W.
Serta dapat menjelaskan: 1) pengertian dan hakekat dari puasa; 2) ------- puasa
yang dituntunjan oleh Nabi S.A.Wagar berkualitas; 3) dapat menjelaskan hikmah
yang terkandung dari ibadah puasa dalam segala aspek
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Puasa
Puasa berasal dari kata:
(ARAB)
(Shaama-yashuumu-shawaman-washiyaamaa)
Artinya: menahan, mengekang (tidak makan, tidak minum dan sebagainya)
Menurut istilah syara’, puasa ialah pengekangan yang khusus yaitu
pengekangan/ penahan diri dari makan, minum serta jima’ (hubungan intim suami
istri) dan yang ------------- sesuai dengan yang dijelaskan -------- ------ -----hari
dimulai dari terbit fajar sampai dengan tenggelamnya matahari.
Termasuk ------- diri dari: berkata-kata kotor, cabul, omong kosong, marah
serta menahan kaki, tangan, mata dan telinga melakukan sesuatu yang dilarang
Allah/ sesuatu yang haram.
2. Dasar/ dalil tentang kewajiban puasa
a.
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”
(Q.S Al Baqarah: 183)
b. (ARAB)
“Dari Ibnu Umar R.a ia berkata: Rosulullah S.A.Wbersabda: Islam itu
dibangun atas lima dasar; 1. Bersyahadat bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah; 2. Mendirikan
sholat; 3. Melaksanakan zakat; 4. Haji ke Baitullah; 5. Puasa bulan
Romadhon” (HR Al Bukhori dan Muslim)
3. Pembagian berpuasa
Pada dasarnya puasa dibagi menjadi dua bagian yaitu puasa wajib dan puasa
sunah.
Macam-macam ppuasa wajib
3.1 Puasa romadhon (qs. Al Baqarah: 183)
3.2 Puasa qashar yaitu puasa yang dikerjakan dihari lain diluar bulan
romadhon.
(ARAB)
“…maka barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu
tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak
berpuasa itu) pada hari-hari yang lain….”
3.3 Puasa nadzar yaitu seseorang yang bernadzar untuk puasa, maka puasa
yang dinadzarkannya tersebut menjadi wajib baginya untuk
dilaksanakan.
Q.S. Al Hajj:29
“… dan agar mereka ------- nadzar-nadzar mereka….”
Bagi seseorang yang bernadzar kemudian meninggal, maka ahli waris
wajib membayar puasa yang dinadzarkannya tersebut.
3.4 Puasa Kifarat (pelanggaran hukum)
a. Tidak puasa bulan ramadhan tanpa udzur
b. Bersetubuh (jima’) ---- hari bulan Ramadhan
c. Membunuh tanpa sengaja :
QS. An Nisa: 92
“ doa tidak patut bagi seorang beriman membunuh seorang
beriman (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja).
Barang siapa membunuh seorang yang beriman karena tersalah
(hendaklah) dia memerdekakan seorang hamba sahaya yang
beriman serta (membayar) tebusan yang diserahkan kepada (si
terbunuh itu), kecuali jika (keluarga terbunuh, membolehkan
pembayaran), jika dia (si pembunuh) dari hukum yang
memusuhimu padahal dia orang berima, maka (hendaklah si
pembunuh) memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Dan jika
dia (si pembunuh) dari hukum kafir yang ada perjanjian (damai)
antara mereka dengan ----, maka (hendaklah si pembunuh)
membayar tebusan yang di serahkan kepada keluarga (si terbunuh)
serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barang siapa
tidak mendapatkan (hamba sahaya), maka hendaklah dia (si
pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai tobat kepad
Allah dan Allah maha mengetahui, maha bijaksana.
3.5 Zhihar yaitu ------ istri dengan ibunya, sehingga isteri menjadi haram
---. Kecuali kalau dia membayar kafarot zhihar tersebut.
Q.S Al-Mujadalah: 3-4
“ orang – orang diantara kamu yang menzhihati isterinya (menganggap
isterinya sebagai ibunya, padahal ) isteri mereka itu bukanlah ibunya.
Ibu-ibu mereka hanyalah perempuan yang melahirkannya. Dan
sesungguhnya mereka benar-benar telah mengucapkan suatu perkataan
yang merupakan doa dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha pemurah,
Maha pemimpin (3)”.
“ maka barang siapa tidak dapat (memerdekakan hamba sahaya ),
maka dia wajib berpuasa dua puasa berturut-turut sebelum keduanya
---“(4)
4. Karena melaksanakan haji tamattu’, dan tidak mampu membayar dam,
maka sebagai gantinya puasa 20 hari, yaitu 3 hari puasa di amal suci
dibulan berhaji dan 7 hari sesudah tiba dirumah.
QS. Al Baqarah: 196
“ ... maka barang siapa mengerjakan umrah sebelum haji, dia (wajib
menyembelih) hadya yang mudah di dapat. Tetapi jika dia tidak
mendapatkannya, maka dia (berpuasa tiga hari dalam (musim) haji dan
tujuh (hari) setelah --- kembali. Itulah sepuluh hari yang sempurna.....”
5. Karena pelanggaran ketika ------
QS. Al Baqarah: 196
“.... jika ada diantara kamu yang sakit atau ada gangguan dikepalanya
(lalu dia berkumur), maka diwajibkan berfidyah, yaitu berpuasa,
bersedekah atau berkurban....”
6. Melanggar Sumpah
Orang yang melanggar sumpah, kafaratnya adalah membebaskan
budak, atau memberi makan/ pakaian 10 orang fakir miskin, kalau
tidak sanggup maka puasa 3 hari sebagai kafaratnya.
II. Puasa sunah
1) Puasa Senin –Kamis
Dari Aisyah ia berkata Nabi S.A.Wbersungguh-sungguh untuk berpuasa
pada hari Senin dan Kamis. (HR. At-Tirmidzi)
2) Puasa Bidl (puasa bulan bunder telor) yaitu tanggal 13, 14 dan 15 bulan
Qomariah.
Rosulullah S.A.Wbersabda:
“Dari Abu Dzar berkata Rosulullah S.A.W: Ya Abu Dzar apabila engkau
hendak puasa tiga hari setiap bulan maka puasalah tanggal 13, 14 dan 15
(bulan Qomariah).”
3) Puasa enam hari bulan Syawal.
“barang siapa yang berpuasa Romadhon, kemudian diikuti enam hari di
bulan Syawal adalah seperti puasa 1 tahun.”
Ibnu Mubarak memilih enam hari itu adalah permulaan bulan. Dikerjakan
secara terpisahpun boleh asal pada bilan Syawal tersebut.
4) Pusa pada hari Arafah bagi yang tidak berhaji.
Hadist Nabi S.A.W:
“Dari Abu Gatadah bahwa Nbi S.A.Wbersabda: “puasa pada hari Arafah,
sesungguhnya saya bermohon kepada Allah, agar dapat menghapus dosa
satu tahun sesudahnya dan satu tahun sebelumnya”(HR. At-Tirmidzi)”
5) Puasa-puasa ----- dan puasa Asyara
Diterima dari Ibnu Abbas Ra. katanya:
“tatkala Rosulullah S.A.Wberpuasa pada hari Asyura dan menitahkan
orang agar mempuasakannya, mereka berkata: Ya Rosulullah, ia adalah
suatu hari yang ----- oleh orang Yahudi dan Nasrani.” Maka ujian Nabi,
jika datang tahun depan- insya Allah- kita berpuasa pada hari kesembilan.”
Kata Ibnu Abbas: Mka belum lagi datang tahun depan itu, Rosulullah
S.A.Wpun wafat.” (HR. Muslim dan Abu Daud)
Dari Ibnu Abbas R.a. katanya:
“Nabi S.A.W datang ke Madinah dan diikutinya orang-orang Yahudi
berpuasa pada hari Asyura, maka tanya Nabi: Ada apa ini? Ujar mereka,
Hari baik disaat --- Allah membebaskan Nabi Musa dan Bani Israel dari
musuh mereka, hingga dipuasakan oleh Musa.” Maka sabda Nabi S.A.W.
“Saya lebih berhak terhadap Musa dari pada Kamu.” (Disepakati oleh
Bukhari dan Muslim).
6) Berpuasa sebagian besar dari bulan Sya’ban
Rosulullah S.A.W biasa berpuasa pasa sebagian besar dari bulan Sya’ban
kata Aisyah:
“tidak kelihatan oleh saya Rosulullah S.A.W melakukan puasa dalam
waktu sebulan penuh kecuali pada bulan Romadhon dan tidak satu
bulanpun yang hari-harinya lebih banyak dipuasakan Nabi dari pada bulan
Sya’ban. ” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
7) Puasa Daud, yaitu sehari berpuasa, sehari berbuka.
Diriwayatkan oleh Abdullah bin ‘Amar katanya: Telah bersabda Rosulullah
S.A.W:
“Puasa yang lebih disukai oleh Allah adalah puasa Dawud.......Ia berpuasa
satu hari dan berbuka satu hari”
III. Hari-hari dilarang berpuasa
1) Hari Raya ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha
“Dari Abu Hurairah: Sesungguhnya Rosulullah S.A.W melarang puasa
dua hari raya yaitu Hari Raya ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha” (HR. Muslim)
Bersumber dari Abu Ubid, ---- Ibnu Azhar dia berkata: Aku pernah
menghadiri sholat hari raya bersama dengan Umar bin Al-Khaththab R.a.
selesai mengerjakan sholat Umar bin Al-Khaththab R.a. bekhutbah
dihadapan orang banyak:
“Dua hari ini adalah yang Rosulullah S.A.W, orang dialrang melakukan
puasa yaitu hari ---- setelah kamu lama berpuasa dan hari makanmu
setelah kamu menunaikan ibadah haji.” (HR. Muslim)
“Dari Abu Said Al-Khudri, sesungguhnya Rosulullah S.A.W melarang
berpuasa dua hari yaitu Hari Raya ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha” (HR.
Muslim)
2) Hari-hari Tasyri’
“dari --- Al-Hudzly berkata: Rosulullah S.A.W bersabda: “Hari-hari
tasyriq (tanggal 11,12 dan 13 Dzulhijjah) adalah hari untuk makan dan
minum ” (HR. Muslim)
3) Hari Jum’at
“Dari Abu Hurairah Rosulullah S.A.W bersabda: Janganlah salah seorang
diantara kamu sekalian puasa pada hari Jum’at kecuali bila ia puasa (pada
hari) sesudahnya.” (HR. At-Tirmidi)
4) Hari Sabtu
“dari Abdullah bin Busr dari saudara perempuannya bahwasannya
Rosulullah S.A.W bersabda: Jangan kamu sekalian berpuasa pada hari
Sabtu kecuali puasa yang diwajibkan atas kamu.” (HR. At-Tirmidzi)
5) Puasa pada hari syak/ ------ satu hari/ dua hari sebelum Romadhon.
Amar bin Yasr berkata:
Barang siapa puasa pada hari syak maka sesungguhnya ia telah
mendurhakai Abul Qaim. (HR. Tirmidzi)
Abul Graim adalah --- Nabi S.A.W.
Dari Abu Hurairah ia berkata:
“Rosulullah S.A.W bersabda: Jangan kamu mendahului bulan
Romadhondengan puasa satu/ dua hari sebelumnya kecuali apabila
seseorang yang biasa berpuasa maka ia ------ berpuasa padanya.” (HR. At-
Timidzi)
6) Puasa terus menerus sepanjang masa
“Tidak berarti puasa orang yang puasa sepanjang masa” (HR. Al Bukhari
dan Muslim)
7) Puasa wishd, yaitu puasa tanpa berbuka dan sahur
“Dari Abu Hurairah berkata, Rosulullah S.A.W bersabda: “Hendaklah
kalian semua jangan berpuasa sambung (wishd)” (HR. Muslim)
Dari Aisyah ia berkata: Sesungguhnya Rosulullah S.A.W melarang para
sahabat dari berpuasa sambung (wishd). Justru didorong ----- terhadap
mereka. Kemudian mereka bertanya: “Bukankah Anda sendiri berpuasa
sambung (wishd) ya Rosulullah ? Beliau menjawab: “Sesungguhnya aku
tidak seperti kalian, Aku diberi makan dan minum oleh Tuhanku” (HR.
Muslim)
8) Istri tidak terpuji puasa sunnah ketika suami ada dirumah tanpa izin
suami.
Dari Abu Hurairah: Sesungguhnya Rosulullah S.A.W bersabda: “Tidak
halal (layak) bagi seorang istri (puasa) sunnah sedang suaminya ada (di
tempat) kecuali dengan izinnya” (HR. Bukhari dan Muslim dengan ----
dari Bukhari)
Dari Abu Hurairah, Nabi S.A.W bersabda: “seorang istri tidak boleh
berpuasa satu haripun selama suaminya berada disampingnya (ditempat)
kecuali izin suaminya, selain puasa Romadhon” (HR. Tirmidzi)
VI. Orang yang diwajibkan berpuasa dan orang yang tidak diwajibkan berpuasa
1. Orang yang diwajibkan berpuasa Romadhon adalah semua orang muslim
dan muslimat yang mukallaf.
Dasarnya adalah Q.S. Al-Baqaah: 183 dan Hadist Nabi S.A.W terdahulu
tentang Rukun Islam (Islam dibangun atas lima dasar)
2. Orang yang tidak diwajibkan berpuasa Romadhon dan wajib mengganti
puasanya diluar bulan Romadhon adalah perempuan yang mengalami
haid dan nifas di bulan Romadhon. Para ulama telah sepakat bahwa
hukum nifas dalam puasa sama dengan haid. Dasarnya adalah Rosulullah
S.A.W bersabda:
a) “Rosulullah S.A.W bersabda: Bukankah wanita itu tidak sholat dan
tidak berpuasa? Mereka menjawab: Ya”(HR. Al-Bukhari)
b) “Aisyah R.a. berkata: Kami pernah kedatangan hal itu (Haidh) maka
diperintahkan mengqadha puasa dan tidak diperintahkan mengqadha
sholat.” (HR. Muslim)
3. Orang yang diberi keringanan dan orang yang boleh meninggalkan puasa
3.1 Orang yang diberi keringanan (dispensasi) untuk tidak berpuasa dan
wajib mengganti (mengqadha) puasanya diluar bulan Romadhon:
a. Orang yang sakit biasa di bulan Romadhon
b. Orang yang sedang berpergian (musafir)
Maka barang siapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan
(lalu ia berbuka) maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang
ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.....(QS. Al Baqarah:184)
“Bahwa Rosulullah S.A.W bersabda: Sesungguhnya Allah yang Maha
Perkasa dan Maha Mulia telah membebaskan puasa dan ---- sholat bagi
orang yang berpergian dan membebaskan pula orang hamil dan orang
yang menyusui.” (HR. Al -------)
3.2 Orang yang boleh meninggalkan puasa dan menggantinya dengan
fidiyah 1 mad (0,5 kg) atau lebih makan pokok untuk setiap ----
a. orang yanh tidak mampu berpuasa, misalnya karena tua dan sebagainya
b. orang yang sakit menahun
c. perempuan hamil
d. perempuan menyusui.
Dasarnya adalah:
“....Dan wajib bagi orang yang berat melaksanakannya (jika mereka tidak
puasa) membayar fidyah yaitu memberi makan seorang miskin” (QS. Al-
Baqarah:184)
Hadist Nabi S.A.W:
“Bahwa Rosulullah S.A.W bersabda: Sesungguhnya Allah yang Maha
Perkasa dan Maha Mulia telah membebaskan puasa dan ---- sholat bagi
orang yang berpergian dan membebaskan pula orang hamil dan orang
yang menyusui.” (HR. Al -------)
V. Tata cara Berpuasa
1. Berpuasa karena Allah
a. Firman Allah SWT, QS. Al bAyyinah: 5
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ---- kepada Nya dalam (menjalankan) agama
dengan lurus....”
b. Hadist Nabi S.A.W
Dari Umar, sesungguhnya Rosulullah S.A.W bersabda:
“sesungguhnya amal-amal/ ibadah haruslah dengan niat dan setiap
orang tergantung kepada niatnya...” (------ oleh Al Bukhari)
c.
Dari ----- Ummul Mu’minin R.a. bahwasannya Nabi S.A.W bersabda:
“Barang siapa tidak berniat puasa si malam hari sebelum fajar, maka
tidak sah puasanya” (ditakrij olh Al-Khomsah)
2. Makan sahur
Rosulullah S.A.W bersabda:
“Bersahurlah kamu, karena pada sahur itu ada keberkatan” (HR. Ahmad,
Al Bukhari dan Muslim)
3. Kalau sudah tenggelam matahari segera berbuka (ta’jil)
4. Berdoa waktu berbuka
Dari ‘Amar bin ---- katanya:
“Para sahabat Nabi Muhammad S.A.W itu adalah orang-orang yang paling
segera berbukanya dan paling terlambat sahurnya.” (HR. Baihaqy -----
sanad yang sah)
Nabi bersabda:
“Selalulah manusia dalam kebaikan selama mereka menyegerakan
berbuka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Abdullah bin Aman bin ----, bahwa
Nabi S.A.W bersabda:
“Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa diwaktu ia berbuka tersedia dari
yang makbul, dan disaat berbuka Abdullah mengucapkan dalam doanya:
Ya Allah aku mohon kepada Mu dengan rahmat Mu yang meliputi segala
sesuatu ---- agar aku engkau ampuni.”
Dan diterima berita yang sah bahwa Nabi S.A.W biasa mengucapkannya
ketika berbuka:
“Telah lengkap haus dahaga, tidak ------ dan isnya Allah ditetapkan
pahalanya”
Diriwayatkan ----------- bahwa Nabi S.A.W biasa berdoa:
“ Ya Allah, karenaMu aku berpuasa dan dengan rizkyMu aku berbuka”
Diriwayatkan oleh Tirmidzi dengan ..... yang kasar bahwa Nabi SAW
bersabda:
“ada tiga golongan yang tidak bertolak dari mereka: orang yang berpuasa
sampai ia berbuka, kepala negara yang adil dan orang yang teraniaya.”
MENJAUHI HAL-HAL YANG DAPAT MERUSAK NLAI-NILAI PUASA.
AGAR PUASA BERKUALITAS
a. Menahan diri dari perbuatan sia-sia (lajha), keji dan cacian:
“tidaklah berpuasa itu dari makan minum, tetapi puasa itu adalah dari
perbuatan sia-sia dan perbuatan keji. Maka jika kau dicaci orang dan
diperbodohkannya, hendaklah katakan: saya berpuasa, saya berpuasa”.(HR
Ibnu Khazrimah dan Ibnu Hibban dan Al Hakim 75 menyatakan sah menurut
Muslim)
b. Menghindari perbuatan-perbuatan dusta, perbuatan dusta
(Diriwayatkan oleh jamaah – kecuali Muslim – dari Abu Harsirah)
“Siapa yang tidak menghentikan perbuatan-perbuatan dusta dan melakukan
kedustaan itu, maka telah tidak merasa perlu ia meninggalkan makan
minumnya”.
c. Hati-hati terhadap perbuatan-perbuatan yang dapat merusak nilai-nilai puasa:
“Berapa banyaknya orang yang berpuasa , tetapi yang diterimanya hanyalah
rasa lapar saja, dan berapa banyaknya orang yang banyak beribadah dan yang
diterima tiada lebih dari bergadang saja”. (HR An Nasri, Ibnu Majeh, juga
oleh Al Hakim yang menyatakan sah menurut sayarat Al Bukhari)
d. Bersegeralah kepada ampunan Tuhan dan surga
S. Ali Imron : 133
Ali. Al-Halid : 21
MEMANFAATKAN SECARA MAKSIMAL IBADAH-IBADAH DALAM
BULAN RAMADHAN UNTUK MEMBANGUN KEBIASAAN-
KEBIASAAN YANG BAIK
1. Puasa dan shalat malamnya membersihkan diri dari segala dosa-dosa.
Nabi SAW bersabda:
“Bulan Ramadhan itulah bulan yang baik . Allah memfardhukan atas kamu
berpuasa didalamnya, dan aku telah mensyariatkan untukmu ibadah malam
harinya karena iman dan mengharap akan Allah keluar lahir dari dosa-
dosanya sebagai seorang bayi keluar dari perut ibunya ”. (HR ATH Tabrani
dan Ibnu khazrimah)
2. Sholat Terawih/ Qiyamur Romadhon termasuk kategori sholat lail, ---- untuk
bertaqwarrub kepada Allah yang merupakan tradisi orang-orang terdahulu.
Nabi S.A.W bersabda:
“Hendaklah kalian mendirikan sholat malam, karena sesungguhnya sholat
malam itu adalah tradisi/ kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kamu, dan
media untuk bertaqorrub (mendekatkan diri kepada Allah) ----, menutup
kejelakan-kejelekan, menghapus dosa dan ----/ menjauhkan penyakit
daribadan” (HR Ahmad, Tirmidzi dan diriwayatkan oleh Al-Bani)
3. Pada bulan Romadhon, ada malamnya yang bernilai seribu bulan
“Dari Anas R.a. bahwa ketika tiba bulan Romadhon, Rosulullah S.A.W.
bersabda: “Sesungguhnya bulan Romadhon telah tiba kepada kalian yang
didalamnya terdapat satu malam yang nilainya lebih baik daripada 1000
bulan. Barang siapa terhalang dari memperoleh kebaikannya dan ----
terhalang dari mendapat kebaikan malam itu kecuali orang yang malang”
(HR. Ibnu -----)
VI. Hal-Hal yang membatalkan puasa dan sanksi-sanksinya
1. Makan dan minum dengan sengaja di siang hari pada bulan Romadhon,
puasanya batal dan wajib menggantinya diluar bulan Romadhon.
“Barang siapa yang lupa padahal ia berpuasa – lalu ia makan atau minum,
maka hendaklah ia melanjutkan puasanya. Karena hanya --- ia diberi makan
diberi minum oleh Allah” (HR. Jama’ah)
“Barang siapa berbuka pada bulan Romadhon – dalam keadaan lupa – maka ia
tidak mengqodha atau membayar kafarat” (menurut Hafizh Ibnu Haja,
isnadnya sah)
2. Muntah dengan sengaja
Jika seseorang terpaksa muntah, ia tidak wajib mengqadha atau membayar
kafarat.
Dari Abu Hurairah bahwa Nabi S.A.w bersabda:
“Barang siapa didesak oleh muntah, ia tidak wajib mengqadha” (HR. Ahmad
Abu dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Daruquthni, juga Al
Hakim yang menyatakan syahnya)
3. Haidh dan Nifas
Walaupun hanya sebentar pada saat terakhir sebelum matahari terbenam.
Dalam hal ini para ulama telah ijma’ tentang membatalkannya.
4. Mengeluarkan mani atau sperma.
Mengeluarkan sperma dengan sengaja, seperti mencium atau memeluk istri,
membatalkan puasa dan wajib mengqadha. Tetapi keluarnya madzi tidak
membatalkan puasa.
5. Meniatkan berbuka atau berniat membatalkan berpuasa.
Siapa yang berniat berbuka padahal ia berpuasa, maka batallah puasanya
walaupun ia tidak melakukan sesuatu yang membatalkan puasanya. Sebabnya
ialah karena niat itu adalah salah satu rukun puasa, maka jika disahinya yakni
dengan meniatkan dan menyengajakan berbuka batallah puasanya.
PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Apa yang dapat dipetik dari ayat 183 surat Al Baqarah, bahwa puasa itu
telah diwajibkan kepada umat-umat terdahulu. Jelaskan!
2. Mengapa puasa dalam ajaran Islam harus makan sahur?