AGAMA ISLAM Halalan Thoyyiban
Transcript of AGAMA ISLAM Halalan Thoyyiban
-
8/15/2019 AGAMA ISLAM Halalan Thoyyiban
1/26
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Allah telah mengatur sesuatu termasuk rizki manusia yang satu dengan yang
lainnya. Tak bisa dielakkan lagi kita hidup didunia memerlukan segala sesuatu
termasuk harta. Mencari rizki merupakan suatu usaha dalam rangkamemenuhi
kebutuhan, dalam pemenuhan kebutuhannya tentu saja dengan usaha berbagai cara.
Tetap perlu diingat sebagai seorang muslim dalam usaha mencari rizki harus dengan
cara yang benar artinya harus dihalalkan oleh hukum islam baik prosesnya maupun
hasilnya.
Bekerja dan berusaha dalam kehidupan duniawi merupakan bagian penting
dari kehidupan seseorang dalam mempraktekan Islam.Karena Islam sendiri
mengajarkan bahwa hidup tidak hanya sematamata untuk beribadah dan
berorientasi kepada akhirat saja.Islam menghendaki terjadinya keseimbangan antara
duniawi dan ukhrawi.
B. TUJUANIslam telah mengajarkan tentang bagaimana mencari rizki yang halal tetapi tidak
semua orang dapat mengetahui dan memahami tentang hal itu maka berikut ini akan
kami bahas tentang mencari rizki yang halal.
-
8/15/2019 AGAMA ISLAM Halalan Thoyyiban
2/26
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Ada dua karakteristik rezeki yang direkomendasikan dalam Islam, yaitu !alal dan
Baik.Ada rezeki yang baik tapi tidak halal, dan ada pula rezeki yang halal tapi tidak
baik.
"ezeki yang baik tapi tidak halal, contohnya makanan yang baik dan segar tapi
prosedur mendapatkannya dengan cara mencuri. #ebuah mobil Kijang Inno$a,
makanan Burger di M% &onald, pakaian yang indah dan menarik, kalau hal tersebut
didapat dengan cara mencuri, atau uang yang digunakan untuk membelinya
merupakan hasil mencuri, adalah contoh jenis rezeki yang baik tapi tidak halal.
#yariat Islam yang agung sangat menganjurkan kaum muslimin untuk melakukan
usaha halal yang berman'aat untuk kehidupan mereka, dengan tetap menekankan
kewajiban utama untuk selalu bertawakal (bersandar)berserah diri* dan meminta
pertolongan kepada Allah Ta’ala dalam semua usaha yang mereka lakukan.
Allah Ta’ala ber'irman,
+ - / 0 1 23 45 0 6 47 0 1 89 - : - ;?2@ - 8- ; ;
-
8/15/2019 AGAMA ISLAM Halalan Thoyyiban
3/26
Z Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi (untuk
mencari rezki dan usaha yang halal) dan carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah
banyak-banyak supaya kamu beruntung [ (\# al]umu^ah_`*.
&alam ayat lain Allah Ta’ala ber'irman,
+G - >1 2@ - J - 0 : 4; /2 f 0 8- ; 8 2 82 ; 1 -- D 4 @ 8 - J -F - V- H 4 - - ;C -X 2F -Y
ZKemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada
Allah, sesungguhnya Allah menyukai orangorang yang bertawakal (kepada
ya*[ (\# Ali Imraan_`*.
&an "asulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
- - 82 R
2 G 4 92 J -
4; - q - 9
03 - 4f
- RH
- 1 -
-
492E 8 :; G
2H2 4
0: 4; G
-H2 82 ; : -
2
-{- - 4v - |
2} -: 4; G 0 H2 4
0: 4;Z
[ 4 ~ 2 9 4 5 -
ZOrang mukmin yang kuat (dalam iman dan tekadnya) lebih baik dan lebih
dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah, dan masing-masing
(dari keduanya) memiliki kebaikan, bersemangatlah (melakukan) hal-hal yang
bermanfaat bagimu dan mintalah (selalu) pertolongan kepada Allah, serta
janganlah (bersikap) lemah
B. PRINSIP KONSUMSI DALAM ISLAM
Menurut Manan, ada prinsip konsumsi dalam islam _
-
8/15/2019 AGAMA ISLAM Halalan Thoyyiban
4/26
` Prinsip Keadilan, prinsip ini mengandung arti ganda mengenai mencari rizki
yang halal dan tidak dilarang hukum. •irman Allah dalam \# _ AlBa€arah _ `‚
`‚ !esungguhnya Allah "anya mengharamkan bagimu bangkai, darah,
daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah
tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, #aka tidak ada dosa
baginya !esungguhnya Allah #aha $engampun lagi #aha $enyayang
!aram juga menurut ayat Ini daging yang berasal dari sembelihan yang
menyebut nama Allah tetapi disebut pula nama selain Allah.
ƒelarangan dilakukan karena berkaitan dengan hewan yang dimaksud berbahaya
bagi tubuh dan tentunya berbahaya bagi jiwa , terkait dengan moral dan spritual
(Mempersekutukan tuhan*
„ Prinsip Kebersihan makanan harus baik dan cocok untuk dimakan, tidak
kotor ataupun menjijikkan sehingga merusak selera.
‚ Prinsip Kesederhanaan prinsip ini mengatur perilaku manusia mengenai
makan dan minuman yang tidak berlebihan •irman Allah dalam \# _ AlA^raa' _
‚`
‚`. "ai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)
masjid , makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan !esungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan
-
8/15/2019 AGAMA ISLAM Halalan Thoyyiban
5/26
Maksudnya_ tiaptiap akan mengerjakan sembahyang atau thawa' keliling ka…bah
atau ibadatibadat yang lain.
Maksudnya_ janganlah melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan
pula melampaui batasbatas makanan yang dihalalkan.
† Prinsip !e"#rahan ha$i dengan mentaati perintah Islam tidak ada bahaya
maupun dosa ketika kita memakan dan meminum makanan halal yang
disediakan Tuhannya. •irman Allah dalam \# _ AlMaidah _ ‡
‡. %ihalalkan bagimu binatang buruan lautdan makanan (yang berasal) dari
lautsebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam
perjalanan& dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat,
selama kamu dalam ihram dan bertak'alah kepada Allah yang kepada-yalah
kamu akan dikumpulkan
Maksudnya_ binatang buruan laut yang diperoleh dengan jalan usaha seperti
mengail, memukat dan sebagainya. termasuk juga dalam pengertian laut disini
ialah_ sungai, danau, kolam dan sebagainya.
Maksudnya_ ikan atau binatang laut yang diperoleh dengan mudah, Karena Telah
mati terapung atau terdampar dipantai dan sebagainya.
Prinsip "%rali$as, seorang muslim diajarkan untuk menyebut nama Allah
sebelum makan dan menyatakan terima kasih kepadanya setelah makan.
-
8/15/2019 AGAMA ISLAM Halalan Thoyyiban
6/26
&. KONSEP MASLAHAH DALAM PRILAKU KONSUMEN
ISLAMI
#yariah Islam menginginkan manusia mencapai dan memelihara
kesejahteraannya. Imam #hatibi menggunakan istilah maslahah^, yang maknanya
lebih luas dari sekadar utility atau kepuasan dalam terminologi ekonomi
kon$ensional. Maslahah merupakan tujuan hukum syara^ yang paling utama.
Menurut Imam #hatibi, maslahah adalah si'at atau kemampuan barang dan
jasa yang mendukung elemenelemen dan tujuan dasar dari kehidupan manusia di
muka bumi ini (Khan dan ˆhi'ari, `„*. Ada lima elemen dasar menurut beliau,
yakni_ kehidupan atau jiwa (alna's*, properti atau harta benda (al mal*, keyakinan
(aldin*, intelektual (ala€l*, dan keluarga atau keturunan (alnasl*. #emua barang
dan jasa yang mendukung tercapainya dan terpeliharanya kelima elemen tersebut di
atas pada setiap indi$idu, itulah yang disebut maslahah. Kegiatankegiatan ekonomi
meliputi produksi, konsumsi dan pertukaran hyang menyangkut maslahah tersebut
harus dikerjakan sebagai suatu religious duty atau ibadah. Tujuannya bukan hanya
kepuasan di dunia tapi juga kesejahteraan di akhirat. #emua akti$itas tersebut, yang
memiliki maslahah bagi umat manusia, disebut needs^ atau kebutuhan. &an semua
kebutuhan ini harus dipenuhi.
Mencukupi kebutuhan ‰ dan bukan memenuhi kepuasan)keinginan ‰ adalah
tujuan dari akti$itas ekonomi Islami, dan usaha pencapaian tujuan itu adalah salah
satu kewajiban dalam beragama.
-
8/15/2019 AGAMA ISLAM Halalan Thoyyiban
7/26
Adapun si'atsi'at maslahah sebagai berikut_
Maslahah bersi'at subyekti' dalam arti bahwa setiap indi$idu menjadi hakim
bagi masingmasing dalam menentukan apakah suatu perbuatan merupakan
suatu maslahah atau bukan bagi dirinya. amun, berbeda dengan konsep utility,
kriteria maslahah telah ditetapkan oleh syariah dan si'atnya mengikat bagi
semua indi$idu. Misalnya, bila seseorang mempertimbangkan bunga bank
memberi maslahah bagi diri dan usahanya, namun syariah telah menetapkan
keharaman bunga bank, maka penilaian indi$idu tersebut menjadi gugur.
Maslahah orang per seorang akan konsisten dengan maslahah orang banyak.
Konsep ini sangat berbeda dengan konsep ƒareto Šptimum, yaitu keadaan
optimal di mana seseorang tidak dapat meningkatkan tingkat kepuasan atau
kesejahteraannya tanpa menyebabkan penurunan kepuasan atau kesejahteraan
orang lain.
Konsep maslahah mendasari semua akti$itas ekonomi dalam masyarakat, baik
itu produksi, konsumsi, maupun dalam pertukaran dan distribusi.
Berdasarkan kelima elemen di atas,maslahah dapat dibagi dua jenis_
pertama, maslahah terhadap elemenelemen yang menyangkut kehidupan dunia dan
akhirat, dan kedua_ maslahah terhadap elemenelemen yang menyangkut hanya
kehidupan akhirat.
&engan demikian seorang indi$idu Islam akan memiliki dua jenis pilihan_
-
8/15/2019 AGAMA ISLAM Halalan Thoyyiban
8/26
‹ Berapa bagian pendapatannya yang akan dialokasikan untuk maslahah jenis
pertama dan berapa untuk maslahah jenis kedua.
‹ Bagaimana memilih di dalam maslahah jenis pertama_ berapa bagian
pendapatannya yang akan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan
dunia (dalam rangka mencapai kepuasan^ di akhirat* dan berapa bagian untuk
kebutuhan akhirat.
ƒada tingkat pendapatan tertentu, konsumen Islam, karena memiliki alokasi
untuk halhal yang menyangkut akhirat, akan mengkonsumsi barang lebih sedikit
daripada nonmuslim. !al yang membatasinya adalah konsep maslahah tersebut di
atas. Tidak semua barang)jasa yang memberikan kepuasan)utility mengandung
maslahah di dalamnya, sehingga tidak semua barang)jasa dapat dan layak
dikonsumsi oleh umat Islam. &alam membandingkan konsep kepuasan^ dengan
pemenuhan kebutuhan^ (yang terkandung di dalamnya maslahah*, kita perlu
membandingkan tingkatantingkatan tujuan hukum syara^ yakni antara daruriyyah,
tahsiniyyah dan hajiyyah. ƒenjelasan dari masingmasing tingkatan itu sebagai
berikut_
Dar#ri''ah _ Tujuan daruriyyah merupakan tujuan yang harus ada dan mendasar
bagi penciptaan kesejahteraan di dunia dan akhirat, yaitu mencakup terpeliharanya
lima elemen dasar kehidupan yakni jiwa, keyakinan atau agama, akal)intelektual,
keturunan dan keluarga serta harta benda. ]ika tujuan daruriyyah diabaikan, maka
tidak akan ada kedamaian, yang timbul adalah kerusakan ('asad* di dunia dan
kerugian yang nyata di akhirat.
-
8/15/2019 AGAMA ISLAM Halalan Thoyyiban
9/26
Ha(i''ah _ #yari^ah bertujuan memudahkan kehidupan dan menghilangkan
kesempitan. !ukum syara^ dalam kategori ini tidak dimaksudkan untuk memelihara
lima hal pokok tadi melainkan menghilangkan kesempitan dan berhatihati terhadap
lima hal pokok tersebut.
Tahsini''ah _ syariah menghendaki kehidupan yang indah dan nyaman di
dalamnya. Terdapat beberapa pro$isi dalam syariah yang dimaksudkan untuk
mencapai peman'aatan yang lebih baik, keindahan dan simpli'ikasi dari daruriyyah
dan hajiyyah. Misalnya dibolehkannya memakai baju yang nyaman dan indah.
Islam memberikan arahan yang sangat indah dengan memperkenalkan konsep
israf (berlebihlebih* dalam membelanjakan harta dan tabzir . Islam memperingatkan
agen ekonomi agar jangan sampai terlena dalam berlombalomba mencari harta (at-
takaatsur *. Islam membentuk jiwa dan pribadi yang beriman, berta€wa, bersyukur
dan menerima. ƒola hidup konsumti$me seperti di atas tidak pantas dan tidak
selayaknya dilakukan oleh pribadi yang beriman dan berta€wa. #atusatunya gaya
hidup yang cocok adalah simple liing ( hidup sederhana* dalam pengertian yang
benar secara syar’i.
Islam mengajarkan kepada kita agar pengeluaran rumah tangga muslim lebih
mengutamakan kebutuhan pokok sehingga sesuai dengan tujuan syariat. #etidaknya
terdapat tiga kebutuhan pokok_
$ertama adalah kebutuhan primer, yakni na'kahna'kah pokok bagi manusia
yang dapat mewujudkan lima tujuan syariat (yakni memelihara jiwa, akal,
-
8/15/2019 AGAMA ISLAM Halalan Thoyyiban
10/26
agama,keturunan dan kehormatan*. Tanpa kebutuhan primer kehidupan manusia
tidak akan berlangsung. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan makan, minum,
tempat tinggal, kesehatan, rasa aman, pengetahuan dan pernikahan.
*edua, kebutuhan sekunder, yakni kebutuhan manusia untuk memudahkan
kehidupan, agar terhindar dari kesulitan. Kebutuhan ini tidak perlu dipenuhi
sebelum kebutuhan primer terpenuhi. Kebutuhan inipun masih berkaitan dengan
lima tujuan syariat itu tadi.
*etiga adalah kebutuhan pelengkap, yaitu kebutuhan yang dapat menciptakan
kebaikan dan kesejahteraan dalam kehidupan manusia. ƒemenuhan kebutuhan ini
tergantung pada bagaimana pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder serta,
sekali lagi, berkaitan dengan lima tujuan syariat.
Œntuk mewujudkan lima tujuan syariat ini, ibu rumah tangga yang umumnya
merupakan manajer rumah tangga, mesti disiplin dalam menepati skala prioritas
kebutuhan tadi, sesuai dengan pendapatan yang diperoleh suaminya.
Meski satu rumah tangga sudah mampu memenuhi sampai kebutuhan ketiga
atau pelengkap, Islam tetap tidak menganjurkan, bahkan mengharamkan
pengeluaran yang berlebihlebihan dan terkesan mewah, karena dapat
mendatangkan kerusakan dan kebinasaan. Allah ber'irman dalam + (\# alIsraa
ayat `‡*_
-
8/15/2019 AGAMA ISLAM Halalan Thoyyiban
11/26
-
8/15/2019 AGAMA ISLAM Halalan Thoyyiban
12/26
-
8/15/2019 AGAMA ISLAM Halalan Thoyyiban
13/26
penciptaannya, maka esensinya pada saat itu tidak berbeda dengan binatang ternak
yang makan karena lapar saja.
Anehnya, ilmu ekonomi kon$ensional tidak terlalu merisaukan adanya
perbedaan ini. Mereka tetap berpendirian bahwa kebutuhan adalah keinginan dan
sebaliknya. ƒadahal konsekuensi dari penyamaan ini berakibat pada terkurasnya
sumbersumber daya alam secara membabi buta dan menciptakan
ketidakseimbangan ekologi yang gawat. Maka tidak heran jika sekarang terjadi
bermacammacam bencana alam yang mengerikan disebabkan karena doktrin
keinginan sama dengan kebutuhan.
ebih jauh Imam alˆhazali menekankan pentingnya niat dalam melakukan
konsumsi sehingga tidak kosong dari makna dan steril. Konsumsi dilakukan dalam
rangka beribadah kepada Allah #ŽT. &i sini tampak pula pandangan integral beliau
tentang 'alsa'ah hidup seorang Muslim. ƒandangan ini tentu sangat berbeda dari
dimensi yang melekat pada konsep konsumsi kon$ensional. ƒandangan
kon$ensional yang materialis melihat bahwa konsumsi merupakan 'ungsi dari
keinginan, na'su, harga barang, pendapatan dan lainlain tanpa mempedulikan pada
dimensi spiritual karena hal itu dianggapnya berada di luar wilayah otoritas ilmu
ekonomi. Tidak ada yang dapat menghalangi perilaku homo economicus kecualikemampuan dananya. Tidak ada perasaan apakah konsumsi sekarang akan
berpengaruh kepada masa depan dirinya sendiri (misalnya mengkonsumsi alkohol
dan merokok*, masa depan umat manusia ( misalnya, menguras minyak bumi,
-
8/15/2019 AGAMA ISLAM Halalan Thoyyiban
14/26
-
8/15/2019 AGAMA ISLAM Halalan Thoyyiban
15/26
melaksanakan kewajiban agama dengan baik dan akan meruntuhkan sendisendi
keduniaan yang pada gilirannya juga akan meruntuhkan agama karena dunia adalah
ladang akhirat (ad&unya Mazro^ah alakhirah*.
Tingkatan tana’um digambarkan bahwa indi$idu pada tahapan ini
melakukan konsumsi tidak hanya didorong oleh usaha memenuhi kebutuhannya an
sich, tetapi juga bertujuan untuk bersenangsenang dan bernikmanikmat. Menurut
Imam alˆhazali gaya hidup bersenangsenang ini tidak cocok bagi seorang mukmin
yang tujuan hidupnya untuk mencapai derajat tertinggi dalam ibadah dan ketaatan.
Kendatipun begitu, gaya hidup demikian tidak seluruhnya haram. #ebagian
dihalalkan, yaitu ketika indi$idu menikmatinya dalam kerangka menghadapi nasib
di akhirat, walaupun untuk itu, ia tetap akan diminta pertanggungjawabannya kelak.
Barangkali keadaan ini dapat lebih ditegaskan bahwa meninggalkan had tana’um
tidak diwajibkan secara keseluruhan begitu juga menikmatinya tidak dilarang
semuanya.
Antara had ad-dhorurah dengan tana’um terdapat area yang sangat luas
disebut had al-hajah di mana keseluruhannya halal dan mubah. Menurut alˆhazali
area ini memiliki dua ujung batasan yang berbeda yaitu ujung yang berdekatan
dengan perbatasan dharurah dan ini dinilainya tidak mungkin dipertahankan karena
akan menimbulkan kelemahan dan kesengsaraan dan ujung yang lain berbatasan
dengan tana’um di mana indi$idu yang berada di sini dianjurkan untuk ekstra
waspada. !al ini disebabkan karena ujung perbatasan ini dapat menjerumuskannya
ke dalam halhal yang membuatnya terlena secara tidak sadar dan akhirnya
-
8/15/2019 AGAMA ISLAM Halalan Thoyyiban
16/26
melalaikan tugasnya dalam beribadah kepada Allah. Beliau menasihati kita agar
sedapat mungkin menetap di had al-hajah dengan sedekat mungkin mendekati had
ad-dharurah dalam rangka meneladani para abi dan Žali.
Kajian alˆhazali tentang tingkatan konsumsi ini banyak bersentuhan
dengan apa yang telah dikemukakan oleh Imam al]uwaini dan itu adalah wajar
karena Imam al!aromain adalah salah satu gurunya dan alˆhazali banyak belajar
dan mengambil ilmu dari padanya. &i samping itu kategorisasinya juga banyak
persamaannya dengan para ulama sesudahnya seperti alIzz bin Abdus #alam, as
#yatibi dan Ibnu Khaldun. Œmumnya mereka membagi tiga kategori pemenuhan
kebutuhan, hanya ada sedikit perbedaan dalam penggunaan bahasa. ƒara ekonom
Muslim lebih menyukai istilah dan kategorisasi yang dikembangkan oleh Imam as
#yatibi dalam al-#u'afa0ot yaitu dhoruriyah, hajiyah dan tahsiniyah (kamaliyyah*.
#ekalipun demikian, belakangan Imam #uyuthi ( w.`` ! * dalam al-Asybah 'an
azhoir menulis lima tingkatan yaitu dhorurah, hajah, manfa’ah, ziinah, dan
fudhul .
E. USAHA MEN&ARI RI)KI HALAL *ANG TIDAK
BERTENTANGAN DENGAN TA+AKKAL
&i sisi lain, agama Islam sangat menganjurkan dan menekankan keutamaan
berusaha mencari rezki yang halal untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
http://muslim.or.id/aqidah/antara-tawakkal-dan-usaha-mencari-rizki-yang-halal.htmlhttp://muslim.or.id/aqidah/antara-tawakkal-dan-usaha-mencari-rizki-yang-halal.html
-
8/15/2019 AGAMA ISLAM Halalan Thoyyiban
17/26
!adits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan bersungguhsungguh
mencari usaha yang halal dan bahwa usaha mencari rezki yang paling utama adalah
usaha yang dilakukan seseorang dengan tangannya sendiri.
Berdasarkan ini semua, maka merealisasikan tawakal yang hakiki sama sekali
tidak bertentangan dengan usaha mencari rezki yang halal, bahkan ketidakmauan
melakukan usaha yang halal merupakan pelanggaran terhadap syariat Allah Tâ ala,
yang ini justru menyebabkan rusaknya tawakal seseorang kepada Allah.
Šleh karena itulah, "asulullah shallallahu alaihi wa sallam menggambarkan
kesempurnaan tawakal yang tidak mungkin lepas dari usaha melakukan sebab yang
halal, dalam sabda beliau,
Z!eandainya kalian berta'akal pada Allah dengan tawakal yang sebenarnya ,
maka sungguh %ia akan melimpahkan rezki kepada kalian, sebagaimana %ia
melimpahkan rezki kepada burung yang pergi (mencari makan) di pagi hari
dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang [.
Imam alMunawi ketika menjelaskan makna hadits ini, beliau berkata_
3Artinya4 burung itu pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali 'aktu
petang dalam keadaan perutnya telah penuh (kenyang) amun, melakukan
usaha (sebab) bukanlah ini yang mendatangkan rezki (dengan sendirinya),
karena yang melimpahkan rezki adalah Allah Ta’ala (semata)
http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/tawakal-yang-sebenarnya.htmlhttp://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/tawakal-yang-sebenarnya.htmlhttp://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/tawakal-yang-sebenarnya.html
-
8/15/2019 AGAMA ISLAM Halalan Thoyyiban
18/26
&alam hadits ini "asulullah shallallahu alaihi wa sallam mengisyaratkan
bahwa tawakal (yang sebenarnya* bukanlah berarti bermalas-malasan dan enggan
melakukan usaha (untuk mendapatkan rezki*, bahkan (tawakal yang benar* harus
dengan melakukan (berbagai* macam sebab (yang dihalalkan untuk mendapatkan
rezki*.
Šleh karena itu, Imam Ahmad (ketika mengomentari hadits ini* berkata_
Z!adits ini tidak menunjukkan larangan melakukan usaha (sebab*, bahkan
(sebaliknya* menunjukkan (kewajiban* mencari rezki (yang halal*, karena makna
hadits ini adalah_ kalau manusia bertawakal kepada Allah ketika mereka pergi
(untuk mencari rezki*, ketika kembali, dan ketika mereka mengerjakan semua
akti'itas mereka, dengan mereka meyakini bahwa semua kebaikan ada di tangan
ya, maka pasti mereka akan kembali dalam keadaan selamat dan mendapatkan
limpahan rezki (dariya*, sebagaimana keadaan burung[.
Imam Ibnu "ajab memaparkan hal ini secara lebih jelas dalam ucapannya_
ZKetahuilah bahwa sesungguhnya merealisasikan tawakal tidaklah bertentangan
dengan usaha untuk (melakukan* sebab yang dengannya Allah Ta^ala menakdirkan
ketentuanketentuan (di alam semesta*, dan (ini merupakan* ketetapanya yang berlaku pada semua makhlukya. Karena Allah Tâ ala memerintahkan (kepada
manusia* untuk melakukan sebab (usaha* sebagaimana &ia memerintahkan untuk
bertawakal (kepadaya*, maka usaha untuk melakukan sebab (yang halal* dengan
anggota badan adalah (bentuk* ketaatan kepadaya, sebagaimana bertawakal
http://muslim.or.id/tag/haditshttp://muslim.or.id/haditshttp://muslim.or.id/tag/haditshttp://muslim.or.id/hadits
-
8/15/2019 AGAMA ISLAM Halalan Thoyyiban
19/26
kepadaya dengan hati adalah (perwujudan* iman kepadaya. #ebagaimana
'irman Allah Tâ ala,
+6 4@ 0 - ‘ 42 ;‘ 0v 0 ; 0H - ’ G - f‘2: 8; R“ - f {- Rf -Y
Z "ai orang-orang yang beriman, bersiapsiagalah kamu[ (\# anisaa^_`*.
&an 'irmanya,
+D 2 > 4” - : 4; 2 R - 2 G 4 H2 - S– 8 W 0 G 4 H2 6 4J 09 4— - J - 4 ; RH - 6 4“ 0 : - ;˜ 2 {- -Y
Z %an siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang [ (\# al
An'aal_‡*.
]uga 'irmanya,
+ - / 0 1 23 45 0 6 47 0 1 89 - : - ;?2@ - 8- ; ;
-
8/15/2019 AGAMA ISLAM Halalan Thoyyiban
20/26
,. MAKNA TA+AKKAL *ANG HAKIKIImam Ibnu "ajab al!ambali berkata, ZTawakkal yang hakiki adalah
penyandaran hati yang sebenarnya kepada Allah Tâ ala dalam meraih berbagai
kemaslahatan (kebaikan* dan menghindari semua bahaya, dalam semua urusan
dunia maupun akhirat, menyerahkan semua urusan kepadanya dan meyakini dengan
sebenarbenarnya bahwa tidak ada yang dapat memberi, menghalangi,
mendatangkan bahaya serta memberikan man'aat kecuali Allah (semata*[.Tawakkal adalah termasuk amal yang agung dan kedudukan yang sangat tinggi
dalam agama Islam, bahkan kesempurnaan iman dan tauhiddalam semua jenisnya
tidak akan dicapai kecuali dengan menyempurnakan tawakal kepada Allah Ta^ala.
Allah Ta^ala ber'irman,
+>@2 - ™0‘ 4”2 5 8RF - -š0 2 › - : -2 œ 2
-
8/15/2019 AGAMA ISLAM Halalan Thoyyiban
21/26
yang tidada disangka-sangkanya %an barangsiapa yang berta'akal kepada
Allah niscaya Allah akan mencukupkan (segala keperluan)nya[ (\# ath
Thalaa€_„‚*.
Artinya_ Barangsiapa yang percaya kepada Allah dalam menyerahkan (semua*
urusan kepadaya maka &ia akan mencukupi (segala* keperluannya.
#alah seorang ulama sala' berkata_ Z%ukuplah bagimu untuk melakukan tawassul
(sebab yang disyariatkan untuk mendekatkan diri* kepada Allah adalah dengan &ia
mengetahui (adanya* tawakal yang benar kepadaya dalam hatimu, berapa banyak
hambaya yang memasrahkan urusannya kepadaya, maka &iapun mencukupi
(semua* keperluan hamba tersebut[. Kemudian ulama ini membaca ayat tersebut di
atas.
G. TA+AKKAL *ANG TERMASUK S*IRIK DAN *ANG
DIPERBOLEHKAN&alam hal ini juga perlu diingatkan bahwa tawakkal adalah salah satu ibadah agung
yang hanya boleh diperuntukkan bagi Allah Ta^ala semata, dan mamalingkannya kepada
selain Allah Ta âla adalah termasuk perbuatan syirik.Šleh karena itu, dalam melakukan usaha hendaknya seorang muslim tidak tergantung
dan bersandar hatinya kepada usaha)sebab tersebut, karena yang dapat memberikan
man'aat, termasuk mendatangkan rezki, dan menolak bahaya adalah Allah Ta^ala semata,
bukan usaha)sebab yang dilakukan manusia, bagaimanapun tekun dan sunguhsungguhnya
dia melakukan usaha tersebut. Maka usaha yang dilakukan manusia tidak akan
mendatangkan hasil kecuali dengan izin Allah Ta^ala.
http://muslim.or.id/tag/tawassulhttp://muslim.or.id/tag/tawassulhttp://muslim.or.id/tag/ibadahhttp://muslim.or.id/tag/tawassulhttp://muslim.or.id/tag/ibadah
-
8/15/2019 AGAMA ISLAM Halalan Thoyyiban
22/26
&alam hal ini para ulama menjelaskan bahwa termasuk perbuatan syirik besar (syirik
yang dapat menyebabkan pelakuknya keluar dari Islam* adalah jika seorang bertawakkal
(bersandar dan bergantung hatinya* kepada selain Allah Ta^ala dalam suatu perkara yang
tidak mampu dilakukan kecuali olah Allah Tâ ala semata.Adapun jika seorang adalah jika seorang bertawakal (bersandar dan bergantung hatinya*
kepada makhluk dalam suatu perkara yang mampu dilakukan oleh makhluk tersebut, seperti
memberi atau mencegah gangguan, pengobatan dan sebagainya, maka ini termasuk syirik
kecil (tidak menyebabkan pelakunya keluar dari Islam, tapi merupakan dosa yang sangat
besar*, karena kuatnya ketergantungan hati pelakunya kepada selain Allah Ta^ala, dan juga
karena perbuatan ini merupakan pengantar kepada syirik besar, na’uudzu bilahi min dzalik .#edangkan jika seorang melakukan usaha)sebab tanpa hatinya tergantung kepada sebab
tersebut serta dia meyakini bahwa itu hanyalah sebab semata, dan Allahlah yang
menakdirkan dan menentukan hasilnya, maka inilah yang diperbolehkan bahkan dianjurkan
dalam Islam.
H. PRE,ENSI KONSUMSI
` Œtamakan Akhirat dari pada dunia
ƒada tataran dasar konsumsi dilakukan bersi'at duniawi (%Ž* dan
bersi'at Ibadah (%i* Keduanya bukan subtitusi yang sempurna karena perbedaan
ekstrim. Ibadah lebih bernilai tinggi karena orientasinya pada meraih 'alah yaitu
pahala dari Allah swt.
&alam Al\ur^an ¤ hadits konsumsi duniawi adalah untuk masa
sekarang (present consumption* sedangkan untuk konsumsi ibadah untuk masa
http://muslim.or.id/tag/syirikhttp://muslim.or.id/tag/syirikhttp://muslim.or.id/tag/syirik
-
8/15/2019 AGAMA ISLAM Halalan Thoyyiban
23/26
depan ('uture consumption*, semakin besar konsumsi akhirat ) ibadah semakin
besar menuju 'alah begitu juga sebaliknya .
„ Konsisten dalam prioritas pemenuhannya
Œlama telah membagi prioritas pemenuhan kebutuhan dalam tiga bagian_
a &aruriyyah, yaitu kebutuhan tingkat dasar atau kebutuhan primer
b !ajjiyah , yaitu kebutuhan pelengkap) penunjang atau sekunder
c Tahsiniyyah, yaitu kebutuhan akan kemewahan atau kebutuhan tersier
‚ Memperhatikan etika dan norma
Islam memiliki seperangkat etika dan norma dalam berkonsumsi. &iantaranya_
kesederhanaan, keadilan, kebersihan, halalan toyyiban, keseimbangan dan lain
lain.
I. HUBUNGAN DENGAN KESEHATAN Makanan yang dikonsumsi akan mengalir di seluruh tubuhnya melalui aliran
darah. #ampai di otak akan membuat pikiran yang selalu kotor. #ampai di mata akan
membuat matanya selalu ingin melihat segala sesuatu yang haram. #ampai di mulut
akan membuat mulut dan pembicaraannya yang selalu menggunjing orang lain.
#ampai di tangannya akan tangan selalu ingin menyentuh segala sesuatu yang di
haramkan. #ampai di perutnya membuat seseorang malas untuk melakukan segala
amal kebaikan. #ampai di kakinya membuat langkah ‰ langkah maksiat yang
diharamkan oleh Allah #ŽT,dll. Inilah pengaruh besar bagi seseorang yang
memakan makanan yang tidak halallanthoyibah.&apat dibayangkan akibatnya bila
-
8/15/2019 AGAMA ISLAM Halalan Thoyyiban
24/26
-
8/15/2019 AGAMA ISLAM Halalan Thoyyiban
25/26
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULANBerdasarkan uraian pada bagian pembahasan maka beberapa hal yang dapat
disimpulkan_
` Ada lima prinsip konsumsi dalam Islam menurut Manan yaitu _ prinsip
keadilan,kebersihan, kesederhanaan , kemurahan hati dan moralitas
„ Maslahah mempunyai makna yang lebih luas dari sekadar utility atau kepuasan
dalam terminologi ekonomi kon$ensional. Maslahah merupakan tujuan hukum
syara^ yang paling utama.
‚ Kebutuhan dan keinginan merupakan sesuatu yang berbeda, menurut Imam al
ˆhazali kebutuhan (hajat* adalah keinginan manusia untuk mendapatkan sesuatu
yang diperlukan dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya dan
menjalankan 'ungsinya.
B. SARAN
!endaknya sorang muslim dapat memperjuangkan sesuatu yang halal,
banyak yang merasa apa yang ia makan sudah halal, 'aktanya masih banyak
makanan yang tidak memenuhi syariat mengalir ditubuh kita. ƒenuhi lah apa yang
diperintahkan olehya, sesungguhnya &ial ah yang Maha ƒengasih agi Maha
pengampun.
-
8/15/2019 AGAMA ISLAM Halalan Thoyyiban
26/26