Adneksitis

5
A. Pengertian Adneksitis Adneksitis atau Salpingo-ooforitis adalah radang pada tuba falopi dan radang ovarium yang terjadi secara bersamaan, biasa terjadi karena infeksi yang menjalar ke atas sampai uterus, atau akibat tindakan post kuretase maupun post pemasangan alat kontrasepsi (IUD) (Sarwono.Winkjosastro, Hanifa.Hal 287.2007). Adnexa atau salpingo-ooporitis terbagi atas : 1.Salpingo ooporitis akuta Salpingo ooporitis akuta yang disebabkan oleh gonorroe sampai ke tuba dari uterus sampai ke mukosa. Pada gonoroe ada kecenderungan perlekatan fimbria pada ostium tuba abdominalis yang menyebabkan penutupan ostium itu. Nanah yang terkumpul dalam tuba menyebabkan terjadi piosalping. Pada salpingitis gonoroika ada kecenderungan bahwa gonokokus menghilang dalam waktu yang singkat, biasanya 10 hari sehingga pembiakan negative. Salpingitis akut banyak ditemukan pada infeksi puerperal atau pada abortus septic ada juga disebabkan oleh berbagai tierti kerokan. Infeksi dapat disebabkan oleh bermacam kuman seperti streptokokus ( aerobic dan anaaerobic ), stafilokokus, e. choli, clostridium wechii, dan lain-lain. Infeksi ini menjalar dari servik uteri atau kavum uteri dengan jalan darah atau limfe ke parametrium terus ke tuba dan dapat pula ke peritoneum pelvic. Disini timbul salpingitis interstitial akuta ; mesosalping dan dinding tuba menebal dan menunjukkan infiltrasi leukosit, tetapi mukosa sering kali normal. Hal ini merupakan perbedaan yang nyata dengan salpingitis gonoroika, dimana radang terutama terdapat pada mukosa dengan sering terjadi penyumbatan lumen tuba.( Sarwono. Winkjosastro, Hanifa.Hal 287.2007). 2.Salpingo ooporitis kronika Dapat dibedakan pembagian antara: a. Hidrosalping Pada hidrosalping terdapat penutupan ostium tuba abdominalis. Sebagian dari epitel mukosa tuba masih berfungsi dan mengeluarkan cairan akibat retensi cairan tersebut dalam tuba. Hidrosalping sering kali ditemukan bilateral, berbentuk seperti pipa tembakau dan dapat menjadi sebesar jeruk keprok. Hidrosalping dapat berupa hidrosalping simpleks dan hidrosalping follikularis. Pada hidrosalping simpleks terdapat satu ruangan berdinding tipis, sedang hidrosalping follikularis terbagi dalam ruangan kecil. (Sarwono.Winkjosastro, Hanifa.Hal 289.2007). b.Piosalping Piosalping dalam stadium menahun merupakan kantong dengan dinding tebal

Transcript of Adneksitis

Page 1: Adneksitis

A. Pengertian Adneksitis

Adneksitis atau Salpingo-ooforitis adalah radang pada tuba falopi dan radang ovarium

yang terjadi secara bersamaan, biasa terjadi karena infeksi yang menjalar ke atas

sampai uterus, atau akibat tindakan post kuretase maupun post pemasangan alat

kontrasepsi (IUD) (Sarwono.Winkjosastro, Hanifa.Hal 287.2007). Adnexa atau salpingo-

ooporitis terbagi atas :

1.Salpingo ooporitis akuta

Salpingo ooporitis akuta yang disebabkan oleh gonorroe sampai ke tuba dari uterus

sampai ke mukosa. Pada gonoroe ada kecenderungan perlekatan fimbria pada ostium

tuba abdominalis yang menyebabkan penutupan ostium itu. Nanah yang terkumpul

dalam tuba menyebabkan terjadi piosalping. Pada salpingitis gonoroika ada

kecenderungan bahwa gonokokus menghilang dalam waktu yang singkat, biasanya 10

hari sehingga pembiakan negative. Salpingitis akut banyak ditemukan pada infeksi

puerperal atau pada abortus septic ada juga disebabkan oleh berbagai tierti kerokan.

Infeksi dapat disebabkan oleh bermacam kuman seperti streptokokus ( aerobic dan

anaaerobic ), stafilokokus, e. choli, clostridium wechii, dan lain-lain. Infeksi ini menjalar

dari servik uteri atau kavum uteri dengan jalan darah atau limfe ke parametrium terus ke

tuba dan dapat pula ke peritoneum pelvic. Disini timbul salpingitis interstitial akuta ;

mesosalping dan dinding tuba menebal dan menunjukkan infiltrasi leukosit, tetapi

mukosa sering kali normal. Hal ini merupakan perbedaan yang nyata dengan salpingitis

gonoroika, dimana radang terutama terdapat pada mukosa dengan sering terjadi

penyumbatan lumen tuba.( Sarwono. Winkjosastro, Hanifa.Hal 287.2007).

2.Salpingo ooporitis kronika

Dapat dibedakan pembagian antara:

a. Hidrosalping

Pada hidrosalping terdapat penutupan ostium tuba abdominalis. Sebagian dari epitel

mukosa tuba masih berfungsi dan mengeluarkan cairan akibat retensi cairan tersebut

dalam tuba. Hidrosalping sering kali ditemukan bilateral, berbentuk seperti pipa

tembakau dan dapat menjadi sebesar jeruk keprok. Hidrosalping dapat berupa

hidrosalping simpleks dan hidrosalping follikularis. Pada hidrosalping simpleks terdapat

satu ruangan berdinding tipis, sedang hidrosalping follikularis terbagi dalam ruangan

kecil.(Sarwono.Winkjosastro, Hanifa.Hal 289.2007).

b.Piosalping

Piosalping dalam stadium menahun merupakan kantong dengan dinding tebal yang

berisi nanah. Pada piosalping biasanya terdapat perlekatan dengan jaringan

disekitarnya. Pada salpingitis interstialis kronika dinding tuba menebal dan tampak

fibrosis dan dapat pula ditemukan pengumpulan nanah sedikit di tengah – tengah

jaringan otot. (Sarwono.Winkjosastro, Hanifa.Hal 289.2007).

Page 2: Adneksitis

c.Salpingitis interstisialis kronika

Pada salpingitis interstialis kronika dinding tuba menebal dan tampak fibrosis dan dapat

pula ditemukan pengumpulan nanah sedikit ditengah-tengah jaringan otot.Terdapat pula

perlekatan dengan-dengan jaringan-jaringan disekitarnya, seperti ovarium, uterus, dan

usus.(Sarwono. Winkjosastro, Hanifa.Hal 289.2007).

d.Kista tubo ovarial, abses tubo ovarial.

Pada kista tubo ovarial, hidrosalping bersatu dengan kista folikel ovarium, sedang pada

abses tubo ovarial piosalping bersatu dengan abses ovarium.Abses ovarium yang jarang

terdapat sendiri,dari stadium akut dapat memasuki stadium menahun.

(Sarwono.Winkjosastro, Hanifa.Hal 289.2007).

e.Salpingitis tuberkulosa

Salpingitis tuberkulosa merupakan bagian penting dari tuberkulosis genetalis.

(Sarwono.Winkjosastro, Hanifa.Hal 289,2007).

B.Etiologi (penyebab)

Pada wanita rongga perut langsung berhubungan dengan dunia luar dengan perantara

traktus genetalia. Radang atau infeksi rongga perut disebabkan oleh :

1. Sifat bactericide dari vagina yang mempunyai pH rendah.

2. Lendir yang kental dan liat pada canalis servicalis yang menghalangi naiknya kuman-

kuman.

(Djuanda Adhi, Prof. DR. Hamzah Mochtar, Dr. Aisah Siti,DR ; Ilmu Penyakit Kulit dan

Kelamin, 1987, Hal. 103-106, 358-364).

Menurut (Djuanda Adhi,Hal 358-364,1987) Radang alat genetalia mungkin lebih sering

terjadi di negara tropis, karena:

1. Hygiene belum sempurna.

2. Perawatan persalinan dan abortus belum memenuhi syarat-syarat.

3. Infeksi veneris belum terkendali.

Infeksi alat kandungan/genetalia dapat menurunkan fertilitas, mempengaruhi keadaan

umum dan mengganggu keadaan sex. Sebab yang paling banyak terdapat adalah infeksi

gonorroe dan infeksi puerperal dan postabortum. Kira-kira 10% infeksi disebabkan oleh

tuberculosis. Selanjutnya bisa timbul radang adnexa yang paling sering disebabkan oleh

gonococcus, disamping itu oleh stapylococus, streptococcus, E.Coli, clostridoium welchi

dan bakteri sebagai akibat tindakan kerokan, laparotomi, pemasangan IUD serta

perluasan radang dari alat yang letaknya tidak jauh seperti appendiks

(Sarwono.Wiknjosastro, Hanifa, Hal 287.2007). Ditemukan 1:1000 kasus operasi

ginekologik abdominal,dapat dijumpai pada semua umur (dari 19-80 tahun),dengan rata-

rata puncaknya pada usia 52 tahun dan terjadi pada wanita yang sudah pernah

melakukan hubungan seksual (Sarwono Winkjosastro, Hanifa. Hal 396. 2007).

Page 3: Adneksitis

C.Patofisiologi

1. Radang tuba fallopii dan radang ovarium biasanya terjadi bersamaan. Radang itu

kebanyakan akibat infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, walaupun infeksi ini juga

bisa datang dari tempat ekstra vaginal lewat jalan darah, atau menjalar dari jaringan –

jaringan sekitarnya.(Sarwono.Winkjosastro, Hanifa. Hal 287.2007).

2. Pada salpingo ooforitis akuta gonorea ke tuba dari uterus melalui mukosa. Pada

endosalping tampak edema serta hiperemi dan infiltrasi leukosit, pada infeksi yang

ringan epitel masih utuh, tetapi pada infeksi yang lebih berat kelihatan degenarasi epitel

yang kemudian menghilang pada daerah yang agak luas dan ikut juga terlihat lapisan

otot dan serosa.Dalam hal yang akhir ini dijumpai eksudat purulen yang dapat keluar

melalui ostium tuba abdominalis dan menyebabkan peradangan di sekitarnya.

(Sarwono.Winkjosastro, Hanifa.Hal 287.2007).

3. Infeksi ini menjalar dari serviks uteri atau kavum uteri dengan jalan darah atau limfe

ke parametrium terus ke tuba dan dapat pula ke peritonium pelvik. Disini timbul

salpingitis interstialis akuta, mesosalping dan dinding tuba menebal menunjukkan

infiltrasi leukosit, tetapi mukosa seringkali normal. (Sarwono.Winkjosastro, Hanifa Hal

287. 2007).

D.Tanda dan Gejala

1. Gambaran klinik salpingo ooforitis akuta ialah demam, leukositosis dan rasa nyeri

disebelah kanan atau kiri uterus, penyakit tersebut tidak jarang dijumpai terdapat pada

kedua adneksa, setelah lewat beberapa hari dijumpai pula tumor dengan batas yang

tidak jelas dan nyeri tekan. Pada pemeriksaan air kencing biasanya menunjukkan sel-sel

radang pada pielitis. Pada torsi adneksa timbul rasa nyeri mendadak dan apabila defence

musculaire tidak terlalu keras, dapat diraba nyeri tekan dengan batas nyeri tekan yang

nyata.(Sarwono. Winkjosastro, Hanifa. Hal 288.2007).

2. Gejala – gejala salpingo ooforitis kronika tidak selalu jelas, penyakit bisa didahului oleh

gejala – gejala penyakit akut dengan panas, rasa nyeri cukup kuat di perut bagian

bawah, akan tetapi bisa pula dari permulaan sudah subakut atau menahun. Penderita

pada umumnya merasa nyeri di perut bagian bawah sebelah kiri atau kanan, yang

bertambah keras pada pekerjaan berat, disertai dengan penyakit pinggang. Haid pada

umumnya lebih banyak dari biasanya dengan siklus yang sering kali tidak teratur,

penderita sering mengeluh tentang dispareunia dan infertilitas dan dapat pula ditemukan

dismenorea. ( Sarwono. Winkjosastro, Hanifa.Hal 289.2007).

E.Komplikasi

Pembedahan pada salpingo-ooforitis akuta perlu dilakukan apabila:

1. Jika terjadi ruptur atau abses ovarium.

Page 4: Adneksitis

2. Jika terjadi gejala-gejala ileus karena perlekatan.

3. Jika terjadi kesukaran untuk membedakan antara apendiksitis akuta dan adneksitis

akuta.

Gejala; nyeri kencing, rasa tidak enak di bawah perut, demam, ada lendir/bercak

keputihan di celana dalam yang terasa panas, infeksi yang mengenai organ-organ dalam

panggul/ reproduksi. Penyebab infeksi lanjutan dari saluran kencing dan daerah vagina.

(Sarwono.Winkjosatro, Hanifa. Hal 288.2007).Selain itu komplikasi yang terjadi dapat

berupa appendisitis akuta, pielitis akuta, torsi adneksa dan kehamilan ektopik yang

terganggu. Biasanya lokasi nyeri tekan pada appendisitis akuta (pada titik Mac Burney)

lebih tinggi daripada adneksitis akuta, akan tetapi apabila proses agak meluas

perbedaan menjadi kurang jelas(Sarwono.Winkjosastro,Hanifa.Hal 288.2007).

F.Penatalaksanaan Medis

Terapi sederhana dapat dilakukan dengan duduk diantara 2 sujud, dua tangan dikepala

dipinggang, tarik nafas tangan ke pangkal paha lalu badan bungkuk, tangan putar

simpan di pantat bawah dan tahan nafas dada dan keluar nafas dihidung badan tegak

tangan ke paha dan simpan dipinggang 30 menit. Jika penyakitnya masih dalam keadaan

subakut, penderita harus diberi terapi dengan antibiotika dengan spektrum luas. Jika

keadaan sudah tenang, dapat diberi terapi diatermi dalam beberapa seri dan penderita

dinasehatkan supaya jangan melakukan pekerjaan yang berat-berat. Dengan terapi ini

biarpun sisa-sisa peradangan masih ada, keluhan-keluhan penderita seringkali hilang

atau sangat berkurang. Sudah barang tentu perlekatan-perlekatan tetap ada dan ini

menyebabkan bahwa keluhan-keluhan tidak dapat hilang sama sekali.

(Sarwono.Winkjosastro, Hanifa.Hal 290.2007).

Terapi operatif mempunyai tempat pada salpingo-ooforitis konika. Indikasi terapi ini

adalah:

1.Apabila setelah berulang kali dilakukan terapi dengan distermi keluhan tetap ada dan

mengganggu kehidupan sehari-hari.

2.Apabila tiap kali timbul reaktivisasi dari proses radang.

3.Apabila ada tumor disebelah uterus dan setelah dilakukan beberapa seri terapi

diatermi tuor tidak mengecil, sehingga timbul dugaan adanya hidrosalping, piosalping,

kista tubo-ovarial dan sebagainya.

4.Apabila ada infertilitas yang sebabnya terletak pada tuba, dalam hal ini sebaiknya

dilakukan laparoskopi dahulu untuk mengetahui apakah ada harapan yang cukup besar

bahwa dengan pembedahan tuba dapat dibuka dengan sempurna dan perlekatan dapat

dilepaskan.

Terapi operatif kadang-kadang mengalami kesukaran berhubung dengan perlekatan

yang erat antara tuba/ ovarium dengan uterus, omentum dan usus, yang memberi

Page 5: Adneksitis

harapan yang terbaik untuk menyembuhkan penderita ialah operasi radikal, terdiri atas

histerektomi dan salpingo-ooforektomi bilateral. Akan tetapi, hal ini hanya dapat

dilakukan pada wanita yang hampir menopause. Pada wanita yang lebih muda satu

ovarium untuk sebagian atau seluruhnya perlu ditinggalkan, kadang-kadang uterus harus

ditinggalkan dan hanya adneksa dengan kelainan yang nyata diangkat. Jika operasi

dilakukan atas dasar indikasi infertilitas, maka tujuannya adalah untuk mengusahakan

supaya fungsi tuba pulih kembali. Perlu dipikirkan kemungkinan diadakan in vitro

fertilization.

Terapi pada salpingo-ooforitis akuta bisa juga dilakukan dengan istirahat baring,

perawatan umum, pemberian antibiotika dan analgetika. Dengan terapi tersebut

penyakit menjadi sembuh atau menahun. Jarang sekali salpingo-ooforitis akuta

memerlukan terapi pembedahan.(Sarwono.Winkjosastro, Hanifa.Hal 290.2007)