ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/55873/13/2. FULLTEXT FV P 114-16 Aka...
Transcript of ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/55873/13/2. FULLTEXT FV P 114-16 Aka...
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
ii
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan petunjuk-Nya sehingga penulisan dapat menyelesaikan Laporan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. PLN (Persero) Surabaya Selatan dengan
baik dan lancar sehingga dapat selesai tepat waktu. Laporan PKL ini disusun
sebagai salah satu persyaratan akademik program Diploma III Perpajakan
Fakultas Vokasi Universitas Airlangga untuk memperoleh gelar Ahli Madya
(A.Md.). Judul yang diambil dalam penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini
adalah “Mekanisme Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak
Panghasilan Pasal 23 Atas Jasa Lain pada PT. PLN (Persero) Area Surabaya
Selatan.”
Tidak lupa Penulis meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan
Laporan Akhir ini, serta apabila terdapat kesalahan kata dalam penulisan nama,
gelar dan jabatan yang tercantum.
Pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih
kepada pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan Laporan Akhir
Praktik Kerja Lapangan. Ucapan terima kasih Penulis disampaikan kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa atas perlindungan, kemudahan, dan kelancaran
yang diberikan selama proses penyelesaian laporan ini.
2. Dr. H. Widi Hidayat, SE.,M.Si.,Ak.,CMA.,CA. Selaku Dekan Fakultas
Vokasi beserta seluruh Wakil Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Airlangga.
3. Okta Sindhu H.SE.,AK.,BKP selaku Ketua Program Studi Diploma III
Perpajakan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga Surabaya, selaku dosen
penanggung jawab Mata Kuliah PKL.
4. Khusnul Prasetyo, SE.,MM.,Ak.,CMA selaku Dosen Pembimbing. Terima
kasih atas bimbingan yang telah diberikan selama penulisan Laporan
Akhir ini.
5. Bapak dan Ibu dosen yang telah mendidik dan mengarahkan selama
penulis menempuh di bangku perkuliahan.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
iv
6. Ayah, Ibu, Kakak, Adik dan seluruh keluarga yang selalu mendukung dan
berdo’a selama penulis menuntut ilmu di bangku perkuliahan.
7. Pak Edy Budiarso selaku Asisten Manajer Pelayanan dan Administrasi PT.
PLN (Persero) Area Surabaya Selatan yang telah memberikan ijin,
kepercayaan, kesempatan dan ilmu yang diberikan kepada penulis untuk
belajar banyak hal tentang dunia kerja dan tantangan yang sebenarnya
serta dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
8. Semua staf di PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan Pak Yossy, Bu
Julaiha, Pak Sabar, Pak Sori, Bu Elly, Bu Puji yang sudah mau berbagi
ilmu, membimbing dan sabar mengajari.
9. Reka Cahya yang selalu ada untuk memberikan semangat dan dukungan
untuk menyelesaikan Laporan Akhir ini.
10. Teman-teman mahasiswa Program Studi Diploma III Perpajakan
khususnya Theresia, Nadini, Mauhi, Ratna, serta teman-teman angkatan
2013 yang super solid.
11. Untuk semua pihak yang membantu penulis yang tidak bisa disebutkan
satu persatu.
Akhir kata dengan segala keterbatasan dan kekurangan, Penulis berharap
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya
serta dukungan berupa kritik dan saran guna lebih baiknya laporan ini.
Surabaya, 6 Juni 2016
Gabriela Rika Akana
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN...GABRIELA RIKA AKANATUGAS AKHIR
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan (PKL) ................................ 1
1.1.1 Landasan Teori ........................................................................ 4
1.1.1.1 Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 23 ..................... 4
1.1.1.2 Pemotong dan Penerima Penghasilan yang
Dipotong PPh Pasal 23 .............................................. 4
1.1.1.3 Tarif dan Objek PPh Pasal 23 .................................... 5
1.1.1.4 Penghasilan yang Dikecualikan Dari Pemotongan
PPh Pasal 23 .............................................................. 9
1.1.1.5 Saat Terutang, Penyetoran dan Pelaporan
PPh Pasal 23 .............................................................. 10
1.1.1.6 Dasar Hukum Pajak Penghasilan Pasal 23 ………... 10
1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ............................................ 11
1.3 Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL) .......................................... 12
1.4 Rencana Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) .......................... 13
BAB 2 : PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
2.1 Gambaran Umum Instansi .............................................................. 15
2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ................................................... 15
2.1.2 Logo Perusahaan .................................................................... 16
2.1.3 Visi dan Misi Perusahaan ....................................................... 17
2.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan ............................................. 18
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
vi
2.1.5 Uraian Fungsi dan Tugas Pokok pada Perusahaan ……….... 19
2.2 Deskripsi Hasil Praktik Kerja Lapangan ........................................... 22
2.2.1 Masa Persiapan Praktik Kerja Lapangan ................................ 22
2.2.2 Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ...................................... 23
2.3 Pembahasan ....................................................................................... 23
2.3.1 Jenis Jasa Lain yang dikenakan PPh pasal 23di
PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan ............................. 24
2.3.2 Mekanisme Pemotongan PPh Pasal 23 atas Jasa Lain di
PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan ............................... 24
2.3.3 Mekanisme Penyetoran PPh Pasal 23 atas Jasa Lain di
PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan ............................ 27
2.3.4 Mekanisme Pelaporan PPh Pasal 23 atas Jasa Lain di
PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan ............................ 29
BAB 3 : PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 32
3.2 Saran ................................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 33
LAMPIRAN
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 : Jadwal Praktik Kerja Lapangan (PKL) ........................................... 14
Tabel 2.1 : Daftar PPh Pasal 23 atas Jasa Lain bulan Januari 2016 .................. 31
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 : Logo PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan ....................... 16
Gambar 2.2 : Bagan Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Area Surabaya
Selatan ....................................................................................... 19
Gambar 2.3 : Mekanisme Pemotongan PPh Pasal 23 di PT. PLN (Persero)
Area Surabaya Selatan ................................................................ 27
Gambar 2.4 : Mekanisme Penyetoran PPh Pasal 23 di PT. PLN (Persero)
Area Surabaya Selatan ................................................................ 28
Gambar 2.5 : Mekanisme Pelaporan PPh Pasal 23 di PT. PLN (Persero) Area
Surabaya Selatan ........................................................................ 30
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Keterangan PKL
Lampiran 2 : Daftar Nilai Selama PKL
Lampiran 3 : Dokumentasi Pelaksanaan PKL
Lampiran 4 : Bukti Potong PPh Pasal 23
Lampiran 5 : Bukti Penerimaan Surat
Lampiran 6 : SPT PPh Pasal 23
Lampiran 7 : SSP PPh Pasal 23
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan (PKL)
PT. PLN (Persero) menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik,
yang bergerak dalam sektor pembangkitan, transmisi, dan distribusi tenaga listrik
di seluruh wilayah Indonesia, baik di daerah perkotaan maupun di daerah
pedesaan, baik untuk kalangan industri, komersial, rumah tangga maupun umum.
PT. PLN (Persero) merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang
mempunyai posisi strategis. Di samping itu PT. PLN (Persero) juga mempunyai
250 (dua ratus lima puluh) unit satuan administrasi yang terbentang dari Sabang
sampai Merauke, dengan mengemban pula amanat dari pemerintah untuk
menjaga pasokan tenaga listrik di seluruh tanah air Indonesia..
PT. PLN (Persero) merupakan salah satu perusahaan milik negara dengan
skala nasional yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan tenaga listrik di
seluruh Indonesia. Area pelayanan PT. PLN (Persero) Surabaya Selatan terdapat
5 Rayon, untuk Rayon Darmo Permai dengan luas wilayah 107,09 km dan total
pelanggan pada tahun 2015 mencapai 121,928. Untuk Rayon Dukuh Kupang
dengan luas wilayah 32,26 km dan total pelanggan pada tahun 2015 mencapai
77,4999. Untuk Rayon Ngagel dengan luas wilayah 35,28 km dan total pelanggan
pada tahun 2015 mencapai 90,165. Untuk Rayon Rungkut dengan luas wilayah
58,49 km dan total pelanggan pada tahun 2015 mencapai 134,989. Dan untuk
Rayon Gedangan dengan luas wilayah 97,71 km dan total pelanggan pada tahun
2015 mencapai 104,811.
Visi PT. PLN (Persero) adalah Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang
bertumbuh kembang unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
Misi PT. PLN (Persero) :
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
2
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
PT. PLN (Persero) Surabaya Selatan menjalankan kegiatan
operasionalnya menggunakan jasa tenaga ahli atau jasa lain seperti jasa penyedia
tenaga kerja (outsourcing services) cleaning services, satpam, dan sopir
kendaraan dinas, adapula jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin,
peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, TV kabel, dan/atau bangunan, selain yang
dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan
inempunyai izin dan/ atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi.
PT. PLN (Persero) Surabaya Selatan berhak memotong pajak penghasilan
23 atas penghasilan yang diterima oleh subjek pajak dalam negeri baik badan
atau orang pribadi dan Bentuk Usaha Tetap (BUT). PT. PLN (Persero) Surabaya
Selatan merupakan Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23 karena merupakan
badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, dan Bentuk Usaha Tetap
(BUT). Pelaksanaan pemotongan PPh Pasal 23 harus sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang Perpajakan yang berlaku. Vendor penyedia tenaga kerja yang
berhak meminta bukti potong PPh Pasal 23 kepada pemotong PT. PLN (Persero)
Surabaya Selatan karena telah terjadi kesepakatan antara kedua pihak bersamaan
dengan pembayaran atas penggunaan jasa lain yaitu penyedia tenaga kerja
(outsourcing services).
Ilustrasi berikut ini akan memberikan gambaran lebih jelasnya. PT. PLN
(Persero) Surabaya Selatan pada bulan Januari 2016 menggunakan jasa penyedia
tenaga kerja (outsourcing services) dari PT.X dengan jumlah penghasilan bruto
sekitar Rp 6,000,000,- (enam juta rupiah). Tarif pajak yang terutang menurut
Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal 23 dan PMK 244/PMK.03/2008 adalah
2% dan 4% untuk yang tidak ber-NPWP. Berdasarkan ketentuan Pasal 2
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.03/2010 tanggal 1 April 2010
yang merupakan perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
184/PMK.03/2007, PPh Pasal 23 yang dipotong oleh PT. PLN (Persero)
Surabaya Selatan sebesar Rp 120.000,- (seratus dua puluh ribu rupiah) harus
disetor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
3
berakhir (10 Februari 2016). Dalam hal tanggal jatuh tempo pembayaran atau
penyetoran pajak bertepatan dengan hari libur termasuk hari Sabtu atau hari
libur nasional, pembayaran atau penyetoran pajak dapat dilakukan pada hari
kerja berikutnya. Dalam pengertian hari libur nasional termasuk hari yang
diliburkan untuk penyelenggaraan Pemilihan Umum dan cuti bersama secara
nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Pembayaran dan penyetoran pajak harus dilakukan dengan menggunakan
Surat Setoran Pajak (SSP) atau sarana administrasi lain yang disamakan
dengan Surat Setoran Pajak. SSP ini berfungsi sebagai bukti pembayaran pajak
apabila telah disahkan oleh pejabat kantor penerima pembayaran yang
berwenang atau apabila telah mendapatkan validasi. SSP dianggap sah jika telah
divalidasi dengan Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN). Adapun
tempat pembayaran adalah Kantor Pos atau bank yang ditunjuk oleh Menteri
Keuangan sebagai tempat pembayaran pajak. Ketika pajak yang sudah dipotong
tersebut telah dibayarkan atau disetorkan kepada Kas Negara melalui Kantor
Pos atau Bank yang ditunjuk maka pencatatan akuntansinya diperlakukan
seperti pembayaran hutang.
Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa paling lama 20 hari setelah masa
pajak berakhir terdapat dalam Pasal 7 ayat (1) Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 184/PMK.03/2007 stdtd Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 80/PMK.03/2010. Batas akhir pelaporan di atas bertepatan dengan hari
libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional, pelaporan dapat dilakukan
pada hari kerja berikutnya. Pengertian hari libur nasional termasuk hari yang
diliburkan untuk penyelenggaraan Pemilihan Umum dan cuti bersama secara
nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Pemotong PPh Pasal 23 yaitu PT. PLN(Persero) Surabaya Selatan wajib
memberikan tanda bukti pemotongan PPh Pasal 23 kepada orang pribadi atau
badan yang dipotong setiap melakukan pemotongan atau pemungutan. Bagi
penerima penghasilan, bukti pemotongan PPh Pasal 23 ini adalah bukti
pelunasan PPh terutang dalam tahun tersebut yang nantinya akan dikreditkan
dalam SPT Tahunannya. Apabila masa pajak telah berakhir, PT. PLN (Persero)
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
4
Surabaya Selatan wajib melaporkan pemotongan yang telah dilakukan dalam
masa pajak tersebut. Pelaporan ini dilakukan dengan menyampaikan SPT Masa
PPh Pasal 23 ke Kantor Pelayanan Pajak Njagir Wonokromo paling lambat
tanggal 20 Februari 2016.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dalam penyusunan laporan
tugas akhir ini penulis akan membahas tentang “Mekanisme Pemotongan,
Penyetoran, Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 atas Jasa Lain pada PT.
PLN (Persero) Area Surabaya Selatan”. Dan penting dibahas bagi penulis
karena melihat sumber pemasukan dan penerimaan negara yang utama adalah
dari pajak, maka dari itu pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak
penghasilan Pasal 23 atas biaya penggunaan jasa lain penyedia tenaga kerja
(outsourcing services) pada PT. PLN (Persero) Surabaya Selatan apa telah
menjalankan kewajiban sebagai Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23 secara
baik dan benar sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku supaya tidak
dikenakan sanksi.
1.1.1. Landasan Teori
1.1.1.1. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 23
Pajak Penghasilan Pasal 23 merupakan Pajak Penghasilan yang dipotong
atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri dan
Bentuk Usaha Tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau
penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21,
yang dibayarkan atau terutang oleh badan pemerintah atau subjek pajak dalam
negeri, penyelenggara kegiatan, Bentuk Usaha Tetap atau perwakilan perusahaan
luar negeri lainnya.
1.1.1.2. Pemotong dan Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 23
1. Pemotong PPh Pasal 23:
a. Badan pemerintah;
b. Subjek Pajak badan dalam negeri;
c. penyelenggaraan kegiatan;
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
5
d. bentuk usaha tetap (BUT);
e. perwakilan perusahaan luar negeri lainnya;
f. Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri tertentu, yang ditunjuk oleh
Direktur Jenderal Pajak.
2. Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 23:
a. WP dalam negeri;
b. BUT
1.1.1.3. Tarif dan Objek PPh Pasal 23
1. 15% dari jumlah bruto atas:
a. dividen kecuali pembagian dividen kepada orang pribadi dikenakan final,
bunga, dan royalti;
b. hadiah dan penghargaan selain yang telah dipotong PPh pasal 21.
2. 2% dari jumlah bruto atas sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta kecuali sewa tanah dan/atau bangunan.
3. 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi
dan jasa konsultan.
4. 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa lainnya, yaitu:
Peraturan Menteri Keuangan nomor 141/PMK.03/2015 yang berlaku 23
Agustus 2015 merinci jenis-jenis jasa lain yang dikenai atau dipotong PPh Pasal
23, yaitu :
1. Jasa penilai (appraisal);
2. Jasa aktuaris;
3. Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan;
4. Jasa hukum;
5. Jasa arsitektur;
6. Jasa perencanaan kota dan arsitektur landscape;
7. Jasa perancang (design);
8. Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan gas bumi
(migas), kecuali yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap;
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
6
9. Jasa penunjang di bidang usaha panas bumi dan penambangan minyak dan
gas bumi (migas);
10. Jasa penambangan dan jasa penunjang selain di bidang usaha panas bumi
dan penambangan minyak dan gas bumi (migas);
11. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara;
12. Jasa penebangan hutan;
13. Jasa pengolahan limbah;
14. Jasa penyedia tenaga kerja dan/ atau tenaga ahli (outsourcing services);
15. Jasa perantara dan/ atau keagenan;
16. Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang dilakukan
oleh Bursa Efek, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Kliring
Penjaminan Efek Indonesia (KPEI);
17. Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI);
18. Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara;
19. Jasa mixing film;
20. Jasa pembuatan saranan promosi film, iklan, poster, photo, slide, klise,
banner, pamphlet, baliho dan folder;
21. Jasa sehubungan dengan software atau hardware atau sistem komputer,
termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan;
22. Jasa pembuatan dan/ atau pengelolaan website;
23. Jasa internet termasuk sambungannya;
24. Jasa penyimpanan, pengolahan, dan/atau penyaluran data, informasi,
dan/atau program;
25. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC,
dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang
lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/ atau sertifikasi
sebagai pengusaha konstruksi;
26. Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon,
air, gas, AC, TV kabel, dan/atau bangunan, selain yang dilakukan oleh
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
7
Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan inempunyai
izin dan/ atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
27. Jasa perawatan kendaraan dan/ atau alat transportasi darat, laut dan udara;
28. Jasa maklon;
29. Jasa penyelidikan dan keamanan;
30. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer;
31. Jasa penyediaan tempat. dan/atau waktu dalam media masa, media luar
ruang atau media lain untuk penyampaian informasi, dan/ atau jasa
periklanan;
32. Jasa pembasmian hama;
33. Jasa kebersihan atau cleaning service;
34. Jasa sedot septic tank;
35. Jasa pemeliharaan kolam;
36. Jasa katering atau tata boga;
37. Jasa freight forwarding;
38. Jasa logistik;
39. Jasa pengurusan dokumen;
40. Jasa pengepakan;
41. Jasa loading dan unloading;
42. Jasa laboratorium dan/ atau pengujian kecuali yang dilakukan oleh
lembaga atau insitusi pendidikan dalam rangka penelitian akademis;
43. Jasa pengelolaan parkir;
44. Jasa penyondiran tanah pengujian
45. Jasa penyiapan dan/ atau pengolahan lahan;
46. Jasa pembibitan dan/ atau penanaman bibit;
47. Jasa pemeliharaan tanaman;
48. Jasa pemanenan;
49. Jasa pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan,
dan/atau perhutanan;
50. Jasa dekorasi;
51. Jasa pencetakan/penerbitan;
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
8
52. Jasa penerjemahan;
53. Jasa pengangkutan/ekspedisi kecuali yang telah diatur dalam Pasal 15
Undang-Undang Pajak Penghasilan;
54. Jasa pelayanan kepelabuhanan;
55. Jasa pengangkutan melalui jalur pipa;
56. Jasa pengelolaan penitipan anak;
57. Jasa pelatihan dan/ atau kursus;
58. Jasa pengiriman dan pengisian uang ke ATM;
59. Jasa sertifikasi;
60. Jasa survey;
61. Jasa tester, dan
62. Jasa selain jasa-jasa tersebut di atas yang pembayarannya dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah.
Untuk yang tidak ber-NPWP dipotong 100% lebih tinggi dari tarif PPh Pasal 23
5. Yang dimaksud dengan jumlah bruto adalah seluruh jumlah penghasilan yang
dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo
pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak dalam negeri,
penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar
negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, tidak
termasuk:
a. Pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain
sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang diabayarkan oleh WP
penyedia tenaga kerja kepada tenaga kerja yang melakukan pekerjaan,
berdasarkan kontrak dengan pengguna jasa;
b. Pembayaran atas pengadaan/pembelian barang atau material (dibuktikan
dengan faktur pembelian);
c. Pembayaran kepada pihak kedua (sebagai perantara) untuk selanjutnya
dibayarkan kepada pihak ketiga(dibuktikan dengan faktur tagihan pihak
ketiga disertai dengan perjanjian tertulis);
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
9
d. Pembayaran penggantian biaya (reimbursement) yaitu penggantian
pembayaran sebesar jumlah yang nyata-nyata telah dibayarkan oleh pihak
kedua kepada pihak ketiga (dibuktikan dengan faktur tagihan
1.1.1.4. Penghasilan yang Dikecualikan Dari Pemotongan PPh Pasal 23
Terkait dengan penghasilan yang menjadi objek pemotongan PPh Pasal
23 ini, tidak boleh dilupakan bahwa terdapat pengecualian penghasilan yang
dipotong PPh Pasal 23. Penghasilan-penghasilan yang tidak dipotong PPh Pasal
23 ini dicantumkan dalam Pasal 23 ayat (4) Undang-undang Pajak Penghasilan
1984. Berikut ini adalah penghasilan-penghasilan yang dikecualikan dari
pemotongan PPh Pasal 23.
1. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank.
Pembayaran bunga ke bank misalnya tidak dapat dipotong PPh Pasal 23. Bank
akan melunasi Pajak Penghasilannya melalui pembayaran Pajak Penghasilan
Pasal 25.
2. Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha
dengan hak opsi.
Sama halnya dengan bank, pelunasan Pajak Penghasilan perusahaan sewa guna
usaha dengan hak opsi akan dilakukan dengan pembayaran Pajak Penghasilan
Pasal 25.
3. Dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf f dan dividen
yang diterima oleh orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat
(2c) Undang-undang Pajak Penghasilan 1984.
Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas
sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau
badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang
didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat tertentu, bukan
merupakan objek Pajak Penghasilan sehingga sewajarnya juga tidak dipotong
PPh Pasal 23. Berdasarkan Pasal 17 ayat (2c) dividen yang diterima oleh Wajib
Pajak orang pribadi dalam negeri dikenakan pemotongan PPh final sebesar
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
10
10% sehingga PPh Pasal 23 tidak melakukan pemotongan lagi terhadap jenis
dividen ini.
4. Bagian laba sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf i Undang-
undang Pajak Penghasilan.
Tidak termasuk objek Pajak Penghasilan adalah bagian laba yang diterima atau
diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas
saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk
pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif. Oleh karena itu atas
bagian laba seperti ini tidak seharusnya dipotong Pajak Penghasilan Pasal 23.
5. Sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya;
6. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas jasa keuangan
yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan/atau pembiayaan yang diatur
dengan Peraturan Menteri Keuangan
1.1.1.5. Saat Terutang, Penyetoran, dan Pelaporan PPh Pasal 23
1. PPh Pasal 23 terutang pada akhir bulan dilakukannya pembayaran, disediakan
untuk dibayar, atau telah jatuh tempo pembayarannya, tergantung peristiwa
yang terjadi terlebih dahulu.
2. PPh Pasal 23 disetor oleh Pemotong Pajak paling lambat tanggal sepuluh bulan
takwim berikutnya setelah bulan saat terutang pajak.
3. SPT Masa disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak setempat, paling lambat 20
hari setelah Masa Pajak berakhir.
Dalam hal jatuh tempo penyetoran atau batas akhir pelaporan PPh Pasal
23 bertepatan dengan hari libur termasuk hari sabtu atau hari libur nasional,
penyetoran atau pelaporan dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.
Bukti Pemotong PPh Pasal 23. Pemotong Pajak harus memberikan Bukti
Pemotongan PPh Pasal 23 kepada Wajib Pajak Orang Pribadi atau badan yang
telah dipotong PPh Pasal 23.
1.1.1.6. Dasar Hukum Pajak Penghasilan Pasal 23
Berikut ini adalah dasar hukum Pajak Penghasilan Pasal 23 yaitu:
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
11
1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2008
2. Peraturan Menteri Keuangan nomor 141/PMK.03/2015 yang berlaku 23
Agustus 2015 tentang Jenis Jasa Lain yang dikenai atau dipotong PPh Pasal 23
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf c angka 2 Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2010 tentang
Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam
Tahun Berjalan.
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.03/2010 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2010 tentang Penentuan
Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat
Pembayaran Pajak dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran dan Pelaporan
Pajak, serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak.
5. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-53/PJ/2009 Tentang Jumlah
Bruto sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 ayat (1) huruf c angka 2 Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.
1.2. Tujuan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan antara lain adalah:
a. Untuk mengetahui penerapan teori mekanisme perpajakan (pemotongan,
penyetoran dan pelaporan) Pajak Penghasilan Pasal 23 atas Jasa Lain pada PT.
PLN (Persero) Area Surabaya Selatan.
b. Mengetahui penerapan teori prosedur perpajakan Pajak Penghasilan Pasal 23
yang telah dipelajari penulis selama dibangku kuliah didalam dunia kerja nyata.
c. Sebagai salah satu persyaratan akademik yang wajib ditempuh oleh mahasiswa
untuk meraih gelar Ahli Madya (A.Md) pada Program Studi Diploma III
Perpajakan pada Fakultas Vokasi Universitas Airlangga.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
12
1.3. Manfaat Praktik Kerja Lapangan
Manfaat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis :
a. Memperoleh gambaran yang jelas mengenai penerapan tentang prosedur
Perpajakan Pajak Penghasilan Pasal 23 pada perusahaan.
b. Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan teoritis dan wawasan
mengenai Pajak Penghasilan Pasal 23 terutama atas Jasa Lain serta
menambah pengalaman bagi penulis dengan membandingkan antara teori-
teori yang diperoleh selama menempuh studi di Fakultas Vokasi Universitas
Airlangga dengan praktik yang berlaku dilapangan.
c. Memberikan gambaran kondisi kerja sebenarnya dalam perusahaan.
d. Mengetahui secara langsung masalah-masalah yang berkaitan langsung
dengan Pajak Penghasilan Pasal 23 terutama atas Jasa Lain pada PT. PLN
(Persero) Area Surabaya Selatan.
2. Bagi Almamater :
a. Menjalin kerjasama antara Fakultas Vokasi Universitas Airlangga
khususnya Program Studi D3 Perpajakan dengan PT. PLN (Persero) Area
Surabaya Selatan.
b. Membantu Mahasiswa menyelesaikan Mata kuliah Praktik Kerja Lapangan
(PKL)
c. Meningkatkan kualitas mahasiswa Fakultas Vokasi khususnya Program
Studi D3 Perpajakan Universitas Airlangga.
3. Bagi PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan :
a. Sebagai media untuk menjalin kerjasama antara PT. PLN (Persero) Area
Surabaya Selatan dengan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga.
b. Melalui kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini diharapkan dapat membantu
baik tenaga maupun pikiran yang berguna bagi PT. PLN (Persero) Area
Surabaya Selatan.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
13
4. Bagi Pembaca :
a. Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan tentang mekanisme
perpajakan (pemotongan,penyetoran, dan pelaporan) Pajak Penghasilan
Pasal 23 atas Jasa Lain
b. Sebagai sarana pertimbangan dan masukan untuk pelaksanaan kegiatan
sejenis yang akan datang di bidang perpajakan.
1.4. Rencana Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di PT. PLN (Persero) Area Surabaya
Selatan selama 1 bulan terhitung mulai tanggal 1 Maret 2016 sampai dengan 31
Maret 2016 dilaksanakan setiap hari pada jam kerja mulai jam 08.00 - 16.00 WIB.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
14
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
15
BAB 2
HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN
2.1 Gambaran Umum Instansi
Pada gambaran umum ini akan diuraikan tentang sejarah singkat, logo,
visi dan misi, serta struktur organisasi kantor PLN (Persero)Area Surabaya
Selatan.
2.1.1 Sejarah Singkat Pembentukan PT. PLN (Persero) Area Surabaya
Selatan
Berawal di akhir abad ke – 19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia
mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak dibidang
pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan sendiri.
Antara tahun 1942 – 1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan –
perusahaan Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada
pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II.
Proses Peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada
Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini
dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh lisrik melalui delegasi Buruh/Pegawai
Listrik dan Gas yang bersama – sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif
menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan – perusahaan
tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden
Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan
Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157, 5
MW.
Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU
– PLN (Badan Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan
kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua)
perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola
tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola
gas diresmikan.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
16
Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 17, status
Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik
Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan
tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.
Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan
kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyedia listrik, maka sejak
tahun 1994 ststus PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi
kepentingan umum hingga sekarang.
2.1.2 Logo PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan
Bentuk, warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang digunakan
adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan
Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976, mengenai
Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara.
Gambar 2.1
Logo PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan
Sumber : PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan
Bidang Persegi Panjang Vertikal menjadi bidang dasar bagi elemenelemen
lambang lainnya, melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
17
organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk
menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu
menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan
semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya
diperusahaan ini.
Petir atau Kilat melambangkan tenaga listrik yang terkandung didalamnya
sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir
mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam
memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah
melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia
dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta
keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman.
Tiga Gelombang memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan
oleh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan,
penyaluran, dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT.
PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi
warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) sepert halnya
listrik yang tetao diperlukan dalam kehidupan manusia. Disamping itu biru juga
melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam
memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.
2.1.3 Visi dan Misi PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan
1. Visi
Diakui sebagai Perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul
dan terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.
2. Misi
a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,
berorientasi pada kepuasaan pelanggan, anggota perusahaan dan
pemegang saham.
b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
18
c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi
d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
2.1.4 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan
Struktur Organisasi adalah susunan dan hubungan antara tiap bagian serta
posisi yang ada pada organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan
jelas pemisahan pekerja antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana fungsi
dan aktivitas dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjalankan
hubungan wewenang siapa yang melapor kepada siapa yang menyusun pembagian
kerja dan merupakan suatu sistem komunikasi. Dengan demikian kegiatan yang
beranekaragam dalam perusahaan disusun secara teratur sehingga tujuan usaha
yang ditetapkan sebelumnya dapat dicapai dengan baik.
Dalam pelaksanaan kerja perusahaan ini memiliki struktur organisasi yang
dirancang supaya dapat tersusun secara sistematis pada setiap proses kerja dalam
PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
19
Gambar 2.2
BAGAN SUSUNAN STRUKTUR ORGANISASI
PT.PLN (PERSERO) AREA SURABAYA SELATAN
Sumber : PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan
MANAGER
ASISTEN
MANAGER
PERENCANAAN
ASISTEN
MANAGER
JARINGAN
ASISTEN
MANAGER
KONSTRUKSI
ASISTEN
MANAGER
TRANSAKSI
ASISTEN MANAGER
PELAYANAN DAN
ADMINISTRASI
SUPERVISOR
OPERASI
SUPERVISOR
PEMELIHARAAN
SUPERVISOR
PKB
SUPERVISOR
TRANSAKSI
ENERGI LISTRIK
SUPERVISOR
PENGENALIAN
SUSUT
SUPERVISOR
PEMELIHARAAN
METER
TRANSAKSI
SUPERVISOR
PELAYANAN
PELANGGAN
SUPERVISOR
ADMINISTRASI
UMUM
2.1.5 Uraian Fungsi dan Tugas Pokok pada Unit Area PT. PLN (Persero)
Area Surabaya Selatan
1. Manajer
Mengkoordinasi pengelolaan pendistrbusian dan penjualan tenaga kerja
listrik dengan mengkonsolidasikan tertib Administrasi Tata Usaha
Langganan, Administrasi Keuangan, Administrasi Perbekalan, serta
mengelola SDM untuk menjamin tercapainya kinerja yang ditetapkan dan
menghasilkan keuntungan serta citra PLN yang baik.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
20
2. Asisten Manajer Perencanaan dan Evaluasi
Mengkoordinasikan rencana kegiatan perusahaan tahun berikutnya, mulai
dari RUPTL, RKAP, LKAO, LKAI, Prakiraan beban, Master Plan
Jaringan Distribusi dan kelayakan Pembangunannya untuk menunjang
kegiatan Operasional dalam melaksanakan rencana jangka pendek dan
menengah.
3. Asisten Manajer Jaringan
Melaksanakan koordinasi, pengendalian dan evaluasi kegiatan Operasi,
Efisiensi, Pemeliharaan, Pembangkitan, PDKB TM dan fungsi lain terkait,
untuk mencapai keandalan, efisiensi dan tingkat mutu pelayanan.
a. Supervisor Operasi
Mengatur sistem dan operasi penyaluran tenaga listrik, mengendalikan
operasinya, mengkoordinir pemadaman tenaga listrik dan pemulihannya
untuk mencapai standart sistem penyaluran listrik, keandalan dan
tingkat mutu pelayanan yang ditetapkan.
b. Supervisor Pemeliharaan
Melaksanakan kegiatan pemeliharaan tenaga listrik dan pemulihannya
untuk meningkatkan standart sistem penyaluran listrik yang handal
sesuai tingkat mutu pelayanan yang ditetapkan.
c. Supervisor PDKB
Memastikan pelaksanakan kegiatan PDKB SUTM melalui Surat
Perintah Pelaksanaan Pekerjaan (SP2B) dan Surat Perintah Pengawasan
dan Pelaksanaan Pekerjaan (SP3B) termasuk pengujian peralatan
PDKB untuk menekan jumlah dan lama padam sesuai TMP.
4. Asisten Manajer Konstruksi
Mengkoordinasi rencana kegiatan konstruksi jaringan distribusi meliputi
penyusunan RAB, perencanaan dan pengadaan kebutuhan material tehnik,
penyusunan TOR yang mengacu pada standart konstruksi dan spesifikasi
peralatan material tehnik serta pelaksanakan dan pengendalian konstruksi
jaringan distribusi sampai siap operasi untuk pembangunan/rehabilitas
jaringan distribusi.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
21
5. Asisten Manajer Transaksi Energi Listrik
Mengkoordinasikan kegiatan pembacaan meter (Fungsi II), pembuatan
rekening (Fungsi III), Pengelolaan APP tediri dari (Pemasangan,
Pengoperasian, Pemeliharaan dan Pengendalian) untuk memenuhi standart
operasional yang berlaku dan mendapatkan hasil pengukuran yang cepat
dan akurat.
a. Supervisor Transaksi Energi Listrik
Mengkoordinasikan kegiatan pembacaan meter (Fungsi II), pembuatan
rekening (Fungsi III), Pemasangan, Pengoperasian dan Pengendalian
Alat Pembatas Pengukuran (APP – Mekanik), proteksi
pelanggan/jaringan distribusi, Automatic Meter Reading (AMR), untuk
memenuhi standart operasional yang berlaku.
b. Supervisor Pengendalian Susut
Melaksanakan kegiatan pengendalian efisiensi susut jaringan dan
mengolah data pemakaian energi pelanggan untuk menekan susut
penjualan dan mengurangi penyadapan akibat PJU ilegal dan papan
reklame.
c. Supervisor Pemeliharaan Meter Transaksi
Memastikan kegiatan pemeliharaan meter transaksi bahwa sistem
pengukuran dan pembatas daya yang masih berfungsi dengan benar
berada dalam julat kelas akurasinya untuk memenuhi standart
operasional yang berlaku.
6. Asisten Manajer Pelayanan dan Adiministrasi
Mengkoordinasi pelaksanakan kegiatan Fungsi I, IV, V dan VI, serta
mengendalikan fungsi Administrasi untuk meningkatkan kepuasan
pelayanan kepada pelanggan.
a. Supervisor Pelayanan Pelanggan
Memastikan kegiatan verifikasi/rekonsiliasi Fungsi Pelayanan, serta
kegiatan peningkatan pelayanan kepada pelanggan melalui strategi
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
22
pemasaran produk untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan
pengamanan pendapatan.
b. Supervisor Administrasi Umum
Memastikan dan memonitor administrasi SDM, kegiatan
kesekretariatan, proses Akuntansi dan Keuangan untuk menjamin
terpenuhinya tertib administrasi yang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2.2 Deskripsi Hasil Praktik Kerja Lapangan
Penyelenggara pendidikan Diploma III di Fakultas Vokasi Universitas
Airlangga bertujuan untuk menyediakan sumber daya manusia sebagai tenaga ahli
( Ahli Madya ) yang terampil dan profesional di bidang perpajakan.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, mahasiswa tidak hanya mengetahui
ilmu pengetahuan secara teori saja tetapi juga mampu mempraktikan ilmu yang
diperoleh di lapangan sehingga diperlukan sekali adanya Praktik Kerja Lapangan (
PKL ) bagi setiap mahasiswa Diploma III Perpajakan.
Dalam sub bab ini penulis akan menguraikan tentang kegiatan pelaksanaan
selama Praktik Kerja Lapangan mulai dari masa persiapan PKL hingga penulis
melaksanakan kegiatan PKL dan juga mengenai hasil yang dapat penulis peroleh
selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan.
2.2.1 Masa Persiapan Praktik Kerja Lapangan
Persiapan yang dilakukan seluruh peserta PKL adalah pencarian tempat
pelaksanaan PKL. Pada tahap ini, Surat Pengantar PKL diajukan terlebih dahulu
melalui pihak universitas dengan ditandatangani oleh Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Airlangga yang disertai dengan pembuatan proposal pengajuan PKL
ditempat pelaksanaan PKL yang dituju. Pada tahap ini, Mahasiswa yang
melaksanakan PKL diberi pembekalan oleh Dosen Penanggung Jawab Mata
Kuliah PKL untuk memberikan pengarahan kepada Mahasiswa tentang apa saja
yang akan dilakukan dalam kegiatan PKL, serta memberikan pandangan tentang
teknik pembuatan laporan Akhir hasil Praktik Kerja Lapangan tersebut.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
23
2.2.2 Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan berawal dari perolehan ijin dari
pihak PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan. Pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan dilakukan sesuai jadwal yang tertera pada proposal pengajuan Praktik
Kerja Lapangan, yaitu selama kurang lebih 5 minggu terhitung dari tanggal 1
Maret 2016 sampai dengan tanggal 31 Maret 2016. PKL dilaksanakan 5 hari
dalam seminggu dimulai dari pukul 07.30 WIB sampai dengan 16.00 WIB.
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dilakukan di bagian Administrasi dan Umum
tepatnya di bagian Anggaran dan Keuangan dengan bimbingan Bapak Yossy yang
bertugas dalam penyelesaian kewajiban perpajakan di PT. PLN (Persero) Area
Surabaya Selatan.
Kegiatan penulis yang dilakukan di PT. PLN (Persero) Surabaya Selatan.,
antara lain :
1. Pengenalan garis besar perusahaan dan struktur organisasi PT. PLN (Persero)
Area Surabaya Selatan
2. Mengetik revisian RAB 2015 Lampiran SKKO No. 1 dan Penetapan SKKO
Biaya Pemeliharaan Instansi no. 31.
3. Mengentry hasil kuisoner pegawai PT. PLN bulan Maret 2016.
4. Merekap daftar nama pegawai PT. PLN tahun 2016.
5. Mengentry data vendor untuk PPN bulan Januari 2016.
6. Pemahaman pengenaan PPh Pasal 23 di PT. PLN (Persero) Surabaya Selattan.
7. Pemahaman mekanisme pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh Pasal 23
di PT. PLN (Persero) Surabaya Selatan.
Untuk daftar nilai tugas PKL dan rekapitulasi kehadiran Praktik Kerja
Lapangan dapat dilihat pada lampiran.
2.3 Pembahasan
Selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di PT. PLN (Persero) Area
Surabaya Selatan, penulis telah memperoleh berbagai macam data dan onformasi
yang selanjutnya diolah untuk dilaporkan dalam laporan Praktik Kerja Lapangan
yang dapat penulis bahas dan uraikan sebagai berikut.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
24
2.3.1 Jenis Jasa Lain yang Dikenakan PPh Pasal 23 di PT. PLN (Persero)
Area Surabaya Selatan
Atas jenis-jenis jasa dan tarif yang telah disebutkan di Peraturan Menteri
Keuangan nomor 141/PMK.03/2015 yang berlaku 23 Agustus 2015 pada BAB
sebelumnya, PT. PLN (Persero) Surabaya Selatan telah melakukan pemotongan
Pajak Penghasilan Pasal 23 berkaitan dengan jasa lain, antara lain 2% dari jumlah
bruto atas imbalan jasa lainnya, yaitu:
a. Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services).
b. Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon, air,
gas, AC, TV kabel, dan/atau bangunan, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak
yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan inempunyai izin dan/ atau
sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi.
2.3.2 Mekanisme Pemotongan PPh Pasal 23 atas Jasa Lain di PT. PLN
(Persero) Area Surabaya Selatan
PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan dalam menjalankan kegiatan
usahanya membutuhkan berbagai jenis jasa yang disediakan oleh vendor atau
rekanan untuk mendukung kinerja dari masing-masing unit atau departemen,
antara lain jasa lain. Atas jasa tersebut, maka akan dipotong Pajak Penghasilan
Pasal 23.
Pengadaan jasa di PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan dimulai
dengan adanya perpermintaan jasa dari user, yaitu unit atau departemen yang
membutuhkan pengadaan jasa tersebut kepada unit/bagian logistik melalui tender
kepada vendor atau rekanan.
Para rekanan membuat surat penawaran, kemudian dilakukan lelang
tender untuk menentukan pemenang tender , yang selanjutnya dikeluarkan
Kontrak Kerja. Di dalam Kontrak Kerja tersebut, membuat rincian mengenai jasa
atau barang, harga, dan segala sesuatu yang terkait dengan kesepakatan yang
dibuat oleh kedua belah pihak.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
25
Setelah vendor atau rekanan menyelesaikan pekerjaannya, rekanan
melakukan penagihan kepada PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan disertai
dokumen-dokumen pendukung kontrak, antara lain:
1. Surat Perintah Kerja (SPK);
2. Berita Acara Penyerahan Pekerjaan atau Berita Acara Serajh Terima I;
3. Berita Acara Serah Terima II (bulan berikutnya; disertakan jika tidak ada
kendala dalam menjalankan pekerjaan);
4. Kuitansi atau Invoice;
5. Surat Tagihan;
6. Faktur Pajak;
7. Berita Acara Pengembalian (jika ada retur);
8. Berita Acara Pemeliharaan;
9. Laporan Kemajuan Fisik;
10. Rekapitulasi Kemajuan Fisik.
Berkas tagihan tersebut masuk ke PT. PLN (Persero) Area Surabaya
Selatan Bagian Keuangan, diverifikasi dan diperiksa kebenaran dan
kelengkapannya, seperti ada atau tidaknya Faktur Pajaknya, serta apakah
mengandung unsur pajak atau tidak, kemudian dilakukan identifikasi Objek PPh.
Jika termasuk Objek PPh Pasal 23, maka PT. PLN (Persero) Area Surabaya
Selatanakan melakukan pemotongan atas penghasilan yang diterima oleh rekanan
sesuai dengan tarif PPh Pasal 23.
Jika di dalam berkas tagihan tersebut, masih terdapat kekurangan ataupun
dianggap cacat, maka berkas tagihan tersebut dikembalikan kepada rekanan untuk
dilengkapi.
Selanjutnya, berkas tagihan tersebut diproses dengan menggunakan
kuitansi model 204, sekaligus perhitungan pemotongan pajaknya menggunakan
kuitansi model 2T. Kuitansi model 204 dan model 2T merupakan kuitansi yang
diterbitkan dalam pengendalian kas secara intern, yang terdiri dari 3 lembar:
1. Lembar pertama merupakan lembar asli sebagai dokumen yang melekat di
berkas tagihan diserahkan ke bagian Kasir. Kuitansi tersebut harus disetujui
dan diotorisasi terlebih dahulu oleh pihak yang berkepentingan. Atas kuitansi
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
26
yang telah diotorisasi tersebut, bagian Kasir akan mengeluarkan sejumlah dana
sesuai dengan kontrak setelah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 23 kepada
rekanan.
2. Lembar kedua merupakan tindasan I, diserahkan ke Bagian Keuangan. Bagian
Keuangan mengklarifikasi pembayaran, apakah pembayaran dilakukan secara
tunai/cek/giro/transfer bank sesuai dengan permintaan rekanan. Secara umum,
pembayaran yang dilakukan PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan
dilakukan melalui bilyet giro. Hal ini dilakukan untuk mencegah pembayaran
kepada yang tidak berhak karena pada bilyet giro secara jelas tertulis nama
rekanan penerima pembayaran, nama bank tertarik, dan tanggal
pembayarannya. Bagian Keuangan juga membuat bukti Bukti Pemotongan PPh
Pasal 23.
3. Lembar ketiga merupakan tindasan II, diserahkan ke bagian Akuntansi.
Dalam pemotongan Pajak Penghasilan, nilai tagihan dari rekanan dipotong PPh
Pasal 23, yang selisihnya dibayarkan kepada rekanan dengan diserahkan Bukti
Pemotongan PPh Pasal 23 rangkap 2 (dua). Bukti Pemotongan PPh Pasal 23
lembar pertama diserahkan kepada rekanan dan lembar kedua direkap sebagai
arsip perusahaan, yang nantinya dijadikan sebagai dokumen dalam pelaporan
SPT Masa.
Mekanisme Pemotongan PPh Pasal 23 di PT. PLN (Persero) Area
Surabaya Selatan lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.3.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
27
Gambar 2.3
Mekanisme Pemotongan PPh Pasal 23 di PT. PLN (Perseo)
Area Surabaya Selatan
2.3.3 Mekanisme Penyetoran PPh Pasal 23 Atas Jasa Lain di PT. PLN
(Persero) Area Surabaya Selatan
PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan melakukan penyetoran atas
Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 paling lambat tanggal 10 bulan takwim
berikutnya setelah terutangnya pajak ke kas Negara melalui Bank (online).
Adapun mekanisme Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 23 di PT. PLN
(Persero) Area Surabaya Selatan adalah sebagai berikut:
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
28
1. Bagian Keuangan meiliki Buku Operasi sebagai alat kontrol rekening pada
Buku Bank yang ada di Bank Persepsi. Kemudian bagian Keuangan
memisahkan antara nilai transaksi, nilai PPN dan nilai PPh (termasuk PPh
Pasal 23).
2. Bagian Kasir akan memeriksa kebenaran dana yang diminta dan melakukan
pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 23 ke Kas Negara melalui transfer Bank
atau pembayaran tunai ke Bank dan menyertakan Surat Setoran Pajak (SSP)
untuk divalidasi oleh Bank, di mana dilakukan penyetoran pajak.
3. Menerima bukti transfer/pembayaran, SSP lembar pertama dan ketiga dari
bank.
Mekanisme penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 23 PT. PLN (Persero)
Area Surabaya Selatan lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.4.
Gambar 2.4
Mekanisme Penyetoran PPh Pasal 23 di PT. PLN (Persero)
Area Surabaya Selatan
Sumber: PT. PLN (PERSERO) Area Surabaya Selatan, diolah.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
29
2.3.4 Mekanisme Pelaporan PPh Pasal 23 Atas Jasa Lain di PT. PLN
(Persero) Area Surabaya Selatan
Gedung utama PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan terletak di jalan
Ngagel Timur, Surabaya, sehingga termasuk dalam wilayah Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Madya . PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan menyampaikan
pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 yang telah dilakukannya melalui Surat
Pemberitahuan Pajak Penghasilan 23/26 Masa (SPT Masa), paling lambat tanggal
20 bulan takwim berikutnya setelah masa akhir pajak dilakukannya pemotongan
oleh PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan ke KPP Madya.
Adapun mekanisme pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 di PT. PLN
(Persero) Area Surabaya Selatan adalah sebagai berikut:
1. Bagian Keuangan menyiapkan laporan yang berisi:
a. SPT Masa PPh Pasal 23/26;
b. Daftar Bukti Potong PPh Pasal 23;
c. Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 lembar kedua;
d. Bukti transfer/pembayaran;
e. SSP lembar ketiga.
2. Melakukan pelaporan ke Kantor Pelayanan Pajak dan memperoleh bukti
penerima surat.
Berdasarkan mekanisme pemotongan, penyetoran, dan pelaporan Pajak
Penghasilan Pasal 23 yang dilaksanakan oleh PT. PLN (Persero) Area Surabaya
Selatan, dapat dilihat bahwa PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan telah
melaksanakan kewajibannya sebagai pemotong PPh Pasal 23 dengan baik dan
benar sesuai dengan aturan-aturan perpajakan yang berlaku.
Mekanisme pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 di PT. PLN (Persero)
Area Surabaya Selatan lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.5.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
30
Gambar 2.5
Mekanisme Pelaporan PPh Pasal 23 di PT. PLN (Persero)
Area Surabaya Selatan
Sumber: PT.PLN (PERSERO) Area Surabaya Selatran, diolah.
Perhitungan PPh Pasal 23 setiap bulan atas Jasa Lain yaitu jasa penyedia
tenaga kerja (outsourcing services) di PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan
dapat dilihat dalam tabel berikut:
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
31
Tabel 2.1
Daftar PPh Pasal 23 atas Jasa Lain bulan Januari 2016
No. Nama
Rekanan
Masa
Pajak
Dasar
Pengenaan
Pajak (Rp)
Tarif
Pajak
PPh 23 yang
dipotong (Rp)
1 PT. Qualita
Karya
Januari 5.075.000 2% 101.500
2 PT. Semanggi
Tiga
Januari 218.182 2% 4.364
Sumber : PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan (yang telah diolah)
Atas pekerjaan penyedia tenaga kerja (outsourcing services) pada bulan
Januari 2016 tersebut dilakukan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 pada
tanggal 30 Januari 2016 dan Bagian Keuangan PT. PLN (Persero) Area Surabaya
Selatan melakukan Penyetoran dan Pelaporan atas Pajak Penghasilan Pasal 23
pada tanggal 03 Februari 2016 ke Kantor Pelayanan Pajak dan memperoleh bukti
penerimaan surat.
Bagi PT. PLN (Perseo) Area Surabaya Selatan Perusahaan telah
melaksanakan semua kewajiban perpajakan dengan sangat baik, tetapi
dikarenakan sifat dari perpajakan yang dinamis terutama dalam hal peraturan
maupun Undang-Undang yang berlaku. Maka perusahaan harus lebih aktif dalam
mencari peraturan-peraturan yang terbaru karena hal ini sangat penting agar tidak
terjadi kesalahan yang dapat merugikan perusahaan maupun Negara.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
32
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan Pembahasan yang telah dijelaskan dan hasil pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan di PT PLN (Persero) Area Surabaya Selatan, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dilihat dari proses pelaksanaan pemotongan yang dilakukan oleh PT. PLN
(Persero) Surabaya Selatan, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
pemotongan PPh Pasal 23 atas jasa lain telah sesuai dengan tarif yang berlaku
saat ini, yaitu sesuai dengan PMK Nomor 244/PMK.03/2008.
2. Dalam pelaksanaan penyetoran PPh Pasal 23 atas jasa lain oleh PT. PLN
(Persero) Surabaya Selatan telah dilakukan dengan tepat waktu yaitu paling
lambat tanggal 10 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir sesuai dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.03/2010.
3. Pelaksanaan Pelaporan PPh Pasal 23 atas jasa lain oleh PT. PLN (Persero)
Surabaya Selatan telah dilakukan dengan tepat waktu sebelum tanggal 20
setiap bulannya sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
80/PMK.03/2010.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk PT. PLN (Persero) Area
Surabaya Selatan adalah sebagai berikut :
a) Agar terus menjaga ketertiban dan kepatuhan yang telah berjalan selama ini
dalam melaksanakan perpajakan sesuai dengan aturan yang berlaku agar
terhindar dari segala jenis sanksi perpajakan dan tidak merugikan Negara.
b) Untuk bagian keuangan PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan terutama
perpajakan agar selalu tegas memperingatkan kepada vendor agar memberikan
faktur pajak ke bagian perpajakan sebelum jatuh tempo.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
33
c) Untuk PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan, penerapan dan pemahaman
manajemen perpajakan yang benar dan efektif dapat membantu perusahaan
mengalokasikan sumber keuangan dengan tepat sehingga di masa mendatang
tidak menimbulkan kerugian terhadap PT. PLN.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
34
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Keuangan Republik Indonesia. 2007. Undang – Undang Nomor 6
Tahun 1983 Sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor
28 Tahun 2007 tentang Ketentuan dan Tata Cara Perpajakan.
Departemen Keuangan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Keuangan
nomor 184/PMK.03/2007 yang sebagaimana telah diubah dalam Peraturan
Menteri Keuangan nomor 80/PMK.03/2010 tentang Penentuan Tanggal
Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat
Pembayaran Pajak dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran, dan
Pelaporan Pajak, serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan
Pembayaran Pajak.
Departemen Keuangan Republik Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Keuangan
nomor 244/PMK.03/2008 tentang Jenis Jasa Lain yang sebagaimana telah
diubah dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 141/PMK.03/2015 yang
berlaku 23 Agustus 2015 merinci jenis-jenis jasa lain yang dikenai atau
dipotong PPh Pasal 23.
Kabar Pajak. 2015. Jenis Jasa Lain yang Daikenai PPh Pasal 23.
http://www.kabarpajak.com/2015/jenis-jasa-lain-yang-dikenai-pph-
pasal23 diakses pada tanggal 17 April 2016 pukul 20:19
Resmi, Siti. 2014. Perpajakan Teori dan Kasus. Edisi Kedelapan. Jakarta:
Salemba Empat.
Suandy, Erly. 2011. Hukum Pajak. Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Empat.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
LAMPIRAN 1
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
LAMPIRAN 2
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
LAMPIRAN 3
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
LAMPIRAN 4
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
LAMPIRAN 5
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
LAMPIRAN 6
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA