Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir-kelompok

24
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dengan kehamilan atau masa gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 36 40 minggu. Bayi baru lahir normal harus menjalani proses adaptasi dari kehidupan di dalam rahim (intrauterine) ke kehidupan di luar rahim (ekstrauterin). Pemahaman terhadap adaptasi dan fisiologi bayi baru lahir sangat penting sebagai dasar dalam memberikan asuhan. Perubahan lingkungan dari dalam uterus ke ekstrauterin dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kimiawi, mekanik, dan termik yang menimbulkan perubahan metabolik, pernapasan dan sirkulasi pada bayi baru lahir normal. Penatalaksanaan dan mengenali kondisi kesehatan bayi baru lahir resiko tinggi yang mana memerlukan pelayanan rujukan/ tindakan lanjut. Sebagai seorang tenaga kesehatan, perawat harus mampu memahami tentang beberapa adaptasi atau perubahan fisiologi bayi baru lahir (BBL). Hal ini sebagai dasar dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat. Setelah lahir, BBL harus mampu beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung (plasenta) menjadi mandiri secara fisiologi. Setelah lahir, bayi harus mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya sendiri, mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit /infeksi. Oleh karena hal tersebut di atas lah kami menyusun makalah yang bejudul ADAPTASI EKSTRA UTERIN BAYI BARU LAHIR1.2 TUJUAN PENULISAN 1.2.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran secara umum tentang asuhan keperawatan pada bayi baru lahir.

Transcript of Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir-kelompok

Page 1: Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir-kelompok

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dengan kehamilan atau

masa gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 36 – 40 minggu. Bayi baru

lahir normal harus menjalani proses adaptasi dari kehidupan di dalam rahim

(intrauterine) ke kehidupan di luar rahim (ekstrauterin).

Pemahaman terhadap adaptasi dan fisiologi bayi baru lahir sangat penting

sebagai dasar dalam memberikan asuhan. Perubahan lingkungan dari dalam uterus

ke ekstrauterin dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kimiawi, mekanik, dan

termik yang menimbulkan perubahan metabolik, pernapasan dan sirkulasi pada

bayi baru lahir normal. Penatalaksanaan dan mengenali kondisi kesehatan bayi baru

lahir resiko tinggi yang mana memerlukan pelayanan rujukan/ tindakan lanjut.

Sebagai seorang tenaga kesehatan, perawat harus mampu memahami

tentang beberapa adaptasi atau perubahan fisiologi bayi baru lahir (BBL). Hal ini

sebagai dasar dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat. Setelah lahir,

BBL harus mampu beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung (plasenta)

menjadi mandiri secara fisiologi. Setelah lahir, bayi harus mendapatkan oksigen

melalui sistem sirkulasi pernapasannya sendiri, mendapatkan nutrisi per oral untuk

mempertahankan kadar gula darah yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan

setiap penyakit /infeksi.

Oleh karena hal tersebut di atas lah kami menyusun makalah yang bejudul

“ADAPTASI EKSTRA UTERIN BAYI BARU LAHIR”

1.2 TUJUAN PENULISAN

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran secara umum tentang asuhan keperawatan

pada bayi baru lahir.

Page 2: Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir-kelompok

2

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mampu memahami tentang bayi baru lahir serta gangguan yang mungkin

terjadi pada bayi baru lahir.

b. Mampu mengetahui fisiologi pada bayi baru lahir.

c. Mampu mengidentifikasi penilaian awal dan langkah esensial bayi baru

lahir.

d. Mampu melaksanakan pengkajian terkait dengan bayi baru lahir.

Page 3: Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir-kelompok

3

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 PENGERTIAN DAN TUJUAN

Bayi adalah individu baru yang lahir di dunia. Dalam keadaannya yang

terbatas, maka individu baru ini sangatlah membutuhkan perawatan dari orang lain.

Adaptasi adalah penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan baru.

Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam

lingkungan interna (dalam kandungan Ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya

terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang

dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk

memenuhinya.

Jadi dapat disimpulkan adapatasi bayi baru lahir (BBL) adalah penyesuaian

diri individu (BBL) dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri secara

fisiologis.

Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari kehidupan di

dalam rahim ke kehidupan di luar rahim. Periode ini berlagsung sampai 1 bulan

atau lebih. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem

pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil

serta menggunakan glukosa.

Adapun tujuan utama dari adaptasi fisiologi BBL adalah untuk mempertahankan

hidupnya secara mandiri dengan cara :

1. Bayi harus mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya

sendiri.

2. Mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang

cukup.

3. Mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit /infeksi.

Page 4: Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir-kelompok

4

2.2. ADAPTASI /PERUBAHAN FISIOLOGI PADA BBL

Menurut Pusdiknakes (2003) perubahan fisiologis pada bayi baru lahir adalah :

2.2.1 Perubahan sistem pernapasan / respirasi

Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas

melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.

a. Perkembangan paru-paru

Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang

bercabang dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan

bronkus proses ini terus berlanjut sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah

bronkus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin

memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru

yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24

minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus,

ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.

b. Awal adanya napas

Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :

1) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim

yang merangsang pusat pernafasan di otak.

2) Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru

selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru

secara mekanis. Interaksi antara sistem pernapasan, kardiovaskuler dan

susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan

berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.

3) Penimbunan karbondioksida (CO2). Setelah bayi lahir, kadar CO2

meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berkurangnya O2

akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2

akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.

4) Perubahan suhu. Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.

Page 5: Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir-kelompok

5

c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas

Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :

1). Mengeluarkan cairan dalam paru-paru

2). Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.

Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak lesitin

/sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru – paru. Produksi surfaktan

dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru

matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk

mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkan dinding

alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.

Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir

pernapasan, yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini

memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan

ini menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu.

d. Dari cairan menuju udara

Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi

melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar

dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secara sectio cesaria kehilangan

keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah dalam

jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama udara

memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan

dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.

e. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler

Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam

mempertahankan kecukupan pertukaran udara.Jika terdapat hipoksia, pembuluh

darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada

pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli,

sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan memperburuk

hipoksia.

Page 6: Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir-kelompok

6

Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas

dalam alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan

merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.

2.2.2 Perubahan pada sistem peredaran darah

Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan

mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan.

Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2

perubahan besar :

a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung

b. Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.

Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem

pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara

mengurangi /meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.

Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah

1) Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan

tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena

berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan

penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini

membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru

untuk menjalani proses oksigenasi ulang.

2) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru

dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini

menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru.

Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah

dan tekanan pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini

dan penurunan pada atrium kiri, toramen kanan ini dan penusuran pada atrium

kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup.

Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat

menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat

diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.

Page 7: Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir-kelompok

7

Perbedaan sirkulasi darah fetus dan bayi

a. sirkulasi darah fetus

1) Struktur tambahan pada sirkulasi fetus

a) Vena umbilicalis : membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi dari

plasenta ke permukaan dalam hepar

b) Ductus venosus : meninggalkan vena umbilicalis sebelum mencapai hepar

dan mengalirkan sebagian besar darah baru yang mengalami oksigenasi ke

dalam vena cava inferior.

c) Foramen ovale : merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium

dextra ke dalam ventriculus sinistra

d) Ductus arteriosus : merupakan bypass yang terbentang dari ventriculus

dextra dan aorta desendens

e) Arteri hypogastrica : dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari

fetus ke plasenta. Pada feniculus umbulicalis, arteri ini dikenal sebagai ateri

umbilicalis. Di dalam tubuh fetus arteri tersebut dikenal sebagai arteri

hypogastrica.

2) Sistem sirkulasi fetus

a) Vena umbilicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke

permukaan dalam hepar. Vena hepatica meninggalkan hepar dan

mengembalikan darah ke vena cava inferior

b) Ductus venosus : adalah cabang – cabang dari vena umbilicalis dan

mengalirkan sejumlah besar darah yang mengalami oksigenasi ke dalam

vena cava inferior

c) Vena cava inferior : telah mengalirkan darah yang telah beredar dalam

ekstremitas inferior dan badan fetus, menerima darah dari vena hepatica dan

ductus venosus dan membawanya ke atrium dextrum

d) Foramen ovale : memungkinkan lewatnya sebagian besar darah yang

mengalami oksigenasi dalam ventriculus dextra untuk menuju ke atrium

sinistra, dari sini darah melewati valvula mitralis ke ventriculus sinistra dan

kemudian melaui aorta masuk kedalam cabang ascendensnya untuk

Page 8: Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir-kelompok

8

memasok darah bagi kepala dan ekstremitas superior. Dengan demikian

hepar, jantung dan serebrum menerima darah baru yang mengalami

oksigenasi

e) Vena cava superior : mengembalikan darah dari kepala dan ekstremitas

superior ke atrium dextrum. Darah ini bersama sisa aliran yang dibawa oleh

vena cava inferior melewati valvula tricuspidallis masuk ke dalam

venriculus dexter

f) Arteria pulmonalis : mengalirkan darah campuran ke paru - paru yang

nonfungsional, yang hanya memerlukan nutrien sedikit

g) Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah dari vena ventriculus

dexter ke dalam aorta descendens untuk memasok darah bagi abdomen,

pelvis dan ekstremitas inferior

h) Arteria hypogastrica : merupakan lanjutan dari arteria illiaca interna,

membawa darah kembali ke plasenta dengan mengandung lebih banyak

oksigen dan nutrien yang dipasok dari peredaran darah maternal

b. Perubahan pada saat lahir

1). Penghentian pasokan darah dari plasenta

2). Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru

3). Penutupan foramen ovale

4). Fibrosis

a). Vena umbilicalis

b). Ductus venosus

c). Arteriae hypogastrica

d). Ductus arteriosus

2.2.3 Pengaturan Suhu

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan

mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke

lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air

ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu

Page 9: Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir-kelompok

9

tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk

mendapatkan kembali panas tubuhnya.

Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak

coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan

mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar lemak coklat,

sering bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan

mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh

seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan

adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin banyak persediaan

lemak coklat bayi.

Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia,

hipoksia dan asidosis. Sehingga upaya pencegahan kehilangan panas merupakan

prioritas utama dan tenaga kesehatan (perawat dan bidan) berkewajiban untuk

meminimalkan kehilangan panas pada BBL.

2.2.4 Metabolisme Glukosa

Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu.

Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi

harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru

lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam).

Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :

a. melalui penggunaan ASI

b. melaui penggunaan cadangan glikogen

c. melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.

BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup,

akan membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi). Hal ini hanya terjadi jika bayi

mempunyai persediaan glikogen yang cukup. Bayi yang sehat akan menyimpan

glukosa dalam bentuk glikogen terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam

rahim.

Page 10: Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir-kelompok

10

Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir yang mengakibatkan

hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam pertama kelahiran.

Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam pertama kelahiran

pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen digunakan pada jam

pertama, maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir kurang bulan

(prematur), lewat bulan (post matur), bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan

dalam rahim dan stres janin merpakan risiko utama, karena simpanan energi

berkurang (digunakan sebelum lahir).

Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas,meliputi; kejang-kejang

halus, sianosis, apneu, tangis lemah, letargi,lunglai dan menolak makanan.

Hipoglikemi juga dapat tanpa gejala pada awalnya. Akibat jangka panjang

hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di seluruh di sel-sel otak.

2.2.5 Perubahan sistem gastrointestinal

Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan.

Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk baik pada saat lahir.

Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna

makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan

lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru

lahir dan neonatus, kapasitas lambung masih terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi

baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat

bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan yang sering

oleh bayi sendiri penting contohnya memberi ASI on demand.

2.2.6 Sistem kekebalan tubuh/ imun

Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga

menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas

yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang di dapat. Kekebalan

alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan

infeksi.

Page 11: Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir-kelompok

11

Berikut beberapa contoh kekebalan alami:

a. perlindungan oleh kulit membran mukosa

b. fungsi saringan saluran napas

c. pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus

d. perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung

Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang

membantu BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel darah

ini masih belum matang, artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi dan

memerangi infeksi secara efisien.

Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan

pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan

terhadap antigen asing masih belum dapat dilakukan sampai awal kehidupan anak.

Salah satu tugas utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem

kekebalan tubuh.

Defisiensi kekebalan alami bayi menyebabkan bayi rentan sekali terjadi

infeksi dan reaksi bayi terhadap infeksi masih lemah. Oleh karena itu, pencegahan

terhadap mikroba (seperti pada praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI

dini terutama kolostrum) dan deteksi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi

sangat penting.

2.3 PENILAIAN AWAL DAN LANGKAH ESENSIAL BBL

Bayi baru lahir normal (BBLN) adalah bayi yang baru lahir dengan usia

kehamilan atau masa gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 36 – 40

minggu. Bayi baru lahir normal harus menjalani proses adaptasi dari kehidupan di

dalam rahim ke kehidupan di luar rahim. Pemahaman terhadap adaptasi dan

fisiologi bayi baru lahir sangat penting sebagai dasar dalam memberikan asuhan.

Perubahan lingkungan dari dalam uterus ke luar rahim dipengaruhi oleh banyak

faktor seperti kimiawi, mekanik, dan termik yang menimbulkan perubahan

metabolik, pernapasan dan sirkulasi pada bayi baru lahir.

Page 12: Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir-kelompok

12

Karakteristik Bayi Baru Lahir Normal

a. Usia 36-42 minggu.

b. Berat badan lahir 2500-4000 gr.

c. Dapat bernafas dengan teratur dan normal.

d. Organ fisik lengkap dan dapat berfungsi dengan baik.

2.3.1 Penilaian awal bayi baru lahir

Penilaian awal dilakukan pada bayi baru lahir untuk menilai kondisi bayi

apakah :

1) Bayi dinyatakan cukup bulan,

Jika usia gestasinya lebih kurang 36 – 40 minggu. Maturitas bayi

mempengaruhi kemampuannya untuk beradaptasi di luar rahim (uterus)

2) Air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium.

Tinja bayi pada 24 jam pertama kelahiran hingga 2 atau 3 hari berbentuk

mekonium yang berwarna hijau tua yang berada di dalam usus bayi sejak dalam

kandungan ibu. Mekonium mengandung sejumlah cairan amnion, verniks, sekresi

saluran pencernaan, empedu, lanugo dan zat sisa dari jaringan tubuh.

3) Bayi menangis atau bernapas.

Sebagian besar bayi bernapas spontan. Perhatikan dalamnya pernapasan,

frekuensi pernapasan, apnea, napas cuping hidung, retraksi otot dada. Dapat

dikatakan normal bila frekuensi pernapasan bayi jam pertama berkisar 80 kali

permenit dan bayi segera menangis kuat pada saat lahir.

4) Tonus otot bayi baik atau bayi bergerak aktif.

Pada saat lahir otot bayi lembut dan lentur. Otot – otot tersebut memiliki

tonus, kemampuan untuk berkontraksi ketika ada rangsangan, tetapi bayi kurang

mempunyai kemampuan untuk mengontrolnya. Sistem neurologis bayi secara

anatomi dan fisiologis belum berkembang sempurna, sehingga bayi menunjukkan

gerakan – gerakan tidak terkoordinasi, kontrol otot yang buruk, mudah terkejut, dan

tremor pada ekstremitas.

5) Warna kulit bayi normal.

Perhatikan warna kulit bayi apakah warna merah muda, pucat, kebiruan,

atau kuning, timbul perdarahan dikulit atau adanya edema. Warna kulit bayi yang

Page 13: Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir-kelompok

13

normal, bayi tampak kemerah – merahan. Kulit bayi terlihat sangat halus dan tipis,

lapisan lemak subkutan belum melapisi kapiler. Kemerahan ini tetap terlihat pada

kulit dengan pigmen yang banyak sekalipun dan bahkan menjadi lebih kemerahan

ketika bayi menangis.

2.3.2 Diagnosis bayi baru lahir

Diagnosis bayi baru lahir pada dasarnya berguna untuk mencari atau

mendeteksi sedini mungkin adanya kelainan pada janin. Kegagalan untuk

mendeteksi kelainan janin dapat menimbulkan masalah pada jam – jam pertama

kehidupan bayi diluar rahim. Dengan mengetahui kelainan pada janin dapat

membantu untuk mengambil tindakan serta memberikan asuhan keperawatan yang

tepat sehingga dapat membantu bayi baru lahir sehat untuk tetap sehat sejak awal

kehidupannya.

Penilaian bayi pada kelahiran adalah untuk mengetahui derajat vitalitas

fungsi tubuh. Derajat vitalitas adalah kemampuan sejumlah fungsi tubuh yang

bersifat essensial dan kompleks untuk kelangsungan hidup bayi seperti pernapasan,

denyut jantung, sirkulasi darah dan refleks – refleks primitive seperti menghisap

dan mencari putting susu. Bila tidak ditangani secara tepat, cepat dan benar keadaan

umum bayi akan menurun dengan cepat dan bahkan mungkin meninggal. Pada

beberapa bayi mungkin dapat pulih kembali dengan spontan dalam 10 – 30 menit

sesudah lahir namun bayi tetap mempunyai resiko tinggi untuk cacat.

Umumnya penilaian pada bayi baru lahir dipakai nilai APGAR (APGAR

Score). Penilaian APGAR skor ini dilakukan pada menit pertama kelahiran untuk

memberi kesempatan kepada bayi memulai perubahan kemudian menit ke-5 serta

pada menit ke-10. Penilaian dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai yang rendah

dan perlu tindakan resusitasi. Penilaian menit ke-10 memberikan indikasi

morbiditas pada masa mendatang, nilai yang rendah berhubungan dengan kondisi

neurologis.

Pelaksanaannya APGAR cukup kompleks karena pada saat bersamaan

penolong persalinan harus menilai lima parameter yaitu denyut jantung, usaha

napas, tonus otot, gerakan dan warna kulit. Dari lima variable nilai APGAR hanya

Page 14: Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir-kelompok

14

pernapasan dan denyut jantung yang berkaitan erat dengan terjadinya hipoksia dan

anoksia.

SKOR APGAR :

APGAR SCORE

0 1 2

Appearance Biru pucat Badan pucat, tungkai

biru

Semuanya merah

muda

Pulse Tidak teraba < 100 > 100

Grimace Tidak ada Lambat Menangis kuat

Activity Lemas/lumpuh Gerakan sedikit/

fleksi tungkai

Aktif/fleksi tungkai

baik/reaksi

melawan

Respiratory Tidak ada Lambat, tidak teratur Baik menangis kuat

Prosedur penilaian APGAR :

Pastikan pencahayaan baik

Catat waktu kelahiran, nilai APGAR pada 1 menit pertama dengan cepat dan

simultan.

Jumlahkan hasilnya

Lakukan tindakan dengan cepat dan tepat sesuai dengan hasilnya

Ulangi pada menit kelima

Ulangi pada menit kesepuluh

Dokumentasikan hasil dan lakukan tindakan yang sesuai

Penilaian :

Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2

Nilai tertinggi adalah 10

Nilai 7-10 menunjukkan bahwa bayi dalam keadaan baik

Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang dan membutuhkan tindakan

resusitasi

Page 15: Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir-kelompok

15

Nilai 0 – 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius dan membutuhkan resusitasi

segera sampai ventilasi

2.4 PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BARU LAHIR

Dalam waktu 24 jam setelah bayi lahir lakukan pemeriksaan fisik pada bayi.

Ketika melakukan pemeriksaan fisik pada bayi lahir normal hal- hal yang harus

diperhatikan oleh petugas adalah informasikan prosedur terlebih dahulu pada orang

tua, gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan, cuci tangan

sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan dan bertindak lembut

pada saat menangani bayi, lepaskan pakaian hanya pada area yang diperiksa, untuk

mencegah kehilangan panas, lakukan prosedur yang mengganggu seperti menguji

refleks pada tahap akhir, lakukan secara cepat untuk menghindari stress pada bayi.

Petugas dapat melihat, mendengarkan dan merasakan tiap – tiap daerah

yang akan diperiksa yang dimulai dari kepala dan berlanjut secara sistematik

menuju kaki. Jika ditemukan faktor resiko atau masalah, petugas dapat meminta

bantuan yang memang diperlukan. Rekam dan catatlah hasil pengamatan setiap

hasil pemeriksaan dan setiap tindakan yang diperlukan lebih lanjut.

Tujuan Pemeriksaan Fisik pada bayi baru lahir :

(1) Mengidentifikasi riwayat kesehatan bayi

(2) Mengobservasi karakteristik bayi

(3) Memperkirakan usia gestasi

(4) Mengkaji perilaku bayi

(5) Mengkaji integritas neuromuscular

(6) Mengidentifikasi masalah kesehatan

(7) Merencanakan tindakan

(8) Menggunakan hasil pengkajian untuk mengajarkan orang tua tentang bayinya

Langkah –langkah dalam pemeriksaan fisik pada bayi

(1) Pemeriksaan umum

Pemeriksaan umum dilakukan pada bayi baru lahir adalah pengukuran

Anthopometri yaitu pengukuran lingkar kepala yang dalam keadaan normal

Page 16: Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir-kelompok

16

berkisar 33 – 35 cm, lingkar dada 30,5 – 33 cm, panjang badan 45 – 50 cm, berat

badan bayi 2500 gram – 4500 gram.

(2) Pemeriksaan tanda – tanda vital

Suhu tubuh, nadi, pernapasan bayi baru lahir bervariasi dalam berespon

terhadap lingkungan.

(a) Suhu tubuh

Pada saat lahir suhu tubuh bayi hampir sama dengan suhu tubuh ibunya.

Namun demikian bayi memiliki sedikit lemak, luas permukaan tubuh yang besar

dan sirkulasi pernapasan yang belum sempurna, sehingga bayi mudah jatuh dalam

kondisi hipotermi. Suhu bayi dalam keadaan normal berkisar antara 36,5 derajat

celcius - 37,5 derajat celcius pada pengukuran di aksila.

(b) Nadi

Denyut nadi bayi tergantung dari aktivitas bayi. Nadi dapat menjadi tidak

teratur karena adanya rangsangan seperti menangis, perubahan suhu yang tiba –

tiba. Denyut nadi bayi yang normal berkisar 120 – 140 kali permenit.

(c) Pernapasan

Pernapasan pada bayi baru lahir tidak teratur kedalaman, kecepatan,

iramanya. Pernapasannya bervariasi dari 30 sampai 60 kali permenit. Pernapasan

juga dipengaruhi oleh aktivitas bayi seperti menangis, serta perubahan suhu yang

tiba-tiba.

(d) Tekanan darah

Tekanan darah bayi baru lahir rendah dan sulit untuk diukur secara akurat.

Meskipun tidak secara rutin diukur pada waktu lahir, tekanan darah yang dilakukan

dengan ultrasonografi Doppler merupakan metode yang paling akurat pada bayi.

Metode ini mengukur sistolik dan diastolik serta tekanan arteri rata – rata tekanan

darah pada waktu lahir adalah 80/ 46 mmHg.

Page 17: Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir-kelompok

17

(1) Pemeriksaan fisik secara sistematik (head to too)

Pemeriksaan fisik secara sistematik pada bayi baru lahir dimulai dari :

(a) Kepala

Raba sepanjang garis sutura dan fontanel, apakah ukuran dan tampilannya

normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preaterm, moulding yang

buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang

kepala tumpang tindih yang disebut moulding atau moulase. Keadaan ini normal

kembali setelah beberapa hari sehingga ubun –ubun mudah diraba. Perhatikan

ukuran dan ketegangannya.

Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat

prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada

mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan

intracranial, sedangkan yang cekung dapat terjadi akibat dehidrasi. Terkadang

teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena

adanya trisomi 21.

Periksa adanya trauma kelahiran misalnya : caput suksedaneum,

sefalhematoma, perdarahan subaponeurotik/ fraktur tulang tengkorak. Perhatikan

adanya kelainan congenital seperti : anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan

sebagainya.

(b) Telinga

Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya. Pada bayi cukup bulan,

tulang rawan sudah matang. Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan

lengkungan yang jelas dibagian atas. Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga

yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang mengalami sindrom

tertentu (Pierre – robin). Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat

berhubungan dengan abnormalitas ginjal.

(c) Mata

Hipertelorisme okular, mata dengan jarak lebar, jarak lebih dari 3 cm antara

kantus mata bagaian dalam dapat dideteksi. Periksa jumlah, posisi atau letak mata.

Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna. Periksa

Page 18: Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir-kelompok

18

adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian

sebagai kekeruhan pada kornea.

Katarak congenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil

harus tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama)

yang dapat mengindikasikan adanya defek retina. Periksa adanya trauma seperti

palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina, adanya sekret pada mata,

konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat terjadi panoftalmia dan menyebabkan

kebutaan. Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami

sindrom down.

(d) Hidung dan mulut

Bibir bayi baru lahir harus kemerahan dan lidahnya harus rata dan simetris.

Bibir dipastikan tidak adanya sumbing, dan langit – langit harus tertutup. Refleks

hisap bayi harus bagus, dan berespons terhadap rangsangan. Kaji bentuk dan lebar

hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm.

Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan

kemungkinan ada obstruksi jalan napas karena atresia koana bilateral, fraktur tulang

hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.

Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah, hal ini

kemungkinan adanya sifilis congenital. Periksa adanya pernapasan cuping hidung,

jika cuping hidung mengembang menunjukkan adanya rangsangan pernapasan.

(e) Leher

Ukuran leher normalnya pendek dengan banyak lipatan tebal. Leher

berselaput berhubungan dengan abnormalitas kromosom.

Periksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat

keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher. Periksa adanya

trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pada fleksus brakhialis. Lakukan

perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan. Periksa adanya

pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis. Adanya lipatan kulit yang berlebihan

di bagian belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan trisomi 21.

Page 19: Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir-kelompok

19

(f) Dada

Kontur dan simetrisitas dada normalnya adalah bulat dan simetris. Payudara

baik pada laki – laki maupun perempuan terlihat membesar karena pengaruh

hormone wanita dari darah ibu. Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas.

Apabila tidak simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis

diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan yang normal dinding dada dan

abdomen bergerak secara bersamaan. Tarikan sternum atau interkostal pada saat

bernapas perlu diperhatikan.

(g) Bahu, lengan dan tangan

Gerakan normal, kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang

kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur. Periksa jumlah jari.

Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili. Telapak tangan harus dapat terbuka,

garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan abnormalitas kromosom,

seperti trisomi 21. Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau

tercabut, sehingga menimbulkan luka dan perdarahan.

(h) Perut

Bentuk, penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, perdarahan tali

pusat. Perut harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan

dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan, jika perut sangat cekung,

kemungkinan terdapat hernia diafragmatika, perut yang membuncit kemungkinan

karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya. Jika perut kembung kemungkinan

adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau duktus omfaloentriskus persisten.

(i) Kelamin

Pada wanita labia minora dapat ditemukan adanya verniks dan smegma

(kelenjer kecil yang terletak di bawah prepusium mensekresi bahan yang seperti

keju) pada lekukan. Labia mayora normalnya menutupi labia minora dan klitoris.

Klitoris normalnya menonjol. Menstruasi palsu kadang ditemukan, diduga

pengaruh hormon ibu disebut juga psedomenstruasi. Normalnya terdapat umbai

himen. Pada bayi laki-laki rugae normalnya tampak pada skrotum dan kedua testis

Page 20: Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir-kelompok

20

turun kedalam skrotum. Meatus urinarius normalnya terletak pada ujung glands

penis. Epispadia adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan kondisi meatus

berada dipermukaan dorsal. Hipospadia untuk menjelaskan kondisi meatus berada

dipermukaan ventral penis.

(j) Ekstremitas atas dan bawah

Ekstremitas bagian atas normalnya fleksi dengan baik, dengan gerakan yang

simetris. Refleks menggenggam normalnya ada. Kelemahan otot parstial atau

komplet dapat menandakan trauma pada pleksus brakhialis. Nadi brakhialis

normalnya ada. Ekstremitas bagian bawah normalnya pendek, bengkok dan fleksi

dengan baik. Nadi femoralis dan pedis normalnya ada.

(k) Punggung

Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda

abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan atau cekungan, lesung atau bercak

kecil berambut yang dapat menunjukkan adanya abnormalitas medulla spinalis atau

kolumna vertebra.

(l) Kulit

Verniks (tidak perlu dibersihkan karena adanya untuk menjaga kehangatan

tubuh bayi), warna, pembengkakan atau bercak-bercak hitam, tanda – tanda lahir.

Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan.

(m) Refleks

Refleks berkedip, batuk, bersin, dan muntah ada pada waktu lahir dan tetap

tidak berubah sampai masa dewasa. Beberapa refleks lain normalnya ada waktu

lahir, yang menunjukkan imaturitas neurologis, refleks – refleks tersebut akan

hilang pada tahun pertama. Tidak adanya refleks – refleks ini menandakan masalah

neurologis yang serius.

Page 21: Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir-kelompok

21

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Adapatasi bayi baru lahir (BBL) adalah penyesuaian diri individu (BBL)

dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis.

Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam

lingkungan interna (dalam kandungan Ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya

terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang

dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk

memenuhinya.

Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari kehidupan di

dalam rahim ke kehidupan di luar rahim. Periode ini berlagsung sampai 1 bulan

atau lebih. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem

pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil

serta menggunakan glukosa.

Perubahan fisiologis yang terjadi pada bayi baru lahir meliputi : Perubahan

sistim pernapasan / respirasi, Perubahan pada sistem peredaran darah, Pengaturan

Suhu, Metabolisme Glukosa, Perubahan sistem gastrointestinal dan Sistem

kekebalan tubuh/ imun.

Penilaian bayi pada kelahiran adalah untuk mengetahui derajat vitalitas

fungsi tubuh. Derajat vitalitas adalah kemampuan sejumlah fungsi tubuh yang

bersifat essensial dan kompleks untuk kelangsungan hidup bayi seperti pernapasan,

denyut jantung, sirkulasi darah dan refleks – refleks primitive seperti menghisap

dan mencari putting susu. Bila tidak ditangani secara tepat, cepat dan benar keadaan

umum bayi akan menurun dengan cepat dan bahkan mungkin meninggal. Pada

beberapa bayi mungkin dapat pulih kembali dengan spontan dalam 10 – 30 menit

sesudah lahir namun bayi tetap mempunyai resiko tinggi untuk cacat.

Umumnya penilaian pada bayi baru lahir dipakai nilai APGAR (APGAR

Score). Penilaian APGAR skor ini dilakukan pada menit pertama kelahiran untuk

memberi kesempatan kepada bayi memulai perubahan kemudian menit ke-5 serta

pada menit ke-10. Penilaian dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai yang rendah

Page 22: Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir-kelompok

22

dan perlu tindakan resusitasi. Penilaian menit ke-10 memberikan indikasi

morbiditas pada masa mendatang, nilai yang rendah berhubungan dengan kondisi

neurologis.

Pelaksanaannya APGAR cukup kompleks karena pada saat bersamaan

penolong persalinan harus menilai lima parameter yaitu denyut jantung, usaha

napas, tonus otot, gerakan dan warna kulit. Dari lima variable nilai APGAR hanya

pernapasan dan denyut jantung yang berkaitan erat dengan terjadinya hipoksia dan

anoksia.

Tujuan Pemeriksaan Fisik pada bayi baru lahir :

(1) Mengidentifikasi riwayat kesehatan bayi

(2) Mengobservasi karakteristik bayi

(3) Memperkirakan usia gestasi

(4) Mengkaji perilaku bayi

(5) Mengkaji integritas neuromuscular

(6) Mengidentifikasi masalah kesehatan

(7) Merencanakan tindakan

(8) Menggunakan hasil pengkajian untuk mengajarkan orang tua tentang bayinya

Langkah –langkah dalam pemeriksaan fisik pada bayi

1. Pemeriksaan umum dilakukan pada bayi baru lahir adalah pengukuran

Anthopometri yaitu pengukuran lingkar kepala yang dalam keadaan normal

berkisar 33 – 35 cm, lingkar dada 30,5 – 33 cm, panjang badan 45 – 50 cm,

berat badan bayi 2500 gram – 4500 gram.

2. Pemeriksaan tanda – tanda vital : Suhu tubuh, nadi, pernapasan bayi baru lahir

bervariasi dalam berespon terhadap lingkungan.

3. Suhu tubuh, Nadi, Pernapasan dan Tekanan darah

4. Pemeriksaan fisik secara sistematik pada bayi baru lahir dimulai dari : Kepala,

Telinga, Mata, Hidung dan mulut, Leher, Dada, Bahu, lengan dan tangan,

Perut, Kelamin, Ekstremitas atas dan bawah, Punggung, Kulit dan Refleks

BBL.

Page 23: Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir-kelompok

23

3.1 SARAN

1. Setelah memahami tentang bayi baru lahir tentunya bisa dilakukan

penerapan yang baik untuk dapat melakukan pemeriksaan yang spesifik

pada bayi baru lahir sehingga dapat menetapkan diagnosis yang benar agar

dapat dilakukan perawatan yang lebih intensif jika ditemukan adanya

masalah.

2. Semua tenaga kesehatan dapat bekerja sama untuk dapat memberikan

perawatan yang benar terkait dengan bayi baru lahir.

Page 24: Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir-kelompok

24

DAFTAR PUSTAKA

Behrman,dkk.(2000).Ilmu kesehatan Anak Nelson Vol 3.Jakarta: EGC

Farrer, Helen.(1999). Perawatan Maternitas: Ed. 2. Jakarta : EGC.

Winknjsastro, Hanifa.(2005).Ilmu Kebidanan Ed 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwon Prawirohardjo

Ngastiyah, (1997). “Perawatan Anak Sakit”. Jakarta : EGC

Staf Pengajar IKA-FKUI, (1985). “Ilmu Kesehatan Anak”. Jakarta : Infomedika