Acne

19
BAB I PENDAHULUAN Antara kulit dan jiwa terdapat hubungan yang beraneka ragam baik normal maupun pato Terlihatnya kulit dan penyakit kulit memberikan dimensipsikososial yang khusus dapat menimbulkan interaksi dua arah antara jiwa dan kulit. Faktor psikis dapat mempengar sebaliknya keadaan kulit dapat juga berpengaruh terhadap jiwa. 1 Akne vulgaris adalah peradangan kronik folikel pilosebasea yang ditandai d komedo, papula, pustula, dan kista pada daerahdaerah predileksi, seperti muka, bahu dari ekstremitas superior, dada, dan punggung. 1 Penyebab yang pasti belum diketahui, tetapi banyak faktor yang berpengaruh. 1 Adanya akne dapat membuat hidup menjadi tidak menyenangkan, dan akne sering sekali terjadi pada orang-orang yang berusia belasan puluhan tahun, yang merupakan kelompok umur yang paling tidak siap mengh psikologis akne. agian wajahlah yang paling sering terkena, dan bagi re penting, yang berkaitan dengan pengembangan !itra dirinya. Pada masamasa ketika akne menyerang, hubungan utama selain dengan keluarganya dan lingkungan temanteman sesam jenis yang erat menjadi semakin penting. "endaknya disadari pula jika dampak psiko akne tidak selalu berhubungan dengan derajad keparahan sebagaimana yang dianggap or orang. #eorang anak muda bisa menghabiskan waktunya merenungi nasibnya dengan berla lama di depan !ermin, tidak peduli apakah yang tampak di sana hanya beberapa bintik ratusan. $ Terapi akne vulgaris tidak mudah meskipun prognosanya baik tapi sering terja Akibat terapi jangka panjang dapat menimbulkan beberapa efek yang merugikan missal kortikosteroid jangka panjang akan berefek hiperglikemi, glukosuria, osteopo psikosis afektif, moon fa!e. Terapi akne perlu ditujukan ke arah etiolog %asalahnya adalah bagaimana mengetahui faktorfaktor etiologi tersebut, sehinga samp manakah pendekatan psikiatri perlu dipertimbangkan BAB II 1

description

nhgk

Transcript of Acne

BAB I

PENDAHULUAN

Antara kulit dan jiwa terdapat hubungan yang beraneka ragam baik normal maupun patologis. Terlihatnya kulit dan penyakit kulit memberikan dimensi psikososial yang khusus dapat menimbulkan interaksi dua arah antara jiwa dan kulit. Faktor psikis dapat mempengaruhi kulit,

sebaliknya keadaan kulit dapat juga berpengaruh terhadap jiwa.1Akne vulgaris adalah peradangan kronik folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papula, pustula, dan kista pada daerahdaerah predileksi, seperti muka, bahu, bagian atas dari ekstremitas superior, dada, dan punggung.1 Penyebab yang pasti belum diketahui, tetapi banyak faktor yang berpengaruh.1 Adanya akne dapat membuat hidup menjadi tidak menyenangkan, dan akne sering sekali terjadi pada orang-orang yang berusia belasan dan dua puluhan tahun, yang merupakan kelompok umur yang paling tidak siap menghadapi dampak psikologis akne. Bagian wajahlah yang paling sering terkena, dan bagi remaja wajah bernilai penting, yang berkaitan dengan pengembangan citra dirinya. Pada masamasa ketika akne menyerang, hubungan utama selain dengan keluarganya dan lingkungan temanteman sesama jenis yang erat menjadi semakin penting. Hendaknya disadari pula jika dampak psikologis dari akne tidak selalu berhubungan dengan derajad keparahan sebagaimana yang dianggap orang-orang. Seorang anak muda bisa menghabiskan waktunya merenungi nasibnya dengan berlama-lama di depan cermin, tidak peduli apakah yang tampak di sana hanya beberapa bintik atau ratusan.2 Terapi akne vulgaris tidak mudah meskipun prognosanya baik tapi sering terjadi residif. Akibat terapi jangka panjang dapat menimbulkan beberapa efek yang merugikan missal terapi kortikosteroid jangka panjang akan berefek hiperglikemi, glukosuria, osteoporosis, miopati, psikosis afektif, moon face. Terapi akne perlu ditujukan ke arah etiologi yang multifaktorial Masalahnya adalah bagaimana mengetahui faktorfaktor etiologi tersebut, sehinga sampai sejauh manakah pendekatan psikiatri perlu dipertimbangkan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI

Akne vulgaris adalah peradangan kronik dari folikel pilosebasea yang disebabkan oleh beberapa faktor dengan gambaran klinis yang khas.2 Daerah-daerah predileksinya terdapat di muka, bahu, bagian atas dari ekstremitas superior, dada, dan punggung.2Akne vulgaris menjadi masalah pada hampir semua remaja. Akne minor adalah suatu bentuk akne yang ringan, dan dialami oleh 85% para remaja. Gangguan ini masih dapat dianggap sebagai proses fisiologik. Lima belas persen remaja menderita akne mayor yang cukup hebat sehinga mendorong mereka ke dokter. Biasanya, akne vulgaris mulai timbul pada masa pubertas. Pada waktu pubertas terdapat kenaikan dari hormon androgen yang beredar dalam darah yang dapat menyebabkan hiperplasia dan hipertropi dari glandula sebasea.22.2 EPIDEMIOLOGI

Karena hampir setiap orang pernah menderita penyakit ini, maka sering dianggap sebagai kelainan kulit yang timbul secara fisiologis. Kligman mengatakan bahwa tidak ada seorang pun (artinya 100%), yang sama sekali tidak pernah menderita penyakit ini. Penyakit ini memang jarang terdapat waktu lahir, namun ada kasus yang terjadi pada masa bayi. Betapa pun baru pada masa remajalah akne vulgaris menjadi salah satu problem. Umumnya insiden terjadi pada sekitar umur 14 17 tahun pada wanita, 16 19 tahun pada pria dan pada masa itu lesi yang predominan adalah komeda dan papul dan jarang terlihat lesi beradang penderita.3 Pada seorang gadis akne vulgaris dapat terjadi premenarke. Setelah maa remaja kelainan ini berangsur berkurang. Namun kadang-kadang, terutama pada wanita, akne vulgaris menetap sampai dekade umur 30-an atau bahkan lebih. Meskipun pada pria umumnya akne vulgaris lebih cepat berkurang, namun pada penelitian diketahui bahwa justru gejala akne vulgaris yang berat biasanya terjadi pada pria. Diketahui pula bahwa ras Oriental (Jepang, Cina, Korea) lebih jarang menderita akne vulgaris dibanding dengan ras Kaukasia (Eropa, Amerika), dan lebih sering terjadi nodulo-kistik pada kulit putih daripada negro. Akne vulgaris mungkin familial, namun karena tingginya prevalensi penyakit, hal ini sukar dibuktikan. Dari sebuah penelitian diketahui bahwa mereka yang bergenotip XYY mendapat akne vulgaris yang lebih berat penderita.32.3 FAKTOR PREDISPOSISI Belum diketahui dengan lengkap

Pasti multifaktorial yaitu:

1. Faktor genetik

Family ( Kromosom XYY ( nodulokistik

2. Faktor rasial

Orang Jepang > Orang Caucasoid

Di AS: Causacoid 5% dan negro 0.5% (pada umur 15 21 tahun)

3.Faktor haid

60-70% lesi aktif pada haid

4. Faktor endokrin

Hormon androgen !!!

Castrasi ( acne () !

Agenesis ovarii & ovarektomi (sblm dewasa) ( acne ( ?

Hormon estrogen ( acne

Hormon progesteron ( acne ?

Hormon gonadotropin, hormon adenokortikosteroid & TSH ( acne (5. Faktor makanan

Lemak, coklat, kacang, susu, keju ( acne (+) ? 6. Faktor musim musim dingin ( acne

suhu tinggi dan lembab ( acne

sinar UV ( scaling ( acne

summer (60% baik, 20% buruk o.k keringat)

7. Faktor Sebum : o.k kel sebaseus

8. Faktor bahan kimia:

(kontak minyak mineral & bahan aknegenik ( klorakne

9. Infeksi bakteri:

Corynebacterium acnes (= P. acne)Staphylococcus epidermidis

Hidrolisis TG menghasilkan asam lemak bebas + gliserol

Hasil pemecahan ini menimbulkan comedo

10. Kosmetika ( Akne kosmetika

Moisturizers, foundation

11. Trauma

Gesekan, tekanan, peregangan dan cubitan kulit ( akne mekanika

12. Lain-lain (dahulu)

Kurang tidur, konstipasi

2.4 ETIOLOGI DAN PATOGENESIS

Meskipun etiologi yang pasti penyakit ini belum diketahui, namun ada berbagai faktor yang berkaitan dengan patogenesis penyakit.4

1. Perubahan pola keratinisasi dalam folikel. Keratinisasi dalam folikel yang biasanya berlangsung longgar berubah menjadi padat sehingga sukar lepas dari saluran folikel tersebut.

2. Produksi sebum yang meningkat yang menyebabkan peningkatan unsur komedogenik dan inflamatogenik penyebab terjadinya lesi akne.

3. Terbentuknya fraksi asam lemak bebas penyebab terjadinya proses inflamasi folikel dalam sebum dan kekentalan sebum yang penting pada patogenesis penyakit.

4. Peningkatan jumlah flora folikel (Propionibacterium acnes ) yang berperan pada proses kemotaktik inflamasi serta pembentukan enzim lipolitik pengubah fraksi lipid sebum.

5. Terjadinya respons hospes berupa pembentukan cicculating antibodies yang memperberat akne.

6. Peningkatan kadar hormon androgen, anabolik, kortikosteroid, gonadotropin serta ACTH yang mungkin menjadi faktor penting pada kegiatan kelenjar sebasea penderita.

7. Faktor psikis. Akne vulgaris dimasukkan dalam Psychocutaneus Disorder, di samping itu terdapat pula dermatitis atopik, psoriasis, alopecia areata, urtikaria, kronik idiopatik pruritus, prurirus ani, pruritus vulvae, pruritus scrotum, trichotillomania. Faktor emosional dan gangguan psikis ( situasi konflik terutama stres ) dapat mencetuskan penyakit kulit, dapat menginduksi serangan baru atau memperburuk keadaan penyakit.

8. Faktor lain : usia, ras, familial, makanan, cuaca/musim yang secara tak langsung dapat memacu peningkatan proses pathogenesis tersebut penderita.

Prinsip-prinsip dasar interaksi pikiran dengan tubuh perlu diketahui, karena ada hubungan langsung antara susunan saraf pusat dengan sistem imun. Innervasi bagian-bagian yang disyarafi serabut-serabut simpatis nor adrenergic dari organ limfoid primer dan sekunder, neuropeptide dan reseptor neurotransmiter pada sel-sel imun juga produksi sitokin yang diaktivasi sel-sel imun dapat mempengaruhi fungsi otak. Pikiran negatif dapat mengakibatkan perubahanperubahan patologis dalam fisik. Pikiran negatif ini dapat berkembang menjadi kepercayaan yang salah yang tidak dapat diubah sehingga emosi menjadi beku dalam keadaan negatif dan tubuh memasuki simpatis kronis yang disebut stres. Sebagai hasilnya, mekanisme homeostasis normal gagal berlangsung dan timbulah gejala penyakit.5

2.5 GEJALA KLINIS Keluhan Kosmetik (+)

a. Komedo primer

Komedo sekunder

Kista

Polyporus comedone (akne konglobata)Gambar 1. COMEDO

GAMBAR 2. ACNE KOMEDAL

b. Papul

Rad ()

Rad (+)

Resolving phase

c. Pustul

Superfisial ( hiperpigmentasi post-inflamasi

Profunda ( scarsGAMBAR 3. ACNE PAPULPUSTULOSA

d. Nodulus

Kadang + krusta

Pada komedo tertutup

e. Sekuele (parut - akne)

Keloid hipertrofi (keloid bridging)

Superficial atrophic scarsGAMBAR 4. ACNE SCAR

2.6 PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan akne vulgaris meliputi usaha untuk mencegah terjadinya erupsi (preventif) dan usaha untuk menghilangkan jerawat yang terjadi (kuratif). Kedua usaha tersebut harus dilakukan bersamaan mengingat bahwa kelainan ini terjadi akibat pengaruh berbagai faktor, baik faktor internal dari dalam tubuh sendiri (ras, familial, hormonal), maupun faktor eksternal (makanan, musim, stres) yang kadang-kadang tidak dapat dihindari oleh penderita.5Prinsip umum

Cegah pembentukan komedo ( peeling agents

Cegah infeksi sekunder ( antibiotika

Percepat resolusi lesi ( CO2 padat, sinar UV

Iritan: resorsinol, sulfur, phenol, dllPerawat kulit (skin care)

Cuci muka + sabun & air hangat secara teratur

Tidak dipegang, dikorek & dipijat dgn tangan

Cegah kosmetik berminyak & pelembab

Hirup udara segar & gerak badan teratur

Hindarkan cuci muka >> (6-8 x sehari) + sabun keras

Sabun bakteriostatik a.l heksaklorofen, trikarbanilid atau Sebamed

Nasehat makanan

Makan bebas cukup & seimbang

Banyak makan sayur & buah

Ada hub lemak & kalori >>

Anamnese: ( thdp makanan merangsang ( hindarkanPengobatan : TOPIKAL, ORAL, ORAL DAN TOPIKAL, TINDAKAN KHUSUSPrinsip pengobatan: To Prevent and minimize scarring formationPengobatan topical

Zat-zat gol. Kemikal ( bahan iritan

Sulfur (4-8 %)

Resorsinol (1-5 %)

Asam salisilat: > 3% keratolitik

Benzoil peroksida (2,5 10 %)

As vitamin A (0,025 0,1 %) (as. Retinoat, Tretinoin)

As. Azeleat (15 20 %)

Adapalene

As. Glikolat (3-8 %) Zat-zat golongan fisikal

Sinar UV

Cryo Slush (CO2 padat, N2O cair)

Sinar & Superfisial Zat zat antibakterial (antibiotika)

Eritromisin (Erymed(, Eryderm ()

Tetrasiklin

Klindamisin (Dalacin T; Mediklin ()

Kinolon (Acuatim ()

Zat-zat hormon:

Kortikosteroid, max 1 bulan, lesi meradang (betametason 17 valerat, fluosinolon)Pengobatan Oral

Antibiotika

Tetrasiklin (oksi-tetrasiklin, chlor-tetrasiklin)

4 x 250 mg/ hr selama 3-6 minggu

1 x 250 mg/ hr (6 8 minggu)

Eritromisin (stearat, etilen suksinat)

Doksisiklin 2 x 100 mg 1 x 100 mg

Minosiklin 2 x 100 mg 1 x 100 mg

Linkomisin 3 2 x 250 mg

Klindamisin 2 x 300 mg/ 3 x 150 mg

Hormon

Estrogen (etinil estradiol, mestranol)

Kortikosteroid (di tapering off)

Lain-lain:

Vit A 50.000 100.000 IU/ hari

Retinoid ( 3 Cis-retinoic acid

DDS (Dapsone) Diamino Difenil Sulfone

Anti androgen (klormadinon asetat, siproteron asetat)Pengobatan Oral & Topikal

Tetrasiklin oral + asam retinoik topikal

Tetrasiklin oral + lotio kummerfeldi (sulfur lotio)Tindakan Khusus

Komedo ekstraksi

Electrodesiccation

Insisi & drainase acne konglobata

Eksisi untuk kista, komedo poliporus

Dermabrasi ( parut akne

Kortikosteroid intra lesi ( triamsinolon

(Percepat resolusi lesi meradang & cegah parut ( nodul, kista, scar hipertrofi

Diet pada penderita Acne

PantangDikurangi

Keju

Kacang mete

Kacang tanah

Durian

Alpukat

Coklat

Es krim

Daging kambing, daging babiSusu

Mentega

Santan kelapa

Pedas

Makanan mengandung banyak lemak

Goreng-gorengan

Perawatan Muka (pada penderita Acne)Langkah I

Pagi cuci muka dengan sabun baby/ sabun khusus, bersihkan/ kompres dengan acne freshener/ cleansing lotion. Kemudian pakai cream/ lotion/ med.acne lotion dan bedak (acne face powder, bedak baby, bedak marcks)Langkah II

Siang sesudah bepergian dan malam sebelum pakai obat, bersihkan muka dengan sabun lalu dengan cleansing milk. Kemudian dilap sampai bersih dengan handuk yang dibasahi air, lalu bersihkan dengan cleansing lotionLangkah III

Sewaktu istirahat siang wajah tidak perlu pakai apa-apaLangkah IV

Malam: pakai obat (salep, cream, gel, dll) selama 2 sampai beberapa jam sesuai petunjuk dokter. Bersihkan dengan air. Pakai med acne lotion (bedak kocok) sampai pagi2.7 PENCEGAHAN1. Menghindari terjadinya peningkatan jumlah sebum dan perubahan isi sebum dengan cara :

a). Diet rendah lemak dan karbohidrat, meskipun ini masih diperdebatkan;

b). Melakukan perawatan kebersihan kulit.

2. Menghindari terjadinya faktor pemicu, misalnya a). Hidup teratur dan sehat, cukup istirahat, olah raga sesuai kondisi tubuh hindari stres; b). Penggunaan kosmetika secukupnya, baik banyaknya maupun lamanya; c) Menjauhi terpacunya kelenjar minyak, misalnya minuman keras, pedas, rokok, lingkungan yang tidak sehat;

d). Menghindari polusi debu, pemencetan lesi yang tidak lege artis yang dapat memperberat erupsi yang telah terjadi.

3. Memberikan informasi yang cukup pada penderita mengenai penyebab, pencegahan, penatalaksanaan, serta prognosisnyaBAB III

PENUTUP

Akne vulgaris adalah penyakit dari folikel pilosebaseus yang disebabkan oleh banyak faktor, di mana produksi sebum yang berlebihan memegang peranan penting. Antara psikis dan kondisi kult , saling mempengaruhi. Kondisi psikis dapat mempengaruhi kulit, sebaliknya keadaan ganguan kulit dapat juga berpengaruh terhadap psikis. Perlu dipertimbangkan penambahan psikoterapi dan psikofarmaka pada pengobatan acne vulgaris. Bidang pengobatan tubuh-pikiran ( mind-body ) luas dan menawarkan pada tingkat yang lebih daripada hanya memberikan resep sederhana untuk pengobatan simptomatik. Melalui pengobatan yang holistik akan menuju kepada pengelolaan acne vulgaris yang tepat.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda, A. Hamzah, M. Aisah, S. (1999). Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

2. Graham, B. Brown. Burns, T. (2005). Lecture Notes Dermatologi. Jakarta. Erlangga.

3. Harahap, M. (2000). Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta. Hipokrates.

4. Siregar. (1991). Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta. EGC

5. Syamsulhadi, Aliyah.M(2002). Aspek Psikiatri Acne Vulgaris, Simposium Acne Tinjauan Klinis dan Psikologis Serta Penatalaksanaannya. Surakarta.

REFERATAKNE VULGARIS

Pembimbing:

dr. Endang Soekmawati Sp.KK

Dibuat Oleh:

Cindy Lionardi (11-2009-248)Kepaniteraan Ilmu Kulit Kelamin

Rumah Sakit Mardi Rahayu

KUDUS2011KATA PENGANTARPuji dan syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan referat saya yang berjudul Akne Vulgaris ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Referat ini saya buat untuk memenuhi tugas sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian kepaniteraan Ilmu Penyakit Kulit Kelamin di RS Mardi Rahayu Kudus. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada dr. Endang Soekmawati Sp.KK selaku dokter pembimbing dalam menyusun referat di RS Mardi Rahayu Kudus serta rekan rekan co-ass maupun berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu baik secara moril maupun spiritual. Kami menyadari bahwa referat ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Kiranya hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, khusunya bidang Ilmu Kulit Kelamin.Kudus, Februari 2011PenulisDAFTAR ISIKATA PENGANTAR..........iDAFTAR ISI....ii

BAB I

PENDAHULUAN.......1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................2

2.1 Definisi Akne Vulgaris.....2 2.2 Epidemiologi Akne Vulgaris2 2.3 Faktor predisposisi....3 2.4 Etiologi dan Patogenesis..4 2.5 Gejala Klinis.................5 2.6 Penatalaksanaan Akne Vulgaris..10 2.7 Pencegahan Akne Vulgaris14BAB III Penutup...17BAB IV Daftar Pustaka17

18