Acne
-
Upload
febrianusfelikssupranta -
Category
Documents
-
view
11 -
download
0
description
Transcript of Acne
BAB I
PENDAHULUAN
Antara kulit dan jiwa terdapat hubungan yang beraneka ragam baik normal maupun patologis. Terlihatnya kulit dan penyakit kulit memberikan dimensi psikososial yang khusus dapat menimbulkan interaksi dua arah antara jiwa dan kulit. Faktor psikis dapat mempengaruhi kulit,
sebaliknya keadaan kulit dapat juga berpengaruh terhadap jiwa.1Akne vulgaris adalah peradangan kronik folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papula, pustula, dan kista pada daerahdaerah predileksi, seperti muka, bahu, bagian atas dari ekstremitas superior, dada, dan punggung.1 Penyebab yang pasti belum diketahui, tetapi banyak faktor yang berpengaruh.1 Adanya akne dapat membuat hidup menjadi tidak menyenangkan, dan akne sering sekali terjadi pada orang-orang yang berusia belasan dan dua puluhan tahun, yang merupakan kelompok umur yang paling tidak siap menghadapi dampak psikologis akne. Bagian wajahlah yang paling sering terkena, dan bagi remaja wajah bernilai penting, yang berkaitan dengan pengembangan citra dirinya. Pada masamasa ketika akne menyerang, hubungan utama selain dengan keluarganya dan lingkungan temanteman sesama jenis yang erat menjadi semakin penting. Hendaknya disadari pula jika dampak psikologis dari akne tidak selalu berhubungan dengan derajad keparahan sebagaimana yang dianggap orang-orang. Seorang anak muda bisa menghabiskan waktunya merenungi nasibnya dengan berlama-lama di depan cermin, tidak peduli apakah yang tampak di sana hanya beberapa bintik atau ratusan.2 Terapi akne vulgaris tidak mudah meskipun prognosanya baik tapi sering terjadi residif. Akibat terapi jangka panjang dapat menimbulkan beberapa efek yang merugikan missal terapi kortikosteroid jangka panjang akan berefek hiperglikemi, glukosuria, osteoporosis, miopati, psikosis afektif, moon face. Terapi akne perlu ditujukan ke arah etiologi yang multifaktorial Masalahnya adalah bagaimana mengetahui faktorfaktor etiologi tersebut, sehinga sampai sejauh manakah pendekatan psikiatri perlu dipertimbangkan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Akne vulgaris adalah peradangan kronik dari folikel pilosebasea yang disebabkan oleh beberapa faktor dengan gambaran klinis yang khas.2 Daerah-daerah predileksinya terdapat di muka, bahu, bagian atas dari ekstremitas superior, dada, dan punggung.2Akne vulgaris menjadi masalah pada hampir semua remaja. Akne minor adalah suatu bentuk akne yang ringan, dan dialami oleh 85% para remaja. Gangguan ini masih dapat dianggap sebagai proses fisiologik. Lima belas persen remaja menderita akne mayor yang cukup hebat sehinga mendorong mereka ke dokter. Biasanya, akne vulgaris mulai timbul pada masa pubertas. Pada waktu pubertas terdapat kenaikan dari hormon androgen yang beredar dalam darah yang dapat menyebabkan hiperplasia dan hipertropi dari glandula sebasea.22.2 EPIDEMIOLOGI
Karena hampir setiap orang pernah menderita penyakit ini, maka sering dianggap sebagai kelainan kulit yang timbul secara fisiologis. Kligman mengatakan bahwa tidak ada seorang pun (artinya 100%), yang sama sekali tidak pernah menderita penyakit ini. Penyakit ini memang jarang terdapat waktu lahir, namun ada kasus yang terjadi pada masa bayi. Betapa pun baru pada masa remajalah akne vulgaris menjadi salah satu problem. Umumnya insiden terjadi pada sekitar umur 14 17 tahun pada wanita, 16 19 tahun pada pria dan pada masa itu lesi yang predominan adalah komeda dan papul dan jarang terlihat lesi beradang penderita.3 Pada seorang gadis akne vulgaris dapat terjadi premenarke. Setelah maa remaja kelainan ini berangsur berkurang. Namun kadang-kadang, terutama pada wanita, akne vulgaris menetap sampai dekade umur 30-an atau bahkan lebih. Meskipun pada pria umumnya akne vulgaris lebih cepat berkurang, namun pada penelitian diketahui bahwa justru gejala akne vulgaris yang berat biasanya terjadi pada pria. Diketahui pula bahwa ras Oriental (Jepang, Cina, Korea) lebih jarang menderita akne vulgaris dibanding dengan ras Kaukasia (Eropa, Amerika), dan lebih sering terjadi nodulo-kistik pada kulit putih daripada negro. Akne vulgaris mungkin familial, namun karena tingginya prevalensi penyakit, hal ini sukar dibuktikan. Dari sebuah penelitian diketahui bahwa mereka yang bergenotip XYY mendapat akne vulgaris yang lebih berat penderita.32.3 FAKTOR PREDISPOSISI Belum diketahui dengan lengkap
Pasti multifaktorial yaitu:
1. Faktor genetik
Family ( Kromosom XYY ( nodulokistik
2. Faktor rasial
Orang Jepang > Orang Caucasoid
Di AS: Causacoid 5% dan negro 0.5% (pada umur 15 21 tahun)
3.Faktor haid
60-70% lesi aktif pada haid
4. Faktor endokrin
Hormon androgen !!!
Castrasi ( acne () !
Agenesis ovarii & ovarektomi (sblm dewasa) ( acne ( ?
Hormon estrogen ( acne
Hormon progesteron ( acne ?
Hormon gonadotropin, hormon adenokortikosteroid & TSH ( acne (5. Faktor makanan
Lemak, coklat, kacang, susu, keju ( acne (+) ? 6. Faktor musim musim dingin ( acne
suhu tinggi dan lembab ( acne
sinar UV ( scaling ( acne
summer (60% baik, 20% buruk o.k keringat)
7. Faktor Sebum : o.k kel sebaseus
8. Faktor bahan kimia:
(kontak minyak mineral & bahan aknegenik ( klorakne
9. Infeksi bakteri:
Corynebacterium acnes (= P. acne)Staphylococcus epidermidis
Hidrolisis TG menghasilkan asam lemak bebas + gliserol
Hasil pemecahan ini menimbulkan comedo
10. Kosmetika ( Akne kosmetika
Moisturizers, foundation
11. Trauma
Gesekan, tekanan, peregangan dan cubitan kulit ( akne mekanika
12. Lain-lain (dahulu)
Kurang tidur, konstipasi
2.4 ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
Meskipun etiologi yang pasti penyakit ini belum diketahui, namun ada berbagai faktor yang berkaitan dengan patogenesis penyakit.4
1. Perubahan pola keratinisasi dalam folikel. Keratinisasi dalam folikel yang biasanya berlangsung longgar berubah menjadi padat sehingga sukar lepas dari saluran folikel tersebut.
2. Produksi sebum yang meningkat yang menyebabkan peningkatan unsur komedogenik dan inflamatogenik penyebab terjadinya lesi akne.
3. Terbentuknya fraksi asam lemak bebas penyebab terjadinya proses inflamasi folikel dalam sebum dan kekentalan sebum yang penting pada patogenesis penyakit.
4. Peningkatan jumlah flora folikel (Propionibacterium acnes ) yang berperan pada proses kemotaktik inflamasi serta pembentukan enzim lipolitik pengubah fraksi lipid sebum.
5. Terjadinya respons hospes berupa pembentukan cicculating antibodies yang memperberat akne.
6. Peningkatan kadar hormon androgen, anabolik, kortikosteroid, gonadotropin serta ACTH yang mungkin menjadi faktor penting pada kegiatan kelenjar sebasea penderita.
7. Faktor psikis. Akne vulgaris dimasukkan dalam Psychocutaneus Disorder, di samping itu terdapat pula dermatitis atopik, psoriasis, alopecia areata, urtikaria, kronik idiopatik pruritus, prurirus ani, pruritus vulvae, pruritus scrotum, trichotillomania. Faktor emosional dan gangguan psikis ( situasi konflik terutama stres ) dapat mencetuskan penyakit kulit, dapat menginduksi serangan baru atau memperburuk keadaan penyakit.
8. Faktor lain : usia, ras, familial, makanan, cuaca/musim yang secara tak langsung dapat memacu peningkatan proses pathogenesis tersebut penderita.
Prinsip-prinsip dasar interaksi pikiran dengan tubuh perlu diketahui, karena ada hubungan langsung antara susunan saraf pusat dengan sistem imun. Innervasi bagian-bagian yang disyarafi serabut-serabut simpatis nor adrenergic dari organ limfoid primer dan sekunder, neuropeptide dan reseptor neurotransmiter pada sel-sel imun juga produksi sitokin yang diaktivasi sel-sel imun dapat mempengaruhi fungsi otak. Pikiran negatif dapat mengakibatkan perubahanperubahan patologis dalam fisik. Pikiran negatif ini dapat berkembang menjadi kepercayaan yang salah yang tidak dapat diubah sehingga emosi menjadi beku dalam keadaan negatif dan tubuh memasuki simpatis kronis yang disebut stres. Sebagai hasilnya, mekanisme homeostasis normal gagal berlangsung dan timbulah gejala penyakit.5
2.5 GEJALA KLINIS Keluhan Kosmetik (+)
a. Komedo primer
Komedo sekunder
Kista
Polyporus comedone (akne konglobata)Gambar 1. COMEDO
GAMBAR 2. ACNE KOMEDAL
b. Papul
Rad ()
Rad (+)
Resolving phase
c. Pustul
Superfisial ( hiperpigmentasi post-inflamasi
Profunda ( scarsGAMBAR 3. ACNE PAPULPUSTULOSA
d. Nodulus
Kadang + krusta
Pada komedo tertutup
e. Sekuele (parut - akne)
Keloid hipertrofi (keloid bridging)
Superficial atrophic scarsGAMBAR 4. ACNE SCAR
2.6 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan akne vulgaris meliputi usaha untuk mencegah terjadinya erupsi (preventif) dan usaha untuk menghilangkan jerawat yang terjadi (kuratif). Kedua usaha tersebut harus dilakukan bersamaan mengingat bahwa kelainan ini terjadi akibat pengaruh berbagai faktor, baik faktor internal dari dalam tubuh sendiri (ras, familial, hormonal), maupun faktor eksternal (makanan, musim, stres) yang kadang-kadang tidak dapat dihindari oleh penderita.5Prinsip umum
Cegah pembentukan komedo ( peeling agents
Cegah infeksi sekunder ( antibiotika
Percepat resolusi lesi ( CO2 padat, sinar UV
Iritan: resorsinol, sulfur, phenol, dllPerawat kulit (skin care)
Cuci muka + sabun & air hangat secara teratur
Tidak dipegang, dikorek & dipijat dgn tangan
Cegah kosmetik berminyak & pelembab
Hirup udara segar & gerak badan teratur
Hindarkan cuci muka >> (6-8 x sehari) + sabun keras
Sabun bakteriostatik a.l heksaklorofen, trikarbanilid atau Sebamed
Nasehat makanan
Makan bebas cukup & seimbang
Banyak makan sayur & buah
Ada hub lemak & kalori >>
Anamnese: ( thdp makanan merangsang ( hindarkanPengobatan : TOPIKAL, ORAL, ORAL DAN TOPIKAL, TINDAKAN KHUSUSPrinsip pengobatan: To Prevent and minimize scarring formationPengobatan topical
Zat-zat gol. Kemikal ( bahan iritan
Sulfur (4-8 %)
Resorsinol (1-5 %)
Asam salisilat: > 3% keratolitik
Benzoil peroksida (2,5 10 %)
As vitamin A (0,025 0,1 %) (as. Retinoat, Tretinoin)
As. Azeleat (15 20 %)
Adapalene
As. Glikolat (3-8 %) Zat-zat golongan fisikal
Sinar UV
Cryo Slush (CO2 padat, N2O cair)
Sinar & Superfisial Zat zat antibakterial (antibiotika)
Eritromisin (Erymed(, Eryderm ()
Tetrasiklin
Klindamisin (Dalacin T; Mediklin ()
Kinolon (Acuatim ()
Zat-zat hormon:
Kortikosteroid, max 1 bulan, lesi meradang (betametason 17 valerat, fluosinolon)Pengobatan Oral
Antibiotika
Tetrasiklin (oksi-tetrasiklin, chlor-tetrasiklin)
4 x 250 mg/ hr selama 3-6 minggu
1 x 250 mg/ hr (6 8 minggu)
Eritromisin (stearat, etilen suksinat)
Doksisiklin 2 x 100 mg 1 x 100 mg
Minosiklin 2 x 100 mg 1 x 100 mg
Linkomisin 3 2 x 250 mg
Klindamisin 2 x 300 mg/ 3 x 150 mg
Hormon
Estrogen (etinil estradiol, mestranol)
Kortikosteroid (di tapering off)
Lain-lain:
Vit A 50.000 100.000 IU/ hari
Retinoid ( 3 Cis-retinoic acid
DDS (Dapsone) Diamino Difenil Sulfone
Anti androgen (klormadinon asetat, siproteron asetat)Pengobatan Oral & Topikal
Tetrasiklin oral + asam retinoik topikal
Tetrasiklin oral + lotio kummerfeldi (sulfur lotio)Tindakan Khusus
Komedo ekstraksi
Electrodesiccation
Insisi & drainase acne konglobata
Eksisi untuk kista, komedo poliporus
Dermabrasi ( parut akne
Kortikosteroid intra lesi ( triamsinolon
(Percepat resolusi lesi meradang & cegah parut ( nodul, kista, scar hipertrofi
Diet pada penderita Acne
PantangDikurangi
Keju
Kacang mete
Kacang tanah
Durian
Alpukat
Coklat
Es krim
Daging kambing, daging babiSusu
Mentega
Santan kelapa
Pedas
Makanan mengandung banyak lemak
Goreng-gorengan
Perawatan Muka (pada penderita Acne)Langkah I
Pagi cuci muka dengan sabun baby/ sabun khusus, bersihkan/ kompres dengan acne freshener/ cleansing lotion. Kemudian pakai cream/ lotion/ med.acne lotion dan bedak (acne face powder, bedak baby, bedak marcks)Langkah II
Siang sesudah bepergian dan malam sebelum pakai obat, bersihkan muka dengan sabun lalu dengan cleansing milk. Kemudian dilap sampai bersih dengan handuk yang dibasahi air, lalu bersihkan dengan cleansing lotionLangkah III
Sewaktu istirahat siang wajah tidak perlu pakai apa-apaLangkah IV
Malam: pakai obat (salep, cream, gel, dll) selama 2 sampai beberapa jam sesuai petunjuk dokter. Bersihkan dengan air. Pakai med acne lotion (bedak kocok) sampai pagi2.7 PENCEGAHAN1. Menghindari terjadinya peningkatan jumlah sebum dan perubahan isi sebum dengan cara :
a). Diet rendah lemak dan karbohidrat, meskipun ini masih diperdebatkan;
b). Melakukan perawatan kebersihan kulit.
2. Menghindari terjadinya faktor pemicu, misalnya a). Hidup teratur dan sehat, cukup istirahat, olah raga sesuai kondisi tubuh hindari stres; b). Penggunaan kosmetika secukupnya, baik banyaknya maupun lamanya; c) Menjauhi terpacunya kelenjar minyak, misalnya minuman keras, pedas, rokok, lingkungan yang tidak sehat;
d). Menghindari polusi debu, pemencetan lesi yang tidak lege artis yang dapat memperberat erupsi yang telah terjadi.
3. Memberikan informasi yang cukup pada penderita mengenai penyebab, pencegahan, penatalaksanaan, serta prognosisnyaBAB III
PENUTUP
Akne vulgaris adalah penyakit dari folikel pilosebaseus yang disebabkan oleh banyak faktor, di mana produksi sebum yang berlebihan memegang peranan penting. Antara psikis dan kondisi kult , saling mempengaruhi. Kondisi psikis dapat mempengaruhi kulit, sebaliknya keadaan ganguan kulit dapat juga berpengaruh terhadap psikis. Perlu dipertimbangkan penambahan psikoterapi dan psikofarmaka pada pengobatan acne vulgaris. Bidang pengobatan tubuh-pikiran ( mind-body ) luas dan menawarkan pada tingkat yang lebih daripada hanya memberikan resep sederhana untuk pengobatan simptomatik. Melalui pengobatan yang holistik akan menuju kepada pengelolaan acne vulgaris yang tepat.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda, A. Hamzah, M. Aisah, S. (1999). Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Graham, B. Brown. Burns, T. (2005). Lecture Notes Dermatologi. Jakarta. Erlangga.
3. Harahap, M. (2000). Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta. Hipokrates.
4. Siregar. (1991). Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta. EGC
5. Syamsulhadi, Aliyah.M(2002). Aspek Psikiatri Acne Vulgaris, Simposium Acne Tinjauan Klinis dan Psikologis Serta Penatalaksanaannya. Surakarta.
REFERATAKNE VULGARIS
Pembimbing:
dr. Endang Soekmawati Sp.KK
Dibuat Oleh:
Cindy Lionardi (11-2009-248)Kepaniteraan Ilmu Kulit Kelamin
Rumah Sakit Mardi Rahayu
KUDUS2011KATA PENGANTARPuji dan syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan referat saya yang berjudul Akne Vulgaris ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Referat ini saya buat untuk memenuhi tugas sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian kepaniteraan Ilmu Penyakit Kulit Kelamin di RS Mardi Rahayu Kudus. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada dr. Endang Soekmawati Sp.KK selaku dokter pembimbing dalam menyusun referat di RS Mardi Rahayu Kudus serta rekan rekan co-ass maupun berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu baik secara moril maupun spiritual. Kami menyadari bahwa referat ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Kiranya hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, khusunya bidang Ilmu Kulit Kelamin.Kudus, Februari 2011PenulisDAFTAR ISIKATA PENGANTAR..........iDAFTAR ISI....ii
BAB I
PENDAHULUAN.......1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................2
2.1 Definisi Akne Vulgaris.....2 2.2 Epidemiologi Akne Vulgaris2 2.3 Faktor predisposisi....3 2.4 Etiologi dan Patogenesis..4 2.5 Gejala Klinis.................5 2.6 Penatalaksanaan Akne Vulgaris..10 2.7 Pencegahan Akne Vulgaris14BAB III Penutup...17BAB IV Daftar Pustaka17
18