ABSTRAKSI - unmermadiun.ac.id · two variables is positive or unidirectional. That is, if...
Transcript of ABSTRAKSI - unmermadiun.ac.id · two variables is positive or unidirectional. That is, if...
i
ABSTRAKSI
Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh informasi
akuntansi pertanggungjawaban terhadap penilaian kinerja manajer pemasaran pada
PT. Smartfren Madiun. Jenis penelitaian ini adalah penelitian aplikatif, yaitu
penelitian yang bertujuan ingin menerapkan konsep. Data diperoleh melalui
dokumentasi, wawancara, observasi dan kuisioner. Hasil penelitian ini adalah: (1)
Koefisien regresi variabel akuntansi pertanggungjawaban (X) diketahui sebesar
2,115. Hal ini menunjukkan bahwa sifat antara ke dua variabel tersebut adalah positif
atau searah. Artinya, apabila informasi akuntansi pertanggungjawaban naik maka
kinerja manajer pemasaran PT. Smartfren Madiun akan naik. (2) Ada pengaruh yang
signifikan antara informasi akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajer
pemasaran PT. Smartfren Madiun. (3) Kontribusi variabel antara informasi akuntansi
pertanggungjawaban terhadap kinerja manajer pemasaran PT. Smartfren Madiun (Y)
sebesar 0,985 atau 98,5%.
Kata kunci: Informasi akuntansi pertanggungjawaban dan kinerja manajer pemasaran
ABSTRACT
The purpose of this study is to determine the influence of accounting
information accountability to appraisal of marketing managerat PT. Smartfren
Madiun. This type of research is an applicative research, ie research that aims to
apply the concept. Data obtained through documentation, interviews, observation
and questionnaires. The results of this study are: (1) The regression coefficient of
accounting variables (X) is known at2.115. This shows that the nature between the
two variables is positive or unidirectional. That is, if accounting information
accountability rises then the performance of marketing manager of PT. Smartfren
Madiun will go up. (2) There is a significant influence between the accounting
information of accountability to the performance of marketing manager of PT.
Smartfren Madiun. (3) Contribution of variable between responsibility accounting
information to marketing manager performance of PT. Smartfren Madiun (Y) of
0.985 or 98.5%.
Keywords: information of accountability accounting and performance of marketing
manager
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
ABSTRAKSl i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 4
E. Ruang Lingkup/Pembatasan Masalah ............................................................... 4
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 5
B. Tinjauan Pusataka............................................................................................ 5
C. Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 27
D. Hipotesis .......................................................................................................... 28
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian................................................................................................. 29
B. Definisi Operasional Variabel .......................................................................... 30
C. Jenis dan Sumber Data ..................................................................................... 30
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 30
E. Instrumen Penelitian......................................................................................... 31
F. Teknik Analisa Data ......................................................................................... 31
BAB IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian.................................................................. 34
B. Analisa Data Penelitian..................................................................................... 44
C. Pengujian Hipotesis.......................................................................................... 49
D. Pembahasan Hasil Penelitian............................................................................. 52
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................... 54
B. Saran.................................................................................................................. 54
C. Rekomendasi PenelitianBerikutnya ................................................................ 54
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Suatu badan usaha atau perusahaan yang besar membutuhkan manajer
untuk melaksanakan sebagian tugas-tugas manajer puncak. Hal ini dilakukan
karena manajer puncak tidak mungkin mengelola dan mengawasi segala aktivitas
perusahaan atau badan usaha secara keseluruhan. Oleh karenanya timbul delegasi
wewenang dari manajer puncak ke manajer menengah dan manajer bawahan.
Sebagai akibatnya, manajer puncak perlu mengendalikan dan mengevaluasi
aktifitas bawahannya.
Pengendalian manajemen adalah suatu sistem yang dipakai manajer untuk
menjamin bahwa sumber daya yang digunakan manajer telah digunakan secara
efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Sistem ini harus
dirancang sebagai fasilitas perencanaan untuk dapat menerapkan strategi usaha
dan harus dapat memotivasi manajer untuk mencapai tujuan perusahaan, sehingga
dapat mengembangkan informasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
pelaksanaan dalam pencapaian tujuan.
Salah satu informasi yang dicapai untuk menilai kinerja adalah informasi
akuntansi. Dengan adanya informasi diharapkan manajer dapat mengembangkan
informasi tersebut untuk perencanaan, pengambilan keputusan dan sebagai
pedoman pengendalian dalam pelaksanaan kegiatan operasional. Mulyadi
(2001:15), menggolongkan informasi akuntansi menjadi tiga jenis yaitu:
1. Informasi operasi.
2. Informasi akuntansi keuangan.
3. Informasi akuntansi manajemen.
Informasi operasi merupakan informasi yang diperlukan untuk aktifitas
perusahaan sehari-hari, dimana informasi ini dapat berupa jumlah kg bahan baku
yang dipakai dalam produksi, jumlah persediaan (inventory) produk jadi yang ada
di gudang, jumlah produk hari ini, jumlah jam kerja karyawan dalam satu minggu
dan jumlah produk yang dijual hari ini. Informasi operasi ini merupakan bahan
baku untuk mengolah tipe informasi akuntansi yang lain : informasi akuntansi
keuangan dan informasi akuntansi manajemen.
Informasi akuntansi diperlukan baik oleh manajemen (biasanya manajemen
puncak) maupun pihak luar perusahaan seperti pemegang saham, bankir dan
kreditur yang lain, instansi pemerintah dan pihak luar yang lain. Sedangkan
informasi akuntansi manajemen diperlukan oleh manajemen untuk melaksanakan
dua fungsi pokok manajemen : perencanaan dan pengendalian aktifitas
perusahaan informasi. Akuntansi manajemen dibutuhkan oleh manajemen
berbagai jenjang organisasi untuk menyusun rencana aktifitas perusahaan di masa
yang akan datang. Kegiatan perencanaan meliputi pengambilan keputusan,
pemilihan alternatif yang mungkin dilaksanakan di masa yang akan datang.
Pengambilan keputusan itu sendiri pada dasarnya meliputi kegiatan perumusan
masalah, penentuan berbagai alternatif tindakan untuk memecahkan berbagai
masalah, analisis konsekuensi setiap alternatif tindakan sehingga dapat dilakukan
pemilihan alternatif terbaik yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang.
Menurut model aspek motivasi Porter-Lower orang akan berusaha
dipengaruhi oleh nilai penghargaan dan kemungkinan usahanya tersebut diberi
penghargaan dalam struktur penghargaan perusahaan, informasi akuntansi
merupakan bagian yang penting karena informasi akuntansi ini akan berdampak
terhadap motivasi manajer melalui pengaruh langsung dengan mempengaruhi
kemungkinan usaha diberi penghargaan dan secara tidak langsung informasi
pertanggungjawaban berdampak melalui penghargaan.
Informasi akuntansi seringkali digunakan, tanpa atau dengan informasi lain
sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja manajer. Hal ini disebabkan informasi
akuntansi merupakan informasi kualitatif dalam bentuk moneter yang
memudahkan untuk membandingkan prestasi manajer satu dengan lainnya.
Dampaknya beberapa manajer akan memberi respon berbeda yang dianggap
“menyimpang” oleh atasannya. Karena tidak sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan perusahaan. Adapun perilaku menyimpang tersebut dapat berupa
perlawanan, sistem birokrasi yang kaku, pelaporan data valid. Perilaku
menyimpang sering dilakukan manajer bawahan agar memperoleh penilaian
kinerja yang favorable dari atasannya.
Menurut Hopwood dan Anthony (2000:160), informasi akuntansi dapat
digunakan dalam tiga cara untuk mengevaluasi kinerja manajer yaitu:
1. Budget constrained style
Metode ini menilai prestasi manajer berdasarkan kemampuannya meraih
target jangka pendek.
2. Profit conscious
Metode ini menilai prestasi manajer berdasarkan kemampuannya
meningkatkan efektifitas operasional dengan penekanan dan meminimkan
biaya jangka panjang. Dalam cara ini atasan menggunakan informasi
akuntansi secara lebih fleksibel atau mengkombinasikan informasi akuntansi
dengan pertimbangan pribadi atasan tersebut.
3. Non accounting style
Dalam metode ini penilaian prestasi manajer lebih banyak menggunakan
pertimbangan subyektifitas atasan. Penggunaan informasi akuntansi disertai
pertimbangan (kebijaksanaan) bahkan jika perlu dikombinasikan dengan
informasi tambahan lain.
Berdasarkan ketiga hal di atas, dapat disimpulkan bahwa disfunctional
behavior dipengaruhi oleh cara atasan dalam menggunakan informasi akuntansi
untuk mengukur mengevaluasi kinerja manajer bawahan. Manajer yang diukur
prestasinya dengan metode budget constrained style cenderung merasa tertekan,
mempunyai hubungan kurang baik dengan rekan kerjanya maupun atasannya, serta
memanipulasi data akuntansi.
Pada dasarnya penilaian kinerja dilakukan untuk menekan perilaku tidak
semestinya dan untuk merangsang dan menegakkan perilaku yang semestinya
diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta penghargaan,
baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik.
Perusahaan PT. Smartfren Madiun merupakan suatu perusahaan yang
bergerak dalam bidang telekomunikasi dan perdagangan umum yaitu penjualan
handphone dan smartphone. Penilaian terhadap kinerja manajer diterapkan
perusahaan dilaksanakan tiap enam bulan sekali, berdasarkan sistem evaluasi
realisasi perencanaan kerja dengan menggunakan informasi akuntansi. Penilaian
dilakukan oleh atasannya langsung, diketahui manajer yang bersangkutan dan
ditetapkan oleh atasan, dari atasan langsung. Kelancaran dan ketertiban penilaian
kinerja pegawai dikoordinasi oleh manajer sistem dan sumber daya manusia
dengan dibantu oleh manajer unit kerja.
Penilaian kinerja manajer dapat memberikan dorongan bagi manajer
untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajer akan termotivasi jika hasil kerjanya
dievaluasi dan dinilai oleh atasannya. Sebaliknya bagi manajer puncak,
keberhasilan dalam menilai kinerja bawahan tergantung bagaimana atasan
menggunakan informasi yang diterimanya. Jika atasan kurang bijak dalam
menggunakan informasi tersebut maka akan menimbulkan disfunctional behavior.
Oleh karena itu sistem pengukuran yang efektif adalah yang dapat mempermudah
manajemen untuk melaksanakan proses pengendalian dan memberi motivasi
kepada manajer untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya.
Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh Informasi
Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Penilaian Kinerja Manajer
Pemasaran Pada PT. Smartfren Madiun”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :“Apakah ada pengaruh informasi akuntansi
pertanggungjawaban terhadap penilaian kinerja manajer pemasaran ?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui adanya pengaruh informasi akuntansi pertangungjawaban terhadap
penilaian kinerja manajer pemasaran pada PT. Smartfren Madiun.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat pnelitian dalam penyusunan laporan penelitian ini
adalah:
1. Bagi Perusahaan
Dari hasil penelitian, maka diharapkan dapat memberikan tambahan prediksi
dan masukan bagi pihak manajemen perusahaan agar dapat dipergunakan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi terutama dalam masalah pengevaluasian
kinerja manajer.
2. Bagi Peneliti
Untuk lebih memahami tentang evaluasi kinerja manajer dengan menggunakan
informasi akuntansi pada PT. Smartfren Madiun.
3. Bagi Universitas
Dengan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan
untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.
E. Ruang Lingkup/Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dalam laporan penelitian ini tidak terlalu luas dan
keluar dari pokok-pokok pembahasan maka ruang lingkup permasalahan adalah
hanya menguraikan tentang sejauh mana peranan alat ukur informasi akuntansi
berpengaruh pada perilaku manajer pada PT. Smartfren Madiun.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai Pengaruh Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Terhadap Kinerja Manajer,telah banyak dilakukan oleh para peneliti terdahulu.
Penelitian sebelumnya yang berorientasi pada sistem informasi akuntansi
pertanggungjawaban dan kinerja manajer yang dapat dijadikan suatu kajian
pustaka.
Penelitian yang pertama oleh Sri Ayuningtyas (2006) dengan judul
Efisiensi dan Keefektivan Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat
Pengendalian dan Evaluasi Kinerja Manajemen (Studi Kasus: PT. Perkebunan
Nusantara V). Temuan penelitian menunjukkan bahwa:
1. Penerapan akuntansi pertanggungjawaban dalam mengendalikan dan
mengevaluasi kinerja manajemen perusahaan pada PT. Perkebunan Nusantara
V (Persero) telah berjalan secara efektif dan efisien, hal ini dibuktikan dengan
adanya partisipasi dari manajemen level bawah dalam proses penetapan
anggaran. Anggaran yang telah disahkan tersebut kemudian akan digunakan
sebagai alat pengendalian kegiatan operasi perusahaan oleh manajemen puncak
dan para manajer pusat pertanggungjawaban akan dievaluasi dan dianalisa
prestasi aktualnya berdasarkan anggaran tersebut.
2. Faktor yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas peranan akuntansi
pertanggungjawaban dalam mengendalikan dan mengevaluasi kinerja
manajemen adalah adanya Struktur organisasi PT. Perkebunan Nusantara V
telah menunjukkan adanya pemberian otoritas dan tanggung jawab yang mutlak
dan absoulut antara superior dengan subordinat. Pemisahan fungsi-fungsi
manajemen menjadi pusat pertanggungjawaban menunjukan bahwa perusahaan
sangat mementingkan sistem pengendalian yang baik. PT. Perkebunan
Nusantara V telah menetapkan proses penyusunan anggaran dengan baik, yakni
dengan melibatkan seluruh anggota manajemen pada berbagai tingkat. Proses
penyusunan ini telah memenuhi kriteria partisipasi seluruh karyawan,
khususnya para manajer yang berkepentingan dengan anggaran perusahaan.
Dengan adanya partisipasi manajemen level bawah dalam proses penyusunan
anggaran maka anggaran dapat dijadikan sebagai alat untuk menilai prestasi
kerja manajemen / karyawan selama periode anggaran tersebut dan anggaran
dapat digunakan sebagai tolak ukur sejauh mana penghargaan atau hukuman
dapat diberikan sebagai bentuk konsekuensi atas kinerja manajemen / karyawan
tersebut.
3. Penelitian Nico Andriana (2009), dengan judul Pengaruh Informasi Akuntansi
Pertanggungjawaban Terhadap Penilaian Kinerja Manajer Pada Perusahaan
Pembiayaan Federal International Finance (FIF) di Madiun. Temuan penelitian
menunjukkan bahwa:
a. Masalah yang dihadapi Perusahaan Pembiayaan FIF di Madiun adalah
“penilaian kinerja manjer pada perusahaan kurang dilaksanakan dengan
baik”.
b. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa penilaian kinerja
manajer pada perusahaan tahun 2008 termasuk dalam klasifikasi kurang.
Hal ini mengingat rata-rata hasil interview terhadap penilaian kinerja
manajer pada Perusahaan Pembiayaan FIF di Madiun sebesar 25,3%.
c. Penyebab dari masalah yang timbul pada Perusahaan Pembiayaan FIF di
Madiun adalah: “Kurangnya pemahaman tentang manfaat responsibility
accounting”.
d. Alternatif pemecahan masalah yang diajukan untuk menjelaskan
pentingnya penerapan responsibility accounting untuk meningkatkan
kinerja manajer perusahaaan, yaitu:
1) Penerapan informasi akuntansi pertanggungjawaban
2) Menganalisis Penilaian Kinerja Manajer Perusahaan.
e. Berdasarkan pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa: Ada pengaruh
yang signifikan antara informasi akuntansi pertanggung-jawaban terhadap
kinerja manajer pada Perusahaan Pembiayaan FIF di Madiun.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah variabel
yang diteliti yaitu sama-sama meneliti tentang akuntansi pertanggungjawaban
dan kinerja manajer. Sehingga penelitian terdahulu dapat dijadikan acuan dan
sumber penelitian yang dapat memperkaya pembahasan hasil penelitian.
Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang penulis
lakukan adalah pada lokasi penelitian. Pada penelitian ini mengambil lokasi
atau obyek penelitian pada Perusahaan Pembiayaan FIF (Federal International
Finance) di Madiun. Sedangkan pada penelitian terdahulu mengambil obyek
penelitian pada PT. Perkebunan Nusantara V dan Perusahaan Pembiayaan FIF
(Federal International Finance).
B. Tinjauan Pusataka
1. Sistem Informasi Akuntansi
a. Pengertian Sistem
Sebelum memahami pengertian sistem informasi akuntansi secara
menyeluruh, perlu memahami terlebih dahulu mengenai pengertian sistem.
Dalam memahami pengertian sistem, perlu dibedakan antara pengertian
sistem dan prosedur. Menurut Mulyadi (2001) Sistem adalah suatu jaringan
prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan
kegiatan pokok perusahaan, sedang prosedur adalah suatu urutan kegiatan
klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau
lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi
perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang. Jadi suatu sistem terdiri
dari jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan urutan kegiatan
klerikal.
Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat
berhubungan satu dengan yang lainnya yang berfungsi bersama untuk
mencapai tujuan tertentu. Sistem diciptakan untuk menangani sesuatu yang
rutin atau terjadi berulang kali, agar diperoleh keseragaman pelaksanaan
kegiatan yang sama. Menurut Mulyadi (20012) Pengertian sistem dapat
dirinci lebih lanjut sebagai berikut:
1. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur
Unsur-unsur suatu sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil, yang
terdiri pula dari kelompok unsur yang membentuk subsistem tersebut.
2. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang
bersangkutan
Unsur-unsur sistem berhubungan erat satu dengan lainnya dan sifat serta
kerjasama antar unsur sistem tersebut mempunyai bentuk tertentu.
3. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem
Setiap sistem mempunyai tujuan tertentu. Unsur sistem tersebut bekerja
sama satu dengan lainnya dengan proses tertentu untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan tersebut.
4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar
Sistem menurut Joseph. W Wilkinson (2000) adalah kerangka kerja
terpadu yang mempunyai satu sasaran atau lebih. Sistem ini mengkoordinasi
sumber-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengubah masukan-
masukan menjadi keluaran. Sumber daya dapat berupa bahan (material) atau
mesin ataupun tenaga surya, tergantung pada macam sistem yang
dibicarakan.
b. Pengertian Informasi
Produk suatu sistem informasi menurut Mulyadi (2001) adalah
keluaran yang berupa informasi yang bermutu dan dokumen untuk semua
tingkat managemen dan semua pemakai informasi, baik pemakai intern
maupun pemakai luar organisasi. Keluaran suatu sistem merupakan faktor
utama yang menentukan blok-blok lain suatu sistem informasi. Jika keluaran
suatu sistem informasi tidak sesuai dengan kebutuhan pemakai informasi,
perancangan blok masukan, model, teknologi, basis data dan pengendalian
tidak ada manfaatnya.
Informasi tidak sama dengan data. Data adalah fakta atau jumlah yang
artiya kecil dan tidak berguna dalam pengambilan keputasan, biasanya data
merupakan masukan (input) yang akan diproses menjadi informasi. Sedang
informasi adalah fakta atau jumlah yang mempunyai kegunaan dalam
pengambilan keputusan. Informasi ini merupakan keluaran (output) dari data
yang diproses dalam sistem. Idealnya informasi adalah pengetahuan yang
berarti dan berguna untuk mencapai sasaran.
Pengertian informasi menurut Gordon B. Davis sebagaimana dikutip
oleh Jogiyanto (2000) adalah data yang telah diolah ke dalam suatu bentuk
yang berguna bagi penerimanya dan nyata atau berupa nilai yang dapat
dipahami di dalam keputusan sekarang maupun masa depan.
Manager perusahaan membutuhkan informasi untuk membantunya
dalam pengambilan keputusan perencanaan dan pengendalian. Dalam
menentukan kebutuhan informasi yang spesifik, analis informasi berupaya
memaksimalkan nilai informasi yang dikomunikasikan ke setiap manager
perusahaan.
c. Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi menurut Wilkinson (2000) didefinisikan sebagai
suatu kerangka kerja dengan mana sumber daya (manusia dan komputer)
dikoordinasikan untuk mengubah masukan (data) menjadi keluaran
(informasi), guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan.
Sistem informasi cenderung berkembang dan menjadi lebih formal
ketika perusahaan berkembang dan menjadi lebih kompleks. Dengan sarana
ini, manajer dapat memadukan kegiatan-kegiatan perusahaannya dan
mengelolanya seefektif ketika perusahaan masih jauh lebih kecil.
Sistem informasi memiliki karakteristik umum sebagaimana
diutarakan oleh Wilkinson (2000) yaitu :
1) Jaringan komunikasi
Sistem informasi mirip dengan sebuah jaringan komunikasi karena
keduanya sama-sama menyediakan informasi untuk berbagai pihak, di
dalam maupun di luar perusahaan. Informasi mengalir di antara berbagai
manajer dan karyawan secara intern dan mengalir pula ke pihak-pihak
luar yang jumlahnya jauh lebih banyak. Jaringan komunikasi ini
mempunyai aspek informal maupun formal. Para manajer dan karyawan
berkomunikasi secara informal di antara mereka sendiri dan dengan
pihak-pihak luar.
2) Tahap dan Fungsi Konversi Data
Sistem informasi mengubah (mengkonversi) masukan-masukan menjadi
keluaran. Ada tiga tahap yang dilalui dalam pengubahan atau transformasi
ini yaitu tahap masukan, tahap pemrosesan atau pengolahan dan tahap
keluaran.
3) Masukan data dan keluaran informasi
Berbagai data dimasukkan untuk diproses selama tahap masukan,
sedangkan informasi tersaji selama tahap keluaran. Data dalam hal ini
dapat disamakan dengan bahan baku pada proses produksi yang
dikonversi menjadi produk informasi atau barang jadi dalam proses
produksi.
4) Pengguna-pengguna informasi
Informasi dihasilkan oleh sistem informasi perusahaan untuk
dimanfaatkan oleh pengguna-pengguna intern maupun ekstern. Pengguna-
pengguna intern terdiri dari para manajer dan karyawan perusahaan.
Pengguna-pengguna ekstern meliputi pihak-pihak yang berkepentingan di
luar perusahaan, seperti kreditor, pemasok, pelanggan, pemegang saham,
badan-badan pemerintah dan serikat pekerja.
5) Sasaran
Sistem informasi suatu perusahaan dalam dunia bisnis dan pemerintahan
mempunyai tiga sasaran utama yaitu menyediakan informasi yang
menunjang pengambilan keputusan, menyediakan informasi yang
mendukung operasi harian dan menyediakan informasi yang menyangkut
pengelolaan kekayaan.
6) Sumber daya
Sistem informasi membutuhkan sumber daya untuk dapat berfungsi.
Sumber daya dapat diklasifikasikan sebagai data bahan pendukung,
peralatan, sumber daya manusia dan dana.
d. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi menurut Mulyadi (2001) adalah
organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa
untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen
guna memudahkan pengelolaan perusahaan.
Dari definisi tersebut, unsur suatu sistem informasi akuntansi pokok
adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku
pembantu, serta laporan.
Dalam suatu perusahaan terdapat suatu sistem yang besar yaitu
Sistem Informasi Manajemen yang bertujuan untuk menyediakan informasi
bagi pengambilan keputusan dan pengarah tindakan, baik dalam satuan
keuangan maupun bukan keuangan bagi manajer. Sistem Informasi
Manajemen memiliki beberapa subsistem, di antaranya adalah sistem
informasi akuntansi. Sebagai subsistem dari sistem informasi manajemen,
sistem informasi akuntansi merupakan penyedia informasi hanya dalam
bentuk keuangan saja, sebagaimana diungkap oleh Baridwan (2000)
bahwa sistem informasi akuntansi atau sistem akuntansi hanyalah
berhubungan dengan data finansial saja, sedangkan sistem informasi
manajemen berhubungan dengan informasi finansial dan bukan finansial.
Sistem informasi akuntansi umumnya merupakan bagian yang pokok dari
sistem informasi manajemen.
Setiap perusahaan yang ingin berkembang tentu membutuhkan sistem
informasi akuntansi yang baik, maka penyusunan sistem informasi akuntansi
untuk suatu perusahaan menurut Zaki Baridwan (2000) perlu
mempertimbangkan beberapa faktor yang penting sebagai berikut :
a. Sistem informasi akuntansi yang disusun itu harus memenuhi princip
cepat yaitu bahwa sistem informasi akuntansi harus mampu menyediakan
informasi yang diperlukan tepat pada waktunya, dapat memenuhi
kebutuhan, dan dengan kualitas yang sesuai.
b. Sistem informasi akuntansi yang disusun itu harus memenuhi prinsip
aman yang berarti bahwa sistem informasi akuntansi harus dapat
membantu menjaga keamanan harta milik perusahaan. Untuk dapat
menjaga keamanan harta milik perusahaan maka sistem informasi
akuntansi harus disusun dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip
pengawasan intern.
c. Sistem informasi akuntansi yang disusun itu harus memenuhi prinsip
murah yang berarti bahwa biaya untuk menyelenggarakan sistem
informasi akuntansi itu harus dapat ditekan sehingga relatif tidak mahal,
dengan kata lain, dipertimbangkan cost dan benefit dalam menghasilkan
suatu informasi.
Ketiga faktor di atas harus dipertimbangkan bersama-sama pada waktu
menyusun sistem informasi akuntansi perusahaan sehingga tidak sampai
terjadi adanya salah satu faktor yang ditinggalkan.
Berdasarkan pada beberapa pengertian dan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi mencakup aktivitas yang
melibatkan sumber daya manusia dan modal untuk memproses data-data
transaksi keuangan dengan tujuan menyediakan informasi bagi pihak intern
maupun ekstern. Jadi sistem informasi akuntansi hanyalah berhubungan
dengan data-data keuangan, sehingga ainformasi yang dihasilkan juga
bersifat keuangan.
e. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi menjalankan fungsi-fungsi dalam mekanisme atau
kerangka kerja. Kerangka kerja ini terdiri dari lima tugas atau fungsi pokok
yaitu pengumpulan data, pemrosesan data, manajemen data, pengendalian
dan pengamanan data, serta penyediaan informasi. Fungsi-fungsi ini terdiri
atas serangkaian tahap yang sering disebut sebagai siklus pemrosesan data,
yang mentransformasi data dari berbagai sumber menjadi informasi yang
dibutuhkan oleh berbagai macam pengguna.
Menurut Wilkinson (2000) fungsi-fungsi pokok yang dijalankan oleh
sistem informasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Pengumpulan data
Biasanya ada beberapa tahap yang dilalui dalam pengumpulan data.
Tahap penangkapan data (data capture) adalah tahap penarikan data ke
dalam sistem. Setelah ditangkap, data biasanya dicatat (recorded) pada
formulir-formulir yang dinamai dokumen sumber. Data tangkapan
mungkin juga diabsahkan (divalidasi) untuk memastikan akurasi atau
ketepatannya dan diklasifikasikan untuk dapat dimasukkan ke dalam
kategori-kategori yang telah ditentukan. Selanjutnya, data dapat
ditransmisikan atau dipindahkan dari titik tangkapan ke titik pemrosesan.
b. Pemrosesan data
Data yang terkumpul biasanya menjalani serangkaian tahap pemrosesan
untuk dapat ditransformasikan menjadi informasi yang berguna. Tahap
validasi dan klasifikasi lebih lanjut dapat dilakukan. Data yang terkumpul
dapat diringkaskan dengan melakukan agregasi terhadap semua transaksi.
c. Manajemen data
Fungsi manajemen data terdiri atas tiga tahap kunci yaitu penyimpanan
(storing), pemutakhiran (updating) dan pengambilan ulang (retrieving).
Penyimpanan adalah menempatkan data di tempat penyimpanan yang
dinamakan arsip atau basis data. Pemutakhiran adalah tahap penyesuaian
data simpanan agar mencerminkan peristiwa, operasi dan keputusan-
keputusan terbaru. Pengambilan ulang atau retrief (retrieving) adalah
tahap melakukan akses dan menyarikan data simpanan. Data ambilan
(retrieved data) ini digunakan untuk pemrosesan lebih lanjut atau diubah
menjadi informasi bagi pengguna.
d. Pengendalian dan Keamanan Data
Data yang masuk ke dalam pemrosesan bisa saja salah, data mungkin juga
hilang atau dicuri selama pemrosesan, hasil pencatatan dapat dipalsukan
selama pemrosesan dan sebagainya. Jadi, salah satu fungsi penting dari
sistem informasi adalah melindungi dan memastikan ketepatan data.
e. Penyediaan informasi
Fungsi terakhir sistem informasi ini, menempatkan informasi ke tangan
pengguna, dapat meliputi satu langkah atau lebih. Pelaporan mencakup
penyiapan laporan dari data olahan, dari data simpanan, atau dari
keduanya. Komunikasi terdiri dari membuat laporan yang mudah
dipahami dan mudah digunakan oleh pengguna dan secara fisik
menyampaikan laporan kepada pengguna.
Menurut Mulyadi (2001) informasi akuntansi dikelompokkan menjadi
tiga golongan, yaitu:
1. Informasi Operasi
Untuk melaksanakan aktivitas perusahaan sehari-hari, manajemen
memerlukan berbagai informasi operasi seperti jumlah kilogram bahan
baku yang dipakai dalam produksi, jumlah persediaan produk jadi yang ada
di gudang, jumlah produksi hari ini, jumlah jam kerja karyawan dalam satu
minggu, dan jumlah produk yang dijual hari ini. Informasi operasi ini
merupakan bahan baku untuk mengolah tipe informasi akuntansi yang lain
meliputi informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi
manajemen.
Untuk menghasilkan informasi biaya bahan baku diperlukan informasi
operasi berupa kualitas bahan baku yang dipakai dan harga pokok harga
pokok bahan baku persatuan.
2. Informasi Akuntansi Keuangan
Informasi akuntansi keuangan diperlukan baik oleh manajemen (biasanya
manajemen puncak) maupun pihak luar perusahaan seperti pemegang
saham, bankir dan kreditur yang lain, instansi pemerintah, dan pihak luar
yang lain. Seperti telah diuraikan di atas, informasi akuntansi keuangan ini
diperlukan oleh pihak luar untuk pengambilan keputusan guna menentukan
hubungan antara pihak luar tersebut dengan perusahaan. Informasi akuntasi
keuangan ini dihasilkan oleh sistem pengolahan informasi keuangan yang
disebut akuntansi keuangan. Informasi akuntansi keuangan ini umumnya
disajikan kepada pihak luar perusahaan di dalam laporan keuangan
berbentuk neraca, laporan laba -rugi, laporan laba yang ditahan, dan
laporan perubahan posisi keuangan.
3. Informasi Akuntansi Manajemen
Informasi akuntansi manajemen diperlukan oleh manajemen untuk
melaksanakan dua fungsi pokok manajemen yaitu perencanaan dan
pengendalian aktivitas perusahaan. Informasi akuntansi manajemen ini
dihasilkan oleh sistem pengolahan informasi keuangan yang disebut
akuntansi manajemen. Informasi akuntansi manajemen ini disajikan kepada
manajemen perusahaan dalam berbagai laporan keuangan seperti anggaran,
laporan penjualan, laporan biaya produksi, laporan biaya menuntut pusat
pertanggungjawaban, dan laporan biaya menurut aktivitas, laporan biaya
mutu, laporan biaya daur hidup produk, biaya penambahan dan bukan
penambahan nilai, laporan biaya pemasaran.
Menurut Mas‟ud Mahfoedz (2001) informasi akuntansi adalah
informasi tentang kekayaan (company‟s wealth), penghasilan (income),
dan kejadian-kejadian ekonomi (economic event) yang mempengaruhi
kekayaan dan penghasilan perusahaan.
2. Pengertian akuntansi pertanggungjawaban
Pengertian akuntansi pertanggungjawaban menurut Hansen & Mowen
(2000:116) adalah sebagai berikut : ”Akuntansi pertanggungjawaban adalah
sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat
pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manajer
untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka.”
Pengertian akuntansi pertanggungjawaban Menurut L.M Samryn, SE
(2001):
“Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi
yang digunakan untuk mengukur kinerja setiap pertaggungjawaban sesuai
dengan informasi yang dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat
pertanggungjawaban mereka sebagai bagian dari sistem pengendalian
manajemen”.
Sedangkan menurut Mulyadi (2001) dikemukakan:
“Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang disusun
sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan penghasilan
dilakukan dengan bidang pertanggungjawaban dalam organisasi dengan
tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok yang bertanggungjawab
terhadap penyimpangan dari biaya dan penghasilan yang dianggarkan”.
Dari pengertian di atas Mulyadi menyimpulkan bahwa syarat untuk
dapat menerapkan akuntansi pertanggungjawaban :
a. Struktur organisasi
Dalam akuntansi pertanggungjawaban struktur organisasi harus
menggambarkan aliran tanggungjawab, wewenang dan posisi yang jelas
untuk setiap unit kerja dari setiap tingkat manajemen selain itu harus
menggambarkan pembagian tugas dengan jelas pula. Dimana organisasi
harus disusun sedemikian rupa sehingga wewenang dan tanggungjawab tiap
pimpinan jelas. Dengan demikian wewenang mengalir dari tingkat
manajemen atas ke bawah, sedangkan tanggungjawab adalah sebaliknya.
b. Anggaran
Dalam akuntansi pertanggungjawaban setiap pusat pertanggungjawaban
harus ikut serta dalam penyusunan anggaran karena anggaran merupakan
gambaran rencana kerja para manajer yang akan dilaksanakan dan sebagai
dasar dalam penilaian kerjanya. Diikut sertakannya semua manajer dalam
penyusunan.
c. Penggolongan Biaya
Karena tidak semua biaya yang terjadi dalam suatu bagian dapat
dikendalikan oleh manajer, maka hanya biaya-biaya terkendalikan yang
harus dipertanggungjawabkan olehnya. Pemisahan biaya kedalam biaya
terkendalikan dan biaya tak terkendalikan perlu dilakukan dalam akuntansi
pertanggungjawaban.
1) Biaya terkendalikan adalah biaya yang dapat secara langsung dipengaruhi
oleh manajer dalam jangka waktu tertentu.
2) Biaya tidak terkendalikan adalah biaya yang tidak memerlukan keputusan
dan pertimbangan manajer karena hal ini tidak dapat mempengaruhi biaya
karena biaya ini diabaikan.
3. Pentingnya Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Setiap perusahaan selalu memerlukan Akuntansi Manajemen supaya
dapat mencapai efisiensi dan efektivitas kegiatan perusahaan. Akuntansi
Manajemen menyediakan informasi bagi para manajer diantaranya untuk
perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan Responsibility
Accounting (Akuntansi Pertanggungjawaban) merupakan salah satu bagian
Akuntansi Manajemen yang dapat memudahkan pelimpahan wewenang
dalam pengambilan keputusan dan untuk meningkatkan pelaksanaan
tindakan koreksi melalui laporan pertanggungjawaban. Akuntansi
Pertanggvngjawaban antara lain menelusuri biaya, sehingga biaya
dikumpulkan dan dilaporkan berdasarkan tingkat pertanggungjawaban
yang ada dalam perusahaan. Dengan laporan tersebut dapat diketahui
penyimpanyan yang terjadi dalam perusahaan.
Tindakan koreksi terhadap penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi perlu dilakukan agar pelaksanakan pengendalian biaya produksi
dapat lebih efisien. Kepada manajer yang bertanggung jawab atas
penyimpangan dan kesalahan yang terjadi hendaknya segera melaporkan
ke manajer yang lebih tinggi, sehingga berdasarkan laporan tersebut dapat
diambil tindakan koreksi untuk memperbaiki penyimpangan dan kesalahan
tersebut sehingga pelaksanaan pengendalian sesuai dengan yang
diharapkan
Penerapan informasi Responsibility Accounting (akuntansi
pertanggungjawaban) yang baik adalah dengan menetapkan secara tegas
antara wewenang dan tanggung jawab setiap tingkatan manajemen sehingga
kualitas laporan yang ada bisa dicapai dengan maksimal, karena setiap
tingkatan manajemen mengetahui apa yang menjadi wewenang dan
tanggungjawab masing-masing. Responsibility Accounting (Akuntansi
Pertanggungjawaban) dapat memudahkan pelimpahan wewenang dalam
penbambilan keputusan dan dapat meningkatkan pelaksanaan tindakan
koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi melalui laporan
pertanggungjawaban.
Akuntansi Pertanggungjawaban menghasilkan informasi yang
diperlukan oleh masing-masing bagian pada semua tingkatan manajemen
agar dapat berkomunikasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Melalui
informasi yang dihasilkan oleh Akuntansi Pertanggungjawaban, manajer
puncak dapat memonitor pekerjaan manajer yang berada dibawahnva,
manajer puncak juga dapat mengkoordinir dan mengevaluasi hasil kerja
manajer dibawahnya, sehingga dapat menilai prestasi kerja tiap tingkatan
manajemen yang berada dibawahnya. Dari hasil kerja tersebut, manajer
puncak dapat membuat keputusan tentang apa yang akan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan dari perusahaan.
Akuntansi Pertanggungjawaban antara lain menelusuri biaya
sehingga biaya dikumpulkan dan dilaporkan berdasarkan tingkat
pertanggung,jawaban yang ada dalam perusahaan dan dengan laporan
tersebut dapat diketahui penyimpangan yang terjadi dalam perusahaan.
Tindakan koreksi terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi
sangat perlu dilakukan pengendalian biaya produksi dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien.
Manajer yang bertanggung jawab atas penyimpangan dan kesalahan
yang terjadi hendaknya segera melaporkan ke manajer yang lebih tinggi,
berdasarkan laporan tersebut dapat diambil tindakan koreksi untuk
memperbaiki penyimpangan dan kesalahan tersebut sehingga pelaksanaan
pengendalian dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Adanva
pemisahan biaya terkendali dan biaya tidak terkendali juga perlu
dilaksanakan dalam akuntansi Pertanggungjawaban, supaya cepat diketahui
siapa yang harus bertanggungjawab terhadap penyimpangan yang terjadi
dan perusahaan dapat menilai prestasi kerja dari masing-masing pusat
pertanggungjawaban.
4. Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban mendasarkan pada pemikiran bahwa
seorang manajer harus dibebani tanggung jawab atas prestasinya sendiri dan
prestasi bawahannya. Konsep akuntansi pertanggungjawaban menjadi pedoman
departemen akuntansi untuk mengumpulkan, mengukur dan melaporkan
prestasi sesungguhnya, prestasi yang diharapkan dan selisih yang timbul dalam
setiap pusat pertanggungjawaban. Defenisi akuntansi pertanggungjawaban
menurut Robert N. Anthony dan Vijay Gonvindarajan dalam Management
Control System (Irwin : McGraw-Hill, Inc, 2002) :
Sebuah sistem akuntansi yang dirancang bagi sebuah organisasi
sedemikian rupa sehingga biaya-biaya dikumpulkan dan dilaporkan sesuai
dengan tingkat pertanggungjawaban dalam organisasi. Setiap tingkat
pengawasan (supervisory area) dalam organisasi hanya dibebani dengan biaya
yang menjadi tanggung jawab dan yang berada dibawah kendalinya.
Akuntansi pertanggungjawaban dapat digunakan dengan baik jika
terdapat kondisi-kondisi sebagai berikut :
a. Luas wewenang dan tanggung jawab pembuatan keputusan harus ditentukan
dengan baik melalui struktur organisasi.
b. Manajer pusat pertanggungjawaban harus berperan serta dalam penentuan
tujuan yang digunakan untuk mengukur prestasinya.
c. Manajer pusat pertanggungjawaban harus berusaha untuk mencapai tujuan
yang ditentukan untuknya dan untuk pusat pertanggungjawabannya.
d. Manajer pusat pertanggungjawaban harus bertanggung jawab atas kegiatan
pusat pertanggungjawaban yang dapat dikendalikannya.
e. Hanya biaya, pendapatan, laba, dan investasi yang terkendalikan oleh
manajer pusat pertanggungjawaban yang harus dimasukkan ke dalam
laporan prestasinya.
f. Laporan prestasi dan umpan baliknya untuk manajer pusat
pertanggungjawaban harus disajikan tepat waktu.
g. Laporan prestasi harus mejadikan secara jelas selisih yang terjadi, tindakan
koreksi, dan tindak lanjutnya sehingga memungkinkan diterapkannya prinsip
pengecualian.
h. Harus ditentukan dengan jelas peranan prestasi manajemen terhadap struktur
balas jasa atau perangsang dalam perusahaan.
i. Sistem akuntansi pertanggungjawaban hanya mengukur salah satu prestasi
manajer pusat pertanggungjawaban, yaitu prestasi keuangan. Selain prestasi
keuangan, seorang manajer dapat dinilai prestasinya atas dasar tingkat
kepuasan karyawan, moral, dan sebagainya.
Sebelum sistem akuntansi pertanggungjawaban disusun, harus lebih
dahulu dipelajari garis wewenang dan tanggung jawab pembuatan keputusan
sehingga dapat ditentukan pusat-pusat pertanggungjawaban yang ada dalam
organisasi. Sistem akuntansi pertanggungjawaban dirancang khusus sesuai
dengan struktur organisasi untuk dapat menyajikan laporan-laporan prestasi
yang berguna dalam menilai sumbangan manajer tingkat pertanggungjawaban
tertentu dalam pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tanggung jawab dalam
hubungan dengan akuntansi pertanggungjawaban menurut Dominiak dan
Louderback dalam Managerial Accounting (South Wesrtern College :
International Thomson Publishing, 1997) adalah :
a. Ukuran Perusahaan
Pada perusahaan dengan skala middle-up maka rentang tanggung jawab dari
seorang manajer unit pertanggungjawaban akan semakin besar, hal ini
disebabkan karena semakin besar skala perusahaan maka berpengaruh pada
jumlah karyawan dan ruang lingkup kegiatan operasi perusahaan semakin
besar pula, demikian pula sebaliknya dalam perusahaan dengan skala kecil
maka rentang tanggung jawab manajer juga lebih sedikit karena jumlah
karyawan dan ruang lingkup kegiatan operasinya juga relatif kecil.
b. Karakteristik Kegiatan Operasi
Perusahaan menurut karakteristik kegiatan operasi pada umumnya dapat
dibedakan menjadi perusahaan manufaktur, perusahaan dagang dan
perusahaan jasa. Tanggung jawab pada masing-masing karakteristik kegiatan
operasi perusahaan juga berbeda-beda, sebagai contoh : bentuk tanggung
jawab pada perusahaan manufaktur biasanya sesuai dengan produk yang
dihasilkan sedangkan pada perusahaan jasa bentuk tanggung jawabnya akan
disesuaikan dengan kemampuan penghasilan jasa dalam memuaskan
kebutuhan dari klien.
c. Filosofi Manajer Tingkat Atas
Filosofi pengendalian manajer tingkat atas dihubungkan dengan persepsinya
terhadap manajer bawahannya dapat dibagi menjadi pengendalian sifat loose
(longgar) atau tight (ketat). Hal ini akan berpengaruh pada tanggung jawab
pada organisasinya. Sebagai contoh: pada perusahaan dengan sifat
pengendalian loose maka tanggung jawab dari organisasi akan diperlonggar
sejauh hal tersebut sesuai dengan pencapaian tujuan organisasi, demikian
pula sebaliknya.
5. Peranan Sistem Informasi Akuntansi Bagi Manajemen
Sistem informasi sekarang perannya tidak hanya sebagai pengumpul
data, pengolah data menjadi informasi berupa laporan keuangan saja, tetapi
mempunyai peranan yang lebih penting didalam menyediakan informasi dari
manajemen untuk fungsi-fungsi perencanaan alokasi sumber daya dan
pengukuran atau pengendalian laporan-laporan dari sistem informasi
akuntansi akan memberikan kepada manajemen mengenai permasalahan-
permasalahan yang terjadi di organisasi. Permasalahan-permasalahan yang
terjadi di organisasi untuk menjadi suatu bukti yang berguna didalam
menetukan tindakan yang diambil, menurut Wing Wahyu Winarno (2000:32)
ada tiga informasi yang berperan dalam bagian manajemen, yaitu :
a. Informasi score keeping berguna untuk manajemen, bahwa seperti
misalnya mandor didalam pengendalian operasi dari informasi ini
manajemen bawah dapat menilai kinerja dari operasi yang telah dilakukan
dengan baik atau belum.
b. Informasi attentiondirecting banyak digunakan bagi manajer menengah
untuk memusatkan perhatianya pada permasalahan yang perlu diamati
laporan kinerja yang membandingkan hasil sesungguhnya dengan
anggaran atau standart yang telah ditetapkan sebelumnya dapat
memberikan informasi terhadap penyimpangan yang perlu diperhatikan.
c. Informasi problem salving dapat digunakan baik oleh manajemen
menengah maupun manajemen atas didalam perencanaan jangka panjang
dan didalam pengambilan keputusan khusus yang tidak berulang-ulang.
Informasi jenis ini misalnya adalah laporan untuk menganalisis akan
membuat sendiri atau membeli, penggantian atau meneruskan peralatan,
meningkatkan atau menghentikan produk dan sebagainya. Informasi ini
memberikan jawaban mengenai alternatif terbaik yang dapat dilakukan.
Kalau tiga macam informasi tersebut semuanya benar-benar
digunakan dalam organisasi dan harus tersedia, maka merupakan tugas
SIA yang harus menghasilkannya. Tidaklah berlebihan bila dikatakan SIA
mempunyai peranan yang sangat penting didalam menyediakan informasi
bagi manajemen semua tingkat. Bila SIA didalam suatu organisasi tidak
berfungsi, maka tindakan yang dilakukan manajemen tidak efektif, karena
tidak didasarkan pada informasi yang teralaskan.
6. Peranan Akuntansi Dalam Sistem Informasi Akuntansi
Akuntansi dilaksanakan baik dalam perusahaan yang bertujuan
mencari laba maupun dalam organisasi-organisasi yang tidak mencari laba.
Salah satu penyebabnya adalah karena hal ini diharuskan oleh undang-undang.
Namun demikian alasan utama mengapa akuntansi dilaksanakan dalam
berbagai organisasi adalah karena semakin rumitnya variabel-variabel yang
dihadapi, walau di dalam perusahaan kecil sekalipun. Keadaan ini
menyebabkan para pengambil keputusan ,menjadi semakin tergantung pada
data akuntansi. Dalam akuntansi, transaksi-transaksi keuangan diolah
sedemikian rupa sehingga menjadi laporan yang siap digunakan untuk
pengambilan keputusan manajemen. Dengan demikian akuntansi merupakan
suatu sistem informasi yang sangat diperlukan oleh perusahaan modern dewasa
ini (Haryono Jusup, 2003:6).
Perusahaan yang tidak begitu besar biasanya tidak memiliki bagian
tersendiri yang bertanggungjawab terhadap pengolahan data dan penyediaan
informasi, informasi yang diperlukan oleh manajer sebagian besar berasal dari
bagian akuntansi. Dalam lingkungan yang demikian, peran akuntan dalam
penyediaan informasi menjadi sangat besar. Akuntan bertanggungjawab
terhadap perancangan, penyusunan, pelaksanaan dan penilaian sistem informasi
diperusahaan yang bersangkutan.
Didalam perusahaan yang besar (yang sudah memiliki bagian
pengolahan data) akuntan dapat bekerja sama dengan profesi lain, misalnya
sistem analisis, ahli manajemen dan ahli komputer. Dengan demikian jelaslah
bahwa bila perusahaan tidak memiliki bagian informasi, akuntan harus juga
berperan sebagai sistem analis. Oleh karena itu sangatlah penting bagi seorang
akuntan untuk memahami proses penyusunan sistem informasi, baik yang
masih manual ataupun yang sudah menggunakan komputer.
7. Pengertian Penilaian Kinerja
Mulyadi (2001:415) mendefinisikan penilaian kinerja adalah
penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian
organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya. Pengertian kinerja (job performance atau actual
performance) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, Anwar Prabu, 2002:67). Istilah
penilaian kinerja (performance appraisal) memiliki pengertian yang sama
dengan evaluasi kinerja (performance evaluation). Handoko (2002:135),
mendefinisikan penilaian kinerja (performance appraisal) adalah proses
melalui nama organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja
karyawan.
8. Konsep Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas
operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan
sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena
organisasi pada dasarnya dioperasikan oleh sumber daya manusia maka
penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia
dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan di dalam organisasi
(Mulyadi, 2001:415).
Bila informasi akuntansi dipakai sebagai salah satu dasar penilaian
kinerja maka informasi yang memenuhi kebutuhan adalah informasi akuntansi
manajemen yang dihubungkan dengan individu yang mempunyai peran tertentu
dalam organisasi.
Tujuan utama penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personal
dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang
telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang
diinginkan oleh organisasi. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen
atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran organisasi.
Penilaian kinerja dilakukan untuk menekan perilaku yang tidak
semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerjanya pada waktunya
serta penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Mulyadi
(2001:415) menyebutkan bahwa bila penilaian prestasi kerja dilaksanakan
dengan baik, tertib dan benar selain dapat membantu meningkatkan motivasi
kerja juga sekaligus meningkatkan loyalitas organisasi pada karyawan.
9. Tujuan Penilaian Kinerja
Menurut Mulyadi (2001:416) penilaian kinerja dimanfaatkan
manajemen untuk :
1) Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian
personel secara maksimal.
2) Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan
seperti : promosi, transfer dan pemberhentian.
3) Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan
untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan
karyawan.
4) Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan
mereka menilai kriteria mereka.
10. Laba Sebagai Tolok Kinerja Perusahaan
Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan pada umumnya ditandai
dengan kemampuan manajemen dalam melihat kemungkinan dan kesempatan
di masa yang akan datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh
karena itu adalah tugas manajemen untuk merencanakan masa depan
perusahaannya, agar sedapat mungkin semua kemungkinan dan kesempatan di
masa yang akan datang telah disadari dan telah direncanakan cara
menghadapinya sejak sekarang.
Mulyadi (2001:223) mengatakan bahwa ukuran yang seringkali dipakai
untuk menilai keberhasilan atau tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah laba
yang diperoleh perusahaan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa laba merupakan
tolok ukur keberhasilan atau kinerja perusahaan. Apabila target laba dapat tercapai
maka kinerja perusahaan dapat dikatakan baik, demikian juga sebaliknya apabila
target laba tidak dapat tercapai maka dapat dikatrakan bahwa kinerja perusahaan
kurang baik.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dijabarkan pada gambar 1
berikut ini.
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
Penjelasan kerangka pemikiran
Untuk mengetahui masalah yang dibahas, maka peneliti akan menyajikan
kerangka pemikiran sebagai arah penulisan, sehingga dapat diketahui sebelumnya.
Informasi akuntansi merupakan suatu alat yang penting bagi suatu organisasi atau
perusahaan untuk menggerakkan dan mengembangkan kegiatan usahanya.
Dengan adanya informasi akuntansi tersebut diharapkan manajer dapat
mengembangkan informasi tersebut untuk perencanaan, pengambilan keputusan
dan sebagai pedoman pengendalian dalam pelaksanaan kegiatan operasional,
sehingga sistem pengendalian manajemen perusahaan dapat terwujud dengan
lancar. Selain itu dengan adanya informasi akuntansi pertanggungjawaban maka
tujuan dari perusahaan tersebut dapat dicapai baik tujuan jangka pendek maupun
jangka panjang.
Adapun tujuan jangka pendek perusahaan adalah :
Meningkatkan volume penjualan.
Memperoleh laba yang optimal.
Meningkatkan mutu pelayanan.
Variabel X
Informasi akuntansi
pertanggungjawaban
Variabel Y
Penilaian Kinerja Manajer
Pemasaran
Menjaga hubungan dengan bagian pemasaran.
Mencapai target penjualan.
Tujuan jangka panjang perusahaan adalah :
1. Bersaing dengan bidang usaha sejenis.
2. Mempertahankan kelangsungan hidup usaha.
Tujuan tersebut dapat terealisasi melalui bagian-bagian yaitu bagian
Administrasi dan Umum, Pembelian, Akuntansi dan Pemasaran. Dimana antara
satu bagian dengan yang lainnya saling mengadakan kerjasama dalam mencapai
tujuan perusahaan.
Untuk mengumpulkan informasi akuntansi ini diperlukan laporan
masing-masing departemen yang akan digunakan oleh manajemen sebagai dasar
untuk pengambilan keputusan.
Dari kedua variabel kemudian dicari hipotesis apakah ada hubungan atau
pengaruh antara variabel X (informasi akuntansi pertanggungjawaban) dengan
penilaian kinerja manajer (Y). Untuk menguji hipotesa digunakan uji korelasi
untuk mengukur derajat hubungan kemudian dilakukan uji t untuk mengetahui
pengaruh antara variabel X dan variabel Y.
Setelah mengetahui tahap pengujian tersebut dapat ditarik sebuah
kesimpulan mengenai hubungan antara informasi akuntansi manajemen dengan
penilaian kinerja manajer yang ada di perusahaan.
D. Hipotesis
Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini ialah “Ada pengaruh
informasi akuntansi pertanggungjawaban terhadap penilaian kinerja
manajer pemasaran di PT. Smartfren Madiun.”
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada bagian ini peneliti harus menetapkan dengan tegas dan jelas
mengenai jenis penelitiannya. Jenis penelitian antara lain :
a. Penelitian Eksploratif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menentukan prrofil
b. Penelitian Aplikatif, yaitu penelitian dengan tujuan untuk menerapkan konsep.
c. Penelitian yang bertujuan untuk evaluasi.
Dari ketiga jenis penelitian di atas, penelitian yang bertujuan untuk
evaluasi dibahas secara rinci dan terarah dalam proses laporan penelitian.
Sehingga jenis penelitian yang digunakan adalah mengevaluasi apakah ada
hubungan antara informasi akuntansi dengan keberhasilan yang dicapai
perusahaan.
B. Definisi Operasional Variabel
Dalam rangka pencapaian tujuan penelitian, variabel yang menjadi
perhatian penulis adalah sebagai berikut :
1. Informasi akuntansi pertanggungjawaban (variabel X)
Merupakan variabel independen atau variabel bebas yang selanjutnya disebut
variabel X. Informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat bantu
manajemen mempengaruhi kemajuan perusahaan dimana dengan menggunakan
informasi akuntansi manajemen sebagai alat bantu manajemen meningkatkan
kemajuan perusahaan. Variabel ini didapat dari kuesioner.
2. Penilaian kinerja manajer (Variabel Y)
Merupakan variabel dependen atau variabel terikat yang selanjutnya
disebut variabel Y. Penilaian kinerja manajer adalah penilaian atas perilaku
manajemen di dalam menjalankan aktifitas kegiatan perusahaan agar sesuai
dengan sasaran, standar, kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini
ukuran penilaian kinerja yang dipakai untuk menilai kinerja manajer adalah
cara manajer menjalankan tugas-tugasnya. Variabel Y dapat diperoleh dengan
rumus: (Suyadi Prawirosentoro, 2000:240).
Penilaian Kinerja = nilai peningkatan kompetensi + nilai hasil kerja
Nilai peningkatan kompetensi diketahui dari hasil kuesioner tentang penerapan
informasi akuntansi untuk perencanaan, pengambilan keputusan dan pembuatan
laporan keuangan yang dilakukan oleh manajer. Sedangkan nilai hasil kerja
diperoleh dari peningkatan penjualan smartphone dibandingkan dengan tahun
sebelumnya (dihitung dalam satuan unit).
C. Jenis dan Sumber Data
Untuk mengemukakan suatu permasalahan serta pemecahannya,
diperlukan suatu data yang mana data yang dikumpulkan harus sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder.
Data Sekunder adalah data yang diperoleh tidak dari sumbernya langsung
melainkan sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain berupa arsiap atau dokumen
yaitu data sejarah perusahaan, aspek produksi, aspek pemasaran, aspek personalia
dan lain sebagainya. Sedangkan sumber data tersebut bisa diperoleh dari
perusahaan yang menjadi obyek penelitian yaitu Perusahaan PT. Smartfren
Madiun.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik dan prosedur untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah:
1. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan data tertulis yang diperoleh dari manajemen
perusahaan dan data jawaban dari para responden. Dokumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah job description, aturan-aturan yang berlaku di
perusahaan, sistem penilaian kinerja pegawai dan pedoman penilaian kinerja
perusahaan (data internal perusahaan), kontrak manajemen, laporan kinerja
perusahaan tahunan, laporan penetapan penilaian kinerja unit.
2. Wawancara
Adalah tehnik pengumpulan data dengan cara mengadakan wawancara dengan
pihak yang terlibat dalam perusahaan yang dijadikan obyek penelitian.
3. Observasi
Hasil observasi diperoleh melalui kegiatan observasi yaitu melakukan
peninjauan dan pengamatan langsung ke perusahaan mengenai aktifitas
perusahaan untuk menyesuaikan data yang diperoleh.
4. Kuesioner
Kuesioner merupakan seperangkat daftar pertanyaan yang dilakukan kepada
Perusahaan PT. Smartfren Madiun.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kuesioner
Digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan dan penggunaan informasi
akuntansi manajemen pada perusahaan PT. Smartfren Madiun
2. Laporan Laba Rugi
Untuk mengetahui posisi laba rugi perusahaan PT. Smartfren Madiun selama
lima tahun terakhir.
F. Teknik Analisa Data
Data yang penulis peroleh setelah mengadakan penelitian selanjutnya
diolah sesuai dengan kebutuhan dalam penyusunan laporan penelitian ini. Dalam
pengolahan data ini penulis menggunakan metode :
1. Metode Kualitatif
Metode pembahasan dengan menggunakan analisa dalam bentuk kalimat yang
dapat mencerminkan persoalan yang sedang dibahas yaitu permasalahan yang
dihadapi perusahaan.
2. Analisa kuantitatif
Metode yang digunakan dalam pengolahan data dengan rumus statistika untuk
mengetahui hubungan variabel yang satu dengan yang lain.
a. Analisa regresi linier
Digunakan untuk mengetahui kemungkinan bentuk hubungan spesifik antara
variabel bebas dan variabel terikat dengan bentuk persamaan sebagai
berikut: (J. Supranto, 2000:297).
bXaY
22,
.
XXn
XYXYnb
n
XbYa
Dimana :
X = variabel bebas (informasi akuntansi)
Y = variabel terikat (penilaian kinerja manajer)
a = konstanta
b = koefisien regresi
n = jumlah sampel
b. Korelasi
Digunakan untuk mengukur besarnya hubungan antara dua variabel yang
sifatnya kuantitatif, digunakan rumus : (J. Surpanto, 2000:153)
2222 . YYnXXn
YXXYnr
Dimana :
r = koefisien korelasi
n = jumlah sample
X = variabel bebas (informasi akuntansi manajemen)
Y = variabel terikat (penilaian kinerja manajer)
r = 0, berarti tidak ada hubungan antara variabel X dan variabel Y
r = +1 atau mendekati +1, berarti korelasi sempurna dan mempunyai
hubungan positif
r = -1 atau mendekati -1, berarti korelasi relatif sempurna dan
mempunyai hubungan positif
c. Uji t
Untuk menguji signifikansi adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y
digunakan uji t, dengan rumus: (Djarwanto PS, 2000:349).
2r1
2nrt test
Dimana :
t = nilai distribusi
r = koefisien korelasi
n = jumlah sample
1 = taraf nyata
Prosedur pengujian :
a) Formulasi Hipotesa
Ho : b = 0, tidak ada hubungan antara variabel X dan variabel Y
Ho : b # 0, ada hubungan antara variabel X dan variabel Y
b) Kriteria pengujian
Ho diterima jika –t (/2 ; n-2) < t hitung < t (/2 ; n-2)
Ho ditolak jika t hitung >(/2 ; n-2) atau t hitung <-t (/2 ; n-2)
Gambar 2. Kurva Pengujian Hipotesa
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Sejarah Awal Berdiri Perusahaan PT Smartfren Telecom
Smartfren adalah satu bentuk kerjasama yang dilakukan oleh PT Telecom
(Smart) dan PT Mobile-8 Telecom Tbk (Mobile-8) di dalam kegiatan pemasaran
dan peningkatan kualitas layanannya untuk memperkuat posisi dari masing-masing
di dalam industri telekomunikasi Indonesia. Kantor Smartfren berlokasi di Jl. H.
Agus Salim No.45 Sabang , Jakarta Pusat.
Kerjasama Smartfren ini ditandatangani pada tanggal 3 Maret 2010.
Kerjasama ini diharapkan akan mendukung Smart dan Mobile-8 untuk lebih fokus
pada penyediaan layanan yang terjangkau kepada masyarakat dengan kualitas
yang terbaik. Bentuk nyata kerjasama dari kedua penyedia layanan berbasis
CDMA ini diberi lambang „SMARTFREN‟ yang akan dipergunakan disemua
kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh kedua perusahaan.
Kerjasama strategis ini dilakukan dengan fokus pada pemenuhan
kebutuhan dan gaya hidup pelanggan serta mendukung secara aktif perkembangan
di dalam industri telekomunikasi serta efisiensi biaya dimasing-masing entitas
dengan menggabungkan beberapa aktivitas-aktivitas seperti galeri, media iklan
dan promosi.
Kerjasama ini pun diharapkan dapat membantu mengatur pengeluaran
operasional yang lebih efisien dan efektif sehingga dapat memperkuat posisi dan
layanan di industri telekomunikasi tanah air. Smartfren sendiri memiliki standard
tersendiri yang mengacu pada peraturan Kementrian Komunikasi dan Informasi
yang mengatur syarat-syarat pembentukan call-center bagi operator
telekomunikasi. Sehingga pentingnya peran call-center merupakan sebuah
investasi yang memegang peranan besar bagi para pelanggannya. Saat ini,
callcenter Smartfren didukung oleh 250 karyawan yang bertugas selama 24 jam
dan dibagi dalam empat shift. Selain call-center yang bertugas selama 24 jam,
layanan bagi pelanggan juga ditunjang dengan adanya galeri yang terdapat di
semua kota area layanan Smart Telecom dan Mobile-8 Telecom.
Jumlah pelanggan Smartfren sampai dengan akhir 2010 mencapai 6 juta
pelanggan, dan ketersebaran galerinya ada di daerah Jabodetabek, Pulau Jawa dan
Bali, Sumatra dan Sulawesi. Berdasarkan data statistik, Smartfren menguasai
sekitar 15 % pasar selular di Indonesia. Dengan begitu besarnya persaingan antar
operator selular semakin ketat serta banyaknya operator selular lain yang berbasis
teknologi CDMA, seperti Telkom Flexi, M8, Indosat dengan StarOne, Bakrie
Telecom dengan Esia, Sampoerna Telecom dengan Ceria, mengakibatkan semakin
ketatnya persaingan antar operator selular CDMA pada akhir tahun 2010.
Smartfren harus selalu berupaya meningkatkan keunggulan bersaing
dibandingkan dengan kompetitor lainnya. Salah satunya yang perlu mendapatkan
perhatian adalah efektifitas dan efisiensi produk baru.
Pencapaian Perusahaan
Dengan keuletan dan kerja sama dari seluruh karyawan, maka
dihasilkanlah prestasi di Indonesia, seperti:
Tahun 2010
a. Penghargaan Broadband Award untuk kategori Best CDMA Broadband
Operator.
b. Gadget Award untuk kategori Best Internet Service Provider.
Tahun 2011
a. Penghargaan "Call Center Service Excellence Award 2011"
b. Top Brand Award 2011 kategori Internet Service Provider Mobile.
2. Visi dan Misi Smartfren
Visi Smartfren, yaitu :
a. menjadi operator telekomunikasi terdepan yang mampu memberikan layanan
telekomunikasi terbaik bagi seluruh pelanggan.
b. melakukan inovasi dan memberikan kualitaspelayanan dengan harga yang
terjangkau untuk masyarakat Indonesia.
Misi Smartfren, yaitu:
a. membangun jaringan berkualitas dunia di tanah air, membangun organisasi
yang berbasis pada pelanggan, fleksibel dan cepat.
b. Kami memiliki produk khusus diciptakan sesuai dengan kebutuhan pelanggan
dan gaya hidup.
3. Struktur Organisasi
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Perusahaan
Sumber : PT. Smartfren Indonesia
Berdasarkan struktur organisasi yang terlihat, setiap bagian memiliki
tugas dan tanggung jawab yang bbberbeda berdasarkan tugas dan fungsinya dalam
menjalankan setiap pekerjaan dalam perusahaan. Adapun tugas dan tanggung
jawab dari setiap bagian yang terkait dapat diuraikan sebagai berikut:
1. CEO
Dalam hal ini CEO memegang peranan penting dalam berjalannya
system perusahaan secara financial dan mengembangkan serta menjalankan
strategis perusahaan sesuai dengan visi dan misi PT Smartfren.
2. Deputy CEO
Mempunyai peranan dalam pelaksanaan berjalannya perusahaan
terutama dalam bidang operasional perusahaan dan mengawasi kinerja system
untuk memastikan efisiensi produk, kualitas dan manajemen sumber daya yang
efektif.
3. Presiden Director
Berperan penting dalam memegang dan memantau fungsi dari
perusahaan dan melihat kinerja dari masing-masing departemen (termasuk
departemen pemasaran) dan memberi pertanggung jawaban kepada CEO.
4. Corporate Secretary
Bertugas menjadi penasehat untuk pihak eksekutif dalam memahami
strategi perusahaan dan menjadi juru bicara kepada publik, apabila
diperintahkan manajemen.
5. Head of Commercial
Mempunyai wewenang untuk memperkenalkan perusahaan terhadap
khalayak ramai dan mengembangkan strategi pemasaran. Bagian ini
membawahi bagian pemasaran.
6. Head of Marketing
Bertanggung jawab dalam segala kegiatan pemasaran yang dilakukan
oleh Smartfren. Dan segala kegiatan itu akan dipertanggung jawabkan kepada
Head of Commercial.
7. Advertising Division
Bertugas untuk memasarkan produk dari Smartfren agar dikenal
khalayak ramai. Dalam divisi ini terdapat para staf yang mendukung dan
membantu dalam proses pembuatan serta merealisasikan iklan tersebut. Staf-
staf yang termasuk dalam divisi ini antara lain :marketing analyst, marketing
planner, dan product development.
8. Public Relation
Divisi ini bertugas untuk menyampaikan informasi kepada publik
tentang produk yang akan dijual di pasaran dan memberi kesan yang baik atas
produk tersebut.
9. Sales Promotion
Divisi ini bertugas untuk menawarkan produk maupun sample produk
dan membuat strategi penjualan yang berbeda dengan kompetitor lainnya. Staf
yang termasuk dalam divisi ini adalah Sales Ambasador dan Sales Reporter.
10. Marketing Staff Division
Unit-unit yang membantu untuk merealisasikan kegiatan pemasaran
dari sebuah produk. Pada umumnya dibagi dalam beberapa bagian kecil sesuai
dengan kegiatan marketingnya ( advertising, public relation, dan lainlain).
11. Head of Operation
Mempunyai wewenang untuk kepentingan operasional perusahaan.
Bagian ini membawahi bagian IT, Human Resource, Accounting, Finance,
Logistic, Inventory.
12. Head of IT
Mengawasi jalannya operasional TI dalam perusahaan, serta bertugas
sebagai manajemen umum yang bertanggung jawab, menyelesaikan keluhan
secepat mungkin, melakukan perawatan dan pencegahan, serta mempersiapkan
kebutuhan akan pelatihan yang tepat untuk menghindari potensi pelanggaran,
memimpin Departemen dan membuat aplikasi komputer yang kreatif.
13. IT Planning
Merancang, mengelola dan mengawasi serta meng-evaluasi
operasional dari sistem informasi (software dan aplikasi) dan pendukungnya
(hardware, infrastruktur, telekomunikasi ) serta membuat dan
mengimplementasikan kebijakan dan prosedur TI (IT policy) termasuk
kebijakan keamanan TI (IT security policy).
14. IT Budgeting
Membuat dan mengawasi anggaran TI (budget) dan expenditures.
15. IT Development
• Menulis spesifikasi sistem dan dokumentasi program
• Pengujian aplikasi dan Implementasi
• Bekerja sebagai bagian dari Tim Pengembang Sistem Daerah
• Berhubungan dengan pengguna ketika mendefinisikan Sistem Tujuan
• Berpartisipasi di Weekly Developers Conference dan menyumbangkan ide-ide
yang kreatif
• Bekerja dengan rekan dan berbagi pengetahuan
16. IT Infrastructure
• Bertanggung jawab atas penyediaan layanan infrastruktur termasuk aplikasi,
jaringan komputer (LAN / WAN), keamanan Teknologi Informasi dan
telekomunikasi.
• Memberikan rekomendasi tentang solusi sistem informasi dan pendukungnya
• Memberikan orientasi kepada pegawai baru mengenai aplikasi atau sistem
yang digunakan saat ini dan rencana atau strategi TI secara umum.
• Merancang dan membuat TI DRP (Disaster Recovery Plan)
17. Head of HR
• Divisi ini bertugas untuk mengembangkan rencana strategis sumber daya
manusia dalam mendukung strategi bisnis perusahaan untuk perjanjian
dengan manajemen senior.
• Untuk mengkoordinasikan dan mengelola kegiatan SDM sehari-hari termasuk
rekrutmen dan melakukan evaluasi para staf dan pelatihan para staf
• Untuk memasukkan pengembangan kebijakan tenaga kerja yang kompetitif
sesuai dengan peraturan yang berlaku yang meliputi kehadiran, ketiadaan,
disiplin, kesejahteraan, kesehatan dan keselamatan, promosi, dan memotivasi
staf.
18. Training & development
Divisi ini bertugas untuk mengawasi para staf yang sedang melakukan
pelatihan dan memonitor perkembangan para staf tersebut dalam
mengembangkan sistem yang sedang berjalan.
19. Payroll
• Menyiapkan slip gaji karywan setiap bulan
• Membuat laporan bulanan gaji karyawan
• Menangani permasalah yang ada pada karyawan mengenai gaji
• Menyiapkan Laporan gaji bulanan karyawan
• Kontrol absensi karyawan seluruh departemen
• Menyimpan data –data failing system
• Record karyawan baru
• Mengerjakan slip gaji karyawan yang di phk
• Membuat laporan jamsostek setiap bulan.
20. Recruitment
Bertugas untuk melakukan wawancara terhadap para pelamar baru dan
menindaklanjuti tentang masalah administratif ke pihak HR Manager.
21. Head of Logistic
Memproses permintaan pembelian atau pengadaan barang baik dari
proyek atau kantor pusat serta melakukan fungsi penyimpanan dan pengiriman
barang yang sudah ada di gudang. Uraian tugas :
• Memproses permintaan barang baik dari proyek atau kantor pusat sesuai
prosedur.
• Memastikan bahwa proses pengadaan barang dilakukan secara terbuka dan
adil.
• Mengontrol proses pengadaan dan penyimpanan barang di gudang.
• Melakukan audit asset barang yang masih tersimpan di gudang
22. Head of Inventory
Pengetahuan tentang pembelian, requisitioning, metode saham dan
prosedur dan prosedur custom clearance. Order loading pengolahan (produk &
jasa), tindak lanjut dan memperbaharui status pengiriman dan proses custom
clearance dan memastikan pengiriman produk tepat waktu.
23. Head of Finance & Accounting
• Secara keseluruhan kontrol semua fungsi keuangan dalam perusahaan
• Menetapkan dan memastikan proses keuangan dan administrasi beroperasi
secara efektif dan efisien.
• Menyiapkan dan mengevaluasi proyek belanja modal dan rencana jangka
panjang keuangan dan prakiraan.
• Memberikan informasi keuangan dan manajemen, yang handal, bermanfaat
dan tepat waktu kepada semua Mitra / COO dan International Finance
Departemen (IFD).
• Memastikan bahwa praktik kantor setempat (atau Lokal Book) sesuai dengan
hukum setempat.
• Memastikan bahwa semua data keuangan dalam kitab Internasional sesuai
dengan kebijakan IFD.
• Memahami dan meninjau kembali pajak daerah dan isu-isu hukum,
menyiapkan rencana periodik pajak penghasilan kena pajak.
4. Proses Bisnis Smartfren
Proses bisnis Smartfren dimulai ketika para sales menawarkan berbagai
promo ataupun contoh produk kepada konsumen di galeri yang telah didirikan
diberbagai pusat perbelanjaan, dimana Smartfren bekerja sama dengan beberapa
vendor Handphone untuk menarik niat para pelanggan. Setelah pelanggan tertarik
untuk membeli produk dari smartfren, pelanggan dapat memilih fasilitas prabayar
atau pascabayar. Untuk pelanggan prabayar, pelanggan hanya membeli produk
tersebut dan pemenuhan pengaktifannya dalam waktu 24 jam.
Sedangkan untuk pelayan pascabayar, terdapat fasilitas untuk mencetak
tagihan pascabayar yang dikenakan biaya sebesar Rp. 5.000,- di galeri Smartfren
terdekat. Untuk menangani keluhan-keluhan sekitar pelayanan maka disediakan
call center yang akan menjawab panggilan dalam waktu 30 detik. Semua transaksi
penjualan dan persediaan barang dicatat pada
sebuah buku.
5. Sistem Distribusi Smartfren
Proses bisnis Smartfren dimulai ketika Bagian Inventory Smartfren
mendistribusikan produk ke galeri-galeri Smartfren yang tersebar luas. Kemudian
di setiap galeri terdapat Sales Supervisor yang membawahi beberapa Sales
Ambasador yang bertugas untuk mendistribusikan barang ke outlet-outlet yang
ada. Adapun juga para konsumen dapat membeli langsung di galeri tersebut. Para
Sales Ambasador diberikan briefing tentang rute untuk tiap masing-masing outlet
yang harus dikunjungi dan dibekali produk-produk Smartfren seperti Handphone,
Voucher isi ulang yang akan dijual dan mencatatkan hasil penjualan dan sisa
barang ke dalam formulir yang sudah disediakan. Setelah para Sales Ambasador
selesai mendistribusikan produk ke outlet-outlet yang ada, para SA kembali ke
kantor dan menyerahkannya ke bagian administrasi untuk diinput datanya ke
dalam komputer
6. Proses Pemasaran Smartfren
Dalam menyampaikan informasi tentang produk yang ditawarkan,
Smartfren perlu melakukan promosi melalui iklan dengan cara inovatif dan
intensif, sehingga pesan yang ingin disampaikan perusahaan tersampaikan kepada
konsumen dengan baik dan benar. Dengan kegiatan periklanan yang dilakukan
oleh Smartfren ini diharapkan pesan yang disampaikan dapat meningkatkan
pengetahuan konsumen tentang alternative produk yang efektif dan efisien serta
mendapatkan respon positif dari konsumen.
Salah satu program pemasaran yang dilakukan oleh Smartfren adalah
dengan cara menampilkan iklan. Penampilan iklan yang dilakukan oleh Smartfren
merupakan salah satu cara yang sangat penting untuk menarik perhatian para
pelanggan dengan menampilkan iklan-iklan yang kreatif.
Bentuk-bentuk periklanan yang dilakukan oleh Smartfren diantara lain:
1) Periklanan yang betujuan menarik pelanggan baru
2) Periklanan yang bertujuan untuk menciptakan loyalitas pelanggan dan
memperthankan pelanggan
3) Periklanan yang berisi mengenai kemudahan-kemudahan yang ditawarkan
Smartfren apabila menjadi pelanggan Smart.
4) Pesan kegiatan periklanan produk Smart yang dilakukan oleh Smartfren, ada
beberapa contoh diantaranya:
• Pesan periklanan mengenai harga ekonomis yang ditawarkan oleh program
“SMART, Hebat Hemat!!” “Fren, Murah tidak Repot” merupakan program
penawaran bicara gratis antar sesame pengguna Smartfren baik local
maupun interlokal selama 24 jam non-stop tanpa syarat
7. Sistem Pencatatan Penjualan dan persediaan stok di Smartfren
Smartfren menggunakan cara manual dalam system pencatatan penjualan
dan stock yang dilakukan oleh Sales Ambasador. Ketika terjadi transaksi
penjualan, maka para Sales Ambasador mencatat penjualan dan stok produk
tersebut secara manual dan kemudian hasil catatan dari masing-masing galeri
tersebut akan diambil oleh bagian administrasi untuk didata secara manual. Seiring
dengan bertambah banyaknya galeri dan ketidakefektifan sistem yang lama, maka
perusahaan merencanakan untuk menginvestasikan system TI baru, dikarenakan
faktor sebagai berikut :
1) Sales mencatat sisa stok dan hasil penjualan (berupa quantity) pada sebuah
kertas atau buku.
2) Setelah mencatatkan data tersebut, data diserahkan kepada bagian Administrasi
untuk di masukkan ke dalam Excel.
3) Bagian administrasi memakan waktu yang tidak sedikit dalam memproses data
tersebut.
4) Waktu yang di keluarkan menjadi tidak efektif, karena proses pencatatan stok
dan penjualan menjadi tidak realtime.
B. Analisa Data Penelitian
PT. Smartfren Madiun mempunyai tujuan, baik tujuan jangka pendek
maupun tujuan jangka panjang. Dalam mencapai tujuan tersebut, perusahaan
seringkali dihadapkan dengan adanya hambatan atau rintangan yang sering
disimpulkan sebagai masalah perusahaan. Pada kenyataannya selalu membutuhkan
waktu serta pemikiran untuk mengantisipasinya dengan harapan permasalahan
tersebut tidak akan berlarut-larut, yang pada suatu saat akan mengakibatkan
terganggunya kegiatan perusahaan, sehingga tujuan yang telah ditetapkan tidak
dapat tercapai.
Masalah juga dapat diartikan sebagai suatu kesulitan atau tantangan yang
dapat menghambat pencapaian tujuan, dan kesulitan atau tantangan tersebut harus
dapat dirasakan secara nyata yang selanjutnya diperlukan langkah-langkah
pemecahannya. Masalah yang sedang dihadapi oleh PT. Smartfren Madiun adalah
“kinerja manajer pemasaran dapat dikategorikan kurang”.
Data dalam penelitian ini meliputi data tentang informasi akuntansi
pertanggungjawaban (X) dan kinerja manajer pemasaran pada PT. Smartfren di
Madiun.
1. Informasi akuntansi pertanggungjawaban
Informasi akuntansi pertanggungjawaban (responsibility
accounting) yang baik yaitu yang mempunyai kualitas seperti vang
dibutuhkan perusahaan. Informasi Akuntansi Pertanggung jawaban
merupakan informasi yang diperlukan oleh masing-masing bagian pada
semua tingkatan manajemen agar dapat berkomunikasi untuk mencapai yang
sudah ditetapkan. Melalui informasi yang dihasilkan oleh Akuntansi
Pertanggung jawaban, manajer puncak dapat memonitor pekerjaan manajer
yang berada dibawahnya, manajer puncak dapat mengkoordinir dan
mengevaluasi hasil kerja manajer dibawahnya, serta membuat keputusan
tentang apa vang akan dilaksanakan. Penerapan responsibility accounting
(Akuntansi Pertanggungjawaban) dapat dilihat dari hasil kuesioner yaitu
penerapan Akuntansi Manajernen, penerapan responsibility accounting,
pelaksanaan pengendalian biaya produksi, sistem pengendalian, responsibility
accounting sebagai alat bantu manajer, manfaat responsibility accounting,
penyimpangan tiap departemen, kegiatan koreksi, penilaian tentang
keberhasilan atau kegagalan, perbandingan biaya produksi antara anggaran
dan realisasi, laporan anggaran sebagai dasar pengendalian, pengajuan
rancangan anggaran oleh tiap-tiap manajer, koordinasi antar divisi,
pertanagungjawaban kepala bagian, pemisahan biaya terkendali dan tidak
terkendali, penilaian kinerja manajer pemasaran, kegiatan monitoring,
kegiatan rapat, penetapan sasaran oleh manajer puncak, penetapan target-
target untuk kemajuan perusahaan.
Hasil kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel IV.1
PT. Smartfren Madiun
Hasil Penelitian Tentang Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban
Tahun 2008 - 2012
No. Keterangan
Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah
1 Apakah informasi akuntansi manajemen
dapat digunakan dalam perencanaan
pencapaian tujuan perusahaan ?
1 1 1 1 1 5
2 Apakah informasi akuntansi manajemen
di-gunakan dalam kegiatan pemilihan
suatu alternatif tindakan terhadap jenis
produk ?
0 0 0 1 1 2
3 Apakah biaya-biaya yang dialokasikan ke
tiap-tiap departemen sudah tepat sasaran ?
0 0 1 1 1 3
4 Apakah terdapat pengawasan terhadap
pos-pos pengeluaran biaya ?
0 0 0 0 0 0
5 Apakah penggunaan informasi akuntansi
mana-jemen terhadap penilaian kinerja
manajer sudah efisien bagi perusahaan ?
0 0 0 0 0 0
6 Apakah dengan adanya penerapan
informasi akuntansi manajemen
mempunyai dampak positif bagi
perusahaan ?
0 0 0 0 0 0
7 Apakah penggunaan informasi akuntansi
mana-jemen dinilai efisien dalam
pencapaian tujuan perusahaan ?
0 0 0 0 0 0
8 Apakah dengan adanya penerapan
informasi akuntansi manajemen dapat
meningkatkan pencapaian laba
perusahaan?
0 0 0 0 0 0
9 Apakah dengan adanya penerapan
informasi akuntansi manajemen dapat
menambah jumlah jenis produk ?
0 0 0 0 0 0
10 Apakah dengan adanya informasi
akuntansi manajemen dapat
meminimalkan biaya-biaya yang ada ?
0 0 0 0 0 0
11 Apakah perusahaan menerapkan akuntansi
per-tanggungjawaban ?
1 1 1 1 1 5
12 Dalam mengawasi (memonitor) kegiatan
peru-sahaan, apakah pimpinan perusahaan
selalu menggunakan laporan yang
diterimanya ?
0 0 0 0 0 0
No. Keterangan
Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah
13 Apakah tiap pengambilan keputusan,
monitoring dan evaluasi selalu didukung
oleh informasi yang relevan dengan
permasalahan yang sedang dihadapi ?
0 0 0 0 0 0
14 Apakah perusahaan melaksanakan
anggaran operasional setiap tahunnya ?
0 1 1 1 1 4
15 Apakah semua kepala bagian menerima
laporan rutin yang dapat menunjukkan
prestasi kerja bagiannya ?
1 1 1 1 1 5
16 Apakah informasi akuntansi manajemen
di-gunakan dalam kegiatan pemilihan
suatu alternatif tindakan terhadap jenis
produk ?
0 0 0 1 1 2
17 Apakah dengan pemahaman atas informasi
akuntansi manajemen dapat mengurangi
resiko dalam pengambilan keputusan pada
penilaian kinerja manajer ?
0 0 0 0 0 0
18 Apakah informasi dari pihak intern mem-
pengaruhi pengambilan keputusan dalam
penilaian kinerja manajer ?
0 0 0 0 0 0
19 Apakah pengambilan keputusan sebagai
penilai-an kinerja manajer lebih banyak
menggunakan informasi dalam perusahaan
?
0 0 0 0 1 1
20 Apakah pengaruh dari luar perusahaan
mempengaruhi pengambilan keputusan
sebagai penilaian kinerja manajer ?
0 1 1 1 1 4
Jumlah 3 5 6 8 9 31
Prosentase 15 % 25 % 30 % 40 % 45 % 155
Sumber : PT. Smartfren Madiun, 2012
Berdasarkan tabel IV.1 dapat diketahui bahwa penerapan akuntansi
pertanggungjawaban oleh PT. Smartfren Madiun selama lima tahun terakhir
belum optimal sesuai dengan yang diharapkan atau belum baik. Hal ini
mengingat nilai prosentase penerapan akuntansi pertanggungjawaban masih
dibawah 61%.
2. Menganalisis Penilaian Kinerja manajer pemasaran Perusahaan
Penilaian kinerja manajer pemasaran adalah penentuan secara
periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan
karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya. Oleh karena organisasi pada dasarnya dioperasikan oleh sumber
daya manusia maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas
perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan di dalam
organisasi.
Penilaian kinerja manajer pemasaran pada PT. Smartfren Madiun
dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel IV.2
PT. Smartfren Madiun
Penilaian Kinerja Manajer Pemasaran Perusahaan
Tahun 2008-2012
No. Item Analisis Data Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 1 Apakah informasi akuntansi manajemen dapat
digunakan dalam perencanaan pencapaian
tujuan perusahaan ?
1 1 1 1 1
2 Apakah informasi akuntansi manajemen di-
gunakan dalam kegiatan pemilihan suatu
alternatif tindakan terhadap jenis produk ?
0 0 0 1 1
3 Apakah biaya-biaya yang dialokasikan ke tiap-
tiap departemen sudah tepat sasaran ? 0 1 1 1 1
4 Apakah terdapat pengawasan terhadap pos-pos
pengeluaran biaya ? 0 1 1 1 1
5 Apakah penggunaan informasi akuntansi
manajemen terhadap penilaian kinerja manajer
pemasaran sudah efisien bagi perusahaan ?
0 0 0 0 0
6 Apakah pengunaan informasi akuntansi
manajemen di perusahaan sudah berjalan
dengan efektif ?
1 1 0 0 1
7 Apakah perusahaan menerapkan akuntansi per-
tanggungjawaban ? 0 0 0 1 1
8 Dalam mengawasi (memonitor) kegiatan peru-
sahaan, apakah pimpinan perusahaan selalu
menggunakan laporan yang diterimanya ?
0 0 1 0 0
9 Apakah tiap pengambilan keputusan,
monitoring dan evaluasi selalu didukung oleh
informasi yang relevan dengan permasalahan
yang sedang dihadapi ?
0 0 1 1 1
10 Apakah perusahaan melaksanakan anggaran
operasional setiap tahunnya ? 0 0 0 1 1
11 Apakah informasi akuntansi dapat dijadikan
tolok ukur kinerja perusahaan ? 0 0 1 1 1
No. Item Analisis Data Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 12 Apakah informasi akuntansi dapat dijadikan
tolok ukur kinerja perusahaan 0 0 1 1 1
13 Apakah informasi akuntansi manajemen
digunakan dalam kegiatan pemilihan suatu
alternatif tindakan terhadap jenis produk ?
1 1 1 1 1
14 Apakah dengan pemahaman atas informasi
akuntansi manajemen dapat mengurangi resiko
dalam pengambilan keputusan pada penilaian
kinerja manajer pemasaran ?
0 0 0 1 1
15 Apakah informasi dari pihak intern
mempengaruhi pengambilan keputusan dalam
penilaian kinerja manajer pemasaran ?
1 1 1 1 1
16 Apakah pengambilan keputusan sebagai
penilaian kinerja manajer pemasaran lebih
banyak menggunakan informasi dalam
perusahaan ?
0 0 1 1 1
17 Apakah pengaruh dari luar perusahaan
mempengaruhi pengambilan keputusan sebagai
penilaian kinerja manajer pemasaran ?
1 0 0 1 1
18 Apakah informasi akuntansi dapat dijadikan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan ? 0 1 1 1 1
Jumlah : 5 7 11 14 16
Prosentse 27,8 38,9 61,1 77,8 88,9
Sumber :PT. Smartfren Madiun, 2012
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa penilaian kinerja
perusahaan pada lima tahun terakhir belum optimal sesuai dengan yang
diharapkan. Hal ini mengingat target kinerja manajer pemasaran yang
ditetapkan perusahaan pada kategori sangat baik dengan nilai prosentase
sebesar 90% tidak tercapai. Target kinerja manajer pemasaran sebesar 90%
tersebut telah ditetapkan perusahaan dalam Rencana Strategis Perusahaan tahun
2013.
C. Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pengaruh informasi
akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting) sebagai variabel X
dan kinerja manajer pemasaran pada PT. Smartfren Madiun sebagai variabel Y,
maka disajikan pengujian hipotesis sebagai berikut:
Tabel IV.3
Data Hasil Penelitian
Tahun Informasi Akuntansi
Pertanggungjawaban (X)
Kinerja Manajer
Pemasaran (Y)
2008 15.0 27.8
2009 25.0 38.9
2010 30.0 61.1
2011 40.0 77.8
2012 45.0 88.9
Sumber : Data diolah dari Tabel IV.1 dan IV.2
Selanjutnya data hasil penelitian tersebut dianalisis dengan
menggunakan teknik analisa regresi linier berganda dan diolah menggunakan
programstatistic computer SPSS rel. 12. Hasilnya dapat dilihat pada tabel IV.4
sampai tabel IV.5 berikut.
Tabel IV.4
COEFFICIENTS
Sumber : print out SPSS terlampir
Tabel IV.4 menunjukkan model persamaan linier yang dihasilkan dalam
penelitian ini adalah :
Y = -6,662 + 2,115 X
Nilai konstanta sebesar -6,662 menunjukkan bahwa apabila variabel informasi
akuntansi pertanggungjawaban (X) diabaikan dalam analisis, maka kinerja
Coefficientsa
-6.662 7.080 -.941 .416
2.115 .216 .985 9.794 .002
(Constant)
akuntansi
pertanggungjaw aban
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig.
Dependent Variable: kinerja perusahaana.
manajer pemasaran pada PT. Smartfren Madiun(Y) akan berkurang sebesar
6,662.
Penjabaran dari model persamaan regresi tersebut, sebagai berikut:
a. Pengaruh informasi akuntansi pertanggungjawaban (X) terhadap kinerja
manajer pemasaran pada PT. Smartfren Madiun(Y)
1) Koefisien regresi variabel akuntansi pertanggungjawaban (X) diketahui
sebesar 2,115. Hal ini menunjukan bahwa sifat antara kedua variabel
tersebut adalah positif atau searah artinya apabila akuntansi
pertanggungjawaban naik maka kinerja PT. Smartfren Madiunakan naik.
2) Nilai t hitung untuk variabel informasi akuntansi pertanggungjawaban
sebesar 9,794 dan probabilitasnya adalah 0,002 (0,2%) atau lebih kecil
5% maka berarti pengaruh variabel informasi akuntansi
pertanggungjawaban terhadap kinerja manajer pemasaran pada PT.
Smartfren Madiun bermakna atau signifikan, pada taraf signifikansi
95%, karena. t hitungnya (9,794) lebih besar dari t tabelnya (3,182).
Dengan kata lain Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh yang
bermakna antara variabel informasi akuntansi
pertanggungjawabanterhadap kinerja manajer pemasaran PT. Smartfren
Madiun. Bila digambarkan adalah sebagai berikut.
Gambar 2
Kurva Normal Uji t Variabel X terhadap Y
Daerah penerimaan
Ho
Daerah penolakan
Ho
-3,182l 3,182 9,794
Daerah penolakan
Ho
b. Analisa Korelasi Parsial (r)
Hasil analisis korelasi parsial (r) dapat dilihat pada tabel IV.5 di bawah ini.
Tabel IV.5
CORRELATIONS
Sumber: print out SPSS terlampir
Koefisien korelasi variabel informasi akuntansi pertanggungjawaban
(X) adalah sebesar 0,985 artinya kontribusi informasi variabel akuntansi
pertanggungjawaban terhadap kinerja manajer pemasaran pada PT.
Smartfren Madiun (Y) sebesar 0,985 atau 98,5%.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dapat diketahui hal-hal sebagai
berikut:
1. Penerapan akuntansi pertanggungjawaban oleh PT. Smartfren Madiun selama
lima tahun terakhir belum optimal sesuai dengan yang diharapkan atau belum
baik. Hal ini mengingat nilai prosentase penerapan akuntansi
pertanggungjawaban masih dibawah 61%
2. Penilaian kinerja perusahaan pada lima tahun terakhir belum optimal sesuai
dengan yang diharapkan. Hal ini mengingat target kinerja manajer pemasaran
yang ditetapkan perusahaan pada kategori sangat baik dengan nilai prosentase
sebesar 90% tidak tercapai. Target kinerja manajer pemasaran sebesar 90%
Cor relations
1 .985**
. .002
5 5
.985** 1
.002 .
5 5
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
kinerja perusahaan
akuntansi
pertanggungjaw aban
kinerja
perusahaan
akuntansi
pertanggun
gjaw aban
Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).**.
tersebut telah ditetapkan perusahaan dalam Rencana Strategis Perusahaan tahun
2013.
3. Berdasarkan pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa:
a. Koefisien regresi variabel informasi akuntansi pertanggungjawaban (X)
diketahui sebesar 2,115. Hal ini menunjukan bahwa sifat antara kedua
variabel tersebut adalah positif atau searah artinya apabila informasi
akuntansi pertanggungjawaban naik maka kinerja manajer pemasaran pada
PT. Smartfren Madiunakan naik;
b. Ada pengaruh yang signifikan antara informasi akuntansi
pertanggungjawaban terhadap kinerja manajer pemasaran pada PT.
Smartfren Madiun; dan
c. Kontribusi variabel informasi akuntansi pertanggungjawaban terhadap
kinerja manajer pemasaran pada PT. Smartfren Madiun(Y) sebesar 0,985
atau 98,5%.
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada PT. Smartfren Madiun mengenai
pengaruh informasi akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajer
pemasaran, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut:
1. Masalah yang sedang dihadapi oleh PT. Smartfren Madiun adalah “kinerja
manajer pemasaran dapat dikategorikan kurang”.
2.Koefisien regresi variabel informasi akuntansi pertanggungjawaban (X)
diketahui sebesar 2,115. Hal ini menunjukan bahwa sifat antara kedua variabel
tersebut adalah positif atau searah artinya apabila informasi akuntansi
pertanggungjawaban naik maka kinerja manajer pada PT. Smartfren
Madiunakan naik;
2. Ada pengaruh yang signifikan antara informasi akuntansi pertanggung-jawaban
terhadap kinerja manajer pada PT. Smartfren Madiun; dan
3. Kontribusi variabel informasi akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja
manajer pada PT. Smartfren Madiun(Y) sebesar 0,985 atau 98,5%.
B. Saran
Sehubungan dengan adanya permasalahan yang dihadapi PT.
Smartfren Madiun, maka lebih lanjut disarankan sebagai berikut :
Kualitas laporan informasi akuntansi pertanggunggungjawaban untuk kinerja
perusahaan agar terus ditingkatkan sehingga tercapai tujuan perusahaan baik
tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang.
C. Rekomendasi Penelitian Berikutnya
Penelitian ini merupakan penulisan ilmiah yang masih jauh dari
kesempurnaan, banyak hal-hal yang mungkin terlewati untuk dibahas. Penulis
berharap adanya masukan untuk penelitian ini. Penulis menyadari banyaknya
kelemahan dalam penelitian ini, hal ini disebabkan oleh terbatasnya ruang dan
waktu serta finansial yang harus diberikan dalam penelitian ini. Selain sebagai
manusia biasa yang tidak sempurna juga karena kesibukan penulis yang sudah
bekerja yang membuat penelitian ini dirasa masih kurang sempurna.
Penulis berharap bila nanti ada peneliti yang akan membuat suatu
penelitian serupa, penelitian ini dapat menjadi masukan untuk memperkaya
khasanah ilmu pengetahuan khususnya tentang penerapaninformasi akuntansi
pertanggungjawaban pada bidang ilmu ekonomi akuntansi sehingga akan lebih
lengkap dan sempurna. Misalnya penelitian tentang pengaruh akuntansi
pertanggungjawaban terhadap peningkatan jumlah konsumen yang menggunakan
jasa PT. Smartfren Madiun.
Disamping itu bagi penelitian selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut
tentang pengaruh informasi akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja
manajer, dapat mengembangkan lebih lanjut indikator kinerja manajer disamping
menambah variabel yang mempengaruhi kinerja manajer.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi pada peneliti
selanjutnya yang berminat untuk melakukan penelitian tentang informasi
akuntansi pertanggunggungjawabaninformasi akuntansi
pertanggunggungjawaban yang dikaitkan dengan variabel laba rugi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Al Haryono Yusup. 2003. Dasar-dasar Akuntansi. Bagian Penerbitan STIE YKPN
Yogyakarta
Anthony RN dan J.S. Reese. 2000. Accounting Tax and Case, Edisi ke-8. Home
Wood, Illionis: Richard D. Irwin, Inc.
Anthony RN dan Vijay Govn Darajan. 2002. Sistem Pengendalian Manajemen, Jilid I
dan II, Terjemahan. Penerbit Salemba Empat Jakarta.
Anthony RN. 2001. Management Control System tenth edition. Singapore: Mc. Graw
Hill Internatinal.
Baridwan, Zaki. 2000. Intermediate Accounting. Penerbit BPFE Yogyakarta.
Djarwa nto PS. 2000. Statistik Induktif. Penerbit BPFE Yogyakarta.
Dominick dan Louderback. 1997. Managerial Accounting. South Western College:
International Thomson Publishing.
Handoko, Hani, 2002. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi II.
Penerbit BPFE Yogyakarta.
Hansen Don R, Maryanne M. Mowen. 2000. Akuntansi Manajemen. Edisi ke dua,
terjemahan: A Hermawan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
J. Suprapto. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi. Edisi ke empat. Penerbit Erlangga
Jakarta.
Jogiyanto, HM. 2000. Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer. Edisi Pertama.
Bandung: Penerbit Remaja Rosda Karya.
LM Samryn. 2001. Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Mas‟ud Mahfudz. 2001. Akunting Biaya. Seri Manajemen Nomor 67. Jakarta:
Penerbit PT. Pustaka Binawan Pressindo.
Mengkunegara, Anwar Prabu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: Penerbit Remaja Rosda Karya.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen. Edisi ke tiga. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.
Nico Andriana. 2009. Pengaruh Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap
Penilaian Kinerja Manajer pada Perusahaan Pembiayaan FIF di Madiun.Skripsi,
Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Merdeka Madiun.
Sri Ayuningtyas. 2006. Efisiensi dan Efektifitas Penerapan Akuntansi
Pertanggungjawaban sebagai Alat Pengendalian dan Evaluasi Kinerja
Manajemen (Studi Kasus: PT Perkebunan Nusantara V). Skripsi, Prodi
Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Merdeka Madiun.
Suyadi, Prawirosentono. 2000. Kebijaksanaan Kinerja Karyawan-Kiat Membangun
Organisasi Kompetitif Menjelang Perdagangan Bebas Dunia. Yogyakarta:
Penerbit BPFE.
Wilkinson, Joseph W. 2000. Sistem Akunting dan Informasi, Terjemahan, Edisi III,
Jilid I. Jakarta: Penerbit Bina Rupa Aksara.
Wing Wahyu Winarno. 2000. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi ke dua. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN.
DAFTAR PERTANYAAN
A. PETUNJUK PENGISIAN
1. Isilah biodata singkat anda.
2. Jawablah pertanyaan yang ada dengan cara memberi tanda () pada kotak
jawaban yang menurut anda paling sesuai.
3. Kejujuran di dalam menjawab pertanyaan sangat membantu ketepatan dalam
pengambilan keputusan.
4. Jawab semua pertanyaan yang disediakan dengan jujur.
5. Setelah daftar dijawab semua, mohon dikembalikan
6. Masing-masing jawaban memiliki nilai:
Ya = 1
Tidak = 0
B. IDENTITAS RESPONDEN
Nama responden :
Jenis kelamin : Pria / Wanita
Status perkawinan : Kawin / Belum Kawin
Jabatan/kedudukan :
Tingkat pendidikan : SD / SLTP / SLTA
Diploma / S-1 / S-2
I. Variabel : Penerapan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
No. Item Analisis Data Responden
Ya Tidak
1 Apakah informasi akuntansi manajemen dapat
digunakan dalam perencanaan pencapaian tujuan
perusahaan ?
2 Apakah informasi akuntansi manajemen di-gunakan
dalam kegiatan pemilihan suatu alternatif tindakan
terhadap jenis produk ?
3 Apakah biaya-biaya yang dialokasikan ke tiap-tiap
departemen sudah tepat sasaran ?
4 Apakah terdapat pengawasan terhadap pos-pos
pengeluaran biaya ?
5 Apakah penggunaan informasi akuntansi mana-jemen
terhadap penilaian kinerja manajer sudah efisien bagi
perusahaan ?
6 Apakah dengan adanya penerapan informasi akuntansi
manajemen mempunyai dampak positif bagi
perusahaan?
7 Apakah penggunaan informasi akuntansi mana-jemen
dinilai efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan?
8 Apakah dengan adanya penerapan informasi akuntansi
manajemen dapat meningkatkan pencapaian laba
perusahaan ?
9 Apakah dengan adanya penerapan informasi akuntansi
manajemen dapat menambah jumlah jenis produk ?
10 Apakah dengan adanya informasi akuntansi manajemen
dapat meminimalkan biaya-biaya yang ada ?
11 Apakah perusahaan menerapkan akuntansi per-
tanggungjawaban ?
12 Dalam mengawasi (memonitor) kegiatan perusahaan,
apakah pimpinan perusahaan selalu menggunakan
laporan yang diterimanya ?
13 Apakah tiap pengambilan keputusan, monitoring dan
evaluasi selalu didukung oleh informasi yang relevan
dengan permasalahan yang sedang dihadapi ?
14 Apakah perusahaan melaksanakan anggaran operasional
setiap tahunnya ?
15 Apakah semua kepala bagian menerima laporan rutin
yang dapat menunjukkan prestasi kerja bagiannya ?
16 Apakah informasi akuntansi manajemen di-gunakan
dalam kegiatan pemilihan suatu alternatif tindakan
terhadap jenis produk ?
17 Apakah dengan pemahaman atas informasi akuntansi
manajemen dapat mengurangi resiko dalam
pengambilan keputusan pada penilaian kinerja manajer?
18 Apakah informasi dari pihak intern mem-pengaruhi
pengambilan keputusan dalam penilaian kinerja
manajer?
19 Apakah pengambilan keputusan sebagai penilai-an
kinerja manajer lebih banyak menggunakan informasi
dalam perusahaan ?
20 Apakah pengaruh dari luar perusahaan mem-pengaruhi
pengambilan keputusan sebagai penilaian kinerja
manajer ?
II. Variabel : Penilaian Kinerja Manajer Pemasaran
No. Item Analisis Data Responden
Ya Tidak
1 Apakah informasi akuntansi manajemen dapat
digunakan dalam perencanaan pencapaian tujuan
perusahaan ?
2 Apakah informasi akuntansi manajemen di-
gunakan dalam kegiatan pemilihan suatu alternatif
tindakan terhadap jenis produk ?
3 Apakah biaya-biaya yang dialokasikan ke tiap-tiap
departemen sudah tepat sasaran ?
4 Apakah terdapat pengawasan terhadap pos-pos
pengeluaran biaya ?
5 Apakah penggunaan informasi akuntansi
manajemen terhadap penilaian kinerja manajer
pemasaran sudah efisien bagi perusahaan ?
6 Apakah pengunaan informasi akuntansi manajemen
di perusahaan sudah berjalan dengan efektif ?
7 Apakah perusahaan menerapkan akuntansi per-
tanggungjawaban ?
8 Dalam mengawasi (memonitor) kegiatan peru-
sahaan, apakah pimpinan perusahaan selalu
menggunakan laporan yang diterimanya ?
9 Apakah tiap pengambilan keputusan, monitoring
dan evaluasi selalu didukung oleh informasi yang
relevan dengan permasalahan yang sedangdihadapi
?
10 Apakah perusahaan melaksanakan anggaran
operasional setiap tahunnya ?
11 Apakah informasi akuntansi dapat dijadikan tolok
ukur kinerja perusahaan
12 Apakah informasi akuntansi dapat dijadikan tolok
ukur kinerja perusahaan ?
13 Apakah informasi akuntansi manajemen digunakan
dalam kegiatan pemilihan suatu alternatif tindakan
terhadap jenis produk ?
14 Apakah dengan pemahaman atas informasi
akuntansi manajemen dapat mengurangi resiko
dalam pengambilan keputusan pada penilaian
kinerja manajer pemasaran ?
15 Apakah informasi dari pihak intern mempengaruhi
pengambilan keputusan dalam penilaian kinerja
manajer pemasaran ?
16 Apakah pengambilan keputusan sebagai penilaian
kinerja manajer pemasaran lebih banyak
menggunakan informasi dalam perusahaan ?
17 Apakah pengaruh dari luar perusahaan
mempengaruhi pengambilan keputusan sebagai
penilaian kinerja manajer pemasaran ?
18 Apakah informasi akuntansi dapat dijadikan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan ?
PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
TERHADAP PENILAIAN KINERJA MANAJER PEMASARAN
PADA PT. SMARTFREN MADIUN
Nurharibnu Wibisono, SE, M.Si, Ak 1
Email: [email protected]
ABSTRAKSI
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh informasi
akuntansi pertanggungjawaban terhadap penilaian kinerja manajer pemasaran pada
PT. Smartfren Madiun. Jenis penelitaian ini adalah penelitian aplikatif, yaitu
penelitian yang bertujuan ingin menerapkan konsep. Data diperoleh melalui
dokumentasi, wawancara, observasi dan kuisioner. Hasil penelitian ini adalah: (1)
Koefisien regresi variabel akuntansi pertanggungjawaban (X) diketahui sebesar
2,115. Hal ini menunjukkan bahwa sifat antara ke dua variabel tersebut adalah positif
atau searah. Artinya, apabila informasi akuntansi pertanggungjawaban naik maka
kinerja manajer pemasaran PT. Smartfren Madiun akan naik. (2) Ada pengaruh yang
signifikan antara informasi akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajer
pemasaran PT. Smartfren Madiun. (3) Kontribusi variabel antara informasi akuntansi
pertanggungjawaban terhadap kinerja manajer pemasaran PT. Smartfren Madiun (Y)
sebesar 0,985 atau 98,5%.
Kata kunci: Informasi akuntansi pertanggungjawaban dan kinerja manajer pemasaran
ABSTRACT
The purpose of this study is to determine the influence of accounting information
accountability to appraisal of marketing manager at PT. Smartfren Madiun. This type
of research is an applicative research, ie research that aims to apply the concept.
Data obtained through documentation, interviews, observation and questionnaires.
The results of this study are: (1) The regression coefficient of accounting variables
(X) is known at 2.115. This shows that the nature between the two variables is
positive or unidirectional. That is, if accounting information accountability rises then
the performance of marketing manager of PT. Smartfren Madiun will go up. (2)
There is a significant influence between the accounting information of accountability
to the performance of marketing manager of PT. Smartfren Madiun. (3) Contribution
of variable between responsibility accounting information to marketing manager
performance of PT. Smartfren Madiun (Y) of 0.985 or 98.5%.
Keywords: information of accountability accounting and performance of marketing
manager
1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Madiun
PENDAHULUAN
F. Latar Belakang Masalah
Salah satu informasi yang dicapai
untuk menilai kinerja adalah informasi
akuntansi. Dengan adanya informasi
diharapkan manajer dapat
mengembangkan informasi tersebut
untuk perencanaan, pengambilan
keputusan dan sebagai pedoman
pengendalian dalam pelaksanaan
kegiatan operasional. Mulyadi
(2001:15), menggolongkan informasi
akuntansi menjadi tiga jenis yaitu:
informasi operasi, informasi akuntansi
keuangan, dan informasi akuntansi
manajemen.
Penerapan informasi
responsibility accounting (akuntansi
pertanggung-jawaban) yang baik
adalah dengan menetapkan secara
tegas antara wewenang dan tanggung
jawab setiap tingkatan manajemen
sehingga kualitas laporan yang ada
bisa dicapai dengan maksimal,
karena setiap tingkatan manajemen
mengetahui apa yang menjadi
wewenang dan tanggungjawab
masing-masing. Responsibility
accounting dapat memudahkan
pelimpahan wewenang dalam
penbambilan keputusan dan dapat
meningkatkan pelaksanaan tindakan
koreksi terhadap penyimpangan yang
terjadi melalui laporan
pertanggungjawaban.
Penelitian Sri Ayuningtyas (2006)
menunjukkan bahwa: Penerapan
akuntansi pertanggungjawaban dalam
mengendalikan dan mengevaluasi
kinerja manajemen perusahaan pada
PT. Perkebunan Nusantara V (Persero)
telah berjalan secara efektif dan
efisien, hal ini dibuktikan dengan
adanya partisipasi dari manajemen
level bawah dalam proses penetapan
anggaran. Anggaran yang telah
disahkan tersebut kemudian akan
digunakan sebagai alat pengendalian
kegiatan operasi perusahaan oleh
manajemen puncak dan para manajer
pusat pertanggungjawaban akan
dievaluasi dan dianalisa prestasi
aktualnya berdasarkan anggaran
tersebut.
Penelitian Nico Andriana (2009)
menunjukkan bahwa: 1) penilaian
kinerja manajer termasuk dalam
klasifikasi kurang. 2) Penyebabnya
adalah kurangnya pemahaman tentang
manfaat responsibility accounting. 3)
Ada pengaruh yang signifikan antara
informasi akuntansi pertanggung-
jawaban terhadap kinerja manajer.
Perusahaan PT. Smartfren
Madiun merupakan suatu perusahaan
yang bergerak dalam bidang
telekomunikasi dan perdagangan
umum yaitu penjualan handphone dan
smartphone. Penilaian terhadap kinerja
manajer diterapkan perusahaan
dilaksanakan tiap enam bulan sekali,
berdasarkan sistem evaluasi realisasi
perencanaan kerja dengan
menggunakan informasi akuntansi.
Penilaian dilakukan oleh atasannya
langsung, diketahui manajer yang
bersangkutan dan ditetapkan oleh
atasan, dari atasan langsung.
Kelancaran dan ketertiban penilaian
kinerja pegawai dikoordinasi oleh
manajer sistem dan sumber daya
manusia dengan dibantu oleh manajer
unit kerja.
Berdasarkan latar belakang
masalah di atas, maka penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan
mengambil judul “Pengaruh Informasi
Akuntansi Pertanggungjawaban
Terhadap Penilaian Kinerja Manajer
Pemasaran Pada PT. Smartfren
Madiun”.
G. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut,
permasalahan dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Apakah ada pengaruh informasi
akuntansi pertanggung-jawaban
terhadap penilaian kinerja manajer
pemasaran?”
H. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui adanya pengaruh
informasi akuntansi pertangung-
jawaban terhadap penilaian kinerja
manajer pemasaran pada PT.
Smartfren Madiun.
TINJAUAN PUSATAKA
1. Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Mulyadi (2001) Sistem
adalah suatu jaringan prosedur yang
dibuat menurut pola yang terpadu
untuk melaksanakan kegiatan pokok
perusahaan, sedang prosedur adalah
suatu urutan kegiatan klerikal,
biasanya melibatkan beberapa orang
dalam suatu departemen atau lebih,
yang dibuat untuk menjamin
penanganan secara seragam transaksi
perusahaan yang terjadi secara
berulang-ulang. Jadi suatu sistem
terdiri dari jaringan prosedur,
sedangkan prosedur merupakan urutan
kegiatan klerikal.
Produk suatu sistem informasi
menurut Mulyadi (2001) adalah
keluaran yang berupa informasi yang
bermutu dan dokumen untuk semua
tingkat managemen dan semua
pemakai informasi, baik pemakai
intern maupun pemakai luar
organisasi.
Pengertian informasi menurut
Gordon B. Davis sebagaimana dikutip
oleh Jogiyanto (2000) adalah data
yang telah diolah ke dalam suatu
bentuk yang berguna bagi
penerimanya dan nyata atau berupa
nilai yang dapat dipahami di dalam
keputusan sekarang maupun masa
depan.
Manager perusahaan
membutuhkan informasi untuk
membantunya dalam pengambilan
keputusan perencanaan dan
pengendalian. Dalam menentukan
kebutuhan informasi yang spesifik,
analis informasi berupaya
memaksimalkan nilai informasi yang
dikomunikasikan ke setiap manager
perusahaan.
Sistem informasi menurut
Wilkinson (2000) didefinisikan
sebagai suatu kerangka kerja dengan
mana sumber daya (manusia dan
komputer) dikoordinasikan untuk
mengubah masukan (data) menjadi
keluaran (informasi), guna mencapai
sasaran-sasaran perusahaan.
Sistem informasi memiliki
karakteristik umum yaitu: jaringan
komunikasi, tahap dan fungsi konversi
data, masukan data dan keluaran
informasi, pengguna-pengguna
informasi, sasaran, dan sumber daya
(Wilkinson, 2000).
Sistem Informasi Akuntansi
menurut Mulyadi (2001) adalah
organisasi formulir, catatan dan
laporan yang dikoordinasi sedemikian
rupa untuk menyediakan informasi
keuangan yang dibutuhkan oleh
manajemen guna memudahkan
pengelolaan perusahaan.
2. Pengertian akuntansi
pertanggungjawaban
Pengertian akuntansi
pertanggungjawaban menurut Hansen
& Mowen (2000: 116) adalah sebagai
berikut: ”Akuntansi pertanggung-
jawaban adalah sistem yang mengukur
berbagai hasil yang dicapai oleh
setiap pusat pertanggungjawaban
menurut informasi yang dibutuhkan
oleh para manajer untuk
mengoperasikan pusat pertanggung-
jawaban mereka.”
Pengertian akuntansi pertanggung-
jawaban Menurut L.M Samryn, SE
(2001):
“Akuntansi pertanggungjawaban
merupakan suatu sistem akuntansi
yang digunakan untuk mengukur
kinerja setiap pertaggungjawaban
sesuai dengan informasi yang
dibutuhkan manajer untuk
mengoperasikan pusat pertanggung-
jawaban mereka sebagai bagian dari
sistem pengendalian manajemen”.
Mulyadi (2001) menyimpulkan
bahwa syarat untuk dapat menerapkan
akuntansi pertanggungjawaban:
struktur organisasi, anggaran, dan
penggolongan biaya (terkendalikan
dan tidak terkendalikan).
3. Pentingnya Informasi Akuntansi
Pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban
mendasarkan pada pemikiran bahwa
seorang manajer harus dibebani
tanggung jawab atas prestasinya
sendiri dan prestasi bawahannya.
Konsep akuntansi pertanggungjawaban
menjadi pedoman departemen
akuntansi untuk mengumpulkan,
mengukur dan melaporkan prestasi
sesungguhnya, prestasi yang
diharapkan dan selisih yang timbul
dalam setiap pusat
pertanggungjawaban.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
tanggung jawab dalam hubungan
dengan akuntansi pertanggungjawaban
menurut Dominiak dan Louderback
(1997) adalah: ukuran perusahaan,
karakteristik kegiatan operasi, dan
filosofi manajer tingkat atas.
4. Penilaian Kinerja
Mulyadi (2001: 415)
mendefinisikan penilaian kinerja
adalah penentuan secara periodik
efektifitas operasional suatu
organisasi, bagian organisasi dan
karyawannya berdasarkan sasaran,
standar dan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya. Pengertian
kinerja (job performance atau actual
performance) adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai
seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya
(Mangkunegara, Anwar Prabu, 2002:
67).
Istilah penilaian kinerja
(performance appraisal) memiliki
pengertian yang sama dengan evaluasi
kinerja (performance evaluation).
Handoko (2002: 135), mendefinisikan
penilaian kinerja (performance
appraisal) adalah proses melalui nama
organisasi-organisasi mengevaluasi
atau menilai prestasi kerja karyawan.
5. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini ialah “Ada pengaruh
informasi akuntansi pertanggung-
jawaban terhadap penilaian kinerja
manajer pemasaran di PT. Smartfren
Madiun.”
METODE PENELITIAN
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah
penelitian aplikatif, yaitu penelitian
dengan tujuan untuk menerapkan
konsep dan mengevaluasi apakah ada
hubungan antara informasi akuntansi
dengan keberhasilan yang dicapai
perusahaan.
G. Definisi Operasional Variabel
Dalam rangka pencapaian tujuan
penelitian, variabel yang menjadi
perhatian penulis adalah sebagai
berikut :
3. Informasi akuntansi pertanggung-
jawaban (variabel X)
Merupakan variabel independen
atau variabel bebas yang selanjutnya
disebut variabel X. Informasi
akuntansi pertanggungjawaban sebagai
alat bantu manajemen mempengaruhi
kemajuan perusahaan di mana dengan
menggunakan informasi akuntansi
manajemen sebagai alat bantu
manajemen meningkatkan kemajuan
perusahaan. Variabel ini didapat dari
kuesioner.
4. Penilaian kinerja manajer (variabel
Y)
Merupakan variabel dependen
atau variabel terikat yang selanjutnya
disebut variabel Y. Penilaian kinerja
manajer adalah penilaian atas perilaku
manajemen di dalam menjalankan
aktifitas kegiatan perusahaan agar
sesuai dengan sasaran, standar, kriteria
dan tujuan yang telah ditetapkan.
Ukuran penilaian kinerja yang
dipakai untuk menilai kinerja manajer
adalah cara manajer menjalankan
tugas-tugasnya. Variabel Y dapat
diperoleh dengan rumus: (Suyadi
Prawirosentoro, 2000: 240).
Penilaian Kinerja = nilai
peningkatan kompetensi + nilai
hasil kerja
Nilai peningkatan kompetensi
diketahui dari hasil kuesioner tentang
penerapan informasi akuntansi untuk
perencanaan, pengambilan keputusan
dan pembuatan laporan keuangan yang
dilakukan oleh manajer. Sedangkan
nilai hasil kerja diperoleh dari
peningkatan penjualan smartphone
dibandingkan dengan tahun
sebelumnya (dihitung dalam satuan
unit).
H. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder
yang diperoleh dari pihak lain berupa
arsip atau dokumen yaitu data sejarah
perusahaan, aspek produksi, aspek
pemasaran, aspek personalia dan lain
sebagainya. Sedangkan sumber data
tersebut bisa diperoleh dari perusahaan
yang menjadi obyek penelitian yaitu
Perusahaan PT. Smartfren Madiun.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik dan prosedur untuk
memperoleh data dalam penelitian ini
adalah:
5. Dokumentasi berupa job
description, aturan-aturan yang
berlaku di perusahaan, sistem
penilaian kinerja pegawai dan
pedoman penilaian kinerja
perusahaan (data internal
perusahaan), kontrak manajemen,
laporan kinerja perusahaan tahunan,
laporan penetapan penilaian kinerja
unit.
6. Wawancara dengan pihak yang
terlibat dalam perusahaan yang
dijadikan obyek penelitian.
7. Observasi melalui peninjauan dan
pengamatan langsung ke
perusahaan mengenai aktifitas
perusahaan untuk menyesuaikan
data yang diperoleh.
8. Kuesioner yang dilakukan kepada
Perusahaan PT. Smartfren Madiun.
J. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang
digunakan adalah kuesioner dan
Laporan Laba Rugi selama lima tahun
terakhir.
K. Teknik Analisa Data
Dalam pengolahan data ini penulis
menggunakan metode:
3. Metode Kualitatif
4. Analisa kuantitatif
Metode yang digunakan dalam
pengolahan data dengan rumus
statistika untuk mengetahui
hubungan variabel yang satu
dengan yang lain.
d. Analisa regresi linier
Digunakan untuk mengetahui
kemungkinan bentuk hubungan
spesifik antara variabel bebas
dan variabel terikat dengan
bentuk persamaan sebagai
berikut: (J. Supranto, 2000:297).
bXaY
22,
.
XXn
XYXYnb
n
XbYa
Dimana :
X = variabel bebas
(informasi akuntansi)
Y = variabel terikat
(penilaian kinerja manajer)
a = konstanta
b = koefisien regresi
n = jumlah sampel
e. Korelasi
Digunakan untuk mengukur
besarnya hubungan antara dua
variabel yang sifatnya
kuantitatif, digunakan rumus : (J.
Surpanto, 2000:153)
2222 . YYnXXn
YXXYnr
Dimana :
R= koefisien korelasi
n = jumlah sample
X= variabel bebas (informasi
akuntansi manajemen)
Y= variabel terikat (penilaian
kinerja manajer)
r = 0, berarti tidak ada
hubungan antara variabel
X dan variabel Y
r = +1 atau mendekati +1,
berarti korelasi sempurna
dan mempunyai
hubungan positif
r = -1 atau mendekati -1,
berarti korelasi relatif
sempurna dan
mempunyai hubungan
positif
f. Uji t
Untuk menguji signifikansi
adanya pengaruh variabel X
terhadap variabel Y digunakan
uji t, dengan rumus: (Djarwanto
PS, 2000:349).
2r1
2nrt test
Di mana :
t = nilai distribusi
r = koefisien korelasi
n = jumlah sample
1 = taraf nyata
Prosedur pengujian :
a) Formulasi Hipotesa
Ho : b = 0, tidak ada hubungan
antara variabel X dan variabel
Y
Ho : b # 0, ada hubungan antara
variabel X dan variabel Y
b) Kriteria pengujian
Ho diterima jika –t (/2 ; n-2)
< t hitung < t (/2 ; n-2)
Ho ditolak jika t hitung >(/2 ;
n-2) atau t hitung <-t (/2 ; n-
2)
Gambar 2. Kurva Pengujian Hipotesa
ANALISA DATA DAN
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek
Penelitian
1. Deskripsi PT Smartfren Telecom
Smartfren adalah satu bentuk
kerjasama yang dilakukan oleh PT
Telecom (Smart) dan PT Mobile-8
Telecom Tbk (Mobile-8) di dalam
kegiatan pemasaran dan peningkatan
kualitas layanannya untuk memperkuat
posisi dari masing-masing di dalam
industri telekomunikasi Indonesia.
Kantor Smartfren berlokasi di Jl. H.
Agus Salim No.45 Sabang , Jakarta
Pusat.
Kerjasama Smartfren ini
ditandatangani pada tanggal 3 Maret
2010. Kerjasama ini diharapkan akan
mendukung Smart dan Mobile-8 untuk
lebih fokus pada penyediaan layanan
yang terjangkau kepada masyarakat
dengan kualitas yang terbaik. Bentuk
nyata kerjasama dari kedua penyedia
layanan berbasis CDMA ini diberi
lambang „SMARTFREN‟ yang akan
dipergunakan disemua kegiatan
pemasaran yang dilakukan oleh kedua
perusahaan.
Jumlah pelanggan Smartfren
sampai dengan akhir 2010 mencapai 6
juta pelanggan, dan ketersebaran
galerinya ada di daerah Jabodetabek,
Pulau Jawa dan Bali, Sumatra dan
Sulawesi. Berdasarkan data statistik,
Smartfren menguasai sekitar 15 %
pasar selular di Indonesia. Dengan
begitu besarnya persaingan antar
operator selular semakin ketat serta
banyaknya operator selular lain yang
berbasis teknologi CDMA, seperti
Telkom Flexi, M8, Indosat dengan
StarOne, Bakrie Telecom dengan Esia,
Sampoerna Telecom dengan Ceria,
mengakibatkan semakin ketatnya
persaingan antar operator selular
CDMA pada akhir tahun 2010.
B. Analisa Data Penelitian
PT. Smartfren Madiun
mempunyai tujuan, baik tujuan jangka
pendek maupun tujuan jangka panjang.
Dalam mencapai tujuan tersebut,
perusahaan seringkali dihadapkan
dengan adanya hambatan atau
rintangan yang sering disimpulkan
sebagai masalah perusahaan. Pada
kenyataannya selalu membutuhkan
waktu serta pemikiran untuk
mengantisipasinya dengan harapan
permasalahan tersebut tidak akan
berlarut-larut, yang pada suatu saat
akan mengakibatkan terganggunya
kegiatan perusahaan, sehingga tujuan
yang telah ditetapkan tidak dapat
tercapai.
Data dalam penelitian ini meliputi
data tentang informasi akuntansi
pertanggungjawaban (X) dan kinerja
manajer pemasaran pada PT.
Smartfren di Madiun.
1. Informasi akuntansi
pertanggungjawaban
Penerapan responsibility
accounting (akuntansi
pertanggungjawaban) dapat dilihat
dari hasil kuesioner yaitu penerapan
akuntansi manajernen, penerapan
responsibility accounting,
pelaksanaan pengendalian biaya
produksi, sistem pengendalian,
responsibility accounting sebagai alat
bantu manajer, manfaat responsibility
accounting, penyimpangan tiap
departemen, kegiatan koreksi,
penilaian tentang keberhasilan atau
kegagalan, perbandingan biaya
produksi antara anggaran dan
realisasi, laporan anggaran sebagai
dasar pengendalian, pengajuan
rancangan anggaran oleh tiap-tiap
manajer, koordinasi antar divisi,
pertanagungjawaban kepala bagian,
pemisahan biaya terkendali dan tidak
terkendali, penilaian kinerja manajer
pemasaran, kegiatan monitoring,
kegiatan rapat, penetapan sasaran oleh
manajer puncak, penetapan target-
target untuk kemajuan perusahaan.
Hasil kuesioner tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel IV.1
PT. Smartfren Madiun
Hasil Penelitian Tentang Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban
Tahun 2008 - 2012
No. Keterangan Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 Jml
1 Apakah informasi akuntansi manajemen
dapat digunakan dalam perencanaan
pencapaian tujuan perusahaan ?
1 1 1 1 1 5
2 Apakah informasi akuntansi manajemen
di-gunakan dalam kegiatan pemilihan
suatu alternatif tindakan terhadap jenis
produk ?
0 0 0 1 1 2
3 Apakah biaya-biaya yang dialokasikan ke
tiap-tiap departemen sudah tepat sasaran ?
0 0 1 1 1 3
4 Apakah terdapat pengawasan terhadap
pos-pos pengeluaran biaya ?
0 0 0 0 0 0
5 Apakah penggunaan informasi akuntansi
mana-jemen terhadap penilaian kinerja
manajer sudah efisien bagi perusahaan ?
0 0 0 0 0 0
6 Apakah dengan adanya penerapan
informasi akuntansi manajemen
mempunyai dampak positif bagi
perusahaan ?
0 0 0 0 0 0
7 Apakah penggunaan informasi akuntansi
mana-jemen dinilai efisien dalam
pencapaian tujuan perusahaan ?
0 0 0 0 0 0
8 Apakah dengan adanya penerapan
informasi akuntansi manajemen dapat
meningkatkan pencapaian laba
perusahaan?
0 0 0 0 0 0
9 Apakah dengan adanya penerapan
informasi akuntansi manajemen dapat
menambah jumlah jenis produk ?
0 0 0 0 0 0
10 Apakah dengan adanya informasi
akuntansi manajemen dapat
meminimalkan biaya-biaya yang ada ?
0 0 0 0 0 0
11 Apakah perusahaan menerapkan akuntansi
per-tanggungjawaban ?
1 1 1 1 1 5
12 Dalam mengawasi (memonitor) kegiatan
peru-sahaan, apakah pimpinan perusahaan
selalu menggunakan laporan yang
diterimanya ?
0 0 0 0 0 0
13 Apakah tiap pengambilan keputusan,
monitoring dan evaluasi selalu didukung
oleh informasi yang relevan dengan
permasalahan yang sedang dihadapi ?
0 0 0 0 0 0
14 Apakah perusahaan melaksanakan
anggaran operasional setiap tahun nya ?
0 1 1 1 1 4
15 Apakah semua kepala bagian menerima
laporan rutin yang dapat menunjukkan
prestasi kerja bagiannya ?
1 1 1 1 1 5
16 Apakah informasi akuntansi manajemen
di-gunakan dalam kegiatan pemilihan
suatu alternatif tindakan terhadap jenis
produk ?
0 0 0 1 1 2
17 Apakah dengan pemahaman atas informasi
akuntansi manajemen dapat mengurangi
resiko dalam pengambilan keputusan pada
penilaian kinerja manajer ?
0 0 0 0 0 0
18 Apakah informasi dari pihak intern mem-
pengaruhi pengambilan keputusan dalam
penilaian kinerja manajer ?
0 0 0 0 0 0
19 Apakah pengambilan keputusan sebagai 0 0 0 0 1 1
penilai-an kinerja manajer lebih banyak
menggunakan informasi dalam
perusahaan?
20 Apakah pengaruh dari luar perusahaan
mempengaruhi pengambilan keputusan
sebagai penilaian kinerja manajer ?
0 1 1 1 1 4
Jumlah 3 5 6 8 9 31
Prosentase 15 % 25 % 30 % 40 % 45 % 155
Sumber : PT. Smartfren Madiun, 2012
Berdasarkan tabel IV.1 dapat
diketahui bahwa penerapan akuntansi
pertanggungjawaban oleh PT.
Smartfren Madiun selama lima tahun
terakhir belum optimal sesuai dengan
yang diharapkan atau belum baik.
Hal ini mengingat nilai prosentase
penerapan akuntansi
pertanggungjawaban masih dibawah
61%.
2. Menganalisis Penilaian Kinerja
manajer pemasaran Perusahaan
Penilaian kinerja manajer
pemasaran adalah penentuan secara
periodik efektifitas operasional suatu
organisasi, bagian organisasi dan
karyawannya berdasarkan sasaran,
standar dan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya. Oleh karena
organisasi pada dasarnya dioperasikan
oleh sumber daya manusia maka
penilaian kinerja sesungguhnya
merupakan penilaian atas perilaku
manusia dalam melaksanakan peran
yang mereka mainkan di dalam
organisasi.
Penilaian kinerja manajer
pemasaran pada PT. Smartfren Madiun
dapat dilihat dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel IV.2
PT. Smartfren Madiun
Penilaian Kinerja Manajer Pemasaran Perusahaan
Tahun 2008-2012
No. Item Analisis Data Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1 Apakah informasi akuntansi manajemen dapat
digunakan dalam perencanaan pencapaian
tujuan perusahaan ?
1 1 1 1 1
2 Apakah informasi akuntansi manajemen di-
gunakan dalam kegiatan pemilihan suatu
alternatif tindakan terhadap jenis produk ?
0 0 0 1 1
3 Apakah biaya-biaya yang dialokasikan ke tiap-
tiap departemen sudah tepat sasaran ?
0 1 1 1 1
4 Apakah terdapat pengawasan terhadap pos-pos
pengeluaran biaya ?
0 1 1 1 1
5 Apakah penggunaan informasi akuntansi
manajemen terhadap penilaian kinerja manajer
pemasaran sudah efisien bagi perusahaan ?
0 0 0 0 0
6 Apakah pengunaan informasi akuntansi
manajemen di perusahaan sudah berjalan
dengan efektif ?
1 1 0 0 1
7 Apakah perusahaan menerapkan akuntansi per-
tanggungjawaban ?
0 0 0 1 1
8 Dalam mengawasi (memonitor) kegiatan peru-
sahaan, apakah pimpinan perusahaan selalu
menggunakan laporan yang diterimanya ?
0 0 1 0 0
9 Apakah tiap pengambilan keputusan,
monitoring dan evaluasi selalu didukung oleh
informasi yang relevan dengan permasalahan
yang sedang dihadapi ?
0 0 1 1 1
10 Apakah perusahaan melaksanakan anggaran
operasional setiap tahunnya ?
0 0 0 1 1
11 Apakah informasi akuntansi dapat dijadikan
tolok ukur kinerja perusahaan ?
0 0 1 1 1
12 Apakah informasi akuntansi dapat dijadikan
tolok ukur kinerja perusahaan
0 0 1 1 1
13 Apakah informasi akuntansi manajemen
digunakan dalam kegiatan pemilihan suatu
alternatif tindakan terhadap jenis produk ?
1 1 1 1 1
14 Apakah dengan pemahaman atas informasi
akuntansi manajemen dapat mengurangi resiko
dalam pengambilan keputusan pada penilaian
kinerja manajer pemasaran ?
0 0 0 1 1
15 Apakah informasi dari pihak intern
mempengaruhi pengambilan keputusan dalam
penilaian kinerja manajer pemasaran ?
1 1 1 1 1
16 Apakah pengambilan keputusan sebagai
penilaian kinerja manajer pemasaran lebih
banyak menggunakan informasi dalam
perusahaan ?
0 0 1 1 1
17 Apakah pengaruh dari luar perusahaan
mempengaruhi pengambilan keputusan sebagai
penilaian kinerja manajer pemasaran ?
1 0 0 1 1
18 Apakah informasi akuntansi dapat dijadikan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan ?
0 1 1 1 1
Jumlah : 5 7 11 14 16
Prosentse 27,8 38,9 61,1 77,8 88,9
Sumber : PT. Smartfren Madiun, 2012
Berdasarkan tabel di atas dapat
diketahui bahwa penilaian kinerja
perusahaan pada lima tahun terakhir
belum optimal sesuai dengan yang
diharapkan. Hal ini mengingat target
kinerja manajer pemasaran yang
ditetapkan perusahaan pada kategori
sangat baik dengan nilai prosentase
sebesar 90% tidak tercapai. Target
kinerja manajer pemasaran sebesar
90% tersebut telah ditetapkan
perusahaan dalam Rencana Strategis
Perusahaan tahun 2013.
E. Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara pengaruh informasi
akuntansi pertanggungjawaban
(responsibility accounting) sebagai
variabel X dan kinerja manajer
pemasaran pada PT. Smartfren Madiun
sebagai variabel Y, maka disajikan
pengujian hipotesis sebagai berikut:
Tabel IV.3
Data Hasil Penelitian
Th
Informasi
Akuntansi
Pertanggung-
jawaban (X)
Kinerja
Manajer
Pemasaran
(Y) 2008 15.0 27.8 2009 25.0 38.9 2010 30.0 61.1 2011 40.0 77.8 2012 45.0 88.9
Sumber: Data diolah dari Tabel IV.1
dan IV.2
Selanjutnya data hasil penelitian
tersebut dianalisis dengan
menggunakan teknik analisa regresi
linier berganda dan diolah
menggunakan program statistic
computer SPSS rel. 12. Hasilnya dapat
dilihat pada tabel IV.4 sampai tabel
IV.5 berikut.
Tabel IV.4
COEFFICIENTS
Sumber: data diolah, 2012
Tabel IV.4 menunjukkan model
persamaan linier yang dihasilkan
dalam penelitian ini adalah: Y = -6,662
+ 2,115 X
Nilai konstanta sebesar -6,662
menunjukkan bahwa apabila variabel
informasi akuntansi pertanggung-
jawaban (X) diabaikan dalam analisis,
maka kinerja manajer pemasaran pada
PT. Smartfren Madiun (Y) akan
berkurang sebesar 6,662.
Penjabaran dari model persamaan
regresi tersebut, sebagai berikut:
a. Pengaruh informasi akuntansi
pertanggungjawaban (X) terhadap
kinerja manajer pemasaran pada
PT. Smartfren Madiun (Y)
3) Koefisien regresi variabel
akuntansi pertanggungjawaban
(X) diketahui sebesar 2,115. Hal
ini menunjukan bahwa sifat
antara kedua variabel tersebut
adalah positif atau searah artinya
apabila akuntansi
pertanggungjawaban naik maka
kinerja PT. Smartfren Madiun
akan naik.
4) Nilai t hitung untuk variabel
informasi akuntansi
pertanggungjawaban sebesar
Coefficientsa
-6.662 7.080 -.941 .416
2.115 .216 .985 9.794 .002
(Constant)
akuntansi
pertanggungjaw aban
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig.
Dependent Variable: kinerja perusahaana.
9,794 dan probabilitasnya adalah
0,002 (0,2%) atau lebih kecil 5%
maka berarti pengaruh variabel
informasi akuntansi
pertanggungjawaban terhadap
kinerja manajer pemasaran pada
PT. Smartfren Madiun bermakna
atau signifikan, pada taraf
signifikansi 95%, karena. t
hitungnya (9,794) lebih besar
dari t tabelnya (3,182). Dengan
kata lain Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya ada pengaruh
yang bermakna antara variabel
informasi akuntansi
pertanggungjawaban terhadap
kinerja manajer pemasaran PT.
Smartfren Madiun. Bila
digambarkan adalah sebagai
berikut.
Gambar 2
Kurva Normal Uji t Variabel X terhadap Y
b. Analisa Korelasi Parsial (r)
Hasil analisis korelasi parsial (r) dapat dilihat pada tabel IV.5 di bawah ini.
Tabel IV.5
CORRELATIONS
Sumber: data diolah, 2010
Cor relations
1 .985**
. .002
5 5
.985** 1
.002 .
5 5
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
kinerja perusahaan
akuntansi
pertanggungjaw aban
kinerja
perusahaan
akuntansi
pertanggun
gjaw aban
Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Daerah penerimaan
Ho
Daerah penolakan
Ho
-3,182l 3,182 9,794
Daerah penolakan
Ho
1
Koefisien korelasi variabel informasi akuntansi pertanggung-jawaban (X)
adalah sebesar 0,985 artinya kontribusi informasi variabel akuntansi pertanggung-
jawaban terhadap kinerja manajer pemasaran pada PT. Smartfren Madiun (Y)
sebesar 0,985 atau 98,5%.
F. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dapat diketahui hal-hal sebagai berikut:
1. Penerapan akuntansi pertanggung-jawaban oleh PT. Smartfren Madiun selama
lima tahun terakhir belum optimal sesuai dengan yang diharapkan atau belum baik.
Hal ini mengingat nilai prosentase penerapan akuntansi pertanggung-jawaban
masih dibawah 61%
2. Penilaian kinerja perusahaan pada lima tahun terakhir belum optimal sesuai
dengan yang diharapkan. Hal ini mengingat target kinerja manajer pemasaran yang
ditetapkan perusahaan pada kategori sangat baik dengan nilai prosentase sebesar
90% tidak tercapai. Target kinerja manajer pemasaran sebesar 90% tersebut telah
ditetapkan perusahaan dalam Rencana Strategis Perusahaan tahun 2013.
3. Berdasarkan pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa:
a. Koefisien regresi variabel informasi akuntansi pertanggungjawaban (X)
diketahui sebesar 2,115. Hal ini menunjukan bahwa sifat antara kedua variabel
tersebut adalah positif atau searah artinya apabila informasi akuntansi
pertanggungjawaban naik maka kinerja manajer pemasaran pada PT. Smartfren
Madiun akan naik;
b. Ada pengaruh yang signifikan antara informasi akuntansi pertanggungjawaban
terhadap kinerja manajer pemasaran pada PT. Smartfren Madiun; dan
c. Kontribusi variabel informasi akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja
manajer pemasaran pada PT. Smartfren Madiun (Y) sebesar 0,985 atau 98,5%.
Hasil penelitian saat ini berseberangan dengan hasil penelitian Sri Ayuningtyas
(2006), tetapi sesuai dengan hasil penelitian Nico Andriana (2009) yang
menunjukkan bahwa: 1) penilaian kinerja manajer termasuk dalam klasifikasi kurang;
dan 2) Ada pengaruh yang signifikan antara informasi akuntansi pertanggung-
jawaban terhadap kinerja manajer.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada PT. Smartfren Madiun mengenai pengaruh
informasi akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajer pemasaran,
maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut:
1. Masalah yang sedang dihadapi oleh PT. Smartfren Madiun adalah “kinerja
manajer pemasaran dapat dikategorikan kurang”.
2. Koefisien regresi variabel informasi akuntansi pertanggungjawaban (X) diketahui
sebesar 2,115. Hal ini menunjukan bahwa sifat antara kedua variabel tersebut
adalah positif atau searah artinya apabila informasi akuntansi pertanggungjawaban
naik maka kinerja manajer pada PT. Smartfren Madiun akan naik;
3. Ada pengaruh yang signifikan antara informasi akuntansi pertanggung-jawaban
terhadap kinerja manajer pada PT. Smartfren Madiun; dan
4. Kontribusi variabel informasi akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja
manajer pada PT. Smartfren Madiun (Y) sebesar 0,985 atau 98,5%.
B. Saran
Saran untuk PT. Smartfren Madiun adalah hendaknya kualitas laporan informasi
akuntansi pertanggunggungjawaban untuk kinerja perusahaan agar terus
ditingkatkan sehingga tercapai tujuan perusahaan baik tujuan jangka pendek
maupun tujuan jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Dominick dan Louderback. 1997. Managerial Accounting. South Western College:
International Thomson Publishing.
Handoko, Hani, 2002. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi II.
Penerbit BPFE Yogyakarta.
Hansen Don R dan Mowen, Maryanne M. 2000. Akuntansi Manajemen. Edisi ke dua,
terjemahan: A Hermawan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
J. Suprapto. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi. Edisi ke empat. Penerbit Erlangga
Jakarta.
Jogiyanto, HM. 2000. Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer. Edisi Pertama.
Bandung: Penerbit Remaja Rosda Karya.
LM Samryn. 2001. Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Mengkunegara, Anwar Prabu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: Penerbit Remaja Rosda Karya.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen. Edisi ke tiga. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.
Nico Andriana. 2009. Pengaruh Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap
Penilaian Kinerja Manajer pada Perusahaan Pembiayaan FIF di Madiun. Skripsi,
Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Merdeka Madiun.
Sri Ayuningtyas. 2006. Efisiensi dan Efektifitas Penerapan Akuntansi
Pertanggungjawaban sebagai Alat Pengendalian dan Evaluasi Kinerja Manajemen
(Studi Kasus: PT Perkebunan Nusantara V). Skripsi, Prodi Akuntansi Fakultas
Ekonomi, Universitas Merdeka Madiun.
Suyadi, Prawirosentono. 2000. Kebijaksanaan Kinerja Karyawan-Kiat Membangun
Organisasi Kompetitif Menjelang Perdagangan Bebas Dunia. Yogyakarta:
Penerbit BPFE.
Wilkinson, Joseph W. 2000. Sistem Akunting dan Informasi, Terjemahan, Edisi III,
Jilid I. Jakarta: Penerbit Bina Rupa Aksara.