Abstrak Yang Benarrr

24
UJI AKTIVITAS DIURETIK KOMBINASI INFUSA HERBA PUTRI MALU (Mimosa pudica L.) DAN BUNGA EKOR KUCING (Acalypha hispida Burm.f.) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR HIDAYAT, ROHMAD NUR. 2013. UJI AKTIVITAS DIURETIK KOMBINASI INFUSA HERBA PUTRI MALU (Mimosa pudica L.) DAN BUNGA EKOR KUCING (Acalypha hispida Burm.f.) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR. SKRIPSI. FAKULTAS FARMASI, UNIVERSITAS SETIA BUDI, SURAKARTA. Hidayat Rohmad Nur 1 , Ningsih Dwi 2 ,Herdwiani Wiwin 2 1 ) Mahasiswa Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi 2 ) Dosen Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi ABSTRAK Herba putri malu (Mimosa pudica L.) dan bunga ekor kucing (Acalypha hispida Burm.f.) dapat digunakan sebagai peluruh kencing (diuretik). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek diuretik kombinasi infusa herba putri malu dan bunga ekor kucing pada tikus putih jantan galur wistar. Hewan uji yang digunakan sebanyak 35 ekor, dibagi menjadi 7 kelompok yaitu : suspensi furosemid (kontrol positif), suspensi PVP 1 % (kontrol negatif), infusa herba putri malu 100 mg / 200 g BB, infusa bunga ekor kucing 180 mg / 200 g BB, kombinasi infusa herba putri malu dan bunga ekor kucing (50 mg : 50 mg) / 200 g BB, kombinasi infusa herba putri malu dan bunga ekor kucing (25 mg : 135 mg) / 200 g BB, kombinasi infusa herba putri malu dan bunga ekor kucing (75 mg : 25 mg) / 200 g BB yang diberikan secara oral dengan volume pemberian 3 ml / 200 g BB. Kemudian volume urin dicatat pada jam ke 6, 12 dan 24. Efek diuretik dapat dilihat dari hasil dari hasil analisa data AUC 0-6, AUC 6-12, AUC 12-24 dan AUC 0-24 yang diperoleh dari volume urin tiap waktu pengamatan. Analisa data dilakuakn dengan analisa

Transcript of Abstrak Yang Benarrr

Page 1: Abstrak Yang Benarrr

UJI AKTIVITAS DIURETIK KOMBINASI INFUSA HERBA PUTRI MALU (Mimosa pudica L.) DAN BUNGA EKOR KUCING (Acalypha hispida Burm.f.) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

HIDAYAT, ROHMAD NUR. 2013. UJI AKTIVITAS DIURETIK KOMBINASI INFUSA HERBA PUTRI MALU (Mimosa pudica L.) DAN BUNGA EKOR KUCING (Acalypha hispida Burm.f.) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR. SKRIPSI. FAKULTAS FARMASI, UNIVERSITAS SETIA BUDI, SURAKARTA.

Hidayat Rohmad Nur1, Ningsih Dwi2,Herdwiani Wiwin2

1 ) Mahasiswa Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi2) Dosen Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi

ABSTRAK

Herba putri malu (Mimosa pudica L.) dan bunga ekor kucing (Acalypha hispida Burm.f.) dapat digunakan sebagai peluruh kencing (diuretik). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek diuretik kombinasi infusa herba putri malu dan bunga ekor kucing pada tikus putih jantan galur wistar.

Hewan uji yang digunakan sebanyak 35 ekor, dibagi menjadi 7 kelompok yaitu : suspensi furosemid (kontrol positif), suspensi PVP 1 % (kontrol negatif), infusa herba putri malu 100 mg / 200 g BB, infusa bunga ekor kucing 180 mg / 200 g BB, kombinasi infusa herba putri malu dan bunga ekor kucing (50 mg : 50 mg) / 200 g BB, kombinasi infusa herba putri malu dan bunga ekor kucing (25 mg : 135 mg) / 200 g BB, kombinasi infusa herba putri malu dan bunga ekor kucing (75 mg : 25 mg) / 200 g BB yang diberikan secara oral dengan volume pemberian 3 ml / 200 g BB. Kemudian volume urin dicatat pada jam ke 6, 12 dan 24. Efek diuretik dapat dilihat dari hasil dari hasil analisa data AUC 0-6, AUC 6-12, AUC 12-24 dan AUC 0-24 yang diperoleh dari volume urin tiap waktu pengamatan. Analisa data dilakuakn dengan analisa parametik dengan anova satu jalan (analisa varian satu jalan) dan Tukey HSD dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil penelitian di dapat bahwa kombinasi infusa herba putri malu dengan bunga ekor kucing mempunyai efek diuretik. Dosis yang memiliki efek diuretik paling optimal yaitu kombinasi infusa herba putri malu dengan bunga ekor kucing (25 mg : 135 mg) / 200 g BB.

Kata kunci : infusa herba putri malu (Mimosa pudica L.), infusa bunga ekor kucing (Acalypha hispida Burm.f.), diuretik, furosemid

Page 2: Abstrak Yang Benarrr

ABSTRACT

Putri malu herb (Mimosa pudica L.) and ekor kucing flower (Acalypha hispida Burm.f.) can be used as urine emetic (diuretic). This research aims to know the diuretic effect of combination infusa herb putri malu and ekor kucing flower in white male mice wistar strain.

Animal tests used as many as 35 tail, which are divided into 7 treatment groups those are : furosemid suspension dose of 2,16 mg / 200 g WB (positive control), 1 % PVP suspension dose of 3 ml / 200 g WB, infusa putri malu herb 100 mg / 200 g WB, infusa ekor kucing flower 180 mg / 200 g WB, infusa putri malu herb and ekor kucing flower (50 mg : 90 mg) / 200 g WB, infusa putri malu herb and ekor kucing flower (25 mg : 135 mg) / 200 g WB, infusa putri malu herb and ekor kucing flower (75 mg : 45mg) / 200 g WB given orally with volume of 3 ml / 200 g WB. Then the urine volume are recorde at 6 th, 12th and 24th hour. The diuretic effect can be seen from the data analysis results of AUC 0-6, AUC 6-12, AUC 12-24 and AUC 0-24 obtained from the urine volume each time of observation. Data analysis performed by parametric analysis with one way ANOVA (one way variant analysis) and Tukey HSD with 95 % significant level.

The Research result obtained that combination infusa putri malu herb and ekor kucing flower has diuretic effect. The most effective dosis are combination infusa putri malu herb and ekor kucing flower (25 mg : 135 mg) / 200 g WB.

Key words : infusa putri malu herb (Mimosa pudica L.), infusa ekor kucing flower (Acalypha hispida Burm.f.), diuretic, furosemide.

Page 3: Abstrak Yang Benarrr

PENDAHULUANDiuretik merupakan senyawa

yang dapat menyebabkan ekskresi

urin yang lebih banyak,

meningkatkan laju ekskresi urin oleh

ginjal, terutama melalui penurunan

reabsorbsi tubular ion natrium dan

airnya dalam tubulus ginjal yang

setara secara osmotik (Permadi

2006). Fungsi utama diuretik adalah

untuk memobilisasi cairan udem,

yang berarti mengubah

keseimbangan cairan sedemikian

rupa sehingga volume cairan

ekstrasel kembali menjadi normal

(Anonim 1993). Penimbunan cairan

berlebih dalam kompartemen

ekstraseluler dapat disebabkan oleh

kegagalan jantung, sirosis hati,

gangguan ginjal, toksemia kehamilan

akibat sampingan obat (Foye 1995).

Beberapa tanaman yang dapat

dipakai sebagai obat tradisional

adalah herba putri malu (Mimosa

pudica L.) yang memiliki kandungan

mimosin yaitu golongan alkaloid

yang berkhasiat sebagai diuretik.

Seperti pada cara pemakaian yaitu

untuk obat yang diminum (oral)

rebus 15-30 g herba segar lalu air

rebusannya diminum. Sedangkan

tanaman yang lain adalah bunga ekor

kucing (Acalypha hispida Burm. f.)

yang memiliki kandungan saponin

yang berkhasiat sebagai diuretik.

Cara pemakaian yaitu untuk obat

yang diminum (oral) rebus 10 – 30 g

bunga, lalu air rebusan diminum

(Dalimarta 2000).

Penelitian tentang khasiat

daun putri malu sebagai diuretik

telah dilakukan di India. Ekstrak air

daun kering tanaman putri malu

dengan dosis (100 mg/kg), (200

mg/kg) dan (400 mg/kg) secara

peroral diuji dengan kontrol positif

furosemid menunjukkan adanya

Page 4: Abstrak Yang Benarrr

aktivitas diuretik. Urine analisis

biokimia dilakukan dengan

kolorimetri. Ekstrak air daun putri

malu daun pada 100 mg / kg peroral

menunjukkan aktivitas diuretik yang

signifikan (Tultul et al 2010).

Berdasarkan sumber diatas

maka perlu dilakukan penelitian

tentang kombinasi dari infusa herba

putri malu dan bunga ekor kucing

yang memiliki kandungan alkaloid

dan saponin yang diduga memiliki

daya diuretik serta untuk mengetahui

efek sinergisme yang terjadi jika dua

tanaman ini dikombinasikan.

Alkaloid berefek diuretik dengan

cara meningkatkan ekskresi natrium,

klorida dan air. Sedangkan saponin

dapat meningkatkan absorbsi

senyawa diuretikum (Natrium,

Chlorida dan air) di tubulus distalis

ginjal, juga merangsang ginjal untuk

lebih aktif.

METODE PENELITIAN

Alat

Alat yang digunakan dalam

pembuatan sediaan adalah moisture

balance EB-340 MOC, panci infus

dan alat lain yang terdiri dari

penggiling, ayakan no 40, timbangan

analitik, corong kaca, kain flannel,

penangas air, batang pengaduk,

wadah untuk sediaan.

Bahan

Bahan yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi: herba putri

malu, bunga ekor kucing yang

diambil secara acak dalam keadaan

segar, tikus putih jantan umur 2-3

bulan berat badan ± 200 g, furosemid

murni, aquades steril dan air.

Page 5: Abstrak Yang Benarrr

JALANNYA PENELITIAN

Pembuatan kontrol negatif

Kontrol negatif yang digunakan

dalam penelitian ini adalah PVP 1 %.

Pembuatan kontrol positif

Kontrol positif yang digunakan

adalah furosemid dengan dosis 2,16

mg / 200 g BB tikus putih jantan.

Gambar 1. Skema pembuatan infusa

Prosedur perlakuan hewan uji

Rancangan percobaan yang

digunakan dalam pengujian ini

adalah rancangan acak lengkap pola

searah menggunakan 35 ekor tikus.

Hewan uji dibagi menjadi 7

kelompok perlakuan masing-masing

terdiri dari 5 tikus pembagian

sebagai berikut :

Dimasukkan dalam panci infus dan ditambahkan air secukupnya

Filtrat disaring selagi panas

Tambahkan air secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume yang dikehendaki

Dipanaskan selama 15 menit dihitung setelah mencapai suhu 90°C

Putri malu : Bunga ekor kucing

( 50 mg : 90 mg)(½ DE : ½ DE)

Serbuk bunga ekor kucing

180 mg(DE)

Putri malu : Bunga ekor kucing

( 25 mg : 135 mg)(¼ DE : ¾ DE)

Putri malu : Bunga ekor kucing( 75 mg : 45 mg)(¾ DE : ¼ DE)

Serbuk herba putri malu

100 mg(DE)

Page 6: Abstrak Yang Benarrr

Perlakuan I : diberi dosis

tunggal infusa

herba putri malu

sebanyak 100

mg / 200 g BB

(DE).

Perlakuan II : diberi dosis

tunggal infusa

bunga ekor

kucing sebanyak

180 mg / 200 g

BB (DE).

Perlakuan III : kombinasi

infusa herba putri

malu 50 mg / 200

g BB dan infusa

bunga ekor

kucing 90 mg /

200 g BB (½ DE :

½ DE).

Perlakuan IV : kombinasi

infusa herba putri

malu 25 mg / 200

g BB dan infusa

bunga ekor

kucing 135 mg /

200 g BB (¾ DE :

¼ DE).

Perlakuan V : kombinasi

infusa herba putri

malu 75 mg / 200

g BB dan infusa

bunga ekor

kucing 45 mg /

200 g BB (¼ DE :

¾ DE).

Kontrol positif : suspensi

furosemid dosis

2,16 mg / 200 g

BB

Kontrol negatif : suspensi PVP

1%

35 ekor tikus putih jantan

Page 7: Abstrak Yang Benarrr

Perl. 5

Kom

binasi putri malu &

ekor kucing(¾

DE

: ¼ D

E)

Perl. 4

Kom

binasi putri malu &

ekor kucing(¼

DE

: ¾ D

E)

Perl. 3

Kom

binasi putri malu &

ekor kucing(½

DE

: ½ D

E)

Perl. 2

Bunga ekor kucing

(DE

)

Perl. 1

Herba putri m

alu(D

E)

Kontrol negatif

Kontrol positif

Di

beri 3 m

l /

200 g B

B

air m

inum

secara oral

Uri

n yang keluar ditampung dalam

m

etabolik cage tiap jam

ke-6, 12, 24 dan dilihat volumenya

Dihi

tung volum

e urin kumulati

f selam

a 6, 12 dan 24

jam

Dianalisis

hasilnya

dengan uji

kolmo

gorov-sm

irnov,

homo

genitas

varian, anava satu jalan

dan uji T

ukey H

SD

dengan taraf kepercayaan 95%

Gambar 2. Skema uji efek diuretik infusa herba putri malu (Mimosa pudica L.) dan bunga ekor kucing (Acalypha hispida Burm. f.) pada tikus putih jantan galur wistar

Analisa hasil

Hasil penelitian terhadap efek

diuretik dengan parameter

menghitung volume urin kumulatif

selama 6, 12 da 24 jam dianalisis

secara statisik menggunakan

Kolmogrov Smirnov test kemudian

dilanjutkan uji ANOVA satu jalan

menggunakan uji lanjutan Post Hoc

Test terakhir dilanjutkan dengan uji

TukeyHSD.

35 ekor tikus putih jantan

Page 8: Abstrak Yang Benarrr

HASIL

Tabel 6. Data volume urin kumulatif

Kelompok perlakuanVolume urin rata-rata (ml) pada jam ke -6 12 24

Herba putri malu ( DE) 1,75 ± 0,15 0,78 ± 0,05 0,56 ± 0,03Bunga ekor kucing (DE) 2,03 ± 0,13 0,86 ± 0,02 0,60 ± 0,06Herba putri malu dan bunga ekor kucing (½ DE : ½ DE)

2,43 ± 0,23 1,14 ± 0,13 0,80 ± 0,03

Herba putri malu dan bunga ekor kucing (¼ DE : ¾ DE)

2,90 ± 0,12 1,28 ± 0,17 0,82 ± 0,06

Herba putri malu dan bunga ekor kucing (¾ DE : ¼ DE)

2,25 ± 0,10 1,06 ± 0,08 0,80 ± 0,04

Kontrol positif 1,47 ± 0,05 3,34 ± 0,11 1,02 ± 0,05Kontrol negatif 0,62 ± 0,06 0,51 ± 0,05 0,74 ± 0,06

0 6 12 240

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

Waktu pengamatan (jam)

Putri malu (DE)Ekor kucing (DE)Putri malu dan ekor kucing (½ DE : ½ DE)Putri malu dan ekor kucing (¼ DE : ¾ DE)Putri malu dan ekor kucing (¾ DE : ¼ DE)Kontrol positifKontrol negatif

Vol

ume

urin

(ml)

Gambar 5. Kurva volume urin rata-rata kelompok perlakuan pada tiap waktu pengamatan (n=5)

Kurva di atas menunjukkan

bahwa volume urin yang ditimbulkan

dari pemberian semua perlakuan

yang paling banyak terjadi pada jam

ke 6 kemudian turun pada jam ke 12

dan turun lagi pada jam ke 24. Hal

ini menandakan bahwa efek diuretik

pada kelompok perlakuan tiap

kelompok uji paling tinggi terjadi

pada 6 jam pertama, selanjutnya

menurun pada 6 jam berikutnya.

Furosemid meningkat pada jam ke 6

Page 9: Abstrak Yang Benarrr

kemudian meningkat lagi hingga jam

ke 12 dan menurun dari jam ke 24.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa

furosemid memiliki aktivitas pada

jam ke 6-12 dan pada larutan uji

putri malu (DE), ekor kucing (DE),

putri malu dan ekor kucing (¾ DE :

¼ DE), putri malu dan ekor kucing

(½ DE : ½ DE), putri malu dan ekor

kucing (¼ DE : ¾ DE) memberikan

efek diuretik yang lebih optimal

dibanding furosemid di 0-6 jam.

Tabel 7. Data volume urin kumulatif rata-rata

Kelompok perlakuanVolume komulatif pada jam ke -

6 12 24

Herba putri malu (DE) 1,75 2,53 3,09Bunga ekor kucing (DE) 2,03 2,89 3,49Herba putri malu dan bunga ekor kucing (½ DE : ½ DE)

2,43 3,57 4,37

Herba putri malu dan bunga ekor kucing (¼ DE : ¾ DE)

2,90 4,18 5,00

Herba putri malu dan bunga ekor kucing (¾ DE : ¼ DE)

2,25 3,31 4,11

Kontrol positif 1,47 4,81 5,83Kontrol negatif 0,62 1,13 1,87

0 6 12 240

1

2

3

4

5

6

7

Waktu pengamatan (jam)

Putri malu (DE)

Ekor kucing (DE)

Putri malu dan ekor kucing (½ DE : ½ DE)

Putri malu dan ekor kucing (¼ DE : ¾ DE)

Putri malu dan ekor kucing (¾ DE : ¼ DE)

Kontrol positif

Kontrol negatif

Vol

ume

urin

(ml)

Gambar 6. Kurva volume urin kumulatif tiap waktu pengamatan, pada masing-masing kelompok perlakuan uji efek diuretik (n=5)

Page 10: Abstrak Yang Benarrr

Kurva di atas menunjukkan

urutan volume urin dari yang

terbanyak ke terkecil yang dihasilkan

pada hewan uji adalah kontrol

positif, putri malu dan ekor kucing

(¼ DE : ¾ DE), putri malu dan ekor

kucing (½ DE : ½ DE), putri malu

dan ekor kucing (¾ DE : ¼ DE),

ekor kucing (DE), putri malu (DE)

dan volume paling sedikit pada

perlakuan kontrol negatif.

63.76 84.47132.47

165.41117.88

252.94

0

% aktivitas diuretik

Putri malu (DE)Ekor kucing (DE)Putri malu dan ekor kucing (½ DE : ½ DE)Putri malu dan ekor kucing (¼ DE : ¾ DE)Putri malu dan ekor kucing (¾ DE : ¼ DE)Kontrol positifKontrol negatif

Histogram di atas dapat

menunjukkan kombinasi putri malu

dan ekor kucing (¼ DE : ¾ DE)

mempunyai efek yang paling optimal

antar perlakuan.

PEMBAHASAN

Diuretik merupakan suatu zat

yang meningkatkan laju ekskresi urin

oleh ginjal, terutama melalui

penurunan reabsorbsi tubular ion

natrium dan airnya dalam tubulus

ginjal yang setara secara osmotik.

Fungsi utama diuretik adalah untuk

memobilisasi cairan udem, yang

berarti mengubah keseimbangan

cairan sedemikian rupa sehingga

Page 11: Abstrak Yang Benarrr

volume cairan ekstrasel kembali

menjadi normal. Penimbunan cairan

berlebihan dalam kompartemen

ekstraseluler dapat disebabkan oleh

kegagalan ginjal, sirosis hati,

gangguan ginjal, toksemia,

kehamilan akibat sampingan obat

(Foye 1995).

Tanaman putri malu (Mimosa

pudica L.) ini mempunyai banyak

kegunaan diantaranya. Selain sebagai

diuretik (peluruh kencing) herba

putri malu berkhasiat sebagai

transquillizer (penenang),

ekspektorant (peluruh dahak),

antitusif (obat batuk), antipiretik

(penurun panas), dan anti radang.

Kandungan kimia yang terkandung

dalam herba putri malu adalah

alkaloid, asam amino, sterol dan

tanin. Sedangkang tanaman ekor

kucing (Acalypha hispida Burm.f.)

berkhasiat untuk menghentikan

perdarahan (hemostatis) dan peluruh

kencing (diuretik). Kandungan kimia

yang terkandung dalam bunga ekor

kucing adalah saponin dan tanin

(Dalimarta 2000).

Pada kurva volume urin rata-

rata kelompok perlakuan pada tiap

waktu pengamatan aktivitas diuretik

muncul pada jam 0-6 dapat terlihat

pada gambar 5, selain itu pada jam

ke 12 menurun kemudian menurun

lagi pada jam ke 24. Hal ini

menunjukkan bahwa kombinasi

herba putri malu dengan bunga ekor

kucing memberikan efek diuretik.

Pada profil efek furosemid

meningkat pada jam ke 6 kemudian

meningkat lagi pada jam ke 12 dan

menurun pada jam ke 24.

Harga AUC₀₋₂₄ dapat

digunakan untuk melihat efek

diuretik pada jam ke 0-24. Dari hasil

Anova satu jalan diperoleh data yang

berbeda bermakna antar kelompok

Page 12: Abstrak Yang Benarrr

perlakuan (p=0,000). Untuk melihat

kelompok perlakuan yang berbeda

dilanjutkan dengan uji Post Hoc

Tests Tukey HSD.

Aktivitas diuretik diketahui

dengan membandingkan AUC tiap

waktu pengamatan dari tiap

perlakuan dengan AUC kontrol

negatif. Semakin besar AUC maka

aktivitas diuretik yang dihasilkan

lebih besar pula. Hasil daya diuretik

dilakukan analisa Anova satu jalan

diperoleh data yang berbeda secara

bermakna (p=0,000), sehingga

diperoleh nilai yang berbeda

bermakna antara kontrol positif

dengan putri malu (DE), ekor kucing

(DE), putri malu dan ekor kucing (¾

DE : ¼ DE), putri malu dan ekor

kucing (½ DE : ½ DE), putri malu

dan ekor kucing (¼ DE : ¾ DE)

memberikan efek diuretik.

Efek diuretik pada jam 0-6

jam masing-masing / senyawa

larutan uji memiliki efek diuretik

yang lebih tinggi dari furosemid.

Furosemid memiliki aktivitas

diuretik pada jam 6-12 jam.

Furosemid adalah diuretik kuat

dengan aktifitas 8-10 kali diuretik

tiazid. Selain itu didapatkan

kesimpulan bahwa dosis putri malu

dan ekor kucing (¼ DE : ¾ DE) yang

paling efektif sebagai diuretik

dibanding kombinasi lainnya dan

efeknya hampir mendekati

furosemid.

Page 13: Abstrak Yang Benarrr

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Kombinasi antara infusa herba

putri malu (Mimosa pudica L.)

dengan infusa bunga ekor kucing

(Acalypha hispida Burm.f.)

mempunyai efek diuretik pada

tikus putih jantan galur wistar.

2. Pada kombinasi putri malu dan

ekor kucing memberikan efek

diuretik lebih besar dibanding

tunggal putri malu dan ekor

kucing.

3. Pada dosis kombinasi putri malu

dan ekor kucing (¼ DE : ¾ DE)

dapat memberikan efek diuretik

yang paling optimal.

Saran

1. Perlu dilakukan penelitian

dengan cara mengisolasi,

memurnikan dan identifikasi

senyawa dalam herba putri malu

dan bunga ekor kucing yang

berkhasiat sebagai diuretik.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut mengenai kombinasi putri

malu dan ekor kucing dengan

tanaman lain ataupun dengan

obat sintetik terhadap efek

diuretik.

DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha, S., 2000, Atlas

Tumbuhan Obat Indonesia,

Jilid 2, 157-161, Trubus

Agriwidya, Jakarta.

Anonim, 1993, Penapisan

Farmakologi, Pengujian

Fitokimia dan Pengujian

Klinik, 191, 27-28, Yayasan

POM, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 2000, Inventaris Tanaman

Obat Indonesia, Jilid I, 29-

30, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta.

Page 14: Abstrak Yang Benarrr

Erlina et al. 2006. Jurnal Sains dan

Teknologi Farmasi, Vol.11,

No2, Hal. 76-80. Fakultas

Farmasi, Universitas Andalas,

Padang.

Foye, W.O., 1995, Prinsip-prinsip

Kimia Medisinal, Jilid I, Edisi

II, 836-866, Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta.

Ganiswarna, 1995, Farkologi dan

Terapi, Edisi IV, 373,

Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia,

Jakarta.

Katzung B. G., 2001, Farmakologi

Dasar dan Klinik, Edisi I

diterjemahkan oleh Bagian

Farmakologi Fakultas

Kedokteran Universitas UI

Airlangga, 202, Salemba

Indonesia, Jakarta.

Kee J. L, dan Hayes E. R., 1996,

Farmakologi pendekatan

Proses Keperawatan,

diterjemahkan Oleh Peter, A

471-476, Buku Kedokteran

E.G.C, Jakarta.

Schefler, W.C.,1987, Statistika

Untuk Biologi, Farmasi,

Kedokteran dan Ilmu Yang

Bertautan, Terbitan ke-2,

131-142, ITB, Bandung.

Tan dan Kirana, 1991, Obat-obat

Penting dan Khasiat,

Penggunaan dan Efek-efek

Sampingnya, Edisi V, 375-

376, Direktorat Jenderal

Pengawasan Obat dan

Makanan Indonesia, Jakarta.

Tan dan Kirana, 2002, Obat-obat

Penting dan Khasiat,

Penggunaan dan Efek-efek

Sampingnya, Edisi V, 375-

376, Direktorat Jenderal

Pengawasan Obat dan

Makanan Indonesia, Jakarta.

Tan dan Kirana, 2002. Obat-obat

Penting. PT. Elex Media

Komputindo. Jakarta

Tultul at al. 2010. Jurnal of Natural

Products. Volume 3. Hal

172-178. Uni.College of

Medical Sciences and Guru

Teg Bahadur Hospital.

Dilshad. New Delhi.

Voight, R., 1995, Buku Pelajaran

Teknologi Farmasi, Edisi II,

563, Gadjah Mada University

Press, Yogyakarta.