ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

30
ABSTRAK Demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorrhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dari Family Flaviviridae dengan genus Flavivirus. Virus dengue mempunyai 4 sero tipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Penyakit demam berdarah merupakan salah satu jenis penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus (Arthropod borne virus) yaitu virus yang ditularkan oleh serangga yaitu nyamuk. Di Indonesia penyakit ini selalu meningkat pada setiap awal musim hujan dan menimbulkan kejadian luar biasa di beberapa wilayah. Pada tahun 2014, sampai pertengahan bulan Desember tercatat penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang, dan 641 diantaranya meninggal dunia. Gejala awal DBD adalah demam tinggi mendadak yang berlangsung sepanjang hari, nyeri kepala, nyeri saat menggerakkan bola mata, dan nyeri punggung. Kadang disertai tanda-tanda pendarahan serta pada kasus yang lebih berat dapat menimbulkan nyeri ulu hati, perdarahan saluran cerna, shock, hingga kematian. Masa inkubasi penyakit ini selama 3-14 hari, tetapi pada umumny 4-7 hari. Belum ada obat dan vaksin untuk mencegah DBD. Pengobatan terhadap penderita hanya masih bersifat simtomatis dan suportif. Pada Awal 2015 terdapat 1.251 penderita demam berdarah. Dari jumlah itu, 25 penderita meninggal. Pada periode yang sama Januari 2014 hanya ada 975 kasus demam berdarah. Sebaiknya pencegahan dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan di dalam maupun luar rumah, antara lain memberantas sarang dan jentik- jentik nyamuk. Kata kunci : Demam Berdarah, virus dengue, nyamuk

Transcript of ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

Page 1: ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

ABSTRAK

Demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorrhagic fever (DHF) adalah

penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dari Family Flaviviridae dengan genus

Flavivirus. Virus dengue mempunyai 4 sero tipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan

DEN-4. Penyakit demam berdarah merupakan salah satu jenis penyakit yang

disebabkan oleh Arbovirus (Arthropod borne virus) yaitu virus yang ditularkan oleh

serangga yaitu nyamuk.

Di Indonesia penyakit ini selalu meningkat pada setiap awal musim hujan dan

menimbulkan kejadian luar biasa di beberapa wilayah. Pada tahun 2014, sampai

pertengahan bulan Desember tercatat penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia

sebanyak 71.668 orang, dan 641 diantaranya meninggal dunia.

Gejala awal DBD adalah demam tinggi mendadak yang berlangsung sepanjang

hari, nyeri kepala, nyeri saat menggerakkan bola mata, dan nyeri punggung. Kadang

disertai tanda-tanda pendarahan serta pada kasus yang lebih berat dapat menimbulkan

nyeri ulu hati, perdarahan saluran cerna, shock, hingga kematian. Masa inkubasi

penyakit ini selama 3-14 hari, tetapi pada umumny 4-7 hari. Belum ada obat dan vaksin

untuk mencegah DBD. Pengobatan terhadap penderita hanya masih bersifat simtomatis

dan suportif.

Pada Awal 2015 terdapat 1.251 penderita demam berdarah. Dari jumlah itu, 25

penderita meninggal. Pada periode yang sama Januari 2014 hanya ada 975 kasus

demam berdarah. Sebaiknya pencegahan dilakukan dengan menjaga kebersihan

lingkungan di dalam maupun luar rumah, antara lain memberantas sarang dan jentik-

jentik nyamuk.

Kata kunci : Demam Berdarah, virus dengue, nyamuk

Page 2: ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

ABSTRACT

Dengue hemorrhagic fever (DHF) or dengue haemorrhagic fever (DHF) is a

disease caused by dengue virus of the genus Flavivirus Family Flaviviridae. Dengue

virus has four sero types: DEN-1, DEN-2, DEN-3 and DEN-4. Dengue fever is one type

of disease caused by Arbovirus (Arthropod-borne virus) is the virus that is transmitted

by insects are mosquitoes.

In Indonesia, the disease is always increased at the start of the rainy season and

the cause of outbreaks in some regions. In 2014, until mid-December recorded DHF

patients in 34 provinces in Indonesia as many as 71 668 people, and 641 of them died.

The initial symptoms of dengue fever are sudden high fever that lasts throughout

the day, headache, pain when moving the eyeballs, and back pain. Sometimes

accompanied by signs of bleeding as well as in the more severe cases can cause

heartburn, gastrointestinal bleeding, shock, and death. The incubation period of this

disease for 3-14 days, but on umumny 4-7 days. There is no cure and a vaccine to

prevent dengue. Treatment of patients is still only symptomatic and supportive.

At the beginning of 2015 there were 1,251 patients with dengue fever. Of that

total, 25 patients died. In the same period in January 2014 there were only 975 cases of

dengue fever. Prevention should be done by keeping the environment in and outside the

home, among others, to eradicate the nest and mosquito larvae.

Keywords: Dengue, dengue virus, the mosquito

Page 3: ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorrhagic fever (DHF) adalah

penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dari Family Flaviviridae dengan genus

Flavivirus. Virus dengue mempunyai 4 sero tipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan

DEN-4. Penyakit demam berdarah merupakan salah satu jenis penyakit yang

disebabkan oleh Arbovirus (Arthropod borne virus) yaitu virus yang ditularkan oleh

serangga yaitu nyamuk. Vektor utama penyakit DBD di Indonesia adalah nyamuk Aedes

aegypti dan Aedes albopictus. Tempat yang disukai sebagai tempat perkembangbiakan

nyamuk Aedes aegypti adalah genangan air yang terdapat dalam wadah (kontainer)

tempat penampungan air misalnya drum, bak mandi, kaleng bekas dan sebagainya.

Selain itu nyamuk Aedes aegypti tempat penampungan air alamiah misalnya lubang

pohon, daun pisang, pelepah daun keladi, lubang batu, ataupun bukan tempat

penampungan air misalnya vas bunga, ban bekas, botol bekas, tempat minum burung

dan sebagainya. Aedes aegypti lebih menyukai hidup di dalam rumah (indoor)

sedangkan nyamuk Aedes albopictus lebih senang hidup di luar rumah (outdoor)

(Santoso & Budiyanto, 2008).

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah

Kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah penderita dan luas daerah

penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan

kepadatan penduduk. World Health Organization (WHO) mengestimasi 50 juta orang

terinfeksi penyakit demam berdarah setiap tahunnya.

Page 4: ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

Di Indonesia penyakit ini selalu meningkat pada setiap awal musim hujan dan

menimbulkan kejadian luar biasa di beberapa wilayah. Pada tahun 2014, sampai

pertengahan bulan Desember tercatat penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia

sebanyak 71.668 orang, dan 641 diantaranya meninggal dunia. Di daerah Jawa Timur

terdapat 11 Kabupaten yang berstatus kasus luar biasa (KLB) yaitu Kabupaten

Jombang, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Kediri,

Kabupaten Sumenep, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten

Trenggalek, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Madiun, dan Kota Jember.

Kemungkinan wabah akan meluas kekabupaten/kota lain. Awal tahun 2015 terdapat

1.251 penderita demam berdarah. Dari jumlah itu, 25 penderita meninggal. Pada periode

yang sama Januari 2014 hanya ada 975 kasus demam berdarah. Berdasarkan data Dinas

Kesehatan Jatim, kondisi serupa selalu terjadi pada musim hujan, terutama pada Januari.

Pada 2014, misalnya, dari total 14.936 kasus yang terjadi selama setahun, 3.264 kasus

terjadi pada Januari. Kasus terbesar terjadi pada Januari 2010, yaitu 5.599 kasus dari

total 26.059 kasus sepanjang tahun itu. Jumlah kematian penderita demam berdarah pun

meningkat pada musim hujan sekitar Januari hingga Mei. Pada 2014, jumlah penderita

yang meninggal pada periode Januari-Mei rata-rata 11 orang (Depkes, 2015).

Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jember mencapai tahap

mengkhawatirkan karena masuk fase kejadian luar biasa (KLB). Bukan hanya pasien

bertambah, permintaan darah ke Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (UDD

PMI) Jember pun meningkat tajam. Terutama, trombosit darah yang harus selalu

tersedia dalam kondisi segar. Berdasarkan data yang di dapat untuk wilayah Tempurejo

Page 5: ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

Jember terdapat 19 orang penderita DBD di bulan Januari 2015 itu meningkat dari tahun

sebelumnya 10 orang pada bulan Desember 2014.

Upaya pencegahan yang dilakukan untuk mencegah meluasnya penyakit Demam

Berdarah Dengue dilakukan dengan cara pengendalian vektor melalui pemberantasan

larva nyamuk Aedes aegypti dengan program 3 M (menguras, menutup dan mengubur)

(Respati dan Keman, 2007). Selain itu bisa dilakukan juga kegiatan PSN

(pemberantasan sarang nyamuk). Cara-cara yang dapat dilakukan yaitu dengan

memutus siklus hidup nyamuk pada tingkat larva dengan beberapa cara yaitu abatisasi

dan memelihara ikan pemakan larva nyamuk. Selain itu bisa menggunakan alat untuk

mengusir nyamuk, mencegah gigitan nyamuk menggunakan lotion anti nyamuk,

memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, tidak menggantung pakaian di dalam

kamar serta menggunakan kelambu pada waktu tidur (Nadesul, 2007).

Penatalaksanaan DBD membutuhkan penanganan yang sangat tepat dalam

mengatasi penyebaran penyakit DBD. Asuhan keperawatan yang dilakukan meliputi

asuhan keperawatan pada saat klien sakit DBD, selain itu juga perlu diperhatikan

kebersihan lingkungan dan pola kebiasaan hidup. Asuhan keperawatan dilakukan secara

sistematis untuk mendapatkan data dasar yang jelas dan akurat. Hal ini diperlukan untuk

menyelesaikan masalah klien dalam proses penyembuhan klien dengan penykit DBD.

Setelah dilakukan pengkajian maka akan diketahui diagnose yang kemudian akan

dilakukan tindakan (intervensi) sebagai panduan dalam melakukan tindakan

keperawatan (implementasi). Selanjutnya dilakukan evaluasi keprawatan untuk menilai

tingkat keberhasilan asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien (Kustini & Betty,

2008).

Page 6: ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

1.2 Tujuan

A. Tujuan umum

1. Menjelaskan kasus penyakit DBD pada Ny. N di Puskesmas Tempurejo

Jember

B. Tujuan khusus

1. Mampu melaksanakan pengkajian penyakit DBD pada Ny. N

2. Mampu melakukan diagnosa keperawatan penyakit DBD pada Ny. N

3. Mampu menyusun rencana asuhan keperawaan penyakit DBD pada Ny. N

4. Mampu melakukan evaluasi penyakit DBD pada Ny. N

5. Mampu menganalisa penyakit DBD pada Ny. N

1.3 Metodologi

Dalam penulisan studi kasus ini menggunakan metode deksriptif dengan

mengumpulkan data secara langsung pada klien dan disertai dengan mengumpulkan

pustaka referensi mengenai penyakit DBD.

1.4 Manfaat

1. Memberikan informasi asuhan keperawatan tentang penyakit DBD

2. Memberikan wawasan bagi penulis tentang asuhan keperawatan penyakit

DBD.

Page 7: ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

METODE PENELITIAN

Pengkajian

Tgl/jam MRS : 11 Mei 2015 / 07.30 WIB

Ruang : Perawatan

No.register : 0221

Dxmedis : DHF (Dengue Hemorargic Fever)

Tgl pengkajian : 11 Mei 2015 / 15.00 WIB

1. Identitas Klien

Nama : Ny. N Suami/Istri/Orang tua:

Umur : 37 Th. Nama : Tn. S

Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan :Wiraswasta

Agama : Islam Alamat : Kr. Anyar

Suku/bangsa : Madura/Indonesia

Bahasa : Madura Penanggung jawab:

Pendidikan : SD Nama : Tn. S

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Kr. Anyar

Status : Menikah

Alamat : Kr. Anyar

2. Keluhan Utama

Pusing, panas.

Page 8: ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Pada tanggal 11 Mei 2015 pasien mengatakan pusing, pasien tidak mau makan

sejak 1 minggu yang lalu, mual/muntah sejak tadi malam 8x, lemas sejak

kemarin siang.

Upaya yang telah dilakukan:

Dibawa periksa ke mantri pada tanggal, 10-Mei-2015.

Terapi yang telah diberikan:

Dirujuk ke Ruang Perawatan Puskesmas Tempurejo jember.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Maag, 2 tahun yang lalu.

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga tidak ada yang mengalami penyakit sepeti klien DHF tetapi tetangga

klien ada, tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menurun (diabetes, dan

asma), dan menular (tb, dan hepatitis).

Page 9: ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

gambar 3.1 Genogram keluarga Ny. N

Keterangan:

: perempuan : tinggal serumah

: Laki-laki : klien

: Meninggal : Hubungan

6. Keadaan Lingkungan Yang Mempengaruhi Timbulnya Penyakit

Lingkungan tempat tinggal Ny. N bersih, tetapi jarang menguras bak mandi (1x

seminggu).

7. Pola Fungsi Kesehatan

a. Pola Persepsi Dan Tata Laksana Kesehatan

Persepsi : Sebelum masuk rumah sakit klien tidak mengetahui tentang

penyakit yang di deritanya, klien mengira hanya sakit biasa.

Page 10: ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

Tata laksana kesehatan : Jika klien sakit, klien periksa ke petugas kesehatan

terdekat / puskesmas.

b. Nutrisi Dan Metabolisme

Keterangan Sebelum MRS Saat MRS

Frekuensi 3x sehari 3x sehari

Jenis

Nasi, lauk,ikan, tempe,

tahu,sayur, air putih,

the

Bubur kasar,

lauk, sayur, air

putih

Porsi 2-3 sendok makan ¼ porsi habis

Total 1000 kkal/ hari 1200 kkal/ hari

Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada

keluhan

c. Pola Eliminasi

1) BAB

Keterangan Sebelum MRS Setelah MRS

Frekuensi 2x/hari (pagi, malam) 1x/hari tiap pagi

Konsistensi Lunak berbentuk Lunak berbentuk

Bau Khas Khas

Warna Kuning kecoklatan Kuning

kecoklatan

Keluhan Tidak ada Tidak ada

2) BAK

Keterangan Sebelum MRS Setelah MRS

Frekuensi 7-8x sehari 6-7x sehari

Pancaran Kuat Kuat

Jumlah ±250cc sekali BAK ±200cc

Bau Amoniak Amoniak

Warna Kuning pucat Kuning

kecoklatan

Perasaan Lega Lega

Page 11: ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

Total produksi ±1500-2000cc/ hari ±1500cc/ hari

d. Pola Aktifitas

Keterangan Sebelum MRS Setelah MRS

Waktu senggang Menonton tv Tidur

Mandi Mandiri Dibantu sebagian

Berpakain Mandiri Dibantu sebagian

Berhias Mandiri Mandiri

Toileting Mandiri Mandiri

Makan Mandiri Mandiri

Minum Mandiri Mandiri

Tingkat ketergantungan Mandiri Mandiri

e. Pola Istirahat Tidur

Keterangan Sebelum MRS Setelah MRS

Jumlah tidur siang 2 jam 1 jam

Jumlah tidur malam 6-7 jam 4 jam

Pengantar tidur - -

Gangguan tidur Sering

terbangun

Perasaan waktu bangun Nyaman Nyaman

f. Pola Kognitif Dan Presepsi Sensori

Klien merespon pembicaraan perawat, klien berbicara lancar, dengan suara

tidak keras.

g. Pola Konsep Diri

Gambaran diri: klien dapat memahami/menerima keadaannya sekarang.

Harga diri: klien mengatakan ingin melakukan yang terbaik untuk

keluarganya.

Pola konsep diri: identitas diri: klien dapat mengenali dirinya sendiri, ingin

bisa beraktivitas lagi.

Page 12: ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

h. Pola Hubungan-Peran

Klien paling dekat dengan suami dan anak pertamanya.

i. Pola Fungsi Seksual-Seksualitas

Klien berjenis kelamin perempuan.

j. Pola Mekanisme Koping

Klien mengatakan jika ada masalah selalu menenangkan diri dan

merundingkannya dengan suami dan anak-anaknya.

k. Pola Nilai Dan Kepercayaan

Klien terlahir dari keluarga muslim dan mendapat nilai-nilai islam dalam

kesehariannya.

8. Status Mental

Klien mengatakan ingin segera sembuh dan ingin segera pulang kerumah.

9. Pemeriksaan Fisik

a. Status Kesehatan Umum

Keadaan/penampilan umum: baik, klien tampak bersih dan rapi

Kesadaran : compos mentis GCS : 4-5-6

BB sebelum sakit : 53 kg TB : 155 cm

BB saat ini : 53 kg

Bb ideal : 54 kg

Perkembagan BB : -

Tanda-tanda vital :

TD : 90/50 mmHg

Page 13: ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

N : 82 x/menit

S : 38ºC

RR : 24 x/ menit

b. Kepala

Kepala:

I: bentuk kepala simetris.

P: tidak ada benjolan dan nyeri tekan pada kepala (-)

Wajah: bentuk wajah simetris, ekspresi wajah tenang.

Mata: mata simetris, konjungtiva anemis (-), sclera icterus (-), penglihatan

normal.

Hidung: hidung bersih, tidak ada epitaksis, polip (-), radang (-)

Mulut: mulut bersih, bibir pecah-pecah.

Telinga: telinga bersih, pendengaran normal, tidak menggunakan alat bantu

pendengaran

c. Leher

I: simetris, tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, lesi(-)

P: nyeri tekan (-), tidak ada pembesaran vena jugularis.

d. Thorak

Pemeriksaan fisik

pemeriksaan

fisik Paru Jantung

Page 14: ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

Inspeksi gerakan dinding dada

simetris Retraksi

Palpasi Fremitus fremitus

Perkusi Sonor Sonor

Auskultasi Ronchi, Wheezing Jantung s1 s2 tunggal

regular

e. Abdomen

I: bentuk abdomen simetris, lesi (-)

A: bising usus (+), peristaltic: 8x/menit

P: tidak ada nyeri tekan, pembengkakan (-), hepar tidak teraba.

P: tympani

f. Tulang Belakang

Tidak ada kelaianan kifosis lordosis dan scoliosis

g. Ekstremitas (Atas/Bawah)

Atas: Terpasang infus di tangan kiri RL 20 tpm selang seling d5, asering.

Bawah: kateter (-), oedem (-), k/u lemah, akral hangat.

h. Genetalia Dan Anus

Genetalia bersih tidak terpasang kateter

Anus bersih, tidak ada hemoroid

i. Pemerikasaan Neurologis

Keadaan neurologi: composmentis. Keadaan kuantitatif: GCS 4-5-6.

Rangsang meningeal: kaku kuduk (-).

10. Pemeriksaan Diagnostik

a. Laboratorium:

Tanggal 11-Mei-2015

Page 15: ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

DL (Automatic)

Hemoglobin 16,2 L. 13,5-18,0;P.11,5-

18,0 g/dl

Lekosit 2.100 /µl 4.000-11.000/cmm

Hit. Jenis

Lym 27,1 20,0-40,0%

Mid 13,7 10-15,0%

Gran 59,2 50,0-70,0%

LED 8/18 L.0-10;P-0-12

mm/jam

Trombosit 63.000 /µl 150.000-450.000

Hematokrit 47,5% L.40-50%: P. 35-

47%

Eritrosit 57 L4,5-6,5: P.30-6.0

juta/cmm

MCV 82,8 80,0-99,0 fl

MCH 28,2 26,0-32,o pg

MCHC 34,1 32,0-36,0 g/dl

Tgl 12-Mei-2015

Hematologi

Hematologi lengkap-Automatic

Hemoglobin 13,7

Lekosit 4.200 /µl

Hit. Jenis

Lym 28.6

Mid 21.7

Gran 49.8

LED 16/33

Trombosit 103.000 /µl

Hematokrit 40.3

Eritrosit 4.8

MCV 82.5

MCH 28.0

MCHC 33.9

b. Radiologi

Page 16: ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

-

11. TERAPI

1. Oral

No Nama obat Dosis/Hari

1. Antasid tab 3x1

2. Paracetamol 2x1

3. Chloramp 500 3x1

4. Trolit sachet 3x1

2. Parenteral

Nama obat Cara pemberian Dosis/hari

D5 selang seling RL,

asering

IV 20 TPM 1500cc

B12 drip IV 2 amp drip inf

Ondasetron k 2x1 amp drip inf

3. Lain-lain

-

Page 17: ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

Jember, 11 Mei 2015

Mahasiswa,

Hafida Wardati

NIM: 1101021009

Diagnosa Keperawatan

Resiko kekurangan volume cairan dan elektrolit kemungkinan akibat output yang

berlebih, yang di tandai dengan DS : klien mengatakan mual dan muntah sejak

tadi malam ±8x. DO : klien lemas k/u lemah wajah pucat bibir pecah-pecah

turgor kulit <2detik.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan

penurunan intake peroral, yang ditandai dengan penurunan berat badan dari

53kg turun 52kg. Pada tanggal 11 Mei 2015.

Hipertermi yang berhubungan dengan infeksi virus dengue ditandai dengan 38oC.

Pada tanggal 11 Mei 2015.

Perencanaan Keperawatan

3.3 Tabel perencanaan keperawatan

Page 18: ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

Tgl

Jam

Diagnosa

keperawatan

Tujuan & kriteria

hasil Rencana tindakan Rasional

11

Mei

2015

15.00

DxI Tujuan :

Resiko

kekurangan

volume cairan

dan elektrolit

klien terpenuhi

setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1x24jam

Kriteria hasil :

- k/u baik

- turgor kulit

>2detik

- klien tidak

muntah / tidak

memperlihatkan

gejala dehidrasi.

TTV dalam batas

normal :

- TD sistole 100-

140mmHg

Diastole 70-

90mmHg

- Nadi 80-

100x/mnt

- Suhu 36,5-

37,5oC

- RR 16-24x/mnt

BHSP

Observasi TTV

Observasi

keadaan

muntah

Anjurkan makan

sedikit demi

sedikit

Kolaborasi

dengan tim

dokter dalam

pembenahan

cairan RL

20tpm

1. Mempermudah

perawat dalam

melakukan

tindakan

keperawatan

2. Mengetahui

keadaan umum

klien

3. Menindak

lanjuti

penanganan

pasien

4. Untuk

memenuhi

asupan peroral

pasien

5. Mempercepat

proses

penyembuhan

11

Mei

2015

15.00

DxII Tujuan :

Kebutuhan nutrisi

klien terpenuhi

setelah dilakukan

tindakan

keperawatan 3x24

jam.

Kriteria hasil :

Makan/minum

meningkat berat

badan dalam

batas normal

sesuai dengan

usia

- Kebutuhan

1. BHSP

2. Mengobservasi

TTV

3. Tentukan

program diet

dan pola makan

pasien

4. Kaji dan catat

adanya mual,

dan perubahan

pola makan

5. Libatkan

keluarga pasien

pada

perencanaan

1. Mempermudah

perawat dalam

melakukan

tindakan

keperawatan

2. Untuk

mengetahui

keadaan umum

klien

3. Mengidentifika

si kekurangan

dan

penyimpanan

dari kebutuhan

teraputik

Page 19: ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

nutrisi klien

terpenuhi

- Klien dapat

mengerti dan

mengungkapkan

penambahan

berat badannya.

TTV dalam batas

normal :

TD 100/70 sd

140/140 MmHg

Nadi 80-100/mnt

Suhu 36,5 oC sd

37,5 oC

RR 16-20/mnt

makan

6. Lakukan

konsultasi

dengan ahli diet

4. Untuk

menentukan

intervensi

5. Membantu

keluarga dalam

memahami

kebutuhan

nutrisi klien

Untuk

perhitungan dan

pengetahuan diet

untuk kebutuhan

klien

12

Mei

2015

DxIII Tujuan :

Panas tubuh klien

dapat teratasi

setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 3x24 jam

Kriteria hasil :

- K/u baik

- TTV dalam

batas normal

TD 100/90 sd

140/140 MmHg

Nadi 70-90/mnt

Suhu 36 o

C sd 37

oC

RR 16-24/mnt

Trombosit

150.000 juta/µL

BHSP

Observasi TTV

Berikan kompres

hangat

Anjurkan untuk

memakai

pakaian tipis

dan menyerap

keringat

Berikan

penjelasan

tentang

demam

Berikan

penjelasan

tentang

pengurangan

demam

Kolaborasi

dengan tim

medis dalam

pemberian

obat anti

piretik, inf RL

3000cc/24jam

1. Dengan

terbinanya

kepercayaan

akan

memudahkan

perawat untuk

melakukan

tindakan

keperawatan

2. Melihat

keadaan umum

pasien

3. Kompres dapat

menyerap panas

secara induksi

4. Pakaian tipis

dapat menyerap

keringat

5. Membantu

menurunkan

kecemasan

6. Melibatkan

keluarga dalam

proses

penyembuhan

7. Membantu

mempercepat

proses

penyembuhan

Page 20: ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

Pelaksanaan keperawatan

3.4 Tabel pelaksanaan perawatan

Diagnosa

keperawatan

Tanggal

jam Tindakan pelaksanaan perawatan

DxI 11 Mei

2015

Memperkenalkan diri kepada klien dan keluarga klien

r/ klien kooperatif

Mengobservasi TTV

r/ TD 90/50 mmHg S 38oC

N 82/mnt RR 24/mnt

Mengobservasi keadaan muntah

r/ Klin kooperatif

Mengusulkan makan sedikit demi sedikit

r/ klien menuruti perintah perawat

Mengkolaborasikan dengan tim dokter untuk

pemberian terapi cairan

r/ 20tpm

DxII

DxIII

11 Mei

2015

15.00

11 Mei

2015

15.00

Memperkenalkan diri kepada klien dan keluarganya

r/ Klien dan keluarga komperatif

Mengobservasi tanda-tanda vital

r/ TD 90/50 mmHg S 38oC

N 82/mnt RR 24/mnt

Memantau makanan pasien

r/ Habis ¼ porsi

Mengkaji dan mencatat adanya mual dan perubahan

pola makan

r/ Mual pola makan sedikit ¼ porsi

Mengkolaborasikan dengan tim medis dalam

pemberian obat anti mual

r/ Inj

Memperkenalkan diri kepada klien dan keluarga klien

r/ Klien dan keluarga komperatif

Mengobservasi tanda-tanda vital

r/ TD 90/50 mmHg S 38oC

N 82/mnt RR 24/mnt

Trombosit 63.000 juta/µL

Memberikan kompres air hangat

r/ Pasien dan keluarga menuruti perintah perawat

Menganjurkan untuk memakai pakaian tipis dan

menyerap keringat

r/ pasien menuruti perintah perawat

Memberikan penjelasan tentang demam

r/ Klien dan keluarga mengerti dan komperatif

Page 21: ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

Memberikan penjelasan tentang pengurangan demam

r/ Pasien mengikuti saran perawat

Mengkolaborasikan dengan tim medis dalam

pemberian obat anti pinatik, permberian infus

r/ Inf, RL 20 tpm

Evaluasi keperawatan

3.5 Tabel Evaluasi keperawatan

Diagnosa

keperawatan Tanggal jam Catatan perkembangan

11 Mei 2015

15.00

S : klien mengatakan masih mual, panas dan

nafsu makan masih menurun

O : k/u lemah

Muntah 2x ±50cc

nafsu makan menurun

- Makan sebelum sakit 3x sehari 1-2sendok

- Makan saat MRS 3x sehari porsi ¼ habis

TTV TD : 90/50 mmHg

Nadi : 82x/menit

Suhu : 38oC

RR : 24x/menit

TB : 155 cm

BB sebelum sakit : 53kg

BB saat ini : 52kg

BB ideal : 54kg

Trombosit : 63.000 juta/µL

A : masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan

12 Mei 2015

20.00

S : klien mengatakan nafsu makan masih

menurun dan sudah tidak panas lagi

O : klien tidak muntah

Nafsu makan tetap turun

- Makan sebelum sakit 3x sehari ½ porsi

- Makan saat MRS 3x sehari porsi ¼ habis

TTV TD : 100/70 mmHg

Nadi : 82x/menit

Suhu : 36,8oC

RR : 22x/menit

BB sebelum sakit : 53kg

Page 22: ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

BB saat ini : 52kg

BB ideal : 54kg

Trombosit : 103.000 juta/µL

A : masalah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan

13 Mei 2015

16.00

S : klien mengatakan sudah tidak mual dan

makan enak

O : k/u cukup

- Nafsu makan baik

- Makan saat MRS 3x sehari porsi habis

TTV TD : 100/70 mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 36,3oC

RR : 20x/menit

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan, pasien pulang

Page 23: ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas mengenai kasus yang telai di uraikan apa bab sebelumnya

yaitu Asuhan keperawatan pada Ny. N dengan Dengue Hemorargik Fever (DHF) di

Ruang Keperawatan Puskesmas Tempurejo Jember. Disini penulis akan membahas dan

menguraikan kesenjangan antara tinjauan teori dengan kasus dalam pelaksanaan secara

nyata pada asuhan keperawatan yang telah diberikan sesuai dengan tahap proses

keperawatan.

Pengkajian

Pada tahap pengkajian dilakukan pada tanggal 11 Mei 2015 penulis tidak

mendapatkan hambatan yang berarti dikarenakan klien cukup kooperatif dalam

komunikasi dengan perawat sehingga data-data yang diperoleh penulis akurat, penulis

berusaha mengkaji secara komprehensif sesuai dengan teori.

Pada tinjauan teori tanda dan gejala yaitu demam 2-7 hari, nyeri otot, atau sendi,

diare, mual dan muntah, sakit kepala, adanya perdarahan. Pada saat pengkajian penulis

hanya mendapatkan tanda dan gejala demam (suhu 38oC), pusing, mual dan badan

lemas. Ada beberapa tanda dan gejala yang ada dalam teori tidak ditemukan pada kasus.

Faktor yang mendukung dalam melakukan pengkajian adalah keluarga klien sangat

kooperatif dan perawat ruangan sangat membantu. Sedangkan faktor penghambat

karena keterbatasan waktu. Salah satu solusi yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan

tersebut adalah berusaha membuat kontak sesering mungkin.

Diagnosa keperawatan

Page 24: ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

Diagnosa ini ditegakkan melihat dari masalah yang dirasakan pada Ny. N saat dikaji,

diperkuat dengan catatan obat yang diberikan dokter kepada Ny. N. diagnosa yang

terdapat dalam teori ada 8 yaitu :

1. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit/viremia

2. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis penyakit.

3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan

dengan mual, muntah, anoreksia.

4. Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas

dinding plasma.

5. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

6. Resiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder.

7. Resiko terjadi perdarahan lebih lanjut berhubungan dengan trombositopenia.

8. Defisiensi pengetahuan mengenai penyakitnya, prognosis penyakit dan kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan kesalahan interprestasi

Adapun diagnosa yang diangkat berdasarkan kasus adalah :

1. Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan output yang berlebih

2. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit/viremia

3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan

dengan mual, muntah, anoreksia.

4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh

Perencanaan keperawatan

Page 25: ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

Setelah diagnose keperawatan dapat ditegakkan, maka perlu penetapan rencana

keperawatan untuk mengatasi masalah keperawatan tersebut. Kegiatan perencanaan ini

meliputi : memprioritaskan masalah, merumuskan tujuan, kriteria hasil, serta tindakan.

Dalam perencanaan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus dalam

memprioritaskan masalah, merumuskan masalah, merumuskan tujuan, kriteria hasil,

serta tindakan. Penulis berusaha memprioritaskan masalah berdasarkan kebutuhan yaitu

mulai dari kebutuhan dasar. Perumusan tujuan pada asuhan keperawatan berdasarkan

pada BHSP, observasi TTV memberi kompres sampai penjelasan dan saran agar klien

mengerti tentang penyakitnya.

Memenuhi memberikan kebutuhan nutrisi pada klien setelah tindakan keperawatan

3x24jam. Tujuan tersebut untuk meningkatkan berat badan dalam batas normal sesuai

dengan usia.

Pelaksanaan keperawatan

Dalam tahap pelaksanaan, penulis dapat melaksanakan semua rencana keperawatan

sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan keperawatan dilakukan pada

ketiga diagnose dapat dilaksanakan dalam waktu yang telah dilakukan.

Penulis mengenalkan diri pada keluarga klien, mengobservasi, memantau sampai

memberi penjelasan kepada klien agar mengikuti saran perawat. Faktor pendukung dari

tindakan keperawatan adalah adanya kerjasama yang baik. Sedangkan faktor

penghambat dalam melakukan tindakan keperawatan adalah waktu yang terbatas. Solusi

untuk mengatasi hal tersebut, penulis lebih melakukan pendekatan kepada klien serta

melakukan pencatatan tindakan yang telah dilakukan, dan bekerjasama dengan perawat

untuk melanjutkan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan

mendokumentasikannya.

Evaluasi keperawatan

Page 26: ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

Pada tahap evaluasi merupakan tahap akhir dan alat ukur untuk memulai

keberhasilan pemberian asuhan keperawatan, apakah tujuan keperawatan berhasil.

Evaluasi dilakukan sesuai dengan konsep.

Pada evaluasi di dapatkan respon klien terhadap tindakan yang sudah dilaksanakan

tanggal 11 Mei 2015 dari diagnosa utama yaitu Hipertermi berhubungan dengan proses

penyakit/viremia sudah teratasi dimana suhu klien menjadi 36,5oC.

Page 27: ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

1. Pada pengkajian tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus. Namun tidak

semua tanda-tanda dari penyakit demam DHF yang ditemukan, hal ini karena klien

sudah dirawat 3 hari di puskesmas.

2. Pada diagnosa keperawatan secara teori ditemukan 11 diagnosa sementara dalam

pengkajian ditemukan 3 diagnosa yaitu demam, mual dan lemas.

3. Pada teori dan kasus intervensi keperawatan disesuaikan dengan prioritas masalah

tetapi dalam teori tidak ada batasan waktu untuk mencapai tujuan atau evaluasi,

sedangkan pada kasus perencanaan keperawatan ada batasan waktu

4. Pada pelaksanaan keperawatan, hampir semua rencana yang telah disusun dilakukan

dan telah disesuaikan dengan prioritas masalah

5. Pada evaluasi dari 3 diagnosa keperawatan yang ditemukan, pada diagnosa hari

pertama masalah belum teratasi. Pada diagnosa hari kedua panas sudah menurun

masalah teratasi sebagian. Pada diagnosa ketiga masalah teratasi nafsu makan

meningkat dan tidak mual lagi, pasien pulang.

SARAN

Pada laporan kasus asuhan keperawatan pada Ny. N dengan DHF di Ruang Perawatan

Puskesmas tempurejo Jember. Penulis memberikan saran sebagai bahan pertimbangan

dan peningkatan kualitas asuhan keperawatan.

Istitusi

Mendukung program pemerintah khususnya dalam bidang kesehatan agar terjadi

pemerataan dalam pelayanan kesehatan diseluruh masyarakat, terkhusus kepada

masyarakat yang kurang mampu, serta meningkatkan promosi dalam bidang

kesehatan.

Puskesmas

Page 28: ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

Hendaknya meningkatkan pelayanan kepada setiap pasien yang datang berobat

dengan tidak membedakan status soisial, serta mengutamakan keselamatan pasien

dalam memberikan pelayanan

Penulis selanjutnya

Untuk penulis lebih banyak lagi membekali diri dengan ilmu supaya lebih terampil

dan profesional dalam memberikan asuhan keperawatan.

Pasien dan keluarga

Hendaknya menjaga kesehatan agar terbebas dari penyakit, biasakan gaya hidup

sehat dan pola makan teratur, dengan begitu bisa untuk memperkecil resiko terkena

penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

Page 29: ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

DEPKES. 2015. Demam berdarah biasanya meningkat di bulan Januari 2015

Doenges, EM. (2009), Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk Perencanaan

dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Jakarta, EGC.

Faiz & Moffat, 2008. Anatomy at a glace. Jakarta : Penerbit Erlangga.

https://books.google.com/books?id=XMaMAgAAQBAJ&pg=PA167&lpg=PA167&dq

=guyton+1992+DHF&source=bl&ots=nT4NmCaHHr&sig=Jq3IMo8wlZvyLTazcZ

KrSuiW--k&hl=en&sa=X&ei=ixWaVaD-

D8PTU9v5lcgP&ved=0CFIQ6AEwBw#v=onepage&q&f=false

http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0027322

http://www.academia.edu/7530268/PATOGENESIS_INFEKSI_VIRUS_DENGUE_PA

THOGENESIS_OF_DENGUE_VIRUS_INFECTION

http://www.isrn.qut.edu.au/publications/internationaljournal/documents/Final_Dunbar_I

JCIS.pdf

Juall Lynda, 2009. Nursing diagnosis : application to clinical practice edisi 9. Jakarta :

EGC

Kompas, (2010). Januari - April, 10.471 kasus DBD. Kompas.com. 6 Februari 2010

Kustini & Betty. (2008). Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Penyakit Demam

Berdarah Dengue terhadap Perilaku aktif Pencegahan penyakit Demam Berdarah

Dengue. Surakarta. Jurnal Berita Ilmu Keperawatan Vol. 1 no. 1, 37, 36-42.

Murwani, Arita (2008). Perawatan Pasien Penyakit Dalam, Jogjakarta: Mitra Cendekia

Press

Nadesul, Handrawan (2007). Cara Mudah Mengalahkan Demam Berdarah, Jakarta : PT

Kompas Media Nusantara.

Ngastiyah, (2007). Perawatan anak sakit. Jakarta: EGC

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian dan kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Untuk Perawat Dan Bidan,

Jakarta : Salemba Medika

Potter, P.A., & Perry, A.G. (2007). Basic nursing essentials for practice. (6th

ed). St

Loui: Mosby Elsevier.

Respati, Yunita Ken dan Keman S, 2007. Perilaku 3M, Abatisasi dan Keberadaan Jentik

Aedes Hubungannya dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue. Jurnal

Kesehatan Lingkungan, Volume 108 L.3, NO.2, JANUARI 2007 : 107 – 118.

Page 30: ABSTRAK - universitas muhammadiyah jember

Rohmah Nikmatur & Saiful Walid,(2006). Proses keperawatan teori dan aplikasi,

Nursing Diagnoses : Definitions & classification 2005-2006.

Rohmah Nikmatur, Walid. 2012. Proses Keperawatan : Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Santoso & Budiyanto, A. 2008. Hubungan Pengetahuan Sikap dan Perilaku (psp)

Masyarakat Terhadap Vektor DBD. Jurnal Ekologi Kesehatan, 7 (2), hal.732-739.

Soegijanto, Soegeng. 2010. Patogenesa Infeksi Virus Dengue Recent Update. Applied

Management of Dengue Viral Infection in Children. 6 November 2010. halaman

11-45.

WHO. 2009. Dengue guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control (New

Edition). France: WHO.

Yamanaka A, Mulyatno K C, Susilowati H, Hendrianto E, Amor P, Ginting, Sary DD,

Rantam FA, Soegijanto S, Konishi E (2011). Displacement of the Predominant

Dengue Virus from Type 2 to Type 1 with a Subsequent Genotype Shift from IV to I

in Surabaya, Indonesia. pp. 2008–2010.