ABSTRAK - sinta.unud.ac.id filemenurunkan kadar hormon testosteron pada bayi tikus putih galur...

23
i ABSTRAK PEMBERIAN SUSU FORMULA CAIR BAYI (NUTRIBABY 1 ® DAN DANSTART ® ) TIDAK MENINGKATKAN KADAR HORMON ESTROGEN DAN TIDAK MENURUNKAN KADAR HORMON TESTOSTERON PADA BAYI TIKUS PUTIH JANTAN Dalam masa tumbuh kembang seorang bayi membutuhkan nutrisi yang cukup. Idealnya ASI diberikan sebagai makanan utama pada 6 bulan pertama. Pekerjaan yang menyita waktu dan tenaga, sering menyebabkan seorang ibu tidak dapat memberikan ASI eksklusif dan lebih memilih untuk memberikan nutrisi tambahan berupa susu formula guna mencukupi nutrisi bayi tersebut. Beberapa contoh susu formula yang digunakan sebagai susu pengganti ASI antara lain susu formula cair Nutribaby 1 ® dan susu formula cair Danstart ® yang mengandung hormon Estrogen dan Fitoestrogen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemberian susu formula cair Nutribaby 1 ® dan Danstart ® dapat meningkatkan kadar hormon estrogen dan menurunkan kadar hormon testosteron pada bayi tikus putih galur Wistar (Rattus norvegicus) jantan. Penelitian ini menggunakan metode post test only control group design. Sampel terdiri dari 30 ekor bayi tikus putih galur Wistar jantan usia 3-21 hari, berat badan 5–10 gr yang dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok Kontrol yang diberi ASI dan Aquabidest, kelompok Perlakuan 1 diberi ASI dan susu formula cair Nutribaby 1 ® dan kelompok Perlakuan 2 yang diberi susu formula cair Danstart ® dengan dosis yang telah dikonversikan dari dosis bayi manusia ke dosis tikus, diberikan sesuai dengan takaran penyajian yang tertera pada kemasan susu selama 18 hari sejak 3 hari usia tikus. Hari ke 19 bayi tikus diambil darahnya pada pagi hari untuk pemeriksaan kadar hormon estrogen dan testosteron. Analisis data menggunakan uji One Way Anova. Rerata kadar estrogen kelompok Kontrol adalah 25,5778±7,46026 pg/ml, kelompok Perlakuan 1 adalah 30,2578±6,40217 pg/ml dan kelompok Perlakuan 2 adalah 24,6444±3,34869 pg/ml, dengan tidak terdapat perbedaan bermakna (p=0,126) antara masing-masing kelompok. rerata kadar testosteron kelompok Kontrol adalah 0,4211±0,13878 ng/ml, kelompok Perlakuan 1 adalah 0,3933±0,09631 ng/ml dan kelompok Perlakuan 2 adalah 0,4811±0,07322 ng/ml, dengan tidak terdapat perbedaan bermakna (p = 0,222) antara masing-masing kelompok Dari hasil penelitian dapat disimpulkan pemberian susu formula cair Nutribaby 1 ® dan susu formula cair Danstart ® tidak meningkatkan kadar hormon estrogen dan tidak menurunkan kadar hormon testosteron pada bayi tikus putih galur Wistar (Rattus norvegicus) jantan. Kata kunci: susu formula cair Nutribaby 1 ® , susu formula cair Danstart ® , estrogen, testosteron, bayi tikus jantan.

Transcript of ABSTRAK - sinta.unud.ac.id filemenurunkan kadar hormon testosteron pada bayi tikus putih galur...

i

ABSTRAK

PEMBERIAN SUSU FORMULA CAIR BAYI (NUTRIBABY 1® DAN

DANSTART®) TIDAK MENINGKATKAN KADAR HORMON ESTROGEN

DAN TIDAK MENURUNKAN KADAR HORMON TESTOSTERON PADA

BAYI TIKUS PUTIH JANTAN Dalam masa tumbuh kembang seorang bayi membutuhkan nutrisi yang cukup. Idealnya ASI diberikan sebagai makanan utama pada 6 bulan pertama. Pekerjaan yang menyita waktu dan tenaga, sering menyebabkan seorang ibu tidak dapat memberikan ASI eksklusif dan lebih memilih untuk memberikan nutrisi tambahan berupa susu formula guna mencukupi nutrisi bayi tersebut. Beberapa contoh susu formula yang digunakan sebagai susu pengganti ASI antara lain susu formula cair Nutribaby 1® dan susu formula cair Danstart® yang mengandung hormon Estrogen dan Fitoestrogen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemberian susu formula cair Nutribaby 1® dan Danstart® dapat meningkatkan kadar hormon estrogen dan menurunkan kadar hormon testosteron pada bayi tikus putih galur Wistar (Rattus norvegicus) jantan. Penelitian ini menggunakan metode post test only control group design. Sampel terdiri dari 30 ekor bayi tikus putih galur Wistar jantan usia 3-21 hari, berat badan 5–10 gr yang dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok Kontrol yang diberi ASI dan Aquabidest, kelompok Perlakuan 1 diberi ASI dan susu formula cair Nutribaby 1®

dan kelompok Perlakuan 2 yang diberi susu formula cair Danstart® dengan dosis yang telah dikonversikan dari dosis bayi manusia ke dosis tikus, diberikan sesuai dengan takaran penyajian yang tertera pada kemasan susu selama 18 hari sejak 3 hari usia tikus. Hari ke 19 bayi tikus diambil darahnya pada pagi hari untuk pemeriksaan kadar hormon estrogen dan testosteron. Analisis data menggunakan uji One Way Anova. Rerata kadar estrogen kelompok Kontrol adalah 25,5778±7,46026 pg/ml, kelompok Perlakuan 1 adalah 30,2578±6,40217 pg/ml dan kelompok Perlakuan 2 adalah 24,6444±3,34869 pg/ml, dengan tidak terdapat perbedaan bermakna (p=0,126) antara masing-masing kelompok. rerata kadar testosteron kelompok Kontrol adalah 0,4211±0,13878 ng/ml, kelompok Perlakuan 1 adalah 0,3933±0,09631 ng/ml dan kelompok Perlakuan 2 adalah 0,4811±0,07322 ng/ml, dengan tidak terdapat perbedaan bermakna (p = 0,222) antara masing-masing kelompok Dari hasil penelitian dapat disimpulkan pemberian susu formula cair Nutribaby 1® dan susu formula cair Danstart® tidak meningkatkan kadar hormon estrogen dan tidak menurunkan kadar hormon testosteron pada bayi tikus putih galur Wistar (Rattus norvegicus) jantan. Kata kunci: susu formula cair Nutribaby 1®, susu formula cair Danstart®, estrogen, testosteron, bayi tikus jantan.

ii

ABSTRACT

THE ADMINISTRATION OF BABY FORMULA MILK (NUTRIBABY 1®

AND DANSTART®) DID NOT INCREASE ESTROGEN HORMONE LEVEL

NOR REDUCE TESTOSTERON HORMONE LEVEL IN MALE WISTAR

STRAIN ALBINO RAT (RATTUS NORVEGICUS)

Babies need an adequate nutrition during growth time. Ideally breast milk given as a main meal in the first 6 months. A mother can not give breast feed exclusively because her works takes time and effort and prefers to give a milk formula as her babie’s nutrition. Some examples that are used as milk substitutes is Nutribaby 1® and Danstart® that have estrogen and phytoestrogens. The purpose of this study was to determine whether administration of a liquid formula Nutribaby 1® and Danstart® can increase the levels of estrogen and lower testosterone levels in infants Wistar rats (Rattus norvegicus) male.

It was a post test only control group design study. It consisted 30 Wistar rats aged 3-21 days male, weight 5-10 gr. Divided into three groups, as Control group that have breastfed and aquabidest, Group 1 were given breast milk and Nutribaby 1® and Group 2 were fed Danstart® at a dose that has been converted from human infant to rat’s dose, according to the dose given presentation on the packaging of milk for 18 days from 3 days of age rat. Day 19 baby rat have blood drawn in the morning for inspection of estrogen and testosterone. Analysis of the data using One Way Anova.

The mean levels of estrogen control group was 25.5778±7.46026 pg / ml, group 1 was 30.2578±6.40217 pg / ml and Group 2 was 24.6444±3.34869 pg / ml, with no significant difference (p = 0.126) between each group. The mean levels of testosteron in control group was 0.4211±0.13878 ng / ml, Group 1 was 0.3933±0.09631 ng / ml and Group 2 was 0.4811±0.07322 ng / ml, with no significant difference (p = 0.222) between each group

From this study, it was concluded that Nutribaby 1® and Danstart® milk formula did not increase estrogen level and did not decrease testosterone level in infants Wistar rats (Rattus norvegicus) male.

Keywords : Nutribaby 1® milk formula, Danstart® milk formula, estrogen, testosteron,

iii

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN SAMPUL DALAM………………………………………………………...…..……...i LEMBAR PRASYARAT PROGRAM MAGISTER………………………………....ii LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................iii LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI .......................................................... iv SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ............................................................. v UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................................... vi ABSTRAK .................................................................................................................. ix ABSTRACT .................................................................................................................. x DAFTAR ISI ............................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xvi DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH ............................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xix BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 8

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 9

1.3.1 Tujuan Umum .......................................................................................... 9

iv

1.3.2 Tujuan Khusus ......................................................................................... 9

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 10

1.4.1 Manfaat Ilmiah .................................................................................. 10

1.4.2 Manfaat Praktis ...................................................................................... 11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 12 2.1 Definisi Air Susu Ibu (ASI) ............................................................................ 12

2.1.1 Definisi Susu Formula ........................................................................... 12

2.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Susu Formula ...................... 13 2.2 Anti Aging Medicine (AAM) ......................................................................... 14

2.2.1 Konsep Dasar AAM ............................................................................. 15

2.2.2 Teori Proses Penuaan ........................................................................... 15

2.2.2.1 Teori pakai dan rusak .................................................................... 16

2.2.2.2 Teori program ............................................................................... 16 2.3 Hormon ........................................................................................................... 17

2.3.1 Hormon Estrogen ................................................................................... 17

2.3.1.1 Efek dan fungsi estrogen ........................................................ 23 2.3.2 Hormon Testosteron ........................................................................... 24

2.3.2.1 Efek dan Fungsi Testosteron .................................................. 29

2.3.2.2 Kontrol fungsi testosteron ...................................................... 31 2.3.3 Fitoestrogen ........................................................................................... 33

2.3.3.1 Cara kerja isoflavon ................................................................ 34

v

2.4 Susu Formula Bahan Dasar Susu Sapi ............................................................ 35

2.4.1 Hormon Implan Pada Ternak ................................................................ 37 2.6 Susu Formula Cair Nutribaby 1® ..................................................................... 41 2.7 Susu Formula Cair Danstart® ........................................................................... 45 2.8 Hewan Coba .................................................................................................... 49

2.8.1 Tikus Putih (Rattus norvegicus) Galur Wistar Jantan ...................... 50

2.8.2 Pemantauan Keselamatan Tikus Di Laboratorium ................................ 54

BAB III. KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ............................................................................................................. 56

3.1 Kerangka Berpikir ........................................................................................... 56 3.2 Konsep Penelitian ........................................................................................... 57 3.3 Hipotesis Penelitian ........................................................................................ 58 BAB IV. METODE PENELITIAN .................................................................. 59 4.1 Rancangan Penelitian ...................................................................................... 59 4.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian ......................................................................... 60

4.2.1 Lokasi Penelitian ................................................................................... 60

4.2.2 Waktu Penelitian ................................................................................... 60 4.3 Penentuan Sumber Data .................................................................................. 60

4.3.1 Variabilitas Populasi .............................................................................. 60

4.3.2 Kriteria Subjek ....................................................................................... 61 4.3.3 Besaran Sampel ..................................................................................... 61

4.3.4 Tehnik Pengambilan Sampel ................................................................. 62

vi

4.4 Variabel Penelitian .......................................................................................... 62

4.4.1 Identifikasi Variabel .............................................................................. 62

4.4.2 Klasifikasi Variabel ............................................................................... 62

4.4.3 Hubungan Antar Variabel ...................................................................... 63

4.4.4 Definisi Opersional Variabel ................................................................. 64 4.5 Bahan Dan Alat Penelitian .............................................................................. 65 4.6 Instrumen Penelitian .......................................................................................... 66 4.7 Prosedur Penelitian ......................................................................................... 66

4.7.1 Persiapan Hewan Uji ............................................................................. 66

4.7.2 Pembuatan Sediaan Susu Formula Cair Nutribaby 1® .......................... 68

4.7.3 Pembuatan Sediaan Susu Formula Cair Danstart® ................................ 69 4.7.4 Proses Pengambilan Darah .................................................................... 71 4.7.5 Analisis Susu Formula ........................................................................... 72

4.7.6 Prosedur Pengukuran Kadar Hormon .................................................... 73

4.9 Analisis Data ................................................................................................... 75 BAB V. HASIL PENELITIAN ........................................................................ 76 5.1 Uji Normalitas Data ........................................................................................ 76 5.2 Uji Homogenitas Data ..................................................................................... 77 5.3 Uji Komparabilitas .......................................................................................... 78

5.3.1 Kadar Hormon Estrogen ........................................................................ 78 BAB VI. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN .......................................... 82

vii

6.1. Pengaruh Pemberian Susu Formula Cair Nutribaby 1® dan Danstart® ........... 82 BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 88 7.1 Simpulan ....................................................................................................... 88 7.2 Saran ............................................................................................................... 89 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 90 LAMPIRAN ............................................................................................................... 97

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kadar Hormon Normal pada Laki-laki Dewasa ........................................ 29 Tabel 2.2 Aturan pemberian susu formula Nutribaby 1® ........................................... 44 Tabel 2.3 Petunjuk penggunaan susu formula Danstart® ........................................... 48 Tabel 2.4 Perkembangan dan Kebutuhan Tikus Jantan (Anonim, 2010) .................. 51 Tabel 2.5 Metabolisme tikus jantan (Rattus norvegicus) (rata-rata) .......................... 52 Tabel 2.6 Kadar Testosteron pada tikus jantan…………………………...………… 53 Tabel 4.1 Dosis Nutribaby 1® .................................................................................. 69 Tabel 4.2 Dosis Danstart® .......................................................................................... 71 Tabel 4.3 Kadar Hormon Nutribaby 1® dan Danstart® ............................................... 72 Tabel 5.1 Hasil uji normalitas data………………………………………………….. 77 Tabel 5.2 Hasil uji homogenitas antar kelompok…………………………………… 77 Tabel 5.3 Rerata kadar Estrogen antar kelompok sesudah diberikan susu formula cair Nutribaby 1® dan susu formula cair Danstart®……………………………………... 78 Tabel 5.4 Rerata kadar Testosteron antar kelompok sesudah diberikan susu formula cair Nutribaby 1® dan susu formula cair Danstart®………………...……………… 80

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Aksis Hipotalamus Hipofisis Anterior Ovarium .................................. 18 Gambar 2.2 Struktur Estradiol, Estrone dan Estriol ................................................. 21 Gambar 2.3 Sumber dan Target Estrogen ................................................................. 24 Gambar 2.4 Struktur Testosteron .............................................................................. 27 Gambar 2.5 Kadar Testosteron (T) pada Laki-laki Muda dalam 24 jam .................. 28 Gambar 2.6 Aksis Hipothalamus – Hipofise Anterior – Testis ................................. 32 Gambar 2.7 Klasifikasi Fitoestrogen ......................................................................... 34 Gambar 2.8 Kemasan susu formula Nutribaby® 1 ukuran 400 g ............................. 42 Gambar 2.9 Kemasan susu formula Danstart® 0-6 bulan ukuran 135 g ................... 46 Gambar 2.10 Kadar hormon Estrogen pada tikus betina dan jantan………………... 52 Gambar 3.1 Kerangka Konsep ................................................................................. 57 Gambar 4.1 Bagan Rancangan Penelitian ................................................................. 59 Gambar 4.2 Bagan Hubungan Antar Variabel .......................................................... 63 Gambar 4.3 Bagan Alur Penelitian ............................................................................ 74 Gambar 5.1 Perbandingan Estrogen antara kelompok Kontrol dengan kelompok Perlakuan 1 dan kelompok Perlakuan 2………………………………......………… 79 Gambar 5.2 Perbedaan kadar Testosteron antar kelompok…………………………. 81

x

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH

AAM : Anti -Aging Medicine

AA : Asam Arakhidonat

ABP : Androgen Binding Protein

ADAM : Androgen Deficiency in Aging Mole

ADI : Acceptable Daily Intakes

ASI : Air Susu Ibu

ASS : Alergi Susu Sapi

DHA : Docosahexaenoic Acid

DHEA : Dehydroepiandrosteron

DHT : Dihidrotestosteron

DNA : Deoxyribonucleic Acid

ELISA : Enzyme-Linked Immunosorbent Assay

ELN : Early Life Nutrition

FDA : Food and Drugs Administration

FSH : Folicel Stimulating Hormone

GH : Growth Hormone

GnRH : Gonadotropin-Releasing Hormone

HACCP : Hazard Analysis Critical Control Points

Ig : Imunoglobulin

IGF-1 : Insuline-like Growth Factor 1

IUPAC : International Union of Pure and Applied Chemistry

LC-PUFA : Long Chain Polyunsaturated Fatty Acid

LDL : Low-density lipoprotein

LH : Luteinizing Hormone

LSD : Least Significant Difference

NHANES : National Health and Nutrition Examination

xi

NRC : Nestle Researh Centre

PASI : Pengganti air susu ibu

RE : Reseptor Estrogen

RNA : Ribonucleatic Acid

SHBG : Sex Hormone-Binding Globulin

UK : United Kingdom

USA : United State of America

WHO

: World Health Organization

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kelaikan Etik (Ethical Clearance)Tabel konversi dosis manusia

ke dosis hewan berdasar BSA menurut Jang-Woo

Shin……….............................................................................. 96

Lampiran 2 : Tabel konversi dosis manusia ke dosis hewan berdasar BSA

menurut Jang-Woo Shin…………………………………….. 97

Lampiran 3 : Tabel konversi dosis manusia ke dosis hewan berdasar BSA

menurut USFDA…………………………………………….. 98

Lampiran 4 : Kurva standar berat badan bayi usia 0-6 bulan menurut

WHO………………………………………………………... 99

Lampiran 5 : Dosis harian anabolic steroid pada binatang menurut FDA... 100

Lampiran 6 : Hasil uji analisis susu Nutribaby 1® dan Danstart® ….…….. 101

Lampiran 7 : Tabulasi data penelitian pemberian Susu Formula terhadap

hormon Estrogen dan Testosteron bayi tikus Putih Galur Wistar

Jantan………………………………………………………. 103

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan jaman dan adanya emansipasi wanita, maka

semakin banyak wanita pekerja yang aktif berkarir, baik dari perkotaan hingga ke

pedesaan meski wanita tersebut memiliki bayi, mengakibatkan seorang ibu kurang

memiliki waktu dalam memperhatikan asupan gizi pada bayi yang dilahirkannya.

Pemberian asupan gizi yang terbaik untuk bayi adalah air susu ibu (ASI),

dimana ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO) adalah

pemberian ASI saja tanpa bahan tambahan cairan lain baik susu formula, air putih,

air jeruk, ataupun tambahan makanan lain, sebelum mencapai usia 6 bulan. Ini

disebabkan karena sistem pencernaan bayi belum mampu berfungsi dengan

sempurna, sehingga bayi tersebut belum mampu mencerna makanan lain selain

ASI (Marimbi, 2010). Kesibukan dan pekerjaan yang menyita waktu dan tenaga,

sering menyebabkan seorang ibu tidak dapat memberikan ASI eksklusif terhadap

bayinya. Sehingga memilih untuk memberikan nutrisi tambahan berupa susu

formula terhadap bayi dalam masa tumbuh kembangnya.

Setiap manusia mengalami proses kehidupan yang sama, dimulai sejak

masa pembuahan, lahir, menjadi seorang bayi, balita, anak, remaja, dewasa, tua

dan akhirnya meninggal. Pada dasarnya manusia tidak ingin menjadi tua, karena

menjadi tua hampir selalu dikaitkan dengan kelemahan, ketidakberdayaan atau

dengan kekurangan yang lainnya Menjadi tua adalah suatu proses yang tidak

2

terjadi begitu saja, sehingga banyak ilmuwan yang melakukan penelitian untuk

menghambat dan memperlambat proses penuaan tersebut (Pangkahila 2011).

Proses menghambat atau memperlambat terjadi penuaan sebaiknya

dilakukan sedini mungkin, bahkan sejak terjadi pembuahan di dalam kandungan.

Dari masa pembuahan hingga menjadi tua setiap manusia membutuhkan asupan

gizi yang seimbang untuk membantu dalam proses perkembangan seksual,

motorik dan sensorik, aktivitas sehari- hari, proses pembelajaran, daya tahan tubuh

dan lain – lain, sehingga dapat mencapai umur yang panjang dengan kondisi yang

sehat.

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya proses penuaan, sehingga

menyebabkan sakit dan membawa pada kematian. Faktor tersebut dibagi menjadi

2 kelompok, yaitu faktor internal (dari dalam tubuh) dan faktor eksternal (dari luar

tubuh). Dimana faktor internal ialah adanya radikal bebas, hormon yang

berkurang, proses glikosilasi, metilasi, apoptosis, sistem kekebalan yang menurun

dan gen. Sedangkan faktor eksternal yang utama ialah gaya hidup yang tidak

sehat, diet tidak sehat, kebiasaan salah, polusi lingkungan, stress dan kemiskinan.

Dari berbagai faktor tersebut apabila dapat dihindari, maka proses penuaan tentu

dapat dicegah, diperlambat, bahkan mungkin dihambat dan kualitas hidup dapat

dipertahankan. Lebih jauh lagi, ini berarti memperpanjang usia harapan hidup

dengan kualitas hidup yang baik, hal ini sesuai dengan konsep dasar Anti Aging

Medicine (AAM) (Pangkahila 2011).

Dari berbagai macam faktor penyebab terjadinya proses penuaan di atas,

faktor hormonal merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya proses penuaan.

3

Seperti yang kita ketahui hormon berperan untuk mengendalikan berbagai fungsi

organ tubuh, seperti kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap panas dan dingin,

kemampuan motorik, fungsi seksual dan fungsi memori.

Setiap hormon di dalam tubuh kita bekerja dengan cara saling berkaitan,

maka apabila terjadi ketidakseimbangan jumlah hormon dalam tubuh kita seperti

berkurangnya produksi atau berkurangnya jumlah hormon tertentu dapat

mempengaruhi hormon yang lain. Hal ini dapat mengganggu fungsi organ tubuh

yang bekerja dengan dipengaruhi hormon, sehingga mempercepat terjadinya

proses penuaan. Sebagai contoh seperti pada wanita dewasa yang mengalami

penurunan jumlah hormon estrogen maka terjadi menopause dimana menopause

ini disertai dengan tanda dan gejala adanya penurunan kualitas hidup (Pangkahila

2011) dan pada anak wanita dapat mengalami early menarche yaitu istilah yang

diberikan pada anak wanita apabila telah mengalami menstrusi sebelum mencapai

usia 8 tahun dan pubertas dini (precocious puberty) istilah yang diberikan pada

anak wanita yang mengalami menstrusi kurang dari 7 tahun, hal ini dapat terjadi

karena adanya peningkatan jumlah hormon estrogen dengan jumlah yang

berlebihan pada usia dini. Survey yang diadakan oleh National Health and

Nutrition Examination (NHANES) tahun 1999-2004, usia rata-rata seorang anak

wanita menstruasi seharusnya adalah 12,4-13,3 tahun.

Selain mengalami menstruasi, pada seorang anak wanita akan muncul

tanda – tanda pubertas lainnya seperti pertumbuhan rambut ketiak dan rambut

pubis, berkembangnya payudara, tumbuh jerawat, mudah tersinggung, bau badan

dan pertumbuhan badan yang sangat cepat (Marcovecchio dan Chiarelli, 2013).

4

Pada pria dewasa, apabila terjadi ketidakseimbangan atau penurunan jumlah

hormon testosterone yang mulai terjadi setelah usia 30 tahun dan terus menurun,

maka akan dapat menimbulkam berbagai macam keluhan yang dikenal dengan

istilah andropause atau Androgen Deficiency in Aging Male (ADAM) (Pangkahila,

2011), sedangkan pada anak laki – laki apabila mengalami ketidakseimbangan

jumlah hormon testosterone pada masa perkembangannya terutama pada masa

fetus yang disebabkan karena paparan dari estrogen yang berasal dari luar baik

pada saat dalam kandungan maupun pada masa neonatal sehingga menyebabkan

peningkatan kadar hormon estrogen dan penekanan kadar hormon testosterone

akan mengganggu perkembangan testis dan fungsinya,seperti penurunan jumlah

sperma, terdapat sel kanker germinal testis, kriptorkismus dan hypospadia

(Hughes, 2007).

Laki – laki yang terpapar estrogen dosis tinggi dan terjadi secara partikuler

maka pada anak laki – laki tersebut dapat mengalami efek berupa feminisasi

permanen pada pria, penurunan massa tubuh (otot), menurunkan fungsi sperma

dan fertilitas yang terganggu. Hal ini terjadi karena pemberian estrogen dari luar

telah dibuktikan dapat mengganggu aktivitas spermatogenesis dari testis dan

menurunkan jumlah sperma atau gangguan pada kesehatan reproduksi pada laki –

laki (Srilatha dan Adaikan, 2003).

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka sebaiknya proses menghambat dan

memperlambat terjadinya penuaan dilakukan sedini mungkin, bahkan sejak

terjadinya pembuahan di dalam kandungan dengan cara memperhatikan asupan

gizi yang diberikan semenjak dari dalam kandungan, bayi dan anak. Meskipun

5

pemberian asupan gizi yang terbaik bagi bayi adalah berasal dari ASI, tapi karena

satu dan lain hal maka berdasarkan pengamatan peneliti, hampir semua bayi

pernah diberikan susu formula sebagai pengganti ASI baik secara teratur maupun

sesekali saja.

Susu formula banyak beredar dihampir semua tempat perbelanjaan di

Indonesia, baik yang bersumber dari susu sapi, dari tumbuh – tumbuhan seperti

kacang kedelai, minyak nabati dan lain – lain. Berdasarkan penelitian susu formula

yang berbahan dasar dari susu sapi memiliki komposisi yang dapat memenuhi

komponen nutrisi dasar pada anak. Komposisi susu secara alami pada umumnya

memiliki nutrisi penting, seperti bermacam – macam mikro nutrient (vitamin dan

mineral), makro nutrient (protein, lemak dan karbohidrat) kalsium, magnesium,

fosfor dan zinc, yang dapat membantu dalam masa pertumbuhan, prebiotik serta

probiotik untuk mempertahankan fungsi saluran cerna, asam linolenat dan asam

linoleat sebagai asam lemak essential, phosphatidilkolin yang berperan sebagai

bahan penting dalam membran sel (Judarwanto, 2011).

Kebutuhan dunia dan lebih spesifik lagi Indonesia, untuk susu maupun

daging, disuplai dari peternakan yang berasal dari Amerika Serikat (Swan et al.,

2007) dan juga kebanyakan dari sumber peternakan sapi lokal yang berasal dari

kota Boyolali, Jawa Tengah, yang dapat memproduksi susu mencapai 60 ribu

sampai 75 ribu liter per harinya, kemudian di distribusikan ke seluruh daerah di

Indonesia melalui perusahaan – perusahaan yang memproduksi produk susu

(Surani, 2011).

6

Hampir semua peternakan yang mensuplai susu dan daging yang berasal

dari Amerika Serikat menggunakan hormon implant yang berfungsi agar dapat

memproduksi susu dan daging sapi yang lebih banyak. Hormon implant yang

pertama kali disetujui penggunaannya pada sapi ternak oleh Food and Drugs

Administration (FDA) pada tahun 1954 adalah diethylstilbestrol (DES). Menurut

perkiraan pada tahun 1956, sekitar dua pertiga dari sapi ternak di seluruh negara

bagian Amerika menggunakan hormon diesthystilbestrol (Swan et al., 2007).

Sementara susu sapi yang berasal dari peternakan sapi lokal di kota Boyolali, Jawa

Tengah pakan yang diberikan berupa konsentrat, dedak, bekatul, jerami padi,

jagung, kacang kedelai, kacang tanah, ubi jalar, ubi kayu dan kacang – kacangan

lainnya (Mansyur et al, 2005). Tumbuh – tumbuhan (fito) ditemukan memiliki

kandungan fitoestrogen dan kemampuannya untuk bereaksi seperti hormon

estrogen pada tubuh manusia (Messina, 2001).

Pada kali ini peneliti memilih menggunakan susu formula cair Nutribaby

1® untuk bayi usia 0 – 6 bulan dan Danstart® juga untuk bayi usia 0 – 6 bulan, yang

berbahan dasar susu sapi guna diberikan kepada bayi tikus putih (Rattus

norvegicus) galur wistar jantan. Pemilihan susu formula Nutribaby 1® karena

merupakan susu formula pengganti ASI yang mudah dan banyak ditemukan di

pusat-pusat perbelanjaan, juga banyak diiklankan diberbagai media seperti televisi,

majalah dan lain – lain. Susu formula Nutribaby 1® diproduksi dan disalurkan oleh

PT. Nutricia Indonesia Sejahtera yang bekerja sama dengan PT. Danone, berasal

dari Belanda, didirikan pertama kali di Belanda dan saat ini memiliki pusat riset di

Belanda dan di Singapura. Susu formula cair lainnya yang juga dipilih dalam

7

penelitian ini adalah Danstart® 0 – 6 bulan. Alasan peneliti memilih Susu

Danstart® karena susu Danstart® (Dancow) cukup dikenal masyarakat, harga susu

yang relatif murah dapat menjangkau kebutuhan susu di pasaran baik di perkotaan

maupun di pedesaan. Susu Danstart® diproduksi oleh PT. Nestle Indonesia, yang

berpusat di Vevey, Swiss, dimana memiliki pabrik di Kejayan, Jawa Timur yang

memproduksi susu Dancow dan untuk bayi 0 – 6 bulan diberi nama Danstart®

(Anonim, 2015).

Berdasarkan hal tersebut di atas dan banyaknya masyarakat yang

memberikan konsumsi susu formula sebagai pengganti ASI maka dilakukanlah

penelitian dengan menggunakan susu formula Nutribaby 1® dan susu formula

Danstart®. Penelitian dilakukan pada binatang, yaitu pada bayi tikus putih jantan

usia 3-21 hari, disesuaikan dengan usia bayi 0-6 bulan. Hal ini dilakukan karena

penelitian yang menggunakan manusia, memerlukan waktu pengamatan yang

lama, dana yang besar, dipengaruhi oleh lingkungan, dan mempunyai keterbatasan

dalam pengukuran yang bersifat noninvasif, seperti kadar serum hormon, ukuran

dan morfologi organ reproduktif, maka banyak peneliti yang menggunakan

binatang untuk mengetahui lebih jauh efek terhadap manusia (Dinsdale dan Ward,

2010). Peneliti memilih untuk melakukan penelitian pada anak tikus putih (rattus

norvegicus) galur Wistar jantan dari usia 3 hari sampai usia 21 hari, yang sudah

memasuki masa sapih, hal ini disesuaikan dengan usia tikus laboratorium sehingga

dianggap setara dengan anak usia 0 – 6 bulan (Sengupta,2013)

8

Perlakuan dilakukan selama 18 hari, dari usia tikus 3 hari dimana sudah

masuk masa sapih sampai dengan usia tikus 21 hari setara dengan usia bayi

manusia sekitar 6 bulan, guna mengetahui efek dari susu formula Nutribaby 1®

(usia 0 – 6 bulan) dan susu formula Danstart® (usia 0 – 6 bulan) tersebut pada

kadar hormon estrogen dan testosteron. Usia 1 hari tikus setara dengan 8,6 hari

usia manusia dan 42,4 hari tikus setara dengan usia 1 tahun manusia, maka 21 hari

tikus setara dengan usia 6 bulan manusia (Sengupta, 2013). Hasil analisis pada

makanan pengganti cair Nutribaby 1® dan Danstart® yang dilakukan di

Laboratorium Analitik Universitas Udayana, ditemukan hormon estrogen sebesar

1,61 pg/g dan fitoestrogen sebesar 1,36 pg/g pada Nutribaby 1®, juga ditemukan

hormon estrogen sebesar 1,54 pg/g dan fitoestrogen sebesar 1,29 pg/g pada susu

formula Danstart® (Lampiran 5).

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dicari jawabannya melalui penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah pemberian susu formula cair Nutribaby 1® meningkatkan kadar

hormon estrogen pada bayi tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar

jantan?

2. Apakah pemberian susu formula cair Danstart® meningkatkan kadar

hormon estrogen pada bayi tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar

jantan?

9

3. Apakah pemberian susu formula cair Nutribaby 1® menurunkan kadar

hormon testosteron pada bayi tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar

jantan?

4. Apakah pemberian susu formula cair Danstart® menurunkan kadar hormon

testosteron pada bayi tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk membuktikan efek pemberian susu formula cair Nutribaby 1® dan

Danstart® harian terhadap kadar hormonal pada bayi tikus putih (Rattus

norvegicus) galur Wistar jantan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk membuktikan pemberian susu formula cair Nutribaby 1®

meningkatkan kadar hormon estrogen pada bayi tikus putih (Rattus

norvegicus) galur Wistar jantan.

2. Untuk membuktikan pemberian susu formula cair Danstart® meningkatkan

kadar hormon estrogen pada bayi tikus putih (Rattus norvegicus) galur

Wistar jantan.

3. Untuk membuktikan pemberian susu formula cair Nutribaby 1®

menurunkan kadar hormon testosteron pada bayi tikus putih (Rattus

norvegicus) galur

10

Wistar jantan. 4. Untuk membuktikan pemberian susu formula cair Danstart® menurunkan

kadar hormon testosteron pada bayi tikus putih (Rattus norvegicus) galur

Wistar jantan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Ilmiah

1. Memperoleh informasi ilmiah mengenai pemberian susu formula cair

Nutribaby 1® meningkatkan kadar hormon estrogen pada bayi tikus putih

(Rattus norvegicus) galur wistar jantan.

2. Memperoleh informasi ilmiah mengenai pemberian susu formula cair dan

Danstart® meningkatkan kadar hormon estrogen pada bayi tikus putih

(Rattus norvegicus) galur wistar jantan.

3. Memperoleh informasi ilmiah mengenai pemberian susu formula cair

Nutribaby 1® menurunkan kadar hormon testosteron pada bayi tikus putih

(Rattus norvegicus) galur wistar jantan.

4. Memperoleh informasi ilmiah mengenai pemberian susu formula cair

Danstart® menurunkan kadar hormon testosteron pada bayi tikus putih

(Rattus

norvegicus) galur wistar jantan.

5. Sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut pada manusia.

11

1.4.2 Manfaat Praktis

Diharapkan dapat menjadi dasar pengkajian ulang bagi masyarakat luas, apabila

diketahui pemberian susu formula cair Nutribaby 1® dan Danstart® meningkatkan

kadar hormon estrogen dan menurunkan kadar hormon testosterone, sehingga

dapat memberikan efek samping pada perkembangan seks sekunder laki –

laki.