ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan...

48
VARIABEL ANTESEDEN DAN KONSEKUENSI IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH (SIKD) (STUDI EMPIRIS PADA BADAN KOORDINASI WILAYAH PEMBANGUNAN LINTAS KABUPATEN / KOTA WILAYAH I PROPINSI JAWA TENGAH) Oleh: Dona Primasari, SE., M.Si Lego Waspodo, SE., Ak., M.Si Syaiful Rahman, SE., M.Si 1

Transcript of ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan...

Page 1: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

VARIABEL ANTESEDEN DAN KONSEKUENSI IMPLEMENTASI

SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH (SIKD)

(STUDI EMPIRIS PADA BADAN KOORDINASI WILAYAH PEMBANGUNAN

LINTAS KABUPATEN / KOTA WILAYAH I PROPINSI JAWA TENGAH)

Oleh:

Dona Primasari, SE., M.Si

Lego Waspodo, SE., Ak., M.Si

Syaiful Rahman, SE., M.Si

Mei 2008

1

Page 2: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

ABSTRACT

This study examines the antecedent variable of implementation Government Financial Information Sistem (SIKD) and its consequence. The antecedent variables are : decentralization of decision making, adaptation and the influence of desain SIKD. The Concequences are satisfaction and performance officer .

This research represents the empirical test which used convienence sampling technics in data collection. Data were collected from 148 officer of local government in Bakorwil I central Java provinces. Data analysis used Structural Equation Model (SEM) with the program AMOS 5.0

Keywords : Decentralization of decision making, adaptation officer, influence of design SIKD, implementation of Government Financial Information Sistem (SIKD), satisfaction and performance officer.

I. LATAR BELAKANG PENELITAN

Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan

adanya era baru dalam pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Salah satu

ketetapan MPR yaitu Tap MPR Nomor XV/ MPR / 1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi

Daerah; Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang berkeadilan

serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka Negara Republik Indonesia

merupakan landasan dikeluarkannya UU Nomor 22 tahun 1999 tentang Perimbangan

Keuangan Daerah antara Pemerintah Pusat dan Daerah sebagai penyelenggaraan Otonomi

Daerah.

Dengan bergulirnya UU Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU

Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintahan Pusat dan Daerah,

dan aturan pelaksanaannya, pemerintah mengeluarkan UU RI Nomor 33 tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Pembentukan

Undang-Undang tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah ini dimaksudkan untuk mendukung pendanaan atas penyerahan urusan kepada

Pemerintah Daerah yang diatur dalam Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah.

2

Page 3: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

Pada masa pemerintahan sentralistik (orde baru), Sistem Informasi Keuangan Daerah

(SIKD) di seluruh Indonesia diatur dalam undang–undang (UU) nomor 5 tahun 1974,

dilengkapi dengan peraturan pemerintah (PP) nomor 6 tahun 1975. Atas tiga dasar aturan ini,

pemerintah pusat menerbitkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No.900-099 tentang

Manual Administrasi Keuangan Daerah (MAKUDA) pada tahun 1981 yang pada era sekarang

di sebut Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD). MAKUDA inilah yang akhirnya

menjadi pedoman atau manual yang berfungsi sebagai SIKD yang harus dijalankan sama/

seragam bagi seluruh daerah di Indonesia. Implementasi dari Sistem informasi keuangan

daerah diharapkan dapat memenuhi tuntutan dari masyarakat tentang transaparansi dan

akuntabilitas dari lembaga sektor publik (Mardiasmo,2002). Rintangan penting untuk

tercapainya kesuksesan dari suatu implementasi sistem yang baru adalah kurangnya perhatian

pada faktor perilaku selama implementasi.

Penelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-

faktor perilaku selama tahap implementasi sistem baru. Menurut Arbenethy (2005)

desentralisasi pengambilan keputusan mengakibatkan diterapkannya sebuah sistem baru

dalam perusahaan. Implementasi sistem baru ini dimediasi oleh dua faktor perilaku yaitu

adaptasi pegawai dan keterlibatan pegawai mendesain sebuah sistem baru. Kemampuan

adaptasi pegawai akan membantu diterimanya implementasi sistem yang baru, dengan adanya

kemampuan adaptasi maka para pegawai akan berusaha maksimal untuk menyesuaikan diri

terhadap perubahan lingkungan kerja mereka sehingga proses implementasi sistem dapat

diterima. Keterlibatan pegawai dalam mendesain sebuah sistem baru juga membantu

diterimanya implementasi sebuah sistem baru tersebut. Pegawai yang terlibat secara

langsung dalam mendesain sistem cenderung akan memiliki rasa tanggungjawab terhadap

implementasi sistem sehingga akan semakin mendukung proses diterimanya implementasi

sistem tersebut.

3

Page 4: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

Hasil penelitian Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) tersebut tidak mencerminkan

dan tidak mewakili seluruh organisasi, dalam artian bahwa hasil penelitian tersebut tidak

semuanya menghasilkan kesimpulan yang sama jika diterapkan pada organisasi sektor publik,

hal ini dikarenakan adanya sifat dan karakteristik yang berbeda antara organisasi sektor publik

dan swasta.

Secara khusus penelitian ini dimotivasi faktor–faktor sebagai berikut: pertama,

bahwa sejak mulai ditetapkannya UU RI Nomor 33 tahun 2004 mengenai Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dan Kepmendagri nomor 29 tahun

2002 mengenai pengimplementasian model struktur otoritas baru dan rancangan sistem

informasi akuntansi yang baru di seluruh Indonesia, pemerintah Indonesia telah mengambil

beberapa langkah untuk meningkatkan kinerja sektor publik. Kedua, masih sedikitnya

penelitian pada implementasi sistem akuntansi yang baru pada organisasi non laba.

Ketiga, masih sedikitnya penelitian yang memfokuskan pada faktor-faktor yang

mempengaruhi diterimanya implementasi sistem baru serta pengaruhnya terhadap kepuasan

dan kinerja (Abernethy dan Jan Bouwens, 2005).

Selain hal-hal tersebut penelitian ini juga dimaksudkan untuk menguji kembali

apakah dengan menggunakan teori yang sama tetapi dengan sampel dan lokasi yang berbeda

akan menghasilkan hasil penelitian yang sama sehingga memperkuat teori yang ada dan bisa

digeneralisasikan (Abernethy dan Guthrie, 1994; Chong dan Kar, 1997). Penelitian ini akan

menguji faktor-faktor yang mempengaruhi diterimanya implementasi Sistem Informasi

Keuangan Daerah dan apakah impelementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah

meningkatkan kepuasan dan kinerja aparat dengan mengambil sampel objek penelitian di

Badan Koordinasi Wilayah Pembangunan Lintas Kabupaten / Kota Wilayah I Propinsi Jawa

Tengah

PERUMUSAN MASALAH

4

Page 5: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

Sesuai dengan latar belakang penelitian secara spesifik rumusan pertanyaan penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah desentralisasi pengambilan keputusan berpengaruh terhadap adaptasi

pegawai aparat pemda?

2. Apakah desentralisasi pengambilan keputusan berpengaruh terhadap implementasi

Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD)?

3. Apakah pengaruh desentralisasi pengambilan keputusan terhadap diterimanya

implementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah di mediasi oleh kemampuan

adaptasi para pegawai aparat Pemda ?

4. Apakah desentralisasi pengambilan keputusan berpengaruh terhadap keterlibatan

aparat pemda dalam mendesain Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD)?

5. Apakah pengaruh desentralisasi pengambilan keputusan terhadap diterimanya

implementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah dimediasi oleh keterlibatan aparat

pemda dalam mendesain (merekontruksi) Sistem informasi keuangan daerah?

6. Apakah penerimaan implementasi Sistem Informasi Keuangan daerah berpengaruh

terhadap kepuasan pegawai aparat pemda?

7. Apakah penerimaan implementasi Sistem Informasi Keuangan daerah berpengaruh

terhadap kinerja para pegawai aparat Pemda?

8. Apakah pengaruh implementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah terhadap kinerja

operasi para aparat dimediasi oleh kepuasan kerja mereka?

II. TELAAH LITERATURE

Theory of Reasoned Action (TRA)

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara sikap dan perilaku individu

terhadap implementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah. Dalam Theory of Reasoned

Action (TRA) yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen (1975) yaitu suatu teori yang

5

Page 6: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

berhubungan dengan sikap dan perilaku individu dalam melaksanakan kegiatan/tindakan yang

beralasan (reasoned action). Dengan diterapkannya Sistem Informasi Keuangan Daerah pada

masing-masing wilayah akan berdampak terhadap sikap dan perilaku para pegawai dalam

lingkungan tersebut. Peraturan Pemerintah tersebut menuntut semua aparat pemerintah

daerah yang terkait untuk mampu mengimplementasikan Sistem Informasi Keuangan Daerah

pada masing-masing wilayah. Menurut Mortensen (1988) dalam Suhaili (2004) Kesuksesan

impelementasi sebuah sistem terletak pada pekerja/karyawan, jika sebuah sistem gagal

maka dapat diestimasi bahwa 80% hingga 90% kemungkinan masalahnya adalah dari

pekerja/karyawan. Faktor-faktor perilaku karyawan sangat mempengaruhi kesuksesan

implementasi sebuah sistem.

Desentralisasi Pengambilan Keputusan, Adaptasi Aparat Pemda, Implementasi SIKD

Desentralisasi pengambilan keputusan mengakibatkan perubahan kondisi pada suatu

organisasi. Pada kondisi seperti ini para pegawai dan manajer dituntut untuk mampu

merespon perubahan-perubahan situasi lokal yang terjadi. Mereka harus mampu

menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan tersebut.

Pengertian adaptasi menurut Buss et.al. (1998) dalam Dicky (2000) adaptasi

merupakan satu karakteristik yang berkembang secara reliabel yang berarti kemampuan

menyesuaikan diri dengan kondisi yang berubah. Berdasarkan pada penelitian Arbenethy

(2005) desentralisasi mempunyai pengaruh positif terhadap adaptasi dan adaptasi

mengakibatkan sub unit manajer mampu menerima implementasi MAS (Management

Accounting Sistem) secara efektif dan efisien. Mengacu pada definisi tersebut apabila

dikaitkan dengan pemerintah daerah maka di asumsikan dengan adanya desentralisasi

pemerintah daerah memiliki kesempatan yang luas untuk menyesuaikan diri terhadap

perubahan yang ada, adaptasi berperan sebagai variabel intervening yang memediasi

desentralisasi pengambilan keputusan dan implementasi SIKD, dengan adanya adaptasi

pegawai diharapkan implementasi SIKD dapat diterima oleh para pegawai aparat pemda.

6

Page 7: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

Sesuai dengan telaah teoritis dan beberapa penelitian yang ada tersebut dapat

dijadikan dasar untuk membangun hipotesis sebagai berikut :

H1 : Desentralisasi pengambilan keputusan berpengaruh terhadap adaptasi pegawai pemda.

H2 : Desentralisasi pengambilan keputusan berpengaruh terhadap implementasi Sistem

Informasi Keuangan Daerah (SIKD).

H3 : Pengaruh desentralisasi pengambilan keputusan terhadap diterimanya implementasi

Sistem Informasi Keuangan Daerah di mediasi oleh kemampuan adaptasi para

pegawai Pemda.

Desentralisasi Pengambilan Keputusan,Keterlibatan Aparat Pemda dalam Desain

SIKD, Implementasi SIKD

Dalam penelitian ini dengan adanya desentralisasi pengambilan keputusan dapat

berpengaruh nyata terhadap keterlibatan aparat pemda dalam merekontruksi Sistem Informasi

Keuangan Daerah. Dengan adanya desentralisasi aparat pemda memiliki wewenang

merekontruksi dan menetapkan kembali SIKD yang baru sebagai ganti SIKD lama

(MAKUDA) sesuai dengan kondisi daerahnya masing-masing.

Keterlibatan desain SIKD berperan sebagai variabel intervening yang memediasi

hubungan antara desentralisasi pengambilan keputusan dan diterimanya implementasi SIKD.

Desentralisasi pengambilan keputusan dapat berpengaruh langsung terhadap implementasi

SIKD, tetapi dapat juga berpengaruh tidak langsung yaitu melalui variabel keterlibatan desain

SIKD terlebih dahulu baru kemudian ke implementasi SIKD. Logikanya semakin tinggi

tingkat partisipasi pegawai dalam merekontruksi SIKD maka akan semakin berpengaruh

terhadap diterimanya implementasi SIKD.

Dengan adanya keterlibatan dalam desain dan implementasi SIKD tersebut diharapkan

akan meningkatkan keberadaan sistem ini untuk dibentuk sesuai dengan kebutuhan aparat

pemda sehingga impelementasi SIKD dapat diterima.

Dalam hal ini dikembangkan hipotesis sebagai berikut :

7

Page 8: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

H4 : Desentralisasi pengambilan keputusan berpengaruh terhadap keterlibatan aparat pemda

dalam mendesain Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD).

H5 : Pengaruh desentralisasi pengambilan keputusan terhadap diterimanya implementasi

Sistem Informasi Keuangan Daerah dimediasi oleh keterlibatan aparat pemda dalam

mendesain Sistem Informasi Keuangan Daerah.

Kepuasan dan Kinerja Aparat Pemda terhadap Implementasi SIKD

Kepuasan diartikan sebagai suatu sikap yang dimiliki secara umum oleh orang atau

individu terhadap pekerjaannya ( Robbins,2003). Sikap tersebut akibat adanya persepsi

masing-masing individu tersebut terhadap pekerjaannya. Faktor-faktor yang mendukung

kepuasan kerja antara lain : pekerjaaan yang menantang, pekerjaan yang memberikan hasil

reward yang pantas dan terdapat kondisi kinerja dan rekan kerja yang mendukung. Igbaria dan

Tan (1997) menemukan bahwa kepuasan pengguna atas teknologi informasi memiliki efek

langsung atas kinerja. Menurut Arbenethy (2005) saat pihak manajer menerima perubahan

yang terjadi dalam sebuah sistem cenderung akan mengakibatkan semakin besar diterimanya

inovasi sistem informasi oleh pihak manajerial dan semakin besar pula kepuasan mereka atas

sistem ini. Kepuasan cenderung mengarah pada peningkatkan kinerja melalui manfaat yang

diperoleh dari informasi yang disediakan bagi para pengguna.

Menurut (Kalbery,1995) dalam David (2001) kinerja manajerial diartikan sebagai

evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan melalui atasan langsung, rekan kerja, diri sendiri

dan bawahan langsung. Penelitian terdahulu menemukan bahwa terdapat hubungan positif

antara inovasi sistem dan kinerja. Hunton (1996) menggunakan metode eksperimen menguji

hubungan antara partisipasi dalam desain sistem informasi , penggunaan sistem informasi dan

kinerja manajerial. Penelitian yang dilakukan oleh Arbenethy (2005) mengungkapkan bahwa

terdapat hubungan positif dan signifikan antara implementansi inovasi sistem akuntansi

manajemen dan kinerja manajerial.

8

Page 9: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

Mengacu pada penelitan Arbenethy apabila dikaitkan dengan implementasi SIKD

maka diharapkan dengan adanya implementasi SIKD tersebut dapat meningkatkan kepuasan

dan kinerja para pegawai dalam hal ini aparat pemda, sehingga dirumuskan hipotesa sebagai

berikut :

H6 : Penerimaan implementasi Sistem Informasi Keuangan daerah berpengaruh

terhadap kepuasan pegawai aparat pemda

H7 : Penerimaan implementasi Sistem Informasi Keuangan daerah berpengaruh terhadap

kinerja pegawai aparat pemda

Impelementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah terhadap Kinerja Operasi Pegawai

melalui Kepuasan Pegawai Aparat Pemda

Menurut Strauss dan Syales, yang dikutip Handoko (1992), kepuasan kerja merupakan

hal yang penting untuk aktualisasi diri. Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja

tidak akan pernah mengalami kematangan psikologik dan pada gilirannya akan frustasi.

Karyawan seperti ini akan sering melamun, mempunyai semangat rendah, cepat lelah dan

bosan, emosi yang tidak stabil, sering absen dan melakukan kesibukan yang tidak ada

hubungannya dengan pekerjaan yang harus dilakukan. Sedangkan karyawan yang

mendapatkan kepuasan kerja biasanya mempunyai catatan kehadiran yang baik, dan

berprestasi kerja lebih baik dari pada karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja.

Kepuasan kerja mempengaruhi tingkat perputaran karyawan dan absensi. Jika kepuasan kerja

karyawan meningkat maka perputaran karyawan dan absensi menurun. Hal ini cenderung

mengakibatkan kinerja karyawan akan semakin baik dan meningkat.

Pada penelitian Arbenethy (2005) menghasilkan hasil uji yang menunjukkan bahwa

terdapat hubungan postif dan signifikan antara diterimanya impelementasi MAS

(Management Accounting Sistem) terhadap kinerja melalui kepuasan pengguna.

Berdasarkan penelitian Arbenethy diatas, maka dirumuskan hipotesa sebagai berikut :

9

Page 10: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

H8 : Pengaruh implementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah terhadap kinerja operasi

para aparat pemda dimediasi oleh kepuasan kerja aparat pemda

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

Gambar I

Model kerangka teoritis

III. METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer bersumber dari

jawaban responden atas beberapa jumlah pertanyaan tentang desentralisasi pengambilan

keputusan, kemampuan, adaptasi dan desain sistem serta implementasi sistem dan

pengaruhnya terhadap kepuasan dan kinerja.

Populasi dan Teknik Sampling

Populasi mencakup aparat pemda yang tercakup dalam Badan Koordinasi Wilayah

Pembangunan Lintas Kabupaten / Kota Wilayah I Propinsi Jawa Tengah. Sampel penelitian

terdiri atas aparat pemda yang terlibat dalam rekontruksi rancangan dan penggunaan Sistem

Informasi Keuangan Daerah (SIKD) meliputi sekretariat daerah, kepala badan, kepala dinas,

Desentralisasi Pengambilan Keputusan

Adaptasi pegawai

Pengaruh desain SIKD

Diterimanya implementasi

SIKD

Kepuasan pegawai

Kinerja pegawai

10

Page 11: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

kepala sub dinas, kepala bagian, kepala sub bagian dan kepala seksi yang berkaitan dengan

implementasi dan penggunaan SIKD (M.Syafruddin, 2005) pada Badan Koordinasi Wilayah

Pembangunan Lintas Kabupaten / Kota Wilayah I Propinsi Jawa Tengah.

Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik

Convenience Sampling. Metode Convenience Sampling merupakan metode pemilihan sampel

dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh peneliti. Elemen populasi yang dipilih

sebagai sampel adalah tidak terbatas sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih

sampel yang paling cepat dan murah. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka peneliti

mengambil lima wilayah pembangunan Kabupaten/ Kota yaitu : Kota Semarang, Salatiga,

Kabupaten Purwodadi, Jepara, dan Rembang.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mail survey melalui penyebaran kuesioner dan

mendatangi langsung wilayah sampel dalam penelitian yang dapat dijangkau (personally

administered questionare). Bentuk kuesioner terdiri dari kuesioner dengan pertanyaan

terkait (angket terstruktur).

Variabel Penelitian

Untuk melakukan pengujian hipotesis yang diajukan, variabel yang diteliti perlu

diukur. Dalam penelitian ini, variabel – variabel penelitian terdiri dari variabel eksogen dan

variabel endogen. Variabel eksogen adalah “source variabel” atau “independent variabel”

yang tidak diprediksi oleh variabel lain dalam model (Augusty, 2001). Sedangkan variabel

endogen adalah variabel yang diprediksi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini variabel

eksogen adalah desentralisasi pengambilan keputusan. Sedangkan variabel endogen terdiri

atas implementasi SIKD, adaptasi pegawai, pengaruh keterlibatan desain SIKD, kepuasan dan

kinerja pegawai aparat pemda. Variabel Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan Likert Scale dengan skala 1 sampai 5.

Teknik Analisis

11

Page 12: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

Uji hipotesis menggunakan teknik Multivariate Structur Equation Model (SEM).

Pemodelan SEM terdiri dari model pengukuran (measurement model) dan model struktural

(struktural model). Model struktural ditujukan untuk menguji hubungan antara konstruk

eksogen dan endogen. Sedangkan model pengukuran ditujukan untuk menguji hubungan

antara indikator dengan konstruk / variabel laten Ballen (1989 ) dalam Imam Ghozali (2005).

Penelitian ini mengukur dua bagian yaitu (1) pengaruh desentralisasi pengambilan

keputusan terhadap diterimanya impelentasi SIKD melalui variabel adaptasi dan pengaruh

desain SIKD, (2) diterimanya impelementasi SIKD berpengaruh langsung terhadap kinerja

dan melalui kepuasan para pegawai. SEM dalam penelitian ini dianalisa menggunakan

software AMOS.5.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif

Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner

Kuesioner disebarkan dengan cara melalui jasa pos dan mengantar langsung kepada

responden. Waktu yang diperlukan untuk pengumpulan data selama 3 bulan dimulai dari 1

September 2006 sampai dengan 1 Desember 2006. Kuesioner yang disebarkan berjumlah

350 kuesioner dan yang dikembalikan sejumlah 157 kuesioner, dengan tingkat respon rate

sebesar 44,8%. Sebanyak 9 kuesioner tidak dapat diikutsertakan dalam analisis karena

pengisian yang tidak lengkap, oleh karena itu jumlah data yang bisa diolah untuk analisis

adalah sebanyak 148 kuesioner.

Uji Kualitas Data

Berdasarkan uji kualiditas data diketahui bahwa data yang digunakan dalam penelitian

ini telah reliabel dan valid sehingga bisa digunakan untuk pengujian hipotesis selanjutnya

(hasil uji kualitas data dapat dilihat pada lampiran)

Analisis Data

12

Page 13: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

Pengujian dan Pembahasan Hipotesa

Setelah dilakukan analisa data menggunakan software AMOS versi 5.0 maka didapat hasil

untuk menjawab hipotesis yang diajukan (data terlampir)

Hipotesis 1

Hipotesis pertama menyatakan bahwa semakin tinggi desentralisasi pengambilan

keputusan akan menyebabkan tingginya adaptasi pegawai. Hasil uji terhadap parameter

estimasi (standardized regression weight) antara desentralisasi pengambilan keputusan (DPK)

terhadap adaptasi pegawai (ADT) menunjukkan ada pengaruh positif 0.144, dengan nilai

critical ratio (CR) sebesar 6.423 dan nilai p-value ***. Nilai CR tersebut berada jauh di atas

nilai kritis ± 1.96 dengan tingkat signifikansi *** (artinya signifikan) yaitu p berada di bawah

nilai signifikan 0.05. Dengan demikian hipotesis pertama dapat diterima.

Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Osborne dan Gaebler (1992), yang

menyatakan bahwa organisasi yang menerapkan struktur desentralisasi jauh lebih fleksibel

daripada yang tersentralisasi, karena dapat memberikan respon yang lebih cepat terhadap

lingkungan dan kebutuhan yang berubah. Dengan desentralisasi, para aparat pemda

mempunyai wewenang dan otoritas mengambil keputusan, pada kondisi ini para aparat

mampu mengambil keputusan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan lokal dan para

pegawai secara cepat merespon perubahan situasi lokal yang terjadi. Hasil ini juga

mendukung penelitian sebelumnya Scott dan Bruce (1994); Tsai (2001), Arbenethy dan Jan

Bouwens (2005) yang menemukan bahwa desentralisasi pengambilan keputusan secara

langsung mempengaruhi adaptasi pegawai.

Hipotesis 2

Hipotesis H2 menyatakan bahwa desentralisasi pengambilan keputusan berpengaruh

terhadap diterimanya implementasi SIKD. Dalam hasil pengolahan data menunjukkan nilai

S.E 1.266 dengan nilai critical ratio (CR) sebesar -0.745 dan nilai p-value 0.456. Nilai CR

tersebut berada jauh di bawah nilai kritis ± 1,96 dengan tingkat signifikansi 0.456 (artinya

13

Page 14: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

tidak signifikan) yaitu p berada di atas nilai signifikan 0,05. Dengan demikian hipotesis

keempat tidak dapat diterima. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang menyatakan

desentralisasi pengambilan keputusan berpengaruh terhadap diterimanya implementasi SIKD

ditolak. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Arbenethy dan Jan

Bouwens (2005). Namun hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Susrani (2002) yang menemukan bahwa desentralisasi pengambilan keputusan tidak terbukti

mempengaruhi secara langsung diterimanya perubahan karakteristik Sistem Akuntansi.

Perbedaan ini disebabkan kemugkinan disebabkan oleh fenomena yang terjadi di

Indonesia, dimana dengan diterapkannya desentralisasi pengambilan keputusan

mengakibatkan bergantinya regulasi atau undang-undang yang mengatur pembaruan sistem.

Perubahan pedoman dalam pelakuan SIKD menyebabkan kerancuan dalam implementasi.

Para pegawai cenderung mengalami ketidakjelasan tugas, peran dan tujuan dalam kinerja

mereka sehubungan dengan perubahan sistem sehingga mengakibatkan sulitnya penerimaan

implementasi SIKD

Hipotesis 3

Hipotesis H3 menyatakan bahwa Pengaruh desentralisasi pengambilan keputusan

terhadap diterimanya implementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah di mediasi oleh

kemampuan adaptasi para pegawai aparat Pemda.

Besarnya pengaruh tidak langsung desentralisasi pengambilan keputusan terhadap

penerimaan implementasi SIKD melalui adaptasi pegawai sebesar 0.772 . Tanda positif

tesebut memberi makna bahwa adaptasi pegawai terbukti memediasi antara desentralisasi

pengambilan keputusan dan penerimaan implementasi SIKD. Maka hipotesis H3 yang

menyatakan desentralisasi pengambilan keputusan dan diterimanya implementasi Sistem

Informasi Keuangan Daerah di mediasi oleh kemampuan adaptasi para pegawai aparat

pemda diterima. Desentralisasi pengambilan keputusan mengakibatkan aparat pemda dituntut

mampu beradaptasi terhadap implementasi sistem. Hal ini sesuai dengat teori adaptasi

14

Page 15: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

menurut Buss et.al (1998) dalam Dicky (2000) bahwa adaptasi merupakan salah satu

karakteristik yang berkembang secara reliabel yang berarti kemampuan menyesuaikan diri

dengan kondisi yang berubah. Proses adaptasi dari para pegawai pemda membuktikan mampu

diterimanya implementasi SIKD.

Hasil ini juga mendukung penelitian Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) yang

mengidentifikasikan bahwa desentralisasi mempunyai pengaruh positif terhadap adaptasi dan

adaptasi mengakibatkan sub unit manajer mampu menerima implementasi MAS

(Management Accounting Sistem) secara efektif dan efisien. Adaptasi berperan sebagai

variabel intervening yang memediasi hubungan antara desentralisasi pengambilan keputusan

dan diterimanya implementasi MAS.

Hipotesis 4

Hipotesis H4 menyatakan desentralisasi pengambilan keputusan berpengaruh terhadap

keterlibatan aparat pemda dalam mendesain Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD).

Dalam hasil pengolahan data menunjukkan ada pengaruh positif 0.148, dengan nilai critical

ratio (CR) sebesar 7.223 dan nilai p-value ***. Nilai CR tersebut berada jauh di atas nilai

kritis ± 1.96 dengan tingkat signifikansi *** (artinya signifikan) yaitu p berada di bawah nilai

signifikan 0.05. Dengan demikian hipotesis kedua dapat diterima. Hal ini berarti bahwa

hipotesis yang menyatakan desentralisasi pengambilan keputusan berpengaruh positif

terhadap keterlibatan pegawai dalam merekontruksi SIKD diterima.

Desentralisasi akan menjadikan para aparat pemda lebih tahu dan fokus pada

kebutuhan lokal. Seiring dengan otoritas yang didelegasikan kepada aparat pemda (kepala

dinas,kepala badan), mereka akan semakin bertanggung jawab untuk kinerja departemennya.

Salah satu cara mencapai untuk hal ini adalah dengan menerapkan keterlibatan para pegawai

mereka dalam mendesain sistem pada organisasi mereka. .Hasil ini juga mendukung

penelitian yang dilakukan oleh Arbenethy dan Jan Bouwens (2005).

Hipotesis 5

15

Page 16: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

Hipotesis H5 menyatakan Pengaruh desentralisasi pengambilan keputusan terhadap

diterimanya implementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah dimediasi oleh keterlibatan

aparat pemda dalam mendesain Sistem Informasi Keuangan Daerah.

Besarnya pengaruh tidak langsung desentralisasi pengambilan keputusan terhadap

penerimaan implementasi SIKD melalui pengaruh desain SIKD sebesar 0.834. Maka

hipotesis H5 yang menyatakan desentralisasi pengambilan keputusan dan diterimanya

implementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah dimediasi oleh keterlibatan desain

Sistem Informasi Keuangan Daerah diterima.

Atasan yang mendukung implementasi sistem dengan memberikan kebebasan pada

pegawainya untuk terlibat dalam mendesain sebuah sistem terbukti membantu diterimanya

implementasi SIKD. Hasil ini sesuai dengan teori TRA (Theory of Reasoned Action) yang

dikemukan Fishben dan Ajzen (1975) mengenai sikap dan perilaku individu dalam

melaksanakan kegiatan yang beralasan dalam konteks penggunaan teknologi informasi,

apabila dikaitkan dengan aparat pemda maka dapat dilihat sikap para pegawai pemda

menerima implementasi SIKD merupakan hal yang terjadi akibat dari adanya pengaruh desain

SIKD. Para pegawai yang telibat langsung dalam mendesain SIKD dapat melihat segi

positif dan manfaat dari SIKD sehingga membantu proses penerimaan implementasi SIKD.

Hal ini juga mendukung teori yang menyatakan bahwa adanya dukungan atas

keterlibatan merekontruksi desain sebuah sistem berpengaruh terhadap kesuksesan

implementasi sistem karena adanya kekuasaan desentralisasi yang dimiliki atasan atas

sumber daya yang dimilikinya. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian Arbenthy

(2005) yang menemukan bahwa pengaruh desain sistem memediasi secara positif

desentralisasi pengambilan keputusan dan penerimaan implementasi sistem.

Hipotesis 6

Hipotesis keenam menyatakan bahwa penerimaan implementasi SIKD akan menyebabkan

tingginya kepuasan pegawai. Hasil uji terhadap parameter estimasi (standardized regression

16

Page 17: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

weight) antara penerimaan implementasi SIKD terhadap kepuasan pegawai menunjukkan ada

pengaruh positif 0.160, dengan nilai critical ratio (CR) sebesar 6.447 dan nilai p-value ***.

Nilai CR tersebut berada jauh di atas nilai kritis ± 1,96 dengan tingkat signifikansi ***

(artinya signifikan) yaitu p berada di bawah nilai signifikan 0,05. Dengan demikian hipotesis

keenam dapat diterima. Kepuasan mengacu pada keyakinan pegawai selaku pengguna sistem,

bahwa sistem yang mereka dapatkan memang sesuai dengan apa yang mereka butuhkan

(Ives,1984). Penerimaan implementasi sebuah sistem cenderung berhubungan positif dengan

kepuasan pengguna. Penerimaan implementasi sistem oleh pengguna terhadap sistem yang

dikembangkan akan memberikan keyakinan nyata bahwa sistem tersebut mampu memotivasi

kinerja mereka (Ives,1984).

Pada lingkungan aparat pemda, penerimaan implementasi SIKD merupakan wujud

dari keyakinan para pegawai pemda terhadap SIKD bahwa SIKD memang sesuai dengan

yang mereka harapkan dan yang mereka butuhkan. Hasil ini mendukung penelitian

Arbenethy (2005) bahwa penerimaan implementasi sistem akan meningkatkan kepuasan

pegawai. Dukungan yang berpengaruh positif dengan diterimanya implementasi SIKD akan

meningkatkan kepuasan pegawai.

Hipotesis 7

Hipotesis tujuh menyatakan bahwa penerimaan implementasi SIKD berpengaruh

terhadap kinerja. Dalam hasil pengolahan data menunjukkan parameter estimasi

(standardized regression weight) ada pengaruh positif 0.226 dengan nilai critical ratio (CR)

sebesar 2.843 dan nilai p-value 0.004. Nilai CR tersebut berada jauh di atas nilai kritis ±

1,96 dengan tingkat signifikansi 0.004 (artinya signifikan) yaitu p berada di bawah nilai

signifikan 0,05. Dengan demikian hipotesis ketujuh dapat diterima. Teori yang dikemukakan

Macintosh (1994) bahwa penerimaan implementasi sistem merupakan bagian yang sangat

penting dalam spektrum mekanisme kontrol keseluruhan yang digunakan untuk memotivasi,

mengukur, dan memberi sanksi tindakan-tindakan para manajer dan karyawan organisasi.

17

Page 18: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

Adanya penerimaan implementasi sistem mampu meningkatkan perencanaan dan kontrol

aktivitas organisasi dengan lebih baik sehingga meningkatkan kinerja.

Dalam lingkungan pemda peneriman implementasi SIKD akan meningkatkan

efektivitas dan efisiensi sumber daya. Konsekuensi penerimaan implementasi SIKD dapat

membantu pekerjaan lebih efisisen selaras dengan kesesuaian tugas, sehingga disimpulkan

bahwa penerapan SIKD akan meningkatkan kinerja. Menurut Hunton (1996) penggunaan

sistem informasi akan meningkatkan kinerja manajerial. Penerimaan implementasi sistem

akan membantu para pegawai dalam melaksanakan kegiatan operasional kerja mereka, para

pegawai cenderung akan memberdayakan implementasi sistem semaksimal mungkin

sehingga secara otomatis akan meningkatkan kinerja mereka. Hasil ini juga sesuai dengan

penelitian Arbenethy dan Jan Bouwens (2005).

Hipotesis 8

Hipotesis delapan menyatakan bahwa pengaruh implementasi Sistem Informasi

Keuangan Daerah terhadap kinerja operasi para aparat pemda dimediasi oleh kepuasan

kerja aparat pemda

Besarnya pengaruh tidak langsung penerimaan implementasi SIKD terhadap kinerja

pegawai melalui kepuasan pegawai sebesar 0.096. Tanda positif tesebut memberi makna

bahwa kepuasan pegawai terbukti memediasi antara penerimaan implementasi SIKD dan

kinerja pegawai. Maka hipotesis H8 yang menyatakan terdapat pengaruh antara

implementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah dan kinerja operasi pegawai melalui

kepuasan pegawai diterima. Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukan Mawhinney

(1990) bahwa terdapat dua hal yang memiliki korelasi kuat dan konsisten dengan diterimanya

implementasi sebuah sistem pemanfaatan teknologi yaitu kepuasan pengguna dan kinerja

pada tingkat komptensi sistem.

Merujuk pada teori yang dikemukakan oleh Strauss dan Syales, yang dikutip Handoko

(1992) bahwa kepuasan kerja merupakan hal yang penting untuk aktualisasi diri. Karyawan

18

Page 19: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

yang tidak memiliki kepuasan kerja tidak akan pernah mengalami kematangan psikologis.

Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mengalami kematangan

psikologik dan pada gilirannya akan frustasi. Karyawan seperti ini akan sering melamun,

mempunyai semangat rendah, cepat lelah dan bosan, emosi yang tidak stabil, sering absen dan

melakukan kesibukan yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang harus dilakukan.

Sedangkan karyawan yang mendapatkan kepuasan kerja biasanya mempunyai catatan

kehadiran yang baik, dan berprestasi kerja lebih baik dari pada karyawan yang tidak

memperoleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja mempengaruhi tingkat perputaran karyawan

dan absensi. Jika kepuasan kerja karyawan meningkat maka perputaran karyawan dan absensi

menurun.

Dengan adanya implementasi SIKD memberikan pengaruh postif terhadap karyawan.

Dukungan yang berpengaruh positif dengan diterimanya implementasi SIKD akan

meningkatkan kepuasan pegawai. Apabila kepuasan pegawai meningkat maka akan

membantu meningkatkan kinerja pegawai. Hasil penelitian ini mendukung penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Hunton dan Price (1997) yang menguji kemungkinan

adanya hubungan antara diterimanya MAS (Management Accounting Sistem) dan kinerja tak

langsung, yang dioperasionalisasikan lewat kepuasan. Hasil ini juga mendukung penelitian

Arbenthy (2005) yang menemukan bahwa kepuasan pegawai memediasi penerimaan

implementasi sistem dengan kinerja pegawai.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Desentralisasi pengambilan keputusan terbukti mempengaruhi adaptasi pegawai. Hal

ini mendukung penelitian sebelumnya Scott dan Bruce (1994); Tsai (2001), Arbenethy

19

Page 20: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

dan Jan Bouwens (2005) yang menemukan bahwa desentralisasi pengambilan

keputusan secara langsung mempengaruhi adaptasi pegawai.

2. Desentralisasi pengambilan keputusan tebukti tidak berpengaruh terhadap diterimanya

implementasi SIKD. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Arbenethy dan Jan Bouwens (2005). Perbedaan ini disebabkan kemugkinan

disebabkan oleh fenomena yang terjadi di Indonesia, dimana dengan diterapkannya

desentralisasi pengambilan keputusan mengakibatkan bergantinya regulasi atau

undang-undang yang mengatur pembaruan sistem. Perubahan pedoman dalam

pelakuan SIKD menyebabkan kerancuan dalam implementasi. Para pegawai

cenderung mengalami ketidakjelasan tugas, peran dan tujuan dalam kinerja mereka

sehubungan dengan perubahan sistem sehingga mengakibatkan sulitnya penerimaan

implementasi SIKD.

3. Desentralisasi pengambilan keputusan dan diterimanya implementasi Sistem

Informasi Keuangan Daerah terbukti di mediasi oleh kemampuan adaptasi para

pegawai aparat pemda diterima. Hasil ini mendukung penelitian Arbenethy dan Jan

Bouwens (2005) yang mengidentifikasikan bahwa desentralisasi mempunyai pengaruh

positif terhadap adaptasi dan adaptasi mengakibatkan sub unit manajer mampu

menerima implementasi MAS (Management Accounting Sistem) secara efektif dan

efisien.

4. Desentralisasi pengambilan keputusan terbukti mempengaruhi pengaruh desain

SIKD, hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Arbenethy dan Jan

Bouwens (2005) bahwa dengan adanya desentralisasi para pegawai memiliki otoritas

atau wewenang yang cukup untuk mempengaruhi desain atau pembentukan suatu

sistem.

5. Desentralisasi pengambilan keputusan dan diterimanya implementasi Sistem

Informasi Keuangan Daerah terbukti dimediasi oleh keterlibatan desain Sistem

20

Page 21: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

Informasi Keuangan Daerah diterima. Hasil penelitian ini juga mendukung

penelitian Arbenthy (2005) yang menemukan bahwa pengaruh desain sistem

memediasi secara positif desentralisasi pengambilan keputusan dan penerimaan

implementasi sistem.

6. Penerimaan implementasi SIKD terbukti menyebabkan tingginya kepuasan pegawai.

Hal ini mendukung penelitian Arbenethy (2005) bahwa penerimaan implementasi

sistem akan meningkatkan kepuasan pegawai. Dukungan yang berpengaruh positif

dengan diterimanya implementasi SIKD akan meningkatkan kepuasan pegawai.

7. Penerimaan implementasi SIKD tebukti berpengaruh terhadap kinerja. Hal ini

mendukung penelitian Igbaria dan Tan (1997) yang menemukan bahwa kepuasan

pengguna atas teknologi informasi memiliki efek langsung atas kinerja. Hasil ini juga

sesuai dengan penelitian Arbenethy dan Jan Bouwens (2005).

8. Terdapat pengaruh antara implementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah dan

kinerja operasi pegawai melalui kepuasan pegawai . Hasil penelitian ini mendukung

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hunton dan Price (1997) yang menguji

kemungkinan adanya hubungan antara diterimanya MAS (Management Accounting

Sistem) dan kinerja tak langsung, yang dioperasionalisasikan lewat kepuasan. Hasil

ini juga mendukung penelitian Arbenthy (2005) yang menemukan bahwa kepuasan

pegawai memediasi penerimaan implementasi sistem dengan kinerja pegawai.

Saran

1. Perlu dilakukan pengembangan instrument yaitu disesuaikan dengan kondisi dan

lingkungan dari objek yang diteliti.

2. Penelitian mengenai pengaruh perilaku terhadap inovasi sistem di pemerintahan

sebaiknya mengacu jurnal terdahulu Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) dan

penelitian-penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan inovasi sistem dan

perilaku.

21

Page 22: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

Daftar Pustaka

Abernethy, M. A., and Guthrie. 1994.” The consequences of customization on management accounting system design”. Accounting Organization and Society.

Abernethy, M. A., and A. M. Lillis.2001. “Interdependencies in Organization Design: A Test in Hospitals”. Journal of Management Accounting Research, Vol. 13.

Abernethy, M. A., and Jan Bouwens. 2005. “ Determinants of accounting innovation”. ABACUS.

Ahmad Suhaili. 2004. “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Manajerial pada Perusahaan Manufaktur dei Kalimantan Selatan”. Program Studi Magister Akuntansi Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan).

Anderson,S.W. 1995.”A frame work for assessing cost management system changes. The case of activity based costing implementation at general motors’. Journal of management accounting research. Vol.71.

Ajzen, and Fishbein. 1975. “The theory of planned behavior organizational behavior and human decision process”. Journal of Applied Social Psychology. Vol.32.

Ayu Oktaviani. 2003.” Desentralisasi Pengambilan Keputusan, Pengendalian Akuntansi dan Kinerja Kantor Dinas”. Program studi Magister Akuntansi Universitas Diponegoro, Semarang (tidak dipublikasikan)

Abernethy, M.A., and Jan Bouwens. 2000. “The Consequences of Customization on Management Accounting System Design”. Accounting, Organizations and Society, Vol. 25, No. 3.

Burn, W.J. 2000. “ A field study of an attempt o change an Embedded Cost Accounting System”. Harvard Bussiness School Press.

Cavalluzzo, K. S., and C. D. Ittner. 2004. “Implementing Performance Measurement Innovations: Evidence From Government”. Accounting, Organizations and Society, Vol. 29, Nos 3–4.

Chong,. and Kar. 1997.” The role of accounting information ini organizational control: The state of art. Behavioral research : Foundation and frontiers.

Cohen, W. M., and D. A. Levinthal. 1990. “Absorptive Capacity: A New Perspective on Learning and Innovation”. Administrative Science Quarterly, Vol. 35, No. 1.

Cooperm R., R.S.Kaplan.L.S. Maisel.E. Morrisey and R.M. Ochm. 1992. “Implementing Activity Based Costing”. Institute Of Management Accountant.

David, Effendi. 2001. “ Pengaruh informasi akuntansi terhadap kinerja manajer dengan ketidakpastian tugas sebagai variable moderating (Studi pada Pemda Eks Karisidenan Madiun)”. Program studi Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang (tidak dipublikasikan).

22

Page 23: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

Dicky, Hastjarjo. “Mengenal sepintas psikologi evolusioner”. Bulletin Psikologi UGM Th. IX no.2.

Gatot, Indra.2005.”Penerapan Sistem Informasi Keuangan Daerah di Indonesia”. CV.Duta Nusindo. Semarang

Gosselin, M. 1997. “The effect of strategy and organizational structure on the adoption and implementation Activity Based Costing”. Accounting Organization and Society. Vol.22 No.2.

Hair, J.R., Anderson, R.E., Tatham,R.L., Black,W.C. 1998. “Multivariate Data Analyst”. Fifth edition. Prentice Hall International.Inc.

Handoko, T.Hani. 1992. “ Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia”. Edisi Kedua, BPFE UGM. Yogyakarta.

Honeman, C.T. 1997. “Introduction to managerial performance”. Prentice Hall.

Hunton, J. E., and Price, K. H. 1997. “Effects of the User Participation Process and Task Meaningfulness on Key Information System Outcomes”. Management Science, Vol. 43, No. 6.

Igbaria, M., and M. Tan. 1997. “The Consequences of Information Technology Acceptance on Subsequent Individual Performance”. Information and Management, Vol. 21, No. 3.

Indra Bastian.2002. “Akuntansi sektor publik di Indonesia”. BPFE Yogyakarta.

Imam Ghozali. 2005. “Model persamaan structural , konsep dan aplikasi dengan program AMOS Ver.5.0”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Ives. B, and M.H.Oslan.1984.” User involvement and MIS success: Review of research”. Journal of management science. pp.586-603.

Kaplan, R. S. 1986. “Accounting Lag: The Obsolescence of Cost Accounting Systems”.

California Management Review, Vol. 28, No. 2.

Krumwiede, K.R. 1995. “The implementation stage of Activity Based Costing and the impact of contextual and organizational factor”. Journal of Management Accounting Research. Vol.33.

Libby,T. and J.H. Waterhouse.1996.”Predicting change ini management accounting system”. Journal of management accounting research. Vol.8

Lifaldo, Muchinsky, and Muller. 1986. “On the job satisfaction and the organizational commitment”. Academy of Management Journal Vol.29.

Lyna Latifah, 2005. “Pengaruh faktor organisasional, peran konflik kognitif dan afektif dalam tahap awal implementasi system keuangan daerah”. Program Magister Akuntansi Universitas Diponegoro, Semarang (tidak dipublikasikan).

23

Page 24: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

Macintosh,N.B. 1994.”Management accounting and control system”. Jhon Willey and sons

Mardiasmo.22 Maret 2001. “Perencanaan keuangan public sebagai suatu tuntutan dalam pelaksanaan pemerintahan daerah yang bersih dan berwibawa”. Makalah seminar IAI-KASP. Jakarta.

Mardiasmo. 2000. “Akuntansi sektor publik”. Andi Yogyakarta.

McGowan, A.S., and T.P. Klamme. 1997. “ Statisfaction with Activity Based Management Implementation”. Journal of Management Accounting Research. Vol.9.

Miah, N.Z and Mia L. 1996. “Desentralitation, Accounting control system and Performance of Government Organization : A new Zaeland Empirical Study”. Financial Accountability and management.

Peraturan Pelaksanaan UU Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan Pusat dan Daerah. 2006. Penerbit CV. Duta Nusindo, Semarang.

Osborne, David and Ted Gaeble.1992.”Reinventing Government: how the enterprenual all spirit in transforming puclic sector”. Pustaka Bihama Prasindo.

Robbins, Stephen. 2003. “ Organizational Behaviora”l. Prentice Hall, Inc.

Scott, S. G., and R. A. Bruce. 1994. “Determinants of Innovative Behavior: A Path Model of Individual Innovation in the Workplace”..Academy of Management Journal, Vol. 37, No. 3.

Shields, M. D.. 1995. “An Empirical Analysis of Firms” Implementation Experiences With Activity-Based Costing”. Journal of Management Accounting Research, Vol.7.

Susrani. 2002. “ Pengaruh desentralisasi pengambilan keputusan terhadap karakteristik sistem akuntansi dengan kejelasan peran dan tugas sebagai variable moderanting.” Program Magister Akuntansi Universitas Diponegoro, Semarang (tidak dipublikasikan).

Tomarker, A.J. and Waller, N.G. 2005. “Structural Equation Modelling, Strength, Limitation, and Misconceptions”. Annv.Rev. Clin. Psychology. Vol.1. pp-65.

Tsai, W. 2001. “Knowledge transfer in intra-organizational networks: Effect of network position and absorpitive capacity on business unit innovation and performance”. Academy of Management Journal. Vol.44. No.5.

Zimmerman, J. L. 2003. “ Accounting for Decision Making and Control”. 4th ed., Irwin.

24

Page 25: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN I

MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL

Model persaman strukturalPengaruh desentralisasi pengambilan keputusan terhadap penerimaan implentasi SIKD melalui adaptasi pegawai dan pengaruh keterlibatan desain SIKD, Pengaruh

Impementasi SIKD terhadap kepuasan pegawai dan kinerja pegawai

1

DPK

X5e5

X4e4

X3e3

X2e2

X1e1

PDSIKD

X14

e14

1

X13

e13

X12

e12

X11

e11

X10

e10

ADT

X6

e6

1

1

X7

e71

X8

e81

X9

e9

PISIKD

X15

e15

1X16

e16

X17

e17

KP

X20

e20

X19

e19

X18

e18

KJ

X21 e21

1

1

X22 e22

X23 e23

X24 e24X25 e25

X26 e26

X27 e271

X28 e28

X29 e29

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1 11 1 1

1

1 1 1

1

1

1

1

1 1 1

Diagram Path 3

Z2 Z4

Z3

Z1

Z5

LAMPIRAN 2 Ringkasan Index Goodness Of Fit

Goodness- of-fit Index Cut-of ValueChi- square Diharapkan kecilSignificance Probability ≥ 0,05GFI ≥ 0,90AGFI ≥ 0,90CMIN/DF ≤ 2,00TLI ≥ 0,95CFI ≥ 0,95RMSEA ≤ 0,08

Sumber : SEM dalam Penelitian Manajemen ( Imam Ghozali, 2005 )

25

Page 26: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

LAMPIRAN 3 STATISTIK DESKRIPTIF

A. RINCIAN PENGIRIMAN PENGEMBALIAN KUESIONER

Keterangan Jumlah Kuesioner- Kuesioner yang didistribusikan 350 kuesioner- Kuesioner yang diterima (kembali) 157 kuesioner- Kuesioner yang tidak kembali 193 kuesioner- Kuesioner yang gugur (tidak lengkap

pengisiannya) sehingga tidak dapat diolah9 kuesioner

- Kuesioner yang lengkap 148 kuesioner- Tingkat pengembalian (respon rate) ( 157 / 350) * 100% = 44,8 %

- Tingkat pengembalian yang bisa digunakan ( 148 / 350) * 100% = 42,2%

Sumber : Data diolah, 2006

B. PROFIL RESPONDEN

Keterangan Jumlah (Orang) Persentase (%)Jenis Kelamin

Pria 92 62,2%Wanita 56 37,8%

PendidikanD3 12 81%S1 106 71,6%S2 28 18,9%S3 2 1,4%

Lama bekerjaDibawah 3 tahun 65 43,9%Diatas 3 tahun 83 56,1%

Sumber : Data diolah, 2006

LAMPIRAN 4. HASIL UJI KUALITAS DATA

A. HASIL UJI RELIABILITAS

No VariabelNilai

Cronbach Alpha

Keterangan

1 Desentralisasi Pengambilan Keputusan 0.85 Reliabel2 Adaptasi Pegawai 0.81 Reliabel3 Pengaruh Desain SIKD 0.84 Reliabel 4 Penerimaan Implementasi SIKD 0.73 Reliabel5 Kepuasan Pegawai 0.80 Reliabel 6 Kinerja Pegawai 0.92 Reliabel

Sumber: Data diolah, 2006

26

Page 27: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

B. HASIL UJI VALIDITAS

No Variabel Kisaran Korelasi Signifikansi Keterangan

1Desentralisasi Pengambilan Keputusan 0.756**-0.826** 0.01 Valid

2 Adaptasi Pegawai 0.738**-0.791** 0.01 Valid3 Pengaruh Desain SIKD 0.762**-0.789** 0.01 Valid4 Penerimaan Implementasi SIKD 0.792**-0.819** 0.01 Valid5 Kepuasan Pegawai 0.735**-0.876** 0.01 Valid6 Kinerja Pegawai 0.704**-0.826** 0.01 Valid

Sumber: Data diolah, 2006

C. PENGUJIAN NON RESPONSE BIAS BERDASARKAN TANGGAL CUTOFF

Sebelum Cutoff( n = 97 )

Sesudah Cutoff( n = 51 )

Levene's-test for equality

of variancesVariabel Rata-rata SD Rata-rata SD F P-value

DPK 18,35 3,963 18,61 4,094 0,214 0,644ADT 14,80 3,268 14,31 3,829 2,795 0,097

PDSIKD 16,47 4,505 15,69 4,558 0,005 0,944PISIKD 11,07 2,333 10,69 2,895 3,495 0,064

KP 11,47 2,407 11,73 2,474 0,134 0,715KNJ 34,89 7,327 36,00 6,765 1,176 0,280

 Sumber : Data diolah 2006

D. PENGUJIAN NON RESPONSE BIAS BERDASARKAN CARA PENGIRIMAN

Antar-ambil langsung ( n = 96 )

Jasa pos ( n = 52 )

Levene's-test for equality

of variancesVariabel Rata-rata SD Rata-rata SD F P-value

DPK 18,64 3,990 18,08 4,024 0,002 0,968ADT 15,14 3,307 13,71 3,594 1,074 0,302

PDSIKD 16,56 4,544 15,54 4,452 0,048 0,827PISIKD 11,06 2,279 10,71 2,966 4,719 0,031

KP 11,56 2,427 11,56 2,445 0,237 0,627KNJ 35,14 7,423 35,52 6,726 1,181 0,279

Sumber : Data diolah 2006

27

Page 28: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

LAMPIRAN 5. ANALISA DATA

A. UJI NORMALITAS DATA

Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.x29 1.000 5.000 -.905 -4.494 .227 .564x28 1.000 5.000 -.874 -4.342 .099 .246x27 1.000 5.000 -.973 -4.831 .272 .675x26 1.000 5.000 -.779 -3.871 .256 .636x25 2.000 5.000 -.733 -3.643 -.418 -1.038x24 2.000 5.000 -.591 -2.934 -.519 -1.290x23 2.000 5.000 -.539 -2.679 -.785 -1.949x22 2.000 5.000 -.891 -4.424 .191 .473x21 2.000 5.000 -.645 -3.203 -.692 -1.718x14 1.000 5.000 -.505 -2.510 -.816 -2.027x5 1.000 5.000 -.662 -3.287 -.291 -.722x18 1.000 5.000 -.704 -3.498 -.185 -.458x19 2.000 5.000 -.410 -2.035 -.710 -1.763x20 1.000 5.000 -.551 -2.735 -.109 -.271x17 1.000 5.000 -.269 -1.338 -.910 -2.259x16 1.000 5.000 -.714 -3.544 .017 .041x15 1.000 5.000 -.467 -2.317 -.604 -1.499x10 1.000 5.000 -.359 -1.781 -1.193 -2.963x11 1.000 5.000 -.649 -3.222 -.472 -1.171x12 1.000 5.000 .246 1.223 -1.330 -3.304x13 1.000 5.000 -.150 -.745 -1.171 -2.907x9 1.000 5.000 -.415 -2.061 -.698 -1.733x8 1.000 5.000 -.206 -1.022 -1.075 -2.671x7 1.000 5.000 -.500 -2.485 -.652 -1.618x6 1.000 5.000 -.909 -4.515 .348 .865x1 1.000 5.000 -1.141 -5.668 1.318 3.274x2 1.000 5.000 -.799 -3.968 -.247 -.614x3 1.000 5.000 -.641 -3.184 -.197 -.488x4 1.000 5.000 -.523 -2.599 -.734 -1.823Multivariate 120.010 17.216

B. Analisis full model structural equation

28

Page 29: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

DPK.54

x3e3.74

1.08

ADT

.45x6

e6

.67

.62x8

e8

.78

.74

PDSIKD.50

x12

e12

.71.60x11

e11

.77

.58

PISIKD

.44x16

e16

.67

.56x17

e17

.75

.64

KP

.74

x19

e19

.86.68

x18

e18

.82

z2

z4

z1

1.04

.86 .97 .80

z3.55

KNJ

.53x24 e24.73

.67x27 e27

.82

.54x28 e28

.73

z5

Chi-squares=53.885Probabilitas=.198

df=1.171GFI=.943

AGFI=.904TLI=.985CFI=.989

RMSEA=.034

.64-.99

.74

.12

Goodness of fit indicates Full model stuctural equation model setelah eliminasi

Goodness of fit index Cut off Value Hasil Model KeteranganChi-Square 53.885Probabilitas ≥ 0.05 0.198 Fit CMIN/DF ≤ 2.00 1.171 Fit

GFI ≥ 0.90 0.943 FitAGFI ≥ 0.90 0.904 FitTLI ≥ 0.95 0.985 FitCFI ≥ 0.90 0.989 Fit

RMSEA ≤ 0.08 0.034 FitSumber : Data dolah, 2006

C. Full Model Regression Weights

Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P LabelADT <--- DPK .927 .144 6.423 *** par_5PDSIKD <--- DPK 1.070 .148 7.223 *** par_6PISIKD <--- PDSIKD .742 .330 2.247 .025 par_7PISIKD <--- DPK -.943 1.266 -.745 .456 par_12PISIKD <--- ADT .793 1.459 .544 .587 par_13KP <--- PISIKD 1.030 .160 6.447 *** par_8KNJ <--- PISIKD .755 .266 2.843 .004 par_11KNJ <--- KP .111 .186 .597 .550 par_14x3 <--- DPK 1.000

29

Page 30: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

Estimate S.E. C.R. P Labelx6 <--- ADT 1.000x8 <--- ADT 1.471 .194 7.599 *** par_1x12 <--- PDSIKD .993 .123 8.085 *** par_2x11 <--- PDSIKD 1.000x16 <--- PISIKD 1.000x17 <--- PISIKD 1.321 .178 7.407 *** par_3x19 <--- KP .969 .101 9.554 *** par_4x18 <--- KP 1.000x24 <--- KNJ .921 .116 7.966 *** par_9x27 <--- KNJ 1.047 .125 8.405 *** par_10x28 <--- KNJ 1.000

D. STANDARDIZED DIRECT EFFECTDPK PDSIKD ADT PISIKD KP KNJ

PDSIKD 0.858 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000ADT 1.041 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000PISIKD -0.991 0.973 0.742 0.000 0.000 0.000KP 0.000 0.000 0.000 0.802 0.000 0.000KNJ 0.000 0.000 0.000 0.638 0.120 0.000

PENGARUH TIDAK LANGSUNG DESENTRALISASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP PENERIMAAN IMPLEMENTASI SIKD

Jalur Pengaruh langsung DPK-ADT

Pengaruh langsung ADT-PISIKD

Pengaruh tidak langsung DPK-ADT-

PISIKDa b (a X b)

DPK-ADT-PISIKD

1.041 0.742 0.772

PENGARUH TIDAK LANGSUNG DESENTRALISASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP PENERIMAAN IMPLEMENTASI SIKD

Jalur Pengaruh langsung DPK-

PDSIKD

Pengaruh langsung PDSIKD-PISIKD

Pengaruh tidak langsung DPK-

PISIKD-PISIKDa b (a X b)

DPK-PDSIKD-PISIKD

0.858 0.973 0.834

PENGARUH TIDAK LANGSUNG PENERIMAAN IMPLEMENTASI SIKD TERHADAP KINERJA PEGAWAI MELALUI KEPUASAN PEGAWAI

Jalur Pengaruh langsung PISIKD-KP

Pengaruh langsung KP-KNJ

Pengaruh tidak langsung PISIKD-KP-KNJ

a b (a X b)

PISIKD-KP-KNJ

0.802 0.120 0.096

30

Page 31: ABSTRACT - Smart Accounting | Universitas … · Web viewPenelitian yang dilakukan Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) telah meneliti faktor-faktor perilaku selama tahap implementasi

31