Abses hepatis

download Abses hepatis

of 22

Transcript of Abses hepatis

  • 7/31/2019 Abses hepatis

    1/22

    Abses hepatis

    Pendahuluan

    Abses adalah pengumpulan cairan nanah tebal, berwarna kekuningan disebabkan oleh bakteri,

    protozoa atau invasi jamur kejaringan tubuh. Abses dapat terjadi di kulit, gusi, tulang, dan organ

    tubuh seperti hati, paru-paru, bahkan otak, area yang terjadi abses berwarna merah dan

    menggembung, biasanya terdapat sensasi nyeri dan panas setempat (Microsoft Encarta Reference

    Library, 2004)

    Abscess adalah kumpulan nanah setempat dalam rongga yang tidak akibat kerusakan jaringan,

    Hepar adalah hati (Dorland, 1996).

    Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi bakteri, parasit, jamur

    maupun nekbrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal yang ditandai dengan adanya

    proses supurasi dengan pembentukan pus di dalam parenkim hati. Dan sering timbul sebagai

    komplikasi dari peradangan akut saluran empedu. (Robins, et al, 2002).

    Jadi Abses hepar adalah rongga berisi nanah pada hati yang diakibatkan oleh infeksi. Abses hatiadalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi bakteri, parasit, jamur maupun

    nekrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal

    Abses hati dahulu lebih banyak terjadi melalui infeksi porta, terutama pada anak muda, sekunder

    pada peradangan appendicitis, tetapi sekarang abses piogenik sering terjadi sekunder terhadap

    obstruksi dan infeksi saluran empedu.

    Anatomi dan Fisiologi

    Hepar merupakan organ berbentuk biji dalam tubuh kita dengan berat 1,5 kg pada orang dewasa.

    Letaknya, terdapat pada bagian atas dalam rongga abdomen disebelah kanan bawah diafragma. Hati

    secara luas dilindungi tulang iga.

    Hepar terbagi atas dua lapisan utama; pertama, permukaan atas berbentuk tembung, terletak di

    bawah diafragma, kedua, permukaan bawah tidak rata dan memperhatikan lekukan fisura

    transfersus. Fisura longitudional memisahkan belahan kanan dan kiri dibagian atas hati, selanjutnya

    hati dibagi empat belahan; lobus kanan, lobus kiri, lobus kaudata, dan lobus quadratus.

    Hati mempunyai 2 jenis peredaran darah yaitu; Arteri hepatica dan Vena porta. Vena hepatica,

    keluar dari aorta dan memberikan 1/5 darah dalam hati, darah ini mempunyai kejenuhan 95-100 %

    masuk ke hati akan membentuk jaringan kapiler setelah bertemu dengan kapiler Vena, akhirnya

    keluar sebagai Vena hepatica. Vena porta terbentuk dari lienalis dan Vena mesentrika superior

    menghantarkan 4/5 darahnya ke hati, darah ini mempunyai kejenuhan 70% sebab beberapa O2

    telah diambil oleh limfe dan usus, guna darah ini membawa zat makanan ke hati yang telah

    diabsorbsi oleh mukosa dan usus halus.

    Hati dapat dianggap sebagai sebuah pabrik kimia yang membuat, menyimpan, mengubah dan

    mengekskresikan sejumlah besar substansi yang terlibat dalam metabolisme. Lokasi hati sangat

    penting dalam pelaksanaan fungsi ini karena hati menerima darah yang kaya nutrien langsung dari

    traktus gastrointestinal; kemudian hati akan menyimpan atau mentransformasikan semua nutrient

    ini menjadi zat-zat kimia yang digunakan dibagian lain dalam tubuh untuk keperluan metabolik. Hati

    merupakan organ yang penting khususnya dalam pengaturan metabolisme glukosa dan protein. Hatimembuat dan mengekresikan empedu yang memegang peran uatama dalam proses pencernaan

  • 7/31/2019 Abses hepatis

    2/22

    serta penyerapan lemak dalam tractus gastrointestinal. Organ ini mengeluarkan limbah produk dari

    dalam aliran darah dan mensekresikannya ke dalam empedu.

    Fungsi metabolic hati terdiri dari; mengubah zat makanan yang diabsorpsi dari usus dan yang

    disimpan di suatu tempat dalam tubuh, dikeluarkannnya sesuai dengan pemakaiannya dalam

    jaringan. Kedua; mengeluarkan zat buangan dan bahan racun untuk diekresikan dalam empedu dan

    urin. Ketiga; menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glikogen. Keempat; sekresi empedu

    garam empedu dibuat di hati di bentuk dalam system retikula endothelium dialirkan ke empedu.

    Kelima; pembentukan ureum, hati menerima asam amino diubah menjadi ureum dikeluarkan dari

    darah oleh ginjal dalam bentuk urin. Keenam; menyimpan lemak untuk pemecahan berakhir asam

    karbonat dan air. Selain itu hati juga berfungsi sebagai penyimpan dan penyebaran berbagai bahan,

    termasuk glikogen, lemak, vitamin, dan besi, vitamin A dan D yang dapat larut dalam lemak disimpan

    di dalam hati. Hati juga membantu mempertahankan suhu tubuh secara luasnya organ ini dan

    banyaknya kegiatan metabolisme yang berlangsung mengakibatkan darah banyak mengalir melalui

    organ ini sehingga menaikkan suhu tubuh.

    Etiologi

    Bakteri ini bisa sampai ke hati melelui: 1) kandung kemih yang terinfeksi. 2) Luka tusuk atau luka

    tembus. 3) Infeksi didalam perut., dan 4) Infeksi dari bagian tubuh lainnya yang terbawa oleh aliran

    darah. Gejalanya berkurangnya nafsu makan, mual dan demam serta bisa terjadi nyeri perut.

    (Schoonmaker, D., 2003).

    Pada umumnya abses hati dibagi dua yaitu abses hati amebik (AHA) dan abses hati pyogenik (AHP).

    AHA merupakan komplikasi amebiasis ekstraintestinal yang sering dijumpai di daerah tropik/

    subtropik, termasuk indonesia. Abses hepar pyogenik (AHP) dikenal juga sebagai hepatic abscess,

    bacterial liver abscess, bacterial abscess of the liver, bacterial hepatic abscess. (Aru, W. S., 2002)

    Pada era pre-antibotik, AHP terjadi akibat komplikasi appendisitis bersamaan dengan pylephlebitis.

    Bakteri phatogen melalui arteri hepatika atau melalui sirkulasi vena portal masuk ke dalam hati,

    sehingga terjadi bakteremia sistemik, ataupun menyebabkan komplikasi infeksi intra abnominal

    seperti divertikulitis, peritonitis dan infeksi post operasi. (Robins, et al, 2002).

    Infeksi terutama disebabkan oleh kuman gram negatif dan penyebab yang terbanyak adalah E. coli

    Patofisiologi

    Pengaruh abses hepar terhadap kebutuhan manusia. Bruner dan Suddarth, 2000)

    1. Amuba yang masuk menyebabkan peradangan hepar sehingga mengakibatkan infeksi

    2. Kerusakan jaringan hepar menimbulkan perasaan nyeri

    3. Infeksi pada hepar menimbulkan rasa nyeri sehingga mengalami gangguan tidur atas pola tidur.

    4. Abses menyebabkan metabolisme dihati menurun sehingga menimbulkan perubahan nutrisi

    kurang dari kebutuhan.

    5. Metabolisme nutrisi di hati menurun menyebabkan produksi energi menurun sehingga dapat

    terjadi intoleransi aktifitas fisikManifestasi klinis

    Keluhan awal: demam/menggigil, nyeri abdomen, anokresia/malaise, mual/muntah, penurunan

    berat badan, keringan malam, diare, demam (T > 38), hepatomegali, nyeri tekan kuadran kanan atas,ikterus, asites, serta sepsis yang menyebabkan kematian. (Cameron 1997)

  • 7/31/2019 Abses hepatis

    3/22

    Komplikasi

    Komplikasi yang paling sering adalah berupa rupture abses sebesar 5 15,6%, perforasi abses

    keberbagai organ tubuh seperti ke pleura, paru, pericardium, usus, intraperitoneal atau kulit.

    Kadang-kadang dapat terjadi superinfeksi, terutama setelah aspirasi atau drainase.(Menurut Julius,

    Ilmu penyakit dalam, jilid I, 1998.

    Saat dignosis ditegakan, menggambarkan keadaan penyakit yang berat, seperti

    septikaemia/bakteriemia dengan mortalitas 85%, ruptur abses hati disertai peritonitis generalisata

    dengan mortalitas 6-7% kelainan plueropulmonal, gagal; hati, kelainan didalam rongga abses,

    henobilia, empiema, fisistula hepatobronkial, ruptur kedalam perikard atau retroperitoneum. Sistem

    plueropulmonum merupakan sistem tersering terkena. Secara khusus, kasus tersebut berasal dari

    lesi yang terletak di lobus kanan hepar. Abses menembus diagfragma dan akan timbul efusi pleura,

    empyema abses pulmonum atau pneumonia. Fistula bronkopleura, biliopleura dan biliobronkial juga

    dapat timbul dari reptur abses amuba. Pasien-pasien dengan fistula ini akan menunjukan ludah yang

    berwarna kecoklatan yang berisi amuba yang ada. (Adams, E. B., 2006).Pembesaran limpa merupakan temuan patologi yang umum dan penting. Pembesaran pada pulpa

    merah terjadi karena adanya peningkatan jumlah sel-sel fagosit dan atau peningkatan jumlah sel

    darah. Pada infeksi yang bersifat kronis, hiperplasia jaringan limfoid dapat ditemukan. splenomegali

    karena abses hati bisa dimungkinkan oleh :

    1. Infeksi

    Pada kasus infeksi bakterial yang bersifat akut, ukuran limpa sedikit membesar. Pembesaran terjadi

    akibat peradangan yang menyebabkan peningkatan infiltrasi sel-sel fagosit dan sel-sel neutrofil.

    Jaringan atau sel-sel yang mati akan dicerna oleh enzim, sehingga konsistensi menjadi lembek,

    apabila disayat mengeluarkan cairan berwarna merah, bidang sayatan menunjukkan warna merah

    merata. Permukaan limpa masih lembut dan terlihat keriput. Peradangan dapat meluas sampai

    dengan kapsula limpa yang disebut sebagai perisplenitis dengan atau tanpa disertai abses.

    Pada infeksi kronis non-pyogenik, pembesaran yang terjadi melebihi ukuran limpa pada infeksi akut.

    Konsistensi mengeras, bidang sayatan memperlihatkan adanya lymphoid aggregates, pulpa merah

    banyak mengandung sel-sel fagosit yang didominasi oleh sel plasma.

    2. Gangguan Sirkulasi

    Gangguan sirkulasi dapat menyebabkan kongesti buluh darah pada limpa. Keadaan kongesti limpa

    ini dapat disebabkan oleh 2 kondisi utama, yaitu gagal jantung kongestif (CHF/Congestive Heart

    Failure) dan sirosis hati (Hepatic Cirrhosis). Kondisi gagal jantung (dilatasi) menyebabkan kongesti

    umum/sistemik buluh darah balik, terutama vena porta hepatika dan vena splenik. Keadaan ini

    mengakibatkan tekanan hidrostatik vena meningkat dan mengakibatkan terjadinya pembesaran

    limpa. Pada kondisi sirosis hati, aliran darah pada vena porta mengalami obstruksi, karena terjadi

    fibrosis hati. Keadaan seperti ini menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik vena porta dan vena

    splenik, sehingga menyebabkan pembesaran limpa. Pembesaran limpa yang diakibatkan oleh sirosis

    hati ini dapat disertai penebalan lokal pada kapsula. Adanya abses hati khussunya yang terdapat

    pada vena porta juga memungkinkan obstruksi.

    Patogenesis

    Hati adalah organ yang paling sering terjadinya abses. Abses hati dapat berbentuk soliter atau

  • 7/31/2019 Abses hepatis

    4/22

    multipel. Hal ini dapat terjadi dari penyebaran hematogen maupun secara langsung dari tempat

    terjadinya infeksi di dalam rongga peritoneum. Hati menerima darah secara sistemik maupun

    melalui sirkulasi vena portal, hal ini memungkinkan terinfeksinya hati oleh bakteri tersebut. (Aronen,

    H. J., 2006

    Manifestasi klinis

    Manifestasi sistemik AHP lebih berat dari pada abses hati amebik. Dicurigai adanya AHP apabila

    ditemukan sindrom klinis klisik berupa nyeri spontan perut kanan atas, yang di tandai dengan jalan

    membungkuk kedepan dengan kedua tangan diletakan di atasnya.( Herrero, M., 2005).

    Demam/panas tinggi merupakan keluhan yang paling utama, keluhan lain yaitu nyeri pada kuadran

    kanan atas abdomen, dan disertai dengan keadaan syok. Apabila AHP letaknya dekat digfragma,

    maka akan terjadi iritasi diagfragma sehingga terjadi nyeri pada bahu sebelah kanan, batuk ataupun

    terjadi atelektesis, rasa mual dan muntah, berkurangnya nafsu makan, terjadi penurunan berat

    badan yang unintentional,( Tukeva, T. A. et al, 2005)

    Diagnosis

    Penegakan diagnosis dapat ditegakan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium, serta

    pemeriksaan penunjang.Pemeriksaan fisikHepatomegali terdapat pada semua penderita, yang

    teraba sebesar tiga jari sampai enam jari arcus-costarum. (Molander, P., 2002)

    Pemeriksaan laboratorium

    Pada pemeriksaan laboratorium yang di periksa adalah darah rutin termasuk kadar Hb darah, jumlah

    leukosit darah, kecepatan endap darah dan percobaan fungsi hati, termasuk kadar bilirubin total,

    total protein dan kadar albumin dan glubulim dalam darah. (Kanal E. P. et al, 2003)

    Pemeriksaan penunjang

    Pada pemeriksaan laboratorium di dapatkan leukositosis yang tinggi dengan pergeseran ke kiri,

    anemia, peningkatan laju endap darah, peningkatan alkalin fosfatase, peningkatan enzim

    transaminase dan serum bilirubin, berkurangnya kadar albumin serum dan waktu protrombin yang

    memanjang menunjukan bahwa terdapat kegagalan fungsi hati yang disebabkan AHP. (Dalinka, M. K.

    et al, 2007).

    Penatalaksanaan

    Penatalaksanaan secara konvensional adalah dengan drainase terbuka secara operasi dan antibiotik

    spektrum luas oleh karena bakteri penyebab abses terdapat didalam cairan abses yang sulit

    dijangkau dengan antibiotik tunggal tanpa aspirasi cairan abses. Penatalaksanaan saat ini, adalah

    dengan menggunakan drainase perkunancus abses intra abdominal dengan tuntunan abdomen

    ultrasound atau tomografi komputer, komplikasi yang bisa terjadi adalah perdarahan, perforasi

    organ intra abdominal, infeksi, ataupun terjadi kesalahan dalam penempatan kateter untukdrainase. (Palfreyman, J. M., 2003)

  • 7/31/2019 Abses hepatis

    5/22

    Prognosis

    Prognosis yang buruk, apabila terjadi keterlambatan diagnosis dan pengobatan, jika hasil kultur

    darah yang memperlihatkan penyebab becterial organisme multiple, tidak dilakukan drainase

    terhadap abses, adanya ikterus, hipoalbuminemia, efusi pleural atau adanya penyakit lain. (Bloom,

    B. J., 2007).

    Peningkatan umur, manifestasi yang lambat, dan komplikasi seperti reptur intraperikardi atau

    komplikasi pulmonum meningkatkan tiga kali angka kematian. Hiperbilirubinemia juga termasuk

    faktor resiko, dengan reptur timbul lebih sering pada pasien-pasien yang juendice. (Edelman, R. R.,

    2002).

    Kesimpulan

    Abses hati merupakan infeksi pada hati yang di sebabkan bakteri, jumur, maupun nekbrosis sterilyang dapat masuk melalui kandung kemih yang terinfeksi, infeksi dalam perut, dsb. Adapun gejala-

    gejala yang sering timbul diantaranya demam tinggi, nyeri pada kuadran kanan atas abdomen, dll.

    Dan pada umumnya diagnosis yang di pakai sama seperti penyakit lain yaitu pemeriksaan fisik,

    pemeriksaan penunjang, dan laboratorium. Secara konvensional penatalaksanaan dapat dilakukan

    dengan drainase terbuka secara operasi dan antibiotik spektrum luas.

    Sumber :

    www.info-medis.blogspot.com/2008/11/abs...

    www.kalbe.co.id/files/cdk/files/27a

    www.netral-collection-knomledge.blogspot...

    www.indovet.wordpress.com/2009/10/30/pe...

    A. KONSEP MEDIK

    1. Definisi

    a. Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi bakteri, parasit, jamur

    maupun nekbrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal yang ditandai dengan adanya

    proses supurasi dengan pembentukan pus di dalam parenkim hati. Dan sering timbul sebagai

    komplikasi dari peradangan akut saluran empedu.

    http://www.indovet.wordpress.com/2009/10/30/pehttp://www.indovet.wordpress.com/2009/10/30/pehttp://www.indovet.wordpress.com/2009/10/30/pe
  • 7/31/2019 Abses hepatis

    6/22

    (Robins,etal,2006.dikutip darihttp://ilmubedah.info/abses hati-20110321.html)

    b. Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi bakteri, parasit, jamur

    maupun nekbrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal yang ditandai dengan adanya

    proses supurasi dengan pembentukan pus di dalam parenkim hati. Dan sering timbul sebagai

    komplikasi dari peradangan akut saluran empedu (http://www.anggun.web.id/abse-hati-liver-

    abscesses.html)

    c. Jadi Abses hepar adalah rongga berisi nanah pada hati yang diakibatkan oleh infeksi. Abses hati

    adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi bakteri, parasit, jamur maupun

    nekrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal

    2. Anatomi dan Fisiolog

    Hati merupakan organ homeostasis yang memainkan peranan penting dalam proses

    metabolisma dalam manusia dan haiwan. Hati mempunyai pelbagai fungsi termasuk menyimpan

    glikogen, mensintesis protein plasma, dan menyahtoksik dadah. Ia menghasilkan hempedu yang

    penting bagipenghadaman. Ia melaksana dan mengawal pelbagai fungsi biokimia jumlah besar yang

    memerlukan tisu khas. Istilah perubatan yang berkaitan dengan hati sering kali bermula dari

    perkataan Greek bagi hati yaitu hepar, menjadi hepato atau hepatik. Hati berwarna perang

    kemerahan dan terletak di bawah diafragma yaitu di dalam rongga abdomen. Hati menerima

    makanan terlarut dalamdarahapabila makanan ini tercerna dan diserap di usus.

    Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia, mempunyai berat sekitar 1.5 kg.

    Walaupun berat hati hanya 2-3% dari berat tubuh, namun hati terlibat dalam 25-30% pemakaian

    oksigen. Sekitar 300 milyar sel-sel hati terutama hepatosit yang jumlahnya kurang lebih 80%,

    merupakan tempat utama metabolisme intermedier

    . Ia terletak di bawahdiafragmadi sebelah kanan badan Hati manusia dewasa mempunyai

    berat antara 1.3 - 3.0 kilogram. Ia adalah organ lembut berwarna perang kemerahan. Hati

    http://ilmubedah.info/abses%20hati-20110321.htmlhttp://ilmubedah.info/abses%20hati-20110321.htmlhttp://ilmubedah.info/abses%20hati-20110321.htmlhttp://www.anggun.web.id/abse-hati-liver-abscesses.htmlhttp://www.anggun.web.id/abse-hati-liver-abscesses.htmlhttp://www.anggun.web.id/abse-hati-liver-abscesses.htmlhttp://www.anggun.web.id/abse-hati-liver-abscesses.htmlhttp://ms.wikipedia.org/wiki/Organhttp://ms.wikipedia.org/wiki/Organhttp://ms.wikipedia.org/wiki/Homeostasishttp://ms.wikipedia.org/wiki/Homeostasishttp://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Hempedu&action=edit&redlink=1http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Hempedu&action=edit&redlink=1http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Pencernaan&action=edit&redlink=1http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Pencernaan&action=edit&redlink=1http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Pencernaan&action=edit&redlink=1http://ms.wikipedia.org/wiki/Darahhttp://ms.wikipedia.org/wiki/Darahhttp://ms.wikipedia.org/wiki/Darahhttp://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Diafragma&action=edit&redlink=1http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Diafragma&action=edit&redlink=1http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Diafragma&action=edit&redlink=1http://ms.wikipedia.org/wiki/Kilogramhttp://ms.wikipedia.org/wiki/Kilogramhttp://ms.wikipedia.org/wiki/Kilogramhttp://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Diafragma&action=edit&redlink=1http://ms.wikipedia.org/wiki/Darahhttp://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Pencernaan&action=edit&redlink=1http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Hempedu&action=edit&redlink=1http://ms.wikipedia.org/wiki/Homeostasishttp://ms.wikipedia.org/wiki/Organhttp://www.anggun.web.id/abse-hati-liver-abscesses.htmlhttp://www.anggun.web.id/abse-hati-liver-abscesses.htmlhttp://ilmubedah.info/abses%20hati-20110321.html
  • 7/31/2019 Abses hepatis

    7/22

    merupakan organ kedua terbesar manusia (organ terbesar adalahkulit) dankelenjarterbesar dalam

    tubuh manusiamanusia. Sebahagian besar permukaan hati terletak di dalam sangkar toraks bagi

    melindunginya daripada kecederaan. ia juga menjadi alas bagi pundi hempedu yang menyimpan

    hempedu. Secara anatomi, hati dapat dibahagikan kepada empat lobus iaitu lobus kanan (right

    lobe), lobus kiri (left lobe), caudate lobe, dan quadrate lobe. Lihat gambar untuk penerangan yang

    lebih jelas.

    Berikut adalah fungsi-fungsi hati:

    1. Mengawal aras glukosa darah dengan menyimpan glikogen di dalam hati.

    2. Menyimpan vitamin dan garam mineral tertentu.

    3. Mengawalatur metabolisme karbohidrat, lipid dan asid amino.

    4. Menghasilkan hempedu yang akan disimpan di dalam pundi hempedu.

    5. Menghasilkan protein-protein plasma tertentu seperti albumin.

    6. Menghasilkan faktor-faktor pembekuan darah I (fibrinogen), II (protrombin), V, VII, IX, X and XI

    7. Menyahtoksik bahan-bahan beracun terutama dadah dan bahan-bahan bernitrogen seperti

    ammonia.

    8. Sebagai tempat penghasilan sel-sel darah merah fetus.

    9. Menguraikan molekul hemoglobin tua.

    10. Menyingkirkan hormon-hormon berlebihan. (price & Wilson 2006 )

    3. Etiologi

    almonella Thypi

    ntamoeba Hystolytica

    http://ms.wikipedia.org/wiki/Kulithttp://ms.wikipedia.org/wiki/Kulithttp://ms.wikipedia.org/wiki/Kulithttp://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelenjar&action=edit&redlink=1http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelenjar&action=edit&redlink=1http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelenjar&action=edit&redlink=1http://ms.wikipedia.org/wiki/Pundi_hempeduhttp://ms.wikipedia.org/wiki/Pundi_hempeduhttp://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Hempedu&action=edit&redlink=1http://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Hempedu&action=edit&redlink=1http://ms.wikipedia.org/wiki/Ammoniahttp://ms.wikipedia.org/wiki/Ammoniahttp://ms.wikipedia.org/wiki/Ammoniahttp://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Hempedu&action=edit&redlink=1http://ms.wikipedia.org/wiki/Pundi_hempeduhttp://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelenjar&action=edit&redlink=1http://ms.wikipedia.org/wiki/Kulit
  • 7/31/2019 Abses hepatis

    8/22

    treptokokus

    scherichia Coli

    Abses hati piogenik dapat terjadi melalui infeksi yang berasal dari :

    1. vena porta yaitu infeksi pelvis atau gastrointestinal, bias menyebabkan pielflebitis porta atau emboli

    septik.

    2. saluran empedu merupakan sumber infeksi yang tersering. Kolangitis septik dapat menyebabkan

    penyumbatan saluran empedu seperti juga batu empedu, kanker, striktura saluran empedu ataupun

    anomali saluran empedu kongenital.

    3. infeksi langsung seperti luka penetrasi, fokus septik berdekatan seperti abses perinefrik, kecelakaan

    lau lintas

    4. septisemia atau bakterimia akibat infeksi di tempat lain.

    5. kriptogenik tanpa faktor predisposisi yang jelas, terutama pada organ lanjut usia.

    Pada amebiasis hati penyebab utamanya adalah entamoeba hystolitika. Hanya sebagian kecil

    individu yang terinfeksi E.hystolitika yang memberi gejala amebiasis invasif, sehingga ada dugaan

    ada 2 jenis E.hystolitika yaitu strain patogen dan non patogen. Bervariasinya virulensi berbagai strain

    E.hystolitika ini berbeda berdasarkan kemampuannya menimbulkan lesi pada hati. Patogenesis

    amebiasis hati belum dapat diketahi secara pasti. Ada beberapa mekanisme yang telah dikemukakan

    antara lain faktor virulensi parasit yang menghasilkan toksin, ketidakseimbangan nutrisi, faktor

    resistensi parasit, imunodepresi pejamu, berubah-ubahnya antigen permukaan dan penurunan

    imunitas cell-mediated

    Secara singkat dapat dikemukakan 2 mekanisme :

    1. Strain E.hystolitica ada yang patogen dan non patogen.

  • 7/31/2019 Abses hepatis

    9/22

    2. Secara genetik E.hystolitica dapat menyebabkan invasi tetapi tergantung pada interaksi yang

    kompleks antara parasit dengan lingkungan saluran cerna terutama pada flora bakteri.

    Mekanisme terjadinya amebiasis hati :

    a. Penempelan E.hystolitica pada mukus usus.

    b. Pengerusakan sawar intestinal.

    c. Lisis sel epitel intestinal serta sel radang. Terjadinya supresi respons imun cell-mediated yand

    disebabkan enzim atau toksin parasit, juga dapat karena penyakit tuberkulosis, malnutrisi,

    keganasan dll.

    d. Penyebaran ameba ke hati. Penyebaran ameba dari usus ke hati sebagian besar melalui vena porta.

    Terjadi fokus akumulasi neutrofil periportal yang disertai nekrosis dan infiltrasi granulomatosa. Lesi

    membesar, bersatu dan granuloma diganti dengan jaringan nekrotik. Bagian nekrotik ini dikelilingi

    kapsul tipis seperti jaringan fibrosa. Amebiasis hati ini dapat terjadi berbulan atau tahun setelah

    terjadinya amebiasis intestinal dan sekitar 50% amebiasis hati terjadi tanpa didahului riwayat

    disentri amebiasis

    4. Insiden

    Abses hati didapatkan di seluruh dunia, abses hati piogenik lebih sering ditemukan di negara

    maju termasuk Amerika Serikat, sedangkan abses hati amuba di negara sedang berkembang yang

    beriklim tropis dan sub tropis terutama pada daerah dengan kondisi lingkungan yang kurang baik.

    Insiden tahunan abses hati piogenik mencapai 2,3 kasus per 100.000 penduduk dan lebih banyak

    terjadi pada laki-laki daripada perempuan dengan perbandingan 3,3 berbanding 1,3 per 100.000

    penduduk. Insiden abses hati amuba di Amerika Serikaty mencapai 0,05 % sedangkan di India dan

    Mesir mencapai 10%-30% / tahun dengan perbandingan laki-laki: perempuan sebesar 3:1 sampai

    dengan 22:1 Insiden amoebiasis hati di RS di Indonesia berkisar

  • 7/31/2019 Abses hepatis

    10/22

    antara 5-15 pasien pertahun. Penelitian epidemiologi di Indonesia menunjukkan perbandingan pria :

    wanita berkisar 3:1 sampai 22:1, Penularan pada umumnya melalui jalur oral-fekal dan dapat juga

    oral-anal-fekal. Kebanyakan amoebiasis hati yang dikenai adalah pria. Usia yang dikenai berkisar

    antara 20-50 tahun terutama dewasa muda dan lebih jarang pada anak.

    5. Patofisiologi

    Akibat masuknya bakteri atau amoeba ke hepar, menyebabkan jaringan yang sehat menjadi

    rusak dan menimbulkan reaksi radang karena adanya kerusakan jaringan dan radang yang

    berlangsung lama menyebabkan jaringan hepar menjadi nekrosis. Hati tampak membengkak dan

    daerah yang abses menjadi pucat kekuningan, berbeda dengan hati sehat yang berwarna merah tua.

    Sel hepar yang jauh dari fokus infeksi juga mengalami sedikit perubahan meskipun tidak ditemukan

    amoeba. Abses tersebut dikelilingi oleh jaringan ikat yang membatasi perusakan lebih jauh kecuali

    bila ada infeksi tambaha.

    6. Manifestasi klinis

    Manifestasi sistemik AHP lebih berat dari pada abses hati amebik. Dicurigai adanya AHP apabila

    ditemukan sindrom klinis klasik berupa nyeri spontan perut kanan atas, yang di tandai dengan jalan

    membungkuk kedepan dengan kedua tangan diletakan di atasnya.( Herrero, M., 2005 kutip dari

    http://ilmubedah.info/abses-hati-20110321.html)

    Demam/panas tinggi merupakan keluhan yang paling utama, keluhan lain yaitu nyeri pada

    kuadran kanan atas abdomen, dan disertai dengan keadaan syok. Apabila AHP letaknya dekat

    digfragma, maka akan terjadi iritasi diagfragma sehingga terjadi nyeri pada bahu sebelah kanan,

    batuk ataupun terjadi atelektesis, rasa mual dan muntah, berkurangnya nafsu makan, terjadi

    penurunan berat badan yang unintentional, (Tukeva,T.A.etal,2005 dikuti dari

    http://www.anggun.web.id/abse-hati-liver-abscesses.html)

    http://ilmubedah.info/abses-hati-20110321.htmlhttp://ilmubedah.info/abses-hati-20110321.htmlhttp://www.anggun.web.id/abse-hati-liver-abscesses.htmlhttp://www.anggun.web.id/abse-hati-liver-abscesses.htmlhttp://www.anggun.web.id/abse-hati-liver-abscesses.htmlhttp://ilmubedah.info/abses-hati-20110321.html
  • 7/31/2019 Abses hepatis

    11/22

    Cara timbulnya abses hati amoebik biasanya tidak akut, menyusup yaitu terjadi dalam waktu

    lebih dari 3 minggu. Demam ditemukan hampir pada seluruh kasus. Terdapat rasa sakit diperut atas

    yang sifat sakit berupa perasaan ditekan atau ditusuk. Rasa sakit akan bertambah bila penderita

    berubah posisi atau batuk. Penderita merasa lebih enak bila berbaring sebelah kiri untuk mengurangi

    rasa sakit. Selain itu dapat pula terjadi sakit dada kanan bawah atau sakit bahu bila abses terletak

    dekat diafragma dan sakit di epigastrium bila absesnya dilobus kiri.

    Anoreksia, mual dan muntah, perasaan lemah badan dan penurunan berat badan merupakan

    keluhan yang biasa didapatkan. Batuk-batuk dan gejala iritasi diafragma juga bisa dijumpai walaupun

    tidak ada ruptur abses melalui diafragma. Riwayat penyakit dahulu disentri jarang ditemukan.

    Ikterus tak biasa ada dan jika ada ia ringan. Nyeri pada area hati bisa dimulai sebagai pegal,

    kemudian mnjadi tajam menusuk. Alcohol membuat nyeri memburuk dan juga perubahan sikap.

    Pembengkakan bisa terlihat dalam epigastrium atau penonjolan sela iga. Nyeri tekan hati

    benar-benar menetap. Limpa tidak membesar.

    Gambaran klinik tidak klasik dapat berupa :

    a. Benjolan didalam perut, seperti bukan kelainan hati misalnya diduga empiema kandung empedu

    atau tumor pancreas.

    b. Gejala renal. Adanya keluhan nyeri pinggang kanan dan ditemukan massa yang diduga ginjal kanan.

    Hal ini disebabkan letak abses dibagian posteroinferior lobus kanan hati.

    c. Ikterus obstruktif. Didapatkan pada 0,7% kasus, disebabkan abses terletak didekat porta hepatis.

    d. Colitis akut. Manifestasi klinik colitis akut sangat menonjol, menutupi gambaran klasik absesnya

    sendiri.

    e. Gejala kardiak. Ruptur abses ke rongga pericardium memberikan gambaran klinik efusi pericardial.

  • 7/31/2019 Abses hepatis

    12/22

    f. Gejala pleuropulmonal. Penyulit yang terjadi berupa abses paru menutupi gambaran klasik abses

    hatinya.

    g. Abdomen akut. Didapatkan bila abses hati mengalami perforasi ke dalam rongga peritoneum, terjadi

    distensi perut yang nyeri disertai bising usus yang berkurang.

    h. Gambaran abses yang tersembunyi. Terdapat hepatomegali yang tidak jelas nyeri, ditemukan pada

    1,5 %.

    i. Demam yang tidak diketahui penyebabnya. Secara klinik sering dikacaukan dengan tifus abdominalis

    atau malaria.

    7. Pemeriksaan Penunjang

    Menurut Julius, ilmu penyakit dalam jilid III, (2005). Pemeriksaan penunjang

    antara lain

    a. Laboratorium

    Untuk mengetahui kelainan hematologi antara lain hemoglobin, leukosit, dan pemeriksaan faal hati.

    b. Foto dada

    Dapat ditemukan berupa diafragma kanan, berkurangnya pergerakkan diafragma, efusi pleura,

    kolaps paru dan abses paru.

    c. Foto polos abdomen

    Kelainan dapat berupa hepatomegali, gambaran ileus, gambaran udara bebas diatas hati.

    d.Ultrasonografi

    Mendeteksi kelainan traktus bilier dan diafragma.

    e. Tomografi

  • 7/31/2019 Abses hepatis

    13/22

    Melihat kelainan di daerah posterior dan superior, tetapi tidak dapat melihat integritas diafragma.

    f. Pemeriksaan serologi

    Menunjukkan sensitifitas yang tinggi terhadap kuman.

    8. Penatalaksanaan

    a. Medikamentosa

    piogenik

    a) Sefalosporin generasi ke-3 dan klindamisin atau metronidazole. Jika dalam waktu 2 48 jam belum

    ada perbaikan klinis dan laboratoris, maka antibiotika yang digunakan diganti dengan antibiotika

    yang sesuai dengan hasil kultur sensitivitas aspirat abses hati.

    b)Pengobatan secara parenteral dapat dirubah menjadi oral setelah pengobatan parenteral selama 10-14

    hari, dan kemudian dilanjutkan kembali hingga 6 minggu kemudian .

    i Ameba

    a) Metronidazole 3 x 750 mg per oral selama 7-10 hari atau Tinidazole 3 x 800 mg per oral selama 5

    hari, dilanjutkan dengan preparat luminal:

    b) Paromomycin 2535 mg/kg/hari per oral terbagi dalam 3 dosis selama 7 hari atau lini kedua

    Diloxanide furoate 3 x 500 mg per oral selama 10 hari .

    b. Aspirasi jarum perkutan

    Indikasi aspirasi jarum perkutan:

    1. Resiko tinggi untuk terjadinya ruptur abses yang didefinisikan dengan ukuran kavitas lebih dari 5

    cm

    2. Abses pada lobus kiri hati yang dihubungkan dengan mortalitas tinggi dan frekuensi tinggi bocor ke

    peritoneum atau perikardium

  • 7/31/2019 Abses hepatis

    14/22

    3. Tak ada respon klinis terhadap terapi dalam 5-7 hari

    c. Drainase perkutan

    Drainase perkutan abses dilakukan dengan tuntunan USG abdomen atau CT scan abdomen.

    Penyulit yang dapat terjadi : perdarahan, perforasi organ intra abdomen, infeksi, ataupun terjadi

    kesalahan dalam penempatan kateter untuk drainase.

    d. Drainase secara operasi

    Tindakan ini sekarang jarang dikerjakan kecuali pada kasus tertentu seperti abses dengan

    ancaman rupture atau secara teknis susah dicapai atau gagal dengan aspirasi biasa/ drainase

    perkutan.

    e. Reseksi hati

    Pada abses hati piogenik multipel kadang diperlukan reseksi hati. Indikasi spesifik jika

    didapatkan abses hati dengan karbunkel (liver carbuncle) dan disertai dengan hepatolitiasis,

    terutama pada lobus kiri hati.

    Berdasarkan kesepakatan PEGI (Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia) dan PPHI

    (Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia) di Surabaya pada tahun 1996:

    a. Abses hati dengan diameter 1-5 cm : terapi medikamentosa, bila respon negatif dilakukan aspirasi

    b. Abses hati dengan diameter 5-8 cm: terapi aspirasi berulang

    c. Abses hati dengan diameter 8 cm : drainase per kutan

    B. PROSES KEPERAWATAN

    1. Pengkajian Keperawatan

    Data dasar pengkajian pasien dengan Abses Hepar, meliputi.

  • 7/31/2019 Abses hepatis

    15/22

    a. Aktivitas/istirahat, menunjukkan adanya kelemahan, kelelahan, terlalu lemah, latergi, penurunan

    massa otot/tonus.

    b. Sirkulasi, menunjukkan adanya gagal jantung kronis, kanker, distritmia, bunyi jantung ekstra, distensi

    vena abdomen.

    c. Eliminasi, Diare, Keringat pada malam hari menunjukkan adanya flatus, distensi abdomen,

    penurunan/tidak ada bising usus, feses warna tanah liat, melena, urine gelap pekat.

    d. Makanan/cairan, menunjukkan adanya anoreksia, tidak toleran terhadapmakanan/tidak dapat mencerna, mual/muntah, penurunan berat badan dan

    peningkatan cairan, edema, kulit kering, turgor buruk, ikterik.

    e. Neurosensori, menunjukkan adanya perubahan mental, halusinasi, koma, bicaratidak jelas.

    f. Nyeri/kenyamanan, menunjukkan adanya nyeri abdomen kuadran kanan atas,pruritas, sepsi perilaku berhati-hati/distraksi, focus pada diri sendiri.

    g. Pernapasan, menunjukkan adanya dispnea, takipnea, pernapasanh. dangkal, bunyi napas tambahan, ekspansi paru terbatas, asites, hipoksiai. Keamanan, menunjukkan adanya pruritas, demam, ikterik, angioma spider, eritema.

    2. Diagnose Keperawatan

    a. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum.

    b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan

    metabolik, anoreksia, mual/muntah.

    c. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan asites dan edema

    d. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi garam empedu dalam jaringan.

    e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi dengan proses penyakit.

    f. Hipertermi berhunbungan dengan proses infeksi.

    g. Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan hepar.

  • 7/31/2019 Abses hepatis

    16/22

    h. Pola napas tidak efektif berhubunagn dengan asites dan restriksi pengembangan toraks akibat

    asites, distensi abdomen serta adanya cairan dalam rongga toraks.

    3. Rencana Keperawatan

    DX.I . Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum.

    Tujuan : Klien menunjukkan perbaikan terhadap aktifitas.

    Kriteria hasil :

    a. Mengekspresikan pemahaman tentang pentingnya perubahan tingkat aktifitas.

    b. Meningkatkan aktifitas yang dilakukan sesuai dengan perkembangan kekuatan otot.

    Rencana keperawatan dan rasional

    Intervensi Rasional

    . Tingkatkan tirah baring, ciptakan

    lingkunga yang tenang.

    . Tingkat aktifitas sesuai toleransi.

    . Awasi kadar enzim hepar

    . Meningkatkan ketenangan istirahat dan

    menyediakan energi yang digunakan

    untuk penyembuhan.

    . Tiarah baring lama dapat menurunkan

    kemampuan. Ini dapat terjadi karena

    keterbatasan aktifitas yang

    mengganggu periode istirahat.

    . Membantu menurunkan kadar aktifitas

    tepat, sebagai peningkatan prematur

    pada potensial resiko berulang.

    DX.II. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan metabolik,

    anoreksia, mual/ muntah

    Tujuan : Klien menunjukkan status nutrisi yang adekuat.

    Kriteria hasil :

    a. Nafsu makan baik.

  • 7/31/2019 Abses hepatis

    17/22

    b. Tidak ada keluhan mual/muntah.

    c. Mencapai BB , mengarah kepada BB normal .

    Rencana keperawatan dan rasional

    \

    Intervensi

    Rasional

    Awasi keluhan anoreksia,

    mual/muntah.

    Awasi pemasukan diet/jumlah kalori.

    Berikan makanan sediki dalamfrekwensi sering.

    Lakukan perawatan mulut sebelum

    makan

    Timbang berat badan.

    Berikan obat vit. B kompleks, vit. c

    tambahan diet lain sesuai indikasi.

    Berguna dalam mendefinisikan derajat,

    luasnya masalah dan pilihan intervensi

    yang tepat.

    Makan banyak sulit untuk mengatur

    bila klien anoreksia. Anoreksia juga

    paling buruk pada siang hari, membuat

    masukan makanan sulit pada sore hari.

    Menghilangkan rasa tidak enak dan

    meningkatkan nafsu makan

    Penurunan BB menunjukkan tidak

    adekuatnya nutrisi klien.

    Memperbaiki kekurangan dan

    membantu dan proses penyembuhan.

    DX.III. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan asites dan edema Tujuan : pemulihan kepada volume

    cairan yang normal

    Rencana keperawatan dan rasional

    Intervensi Rasional

    . Batasi asupan Natrium dan cairan jika .Meminimalkan pembentukan asites

  • 7/31/2019 Abses hepatis

    18/22

    Intervensi Rasional

    Diinstruksikan

    . Berikan diuretic, suplemen kalium dan

    protein.

    . Catat asupan dan haluaran cairan.

    . Ukur dan catat lingkar abdomen setiap

    hari.

    dan edema.

    .Meningkatkan ekskresi cairan lewat

    ginjal dan mempertahankan

    keseimbangan cairan serta elektrolit yg

    normal.

    .Menilai efektivitas terapi dan

    kecukupan asupan cairan.

    .Memantau perubahan pembentukan

    asites dan pembentukan cairan

    DX.IV. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi garam empedu dalam jaringan .

    Tujuan : Klien menunjukkan jaringan kulit yang utuh.

    Kriteria hasil :

    a. Melaporkan penurunan proritus atau menggaruk.

    b. Ikut serta dalam aktifitas untuk mempertahankan integritas kulit

    Rencana keperawatan dan rasional

    Intervensi Rasional

    Lakukan perawatan kulit dengan

    sering,hindari sabun alkali.

    Pertahankan kuku klien terpotong

    pendek. Instruksikan Klien

    menggunakan ujung jari untuk

    menekan pada kulit bila sangat perlu

    menggaruk

    Pertahankan liner dan pakaian kering.

    Mencegah kulit kering berlebihan.

    Memberikan penghilang gatal

    Untuk menurunkan resiko kerusakan

    kulit bila menggaruk.

    Pakaian basah dan berkeringat adalah

    sumber ketidak nyamanan

  • 7/31/2019 Abses hepatis

    19/22

    DX.V. Kurang pengetahuan berhubungan kurangnya informasi tentang proses penyakit.

    ujuan : Klien dan keluarga mengetahui tentang proses

    penyakitnya.

    Kriteria hasil :

    a. Mengungkapkan pengertian tentang proses penyakit.

    b. Melakukan perubahan perilaku dan berpartisipasi pada pengobatan

    Rencana keperawatan dan rasional

    Intervensi Rasional

    Kaji tingkat pemahaman prosespenyakit, harapan /prognosis,

    kemungkinan pilihan pengobatan.

    Berikan informasi khusus tentang

    penyakitnya.

    Jelaskan pentingnya istirahat dan

    latihan.

    Mengidentifikasi area kekurangan /salah informasi dan memberikan

    informasiambahan sesuai keperluan.

    Kebutuhan atau rekomendasi akan

    bervariasi karena tipe hepatitis dan

    situasi individu.

    Aktifitas perlu dibatasi sampai hepar

    kembali normal.

    DX.VI. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.

    Tujuan : Klien menujukkan suhu tubuh dalam batas normal

    Kriteria hasil :

    a. Klien tidak mengeluh panas

    b. Badan tidak teraba hangat

    c. Suhu tubuh 36 37 0C

    Rencana keperawatan dan rasional

    Intervensi Rasional

    Kaji Adanya keluahan tanda - tanda Peningkatan suhu tubuh menujukkan

  • 7/31/2019 Abses hepatis

    20/22

    Intervensi Rasional

    peningkatan suhu tubuh

    Monitor tanda - tanda vital terutama

    suhu tubuh

    Berikan kompres hangat pada aksila /

    dahi

    berbagai gejala seperti uka merah,

    badan teraba hangat

    Demam disebabkan efek - efek dari

    endotoksin pada hipotalamus dan

    efinefrin yang melepaskan pirogen

    Akxila merupakan jaringan tipis dan

    terdapat pembulu darah sehingga akan

    mempercepat pross konduksi dan dahi

    berada didekat hipotalamus sehingga

    cepat memberikan respon dalam

    mengatur suhu tubuh.

    DX.VII. Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan hepar.

    Tujuan : klien mengungkapkan nyeri berkurang / teratasi

    Rencana keperawatan dan rasionalIntervensi Rasional

    Kaji tingkat nyeri

    Monitor tanda - tanda vital

    Berikan kenyamanan tindakan misalnya

    perubahan posisi relaksasi

    Ajarkan tehnik penangan rasa nyeri

    Mengetahui persepsi dan reaksi klien

    terhadap nyeri serta sebagai dasar

    keefektifan untuk intervensi

    selanjutnya

    Perubahan frekuwensi jantung atau TD

    menujukkan bahwa pasien mengalami

  • 7/31/2019 Abses hepatis

    21/22

    Intervensi Rasional

    control stress dan cara relaksasi

    Kolaborasi dengan tim medis dalam

    pemberian analgetik

    nyeri, khususnya bila alasan lain untuk

    perubahan tanda vital talah terlihat

    Tindakan non analgetik diberikan

    dengan sentuhan lembut dapat

    menghilangkan ketidak nyamanan

    Untuk mengalihkan perhatian.

    Meningkatkan control rasa serta

    meningkatkan kemampuan mengatasi

    rasa nyeri dan stress dalam periode

    yang lama

    Analgetik berfungsi untuk mengurangi

    rasa sakiti individu.

    DX.VIII. Pola napas tidak efektif berhubunagn dengan asites dan restriksi pengembangan toraks akibat

    asites, distensi abdomen serta adanya cairan dalam rongga toraks.

    Tujuan : Perbaikan status pernapasan Intervensi

    Rencana keperawatan dan rasional

    Intervensi Rasional

    Tinggikan bagian kepala tempat tidur.

    Hemat tenaga pasien

    Bantu pasien menjalani dalam

    Paresentesis dan torakosintesis

    Mengurangi tekanan abdominal pada

    diafragma danmemungkinkan

    pengembangan toraks dan ekspansi

    paru yg maksimal.

    Mengurangi kebutuhan metabolic dan

    oksigen pasie

    Paresentesis dan torakosintesis

    merupakan tindakan yang menakutkan

    bagi pasien. Bantu pasien untuk

    bekerjasama dalam menjalani prosedur

  • 7/31/2019 Abses hepatis

    22/22

    Intervensi Rasional

    ini.

    DAFTAR PUSTAKA

    nggun.Web. (2011). Abses Hati. Web Paling Anggun. Diakses tanggal 19 Agustus 2011.

    http://www.anggun.web.id/abses-hati-liver-abscesses.html

    Andri LA, Rasjid HA. 2006.Abses amuba pada hepar. Dexa Medica 2004; 21-6 .

    ntoso M, Wijaya. 2005. Diagnostik danpenatalaksanaan abses amebiasis hati. Dexa Medica 2004;4:17-20.

    idita, H & Soemohardjo, S. ( 2006). Beberapa Kasus Abses Hati Amuba. Jurnal Penyakit Dalam. V. 7 (2). p. 121-

    128

    rtikel bedah. (2011). Abses Hepar. Ilmubedah.Info. diakses tanggal 20 Agustus 2011.

    .

    unner & Suddarth. (2002). Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

    oenges, E., Moorhouse, MF dan Geissler, A. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.

    http://www.anggun.web.id/abses-hati-liver-abscesses.htmlhttp://www.anggun.web.id/abses-hati-liver-abscesses.htmlhttp://www.anggun.web.id/abses-hati-liver-abscesses.html