ABNORMALITAS PALPEBRA

44
ABNORMALITAS ABNORMALITAS PALPEBRA PALPEBRA DAN BULU MATA DAN BULU MATA CoAss Ilmu Penyakit Mata CoAss Ilmu Penyakit Mata

Transcript of ABNORMALITAS PALPEBRA

Page 1: ABNORMALITAS PALPEBRA

ABNORMALITAABNORMALITAS PALPEBRA S PALPEBRA DAN BULU DAN BULU MATAMATACoAss Ilmu Penyakit MataCoAss Ilmu Penyakit Mata

Page 2: ABNORMALITAS PALPEBRA

BLEFARITIS

Page 3: ABNORMALITAS PALPEBRA

Pendahuluan

• Kelopak atau palpebra berfungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan kornea.

• Palpebra merupakan alat penutup mata yang berguna untukmelindungi bola mata terhapat trauma, trauma sinar dan pengeringan mata.

• Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada kelopak merupakan radang kelopak dan tepi kelopak bisa bertukak ataupun tidak dan biasanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut.

• Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit.

• Blefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi yang biasanya berjalan kronis atau menahun. Blefaritis alergi dapat terjadi akibat debu, asap, bahan kimia, iritatif, dan bahan kosmetik.

Page 4: ABNORMALITAS PALPEBRA

• Infeksi kelopak dapat disebabkan kuman streptococcus alfa atau beta, pneumococcus, dan pseudomonas.

• Di kenal bentuk blefaritis skuamosa, blefaritis ulseratif, dan blefaritis angularis

• Gejala umum pada blefaritis antara lain:– Kelopak mata hiperemis– Edema– Nyeri– Eksudat lengket– Epiforia. • Blefaritis sering disertai dengan konjungtivitis dan keratitis.• Biasanya blefaritis sebelum diobati dibersihkan dengan garam

fisiologik hangat, dan kemudian diberikan antibiotik yang sesuia.• Penyulit blefaritis yang dapat timbul adalah konjungtivitis, keratitis,

hordeolum, kalazoin, dan madarosis.

Page 5: ABNORMALITAS PALPEBRA

Patofisiologi

Kolonisasi bakteri pada mata

Invasi mikrobakteri pada jaringan

Kerusakan sistem imun atau kerusakan yang disebabkan oleh produksi toksin bakteri , sisa buangan dan enzim.

Inflamasi

dermatitis seboroik dan kelainan fungsi kelenjar meibom >>

Page 6: ABNORMALITAS PALPEBRA
Page 7: ABNORMALITAS PALPEBRA

Etiologi

• Terdapat 2 jenis blefaritis, yaitu :– Blefaritis anterior

• Mengenai kelopak mata bagian luar depan (tempat melekatnya bulu mata).

• Penyebabnya: bakteri stafilokokus dan seborrheik. • Blefaritis stafilokok dapat disebabkan infeksi dengan

Staphylococcus aureus, yang sering ulseratif, atau Staphylococcus epidermidis atau stafilokok koagulase-negatif.

• Blefaritis seboroik(non-ulseratif) umumnya bersamaan dengan adanya Pityrosporum ovale.

Page 8: ABNORMALITAS PALPEBRA

– Blefaritis posterior • Mengenai kelopak mata bagian dalam (bagian kelopak

mata yang lembab, yang bersentuhan dengan mata). • Penyebabnya adalah kelainan pada kelenjar minyak. • Dua penyakit kulit yang bisa menyebabkan blefaritis

posterior adalah rosasea dan ketombe pada kulit kepala (dermatitis seboreik).

Page 9: ABNORMALITAS PALPEBRA

Klasifikasi

1. Blefaritis superfisial2. Blefaritis Seboroik3. Blefaritis Skuamosa4. Blefaritis Ulseratif5. Blefaritis angularis6. Meibomianitis

Page 10: ABNORMALITAS PALPEBRA

1. Blefaritis superfisial– Bila infeksi kelopak superfisial disebabkan oleh staphylococcus maka

pengobatan yang terbaik adalah dengan salep antibiotik seperti sulfasetamid dan sulfisolksazol.

– Sebelum pemberian antibiotik krusta diangkat dengan kapas basah.– Bila terjadi blefaritis menahun maka dilakukan penekanan manual

kelenjar Meibom untuk mengeluarkan nanah dari kelenjar Meibom (Meibormianitis), yang biasanya menyertai

2. Blefaritis Seboroik– Biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 Tahun)– Keluhan mata kotor, panas dan rasa kelilipan. – Gejalanya adalah sekret yang keluar dari kelenjar Meiborn, air mata

berbusa pada kantus lateral, hiperemia dan hipertropi papil pada konjungtiva.

– Pada kelopak dapat terbentuk kalazion, hordeolum, madarosis, poliosis dan jaringan keropeng.

Page 11: ABNORMALITAS PALPEBRA

– Blefaritis seboroik merupakan peradangan menahun yang sukar penanganannya.

– Pengobatannya adalah dengan memperbaiki kebersihan dan membersihkan kelopak dari kotoran. Dilakukan pembersihan dengan kapas lidi hangat. Kompres hangat selama 5-10 menit.

– Penyulit yang dapat timbul berupa flikten, keratitis marginal, tukak kornea, vaskularisasi, hordeolum dan madarosis.

3. Blefaritis Skuamosa– Disertai skuama atau krusta pada pangkal bulu mata yang bila dikupas

tidak mengakibatkan terjadinya luka kulit. – Merupakan peradangan tepi kelopak terutama yang mengenai kulit di

daerah akar bulu mata dan sering terdapat pada orang yang berambut minyak.

– Blefaritis ini berjalan bersama dermatitik seboroik.

Page 12: ABNORMALITAS PALPEBRA

– Penyebabnya karena kelainan metabolik atau jamur. – Pasien akan mengeluh rasa panas dan gatal. – Dapat terlihat sisik berwarna halus-halus dan penebalan margo

palpebra disertai madarosis. – Pengobatannya dengan membersihkan tepi kelopak dengan shampoo

bayi, salep mata dan steroid setempat disertai dengan memperbaiki metabolisme pasien.

– Penyulit yang dapat terjadi pada blefaritis skuamosa adalah keratitis, konjungtivitis.

4. Blefaritis Ulseratif– Merupakan blefaritis dengan tukak akibat infeksi staphylococcus.– Terdapat keropeng berwarna kekunung-kuningan yang bila diangkat

akan terlihat ulkus yang yang kecil dan mengeluarkan darah di sekitar bulu mata.

Page 13: ABNORMALITAS PALPEBRA

– Skuama yang terbentuk bersifat kering dan keras, yang bila diangkat akan luka dengan disertai perdarahan.

– Penyakit bersifat sangat infeksius. – Ulserasi berjalan lebih lanjut dan lebih dalam dan merusak folikel

rambut sehingga mengakibatkan rontok (madarosis). – Pengobatan dengan higiene yang baik dan dapat disertai dengan

antibiotik seperti golongan sulfasetamid, gentamisin atau basitrasin.– Apabila ulseratif luas pengobatan harus ditambah antibiotik sistemik

dan diberi roboransia.– Penyulit adalah madarosis akibat ulserasi berjalan lanjut yang merusak

folikel rambut, trikiasis, keratitis superfisial, keratitis pungtata, hordeolum dan kalazion.

– Bila ulkus kelopak ini sembuh maka akan terjadi tarikan jaringan parut yang juga dapat berakibat trikiasis.

Page 14: ABNORMALITAS PALPEBRA

5. Blefaritis angularis– Blefaritis angularis merupakan infeksi staphylococcus pada tepi kelopak

di sudut kelopak atau kantus. – Dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi puntum lakrimal. – Disebabkan Staphylococcus aureus. – Biasanya kelainan ini bersifat rekuren.– Blefaritis angularis diobati dengan sulfa, tetrasiklin dan Sengsulfat. – Penyulit pada pungtum lakrimal bagian medial sudut mata yang akan

menyumbat duktus lakrimal.

6. Meibomianitis– Merupakan infeksi pada kelenjar Meibom yang akan mengakibatkan

tanda peradangan lokal pada kelenjar tersebut. – Meibomianitis menahun perlu pengobatan kompres hangat, penekanan

dan pengeluaran nanah dari dalam berulang kali disertai antibiotik lokal.

Page 15: ABNORMALITAS PALPEBRA

Gambaran Klinik

• Gejala :– Kemerahan dan penebalan, bisa juga terbentuk sisik dan keropeng

atau luka terbuka yang dangkal pada kelopak mata.– Perasaan mengganjal pada mata– Mata dan kelopak mata terasa gatal, panas dan menjadi merah.– Bisa terjadi pembengkakan kelopak mata dan beberapa helai bulu

mata rontok.– Mata menjadi merah, berair dan peka terhadap cahaya terang.– Bisa terbentuk keropeng yang melekat erat pada tepi kelopak mata;

jika keropeng dilepaskan, bisa terjadi perdarahan.– Selama tidur, sekresi mata mengering sehingga ketika bangun kelopak

mata sukar dibuka.

Page 16: ABNORMALITAS PALPEBRA

• Tanda :– Skuama pada tepi kelopak– Jumlah bulu mata berkurang– Obstruksi dan sumbatan duktus meibom– Sekresi Meibom keruh– Injeksi pada tepi kelopak– Abnormalitas film air mata

Page 17: ABNORMALITAS PALPEBRA

Penatalaksanaan

• Pengobatan utama adalah membersihkan pinggiran kelopak mata untuk mengangkat minyak yang merupakan makanan bagi bakteri.

• Untuk membantu membunuh bakteri dapat diberikan salep antibiotik (misalnya erythromycin atau sulfacetamide) atau antibiotik per-oral (misalnya tetracycline).

• Terapi jika terdapat dermatitis seboroik

Page 18: ABNORMALITAS PALPEBRA

Prognosis

Pada blefaritis prognosis sangat baik dan dapat hilang dengan terapi.

Page 19: ABNORMALITAS PALPEBRA

TRIKIASIS

Page 20: ABNORMALITAS PALPEBRA

Pendahuluan

• Salah satu fungsi bulu mata yang ada di sepanjang tepi kelopak mata adalah untuk membersihkan partikel-partikel dari depan mata. Dan saat mengedip, pergerakan konstan serta reflex kelopak mata mencegah kornea dari trauma ataupun cahaya yang menyilaukan.

• Trikiasis merupakan kondisi dimana silia bulu mata melengkung ke arah bola mata.

• Trikiasis biasanya akibat inflamasi atau parut pada palpebra setelah operasi palpebra, trauma, kalasion, atau blefaris berat.

• Sering dikaitkan dengan penyakit sikatriks kronik seperti pemphigoid ocular, trakoma, dan sindrom Steven Johnson.

• Trikiasis dapat terjadi pada semua usia, namun lebih sering ditemukan pada orang dewasa. Belum ditemukan bukti adanya predileksi pada ras-ras tertentu ataupun jenis kelamin

Page 21: ABNORMALITAS PALPEBRA

Etiologi

• Idiopatik• Blefaritis kronik

Margo palpebra meradang, menebal, berkrusta, erythem dengan secret ringan dan telangiektasis pembuluh darah

• Sikatriks Dapat diakibatkan oleh luka palpebra karena trauma, pembedahan, penyakit ocular cicatricial pemphigoid , trakoma dan lainnya.

Page 22: ABNORMALITAS PALPEBRA

Gambaran Klinik

• Posisi tepi palpebra dapat normal, atau jika tidak dapat dihubungkan dengan entropion.

• Bulu mata yang melengkung ke dalam. • Pasien mengeluhkan sensasi benda asing dan iritasi permukaan bola mata

kronik. • Abrasi kornea, injeksi konjungtiva, keluarnya cairan mucus, dan reflex

epifora merupakan gambaran yang sering ditemukan.

Page 23: ABNORMALITAS PALPEBRA

Trikiasis pada silia superior Trikiasis pada silia inferior

Page 24: ABNORMALITAS PALPEBRA

Penatalaksanaan

• Jika hanya sedikit bulu mata yang terlibat, epilasi mekanik dapat menangani sementara.

• Pertumbuhan baru biasanya dalam 3-4 minggu. • Penanganan permanen merusak folikel bulu mata yang terlibat. Hal ini

dilakukan dengan eksisi langsung, elektrolisis, atau radiosurgery. • Jika melibatkan area tepi palpebra yang lebih luas, cryosurgery lebih

efektif dan kurang merusak palpebra. • Ablasi laser dari folikel bulu mata juga dilaporkan bermanfaat. • Pada kebanyakan kasus, penatalaksanan ulang penting selama beberapa

sesi untuk mengeliminasi seluruh bulu mata yang terlibat. • Jika entropion ditemukan, tepi palpebra sebaiknya dikoreksi sebagai

tambahan untuk menghilangkan bulu mata yang terlibat.

Page 25: ABNORMALITAS PALPEBRA

ENTROPION

Page 26: ABNORMALITAS PALPEBRA

Pendahuluan

• Entropion adalah pelipatan kelopak mata ke arah dalam yang dapat disebabkan oleh involusi (spastic, ketuaan), sikatrik atau congenital.

• Gangguan ini hampir selalu mengenai kelopak mata bawah dan merupakan akibat gabungan kelumpuhan otot-otot retractor kelopak mata, mikrasi ke atas muskulus orbikularis preseptal, dan melipatnya tarsus ke atas.

Page 27: ABNORMALITAS PALPEBRA

Klasifikasi

Entropion berdasakan penyebab dibagi menjadi 3:1. Involusi2. Sikatrik3. Kongenital

Page 28: ABNORMALITAS PALPEBRA

1. Involusi • Paling sering terjadi sebagai akibat dari proses penuaan. • Seiring dengan meningkatnya usia maka terjadi degenerasi progresif

jaringan fibrous dan elastik kelopak mata bawah.• Merupakan akibat gabungan kelumpuhan otot-otot retraktor kelopak

bawah, migrasi ke atas muskulus orbikularis preseptal dan melipatnya tepi tarsus atas.

• Entropion involusi pada kelopak mata atas juga dapat terjadi.• Penelitian Jorge GC et al disimpulkan bahwa karakteristik anatomi

yang khas kelopak mata atas pada populasi Asia merupakan predisposisi entropion involusi kelopak mata atas.

Page 29: ABNORMALITAS PALPEBRA

Entropion involusi kelopak mata atas

Page 30: ABNORMALITAS PALPEBRA

2. Sikatrik• Dapat mengenai kelopak mata atas atau bawah dan disebabkan oleh

jaringan parut di konjungtiva atau tarsus. • Patologi dasarnya yaitu memendeknya lamella posterior akibat

berbagai sebab. • Gangguan ini paling sering ditemukan pada penyakit-penyakit radang

kronik seperti trakoma.

3. Kongenital• Entropion kongenital merupakan anomali yang jarang ditemukan. • Dapat menyebabkan erosi kornea kronik dan blefarospasm. • Dapat terjadi trauma pada kornea yang menyebabkan

terbentuknya ulkus pada bayi.

Page 31: ABNORMALITAS PALPEBRA

• Pada entropion kongenital, tepi kelopak mata memutar kearah kornea, sementara pada epiblefaron kulit dan otot pratarsalnya menyebabkan bulu mata memutari tepi tarsus.

• Kadang juga terdapat kelainan pada sistem kardiovaskular, muskuloskeletal, dan sistem saraf pusat.

• Entropion kongenital berbeda dengan entropion didapat. Entropion didapat terjadi pada usia remaja dan diturunkan secara autosomal dominan

Page 32: ABNORMALITAS PALPEBRA

Gejala Klinis

• Rasa tidak nyaman• Mata berair • Mata merah • Iritasi mata• Gatal dan• Fotofobia• Entropion kronis dapat menyebabkan:

– Sensitifitas terhadap cahaya dan angin– Dapat menyebabkan infeksi mata– Abrasi kornea– Ulkus kornea

Page 33: ABNORMALITAS PALPEBRA

Penatalaksanaan

• Pengobatan entropion adalah operasi plastik atau suatu tindakan tarsotomi pada entropion akibat trakoma.

• Pembedahan untuk memutar keluar kelopak mata efektif pada semua jenis entropion.

• Sebuah tindakan sementara yang bermanfaat pada entropion evolusional adalah dengan menarik kelopak mata bawah dan menempelkannya dengan ‘tape’ ke pipi; tegangannya mengarah ke temporal dan inferior.

• Operasi entropion transkonjungtiva merupakan prosedur yang aman dan lebih efisien pada entropion involusi.

• Pada entropion sikatrik dapat dilakukan tarsotomi dari Wheeler dengan modifikasi dari DR. Sie Boen Lian.

Page 34: ABNORMALITAS PALPEBRA

EKTROPION

Page 35: ABNORMALITAS PALPEBRA

Pendahuluan

• Pengertian dari penyakit ini adalah kelainan posisi kelopak mata di mana tepi kelopak mata mengarah ke luar sehingga bagian dalam kelopak (konjungtiva tarsal) berhubungan langsung dengan dunia luar.

• Penyebabnya bisa berupa kelainan bawaan (konginetal), paralisis nervus fasialis (suatu kelumpuhan nervus fasialis yang dapat disebabkan oleh adanya kerusakan pada akson, sel-sel schwan dan selubung mielin yang dapat mengakibatkan kerusakan saraf otak), senil (katarak yang berkaitan dengan usia), spastik (kekejangan otot).

Page 36: ABNORMALITAS PALPEBRA

Etiologi

• Kebanyakan kasus ektropion terjadi akibat pengenduran jaringan kelopak mata akibat penuaan.

• Beberapa kasus terjadi karena adanya jaringan parut pada kelopak mata akibat luka bakar kimia maupun panas, truma, kanker kulit atau pembedahan kelopak mata.

• Kadang ektropion merupakan bawaan lahir akibat pembentukan kelopak mata yang tidak sempurna.

Page 37: ABNORMALITAS PALPEBRA

Gejala

• Kelopak dan bulu mata bagian bawah membalik ke dalam ke arah bola mata, dimana kelopak dan bulu mata bagian bawah membalik ke arah luar.

Page 38: ABNORMALITAS PALPEBRA

Penatalaksanaan

• Entropion dan ektropion harus diperbaiki melalui pembedahan sebelum gesekan kelopak dan bulu mata menyebabkan kerusakan kornea.

• Pembedahan biasanya dilakukan dengan bius lokal dan penderita tidak perlu dirawat.

• Dilakukan pengencangan kelopak mata. • Setelah pembedahan, mata ditutup selama 24 jam dan diberi salep

antibiotik selama sekitar 1 minggu.

Page 39: ABNORMALITAS PALPEBRA

LITHIASIS

Page 40: ABNORMALITAS PALPEBRA

Pendahuluan

• Lithiasis terdiri atas nodul-nodul kecil berwarna kekuningan yang tertanam didalam palpebra konjungtiva.

• Dapat terjadi baik pada palpebra bagian atas maupun bawah. Jika terdapat di bawah, kadang terlihat seperti perlekatan kista yang berisi cairan pada konjungtiva.

• Lithiasis ini terbentuk sebagai akibat dari proses degeneratif palpebra atau sebagai sekuel konjungtivitis kronik yang rekuren.

• Terkadang juga dihubungkan dengan keratokonjungtivitis atopik kronik dan penyakit Herbert's pits sebagai sekuel dari degenerasi post-trachomatous . Namun, frekuensinya masih belum jelas

Page 41: ABNORMALITAS PALPEBRA

Gejala Klinis

• Pasien dengan lithiasis mungkin mengeluhkan adanya sensasi benda asing yang terutama terasa saat berkedip ( karena gesekan dengan kornea )

• Namun kebanyakan asimptomatis.• Lithiasis sering tetap tidak memberikan gejala hingga mencapai ukuran

yang agak besar dan menonjol keluar palpebra sehingga dapat dirasakan oleh pasien.

• Dapat terjadi kerusakan epitel kornea dan berpotensi menyebabkan gangguan visus.

Page 42: ABNORMALITAS PALPEBRA

Patofisiologi

• Lithiasis digambarkan sebagai pembentukan kantong kista yang berisi keratin ( salah satu protein pada lapisan epidermis dan rambut ) dan debris epitel yang mengumpul pada palpebra konjingtiva superior dan inferior.

• Ada penelitian yang menyatakan bahwa massa granular yang bermembran tersebut sebagian besar berisi sekresi musin akibat perubahan kelenjar konjungtival dan degenerasi sel epitel.

• Secara histokimiawi, lithiasis terdiri atas untaian rantai yang kuat antara fosfolipid dan elastin; ikatan lemah antara polisakarida dan tidak mengandung amiloid, besi dan glikogen.

Page 43: ABNORMALITAS PALPEBRA

Penatalaksanaan

• Lithiasis tidak memerlukan intervensi selama tidak memberikan gejala (asimptomatik dan tidak berpengaruh pada kornea.

• Pasien harus diberi edukasi tentang penyebab dan prognosis penyakit ini.• Bagi pasien yang memberikan gejala ringan-sedang dapat diberikan terapi

paliatif dengan menggunakan “artificial tears” atau salep mata.• Pada beberapa kasus, dimana jaringan palpebra beresiko rusak, terjadi

erosi kornea dan atau sudah memberikan gejala yang berat dan menetap, dapat dilakukan terapi eksisi.

Page 44: ABNORMALITAS PALPEBRA