Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

95
Upaya Pustakawan Perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Menjadi Pustakawan Cyber Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk memenuhi persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) Universitas Islam Negri SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Oleh: Abdul Bayu Asmara NIM. 1110025000056 JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/ 2015 M

Transcript of Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

Page 1: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

Upaya Pustakawan Perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Menjadi Pustakawan Cyber

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk memenuhi persyaratan

Memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan

(S.IP)

Universitas Islam Negri

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Oleh:

Abdul Bayu Asmara

NIM. 1110025000056

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1436 H/ 2015 M

Page 2: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf
Page 3: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf
Page 4: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf
Page 5: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

i

ABSTRAK

Abdul Bayu Asmara NIM: 1110025000056, “Upaya Pustakawan Perpustakaan

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menjadi Pustakawan cyber”.

Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kompetensi pustakawan

FKUI di era cyber, serta bagaimana upaya pustakawan FKUI sehingga mampu

dan memahami dunia teknologi di perpustakaan meskipun latar belakang

pendidikanya bukan di bidang TI, sehingga mereka bisa dikatakan pustakawan

cyber. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Teknik dalam pengambilan data adalah melalui wawancara dan observasi. Hasil

penelitian yang diperoleh yaitu, kompetensi pustakawan FKUI di bidang TI sudah

cukup baik walaupun secara kuantitas tidak semuanya mampu dengan baik namun

secara kualitas ada beberapa orang yang sudah menguasai TI dengan baik, dan

ada beberapa upaya-upaya yang dilakukan oleh pustakawan FKUI dalam

pembelajaran mereka menjadi pustakawan cyber, dengan memanfaatkan sumber

belajar seperti membaca buku, membaca di internet, mengikuti seminar dan

bergabung di komunitas merupakan upaya-upaya mereka dalam meningkatkan

kompetensi mereka di bidang TI.

Kata kunci:

Pustakawan, Pustakawan cyber, Cybrarian, Perpustakaan Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia.

Page 6: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

ii

ABSTRACT

Abdul Bayu Asmara NIM: 1110025000056 “ Librarian Efforts library Faculty

of Medicine, University of Indonesia into Cybrarian” Department of Library

Science, Faculty of Adab and Humanities, Syarif Hidayatullah State Islamic

University Jakarta, 2015.

This research aims to find out the competence of FKUI librarian in the cyber era,

and their efforts to be familiar with the technology development in libraries,

despite their education background is not in IT, so they as cybrarian. This study

used a descriptive and qualitative approach. Techniques in data collection is by

interview and observation. The results finding indicate that competence of FKUI

librarians in term of IT skill are generally quite good, although not all afford

quantity but in quality well there are some people who have mastered IT well, and

there are some efforts made by the FKUI in their learning librarian cybrarian, by

utilizing learning resources such as reading a book, read on the internet,

seminars and join a community of their efforts to improve their competence in the

field of IT.

Keywords:

Librarian, Cybrarian, Library of the Faculty of Medicine, University of

Indonesia.

Page 7: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

iii

KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWr.Wb

Segala puji dan syukur kepada Allah Swt Tuhan semesta alam, yang telah

melimpahkan rahmat dan ridhonya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam tak lupa selalu tercurahkan

kepada Baginda Nabi Muhammad Saw, keluarganya, sahabat-sahabatnya, kita

semua selaku pengikutnya yang diharapkan selalu mendapat safaatnya di dunia

maupun di akhirat.

Skripsi yang penulis buat sesungguhnya tidak luput dari kesalahan dan

masih jauh dari kata sempurna serta masih banyak kekurangan yang harus

diperbaiki, namun berkat semangat, dorongan, dan motivasi dan bantuan dari

orang-orang terdekat dan banyak pihak maka skripsi ini dapat terselesaikan.

Selama pembuatan dan penyusunan skripsi ini banyak pihak yang

membantu dan memberikan bantuan. Oleh karena itu penulis mengucapkan

banyak terimakasih kepada:

1. Pungki Purnomo M.LIS, Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab

dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan banyak nasihat dan bantuan kepada penulis agar dapat

menyelesaikan skripsi tepat waktu.

2. Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekertaris Jurusan yang telah banyak

memberikan masukan dan nasihat selama penulis belajar hingga

menyelesaikan skripsi.

3. Siti Maryam, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikiran nya untuk membimbing

penulis selama masa kuliah.

4. Ade Abdul Hak, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing

penulis hingga akhir penulisan skripsi.Tak lupa motivasi dan dukungan

yang beliau berikan kepada penulis, membuat penulis yakin untuk dapat

menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya.

5. Seluruh Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah memberikan banyak

ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan, mendidik

dengan sabar dan memberikan banyak motivasi kepada penulis.

6. Achmad Bentara dan Aliani Orang tua yang penulis sayangi yang selalu

dengan sabar memberikan bantuan kepada penulis, semoga hal ini dapat

sedikit membuat mereka bangga dan bahagia, serta adik-adik yang penulis

sayangi mampu menghilangkan kepenatan penulis, Bima Adisukma dan

Bella Ananda.

Page 8: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

iv

7. Pak Agung Waris Widodo, Pak Rudi Hartono, dan Pak Beny yang telah

membantu banyak penulis dalam memberikan informasi yang penulis

butuhkan dalam penulisan skripsi ini.

8. Para karyawan karyawati perpustakaan, Bapak Satpam, Bapak Petugas

Kebersihan, Mas Penjaga Parkir yang telah penulis kenal dan memberikan

banyak bantuan selama penulis berada di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

9. Keluarga Besar Jipers 2010 B, yang telah bersama penulis menjalani

perkuliahan di dalam kelas, selama empat tahun kebelakang dalam suka

dan duka, saling memotivasi dan memberikan dukungan kepada penulis,

Anggun, Faris, Ari, Rifki, Kahfi, Onay, Wawa, Tama, Dimas, Awan,

Unul, Yeni, Lona, Ina, Nenden, Echa, Novi, Aaf, Putri, Dea, Dita, Fitri,

Fandini, Nita, Wida, Ninu.

10. Keluarga besar Jipers khususnya keluarga Jippes, Rifky, Laga, Ndus,

Kirdun, Ijul, Bang Rok, Piye, Eko, Apri dan seluruh keluarga Jipers yang

tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

11. Sahabat kecil yang berarti besar, Wawan, Uje, Dendi, Duan, Tea, Elita,

dan Yesi yang telah menemani serta memberikan dukungan kepada

penulis selama bertahun-tahun,.

12. Bowo dan Aming, sahabat berbagi nikotin dan cafein, terimakasih atas

canda tawa yang mengisi kegalauan penulis di saat penulisan skripsi ini,

serta nasihat yang diberikan kepada penulis

13. Monica Harfiyani, S.Pd, sahabat, teman berbagi, pendukung setia yang

bawel dan tukang ngambek bagi penulis. Terimakasih atas, waktu selama

12 tahun belakangan, tenaga, pikiran, kasih sayang dan segala hal yang

diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik berkat dukungan dan motivasi yang diberikan.

Jakarta, 25 Maret 2015

Abdul Bayu Asmara

iv

Page 9: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

iv

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ........................................................................................................... i

ABSTRACT ......................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................ 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 5

D. Sistematika Penulisan ........................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 8

A. Pendidikan Luar Sekolah ..................................................... 8

1. Pendidikan Informal dan Non Formal .......................... 8

2. Wadah Kegiatan Belajar Luar Sekolah ........................ 9

B. Perpustakaan dan Pustakawan Cyber ................................. 11

1. Perpustakaan Digital ...................................................... 11

2. Perpustakaan Cyber ........................................................ 13

3. Kompetensi ...................................................................... 17

4. Pustakawan ...................................................................... 18

5. Kompetensi Pustakawan ................................................ 20

6. Pustakawan Cyber ........................................................... 23

Page 10: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

v

7. Kompetensi Pustakawan Cyber ...................................... 26

C. Hubungan Antar Konsep ..................................................... 27

D. Penelitian Sejenis ................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 30

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ......................................... 30

B. Informan ................................................................................ 30

C. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 30

D. Teknik Analisis Dat ............................................................... 31

BAB IV PROFIL OBJEK PENELITIAN, HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN .......................................................................... 32

A. Profil Objek Penelitian ......................................................... 32

1. Tentang Perpustakaan FKUI ......................................... 32

2. Keanggotaan .................................................................... 33

3. Layanan Perpustakaan FKUI ....................................... 35

4. Pustakawan dan Staff ..................................................... 46

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ....................................... 47

1. Kompetensi IT Pustakawan FKUI ................................ 47

2. Upaya Pustakawan FKUI ............................................... 58

BAB V PENUTUP .................................................................................... 67

A. Simpulan ................................................................................ 67

B. Saran ...................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 69

LAMPIRAN

Page 11: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Teknologi yang berkembang pesat pada zaman ini menyentuh

segala bidang tak terkecuali perpustakaan, dengan adanya teknologi ini

segala informasi dan prinsip kepustakawanan serta sistem manajemen

perpustakaan pun menjadi sangat terbantu. Tidak hanya kegiatan nya yang

dari manual menjadi digital, namun koleksinya pun sudah tidak lagi

berbentuk fisik dalam sebuah buku atau media tercetak saja, melainkan

mencakup media lainnya seperti microfilm, CD, piringan hitam,

tape/kaset, slide, dan berbagai macam media lainnya. Seiring

berkembangnya teknologi informasi terutama peralatan elektronik yang

dapat difungsikan menyerupai komputer dan alat pembaca e-book

semisal Ipad, PDA, Blackberry, PC tablet, dan lain sebagainya, maka

bahan pustaka sebagai sumber informasi mulai beralih dari bentuk

tercetak menjadi elektronik atau digital seperti buku elektronik (e-book)

dan jurnal elektronik (e-journal).

Era cyber space segera terwujud, ditandai dengan berbagai

penyempurnaan sistem akibat lajunya perkembangan teknologi informasi

dan komputer, serta tuntutan masyarakat yang menghendaki adanya

efisiensi dan globalisasi. Semuanya serba otomatis, cepat, dan efisien.

Menurut penulis cyber bisa diartikan dimana semua terbentuk dalam

sebuah system, dimana yang menjadi tulang punggungnya adalah

Page 12: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

2

teknologi serta dunia maya atau internet, jadi perpustakaan cyber adalah

dimana sebuah perpustakaan sudah menerapkan teknologi sebagai tulang

punggungnya dalam menyediakan layanan.

Perpustakaan konvensional yang biasanya dikeluhkan dengan

keterbatasan koleksi, dan jam buka tidak lagi menjadi masalah, karena

perpustakaan ibarat pusat informasi dengan koleksi tanpa batas dan tidak

mengenal waktu jam buka. Kapanpun dan dimanapun diperlukan,

perpustakaan cyber siap melayani. Namun apalah daya kecanggihan

teknologi yang ada di perpustakaan bila itu semua tidak dikelola dengan

baik atau tidak didukung dengan sumber daya manusia yang cakap dalam

menggunakan ataupun menerapkanya. Pustakawan sebagai man behind

the machine memegang peranan utama, bagaimanapun juga pelayanan

sebagai pintu gerbang utama memegang kendali atas paradigma sebuah

perpustakaan. Untuk itu perlu adanya suatu peningkatan citra

pustakawan, maka tidak akan berguna kecanggihan apapun dalam sebuah

perpustakaan jika pustakawanya tidak bisa menggunakanya atau tidak

bisa menerapkanya dengan optimal karena sumber daya manusia

merupakan faktor paling penting dalam hal ini dimana perpustakaan

adalah sebuah lembaga yang berorientasi pada layanan.

Adanya era perpustakaan cyber maka harus ada pula yang

namanya pustakawan cyber untuk mengikuti perkembangan perpustakaan

tersebut. Pustakawan cyber adalah pustakawan yang mampu

mengoperasikan sistem teknologi informasi dan internet yang ada di

perpustakaan maupun di luar perpustakan untuk memberikan atau

Page 13: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

3

menelusur informasi demi meningkatkan layanan perpustakaan terhadap

pemustaka.

Di Indonesia perkembangan ini juga menjadi sebuah masalah lain

Khusunya di dunia perpustakaan, perkembangan yang sulit diikuti serta

faktor lain seperti dana misalnya belum pula sarana dan prasarana

membuat pustakawan sulit berkembang ke arah yang diinginkan. Di sisi

lain penguasaan dan pemanfaatan teknologi khususnya teknologi

komunikasi dan informasi masih terbatas, masih jauh ketinggalan dari

negara lain. Pustakawan yang kebanyakan lahir di era yang berbeda

dengan pemustaka sekarang yang lahir di era digital, membuat

pustakawan mau tidak mau harus melakukan berbagai upaya peningkatan

kompetensi diri dibidang teknologi dan internet untuk menjadi

pustakawan cyber. Adanya tuntutan pengembangan kompetensi itu maka

pustakawan dituntut pula mempunyai kompetensi baru, lingkungan

dimana pustakawan bekerja banyak dalam hal akses ke berbagai

informasi, peningkatan kecepatan dalam memperoleh informasi,

kompleksitas yang lebih besar dalam menemukan, menganalisis dan

menghubungkan informasi, teknologi yang terus berubah dan

beradaptasi. Diluar kompetensi atau skill manajemen informasi,

interpersonal, dan manajemen informasi, kini untuk menjadi pustakawan

cyber.

Perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

merupakan salah satu perpustakaan tertua yang ada di lingkungan

Universitas Indonesia. Perpustakaan dua lantai ini menyediakan buku

Page 14: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

4

kedokteran, jurnal terbitan dalam dan luar negeri, serta berbagai

penelitian yang dihasilkan sejak dulu. Fasilitas ini bertambah lengkap

dengan adanya koneksi internet. Melalui FKUI Official Digital Library

yaitu salah satu bentuk layanan koleksi perpustakaan dalam format digital

ini memberikan akses bagi mahasiswa kedokteran, dokter umum,

spesialis, hingga para konsulen untuk mempelajari ilmu kedokteran

seluas-luasnya dan meng-upgrade pengetahuan medis dengan berbagai

jurnal kedokteran terbaru. Perpustakaan FKUI ini juga dilengkapi dengan

FKUI-DVL Medical Journal Center yaitu layanan koleksi jurnal medis

yang dimiliki oleh perpustakaan FKUI yang dapat diakses oleh seluruh

mahasiswa FKUI. Sistem ini dijalankan dan dikelola dengan baik oleh

salah satu pustakawan disana yang sudah mahir dalam bidang teknologi

dan dunia cyber.

Namun ada kekhawatiran lain yang timbul ketika si pustakawan

ini sudah tidak bekerja lagi disana atau sudah berpindah tugas, siapa yang

akan menjalankan dan mengelola sistem tersebut, maka dari itu

diharuskanya ada re generasi kompetensi terhadap pustakawan yang lain

agar sistem yang ada tetap berjalan dengan baik dan semestinya.

Berdasarkan pemaparan di atas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang upaya peningkatan kompetensi diri atau upaya

pembelajaran pustakawan FKUI untuk mengimbangi perkembangan

teknologi yang ada di perpustakaan FKUI, dalam rangka memberikan

layanan yang jauh lebih baik melalui teknologi yang ada dan upaya

menjadi pustakawan cyber. Penelitian tersebut penulis tuangkan dalam

Page 15: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

5

sebuah skripsi berjudul “Upaya Pustakawan Perpustakaan Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia Menjadi Pustakawan Cyber”

B. Pembatasan dan Perumusan masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari penulisan yang lebih luas dari skripsi ini maka

penulis membatasinya sebagai berikut:

a. Kompetensi IT pustakawan di Perpustakaan FKUI di era cyber.

b. Upaya pustakawan FKUI untuk menjadi pustakawan cyber.

2. Perumusan Masalah

Melihat dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah

yang akan dibahas, sebagai berikut:

a. Bagaimana kompetensi IT pustakawan di perpustakaan FKUI di

era perpustakaan cyber?

b. Bagaimana upaya pembelajaran pustakawan perpustakaan FKUI

menjadi pustakawan cyber?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kompetensi pustakawan FKUI di era perpustakaan

cyber

2. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan pustakawan di

perpustakaan FKUI untuk menjadi pustakawan cyber.

Manfaat dari penelitian ini adalah

1. Memberikan sumbangsih pemikiran kepada dunia pustakawan

khususnya di era digital ini supaya para pustakawan mampu menjadi

Page 16: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

6

pustakawan cyber dalam rangka mengikuti perkembangan teknologi di

dunia perpustakaan dengan tujuan untuk memberikan layanan yang

lebih baik lagi.

2. Memperluas dan memperdalam pengetahuan penulis tentang upaya apa

saja yang dapat dilakukan dalam mengikuti perkembangan teknologi di

dunia perpustakaan.

Page 17: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

7

D. Sistematika penulisan

Dalam sitematika penulisan ini akan menguraikan secara sistematis mulai

dari bab I sampai dengan BAB V dengan rincian sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar belakang masalah,

perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metode penilitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Literatur. Bab ini memuat teori-teori yang berasal

dari kajian kepustakaan yang berkaitan dengan pustakawan dan

kompetensi yang dimiliki dalam bidang teknologi dan informasi.

BAB III Gambaran Umum Perpustakaan Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. Bab ini akan membahas tentang gambaran umum

perpustakaan FKUI, sejarah singkat sampai dengan support mereka dalam

pernerapan teknologi di perpustaakaan FKUI.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini membahas tentang

hasil penelitian, tentang upaya menjadi seorang pustakawan cyber.

BAB V Penutup. Pada bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran yang

dibuat oleh penulis setelah melakukan penelitian tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 18: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

8

8

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Pendidikan Luar Sekolah

1. Pendidikan Informal dan Non Formal

Pendidikan informal tidak hanya paling tua, tetapi menurut sejarahnya

juga paling banyak kegiatan dan paling luas jangkauanya. Manusia

yang baru dilahirkan, perlu memperoleh pendidikan dari orang tua

mereka guna mengembangkan potensi yang ada pada dirinya sampai

menjadi dewasa, namun juga sebagai manusaia dewasapun dapat

berlaku proses pendidikan bagi dirinya guna meningkatkan sesuatu

yang telah dimilkinya.informal dapat dilakuakan kapan saja dan

dimana saja, dapat terlaksana kapan saja yang berarti pendidikan

informal tidak terikat pada jam hari atau bulan tertentu. Pendidikan

formal bisa dikatakan memang tidak di organisasi secara structural dan

sama sekali tidak mengenal tingkatan umur maupun keterampilan dan

pegetahuan.1

Pendidikan nonformal adalah peningkatan dari penididikan informal,

dalam keadaan terbatas pendidikan informal dapat berlangsung terus

menerus, akan teteapi tidak demikian dalam masyarakat yang sudah

kompleks, dengan system pembagian kerja yang tajam, maka

pendidikan informal kurang memberikan kepuasan pada manusia yang

membutuhjkan pendidikan yang diperlukan mereka. Pendidikan

1 Soelaiman Joesoef, konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara,1992)

hlm.63-65

Page 19: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

9

informal yang selama ini berlangsung, dirasa kurang efektif dan

efisien baik bagi anak didik maupun pendidikan itu sendiri, sehingga

diperlukan peningkatan. Di lain pihak untuk memberi pengetahuan dan

keterampilan yang dibutuhkan maka diperlukan orang-orang yang

pandai dalam member dan melatih orang lain, dimana orang-orang ini

seperti ini tidak bisa lagi dipenuhi oleh orang tua atau orang-orang

pada umumnya. Uraian tersebut melahirkan system pendidikan

nonformal yang semakin kompleks, tidak hanya isinya namun juga

sasaran populasinya.2

2. Wadah Kegiatan Belajar Luar Sekolah

Satuan pendidkan luar sekolah adalah wahana untuk melaksanakan

program-program belajar dalam usaha menciptakan suasana yang

menunjang perkembangan peserta didik dalam kaitanya dengan

peluasan wawasan peningkatan keterampilan dan kesejahteraan

keluarga, oleh karena itu bentuk-bentuk kegiatan pendidikan luar

sekolah meliputi:

a. Kursus

Kursus adalah suatu lembaga kegiatan belajar mengajar yang

dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Kursus tetap memenuhi

unsure-unsur belajar seperti warga belajar, sumber belajar, program

belajar, tempat belajar dan fasilitas, belajar. Sistem pengajaran

dapat berupa ceramah, diskusi, latihan, praktek dan penugasan.

Dan pada akhir kursu ada evaluasi untuk menentukan keberhasilan.

2 Ibid, hlm 79.

Page 20: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

10

b. Kelompok Belajar

Kelompok belajar adalah lembaga kegiatan belajar mengajar yang

dilakukan dalam jangka waktu tertentu tergantung kepada

kebutuhan warga belajar. Program belajar dapat berupa paket-paket

belajar dan dapat disusun bersama antara sumber belajar dan warga

belajar. Sumber belajar dapat berperan sebagai tutor/fasilitator dan

dapat pula sebagai pendidik.

c. Pusat Pemagangan

Pusat pemagangan adalah suatu lembaga kegiatan belajar mengajar

yang merupakan pusat kegiatan kerja sehingga warga belajar dapat

belajar dan bekerja, dalam hal ini ada dua macam:

1. Apprenti Peship

Peserta didik belum memiliki bekal keterampilan tertentu hingga

ia belajar suatu keterampilan dan kemudian memanfaatkan

keterampilan tersebut untuk bermata pencaharian.

2. Internaship

Peserta didik telah memiliki keterampilan tertentu sehingga

mereka sebenarnya bekerja-belajar dan oleh karena itu mereka

mengetahui bagaimana bermata pencaharian.3

3 Ibid, hlm 63-64.

Page 21: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

11

Pusat Kegiatan Belajar Luar sekolah, antara lain:

a. Keluarga

Keluarga adalah lembaga pertama dan utama yang dialami oleh

sesorang, dimana proses belajar yang terjadi tidak berstruktur, dan

pelaksanaanya tidak terikat oleh waktu.

b. Belajar Mandiri

Dipihak lain setiap individu dapat belajar sendiri dimanapun dan

kapanpun melalui buku-buku, bacaan ilmiah, modul, buku paket

dan lain sebagainya.

c. Kegiatan Lain

Seringkali terdapat adah lain yang kegiatanya dapat menunjuang

kegiatan pendidikan luar sekolah. Kegiatan ini dapat meliputi

penyuluhan, seminar, dakwah, lokakarya, diskusi panel, dan

sebagainya.4

B. Perpustakaan dan Pustakawan Cyber

1. Perpustakaan Digital

Sebelum adanya perpustakaan cyber kita telah mengenal perpustakaan

digital terlebih dahulu karna dari perpustakaan digital ini lah

perpustakaan cyber muncul. Perpustakaan digital Pada dasarnya sama

saja dengan perpustakaan konvensional, hanya saja perpustakaan digital

menggunakan prosedur kerja berbasis komputer serta sumber daya

digital. Perpustakaan digital menawarkan kemudahan bagi para

pemakai untuk mengakses informasi atau seumber-sumber dalam

4Ibid, hlm 64.

Page 22: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

12

bentuk elektronik dengan menyenangkan. Pengguna bisa menggunakan

sumber informasi tanpa harus memikirkan jam operasional

perpustakaan yang ada pada perpustakaan konvensional. 5

Belum ada standar sebagai acuan untuk mendefinisikan secara jelas

perpustakaan digital, namun banyak definisi yang beredar seperti

berikut: perpustakaan digital adalah sistem dimana perpustakaan

menggunakan media elektronik dalam menyampaikan informasi dan

sumber-seumber yang dimilikinya. Media elektronik tersebut bisa

berupa komputer, telepon, internet, dan sebagainya.6

National Science Foundation akhirnya mendaftar tiga karakteristik

utama perpustakaan digital yaitu yang pertama, Memakai teknologi

yang mengintegrasikan kemampuan menciptakan, mencari, dan

menggunakan informasi dalam berbagai betuk di dalam sebuah

jaringan digital yang tersebar luas,

“Digital libraries are a set of electronic resources and

associated technical capabilities for creating,

searching, and using information. In this sense they

are an extension and enhancement of information

storage and retrieval systems that manipulate digital

data in any medium (text, image, sounds) and exist in

distributed network”

Sedangkan yang kedua adalah, Memiliki koleksi yang

mencakup data dan mendata yang saling mengaitkan

berbagai data, baik di lingkungan internal maupun eksternal

5 Abdur rahman Saleh, Membangun Perpustakaan Digital Step by step, (Jakarta: Sagung

seto, 2010) hlm. 2. 6 Ibid, hlm. 3.

Page 23: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

13

“(The content of digital libraries includes data, metadata

that describes various aspects of the data, and metadata

that consist of links or relationships to other metadata,

whether internal or external to digital library)”

Dan yang ketiga adalah, Merupakan kegiatan mengoleksi dan

mengatur sumber daya digital yang dikembangkan bersama-sama

komunits pemakai jasa untuk memenuhi kebutuhan informasi

komunitas tersebut. Oleh sebab itu, perpustakaan digital merupakan

integrasi berbagai institusi, seperti perpustakaan, museum, arsip, dan

sekolah yang memilih, mengoleksi, mengelola, merawat, dan

menyediakan informasi secara meluas ke berbagai komunitas,

“Digital library are constructed –collected and

organized- by (and for a community of users and their

functional capabilities to support the information needs

and uses of that community. In this sense they are an

extension, enhancement, and integration of a variety of

information institution as physical places where resources

are selected, collected, organized, preserved, and accessed

in support of a user community. These information

institutions includes, among other, libraries, museums,

archives, and schools, but digital libraries also extend and

serve other community settings, including classrooms,

offices, laboratories, homes, and public spaces”

Ketiga karakteristik di atas akhirnya melengkapi pengertian dasar

tentang perpustakaan digital sebagai sebuah sistem yang melibatkan

infrastruktur dalam pengertian lebih luas daripada sekadar

penggunaan teknologi informasi.7

2. Perpustakaan Cyber

Sebelum tahun 1994 dan ketersediaan internet, media perpustakaan

benar-benar terikat oleh tempat, ukuran, koleksi, dan waktu, namun kini

7 Putu Laxman pendit, Perpustakaan Digital dari A sampai Z, (Jakarta: Citra Karya Karsa mandiri, 2008), hal 9-10.

Page 24: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

14

dengan adanya ketersediaan internet, kemampuan untuk merancang dan

membangun perpustakaan yang awalnya hanya ada dalam mimpi bisa

dilakukan dengan semalam. Ukuran koleksi yang tidak terbatas,

penyiangan dan akuisisi bisa dilakukan dengan sekali klik di berbagai

lokasi. Bhan- bahan koleksi yang bisa di akses di lokasi internet setiap

hari dan setiap saat yang di inginkan yang ditawarkan oleh perpustakaan

cyber.8

Sulit untuk menyepakati sebuah definisi yang tepat dari “perpustakaan

cyber” bahkan penelitian dari asosiasi perpustakaan pun tidak dapat

mendefinisikannya dengan ringkas, namun dengan mengidentifikasi

karakteristk umum untuk sebuah perpustakaan cyber, yaitu:

a. Perpustakaan cyber lebih dari satu entitas

b. Menggunakan teknologi yang menghubungkan banyak sumber daya

c. Hubungan antara berbagai perustakaan cyber dan layanan informasi

yang transparan kepada pengguna

d. Koleksi tidak terbatas terhadap materi cetak dan juga mencakup

format materi tidak pernah didistribusikan dengan format cetak

Perpustakaan cyber adalah sebagai perpustakaan yang tidak dibatasi oleh

ruang, lokasi geografis, atau jenis tertentu dari sistem komputer.

Perpustakaan cyber bisa sesederhana sebagai halaman rumah yang

dihubungkan dengn koleksi elektronik, database,dan sumberdaya internet

lain yang sudah ada. Menerapkan ini dibutuhkan keahlian professional

dalam memilih mengelompokan dan mengevaluasi bahan untuk

8 Kathleen W Craver, Creating Cyber Libraries, (Colorado: Greenwood, 2002) hlm. 2.

Page 25: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

15

pencantuman di perpustakaan cyber yang selanjutnya bisa disebut dengan

pustakawan cyber. Pustakawan cyber perlu memiliki pengetahuan yang

mendalam tentang kurikulum dan isi yang dapat di akses seperti teks dan

situs internet. Unsur-unsur ini merupakan blok bangunan untuk apa yang

disebut perpustakaan cyber. Alasan utama untuk menciptakan

perpustakaan cyber adalah bahwa itu adalah sarana yang paling efektif

untuk menyampaikan informasi, jauh lebih daripada yang mungkin di

masa lalu.9

Perpustakaan cyber genereasi pertama salah satunya adalah proyek

Gutenberg Mantan perpustakaan digital yang terdidi dari ribuan buku

teks lengkap seperti Red Badge of Courage, The Scarleet Letter, dan War

of the World yang telah dikonversi dari format cetak ke format digital

dan dapat diakses scara gratis. Ruang lingkup koleksi proyek Gutenberg

cenderung klasik dan buku-buku yang diterbitkan sebelum tahun 1920,

buku yang ditulis cenderung klasik dan buku-buku yang tidak lagi

dilindungi oleh undang-undang hak cipta yang ada dan berada dalam

domain publik.

Perpustakaan cyber generasi pertama lainya adalah The On-Line Page

adala perpustakaan yang menyediakan akses ke ribuan buku yang bisa

dibaca pengguna di internet, Markus Ockerbloom pemilik situs ini, juga

menambahkan arsip serial. Sebuah situs yang memberikan akses gratis ke

artikel teks lengkap dari majalah, membuat tambahan lain yang berguna

untuk perpustakaan dan pengguna. Kedua perpustakaan cyber diatas

9 Ibid, hlm. 42.

Page 26: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

16

dianggap perpustakaan cyber generasi pertama karena karakteristik

sebagai berikut, mereka tidak menawarkan mesin pencari yang

mendukung beberapa jalur akses. Proyek Gutenberg memungkinkan

pengguna untuk mencari indeks judul dan penulis untuk mengkonfirmasi

jika mereka ingin mengakses buku dalam database, tapi tidak mendukung

Boolean atau isi pencarian. Pengguna tidak dapat merumuskan strategi

pencarian, mereka tidak mencari berdasarkan nama, karakter atau

masukan istilah sastra seperti “ironisnya” dan menerima daftar judul

sastra yang berisi contoh-contoh dari istilah tersebut, mereka hanya

mencari buku dengan indeks atau daftar isi. Perpustakaan cyber generasi

kedua. Perpustakaan cyber generasi kedua mengandung bahan dan

format yang tidak pernah diterbitkan dalam bentuk cetak dan hanya ada

dalam format elektronik seperti email dan faks. Aspek yang paling

penting adalah bagaimanapun mereka terus berbagi dengan generasi

pertama, kebanyakan dari mereka masih berbasis untuk pengguna. The

American Memory Project (http://rs6.loc.gov/amhome.html) yang di

sponsori oleh Library of Congress, adalah contoh generasi kedua yang

baik. Pengguna dapat menelusuri bebas melalui koleksi dan pameran

sejarah budaya amerika yang berisi full teks, pamphlet, brosur,

broadsides, buku harian, laporan, surat, lagu, gambar, poster, video klip,

dan banyak lagi. Koleksi yang dicari dengan kata kunci judul, dan

subjek, dan mendukung logika Boolean. Perpustakaan cyber generasi

ketiga. Banyak dari perpustakaan cyber generasi ketiga berbagi semua

elemen dan fitur dari generasi kedua namun ada tiga pengecualian.

Page 27: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

17

Generasi ketiga menganakan biaya untuk mengakses dan menetak isi,

memberikan ruang kerja pribadi untuk menyorot dan menjelaskan teks

dan secara otomatis menghasilkan catatan kaki dan bibliografi, dua

tambahan terakhir membuat perpustakaan cyber semakin interaktif, dan

ini adalah karaktersitik yang membadakan perpustakaan cyber generasi

ketiga.10

Dalam dua tahun terakhir, tiga vendor dan satu lembaga pendidikan telah

merancang perpustakaan cyber yang menawarkan koleksi berisi buku-

buku teks lengkap, artikel, dokumen dan sumber-sumber primer dalam

berbagai bidang studi. Koleksi masing-masing perpustakaan dapat dicari

dari berbagai jalur akses termasuk daftar isi, kata kunci, subjek, penulis

dan judul. Mesin pencari mereka mendukung perangkat lunak canggih

yang memungkinkan pengguna untuk mencari seluruh isi item dengan

logika Boolean dan kosakata yang tidak terkontrol. Mereka mendukung

catatan secara online mengambil dalam teks dan meminjamkan untuk

mentransfer isi tekstual menjadi sebuah dokumen dan dioalah dengan

menggunakan Cutting dan Paste.11

3. Kompetensi

Kompetensi adalah seseorang yang menguasai pekerjaannya, memiliki

motivasi, mempunyai kemampuan, memiliki keterampilan serta secara

konsisten menjalankan tanggung jawab dengan standar yang ditetapkan.

Menurut Nanan khasanah, ciri-ciri kompetensi ada dua jenis yaitu:

10

Ibid, hlm 80-82. 11 Ibid, hlm 103.

Page 28: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

18

1. Kompetensi profesional yaitu yang terkait dengan pengetahuan

pustakawan di bidang sumber-sumber informasi, teknologi,

manajemen dan penelitian, dan kemampuan menggunakan

pengetahuan tersebut sebagai dasar untuk menyediakan layanan

perpustakaan dan informasi.

2. Kompetensi Individu, yang, menggambarkan satu kesatuan

perilaku dan nilai yang dimiliki pustakawan agar dapat

bekerja secara efektif, menjadi komunikator yang baik, selalu

meningkatkan pengetahuan, dapat memperlihatkan nilai

lebihnya, serta dapat bertahan terhadap perubahan dan

perkembangan dalam dunia kerjanya.

Kompetensi profesional merupakan hal penting yang harus di

miliki oleh pustakawan dalam membangun suatu perpustakaan,

keterampilannya dalam bidang teknologi informasi harus bisa

bersaing dengan kompetensi yang lain melalui komitmen belajar

dan pengembangan pendidikan berkelanjutan. Sedangkan

kompetensi individu yaitu seorang pustakawan harus

mempunyai sifat positif, fleksibel dalam menerima setiap

perubahan dan mampu menjadi partner yang baik dalam setiap

proses aktivitas.12

12

Nanan Khasanah. “ Kompetensi pustakawan di Era Perpustakaan Digital”. Disampaikan dalam Pelatihan perpustakaan Digital untuk pustakawan di lingkungan PMPTK se-Indonesia, Institut Teknologi Bandung, 2008

Page 29: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

19

4. Pustakawan

IPI atau Ikatan Pustakawan Indonesia pada kode atiknya memberikan

pengertian pustakawan yaitu, pustakawan adalah seorang yang

melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan

pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya

berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang

dimilikinya melalui pendidikan. Sosok pustakawan yang ideal khusunya

di Indonesia adalah,

a. Aspek Profesional

Pustakawan Indonesia berpendidikan formal ilmu perpustakaan.

Pustakawan dituntut gemar membaca, terampil, kreatif, cerdas,

tanggap, berwawasan luas luas, berorientasi kedepan, mampu

menyerap ilmu lain, objektif (berorientasi pada data), generalis disatu

sisi, tetapi memerlukan disiplin ilmu tertentu dipihak lain, berwawasan

lingkungan, mentaati lingkungan, mentaati etika profesi pustakawan,

mempunyai motivasi tinggi, berkarya dibidang kepustakawanan dan

mampu melaksanakan penelitian serta penyuluhan.

b. Aspek Kepribadian dan Perilaku

Pustakawan Indonesia harus bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

bermoral pancasila, mempunyai tanggung jawab sosial, dan

kesetiakawanan, memiliki etos kerja yang tinggi, mandiri, loyalitas

tinggi terhadap profesi, luwes, komunikatif, dan bersikap suka

melayani, ramah dan simpatik, terbuka terhadap kritik dan saran.

Selalu siaga dan tanggap terhadap kemajuan dan perkembangan ilmu

Page 30: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

20

dan teknologi,disiplin tinggi dan menjunjung tinggi etika

kepustakawanan Indonesia.13

5. Kompetensi Pustakawan

Pustakawan yang ideal setiaknya memiliki kompetensi dasar

terkait bidang-bidang pusdokinfo, kompetensi pustakawan yang

harus dimiliki antara lain,

a. Skill Manajemen Informasi

1. Pencarian Informasi (Information Seeking)

- Mendefinisikan kebutuhan informasi

mengidentifikasikan kebutuhan pemkai, mengenali beragan

jenis penggunaan informasi oleh pemakai, menempatkan

informasi yang dibutuhkan dalam suatu kerangka referensi

(Who, what, when, where, how, why), menghubungkan

informasi yang dibutuhkan dengan domain pengetahuan, dan

mendefinisikan masalah informasi menggunakan beragam skill

tanya jawab.

- Melakukan penelusuran.

Mempunyai skill dasar penelusuran informasi, kemampuan

navigasi sistem sumberdaya elektronis, pengetahuan dasar

tentang beragam sumber informasi yang tidak tersedia

bentuk elektronis seperti bentuk cetak, dan lain-lain.

Mengetahui sumber-sumber Informasi baik eksternal

maupun internal, mengetahui sumber mana saja yang dapat

13 Basyral Hamidy harahap, Kiprah Pustakawan Seperempat Ikatan Pustakawan Indonesia, (Jakarta: Pengurus Besar Ikatan Pustakawan Indonesia, 1998) hlm 1-4.

Page 31: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

21

diandalkan

- Memformulasikan strategi penelusuran

Mensyaratkan pengetahuan yang mendasar dan komperhensif,

sumberdaya informasi yang tepat termasuk strukturnya.

Skill tentang suatu subjek juga perlu. Kemampuan lain yang

dibutuhkan mampu mendiskusikan berbagai masukan, memilih

alat penelusuran, mengidentifikasi kata kunci, konsep tajuk

subyek, deksriptor, dan mengidentifikasi kriteria untuk

mengevaluasi sumber informasi.

2. Penggunaan Informasi (Information Use)

- Evaluasi sumber informasi yang didapat:

Menentukan otoritatif, kebaruan, dan kualitas kehandalan

relevansi

- Menilai informasi yang didapat:

melihat secara cepat ide utama dan katakunci, membedakan

antara fakta, opini, propaganda, sudut pandang dan bisa melihat

kesalahan dalam logika. Akan lebih baik bila pustakawan juga

punya skill dalam melakukan Framing Analysis yang akan

sangat berguna dalam melihat beragam sudut pandang media.

- Mengintegrasikan informasi dari berbagai sumber berbeda:

Klasifikasi informasi, mengenali hubungan antar konsep,

mengidentifikasi konflik dan kesamaan berbagai sumber.

- Memilah Infromasi:

Kemampuan memilah dan membuang informasi yang

Page 32: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

22

dianggap tidak perlu

- Interpretasi informasi:

Meringkas dan identifikasi detail informasi yang relevan,

organisasi dan menganalisa informasi, membandingkan dengan

sember permasalahan yang ingin dipecahkan serta

menggambarkan sebuah kesimpulan.

3. Penciptaan Informasi.

Output dari pembuatan informasi adalah produk yang bisa

membantu pemakai dalam mengambil keputusan. Format yang

digunakan bisa beragam tergantung preferensi pemakai. Dalam

membuat informasi, kemampuan yang penting adalah, kemas

Ulang Informasi (Information Repackaging). Dalam melakukan

Kemas Ulang Informasi, hal-hal penting yang harus

diperhatikan:

- menentukan tujuan kemas ulang informasi

- menentukan isi yang dianggap penting (key

content)

- memilih format yang tepat (tertulis, oral, visual) tergantung

audiens dan tujuan

- mengerti implikasi legal dari suatu proses kemas ulang

informasi

- menyediakan panduan, dokumentasi dan referensi.

4. Organisasi Informasi.

Salah satu misi pustakawan adalah pemakai memanfaatkan

Page 33: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

23

informasi. Beberapa skill yang membantu pustakawan agar

pemakai mudah dalam mencari dan menggunakan

informasi adalah:

- Melakukan abstraksi (abstracting).

Kemampuan untuk menulis ringkasan sesuatu yang

membuat pembaca bisa menangkap dengan jelas

relevansinya dan pentingnya informasi yang ingin

disampaikan.

- Melakukan pengindeksan (indexing). Menggunakan sistem

klasifikasi atau taksonomi (tesaurus, tajuk subyek) yang ada.

- Melakukan retensi atau review.

5. Penyebaran Informasi.

- Kemampuan menyampaikan dan mempromosikan

(marketing) ide-ide secara jelas dalam berbagai bentuk

(tertulis, oral, presentasi).

- Mendengar dan mengevaluasi opini dan informasi dari

orang lain.

- Menggunakan berbagai perangkat TI yang punya unsur

interaktifitas tinggi seperti portal yang memudahkan berbagi

informasi.

- Memfasilitasi berbagai bentuk forum berbagi informasi

(sharing knowledge forum) antar pemakai.

b. Skill Interpersonal

Skill personal pustakawan yang berguna dalam berhubungan

Page 34: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

24

dengan pemakai dan sesama rekan kerja:

- Kemampuan berkomunikasi dengan efektif dan bisa

mempengaruhi orang lain. Mampu memberikan presentasi

dengan jelas, komunikasi tertulis, dengan ejaan, struktur dan isi

yang jelas. Berkomunikasi dengan interaktif dan mampu

memberikan pandangan dari beragam perspektif.

- Kemampuan mendengar. Mampu mendengarkan dan

mendiskusikan pendapat orang lain dari beragam sudut

pandang dan bisa mendapatkan ide dari pendapat orang lain.

Serta mampu memberikan komentar yang konstruktif.

- Mampu memberikan feedback yang baik bagi beragam

situasi yang dihadapi orang lain.

- Mampu mengatasi konflik dengan memberikan respon

yang tepat dalam beragam situasi. Bisa memberikan alasan

bila tidak setuju terhadap sesuatu, memahami posisi dan

kepentingan dalam sebuah konflik dan bisa memberikan win-

win solutions.

- Menggunakan mekanisme formal dan informal dalam

menjaga hubungan baik dengan sesama staf maupun pemakai

perpustakaan. Seperti membuat Foccus Group Discussion,

kuesioner, dan analisa complain.

- Mampu membangun tim dan memotivasi orang lain, seperti

menghargai kontribusi individu.

- Kemampuan untuk belajar mandiri (self learning skill)

Page 35: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

25

- Mau melakukan suatu inisiatif tanpa harus disuruh (self-

initiation)

- Kemampuan untuk bekerjasama dalam sebuah tim.

- Cerdas dan mampu melakukan sesuatu terfokus.

- Punya jiwa Entrepreneurship.

c. Skill Manajemen

- Administrasi. Mampu membuat sistem administrasi yang

baik bagi berbagai kegiatan yang dilakukan.

- Memahami proses kegiatan sebuah perpustakaan dan

kegiatan lain yang terkait.

- Manajemen Perubahan. Mampu mengatur berbagai

kemungkinan yang bisa timbul dari suatu perubahan.

- Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang terkait.

- Kepemimpinan. Mempunyai karakter kepemimpinan yang

menonjol.

- Pengukuran Mampu melakukan pengukuran terhadap

kinerja dan dampaknya terhadap layanan perpustakaan.

- Manajemen sumber daya manusia.

- Manajemen proyek. mampu memimpin dan mengatur sebuah

proyek.

- Relationship Management. Mampu menjaga hubungan baik

dengan sesama pustakawan dan pemakai perpustakaan.

- Team Building. Mampu membangun tim kerja yang

kompak dan bisa mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Page 36: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

26

- Manajemen waktu.

- Pelatihan dan pengembangan sumberdaya manusia.

Mampu menganalisa skill yang dibutuhkan dan memberikan

pelatihan yang diperlukan.

- Mampu melakukan perencanaan-perencanaan strategis dan

implementasi nya.14

6. Pustakawan Cyber

Pustakawan cyber adalah spesialis informasi profesional, dapat

mengelola perpustakaan cyber, mengkombinasikannya secara

profesional untuk perencanaan, data mining, penggalian pengetahuan,

layanan rujukan digital, layanan informasi digital, representasi

informasi, ekstraksi, distribusi informasi, koordinasi, www, akses

dan penelusuran multimedia. Peran pustakawan dalam membantu

pemakai melakukan penelusuran secara cepat, tepat dan akurat ini

disebabkan banyaknya informasi yang tersebar di internet yang bisa

saja merupakan informasi ”sampah”.15

Dari uraian ini jelaslah bahwa pustakwan memegang peranan

penting dalam menyajikan informasi yang diperlukan oleh

pemakai serta pustakawan cyber memainkan peran yang dinamis,

kecepatan dan ketepatan dalam mengakses informasi yang

dibutuhkan oleh pemakai untuk keperluan pendidikan dan pelatihan

14 Ishak, Pengelolaan Perpustakaan Berbasis teknologi Informasi, Pustaha: Jurnal Studi

Perpustakaan dan Informasi, Vol. 4, No. 2, Desember 2008 15 Nanan Khasanah, Kompetensi pustakawan di Era Perpustakaan Digital, Disampaikan dalam Pelatihan perpustakaan Digital untuk pustakawan di Lingkungan PMPTK se-Indonesia, Institut Teknologi Bandung, 2008.

Page 37: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

27

serta pengembangan diri.16

7. Kompetensi Pustakawan Cyber

Untuk mengelola perpustakaan cyber, pustakawan harus mempunyai

kemampuan khusus yang berhubungan dengan dunia digital, World Wild

Web dan lainya untuk memudahkan dan meningkatkan kualitas

perpustakaan juga pengembangan kemampuan diri. Kemampuan untuk

menggunakan berbagai perangkat Teknologi informasi untuk membantu

semua proses kerja memerlukan beberapa skill TI yang diperlukan antara

lain,

- Desain Database dan Manajemen database

- Data Warehousing

- Penerbitan elektronik

- Perangkat keras

- Arsitektur Informasi

- Sumber Informasi Elektronik

- Integrasi Informasi

- Desain Intranet/Extranet

- Aplikasi perangkat lunak

- Pemrogaman

- Workflow/Alur Kerja

- Pemrosesan Teks (Text Processing)

- Metadata

16 Kenneth C Laudon, Sistem informasi manajemen: mengelola perpustakaan digital Edisi 8, (Yogyakarta: Andi, 2005).

Page 38: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

28

- Perangkat lunak untuk manajemen informasi (Information Management

tools)17

C. Hubungan Antar Konsep

Pustakawan adalah seorang pekerja informasi yang professional dalam

memberikan layanan di bidang jasa informasi kepada pemustaka. Seiring

berjalannya waktu, perpustakaan yang dulu dioperasikan dengan serba

manual kini telah berganti menjadi serba digital, hadirnya teknologi saat

ini menyentuh segala aspek tidak terkecuali perpustakaan.

Hadirnya teknologi di perpustakaan tentu mengharuskan pustakawan masa

kini meningkatkan kompetensi mereka demi memberikan pelayanan yang

lebih baik kepada pemustaka. Bagaimana upaya pustakawan

meningkatkan kompetensi mereka, upaya apa saja yang dilakukan hingga

hasil apa saja yang ada atas upaya mereka tersebut alam hal tingkah laku

atau sikap (afektif), pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor)

pustakawan FKUI. Dari sini akan membentuk kerangka atau pola pikir si

pustakawan dalam menyambut hadirnya teknologi di perpustakaan,

bagaimana mereka bersikap atau menyikapi hadirnya teknologi di

perpustakaan, bagaimana mereka menambah pengetahuan tentang

teknologi, dan bagaimana keterampilan mereka dalam menggunakan

teknologi yang ada saat ini sehingga mereka bisa disebut pustakawan

cyber.

17

Ishak, Op.cit.

Page 39: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

29

D. Penelitian sejenis

Penelitian mengenai upaya pustakawan sebelumnya sudah dilakukan,

namun penelitian tersebut membahas tentang upaya pustakawan dalam

memberikan layanan kepada pengguna, yang dituangkan dalam sebuah

penelitian berjudul “Usaha Pustakawan dalam Meningkatkan Kualitas

Layanan di Perpustakaan FIB UI” yang dilakukan oleh Nurazizah pada

tahun 2008.

Penelitian di atas sama-sama membahas tentang upaya pustakawan

namun yang menjadi perbedaan adalah, penelitian yang di lakukan

sebelumnya berkaitan dengan layanan yang akan dihasilkan sedangkan

yang penulis teliti saat ini adalah bagaimana upaya pustakawan dalam

meningkatkan kompetensi dirinya sendiri, lokasi dan waktu penilitian pun

berbeda.

Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Gatot Subrata S.kom

tentang “Upaya Pengembangan Kinerja Pustakawan Perguruan

Tinggi Di Era Globalisasi Informasi”, penelitian ini melihat bagaimana

pustakawan perguruan tinggi dituntut untuk lebih profesional,

berkualitas, berpengetahuan, berketerampilan yang tinggi dan memiliki

sikap dan upaya pengembangan pengetahuan dan kemampuan

(keterampilan) pustakawan yang relevan dengan tugas dan tanggung

jawabnya di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi

(pusdokinfo). Perbedaan dengan penelitian yang penulis teliti saat ini

adalah penelitian penulis lebih di khususkan terhadap upaya

pengembangan kompetensi pustakawan ke arah teknologi dan dunia cyber.

Page 40: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian

deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian

yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu seperti apa

adanya. Pendekatan penelitian penulis menggunakan pendekatan

kualitatif, yang menurut Bofdan dan Taylor dalam buku metode

penelitian kualitatif yang dibuat oleh Lexy J. Moleong, Metodologi

penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lissan dari orang-

orang dan perilaku yang diamati.1

B. Informan

Informan merupakan orang yang dimanfaatkan dalam

penelitian ini untuk memberikan informasi tentang kondisi penelitian.

Penentuan informan ditentukan dengan mencari tahu pihak yang

paling memahami objek penelitian. Dalam penelitian ini pihak yang

dijadikan informan adalah tiga orang pustakawan FKUI yaitu, Pak

Agung Waris Widodo, Pak Rudi Hartono, dan Pak Beny, dua

diantaranya adalah pustakawan TI di FKUI.

C. Teknik Pengumpulan data

Pengumpulan data dalam penelitian ini disesuaikan dengan

fokus dan tujuan penelitian. Data yang dikumpulkan berdasarkan data

1 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 3

Page 41: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

31

primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi dan

wawancara. Data sekunder diperoleh melalui penelusuran informasi

dari dokumen atau catatan yang memiliki keterkaitan dengan objek

penelitian.

D. Teknik Analisis data

Data akan di analisa melalui tiga tahapan yaitu:

1. Reduksi data

Data yang diperoleh penulis melalui observasi, wawancara

mendalam dan kajian pustaka yang dicatat dengan rinci,

mengelompokan, dan memfokuskan pada hal penting, dengan

demikian data yang di dapat bisa memberikan gambaran jelas.

2. Penyajian data

Setelah data direduksi penulis melakukan penyajian dalam bentuk

teks bersifat naratif.

3. Penarikan kesimpulan

Data-data yang terangkum dan dijabarkan dalam bentuk naratif,

penulis buatkan kesimpulan yang digunakan untuk menjawab

rumusan masalah.

Page 42: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

32

BAB IV

PROFIL, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

A. Profil Objek Penelitian

1. Tentang Perpustakaan FKUI

Perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan

salah satu perpustakaan tertua yang ada di lingkungan Universitas

Indonesia. Sebagai sebuah perpustakaan kedokteran yang tertua di

Jakarta, bahkan di Indonesia, maka tidak heran apabila perpustakaan

FKUI mempunyai sejumlah koleksi yang berasal dari abad ke 16 M,

17 M, 18 M serta 19 M. Koleksi buku tua tersebut tidak terlepas dari

sejarah pendidikan kedokteran di Indonesia yang dimulai dari

berdirinya Sekolah Dokter Jawa pada tahun 1849 yang kemudian

berubah menjadi GHS. Pada masa penjajahan Jepang pendidikan

kedokteran di Indonesia menjadi Ika Daigaku sampai akhirnya di tahun

1950 berdiri Universitas Indonesia yang membawahi Fakultas

Kedokteran. Sampai saat ini beberapa koleksi tua tersebut masih bisa

dilihat dan dibaca dengan baik.

Menjaga integritas sebagai fakultas tertua di Indonesia penghasil

sarjana medis terbesar di seluruh negeri, FKUI menyediakan

Perpustakaan sebagai sarana belajar sekaligus tempat mengembangkan

ilmu. Tidak hanya berisi buku teks mengenai dasar ilmu medis ataupun

panduan tata alir berbagai penyakit, perpustakaan FKUI juga didesain

sebagai tempat yang nyaman bagi para mahasiswa dan staf pengajar

untuk bertukar pengetahuan.

Page 43: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

33

Untuk Sementara ini Perpustakaan FKUI terletak di Wisma Parasitologi

(samping Departemen Patalogi Anatomi FKUI-RSCM) dan Wisma Rini

(Jl. Otista Raya) sampai menunggu bangunan MERC-FKUI rampung.

Perpustakaan FKUI Wisma Parasitologi melayankan koleksi textbook

(buku) dan majalah terbitan 1995 sampai sekarang, eJournal, eBook,

Disertasi, dan Komputer untuk akses database yang kami langgan,

fasilitas ini bertambah lengkap dengan adanya koneksi internet melalui

FKUI Official Digital Library. Perpustakaan digital ini memberikan

akses bagi mahasiswa kedokteran, dokter umum, spesialis, hingga para

konsulen untuk mempelajari ilmu kedokteran seluas-luasnya dan meng-

upgrade pengetahuan medis dengan berbagai jurnal kedokteran terbaru.

Selain itu, perpustakaan FKUI ini juga dilengkapi dengan FKUI-Takeda

Medical Journal Center yang menjadi pelengkap eJournal Perpustakaan

FKUI. Sedangkan Wisma Rini melayankan textbook (buku) dan

majalah terbitan dibawah 1995, dan UI-ana (Skripsi, dan Tesis).

Perpustakaan FKUI mempunyai koleksi buku mengenai kedokteran dan

kesehatan sebanyak kurang lebih 9000 judul. Selain itu perpustakaan

FKUI melalui perpustakaan UI melanggan beberapa database atau

pangkalan data yang memuat beribu judul jurnal tentang kesehatan.

2. Keanggotaan (Membership)

Sivitas Akademika (siva) FK UI memiliki hak untuk menjadi anggota

Perpustakaan FK UI. Baik itu staf pengajar, administrasi, dosen,

maupun mahasiswa. Untuk dapat meminjam koleksi yang tersedia,

Page 44: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

34

setiap siva harus terdaftar dalam pangkalan data keanggotaan

Perpustakaan FK UI. Berikut tata cara (prosedur) pendaftarannya :

a. Mahasiswa (S1, S2, PPDS, dan S3) Fakultas Kedokteran UI yang

masih aktif, untuk staff atau dosen FKUI disesuaikan dengan

peraturan yang berlaku di Unit Kerja

b. Sudah melunasi kewajiban dengan membayar uang semester yang

akan ditempuh

c. Membawa KTM atau Kartu PUI (untuk staff/dosen)

d. Masa aktif keanggotaan berlaku tiap semester dan bisa ditambah

masa berlakunya (update) kembali setiap semester setelah

melunasi kewajiban dengan membayar uang semester

e. Keanggotaan aktif adalah keanggotaan yang masih terdapat masa

aktifnya, sehingga anggota bisa mengisi absen dikomputer (buku

tamu depan pintu masuk Perpustakaan FKUI), memiliki hak

untuk meminjam buku serta dapat memanfaatkan menu anggota

pada system otomasi perpustakaan FKUI (lontar) dan fasitilitas

remote access e-journal yang kami langgan

f. Keanggotaan non-aktif adalah keanggotaan yang masih bisa

mengisi buku tamu pada komputer, tetapi tidak memiliki hak

untuk meminjam buku. Hanya untuk kunjungan perpustakaan

saja,

g. Mahasiswa (S1, S2, PPDS, dan S3) atau staff dan dosen Fakultas

Kedokteran UI langsung datang ke Perpustakaan FKUI (Wisma

Page 45: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

35

Parasitologi) dengan membawa KTM atau Kartu PUI atau bisa

pra-pendaftaran ONLINE di website Perpustakaan FKUI

h. Untuk mahasiswa dipastikan selalu mengingat username dan

password SIAK NG dan staff/dosen mengingat username dan

password SIPEG juga pengambilan foto untuk keperluan

Verifikasi keanggotaan

i. Untuk proses verifikasi, mahasiswa (S1, S2, PPDS, dan S3) dan

staff/dosen bisa langsung menemui Pustakawan FKUI (Bpk.

Ujang, Jevi, Beny, dan Wido) di Perpustakaan FKUI (Wisma

Parasitologi)

j. Proses penginputan data keanggotaan dilakukan secara mandiri di

Perpustakaan FKUI atau bisa dilakukan secara online.

k. Perpustakaan FKUI tidak menerbitkan Kartu Keanggotaan

Perpustakaan. Perpustakaan FKUI hanya menggunakan KTM dan

Kartu PUI yang sudah terdaftar menjadi anggota untuk proses

peminjaman buku.

3. Layanan Perpustakaan FKUI

a. Sirkulasi

Layanan sirkulasi (buku) terdapat pada di Perpustakaan FKUI

(Wisma Parasitologi), setelah terdaftar sebagai anggota

Perpustakaan, Pemustaka dapat meminjam bahan pustaka yang

tersedia di Perpustakaan FK UI. Bahan pustaka yang dapat

dipinjam (dan dibawa pulang) adalah koleksi buku yang berada di

Page 46: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

36

Perpustakaan FKUI (Wisma Parasitologi). Untuk peminjaman

buku, prosedur yang dilakukan adalah:

1. Pemustaka mencari data koleksi yang diinginkan melalui

Katalog Online

2. Setelah mendapat informasi koleksi yang diinginkan,

Pemustaka dapat mencari secara mandiri buku di ruang

koleksi.

3. Untuk melakukan peminjaman, pemustaka membawa buku

yang dipinjam (max. 2 buku) ke meja sirkulasi, Petugas akan

meminta Pemustaka untuk memperlihatkan kartu mahasiswa /

NPM lalu, setelah peminjaman tercatat pada pangkalan data,

pemustaka dapat membawa pulang koleksi yang sudah

dipinjam dan dikembalikan sesuai dengan tanggal

pengembalian yang tercatat pada bagian dalam belakang buku.

Maksimal peminjaman 2 buku, Status keanggotaan

Perpustakaan FKUI aktif, denda keterlambatan buku

b. Layanan Prima

Adalah salah satu diantara banyaknya program perpustakaan

FKUI, layanan prima adalah program yang bias dibilang cukup

unik dan seru untuk para pengguna, program prima antara lain,

1. Sharing Sesion

Perpustakaan FKUI terus melakukan perubahan seiring dengan

perkembangan teknologi dan informasi. Juga tren dimana

perpustakaan menjadi tempat pusat kegiatan baik itu sosial

Page 47: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

37

maupun ilmiah yang terjadi di masyarakat. Mengikuti hal

tersebut, khususnya dalam hal literasi informasi, Perpustakaan

FK UI ingin menerapkan Libqual System (Library Quality)

yaitu layanan prima bagi pemustaka. Sebagai salah satu

kegiatan layanan prima bagi pemustaka, Perpustakaan FKUI

akan melakukan kegiatan “sharing session” yaitu agenda rutin

(setahun 2x). Acara ini dapat berupa diskusi mengenai topik

tertentu di bidang kedokteran atau lainya. Bisa juga berupa

bedah buku atau workshop/pelatihan. Tentunya dalam acara

tersebut akan mengundang narasumber yang berkompeten

dibidangnya. Sharing session 2013 adalah contoh layanan

prima Perpustakaan FKUI, dilaksanakan pada #SharingSession

On April bersama dr. Arifianto, SpA dengan sharing session

ini mengambil tema “Anak Sehat Berasal dari Orang Tua

yang Cermat” dan #SharingSession On June, bekerja sama

dengan Komunitas Sukses Mulia Jakarta, acara sharing session

kali ini mengusung tema “Ontrepreanur” dengan

menghadirkan seorang trainer dan konsultan Leadership

Execution and Service Quality, Brili Agung Zaky Pradika.

2. Cinemon

CineMon adalah program baru Perpustakaan FKUI, masih

dari Layanan Prima Perpustakaan FKUI. Program yang

memutar film box office yang cukup baru di ruang diskusi

Page 48: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

38

Perpustakaan FKUI. CineMon (Cinema Monday) hanya

memutar film di hari Senin pada jam operasional perpustakaan.

Jadi para dokter dan mahasiswa yang hobi nonton, program ini

membantu anda agar selalu up to date film – film terbaru Box

Office atau Domestik.

3. Layanan e- Book dan Journal

Untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka, Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia tengah berlangganan e-book

library dan journal diantaranya yaitu, The McGraw-Hill eBook

Library, Springerlink, PubMed, Proquest, Clinikkey, J-stor,

dan Up to date.

a. McGraw-Hill eBook Library

The McGraw-Hill eBook Library memberikan

perpustakaan kesempatan untuk memperluas koleksi

mereka dengan biaya yang lebih rendah dan tanpa

menambah ruang rak. Pustakawan dapat memantau

penggunaan dengan analisis web yang tersedia melalui

antarmuka DRM e-book Perpustakaan. Dengan

berlangganan disini, perpustakaan akan mendapatkan

update reguler untuk konten e-book Perpustakaan,

membuat sumber daya ini selalu mutakhir dengan informasi

saat ini bagi pengguna.

Page 49: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

39

Gambar 1. Tampilan jurnal McGraw-hill eBook Library

b. Springerlink

SpringerLink adalah koleksi online paling komprehensif di

dunia ilmiah, teknologi dan jurnal medis, buku dan

referensi. SpringerLink menawarkan literatur elektronik

dan cetak dari Springer-Verlag, penerbit ilmiah terkemuka

dengan reputasi untuk keunggulan yang membentang lebih

dari 150 tahun.

Gambar 2. Tampilan Jurnal Springerlink

Page 50: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

40

c. PubMed

PubMed adalah mesin pencari gratis yang mengakses

database MEDLINE terutama referensi dan abstrak tentang

ilmu kehidupan dan topik biomedis. Dari tahun 1971

sampai tahun 1997, MEDLINE mengakses online ke

database terutama melalui fasilitas institusional, seperti

perpustakaan universitas. PubMed, pertama kali dirilis pada

Januari 1996.

Gambar 3. Tampilan Jurnal PubMed

d. J-Stor

Adalah singkatan dari journal storage adalah perpustakaan

digital yang didirikan pada tahun 1995. Awalnya

mengandung jurnal akademik yang didigitalkan kembali,

namun sekarang termasuk buku dan sumber-sumber primer,

dan isu-isu jurnal saat ini. j-stor kini menyediakan

pencarian teks lengkap dari hampir 2.000 jurnal Lebih dari

Page 51: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

41

8.000 institusi di lebih dari 160 negara memiliki akses ke j-

stor.

Gambar 4. Tampilan Jurnal J-Stor

e. Clinikkey

ClinicalKey adalah mesin pencari dan basis data alat medis

yang dimiliki oleh perusahaan penerbitan medis dan ilmiah

Elsevier yang menawarkan akses ke perpustakaan medis

yang diterbitkan oleh perusahaan itu.

Gambar 5. Tampilan Jurnal Clinikkey

Page 52: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

42

4. Pustakawan dan Staff

Dalam memberikan pelayanan terbaik maka terpilihlah 12 tenaga

perpustakaan terbaik di perpustakaan FKUI baik sebagai pustakawan

maupun staff administrasi, berikut info dan jabatan tenaga

perpustakaan FKUI,

1. Nama : Putri Prathiwi, S.Hum

Jabatan: Penanggung Jawab

2. Nama : Rudi Hartono, A.md

Jabatan: Pustakawan

3. Nama: Muhammad jevi Rian Aipasha, S.Hum

Jabatan: Modern Librarian

4. Nama: Waris Agung Widodo, A.Ma Pust

Jabatan: Putakawan TI

5. Nama: Beny Hirmansyah, S. Hum

Jabatan: Pustakawan TI, Internet Marketer, dan Bloger

6. Nama: Amanda Sandra Puspita, S.Hum

Jabatan: Asisten Pustakawan

7. Nama: R. Hari Respati

Jabatan: Staff Perpustakaan FKUI

8. Nama: Buggi Ruviano

Jabatan: Staff Perpustakaan FKUI

9. Nama: Safrudin

Jabatan: Staff Perpustakaan FKUI

10. Nama: Mardiman

Page 53: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

43

Jabatan: Staff Perpustakaan FKUI

11. Nama: Subadi

Jabatan: Staff Perpustakaan FKUI

12. Nama: Sri Bantiningsih

Jabatan: Staff Administrasi Perpustakaan FKUI

Gambar 6. Pustakawan dan Staff perpustakaan FKUI

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Kompetensi TI Pustakawan FKUI

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan di perpustakaan

FKUI mengenai kompetensi tenaga perpustakaan FKUI, diketahui

bahwa, mayoritas tenaga perpustakaan FKUI sudah memenuhi aspek

Page 54: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

44

professional sebagai seorang pustakawan, seperti yang diungkapkan

dalam kutipan wawancara dengan Widodo berikut,

“Untuk karyawan disini 60% memang dari jurusan

perpustakaan.. Ya jadi kalo untuk teknis seperti pengolahan

koleksi, sirkulasi itu apa kita semua pustakawan di sini

sudah paham bisa dibilang menguasailah.”1

Dilihat dari kutipan wawancara diatas bahwa secara aspek professional,

mayoritas tenaga perpustakaan di perpustakaan FKUI memang berlatar

belakang pendidikan ilmu perpustakaan, hal itu dapat dilihat pada

struktur, dari total tenaga perpustakaan di FKUI yang berjumlah dua

belas orang tujuh diantaranya berlatar belakang pendidikan ilmu

perpustakaan, hal ini sebagai mana yang dituliskan dalam kode etik

pustakawan yaitu, pustakawan Indonesia harus berpendidikan formal

ilmu perpustakaan.2

Ditambahkan juga oleh pustakawan lainya Rudi yang mengatakan,

“ya kalo saya sih yah em, penelusuran yang pasti bisa,

sirkulasi dan klasifikasi itu kan wajib yah, organisasi

informasi juga, juga ya kaya gitu lah untuk kompetensi

profesionalnya yah”3

Dilihat dari wawancara diatas bahwa untuk kompetensi

professional pustakawan, sudah dimiliki oleh pustakawan FKUI

dimana kompetensi professional yang dikuasai antara lain

pengolahan koleksi, sirkulasi, organisasi informasi, dan

penelusuran informasi, hal ini senada dengan yang diungkapkan

1 Wawancara pribadi dengan Widodo, 20 November 2014

2 Basyral Hamidy harahap, Kiprah Pustakawan Seperempat Ikatan Pustakawan Indonesia ,

(Jakarta: Pengurus Besar Ikatan Pustakawan Indonesia, 1998) hlm 2. 3 Wawancara pribadi dengan Rudi, 20 November 2014

Page 55: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

45

oleh Khasanah yaitu, Kompetensi profesional yaitu yang terkait

dengan pengetahuan pustakawan di bidang sumber-sumber

informasi, teknologi, manajemen dan penelitian, dan kemampuan

menggunakan pengetahuan tersebut sebagai dasar untuk

menyediakan layanan perpustakaan dan informasi.4

Saat ini tuntutan terhadap pustakawan sebagai seorang professional pun

bertambah, ada kompetensi teknologi informasi atau TI yang harus

mereka kuasai, yaitu harus mampu dan mengerti serta mengintegrasikan

teknologi, informasi dan pembelajaran ke model baru, pustakawan

yang mampu dalam hal ini di sebut dengan pustakawan cyber. Begitu

juga dengan pustakawan FKUI, mau tidak mau mereka juga harus

berkembang sejalan dengan teknologi yang berkembang di dunia

perpustakaan. Dari hasil wawancara penulis, kompetensi TI pustakawan

FKUI penulis bagi menjadi dua kategori, yaitu pengetahuan dan

keterampilan, salah satunya seperti yang diungkapkan oleh Rudi dalam

kutipan wawancara berikut,

“kalau buat pustakawan sendiri ya sangat apa ya, eh

misalnya , bagi saya sendiri haruslah, sekarang memang

jamannya teknologi, jadi tidak mungkin dilakukan dengan

manual seterusnya. Selain itu juga tidak efektif, kalo kita

masih menerapkan manual, lalu banyaknya pengguna yang

ada. Ya.. tentu kita keteteran jika dihitung dengan jumlah

karyawan yang ada disini cuma sebelas, gak bakal cukup

semuanya terlayani pengunjungnya, nah tapi kalo sudah di

automasi atau komputerisasi semuanya kita lebih cepet,

pelayanan, peminjaman tidak sampai lima menit untuk satu

4 Nanan Khasanah. “ Kompetensi pustakawan di Era Perpustakaan Digital”. Disampaikan

dalam Pelatihan perpustakaan Digital untuk pustakawan di l ingkungan PMPTK se-

Indonesia, Institut Teknologi Bandung, 2008

Page 56: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

46

oran bahkan paling lama hanya tiga menit sudah selesai.

Nah sekarang kalo sedang banyak pengunjungnya kan bisa

teratasi semuanya, bisa terlayani semua”5

Dilihat dari kutipan wawancara diatas dari segi pengetahuan,

pustakawan FKUI setidaknya mengetahui salah satu dampak dari

penggunaan teknologi di perpustakaan, yaitu mempercepat proses

layanan sirkulasi sehingga tidak menimbulkan antrian yang panjang,

sehingga waktu dan sumber daya yang ada di perpustakaan bisa

dimanfaatkan dengan lebih efektif dan efisien dalam pelayanan.

Saat ini FKUI sendiri sudah mulai melakukan transisi dari manual ke

digital hingga virtual atau cyber, dengan berlangsungnya transisi di

perpustakaan FKUI untuk berkembang ke arah cyber, maka tuntutan

terhadap pustakawan FKUI pun bertambah dimana pustakawan FKUI

harus bisa menguasai teknologi secara pengetahuan dan keterampilan,

karena menurut pustakawan FKUI sebelum membangun perpustakaan

cyber seharusnya pustakawanya dulu yang sudah cyber atau menguasai

teknologi dengan baik, seperti yang di ungkapkan Widodo dalam

kutipan wawancara berikut,

“sebelum bangun perpustakaan cyber, ya pustakawanya dulu yang harus udah cyber, disini pustakawan dituntut

untuk bisa menguasai paling tidak satu bahasa pemrograman, nah paling tidak itu bisa mengoperasikanya.

Bagaimana mau mengelola perpustakaan cyber kalo pustakawanya tidak mampu, dari situlah pustakawan cyber dulu yang harus ada sebelum perpustakaanya, minimal

untuk membuat perpustakaan cyber minimal harus tau HTML kemudian bahasa pemrograman dasar minimal PHP

kemudian struktur, metadata seperti mark ya itu lah yang harus dikuasai.” 6

5 Wawancara pribadi dengan Rudi, 20 November 2014

6 Wawancara pribadi dengan Widodo, 20 November 2014

Page 57: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

47

Dari wawancara diatas juga menunjukan bahwa dari pemahaman

psutakawan FKUI sebelum membangun perpustakaan cyber

pustakawannya harus lebih dulu menjadi cyber, dalam arti mereka harus

lebih dulu paham tentang teknologi yang ada dan menguasainya

sehingga mereka bisa menerapkannya di perpustakaan.

Di ungkapkan juga oleh Beny dalam kutipan wawancara berikut,

“Kalo mengenai teknologi di perpustakaan, apa tadi pustakawan cyber ya, ya harusnya pustakawanya yang

mampu jangan mengandalkan orang IT melulu, itu yang kita lakukan disini kita memodifikasi dan mengambangkan

teknologi yang sudah ada. Disini pustakawan dituntut untuk bisa menguasai paling tidak satu bahasa pemrograman, nah paling tidak itu bisa mengoperasikannya..” 7

Dilihat dari kutipan wawancara diatas bahwa, pustakawan FKUI tidak

bergantung dengan pihak lain di luar perpustakaan maka dari itu

pustakawan FKUI dituntut setidaknya mampu mengoperasikan dan

menguasai satu bahasa pemrograman seperti dasar-dasar pemrograman

seperti HTML, PHP, dll. hal ini berujung pada peningkatan kompetensi

pustakawan FKUI itu sendiri.

Sebagai seorang pustakawan pengetahuan memang menjadi modal

utama untuk mengatur segala hal yang berkaitan dengan peningkatan

mutu mereka serta mutu pelayanan perpustakaan tersebut. Seperti yang

telah disebutkan dalam wawancara diatas, namun tidak hanya

pengetahuan, keterampilan juga sangat penting dimiliki pustakawan,

melihat saat ini sudah era cyber dimana kelompok pengguna saat ini

7 Wawancara pribadi dengan Beny, 20 November 2014

Page 58: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

48

kebanyakan adalah dari golongan digital native yang ingin serba klik,

terkadang bagi pustakawan yang tidak mahir dalam TI hal ini akan

menjadi kesulitan tersendiri. Pustakawan FKUI saat ini tidak hanya

mengetahui dan mampu mengoperasikan software perpustakaan saja,

namun mereka juga mampu menganalisa teknologi atau software apa

saja yang ada saat ini dan mana yang paling cocok atau baik digunakan

di perpustakaan mereka, seperti yang di ungkapkan Widodo berikut,

“kita disini pakek lontar dan senayan, kalo melihat dari beberapa database sih emm hanya bisa menganalisa sih

menurut saya senayan yang paling bagus dan rapi databasenya, nah yang ada disenayan itu yang disebut

automasi karena, pertama di buat oleh pustakawan sendiri sehingga fasilitas yang ada sudah sesuai dengan kebutuhan perpustakaan, kedua tidak bisa ada duplikasi datanya

namanya automasi itu kan satu untuk semua jangan sampe ada data ganda gitu, namanya juga automasi”8

Dari hasil wawancara diatas bisa dilihat pustakawan FKUI setidaknya

sudah mampu menganalisa kebutuhan dalam hal software database apa

yang menurut mereka baik untuk digunakan di perpustakaan. Beberapa

pustakawan FKUI sudah mampu menerapkan kedua hal tersebut yaitu

pengetahuan dan keterampilan di bidang TI, namun keterampilan TI

pustakawan FKUI memang tidak merata dalam artian kompetensi TI

mereka berbeda-beda tidak semuanya mampu menguasai hal yang

sama, seperti yang diungkapkan oleh Widodo dalam kutipan

wawancara berikut,

“Kalo untuk software, hardware misal, install ulang

computer, aplikasi, games antivirus dll, saya bisa. Kalo

untuk database sih kita seneng memodifikasi aja, database

kita belum pernah buat, tapi kalo otak-atik sih sering dan

8 Wawancara pribadi dengan Widodo, 20 November 2014

Page 59: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

49

sekarang juga lagi buat modul migrasi di senayan, modul

migrasi database di dalam satu webserver, misal ada

database dari lontar mau dipindah ke senayan nah itu ga

perlu kita ubah atau ekspor impor database, cukup sekali

klik langsung migrasi datanya, kalo untuk database sih itu

aja yang lagi dikerjain sekarang, ada juga arsitektur

informasi kalo pembahasanya ke penelusuran bisa saya

katakan baik, tapi kalo membangunya belum, lalu apalagi

itu integrasi yah kalo integrasi kita udah bisa dikatakan baik

juga, kalo internet dan jaringan paling kalo trouble shooting

sih kita mampu sih tapi kalo detailnya belum, kalo aplikasi

perangkat lunak ya itu tadi yang lagi dikerjakan, kalo

pemrograman sebenernya gak menguasai banget sih yakan

juga masih tahapan belajar paling yang saya tau

pemrograman kaya itu PHP, Java Script, HTML, sementara

baru itu yang saya tau tentang pemrograman kalo metadata

apa itu marc ya paling, itu juga ga hafal text nya, ya gitu aja

sih yeng bener-bener dikuasai banget juga engga, tapi bisa

lah”9

Berbeda pula dengan kompetensi pustakawan lainya, seperti yang di

ungkapkan Beny dalam kutipan wawancara berikut,

“kalo saya sih emang ditempatin jadi bloger sama internet marketer ya, jadi ya seperti penerbitan elektronik sih yang udah sering ya kaya e-book dll sekarang juga lagi usaha

tapi ada masalah yah hehehe itu apa bikin angket di senayan, tapi yang lain saya bisa seperti edit poto kan di

blog atau web itu kan kita mesti membuat apa tampilan yah tampilan yang menarik juga” 10

Dari kutipan wawancara diatas bisa kita lihat kemampuan TI

pustakawan FKUI sudah sangat baik, diantaranya sudah mampu

memodifikasi database, metadata, arsitektur penelusuran informasi,

integrasi data, network dan troubleshooting, bahasa pemrograman

seperti HTML, PHP, Javascript, penerbitan elektronik dan photo

9 Wawancara pribadi dengan Widodo, 20 November 2014

10 Wawancara pribadi dengan Beny, 20 November 2014

Page 60: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

50

editing, serta kompeteni umum bidang computer seperti instaal

software, games , dll.

kompetensi TI pustakawan satu dan yang lainya berbeda-beda,

penempatan posisi atau bidang kerja mereka juga sedikit banyak

berpengaruh pada kompetensi mereka. Namun ada pula yang hanya

biasa-biasa saja dalam hal memahami dan menguasai teknologi yang

ada di perpustakaan, seperti yang di ungkapkan Rudi dalam kutipan

wawancara berikut,

“kalau saya sih udah tua yah kebiasaan pake manual, tapi

kalau misal cuma untuk software, kaya games, aplikasi dll bisa. tapi teknologi juga bagus dan membantu tapi kalo

untuk belajar em yah maklumlah orang tua hehe, Cuma bisa ngikutin aja kalo ada tapi kalo lebih jauh saya ga bisa hehe, kalau program paling bisa mengoperasikan yang udah ada

aja kalo trouble ya saya manggil si ido, hehehe kalo software komputer kaya word, excel gitu-gitu aja, faktor u

kalo kata orang mah hehe beda jaman”11

Dilihat dari hasil wawancara ketiga pustakawan diatas memang penulis

menyimpulkan tidak semua pustakawan FKUI mahir atau mmenguasai

dengan baik tentang TI. Untuk menjadi pustakawan cyber, seorang

pustakawan seharusnya mampu menguasai hal-hal yang disebutkan di

atas, namun sebenarnya ini bisa dikolaborasikan dengan tenaga-tenaga

TI sendiri namun seringkali terjadi ketidakpuasan pustakawan atas apa

yang dibuat oleh orang IT yang sehingga mengharuskan pustakawan

mampu menguasai hal tersebut ini juga yang mendasari salah satu

pustakawan FKUI Widodo yang membuatnya tertantang untuk

11

Wawancara pribadi dengan Rudi, 20 November 2014

Page 61: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

51

mengembangkan diri di bidang teknologi. Hal ini dijelaskan dalam

kutipan wawancara berikut,

“kalau kita mengandalkan orang TI yang tidak tau

perpustakaan tetap saja susah, kadang kita minta buatkan A

ternyata dibuatkanya B kan tidak sesuai dengan keinginan

kita, tapi kalo kita yang bikin sendiri sudah pasti sesuai

dengan keinginan kita. Walaupun ya kadang data nya

kekurangan tapi minimal pustakawanya sendiri mampu di

bidang itu”12

Dari hasil wawancara di atas menunjukan bahwa secara kuantitas

memang tidak semua pustakawan FKUI ahli atau mahir dalam dunia TI

di perpustakaan namun secara kualitas ada beberapa yang sudah

menguasai kompetensi TI dengan baik. Sejatinya Pustakawan sebagai

pekerja informasi yang professional sudah seharusnya memiliki

kompetensi yang sesuai dibidang mereka yang diperoleh melalui

pendidikan formal, untuk menjadi seorang yang ahli seorang

pustakawan harus menempuh pendidikan atau sekolah profesi

pustakawan seperti D3 perpustakaan, S1 perpustakaan, S2 perpustakaan

bahkan bisa sampai S3 perpustakaan. Pendidikan tersebut bisa

ditempuh di dalam negeri maupun di luar negeri. Hal ini senada dengan

pertemuan dewan direktur Special Libraries Association (SLA) dalam

sidang tahunan 1996 membahas laporan tentang kompetensi yang perlu

dimiliki pustakawan khusus memasuki abad 21. Ada dua jenis

kompetensi yang dimaksudkan oleh SLA yaitu kompetensi profesional,

dan kompetensi individu. Kompetensi profesional yaitu yang terkait

12

Wawancara pribadi dengan Widodo, 20 November 2014

Page 62: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

52

dengan pengetahuan pustakawan di bidang sumber-sumber informasi,

teknologi, manajemen dan penelitian, dan kemampuan menggunakan

pengetahuan tersebut sebagai dasar untuk menyediakan layanan

perpustakaan dan informasi. Kompetensi Individu, yang

menggambarkan satu kesatuan keterampilan, perilaku dan nilai yangg

dimiliki pustakawan agar dapat bekerja secara efektif, menjadi

komunikator yang baik, selalu meningkatkan pengetahuan, dapat

memperlihatkan nilai lebihnya, serta dapat bertahan terhadap perubahan

dan perkembangan dalam dunia kerjanya. Sedang kompetensi personal

menuntut pustakawan untuk dapat melakukan hal sebagai berikut:

1. Melakukan layanan prima.

2. Mencari tantangan dan melihat peluang baru baik di dalam maupun

di luar perpustakaan.

3. Melihat dengan wawasan yang luas

4. Mencari mitra kerja.

5. Menciptakan lingkungan yang saling menghargai dan

mempercayai.

6. Memiliki ketrampilan berkomunikasi.

7. Bekerja baik dengan sesama anggota tim.

8. Membenikan kepemimpinan.

9. Merencanakan, membuat prioritas dan fokus pada hal-hal yang

kritis.

10. Setia dalam belajar sepanjang hidup dan perencanaan kanier

pnibadi.

Page 63: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

53

11. Memiliki ketrampilan bisnis dan menciptakan peluang baru.

12. Mengakui nilai profesional kerjasama dan kesetiakawanan.

13. Luwes dan bersikap positif dalam masa yang selalu berubah.13

Kemampuan untuk menggunakan berbagai perangkat Teknologi

Informasi untuk membantu semua proses kerja memerlukan beberapa

skill TI yang diperlukan antara lain,

1. Desain Database dan Manajemen database

2. Data Warehousing

3. Penerbitan elektronik

4. Perangkat keras

5. Arsitektur Informasi

6. Sumber Informasi Elektronik

7. Integrasi Informasi

8. Desain Intranet/Extranet

9. Aplikasi perangkat lunak

10. Pemrogaman

11. Workflow/Alur Kerja

12. Pemrosesan Teks (Text Processing)

13. Metadata

14. Perangkat lunak untuk manajemen informasi (Information

Management tools)14

13

Blasius Sudarsono, Pustakawan Cinta dan Teknolog, .( Jakarta: ISIPII, 2009), hlm. 14

Ishak, Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol. 4, No. 2, Desember 2008

Page 64: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

54

Dari hasil wawancara di atas pemulis menyimpulkan bahwa secara

kompetensi pustakawan FKUI memang memiliki kompetensi

pustakawan secara ideal, hal tersebut dikarenakan adanya penempatan

sumberdaya manusia yang sesuai kompetensi di bidangnya, namun

selain kompetensi pustakawan yang umum, pustakawan FKUI pun

diantaranya memiliki kompetensi TI yang bisa dikatakan cukup baik,

gambaran kompetensi TI perpustakaan yang dimiliki pustakawan FKUI,

penulis rangkum dalam tabel berikut,

Tabel 1. Kompetensi TI pusstakawan FKUI

No

Kategori

Kompetensi pengetahuan

umum computer

Kompetensi yang berkaitan dengan

Automasi perpustakaan

1 Bagian komputer (hardware)

Sistem integrasi perpustakaan ( seanayan, lontar,dll)

2 Instalasi computer Artikel

3 Sistem operasi computer Metadata (marc, Dublin core)

4 Perangkat lunak,aplikasi

dan games

Perencanaan teknologi

perpustakaan

5 Keamanan computer (antivirus)

Membuat web (XHTML, dan CSS)

6 Digitalisasi atau penerbitan elektronik

Protokol (HTTP, FTP, SMTP)

7 Basisdata (MySQL, Ms.Access, dll)

Blog

8 Editing photo Penelusuran basisdata online

(EBSCO, JSTOR, dll)

9 Bahasa scripting

(PHP,Javascript, dll)

10 Jaringan internet

Page 65: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

55

Berdasarkan hasil wawancara dan dari observasi yang penulis lakukan

memang benar pustakawan FKUI sudah banyak menghasilkan karya-

karya di bidang teknologi untuk perpustakaan seperti template atau

modul-modul baru dalam sebuah software, dll, walaupun secara

kuantitas tidak semua pustakawan FKUI mampu, namun secara

kualitas ada beberapa yang menguasai hal tersebut, dari data dan fakta

serta karakteristik seorang pustakawan cyber, maka pustakawan FKUI

bisa dikatakan sebagai pustakawan cyber.

2. Upaya Pustakawan FKUI

Sering kali bidang pekerjaan dan latar belakang pendidikan sumber

daya manusia tidak sejalan, namun perpustakaan FKUI mulai

konsisten terhadap tenaga pekerjanya, yang harus sesuai dengan

bidang pekerjaan dan latar belakang pendidikan yang dimiliki. Hal ini

tentunya selaras dengan apa yang seperti yang diungkapkan Widodo

dalam wawancara berikut,

“Walaupun saya ditempatkan di perpustakaan IT nya, tapi

memang backgroundnya perpustakaan. mau tidak mau

harus memperdalam TI yah, dan alhamdulillah bisa lah tapi

yah em masih belajar juga. kompetensi individunya ya

berdasarkan individunya itu sendiri. Kalau saya sendiri ya..

dari awal di sini tuh, kepingin bukan hanya bekerja, tapi

kepingin mengembangkan diri, saya jauh-jauh dari desa.

Kalau awal kesini hanya kepingin nyari kerjaan ahh..

kayaknya ya kurang cocok aja.”15

Dilihat dari kutipan wawancara diatas memang dalam hal ini adanya

upaya atau keinginan belajar dari pustakawan FKUI itu sendiri menjadi

salah satu faktor internal dalam pengembangan kompetensi mereka niat

15

Wawancara pribadi dengan Widodo, 20 November 2014

Page 66: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

56

yang tidak hanya sekedar bekerja namun juga untuk meningkatkan

kualitas diri mereka secara pribadi menjadi poin utama dalam upaya

mereka meningkatkan kompetensi.

Kompetensi TI yang dimiliki pustakawan FKUI tidak serta merta

mereka dapatkan begitu saja, tentu ada upaya-upaya yang dilakukan

sehingga mereka mampu atau memiliki kompetensi TI yang mereka

miliki saat ini. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan

pustakawan FKUI memang ada beberapa upaya yang dilakukan oleh

pustakawan FKUI , seperti yang di ungkapkan Widodo dalam kutipan

wawancara berikut,

“eh kalo upaya ya, memang aku dari desa udah nyiap

nyiapin kalo di desa saja aku gak berkembang. Nah itu udah dari awal, kemudian sesudah disini upayanya ya aku

ikut komunitas gabung komunitas, disini aku ikut di Slims Jabodetabek, disitu apa, em sharing tentang perpustakaan dan pustakawan cyber, nah pengembangan dirinya disitu,

belajar dari komunitas, sharing gimana sih meningkatkan kompetensi kita di bidang IT. Seminar juga baru kemarin

itu seminarnya mas Ari Nugraha tentang perpustakaan cyber juga kalo yang lain belum ada”16

Dilihat dari kutipan wawancara diatas selain niat dari dalam diri

sendiri, serta faktor eksternal seperti mengikuti seminar, dan bergabung

dengan komunitas tertentu juga merupakan upaya mereka dalam

menambah wawasan di dunia teknologi, yang nantinya didalam seminar

atau komunitas tersebut menjadi ajang berbagi pengalaman atau

bertukar pikiran sehingga menambah wawasan dan keterampilan baru

bagi mereka.

16

Wawancara pribadi dengan Widodo, 20 November 2014

Page 67: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

57

Hal serupa juga di ungkapkan pustakawan lainya Beny dalam kutipan

wawancara berikut,

“faktor eksternal sih kalo saya, ikut gabung di dalam

sebuah komunitas ya, karena di FKUI sendiri juga belum

ada komunitas tersebut”17

Berdasarkan hasil wawancara di atas memang upaya yang dilakukan

tidak melulu harus dari ruang lingkup kerja namun juga bisa di ambil

dari dunia luar, seperti komunitas, namun tentu faktor internal pun sama

pentingnya untuk pengembangan kompetensi pustakawan, adapun

upaya internal yang dilakukan pustakawan FKUI diungkapkan oleh

Widodo dalam kutipan wawancara berikut,

“Upaya internalnya yaitu baca, yang pasti otodidak ya guru

saya itu google itu, yah, mulai tau komputer, mulai tau

senayan ya.. saya kembangkan sendiri, bagaimana caranya

ya cari di google. Apalagi di sini akses internetnya lancar

ya faktor pendorongnya juga itu”18

Dilihat dari kutipan wawancara diatas upaya internal yang dilakukan

oleh pustakawan sendiri adalah dengan membaca baik dari buku

maupun internet, serta dukungan dari tempat bekerja yaitu dalam hal

ini FKUI juga berperan bagaimana mereka memfasilitasi sumber daya

manusianya, seperti yang diungkapkan Beny dalam kutipan

wawancara berikut,

“faktor internal tempat kerja sih apa ya em karena mereka

para bagian SDM ingin pustakawan mengembangkan diri, jadi ya silahkan disini, ada komputer fasilitas internet. Nah, menurut beliau sendiri kalau ada yang bisa

mengembangkan di bidang IT silahkan, tidak memberatkan.

17

Wawancara pribadi dengan Beny, 20 November 2014 18

Wawancara Pribadi dengan Widodo, 20 November 2014

Page 68: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

58

Karena yang mengembangkan lontar itu dari perpustakaan

kita. Oleh karena itu kita didorong untuk sharing kesana”19

Kutipan wawancara diatas menunjukan bahwa FKUI pun memfasilitasi

mereka dengan sarana yang memadai seperti komputer dan internet

sehingga para pustakawanya bisa dengan mudah mengakses sumber-

sumber dari luar sehingga pengembangan-pengembangan yang

dilakukan di bidang teknologi pun bisa dilakukan secara mandiri.

Namun upaya mereka pun tentu tidak berjalan dengan mulus begitu

saja, ada hambatan hambatan yang menjadi kendala dalam upaya

mereka menjadi pustakawan cyber, Persoalan yang berkaitan dengan

upaya membangun dan mengembangkan kompetensi pustakawan ke

arah cyber adalah terkait dengan berbagai kendala atau hambatan

yang dihadapinya, seperti pembinaan yang belum memadai,

terbatasnya pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki di

bidang TI, tidak ada guru atau pembimbing dalam bidang IT serta,

terbatasnya kemampuan dalam penguasaan bahasa asing, dan

faktor-faktor psikologis, sehingga menyebabkan kinerja pustakawan

belum maksimal. secara umum hal ini di ungkapkan Widodo dalam

kutipan wawancara berikut,

“kendala itu bahasa, kalo kita kepingin browsing di internet

nyari solusi ya kendalanya disitu, dapet ya bahasa bahasa asing, bahasa inggris saya kan belom mahir bangit banget

sebatas pasif, ya baca bisa untuk mempresentasikanya bisa, tapi untuk mengungkapkanya itu kadang ga bisa jadi ada kadang ada banyak hal yang disitu bener-bener sudah

tercantum rinci tapi saya tidak bisa mencerna itu, kendalnya disitu bahasa dan guru IT nya, misalnya

ngembangin lontar berhubung bahasa pemrogramanya sudah lama dan sekarang pengembanganya kurang begitu

19

Wawancara pribadi dengan Beny, 20 November 2014

Page 69: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

59

signifikan, kaya bahasa PHP itu kan popular banyak

tutorialnya, sedangkan java sendiri susah untuk referensinya” 20

Dalam kutipan wawancara diatas dijelaskan setidaknya ada beberapa

hal yang menjadi hambatan seperti, kurangnya petunjuk atau tutorial

tentang program tertentu, tidak ada guru atau pembimbing dalam

bidang TI serta, terbatasnya kemampuan dalam penggunaan bahasa

asing terutama bahsa inggris, menjadi salah satu hambatan dalam

upaya-upaya mereka. Hambatan serupa juga di rasakan oleh

pustakawan lainya seperti yang diungkapkan Beny, dalam kutipan

wawancara berikut.

“emm ya kalo kendala yang dirasain pasti ya guru TI, ya guru yang bener-bener tau masalah TI, kita gak punya nah

itu kendalanya berasa banget ketika ga ada gurunya disitu yang mengajari saya”21

Dari hambatan-hambatan yang ada memang pustakawan FKUI saat ini

hanya mampu mengatasinya dengan semampu mereka, seperti yang

diungkapkan widodo berikut,

“kalo saya yah itu google translate, nanti abis itu saya coba-

coba lagi, nanti kan baru tau oh ini maksudnya buat ini buat ini gitu aja, google lah say amah referensinya kalo ada

kendala”22

Solusi lain yang dilakukan pustakawan FKUI adalah sharing di

komunitas seperti yang di ungkapkan Beny berikut,

“ya kalo saya kadang nanya aja sama temen-temen di komunitas yah, karna kan di komunitas banyak anak TI nya

20

Wawancara pribadi dengan widodo, 20 November 2014 21

Wawancara pribadi dengan Beny, 20 November 2014 22

Wawancara Pribadi dengan Widodo, 20 November 2014

Page 70: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

60

juga yang cenderung memang ke dunia perpustakaan, jadi

ya kadang saya nanya-nanya ke mereka aja sih”23

Namun ada pula upaya yang lain selain yang disebutkan diatas seperti

yang diungkapkan Rudi berikut,

“kalo saya sih belajarnya sama yang udah ada aja nih hehe

kaya misalnya nih si ido pasang lontar disini sama senayan, nanti kan saya juga bakal make buat sirkulasi, input data dll, ya jadi saya belajarnya sambil make aja gitu, kalo ada

yang gabisa ya saya nanya ke ido”24

Dari hasil wawancara diatas bisa dilihat upaya pustakawan FKUI dalam

mengatasi keterbatasan mereka dalam bidang TI seperti, menggunakan

google translate dalam mengatasi kendala bahasa yang mereka hadapi

dan juga memanfaatkan teman di dalam komunitas untuk membantu

kendala yang mereka hadapi. Makin majunya ilmu pengetahuan dan

teknologi informasi, tentu setiap organisasi termasuk dalam hal ini

perpustakaan memerlukan tenaga kerja atau karyawan yang mempunyai

kemampuan profesional. Kemampuan profesional dimaksud adalah

sumber daya manusia berkualitas yang menguasai keterampilan dan

pengetahuan serta sikap yang menunjang perkembangan di segala

bidang, mampu menempatkan berbagai peluang dan tangguh dalam

menghadapi tantangan. Bagi seorang pustakawan untuk menjadi

pustakawan Cyber tentunya perlu adanya upaya-upaya yang dilakukan

sehingga mereka mampu menguasai kompetensi TI dan bisa disebut

dengan Pustakawan cyber. Hal ini berkaitan dengan upaya yang

dilakukan oleh pustakawan ketika ia dihadapkan dengan hal baru

23

Wawancara pribadi dengan Beny, 20 November 2014 24

Wawancara pribadi dengan Rudi, 20 November 2014

Page 71: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

61

seperti teknologi yang kini hadir di perpustakaan ialah mempelajarinya

jika tidak ingin tertinggal oleh perkembangan teknologi. Pustakawan

FKUI selama ini melakukan upaya atau belajar sendiri dengan

mengikuti komunitas dan seminar tidak ada upaya khusus seperti

sekolah di bidang TI ataupun kursus dalam mempelajari teknologi

tersebut, seperti yang disampaikan Solaiman Joesoef pada bukunya

bahwa belajar dan pembelajaran pun dapat dilakukan dengan mandiri

memanfaatkan beberapa wadah pendidikan luar sekolah yaitu, kursus,

kelompok belajar, pusat pemagangan, keluarga, kegiatan lain sperti

seminar, serta belajar mandiri melaului buku-buku dan sumber lainya.25

Berbagai upaya belajar dan pembelajaran yang dilakukan pustakawan

tentunya akan meningkatkan kompetensi yang berdampak pada mutu

pelayanan, citra dan persepsi masyarakat terhadap perpustakaan juga

akan semakin baik. Untuk mewujudkan pelayanan perpustakaan

tersebut, maka kemampuan pustakawanan perlu ditingkatkan, baik

dalam menguasai perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan,

juga kemampuan atau keterampilan. Sejalan yang diungkapkan Spears

belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu pada

dirinya sendiri, mendengar dan mengikuti aturan ada juhga yang

mendefinisikan belajar sebagai perubahan prilaku yang relatif tetap

yang disebabkan praktik atau pengalaman yang sampai dalam situasi

tertentu26. Hal ini juga yang bisa dilakukan pustakawan FKUI dalam

mengikuti perkembangan teknologi saat ini. Para pustakawan FKUI 25

Soelaiman Joesoef, konsep dasar pendidikan luar sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara,

1992),hlm.63-65. 26

Eveline siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010) hlm. 3

Page 72: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

62

dapat mengembangkan dan belajar dari sebuah perkumpulan maupun

komunitas ataupun sumber-sumber lainya.

Berdasarkan hasil wawancara ada beberapa upaya yang dilakukan baik

faktor internal maupun eksternal. Hal ini tujuannya ialah,

mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh pustakawan tersebut.

Kemajuan teknologi mendorong pustakawan untuk memanfaatkan

fasilitas, serta mengembangkan teknologi yang sudah ada. Karena

untuk menjadi pustakawan cyber, kompetensi yang dimiliki oleh

seorang pustakawan harus bertambah yaitu, mampu menguasai

teknologi informasi, pustakawan harus mampu mengembangkan

teknologi maupun software yang telah ada. Sehingga terjadi perubahan

sikap, pengetahuan dan keterampilan para pustakawan FKUI sehingga

menjadi expert, sama seperti yang di ungkapkan Evaline Siregar dalam

bukunya yaitu, Belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang di

dalamnya terkandung beberapa aspek, yaitu:

1. Bertambahnya jumlah pengetahuan

2. Adanya kemampuan mengingat dan mereproduksi

3. Ada penerapan pengetahuan

4. Menyimpulkan makna

5. Menafsirkan dan mengaitkannya dengan realitas

6. Adanya perubahan sebagai pribadi

Page 73: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

63

Ciri-Ciri belajar:

1. adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingah laku

tersebut bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor),

maupun nilai dan sikap (afektif).

2. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap

atau dapat disimpan.

3. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dengan

usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.

4. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik

atau kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh

obat-obatan.27

Berdasarkan hasil wawancara diatas penulis menarik kesimpulan

bahwa upaya yang dilakukan oleh pustakawan FKUI adalah dengan

belajar mandiri, meliputi faktor internal seperti membaca baik dari

sumber seperti buku maupun internet serta faktor eksternal sepeti

mengikuti seminar, dengan bergabung ke sebuah komunitas yang

kiranya dimana dia bisa mengembangkan diri serta menambah

wawasan dan keterampilan serta didukung oleh fasilitas yang

memadai.

27

Ibid hlm. 14.

Page 74: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

67

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang sudah dibahas di bab sebelumnya penulis

mencatat ada dua simpulan yaitu,

1. Secara kualitas sudah ada beberapa pustakawan FKUI yang

menguasai TI dengan baik, kompetensi TI pustakawan FKUI antara

lain, menguasai teknologi yang ada seperti memodifikasi database

serta membuat karya seperti template, penerbitan elektronik, integrasi

informasi, editing poto dan yang lainya. Dari kemampuan atau

kompetensi mereka saat ini mereka sudah bisa dikatakan sebagai

seorang pustakawan cyber.

2. Upaya-upaya yang dilakukan pustakawan FKUI dengan memanfaatkan

sumber belajar dari luar, upaya yang dilakukan pustakawan FKUI

adalah dengan belajar mandiri yang caranya beragam, mulai dari

membaca buku ataupun tulisan di internet, mengikuti seminar, atau

dengan ikut komunitas adalah upaya-upaya yang mereka tempuh

dalam meningkatkan kompetensi mereka khususnya dalam dunia

teknologi

Page 75: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

68

B. Saran

Saran yang dibberikan penulis terkait hasil penelitian ini untuk

pustakawan FKUI adalah sebagai berikut:

1. Perlu adanya transfer pengetahuan dan kompetensi TI, dari pustakawan

FKUI yang sudah mahir dibidang TI. Mereka bisa membuat pelatihan

kepada pustakawan FKUI lainya, sehingga ketika sewaktu-waktu

pustakawan yang mahir di bidang TI ini tidak lagi bekerja di FKUI,

sistem yang ada di perpustakaan FKUI bisa tetap berjalan dengan baik.

2. perlu adanya kerja sama dengan bagian TI diluar perpustakaan, untuk

mengatasi keterbatasan kemampuan TI Pustakawan FKUI, sehingga

orang TI ini akan berperan menjadi pembimbing untuk pustakawan

tersebut ketika menghadapi kendala di perpustakan khusunya kendala

dalam teknologi.

Page 76: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

69

DAFTAR PUSTAKA

Abdur Rahman Saleh. Membangun perpustakaan Digital Step by Step.

Jakarta: Sagung Seto, 2010

Beales, Elizabeth. Librarian Is Cybernancy, 2006.

Blasius Sudarsono. Antologi Kepustakawanan Indonesia. Jakarta: IPI, 2006

……….. Pustakawan Cinta dan Teknologi. Jakarta: ISIPII, 2009

Buxbaum, Shari. Library Services: Perpustakaan Virtual Untuk kuliah

Bisnis Sistem Jarak Jauh Tren Yang Berkembang Saat Ini, Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 2004

Craver, W Kathleen. Creating Cyber Libraries. Colorado: Greenwood, 2002

Harahap, Basyral Hamidi. Kiprah Pustakawan Seperempat Abad Ikatan

Pustakawan Indonesia. Jakarta: IPI, 1998

I Putu Suhartika. Implementasi Teknologi Informasi Sebagai Usaha

Peningkatan Mutu Layanan Perpustakaan. Visi Pustaka: Vol 6, No

2, Desember 2004

Ishak. Pengelolaan Perpustakaan Berbasis teknologi Informasi. Pustaka:

Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol. 4, No. 2, Desember 2008 Laudon, C Kenneth. Sistem informasi manajemen: mengelola perpustakaan

digital Edisi 8. Yogyakarta: Andi, 2005

Moleong, Lexy J.Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung. Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2001.

Nanan Khasanah. Kompetensi pustakawan di Era Perpustakaan Digital.

Disampaikan dalam Pelatihan perpustakaan Digital untuk

pustakawan di lingkungan PMPTK se-Indonesia, Institut Teknologi

Bandung, 2008

Putu Laxman Pendit. Perpustakaan Digital dari A sampai Z. Jakarta:

Citrakarya Karsa Mandiri, 2008.

…………Perpustakaan Digital Kesinambungan dan Dinamika. Jakarta:

Citrakarya Karsa Mandiri, 2008

Page 77: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

70

Scheneider, Karen G. Internet Librarian. American Libraries: Vol 29, No 1,

January 1998

Siregar, Eveline. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia,

2010

Soelaiman Joesoef. konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Bumi

Aksara, 1992

Sulistyo Basuki. Pengantar ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 1991.

Page 78: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

'.:........-]l.l i]:I,i.':t ;,.j .tr.ra,:,:, !t:

;",...i...,";_. .. - ,,::.1.

i lt :,n i::,;,,i rli,,i;;:: i!:,

:

i:],i

I(EMENTERIAN AGAMAUNIVEITSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF FIIDAYATULLAH JAKARTAFAKULTAS ADAI] DAN HUMANIORA

Jl. lr. H. Juanda No,95 Ciputat 15412lndonesia Telp. : (62-2'1) 7443329. Fax.7492907

Nomor : UN.0 I lF2lPp.009.ZP76J t20 | 4Lamp. : -

FIal : 'fugas Menjadi Pcnrbimbing

Kepada Ytlr.Bpl</lbu/Sdr. : Acle Abclul IIal<, M.IIumdi

.lal<arta.

AssalantLr'alail<Lrrl Wr. Wb.

.lal<arta^ I 8 Septernber l0ll

Dengart hormat l<ami belitahLrl<arr bahu,a Bpl</lbu/Sdr. clirnohon nrenjaclipernbirnbing skripsi. atas nama:

Saudara/i : AbdLrl Bayu Asrnar.aNIM : 1110025000056JLrr./Fal<. : Iltnu PelpLrstakaan / Fal<Lrltas Aclab clan I-lurnaniolaSerrester : lX (sernbilan)Entail :uateschuparrl<@grlail.cornNo. I-lP. :087896468302JLrdLrl :

"Upay:r Pust:rl<arvan FKUI Menjacli Pustakau'iut C-1t bsr,,

dalanr t'artgl<a rlerryelesailian stLrcli rne ncapai gclar ,sut'juttu ,gtrutu I.

Atas l<esediaan [3apalJlbLr/Sclr. untLrli rrclal<sanaliarr tugas tersebut harrinrerryarnpail<an pelrghargaan dan terirra l<asih.

Wassalanr

Cutatan :

l. Pettlbilttbing ntetrilil<i rveu'enzirrg rnernpe r'traiki rcdal<si .jLrdrrl cian orrtlinc2. Pertrbaltan.i irclLrl sliripsi harap cliberitahLrkan oleh nrahasisn,a kc'.i trrrrsrrr.

1.

Page 79: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTAFAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

Jl. lr. H, Juanda No. 95 Ciputat r54rz lndonesia Telp. : (62-zt) 7443329.

Nonror : Urr.0 I lF2lPP.0l .3/ ?43 ilt2015Lanrpiralr : I (satLr) eksertrplar skripsil'lal : Pengu,ji Skripsi

,lakarta, 24 Maret 2015

kesecliaannya

Univcrsitas

iLrsas tersebLrt. karli

Kepada Yth.Bpk/lbu/Sdr.:l. Fahma Riyanti, N{.Hum (Pengujil)2. Pungl<i Purnomo, MLIS (Penguii II)3. Ade Abdul Hal<, M.l-lum (Penrbirrbing)

di .lakarta

Assalamu'alaikum WL. Wb.

Densatr hortrtat kanri beritahirkan bahrva Bapak/lbu/Sdr.. dinrohorrrrrenjadi Pe ngtji Skt'ilt.siatas nalna:

Saudara/i : ABDUL BAYU ASIvIARANIM. : 1110025000056Fak.i.lLrr. : Adab dan Hurnaniora / Ilntu PerpustakaanJLrdul Skripsi :

"Upaya Pust:rl<au,an Perpustak:ran Fakultas Kcclol<tcranIndonesia ntenjldi Pustaka*'t n Cybe r,'

t.liian skripsi tersebLrt akan clilaksanakan pada:

Ilari/'1-anggal : .lunrat / 27 lvlaret 201 5WaktLr : 09.00 s.cl 10.00Tenrpat : RLrang N4Lrnaqasah Lantai V FAH ulN

Atas kcsecliaan Ilpk/lbLr/Sdr/i untuk ntclaksanakarrnrcn\anrpaikan perrgharsaan clan tcr.inra kasih.

A.nI3 iclan g A kaclcnr ik

NI.Pd.

Page 80: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

Lampiran 1

Hasil Wawancara

Nama : Abdul Bayu Asmara

Judul : Upaya Pustakawan Perpustakaan FKUI Menjadi Pustakawan Cyber.

1. Bagaimana kompetensi profesional dan kompetensi individu Pustakawan

FKUI?

Jawab: Kalo ibarat profesional, profesional kan ya ee dasar

pendidikannya kan kalo untuk karyawan disini 60% itu memang dari

jurusan perpustakaan semua walau pun saya, di tempatkan di pustakawan

I.T nya tapi, memang backgroundnya bidang perpusatakaan jadi lebih

condong ke perpustakannya cuma ditempatkannya Di bidang I.T, nah ini

eh perekrutan yang sesuai dengan background perpustakaan itu mulai

tahun 2012. Sebelumnya, ya dulunya cuma satu ya PJ kita yang

background pendidikan nya ilmu perpustakaan, nah di sana pas 2012

perekrutan yang backgroundnya perpustakaan. memang itu keinginan dari

sdm itu sendiri. Jadi profesionalitasnya berdasarkan apa pendidikan.

ya kalo saya sih yah em, penelusuran yang pasti bisa, sirkulasi dan

klasifikasi itu kan wajib yah, organisasi informasi juga, juga ya kaya gitu

lah untuk kompetensi profesionalnya yah

Page 81: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

Secara kompetensi individu sih. Masing-masing individu kalo saya

sendiri.. ya , dan awal disini tuh, tidak hanya kepinginan bekerja tapi

pingin mengembangkan diri.

2. Sejauh mana Pustakawan FKUI berperan dalam membantu pengguna

menelusur informasinya? Berikan contoh?

Jawab : nah untuk penelusuran informasi disini kita bimbing tapi dalam

arti tidak kita langsung mencarikan.tapi kita membimbing bagaimana sih

agar si pengunjung tersebut mampu mencari sendiri dalam arti kita

menyediakan fasilitas nah kita arahkan si pengunjung untuk bisa

menggunakan fasilitas itu.contohnya kita disini ada beberapa komputer,

ada 15 komputer nah disitu kita memliki katalog online di sini untuk

menelusur untuk katalog, FKUI memakai 2 yang satu lontar yang satu

senayan untuk senayana kita gunakan untuk laporan penelitian. Untuk

yang lontar kita gunakan untuk buku, skripsi, dan untuk karya ilmiah yang

lain. juga dikatalog online kita kenalkan tentu ada yang nanya. Mas mau

mencari buku ini misal gitu. Ya kita arahkan ayo eh kalo udah ketemu

nomor panggilnya ketemu itu ada nomor panggilnya. Silahkan menuju ke

rak disitu kan tercantum dengan nomor panggil sekian. Nah nanti akan

muncul begitu nah kita arahkan seperti itu eh namanya pendidikan

pemakai atau user education. Nah disitu kemudian untuk jurnal juga. Jadi

kita ui melanggan jurnal nah kadang ada dokter nih nanya, saya mau nyari

jurnal ini ada nggak yah? cari dulu aja dijurnal yang kita langgan. Kita

arahkan juga ini misal kita bukakan. springer nah caranya gimana sih

gunain springer seperti itu. Ya penulusuran. Kita ga,, ya kita jangan

Page 82: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

sampai sudah ada fasilitas mereka tidak bisa menggunakan. Jadi kita

arahkan untuk penggunaan. Nah kita juga membuat portal, eh portal web

untuk pertukaran koleksi ui nah disitu kita juga memberikan informasi-

informasi tentang kegiatan diperpustakaan kita. Yang portal disitu

banyakan informasi untuk bisa dibaca oleh pengunjung.

3. Menurut anda bagaimana dampak penerapan teknologi di perpustakaan

terhadap pustakawan?

Jawab : Sangat-sangat membantu kalo buat pustakawan sendiri, ya sangat

apa ya eh misalnya bagi saya sendiri ya diharuskanlah dalam arti

diharuskan. Eh sekarang memang jamannya teknologi dan tidak mungkin

di lakukan dengan manual seterusnya dan sekarang juga efektifitas yang

apa diutamakan, kalau kita masih menerapkan manual dengan banyaknya

pengguna yang ada kita keteteran dengan jumlah tenaga yang disini hanya

11 tidak bakalan cukup semuanya terlayani pengunjungnya. Nah tapi kalo

untuk eh sudah digitalisasi sudah apa automatis. Sudah komputerisasi

semuanya kita lebih cepet pelayanan, peminjaman tidak sampai 5 menit

untuk 1 orang bahkan cuman 3 menit sudah selesai. Nah sekarang kalo

sedang banyak-banyaknya pengunjung kan bisa teratasi semuanya. Bisa

terlayani.

4. Teknologi apa saja yang sudah diterapkan di perpustakaan FKUI?

Jawab : emm kalo disini karena dulunya sih sudah pake rfid tapi karena

kita eeh itu udah lama banget. Eeh maaf bukan rfid kita beli waktu kita

ketaiwan sebelum ada rfid apa ya namanya nah itu lah, tapi itu udah udah

gak kepake karena kan ada masa itunya. istilahnya masa apa ya sekian

Page 83: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

tahun itu udah gak bisa di gunainlah, begitu kan.nah itu udah udah gak di

buat perpanjang lagi ngak di apa, dipakai lagi nah sekarang untuk

teknologi ya paling di automasi itu kita manajemen, eeh pemustaka,

kemudian penelusuran pake lontar kita makenya lontar karena memang

lontar itu eeh dipake semua perpustaan di ui, dimanapun iu itu pakenya

lontar eeh untuk teknologi paling sedikit baru itu, gak tau nanti kalo

memang kita udah pindah ke gedung depan, nanti bisa kita optimalkan

penerapan teknologinya.

Kalo jurnal memang udah lama kita ada tiap-tiap tahun hampir melanggan

kita ada banyak banget jurnal yang di langgan nah kalo untuk jurnal kita

yang melanggan perpustakaan pusat ya kita fk gak boleh melanggan

sendiri jadi yang melanggan perpustakaan pusat, kalo itu udah rutin.

5. Bagaimana menurut anda tentang perpustakaan dan pustakawan cyber?

pustakawan cyber?

Jawab : ya udah pernah denger sih perpustakaan cyber itu perpustakaan

digital kemaren ngomong-ngomong dateng di ehh seminarnya mas ari

nugraha tentang, pustakawan cyber sebelum bangun perpustakaan cyber,

ya pustakawanya dulu yang harus udah cyber, disini pustakawan dituntut

untuk bisa menguasai paling tidak satu bahasa pemrograman, nah paling

tidak itu bisa mengoperasikanya. Bagaimana mau mengelola perpustakaan

cyber kalo pustakawanya tidak mampu, dari situlah pustakawan cyber dulu

yang harus ada sebelum perpustakaanya,

6. Menurut anda apa saja kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang

pustakawan cyber?

Page 84: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

Jawab: minimal untuk membuat perpustakaan cyber minimal harus tau

HTML kemudian bahasa pemrograman dasar minimal PHP kemudian

struktur, metadata seperti mark ya itu lah yang harus dikuasai

minimal untuk membuat perpustakaan cyber minimal harus tau HTML

kemudian bahasa pemrograman dasar minimal PHP kemudian struktur,

metadata seperti marc ya itu lah yang harus dikuasai itu kalo mau

membuat sebuah perpustakaan cyber, ya harusnya pustakawannya dulu nih

yang sudah disebut pustakawan cyber dulu, kenapa? Ya karena kalo kita

mengandalkan orang T.I yang tidak tau perpustakaan tetap saja

susah,mungkin kita kepingin ini tapi di tagnya sama apa ehh orang T.I nya

seperti ini ya , kita kepingin A sama orang T.I nya ternyata di buatkannya

B kan tidak sesuai,tapi kalo kita sendiri yang membuat eeh yaudah sesuai

keinginan kita itu walau memang ya datanya kekurangan dibanding

dengan benar-benar orang dari bidang I.T kan. Tapi setidaknya,

pustakawannya mampu di bidang itu. paling tidak bisa mengoperasikanya.

Kalo mengenai teknologi di perpustakaan, apa tadi pustakawan cyber ya,

ya harusnya pustakawanya yang mampu jangan mengandalkan orang IT

melulu, itu yang kita lakukan disini kita memodifikasi dan

mengambangkan teknologi yang sudah ada.

7. Kompetensi IT apa saja yang dikuasai pustakawan FKUI ?

- Desain Database dan Manajemen

- Data Warehousing

- Penerbitan elektronik

- Perangkat keras

Page 85: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

- Arsitektur Informasi

- Sumber Informasi Elektronik

- Integrasi Informasi

- Desain Intranet/Extranet

- Aplikasi perangkat lunak

- Pemrogaman

- Workflow/Alur Kerja

- Pemrosesan Teks (Text Processing)

- Metadata

- Perangkat lunak untuk manajemen informasi (Information

Management tools)

Jawab : Kalo untuk software, hardware misal, install ulang computer,

aplikasi, games antivirus dll, saya bisa. Kalo untuk database sih kita

seneng memodifikasi aja, database kita belum pernah buat, tapi kalo

otak-atik sih sering dan sekarang juga lagi buat modul migrasi di

senayan, modul migrasi database di dalam satu webserver, misal ada

database dari lontar mau dipindah ke senayan nah itu ga perlu kita

ubah atau ekspor impor database, cukup sekali klik langsung migrasi

datanya, kalo untuk database sih itu aja yang lagi dikerjain sekarang,

tapi kalo melihat dari beberapa data base yang saya lihat emm ya

hanya bisa menganalisa sih bagi saya yang bagus itu senayan itu benar-

benar data basenya bagus, rapih benar-benar bagusnah itu yang disebut

automasi jadi yang namanya automasi itu ya satu untuk semua jangan

Page 86: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

sampai ada data ganda gitu itu yang namanya di terapkan ya tidak ada

data duplikatnya itu yang dinamakan automasi, itu paling yang

manajemennya itu tu yang lagi ini kemudian data warehouse emm

belum pernah nyoba penerbitan elektronik juga belom pernah

penerbitan an dalam arti apa sih ? penerbitan buku elektronik eh

penerbit, menerbitkan apa kalo penerbitan kaya pdf itu sih udah

banyak . paling paling e-book udah pernah sih. yang masih masalah

juga tentang bagaimana sih pembuatan angket di senayan, eeh kalo

perangkat keras bukan bidang saya.kalo perangkat keras ini eeh kalo

masih butuh Mukti nah dia itu aktif juga di senayan, nah dia bidangnya

itu,karena memang dia basicnysa dari I.T kan kebanyakan kalo yang

basicnya perpustakaan, menguasai bidang I.T itu lebih condong ke

softwarenya bukan hardwarenya kebanyakan disitu yang hardware

biasanya mereka ya orang I.T yang terjun ke perpustakaan.

ada juga arsitektur informasi kalo pembahasanya ke penelusuran bisa

saya katakan baik, tapi kalo membangunya belum, lalu apalagi itu

integrasi yah kalo integrasi kita udah bisa dikatakan baik juga, kalo

internet dan jaringan paling kalo trouble shooting sih kita mampu sih

tapi kalo detailnya belum, kalo aplikasi perangkat lunak ya itu tadi

yang lagi dikerjakan, kalo pemrograman sebenernya gak menguasai

banget sih yakan juga masih tahapan belajar paling yang saya tau

pemrograman kaya itu PHP, Java Script, HTML, sementara baru itu

yang saya tau tentang pemrograman kalo metadata apa itu marc ya

paling, itu juga ga hafal text nya, ya gitu aja sih yeng bener-bener

Page 87: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

dikuasai banget juga engga, tapi bisa lah, arsitek informasi juga belum

saya katakan belum, kalo pemrosesan tex kalo penulisan sih mampu

baik bisa dikatakan baik kalo untuk penelusuran untuk informasi emm

gimana ya,,, kalo integrasi informasi juga ehh baik untuk perangkat

lunak eeh kalo perangkat lunak itu yang paling yang benar-benar

dikuasai juga ga lebih condong kesituh.kalo perangkat lunak aja.

kalo saya sih emang ditempatin jadi bloger sama internet marketer ya,

jadi ya seperti penerbitan elektronik sih yang udah sering ya kaya e-

book dll sekarang juga lagi usaha tapi ada masalah yah hehehe itu apa

bikin angket di senayan, tapi yang lain saya bisa seperti edit poto kan

di blog atau web itu kan kita mesti membuat apa tampilan yah

tampilan yang menarik juga

kalau saya sih udah tua yah kebiasaan pake manual, tapi kalau misal

cuma untuk software, kaya games, aplikasi dll bisa. tapi teknologi juga

bagus dan membantu tapi kalo untuk belajar em yah maklumlah orang

tua hehe, Cuma bisa ngikutin aja kalo ada tapi kalo lebih jauh saya ga

bisa hehe, kalau program paling bisa mengoperasikan yang udah ada

aja kalo trouble ya saya manggil si ido, hehehe kalo software komputer

kaya word, excel gitu-gitu aja, faktor u kalo kata orang mah hehe beda

jaman

8. Upaya apa saja yang dilakukan pustakawan FKUI untuk menjadi

pustakawan cyber? Bagaimana?

Jawab : ee iya kalo upaya memang dari aku dari desa udah nyiap,udah

nyiapnya di desa aja aku gak berkembang, nah itu udah dari awal

Page 88: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

kemudian upayanya sesudah disini ya itu gabung di komunitas, gabung

dikomunitas di situ apa sharing tentang apa kalo sekali lagi kaya yang saya

katakan, kalo mau membentuk sebuah perpustakaan cyber harus

pustakawannya dulu yang mampu di bidang cyber itu. nah makannya

pengembangan dirinya disitu eeh apa eeh belajar dari komunitas, sharing

gimana sih meningkatkan apa kompetensi kita di bidang I.T nah kemudian

disitu juga, karena disini akses internet lancsr ya disitu saya sendiri nggak

eeh,,apa tinggal diam yee, cuma menikmati internet untuk main-main gitu

nggak, ya mencari informasi terkait tentang I.T.

Eeh, eeeh, eeh kalo eksternal itu tadi eeh, eksternal yang lain saat ini

belum ada, iya masih baru komunitas dan sebagainya yang dari luar buat

apa komunitas di fakultas juga ga ada nah kalo di internal memang awal

saya disini saat interview ditanya_juga kamu tujuannya kesini tuh untuk

apa kaya gitu nah apa eh kita tujuannya kamu kenapa, ya apa memang

mereka para sdm menginginkan karyawan yang nantinya di bekerja itu

bisa mengembangkan dirinya di sini memang udah-udah apa keinginan

sdm itu sendiri,nah disitu juga akhirnya eeh menantang diri saya sendiri

eh, bagi mereka ya silahkan saja mengambangkan disini ada computer

mereka menyediakan fasilitas silahkan kembangkan diri kamu eeh itu

begitu, nah apa beliau sendiri ya istilahnya kalo ada yang bias

mengembangkan saya misalnya hal yang bias mengembangkan saya di

bidang I.T karna saya eeh memang di tugaskan di bidang I.T ya silahkan

tidak apa tidak apa memberatkan, kita disuruh ke perpustaan pusat juga

karna yang mengembangkan lontar itu adalah eeh dari perpustakaan kita,,

Page 89: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

kita didorong untuk kesana sharing sharing kesana, seperti itu kalo

seminar belum sering karena aku baru disini baru kemarin tuh aku ikut

seminarnya mas arie tentang pustakawan cyber itu pustakawan IT belum

yang lain lain belum yang terkait dengan I.T.

Yang pasti otodidak.. ya .. guru saya ya google itu. Hehe ya guru saya

google eh. Mulai tau dari computer.. tau senayan tau bagai mana cara

ngembangin senayan ya saya belajar sendiri bagaimana caranya ya saya

cari di google

Ya. Akses internetnya sekarang lancar itu yaitu factor pendorong juga

disitu kalo dulu masih kewarnet aku di desa di sekolahan. Kalo sekarang

ya. Kalo sama mau di FKUI kalo yang lontar gitu kan dia basic nya java ..

nah disitu dia nantang kalo kamu kepengen.. apa.. eh.. biasa menguasai itu

ya silahkan belajar di java paling dari dorongan dari internet itu mereka

tidak membatasi saya mau apa mau apa yang penting kalo semuanya

bertujuan untuk pengembangan perpustakaan ini ya

9. Kendala yang dihadapi?

Jawab : Eeh ,,,ya kalo kendala,,, aku rasain pasti ya guru yang bener

bener tau eehh Masalah I.T ya pasti guru I.T yang saya ga punya.

nah kemudian kendala yang lain itu bahasa kalo kita kepingin browsing di

internet nyari solusi ya kendalanya disitu dapat bahasa,bahasa inggris

heheh bahasa inggris saya belum mahir banget baru sebatas passive ya

baca bisa, untuk mempresentasikannya bisa tapi untuk mengungkapkan itu

gabisa jadi kadang ada banyak hal yang bener-bener sudah tercantum rinci

tapi saya tidak bias mencerna, itu kendalanya disitu kendala bahasa dasar

Page 90: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

I.T nya missal eeh kaya lontar kaya mau ngembangun berhubung bahasa

itu pemrogramnya itu udah lama, dan sekarang pengembangnya kurang

begitu apa signifikan ga kaya php kan itu popular nah kaya itu tutorial dan

sebagainya,itu banyak banget kalo java sendiri bahasa pemrogramnya

yang kurang populer, yang akan saya pelajari nah yang setelah kurang

populer tidak ada guru yang bias mengajari saya, itu aja sih kendalanya.

Page 91: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

Lampiran 4

Tampilan Web Perpustakaan FKUI

Page 92: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

Lampiran 5

Tampilan Opac Perpustakaan FKUI

Page 93: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

Lampiran 6

Tampilan Opac Psikiatri Perpustakaan FKUI

Page 94: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

Lampiran 7

Tampilan Opac ATKIB Perpustakaan FKUI

Page 95: Abdul Bayu Asmara - FAH.pdf

BIODATA PENULIS

Abdul Bayu Asmara, lahir di Belitung

pada 28 Mei 1992. Anak pertama dari

tiga bersaudara ini lahir dari pasangan

Achmad Bentara dan Aliani. Setelah

lulus dari Sekolah Menengah Atas

Sempat mengenyam pendidikan di

Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran pada

tahun 2009, Sejak kecil penulis memiliki

banyak hobi terutama di bidang olahraga

yang penuh tantangan. tantangan itu pula

yang menuntun penulis masuk ke jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tahun 2010 dan menyelesaikan kuliahnya dengan

menulis skripsi berjudul “Upaya Pustakawan FKUI Menjadi Pustakawan

Cyber”. Memiliki pengalaman kerja di perpustakaan antara lain,

Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas

Muhammadiyah Tangerang, Perpustakaan Kharisma Bangsa International

School, Perpustakaan Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia,

Perpustakaan Arsip Nasional Republik Indonesia, Perpustakaan Yayasan

Pendidikan Keluarga Widuri, Perpustakaan Yayasan Rumah Pendidikan

Islam, Perpustakaan SDN 16 Pondok Labu, Perpustakaan Indonesian

Heritage Society.