A#1204505053#Rastika Yogi Swara#1204505068#Lanang Trisna#1204505071#Pradjana
-
Upload
ogix-permen-lunak -
Category
Documents
-
view
28 -
download
0
Transcript of A#1204505053#Rastika Yogi Swara#1204505068#Lanang Trisna#1204505071#Pradjana
-
INTEGRASI DAN MIGRASI SISTEM Kajian Pertukaran Data Elektronik di Indonesia
Oleh:
1. Putu Rastika Yogi Swara (1204505053) 2. I Gusti Lanang Trisna Sumantara (1204505068) 3. I Nyoman Gede Pradjana (1204505071)
JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
2014
-
Dasar Hukum
Untuk UUD Nomor 10 tahun 2008 tentang penggunaan sistem elektronik
dalam Indonesia Nasional Single Window sebagai berikut :
Ketentuan pasal 1
a. Sistem elektronik suatu rangkaian perangkat yang mempersiapkan,
mengolah, menyimpan, mengirimkan dan menyebarkan informasi
elektronik.
b. INSW merupakan suatu sistem yang berfungsi untuk pengiriman data
dan pemberian informasi elektronik yang dalam pemrosesannya
dilakukan secara tunggal.
c. Portal INSW sistem elektronik yang melakukan suatu integrasi
informasi yang berhubungan dengan proses penanganan dokumen.
Dalam portal tersebut untuk keamanan data dan infomasi dapat
terjamin dan untuk alur dan proses informasi yang digunakan dapat
dilakukan secara otomatis.
d. Sistem keamanan informasi menggunakan perangkat lunak karena
sangat mendukung sistem yang meliputi pengamanan data, koneksi
jaringan dan infrastruktur.
e. Terdapat pertukaran data elektronik yang dilakukan oleh pihak-pihak
terkait yang melakukan pertukaran data dengan perbuatan hukum yang
pasti.
Ketentuan pasal 2 ayat (2)
a. Memberikan kepastian hokum dalam hal perijinan dan pengiriman
suatu barang atau dalam pemberian informasi yang di laksanakan dan
berhubungan dengan ekspor atau impor.
b. Melindungi dan menangani dokumen atau informasi yang berkaitan
dengan kegiatan ekspor atau impor dari suatu penyalahgunaan sistem.
c. Akan memberikan pedoman atau arahan terhadap pembangunan
INSW.
Sumber : http://www.presidenri.go.id/DokumenUU.php/886.pdf
-
Latar Belakang Indonesia National Single Window
Latar belakang pengembangan, pembangunan dan penerapan sistem NSW
di Indonesia, di dasarkan pada suatu kepentingan nasional untuk untuk melakukan
peningkatan kelancaran dan kecepatan perpindahan arus barang dalam pelayanan
ekspor-import. INSW merupakan salah satu wujud nyata dari komitmen
Indonesia dalam menjalankan kesepakatan pada tingkat regional ASEAN.
INSW diatur dalam peraturan presiden nomor 10 tahun 2008, jadi INSW
ini merupakan suatu sistem nasional Indonesia yang implementasinya
memungkinkan dilakukannya suatu pertukaran data atau informasi secara tunggal
(single submission of data and information). Dengan INSW pemrosesan data
ataupun informasi dapat dilakukan secara tunggal dan sinkron (single and
synchronous processing of data and information). Dengan INSW langkah dalam
pengambilan keputusan dapat diambil secara tunggal dalam pemberian izin
instansi kepabeanan dan proses pengeluaran barang barang (single decision
making for customs clearance and release of cargoes).
INSW merupakan salah satu sistem elektronik yang penerapannya ter-
integrasi dalam skala nasional. INSW dapat diakses melalui jaringan internet.
Melalui jaringan internet INSW akan melakukan integrasi informasi yang
berkaitan dengan proses penanganan dokumen kepabeanan dan dokumen lain
yang berkaitan dengan kegiatan ekspor-impor. INSW dapat menjamin keamanan
data serta informasi yang menyatukan alur dan proses suatu informasi antar sistem
internal yang dapat dilakukan secara otomatis. Otomatis sistem ini meliputi sistem
kepabeanan, perizinan, kepelabuhan , kebandarudaraan, dan sistem informasi
lainnya yang menyangkut proses pelayanan dan pengawasan proses ekspor-impor.
Didunia internasional maupun pada regional ASEAN, ada beberapa istilah
maupun pengertian dari single window yang tertuang pada ASW Agreement,
ASW Protocol,WCO,WTO serta beberapa organisasi dibawah United Nation
(UN).
-
Tujuan Umum INSW
Tujuan umum yang diimplementasikan dalam sistem informasi INSW
adalah untuk mempercepat dan melancarkan proses ekspor-impor melalui
peningkatan efektifitas daan kinerja pertukaran lalulintas pertukaran barang ekpor
maupun impor. Penanganan terutama terkait pada proses kepabean terkait pada
keluar masuk barang, validitas maupu keakuratan data yang terkait proses ekspor
dan impor, dalam meningkatkan daya saing nasional sekaligus suatu strategi
untuk meningkatkan iklim investasi yang lebih baik. Pemrosesan dokumen
kepabean, perizinan yang berkaitan dengan ekspor-impor dapat dilakukan melalui
Indonesia National Single Window. Pemerintah membuat dan menyediakan portal
INSW yang bisa diakses melalui sistem resmi yaitu dengan domain yakni :
www.insw.go.id yang dikelola oleh pengelola portal yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.
Sumber : http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/128820-T%2026690-
Pengaturan%20dan%20pelaksanaan-Literatur.pdf
Pengertian Umum Portal INSW
Portal INSW merupakan sistem informasi yang melakukan interkoneksi,
interoperability dan integrasi informasi yang berkaitan tentang proses penanganan
dokumen kepabean dan proses pengeluran barang yang akan menjamin suatu
kerahasian keamanan data dan informasi serta menggabungkan alur dan proses
informasi antar sistem internal secara otomatis. Otomatisasi site ini meliputi
sistem kepabeaan, perizinan, kepelabuhan ,kebandaraan maupun sistem lain yang
terkait dengan proses penanganan dokumen-dokumen kepababean dan
pengeluaran barang. INSW dapat melakukan pendorongan terhadap semua
instansi pemerintahan yang lebih dari 20 instansi yang terkait dengan kegiatan
ekport dan impor untuk melakukan pengembangan maupupun pembangunan
terhadadp sistem inhouse berdasarkan dengan otomatisasi sistem dalam
memberikan pelayanan sistem terhadap public yang terstandarisasi pada suatu
elemen data yang digunakan dalam sistem pelayanan agar sesuai dengan sistem
standar internasional. Hal ini sangat penting dalam mejalin bisnis dengan negara
lain. Agar pelayanan sistem bisa dibuat lebih sederhana, cepat, efektif , harmonis
-
dan dapat tersingkronisasi lebih baik antar sistem pemerintahan. Hal ini akan
berakibat pada pendorongan tehadap semua instansi pemerintah yang terkait
dengan ekspor impor untuk membuat suatu janji terhadap layanan terhadap pelaku
usaha berdasarkan penetapan Service Level Agreement (SLA) demi terjadinya
suatu ketransparanan dan kepastian terhadap suatu pelayanan. Dalam mendorong
transparansi di bidang pelayanan, maka portal INSW menyediakan pelayanan
ataupun fasilitas track and trace yang berfugsi untuk melihat perincian dan
monitoring proses dan waktu pelayanan pada setiap proses yang dilakukan.
Topologi INSW
Secara teknis topologi INSW menggunakan konseptual dari
ASW(ASEAN Single Window) Technical Guidance yang kemudian
diterjemahkan dalam bentuk topologi, arsitektur dan desain teknis sistem INSW.
Topologi dari portal INSW merupakan bagian dari sistem informasi yang
mengkaitkan tentang seluruh entitas yang akan tergabung pada sistem INSW,
sebagai dasar ataupun acuan dalam proses pembangunan maupun pengembangan
maupun pengoprasian dari sistem NSW di Indonesia. Gambaran dari topologi
portal INSW dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Topologi Portal INSW
-
Sumber : http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/128820-T%2026690-
Pengaturan%20dan%20pelaksanaan-Literatur.pdf
Topologi portal NSW menggunakan pendekatan satu portal yakni
pendekatan yang terintegrasi (single integrated portal), yang dapat melakukan
integrasi terhadap keseluruhan proses bisnis yang ada dalam kerangka
pengembangan maupun pembangunan sistem INSW. Portal INSW akan menjadi
access point atau titik akses untuk semua pihak yang akan terlibat dalam proses
pelayanan kegiatan kepabeanan dan keluar masuk barang (customs release and
clearance of cargoes). Karena itu dibutuhkan satu portal untuk melayani seluruh
proses pelayanan transaksi dalam kegiatan ekspor dan impor. Maksud dari
pemilihan topologi ini dimaksudkan agar pengembangan dan pemeliharaan sistem
dapat terpusat dalam satu pengelola, sehingga secara teoritis akan memudahkan
pelaksanaannya. Namun dalam pengoprasiannya memerlukan pengelolaan yang
benar-benar mampu menangani ataupun menyelesaiakn suatu kompleksitas sistem
secara keseluruhan
Sumber : http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/128820-T%2026690-
Pengaturan%20dan%20pelaksanaan-Literatur.pdf
Kebijakan Umum Pembangunan Sistem NSW
Dalam pengembangan sistem INSW secara umum berdasarkan pada ASW
Technical Guidance dan beberapa standar referensi internasional, apabila diambil
untuk kepentingan nasional Indonesia agar lebih efektif dalam otomatisasi dan
pengambil kebijakan maka difokuskan pada dua pilar sistem yakni :
1. Trade System(TradeNet)
Berfungsi untuk mendorong suatu percepatan dalam penyelesaian
dokumen pelayanan ekpor-impor maupun yang berkenaan dengan perizinan
kepabeanan yang melakukan pertukaran data :
a. Dari sistem kepabeanan: data realisasi impor/ekspor.
b. Dari trade system (GA): perizinan ekspor-impor.
-
2. Port System (PortNet)
Berfungsi mendorong percepatan dalam menangani pertukaran atau lalu
lintas fisik barang ekspor-impor.
a. Dari sistem kepabeanan: cargo manifest dan release approval.
b. Dari port system (GA): discharge list/loading list dan gate in/gate out list.
Aspek Teknis Pembangunan Sistem INSW
Dalam kegiatan pembangunan dan pengembangan sistem informasi INSW
ada peraturan teknis yang harus dilaksanakan yaitu :
1. Kebijakan terhadap data dan informasi
Kebijakan terhadap pertukaran data portal INSW, diputuskan untuk tetap
tunduk terhadap regulasi dan peraturan perundang-undangan yang sudah
diputuskan, hal itu menyangkut hak penyimpanan dan pengelolaan data, publikasi
data, dan hak akses atas data, sedangkan portal INSW hanya akan menyediakan
tempat penyimpanan data (repository data) untuk kebutuhan referensi proses.
2. Standar komponen teknis sistem INSW
Kebutuhan teknis sebuah sistem INSW, minimal mencakup beberapa
komponen standar:
a. Gateway-Portal
Berupa common-portal national berfungsi sebagai portal bagi untuk
pengajuan dan proses dokumen yang diperlukan dalam proses
kepabeanan dan keluar masuk barang (clearance and release cargo)
yaitu portal INSW.
b. Aplikasi antarmuka (interface) yang diperlukan untuk interkoneksi
antarsistem para pengguna sistem NSW (instansi pemerintah maupun
para pelaku usaha) yang terkait dalam sistem NSW.
c. Sistem pelayanan (inhouse system) yang berada di internal masing-
masing instansi pemerintah (GA).
3. Standarisasi Elemen Data
Standarisasi data pada INSW menggunakan standar WCO Data Model,
ASEAN Data Set, UNeDocs, UNTDED dan UN-EDIFACT.
-
4. Kebijakan atas keamanan data
Data yang mengalir pada portal INSW dilindungi kerahasiaannya oleh
peraturan perundang-undang, karena hal itu merupakan aspek yang sangat penting
dalam pertukaran informasi dalam jaringan .
5. Prasyarat teknis penerapan sistem INSW
Adapun prasyarat teknis penerapan Indonesia National Single Window
yakni :
a. Adanya jaringan, sistem cadangan dan sistem penanggulangan
bencana.
b. Tersedianya alat atau perangkat pengaman jaringan.
c. Jaminan terhadap kehandalan jaringan.
d. Otomasi seluas mungkin, proses kepabeanan, perizinan ekspor-impor,
kepelabuhanan, kebandarudaraan dan proses lain yang mendukung
sistem INSW (payment, logistic, dll).
e. Integrasi data dan pertukaran antar sistem aplikasi (web services)
sehingga memudahkan pertukaran data dan ketersediaan informasi
untuk mendukung pengambilan keputusan dalam proses perizinan
kepabeanan dan keluar masuk barang (customs clearance dan cargo
release).
ARSITEKTUR INSW
Arsitektur INSW berupa sebuah Gateway-Portal yang mengintegrasikan
informasi yang berkaitan dengan proses penanganan dokumen kepabeanan dan
pengeluaran barang. User yang menggunakan portal INSW biasanya instansi
penerbit perijinan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, eksportir, importir, agen
pelayaran, dan PPJK. INSW merupakan pengembangan dari sistem PDE-
Kepabeanan, Komponen pendukung lainnya dari sistem INSW adalah adanya
interface bagi pengguna sistem/portal, serta in-house system yang ada pada
masing-masing instansi. Portal INSW menyediakan pula aplikasi dan database
perijinan, sehingga bagi OGA/instansi penerbit perijinan yang tak memiliki sistem
aplikasi internal untuk perijinan, dapat menyampaikan datanya menggunakan
perangkat komputasi yang sederhana. Integrasi sistem informasi melalui portal
-
NSW dengan demikian akan menggunakan elemen data standard. Format elemen
data yang akan dipergunakan dalam sistem NSW adalah WCO Data Model dan
UN/EDIFACT, sebagaimana direkomendasikan oleh UN/CEFACT maupun WCO
. Integrasi sistem pada portal NSW dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini:
Gambar 2. Portal NSW
Sumber : http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116941-T%2024650-
Perancangan%20dan%20analisa-Metodelogi.pdf
Fasilitas dalam integrasi pada portal INSW
Adapun Fasilitas dalam Integrasi pada portal Indonesia National Single Window
yakni :
1. Translator berfungsi untuk translasi antar format dokumen
2. Process Management Engine berfungsi sebagai pengatur untuk
memanagement proses aplikasi sistem aplikasi, misalkan proses
validasi, proses routing, dll
3. Communication Modules, yang berfungsi sebagai pengatur protocol
komunikasi dengan berbagai standar
-
4. Security domain, yang berfungsi sebagai pengamanan pertukaran
data, dapat berupa hardware atau software.
5. Database,berfungsi untuk menyimpan data transaksi.
6. Application Module, merupakan aplikasi yang digunakan untuk
pertukaran data, yang bisa diakses dengan browser software.
PROSES PADA SISTEM INSW
Dengan memperhentikan gambar 2 diatas, maka proses pada sistem INSW
dapat dijelaskan secara berurutan, penjelasan pada proses pada sistem INSW
adalah sebagai berikut :
a. Melalui portal INSW pengangkut mengirimkan document manifest ke
customer.
b. Untuk update manifest dapat dilakukan pengangkut ketika ada
perubahan serta nomor pos penetapan di berikan customer sebagai
respon atas dokumen.
c. Manifest nantinya akan diteruskan oleh portal ke Port Operator atau
Port System
d. Didalam mempersiapkan dokumen pemberitahuan pabean, portal
INSW nantinya akan memberikan fasilitas kepada Trader untuk dapat
melihat nomor penetapan pos yang berdasarkan nomor dan tanggal
Bill of Landing (B/L).
e. Dokumen pemberitahuan pabean, PEB atau PIB yang dibuat oleh
Trader menggunakan Clent Base Application Software yang berupa
modul aplikasi yang nantinya akan dikirimkan kepada customer
melalui portal INSW.
f. Trader perlu menyiapkan dokumen untuk penerbitan izin dari instansi
yang terkait, apabila perlunya perijinan dari instansi Other
Government Agencies atas barang yang akan di ekspor atau di impor.
g. Trader akan mengirimkan dokumen pemberitahuan pabean secara
elektronik ke customer dimana user memiliki kegiatan bongkar atau
muat barang melalui portal INSW
-
h. Portal akan melakukan penelitian, ketika barang yang di ekspor atau
di impor yang tertera pada dokumen pemberitahuan pabean
memerlukan izin dari instansi Other Government Agencies. Apabila
memerlukan perijinan maka portal akan memberikan pemberitahuan
atau notifikasi secara elektronik kepada pihak instansiuntuk proses
penerbitan perijinan.
i. Other Government Agencies menerbitkan izin untuk memproses
permohonan perizinan pada sistem In-House dan selanjutnya izin
tersebut akan dikirimkan kembali ke portal dan juga dikirimkan
kepada customer. Portal menyediakan pula fasilitas penempatan data
perijinan yang telah diterbitkan oleh Other Government Agencies.
j. Dokumen pemberitahuan pabean akan diteruskan kepada customs
setelah izin yang dipersyaratkan telah diterbitkan.
k. Selanjutnya customs akan memproses dokumen pemberitahuan
pabean menggunakan sistem In-House sehingga semua respon atas
dokumen pemberitahuan pabean akan di kirimkan ke portal INSW,
yang nantinya dan dapat dilihat oleh Trader.
l. Respon informasi pembayaran diberikan oleh customs
m. Instruksi pembayaran ke Bank dilakukan oleh Trader, untuk
pembayaran pajak, bea masuk, dan lain-lain.
n. Credit advice yang diterbitkan oleh Bank akan dikirimkan secara
elektronik kepada Customs melalui portal INSW.
o. Debit advice yang diterbitkan oleh Bank akan dikirimkan kepada
Trader melalui portal INSW .
p. Melalui portan INSW customs menerbitkan respon release kepada
Trader, OGA, dan Port Operator.
q. Status penyelesaian dokumen dapat dilihat oleh Trader
r. Pemberitahuan Pabean di portal INSW.
s. Trader dapat mencetak respon release, dan dapat digunakan sebagai
dokumen pengeluaran/pemasukan barang ekspor/impor barang di
kawasan pabean.
-
t. Melalui portal INSW Port Operator mengirimkan data gate-in list /
gate-out list kepada Customs
Kelebihan INSW
Secara umum INSW ini bertujuan meminimalisai waktu dan biaya yang di
perlukan dala proses bea cukai dan pelepasan kargo serta mempercepat suatu
penanganan lalulintas ekspor dan impor suatu barang. OGA (Other Government
Agencies) ini yang nantinya memberikan perijinan pada komoditas yang di ekspor
dan diimpor. Pada proses pelayanan dan penanganan lalulintas dari barang yang
diekspor dan diimpor yang sebelum adanya INSW ini memerlukan waktu
pengiriman dalam hitungan waktu berhari-hari, namun setelah adanya INSW
proses pengiriman dapat diselesaikan dalam hitungan menit. Hal ini terjadi
dikarenakan penerapan sistem informasi perijinan dari Other Government
Agencies telah diintegrasikan dengan sistem PDE-Kepabean yang di lakukan
secara elektronik sehingga membentuk INSW. Penerapan INSW ini juga
memberikan manfaat keabsahan dari suatu data perijinan akan terjamin serta dapat
ditekannya kesalahan-kesalahan dari manusia (human error), proses lalulintas
barang akan lebih lancar dan meningkat, serta biaya penumpukan barang dapat
terhindari dengan tujuan mendorong daya saing dan melancarkan kegiatan
ekonomi perdagangan dan industri di Indonesia.
Sumber : http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116941-T%2024650-
Perancangan%20dan%20analisa-Metodelogi.pdf
Kebijakan Pengembangan Sistem Informasi INSW
Kebijakan pengembangan sistem informasi NSW di Indonesia
menggunakan strategi step by step. Pada setiap step atau tahap akan diterapkan
sistem berdasar atas skala seperti skala prioritas dan resiko. Tahap selanjutnya
yaitu tahap perluasan jangkauan dari entitas yang akan menggunakan dan juga
pengembangan sistem yakni pada fitur-fitur yang akan ditawarkan atau pada
bagian yang masih mengalami kersakan.
-
Dengan strategi yang bertahap dukungan dan komitmen dari berbagai
entitas yang terkait, pada akhir juni 2008 sudah berhasil diterapkan implementasi
tahap 2 di Indonesia.
Setelah penerapan tahap-tahap tersebut sistem INSW akan terus
melakukan tahapan-tahapan pengembangan sesuai target yang diberikan oleh
pemerintah. Sistem INSW ini juga dibuat untuk mengejar target data dengan
sistem informasi ASEAN Single Window atau dikenal dengan ASW.
Arah Pengembangan Sistem INSW
Dalam arah pengembangan sistem INSW lebih diarahkan kepada sistem
pelayanan kepabeanan (customs-clearance system). Hal ini akan mengakibatkan
perubahan yang signifikan terhadap pelayanan ekspor dan impor. Karena alasan
kerumitan dan banyaknya data atau entitas yang terhubung dalam sistem maka
pengembangan sistem maka tahap awal pengembangan sistem didasarkan pada
sistem import. Kemudian sistem ekspor akan dilaksanakan setelah selesai tahap 2
pada akhir juni 2008.
Pengembangan sistem INSW pada tahap-tahap awal biasanya ditujukan
pada pemenuhan target komitmen yang sudah ditetapkan sebelumnya.Sistem
INSW yang dibuat berdasarkan arahan dari ASW Agreement dan ASW Protocol,
yang mendasarkan pada ASW Technical Guide. Inti dari pengembngan sistem
INSW yakni bisa bergabung terhadap sistem ASW.
Penerapan INSW tahap kedua dilakukan dengan integrasi awal yakni
Seaport-System (InaPortNet) ke dalam portal INSW. Tahap ini sudah sejalan
dengan rencana penerapan tahap ketiga yang dilaksanakan pada Desember 2008.
Tahapan-Tahapan dalam Penerapan Sistem INSW
Tahapan-tahapan penerapan atau implementasi di Indonesia berdasarkan
keadaan dilapangan ,ketebatasan dan kesepakatan dari ASW ditingkat regional.
Hal ini menyebabkan sering terjadinya perubahan perubahan tahapan yang sudah
ditentukan.
-
Secara umum, gambaran awal dari setiap tahapan dalam rangka penerapan
sistem NSW di Indonesia dapat diilustrasikan sebagai berikut:
1. Tahapan Ujicoba Awal Sistem INSW.
Tahap uji coba awal sistem INSW dilakukan pertama di Tanjung Priok, hal ini
dilakukan sebagai tahap awal untuk penerapan sistem INSW ke seluruh
Indonesia.
2. Implementasi Tahap Kesatu.
Gambaran umum implementasi tahap satu INSW yakni melakukan peluncuran
website resmi portal INSW. Entitas yang terlibat yakni seperti pelaku
usaha,GA perizinan yang terkait. Uji coba sistem pengiriman dan perizinan,
validasi, pemrosesan prizinan.
3. Implementasi Tahap Kedua.
Penambahan entitas yang bergabung dan masih dalam proses impor dan
perluasan pelayanan.
4. Implementasi Tahap Ketiga.
Melakukan evaluasi terhadap implementasi tahap satu dan dua , dan dapat
diambil kesimpulan sudah berjalan dengan baik.Karena itu ruang lingkup
tahap tiga dikhususkan pada :
a. Pelayanan perizinan impor.
b. Penerapan uji coba teknis INSW untuk kegiatan ekspor.
c. Uji coba integrasi tahap awal di kebandaraan.
d. Uji coba integrasi lanjutan di pelabuhan tanjung priok.
5. Implementasi Tahap Nasional.
Penerapan INSW pada tahap nasional yaitu penerapan sistem ke lima
pelabuhan utama dindonesia yakni Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta,
Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Pelabuhan Tanjung Mas Semarang,
Pelabuhan Belawan Medan, dan Bandara Soekarno Hatta.
6. Penggabungan ke Sistem ASW (ASEAN Single Window).
Penggabungan sistem INSW kesistem ASW ka terealisasi ketika penerapan
pada tahap nasional sudah berhasil dilaksanakan.
Sumber : http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116941-T%2024650-
Perancangan%20dan%20analisa-Metodelogi.pdf
-
Interface Indonesia National Single Window
Aplikasi Indonesia National Single Window ini dapat diakses pada situs
http://www.insw.go.id. Pada aplikasi Indonesia National Single Window pada
halaman utamanya terdapat menu utama yaitu User Management, Impor, Ekspor,
Change Password dan Sign Out yang terletak pada bagian header aplikasi seperti
pada gambar 3.
Gambar 3. Menu Utama INSW
Struktur menu utama dari aplikasi Indonesia National Single Window
memiliki fungsi masing-masing dan dapat dijabarkan seperti pada gambar 4.
Gambar 4. Struktur Menu INSW
-
Pada bagian menu data, menampilkan data dari user pengguna yang
terlihat seperti tampilan menu data pada gambar 5.
Gambar 5. Tampilan Menu Data
Pada bagian menu home, menu ini berfungsi untuk kembali ke halaman
utama (home) dari sistem Indonesia National Single Window untuk user
perusahaan yang terlihat seperti pada gambar 6.
Gambar 6. Tampilan Home
-
1. Menu Impor
Pada bagian menu impor mempunyai dua sub menu yaitu Licensing Hub
dan Browse dan Tracking.
a. Licensing Hub
Secara umum menu licensing hub merupakan fasilitas untuk user, dimana
user dapat melihat dokumen perijinan impor yang dimiliki, dan yang diterbitkan
setiap instansi terkait yang telah terhubung dengan Indonesia National Single
Window. Instasi-instaasi yang terkait dengan Indonesia National Single Window
antara lain :
1) Departemen Kesehatan
2) Departemen Perdagangan
3) Departemen Pertanian
4) Karantina Tumbuhan
5) Karantina Hewan
6) Karantina Ikan
7) POM
Dari setiap instansi yang bersangkutan nantinya akan mengirimkan status
perijinan yang telah diajukan oleh perusahaan melalui sistem Indonesia National
Single Window seperti pada gambar yang terliahat pada gambar 7.
-
Gambar 7. Licensing Hub
b. Browse dan Tracking
Pada menu impor juga terdapat fasilitas lain yang disediakan yaitu Browse
dan Tracking, dimana fasilitas Browse dan Tracking ini berfungsi untuk mencari
dokumen inpor yang sedang diproses oleh sistem Indonesia National Single
Window. Pada sub menu ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu :
1). Tracking
Pada sub menu tracking, dokumen PIB yang telah dikirimkan oleh
user melalui modul PIB akan terkirim ke sistem dan dokumen tersebut
dapat dilihat status dan keberadaannya yang dapat dilihat seperti pada
gambar 8.
-
Gambar 8. Menu Tracking
Pada gambar 8 dapat dilihat bahwa dokumen PIB yang telah masuk
kedalam sistem Indonesia National Single Window sedang di proses beserta
respon yang diterima apakah diterima atau ditolak/reject.
2). Browse PIB
Pada sub menu browse PIB hamper sama dengan tracking hanya yang
membedakan tempat untuk melihat dokumen PIB yang natinya isi dari
detail dari dokumen PIB akan ditampilkan seperti pada gambar 9.
-
Gambar 9. Menu Browse PIB
3). SSPCP
Pada sub menu SSPCP berfungsi untuk melihat dokumen pembayaran
atau surat setoran pabean cukai dan pajak (SSPCP) yang dikirimkan
melaui bea cukai. Melalui menu SSPCP ini user dapat melihat tracking
sampai dimana status dari dokumen pembayaran yang terkait dengan
dokumen impor/PIB seperti pada gambar 10.
Gambar 10. Menu SSPCP
-
2. Menu Ekspor
Menu yang menyediakan fasilitas untuk melihat proses transaksi yang
terkait pengiriman dokumen ekspor/PEB disebut menu ekspor. Dimana menu ini
dapat diakses jika user melakukan kegiatan ekspor dan terdaftar sebagai eksportir.
Pada menu ekspor ini terdapat dua sub menu yaitu Licensing Hub dan Browse dan
Tracking.
a. Licensing Hub
Secara umum menu licensing hub merupakan fasilitas untuk user, dimana
user dapat melihat dokumen perijinan impor yang dimiliki oleh perusahaan
eksportir, yang diterbitkan oleh setiap instansi yang terkait dan terhubung dengan
sistem Indonesia National Single Window. Instansi tersebut antara lain yaitu
depertemen perdagangan.
Gambar 11. Tampilan Licensing Hub
b. Browse dan Tracking
Pada menu browse dan tracking ini berfungsi untuk melakukan pencarian
dan tracking dokumen ekspor yang ada pada Indonesia National Single Window.
-
Gambar 12. Tampilan Tracking PEB
Sumber : http://www.insw.go.id/images/public/user-manual-menu-browse-
informasi-hs-eservice-insw.pdf
Implemtasi EDI di Indonesia
Dalam pertukaran informasi bisnis antar perusahaan secara elektronik
menggunakan standard yang disepakati bersama dengan EDI (Elektronic Data
Interchange) semua jenis pertukaran data dan informasi dapat di lakukan oleh
setiap perusahaan. Sehingga akan memudahkan setiap perusahaan melakukan
kerja sama yang dilakukan perusahaan tersebut.
Gambar 13. Tampilan Pertukaran Data
EDI Standard yang digunakan dalam pertukaran data dan informasi yaitu
ASC X12 dan EDIFACT.
-
1. ASC X12 merupakan komite standar terakreditasi yang mengembangkan
pertukaran data elektronik (EDI) standar dan dokumen terkait untuk pasar
nasional dan global. Hal itu disewa oleh American National Standards
Institute (ANSI) pada tahun 1979 untuk mengembangkan standar seragam
untuk antar-industri elektronik pertukaran transaksi bisnis. Sehingga ASC
X12 di kembangkan oleh ANSI yang banyak digunakan dalam pertukaran
data dan informasi dokumen bisnis di berbagai bidang atau industri,
terutama yang lebih dikenal seperti di USA.
Sumber : http://www.investopedia.com/terms/a/ascx12.asp
2. EDIFACT merupakan singkatan dari EDI untuk administrasi, perdagangan
dan transportasi. Tiga komponen utama dari EDIFACT adalah sintaks
standar untuk data penataan, EDI interaktif, dan pesan standar untuk
mengakomodasi interaksi di antara berbagai industri dan negara. Standar
EDIFACT dikembangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pengembangan lebih lanjut dari standar ini juga diawasi oleh Pusat
organisasi untuk Fasilitasi Perdagangan dan Bisnis Elektronik. Standar
kadang-kadang dilihat sebagai UN / EDIFACT. Dengan XML /
EDIFACT, yang didefinisikan dalam ISO TS 20625, menentukan cara
untuk sistem berbasis XML untuk bekerja dengan pesan EDIFACT.
Sumber:http://www.edibasics.co.uk/ediresources/documentstandards/edifa
ct/
-
Untuk konfigurasi jaringan dapat terlihat seperti gambar di bawah yang
merupakan proses konfigurasi jaringan dari UN/EDIFACT.
Gambar 14. Tampilan Proses UN/EDIFACT
Untuk proses konfigurasi perangkat pengguna UN/EDIFACT.
UN/EDIFACT merupakan direktori dan pedoman untuk pertukaran data
elektronik terstruktur, dan khususnya yang berkaitan dengan perdagangan barang
dan jasa antara independen, sistem informasi yang terkomputerisasi, seperti
gambar di bawah yang memiliki proses pertukaran data dari pertama memberikan
informasi atau data sampai menerima pesan balik dari sebuah server yang di
tujunya. Langkah pertama user menginputkan sebuah dokumen yang akan di
kirim ke bagian server yang dituju, kemudian dokumen yang akan terkirim
tersebut akan mengalami translasi ke format UN/EDIFACT, selanjutnya dokumen
tersebut yang berisikan kode-kode yang khusus tanpa ada orang ketiga yang
mengetahuinya dalam pertengahan proses Gambar dibawah terjadi transaksi
dokumen disana lah dokumen yang dikirim akan mengalami transaksi dan
kemudian sampai pada server yang telah dituju, kemudian langkah berikutnya dari
server tersebut yang telah menerima sebuah dokumen akan membuat sebuah
respon khusus untuk mengirim pesan balik kepada user yang mengirimkan
dokumen. Sebelum dokumen tersebut akan dikirim maka harus dilakukan translasi
dari format UN/EDIFACT kemudian selanjutnya dokumen tersebut akan dikirim
dan akan mengalami kembali proses transaksi dokumen disana merupakan proses
transaksi dn pertukaran data yang akan di kirim ke user kembali. Setelah melalui
transaksi dokumen maka dokumen tersebut akan diterima langsung oleh user yang
-
menginputkan dokumen tersebut sehingga menghasilkan sebuah respon kepada
user.
Sumber : GL-Teknik-Industri-Ir.-Budi-Hendrawan_3.pdf
Gambar 15. Tampilan Konfigurasi Perangkat Pengguna
Terdapat bidang implementasi dari EDI (Elektronik Data Interchange)
seperti bidang pemerintahan, pelabuhan, pabean, retail, Bank, Asuransi, Trading,
farmasi dan manufaktur.
a. Untuk EDI di dalam sistem kepabeanan mengenai dasar hukum
kepabeanan menerapkan UUD No. 10/1995 yaitu sebagai berikut :
1) Efektif 1 april 1997.
2) Bea dan cukai sebagai fasilitas perdagangan.
3) Self Assesment
4) Post audit
5) Penyampaian dokumen secara elektronik
Untuk pihak-pihak yang terlibat dalam sistem kepabeanan yaitu
sebagai berikut :
-
1) Ditjen Bea dan Cukai
2) Mitra Kerja DJBC
3) Penyedia layanan jaringan EDI
4) Penyedia fasilitas telekomunikasi
Untuk penjelasan mengenai EDI Import System dalam kepabeanan yaitu
sebagai berikut : dengan langkah pertama dari bagian KP bea cukai akan
memproses dokumen elektronik kemudian secara otomatis akan mengirimkan
sebuah respon dari dokumen yang di proses kemudian akan mengalami salinan
SPPB sebagai dokumen elektronik yang terdapat dalam kargo dan di bagian
pengimporan akan mengkalkulasi bea masuk, menyiapkan dan menyerahkan PIB
kemudian akan memberikan cetak dokumen SPPB surat pelepasan ke gerbang
seperti gambar di bawah yang menunjukan ke bagian kargo. selajutnya di bagian
kargo akan melepaskan documen beserta barang untuk dikirim ke luar. Sedangkan
untuk pembayaran akan menuju ke bank kemudian akan memberikan laporan
pembayaran ke KP Bea cukai.
Sumber : GL-Teknik-Industri-Ir.-Budi-Hendrawan_3.pdf
-
Gambar 16. Tampilan EDI Import System
Untuk penjelasan menganai Export System dalam kepabeanan yaitu
sebagai berikut : dari pertama instansi terkait yang menyediakan perijinan atau
lisensi dari inspektur, bank yang langsung berhubungan dan menukar data dengan
bagian eksportir dan bea & cukai. Kemudian dari eksportir akan berhubungan
dengan perusahaan pelayaran atau penerbangan dalam mengirimkan sebuah
barang dan bagian perusahaan menuju ke kargo disana akan terdapat berbagai
barang yang akan dikirimkan ke keluar. Untuk bea & cukai juga ke bagian kargo
selanjutnya dari terminal kargo atau pergudangan akan mengirimkan barang ke
luar negeri dengan menggunakan transportasi pesawat atau dengan kapal laut.
Sumber : GL-Teknik-Industri-Ir.-Budi-Hendrawan_3.pdf
-
Gambar 17. Tampilan EDI Export System
Untuk Sistem EDI Kepelabuhan dapat dijelaskan sebagai berikut yaitu
seperti gambar di bawah yang merupakan penerapan pertukaran dokumen RKSP
atau JKSP dan Manifest. Dalam pertukaran dokumennya terdapat ruang lingkup
seperti sistem pelayanan kapal dan system pelayanan barang, untuk entity yang
akan terlibat yaitu P12 cabang tanjung priok, bea cukai, perusahaan pelayaran,
TO/PBM, Bank, dan ADPEL. Dalam pertukaran dokumen yang dilakukan
menggunakan EDI network, dari pelayaran akan mengirimkan dokumen RKSP
atau JKSP, manifest ke EDI Network kemudian untuk EDI network itu sendiri
akan mengirimkan No yaitu No. BC 1.0, BC 1.1. dari EDI Network juga akan
mengirimkan dokumen RKSP atau JKSP, manifest ke bagian bea cukai dan dari
bagian bea cukai tersebut akan mengirimkan No berupa No. BC 1.0, BC 1.1.
setelah mengalami proses di EDI Network tersebut dokumen dan No yang telah
masuk ke EDI Network akan dilanjutkan dan dikirim ke Internet atau WEB/ASP.
Kemudian dari bagian internet atau WEB tersebut akan di olah dan di proses
selanjutnya dokumen RKSP dan manifest akan disebar ke setiap bagian-bagian
yang terdapat dan melakukan pertukaran data seperti ke bagian TO/ PBM, Cabang
-
tanjung priok, JICT, Imigrasi, K.Kesehatan, K.Tumbuhan, ADPEL, TPKK,
BANK, dan yang terakhir K.Hewan.
Gambar 18. Tampilan Pertukaran Dokumen RKSP atau JKSP dan Manifest
Sumber : GL-Teknik-Industri-Ir.-Budi-Hendrawan_3.pdf
-
Lampiran :
1. Asistensi pertama 6 Juni 2014
2. Asistensi kedua 13 Juni 2014
ARSITEKTUR INSW