a. Pura Besakih - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/kepariwisataan_bali_part2.pdf · dengan legenda...

24
534 Kepariwisataan Provinsi Bali a. Pura Besakih Bali dikenal sebagai ‘pulau seribu pura‘ karena di pulau ini terdapat lebih dari 11.000 bangunan pura. Konon, di beberapa tempat di Bali, jumlah pura bahkan melebihi jumlah rumah- rumah penduduk. Salah satu pura terbesar yang dianggap sebagai induk pura di Bali (the mother temple) adalah Pura Besakih.Pura Besakih terletak di kaki Gunung Agung, gunung tertinggi di Pulau Bali yang oleh masyarakat setempat dianggap sebagai gunung suci. Pada tanggal 17 Maret 1963 (versi yang lain menyebutkan tanggal 18 Maret) Gunung Agung pernah meletus dan menewaskan lebih dari 1.000 orang serta merusakkan desa-desa di sekitarnya. Namun yang membuat takjub, Pura Besakih ‘tak tersentuh‘ oleh bencana alam tersebut, padahal jaraknya hanya sekitar 1 km dari puncak Gunung Agung. Menurut cerita yang berkembang, lokasi pura ini dipilih karena dianggap sebagai daerah yang suci.Dalam bahasa Jawa Kuno, besakih, wasuki, atau basuki memiliki makna “selamat”. Selain itu, nama besakih juga dikaitkan dengan Naga Basuki, yaitu sosok naga yang menjadi bagian dari keyakinan masyarakat di lereng Gunung Agung pada masa pra-Hindu. Oleh karena pura ini dianggap sebagai tempat suci, maka para pengunjung yang ingin memasuki kompleks pura diharuskan memakai sarung khas Bali. b. Museum Subak Sanggulan Subak adalah sistem pengelolaan distribusi aliran irigasi pertanian khas masyarakat Bali.Sistem ini sudah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu dan terbukti mampu meningkatkan produktifitas pertanian di Bali.Melalui sistem Subak, para petani memperoleh jatah air sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh musyawarah warga.Secara filosofis, keberadaan Subak merupakan manifestasi dari konsep Tri Hita Karana, yaitu relasi harmonis antara manusia dan Tuhan, manusia dan alam, serta relasi antar sesama manusia.Oleh Sumber Gambar : http://wisatamelayu.com Sumber Gambar : http://2.bp.blogspot.com

Transcript of a. Pura Besakih - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/kepariwisataan_bali_part2.pdf · dengan legenda...

Page 1: a. Pura Besakih - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/kepariwisataan_bali_part2.pdf · dengan legenda masyarakat setempat ... Pendeta yang berasal dari Blambangan ini di daerah Lombok ... keinginannya

534 Kepariwisataan Provinsi Bali

a. Pura Besakih

Bali dikenal sebagai

‘pulau seribu pura‘

karena di pulau ini

terdapat lebih dari

11.000 bangunan

pura. Konon, di

beberapa tempat di

Bali, jumlah pura

bahkan melebihi

jumlah rumah-

rumah penduduk.

Salah satu pura

terbesar yang

dianggap sebagai induk pura di Bali (the mother temple) adalah Pura Besakih.Pura

Besakih terletak di kaki Gunung Agung, gunung tertinggi di Pulau Bali yang oleh

masyarakat setempat dianggap sebagai gunung suci. Pada tanggal 17 Maret 1963

(versi yang lain menyebutkan tanggal 18 Maret) Gunung Agung pernah meletus dan

menewaskan lebih dari 1.000 orang serta merusakkan desa-desa di sekitarnya.

Namun yang membuat takjub, Pura Besakih ‘tak tersentuh‘ oleh bencana alam

tersebut, padahal jaraknya hanya sekitar 1 km dari puncak Gunung Agung.

Menurut cerita yang berkembang, lokasi pura ini dipilih karena dianggap sebagai

daerah yang suci.Dalam bahasa Jawa Kuno, besakih, wasuki, atau basuki memiliki

makna “selamat”. Selain itu, nama besakih juga dikaitkan dengan Naga Basuki, yaitu

sosok naga yang menjadi bagian dari keyakinan masyarakat di lereng Gunung Agung

pada masa pra-Hindu. Oleh karena pura ini dianggap sebagai tempat suci, maka para

pengunjung yang ingin memasuki kompleks pura diharuskan memakai sarung khas

Bali.

b. Museum Subak Sanggulan

Subak adalah sistem pengelolaan distribusi

aliran irigasi pertanian khas masyarakat

Bali.Sistem ini sudah dikenal sejak ratusan

tahun yang lalu dan terbukti mampu

meningkatkan produktifitas pertanian di

Bali.Melalui sistem Subak, para petani

memperoleh jatah air sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan oleh musyawarah

warga.Secara filosofis, keberadaan Subak

merupakan manifestasi dari konsep Tri Hita Karana, yaitu relasi harmonis antara

manusia dan Tuhan, manusia dan alam, serta relasi antar sesama manusia.Oleh

Sumber Gambar : http://wisatamelayu.com

Sumber Gambar : http://2.bp.blogspot.com

Page 2: a. Pura Besakih - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/kepariwisataan_bali_part2.pdf · dengan legenda masyarakat setempat ... Pendeta yang berasal dari Blambangan ini di daerah Lombok ... keinginannya

535 Kepariwisataan Provinsi Bali

sebab itu, kegiatan dalam perkumpulan Subak tak hanya meliputi masalah pertanian

semata, melainkan juga meliputi masalah ritual dan peribadatan untuk memohon

rejeki yang belimpah.

Potensi kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Bali inilah yang kemudian

‘diawetkan‘ menjadi Museum Subak. Museum Subak diresmikan oleh Gubernur Bali

pada tanggal 13 Oktober 1981.Museum ini merupakan Museum Khusus karena

memamerkan satu tema, yaitu sistem pertanian di Bali.

Museum Subak dapat dikunjungi pada hari Senin—Sabtu jam 08.00—16.30, dan hari

Jumat jam 08.00—13.00. Adapun hari Minggu dan hari libur nasional tutup.

Museum Subak merupakan satu-satunya museum yang mengetengahkan segala hal

ihwal pertanian di Bali. Museum ini memamerkan miniatur Subak lengkap dengan

gambar-gambar proses pembuatannya, seperti tahapan menemukan sumber mata

air, membuat terowongan air dan membangun bendungan, serta membuat saluran

penghubung untuk mengalirkan air ke sawah-sawah penduduk. Museum Subak juga

memiliki data audio-visual yang menerangkan tentang proses budidaya padi, mulai

dari musyawarah anggota Subak, kesepakatan pengaturan air, serta ritual memohon

hasil panen yang melimpah.

Selain itu, museum ini juga memamerkan alat-alat pertanian tradisional Bali, seperti

alat pemotong dan penumbuk padi, alat untuk membajak sawah, alat untuk

membetulkan saluran irigasi, serta miniatur dapur tradisonal lengkap dengan tata

ruang dan perabot untuk memasak nasi. Pengunjung Museum Subak juga dapat

menambah pengetahuan tentang pertanian dengan mengunjungi fasilitas

pepustakaan di komplek museum ini.Koleksi buku dalam perpustakaan cukup

lengkap, mulai dari berbagai kajian lintas disiplin mengenai sistem Subak hingga

masalah-masalah pertanian secara umum.

Jalan Gatot Subroto, Desa Sanggulan, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan,

Provinsi Bali, Indonesia.

Kabupaten Tabanan berjarak sekitar 20 km dari kota Denpasar, Ibukota Provinsi Bali.

Dari kota Denpasar, wisatawan dapat menggunakan kendaraan umum (bus) menuju

terminal bus kota Tabanan. Dari terminal ini, wisatawan dapat naik angkutan umum

(bemo) sejauh 2 km untuk sampai di lokasi Museum.

Bea masuk bagi pengunjung terbagi ke dalam dua kategori, yaitu:

Dewasa: Rp 5.000

Anak-anak: Rp 3.000 (Maret 2008)

Page 3: a. Pura Besakih - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/kepariwisataan_bali_part2.pdf · dengan legenda masyarakat setempat ... Pendeta yang berasal dari Blambangan ini di daerah Lombok ... keinginannya

536 Kepariwisataan Provinsi Bali

c. Istana Tampak Siring

Istana Tampak Siring yang

terletak di Kabupaten Gianyar,

Propinsi Bali, merupakan satu-

satunya Istana Kepresidenan

yang dibangun setelah Indonesia

Merdeka. Kelima istana lainnya

merupakan bangunan yang

telah berdiri sejak jaman

kolonialisme Belanda, antara

lain Istana Negara dan Istana

Merdeka (Jakarta), Istana Bogor

(Bogor), Istana Cipanas

(Cipanas), serta Gedung Agung

(Yogyakarta). Istana Tampak Siring biasanya digunakan oleh presiden untuk

beristirahat, melakukan rapat kerja, serta melakukan perundingan luar negeri.Pada

tanggal 27 April 2007, misalnya, Istana Tampak Siring menjadi saksi perjanjian

ekstradisi antara Indonesia dan Singapura.

Nama Tampak Siring berasal dari dua buah kata dalam bahasa Bali, yaitu tampak dan

siring yang berarti: “telapak” dan “miring”. Penamaan tersebut berkaitan erat

dengan legenda masyarakat setempat tentang Raja Mayadenawa.Raja ini dikenal

pandai dan sakti mandraguna.Namun, karena kelancangannya mengangkat diri

sebagai dewa yang harus disembah oleh rakyatnya, maka Betara Indra mengutus

bala tentara untuk menyerang Raja Mayadenawa.Serangan ini membuat

Mayadenawa melarikan diri ke dalam hutan. Untuk menyamarkan jejaknya,

Mayadenawa sengaja berjalan dengan cara memiringkan telapak kakinya.

Namun sayang, usaha Mayadenawa untuk mengelabui bala tentara Betara Indra

gagal, jejaknya akhirnya diketahui.Dengan sisa-sisa kesaktiannya, Raja Mayadenawa

mencoba melawan dengan

menciptakan mata air beracun

yang dapat membunuh para

pengejarnya.Untuk

menanggulangi akibat buruk

dari mata air beracun itu,

Betara Indra menciptakan

sumber mata air penawarnya,

yaitu Tirta Empul (air

suci).Wilayah pelarian Raja

Mayadenawa itulah yang kini

dikenal sebagai Tampak Siring.

Sumber Gambar : http://www.presidenri.go.id

Sumber Gambar : http://3.bp.blogspot.com

Page 4: a. Pura Besakih - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/kepariwisataan_bali_part2.pdf · dengan legenda masyarakat setempat ... Pendeta yang berasal dari Blambangan ini di daerah Lombok ... keinginannya

537 Kepariwisataan Provinsi Bali

Istana Tampak Siring dibangun oleh seorang arsitek bernama R.M. Soedarsono atas

prakarsa Presiden Soekarno.Pembangunan istana kepresidenan ini terbagi ke dalam

dua masa, yaitu tahun 1957 dan 1963.Pada tahun 1957, di kompleks ini dibangun

Wisma Merdeka dan Wisma Yudhistira.Sementara pada tahun 1963, pembangunan

tahap kedua merampungkan dua gedung utama lainnya, yaitu Wisma Negara dan

Wisma Bima, serta satu Gedung Serba Guna (gedung konferensi).

d. Pura Tanah Lot

Salah satu pura di Bali yang

kerap dikunjungi oleh para

pelancong adalah Pura

Luhur Tanah Lot.Pura ini

terletak di sebuah “pulau”

karang di bagian barat

Kabupaten Tabanan,

tepatnya di Desa Beraban.

Menurut legenda, pura

yang memiliki nama lain

Pura Pakendungan ini

dibangun pada abad ke-16

oleh seorang penyebar

agama Hindu bernama

Danghyang Nirartha. Pendeta yang berasal dari Blambangan ini di daerah Lombok

juga dikenal dengan sebutan “Tuan Semeru”, merujuk pada sebuah nama gunung di

Jawa Timur, yaitu Gunung Semeru.

Kedatangan Dahnyang Nirartha ke Desa Beraban konon karena mengikuti petunjuk

sinar suci yang memancar dari arah tenggara.Sinar ini ternyata menuju sebuah mata

air suci yang di dekatnya terdapat sebuah batu karang yang berbentuk burung

(masyarakat setempat menyebutnya gili beo, yang berarti tanah atau batu karang

yang menyerupai burung).Di tempat ini, bersama para pengikutnya Danghyang

Nirartha melakukan meditasi dan pemujaan kepada Dewa Penguasa Laut sembari

menyebarkan agama Hindu kepada masyarakat setempat.

Ulah Danghyang Nirartha ternyata kurang berkenan di hati pemimpin Desa Beraban,

yaitu Bendesa Beraban Sakti. Bersama para pengikutnya, ia berencana menyerang

Danghyang Nirartha supaya pergi dari Desa Beraban. Sang pendeta kemudian

melindungi diri dengan memindahkan batu karang tempatnya bermeditasi ke tengah

laut dan menciptakan ular laut berbisa dari selendangnya untuk melindungi tempat

tersebut.Batu karang yang dipindahkan inilah yang kemudian disebut tanah lot, atau

tanah di tengah laut.

Sumber Gambar : http://wisata melayu.com

Page 5: a. Pura Besakih - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/kepariwisataan_bali_part2.pdf · dengan legenda masyarakat setempat ... Pendeta yang berasal dari Blambangan ini di daerah Lombok ... keinginannya

538 Kepariwisataan Provinsi Bali

Menyaksikan kesaktian sang Pendeta, akhirnya Bendesa Beraban takluk dan menjadi

pengikut setia Danghyang Nirartha. Oleh karena kesungguhannya, Danghyang

Nirartha kemudian memberikan sebuah keris suci yang dikenal dengan nama

”Jaramenara” atau Ki Baru Gajah kepada Bendesa Beraban. Saat ini, keris keramat

itu disimpan di Puri Kediri dan diupacarai setiap Hari Raya Kuningan.

Pada batu karang di “tengah” laut inilah kemudian Danghyang Nirartha mendirikan

Pura Pakendungan yang lebih dikenal dengan nama Pura Luhur Tanah Lot.

Sementara ular “ciptaan” Danghyang Nirartha masih ada di dalam kompleks pura

sampai sekarang.Ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor

pipih, memiliki warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun tiga kali lebih

kuat dari ular kobra.

e. Pura Luhur Uluwatu

Anda mungkin tak pernah

membayangkan sebuah kompleks

peribadatan dibangun di atas tebing

terjal yang menjorok ke laut. Tapi jika

Anda berkunjung ke Pura Luhur

Uluwatu, di bagian selatan

Kabupaten Badung, Pulau Bali,

niscaya Anda akan berdecak kagum

karena lokasinya benar-benar

dibangun di atas bukit karang

setinggi + 97 meter di atas

permukaan laut (dpl). Tentu saja,

bukan hanya suasana sakral dan religius yang dapat dinikmati oleh masyarakat yang

ingin beribadah maupun berwisata di tempat ini, melainkan juga panorama alam

yang memukau.

Pura Luhur Uluwatu merupakan salah satu dari pura-pura yang memiliki status

sebagai Pura Sad Kahyangan Jagat, yaitu pura yang dianggap sebagai penyangga

poros mata angin di Pulau Bali.Selain Pura Luhur Uluwatu, pura yang berstatus Sad

Kahyangan menurut lontar Kusuma Dewa antara lain Pura Besakih, Pura

Lempuhyang Luhur, Pura Goa Lawah, Pura Luhur Batukaru, dan Pura Pusering Jagat.

Dalam bahasa Sansekerta uluwatu memiliki makna “puncak batu” (ulu= puncak /

ujung / atas, sementara watu = batu). Nama ini tentu saja merujuk pada lokasi pura

yang berada di bagian puncak tebing batu karang.

Sumber Gambar : http://taprobanetours.com

Page 6: a. Pura Besakih - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/kepariwisataan_bali_part2.pdf · dengan legenda masyarakat setempat ... Pendeta yang berasal dari Blambangan ini di daerah Lombok ... keinginannya

539 Kepariwisataan Provinsi Bali

Tebing di Pura Uluwatu menghadap ke Samudera Hindia.

Sumber Foto: www.flickr.com - ABreedApart

Menurut cerita masyarakat setempat, pura ini telah dibangun sejak abad ke-11 oleh

Mpu Kuturan.Ketika itu, Pura Luhur Uluwatu menjadi tempat pemujaan bagi Dewa

Rudra untuk memohon keselamatan.Selain membangun sebuah pura, Mpu Kuturan

juga dipercaya telah mewariskan aturan dan tata-tertib bagi desa-desa adat di

sekitar pura yang masih dikenal hingga saat ini.Empat abad kemudian, sekitar abad

ke-16, Dang Hyang Nirartha, seorang penyebar agama Hindu dari Jawa Timur

memutuskan untuk moksa (menyatu dengan atau kembali keharibaan dewata) di

pura ini.Dalam bahasa setempat moksa juga disebut ngeluhur. Itulah sebabnya,

nama Pura Uluwatu kemudian dilengkapi dengan kata luhur, menjadi Pura Luhur

Uluwatu.

Pura Luhur Uluwatu mempunyai beberapa pura pesanakan, yaitu pura yang memiliki

kaitan erat dengan pura induk.Pura-pura pesanakan tersebut antara lain Pura

Bajurit, Pura Pererepan, Pura Kulat, Pura Dalem Selonding, dan Pura Dalem

Pangleburan. Pura-pura ini berhubungan langsung dengan Pura Luhur Uluwatu pada

saat Piodalan, yaitu pemujaan terhadap Sang Hyang Widi yang berlangsung setiap

210 hari, pada hari Selasa Kliwon Wuku Medangsia.

f. Museum Antonio Blanco

Kawasan Ubud memang dikenal sebagai

kampungnya para seniman besar.Di tempat ini

banyak seniman mengembangkan karir keseniannya.

Sebut saja nama seniman besar seperti Miguel

Covarrubias yang mempopulerkan Bali melalui

bukunya The Island of Bali, juga Walter Spies yang

menjadi kreator Tari Kecak bersama I Wayan

Limbak, mereka pernah tinggal di kawasan Ubud

pada tahun 1920-an. Seniman besar generasi

selanjutnya adalah Don Antonio Blanco, pelukis

Sumber Gambar :

http://images.travelpod.com

Page 7: a. Pura Besakih - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/kepariwisataan_bali_part2.pdf · dengan legenda masyarakat setempat ... Pendeta yang berasal dari Blambangan ini di daerah Lombok ... keinginannya

540 Kepariwisataan Provinsi Bali

kenamaan berdarah Spanyol yang mulai menetap di Ubud sejak 1952. Ketertarikan

pelukis kelahiran 15 September 1911 di Manila, Filipina ini terhadap Pulau Bali

bermula ketika dirinya menemukan buku klasik karangan Miguel

Covarrubias.Bayangan masa kecilnya tentang pulau jauh yang indah dan eksotis

terasa lengkap dalam gambaran buku karya Covarrubias tersebut

(www.balipost.com).

Bakat seni dalam diri Antonio Blanco mulai terasah sejak sekolah di American

Central School, di Manila. Lulus dari sekolah tersebut, ia melanjutkan kuliah di

National Academy of Art di New York, Amerika Serikat. Saat itu, kertertarikannya

terhadap subyek anatomi tubuh, khususnya tubuh wanita begitu kuat dalam karya-

karyanya. Kelak ketertarikan itu akan mendominasi sebagian besar karyanya yang

mengangkat subyek perempuan. Lulus dari National Academy of Art, Antonio Blanco

sempat bekerja di Florida dan California, Amerika (www.id.wikipedia.org). Namun,

keinginannya untuk menjelajah pulau-pulau di kawasan Samudera Pasifik

mendorongnya untuk melanglang buana.

Pengembaraan maestro lukis ini dimulai pada awal 1950-an, ketika ia memulai

pelayarannya ke Hawai, kemudian Jepang dan Kamboja. Di Kamboja, ia menjadi

tamu kehormatan Pangeran Norodom Sihanouk. Baru pada 1952, ia memutuskan

berlayar ke Bali dan mendarat di Singaraja (www.balipost.com). Pada awalnya,

Antonio Blanco sempat kecewa, sebab pemandangan di Singaraja tidak seperti yang

terekam dalam buku The Island of Bali.Namun, setelah sampai di Ubud,

menyaksikan alamnya yang permai, teduh, dilingkupi oleh tanah persawahan yang

subur, dan dikitari oleh sungai yang berkelok-kelok, Antonio Blanco tak dapat

menahan rasa takjub. Sejak pandangan pertama terhadap pesona alam Ubud

dengan seluk-beluk masyarakatnya yang agraris dan penuh dengan ritus keagamaan,

Antonio Blanco tak dapat memungkiri lagi, inilah tempat yang selama ini ia idamkan!

Ia pun mulai menetap dan bergaul dengan masyarakat Ubud, baik warga biasa

maupun dari kalangan istana (puri). Setiap hari ia banyak mengobrol dengan

masyarakat setempat, menyaksikan berbagai seni pertunjukan, atau mengunjungi

Puri Saren Ubud untuk memperdalam pengetahuannya tentang kebudayaan Bali.

Antonio Blanco sendiri dikenal sangat akrab dengan Raja dari Puri Saren Ubud, yaitu

Tjokorda Gde Agung Sukawati yang sering mengajaknya jalan-jalan di sekitar

kawasan Ubud.Pada suatu waktu, Tjokorda Gde Agung Sukawati mengajaknya

menyusuri tanah perbukitan.Ketika sampai di atas, mereka menyaksikan bentangan

alam yang sangat mempesona, perbukitan yang sejuk dan tenang dengan aliran

Sungai Campuhan tepat di bawahnya.Tanpa dinyana, Raja Puri Saren Ubud

memberikan sebidang tanah di atas Sungai Campuhan itu kepada Antonio

Blanco.Sejak itu, dibangunlah sebuah pondok sederhana sebagai tempat tinggal dan

studio melukis bagi maestro lukis Bali ini (www.balipost.com).

Page 8: a. Pura Besakih - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/kepariwisataan_bali_part2.pdf · dengan legenda masyarakat setempat ... Pendeta yang berasal dari Blambangan ini di daerah Lombok ... keinginannya

541 Kepariwisataan Provinsi Bali

Antonio Blanco dengan latar belakang lukisannya

Sumber Foto: http://www.blancomuseum.com

Bagi masyarakat Ubud, Antonio Blanco tidak hanya dikenal sebagai seniman, tetapi

juga orang luar yang pelan-pelan menghayati budaya Bali hingga menjadi orang

Bali.Ketertarikannya terhadap kesenian Tari Bali mengantarkannya bertemu dengan

penari cantik bernama Ni Rondji. Perkenalan mereka akhirnya berujung pada

pernikahan pada tahun 1953, yang kemudian melahirkan empat anak, yaitu

Tjempaka Blanco, Mario Blanco, Orchid Blanco, dan Mahadevi Blanco. Setelah

menikah, Antonio Blanco memeluk agama Hindu dan secara taat menjalani ritual

agama Hindu.Di rumahnya yang asri, Antonio merasa sangat nyaman, sehingga

jarang sekali melakukan perjalanan meninggalkan Pulau Bali. Terhitung hanya dua

kali ia meninggalkan Bali, yaitu berkeliling Eropa dan Amerika untuk kegiatan

keseniannya. Kecintaannya terhadap Bali, khususnya Ubud, membuatnya memilih

untuk menghabiskan usianya di tempat ini. Ketika meninggal pada 10 Desember

1999 di Denpasar, Bali, dalam usia 88 tahun akibat penyakit jantung dan gagal ginjal

yang dideritanya, beberapa hari kemudian Antonio Blanco dikremasi dengan cara

Hindu (Ritual Ngaben).

Museum Antonio Blanco sendiri mulai dibangun pada 28 Desember 1998, setahun

sebelum kematiannya. Sayangnya, Antonio Blanco tidak dapat menyaksikan

peresmian museum yang diberi nama ‘The Blanco Renaissance Museum‘ ini pada 15

September 2001. Museum ini memang dibangun untuk mengenang dan

memamerkan karya-karya besar Antonio Blanco yang banyak memperkenalkan

subyek budaya Bali kepada dunia.Museum tersebut dikelola oleh anak kedua

Antonio Blanco, yaitu Mario Blanco yang juga mewarisi keahlian ayahnya sebagai

maestro seni lukis.

Mengunjungi Museum Antonio Blanco, wisatawan akan terkagum-kagum terhadap

karya jenius Antonio Blanco. Perjalanan kariernya yang panjang dan jalur

pengembaraannya yang jauh membuat sosok Antonio Blanco sangat matang dalam

Page 9: a. Pura Besakih - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/kepariwisataan_bali_part2.pdf · dengan legenda masyarakat setempat ... Pendeta yang berasal dari Blambangan ini di daerah Lombok ... keinginannya

542 Kepariwisataan Provinsi Bali

menuangkan karya-karya seninya.Tak heran jika sebagai seniman dirinya

memperoleh berbagai apresiasi dan penghargaan di dunia internasional.

Penghargaan-penghargaan tersebut, di antaranya adalah Tiffany Fellowship

(penghargaan khusus dari The Society of Honolulu Artists), Chevalier du Sahametrai

dari Cambodia, Society of Painters of Fine Art Quality dari Presiden Soekarno, serta

Prize of the Art Critique dari Spanyol, Honorary Doctorate of Philosophy (PH.D) dari

National College Windsor, Canada, dan lain-lain. Antonio Blanco juga menerima

penghargaan Cruz de Caballero dari Raja Spanyol Juan Carlos I yang memberikannya

gelar ‘Don‘ di depan namanya, menjadi Don Antonio Blanco. Berbagai apresiasi dari

kepala negara dan artis juga pernah diterimanya, misalnya dari Thalia Como dari

Venezuela, Soekarno, Soeharto, Adam Malik (ketiganya mantan para pemimpin di

Indonesia), Pangeran Norodom Sihanouk dari Kamboja, Michael Jackson, serta Ingrid

Bergman (keduanya artis).Don Antonio Blanco juga dikenal menguasai berbagai

bahasa, mulai dari bahasa Spanyol, Prancis, Inggris, Tagalog, Indonesia, hingga

bahasa Bali.

g. Candi Gunung Kidul

Ketika memikirkan sebuah

candi, mungkin yang terbayang

di benak Anda adalah sebuah

bangunan utuh yang tersusun

dari batu atau bata merah.

Namun, di Kabupaten Gianyar,

Bali, ada sebuah candi yang

tidak dibuat dari susunan batu,

melainkan memanfaatkan

dinding batu padas di tepi

sungai sebagai media untuk

membuat rumah ibadah para

penganut Hindu tersebut.

Caranya, dinding batu tersebut dipahat dan dibentuk menyerupai dinding-dinding

candi.Tak hanya itu, dinding-dinding batu tersebut juga dilengkapi dengan ruangan

tempat bermeditasi.

Candi ini disebut Candi Gunung Kawi, atau biasa juga dijuluki Candi Tebing Kawi.

Meskipun merupakan salah satu situs purbakala yang dilindungi di Bali, tempat ini

tetap menjadi tempat bersembahyang umat Hindu hingga sekarang. Nama Gunung

Kawi sendiri konon berasal dari kata gunung (= gunung atau pegunungan) dan kawi

(=pahatan) (http://www.berani.co.id). Jadi, nama gunung kawi seolah menyiratkan

makna bahwa di tempat inilah sebuah gunung dipahat untuk menjadi sebuah candi.

Kompleks candi yang unik ini pertama kali ditemukan oleh peneliti Belanda sekitar

tahun 1920.Sejak itu, candi ini mulai menarik minat para peneliti, terutama para

peneliti arkeologi kuno Bali.Menurut perkiraan para ahli, candi ini dibuat sekitar

Sumber Gambar : http://wisatamelayu.com

Page 10: a. Pura Besakih - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/kepariwisataan_bali_part2.pdf · dengan legenda masyarakat setempat ... Pendeta yang berasal dari Blambangan ini di daerah Lombok ... keinginannya

543 Kepariwisataan Provinsi Bali

abad ke-11 M, yaitu pada masa pemerintahan Raja Udayana hingga pemerintahan

Anak Wungsu (http://www.berani.co.id).

Menurut catatan sejarah, Raja Udayana merupakan salah satu raja terkenal di Bali

yang berasal dari Dinasti Marwadewa. Melalui pernikahannya dengan seorang puteri

dari Jawa yang bernama Gunapriya Dharma Patni, ia memiliki anak Erlangga dan

Anak Wungsu. Setelah dewasa, Erlangga kemudian menjadi raja di Jawa Timur,

sementara Anak Wungsu memerintah di Bali.Pada masa inilah diperkirakan candi

tebing kawi dibangun. Salah satu bukti arkeologis untuk menguatkan asumsi

tersebut adalah tulisan di atas pintu-semu yang menggunakan huruf Kediri yang

berbunyi “haji lumah ing jalu” yang bermakna sang raja yang (secara simbolis)

disemayamkan di Jalu. Raja yang dimaksud adalah Raja Udayana. Sedangkan kata

jalu yang merupakan sebutan untuk taji (senjata) pada ayam jantan, dapat

diasosiasikan juga sebagai keris atau pakerisan. Nama Sungai Pakerisan atau Tukad

Pakerisan inilah yang kini dikenal sebagai nama sungai yang membelah dua tebing

Candi Kawi tersebut (http://www.purbakalabali.com).

Versi lainnya yang berasal dari cerita rakyat setempat menyebutkan bahwa pura

atau candi Tebing Kawi ini dibuat oleh orang sakti bernama Kebo Iwa.Kebo Iwa

merupakan tokoh legenda masyarakat Bali yang dipercaya memiliki tubuh yang

sangat besar.Dengan kesaktiannya, konon Kebo Iwa menatahkan kuku-kukunya yang

tajam dan kuat pada dinding batu cadas di Tukad Pakerisan itu.Dinding batu cadas

tersebut seolah dipahat dengan halus dan baik, sehingga membentuk gugusan

dinding candi yang indah.Pekerjaan yang seharusnya dikerjakan orang banyak

dengan waktu yang relatif lama itu, konon mampu diselesaikan oleh Kebo Iwa

selama sehari semalam (http://www.gianyartourism.com).

h. Pura Ulun Danu Beratan

Pura Ulun Danu Beratan, atau

yang kerap disingkat

penyebutannya menjadi Pura

Ulun Danu, merupakan pura

terbesar di Bali setelah Pura

Besakih. Nama pura ini merujuk

pada lokasinya yang berdiri di

tepi Danau Beratan.Lokasi pura

ini cukup istimewa karena

berada di dataran tinggi Bedugul,

yakni sekitar 1.239 meter di atas

permukaan laut (dpl).Kondisi

yang demikian membuat

lingkungan pura cukup sejuk, dengan temperatur udara antara 18-22 derajat

celcius.Selain itu, lansekap Danau Beratan yang asri juga menambah suasana indah

di tempat ini (http://unbackpacker.blogspot.com/).

Sumber Gambar : http://www.moreindonesia.com

Page 11: a. Pura Besakih - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/kepariwisataan_bali_part2.pdf · dengan legenda masyarakat setempat ... Pendeta yang berasal dari Blambangan ini di daerah Lombok ... keinginannya

544 Kepariwisataan Provinsi Bali

Sejarah pendirian Pura Ulun Danu Beratan dapat dilacak pada salah satu kisah yang

terekam dalam Lontar Babad Mengwi. Dalam babad tersebut dituturkan mengenai

seorang bangsawan bernama I Gusti Agung Putu yang mengalami kekalahan perang

dari I Gusti Ngurah Batu Tumpeng. Untuk bangkit dari kekalahan tersebut, I Gusti

Agung Putu bertapa di puncak Gunung Mangu hingga memperoleh kekuatan dan

pencerahan. Selesai dari pertapaannya, ia mendirikan istana Belayu (Bela Ayu),

kemudian kembali berperang melawan I Gusti Ngurah Batu Tumpeng dan

memperoleh kemenangan. Setelah itu, I Gusti Agung Putu yang merupakan pendiri

Kerajaan Mengwi ini mendirikan sebuah pura di tepi Danau Beratan yang kini dikenal

sebagai Pura ulun Danu Beratan.

Dalam Lontar Babad Mengwi juga dikisahkan bahwa pendirian pura ini dilakukan

kira-kira sebelum tahun 1556 Saka atau 1634 Masehi, atau sekitar satu tahun

sebelum berdirinya Pura Taman Ayun, sebuah pura lain yang juga didirikan oleh I

Gusti Agung Putu. Pendirian Pura Ulun Danu Beratan konon telah membuat masyhur

Kerajaan Mengwi dan rajanya, sehingga I Gusti Agung Putu dijuluki “I Gusti Agung

Sakti” oleh rakyatnya.

1. Wisata Budaya

a. Tari Kecak

Kecak Dance

merupakan kreasi seorang

penari kenamaan Bali, I

Wayan Limbak, dan

seorang pelukis

berkebangsaan Jerman,

Walter Spies, pada tahun

1930-an. Pada awalnya,

dua seniman ini terpesona

oleh tari-tarian dalam

ritual Sanghyang yang para

penarinya menari dalam

kondisi kemasukan roh

(kesurupan). Ritual

Sanghyang sendiri

merupakan ritual masyarakat Bali yang bersumber dari tradisi pra-Hindu dengan

tujuan untuk menolak bala. Ritual ini kemudian diadopsi oleh I Wayan Limbak dan

Walter Spies menjadi sebuah seni pertunjukan untuk umum untuk ditampilkan di

berbagai negara di Eropa dengan nama Tari Kecak.

Tari Kecak dimainkan oleh sejumlah penari (umumnya pria), antara 50

sampai 150 orang, dengan durasi antara 45—60 menit.Tarian ini mengkomposisikan

Sumber Gambar :http://wisatamelayu.com

Page 12: a. Pura Besakih - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/kepariwisataan_bali_part2.pdf · dengan legenda masyarakat setempat ... Pendeta yang berasal dari Blambangan ini di daerah Lombok ... keinginannya

545 Kepariwisataan Provinsi Bali

instrumen vokal para penarinya (a cappella) dengan bunyi “cak, cak, cak...” sembari

mengangkat kedua lengan untuk mengiringi cerita epik Ramayana yang menjadi

cerita utama dalam tarian ini.Oleh karena paduan suara yang diucapkan para penari

dianggap mirip dengan suara monyet, maka turis mancanegara kerapkali menyebut

tarian ini sebagai “Mongkey Dance”.

Penggalan epik Ramayana yang menjadi sumber cerita adalah kisah

penculikan Dewi Sinta (istri sang Rama) oleh Raja Rahwana dari negeri Alengka.

Dalam tarian ini digambarkan bagaimana Rama berjuang membebaskan kekasihnya,

Dewi Sinta, yang diculik dan dibawa kabur oleh Rahwana. Kisah ini bertambah seru

karena perjuangan sang Rama dibantu oleh Hanoman (si Kera Putih) dan Sugriwa.

Selain mementaskan cerita epik Ramayana, Tari Kecak juga menampilkan Tarian

Sanghyang Dedari dan Sanghyang Jaran sebagai penutup pertunjukan.

Wisatawan yang berminat menyaksikan Tari Kecak dapat memilih satu di

antara tiga lokasi pertunjukan, antara lain di Pura Luhur Uluwatu, di Desa Batubulan,

serta di Jalan Hanoman (di daerah Ubud). Di Pura Luhur Uluwatu dan di Desa

Batubulan, wisatawan dapat menonton pertunjukan Tari Kecak setiap hari dimulai

pada jam 18.00/18.30 WITA. Sementara, di Ubud pertunjukan Tari Kecak

dilaksanakan setiap Selasa, Kamis, dan Jumat pada pukul 19.00 WITA.

b. Tari Barong

Tari Barong adalah tarian khas

Bali yang berasal dari khazanah

kebudayaan Pra-Hindu.Tarian

ini menggambarkan

pertarungan antara kebajikan

(dharma) dan kebatilan

(adharma).Wujud kebajikan

dilakonkan oleh Barong, yaitu

penari dengan kostum

binatang berkaki empat,

sementara wujud kebatilan

dimainkan oleh Rangda, yaitu

sosok yang menyeramkan

dengan dua taring runcing di mulutnya.

Ada beberapa jenis Tari Barong yang biasa ditampilkan di Pulau Bali, di antaranya

Barong Ket, Barong Bangkal (babi), Barong Gajah, Barong Asu (anjing), Barong

Brutuk, serta Barong-barongan. Namun, di antara jenis-jenis Barong tersebut yang

paling sering menjadi suguhan wisata adalah Barong Ket, atau Barong Keket yang

memiliki kostum dan tarian cukup lengkap.

Kostum Barong Ket umumnya menggambarkan perpaduan antara singa, harimau,

dan lembu.Di badannya dihiasi dengan ornamen dari kulit, potongan-potongan kaca

cermin, dan juga dilengkapi bulu-bulu dari serat daun pandan. Barong ini dimainkan

Sumber Gambar : http://wisatamelayu.com

Page 13: a. Pura Besakih - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/kepariwisataan_bali_part2.pdf · dengan legenda masyarakat setempat ... Pendeta yang berasal dari Blambangan ini di daerah Lombok ... keinginannya

546 Kepariwisataan Provinsi Bali

oleh dua penari (juru saluk/juru bapang): satu penari mengambil posisi di depan

memainkan gerak kepala dan kaki depan Barong, sementara penari kedua berada di

belakang memainkan kaki belakang dan ekor Barong.

Secara sekilas, Barong Ket tidak jauh berbeda dengan Barongsai yang biasa

dipertunjukkan oleh masyarakat Cina.Hanya saja, cerita yang dimainkan dalam

pertunjukan ini berbeda, yaitu cerita pertarungan antara Barong dan Rangda yang

dilengkapi dengan tokoh-tokoh lainnya, seperti Kera (sahabat Barong), Dewi Kunti,

Sadewa (anak Dewi Kunti), serta para pengikut Rangda.

c. Ngaben

Pulau Bali yang juga

dikenal sebagai “Pulau

Seribu Pura” memiliki

ritual khusus dalam

memperlakukan

leluhur atau sanak

saudara yang telah

meninggal. Apabila di

tempat lain orang

yang meninggal

umumnya dikubur,

tidak demikian

dengan masyarakat

Hindu Bali. Sebagaimana penganut Hindu di India, mereka akan menyelenggarakan

upacara kremasi yang disebut Ngaben, yaitu ritual pembakaran mayat sebagai

simbol penyucian roh orang yang meninggal.

Dalam kepercayaan Hindu, jasad manusia terdiri dari badan kasar (fisik) dan badan

alus (roh atau atma). Badan kasar tersebut dibentuk oleh 5 unsur yg disebut Panca

Maha Bhuta, yang terdiri dari pertiwi (tanah), apah (air), teja (api), bayu (angin),

serta akasa (ruang hampa). Kelima unsur ini menyatu membentuk fisik manusia yang

kemudian digerakkan oleh roh.Ketika seseorang meninggal, yang mati sebetulnya

hanyalah jasad kasarnya saja, sementara rohnya tidak.Oleh sebab itu, untuk

menyucikan roh tersebut diperlukan Upacara Ngaben untuk memisahkan antara

jasad kasar dan roh tersebut.

Tentang asal kata Ngaben sendiri ada tiga pendapat. Ada yang mengatakan berasal

dari kata beya yang artinya bekal, ada yang merunutnya dari kata ngabu atau

menjadi abu, dan ada juga yang mengaitkannya dengan kata ngapen yaitu penyucian

dengan menggunakan api. Dalam agama Hindu, dewa pencipta atau Dewa Brahma

juga dikenal sebagai dewa api. Oleh sebab itu, Upacara Ngaben juga dapat dilihat

sebagai upaya membakar kotoran berupa jasad kasar yang melekat pada roh

Sumber Gambar : http://wisatamelayu.com

Page 14: a. Pura Besakih - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/kepariwisataan_bali_part2.pdf · dengan legenda masyarakat setempat ... Pendeta yang berasal dari Blambangan ini di daerah Lombok ... keinginannya

547 Kepariwisataan Provinsi Bali

(disebut pralina atau meleburkan jasad), serta mengembalikan roh kepada Sang

Penciptanya.

Bagi masyarakat Bali, Upacara Ngaben merupakan momen bahagia.Sebab dengan

melaksanakan Ngaben, anak-anak atau orang tua telah melaksanakan kewajibannya

sebagai anggota keluarga.Bagi anak-anak yang telah dewasa, Upacara Ngaben

dianggap sebagai salah satu bentuk terima kasih kepada orang tuanya yang

meninggal.Oleh sebab itu, bagi sanak keluarga yang ditinggalkan, Upacara Ngaben

disambut dengan suka cita, jauh dari isak tangis. Sebab mereka percaya, isak tangis

hanya akan menghambat perjalanan roh menuju nirwana.

Namun, tidak semua orang yang meninggal dapat langsung di-aben.Ada juga yang

dikubur terlebih dahulu karena alasan belum memiliki cukup biaya.Upacara ini

memang membutuhkan biaya yang cukup besar (mulai dari puluhan hingga ratusan

juta rupiah) karena pelaksanaannya memerlukan berbagai perangkat upacara

(upakara).Oleh sebab itu, Upacara Ngaben boleh dilaksanakan beberapa tahun

setelah seorang sanak keluarga meninggal.Bahkan untuk menghemat biaya, Ngaben

juga bisa dilaksanakan secara massal.

Upacara Ngaben biasanya dilaksanakan untuk orang yang meninggal dan ada

jenazahnya. Untuk orang yang jasadnya tidak ditemukan atau susah dikenali,

misalnya karena kecelakaan pesawat, terseret arus laut, tertimpa musibah

kebakaran, atau menjadi korban pemboman (seperti kasus Bom Bali I dan II), pihak

keluarga tetap dapat melaksanakan Ngaben dengan cara mengambil tanah lokasi

meninggalnya untuk dibakar. Sementara untuk bayi di bawah usia 42 hari atau bayi

yang belum tanggal giginya jenazahnya harus dikubur. Apabila tetap ingin di-aben,

maka dapat dilakukan dengan mengikuti Upacara Ngaben salah seorang anggota

keluarga yang juga meninggal.Selain di Pulau Bali, Upacara Ngaben juga

dilaksanakan oleh para penganut Hindu di beberapa tempat, seperti di Banyuwangi,

Lombok, Jakarta, bahkan oleh para transmigran dari Bali di Lampung.

d. Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana

Bangsa Amerika boleh bangga

memiliki Patung Liberty yang tinggi

patung dan landasannya mencapai

92 meter itu (tinggi patung sekitar

46 meter dan fondasinya sekitar 46

meter).Namun, tak lama lagi

Indonesia bakal mengungguli

simbol “kemerdekaan” Amerika

tersebut.Ya, sebuah megaproyek

patung besar yang sebagian

hasilnya sudah bisa dinikmati saat

ini sedang dibangun di Bali,

Sumber Gambar : http://wisatamelayu.com

Page 15: a. Pura Besakih - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/kepariwisataan_bali_part2.pdf · dengan legenda masyarakat setempat ... Pendeta yang berasal dari Blambangan ini di daerah Lombok ... keinginannya

548 Kepariwisataan Provinsi Bali

tepatnya di Bukit Ungasan, Jimbaran, Bali.

Proyek prestisius ini diberi nama Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana. Dari

namanya, nampak bahwa yang akan dibangun adalah taman dengan monumen

Dewa Wisnu yang sedang mengendarai burung Garuda dengan warna keemasan

(kencana = emas). Dewa Wisnu sendiri adalah simbol pemelihara alam semesta,

sementara burung Garuda adalah perlambang bagi kebebasan, kesetiaan, serta

pengabdian tanpa pamrih.

Rencananya, patung Dewa Wisnu yang mengendarai Garuda tersebut dibangun

dengan ketinggian 75 meter, dengan fondasi setinggi 70 meter. Sayap burung

Garuda tersebut juga akan membentang selebar 66 meter. Bahan utama pembuatan

patung adalah tembaga dan kuningan dengan berat keseluruhan sekitar 4.000 ton.

Kelak, jika proyek ini rampung, monumen Garuda Wisnu Kencana akan berdiri

setinggi + 145 meter melampaui ketinggian Patung Liberty dan dapat disaksikan dari

radius hingga 20 kilometer. Garuda Wisnu Kencana (GWK) ini memang direncanakan

menjadi ikon bagi pariwisata Bali.

Saat ini, wisatawan sudah bisa menikmati Taman Budaya GWK ini.Patung Dewa

Wisnu yang tegak setengah badan (tanpa tangan), serta kepala burung Garuda telah

menjadi tontonan ribuan wisatawan setiap bulannya.Areal GWK sendiri merupakan

bukit kapur cadas dengan luas sekitar 200 hektar.Sebelumnya, kawasan bernama

Bukit Ungasan ini adalah bukit tandus yang tak banyak dikenal karena tak memiliki

pesona wisata apapun.Namun, setelah monumen megah ini mulai dibangun,

kawasan ini mulai berkembang dan makin diperhitungkan.

Patung mahabesar ini memang dirancang khusus oleh seorang pematung terkemuka

asal Tabanan Bali, I Nyoman Nuarta. Nyoman Nuarta adalah pematung lulusan

Institut Teknologi Bandung (ITB) yang telah melahirkan karya-karya monumental,

seperti Monumen Arjuna Wijaya dan Monumen Proklamator Indonesia di Jakarta,

serta Monumen Jalesveva Jayamahe di tepi pantai utara Surabaya.

Page 16: a. Pura Besakih - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/kepariwisataan_bali_part2.pdf · dengan legenda masyarakat setempat ... Pendeta yang berasal dari Blambangan ini di daerah Lombok ... keinginannya

549 Kepariwisataan Provinsi Bali

2. Wisata Minat Khusus

a. Desa Wisata Batubulan

Kabupaten Gianyar merupakan salah

satu daerah tujuan wisata di Pulau

Bali yang memiliki daya tarik kesenian

yang unik.Satu di antara sentra

kesenian di kabupaten ini terletak di

Desa Wisata Batubulan yang

mempunyai pusat-pusat kesenian

patung dan ukiran yang cukup

kondang di kalangan turis domestik

maupun mancanegara.Desa wisata ini

juga dikenal sebagai tempat

penyelenggaraan berbagai seni

pertunjukan khas Bali, seperti Tari

Kecak, Tari Barong, serta Tari Legong.

Asal-muasal Batubulan, konon, bermula dari cerita Dewa Agung Kalesan, seorang

anak angkat Raja Badung yang setelah dewasa diberi kemurahan oleh Raja Badung

untuk mendirikan istana di tengah hutan. Bersama para pengikutnya, Dewa Agung

Kalesan kemudian berangkat menuju hutan di bagian timur Kerajaan

Badung.Sesampainya di perbatasan hutan, Dewa Agung Kalesan melihat sebuah

batu yang bercahaya seperti bulan.Tempat ini kemudian dinamakan batubulan, dan

di tempat tersebut Dewa Agung Kalesan membangun istananya.

Desa dengan luas sekitar 6.422 kilometer persegi ini merupakan desa yang unik

karena sebagian besar penduduknya memiliki keahlian membuat patung dan

ukiran.Kemampuan tersebut diwariskan secara turun temurun dan tetap

berkembang hingga sekarang.Oleh karena pesatnya keahlian penduduk desa ini,

maka di sepanjang jalan yang membelah Desa Batubulan terdapat berbagai galeri

dan toko kesenian (art shop) yang menjual karya seni maupun kerajinan.

Sebagai sebuah wilayah administratif, Desa Batubulan terbagi ke dalam tiga desa

adat, antara lain Desa Adat Tegaltamu, Desa Adat Jero Kuta, dan Desa Adat Dlod

Tukat.Tiap desa adat tersebut masih terbagi lagi ke dalam beberapa banjar (satuan

adat yang berfungsi untuk mengelola pertanian).Beberapa banjar, di samping

mengelola pertanian, juga memiliki kelebihan karena mampu menyajikan seni

pertunjukan yang diminati oleh wisatawan, misalnya Banjar Denjalan (di Desa Adat

Jero Kuta) dan Banjar Tegehe (di Desa Adat Dlod Tukat) yang mempertunjukkan Tari

Kecak, Barong, dan Legong.

Sumber Gambar : http://wisatamelayu.com

Page 17: a. Pura Besakih - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/kepariwisataan_bali_part2.pdf · dengan legenda masyarakat setempat ... Pendeta yang berasal dari Blambangan ini di daerah Lombok ... keinginannya

550 Kepariwisataan Provinsi Bali

b. Taman Burung Bali

Pulau Dewata Bali memiliki

beragam destinasi wisata, mulai

dari obyek wisata alam seperti

Pantai Kuta, Gunung Agung, dan

Taman Nasional Bali Barat, wisata

sejarah dan budaya seperti Istana

Tampak Siring, Pura Taman Ayun,

hingga seni pertunjukan Tari Kecak

dan Tari Barong. Selain dapat

menikmati beragam obyek wisata

tersebut, ada baiknya wisatawan

juga menjajal keunikan atraksi

wisata di Taman Burung Bali atau yang juga dikenal dengan Bali Bird Park. Di tempat

ini, wisatawan akan menemukan ‘surga burung‘ di tengah hutan hujan tropis

buatan. Selain sebagai wahana rekreasi, lokasi ini juga cocok untuk kegiatan

penelitian dan pendidikan mengenai satwa unggas baik yang ada di Indonesia

maupun mancanegara.

Taman Burung Bali mulai dibuka pertama kali pada bulan Oktober 1995. Sejak saat

itu, taman burung ini terus berkembang hingga mencapai luas lahan sekitar 2 hektar.

Sejak awal, taman burung ini dibangun dengan konsep botanical garden untuk

tempat hidup dan berkembang aneka spesies unggas dari berbagai negara di dunia.

Oleh sebab itu, Taman Burung Bali juga termasuk dalam ketegori lembaga

konservasi yang bersifat ex-situ, yaitu ekosistem buatan yang dipilih dan dibangun

untuk tujuan konservasi hewan di luar habitat aslinya.

Meski demikian, pengelola Taman Burung Bali tetap berusaha menciptakan

lingkungan buatan yang mirip dengan hutan hujan (rainforest) yang menyerupai

habitat asli unggas-unggas yang dipelihara dalam taman burung ini. Semula, areal

yang telah ‘disulap‘ menjadi hutan hujan tropis buatan ini adalah lahan persawahan.

Namun, berkat kecerdikan para perancangnya, lahan persawahan tersebut

kemudian ditata sedemikian rupa dengan berbagai macam tanaman tropis

(beberapa di antaranya adalah tanaman langka) dan dilengkapi dengan air terjun,

telaga, dan kolam ikan buatan sehingga para pengunjung seolah-olah sedang berada

di tengah hutan. Berbagai jenis tumbuh-tumbuhan tropis bahkan sengaja

didatangkan dari berbagai daerah di luar Bali.Selain tanaman tropis dari Indonesia,

koleksi tanaman juga didatangkan dari Australia, Afrika, dan Amerika Selatan. Salah

satu koleksi tanaman yang cukup terkenal adalah jenis tanaman blue bismarck palm

yang ditanam di sebelah kolam buatan.

Sumber Gambar : http://wisatamelayu.com

Page 18: a. Pura Besakih - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/kepariwisataan_bali_part2.pdf · dengan legenda masyarakat setempat ... Pendeta yang berasal dari Blambangan ini di daerah Lombok ... keinginannya

551 Kepariwisataan Provinsi Bali

c. Desa Adat Penglipuran

Bali merupakan pulau yang

menyimpan berjuta

pesona keindahan.Selain

dikenal dengan julukan

Pulau Dewata dan Pulau

Seribu Pura karena

banyaknya rumah ibadah

Hindu (pura) di pulau

dengan bentang alam yang

elok ini, Bali juga sering

disebut sebagai pulau

sejuta simbol karena

beragamnya budaya serta

adat istiadat yang masih

melekat kuat pada masyarakat Bali. Keindahan panorama dan kultur masyarakat

yang ada membuat Bali menjadi tujuan wisata utama baik bagi wisatawan lokal

maupun mancanegara.

Keindahan alam yang dipadukan dengan unsur budaya lokal serta manajemen

wisata yang baik menjadikan Bali memperoleh banyak pernghargaan di bidang

pariwisata. Beberapa penghargaan yang sempat diperoleh pada tahun 2009 antara

lain penghargaan sebagai “The Best Exotic Destination” dari Luxury Travel Magazine,

London, Inggris, “The Best Island” se-Asia Pasifik dari majalah DestinAsia yang

berbasis di Hongkong, dan penghargaan ‘The Best Spa in The World” dari Majalah

Senses Wellnes.

Selain terkenal dengan pantainya yang menawan, Bali ternyata memiliki obyek

wisata yang menyajikan pesona budaya penduduk lokal dan aktivitas keseharian

mereka.Obyek tersebut adalah Desa Adat Penglipuran. Desa Penglipuran yang telah

didaulat menjadi desa adat sejak tahun 1992 ini merupakan kawasan perdesaan di

Bali yang memiliki tatanan teratur baik secara fisik maupun struktur pemerintahan

desa, serta tidak lepas dari nilai-nilai budaya yang dipegang teguh oleh masyarakat.

Meskipun daerah ini merupakan desa adat yang masih memegang teguh tradisi Bali,

Anda jangan membayangkan bahwa penghuninya adalah sekelompok masyarakat

primitif yang buta teknologi.Anak-anak muda di desa ini hampir semuanya

mengenyam pendidikan, bahkan banyak di antaranya yang melanjutkan hingga

jenjang perguruan tinggi.Walau begitu, anak-anak muda tersebut tidak malu dan

tetap bangga melestarikan budayanya.

Nama Penglipuran sendiri memiliki beberapa arti.Ada yang mengatakan bahwa

Penglipuran berasal dari kata dasar eling yang artinya “ingat”, serta pura yang

artinya “tanah leluhur”.Jadi, Penglipuran diartikan sebagai “mengingat tanah

Sumber Gambar : http://wisatamelayu.com

Page 19: a. Pura Besakih - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/kepariwisataan_bali_part2.pdf · dengan legenda masyarakat setempat ... Pendeta yang berasal dari Blambangan ini di daerah Lombok ... keinginannya

552 Kepariwisataan Provinsi Bali

leluhur”.Arti yang kedua adalah penglipur atau penghibur.Selain itu, ada juga makna

lain, yakni relaksasi.Hal ini dikarenakan sejak zaman kerajaan di Bali, Desa

penglipuran sudah menjadi tempat peristirahatan.

Desa Penglipuran Tampak Semarak Menyambut Perayaan Keagamaan

Sumber Foto: http://kemoning.info

Desa Adat Penglipuran terletak di kaki Gunung Batur pada ketinggian 700 meter

dpl.Karena itu, Desa Penglipuran memiliki udara yang sejuk.Di desa ini terdapat

awig-awig (peraturan) tentang kebersihan, sistem pembuangan limbah, dan juga

pertamanan.Oleh karena itu, Desa Penglipuran menjadi desa yang sangat bersih dan

nyaman.Jalan utama yang membujur dari utara ke selatan tidak terbuat dari aspal,

melainkan dari batuan gunung yang dimodifikasi menjadi paving atau batu conblock.

Rumah-rumah penduduk Penglipuran semuanya berupa rumah adat Bali yang

terbagi menjadi dua bagian, yaitu barat dan timur. Semua rumah memiliki bentuk

bagian depan yang sama. Bagian ini terbuat dari bahan tanah untuk tembok dan

bambu untuk bagian atap.Bagian depan rumah memiliki angkul-angkul atau pintu

gerbang yang difungsikan sebagai bangunan penjaga. Pada hari-hari suci

keagamaan, bagian ini akan menjadi tempat sesajen dan digunakan sebagai tempat

bersembahyang.

Page 20: a. Pura Besakih - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/kepariwisataan_bali_part2.pdf · dengan legenda masyarakat setempat ... Pendeta yang berasal dari Blambangan ini di daerah Lombok ... keinginannya

553 Kepariwisataan Provinsi Bali

d. Pasar Seni Sukawati

Setiap kali berkunjung ke suatu

kota yang baru, salah satu

tempat yang wajib dikunjungi

adalah kios suvenir atau toko

cenderamata. Bagi Anda yang

hanya memiliki sedikit waktu,

tentu saja mengunjungi souvenir

shop yang ada di hotel bisa

menjadi pilihan, meskipun

harganya relatif lebih mahal jika

dibandingkan dengan harga di

luar. Namun, tentu saja hal itu tidak akan memberikan kesan tersendiri

dibandingkan saat Anda mengunjung pasar tradisional untuk berburu barang-barang

murah.

Mengunjungi pasar tradisional maupun pasar seni tentu saja akan lebih

menyenangkan dan memberikan banyak pilihan untuk Anda. Di Yogyakarta, Anda

telah mengenal kawasan Malioboro dan Pasar Beringharjo sebagai pusat belanja

suvenir khas dengan harga yang relatif miring. Selain itu, ada juga Pasar Seni

Gabusan yang menyediakan berbagai macam kerajinan yang unik dan menarik.Tak

hanya Jogja, di Bali pun ada pasar tradisional yang menyediakan berbagai kerajinan

khas yang dapat Anda jadikan sebagai oleh-oleh untuk sanak kerabat di rumah.Pusat

perbelanjaan tersebut adalah Pasar Seni Sukawati.

Presiden SBY dan Ibu Ani Saat Berkunjung ke Pasar Seni Sukawati

Sumber: http://www.presidenri.go.id

Pasar Seni Sukawati merupakan pasar tradisional yang ada di Desa Sukawati.Pasar

ini sudah ada sejak tahun 1980-an, namun untuk waktu pastinya tidak

Sumber Gambar : http://wisatamelayu.com

Page 21: a. Pura Besakih - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/kepariwisataan_bali_part2.pdf · dengan legenda masyarakat setempat ... Pendeta yang berasal dari Blambangan ini di daerah Lombok ... keinginannya

554 Kepariwisataan Provinsi Bali

diketahui.Seiring berjalannya waktu, Pasar Seni Sukawati mengalami perkembangan

yang pesat.Saat ini, Pasar Sukawati menjadi pusat penjualan oleh-oleh dan suvenir

khas Bali serta menjadi salah satu ikon obyek wisata Bali.Wisatawan yang

berkunjung ke Bali rata-rata selalu menyempatkan diri untuk mampir ke Pasar Seni

Sukawati. Oleh karena itu, wisatawan yang baru saja pulang dari Bali seringkali

berujar ke rekan-rekannya yang lain, “Jika berlibur ke Bali, jangan lupa mampir ke

Pasar Sukawati”.

e. Desa Trunyan

Nama dari Desa Terunyan berasal

dari kata “Taru dan Menyan”,

pohon berbau harum yang tumbuh

di desa itu, orang-orang disana

percaya bahwa pohon itu sangat

penting. Mayat orang yang

meninggal diletakkan di atas

kuburan terbuka di bawah pohon

tersebut dengan wajah terbuka

dengan hanya memakai kain putih

dan “ancak saji”.Cara penguburan

ini disebut “Mepasah”.

Desa Terunyan sebagai bagian dari kecamatan Kintamani terletak di tepi Danau

Batur atau di Kaki sebelah Barat dai Gunung Abang. Penduduk desa ini adalah

keturunan asli bali Age. Dengan aspek kebudayaan yang unik, desa ini dapat dicapai

dengan boat dari desa Kedisan, menyeberangi Danau Batur selama ± 30 menit.

f. Ubud

Ubud adalah sebuah tempat

peristirahatan di daerah kabupaten

Gianyar, pulau Bali,

Indonesia.Ubud terutama terkenal

di antara para wisatawan

mancanegara karena lokasi ini

terletak di antara sawah dan hutan

yang terletak di antara jurang-

jurang gunung yang membuat alam

sangat indah. Selain itu Ubud

dikenal karena seni dan budaya

yang berkembang sangat pesat

dan maju. Denyut nadi kehidupan masyarakat Ubud tidak bisa dilepaskan dari

kesenian. Di sini banyak pula terdapat galeri-galeri seni, serta arena pertunjukan

musik dan tari yang digelar setiap malam secara bergantian di segala penjuru desa.

Sumber Gambar : http://www.arthazone.com

Sumber Gambar : http://tradisi.blogsome.com

Page 22: a. Pura Besakih - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/kepariwisataan_bali_part2.pdf · dengan legenda masyarakat setempat ... Pendeta yang berasal dari Blambangan ini di daerah Lombok ... keinginannya

555 Kepariwisataan Provinsi Bali

Sudah sejak tahun 1930-an, Ubud terkenal di antara wisatawan barat. Kala itu

pelukis Jerman; Walter Spies dan pelukis Belanda; Rudolf Bonnet menetap di sana.

Mereka dibantu oleh Cokorda Gede Agung Sukawati, dari Puri Agung Ubud.

Sekarang karya mereka bisa dilihat di Museum Puri Lukisan, Ubud.Daftar isi

Ubud memiliki kawasan wisata yang sangat beragam, dari wisata wana hingga

wisata tirta tersebar di kawasan Ubud, diantaranya adalah:

• Museum Rudana

Museum Rudana merupakan museum seni yang berlokasi di Ubud, Bali,

yang didirikan oleh Nyoman Rudana, seorang kolektor lukisan yang juga

duduk sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) mewakili Propinsi

Bali periode 2004 2009 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto tanggal 26

Desember 1995. Museum ini menyimpan lebih dari 400 buah lukisan dan

patung hasil karya para seniman, baik dari Bali, seniman Indonesia di luar

Bali maupun karya para seniman asing yang menjadikan Bali sebagai

tempatnya berkarya. Berada dalam satu kompleks, berdiri Rudana Fine Art

Gallery yang didirikan pada tahun 1978 dan merupakan cikal bakal

berdirinya Museum Rudana.

• Museum Puri Lukisan

Adalah sebuah museum seni rupa pertama, yang dikelola oleh swasta, di

Bali.Diprakarsai oleh Cokorda Gede Agung Sukawati, I Gusti Nyoman Lempad

serta seniman asing yang menetap di Ubud, Rudolf Bonnet. Berdiri pada 31

Januari 1956 dibawah naungan Yayasan Ratna Warta, dan di buka secara

resmi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Yamin.

Di museum ini bisa dinikmati perkembangan seni rupa di Ubud, baik seni

lukis maupun seni pahat. Beberapa karya dari para seniman asing yang

berkarya di Ubud seperti: Rudolf Bonnet, Walter Spies, Arie Smit serta

maestro lokal seperti I Gusti Nyoman Lempad, I Gusti Made Deblog, Ida

Bagus Made dan yang lainnya. Termasuk juga karya seni rupa pada masa

Pita Maha.

• Puri Agung Ubud

Puri Agung Ubud terletak tepat di jantung kota Ubud. Merupakan pusat

pemerintahan Kerajaan Ubud pada zaman dahulu, serta sebagai pusat

kegiatan seni budaya dan adat, yang diadakan di tepat di depan puri. Puri

Ubud masih memiliki tata ruang dan bangunan yang dipertahankan seperti

aslinya. Di halaman depan, setelah pintu gerbang, terdapat area yang

disebut Ancak Saji. Disini seminggu sekali diadakan pertunjukan seni tari,

bagi wisatawan.Dan setiap hari, dilaksanakan latihan gamelan dari berbagai

kelompok seni musik yang ada di Ubud.Semua aktivitas seni semakin

mengentalkan suasana Ubud sebagai sebuah desa yang berwawasan

kesenian.

Page 23: a. Pura Besakih - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/kepariwisataan_bali_part2.pdf · dengan legenda masyarakat setempat ... Pendeta yang berasal dari Blambangan ini di daerah Lombok ... keinginannya

556 Kepariwisataan Provinsi Bali

• Wanara Wana

Wanara Wana atau Hutan Kera, (lebih dikenal dengan Monkey Forest)

adalah kawasan hutan sakral yang terdapat di kawasan Ubud, tepatnya

masuk ke dalam wilayah desa adat Padangtegal, Ubud.Di hutan ini terdapat

sekawanan kera yang jumlahnya ratusan, yang telah menghuni kawasan ini

selama ratusan tahun.Di kawasan ini terdapat pula Pura Dalem Padangtegal,

yang didirikan pada awal abad ke-20.Pura tersebut memiliki arsitektur serta

ornamen yang sangat kuno dan artistik. Anda juga bisa mencari mata air suci

di bawah Patung Komodo yg tersembunyi, yg mana bila diminum, dipecaya

dapat menyembuhkan segala jenis penyakit.

• Arung Jeram

Di wilayah barat Ubud, terdapat Tukad (Kali) Ayung. Di sungai ini banyak

aktivitas wisata tirta, di antaranya adalah arung jeram dan

berkayak.Terdapat beberapa jasa wisata tirta yang menawarkan layanan

ini.Selain wisata tirta, di sepanjang tebing Tukad Ayung juga memiliki

pemandangan alam yang memikat, dan terdapat puluhan hotel berbintang.

(sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Ubud)

a. Desa Tenganan

Di sebuah lembah bukit terdapat sebuah desa yang masih meninggalkan sebuah

tradisi dan sistem sosial budaya Bali Kuno atau Bali Aga peninggalan sebelum jaman

majapahit yang di kenal dengan Bali Arya.

Desa Adat Tenganan

Pegringsingan yang terletak

di Kabupaten Karang Asem

Kecamatan Manggis, sangat

terkenal dengan tradisi

budayanya yang unik,

masyarakatnya masih

menganut system sosial

budaya Bali Kuno atau

dikenal dengan Bali Aga,

walaupun yang aku liat saat

ini masyarakat Desa

Tenganan Pegringsingan

sudah sedikit berubah,

dapat dilihat dari letak tata ruang dan bentuk dari bangunan Desa Tenganan

Pegringsingan, tetapi Desa Tenganan Pegringsingan masih meninggalkan bekas-

bekas kekunoan yang masih sangat melekat.

Sumber Gambar : http://kronenbali.files.wordpress.com

Page 24: a. Pura Besakih - ujp.ucoz.comujp.ucoz.com/kepariwisataan_bali_part2.pdf · dengan legenda masyarakat setempat ... Pendeta yang berasal dari Blambangan ini di daerah Lombok ... keinginannya

557 Kepariwisataan Provinsi Bali

Kemungkinan besar semua

perubahan yang terjadi dari

dampak eksploitasi wisata Bali

sendiri, secara tidak sadar Desa

Tenganan Pegringsingan yang

dahulunya hanya memetingkan

kepentingan Sipiritual semata

saat ini mulai bergeser kearah

kepentingan Komersial, seperti

perluasan perkarangan depan

kearah belakang yang di gunakan

untuk berjualan barang-barang

kerajinan dan juga terlihat dari

perubahan unit-unit bangunan baru yang yang sedikit menghilangkan bentuk klasik

atau kuno, dan cenderung mulai menganut bentuk bangunan modern.

Tetapi Desa Tenganan Pegringsingan tetap menjadi salah satu peninggalan tradisi

dan budaya Bali kuno, jika kamu ingin melihat dan menikmati tradisi budaya yang

unik, Desa Tenganan Pegringsingan sangat bagus di jadikan salah satu tempat tujuan

wisatamu.

Sumber Gambar : http://photos.igougo.com