A.KESIMPULAN BUKU FILSAFAT ILMU KARANGAN JUJUN S. SURIASUMANTRI

23
NAMA : LIDIA FITRI NIM : 1301715 /2013 PRODI : PENDIDIKAN KIMIA (R.B) TUGAS UTS : FILSAFAT PENDIDIKAN A. KESIMPULAN BUKU FILSAFAT ILMU KARANGAN JUJUN S. SURIASUMANTRI Di dalam buku ini banyak memuat percakapan para filusuf mengenai kehidupan manusia. Buku ini dibuat dengan maksud untuk mengisi kekosongan dalam bidang filsafat ilmu agar masyarakat mengenal bidang keilmuan dari berbagai aspek penting. Fokus utama dari pembahasan buku ini adalah tema pokok yang hidup disekitar masyarakat keilmuan ,patokan-patokan dasar yang diterima oleh sebahagian besar masyarakat keilmuan,tanpa melibatkan diri kepada variasi-variasi yang berkembang disekitar tema pokok tersebut. Buku ini bertujuan untuk mengenal alur-alur berfikir dalam kegiatan keilmuan dan mencoba menerapkannya kepada masalah-masalah praktis kehidupan. 1.ILMU DAN FILSAFAT Pada bagian awal dari buku ini membahas mengenai ilmu dan filsafat. Menurut buku ini pengetahuan dimulai denga rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang kita

description

paper ini berisi kesimpulan dari buku filsafat ilmu karangan jujun s.suriasumantri

Transcript of A.KESIMPULAN BUKU FILSAFAT ILMU KARANGAN JUJUN S. SURIASUMANTRI

Page 1: A.KESIMPULAN BUKU FILSAFAT ILMU  KARANGAN JUJUN S. SURIASUMANTRI

NAMA : LIDIA FITRI

NIM : 1301715 /2013

PRODI : PENDIDIKAN KIMIA (R.B)

TUGAS UTS : FILSAFAT PENDIDIKAN

A. KESIMPULAN BUKU FILSAFAT ILMU

KARANGAN JUJUN S. SURIASUMANTRI

Di dalam buku ini banyak memuat percakapan para filusuf mengenai kehidupan manusia.

Buku ini dibuat dengan maksud untuk mengisi kekosongan dalam bidang filsafat ilmu agar

masyarakat mengenal bidang keilmuan dari berbagai aspek penting. Fokus utama dari pembahasan

buku ini adalah tema pokok yang hidup disekitar masyarakat keilmuan ,patokan-patokan dasar yang

diterima oleh sebahagian besar masyarakat keilmuan,tanpa melibatkan diri kepada variasi-variasi

yang berkembang disekitar tema pokok tersebut.

Buku ini bertujuan untuk mengenal alur-alur berfikir dalam kegiatan keilmuan dan mencoba

menerapkannya kepada masalah-masalah praktis kehidupan.

1.ILMU DAN FILSAFAT

Pada bagian awal dari buku ini membahas mengenai ilmu dan filsafat. Menurut buku

ini pengetahuan dimulai denga rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan

filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah

kita tahu dan apa yang kita belum tahu. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak

semuanya akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tak terbatas ini.

Demikian juga berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus

terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah kita jangkau.

Berfilsafat tentang ilmu menurut buku ini berarti kita berterus terang kepada diri kita

sendiri: apakah sebenarnya yang saya ketahui tentang ilmu? Apakah ciri-cirinya yang hakiki

yang membedakan ilmu dari pengetahuan-pengetahuan lainnya yang bukan ilmu?

Bagaimana saya ketahui bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang benar? Kriteria apa yang

Page 2: A.KESIMPULAN BUKU FILSAFAT ILMU  KARANGAN JUJUN S. SURIASUMANTRI

kita pakai dalam menentukan kebenaran secara ilmiah? Mengapa kita mempelajari ilmu?

Apakah kegunaannya sebenarnya?

Demikian juga berfilsafat berarti berendah hati mengevaluasi segenap pengetahuan

yang telah kita ketahui: Apakah ilmu telah mencakup segenap pengetahuan yang

seyogyanya saya ketahui dalam kehidupan ini? Dibatas manakah ilmu mulai dan di batas

manakah dia berhenti? Kemanakah saya harus berpaling di batas ketidaktahuan ini? Apakah

kelebihan dan kegunaan ilmu?

Ada tiga karakteristik berpikir filsafat. Diantaranya yaitu sifat menyeluruh, sifat

mendasar sifat spekulatif.

Bidang Telaah Filsafat selaras dengan dasarnya yang spekulatif, maka dia menelaah

segala masalah yang mungkin dapat dipikirkan oleh manusia. Sesuai dengan fungsinya

menjawab sebagai pionir dia mempermasalahkan hal-hal yang pokok. Setelah terjawab

masalah yang satu, diapun mulai merambah pertanyaan lain.

Cabang-Cabang Filsafat antara lain:

a. Epistemologi ( filsafat pengetahuan ).

b. Etika ( fisalfat moral ).

c. Estetika ( Filsafat seni ).

d. Metafisika.

e. Politik ( filsafat pemerintahan ).

f. Filsafat Agama.

g. Filsafat ilmu

h. Filsafat pendidikan.

i. Filsafat Hukum.

j. Filsafat sejarah.

k. Filsafat matematika.

Disini dijelaskan bahwa Filsafat Ilmu merupakan bagian dari epistemology ( filsafat

pengetahuan ), yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu ( pengetahuan ilmiah ). Filsafat

Page 3: A.KESIMPULAN BUKU FILSAFAT ILMU  KARANGAN JUJUN S. SURIASUMANTRI

ilmu merupakan telaah scara filsafat yang ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai

hakikat ilmu seperti :

Obyek apa yang ditelaah ilmu?

Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut?

Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir,

merasa dan mengindera yang membuahkan pengetahuan?

1.DASAR-DASAR PENGETAHUAN

Pada buku ini dijelaskan beberapa dasar dari ilmu pengetahuan. Diantaranya yaitu :

a. Penalaran

Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan

yang berupa pengetahuan. Sebagai kegiatan berpikir, penalaran mempunyai irri-ciri

tertentu yaitu: pertama, adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika.

Atau dapat juga dikatakan penalaran merupakan suatu proses berpikir logis. Ciri yang

kedua adalah proses berpikirnya bersifat analitik. Perasaan adalah suatu penarikan

kesimpulan yang tidak berdasarkan penalaran. Intuisi adalah suatu kegiatan berpikir yang

nonanalitik yang tidak mendasarkan diri pada pola pikir tertentu.

b. Logika

Logika dapat di defenisikan sebagai pengkajian untuk berpikir secara sahih.

Logika ada dua yaitu: logika induksi dan logika deduksi. Logika Induksi merupakan cara

berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari kasus yang bersifat

individual. Sedangkan logika deduksi merupakan cara berpikir di mana dari pernyataan

yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan

secara deduktif menggunakan pola berpikir silogisme. Disusun dari dua buah pertanyaan

dan sebuah kesimpulan.

c. Sumber pengetahuan.

Pada dasarnya terdapat dua cara yang pokok bagi manusia untuk mendapatkan

pengetahuan yang benar. Yang pertama adalah mendasarkan diri kepada rasio dan yang

kedua mendasarkan diri kepada pengalaman. Kaum rasionalis mengembangkan paham

apa yang kita kenal dengan rasionalisme sedangkan mereka yang mendasarkan diri

kepada pengalaman mengembangkan paham yang disebut dengan empirisme.

Page 4: A.KESIMPULAN BUKU FILSAFAT ILMU  KARANGAN JUJUN S. SURIASUMANTRI

Kaum rasionalis beranggapan bahwa pengetahuan didapatkan lewat penalaran

rasional yang abstrak sedangkan kaum empirisme pengetahuan manusia didapatkan lewat

bukti konkret. Selain rasionalisme dan empirisme masih terdapat cara untuk mendapatkan

pengetahuan yaitu intuisi dan wahyu. Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan

tanpa melalui proses penalaran tertentu. Suatu masalah dalam pikiran namun menemui

jalan buntu, tiba-tiba saja muncul di benak kita yang lengkap dengan jawabannya dan kita

merasa yakin bahwa itulah jawabannya namun kita tidak bisa menjelaskan bagaimana

caranya kita sampai kesana. Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan.

Wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada para nabi dan

rasul-rasulnya.

d. Kriteria Kebenaran

Sesuatu yang dianggap benar apabila pernyataan dan kesimpulan konsisten

dengan pernyataan dan kesimpulan yang terdahulu yang telah dianggap benar. Teori ini

disebut teori koherensi. Atau dapat disimpulkan bahwa teori koherensi adalah suatu

pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan

pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.

2.ONTOLOGI : HAKIKAT APA YANG DIKAJI

Hakikat apa yang dikaji sebagai berikut :

e. Metafisika

Apakah hakikat kenyataan ini yang sebenar-benarnya? Metafisika dapat diartikan

sebagai ilmu yang menyelidiki apa hakikat dibalik alam nyata ini. Bidang telaah filsafati

yang disebut metafisika ini merupakan tempat berpijak dari setiap pemikiran filsafat

termasuk pemikiran ilmiah.

f. Asumsi

Determinisme, probabilistik dan pilihan bebas merupakan permasalahan filsafati

yang rumit namun menarik. Tanpa mengenal ketiga aspek ini akan sulit bagi kita untuk

mengenal hakikat keilmuan dengan baik. Paham determinisme dikembangkan oleh

William Hamilton ( 1788-1856 ) dari doktrin Thomas Hobbes ( 1588-1679 ) yang

menyimpulkan bahwa pengetahuan adalah bersifat empiris yang dicerminkan oleh zat

Page 5: A.KESIMPULAN BUKU FILSAFAT ILMU  KARANGAN JUJUN S. SURIASUMANTRI

dan gerak yang bersifat universal. Aliran ini merupakan lawan dari fatalisme yang

menyatakn bahwa segala kejadian ditentukan oleh nasib yang ditetapkan lebih dahulu.

g. Peluang

Berdasarkan teori keilmuan tidak akan pernah mendapatkan hal yang pasti

mengenai suatu kejadian. Yang ada adalah kesimpulan yang probabilistik.

h. Beberapa asumsi dalam ilmu

Suatu permasalahan kehidupan tidak bisa dianalisis secara cermat dan saksama

hanya oleh satu disiplin keilmuan saja. Dalam mengembangkan asumsi kita harus

perhatikan beberapa hal. Pertama, asumsi ini harus relevan dengan bidang dan tujuan

pengkajian disiplin keilmuan. Asumsi harus operasional dan merupakan dasar dari

pengkajian teoritis. Kedua, asumsi ini harus disimpulkan dari keadaan sebagaimana

adanya bukan bagaimana keaadaan yang seharusnya. Asumsi yang pertama adalah

mendasari telaah ilmiah sedangkan asumsi yang kedua adalah asumsi yang mendasari

telaah moral.

i. Batas-Batas Penjelajahan Ilmu

Ilmu memulai penjelajahan pada pengalaman manusia dan berhenti di batas

pengalaman manusia. Ilmu membatasi lingkup penjelajahanya pada batas pengalaman

manusia juga disebabkan metode yang dipergunakan dalam menyusun yang telah teruji

kebenaranya secara empiris.

2.EPISTEMOLOGI : CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG BENAR

j. Jarum Sejarah Pengetahuan

Konsep dasar pengetahuan waktu dulu adalah kriteria kesamaan bukan

perbedaan. Tetapi setelah berkembangnya abad penalaran pada pertengahan abad ke 17

konsep dasarnya berubah dari kesamaan kepada perbedaan berbagai pengetahuan yang

mengakibatkan timbulnya spesialisasi pekerjaan dan konsekuensinya mengubah struktur

kemasyarakatan. Pohon pengetahuan mulai dibeda-bedakan berdasarkan apa yang

diketahuai, bagaimana cara mengetahui dan untuk apa pengetahuan itu dipergunakan.

k. Pengetahuan

Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang

suatu obyek tertentu. Termasuk didalamnya adalah ilmu. Setiap jenis pengetahuan

Page 6: A.KESIMPULAN BUKU FILSAFAT ILMU  KARANGAN JUJUN S. SURIASUMANTRI

memiliki ciri-ciri yang spesifik mengenai apa ( ontologi ), bagaimana gaimana

( epistemologi ) dan untuk apa ( aksiologi ). Ilmu mempelajari alam sebagaimana

adanya dan terbatas pada lingkup pengalaman kita. Usaha untuk mengetahui gejala

ualam sudah dimulai sejak dulu kala melalui mitos. Tahap selanjutnya yaitu dengan

mengembangkan pengetahuan yang mempunyai kegunaan praktis dan berakar pada

pengalaman berdasarkan akal sehat yang didukung oleh metode mencoba-coba.

Perkembangan ini menyebabkan tumbuhnya pengetahan yang disebut seni terapan. Akal

sehat dan coba-coba mempunyai peranan penting dalam usaha manusia untuk

menemukan penjelasan mengenai berbagai gejala alam. Perkembangan selanjutnya

adalah tumbuhnya rasionalisme yang secara kritis mempertanyakan dasar-dasar pikiran

yang bersifat mitos. Lalu berkembang lagi kearah empirisme yang menyatakan bahwa

pengetahuan yang benar itu didasarkan kepada kenyataan pengalaman.

l. Metode Ilmiah

Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang

disebut ilmu. Metodologi merupakan suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-

peraturan yang terdapat dalam metode ilmiah. Alur berpikir yang tercakup dalam

metode ilmiah adalah sebagai berikut yaitu: pertama, perumusan masalah, Kedua,

Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis yang merupakan argumentasi

yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara faktor yang saling mengait

dan membentuk konstelasi permasalahan, ketiga. Perumusan hipotesis yang merupakan

jawaban sementara. Keempat, pengujian hipotesis. Kelima. Penarikan kesimpulan.

m.Struktur Pengetahuan Ilmiah

Pengetahuan yang di proses menurut metode ilmiah merupakan pengetahuan

yang memenuhi syarat-syarat keilmuan dan dapat disebut pengetahuan ilmiah atau ilmu.

Pada hakikatnya pengetahuan ilmiah mempunyai tiga fungsi yakni menjelaskan,

merencanakan dan mengontrol. Sebuah teori pada umumnya terdiri dari hukum-hukum.

Hukum pada hakikatnya merupakan pernyataan yang menyatakan hubungan antara dua

variabel atau lebih dalam suatu kaitan sebab akibat. Makin tinggi keumuman konsep

maka makin tinggi teoritis konsep tersebut. Pengetahuan ilmiah dalam bentuk teori dan

hukum harus mempunyai tingkat keumuman yang tinggi atau secara idealnya harus

bersifat universal. Dalam ilmu sosial untuk meramalkan menggunakan metode proyeksi,

Page 7: A.KESIMPULAN BUKU FILSAFAT ILMU  KARANGAN JUJUN S. SURIASUMANTRI

pendekatan struktural, analisis kelembagaan atau tahap-tahap perkembangan. Penelitian

yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah

diketahui dinamakan penelitan murni atau penelitian dasar. Sedangkan penelitian yang

bertujuan untuk mempergunakan pengetahuan ilmiah yang telah diketahui untuk

memecahkan masalah kehidpan yang bersifat praktis dinamakan penelitian terapan.

2.SARANA BERPIKIR ILMIAH

Pada bagian ini dibahas aspek-aspek sebagai berikut:

n. Sarana Berfikir Ilmiah

Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah

dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir

ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika, matematika,

statistika.

o. Bahasa

Bahasa dapat dicirikan sebagai serangkaian bunyi, lambang dimana rangkaian

bunyi ini membentuk suatu arti tertentu. Rangkaian bunyi ini yang kita kenal sebagai

kata melambangkan suatu obyek tertentu. Bahasa mengalami perkembangan oleh

karena disebabkan pengalaman dan pemikiran manusia yang juga berkembang. Dengan

bahasa manusia dapat berpikir secara teratur namun juga dapat mengkomunikasikan apa

yang sedang ia pikirkan kepada orang lain. Tanpa bahasa maka mustahil bisa berpikir

secara teratur dan dengan bahasa kita bisa melanjutkan nilai-nilai kepada generasi

berikutnya.

Berbahasa dengan jelas adalah makna yang terkandung dalam kata-kata harus

diungkapkan secara tersurat untuk mencegah pemberian makna yang lain. Berbahasa

dengan jelas artinya juga mengungkapkan pendapat atau pikiran secara jelas.

Karya ilmiah pada dasarnya merupakan kumpulan pernyataan yang mengemukakan

informasi tentang pengetahuan maupun jalan pemikiran dalam mendapatkan

pengetahuan tersebut

p. Matematika

Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari

pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat artifisial

Page 8: A.KESIMPULAN BUKU FILSAFAT ILMU  KARANGAN JUJUN S. SURIASUMANTRI

yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya. Tanpa itu

matematika hanya kumpulan rumus-rumus yang mati. Matematika mempunyai

kelebihan dari bahasa verbal karena matematika mengembangkan bahasa numerik yang

memungkinkan kita untuk melakukan pengukuran secara kuantitatif. Dengan bahasa

verbal hanya bisa mengemukakan peryataan yang bersifat kualitatif. Sifat kuantitatif

dari matematika meningkatkan daya prediktif dan kontrol dari ilmu. Ilmu memberikan

jawaban yang lebih bersifat eksak yang memungkinkan pemecahan masalah secara

lebih tepat dan cermat. Matematika berfungsi sebagai alat berpikir.

Matematika secara garis besarnya merupakan pengetahuan yang disusun secara

konsisten berdasarkan logika deduktif. Ada beberapa aliran dalam Filsafat Matematika

antara lain: Aliran Logistik ( Immanuel Kant ) Aliran Intusionis ( Jan Brouwer ) dan

Aliran Formalis ( David Hilbert ).

q. Statistika

Yang menjadi dasar teori statistika adalah peluang. Konsep statistika sering

dikaitkan dengan distribusi variabel yang ditelaah dalam suatu populasi. Statistika

mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan yang ditarik.

Yang pada pokoknya didasarkan pada asas yang sederhana, yakni semakin besar contoh

yang diambil maka makin tinggi pula tingkat ketelitian kesimpulan tersebut. Statistika

juga memberikan kemampuan kepada kita untuk mengetahui apakah suatu hubungan

kausalitas antara dua faktor atua lebih bersifat kebetulan atau benar-benar terkait dalam

suatu hubungan yang bersifat empiris. Sebagai bagian dari perangkat metode ilmiah

maka statistika membantu kita untuk melakukan generalisasi dan menyimpulkan

karakteristik suatu kejadian secara lebih pasti dan bukan secara kebetulan.

2.AKSIOLOGI : NILAI KEGUNAAN ILMU

Pada bagian ini dibahas hal-hal sebagai berikut :

r. Ilmu dan Moral

Untuk apa sebenarnya ilmu itu harus dipergunakan? Dimana batas wewenang

penjelajahan keilmuan? Kearah mana perkembangan keilmuan harus diarahkan? Sejak

pertumbuhannya ilmu sudah terkait dengan masalah-masalah moral namun dalam

perpektif yang berbeda. Sejak Copernikus ( 1473-1543 ) mengajukan teori tentang

Page 9: A.KESIMPULAN BUKU FILSAFAT ILMU  KARANGAN JUJUN S. SURIASUMANTRI

kesemestaan alam dan menemukan bahwa bumi yang berputar mengelilingi matahari

dan bukan sebaliknya seperti apa yang diajarkan oleh ajaran agama maka disinilah

timbul interaksi antara ilmu dan moral ( yang bersumbe dari ajaran agama ). Para

ilmuan berusaha untuk menegakkan ilmu yang berdasarkan penafsiran alam

sebagaimana semboyan : ilmu yang bebas nilai.

s. Tanggung Jawab Sosial Ilmuwan

Secara historis fungsi sosial dari kaum ilmuwan telah lama dikenal dan diakui.

Raja Charles II dari Inggris mendirikan the Royal Society yang bertindak selaku

penawar bagi fanatisme di masyarakat waktu itu. Para ilmuwan pada waktu itu bersuara

mengenai toleransi beragama dan pembakaran tukang-tukan sihir. Sikap sosial seorang

ilmuwan adalah konsisten dengan proses penelaahan keilmuwan yang dilakukan. Ilmu

terbebas dari nilai. Ilmu itu sendiri netral dan para ilmuwanlah yang memberikan nilai.

Dalam menghadapi masalah social, seorang ilmuwan yang mempunyai

latarbelakang pengetahuan yang cukup harus menempatkan masalah tersebut pada

proporsi ang sebenarnya dan menjelaskanya lepada masyarakat dalam bahasa yang

dapat dicerna. Dengan kemampuan yang dimiliki oleh seorang ilmuwan maka harus

dapat mempengaruhi opini masyarakat terhadap masalah-masalah yang seyogiyanya

mereka safari. Dibidang etika, tanggungjawab seorang ilmuwan bukan lagi memberikan

informasi tetapi memberikan contoh.

t. Nuklir dan Pilihan Moralnya.

Seorang ilmuwan secara moral tidak akan membiarkan hasil penemuanya untuk

menindas bangsa lain meskipun yang menggunakan itu adalah bangsanya sendiri.

Einstein waktu itu memihak Sekutu karena anggapanya bahwa sekutu mewakili aspirasi

kemanusiaan. Jika sekutu kalah maka yang akan muncul adalah rezim Nazi yang tidak

berperikemanusiaan. Untuk itu seorang ilmuwan tidak boleh berpaku tangan. Dia harus

memilih sikap: berpihak kepada kemanusiaan atau tetap bungkam?. Seorang ilmuwan

tak boleh memutarbalikan penemuwannya bila hipotesisnya yang dijunjung tinggi yang

disusun diatas kerangka pemikiran yang terpengaruh preferensi moral ternyata hancur

berantakan karena bertentangan dengan fakta-fakta pengujian.

u. Revolusi Genética

Page 10: A.KESIMPULAN BUKU FILSAFAT ILMU  KARANGAN JUJUN S. SURIASUMANTRI

Revolusi genética merupakan babakan baru dalam sejarah keilmuan manusia

sebab sebelum ini ilmu tidak pernah menyentuh manusia sebagai obyek penelaahan itu

sendiri. Memperlakukan manusia sebagai kelinci pencobaan adalah sikap yang tidak

bermoral dan bertentangan dengan hakikat ilmu.

2.ILMU DAN KEBUDAYAAN

Pada bagian ini dibahas hal hal sebagai berikut :

v. Manusia dan Kebudayaan

Kebudayaan didefenisikan pertama kali oleh EB. Taylor pada tahun 1871

dimana dalam bukunya primitive culture, kebudayaan diartikan sebagai

keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat

serta kemampuan dan kebiasaan lainya yang diperoleh manusia sebagai anggota

masyarakat. Yang menjadi dasar dari kebudayaan adalah nilai. Disamping nilai ini

kebudayaan diwujudkan dalam bentuk tata hidup yang merupakan kegiatan

manusia yang mencerminkan nilai budaya yang di kandungnya. Pada dasarnya

tata hidup merupakan pencerminan yang konkret dari nilai budaya yang bersifat

abstrak: kegiatan manusia ini dapat ditangkap oleh pancaindera sedangkan nilai

budaya hanya tertangguk oleh budi manusia. Disamping itu nilai budaya dan tata

hidup manusia ditopang oleh sarana kebudayaan.

w. Ilmu dan Pengembangan Kebudayaan Nasional

Ilmu merupakan pengetahuan dan pengetahuan merupakan unsur dari

kebudayaan. Dalam rangka pengembangan kebudayaan ilmu mempunyai peranan

ganda. Pertama, ilmu merupakan sumber nilai yang mendukung terlenggaranya

pengembangan kebudayaan nasional. Kedua, ilmu merupakan sumber nilai yang

mengisi pembentukan watak suatu bangsa.

Dua dasar moral bagi kaum ilmuwan adalah meninggikan kebenara dan

pengabdian secara universal. Tujuh nilai ilmiah yang terpancar dari hakikat

keilmuwan yakni: kritis, rasional, logis, obyektif, terbuka, menjunjung kebenaran

dan pengabdian universal. Peranan ketujuh nilai ini adalah dalam hal bangsa

Page 11: A.KESIMPULAN BUKU FILSAFAT ILMU  KARANGAN JUJUN S. SURIASUMANTRI

mengahadapi permasalahan dalam bidang politik, ekonomi dan kemasyarakatan

membutuhkan pemecahan permasalahan secara kritis, rasional, logis dan terbuka.

Sedangkan sifat menjunjung kebenaran dan pengabdian universal akan

merupakan aktor yang penting dalam pembinaan bangsa dimana seseorang lebih

menitikberatkan kebenaran untuk kepentingan golongan dibandingkan kepetingan

golongan. Bukan saja seni namun ilmu dalam hakikatnya yang murni bersifat

mempersatukan.

x. Dua Pola Kebudayaan.

Ada dua pola kebudayaan yang terbagi kedalam ilmu-ilmu alam dan ilmu-

ilmu sosial. Raiso de’etre yang menjadi argumentasi pembagian jurusan ini adalah

asumsi yang pertama mengemukakan bahwa manusia mempunyai bakat yang

berbeda dalam pendidikan matematika yang mengharuskan kita

mengembangakan pola pendidikan yang berbeda pula. Asumsi yang kedua adalah

yang menganggap bahwa ilmu sosial kurang memerlukan pengetahuan

matematika. Asumsi kedua ini sekarang ini tidak relevan lagi karena

pengembangan ilmu sosial membutuhkan bakat-bakat matematika yang baik

untuk menjadikanya pengetahuan yang bersifat kuantitatif.

2.ILMU DAN BAHASA

Pada bagian ini di bahas hal-hal sebagai berikut :

y. Tentang Terminologi: Ilmu, Ilmu Pengetauan dan Sains

Seluruh bentuk dapat digolongkan dalam kategori ketahuan ( knowledge ) di

mana masing-masing bentuk dapat di cirikan oleh karakter obyek ontologis, landasan

epistemologis dan landasan aksiologi masing-masing. Salah satu bentuk knowledge

ditandai dengan:

1. Obyek Ontologis yaitu pengalaman manusia yakni segenap ujud yang dapat

dijangkau lewat pancaindra atau alat yang membantu kemampuan pancaindra;

2. Landasan epistemologis yaitu metode ilmiah yang berupa gabungan logika

deduktif dan logika induktif dengan pengajuan hipotesis atau yang disebut logico-

hyphotetico-verifikasi;

Page 12: A.KESIMPULAN BUKU FILSAFAT ILMU  KARANGAN JUJUN S. SURIASUMANTRI

3. Landasa aksiologi: kemaslahatan manusia artina segenap ujud ketahuan itu secara

moral ditujukan untuk kebaikan hidup manusia.

z. Quo Vadis?

Terminologi Ilmu untuk science dan pengetahuan untuk knowledge. Secara

defacto dalam kalangan dunia keilmuwan terminology ilmu sudah sering dipergunakan

seperti dalam metode ilmiah dan ilmu-ilmu social atau ilmu-ilmu alam. Adapun

kelemahan dari pilihan ini ialah bahwa kita terpaksa meninggalkan kata ilmu

pengetahuan dan hanya menggunakan kata ilmu saja untuk sinonim science dalam

bahasa inggris. Alternatif pertama menggunakan ilmu pengetahuan untuk science dan

pengetahuan untuk knowledge

aa.Politik Bahasa Nasional

Bahasa mempunyai dua fungsi yang pertama sebaga sarana komunikasi dan kedua

sebagai sarana budaya yang mempersatukan kelompok manusia yang mempergunakan

bahasa tersebut. Fungsi pertama dapat disebut sebagai fungsi komunikatif dan fungsi

kedua sebagai fungsi kohesif atau integratif. Pada tanggal 28 Oktober 1928 bangsa

Indonesia memilih bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dengan alasan utama yaitu

fungsi kohesif bahasa Indonesia sebagai sarana yang mengintegrasikaan berbagai suku

kedalam satu bangsa yakni Indonesia

2.PENELITIAN DAN PENULISAN ILMIAH

Pada bagian ini dibahas hal sebagai berikut :

aa.Struktur Penelitian dan Penulisan Ilmiah

Langkah pertama dalam penelitian ilmiah adalah mengajukan masalah yang

berisi: latarbelakang dari suatu masalah. Kemudian melakukan identifikasi masalah,

pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

Langkah kedua yaitu : pengajuan Hipotesis. Dalam hipotesis mengkaji mengenai teori-

teori ilmiah yang dipergunakan dalam analisis, pembahasan mengenai penelitian-

penelitian lain yang relevan, penyusunan kerangka berpikir dengan mempergunakan

premis-premis dan menyatakan secara tersurat postulat, asumsi dan prinsip yang

dipergunakan, lalu merumuskan hipotesis. Setelah melakukan perumusan hipotesis

maka langkah berikutnya menguji hipotesis secara empiris melalui penelitian dan

Page 13: A.KESIMPULAN BUKU FILSAFAT ILMU  KARANGAN JUJUN S. SURIASUMANTRI

kemudian hasil penelitian dapat dilaporkan dalam kegiatan sebagai berikut: 1.

menyatakan variabel-variabel yang diteliti. 2. Menyatakan teknik analisa data. 3.

Mendeskripsikan hasil analisis data. 4. memberikan penafsiran terhadap kesimpulan

analisis data. 5. Menyimpulkan pengujian hipotesis apakah ditolak atau diterima.

Langkah selanjutnya setalah kegiatan laporan hasil penelitian adalah Ringkasan dan

Kesimpulan. Kesimpulan pengujian hipotesis dikembangkan menjadi kesimpulan

penelitian yang ditulis dalam bab tersendiri. Kesimpulan penelitian ini merupakan

sintesis dari keseluruhan aspek penelitian yang terdiri dari masalah, kerangka teoritis,

hipotesis, metodologi penelitian dan penemuan penelitian. Seluruh laporan penelitian

disarikan dalam sebuah ringkasan yang disebut abstrak. Dalam laporan penelitian

dilampirkan daftar pustaka dan riwayat hidup peneliti.

aa.Teknik Penulisan Ilmiah

Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yakni gaya penulisan serta teknik

notasi. Penulis ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Komunikasi

ilmiah harus bersifat reproduktif artinya bahwa sipenerima pesan mendapatkan kopi

yang benar-benar sama dengan prototipe yang disampaikan sipemberi pesan.

Komunikasi ilmiah harus bersifat impersonal dimana berbeda dengan tokoh dalam

sebuah novel yang bisa berupa aku dan dia atau doktor faust. Kata ganti perorangan

hilang dan diganti universal yakni ilmuwan. Pembahasan secara ilmiah mengharuskan

kita berpaling kepada pengetahuan-pengetahuan ilmiah sebagai premis dalam

argumentasi kita. Pernyataan ilmiah yang kita gunakan harus mencatat beberapa hal

yakni kita identifikasi orang membuat pernyataan tersebut, media komunikasi ilmiah

dimana pernyataan tersebut di sampaikan, lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah

tersebut beserta tempat domisili dan waktu penerbitan dilakukan.

aa. Teknik Notasi Ilmiah

Kalimat yang kita kutip harus dituliskan sumbernya secara tersurat dalam catatan

kaki. Catatan kaki mulai langsung dari pinggi atau dapat dimulai setelah beberapa

ketukan tik dari pinggir asalka dilakukan secara konsisten. Nama pengarang yang

jumlahnya sampai tiga orang dituliskan lengkap sedangkan jumlah pengarang yang

lebih dari tiga orang hanya ditulis nama pertama ditambah kata et al. Kutipan yang

diambil dari halaman tertentu disebutkan halamanya dengan singkatan p ( pagina ) atau

Page 14: A.KESIMPULAN BUKU FILSAFAT ILMU  KARANGAN JUJUN S. SURIASUMANTRI

hlm. ( halaman ). Jika kutipan itu disarikan dari beberapa halaman maka dapat ditulis

pp.1-5 atau hlm 1-5. jika nama pengaranganya tidak ada langsung dituliskan nama

bukunya atau Anom ( anoniymous ) didepan nama buku tersebut. Sebuah buku yang ada

diterjemahkan harus ditulis baik pengarang maupun penterjemah bukut tersebut

sedangkan kumpulan karangan cukup disebutkan nama editornya. Pengulangan kutipan

dengan sumber yang sama dilakukan dengan memakai notasi op.cit ( opere citato:

dalam karya yang telah dikutip ), loc. cit ( loco citato: dalam tempat yang telah dikutip

dan ibid ( ibidem : dalam tempat yang sama ).

  

B. KOMENTAR

Buku di atas memuat dasar-dasar dari ilmu filsafat. di dalam buku tersebut hanya di

jelaskan secara umum dengan ruang lingkup yang sangat luas. Oleh karena itu saya merasakan

agak sulit untuk memahami filsafat secara lebih detail. Jika kita ingin memahami filsafat secara

lebih detail kita membutuhkan materi filsafat yang lebih mendalam lagi. Untuk menemukan

prinsip filsafat yang sesungguhnya maka buku-buku mengenai filsafat tersebut dapat kita peroleh

di toko buku.

Di dalam buku ini terdapat percakapan antar filusuf yang banyak. Oleh karena itu saya

merasa kesulitan untuk menyimpulkan pendapat dari para filusuf tersebut.Menurut saya,buku ini

sangat berbeda dari buku yang saya baca sebelunnya.Buku ini sangat menarik untuk di baca dan

di pelajari lebih mendalam agar saya dapat mengerti filsafat lebih dalam,namun saya sangat

membutuhkan bimbingan dari bapak dosen kita karena banyak kata-kata baru yang saya temui

dibuku ini dan direnung-renungkan lebih mendalam kata perkata.Banyaknya kata-kata baru yang

saya temui ini membuat saya merasa takut menyimpulkan dan mengartikan nya.karena banyak

buku-buku filsafat yang beredar diluar sana yang hanya menuliskan tentang filsafat tersebut

namun tidak mengerti apa itu filsafat sebenarnya sehingga menimbul kerancuan bagi sipembaca.

Pada materi tentang sumber pengetahuan yang terdapat pada buku ini,saya setuju dengan

apa yang telah dijabarkan oleh penulis,dimana penjabaran nya dijelaskan secara beruntun dan

cukup jelas,bisa dipahami dan dimengerti.ada satu kata yang saya kutip pada materi ini yaitu

“kebenaran adalah pernyataan tanpa ragu” dan pada buku ini juga dikatakan bahwa “Hanya

benar dalam kerangka pemikiran tertentu dalam benak orang yang berpikir tersebut”.Disini jelas

Page 15: A.KESIMPULAN BUKU FILSAFAT ILMU  KARANGAN JUJUN S. SURIASUMANTRI

sekali bahwa walaupun banyak cara pemikiran manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang

benar namun penulis mengembalikan kepada wahyu yang berasal dari tuhan sebagai dasar dari

penyusunan pengetahuan ini.dimana pengetahuan tersebut didasarkan kepada kepercayaan.

kepercayaan kepada tuhan yang merupakan sumber pengetahuan.Namun,pada buku ini dikatakan

bahwa ada dua cara pokok bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar yaitu

dengan paham rasionalisme dan empirisme.Menurut saya,pernyataan ini bukan lah cara pokok

namun metode dalam memperoleh sumber ilmu tersebut.