A G A M A - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatannya berupa penyelenggaraan...

39
A G A M A

Transcript of A G A M A - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKegiatannya berupa penyelenggaraan...

A G A M A

BAB XV

AGAMA

A. PENDAHULUAN

Sesuai Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1988 pembangunan di bidang agama ditujukan untuk mewujudkan kualitas manusia dan kualitas masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang, Maha Esa serta mampu menciptakan keselarasan, keserasian dan keseimbangan, baik dalam hidup manusia sebagai pribadi maupun dalam huburigannya dengan masyarakat dan alam lingkungannya. Selain itu pembangunan di bidang agama harus mampu pula mewujudkan kondisi moral, etik dan spiritual sebagai landasan yang kokoh untuk memasuki tahap pembangunan berikutnya.

Dengan berpedoman pada GBHN seperti dikemukakan di atas, maka ditetapkan pola kebijaksanaan dan langkah-langkah pem-bangunan di bidang agama dalam Repelita V, yaitu memantapkan

XV/3

kadar keimanan dan. ketaqwaan umat beragama, meningkatkan upaya penanggulangan dampak negatif dari modernisasi dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, memperluas wawasan keberagamaan, lebih memantapkan kerukunan dan keserasian intern umat beragama, antar umat beragama dan antara umat beragama dengan Pemerintah, dan meningkatkan peran agama sebagai wadah rohaniah yang dinamis.

Dalam rangka mendukung kebijaksanaan dan langkah-langkah sebagaimana diuraikan di atas, maka disusunlah program-program yang meliputi: (1) Program Peningkatan Sarana Kehidupan Beragama; (2) Program Penerangan dan Bimbingan Hidup Beragama; (3) Program Peningkatan Pelayanan Ibadah Haji; (4) Program Pembinaan Pendidikan Agama Tingkat Dasar dan Menengah; (5) Program Pembinaan Pendidikan Agama Tingkat Tinggi; (6) Program Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Keagamaan; (7) Program Pembinaan Generasi Muda; (8) Program Peranan Wanita; (9) Program Pembinaan Peradilan dan Penegakan Hukum; dan (10) Program Penelitian Keagamaan.

Untuk melaksanakan program-program tersebut di atas sebagian dari kegiatan-kegiatannya dipadukan, antara lain dengan program-program di bidang keluarga berencana, peningkatan gizi masyarakat, kelangsungan hidup anak, keluarga sadar hukum dan peningkatan peranan wanita.

Program-program pembangunan tersebut secara umum telah berhasil mengembangkan kadar keimanan dan ketaqwaan umat beragama, memperkokoh kesatuan dan persatuan umat beragama, memantapkan kerukunan dan keserasian antar umat beragama, meningkatkan mutu pendidikan dan mutu tenaga pendidik keagamaan dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi, dan melengkapi sarana dan prasarana keagamaan.

XV/4

B. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN

1. Program Peningkatan Sarana Kehidupan Beragama

a. Bantuan Pembangunan dan Rehabilitasi Tempat Peribadatan

Pembangunan dan rehabilitasi tempat peribadatan merupakan suatu kegiatan lanjutan dari tahun-tahun sebelumnya. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mendorong peran serta aktif masyarakat dalam pemenuhan tempat peribadatan. Dengan dorongan tersebut jumlah rumah ibadah yang dibangun dan direhabilitasi setiap tahunnya terus meningkat. Pada tahun 1992/93 jumlah seluruh tempat peribadatan berupa masjid, gereja Protestan, gereja Katolik, pura Hindu dan wihara Budha, seluruhnya secara kumulatif berjumlah 653.667 buah, atau bertambah dengan sekitar 23.700 buah (3,8%) jika dibandingkan dengan tahun 1991/92. Khusus untuk Pura Hindu sejak tahun 1990/91 terdapat angka-angka yang jauh lebih rendah dari angka tahun sebelumnya. Hal tersebut disebabkan oleh karena sejak tahun 1990/91 pencatatan jumlah pura tidak termasuk pura keluarga yang jumlahnya lebih besar dari pura umum (Tabel XV-1). Dari jumlah tersebut di atas yang mendapat bantuan Pemerintah pada tahun 1992/93 berjumlah 2.773 buah atau hanya 11% dari total pertambahan tempat peribadatan. Hal ini sangat menggembirakan karena menunjukkan besarnya peran serta masyarakat dalam pembangunan sarana peribadatan.

b. Pembangunan Balai Nikah

Untuk mendukung kelancaran pelayanan nikah, talak dan rujuk di kalangan umat Islam, pada tahun 1992/93 telah dilanjutkan pembangunan dan rehabilitasi gedung Balai Nikah yang tersebar di seluruh propinsi. Peran Balai Nikah juga semakin ditingkatkan dengan mengkaitkan fungsi Balai Nikah tersebut dengan kegiatan pembinaan dan bimbingan keluarga sejahtera dalam program PKK dan program Keluarga Berencana.

XV/5

TABEL XV - 1JUMLAH TEMPAT PERIBADATAN MENURUT AGAMA,

1988/89 - 1992/93(buah)

1) Tidak Termasuk Pura Keluarga, kecuali tahun 1988/89 dan 1989/90. Pura umum tahun tersebut berturut-turut sebanyak 20.168 dan 20.279.

XV/6

Pada tahun 1992/93 telah dibangun 47 gedung Balai Nikah di samping merehabilitasi 53 gedung yang sudah ada. Selain itu untuk keperluan operasional telah dilaksanakan pula pengadaan mesin tulis sebanyak 316 buah dan sejumlah buku pedoman serta penataran bagi 1.280 orang petugas NTCR (Nikah, Talak, Cerai dan Rujuk) di 6 propinsi, yaitu seluruh propinsi di Jawa dan Kalimantan Barat. Kegiatan-kegiatan tersebut menunjukkan peningkatan cukup berarti jika dibandingkan dengan tahun 1991/92 kecuali untuk rehabilitasi gedung Balai Nikah dan pengadaan mesin tulis yang dalam tahun 1992/93 tambahannya tidak sebesar tahun sebelumnya karena prioritas lebih ditekankan pada pembangunan gedung Balai Nikah khususnya di wilayah administrasi baru.

c. Penyediaan Kitab Suci

Dari tahun ke tahun Pemerintah telah membantu penyediaan kitab suci berbagai agama (Islam, Protestan, Katolik, Hindu dan Budha), terjemahan dan tafsirnya, serta penyediaan buku-buku keagamaan lainnya agar lebih dapat menjangkau masyarakat luas. Dengan demikian diharapkan kesempatan bagi masyarakat untuk mengkaji dan. meningkatkan pemahaman mengenai agamanya akan semakin berkembang, sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan serta memperluas wawasan keagamaannya.

Pada tahun 1992/93 telah disediakan sebanyak 867.232 buah kitab suci yang terdiri dari 622.557 buah kitab suci agama Islam, 58.500 buah kitab suci agama Protestan, 55.000 buah kitab suci agama Katolik, 45.000 buah kitab suci agama Hindu dan 86.175 buah kitab suci agama Budha. Bila dibandingkan dengan tahun 1991/92 terdapat penambahan 148.104 buah kitab suci berbagai agama atau meningkat dengan 20,6%. Penambahan terbanyak (lebih dari 3 kali lipat) adalah untuk kitab suci agama Budha. Kenaikan yang relatif besar tersebut terutama karena selama ini jumlah kitab suci yang disediakan oleh pemerintah masih sangat kecil jika dibandingkan dengan pemeluknya, dan peran serta masyarakat

XV/7

dalam penerbitan kitab suci agama Butiha ini juga sangat kecil (Tabel XV-2).

d. Tanah Wakaf

Dalam pengembangan kehidupan beragama, tanah wakaf sebagai salah satu potensi sosial ekonomi masyarakat mempunyai peranan yang semakin penting. Tanah wakaf tersebut cukup banyak jumlahnya dengan lokasi tersebar di seluruh wilayah . Indonesia. Untuk menjamin keamanan pemanfaatan tanah wakaf oleh masyarakat, Pemerintah telah melakukan kegiatan pensertifikatan tanah wakaf. Pada tahun 1992/93 telah diselesaikan pensertifikatan tanah wakaf sebanyak 20.926 petak yang jika dibandingkan dengan tahun 1991/92 terdapat kenaikan sekitar 7.000 petak atau sekitar 50,3%.

Sejalan dengan peningkatan pensertifikatan tanah tersebut pada tahun 1992/93 telah ditingkatkan pula kegiatan penataran bagi 4.560 orang nadzir wakaf yang disertai dengan pengadaan sejumlah buku-buku pedoman. Tujuan dari penataran ini adalah untuk meningkatkan mutu dan profesionalisme para petugas yang bidang tugasnya berhubungan dengan masalah wakaf. Jika dibandingkan dengan tahun 1991/92 kegiatan penataran nadzir wakaf pada tahun 1992/93 ditingkatkan lebih dari 5 kali lipat oleh karena masih banyak nadzir wakaf yang masih belum profesional.

2. Program Penerangan dan Bimbingan Hidup Beragama

Program ini diarahkan untuk meningkatkan dan memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa serta memperluas wawasan keagamaan para umat beragama. Keg ia tannya berupa penyelenggaraan bimbingan dan penyuluhan terhadap berbagai kelompok umat beragama. Selain itu diadakan musyawarah antara pemuka agama atau tokoh agama, intern umat beragama, dan antara umat beragama dengan Pemerintah. Kegiatan-kegiatan tersebut

XV/8

TABELXV-2

PENGADAAN KITAB SUCI,

1988/89 - 1992/93

(buah)

XV/9

didukung oleh penerbitan berbagai brosur tentang penerangan agama dan penyediaan paket dakwah yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Pada tahun 1992/93 kegiatan bimbingan dan penyuluhan agama telah dilaksanakan bagi 705 kelompok umat berbagai agama, dengan rincian kelompok umat Islam sebanyak 454 kelompok, Protestan 56 kelompok, Katolik 120 kelompok, Hindu dan Budha 75 kelompok. Apabila dibandingkan dengan kegiatan tahun 1991/92 jumlah kelompok agama yang diberikan penyuluhan dan bimbingan pada tahun 1992/93 lebih baanyak. Hal ini menunjukkan makin besarnya perhatian pemerintah terhadap peran agama dalam pembangunan dan untuk memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa. Seperti halnya dalarm tahun 1991/92, kegiatan ini ditunjang dengan penerbitan berbagai bahan penerangan agama. Yang lebih menggembirakan adalah makin meningkatnya kesadaran masyarakat, yang dalam hubungan ini antara lain terlihat dari makin berkembangnya kegiatan-kegiatan majelis taklim, kelompok pengajian atau kelompok doa, diskusi pendalaman keagamaan di lingkungan generasi muda, dan studi-studi kemasyarakatan yang berdasarkan ajaran agama.

Kegiatan-kegiatan lain untuk memantapkan suasana kerukunan hidup beragama adalah kegiatan musyawarah. Kegiatan ini setiap tahun dilaksanakan di berbagai daerah. Pada tahun 1992/93 telah dilaksanakan kegiatan musygwarah antar umat beragama di Jakarta, Maluku, Jambi dan Sulawesi Utara yang masing,masing diikuti oleh 30 orang tokoh-tokoh dari berbagai agama. Selain itu dilaksanakan pula Pekan Orientasi antara Pemerintah dengan tokoh-tokoh agama di Jakarta, Banda Aceh, Medan dan Palu yang masing-masing diikuti oleh 30 orang peserta. Di samping itu, dalam rangka meningkatkan kerukunan intern di kalangan umat beragama masing-masing, telah dilaksanakan musyawarah intern untuk umat beragama Islam yang diselenggarakan di 4 lokasi, yaitu Jakarta, Mataram, Pontianak dan Denpasar yang diikuti oleh 120 orang. Ditinjau dari frekuensi kegiatannya, kegiatan musyawarah antar umat beragama pada tahun 1992/93 meningkat dua kali lipat dibandingkan

XV/10

tahun 1991/92 yang hanya dilaksanakan di 2 lokasi yaitu Jakarta dan Nusa Tenggara Barat, dan hanya diikuti masing-masing oleh 30 orang.

Untuk lebih meningkatkan kegairahan kehidupan beragama, pada tahun 1992/93 telah diselenggarakan persiapan Musabaqoh Tilawatil Qur'an (MTQ), mulai dari tingkat kecamatan hingga tingkat Propinsi. Dengan persiapan-persiapan tersebut maka diharapkan MTQ Nasional yang akan diselenggarakan pada tahun 1994 akan dapat terselenggarakan dengan lebih baik dan meriah.

Dalam rangka ikut meningkatkan peran serta para agamawan dalam pembangunan di bidang kesehatan, telah dilaksanakan beberapa kegiatan pelatihan penyuluh kesehatan bagi para tokoh agama dan juru penerang agama. Dengan cara tersebut mereka dapat ikut berperan serta dalam kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat. Penerangan kesehatan tersebut terutama mencakup masalah-masalah kesehatan ibu dan anak, imunisasi dan perbaikan gizi yang semuanya dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan program Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK). Berkaitan dengan itu pada tahun 1992/93 telah diadakan pelatihan Mu'allim UPGK tingkat propinsi, kabupa-ten, kecamatan, dan desa, dan.orientasi kepala KUA Kecamatan serta pembantu pegawai pencatat nikah dan Mu'allim 11. Selain itu diadakan juga kegiatan terpadu bina keluarga balita yang dise -lenggarakan bersama PKK dan kegiatan keluarga berencana.

3. Program Peningkatan Pelayanan Ibadah Haji

Pada tahun 1992/93, jumlah jemaah yang menunaikan ibadah haji tercatat sebanyak 104.861 orang, atau meningkat 27.488 orang (26,2%) jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 79.373 orang (Tabel XV-3). Kenaikan tersebut terutama disebabkan karena terjadinya peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat, peningkatan fasilitas dan pelayanan haji, serta keadaan politik dan keamanan di Timur Tengah yang cenderung lebih stabil.

XV/11

TABEL XV - 3

PERKEMBANGAN JUMLAH JEMAAH HAII MENURUT DAERAH TINGKAT 1 ,1988/89 - 1992/93

(orang)

1) Termasuk petugas haji, jemaah ONH Plus, jemaah anggote ABRI dan orang yang bebas dari biaya perjalanan

XV/12

Seiring dengan jumlah jemaah haji yang semakin meningkat, maka pelayanan ibadah haji pun terus diperbaiki. Pelayanan itu antara lain meliputi perbaikan prosedur dan persiapannya di tanah air, pemberangkatan, pelaksanaan ibadah di tanah suci, dan pemulangan jemaah kembali ke tanah air. Dengan demikian para jemaah haji dapat menunaikan ibadahnya dengan lebih khusuk sehingga diharapkan akan dapat menjadi haji yang mabrur.

Guna menunjang peningkatan pelayanan ibadah haji tersebut, pada tahun 1992/93 telah dilaksanakan penyempurnaan dan rehabilitasi 5 lokasi asrama haji transit di Bekasi (Jawa Barat), Palembang, Pekanbaru, Menado dan Yogyakarta. Pada tahun 1992/93 dilakukan juga penataran bagi 160 orang petugas haji yang meningkat 10 orang jika dibandingkan dengan tahun 1991/92, dan penyediaan buku petunjuk dan penerangan ibadah haji sebanyak 3.100 buah.

4. Program Pembinaan Pendidikan Agama Tingkat Dasar dan Menengah

a. Pembinaan Pendidikan Agama Tingkat Dasar

Pendidikan dan perguruan agama pada tingkat dasar sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) dan di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS).

Pada tahun 1992/93 prioritas kegiatannya adalah peningkatan mutu guru pendidikan agama Islam, baik pada Madrasah Ibtidaiyah maupun Sekolah Dasar. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut mulai tahun 1990/91 prioritas diarahkan pada kegiatan penyetaraan Diploma 11 (D 11) bagi guru agama Islam Sekolah Dasar (SD) dan guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN). Jumlah guru yang mengikuti pendidikan penyetaraan D 11 pada tahun 1992/93 berjumlah 62.730 orang guru yang terdiri dari 17.053 orang guru MIN, 45.677 orang guru agama Islam SD dan 1.833 guru SD untuk

XV/13

agama lainnya (Protestan, Katolik, Hindu dan Budha). Apabila dibandingkan dengan kegiatan tahun 1991/92 jumtah guru yang ikut penyetaraan D 11 pada tahun 1992/93 bertambah dengan 20.000 orang (Tabel XV-4). Untuk mendukung upaya peningkatan mutu pendidikan maka telah disediakan lebih dari 557.700 buah buku pelajaran dan pedoman guru. Selain itu pada tahun 1992/93 juga telah disediakan pula tambahan buku sebanyak 140.000 buah buku pelajaran agama bagi Sekolah Umum.

Sejalan dengan.peningkatan mutu Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN), mutu Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) juga ditingkatkan melalui Program Bantuan Sekolah Dasar (Inpres SD). Pada tahun 1992/93 secara keseluruhan telah disediakan bantuan rehabilitasi bagi 6.000 buah MIS serta biaya operasi dan pemeliharaan (BOP) bagi 21.537 buah MIS.

b. Pembinaan Pendidikan Agama Tingkat Menengah Pertama

Kegiatan dalam pembinaan pendidikan agama tingkat menengah pertama meliputi peningkatan mutu pendidikan pada Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN), peningkatan mutu pendidikan agama pada Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMTP) dan pembinaan Pondok Pesantren.

Pada tahun 1992/93 untuk Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) telah dilaksanakan kegiatan rehabilitasi dan perluasan 95 ruang kelas, penyediaan 218.590 buah buku pelajaran dan pedoman guru serta penataran bagi 200 orang, guru dan pembina MTsN (Tabel XV-4). Dibandingkan dengan tahun 1991/92, kegiatan rehabilitasi dan perluasan MTsN tahun 1992/93 menurun sekitar 17,4%. Penurunan tersebut sesuai dengan prioritas pembangunan pendidikan agama yang pada tahun 1992/93 diutamakan untuk meningkatkan kualitas guru agama Islam SD dan MIN melalui penyetaraan D II. Guna meningkatkan mutu pendidikan agama di SMTP pada

XV/14

tahun 1992/93 telah disediakan sebanyak 98.000 buah buku pelajaran agama dan penataran 100 orang guru dan pembina.

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan mengem-bangkan peranan pondok pesantren, pada tahun 1992/93 dilanjutkan pemberian bantuan buku-buku pelajaran dan buku perpustakaan. Jumlah buku yang diberikan pada tahun 1992/93 kurang lebih 4.700 buah. Selain itu diberikan bantuan pembangunan bengkel kerja dan rehabilitasi gedung bagi 14 pondok pesantren, penyediaan alat keterampilan dan praktek untuk 38 pondok pesantren dan juga penataran bagi 40 orang tenaga pembina.

c. Pembinaan Pendidikan Agama Tingkat Menengah Atas

Pembinaan pendidikan agama tingkat menengah atas dalam tahun 1992/93 terus dilakukan meliputi antara lain pengadaan buku, penataran guru dan pembina, pengadaan alat peraga, rehabilitasi dan perluasan ruang belajar, serta bantuan tempat peribadatan. Untuk Madrasah Aliyah Negeri (MAN) telah dilaksanakan pengadaan 145.145 buah buku pelajaran dan pedoman guru, penataran bagi 20 orang guru dan pembina, serta rehabilitasi dan perluasan 27 ruang kelas. Jika dibandingkan dengan tahun 1991/92, kecuali untuk pengadaan buku, terjadi penurunan. Penurunan ini terutama dise-babkan karena pada tahun 1992/93 prioritas kegiatannya lebih ditekankan pada pengadaan buku pelajaran sehingga pengadaannya mengalami peningkatan cukup besar (63.843 eksemplar) bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya 81.300 eksemplar (Tabel XV-4).

Selanjutnya untuk lebih meningkatkan mutu MAN pada tahun 1992/93 telah dilanjutkan program pilihan ilmu agama dan bahasa Arab pada 10 buah MAN di Ciamis, Yogyakarta, Jember, Padang Panjang, Ujung Pandang, Bandar Lampung, Martapura, Banda Aceh, Solo dan Mataram. Selain itu telah dilanjutkan pula program pil ihan keterampilan khusus, seperti penjahitan, automotif,

XV/15

TABEL XV - 4

PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA TINGKAT DASAR DAN MENENGAH PADA MADRASAH NEGERI,SERTA PENDIDIIKAN GURU AGAMA NEGERI,

1988/89 - 1992/93

1) penyetaraan D II.

XV/16

elektronik, akuntansi dan kesekretariatan, komputer dan las pada 8 buah MAN di Garut, Kendal, Jember, Medan, Bukit Tinggi, Banjarmasin, Watampone dan Praya. Penyelenggaraan program pilihan MAN tersebut dikenal dengan MAN-PK (MAN Program Khusus). Berbeda dengan MAN biasa, semua siswa MAN-PK ditempatkan di asrama yang disediakan Pemerintah. Di samping itu bagi siswa tersebut disediakan pula bantuan biaya hidup sebesar Rp 30.000,- per siswa per bulan. Lulusan dari MAN-PK diharapkan dapat lebih mudah untuk memasuki pasaran kerja, atau untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di luar negeri terutama di Timur Tengah.

Dalam rangka pelaksanaan UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama pada tahun 1990 telah diambil kebijaksanaan untuk mengalihfungsikan sarana Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN-Islam) menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN), dan PGAN-Protestan dan Hindu menjadi Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan Pendidikan Agama (LPTK-Protestan dan Hindu). Pada tahun 1992/93 seluruh PGAN Islam telah dialihfungsikan menjadi MAN, sedangkan PGAN Protestan dan Hindu sedang dalam proses penyelesaian.

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan agama di Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA) pada tahun 1992/93 telah disediakan 66.000 buah buku pelajaran agama, bantuan untuk penyediaan 20 buah tempat peribadatan untuk SMTA dan penataran guru sebanyak 120 orang. Apabila dibandingkan dengan tahun 1991/92, kecuali untuk penataran guru, terjadi penurunan. Penye-diaan buku pelajaran menurun dari 69.900 eksemplar dan bantuan tempat peribadatan 256 buah. Perbedaan tersebut disebabkan karena pada tahun 1991/92 kegiatan penataran guru tidak dilaksanakan dan kegiatan tersebut dilakukan bersamaan dengan kegiatan penataran pada tahun 1992/93.

XV/17

5. Program Pembinaan Pendidikan Agama Tingkat Tinggi

Program pembinaan pendidikan agama tingkat tinggi bertujuan untuk mengembangkan mutu perguruan tinggi agama agar mampu menghasilkan tenaga ilmiah dan ahli yang berkualitas dalam bidang agama sehingga mampu menerjemahkan dan mengamalkan ajaran-ajaran agama bagi pengembangan masyarakat.

Untuk mendukung usaha tersebut pada tahun 1992/93 telah dilanjutkan penyempurnaan, pembangunan dan perluasan fasilitas perkuliahan bagi 14 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) yang seluruhnya meliputi fasilitas perkuliahan seluas 23.230 m2 dan pengadaan buku ilmiah sebanyak 14.500 buah. Selain itu telah dilaksanakan penelitian ilmiah yang menghasilkan sebanyak 61 judul, pendidikan pascasarjana (S2 dan S3) bagi 326 orang dosen baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Dibandingkan dengan tahun 1991/92, pada tahun 1992/93 terjadi peningkatan terutama dalam fasilitas perkuliahan dan penelitian ilmiah. Bahkan jumlah dosen yang mengikuti pendidikan pascasarjana meningkat menjadi dua kali lipat. Dengan semakin banyaknya tenaga dosen S2 dan S3 diharapkan proses belajar mengajar semakin bermutu dan pada gilirannya dapat menghasilkan lulusan yang bermutu pula.

Dalam rangka pembinaan Perguruan Tinggi Agama Swasta (PTAS - Islam, Protestan, Katolik, Hindu dan Budha), pada tahun 1992/93 terus dilanjutkan pemberian bantuan rehabilitasi kepada 47 PTAS yang terdiri dari 16 PTAS Islam, 17 PTAS Katolik, 10 PTAS Protestan, dan 4 buah PTAS Hindu. Jika dibandingkan dengan tahun 1991/92 terdapat sedikit penurunan. Hal ini disebabkan karena pada tahun 1992/93 tidak lagi diberi bantuan untuk PTAS Budha yang jumlahnya hanya sedikit (pada tahun 1991/92 telah diberikan bantuan kepada.5 PTAS Budha).

Dalam rangka meningkatkan pendidikan agama di Perguruan Tinggi Umum, pada tahun 1992/93 telah disediakan bantuan berupa

XV/18

biaya penyusunan buku teks dengan judul "Islam dan Ilmu Ketatanegaraan", bantuan penelitian sebanyak 61 judul, dan biaya pendidikan program S2 dan S3 bagi 17 orang dosen agama.

6. Programn Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Keagamaan

Pendidikan dan pelatihan tenaga keagamaan terus dilanjutkan dan dikembangkan dalam rangka meningkatkan mutu pegawai keaga-maan. Pada tahun 1992/93 telah dilaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi 330 orang pegawai, yang terdiri dari pendidikan SESPASUS yang diikuti oleh 30 orang, SEPADYA 30 orang, SEPALA 60 orang, SEPADA 240 orang, serta 30 orang pejabat perencanaan pusat dan daerah yang dikirim ke Amerika Serikat. Kegiatan ini jika dibandingkan dengan tahun 1991/92 mengalami sediki t penurunan. Penurunan ini disebabkan karena dise -lenggarakannya pada tahun 1992/93 pendidikan SESPASUS. Pada tahun 1991/92 pendidikan ini dilakukan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan pada tahun 1992/93 diselenggarakan sendiri oleh Departemen Agama.

7. Program Pembinaan Generasi Muda

Dalam rangka meningkatkan kualitas generasi muda sebagai insan pembangunan bangsa, melalui pembinaan dan pendekatan keagamaan, kegiatan dan kreativitas generasi muda lebih diarahkan kepada hal-hal yang bermanfaat baik bagi diri pribadi masing-masing maupun bagi masyarakat. Pembinaan tersebut dilaksanakan melalui pelatihan Da'i Muda, sarasehan agamawan muda dan pengadaan sarana pendukung lainnya.

Dalam rangka memupuk rasa kerukunan antar agamawan muda pada tahun 1992/93 dilaksanakan sarasehan agamawan muda yang diikuti oleh 80 orang peserta. Selain itu telah dilaksanakan pula pelatihan keterampilan bagi 120 orang Da'i Muda yang ditujukan

XV/19

untuk meningkatkan kemampuan berdakwah. Guna menunjang kegiatan tersebut telah pula diberikan bantuan berupa 600 set buku materi dakwah kepada organisasi-organisasi pemuda di 27 propinsi dan pengadaan buku materi dakwah sebanyak 2.400 eksemplar. Jika dibandingkan dengan tahun 1991/92 volume kegiatan-kegiatan tersebut tidak mengalami peningkatan kecuali untuk kegiatan. sarasehan agamawan muda yang meningkat dan disertai dengan peningkatan jumlah buku materi dakwah.

8. Program Peningkatan Peranan Wanita

Program peranan wanita yang dikaitkan dengan bidang agama bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan peranan wanita dalam pembangunan melaliii pendekatan dan jalur agama selaras dengan tanggung jawab dan peranannya dalam mewujudkan dan mengembangkan keluarga sehat, bahagia dan sejahtera.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut pada tahun 1992/93 telah dilanjutkan dan ditingkatkan berbagai kegiatan, antara lain berupa penataran dan penyuluhan Undang-undang Perkawinan serta motivasi dan orientasi keluarga bahagia sejahtera baik di pedesaan maupun perkotaan, termasuk bagi santri putri pada pondok pesantren. Kegiatan tersebut disertai dengan penyediaan brosur dan buku pedoman penyuluhan Undang-undang Perkawinan dan buku motivasi agama tentang peranan wanita.

Sejalan dengan itu ditingkatkan dan diperluas upaya peran serta aktif Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) wanita berlatar belakang agama dalam kegiatan penyuluhan kesehatan dalam rangka menunjang upaya meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dan menurunkan angka kematian balita.

Pada tahun 1992/93 telah dilaksanakan kegiatan latihan kepe-mimpinan wanita dengan sasaran 120 orang yang berarti meningkat menjadi tiga kali lipat dibandingkan dengan tahun 1991/92. Hal ini

XV/20

disertai dengan peningkatan penyediaan buku pedoman, modul dan leaflet sebanyak 33. 100 eksemplar.

Untuk mendorong terwujudnya kesejahteraan keluarga, khususnya kesehatan ibu dan anak, pada tahun 1992/93 telah dilanjutkan dan ditingkatkan upaya Pengembangan Kelangsungan Hidup Anak (PKHA) yang telah dimulai sejak awal Repelita V. Sebagaimana tahun 1991/92, pada tahun 1992/93 telah dilaksanakan penyuluhan tentang imunisasi, pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan balita, dan penyuluhan mengenai peranan Posyandu dengan pendekatan ajaran agama melalui Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) wanita yang berlatar belakang agama. Kegiatan ini telah melibatkan sebanyak 19 LSM di 13 propinsi yang memberikan penyuluhan tentang pengenalan program ibu sehat (safe motherhood) dan Bina Keluarga dan Balita (BKB). Dalam pada itu telah diadakan pembinaan bagi sebanyak 25.094 orang motivator dan pembinaan 2.823 orang supervisor, serta latihan bagi motivator baru untuk 1.969 orang dan latihan bagi supervisor baru sebanyak 166 orang. Di samping itu dilaksanakan pula penggandaan sebanyak 30.000 eksemplar buku Hidup Sehat Menurut Agama Islam, Kristen, Protestan, Katolik dan Hindu.

9. Program Pembinaan Peradilan dan Penegakan Hukum

Program pembinaan peradilan dan penegakan hukum sebagai bagian integral dari sistem hukum dan peradilan nasional terus ditingkatkan, di antaranya melalui perluasan dan rehabilitasi prasarana fisik gedung peradilan agama dan peningkatan mutu aparat peradilan tersebut.

Pada tahun 1992/93 dilanjutkan kegiatan rehabilitasi sebanyak 21 buah Pengadilan Agama, yang terdiri dari 20 Pengadilan Agama dan 1 Pengadilan Tinggi Agama, serta perluasan 30 gedung Pengadilan Agama. Dibandingkan dengan tahun 1991/92 jumlah gedung yang direhabilitasi sedikit meningkat. Rehabilitasi dan

XV/21

perluasan gedung tersebut telah berhasil memperlancar tugas-tugas peradilan agama dalam pelayanan hukum dan penyelesaian perkara bagi masyarakat.

Untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan peradilan agama, pada tahun 1992/93 telah ditingkatkan pelaksanaan pendidikan bagi calon hakim agama dari 200 orang pada tahun 1991/92 menjadi 250 orang. Di samping itu dilaksanakan penataran bagi 276 orang juru sita serta penyuluhan Undang-undang Perkawinan bagi 11.000 orang aparat Pemerintah dan tokoh masyarakat.

10. Program Penelitian Keagamaan

Tujuan program ini adalah meningkatkan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang agama dalam rangka perumusan pokok dalam pembangunan bidang agama.

Kegiatan penelitian yang dilaksanakan pada tahun 1992/93 adalah pengkajian tentang antisipasi perkembangan agama terhadap kecenderungan globalisasi, dan dampak dari pembangunan regional. Selain itu dilaksanakan penelitian pendidikan kelangsungan hidup anak dan pengembangan anak melalui lembaga pendidikan Islam. Untuk menyebarluaskan hasil penelitian tahun lalu diadakan musya-warah ilmiah mengenai konfigurasi dan tranformasi kehidupan beragama menjelang pembangunan Jangka Panjang Tahap II (PJP II). Dalam rangka meningkatkan mutu tenaga peneliti telah dilaksanakan pendidikan pelatihan peneliti agama bagi 40 orang atau meningkat 100% dari kegiatan pada tahun 1991/92 yang hanya diikuti oleh 20 orang.

XV/22