9_EPAM-5000_LAB-AVA

download 9_EPAM-5000_LAB-AVA

of 25

description

Lap Praktikum EPAM 5000

Transcript of 9_EPAM-5000_LAB-AVA

  • 1

    LAPORAN PRAKTIKUM KESEHATAN LINGKUNGAN

    PENGUKURAN PARAMETER KUALITAS UDARA DALAM

    RUANGAN (INDOOR AIR) Diajukan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Instrumentasi dan Observasi

    Lapangan semester 6 minat Kesehatan Lingkungan

    oleh:

    Kelompok 9

    Nurvita Tri Kurniawati 101211132025

    Anggi Kumalasari 101211133054

    Semester 6 Minat Kesehatan Lingkungan

    DEPARTEMEN KESEHATAN LINGKUNGAN

    FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

    UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SURABAYA

    2015

  • 2

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .........................................................................................1

    DAFTAR ISI ......................................................................................................2

    DAFTAR TABEL ..............................................................................................3

    DAFTAR GAMBAR .........................................................................................4

    BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................5

    1.1 Latar Belakang ..........................................................................5

    1.2 Rumusan Masalah .....................................................................6

    1.3 Tujuan Praktikum ......................................................................6

    1.4 Manfaat Praktikum ....................................................................6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................7

    BAB III METODOLOGI ...............................................................................11

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................18

    BAB V PENUTUP ........................................................................................22

    DAFTER PUSTAKA ..........................................................................................24

    DOKUMENTASI ...............................................................................................25

  • 3

    DAFTAR TABLE

    Tabel 4.1 Hasil pengukuran debu.......................................................................... 18

    Tabel 4.2 Hasil maximum, minimum, T.W.A dan S.T.E.L .................................. 19

  • 4

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 3.1 Koordinat pengukuran ....................................................................... 11

    Gambar 3.2 EPAM 5000 ....................................................................................... 12

    Gambar 3.3 Skema prosedur debu indoor menggunakan EPAM 5000 ................ 12

    Gambar 3.4 Pemasangan tabung .......................................................................... 13

    Gambar 3.5 Menekan tombol power ..................................................................... 13

    Gambar 3.6 Pilih spesial fuction ........................................................................... 13

    Gambar 3.7 Pilih sistem option ............................................................................. 13

    Gambar 3.8 Pilih extended option ......................................................................... 14

    Gambar 3.9 Pilih size select dan pilih 2,5 ............................................................. 14

    Gambar 3.10 Pilih sampel rate dan pilih 1 menit .................................................. 15

    Gambar 3.11 Pilih run ........................................................................................... 15

    Gambar 3.12 Pencatatab tiap 1 menit ................................................................... 15

    Gambar 3.13 Pilih Review Data ............................................................................ 16

    Gambar 3.13 Pilih statistic .................................................................................... 16

    Gambar 3.14 Pilih new tag .................................................................................... 16

    Gambar 3.15 Memeberi nama tag ......................................................................... 17

  • 5

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Udara merupakan salah satu komponen kehidupan yang sangat vital bagi

    kehidupan manusia, sehingga perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya.

    Perwujudan kualitas udara yang bersih dan sehat khususnya didalam

    ruangan, merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Akan tetapi, seiring

    dengan perkembangan zaman yang diikuti oleh beragamnya aktifitas manusia,

    kualitas udara cenderung mengalami penurunan.

    Ketika berbicara masalah kualitas udara, maka kebanyakan orang akan

    berfikir tentang kualitas udara luar ruangan, padahal udara dalam ruangan juga

    perlu diperhatikan. Studi Environmental Protection Agency (EPA)

    menunjukkan bahwa level polutan dalam ruangan dapat 2-5 kali, bahkan

    terkadang bisa 100 kali, lebih tinggi daripada level polutan luar ruangan. Hal ini

    dikarenakan 90% manusia menghabiskan waktu mereka di dalam ruangan

    (Ramadhiani, 2014). Kualitas udara terdiri dari parameter fisik, kimia dan

    biologi. Pada laporan praktikum ini akan membahas mengenai kualitas fisik

    udara yaitu partikulat debu atau particulate matter.

    Debu menjadi salah satu parameter yang harus diamati karena kadar debu

    yang melebihi batas yang diperbolehkan akan mengganggu kesehatan manusia

    itu sendiri. Gangguan kesehatan yang muncul biasanya berupa gangguan pada

    system pernafasan. Gangguan kesehatan ini tentunya akan mengganggu

    produktivitas manusia yang berada dalam ruangan tersebut.

    Seperti pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    1405/Menkes/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

    Perkantoran Dan Industri, maka standar yg digunakan tersebut menjadi

    acuan standar konsentrasi maksimal debu di dalam ruangan. Pengukuran yang

    tepat, penggambaran keadaan yang detail, dan pengamatan yang hati-hati

    dapat memberikan hasil yang maksimal dalam pengukuran kondisi udara

  • 6

    di dalam ruangan. Sehingga dapat terwujud diketahuinya kualitas udara

    bersih dan sehat di dalam ruangan.

    1.2 Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah dari laporan praktikum ini adalah:

    1. Bagaimana cara melakukan pengukuran kualitas udara (kadar debu) dalam

    ruangan?

    2. Bagaimana hasil dan analisis hasil pengukuran kualitas udara (kadar debu)

    dalam ruangan?

    1.3 Tujuan Praktikum

    1.3.1 Tujuan Umum

    Mempraktekkan pengukuran kualitas udara (kadar debu) dalam ruangan.

    1.3.2 Tujuan Khusus

    1. Mengetahui alat yang digunakan untuk mengukur kualitas udara (kadar

    debu) dalam ruangan.

    2. Mengetahui cara penggunaan alat pengukur kualitas udara (kadar debu)

    dalam ruangan serta dapat menerapkannya untuk pengukuran di dalam

    ruangan.

    3. Menganalisis dan menginterpretasikan hasil pengukuran kualitas udara

    (kadar debu) dalam ruangan.

    1.4 Manfaat Praktikum

    1. Memberi pengetahuan kepada mahasiswa cara menguji kualitas udara

    (kadar debu) di dalam ruangan beserta cara pengoperasian alat yang

    digunakan.

    2. Meningkatkan pengetahuandan keterampilan mahasiswa tentang

    pengukuran kualitas udara (kadar debu) yang dapat mempengaruhi kualitas

    kesehatan lingkungan dan berdampak pada kesehatan manusia yang ada di

    ruangan tersebut.

  • 7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Udara

    Udara merupakan campuran berbagai macam gas yang terdapat pada

    lapisan yang mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu

    konstan, karena masih ada zat-zat atau bahan-bahan atau komponen lain yang

    masuk sehingga komposisi udara tersebut berubah (Ryadi, 1988 dalam

    Mayasari, 2011). Adapun komposisi udara bersih dan kering pada umumnya

    adalah sebagai berikut (Sunu, 2001 dalam Harahap, 2013):

    1. Nitrogen (N2) = 78,09 %

    2. Oksigen (O2) = 20,94 %

    3. Argon (Ar) = 0,93 %

    4. Karbon dioksida (CO2) = 0,032 %

    Udara dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

    1. Udara luar ruangan (Outdoor air)

    2. Udara dalam ruangan (Indoor air)

    Begitu pentingnya udara dalam kehidupan manusia membuat udara

    harus dijaga mutunya, baik dalam maupun luar ruangan, agar dapat mendukung

    kehidupan manusia.

    2.2 Kualitas Udara Dalam Ruangan

    Menurut NHMRC (Sari, 2009), udara dalam ruangan adalah udara

    didalam area kerja dimana orang menghabiskan waktu selama 1 hari atau lebih

    dan bukan merupakan gedung industri. Kualitas udara dalam ruang adalah nilai-

    nilai parameter yang mengindikasikan kondisi fisik, kimia dan biologi udara

    dalam rumah. Adapun parameter-parameter kualitas udara dalam ruangan,

    yaitu:

    1. Parameter fisik, meliputi particulate matter, suhu, kelembaban,

    pencahayaan, kecepatan aliran udara, bau, dan kebisingan.

  • 8

    2. Parameter Kimia, meliputi karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO),

    nitrogen (NOx), sulfuroksida (SOx), asap rokok, fibers, ozon, formaldehyde,

    radon.

    3. Parameter Biologi, meliputi jamur, bakteri.

    2.3 Debu

    Particulate matter atau debu merupakan salah satu persyaratan kualitas

    fisik udara dalam ruang. Debu partikulat merupakan salah satu polutan yang

    sering disebut sebagai partikel yang melayang di udara (suspended particulate

    metter/ spm) dengan ukuran 1 mikron sampai dengan 500 mikron. Debu sering

    dijadikan salah satu indikator pencemaran yang digunakan untuk menunjukkan

    tingkat bahaya baik terhadap lingkungan maupun terhadap kesehatan dan

    keselamatan kerja (Sari, 2009).

    Berdasarkan ukurannya, Environmental Protection Agency (EPA)

    mengelompokkan partikel debu menjadi dua kategori, yaitu partikel debu 10

    mikrometer (PM10) dan partikel debu 2,5 mikrometer (PM2,5) (Putri, 2012).

    Ketika melakukan pengukuran debu dalam ruangan maka biasanya

    menggunakan ukuran PM2,5. Partikel debu akan berada di udara dalam waktu

    yang relatif lama dalam keadaan melayang layang di udara kemudian masuk

    ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan. Adapun sumber debu dalam

    ruangan dapat berasal dari (Sari, 2009):

    1. Peralatan dalam ruangan

    Misalnya dari karpet, wallpaper, tumpukan kertas, mesin fax dan

    fotokopi serta permukaan monitor komputer.

    2. Aktifitas Manusia

    Misalnya memasak, berjalan, kegiatan pembersihan, dan renovasi.

    3. Produk pembersih

    Misalnya pestisida dan Air Freshener. Salah satu kandungan air

    freshener adalah terpense yang apabila bereaksi dengan ozone di udara

    dapat menghasilkan PM. Selain itu, kandungan pestisida seperti

  • 9

    organoposfat, chlorinated compounds, dan permethrins dapat menghasilkan

    debu di dalam ruangan.

    2.4 Persyaratan Kandungan Debu Dalam Udara Ruangan

    Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan

    Kerja Perkantoran Dan Industri, standart kandungan atau konsentrasi debu

    maksimal didalam udara ruangan dalam pengukuran rata-rata 8 jam adalah 0,15

    mg/m3.

    Pengukuran kadar debu di udara bertujuan untuk mengetahui kesesuaian

    kadar debu pada suatu lingkungan kerja dengan kondisi lingkungan kerja yang

    aman dan sehat bagi pekerja. Hal ini penting dilaksanakan mengingat bahwa

    hasil pengukuran ini dapat dijadikan pedoman pihak pengusaha maupun instansi

    terkait lainnya dalam membuat kebijakan yang tepat untuk menciptakan

    lingkungan kerja yang sehat bagi pekerja, sekaligus menekan angka prevalensi

    penyakit akibat kerja.

    2.5 Pengaruh Debu Terhadap Kesehatan Manusia

    Partikel debu akan berada di udara dalam waktu yang relatif lama dalam

    keadaan melayang layang di udara kemudian masuk ke dalam tubuh

    manusia dan dapat membahayakan kesehatan manusia. Ada tiga cara masuknya

    bahan polutan seperti debu dari udara ke tubuh manusia, yaitu melalui inhalasi,

    ingesti, dan penetrasi kulit (Monika, 2014). Inhalasi bahan polutan dari udara

    dapat menyebabkan gangguan di paru dan saluran nafas.

    Gangguan kesehatan akibat debu tergantung pada lamanya kontak,

    konsentrasi debu dalam udara, jenis debu itu sendiri dan lain-lain. Ukuran debu

    atau partikel yang masuk ke dalam paru-paru akan menentukan letak

    penempelan atau pengendapannya. Partikel yang terhisap oleh manusia dengan

    ukuran kurang dari 1 mikron akan ikut keluar saat napas dihembuskan. Partikel

    yang berukuran 1-3 mikron akan masuk ke dalam kantong udara paru-paru,

    menempel pada alveoli. Partikel berukuran 3-5 mikron akan tertahan pada

  • 10

    saluran pernapasan bagian tengah. Partikel yang berukuran di atas 5 mikron

    akan tertahan di saluran napas bagian atas (Sunu, 2001 dalam Monika, 2014).

    2.6 Pengendalian Debu Dalam Ruangan

    Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

    Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan

    Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri, agar kandungan debu di dalam

    udara ruang kerja perkantoran memenuhi persyaratan kesehatan maka perlu

    dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :

    1. Kegiatan membersihkan ruang kerja perkantoran dilakukan pada pagi dan

    sore hari dengan menggunakan kainpel basah atau pompa hampa (vacuum

    pump);

    2. Pembersihan dinding dilakukan secara periodik 2 kali/tahun dan dicat ulang

    1 kali setahun;

    3. Sistem ventilasi yang memenuhi syarat.

    2.7 TWA dan STEL

    Nilai TWA (Time Weighted Average) dan STEL (Short-Term Exposure

    Limit). Menurut OSHA (Occupational Safety and Health Administration), TWA

    merupakan waktu rata-rata tertimbang yaitu konsentrasi rata-rata suatu substansi

    selama 8 jam sehari atau 40 jam seminggu kerja dimana perkerja terpajan

    substansi tersebut tanpa menimbulkan efek kesehatan. Sedangkan STEL adalah

    konsentrasi suatu zat dimana para pekerja diijinkan terpapar secara terus

    menerus dalam waktu yang singkat tanpa mengalami iritasi, kerusakan jaringan

    yang tidak bisa pulih kembali. Paparan pada STEL tidak boleh lebih dari 15

    menit dan tidak boleh diulangi lebih dari 4 kali setiap hari, dengan selang waktu

    istirahat tidak boleh kurang dari 60 menit (Reese, 2003). Nilai TWA dan STEL

    dibandingkan dengan peraturan Keputusan Menteri Kesehatan Republik

    Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan

    Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri yaitu 0,15 mg/m3. Apabila berada

    di bawah batas maksimal yang ditentukan maka konsentrasi debu di tempat

    tersebut masih tergolong aman.

  • 11

    BAB III

    METODE PRAKTIKUM

    3.1 Waktu Dan Tempat

    Praktikum pengukuran kualitas udara dalam ruangan (indoor air) dilakukan

    pada hari Selasa, 31 April 2015 di Lab AVA Fakultas Kesehatan Masyarakat

    Universitas Airlangga dengan koordinat:

    S 07o 16, 065'

    E 112 o 46, 988'

    Gambar 3.1 Koordinat Pengukuran

    (Sumber : Data primer, 2015)

    3.2 Alat Dan Bahan

    Alat :

    1. EPAM 5000;

    2. Alat Tulis;

    3. Timer;

    4. Kamera.

    Bahan : Debu dan partikel

  • 12

    Gambar 3.2 EPAM 5000

    (Sumber : Data primer, 2015)

    3.3 Cara Kerja

    Gambar 3.3 Skema prosedur pengukuran debu indoor menggunakan EPAM 5000

    Panah atas :

    untuk keatas

    Tempat tombol

    power

    Panah bawah :

    untuk kebawah

    Enter: untuk memilih

    Size

    selective

    impactor

    Tempat

    memasang

    tabung

    EPAM

    Display

    Siapkan alat Pasang tabung

    penghisap PM 2,5 Tekan power/on

    Pilih special

    function, lalu enter Pilih system option, lalu

    enter

    Pilih extended

    function, lalu enter

    Pilih size select,

    enter, lalu pilih 2,5

    Pilih special

    function, enter

    Pilih system option,

    enter

    Pilih sample rate Pilih 1 menit, lalu

    enter

    Pilih run, enter, run

    continue lalu enter

    Pilih now, catat

    hasil setiap 1 menit

    Pilih review data,

    statistic, enter

    Pilih new tag, enter,

    ketikkan angka data

  • 13

    Cara pengukuran partikulat debu menggunakan EPAM 5000 adalah sebagai

    berikut:

    1. Pastikan bahwa battery telah di-charge dan mencukupi untuk pengambilan

    data.

    2. Pasang tabung penghisap debu dengan ukuran kepala (size-

    selectiveimpactor) PM2.5. PM2,5 digunakan pada dalam ruangan (indoor).

    Gambar 3.4 Pemasangan tabung penghisap debu

    (Sumber : Data primer, 2015)

    3. Nyalakan alat dengan menekan tombol power/on di bagian sebelah kanan.

    Gambar 3.5 Menekan tombol power/on

    (Sumber : Data primer, 2015)

    4. Tekan tombol panah ke bawah lalu pilih Special function dari menu.

    Gambar 3.6 Pilih Special Function

    (Sumber : Data primer, 2015)

  • 14

    5. Pilih System Option

    Gambar 3.7 Pilih System Options

    (Sumber : Data primer, 2015)

    6. Pilih Extended Options

    Gambar 3.8 Pilih Extended Options

    (Sumber : Data primer, 2015)

    7. Pilih Size Select, atur size menjadi 2,5

    Gambar 3.9 Pilih Size Select Dan Pilih 2,5

    (Sumber : Data primer, 2015)

  • 15

    8. Pilih special function, lalu pilih system options, lalu pilih sample rate untuk

    menentukan setiap berapa menit akan dilakukan record, pilih 1 menit.

    Gambar 3.10 Pilih Sample Rate Dan Pilih 1 Menit

    (Sumber : Data primer, 2015)

    9. Tekan tombol panah atas lalu pilih run, pilih continue atau overwrite,

    kemudian tekan enter.

    Gambar 3.11 Pilih Run

    (Sumber : Data primer, 2015)

    10. Pilih now. Catat hasil pengukuran setiap 1 menit selama 30 menit. Tekan

    enter untuk stop atau berhenti.

    Gambar 3.12 Pencatatan setiap 1 Menit

    (Sumber : Data primer, 2015)

  • 16

    11. Untuk melihat data, tekan tombol panah ke atas lalu pilih Review Data.

    Lihat data sesuai tag rekamannya.

    Gambar 3.13 Review Data

    (Sumber : Data primer, 2015)

    12. Pilih statistic, lalu enter.

    Gambar 3.14 Pilih Statistic

    (Sumber : Data primer, 2015)

    13. Pilih new tag, lalu enter.

    Gambar 3.15 Pilih New Tag

    (Sumber : Data primer, 2015)

  • 17

    14. Ketikkan angka pada tag sesuai urutan

    Gambar 3.16 Memberi Nama Data

    (Sumber : Data primer, 2015)

    15. Setelah penggunaan alat, matikan power/off, lalu lepaskan tabung penghisap

    debu yang digunakan untuk pengukuran. Kembalikan alat sesuai tempatnya

    dengan rapi dan hati-hati.

  • 18

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Pengukuran

    Pengukuran kualitas udara didalam ruangan Laboratorium AVA

    Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dengan EPAM 5000

    selama 30 menit. Titik pengukuran dilakukan didekat pintu masuk. Saat

    pengukuran dilakukan aktifitas pegawai laboratorium sedang melakukan

    kegiatan rutinitasnya didalam laboratorium dan hanya terdapat beberapa

    mahasiswa yang sedang berada ditempat tersebut.

    Table 4.1 Hasil pengukuran debu

    Waktu Hasil Standar

    10:43:02 0,061 mg/m3

    0,15 mg/m3

    (KMK No.

    1405/MENKES/SK/XI/2002)

    10:44:02 0,100 mg/m3

    10:45:02 0,062 mg/m3

    10:46:02 0,060 mg/m3

    10:47:02 0,059 mg/m3

    10:48:02 0,067 mg/m3

    10:49:02 0,070 mg/m3

    10:50:02 0,061 mg/m3

    10:51:02 0,060 mg/m3

    10:52:02 0,063 mg/m3

    10:53:02 0,062 mg/m3

    10:54:02 0,057 mg/m3

    10:55:02 0,058 mg/m3

    10:56:02 0,058 mg/m3

    10:57:02 0,057 mg/m3

    10:58:02 0,060 mg/m3

    10:59:02 0,060 mg/m3

    11:00:02 0,058 mg/m3

  • 19

    Waktu Hasil Standar

    11:01:02 0,056 mg/m3

    0,15 mg/m3

    (KMK No.

    1405/MENKES/SK/XI/2002)

    11:02:02 0,054 mg/m3

    11:03:02 0,056 mg/m3

    11:04:02 0,058 mg/m3

    11:05:02 0,060 mg/m3

    11:06:02 0,059 mg/m3

    11:07:02 0,055 mg/m3

    11:08:02 0,054 mg/m3

    11:09:02 0,056 mg/m3

    11:10:02 0,056 mg/m3

    11:11:02 0,056 mg/m3

    Rata-rata 0,058 mg/m3

    (Sumber : Data primer, 2015)

    Table 4.2 Hasil maximum, minimum, T.W.A dan S.T.E.L

    Kategori Hasil Standar

    Maximum 0,100 mg/m3 0,15 mg/m

    3

    (KMK No.

    1405/MENKES/SK/XI/2002)

    Minimum 0, 054 mg/m3

    T.W.A 0,060 mg/m3

    S.T.E.L 0,064 mg/m3

    (Sumber : Data primer, 2015)

    4.2 Pembahasan

    Berdasarkan hasil pengukuran partikel debu didalam ruangan

    Laboratorium AVA Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

    didapatkan pengukuran debu yang masih berada dibawah standar kadar debu

    maksimal di sebuah ruangan (indoor). Hasil pengukuran menunjukkan kadar

    debu berada dibawah standar maksimal menurut Keputusan Menteri Kesehatan

    Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan

    Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri yang menyatakan

  • 20

    bahwa standart kandungan atau konsentrasi debu maksimal didalam udara

    ruangan dalam pengukuran rata-rata 8 jam adalah 0,15 mg/m3. Rata-rata partikel

    debu yang terbaca oleh alat EPAM 5000 sebesar 0,058 mg/m3. Hal tersebut

    berarti kualitas udara didalam ruangan tersebut masih aman bagi orang yang

    berada didalamnya karena tidak melebihi batas maksimum udara tanpa

    menyebabkan gangguan kesehatan yang telah ditetapkan dalam peraturan

    terkait. Namun pemeliharaan ruangan harus tetap diperhatikan agar kadar debu

    ruangan tidak melebihi batas maksimum yaitu 0,15 mg/m3

    agar tidak

    menimbulkan gangguan kesehatan khususnya yang berhubungan dengan

    saluran pernafasan.

    Titik maksimal kadar debu yang terbaca oleh alat berada pada menit

    kedua pengukuran atau pada waktu 10:44:02 yang menunjukkan hasil

    pengukuran mencapai 0,100 mg/m3. Sedangkan titik minimum kadar debu yang

    terbaca oleh alat berada pada menit ke-21 pada waktu 11:02:02 dan ke-27 pada

    waktu 11:08:02 yang menunjukkan hasil pengukuran mencapai 0,054 mg/m3.

    Tinggi rendahnya hasil pengukuran ditunjukkan secara otomatis dari alat EPAM

    5000. Salah satu factor yang diprediksi dapat menyebabkan tinggi rendahnya

    hasil pengukuran yaitu terdapat beberapa aktifitas keluar masuk ruangan yang

    dilakukan oleh pegawai laboratorium dan beberapa mahasiswa saat pengukuran

    berlangsung.

    Saat pengukuran didapatkan juga hasil T.W.A dan S.T.E.L. T.W.A

    (Time Weighted Average) debu menunjukkan besarnya konsentrasi kadar debu

    di udara yang diijinkan memapar manusia secara continue selama 8 jam

    setiaphari, 40 jam dalam satu minggu, tanpa menyebabkan efek samping yang

    merugikan pada tubuh. Hasil pengukuran T.W.A menunjukkan angka 0,060

    mg/m3. Sedangkan S.T.E.L (Short Term Exposure Limit) debu menunjukkan

    besarnya konsentrasi debu di udara yang diijinkan memapar pekerja secara terus

    menerus dalam waktu singkat (15 menit), tanpa menyebabkan suatu cidera,

    iritasi yang berat, efek kronis terhadap jaringan lunak, efek membius. Hasil

    pengukuran S.T.E.L menunjukkan angka 0,064 mg/m3.

  • 21

    Keseluruhan angka TWA dan STEL yang didapat dari pengukuran

    tersebut masih berada di batas aman karena apabila dibandingkan dengan

    standar yang berlaku dalam peraturan nilai TWA dan STEL tidak melebihi

    standar.

  • 22

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Pengujian kadar debu didalam ruangan Laboratorium AVA Fakultas

    Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dilakukan dengan menggunakan

    alat EPAM 5000 milik Laboratorium Kesehatan Lingkungan Fakultas

    Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. PM yang digunakan yaitu

    ukuran 2,5 mikrometer karena pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran

    partikel debu dalam ruangan (indoor). Pengukuran dilakukan selama 30 menit

    dan langkah kerja pengukuran telah sesuai dengan prosedur kerja EPAM 5000

    sehingga didapatkan hasil yang valid.

    Hasil pengukuran partikel debu dalam ruangan Laboratorium AVA

    Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair menunjukkan hasil rata-rata yaitu 0,058

    mg/m3. Titik maksimal kadar debu yang terbaca oleh alat berada pada menit

    kedua pengukuran atau pada waktu 10:44:02 yang menunjukkan hasil

    pengukuran mencapai 0,100 mg/m3. Sedangkan titik minimum kadar debu

    yang terbaca oleh alat berada pada menit ke-21 pada waktu 11:02:02 dan ke-

    27 pada waktu 11:08:02 yang menunjukkan hasil pengukuran mencapai 0,054

    mg/m3. Tinggi rendahnya hasil pengukuran ditunjukkan secara otomatis dari

    alat EPAM 5000. Salah satu factor yang diprediksi dapat menyebabkan tinggi

    rendahnya hasil pengukuran yaitu terdapat beberapa aktifitas keluar masuk

    ruangan yang dilakukan oleh pegawai laboratorium dan beberapa mahasiswa

    saat pengukuran berlangsung.

    Dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas udara didalam ruangan

    Laboratorium AVA FAkultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

    masih berada dibatas aman kadar debu dalam ruangan menurut Keputusan

    Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan

    Kerja Perkantoran Dan Industri, standart kandungan atau konsentrasi debu

    maksimal didalam udara ruangan dalam pengukuran rata-rata 8 jam adalah

  • 23

    0,15 mg/m3

    tanpa menimbulkan gangguan kesehatan bagi pegawai dalam

    laboratorium tersebut.

    5.2 Saran

    1. Hendaknya seluruh pegawai maupun pengguna Laboratorium AVA selalu

    turut menjaga kualitas udara didalam ruangan agar kualitas udara tetap

    sehat. Kualitas udara didalam ruangan dapat dijaga dengan cara tidak

    membawa sumber pencemar udara kedalam ruangan yang dapat merusak

    kualitas udara ruangan.

    2. Hendaknya rutin dilakukan pembersihan ruangan agar kualitas udara tetap

    terjaga. Pembersihan yang dapat dilakukan antara lain adalah pembersihan

    karpet dan pembersihan Air Conditioner (AC) yang berada didalam

    ruangan Laboratorium AVA.

  • 24

    DAFTAR PUSTAKA

    Harahap, Yenni Yulfida. 2013. Perbandingan Kadar Karbon Monoksida (CO) dan

    Nitrogen Dioksida (NO2) di Udara Ambien Berdasarkan Keberadaan Pohon

    Angsana (Pterocarpus indicus) di Beberapa Jalan Raya di Kota Medan Tahun

    2012, SKRIPSI. Medan: Universitas Sumatera Utara.

    Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan

    Kerja Perkantoran Dan Industri

    Mayasari, Kiki. 2011. Pengukuran Kadar Debu Dan Perilaku Pekerja Serta Keluhan

    Kesehatan Di Tempat Pertukangan Kayu Desa Tembung Kecamatan Percut Sei

    Tuan Tahun 2010, SKRIPSI. Medan: Universitas Sumatera Utara.

    Monika, Reni. 2014. Gambaran Kualitas Udara dan Keluhan Gangguan Pernapasan

    pada Masyarakat yang Tinggal dikawasan Industri Pabrik Kelapa Sawit PTPN

    IV Kebun Sosa II Kabupaten Padang Lawas Tahun 2013, SKRIPSI. Medan:

    Universitas Sumatera Utara.

    Putri, Eky Pramitha Dwi. 2012. Konsentrasi PM2,5 Di Udara Dalam Ruang Dan

    Penurunan Fungsi Paru Pada Orang Dewasa Di Sekitar Kawasan Industri Pulo

    Gadung Jakarta Timur Tahun 2012, SKRIPSI. Jakarta: Universitas Indonesia.

    Ramadhiani, Arimbi, 2014. Awas Polusi Udara di Ruangan Lima Kali Lebih

    Berbahaya!. 7 Oktober 2014. Diperoleh dari

    http://properti.kompas.com/read/2014/10/07/102206121/Awas.Polusi.Udara.di.

    Ruangan.Lima.Kali.Lebih.Berbahaya. diakses pada 16 Mei 2015.

    Sari, Duniantri Wenang. 2009. Hubungan parameter fisik kualitas udara dalam

    ruangan dengan gejala sick building syndrome (SBS) pada tiga gedung

    bertingkat di DKI Jakarta tahun 2009, SKRIPSI. Jakarta: Universitas Indonesia.

  • 25

    DOKUMENTASI