96510209 Laporan Praktikum Biologi Sel Osmosis

download 96510209 Laporan Praktikum Biologi Sel Osmosis

of 11

Transcript of 96510209 Laporan Praktikum Biologi Sel Osmosis

  • LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL

    MENGAMATI PROSES OSMOSIS PADA MEMBRAN SEL TELUR

    AYAM

    Nama Dosen : drh. Bhintarti S. Hastari, M.Biomed

    Tanggal Praktikum : 24 Mei 2012

    Disusun Oleh :

    Aldha Rizki Utami 1111095000002

    Nurkholis Abellian Pristi 1111095000013

    Nabila Priska Mira Dewinta 1111095000014

    Citra Kenanga 1111095000031

    Putri Sintya Dewi 1111095000036

    PROGRAM STUDI BIOLOGI

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2012

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Osmosis adalah kasus khusus dari transpor pasif, dimana molekul air

    berdifusi melewati membran yang bersifat selektif permeabel. Dalam sistem

    osmosis, dikenal larutan hipertonik (larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut

    tinggi), larutan hipotonik (larutan dengan konsentrasi terlarut rendah), dan larutan

    isotonik (dua larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut sama). Jika terdapat

    dua larutan yang tidak sama konsentrasinya, maka molekul air melewati membran

    sampai kedua larutan seimbang. Dalam proses osmosis, pada larutan hipertonik,

    sebagian besar molekul air terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut), sehingga

    hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati membran. Sedangkan

    pada larutan hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang bebas (tidak

    terikat oleh molekul terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati

    membran. Oleh sebab itu, dalam osmosis aliran netto molekul air adalah dari

    larutan hipotonik ke hipertonik.

    Osmosis sering diasalah pahami oleh mahasiswa. Sebagai sala satu contoh

    misalnya konsep yang menerangkan bahwa osmosis adalah peristiwa yang

    merupakan kebalikan dari peristiwa difusi. Kesalahan terjadi ketika memahami

    bahwa osmosis adalah pergerakan atau perpindahan molekul dari konsentrasi

    rendah ( hipotonis ) menuju larutan dengan konsentrasi tinggi ( hipertonis )

    melalui membrane semipermeabel semata.pada pemahaman seperti initidak

    memperhatikan molekul mana yang bergerak ? jika diperhatikan bahwa yang

    mengalami pergerakan adalah molekul pelarut ( air ) maka tidak akan terjadi

    kesalahan dalam memahami konsep sederhana ini. Dengan demikian daik difusi

    maupun osmosis sama sama bergerak, berpindah untuk meniadakan gradient

    konsentrasi sehingga pada ahir proses akan didapatkan kondisi larutan yang

    seimbang ( isotonis ). Dalam praktikum ini kita akan memanfaatkan membrane

    semipermeabel alami yang dimiliki oleh telur. Berikutnya cara untuk mengatahui

    peristiwa osmosis adalah dengan melakukan pengamatan pada telur, pertama telur

    di lubangi kedua ujung kutubnya, kemudian sala satu ujung dilubangi hingga

  • cangkang dan selaputnya pecah, sebaliknya ujung berlawanan dilubangi hingga

    selaputnya, masukan sedotan pada ujung yang telah dilubangi cangkang dan

    selaputnya dan tetesi dengan lilin hingga tidak terdapat rongga untuk keluarnya

    udara. Selanjutnya rendam telur dalam beker gelas dengan air secukupnya dan

    amati perisiwa osmosis pada sedotan tersebut. Sebelumnya sedotan diberikan

    skala agar dapat menghitung osmosis yang terjadi ( cm/ menit ).

    B. Tujuan

    Mempelajari osmosis yang terjadi melalui selaput membrane semipermeabel

    alami.

    C. Waktu dan Tempat

    Praktikum kali ini dilaksanakan di Pusat Laboratorium Terpadu Universitas

    Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada hari kamis tanggal 24 Mei 2012

    pukul 13.30 WIB hingga pukul 16.00 WIB.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Dwijoseputro (1985), menjelaskan bahwa pemasukan air dari dalam tanah

    ke dalam jaringan tanaman melalui sel-sel akar secara difusi dan osmosis.

    Dengan masuknya air melalui sel akan tentulah akan terbawa ion-ion yang

    terdapat di dalam tanah karena larutan tanah mengandung ion. Pertumbuhan juga

    bergantung pada pengambilan air, dan banyak hal dalam hubungan air tumbuhan

    bergantung pada interaksi antara sel dengan lingkungan. Tumbuhan memang

    merupakan sistem yang dinamis dan sangat rumit, fungsi yang satu berinteraksi

    dengan fungsi yang lain. Dengan kata lain, tumbuhan adalah sistem

    multidimensi.

    (Salisbury dan Ross, 1995). Perbedaan konsentrasi sangat umum terjadi pada sel

    hidup. Misalnya jika pada senyawa organik tertentu dalam sitosol masuk ke

    dalam sel dan dimetabolisme oleh mitokondria, maka konsentrasi sitosol yang

    berada di dekat mitokondria harus dipertahankan lebih rendah daripada

    konsentrasi sitosol yang berada di dekat organel lainnya. Hal ini penting

    diperhatikan terutama jika membicarakan difusi air. (Campbell, 1977).

    Pentingnya air sebagai pelarut dalam organisme hidup tampak amat jelas,

    misalnya pada proses osmosis. Dalam suatu daun, volume sel dibatasi oleh

    dinding sel dan relative hanya sedikit aliran air yang dapat diakomodasikan oleh

    elastisitas dinding sel. Konsekuensi tekanan hidrostatis (tekanan turgor)

    berkembang dalam vakuola menekan sitoplasma melawan permukaan dalam

    dinding sel dan meningkatkan potensial air vakuola. Dengan naiknya tekanan

    turgor, sel-sel yang berdekatan saling menekan, dengan hasil bahwa sehelai daun

    yang mulanya dalam keadaan layu menjadi bertambah segar (turgid). Pada

    keadaan seimbang, tekanan turgor menjadi atau mempunyai nilai maksimum dan

    disini air tidak cenderung mengalir dari apoplast ke vakuola (Fitter dan Hay,

    1981).

    Dalam keadaan ini tanah dikatakan tidak jenuh. (Islami dan Utomo, 1995).

    Sel tumbuhan, prokariota, fungi, dan sejumlah protista memiliki dinding.

  • Apabila sel seperti ini berada dalam larutan hipotonik ketika direndam dalam air

    hujan, misalnya dinding akan membantu mempertahankan keseimbangan air sel

    tersebut. Seperti sel hewan, sel tumbuhan ini membengkak ketika air masuk

    melalui osmosis. Akan tetapi, dindingnya yang lentur akan mengembang hanya

    sampai pada ukuran tertentu sebelum dinding ini mengerahkan tekanan balik

    pada sel yang melawan penyerapan air lebih lanjut. Pada saat ini sel tersebut

    membengkak (sangat kaku) yang merupakan keadaan yang sehat untuk sebagian

    besar sel tumbuhan. Tumbuhan yang tidak berkayu, seperti sebagian besar

    tumbuhan rumahan, tergantung pada dukungan mekanis dari sel yang dijaga

    untuk tetap bengkak oleh larutan hipotonik sekelilingnya. Jika sel tumbuhan dan

    sekelilingnya isotonik, tidak ada kecenderungan bagi air untuk masuk dan selnya

    menjadi lembek (lembut), yang menyebabkan tumbuhan menjadi layu.

    (Salisbury dan Ross, 1995).

    Molekul-molekul air bersatu sebagai akibat adanya ikatan hidrogen. Pada

    saat itu berada dalam wujud cair, ikatan hidrogennya sangat rapuh, kekuatannya

    hanya sekitar seperduapuluh dari kekuatan ikatan kovalen. Ikatan-ikatan tersebut

    terbentuk, terpisah, dan terbentuk kembali dengan sangat cepat. Tiap ikatan

    hidrogen hanya mampu beberapa piko detik, tetapi molekul-molekulnya secara

    terus-menerus membentuk ikatan baru dengan pasangan penggantinya. Oleh

    karenanya, dalam waktu yang singkat, sejumlah tertentu dari seluruh molekul air

    akan berikatan dengan molekul tetangganya, membuat molekul air lebih teratur

    dibanding cairan lainnya. Secar keseluruhan, ikatan hidrogen menyatukan

    substansi tersebut, suatu fenomena yang disebut kohesi. (Campbell, dkk, 2002).

    Potensial osmotik larutan luar lebih rendah dari potensial osmotik sel-sel

    akar, maka air dapat masuk dari larutan luar ke dalam sistem akar. Dengan

    meningkatnya konsentrasi zat-zat terlarut maka masuknya air ke dalam akar

    akan menjadi lebih lambat sampai arah pergerakan air mungkin akan tebalik.

    (Tim Fisiologi Tumbuhan, 2008).

  • BAB III

    MATERI DAN METODE

    1. Alat Dan Bahan

    Alat : Sedotan

    Lilin

    Spidol

    Beker gelas 100 ml

    Penggaris

    Korek Api

    Lidi

    Bahan : Telur ayam

    Air

    2. Prosedur Kerja

    Diambil sebutir telur, pukul pukullah pelan pelan pada bagian

    ujung telur yang tumpul sehingga cangkangnya retak. Jangan

    sampai selaput di dalamnya pecah.

    Dibersihkan bagian ujung telur yang tumpul dari cangkang yang

    sudah retak dengan cara mengambil retakan cangkang dengan hati

    hati sehingga didapatkan ujung telur yang tanpa cangkang

    kurang lebih 3 cm persegi.

    Pada ujung telur yang satunya dibuat lubang untuk memasukan

    sedotan.

    Dimasukan sedotan kedalam telur dengan hati hati .

    Dinyalaka lilin dan arahkan tetesan lilin kebagian telur

    tempatmasukan sedotan sehingga sedotan dan telur menjadi rapat

    ( tidak bocor ).

    Diisilah beker gelas 100ml dengan air 90 ml.

  • Diambilah potongan lidi ( 2-3 batang ) dan diletakan miring dari

    dasar beker gelas kemulut beker gelas yang berguna untuk

    menyangga telur supaya tidak tenggelam kedasar beker gelas.

    Sebelum dimasukan bubuhkan skala pada sedotan dengan

    mengganakan titik 0 dari pangkal sedotan yang berhimpitan

    dengan ujung telur.

    Dimasukan telur pada beker gelas yang sudah di isi air dengan

    pelan pelan dan mulailah mencatat waktunya.

    Diamati pergerakan air pada sedotan dengan selang waktu 5

    menit kurang lebih 30 menit atau secukupnya hingga anda

    mendapatkan data yang representative.

    BAB V

    PEMBAHASAN

  • Dalam praktikum ini dilakukan pengamatan tehadap proses osmosis alami

    pada telur ayam, proses osmosis ini merupakan transport pasif karena tanpa

    energy aktifitas. osmosis adalah pergerakan atau perpindahan molekul dari

    konsentrasi rendah ( hipotonis ) menuju larutan dengan konsentrasi tinggi

    ( hipertonis ) melalui membrane semipermeabel semata.Dari hasil pengamatan

    kita dapat mengetahui dan menghitung nilai laju osmosis yang terjadi pada telur

    ayam.

    Berdasarkan prosedur kerja yang telah dibuat, dimana telur ayam

    dilubangi pada kedua kutub telur. Kutub telur pertama dilubangi hingga

    menembus cangkang dan selaput telur sebaliknya pada kutub telur berlawanan di

    lubangi hingga cangkangnya saja , tujuan mengapa ? karena agar kita dapat

    melihat ketika telur diletakan ke dalam pelarut (air ), kita dapat mengamati

    bagaimana molekul air yang memiliki konsentrasi rendah dapat berpindah ke

    cairan telur yang memiliki konsentrasi tinggi, serta dapat mengamati bagaimana

    molekul air menembus membrane sel telur ( selaput ) yang selektif

    permeabel.dalam hal ini air sebagai pelarut yang memiliki konsentrasi rendah

    ( hipotonis ) dan cairan di dakam telur merupakan pelarut yang memiliki

    konsentrasi tinggi ( hipertonis ). Kesetimbangan dinamis akan terjadi jika

    konsentrasi antara larutan air dan cairan telur sama dan terbentuk larutan yang

    isotonis. Perpindahan larutan juga terjadi akibat adanya perbedaan konsentrasi,

    (Salisbury dan Ross, 1995). Perbedaan konsentrasi sangat umum terjadi pada sel

    hidup. Misalnya jika pada senyawa organik tertentu dalam sitosol masuk ke dalam

    sel dan dimetabolisme oleh mitokondria, maka konsentrasi sitosol yang berada di

    dekat mitokondria harus dipertahankan lebih rendah daripada konsentrasi sitosol

    yang berada di dekat organel lainnya. Hal ini penting diperhatikan terutama jika

    membicarakan difusi air. (Campbell, 1977).

    Dalam proses osmosis terdapat tekanan osmosis yang merupakan tekanan

    hidrostatik yang terdapat suatu larutan pada keseimbangan osmosis.

  • Tekanan yang diberikan pada suatu larutan akan meningkatkan energi

    bebas ,sehingga PA meningkat dan juga meningkatkan kemampuan difusi

    dalam larutan.

    Tekanan yang diberikan atau sering disebut PT yang disebut juga tekanan

    turgor.Dari ketiga potensial tersebut dapat dilihat adanya hubungan yang

    dapat dituliskan rumus sebagai berikut :

    PA = PO + PT

    Dari rumus tersebut terlihat,apabila tidak ada tekanan maka rumusnya

    menjadi :

    PA = PO

    KETERANGAN :

    PA = Potensial air

    PO = Potensial osmotik

    PT = Potensial tekanan

    Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sedotan yang telah diberikan

    skala dalam selang waktu 5 menit hingga 30 menit diperoleh peningkatan tekanan

    pada sedotan yang diakibatkan oleh tekanan osmotic ,peningkatan tekanan yang

    dibaca pada skala sedotan yaitu 1 cm per 5 menit, dan hal itu berulang hingga 30

    menit berikutnya.

  • BAB VI

    KESIMPULAN

    Dari praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

    Air yang merupakan pelarut yang meiliki konsentrasi rendah

    ( hipotonik ) akan berpindah ke cairan telur yang memiliki

    konsentrasi tinggi ( hipertonik ) melewati selaput membrane telur

    yang selektif permeable dengan melawan gradient konsentrasi

    melalui proses osmoregulasi.

    Terjadi perbedaan kekentalan ( viskositas ) antara cairan telur dan

    air sebagi pelarut sehingga memacu perpindahan larutan yang

    dibatasi oleh membrane dari larutan yang hipotonik ke larutan

    yang hipertonik.

    Terjadi transport pasif dalam membrane, yang terjadi tanpa energy

    aktifitas, dan juga perbedaan potensial osmotic, potensial osmotic

    air yang lebih besar dibandingkan dengan potensial osmotic cairan

    telur.

    Proses naiknya cairan yang terdapat dalam telur dapat diartikan

    sebagai proses osmosis karena dilihat dari pengertiannya osmosis

    merupakan proses perpindahan molekul air dari kosentrasi rendah

    ke kosentrasi tinggi.

    Cairan yang terdapat dalam telur dapat naik ke atas karena air yang

    merupakan pelarut yang memilki konsentrasi rendah (hipotonik)

    akan berpindah ke cairan telur yang memiliki konsentrasi tinggi

    (hipertonik) melewati selaput membrane telur yang selektif

    permeable dengan melawan gradient konsentrasi melalui proses

    osmoregulasi. Maka air tersebut yang mengakibatkan tekanan pada

    cairan telur tersebut naik dari konsentrasi rendah samapai tinggi.

  • BAB VII

    DAFTAR PUSTAKA

    Campbell Neil, et al. 2004. Biologi. Edisi Kelima. Jilid III. Jakarta: Penerbit

    Erlangga.

    Pagaya, Joseph. 2012.Penuntun Praktikum Osmosis dengan Selaput Telur.

    FMIPA UNPATTI-BIOLOGI.