8 Desember 2019€¦ · Cara perhitungannya dilakukan melalui dua tahap, yaitu perhitungan maju...
Transcript of 8 Desember 2019€¦ · Cara perhitungannya dilakukan melalui dua tahap, yaitu perhitungan maju...
8 Desember 2019
Pembelajaran
13
ANALISIS JARINGAN (NETWORK ANALYSIS) merupakan suatu sistem kontrol proyek dengan cara menguraikan pekerjaan menjadi komponen-komponen yang dinamakan kegiatan (activity) yang selanjutnya disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan proyek dilaksanakan dan diselesaikan dengan ekonomis, dalam waktu sesingkat mungkin dan jumlah tenaga kerja minimum. Proyek yang dimaksud disini, dikutip dari Istimawan Dipohusodo dalam buku Manajemen Proyek dan Konstruksi (1996), diartikan sebagai upaya yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan-harapan penting dengan menggunakan anggaran dana serta sumber daya yang tersedia yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. ELEMEN ANALISIS JARINGAN menggunakan beberapa istilah dan simbol berikut ini: 1. Kegiatan (Activity)
Simbol
Panah Biasa
: Bagian dari lingkup proyek yang memiliki waktu awal dan akhir dan untuk melaksanakannya memerlukan sumber daya (waktu, uang, tenaga, dan lain-lain).
2. Kegiatan Semu (Dummy) Simbol
Panah Putus-putus
: Kegiatan yang tidak mempunyai waktu pelaksanaan dan hanya diperlukan untuk menunjukkan hubungan dengan kegiatan pendahulu.
3. Lintasan Kritis Simbol
Panah Tebal
: Lintasan waktu terpanjang kegiatan dari awal hingga akhir jaringan dimana kegiatan dalam lintasan ini memiliki slack nol -harus diselesaikan tepat waktu untuk mencegah penundaan penyelesaian proyek.
8 Desember 2019
Pembelajaran
13
4. Peristiwa (Event) Simbol
Lingkaran
: Suatu kejadian setelah suatu kegiatan selesai pada suatu elemen proyek. Atau dengan kata lain, peristiwa adalah sebuah titik dalam deretan waktu yang merupakan pangkal/akhir dari kegiatan.
Ada beberapa metode dalam jaringan kerja, seperti Metode Jalur Kritis (Critical Path Method - CPM), Teknik Evaluasi dan Review Proyek (Project Evaluation and Review Technique - PERT) dan Metode Preseden Diagram (Precedent Diagram Method - PDM). Pada pembahasan kali ini akan dipilih METODE JALUR KRITIS sebagai pengenalan dasar.
METODE JALUR KRITIS (CRITICAL PATH METHOD - CPM) Metode ini adalah teknik permodelan proyek yang dikembangkan di akhir 1950-an oleh Morgan R. Walker dari DuPont dan James E. Kelly, Jr dari Remington Rand. Metode ini sangat lazim digunakan dalam segala bentuk proyek, termasuk konstruksi, kedirgantaraan, pertahanan, pengembangan perangkat lunak, proyek penelitian, pengembangan produk, dan sebagainya. Istilah penting dalam menentukan waktu penyelesaian dalam CPM yaitu:
EET (earliest event
occurrence time)
LET (latest event
occurrence time)
ES (earliest activity
start time)
EF (earliest activity
start time)
saat tercepat terjadinya suatu
peristiwa
saat paling lambat
yang masih diperbolehkan bagi
suatu peristiwa terjadi
waktu mulai paling awal suatu kegiatan
waktu selesai paling awal suatu kegiatan
LS (latest activity
start time)
LF (latest acyivity
finish time)
t (activity duration time)
waktu paling lambat
kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat
proyek secara keseluruhan
waktu paling lambat kegiatan diselesaikan tanpa memperlambat
proyek secara keseluruhan
kurun waktu yang
diperlukan untuk suatu kegiatan
(hari/minggu/bulan)
8 Desember 2019
Pembelajaran
13
Adapun bentuk notasi dalam metode ini digambarkan sebagai berikut:
Untuk melakukan PERHITUNGAN DALAM CPM digunakan 3 (tiga) asumsi dasar, yaitu: 1. Proyek hanya memiliki satu initial event (start) dan satu terminal event (finish). 2. Saat tercepat terjadinya initial event adalah hari ke-nol. 3. Saat terlambat terjadinya terminal event adalah LS=ES. Cara perhitungannya dilakukan melalui dua tahap, yaitu perhitungan maju (forward computation) dan perhitungan mundur (backward computation), yaitu: 1. PERHITUNGAN MAJU, dimulai dari start menuju finish untuk menghitung waktu penyelesaian
tercepat suatu kegiatan (EF), waktu tercepat terjadinya kegiatan (ES) dan saat paling cepat dimulainya suatu peristiwa (E).
2. PERHITUNGAN MUNDUR, dimulai dari finish menuju start untuk mengidentifikasikan terjadinya suatu kegiatan (LF), waktu paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LS) dan saat paling lambat suatu peristiwa terjadi (L).
Apabila kedua perhitungan tersebut telah selesai maka dapat diperoleh nilai Slack atau Float yang merupakan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas dalam sebuah jaringan kerja, yang terdiri dari dua macam jenis, Total Slack dan Free Slack.
CONTOH SOAL Diketahui daftar kegiatan suatu proyek desain sebagai berikut:
Kode Kegiatan
Deskripsi Kegiatan Waktu
(minggu) Kegiatan
Mendahului A Mendesain konsep awal 21 - B Membuat prototype 5 A C Mengevaluasi peralatan 7 A D Uji protoype 2 B E Menulis laporan evaluasi konsep awal 5 C, D F Menulis laporan metode penelitian 8 C, D G Menulis laporan akhir 2 E, F
Buatlah jaringan kerja beserta lintasan kritisnya!
8 Desember 2019
Pembelajaran
13
PENYELESAIAN TAHAP 1 - PERHITUNGAN MAJU
TAHAP 2 - PERHITUNGAN MUNDUR
TAHAP 3 - PERHITUNGAN TOTAL SLACK dan FREE SLACK
atau
Dari diagram di atas maka diketahui TOTAL SLACK:
KEGIATAN A = (0-0) atau (21-21) = 0
KEGIATAN B = (21-21) atau (26-26) = 0
8 Desember 2019
Pembelajaran
13
KEGIATAN C = (21-21) atau (28-28) = 0
KEGIATAN D = (26-26) atau (28-28) = 0
KEGIATAN E = (28-28) atau (36-33) = 3
KEGIATAN F = (28-28) atau (36-36) = 0
KEGIATAN G = (36-36) atau (38-38) = 0
Untuk menghitung FREE SLACK dari suatu kegiatan menggunakan rumus berikut ini:
sehingga diperoleh:
KEGIATAN A = 21-0-21 = 0 KEGIATAN E = 33-28-5 = 0
KEGIATAN B = 26-21-5 = 0 KEGIATAN F = 36-28-8 = 0
KEGIATAN C = 28-21-7 = 0 KEGIATAN G = 38-36-2 = 0
KEGIATAN D = 28-26-2 = 0
Suatu KEGIATAN KRITIS mempunyai TOTAL SLACK = FREE SLACK = 0. Dengan demikian, pada kasus ini KEGIATAN KRITIS = A-B-C-D-F-G dimana LINTASAN KRITIS adalah 1-2-3-5-7-8.
8 Desember 2019
Pembelajaran
13
LATIHAN SOAL
Diketahui data kegiatan pengembangan suatu produk baru berikut ini:
Aktivitas Aktivitas
yang mendahului Waktu (minggu)
A B C D E F G H I
- A A A B
C, D D, F D
E, G, H
3 2 4 4 6 6 2 3 3
Ilustrasi: Brecht Vandenbroucke - City Stairs
8 Desember 2019
Pembelajaran
14
Adalah hal alamiah kala proses pengambilan keputusan selalu dibarengi dengan ketakutan akan keraguan dan kemungkinan resiko yang akan terjadi setelahnya. Untuk itulah, apapun keputusannya, haruslah selalu melalui proses berfikir yang tepat dan cepat sehingga dapat meminimalkan resiko tersebut. Kuntoro Mangkusubroto dan C. Listiarini Trisnadi (1983) dalam Analisa Keputusan, menyatakan analisa keputusan mengkombinasikan kemampuan untuk menangani sistem yang kompleks dan dinamis dan kemampuan menangani ketidakpastian dalam satu disipilin keilmuan. Analisa keputusan pada dasarnya adalah suatu prosedur logis dan kuantitatif yang tidak hanya menerangkan mengenai proses pengambilan keputusan tetapi juga merupakan suatu cara untuk membuat keputusan.
Pengambilan Keputusan dengan Analisa Keputusan
Sumber : Kuntoro Mangkusubroto & C Listiarini Trisnadi (1983)
8 Desember 2019
Pembelajaran
14
MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) Secara sederhana pengambilan keputusan multikriteria dapat diselesaikan dengan kriteria berikut: 1. DOMINASI, bila salah satu alternatif mendominasi alternatif lain untuk semua kriteria
keputusan yang ditetapkan. 2. LEKSIKOGRAFI, bila salah satu alternatif dapat memenuhi kriteria yang diprioritaskan. 3. PENGHAMPIRAN atau TINGKAT ASPIRASI, bila salah satu alternatif dapat memenuhi kriteria
minimal yang disyaratkan.
CONTOH : KEPUTUSAN UNTUK MEMBELI LOKASI PABRIK BARU
ALTERNATIF KRITERIA KEPUTUSAN
HARGA (juta rupiah)
LUAS (m2)
JARAK (km)
Pondong 560 2.500 30 Kuaro 490 3.000 50
KRITERIA DOMINASI :
Pondong : hanya unggul dalam JARAK Kuaro : unggul dalam HARGA dan LUAS Kesimpulan : Kuaro dipilih karena lebih dominan dalam kriteria.
KRITERIA LEKSIKOGRAFI : Harus ditetapkan dulu mana kriteria utama, kedua dan seterusnya. Bila nilainya sama dengan kriteria pertama, maka dilanjutkan dengan kriteria berikutnya. Sebaliknya, bila nilainya lebih jelek untuk kriteria ke-n maka keputusan diambil dari alternatif yang memenuhi kriteria yang sebelumnya (n-1). Keputusan ditetapkan bila alternatif telah memenuhi kriteria yang diprioritaskan.
LUAS (pertama) : KUARO JARAK (kedua) : PONDONG HARGA (ketiga) : tidak perlu pertimbangan lagi Kesimpulan : KUARO terpilih - cukup dari kriteria LUAS
atau kriteria berbeda
HARGA (pertama) : KUARO LUAS (kedua) : KUARO JARAK (ketiga) : PONDONG Kesimpulan : KUARO terpilih - dari kriteria HARGA & LUAS
KRITERIA PENGHAMPIRAN (TINGKAT ASPIRASI) Tetapkan dulu kriteria yang harus dipenuhi, kemudian pilih alternatif yang memenuhi semua tingkat aspirasi (target). Misalnya ditetapkan sebagai berikut:
8 Desember 2019
Pembelajaran
14
HARGA ≤ Rp 600 juta | LUAS ≥ 2.500 m2 | JARAK ≤ 40 km maka diketahuilah sebagai berikut :
ALTERNATIF TINGKAT ASPIRASI
HARGA LUAS JARAK Pondong Kuaro -
Kesimpulan : PONDONG terpilih karena memenuhi kriteria yang diinginkan.
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Secara sederhana, AHP sering diartikan sebagai PEMBOBOTAN dari serangkaian persoalan yang dihadapi, baik terhadap kriteria maupun alternatifnya. AHP dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang kompleks. AHP dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Rancang struktur keputusan dari persoalan yang dihadapi. 2. Perhitungan berpasangan (pairwise comparison). 3. Sintesa prioritas.
CONTOH : PERSOALAN MEMBELI MOBIL SEDAN KELAS 2.000 cc
KRITERIA ALTERNATIF BIAYA OPERASIONAL
MODEL KECEPATAN
KENYAMANAN
TOYOTA HONDA MAZDA
1. STRUKTUR KEPUTUSAN
8 Desember 2019
Pembelajaran
14
2. PERHITUNGAN BERPASANGAN (PAIRWISE COMPARISON) Menggunakan skala perhitungan yang umum dalam metodologi penelitian. Dalam contoh ini akan menggunakan skala rating 5 poin dimana 5=sangat setuju sampai 1=sangat tidak setuju.
KRITERIA BIAYA
OPERASIONAL MODEL KECEPATAN KENYAMANAN
BIAYA OPERASIONAL
3,00 1,00 2,00 4,00
MODEL 1,00 2,00 3,00 4,00
KECEPATAN 2,00 3,00 1,00 2,00
KENYAMANAN 4,00 4,00 2,00 4,00
Σ 10,00 10,00 8,00 14,00
BIAYA OPERASIONAL TOYOTA HONDA MAZDA
TOYOTA 4,00 2,00 3,00 HONDA 2,00 3,00 1,00 MAZDA 3,00 1,00 2,00
Σ 9,00 6,00 6,00
MODEL TOYOTA HONDA MAZDA TOYOTA 1,00 4,00 3,00 HONDA 4,00 4,00 3,00 MAZDA 3,00 3,00 2,00
Σ 8,00 11,00 8,00
KECEPATAN TOYOTA HONDA MAZDA TOYOTA 2,00 3,00 1,00 HONDA 3,00 3,00 3,00 MAZDA 1,00 3,00 1,00
Σ 6,00 9,00 5,00
KENYAMANAN TOYOTA HONDA MAZDA TOYOTA 2,00 3,00 1,00 HONDA 3,00 4,00 3,00 MAZDA 1,00 3,00 3,00
Σ 6,00 10,00 7,00 3. SINTESA PRIORITAS Dilakukan dengan langkah sebagai berikut : Hitung jumlah tiap kolom dari matriks nilai berpasangan Buatkan matriks baru dengan elemen berupa hasil bagi antara nilai lama dengan jumlah kolom
tersebut (lakukan per kolom)
8 Desember 2019
Pembelajaran
14
Jumlahkan elemen baru tersebut pada tiap barisnya. Hasil dari kolom baru ini dibagi dengan total kolomnya untuk mendapatkan prioritas (bobot)
yang diharapkan.
KRITERIA BIAYA
OPERASIONAL MODEL KECEPATAN KENYAMANAN Σ PRIORITAS
BIAYA OPERASIONAL
0,30 0,10 0,25 0,29 0,94 0,23
MODEL 0,10 0,20 0,38 0,29 0,96 0,24
KECEPATAN 0,20 0,30 0,13 0,14 0,77 0,19
KENYAMANAN 0,40 0,40 0,25 0,29 1,34 0,33
Σ 1,00 1,00 1,00 1,00 4,00 1,00
Dari hasil tabel di atas maka diketahui hasil prioritas kriteria tersebut, yaitu :
KENYAMANAN = 0,33 atau 33% MODEL = 0,24 atau 24% BIAYA OPERASIONAL = 0,23 atau 23% KECEPATAN = 0,19 atau 19%
BIAYA
OPERASIONAL TOYOTA HONDA MAZDA Σ PRIORITAS
TOYOTA 0,44 0,33 0,50 1,28 0,43
HONDA 0,22 0,50 0,17 0,89 0,30
MAZDA 0,33 0,17 0,33 0,83 0,28
Σ 1,00 1,00 1,00 3,00 1,00
Dari hasil tabel di atas maka diketahui hasil prioritas alternatif berdasarkan kriteria BIAYA OPERASIONAL, yaitu :
TOYOTA = 0,43 atau 43% HONDA = 0,30 atau 30% MAZDA = 0,28 atau 28%
8 Desember 2019
Pembelajaran
14
MODEL TOYOTA HONDA MAZDA Σ PRIORITAS
TOYOTA 0,13 0,36 0,38 0,86 0,29
HONDA 0,50 0,36 0,38 1,24 0,41
MAZDA 0,38 0,27 0,25 0,90 0,30
Σ 1,00 1,00 1,00 3,00 1,00
Dari hasil tabel di atas maka diketahui hasil prioritas alternatif berdasarkan kriteria MODEL, yaitu :
HONDA = 0,41 atau 41% TOYOTA = 0,29 atau 29% MAZDA = 0,30 atau 30%
KECEPATAN TOYOTA HONDA MAZDA Σ PRIORITAS
TOYOTA 0,22 0,50 0,17 0,89 0,30
HONDA 0,33 0,50 0,50 1,33 0,44
MAZDA 0,11 0,50 0,17 0,78 0,26
Σ 0,67 1,50 0,83 3,00 1,00
Dari hasil tabel di atas maka diketahui hasil prioritas alternatif berdasarkan kriteria KECEPATAN, yaitu :
HONDA = 0,44 atau 44% TOYOTA = 0,30 atau 30% MAZDA = 0,26 atau 26%
KENYAMANAN TOYOTA HONDA MAZDA Σ PRIORITAS
TOYOTA 0,33 0,30 0,14 0,78 0,26
HONDA 0,50 0,40 0,43 1,33 0,44
MAZDA 0,17 0,30 0,43 0,90 0,30
Σ 1,00 1,00 1,00 3,00 1,00
8 Desember 2019
Pembelajaran
14
Dari hasil tabel di atas maka diketahui hasil prioritas alternatif berdasarkan kriteria KENYAMANAN, yaitu :
HONDA = 0,44 atau 44% MAZDA = 0,30 atau 30% TOYOTA = 0,26 atau 26%
SINTESA PRIORITAS AKHIR Rekapitulasi seluruh hasil perhitungan di atas dengan menghitung nilai bobotnya berdasarkan rumus :
EKSPEKTASI = Σ XI Pi
sehingga diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut :
ALTERNATIF BIAYA
OPERASIONAL MODEL KECEPATAN KENYAMANAN
∑ PRIORITAS
0,23 0,24 0,19 0,33 1,00
TOYOTA 0,43 0,29 0,30 0,26 1,27 0,31
HONDA 0,30 0,41 0,44 0,44 1,60 0,40
MAZDA 0,28 0,30 0,26 0,30 1,13 0,29
1,00 1,00 1,00 1,00 4,00 1,00
Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh keputusan pembelian mobil sedan 2.000 cc diurutkan sebagai berikut :
HONDA = 0,40 atau 40% TOYOTA = 0,31 atau 31% MAZDA = 0,29 atau 29%
LATIHAN SOAL Hasil survei yang dilakukan terhadap mahasiswa STIE Widya Praja Tanah Grogot dalam memilih tempat kerja tersaji berikut ini:
KRITERIA GAJI BONUS JAMINAN KESEHATAN
GAJI 5,00 2,00 3,00 BONUS 2,00 4,00 3,00
JAMINAN KESEHATAN 3,00 3,00 2,00 Σ 10,00 9,00 8,00
8 Desember 2019
Pembelajaran
14
GAJI KIDECO PAMA BANK
MANDIRI KIDECO 4,00 3,00 2,00 PAMA 3,00 3,00 2,00
BANK MANDIRI 2,00 2,00 2,00 Σ 9,00 8,00 6,00
BONUS KIDECO PAMA BANK
MANDIRI KIDECO 2,00 1,00 3,00 PAMA 1,00 3,00 3,00
BANK MANDIRI 3,00 3,00 5,00 Σ 6,00 7,00 11,00
JAMINAN KESEHATAN KIDECO PAMA BANK
MANDIRI KIDECO 5,00 4,00 1,00 PAMA 4,00 3,00 1,00
BANK MANDIRI 1,00 1,00 1,00 Σ 10,00 8,00 3,00
a. Lakukan penghitungan SINTESA PRIORITAS berdasarkan data yang ada! b. Buat TABEL REKAPITULASI dari hasil perhitungan SINTESA PRIORITAS-nya yang lengkap!