8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri ...

28
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat yang lebih tinggi, termasuk jasa industri (UU No. 3 tahun 2014). Menurut Abdurachmat dalam Pujoalwanto (2014)“Industri diambil dari bahasa latin yaitu Industria yang dapat diartikan sebagai buruh atau penggunaan tenaga kerja yang terus menerus. Industri mengandung dua pengertian, yaitu dalam arti yang luas dan dalam arti yang sempit . Dalam arti yang luas industri adalah segala kegiatan manusia memanfaatkan sumber daya alam sedangkan dalam arti yang sempit industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi, Sumaatmadja dalam Pujoalwanto (2014). Maryani (1998) dalam Pujoalwanto (2014) menyatakan bahwa, “Industri merupakan suatu kegiatan ekonomi yang sangat penting karena sebagian besar kebutuhan rumah tangga dihasilkan oleh industri”. Sedangkan menurut Pujoalwanto (2014), menyatakan bahwa,“Industriadalah bagian dari proses produksi yang mengolah barang mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi sehingga menjadi barang yang memiliki kegunaan dan nilai tambah untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia”. Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan Industri adalah suatu usaha atau kegiatan yang mengolah barang Universitas Sumatera Utara

Transcript of 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri ...

Page 1: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri ...

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Industri

Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku

dan atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang

mempunyai nilai tambah atau manfaat yang lebih tinggi, termasuk jasa industri

(UU No. 3 tahun 2014). Menurut Abdurachmat dalam Pujoalwanto

(2014)“Industri diambil dari bahasa latin yaitu Industria yang dapat diartikan

sebagai buruh atau penggunaan tenaga kerja yang terus menerus. Industri

mengandung dua pengertian, yaitu dalam arti yang luas dan dalam arti yang

sempit . Dalam arti yang luas industri adalah segala kegiatan manusia

memanfaatkan sumber daya alam sedangkan dalam arti yang sempit industri

adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah

jadi, Sumaatmadja dalam Pujoalwanto (2014).

Maryani (1998) dalam Pujoalwanto (2014) menyatakan bahwa, “Industri

merupakan suatu kegiatan ekonomi yang sangat penting karena sebagian besar

kebutuhan rumah tangga dihasilkan oleh industri”. Sedangkan menurut

Pujoalwanto (2014), menyatakan bahwa,“Industriadalah bagian dari proses

produksi yang mengolah barang mentah menjadi barang jadi atau barang setengah

jadi sehingga menjadi barang yang memiliki kegunaan dan nilai tambah untuk

memenuhi berbagai kebutuhan manusia”. Dari berbagai pengertian diatas dapat

disimpulkan Industri adalah suatu usaha atau kegiatan yang mengolah barang

Universitas Sumatera Utara

Page 2: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri ...

9

mentah menjadi barang setengah jadi ataupun barang jadi sehingga meningkatkan

nilai tambah barang tersebut untuk mendapatkan keuntungan.

2.1.1 Pengertian Industri Kecil

Industri kecil didefenisikan dengan berbagai cara yang berbeda, tergantung

pada negara dan juga aspek lainnya misalnya teknologi,modal dan yang lainnya.

Berikut adalah beberapa pengertian Industri kecil :

1. Menurut Badan Pusat Statistik: Industri kecil adalah perusahaan atau

industri dengan jumlah pekerja 5 - 19 orang.

2. Menurut Bank Indonesia: Industri kecil adalah industri yang memiliki

modal kurang dari 20 juta, memiliki aset maksimal 600 juta dan omset

dibawah satu milyar.

3. Menurut Departemen Koperasi dan Usaha Kecil adalah kegiatan

ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional dengan kekayaan

bersih 50-200 juta dan omset tahunan dibawah atau sama dengan 1

milyar.

4. Departemen Perindustrian dan Perdagangan : Industri Kecil adalah

perusahaan yang memiliki aset maksimum 600 juta diluar tanah dan

bangunan, dan modal kerja dibawah 25 juta.

5. Word Bank : Industri Kecil adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja

kurang lebih 30 orang dengan pendapatan pertahun US$3 juta dan aset

tidak lebih dari US$ 3juta.

Menurut UU No.9 tahun 1955 tentang Usaha Kecil, yang dimaksud dengan

Usaha Kecil atau industri kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala

Universitas Sumatera Utara

Page 3: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri ...

10

kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasilpenjualan tahunan serta

kepemilikan. Tujuan Usaha Kecil atau industri kecil adalah :

a. Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan industri Kecil menjadi

usaha yang tangguh dan mandiri serta dapat berkembang menjadi

Usaha Menengah.

b. Meningkatkan peranan industri Kecil dalam pembentukan produk

nasional, perluasan kesempatan kerja dan berusaha, meningkatkan

ekspor, serta peningkatan dan pemerataan pendapatan untuk

mewujudkan dirinya sebagai tulang punggung serta memperkukuh

struktur perekonomian nasional.

Adapun kriteria usaha atau industri kecil menurut UU diatas adalah sebagai

berikut :

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000, tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp1.000.000.000 (satu

milyar)

c. Milik warga negara Indonesia

d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung

maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar.

e. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan

hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri ...

11

Berdasarkan UU No.20 tahun 2008 usaha atau industri Kecil adalah usaha

ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan

atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

dari usaha besar atau menengah yang memenuhi kriteria usaha kecil. Tujuan

usaha atau industri kecil menurut UU diatas adalah:

a. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang,

berkembang dan berkeadilan.

b. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha menjadi usaha

yang tangguh dan mandiri.

c. Meningkatkan peran usaha kecil dalam pembangunan daerah,

penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan

ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.

Adapun kriteria usaha kecil menurut undang – undang ini adalah sebagai

berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 dan paling

banyak Rp500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha.

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 sampai

Rp2.500.000.000,00.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri ...

12

2.2Klasifikasi Industri

Beberapa referensi tentang perindustrian mengklasifikasikan industri berdasarkan

bahan baku, tenaga kerja, produksi yang dihasilkan, bahan mentah, lokasi unit

usaha, proses produksi barang yang dihasilkan,modal yang digunakan, subjek

pengelola, dan cara pengorganisasian.

2.2.1 Klasifikasi Industri Berdasarkan Bahan Baku

Setiap industri tentu membutuhkan bahan baku yang berbeda tergantung

pada apa yang dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku

yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

1. Industri Ekstraktif, yaitu industri yang bahan baku nya diperoleh langsug

dari alam. Misalnya industri pertanian, hasil perikanan, dan kehutanan.

2. Industri Non ekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasil

hasil – hasil industri lain. Misalnya industri kayu lapis, industri

pemintalan, dan industri kain.

3. Industri Fasilitatief atau disebut juga dengan industri tertier yang

kegiatan industrinya adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan

orang lain. Misalnya perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata.

2.2.2 Klasifikasi Industri Berdasarkan Tenaga Kerja

Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan

menjadi :

1. Industri Rumah Tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja

kurang dari empat orang. Industri ini memiliki modal yang sangat

terbatas, tenaga kerja adalah anggota keluarga, dan pemiliki juga

Universitas Sumatera Utara

Page 6: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri ...

13

pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri. Contoh :

Industri Anyaman, industri kerajinan, industri tempe, industri tahu, dan

industri makanan ringan.

2. Industri Kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5

sampai 19 orang. Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relatif

kecil, tenaga kerja berasal dari lingkungan sekitar ataupun saudara.

Misalnya industri genteng, industri batubata, industri pengolahan rotan.

3. Industri Sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar

20-99 orang. Ciri industri ini adalah memiliki modal yang cukup besar,

tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan

memiliki kemampuan manajerial tertentu. Misalnya industri konveksi,

industri bordir, dan industri keramik.

4. Industri Besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100

orang. Ciri industri ini adalah memiliki modal besar yang dihimpun

dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki

keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji

kemampuan dan kelayakan. Misalnya industri tekstil, industri besi baja,

dan industri pesawat terbang.

2.2.3 Klasifikasi Industri Berdasarkan Produk yang Dihasilkan.

Berdasarkan produk yang dihasilkan, industri dapat dbedakan menjadi :

1. Industri Primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang

tidak perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda tersebut dapat

Universitas Sumatera Utara

Page 7: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri ...

14

dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya industri anyaman,

konveksi, makanan dan minuman.

2. Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda

yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau

digunakan. Misalnya industri pemintalan benang, industri ban, industri

baja, dan industri tekstil.

3. Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda

yang dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun secara tidak

langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau

membantu kebutuhan masyarakat.

2.2.4 Klasifikasi Industri Berdasarkan Bahan Mentah

Berdasarkan bahan mentah yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi

:

1. Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang

diperoleh dari hasil kegiatan pertanian. Misalnya industri minyak goreng,

industri gula, industri kopi, industri teh, dan makanan.

2. Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang

berasal dari hasil pertambangan. Misalnya industri semen, industri baja,

industri BBM.

3. Industri Jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat

mempermudah dan meringankan beban masyarakat tetapi

menguntungkan. Misalnya industri perbankan, industri perdagangan,

pariwisata,transportasi,seni dan hiburan.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri ...

15

2.2.5 Klasifikasi Industri berdasarkan Lokasi Unit Usaha

Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan

industri. Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan

menjadi:

1. Industri berorientasi pada pasar, yaitu industri yang didirikan dekat

dengan keberadaan konsumen atau pasar.

2. Industri yang berorientasi pada pengolahan, yaitu industri yang didirikan

dekat atau ditempat pebgolahan.

3. Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan

ditempat tersedianya bahan baku. Misalnya industrikonveksi berdekatan

dengan industri tekstil.

4. Industri yang tidak terikat dengan persyaratan yang lain yaitu industri

yang didirikan tidak terikat dengan syarat – syarat diatas.

2.2.6 Klasifikasi Industri Berdasarkan Proses Produksi

Berdasarkan proses produksinya, industri dibedakan menjadi :

1. Industi Hulu yaitu, industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi

barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku

untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya industri kayu lapis, industri

aluminium,industri pemintalan, dll.

2. Industri Hilir yaitu, industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi

barang jadi sehingga barang tersebut dapat langsung dipakai oleh

konsumen.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri ...

16

2.2.7 Klasifikasi Industri berdasarkan Barang yang Dihasilkan

Berdasarkan barang yang dihasilkan, industri dapat dibagi menjadi :

1. Industri Berat yaitu, industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat

produksi lainnya. Misalkan industri alat- alat berat.

2. Industri Ringan yaitu, industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk

dikonsumsi. Misalnya industri obat-obatan, industri makanan, industri

minuman.

2.2.8 Klasifikasi Industi Berdasarkan Modal yang Digunakan :

Berdasarkan modal yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi :

1. Industri dengan penanaman modal dalam negri yaitu, industri yang

mendapat dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional.

Misalnya industri pariwisata

2. Industri dengan penanaman modal asing yaitu, industri yang modalnya

berasal dari penanaman modal asing. Misalnya industri komunikasi,

industri perminyakan.

3. Industri dengan modal patungan yaitu, industri yang modalnya berasal dari

hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya industri otomotif.

2.3 Permasalahan Industri Kecil Menengah (IKM)

Industri keci menengah (IKM) dalam perkembangan nya dihadapkan pada

persoalan-persoalan yang sudah umum untuk semua IKM bukan hanya di

Indonesia tetapi juga di negara-negara lainnya. Permasalahan yang umum

dihadapi oleh IKM adalah keterbatasan modal kerja (investasi),kesulitan dalam

pemasaran, distribusi dan pengadaan bahan baku dan input lainnya, keterbatasan

Universitas Sumatera Utara

Page 10: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri ...

17

akses ke informasi mengenai peluang pasar dan lainnya, keterbatasan tenaga kerja

dengan tingkat keahlian yang tinggi atau dengan kata lain kualitas SDM rendah,

kemampuan teknologi, biaya transportasi dan energi yang tinggi, keterbatasan

komunikasi, biaya yang tinggi akibat prosedur admisnistrasi dan birokrasi yang

kompleks, kususnya dalam pengurusan izin usaha, dan ketidakpastian ekonomi

akibat dari peraturan-peraturan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi yang

tidak jelas atau tidak menentu arahnya (Tambunan,2009 hal 75).

Menurut survei yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2003 dan 2005

terhadap usaha mikro dan usaha kecil (Tambunan,2009) menunjukkan bahwa

permasalahan klasik yang sering dialami oleh kelompok usaha tersebut adalah

masalah permodalan dan masalah pemasaran. Dalam hal permodalan, banyak dari

pengusaha kecil ini yang bergantung sepenuh nya pada uang atau simpanan

mereka sendiri. Alasan untuk hal ini bisa bermacam-macam ; ada yang belum

pernah mendengar atau menyadari ada nya bantuan kredit untuk pengusaha kecil,

ada yang pernah mencoba tetapi ditolak karena usahanya dianggap tidak layak

untuk di danai dan ada juga yang mengundurkan diri karena ruwetnya prosedur

administrasi dan ada juga yang dari awal memang tidak ingin meminjam dari

lembaga-lembaga keuagan formal.

Dalam hal pemasaran, Industri kecil pada umunya tidak mempunyai sumber

daya untuk mencari, mengembangkan, atau memperluas pasar mereka sendiri.

Pengusaha Kecil ini sangat bergantung pada mitra dagang mereka seperti

pedagang keliling atau yang biasa disebut agen atau sales untuk memasarkan

Universitas Sumatera Utara

Page 11: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri ...

18

produk mereka, atau bahkan tergantung pada konsumen yang datang secara

langsung ke tempat produksi mereka.

2.4 Tenaga Kerja

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pembangunan adalah

pelaksana pembangunan itu sendiri yaitu manusia atau para pekerja nya (Barthos,

2001:15). Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja berusia 15-64 tahun

atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi

barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau

berpartisipasi dalam aktivitas tersebut (Subri, 2003 : 57). Salah satu masalah yang

biasa muncul dalam bidang angkatan kerja adalah ketidakseimbangan antara

permintaan tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja. Ketidakseimbangan tersebut

dapat berupa : lebih besarnya penawaran dibanding permintaan terhadap tenaga

kerja atau sebaliknya (Subri, 2003 : 54).

2.4.1 Produktivitas Tenaga Kerja

Productive adalah kata sifat yang diberikan pada suatu yang mempunyai

kekuatan atau kemampuan untuk memproduksi sesuatu. Produktivitas

(Productivity) memiliki beberapa pengertian, pada level filosofis, manajerial dan

teknis operasional. Dewan Produktivitas Nasional (Ndraha, 1997 : 44)

mendefenisikan produktivitas sebagai suatu sikap mental yang selalu berusaha

dan mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari

hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Pada tingkat manajerial,

produktivitas tenaga kerja didefenisiskan sebagai perbandingan antara Output (O)

dengan Input (I)nya. Jadi Produktivitas tiap hari adalah . Universitas Sumatera Utara

Page 12: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri ...

19

Peningkatan kualitas pekerja yang ditandai dengan semakin meningkatnya

pendidikan tenaga kerja, peningkatan keterampilan dan pelatihan tenaga kerja

serta penerapan teknologi yang sesuai akan memberikan dampak positif terhadap

produktivitas tenaga kerja (Subri, 2003 : 64). Menurut Payaman Simanjuntak

(Ndraha, 1997 : 45) produktivitas kerja dipengaruhi oleh :

a. Kualitas dan kemampuan fisik karyawan

b. Sarana pendukung

c. Supra Sarana seperti : kebijakan pemerintah, hubungan industrial,

manajemen.

2.4.2 Pelatihan Tenaga Kerja

Pelatihan yang diberikan kepada tenaga kerja atau karyawan adalah

investasi dari perusahaan yang bertujuan untuk mengembangkan modal manusia

dimana tujuan akhir dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan produktivitas

tenaga kerja. Menurut Gbenga M. A., dan Norhani Z. A., (2013) dalam Nasution

(2015 : 88) untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja dapat dilakukan

melalui pendidikan dan pelatihan pada setiap tingkatan yang ada mulai dari

tingkatan individual, keluarga, komuniti, organisasi, nasional dan tingkatan

internasional. Sebuah konsultan pelatihan International Langevin Learning

Services(2001) dalam Nasution (2015 : 100) menjelaskan pengaruh pelatihan

terhadap kinerja seseorang :

Universitas Sumatera Utara

Page 13: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri ...

20

a. Pengetahuan dan Keahlian

Pengetahuan dan keterampilan seorang pekerja akn meningkat setelah

mengikuti pelatihan dan akan berpengaruh positif terhadap peningkatan

kinerja.

b. Kapasitas

Peningkatan kapasitas kemampuan manusia untuk bekerja optimal tidak

hanya sekedar meningkatkan pengetahuan dan keterampilan saja, tetapi

juga meningkatkan sikap mental dan pisik pekerja.

2.5 Lama Usaha

Dalam halini yang dimaksud dengan lama usaha adalah lamanya suatu

industri kecil tersebut dilakukan atau umur dari industri kecil dari mulai

berdirinya sampai penelitian dilakukan. Ada suatu pengertian dimana semakin

lama usaha tersebut berjalan akan mengakibatkan dua hal yaitu perusahaan

tersebut akan mengalami perkembangan yang signifikan atau perusahaan tersebut

justru akan lenyap. Lenyap yang dimaksud disini adalah industri tersebut gugur

karena tidak dapat mengikuti perkembangan zaman dan selera konsumen dan

lenyap karena industri tersebut justru mengalami perkembangan menjadi industri

besar. Perkembangan industri yang dimaksud adalah pertambahan jumlah unit

usaha, tenaga kerja, peningkatan pangsa PDB nya, atau bahkan peningkatan skala

usaha dari kecil menjadi menengah, menengah menjadi usaha besar

(Tambunan,2002).

Universitas Sumatera Utara

Page 14: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri ...

21

2.6 Legalitas Perusahaan

Menurut keputusan mentri perindustrian dan perdagangan Republik

Indonesia No.408/MPP/kep/10/1997 tentang ketentuan dan tata cara pemberian

Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDUP) dan Surat Izin Usaha Perdagangan

(SIUP) Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDUP) adalah Surat Tanda Daftar

untuk dapat melaksanakan kegiatan Usaha Perdagangan. Surat Izin Usaha

Perdagangan adalah Surat Izin untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha

perdagangan. Pada pasal 2 undang undang tersebut dikatakan bahwa setiap

perusahaan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan wajib memperoleh

perizinan di bidang perdagangan. Perizinan sebagaimana di maksud dalam ayat

satu diatas adalah Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDUP) dan Surat Izin Usaha

Perdagangan (SIUP). Pada pasal 4 dikatakan bahwa pemberian surat izin tersebut

diterbitkan berdasarkan tempat kedudukan perusahaan dan berlaku di seluruh

wilayah Republik Indonesia. Dalam Pasalyang ke enam dijelaskan bahwa setiap

kegiatan usaha perdagangan yang mempunyai nilai investasi perusahaan

seluruhnya sampai dengan dua ratus juta wajib memperoleh TDUP yang

diberlakukan sebagai SIUP. Dalam keputusan Menteri Perindustrian dan

Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 289/MPP/kep/10/2001 tentang

ketentuan standart pemberian Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) pada pasal 2

ayat 1 dan 2 mengatakan bahwa setiap perusahaan yang melakukan kegiatan

usaha perdagangan wajib memperoleh Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).

SIUP yang dimaksud tersebut adalah : SIUP Kecil, SIUP menegah, SIUP besar.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri ...

22

Pada pasal sembilan dijelaskan bahwa perusahaan yang dibebaskan dari

kewajiban memperoleh SIUP adalah :

a. Cabang atau perwakilan dari perusahaan yang dalam menjalankan Kegiatan

Usaha Perdagangan mempergunakan SIUP pusat.

b. Perusahaan kecil perorangan yang tidak berbadan hukum atau persekutuan,

dan yang dijalankan atau dikelola sendiri oleh pemiliknya dengan

mempekerjakan anggota keluarga/kerabatnya.

c. Pedagang keliling, pedagang asongan, pedagang pinggir jalan, atau

pedagang kaki lima.

Legalitas usaha adalah syarat mutlak UMKM untuk dapat menembus akses

permodalan di lembaga keuangan dan akses jaringan usaha. Salah satu syarat yang

dibutuhkan untuk memperoleh kredit adalah legalitas usaha. Syarat pengurusan

surat ijin usaha yang sulit pada akhirnyaakan mengurangi banyak kesempatan

UMKM untuk memperoleh dana pinjaman dari bank yang sudah dipersiapkan

sebelumnya oleh bank untuk membiayai UMKM. Penyederhanaan birokrasi ini

akan sangat membantu UMKM utuk memperoleh dana dari lembaga keuangan

dan hal ini akan mengembangkan UMKM.

2.7 Kredit Perbankan

Kata Kredit berasal dari bahsa latin yaitu “credere”yang artinya dalah

percaya. Maksud nya adalah si pemberi Kredit percaya kepada penerima kredit

bahwa uang yang disalurkan akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian. Dan

bagi si penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai

kewajiban untuk membayar sesuai dengan jangka waktu yang telah

Universitas Sumatera Utara

Page 16: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri ...

23

disepakati(Kasmir,2008:97). Menurut Undang – Undang Perbankan No.10 Tahun

1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara

bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi

utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Sebelum kredit diberikan, bank terlebih dahulu harus mengadakan analisis kredit.

Analisis kredit mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek

usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-faktor lainnya. Tujuan dari analisis

kredit ini adalah agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman.

Pemberian kredit tanpa analisis sangat membahayakan bank, karena dapat

menyebabkan terjadinya kredit macet sehinggan perputaran uang di bank akan

mengalami gangguan.

2.7.1 Unsur – Unsur Kredit

Ada pun unsur – unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas

kredit adalah sebagai berikut :

1. Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberian kredit bahwa kredit yang diberikan

(berupa uang,barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa

tertentu. Kepercayaan ini diberikan oleh bank kepada nasabah dimana

sebelumnya sudah dilakukan terlebih dahulu analisis kredit.

2. Kesepakatan

Universitas Sumatera Utara

Page 17: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri ...

24

Si pemberi kredit dan si penerima kredit membuat suatu kesepakatan yang

dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak

menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.

3. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, dimana

jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah

disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek,

menengah atau panjang.

4. Risiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu

risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu

kredit semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko ini

menjadi tanggung jawab dari pemberi kredit atau bank baik yang

dosebabkan oleh kelalaian dari nasabah atau pun oleh hal yang tidak

disengaja seperti bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa

unsur kesengajaan.

5. Balas Jasa

Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang

dikenal dengan bunga bank.

2.7.2 Tujuan Kredit

Pemberian suatu fasilitas kredit tentu memiliki tujuan tertentu yang tidak

terlepas dari visi dan misi dari bank yang bersangkutan. Adapun tujuan utama

dari pemberian kredit adalah :

Universitas Sumatera Utara

Page 18: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri ...

25

1. Mencari Keuntungan

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit dalam bentuk

bungayang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi

kredit yang dibebankan kepada nasabah.

2. Membantu Usaha Nasabah

Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan

dana, baik itu dana investasi maupun dana modal kerja sehingga debitur

dapat mengembangkan usaha nya.

3. Membantu pemerintah

Semakin banyak kredit yang disalurkan oleh perbankan maka hal ini akan

berdampak baik bagi pemerintah karena dengan semakin banyaknya kredit

maka akan meningkatkan pembangunan di berbagai sektor.

2.7.3 Jenis-Jenis Kredit

2.7.3.1 Jenis kredit dilihat dari segi kegunaan :

a. Kredit Investasi

Yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk perluasan usaha atau

membangun proyek atau pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.

b.Kredit modalkerja

Yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi

dalam operasionalnya misalnya untuk membeli bahan baku,membayar

upah karyawan, dan biaya lainnya yang berkaitan dengan proses

produksi perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri ...

26

2.7.3.2 Jenis kredit dari segi tujuan kredit

a. Kredit produktif

Yaitu kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha produksi atau

investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa

misalnya untuk pembangunan pabrik yang nantinya akan menghasilkan

barang dan jasa.

b. Kredit konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam hal ini

tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan.

c.Kredit Perdagangan

Yaitu kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk

membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil

penjualan barang dagangan tersebut. Contoh kredit adalah kredit

ekspor dan impor.

2.7.4 Prinsip-prinsip pemberian kredit

Sebelum suatu fasilitaskredit diberikan bank harus benar-benar yakin bahwa

kredit yang diberikan akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil

penilaian kredit sebelumkredit disalurkan. Biasanya kriteria penilaian yang harus

dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar

menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. Berikut adalah penjelasan

singkat untuk analisis dengan 5 C kredit :

Universitas Sumatera Utara

Page 20: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri ...

27

a. Character

Yaitu suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan

diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya. Hal ini tercermin dari latar

belakang si nasabah baik latar belakang pekerjaan maupun latar belakang

yang bersifat pribadi.

b. Capacity

Untuk melihat kemampuan nasabah dalam bidang bisnis dihubungkan

dengan tingkat pendidikannya, kemampuan dalam memahami ketentuan-

ketentuan pemerintah, dan kemampuan nya menjalankan usaha nya selama

ini sehingga dari sana akan terlihat kemampuannya untuk mengembalikan

kredit.

c. Capital

Untuk melihat penggunaan modal yang efektif maka dilihat darilaporan

keuangan dengan melakukan pengukuran dari segi likuiditas, solvabilitas,

rentabilitas dan ukuran lainnya. Selain itu juga dapat dilihat dari sumber

perolehan modal saat terakhir.

d. Colleteral

Merupakan jaminan yang diberikan oleh calon nasabah baik yang bersifat

fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit dan

harus diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi masalah dapat

dipergunakan secepat mungkin.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri ...

28

e. Condition

Dalam menilai kredit perlu diperhatikan kondisi ekonomi dan politik

dimasa sekarang dan di masa yang akan datang sesuai sektor masing-

masing dan prospek usaha dari sektor yang ia jalankan.

Penilaian dengan metode analisis 7 P adalah sebagai berikut :

a. Personality

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya

sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi,

tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

b. Party

Yaitu mengklasifikasi nasabah kedalam golongan tertentu berdasarkan

modal, loyalitas, serta karakternya. Kemudian nasabah akan digolongkan

ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari

bank.

c. Purpose

Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk

jenis kredit yang diinginkan nasabah.

d. Prospect

Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang

menguntungkan atau tidak. Hal ini penting untuk diperhatikan karena jika

fasilitas kredit yang dibiayai tidak mempunyai prospek, hal ini bukan

hanya akan merugikan pihak kreditur atau bank tapi juga nasabah yang

bersangkutan.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri ...

29

e. Payment

Merupakan ukuran bagaimana nasabah mengembalikan kredit yang telah

di ambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit

tersebut.

f. Profitability

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.

Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau

semakin meningkat.

g. Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan

mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa barang, atau orang,

atau jaminan asuransi.

2.8 Pemasaran

Saat ini kita menghadapi perekonomian dunia yang semakin terbuka dan

kompetitif. Bahkan saat ini kita berada dalam empat jaman pemacu perubahan

yang terjadi secara bersamaan: globalisasi ekonomi, teknologi informasi, strategic

quality management, dan revolusi manajemen (Mulyadi, 2001) dalam

(Yunus,2010:1). Dalam kondisi yang demikian keungulan suatu bangsa secara

kritis bergantung pada kedudukan kompetitifnya dalam pasaran (Kotler,

et.al.,1998) dalam (Yunus, 2010:1). Pemasaran adalah fungsi bisnis yang

mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan, menentukan pasar sasaran

yang paling dapat dilayani dengan baik oleh perusahaan, dan merancang produk,

jasa, dan program yang tepat untuk melayani pasar tersebut. Tujuan pemasaran

Universitas Sumatera Utara

Page 23: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri ...

30

adalah untuk menciptakan kepuasan pelanggan, dengan membangun hubungan

timbal balik yang saling menguntungkan dengan pelanggan (Kotler, 2001).

2.8.1 Saluran Distribusi

Sebagian besar produsen menggunakan perantara untuk menyalurkan

produk mereka ke pasar. Dengan bertindak demikian berarti mereka menyerahkan

sebagian kontrol atas bagaimana dan kepada siapa suatu produk di jual. Perantara

digunakan karena efisiensinya yang lebih tinggi dalam penyediaan barang untuk

pasar sasaran.

2.8.1.1 Fungsi Saluran Distribusi

Saluran distribusi mengerakkan barang dan jasa dari produsen kepada

konsumen. Mereka memecahkan persoalan utama seperti waktu dan tempat.

Beberapa fungsi saluran distribusi (Kotler, 2001) adalah sebagai berikut :

• Promosi : Mengembangkan dan menyebarluaskan komunikasi

persuasif berkenaan dengan suatu penawaran.

• Kontak : Menemukan dan berkomunikasi dengan pembeli prospektif.

• Mencocokkan : Membentuk dan menyesuaikan penawaran terhadap

kebutuhan pembeli.

• Distribusi fisik : Memindahkan dan menyimpan barang

• Pendanaan : Mendapatkan dan menggunakan dana untuk menutupi

biaya kegiatan pendistribusian.

• Pengambilan risiko : Memperhitungkan risiko menjalankan tugas

pendistribusian.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri ...

31

2.8.1.2 Jumlah Tingkatan Distribusi

Tingkatan distribusi adalah suatu lapisan peratara yang melakukan tugas-

tugas dalam membawa produk dan kepemilikannya lebih dekat ke pembeli akhir.

Saluran pemasaran dapat dikelompokkan kedalam dua bagian yaitu pemasaran

langsung dan pemasaran tidak langsung. Saluran pemasaran langsung adalah

suatu saluran pemasaran yang tidak memiliki tingkatan perantara. Saluran

pemasaran tidak langsung adalah saluran yang berisikan satu atau lebih tingkatan

perantara.

2.9 Penelitian Terdahulu

Peneltian yang dilakukan oleh “Sutan Sori Muda Nasution” dengan judul

penelitian “ Analisis perkembangan industri kecil makanan di Kabupaten

Mandailing Natal “ pada tahun 2009 dengan metode penelitian yang digunakan

adalah Regresi berganda dengan metode OLS. Jumlah sampel adalah 30 unit

dengan populasi sebesar 45 unit industri kecil. Variabel terikat yaitu : Pendapatan

industri kecil makanan dan variabel bebas terdiri dari tenaga kerja (X1), Umur

perusahaan (X2), Legalitas Usaha (X3), Fasilitas Kredit (X4). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa tenaga kerja (X1) dan Kredit (X2) memberikan pengaruh

positif yang signifikan pada peningkatan hasil produksi industri kecil makanan di

Kabupaten mandailing Natal. Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel X1,X2,X3,

dan X4 secara bersama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

peningkatan hasil produksi industri kecil makanan di kabupaten Mandailing Natal

dengan tingkat kepercayaan 95%.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri ...

32

Penelitian yang dilakukan oleh Elsa Astarina Ginting dengan judul “

Analisis pengaruh kredit perbankan, lama usaha, dan tingkat pendidikan terhadap

omset pengusaha kecil rotan di Kecamatan Medan Barat, Medan “ pada tahun

2008. dengan metode penelitian adalah regresi berganda dengan metode OLS.

Jumlah populasi yang diteliti adalah 15 pengusaha kecil rotan. Variabel dependen

adalah Omset pengusaha kecil rotan, variabel independen adalah : kredit

perbankan, lama usaha, dan tingkat pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa kredit perbankan, lama usaha dan tingkat pendidikan mempunyai pengaruh

positif yang signifikan terhadap omset pengusaha kecil rotan di Kecamatan

Medan Barat, Medan.

Penelitian yang dilakukan oleh Noralina Tobana Nainggolan pada tahun

2007 dengan judul “ Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Perkembangan

Industri Batubata di Kabupaten Samosir”. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan metode OLS sebagai teknik

analisis data. Variabel independen yang diteliti adalah nilai mesin dan

peralatannya, dan tenaga kerja serta variabel dependen nya adalah nilai produksi

batubata dikabupaten Samosir. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut

adalah bahwa variabel nilai mesin dan peralatannya serta variabel tenaga kerja

memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap peningkatan nilai

produksi batubata di Kabupaten Samosir.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri ...

33

Tabel 2.1 Rangkuman penelitian terdahulu

No Nama Peneliti dan Tahun Penelitian

Judul Variabel Hasil

1 Sutan Sori Muda Nasution, 2009.

Analisi perkembangan industri kecil makanan di Kabupaten Mandailing

Natal.

Variabel independen : Pendapatan

industri kecil. Variabel

Dependen : Tenaga kerja (X1), Umur

perusahaan (X2), Legalitas Usaha (X3), Fasilitas

Kredit (X4)

Bahwa variabel tenaga kerja (X1)

dan fasilitas kredit (X2)

memberikan pengaruh positif yang signifikan

terhadap peningktan

produksi industri kecil makanan di

Kabupaten Mandailing

Natal.

2 Elsa Astarina Ginting

Analisis pengaruh kredit perbankan, lama

usaha, dan tingkat

pendidikan terhadap omset pengusaha kecil

rotan di Kecamatan

Medan Barat, Medan

Variabel independen :

kredit perbankan, lama usaha, dan

tingkat pendidikan Variabel

dependen : Omset pengusaha kecil

rotan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kredit perbankan, lama usaha dan tingkat pendidikan mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap omset pengusaha kecil rotan di Kecamatan Medan Barat, Medan.

3 Noralina Tobana Nainggolan , 2007.

Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong

Perkembangan Industri Batubata

di Kabupaten Samosir

Variabel independen : nilai

mesin dan peralatannya, dan

tenaga kerja. Variabel

dependen nya adalah nilai produksi.

Bahwa variabel nilai mesin dan peralatannya serta variabel tenaga kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap peningkatan nilai produksi batubata di Kabupaten Samosir.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri ...

34

2.10 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual atau kerangka berfikir merupakan model konseptual

yang menjelaskan bagaimana hubungan antar teori dan berbagai faktor yang

diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir diperlukan apabila

dalam penelitian terdapat dua variabel atau lebih. Kerangka berfikir yang baik

akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti

(Sugyono,2007:88). Dalam kerangka penelitian ini variabel yang akan di teliti

adalah : tenaga kerja, umur perusahaan, legalitas usaha, fasilitas kredit sebagai

variabel independen dan perkembangan industri kecil makanan yang dilihat dari

jumlah produksi, tujuan pemasaran, pendapatan industri kecil sebagai variabel

dependen.

Perkembangan industri kecil dipengaruhi secara signifikan oleh variabel

jumlah tenaga kerja, unur usaha, legalitas usaha, dan perolehan fasilitas kredit dari

lembaga keuangan (Handrimuthjahyo, A. Dedy., Y. Sri Susilo dan Amiluhur

Soeroso (2007)). Berdasarkan uraian diatas maka dibuat kerangka konseptual

sebagai berikut :

Gambar 1.1 Kerangka konseptual

Fasilitas kredit (X4)

Tenaga kerja (X1)

Umur perusahaan(X2)

a.Jumlah produksi

Legalitas Usaha (X3)

b.Tujuan pemasaran

c.Pendapatan

Perkembangan industri kecil (Y)

Universitas Sumatera Utara

Page 28: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Industri ...

35

2.11 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek

penelitian dimana tingkat kebenaran nya masih perlu untuk di uji. Hipotesis pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : Tenaga kerja memiliki hubungan dengan jumlah produksi.

H2 : Tenaga kerja memiliki hubungan dengan tujuan pemasaran

H3 : Tenaga kerja memiliki hubungan dengan pendapatan

H4 : Umur perusahaan memiliki hubungan dengan jumlah produksi

H5 : Umur perusahaan memiliki hubungan dengan tujuan pemasaran

H6 : Umur perusahaan memiliki hubungan dengan pendapatan

H7 : Legalitas usaha memiliki hubungan dengan jumlah produksi

H8 : Legalitas usaha memiliki hubungan dengan tujuan pemasaran

H9 : Legalitas usaha memiliki hubungan dengan pendapatan

H10 : Fasilitas kredit memiliki hubungan dengan jumlah produksi

H11 : Fasilitas kredit memiliki hubungan dengan tujuan pemasaran

H12 : Fasilitas kredit memiliki hubungan dengan pendapatan

Universitas Sumatera Utara